• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI PKU MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI PKU MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

KECEMASAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI PKU MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat

Sarjana Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh SUCI APRILIA

20120320056

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

(2)

KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI

HEMODIALISIS DI PKU MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat

Sarjana Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh SUCI APRILIA

20120320056

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

(3)

KECEMASAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI PKU MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA

Disusun Oleh:

SUCI APRILIA 20120320056

Telah disetujui dan diseminarkan pada tanggal 24 Juni 2016

Dosen pembimbing Dosen penguji

Resti Yulianti Sutrisno, M.Kep., Ns., Sp.Kep.MB

NIK : 19870719201504173185

Shanti Wardaningsih, M.Kep., Ns., Sp.Jiwa., Ph.D

NIK : 173058

Mengetahui

Kaprodi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

(4)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Suci Aprilia

NIM : 20120320056

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UMY

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang penulis tulis ini benar-benar merupakan hasil karya penulis sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir Karya Tulis Ilmiah ini.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil jiplakan, maka penulis bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Yogyakarta, 20 Juni 2016

Yang membuat pernyataan,

(5)

Sujud syukur Alhamdulillah

Penulis mempersembahkan karya tulis ini kepada:

Ayah dan Ibu,

usaha dan doa kalian selalu mengiringi langkah penulis untuk mencapai semua ini.

Tante Hj. Giyem dan Tante Romnah,

Om Kangto dan Tante Kangto,

Kak Sofyan, Kak Opik

(6)

v

KATA PENGANTAR Assalammu’alaikum Wr. Wb.

Puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat

dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan

judul “Faktor-faktor yang berhubungan dengan pasien gagal ginjal kronik yang

menjalani hemodialisis di PKU Muhammadiyah 2 Yogyakarta”. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang telah menjadi suri

tauladan bagi kita. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi sebagian

syarat memperoleh derajat sarjana Keperawatan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuan selama penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, antara lain:

1. Bapak Muksin Suratno dan Ibu Samsiyah selaku oarang tua yang telah

mendukung dengan semua perhatian, nasihat, motivasi dan doa yang tak

pernah putus untuk penulis.

2. dr. H. Ardi Pramono, Sp.An.,M.Kes selaku dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Sri Sumaryani, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Mat.,HNC., selaku Ketua Program

Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

4. (Almarhumah) Yuni Permatasari Istanti, Ns., M.Kep., Sp.KMB., CWCS.,

HNC selaku pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan

membimbing penulis di setengah perjalanan pertama untuk menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Resti Yulianti Sutrisno, M.Kep., Ns., Sp.Kep.MB selaku pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan membimbing penulis di setengah

perjalan terakhir untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Shanti Wardaningsih, Ns., M. Kep., Sp. Jiwa., Ph.D selaku dosen penguji

yang telah memberikan saran perbaikan demi kemajuan peneliti.

7. Direktur Pendidikan dan Penelitian RS PKU Muhammadiyah 2 Yogyakarta

yang telah memberi izin dalam melakukan penelitian ini.

8. Seluruh staf perawat dan pasien hemodialisis di unit hemodialisis RS PKU

(7)

Setiadi, Riskawati Abd. Kadir, Sry Fajriani, Siska Pratiwi, Asri Pradhani

Kusuma Laily, Khoirun nisa.

10. Seluruh Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan angkatan 2012.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan masih banyak terdapat

kekurangan karena keterbatasan pengetahuan, oleh karena itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk dikemudian hari.

Semoga proposal ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca

pada umumnya, semoga kita semua selalu dalam karunia Allah SWT.

Yogyakarta, 20 Juni 2016

(8)

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL KTI ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

INTISARI ... xii

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Keaslian Penelitian ... 6

BAB II ... 8

TINJAUAN PUSTAKA... 8

A. Landasan Teori... 8

1. Gagal Ginjal Kronik ... 8

2. Hemodialisis ... 11

3. Kecemasan ... 14

B. Kerangka Teori... 19

C. Kerangka Konsep ... 19

D. Pertanyaan Penelitian ... 20

BAB III... 21

METODE PENELITIAN ... 21

A. Rancangan Penelitian ... 21

B. Populasi dan Sampel ... 21

C. Variabel Penelitian ... 22

D. Definisi Operasionl ... 23

E. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

F. Intrumen Penelitian... 24

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 26

H. Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data ... 27

I. Teknik Analisis Data ... 28

J. Etika Penelitian ... 29

BAB IV ... 31

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 31

B. Hasil Penelitian ... 32

1. Hasil Univariat... 32

(9)

D. Kekuatan dan Kelemahan Penelitian ... 48

BAB V ... 50

KESIMPULAN DAN SARAN ... 50

A. Kesimpulan ... 50

B. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 53

(10)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ... 6

Tabel 2.1 Etiologi Gagal Ginjal Kronik ... 11

Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 23

Tabel 3.2 Analisa Data ... 28

Tabel 4.1 Hasil Univariat Variabel Independen ... 32

Tabel 4.2 Hasil Univariat Variabel Dependen ... 34

Tabel 4.3 Hubungan Umur dengan Tingkat Kecemasan ... 35

Tabel 4.4 Hubungan Jenis Kelamin dengan Tingkat Kecemasan ... 35

Tabel 4.5 Hubungan Pekerjaan dengan Tingkat Kecemasan ... 36

Tabel 4.6 Hubungan Lama Hemodialisis dengan Tingkat Kecemasan ... 37

(11)
(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Social Support Questionnaire

Lampiran 2. InstrumenGAD(Generalized Anxiety Disorder)7

Lampiran 3. Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 4. Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 5. Lembar Kuesioner

Lampiran 6. Lembar Etik Penelitian

Lampiran 7. Surat Keterangan Kelayakan Etika Penelitian

Lampiran 8. Surat Ijin Survey Pendahuluan

Lampiran 9. Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 10. Surat Ijin Penelitian

(13)

KECEMASAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI PKU MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat

Sarjana Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh SUCI APRILIA

20120320056

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

(14)

ii

HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL KTI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI

HEMODIALISIS DI PKU MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA

Disusun Oleh:

SUCI APRILIA 20120320056

Telah disetujui dan diseminarkan pada tanggal 24 Juni 2016

Dosen pembimbing Dosen penguji

Resti Yulianti Sutrisno, M.Kep., Ns., Sp.Kep.MB

NIK : 19870719201504173185

Shanti Wardaningsih, M.Kep., Ns., Sp.Jiwa., Ph.D

NIK : 173058

Mengetahui

Kaprodi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

(15)

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Suci Aprilia

NIM : 20120320056

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UMY

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang penulis tulis ini benar-benar merupakan hasil karya penulis sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir Karya Tulis Ilmiah ini.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil jiplakan, maka penulis bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Yogyakarta, 20 Juni 2016

Yang membuat pernyataan,

(16)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Sujud syukur Alhamdulillah

Penulis mempersembahkan karya tulis ini kepada:

Ayah dan Ibu,

usaha dan doa kalian selalu mengiringi langkah penulis untuk mencapai semua ini.

Tante Hj. Giyem dan Tante Romnah,

Om Kangto dan Tante Kangto,

Kak Sofyan, Kak Opik

(17)

KATA PENGANTAR Assalammu’alaikum Wr. Wb.

Puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat

dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan

judul “Faktor-faktor yang berhubungan dengan pasien gagal ginjal kronik yang

menjalani hemodialisis di PKU Muhammadiyah 2 Yogyakarta”. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang telah menjadi suri

tauladan bagi kita. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi sebagian

syarat memperoleh derajat sarjana Keperawatan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuan selama penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, antara lain:

1. Bapak Muksin Suratno dan Ibu Samsiyah selaku oarang tua yang telah

mendukung dengan semua perhatian, nasihat, motivasi dan doa yang tak

pernah putus untuk penulis.

2. dr. H. Ardi Pramono, Sp.An.,M.Kes selaku dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Sri Sumaryani, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Mat.,HNC., selaku Ketua Program

Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

4. (Almarhumah) Yuni Permatasari Istanti, Ns., M.Kep., Sp.KMB., CWCS.,

HNC selaku pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan

membimbing penulis di setengah perjalanan pertama untuk menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Resti Yulianti Sutrisno, M.Kep., Ns., Sp.Kep.MB selaku pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan membimbing penulis di setengah

perjalan terakhir untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Shanti Wardaningsih, Ns., M. Kep., Sp. Jiwa., Ph.D selaku dosen penguji

yang telah memberikan saran perbaikan demi kemajuan peneliti.

7. Direktur Pendidikan dan Penelitian RS PKU Muhammadiyah 2 Yogyakarta

yang telah memberi izin dalam melakukan penelitian ini.

8. Seluruh staf perawat dan pasien hemodialisis di unit hemodialisis RS PKU

(18)

vi

9. Yunita Resty Lestari, Helena Widyastuti, Indah Depriyanti, Anisa Fauziah

Hanum, Mentari Kusuma Rini, Rizaludin Akbar, Yurika Chendy, Herka

Setiadi, Riskawati Abd. Kadir, Sry Fajriani, Siska Pratiwi, Asri Pradhani

Kusuma Laily, Khoirun nisa.

10. Seluruh Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan angkatan 2012.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan masih banyak terdapat

kekurangan karena keterbatasan pengetahuan, oleh karena itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk dikemudian hari.

Semoga proposal ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca

pada umumnya, semoga kita semua selalu dalam karunia Allah SWT.

Yogyakarta, 20 Juni 2016

(19)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL KTI ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

INTISARI ... xii

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Keaslian Penelitian ... 6

BAB II ... 8

TINJAUAN PUSTAKA... 8

A. Landasan Teori... 8

1. Gagal Ginjal Kronik ... 8

2. Hemodialisis ... 11

3. Kecemasan ... 14

B. Kerangka Teori... 19

C. Kerangka Konsep ... 19

D. Pertanyaan Penelitian ... 20

BAB III... 21

METODE PENELITIAN ... 21

A. Rancangan Penelitian ... 21

B. Populasi dan Sampel ... 21

C. Variabel Penelitian ... 22

D. Definisi Operasionl ... 23

E. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

F. Intrumen Penelitian... 24

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 26

H. Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data ... 27

I. Teknik Analisis Data ... 28

J. Etika Penelitian ... 29

BAB IV ... 31

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 31

B. Hasil Penelitian ... 32

1. Hasil Univariat... 32

(20)

viii

C. Pembahasan ... 38

1. Pembahasan Umum ... 38

2. Pembahasan Analisis Bivariat ... 41

D. Kekuatan dan Kelemahan Penelitian ... 48

BAB V ... 50

KESIMPULAN DAN SARAN ... 50

A. Kesimpulan ... 50

B. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 53

(21)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ... 6

Tabel 2.1 Etiologi Gagal Ginjal Kronik ... 11

Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 23

Tabel 3.2 Analisa Data ... 28

Tabel 4.1 Hasil Univariat Variabel Independen ... 32

Tabel 4.2 Hasil Univariat Variabel Dependen ... 34

Tabel 4.3 Hubungan Umur dengan Tingkat Kecemasan ... 35

Tabel 4.4 Hubungan Jenis Kelamin dengan Tingkat Kecemasan ... 35

Tabel 4.5 Hubungan Pekerjaan dengan Tingkat Kecemasan ... 36

Tabel 4.6 Hubungan Lama Hemodialisis dengan Tingkat Kecemasan ... 37

(22)

x

DAFTAR GAMBAR

(23)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Social Support Questionnaire

Lampiran 2. InstrumenGAD(Generalized Anxiety Disorder)7

Lampiran 3. Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 4. Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 5. Lembar Kuesioner

Lampiran 6. Lembar Etik Penelitian

Lampiran 7. Surat Keterangan Kelayakan Etika Penelitian

Lampiran 8. Surat Ijin Survey Pendahuluan

Lampiran 9. Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 10. Surat Ijin Penelitian

(24)

ii

HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL KTI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI

HEMODIALISIS DI PKU MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA

Disusun Oleh:

SUCI APRILIA 20120320056

Telah disetujui dan diseminarkan pada tanggal 24 Juni 2016

Dosen pembimbing Dosen penguji

Resti Yulianti Sutrisno, M.Kep., Ns., Sp.Kep.MB

NIK : 19870719201504173185

Shanti Wardaningsih, M.Kep., Ns., Sp.Jiwa., Ph.D

NIK : 173058

Mengetahui

Kaprodi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

(25)

Pembimbing:

Resti Yulianti Sutrisno, M.Kep., Ns., Sp.Kep.MB

INTISARI

Latar Belakang: Jumlah pasien gagal ginjal mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pasien gagal ginjal kronik memerlukan terapi dialisis untuk mempertahankan hidupnya. Hemodialisis merupakan terapi dialisis yang banyak digunakan pasien gagal ginjal kronik. Hemodialisis memiliki beberapa dampak salah satunya yaitu psikologis seperti kecemasan. Pasien yang mengalami kecemasan membuat terapi hemodialisis tidak optimal.

Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di PKU Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

Metode Penelitian: Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan

cross sectional. Teknik yang digunakan adalah total sampling dan didapatkan 85 responden. Pengambilan data pada bulan April 2016. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Generalized Anxiety Disorder (GAD) 7 dan Social Support Questionnaire (SSQ) 6. Analisis penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji korelasi Somers’d.

Hasil Penelitian: Hasil analisis uji univariat adalah mayoritas pasien berumur pada tahap lansia awal (46 - 55 tahun) (36,5 %), pasien berjenis kelamin laki-laki (69,4 %), pasien yang bekerja (56,5 %), pasien dengan lama hemodialisisnya > 6 bulan (89,4 %), pasien dengan dukungan sosial yang buruk (61,2 %) dan pasien dengan tingkat kecemasan minimal (76,5 %). Hasil analisis uji bivariat didapatkan hasil p > 0,05 yang berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna antara variabel dependen dengan variabel independen.

Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara faktor usia, jenis kelamin, pekerjaan , lama hemodialisis dan dukungan sosial dengan tingkat kecemasan pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis di PKU Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

(26)

xiii

Suci Aprilia (2016) Factors Related to the Anxiety Level of Patients with Chronic Renal Failure Undergoing Hemodialysis in PKU Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

Advisor:

Resti Yulianti Sutrisno, M.Kep., Ns., Sp. Kep.MB

ABSTRACT

Background: The number of chronic renal failure patients having an increase in every years. Chronic renal failure patients needed dialysis therapy for maintain their life. Hemodialysis is therapy much used chronic renal failure patients. Hemodialysis have an impact one of them is psychological like the anxiety. Patient that have a anxiety caused to hemodialysis did not optimum.

Objective: The aim of this study was to know factors related to the anxiety level of patients with chronic renal failure undergoing hemodialysis in PKU Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

Methods: This study was a quantitative research with cross sectional approachment. Technique that used is total sampling technique and gets 85 respondent. Data collected in April 2016. Collecting data used Generalized Anxiety Disorder (GAD) 7 Questionnaire and Social Supoort Quetionnaire (SSQ) 6. The analysis of this reasearch is univariat analysis and bivariat analysis that use Kolmogorov-Smirnov test and Somers’d correlation test.

Results: The results of univariat analysis is the majority of patients was at the beginning of the erderly (46-55 years old) (36,5 %), male patients (69,4 %), patient that have job (56,5 %), patient that more than 6 month hemodialysis (89,5 %), patients with bad social support (61,2 %), and patients with minimal anxiety level (76,5 %). The result of bivariat analysis gets p > 0,05 that means there is no meaningfull correlation between dependent variabel and independent variabel.

Conclusion: There is no meaningfull correlation between factors age, gender, job, the length of hemodialysis and social support with the anxiety level of patients with chronic renal failure undergoing hemodialysis in PKU Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

(27)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ginjal merupakan salah satu organ tubuh yang mempunyai fungsi

utama, yaitu mempertahankan homeostatis dalam tubuh. Ginjal

mempertahankan homeostatis dengan cara mengatur keseimbangan air

dalam tubuh, mengatur konsentrasi garam dalam darah, dan keseimbangan

asam-basa darah, serta ekskresi bahan buangan dan kelebihan garam.

Keadaan kedua ginjal yang gagal menjalankan fungsinya dengan baik

disebut dengan Gagal Ginjal Kronik (GGK) (Brunner & Suddart, 2001).

Prevalensi gagal ginjal kronik menurut United State Renal Data System (USRDDS) pada tahun 2009 adalah sekitar 10 - 13 % didunia.

Hampir setiap tahunnya sekitar 70.000 orang di Amerika Serikat

meninggal dunia disebabkan oleh gagal ginjal. Menurut data PT Askes,

ada sekitar 14,3 juta orang Indonesia penderita gagal ginjal tahap akhir

saat ini menjalani pengobatan yaitu dengan prevalensi 433 perjumlah

penduduk, jumlah ini akan meningkat hingga melebihi 200 juta pada tahun

2025 (Sandra, 2012). Indonesian Renal Registry (IRR) tahun 2012 melaporkan jumlah pasien gagal ginjal mengalami peningkatan setiap

tahunnya, termasuk di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang sekarang

berjumlah 1.868 pasien.

Penderita GGK memerlukan terapi pengganti fungsi ginjal untuk

mempertahankan hidupnya. Terapi pengganti fungsi ginjal tersebut terdiri

dari dialisis dan transplantasi ginjal. Dialisis merupakan terapi pengganti

(28)

2

ginjal di Indonesia. Dialisis dibedakan menjadi dua jenis, hemodialisis dan

peritoneal dialisis. Hemodialisis masih menjadi alternatif utama bagi

penderita gagal ginjal kronik di Indonesia (Wartilisna, et al., 2015).

Hemodialisis adalah suatu prosedur dimana darah dikeluarkan dari

tubuh penderita dan beredar dalam sebuah mesin di luar tubuh yang

disebut dialiser. Pasien melakukan hemodialisis 2 – 3 kali dalam seminggu

secara rutin, sedangkan lama pelaksanaannya paling sedikit 3 – 4 jam

dalam sekali tindakan terapi. Kegiatan ini berlangsung secara

terus-menerus sepanjang hidup pasien (Supriyadi, 2011). Pasien yang menjalani

hemodialisis akan merasakan akibatnya seperti kram otot, sakit kepala,

mual, muntah, dan hipotensi. Selain itu, menurut Canisti (2007) dampak

psikologis yang dirasakan pada saat tindakan hemodialisis adalah

kecemasan. Dampak ini sering kali diabaikan oleh tenaga kesehatan

seperti dokter atau perawat, padahal psikologis berperan besar dalam

mengoptimalkan keberhasilan terapi hemodialisis ini (Zahrofi, et al., 2013).

Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar yang

berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya (Wartilisna, et al.,

2015). Setiap individu akan mengalami tingkat kecemasan yang berbeda

meskipun dengan stimulus yang sama. Kecemasan dapat diekspresikan

secara langsung melalui respon fisiologis, kognitif, perilaku dan respon

emosi (Rahmi, 2008).

Seseorang yang menjalani terapi hemodialisis akan mengalami

(29)

dari fisik, psikologis, sosial, ekonomi dan spiritual. Perubahan-perubahan

ini yang dapat menjadi faktor yang menimbulkan kecemasan pasien dalam

menjalani hemodialisis, apalagi pasien yang baru saja memulai terapi

hemodialisis (Raziansyah, 2012).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Denpasar terhadap pasien

yang menjalani hemodialisis secara teratur mendapat hasil tingkat

kecemasan 19,6%. Penelitian tentang tingkat kecemasan pasien di RSUP

Prof Dr.R.D Kandou Manado mendapatkan hasil bahwa semua responden

mengalami kecemasan, meskipun tingkat kecemasan yang bervariasi.

Menurut penelitian tersebut, dari 189 responden terdapat 53% mengalami

tingkat kecemasan berat, 46% mengalami tingkat kecemasan sedang dan 1%

mengalami tingkat kecemasan ringan (Wartilisna, et al., 2015).

Menurut Isaac (2004) ada beberapa faktor yang mempengaruhi

kecemasan diantaranya: umur, jenis kelamin, tahap perkembangan, tipe

kepribadian, pendidikan, status kesehatan, makna yang dirasakan,

nilai-nilai budaya dan spiritual, dukungan sosial dan lingkungan, mekanisme

koping dan pekerjaan (Untari, 2014). Faktor mekanisme koping sudah

terbukti memiliki hubungan dengan tingkat kecemasan pasien yang

menjalani hemodialisis (Romani, 2013). Berdasarkan penelitian ditemukan

bahwa pemberian terapi murottal Al-Quran yang termasuk dalam faktor

spiritual dapat menurunkan kecemasan pasien yang menjalani

hemodialisis (Zahrofi, et al., 2013).

Berdasarkan studi pendahuluan pada salah satu rumah sakit di DI

(30)

4

Muhammadiyah 2 Yogyakarta, jumlah pasien yang menjalani hemodialisis

secara rutin pada bulan februari sebanyak 130 pasien. Pasien hemodialisa

bertambah rata-rata 8 pasien setiap bulannya. Prevalensi paling banyak

adalah pasien dengan usia diantara 30-50 tahun dan pasien dengan jenis

kelamin laki-laki. Rasa cemas masih terjadi pada pasien hemodialisis,

terlebih pada pasien yang baru menjalani hemodialisis. Kecemasan berat

merupakan tingkat kecemasan paling banyak dirasakan pasien yang

menjalani hemodialisis. Mereka mengeluh pusing ketika melakukan

hemodialisis. Pasien juga melaporkan khawatir akan kesehatan mereka

karena sekarang hidupnya tergantung dengan alat. Pasien yang menjalani

hemodialisis, semakin lama membuat pasien lebih mandiri dalam

melakukan terapi. Pasien banyak yang menjalani hemodialisis sendiri

tanpa ditemani atau ditunggui oleh keluarga dekat maupun seorang teman.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas tingkat kecemasan penderita gagal

ginjal kronik yang menjalani hemodialisis masih tinggi, maka peneliti

merumuskan masalah sebagai berikut : Apa saja faktor-faktor yang

berhubungan dengan tingkat kecemasan pasien gagal ginjal kronik yang

menjalani hemodialisis di PKU Muhammadiyah 2 Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum:

Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat

kecemasan pasien GGK yang menjalani hemodialisis di PKU

(31)

2. Tujuan khusus:

a. Mengetahui gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan

kecemasan yaitu umur, jenis kelamin, lama hemodialisis,

pekerjaan dan dukungan sosial pasien GGK yang menjalani

hemodialisis di PKU Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

b. Mengetahui tingkat kecemasan pasien GGK yang menjalani

hemodialisis di PKU Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

c. Mengetahi hubungan antara umur, jenis kelamin, lama

hemodialisis, pekerjaan dan dukungan sosial dengan tingkat

kecemasan pasien GGK yang menjalani hemdoalisis di PKU

Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi rumah sakit

Memberikan gambaran secara objektif tentang tingkat kecemasan

pasien yang menjalani hemodialisis di PKU Muhammadiyah 2

Yogyakarta sehingga rumah sakit bisa mengoptimalkan pelayanan dan

keberhasilan terapi hemodialisis.

2. Bagi intitusi keperawatan

Memberikan informasi dalam penyusunan intervensi keperawatan

dengan lebih tepat yang akan dilakukan pada pasien hemodialisis

sehingga mengoptimalkan terapi hemodialisis.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai sumber penelitian selanjutnya, karena bisa menjadi masukan

(32)

6

E. Keaslian Penelitian

Penelitian tentang tingkat kecemasan pasien GGK yang menjalani

hemodialisis telah beberapa kali dilakukan, sebagaimana tercantum dalam

tabel berikut:

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No. Judul Karya Ilmiah & Penulis

Jenis

Penelitian Hasil Persamaan & Perbedaan

1. Hubungan Mekanisme Koping Individu dengan Tingkat Kecemasan pada Pasien Gagal Ginjal Kronis yang menjalani Hemodialisa RSUP Dr. individu dengan tingkat kecemasan pada pasien gagal ginjal kronis di unit hemodialisa RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.

Persamaannya yaitu pada metode penelitiannya yang menggunakan deskriptik analitik dengan studi korelasi serta dengan rancangan cross-sectional. Variabel dependennya juga sama dengan variabel yang digunakan peniliti. Perbedaanya yaitu lokasi, waktu dan subjeknya.

Terdapat perbedaan yang bermakna antara frekuensi dan periode hemodialisis dan derajat kecemasan pada penderita hemodialisis.

Persamaanya yaitu pada variabelnya yang meneliti tentang kecemasan. Perbedaanya yaitu pada metode yang menggunakan observasional sedangkan peneliti menggunakan deskriptif analitik. Perbedaanya juga terdapat pada lokasi, waktu, dan subjek

Survei analitik Terdapat hubungan tindakan hemodialisa dengan tingkat kecemasan klien gagal ginjal kronik.

Persamaannya yaitu pada variabel yang diteliti. Perbedaanya yaitu pada metode yang digunakan adalah meotde survei analitik sedangkan peneliti menggunakan metode deskriptif analitik. Perbedaanya terdapat juga pada lokasi, waktu dan subjek penelitian.

4. Pengaruh Pemberian Terapi Murottal Al-Quran terhadap Tingkat Kecemasan pada Pasien Hemodialisa Di RS PKU Muhammadiyah murottal Al-Qur’an terhadap tingkat kecemasan pasien hemodialisa di RS PKU Muhammadiyah

Surakarta

Persamaannya yaitu pada variabel dependennya yang meneliti tentang tingkat kecemasan. Perbedaanya yaitu pada metode penelitian yang menggunakan quasi eksperiment

sedangkan peneliti menggunakan metode deskriptif analitik. Perbedaanya terdapat juga pada lokasi, waktu, dan subjek penelitiannya.

5. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kecemasan Pasien Hemodialisa Di Rumah Sakit PKU pasien yang menjalani hemodialisa

Persamaanya yaitu pada pendekatan metode penelitiannya yang menggunakan pendekatan cross-sectional. Persamaanya juga terdapat pada variabel yaitu tentang kecemasan. Perbedaannya yaitu pada lokasi, waktu dan subjek penelitian.

Sementara itu penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah tentang

(33)

yang menjalani hemodialisis. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah

penelitian yang bersifat deskriptif analitik yaitu menjelaskan hubungan

antar variabel. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey,

(34)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Gagal Ginjal Kronik

a. Definisi Gagal Ginjal Kronik

Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologis

dengan berbagai macam penyebab yang mengakibatkan rusaknya

nefron pada ginjal secara progresif, dan umumnya berakhir

menjadi gagal ginjal. Gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis

yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang bersifat

ireversibel. Stadium terakhir dari gagal ginjal disebut end-stage renal disease (ERSD) atau gagal ginjal terminal (Lewis, et al.,

2004).

Menurut Price & Wilson (2005), gagal ginjal adalah suatu

kondisi ginjal yang kehilangan kemampuannya untuk

mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh dalam

keadaan asupan makanan normal. Gagal ginjal biasanya dibagi

menjadi dua kategori yaitu gagal ginjak akut dan gagal ginjal

kronik. Gagal ginjal kronik (GGK) merupakan perkembangan

gagal ginjal yang progresif dan biasanya berlangsung beberapa

tahun. Gagal ginjal kronik terjadi setelah berbagai macam

penyakit yang merusak massa nefron ginjal.

Gagal ginjal kronis adalah kerusakan ginjal progresif yang

berakibat fatal dan ditandai dengan uremia (urea dan limbah

(35)

jika tidak dilakukan dialisis atau transplantasi ginjal) (Nursalam,

2007 dalam Ismail, et al., 2012). Menurut Sjamsuhidajat (2010) gagal ginjal kronik adalah kerusakan ginjal menetap selama atau

lebih dari 3 bulan yang mengakibatkan laju filtrasi glomerulous

kurang dari 60 ml/menit/1,73 m².

b. Klasifikasi Gagal Ginjal Kronik

Menurut Kidney/Disease Outcomes Quality Initiative

(K/DOQI) (dalam Lewis, et al., 2004), gagal ginjal kronis dapat

diklasifikasikan pada beberapa stadium sebagai berikut: stadium 1:

kerusakan ginjal dengan GFR (Glomerular Flitration Rate) normal (> 90 ml/menit/1,73 m²), stadium 2: kerusakan ginjal

dengan penurunan GFR ringan (GFR 60 – 89 ml/menit/1,73 m²),

stadium 3: penurunan GFR sedang (30 – 59 ml/menit/1,73 m²),

stadium 4: penurunan GFR berat (15 – 29 ml/menit/1,73 m²), dan

terakhir stadium 5: bisa disebut gagal ginjal terminal (GFR <15

ml/menit/1,73 m²).

Berdasarkan perjalanan klinisnya, gagal ginjal kronis dapat

dibagi menjadi tiga stadium (Price & Wilson, 2005), yaitu:

stadium pertama dinamakan penurunan cadangan ginjal. Stadium

ini kreatini serum dan kadar BUN (Blood Urea Nitrogen) normal,

dan penderita asimptomatik (tidak menyadari gejala). Gangguan

fungsi ginjal hanya dapat terdeteksi dengan tes pemekatan urine

yang lama atau tes GFR yang teliti. Stadium kedua dinamakan

(36)

10

berfungsi telah rusak. GFR besarnya 25 % dari normal. Kadar

BUN dan kreatinin serum mulai meningkat melebihi normal.

Gejala nokturia (sering berkemih di malam hari sampai 700 ml)

dan poliuria (peningkatan volume urine yang terus menerus)

mulai timbul. Stadium ketiga dinamakan gagal ginjal stadium

akhir atau uremia. Sekitar 90 % dari massa nefron telah hancur,

atau hanya sekitar 200.000 nefron yang masih utuh. GFR hanya

10 % dari normal. Kadar BUN dan kreatinin serum akan

meningkat dengan sangat mencolok. Gejala yang timbul adalah

oligurik (pengeluaran urine kurang dari 500 ml/hari) karena

kegagalan glomerulus dan sindrom uremik.

c. Etiologi Gagal Ginjal Kronik

Menurut Sjamsuhidajat (2010), penyebab gagal ginjal

kronis terbanyak adalah:

Tabel 2.1 Etiologi Gagal Ginjal Kronik

Penyebab Insiden (%)

Diabetes melitus 49,3

Hipertensi 26,9

Lain-lain 9,5

Glomerulonefritis 8,9

Nefritis interstisial/pielonefritis 4,2

Penyakit kongenital 3,2

Glomerulonefritis sekunder/vaskulitis 2,2

Tumor 2,0

d. Manfestasi Klinis Gagal Ginjal Kronis

Menurut Lewis, et al. (2004), setiap sistem di tubuh dipengaruhi oleh fungsi ginjal yang dapat menimbulkan

(37)

sistem urinarianya, penderita biasanya merasakan gangguan pada

neuromuskularnya seperti lemah, gangguan tidur, sakit kepala,

letargi, gangguan muskular, kejang, bingung dan koma. Penderita

juga terganggu pada psikologisnya seperti penolakan, cemas,

depresi, dan psikosis. Gangguan kardiovaskuler, respirasi,

endokrin, reproduksi, metabolik, hematologi, integumen dan

gastrointestinal juga akan dirasakan penderita gagal ginjal kronis.

2. Hemodialisis

a. Definisi Hemodialisis

Hemodialisis adalah istilah yang digunakan untuk

mengeluarkan sisa metabolisme berupa zat terlarut dan air dari

darah melewati membran semipermeabel (dialiser), dimana

proses dialisis tergantung pada prinsip fisiologis yaitu difusi dan

ultrafiltrasi (Thomas, 2003). Hemodialisis membantu

mempertahankan hidup penderita gagal ginjal kronik sebagai

terapi pengganti fungsi ginjal. Tujuan dari hemodialisis adalah

mengendalikan uremi, kelebihan cairan, dan keseimbangan

elektrolit dalam tubuh (Arosa, et al., 2014).

Hemodialisis bisa mencegah kematian pada penderita gagal

ginjal kronik, tetapi tidak bisa menyembuhkan atau memulihkan

fungsi ginjal seperti semula. Pasien gagal ginjal kronik harus

menjalani terapi dialisis sepanjang hidupnya. Hemodialisis pada

(38)

12

selama 3 sampai 4 jam setiap kali melakukan terapi (Brunert &

Suddart, 2002).

b. Prinsip yang Mendasari Hemodialisis

Terapi hemodialisis merupakan terapi dimana aliran darah

yang penuh dengan toksin dan limbah nitrogen dialihkan dari

tubuh pasien ke dializer tempat darah tersebut dibersihkan dan

kemudian dikembalikan lagi ke tubuh pasien. Dializer sebagaia

besarnya merupakan lempengan rata atau ginjal serat artificial

berongga yang berisi ribuan tubulus selofan yang halus dan

bekerja sebagai membran semipermeabel. Aliran darah akan

melewati tubulus tersebut sementara cairan dialisat bersirkulasi di

sekelilingnya. Pertukaran limbah dari darah ke dalam cairan

dialisat akan terjadi melalui membrane semipermeabel tubulus

(Brunner & Suddarth, 2002).

Terdapat tiga prinsip yang mendasari kerja hemodialisa,

yaitu difusi, osmosis, dan ultrafiltrasi. Toksin dan zat limbah di

dalam darah dikeluarkan melalui proses difusi dengan cara

bergerak dari darah, yang memiliki konsentrasi tinggi, ke cairan

dialisat dengan konsentrasi yang lebih rendah. Air yang

berlebihan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses osmosis.

Pengeluaran air ini dapat dikendalikan dengan menciptakan

gradien tekanan. Air akan bergerak dari tekanan yang lebih tinggi

(tubuh pasien) ke tekanan yang lebih rendah (mesin dialisat).

(39)

negatif yang dikenal sebagai ultrafiltrasi (Brunner & Suddarth,

2002).

c. Akses pada Sirkulasi Darah Pasien

Akses sirkulasi darah pasien dibagi menjadi beberapa

macam. Penderita yang menginginkan pemakaian yang segera

dan sementara bisa menggunakan akses subkalvia dan femoralis.

Akses sirkulasi yang lebih permanen bisa dengan askses fistula.

Fistula dibuat melalui pembedahan (biasanya pada lengan bawah)

dengan cara menghubungkan atau menyambung pembuluh arteri

dengan vena secara side-to-side (dihubungkan antar-sisi) atau

end-to-side (dihubungkan antara ujung dan sisi pembuluh darah).

Fistula tersebut memerlukan waktu 4 sampai 6 minggu untuk siap

digunakan. Penderita yang pembuluh darahnya tidak cocok untuk

dijadikan fistula, biasanya dibuat dengan tandur. Sebuah tandur

bisa dibuat dengan cara menjahit sepotong pembuluh arteri atau

vena dari sapi, material Gore-tex (heterograft) atau tandur vena

safena dari pasien sendiri (Brunner & Suddarth, 2002).

d. Indikasi dan Komplikasi Hemodialisis

Indikasi dialisa pada gagal ginjal kronik umumnya bila laju

filtrasi glomerulus (GFR) sudah kurang dari 5 ml/menit/1,73 m².

Penderita memerlukan dialisis bila dijumpai salah satu dari tanda

berikut: keadaan umum buruk dan gejala klinis nyata, K serum >

6 mEq/L, ureum darah > 200 mg/L, Ph darah < 7,1, Anuria

(40)

14

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, 2006 dalam Zahrofi,

et al., 2013). Komplikasi terapi dialisis dapat mencakup beberapa hal seperti: hipotensi yang dapat terjadi selama terapi dialisis

ketika cairan dikeluarkan, kehilangan darah, hepatitis dan kram

otot yang nyeri ketika cairan dan elektrolit dengan cepat

meninggalkan ruang ekstrasel (Zahrofi, et al., 2013).

3. Kecemasan

a. Definisi Kecemasan

Cemas (anxietas) adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon yang sumbernya sering

tidak spesifik atau tidak diketahui individunya sendiri (Herdman,

2014). Keadaan ini sering diekspresikan dengan perasaan takut

yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Menurut Kaplan,

et al., dalam Tokala, et al., (2015) kecemasan adalah suatu sinyal yang menyadarkan, memperingatkan adanya bahaya yang

mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan

mengatasi ancaman.

b. Tingkat Kecemasan

Tingkat kecemasan dibagi menjadi 4 (Zahrofi, et al., 2013), yaitu: (1) Kecemasan Ringan: berhubungan dengan ketegangan

dalam kehidupan sehari-hari, kecemasan ini menyebabkan

seseorang menjadi waspada; (2) Kecemasan sedang: manifestasi

yang muncul adalah kelelahan, denyut jantung, pernapasan dan

(41)

mampu untuk belajar namun tidak terfokus pada rangsang yang

tidak menambah kecemasan, mudah tersinggung, mudah lupa,

marah dan menangis; (3) Kecemasan berat: manifestasi yang

timbul adalah mengeluh pusing, sakit kepala, mual, tidak dapat

tidur (insomnia), sering kencing, diare, tidak mau belajar secara

efektif, berfokus pada dirinya sendiri, tidak berdaya, bingung dan

mengalami disorientasi; (4) Panik: tidak mampu melakukan

sesuatu walaupun dengan pengarahan tanda dan gejala yang

dialami seperti susah bernafas, dilatasi pupil, palpitasi, pucat,

diaphoresis, pembicaraan inkoheren, tidak dapat berespon

terhadap perintah yang sederhana, mengalami halusinasi dan

delusi, dan mengakibatkan peningkatan motorik, penurunan

kemampuan berhubungan dengan orang lain dan taisak mampu

berpikir rasional.

c. Respon Kecemasan

Berdasarkan jurnal penelitian yang dilakukan Wartilisna

(2015), ada beberapa respon kecemasan yaitu: respon fisiologis,

respon kognitif, respon perilaku dan respon emosi. Respon

fisiologis terhadap kecemasan adalah dengan mengaktifkan

sistem saraf otonom (simpatis maupun parasimpatis). Respon

kognitif terhadap kecemasan dapat mempengaruhi kemampuan

berfikir baik proses pikir maupun isi pikir, seperti tidak mampu

memperhatikan, konsentrasi menurun, mudah lupa, menurunnya

(42)

16

kecemasan dapat mempengaruhi motorik dan gerak refleks

seseorang. Respon emosi sering ditunjukkan dalam bentuk

kebingungan dan curiga berlebihan.

Menurut Stuart (2001), rentang respon individu terhadap

cemas berfluktuasi antara respon adaptif dan maladaptif. Rentang

respon yang paling adaptif adalah antisipasi dimana individu siap

siaga untuk beradaptasi dengan cemas yang mungkin muncul.

Sedangkan rentang yang paling maladaptif adalah panik dimana

individu sudah tidak mampu lagi berespon terhadap cemas yang

dihadapi sehingga mengalami gangguan fisik, perilaku maupun

kognitif.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan

Menurut Thallis (1995) terdapat dua ciri penting yaitu

ketidakmampuan mengendalikan pikiran buruk yang

berulang-ulang dan kecenderungan berpikir bahwa keadaan akan menjadi

semakin buruk. Faktor yang mempengaruhi kecemasan

diantaranya: umur, jenis kelamin, tahap perkembangan, tipe

kepribadian, pendidikan, status kesehatan, makna yang dirasakan,

nilai-nilai budaya dan spiritual, dukungan sosial dan lingkungan,

mekanisme koping dan pekerjaan (Untari, 2014).

Seseorang dengan semakin meningkat usianya semakin

baik tingkat kematangan seseorang meskipun sebenarnya tidak

mutlak. Perempuan memiliki kepekaan lebih tinggi dibandingkan

(43)

lebih tinggi. Tahap perkembangan sangat berpengaruh pada

perkembangan jiwa seperti konsep diri yang akan mempengaruhi

ide, pikiran, kepercayaan dan pandangan individu tentang dirinya.

Seseorang dengan kepribadian A sering menempatkan diri

mereka sendiri pada suatu tekanan waktu dengan menciptakan

suatu batasan sehingga mengalami stres dan cemas lebih mudah

dari pada orang yang memiliki kepribadian lain seperti seorang

dengan kepribadian B. Tingkat pendidikan berhubungan dengan

tingkat pengetahuan seseorang sehingga mempengaruhi dalam

kemampuan berfikir.

Tingkat kecemasan seseorang juga dipengaruhi status

kesehatan dimana seseorang yang sedang sakit dapat menurunkan

mekanisme koping mereka sehingga lebih sering mengalami stres

dan kecemasan. Nilai budaya dan spiritual, dukungan sosial dan

lingkungan, mekanisme koping juga pekerjaan sangat

berpengaruh karena mempengaruhi cara berpikir dan tingkah laku

seseorang.

Kapplan dan Sadock (1997) mengemukakan dalam Romani,

et al. (2013) bahwa gangguan kecemasan terjadi pada semua usia, lebih sering pada usia dewasa. Penelitian tersebut mendapat hasil

bahwa kecemasan ringan didominasi usia 41-50 tahun. Usia

tersebut termasuk dalam usia dewasa yaitu pada usia dewasa

(44)

18

dan pengalaman yang lebih dalam dalam memecahkan masalah,

sehingga mampu menekan kecemasan yang dirasakan.

Gangguan kecemasan lebih sering terjadi pada wanita

(Kaplan & Saddock, 1997). Subjek dan faktor interpersonal

mempengaruhi penilaian individu terhadap penilaian penyakitnya

yang akhirnya mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan.

Keadaan ekonomi yang rendah atau tidak memadai dapat

mempengaruhi peningkatan kecemasan pada klien. Penghasilan

dari pekerjaan klien dapat menjadi stressor dari segi financial

yang dapat menimbulkan respon kecemasan pada klien tersebut.

(Romani, et al. 2013).

Pasien GGK yang baru menjalani hemodialisis sangat besar

untuk mengalami kecemasan dikarenakan belum mengenal alat

dan cara kerja mesin hemodialisis, kurang adekuatnya informasi

dari tenaga kesehatan terkait prosedur hemodialisis maupun

kecemasan akan keberhasilan proses hemodialisis saat itu.

Menurut Gottlieb (1983) dalam Nursalam dan Dian (2007)

dikutip dalam Tokala, et al. (2015) mengungkapkan bahwa

dukungan sosial memberi bantuan yang nyata atau tindakan yang

diberikan oleh keakraban sosial atau didapat karena kehadiran

mereka dan mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku

(45)

B. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Kaplan & Sadock (1987), Brunner & Suddart (2001), Isaac

(2004), Untari (2014), Zahrofi, et al. (2013), Raziansyah (2012)

C. Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori tersebut, dapat disusun kerangka konsep sebagai berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Gagal Ginjal Kronik - Diabetes melitus

- Hipertensi

(46)

20

D. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan

kecemasan yaitu umur, jenis kelamin, lama hemodialisis, pekerjaan

dan dukungan sosial pasiek GGK yang menjalani hemodialisis di

PKU Muhammadiyah 2 Yogyakarta?

2. Bagaimana tingkat kecemasan pasien GGK yang menjalani

hemodialisis di PKU Muhammdiyah 2 Yogyakarta?

3. Apakah ada hubungan antara umur, jenis kelamin, pekerjaan, lama

hemodialisis dan dukungan sosial dengan tingkat kecemasan pasien

GGk yang menjalani hemodialisis di PKU Muhammadiyah 2

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yang

bersifat deskriptif analitik, yaitu menjelaskan antar variabel melalui pengujian

pertanyaan penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode survey, dengan pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang

menekankan waktu pengukuran data variabel hanya satu kali pada satu waktu

(Nursalam, 2013).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien gagal ginjal

kronik yang menjalani hemodialisa di PKU Muhammadiyah 2

Yogyakarta sejumlah 130 pasien.

2. Sampel

Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini pada

kriteria sebagai berikut:

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian antara lain:

1) Pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di

PKU Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

2) Kesadaran komposmentis

(48)

22

5) Mampu membaca dan menulis

6) Frekuensi hemodialisis 2 - 3 kali seminggu

b. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi pada penelitian ini antara lain:

1) Pasien yang mengalami gangguan penyakit serius lainnya

seperti gangguan jiwa dan stroke.

2) Pasien rawat inap di RS PKU Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

3. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah cara-cara yang ditempuh dalam

pengambilan sampel dengan proses menyeleksi porsi dari populasi untuk

dapat mewakili populasi (Nursalam, 2013). Penelitian ini menggunakan

teknik Total Sampling yaitu semua pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di PKU Muhammadiyah 2 Yogyakarta akan

dijadikan responden, tetapi berdasarkan kriteria yang ditentukan peneliti.

Pengambilan sampel selama bulan april. Sampelnya berjumlah 85 orang.

C. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat kecemasan

pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di PKU

Muhammdiyah 2 Yogyakarta. Variabel dependennya adalah tingkat

kecemasan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Variabel

independennya adalah faktor-faktor yang berhubungan antara lain: umur,

(49)

D. Definisi Operasionl

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1. Kecemasan Pasien hemodialisis

yang merasa gelisah, berbagai hal, keadaan sulit santai, sangat gelisah sehingga sulit untuk duduk diam, (Generalized Anxiety Disorder) 7 yang 3: hampir setiap hari

Tingkat kecemasan

3. Jenis kelamin Kelompok pasien hemodialisis yang terbentuk karena perbedaan sistem reproduksi yaitu laki-laki dan perempuan. kategori yaitu pasien yang lama hemodialisisnya

Kuesioner 1 = < 6 Bulan 2 = > 6 Bulan

(50)

24

dan pasien yang lama hemodialisisnya lebih dari 6 bulan.

5. Pekerjaan Kegiatan dan profesi pasien hemodialisis. Dibagi dalam 2 kategori yaitu pasien yang tidak bekerja dan pasien yang bekerja.

Kuesioner 1 = Tidak bekerja 2 = Bekerja meliputi aspek fisik maupun psikologis, ekonom untuk pasien hemodialisisi. Dilihat dari ada atau tidaknya seseorang ketika

Questionnaire (SSQ) yang terdiri dari 2 aspek social support, yaitu:

E. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Unit Hemodialisis PKU

Muhammdiyah 2 Yogyakarta. Waktu penelitian dilakukan pada bulan April

2016.

F. Intrumen Penelitian

Intrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa kuesioner yang

berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai faktor-faktor yang berhubungan

dengan tingkat kecemasan pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis.

Variabel independent yang diteliti melalui kuesioner meliputi umur, jenis

(51)

Kuesioner dalam penelitian ini akan dibagi menjadi beberapa bagian,

yaitu:

1. Data identitas responden, yang berisi lima buah pertanyaan meliputi

nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan dan lama hemodialisis.

2. Dukungan sosial, instrumen yang digunakan adalah Social Support Questionnaire (SSQ) yang dibuat oleh Sarason, et al., (1983). SSQ

mengukur 2 aspek social support, yaitu:

a. Social Support Questionnaire Number (SSQN)

Aspek ini mengukur jumlah orang yang tersedia sebagai

penyedia social support bagi responden. Lembar kuesioner bagian ini responden diminta untuk menuliskan secara spesifik (inisial

nama, jenis kelamin dan hubungan dengan responden) orang-orang

yang dianggap dapat diandalkan oleh responden untuk memberi

dukungan dalam situasi tertentu. Subyek yang dituliskan mendapat

skor 1 dan jika tidak ada maka mendapat skor 0. Responden hanya

boleh menuliskan maksimal 9 orang. Skor minimal pada bagian ini

adalah 0 dan skor maksimal adalah 54. Rentang skor pada bagian ini

adalah 0 - 9. Skor akhir didapatkan dengan menjumlahkan skor pada

setiap item kemudian dibagi total item (6 item).

b. Social Support Questionnaire Satisfaction (SSQS)

Aspek ini mengukur derajat kepuasan responden atas social support yang diterima oleh responden. Pada bagian ini responden diminta untuk memilih derajat kepuasan atas social support yang

(52)

26

spesifik pada kolom SSQN. Skor minimal adalah 6 dan skor

maksimal adalah 36. Rentan skor pada bagian ini adalah 1 - 6. Skor

akhir didapatkan dengan menjumlahkan skor pada setiap item

kemudian dibagi total item (6 item).

Instrumen untuk pengukuran tingkat kecemasan peneliti menggunakan

GAD (Generalized Anxiety Disorder) 7. Skala GAD 7 pertama kali

ditemukan oleh Robert L. Spitzer bersama peniti lain pada tahun 2006. Skala

GAD 7 yang dikutip T Ary (2013) terdiri dari 7 pertanyaan dengan pilihan

jawaban adalah “tidak pernah”, “beberapa hari”, “lebih dari separuh waktu yang dimaksud”, dan “hampir setiap hari”. Pertanyaan yang ada dalam

kuesioner tersebut adalah untuk waktu 2 minggu terakhir. Skornya untuk

masing-masing pertanyaan adalah 0-3 sehingga skor minimal adalah 0 dan

skor maksimal adalah 21. Interpretasi GAD 7 ini adalah jika skor 0-4, orang

tersebut memiliki kecemasan minimal, skor 5-9 untuk kecemasan ringan, skor

10-14 untuk kecemasan sedang dan skor 15 atau lebih untuk kecemasan berat.

(T Ary, 2013)

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

Peneliti menggunakan Social Support Questionnaire (SSQ) sebagai

alat ukur dikarenakan SSQ telah banyak dipergunakan dalam penelitian

sebelumnya terlah teruji baik, baik validitas maupun reliabilitasnya dengan

(53)

inggris, sehingga perlu melakukan test retest untuk memberi kemudahan pada

responden dalam mengisi lembar kuesioner.

Skala GAD (Generalized Anxiety Disorder) 7 telah dibuktikan

memiliki validitas dan reabilitas cukup tinggi untuk melakukan pengukuran

kecemasan yaitu 0,94 dan 0,85. Kondisi ini menunjukkan bahwa pengukuran

kecemasan dengan menggunakan skala GAD 7 akan diperoleh hasil valid dan

reliable (Homans,W., 2012).

H. Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data

Gambar 3.1 Prosedur Pengambilan atau Pengimpulan Data

Peneliti bertemu dan meminta bantuan kepada kepala ruang atau bangsal hemodialisis yang bertanggung jawab di tempat penelitian untuk

mengumpulkan data pasien hemodialisis

Peneliti mengajukan surat permohonan izin dari institusi kepada Direktur PKU Muhammadiyah 2 Yogyakarta

Peneliti mendapat surat persetujuan dari Direktur PKU Muhammadiyah 2 Yogyakarta

Peneliti melakukan pendekatan kepada calon responden dengan menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian

Pasien hemodialisis yang bersedia menjadi responden mendatangani lembar pengesahan

Peneliti memberikan lembar kuesioner

Responden telah mengisi lembar kuesioner dengan lengkap

(54)

28

I. Teknik Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan bantuan komputer menggunakan

Program SPSS 15 yang dilakukan setelah semua data terkumpul. Data yang

diperoleh dianalisis dengan menggunakan:

1. Analisa Univariat

Analisa ini digunakan untuk mendapat gambaran tingkat

kecemasan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis,

distribusi frekuensi dari variabel dependen (tingkat kecemasan pasien gagal

ginjal kronik yang menjalani hemodialais) dan independen (umur, jenis

kelamin, lama hemodialisis, pekerjaan, dan dukungan sosial).

2.Analisa Bivariat

Analisa ini merupakan rumus statistik korelatif yang dapat

digunakan untuk mengetahui hubungan antar dua variabel yaitu satu

variabel bebas (independent variabel) dengan satu variabel terikat (dependent variabel). Peneliti akan menggunakan uji korelasi somers’d

untuk mengetahui hubungan antara variabel yang berskala ordinal. Peneliti

juga akan menggunakan uji kolmogorov-smirnov untuk mengetahui

hubungan antara variabel yang berskala ordinal dengan variabel yang

berskala nominal.

Tabel 3.2 Analisis Data

No Variabel

Dependen

Variabel

Independen Uji Analisis

(55)

J. Etika Penelitian

Sebelum dilakukan penelitian, peneliti telah mengajukan Surat

Permohonan Kelayakan Etika Penelitian kepada Komisis Etika Penelitian

FKIK UMY dan dinyatakan layak etik berdasarkan Surat Keterangan

Kelayakan Penelitian dari Komisi Etika Penelitian FKIK UMY nomor :

018/EP-FKIK-UMY/I/2016 dengan penelitian yang berjudul Faktor-faktor

yang Berhubungan dengan Tingkat Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronik

yang Menjalani Hemodialisis di PKU Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Adapun

beberapa aspek kode etik yang dilakukan untuk mendukung kelancaran

penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Lembar Persetujuan

Lembar persetujuan ini diberikan dan dijelaskan kepada calon

responden yang akan diteliti yang memenuhi kriteria sampel. Peneliti

menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada calon responden.

Calon responden yang bersedia menjadi responden maka dipersilahkan

menandatangani lembar persetujuan.

2. Menghargai

Peneliti memperlakukan semua responden sama tanpa memandang

status ekonomi dan ras responden. Peneliti menghargai semua jawaban

dari responden. Peneliti juga akan menghargai responden yang tidak

bersedia menjadi responden di dalam penelitian ini.

3. Kerahasiaan

Peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar

(56)

30

kode tertentu. Peneliti menjamin kerahasiaan hasil penelitian baik

informasi atau masalah lain yang menyangkut privacy klien. Hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan pada hasil penelitian.

4. Manfaat dan Kerugian

Peneliti berusaha semaksimal mungkin untuk meminimalisir

dampak yang merugikan responden dan memaksimalkan manfaat yang

akan didapat selama proses penelitian. Hasil penelitian ini juga tidak

(57)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah 2 Yogyakarta terletak di Jalan

Wates Km. 5,5 Gamping, kecamatan Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Rumah sakit ini termasuk yang terlengkap di yogyakarta, salah satunya

fasilitas unit hemodialisis untuk pasien yang ingin cuci darah. Unit

hemodialisis di PKU Muhammadiyah 2 Yogyakarta memiliki 24 tempat tidur

dan 24 mesin hemodialisis. Ruangannya difasilitasi dengan 3 buah televisi

dan 3 buah kamar mandi. Unit hemodialisis ini memiliki 7 perawat yang

terlatih yang bekerja di setiap siftnya.

Pasien yang menjalani hemodialisis di PKU Muhammadiyah

Yogyakarta berjumlah 130 pasien pada bulan februari 2016 dengan jadwal

masing-masing. Satu hari terdapat 3 sift pada hari senin dan kamis,

sedangkan 2 sift pada hari selasa, rabu, jum’at dan sabtu. Pelayanannya

terbagi dari jam 07.00 - 11.00 untuk sift pagi, jam 12.00 - 16.00 untuk sift

siang dan jam 17.00 - 21.00 untuk sift sore.

Pasien yang baru datang akan langsung menimbang berat badannya

kemudian meletakkan buku jadwal terapi di bagian nurse station untuk nanti

dipanggil gilirannya. Pasien hemodialisis yang sudah mendapat gilirannya

segera berbaring pada kasur kemudian perawat akan menghubungkan arteri

dan vena pasien dengan mesin hemodialisis melewati selang. Mesin

hemodialisis akan dihidupkan dan darah pasien mengalir ke mesin. Selama

(58)

32

makan makanan yang dibawa oleh mereka. Setiap harinya akan ada dokter

yang berkunjung dan memantau para pasien. Pihak rumah sakit menyediakan

seorang ustadz yang setiap hari rabu akan memimpin berdoa bersama untuk

memperkuat keimanan dan kesembuhan pasien yang menjalani hemodialisis.

Pasien juga dikunjungi oleh ustadz satu persatu untuk bisa berkonsultasi

tentang masalah-masalah yang dihadapi pasien hemodialisis. Selain itu,

pasien hemodialisis mempunyai kegiatan di lingkungan rumahnya seperti

pengajian atau arisan. Kegiatan ini membuat pasien merasa tidak dikucilkan

meskipun mengalami penurunan kesehatan atau perubahan-perubahan pada

pasien karena terapi hemodialisis.

B. Hasil Penelitian 1. Hasil Univariat

Tabel 4.1 Hasil Univariat Variabel Independen

Variabel Frekuensi Persentase (%)

(59)

Dukungan Sosial

− Baik

− Buruk

33 52

38,8 61,2

Total 85 100 %

Sumber : data primer 2016

Berdasarkan tabel diatas dari 85 responden menunjukkan hasil

bahwa sebagian besar pasien hemodialisis yang berumur pada tahap

lansia awal (46-55 tahun) sebanyak 31 pasien (36,5 %). Kemudian

diikuti pasien hemodialisis yang berumur pada tahap dewasa akhir

(36-45 tahun) sebanyak 23 pasien (27,1 %), pasien hemodialisis yang

berumur pada tahap lansia akhir (56-65 tahun) sebanyak 17 pasien (20 %)

dan pasien hemodialisis yang berumur pada tahap manula (>65 tahun)

sebanyak 3 pasien (3,5 %). Pasien paling sedikit pasien pada tahap

remaja akhir (17-25 tahun) sejumlah 2 pasien (2,4 %)

Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan hasil pasien hemodialisis yang

berjenis kelamin laki-laki sebanyak 59 pasien (69,4 %). Pasien

hemodialisis yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 26 pasien

(30,6 %). Hasil ini menunjukkan bahwa pasien hemodialisis berjenis

kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan perempuan.

Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan hasil pasien hemodialisis yang

tidak bekerja sebanyak 37 pasien (43,5 %). Pasien hemodialisis yang

bekerja sebanyak 48 pasien (56,5 %). Hasil ini menunjukkan bahwa

pasien yang bekerja lebih banyak dibandingkan dengan pasien yang tidak

bekerja.

Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan hasil pasien hemodialisis yang

(60)

34

hemodialisis yang lama hemodialisisnya > 6 bulan sebanyak 76 pasien

(89,4 %). Hasil ini menunjukkan bahwa pasien yang lama

hemodialisisnya lebih dari 6 bulan lebih banyak dibandingkan dengan

pasien yang lama hemodialisisnya kurang 6 bulan.

Berdasarkan tabel 4.1 didapatlan hasil pasien yang dukungan

sosialnya baik sebanyak 33 pasien (38,8 %). Pasien hemodialisis yang

dukungan sosialnya buruk sebanyak 52 pasien (61,2 %). Hasil ini

menunjukkan bahwa pasien dengan dukungan sosial yang buruk lebih

banyak dibandingkan dengan pasien dengan dukungan sosial yang baik.

Tabel 4.2 Hasil Univariat Variabel Dependen

Variabel Frekuensi Persentase (%)

Tingkat Kecemasan

Sumber : data primer 2016

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan hasil bahwa mayoritas

pasien hemodialisis mengalami kecemasan minimal sebanyak 65 pasien

(76,5 %). Kemudian diikuti pasien hemodialisis yang mengalami

kecemasan ringan sebanyak 13 pasien (15,3 %) dan pasien hemodialisis

yang mengalami kecemsan sedang sejumlah 4 pasien (4,7 %). Paling

sedikit paisen hemodialisis mengalami kecemasan berat sejumlah 3

(61)

2. Hasil Bivariat

Tabel 4.3 Hubungan Umur dengan Tingkat Kecemasan

Klasifikasi Tingkat Kecemasan

Sumber : data primer 2016

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas pasien

mengalami kecemasan minimal. Pasien yang mengalami kecemasan

minimal paling banyak pada pasien berumur pada tahap lansia awal (46 -

55) yaitu sebanyak 21 pasien. Pasien yang mengalami kecemasan ringan

paling banyak pada pasien dengan umur tahap lansia awal yaitu

sebanyak 7 pasien. Pasien yang mengalami kecemasan sedang paling

banyak pada pasien dengan umur tahap lansia awal yaitu 2 pasien. Pasien

yang mengalami kecemasan berat terjadi pada pasien dengan umur tahap

dewasa akhir, lansia awal dan lansia akhir yaitu masing-masing 1 pasien.

Hasil analisis bivariat didapatkan nilai p = 0,308 yang berarti tidak

terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan tingkat

kecemasan pasien.

Tabel 4.4 Hubungan Jenis Kelamin dengan Tingkat Kecemasan

Gambar

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ...........................................................................
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ...........................................................................
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
Tabel 2.1 Etiologi Gagal Ginjal Kronik
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti tidak menemukan penelitian tentang hubungan antara tingkat kecemasan dengan strategi koping pasien GGK yang menjalani hemodialisis di RSUD Arifin Achmad.Penelitian

Hal ini artinya, ada pengaruh pemberian aromaterapi inhalasi terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSUD Wangaya

Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah dapat memberikan deskripsi usia,jenis kelamin, pekerjaan, tempat tinggal, kadar hemoglobin, tekanan darah, sosial ekonomi dan

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD KOTA

Dalam domain kesehatan fisik, kesehatan psikologis, dan hubungan sosial, kualitas hidup pada pasien hemodialisis dengan lama menjalani hemodialisis kurang dari 8 bulan

Pasien dengan kejadian hipertensi intradialitik lebih dominan memiliki karakteristik usia &lt; 60 tahun, lama hemodialisis &lt; 12 bulan, durasi hemodialisis &lt; 3,5 jam,

adalah “Apakah terdapat hubungan antara usia, pendidikan, status pernikahan, kualitas hidup, dan dukungan keluarga dengan depresi pada pasien gagal ginjal kronik

Berdasarkan tabel 4.1 mengenai karakteristik usia dengan terjadinya depresi pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RS PKU Muhammadiyah