• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh teknik mencatat (mind map) terhadap hasil belajar Matematika siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh teknik mencatat (mind map) terhadap hasil belajar Matematika siswa"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

...__..

Universitas Islam Negeri

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Oleh:

SANTISANAH

セヲァl@

No. rnctuk

JURUSAN PENDIDIKAN MA TEMA TIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

lJNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UJN)

SY ARIF HIDA YATULLAH

JAKARTA

(2)

Be/ajar Matematika Siswa" disusun oleh Santi Sanah, Nomor lnduk Mahasiswa

I 03017027211, Jurusan Pendidikan Matematika. Telah melalui bimbingan dan

dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang

ュBBBBセBG@

GセBGG@

ko<eo<™

Y"''

di<orapkM olcl>

falml".';

セセセ@ [LLセ@

[セ[セM[[[Lセm[@

J

L ·-·

lJ1N SYA1·11U JAKARTA

Jakarta, November 2009

Yang mengesahkan

Pembimbing l,

aifalin Fatra, M.Pd

NIP. 197005281996032002

Pembimbing II,

Dra. Muhlisrarini, M.Pd

(3)

Nama

NIM

Jurusan/Prodi

Angkatan tahun

Alam at

: Santi Sanah

: 103017027211

: Pendidikan Matematika/ SI

: 2003

: Ds. Laksana Kp. Laksana RT 002/002 Kee. Pakuhaji

Tangerang.

Menyatakan dengan sesungguhnya

Bahwa skripsi yang berjudul "Pengaruh Teknik Mencatat (Mind Map) Terhadap

Hasil Belajar Matematika Siswa" adalah hasil karya sendiri di bawah bimbingan

dosen:

I. Nama : Maifalinda Fatra, M. Pd

NIP : 19700528 1996 03 2 002

Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika

2. Nama : Ora. Muhlisrarini, M. Pd

NIP : 150 293 220

Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerima segala konsekuensi apabila pernyataan skripsi ini bukan hasil karya

sendiri.

Jakarta, 17 Desember 2009

Mt'.J:'.ii'E.\>U

'.I'EMPEJ'Wi

ZセセャゥゥヲイZ@

C{©JDE

Santi Sanah

(4)

Matcrnatika Siswa" diajukan kepada Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan (FJTK) UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, clan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada

tanggal 17 Desember 2009 di haclapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak

memperoleh gelar Sarjana SI (S.Pd) clalam bidang Pendidikan Matematika.

Jakarta. 21 Desember 2009

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi)

Mail'alinda Fatra, M.Pd

NIP. 19700528 I 996 03 2 002

Sekretaris (Sckretaris .lurusan/Prodi)

Otong Suhyanto, M.Si

NIP. 1_'.)Q.£232:3.2

Penguj i I

Drs. M. Ali l-lamzah. M.Pd

NIP. 19480323 1982 03 I OOI

Penguji II

Abdul Muin. S.SI. M.Pd

NIP.__l975.I2QI 200_0 O'I I 003

8

{Dr

I

.:<oro

...

セャセNGO[コNセNoN@

....

'0{01/2010

Mcngetahui:

Dckan,

Fakultas II mu Tarbiyah dan Kegurnan

d H[⦅jセNqNᄏケ。、。N@ MA

I 005 198703 I 003

(5)

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Peta Pikiran

(Mind Map) terhadap hasil belajar matematika siswa. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan rancangan penelitian

Two Group Randomized Subject Postles! Only. Teknik pengambilan sampel

dalam penelitian ini menggunakan cluster random sampling. Instrumen penelitian

yang diberikan berupa tes sebanyak 29 soal tipe Pilihan Ganda. Teknik analisis

data dalam penelitian ini adalah uji perbedaan dua rata-rata populasi independent

dengan menggunakan uji t untuk menguji hipotesis. Sedangkan syarat uji t adalah

kedua kelompok berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan mempunyai

varians yang homogen. Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai

1,,,,,,,,"

=

2,4336 kemudian dibandingkan dengan

!'"'"

pada taraf signifikan 0,05 dan

derajat kebebasan 66, diperoleh nilai ''"'"' = 1,668. karena

t,,,,,,,,,

> !'""" atau 2,

4336 > 1,668, maka Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

matematika siswa yang menggunakan peta pikiran (Mind Map) lebih tinggi

daripada hasil belajar matematika siswa yang menggunakan teknik mencatat

secara konvensional. Dengan demikian peta pikiran (Mind Map) berpengaruh

terhadap hasil belajar matematika siswa.

(6)

ABSTRACT

Santi Sanah, The Influence of the Writing Teclmic (Mind Map)

Approach to the Result in Mathematics Learning, the paper of the Mathematic

Education Department, Faculty of Education and Teaching Science, Syarif

Hidayatullah State Islamic University Jakarta.

The research is conducted to understand the influence of the Writing

technique (mind map) Approach to the result in mathematics learning. The

method used in this research is quasi experiment with the two group randomized

subject pos test only design. The sample taking technique in this research use

cluster random sampling. The research instrument consists 29 problem with

choices type. The analytic technique in the research use two mean differences test

population of independent t test to evaluate hypothesis. Event though I-test

condition is both of two groups obtained ji-om population of normal distribution with homogeny varians. From the hypothesis result obtained value of tcount =

2,4336 then compared to t1able at sign[ficant level 0,05 and degree of freedom 66,

obtained value of t1able 1,668. Because t,0 ,,,,, > t1ab/e or 2,4336 > 1,668, therefore

Ha is accepted, so it can be concluded that mean result of learning mathematics

student using Mind Map is higher than the students with using conventional

writing technique. Therefore Mind Map have an affect on the result learn student

mathematics.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan

perkenankan-Nya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar.

Memang masih banyak kekurangan dan saya sadar betapa lemahnya diri saya di

hadapan-Nya karenanya saya selalu memohon bantuan dan pertolongan agar

selalu diberi kemudahan di dalam segala urusan baik yang bersifat lahiriah

maupun bathiniyah. Salawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi

Muhammad SAW beserta para sahabat dan pengikut sampai akhir zaman.

Selama penyusunan skripsi ini tidak sedikit hambatan dan kendala yang

dialami penulis, namun berkat do'a, kesungguhan hati, kerja keras dan bantuan

dari berbagai pihak akhirnya penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Tidak ada

kata yang dapat penulis ucapkan lagi, kecuali hanyalah rasa terima kasih yang

tidak terkira atas bimbingan, dorongan serta masukan-masukan positif atas

penyusunan skripsi ini. Lebih khusus lagi penulis mengucapkan rasa terima kasih

kepada:

I. Bapak Prof Dr. Dede Rosyada, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN SyarifHidayatullah Jakarta.

2. Ibu Maifalinda Fatra, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Matematika

sekaligus dosen pembimbing I Dengan kesabaran dan keikhlasan telah

membimbing, memberikan saran, masukan serta mengarahkan penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Otong Suhyanto, M. Si, Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika.

4. Ibu Dra. Muhlisrarini, M.Pd, selaku dosen Pembimbing II. Dengan

kesabaran dan keikhlasan telah membimbing, memberikan saran, masukan

serta mengarahkan penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

(8)

ilmu yang telah diberikan kepada penulis menjadi amal ibadah dan pahala

disisi Allah SWT. Dan semoga ilmu yang telah diberikan menjadi ilmu yang

bermanfaat bagi penulis.

6. Teristimewa Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Sana Robi dan Ibunda

Suryani yang tidak henti-hentinya terns memberikan dorongan moril

maupun materil serta do'anya yang tak henti-hentinya sampai penyusunan

skripsi ini. Semoga amal ibadahnya dibalas dengan pahala yang berlipat

ganda.

7. Suamiku tercinta Roni Masroni yang selalu memberikan do' a, motivasi,

waktu, pengertian dan sabar menemani penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

8. Adikku tersayang Endang, Siti Alwiyah, Srinawati, Muh. Rizaldi, Diki

Sunandi dan Muh. Fauzi Ramadhan yang senantiasa menghibur di saat

penulis sedang sedih dan merasa lelah.

9. Bapak H. Abdul Muiez, S.Ag, Kepala Sekolah SMP Islam Terpadu Al-Gina

Pakuhaji Tangerang yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian

skripsi ini di institusi yang beliau pimpin. Dan Ibu Aisyah, selaku guru

Matematika kelas VII yang telah membantu penulis dalam penelitian.

Bapak M. Khoimdin S.Pd.I (XOENG) yang selalu sabar dan memberikan

waktu sehinggga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Sahabat-sahabatku Atik danTinah (terimakasih telah sabar mendengarkan

curahan hati dan mengantar kemana saja). Teman-teman seperjuangan di

Jumsan Matematika angkatan 2003, khususnya Umty, Ina, Nur Paizah,

Faizati, Eri, Enjah, Qori, Sugi dan Yuyun (terimakasih untuk bantuannya).

dan semua teman-teman seperjuangan dan seperkuliahan yang tak dapat

disebutkan satu persatu yang selalu memberikan motivasi, persahabatan dan

kenangan yang tak terlupakan.

11. Semua pihak yang terkait yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu

nama, jabatan serta sumbangsihnya, penulis ucapkan rasa terima kasih yang

(9)

Hanya do'a yang penulis haturkan semoga semua pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapat balasan dan pahala

yang berlipat ganda dari Allah SWT.

Akhirnya Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan

bagi pihak yang membacanya. Amiin Yaa Rabbal'Alamiin.

Jakarta, November 2009

(10)

DAFTARISI

ABSTRAK ... .

KATA PENGANTAR ... .

DAFTARISI... . ... .

DAFT AR TABEL ... .

DAFT AR GRAFIK ... .

DAFTARLAMPIRAN ... .

BAB I PENDAHULUAN .. .

A. Latar Belakang Masai ah ... .

B. Identifikasi Masalah ... .

C. Pembatasan Masalah ... .

D. Perumusan Masalah ...

E. Tujuan Penelitian ... .

F.

Kegunaan Penelitian ... .

BAB II PENYUSUNAN KERANGKA TEORITIK, KERANGKA BERFIKIR

DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... .

. A. Deskripsi Teoritik ... .

1. Pembelajaran Matematika ... .

a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ... .

b. Pengertian Belajar Matematika ... .

c. Hasil Belajar Matematika ... .

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil

Belajar Matematika ... .

2. Teknik Mencatat (Mind Map) dalam Pembelajaran

Matematika ... .

a. Pengertian Teknik Mencatat. ... .

b. Peta Pikiran (Mind Map) Dalam Pembelajaran

Matematika ... .

c. Teknik Mencatat Secara Konvensional.. ... .

iii

Vl

VU!

IX

x

I

I

6

6

6

7

7

8

8

8

8

15

23

26

30

30

32

(11)

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ... .... ... .... ... ... .. ... 43

C. Kerangka Berpikir... 44

D. Pengujian Hipotesis Penelitian ... ... .. . .... .. . . .. . ... . .. . .... ... ... . . ... .. . .. . .. . 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... .. . ... . .. . . .. . ... .

A. Waktu dan Tempat Penelitian ... .

B. Metode dan Desain Penelitian ... .

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel. ...

D. Teknik Pengumpulan Data ... .

E. Analisis Data ... .

I. Pengujian Prasyarat Analisis ... .

a. Uji Normalitas.

b. Uji I-Iomogenitas ...

2. Pengujian Hipotesis Penelitian ... .

F. Hipotesis Statistik.... . ... .

BAB IV HAS IL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .. .

A Deskripsi Data ... .

I. Hasil Tes Hasil Belajar Kelas Eksperimen ... .

2. Hasil Tes Hasil Bel ajar Kelas Kontrol. ... .

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... .

l. Uji Normalitas ... .

2. Uji Homogenitas ... .

C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan ... .

D. Keterbatasan Penelitian ... .

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN . .. ... ... . ... . . .. . . ... ... . . .. . . .. . .. . .. . ... ..

A Kesimpulan ... .

B. Saran ... .

DAFT AR PUST AKA ... .

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...

46

46

46

50

47

52

52

52

53

53

54

55

55

55

57

59

59

60

61

62

63

63

63

65

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbedaan Teknik Mencatat Peta Pikiran (Mind Map)

dengan Mencatat Secara Konvensional ... .

Tabel 2. Rancangan Penelitian ... .

Tabel 3. Perhitungan Uji Validitas.

Tabel 4. Perhitungan Realibilitas ..

Tabel 5. Perhitungan Tingkat Kesukaran ... .

Tabel 6. Perhitungan Daya Pembeda ... .

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kelas Eksperimen ... .

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kelas Kontrol. ... .

Tabel 9. Statistik DeskriftifHasil Penelitian ... .

Tabel 10. Uji Normalitas ... .

Tabel 11. Uji Homogenitas ...

43

46

49

49

50

52

56

57

59

59

[image:12.524.60.436.72.499.2]
(13)

DAFTAR GRAFIK

Grafik I Histogram dan Poligon Frekuensi Skor Matematika

[image:13.528.79.428.156.504.2]

Kelas Eksperimen ... . 57

Grafik 2 Histogram dan Poligon Frekuensi Skor Matematika

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Larnpiran 1. RPP Kelas Eksperirnen ... .

Larnpiran 2. Kisi-Kisi Instrurnen Tes Hasil Belajar

Maternatika ..

Larnpiran 3. Kunci Jawaban Uji Coba Tes Matematika.

Larnpiran 4. Soal Postes Maternatika Pada Pokok Bahasan

(68

LLL\セ@

86

87

Bangun Datar... .. . .. . . .. .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . . .. .. . . .. .. . . .. .. . 88

Lampiran 5. Uji Validitas Tes Pilihan Ganda 96

Lampiran 6. Basil Perhitungan Validitas . . . 97

Lampiran 7. Perhitungan Uji Validitas... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . 98

Larnpiran 8.Uji Reliabilitas Tes Pilihan Ganda .. . . .. .. . . .. .. . . .. . .. .. . .. . .. 100

Larnpiran 9. Basil Perhitungan Reliabilitas Tes Pilihan Ganda... 101

Lampiran 10. Perhitungan Reliabilitas Tes Pilihan Ganda ... ..

Larnpiran 11. Uji Tingkat Kesukaran Pilihan Ganda

102

103

Lampiran 12. Basil Perhitungan Daya Pernbeda Pilihan Ganda.. I 04

Larnpiran 13. Langkah-langkah perhitungan daya pembeda... 105

Lampiran 14 Daya Pernbeda Tes Pilihan Ganda ... . 106

Larnpiran 15 Basil Perhitungan Indeks Kesukaran

Tes Pilihan Ganda ... . 107

Larnpiran 16 Langkah-langkah Perhitungan Indeks

Kesukaran... .. . .. . . . .. .. .. . .. . .. . .. .. I 08

Larnpiran 17 Tabel Daftar Nilai Hasil Belajar Kelornpok Eksperimen

Dan Kontrol

Larnpiran 18. Perhitungan Distribusi Frekuensi, Mean, Median, Modus,

Varians dan Simpangan Baku Kelas Eksperimen ... .

Larnpiran 19. Perhitungan Distribusi Frekuensi, Mean, Median, Modus,

Varians dan Sirnpangan Baku Kelas Kontrol. ...

Larnpiran 20. Perhitungan Uji Normalitas Kelompok

Eksperimen ..

Lamoiran 21. Perhiturnrnn TJii Nonn•lit"' K ,.Jomnolc K rmtml

109

110

112

114

(15)

Lampiran 23. Perhitungan Pengujian Hipotesis . . . .. 120

Lampiran 24. Daftar A Luas di Bawah Kurva Normal Baku

Dari 0 KeZ ... ..

Lampiran 25. Tabel Harga Distribusi F ... .

Lampiran 26. Tabel Nilai Kristis L Uji Lilifors ..

Lampiran 27. Surat Bimbingan ... .

Lampiran 28. Surat Permohonan Izin Penelitian ... .

Lampiran 29. Surat Keterangan Penelitian ... .

122

123

126

127

128

(16)

A. Latar Bclakang Masalah

Matematika sejak peradaban manusia bermula memainkan peranan

yang sangat vital dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai bentuk simbol,

rumus, teorema, dalil, ketetapan dan konsep digunakan untuk membantu

perhitungan, pengukuran, penilaian, peramalan dan sebagainya. Maka

tidak heranjika peradaban manusia berubah dengan pesat karena ditunjang

oleh partisipasi matematika yang selalu mengikuti perubahan dan

perkembangan zaman.

Matematika merupakan subjek yang sangat penting dalam sistem

pendidikan di seluruh dunia. Negara yang mengabaikan pendidikan

matematika sebagai prioritas utama akan tertinggal dari kemajuan segala

bidang (terutama sains dan teknologi), dibanding dengan negara lainnya

yang memberikan tempat bagi matematika sebagai subjek yang sangat

penting. Atas dasar itu, pelajaran matematika perlu diberikan kepada

semua peserta didik sejak sekolah dasar sampai perguruan tinggi bahkan

mungkin sejak play group, syarat penguasaan terhadap matematika jelas

tidak bisa dikesampingkan. Untuk membekali peserta didik dengan

kemampuan berpikir logis, analitis, sistimatis, kritis, kreatif, dan

kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta

didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan

memanfaatkan informasi untuk be1tahan hidup pada keadaan yang selalu

berubah, tidak pasti dan kompetitif.

Melihat pentingnya peranan matematika dalam kehidupan manusia,

maka menyelenggarakan proses pembelajaran matematika yang lebih baik

dan bermutu di sekolah adalah suatu keharusan yang tidak dapat ditawar

lagi. Sudah bukan zamannya lagi matematika menjadi momok yang

(17)

Meskipun matematika diajarkan di setiap jenjang pendidikan bukan berarti siswa semakin menguasai matematika tetapi justru sebaliknya. Hal ini dapat diketahui berdasarkan hasil penelitian Third International Mathematics and Science Study (TIMSS) 2003 bahwa siswa Indonesia berada di peringkat 34 dari 45 negara pese11a untuk penguasaan matematika. Skor rata-rata yang diperoleh siswa-siswa Indonesia adalah

411 sementara itu untuk Malaysia mencapai skor 508 dan Singapura 605. Penelitian ini menunjukan bahwa Indonesia masih berada di deretan penglrnni papan bawah dan jauh tertinggal dibandingkan dengan Singapura dan Malaysia. Padahal, hasil penelitian TIMMS yang dilakukan Oleh Frederick K. S. Leung pada tahun 2003 menyatakan bahwa jumlah jam pelajaran matematika di Indonesia jauh lebih banyak dibandingkan dengan Malaysia dan Singapura. Dalam satu tahun, siswa kelas 8 di Indonesia rata-rata 169 jam pelajaran matematika sedangkanjam pelajaran matematika untuk Singapura 112 jam dan Malaysia 120 jam. Waktu yang dihabiskan oleh siswa Indonesia tidak sebanding dengan prestasi yang diraih.' Keadaan ini sangat ironis dengan kedudukan dan peran matematika untuk pengembangan ilmu dan pengetahuan, mcningat matcmatika merupakan induk ilmu pengetahuan tapi ternyata hingga saat ini belum menjadi pelajaran yang difavoritkan.

Jni semua tentu sangat memprihatinkan guru-guru matematika yang bertanggung jawab langsung tcrhadap hasil pengajarannya. Meskipun bahwa kesalahan dan kekurangan yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa khususnya dalam bidang studi matematika tidak hanya disebabkan oleh faktor guru.

Banyak faktor yang menyebabkan keterpurukan prestasi belajar matematika siswa antara lain dari segi matematika itu sendiri, siswa, orang tua, sekolah dan kurikulum. Secara umum faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa ada dua, yakni faktor internal dan faktor

1

Poln1as Sihon1bing. Ir. ivlivl. ·· Pcduli !\r1atc1natika", dari : http:// pcduli-matcn1atika org . 27

(18)

ekstemal. " Faktor internal adalah faktor yang mempengaruhi dari dalam

diri siswa seperti kemampuan atau kecerdasan siswa. " Sedangkan faktor

eksternal adalah faktor yang mempengaruhi siswa dari luar seperti guru.

lingkungan dan proses belajar mengajar."2

Beberapa pendapat di atas memberikan gambaran bahwa banyak

faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa. Guru memegang peranan

yang sangat penting. Oleh karena itu guru harus memiliki kemampuan

yang mumpuni di bidang strategi dan model pembelajaran matematika

yang bervariasi. Model pembelajaran yang digunakan harus tepat dan

sesuai dengan kondisi peserta didik, baik usia maupun waktu. Dan yang

lebih penting lagi metode pembelajaran harus tetap mengacu kepada

hakikat matematika dan juga teori belajar.

Penggunaan metode pembelajaran yang sesuai sangat menentukan

keberhasilan siswa di bidang akademik sehingga dapat mencapai prestasi

belajar yang tinggi dan dapat mengembangkan potensi yang tersimpan

dalam dirinya. Berkenaan dengan itu telah diisyaratkan dalam Al-Quran

Surat An-Nahl ayat 78 yang berbunyi:

ᄋᄋッMセNNQQ@

'c1

セM セMN@ NGNエZ⦅セ@

Li

ッN」セゥMNセNヲ@

.

MセMセ@

o.

01;::..·

o.

I

JJ.11'

c-""'

r"'

.

.J ..

uセ@ ("'"""'"ti-"

Ll.J-"'1-:'

Uo4 \-:"' _;::..

.J

RjSGNjGM

セ@ セ@

セセャゥQS@

ェセャゥQS@

" Dan Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan

tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran,

pengelihatan dan hati agar kamu bersukur . ., (QS. An-Nahl:78).

Pada umumnya metode pengajaran yang diterapkan saat ini adalah

metode konvensional yang memusatkan kegiatan belajar meng(\jar pada

guru. Pada metode ini siswa mendapatkan penambahan materi dari

mendengarkan yang berupa informasi mengenai konsep-konsep,

simbol-simbol dan rumus-rumus. lnformasi yang diperoleh siswa dalam bentuk

2

(19)

materi pelajaran akan diolah dan disimpan menjadi sebuah ingatan.

lngatan jangka pendek yang dirubah menjadi sebuah ingatan jangka

panjang. Siswa menginginkan materi pelajaran yang diterima dalam proses

belajar menjadi sebuah ingatan jangka panjang. Tetapi pada kenyataannya

materi pelajaran yang diterima siswa hanya sampai pada ingatan jangka

pendek sehingga materi yang sudah diajarkan tersebut cenderung mudah

lupa.

Banyak faktor yang menyebabkan siswa menjadi lupa terhadap

materi yang sudah diajarkan. Pertama, lupa terjadi karcna gangguan

konflik antara item-item informasi atau materi yang ada dalam sistem

mcmori siswa. Kedua, lupa terjadi pada siswa karena adanya tekanan

terhadap item yang telah ada, baik sengaja maupun tidak. Ketiga, lupa

terjadi pada siswa karena terjadi perubahan situasi lingkungan antara

waktu belajar dengan waktu mengingat kembali. Keempat, lupa dapat

terjadi karena perubahan sikap dan minat siswa terhadap proses dan situasi

belajar tertentu. Kelima, lupa dapat terjadi karena materi pelajaran yang

telah dikuasai tidak pemah digunakan atau dihapalkan siswa. Keenam,

lupa dapat terjadi karena perubahan urat syaraf otak.3 Sebenarnya banyak

hal yang dapat dilakukan oleh siswa untuk menyimpan ingatan tersebut

menjadi ingatan jangka panjang, salah satunya dengan mencatat materi

pelajaran yang telah dipelajari.

"Mencatat adalah teknik mengingat dasar yang dapat memperbaiki

daya ingat se1ta kemampuan memanggil kembali informasi sebanyak enam

kali ".4

Salah satu tujuan utama pencatatan adalah agar mampu mendalami

bahan pelajaran untuk meningkatkan memori, tanpa mencatat dan

mengulang informasi siswa hanya mampu mengingat sebagian kecil materi

yang diajarkan".

Pada umumnya, siswa membuat catatan konvensional dalam

bentuk tulisan tinier panjang yang mencakup seluruh isi materi pelajaran

3

tvtuhibbin Syah, ''Psikologi Pendidikan .. "., h. 158-160.

4

(20)

sehingga siswa dapat berada pada keadaan yang tidak menguntungkan,

waktu dan energi terbuang, informasi hilang, pembacaan yang terlalu

panjang dan kata-kata kuncinya tidak terkait secara visual dari

hubungan-hubungan yang penting dan ditambah lagi catatan seperti itupun terlihat

sangat monoton dan membosankan.

Untuk mengatasi masalah-masalah di atas, siswa dapat menerapkan

teknik pencatatan visual. Yang akhir-akhir ini, bentuk pencatatan visual

terbukti memberikan keuntungan dibandingkan dengan pencatatan

konvensional.5 Teknik pencatatan visual yang dapat diterapkan oleh siswa

salah satunya adalah teknik mencatat peta pikiran.

"Teknik mencatat dengan peta pikiran ini dikembangkan pada awal

1970-an oleh Toni Buzan dan didasarkan pada rise! tentang bagaimana

cara kerja otak yang sebenarnya".6Peta pikiran merupakan teknik

visualisasi verbal ke dalam gambar. Peta pikiran sangat bermanfaat untuk

memahami materi karena peta pikiran memadukan dan mengembangkan

potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri siswa. Dengan adanya

keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan siswa untuk

mengatur dan mengingat segala bentuk informasi. Hal ini sesuai dengan

teori pendidikan baru yang menyatakan bahwa" otak akan bekerja optimal

apabila kedua belahan otak itu dipergunakan secara bersama-sama". 7

Berdasarkan uraian di atas yang dapat dijadikan latar belakang

masalah maka penulis terdorong untuk membahasnya dalam sebuah skripsi

dengan judul "Pengaruh Teknik Mencatat (Mind Map) Terhadap Hasil

Be/ajar Matematika Siswa ".

5 Linda, Bruce Cainpbel, Dee Dickinson, Afe1ode Praktis Pen1belqjaran berbasis /vfu/tip/y !nte//egence,(Depok: Intuisi, 2006), Cet. ll, h. 121.

0

Bobbi Deporter, Mike Hcrnacki, Quantun1 Learning, (Bandung: Kaifa, 1999). Cct. V, h. 152. 7

(21)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan guru dalam meningkatkan

hasil belajar matematika siswa?

2. Bagaimana cara mencatat yang dilakukan oleh siswa dalam upaya

meningkatkan hasil belajar matematika tersebut?

3. Apakah mind map dapat meningkatkan hasil belajar matematika siwa?

· C. Pembatasan Masalah

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas, maka perlu dilakukan

pembatasan masalah dalam penelitian agar persoalan penelitian dapat

dikaji dengan mendalam. Maka penulis membatasi permasalahannya

sebagai berikut:

1. Hasil belajar matematika dibatasi hanya pada asfek kognitif diambil

dari hasil tes setelah diajarkan materi bangun datar yang berpedoman

pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

2. Teknik mencatat yang dimaksud adalah teknik mencatat peta pikiran

(Mind Map).

D. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana hasil belajar matematika siswa yang menggunakan teknik

mencatat (Mind Map)?

2. Bagaimana hasil belajar matematika siswa yang tidak menggunakan

teknik mencatat (Mind Map)?

3. Apakah hasil belajar matematika siswa yang menggunakan teknik

Mind Map lcbih tinggi daripada hasil belajar matematika siswa yang

(22)

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan apa yang telah dirumuskan pada perumusan masalah

di alas, penelitian ini bertujuan untuk:

I. Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa yang menggunakan

teknik Mind Map dengan siswa yang tidak menggunakan teknik Mind

Map.

2. Untuk mengetahui rata-rata hasil belajar matematika antara siswa

yang menggunakan teknik Mind Map dengan siswa yang tidak

menggunakan teknik Mind Map.

F. Kegunaan Hasil Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

I . Bagi siswa : Penerapan Mind Map ini diharapkan dapat

membantu siswa dalam mempelajari bahan pelajaran matematika agar

mudah dipahami dan diingat.

2. Bagi Guru : Dari penelitian ini diharapkan ditemukan altematif

metode atau teknik pembelajaran matematika sehingga dapat

memperoleh hasil belajar siswa yang maksimal.

3. Bagi Sekolah : Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai

informasi dalam rangka upaya perbaikan dan peningkatan mutu

pembelajaran matematika.

4. Bagi Peneliti : Hasil penelitian ini diharapkan menjadi

pengetahuan yang bermanfaat dan menambah wawasan peneliti serta

dapat lebih mudah memahami tugas berat yang diemban seorang guru.

5. Bagi Pembaca khususnya mahasiswa : Penelitian ini diharapkan

dapat dijadikan sebagai satu kajian yang menarik yang perlu diteliti

(23)

A. Dcskripsi Tcoritik

I. Pembclajaran Matematika

a. Pcngcrtian Bclajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan kegiatan yang terjadi pada semua orang

tanpa mengenal batas usia, dan berlangsung seumur hidup. Belajar

merupakan usaha yang dilakukan sesorang melalui interaksi dengan

lingkungannya untuk merubah perilakunya. Sebagian orang

beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau

menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau

materi pel(\jaran.

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur

yang sangat fundamental dalam setiap kegiatan penyelenggaraan

pendidikan.1 Hal ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian

ttijuan pendidikan itu sangat bergantung pada proses belajar yang

dialami siswa, baik ketika berada di lingkungan rumah, sekolah,

maupun lingkungan bermainnya.

Masalah pengertian belajar para ahli psikologi dan pendidikan

mempunyai rumusan yang berbeda-beda sesuai dengan bidangnya

masing-masing. Diantaranya adalah: menurut Slameto belajar adalah

suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya.' Jadi,

dalam proses belajar diperlukan adanya interaksi antara pembelajar

dengan lingkungannya, dalam ha! ini dapat dikatakan bahwa proses

bclajar tidak dapat terlepas ataupun dipisahkan dari kodrat manusia

sebagai mahluk sosial yang memiliki sifat ketergantungan terhadap

1

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan ... h.89. 2

(24)

orang lain. Begitupula dengan situasi belajar siswa di kelas, sebaiknya

diupayakan agar siswa yang pada dasarnya memiliki sifat yang

berbeda-beda dapat saling berinteraksi dan berhubungan secara aktif

dengan siswa yang lainnya, sehingga antara siswa yang satu dengan

siswa yang lainnya saling membantu, beke1jasama, berdiskusi,

bertukar informasi sehingga dapat saling melengkapi kekurangan

masing-masing, terutama dalam mempelajari salah satu pokok

bahasan atau dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru.

Menurut James 0. Whittaker belajar adalah proses di mana

tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan

pengalaman.3 Jadi, seseorang dikatakan melakukan aktivitas belajar

jika terjadi perubahan pada dirinya dengan memiliki pengalaman baru.

Namun perubahan itu hanya menyangkut pada aspek kejiwaan saja

sehingga mempengaruhi tingkah lakunya. Pendapat ini serupa dengan

yang diungkapkan oleh Cronbach bahwa belajar adalah suatu aktivitas

yang ditunjukan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman.4

Menurut Ngalim Purwanto belajar adalah setiap perubahan

yang relativ menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu

hasil dari pelatihan atau pengalaman.5 Hal ini berati bahwa tingkah

laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap dan tidak

mungkin hilang dalam diri seseorang bahkan jika dipergunakan atau

dilatih secara terus menerus maka akan berkembang. Sedangkan

menurut Chaplin ada dua batasan rumusan mengenai belajar.

Rumusan yang pertama bahwa belajar adalah perolehan perubahan

tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan

3

Syaiful 13ahri Dja1narah, Psikologi .. h 12 .

..i Syaiful Bahri l)ja1narah, Psikologi .. ,, h. 13.

5 Masnur Mus/ich,

KTSP Pen1belajaran Berbasis Kon1petensi dan Kontekstual, (Malang: Bumi

(25)

pengalaman. Rumusan yang kedua bahwa belajar adalah proses

memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya Iatihan khusus.6

Menurut Winkel belajar adalah aktivitas mental yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang

menghasilkan perubahan dan pengetahuan, pemahaman, keterampilan

dan nilai sikap. Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses

perubahan tingkah laku secara keseluruhan setelah berinteraksi dengan

lingkungan. Sedangkan menurut Slameto yang termasuk ciri-ciri

perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar dapat dikategorikan

sebagai berikut:'

I) Perubahan terjadi secara sadar

2) Perubahan dalam belajar bersifat kontiu dan fungsional

3) Perubahan dalmn belajar bersifat positif dan aktif

4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, namun menetap

atau permanen

5) Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah

G) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Selanjutnya menurut Good dan Brophy bahwa belajar adalah

suatu proses yang dilakukan seseorang dalam memperoleh sesuatu

yang baru dalam bentuk perubahan perilaku sebagai hasil dari

pengalaman-pengalaman dan perubahan-perubahan itu bukan pada

tingkah laku yang nampak akan tetapi terjadi di dalam dirinya sendiri

yang berupa keterampilan, kebiasaan, sikap, pendirian, kemampuan,

pengetahuan, pemahaman, emosi, apresiasi jasmani dan etika.

Pendapat ini senada yang dikemukan oleh Galloway bahwa belajar

adalah suatu perubahan perilaku seseorang yang relatif cenderung

tetap sebagai akibat adanya penguatan. Perubahan ini akan

berpengaruh jika dalam proses belajar mengajar siswa diberikan

(, J'vtuhibbin Syah, Psikologi Pendidikan ... h.90.

7

(26)

pengalaman belajar yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan

kebutuhannya.8

Dari kedua pendapat di atas dapat diketahui bahwa belajar

adalah pemerolehan pengalaman baru oleh seseorang dalam bentuk

perubahan perilaku yang relatif menetap sebagai akibat adanya proses

dalam bentuk interaksi belajar terhadap suatu objek atau meialui suatu

penguatan dalam bentuk pengalaman terhadap suatu objek yang ada

dalam lingkungannya.

Menurut Reber dalam kamus Dictionary of Psychology bahwa

belajar terbagi menjadi dua macam definisi. Definisi yang pertama

bahwa belajar adalah the process of acquiring /mow ledge yang berarti

belajar adalah proses memperoleh pengetahuan dan definisi yang

kedua belajar adalah A relatively permanent change in respons

potentiality yang berarti suatu perubahan kernarnpuan bereaksi yang

relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat. Sedangkan

menurut Biggs belajar terbagi rnenjadi tiga rurnusan, yang terdiri dari

rumusan kuantitaif, institusional dan kualitatif. Secara kuantitaif

belajar adalah kegiatan pengisian atau pengernbangan kernampuan

kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Secara institusional

belajar adalah proses validasi atau pengabsahan terhadap penguasaan

siswa atas rnateri-rnateri yang telah dipelajarinya. Dalarn ha! ini rnutu

guru harus baik karena rnenentukan hasil belajar siswa. Sedangkan

secara kualitatif belajar adalah proses rnernperoleh arti-arti dan

pemaharnan-pernaharnan serta cara-cara rnenafsirkan dunia

disekitamya.9

Dari definisi-definisi yang telah dikemukakan para ahli di atas

dapat disirnpulkan bahwa belajar adalah segenap rangkaian kegiatan

atau aktivitas yang dilakukan oleh seseorang secara sadar yang

melibatkan dua unsur yang terdiri dari unsur jiwa dan juga unsur raga

8

Ha1nzah 13. lJno. !vfodel Pen1belajaran, (Jakarta: 13umi Aksara, 2007), Cct.1, h. 194-195.

(27)

yang mengakibatkan perubahan-perubahan (secara kognitif, afektif

dan psikomotor) dalam dirinya yang berupa penarnbahan atau

kemahiran berdasarkan alat indera dan pengalamannya.

Pembelajaran merupakan istilah baru yang digunakan untuk

menunjukan kegiatan guru dan siswa. Sebelurnnya istilah

pembelajaran menggunakan istilah proses belajar rnengajar dan

pengajaran. Namun istilah pengajaran dan pembelajaran dalarn proses

belajar mengajar berbeda. Jika pembelajaran mengacu pada segala

kegiatan yang berpengaruh terhadap proses belajar mengajar siswa.

Sedangkan pengajaran hanya pada konteks tatap rnuka guru dengan

siswa di kelas. Jadi, dalarn istilah pembelajaran interaksi siswa tidak

dibatasi oleh kehadiran guru secara fisik. Dengan kata lain siswa dapat

belajar melalui bahan media apa saja.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa ciri utarna

pernbelajaran adalah rneningkatkan dan rnendukung proses belajar

siswa. Hal ini rnenunjukan bahwa unsur kesengajaan dari pihak di luar

individu yang rnelakukan proses belajar. Selain itu, ciri lain dari

pernbelajaran adalah adanya interaksi. Interaksi tersebut terjadi antara

siswa yang belajar dengan lingkunga belajamya, baik dengan guru,

siswa lainnya, tutor, media dan surnber belajar lainnya. Di sarnping itu

juga, ada juga komponen-kornponen yang saling berkaitan satu sarna

lain yang merupakan ciri dari pem belajaran. Kornponen-kornponen itu

terdiri dari tujuan, rnateri, kegiatan, dan evaluasi pernbelajaran dan

komponen-komponen tersebut hams dimanfaatkan secara dinamis,

fleksibel sesuai dengan materi siswa dalam konteks pembelajaran.

Menurut Degeng pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan

siswa. Artinya dalam pembelajaran terdapat kegiatan rnemilih,

menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai pembelajaran

d.. . I io

yang nngm rnn.

10

(28)

Dalam arti sempit, proses pembelajaran adalah adalah proses pendidikan dalam ruang lingkup sekolah. Sehingga arti dari proses pembelajaran ini adalah proses dimana sosialisasi individu siswa dengan lingkungan sekolah seperti guru, sumber atau fasilitas dan teman sesama siswa. Sedangkan menurut konsep komunikasi, pembelajaran adalah proses komunikasi fungsional antara siswa dengan guru dan antara siswa dengan siswa dalam rangka perubahan sikap dan pola pikir yang akan menjadi kebiasaan bagi siswa yang

bersangkutan." Jadi dari definisi ini dapat disimpulkan bahwa guru sebagai komunikator yang mengkomunikasikan/menyampaikan materi yang berupa ilmu pengetahuan. Dan dalam ha! ini tentunya menuntut kemampuan guru untuk dapat memilih model pembelajaran serta media yang cocok dengan materi atau bahan ajaran.

Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik sehingga siswa dapat belqjar dengan baik.

Menurut Poerwadaminta pembelajaran berasal dari terjemahan kata Instruction yang dalam bahasa Yunani disebut instructus atau

instniere yang artinya menyampaikan pikiran yang dalam arti intruksionalnya adalah penyampaian pikiran atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui pembelajaran. Pengertian ini lebih mengarah kepada guru sebagai pelaku perubahan. Sedangkan menurut Surya pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang barn secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam pengertian ini lebih menekankan siswa sebagai pelaku perubahan.12

11

Ennan Suhern1an. Strategi Pe111belajaran Afaten1atika. (Bandung: UPI, 2002 ), h. 8.

12

Pan1ujisetia. "Pcngertian Pembclajaran", dari : ィエエーZOOー。ュオゥゥョQ。ウエ」イN「ャッァウーッエN」ッュORPPXOPVO「セ@

(29)

Menurut Surya ada lima prinsip yang menjadi landasan pembelajaran. Lima landasan tersebut adalah:13

I) Pembelajaran adalah sebagai usaha memperoleh perubahan perilaku, pada prinsip ini pembelajaran mengandung makna adanya suatu perubahan perilaku dalam diri individu.

2) Hasil dari pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku secara keseluruhan yang meliputi asfek kognitif, afektif dan psikomotor

3) Pembelajaran adalah suatu proses

4) Proses pembelajaran terjadi karena adanya sesuatu yang mendorong adanya suatu tujuan yang akan dicapai

5) Pembelajaran merupakan pengalaman.

Suatu proses pembelajaran yang baik, paling tidak harus melibatkan 3 aspek, yaitu: aspek psikomotorrik, aspek kognitif dan aspek afektif. Aspek psikomotorik dapat didefinisikan lewat adanya praktikum-praktikum dengan tujuan terbentuknya keterampilan eksperimental. Aspek kognitif difasilitasi lewat berbagai aktifitas penalaran dengan tujuan terbentuknya penguasaan intelektual. Sedangkan aspek afektif dilakukan lewat aktifitas pengenalan dan kepekaan I ingkungan dengan tujuan terbentuknya kematangan emosional.

Untuk menghasilkan sebuah proses pembelajaran yang baik, maka paling tidak harus terdapat 4 tahapan, yaitu:14

I) Tahap berbagi dan mengelola informasi, kegiatan di kelas, laboratorium, perpustakaan adalah termasuk dalam aktifitas untuk berbagi dan mengelola informasi.

u Pa1nujisetia. ·'Pcngcrtian Pen1bclajaran". dari : http://painuji1nastcr.blogspot.con1/2008/06/b-pengcrtian-pc1nbelajaran.html. Ol Noven1ber 2008, 15.32 WIB.

14

(30)

2) Tahap internalisasi, aktifitas dalam bentuk PR, tugas, paper,

diskusi, tutorial, adalah bagian dari tahap internalisasi.

3) Mekanisme balikan, kuis ulangan/ujian serta komentar dan

survey adalah proses dari balikan.

4) Evaluasi, aktifitas assesment yang berdasar pada test ataupun

tanpa test termasuk assesment diri adalah bagian dari proses

evaluasi.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

merupakan proses untuk mengubah perilaku secara keseluruhan yang

dilakukan oleh guru terhadap peserta didik mengikuti asfek kognitit:

afektif dan psikomotor secara berkesinambungan.

b. Pengertian Belajar Matematika

Menurut Abraham S. Lunchins dan Edith N. Lunchins,

"Apakah matematika itu?" dapat dijawab secara berbeda-beda

tergantung pada bilamana pertanyaan itu dijawab, dimana dijawab,

siapa yang menjawab, dan apa sajakah yang dipandang termasuk

dalam matematika.15

Jstilah matematika itu sendiri antara lain mathematics

(Jnggris), Mathematik (Jerman), mathematique (Prancis), matematico

(!tali), berasal dari bahasa latin mathematica yang diambil dari bahasa

Yunani Mathematike yang berarti "relating to /earning".

Berhubungan pula dengan kata lain yang serupa yaitu mathanein yang

mengandung arti belajar atau berfikir.16

Sedangkan secara etimologis matematika adalah "ilmu

pengetahuan yang diperoleh dengan proses bernalar". Hal ini

dimaksudkan bukan berarti ilmu lain diperoleh tidak melalui

penalaran, akan tetapi dalam matematika lebih menekankan aktivitas

dalam dunia rasio (penalaran), sedangkan dalam ilmu lain lebih

15

Erman Suhcm1an. Strategi Pen1belajaran .. h. 15

16

(31)

rnenekankan observasi atau eksperirnen disarnping penalaran. Secara

garis besar dapat disirnpulkan bahwa matematika adalah ilmu

pengetahuan abstrak yang dapat mernbuat pola berpikir terstruktur

yang sistematis, logis, cermat dan konsisten.

Mengenai definisi matematika, para ahli belum memiliki

kesepakatan bersama mengenai hal tersebut, namun dari

pengertian-pengertian yang dikemukakan para ahli berikut ini dapat dilihat

hakikat matematika secara umum, antara lain:

Menurut Russefendi matematika terbentuk sebagai basil

pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan

penalaran. Pada tahap awal matematika terbentuk dari pengalaman

manusia dalam dunianya secara empiris, karena matematika sebagai

aktivitas manusia kemudian pengalaman itu diproses dalam struktur

kognitif, sehingga sampailah pada tahap kesimpulan yang berupa

konsep-konsep rnatematika. Agar konsep-konsep matematika yang

telah terbentuk itu dapat dipahami oleh orang lain dan dapat dengan

mudah dimanipulasi secara cepat, maka digunakan notasi dan istilah

yang cermat dan telah disepakati bersama secara global (universal)

yang dikenal dengan bahasa matematika.17

Abdurrahman dalam bukunya Pendidikan Bagi Anak

Berkesulitan Belajar, mengemukakan bahwa ide manusia tentang

matematika itu berbeda-beda tergantung pada pengalaman

masing-masing. Ada yang mengatakan bahwa matematika hanya perhitungan

yang mencakup tambah, kurang, kali dan bagi; tetapi ada pula yang

melibatkan topik seperti aljabar, geometri, trigonometri. Banyak pula

yang beranggapan bahwa matematika mencakup segala sesuatu yang

berkaitan dengan berpikir secara logis dan pembuktian untuk setiap

jawaban yang diperoleh. Dengan demikian dapat dilihat, bahwa

matematika memiliki perbedaan jika dibandingkan dengan bidang

lain.

17

(32)

Selanjutnya, Paling mengemukakan bahwa matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia: suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan. Berdasarkan pendapat Paling tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk menemukan jawaban alas tiap masalah yang dihadapinya, manusia akan menggunakan ( 1) informasi yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi; (2) pengetahuan tentang bilangan, bentuk dan ukuran; (3) kemampuan untuk menghitung; dan (4) kemampuan untuk mengingat dan menggunakan hubungan-hubungan.18

Kemampuan-kemampuan tersebut nampalmya berbeda jika dilihat dari sudut pandang tradisional, karena menurut kelompok ini matematika dipandang sebagai ilmu tentang kuantitas (the science of quantity) atau ilmu tentang ukuran diskrit dan berlanjut (the science of discrate and continuous) yang telah ditinggalkan. Hal ini menunjukan bahwa secara kontemporer pandangan tentang hakikat matematika lebih ditekankan pada metodenya daripada pokok persoalan matematika itu sendiri.19

Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa mulai dari SD hingga SMA dan bahkan juga diperguruan tinggi. Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi pengukuran, geometri, aljabar dan trigonometri. Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika, karena matematika rnerupakan:

i;; Abdurrahn1an Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesu/itan Belajar, (Jaka11a: PT. Rineka

Cipta, 2003). h.252 19

(33)

I. Sarana berpikir yangjelas dan logis

2. Sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari 3. Sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi

pengalaman

4. Sarana untuk mengembangkan kreativitas dan

S. Sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap

perkembangan budaya.20

Menurut James dan James bahwa matematika adalah ilmu

tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep

yang berhubungan satu dengan yang lainya dengan jumlah yang

banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan

geometric. Namun pembagian yang jelas sangatlah sukar untuk dibuat,

sebab cabang-cabang itu semakin bercampur. Sedangkan Jhonson dan

Rising menyatakan bahwa matematika adalah pola berpikir, pola

pengorganisasian, pembuktian yang logik, matematika ialah bahasa

yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas,

dan akurta, representasinya dengan symbol dan padat, lebih berupa

bahasa symbol mengenai ide daripada mengenai bunyi.21 Hal ini juga

disampaikan oleh Galileo Galilei menurutnya alam semesta ini

bagaikan sebuah buku raksasa yang hanya dapat dibaca kalau orang

tersebut mengerti bahasanya yang akrab dengan simbol dan lambang

dan bahasa itu tidak lain adalah matematika.22 Merujuk pada

pengertian tersebut, maka matematika dapat dipandang sebagai bahasa

karena dalam matematika terdapat sekumpulan lam bang dan simbol.

Selanjutnya menurut Reys dan kawan-kawan bahwa

matematika adalah telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau

pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa , dan suatu alat. Sedangkan

Kline mengatakan bahwa matematika itu bukanlah pengetahuan

menyendiri yang dapat sempuma karena dirinya sendiri tetapi adanya

matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam mernaharni

20

Abdurrahn1an Mu!yono, Pendidikan Bagi ... , ,h.253

21

Ern1an Suhennan, Strategi Pen1belajaran ... h. 16-17

22

(34)

dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam.23 Jadi, untuk hal ini matematika dipandang sebagai suatu bidang ilmu alat berpikir

dalam menyelesaikan segala macam permasalahan yang ada.

Sebagai bahasa, matematika memiliki kelebihanjika dibanding

dcngan bahasa-bahasa lainya. Bahasa matematika memiliki makna

yang tunggal, sehingga suatu kalimat matematika tidak dapat

ditafsirkan bermacam-macam. Ketunggalan makna dalam bahasa

matematika sebagai bahasa intemasional karena komunitas pengguna

bahasa matematika adalah bercorak global dan universal di semua

negara yang tidak dibatasi oleh suku, agama, bahasa, negara, budaya,

atau bahasa yang mereka gunakan sehari-hari. Bahasa matematika

berusaha dan berhasi 1 menghindari kerancuan arti, karena setiap

kalimat (istilah atau variabel) dalam matematika sudah memiliki arti

yang tertentu. Ketunggalan arti itu mungkin karena adanya

kesepakatan matematikawan atau ditentukan sendiri oleh penulis dari

awal penulisannya.

Bahasa matematika adalah bahasa yang berusaha untuk

menghilangkan sifat kabur, majemuk, dan emosional dari bahasa

verbal. Karena bahasa verbal hanya mampu mengemukakan

pemyataan yang bersi fat kualitatif, sedangkan matematika memiliki

sifat kuantitatif, yakni dapat memberikan jawaban yang lebih bersifat

eksak yang memungkinkan penyelesaian masalah secara cepat dan

cermat.24 Selain sebagai bahasa, matematika juga berfungsi sebagai

al at berpikir. 25

Matematika sebagai ratu dan pelayan ilmu dimaksudkan

bahwa matematika adalah sebagai sumber dari ilmu yang lain. Dengan

perkembangan teknologi, banyak cabang-cabang matematika mumi

yang ternyata kemudian hari bisa ditempkan dalam berbagai ilmu

23

Ern1an Suhern1an, Strategi Penzbe/qjaran ... h. 17

24 Moch Maskur, Abdul I-Iali1n Fathani, Mathe111atica/ h. 48.

25 Moch Maskur, Abdul I-Ialirn Fathani,

(35)

pengetahuan dan teknologi mutakhir.26 Sebagai pelayan, matematika adalah ilmu dasar yang mendasari dan melayani ilmu pengetahuan

lain. Sejak masa sebelum masehi, misalnya zaman Mesir kuno, cabang

tertua dan termudah dari matematika (aritmatika) sudah digunakan

untuk membuat piramida, digunakan untuk menentukan waktu

hujan.27

Berdasarkan pemyataan dari para ahli matematika di atas dapat

dikatakan bahwa matematika merupakan suatu ilmu yang

berhubungan dengan penelaahan bentuk-bentuk atau struktur-struktur

yang abstark dan hubungan diantara hal-hal itu. Untuk dapat

mmahami struktur serta hubungan-hubungannya diperlukan

penguasaan tentang konsep-konsep yang terdapat dalam matematika.

Hal ini berarti belajar matematika adalah belajar konsep dan struktur

yang terdapat dalam bahan-bahan yang sedang dipelajari, serta

mencari hubungan diantara konsep dan struktur tersebut.

Matematika secara umum ditegaskan sebagai penelitian pola

dari struktur, perubahan, dan ruang. Dalam pandangan formalis,

matematika adalah pemeriksaan aksioma yang menegaskan struktur

abstrak menggunakan logika simbolik dan notasi matematika,

pandangan lain tergambar dalam filosofi.

Pengertian matematika sangat sulit didefinisikan secara akurat.

Pada umumnya orang awam hanya akrab dengan satu cabang

matematika elementer yang disebut aritmatika atau ilmu hitung yang

secara informal didefinisikan sebagai ilmu tentang berbagai bilangan

yang bisa langsung diperoleh dari bilangan-bilangan bulat 0, 1, -l, 2,

-2, ... , melalui beberapa operasi dasar: tam bah, kurang, kali dan bagi.

Disiplin utama dalam matematika didasarkan pada kebutuhan

perhitungan dalam perdagangan, pengukuran tan ah dan

memprediksikan peristiwa dalam astronomi. Ketiga kebutuhan ini

26

Ennan Suhern1an, dkk, "Strategi Pen1be!ajaran. .. , h. 25.

27

(36)

Menurut Gagne ada dua objek yang diperoleh oleh siswa

dalam belajar matematika. Objek tersebut adalah objek langsung dan

objek tak langsung. Yang termasuk objek tak langsung adalah

kemampuan menyelidiki dan memecahkan masalah, belajar mandiri,

bersikap posiiif terhadap matematika dan mengetahui bagaimana

seharusnya belajar. Sedangkan yang termasuk objek langsung yaitu

berupa fakta, keterampilan, konsep dan aturan.29 Selanjutnya Gagne

membagi tipe belajar menjadi delapan macam yang dilakukan secara

prosedural atau hierarki dalam belajar matematika. Kedelapan tipe

belajar tersebut adalah belajar sinyal (signal learning), belajar

stimulus respon HNセエゥュオャオウMイ・ウーッョウ・@ learning), belajar merangkai

tingkah laku (behavior chaining learning), belajar asosiasi verbal

(verbal-chaining learning), belajar diskriminasi (discrimination

learning), belajar konsep (consept learning), belar aturan (nde

learning), belajar memecahkan masalah (problem solving learning).30

Sedangkan Piaget mengemukakan bahwa untuk memahami

konsep matematika dari konsep yang sederhana menuju konsep yang

Jebih tinggi, berjalan seiring dengan perkembangan intelektual anak

yang dipilahnya menjadi empat periode berpikir. Yang terdiri dari

periode sensori motor, pra operasional, operasi konkret, dan periode

operasi formal.31 Hal tersebut dilakukan karena matematika itu sendiri

adalah suatu ilmu yang menurut struktur. maka dalam menyajikan

matematika harus dilakukan dengan cara sistematis, teratur, dan logis.

Dengan penyajian seperti inilah siswa akan merasa siap untuk

menerima pelajaran karena sesuai dengan perkembangan

intelektualnya. Oleh sebab itu penyaj ian matematika diberikan kepada

siswa berbeda-beda sesuai dengan jenjang pendidikannya dan

perkembangan inteletualnya.

29

Ern1an Suhcn11an, Strategi Pe111belajaran .. h. 33

Zセ@ Hamzah B. lJno, 1\1ode/ ... , h. 131. .

(37)

32

Dilihat dari teori belajar matematika yang dikemukakan di atas

seorang siswa belajar matematika harus secara kontinu, karena belajar

matematika yang terputus-putus akan mengakibatkan siswa tidak

memahami konsep matematika berikutnya. Selanjutnya guru

hendaknya mengaitkan suatu konesp matematika sebelumnya dengan

konsep matematika yang akan diajarkan. Oleh sebab itu pengalaman

belajar matematika yang lalu dari para siswa sangat menentukan untuk

memahami konsep matematika yang baru.

c. Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar berasal dari bahasa Belanda yaitu "Prestatie, "

dalam kamus besar bahasa Indonesia yang dimaksud prestasi adalah

penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh

mata pelajaran, yang ditunjukan oleh tes dan angka yang diberikan

oleh guru.32 Sedangkan Menurut W.J.S Purwadarrninto rnenyatakan

bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaik - baiknya

menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap hal - hal yang

、ゥォ・セェ。ォ。ョ@ atau dilakukan. 33Dalam literatur, prestasi dihubungkan dengan kreativitas tertentu, seperti dikemukakan oleh Robert M.

Gagne bahwa dalam setiap proses akan selalu terdapat hasil nyata

yang dapat diukur dan dinyatakan sebagai hasil belajar (achievement)

seseorang.

Menurut Muhibbin syah prestasi belajar merupakan taraf

keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah

yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes

mengenai sejumlah pelajaran tertentu. 34Perubahan sebagai hasil

belajar bersifat menyeluruh. Sedangkan menurut ahli jiwa Gestal,

A by, ''prestasi be!ajar kajian tcoritis" ,dari: htto://artikclc-aby.

b!oespot.corn/2009/08/prestasi-bclajar-kaj ian-teoritis.html. 7 Agustus 2009. I 0.45 WIB. 33

Sobat Baru, "Pengertian Prcsta<>i Belajar",

dari:htlp://sobatharu.b!ogspot.co1n/2008/06/pengertian-prestasi-hc!ajar.htn11. 5 Agustus 2009, 16.l l WlB.

34

Aby, ''prcstasi belajar kajian teoritis",dari:

(38)

bahwa perubahan sebagai hasil belajar bersifat menyeluruh baik

perubahan pada prilaku maupun kepribadian secara keseluruhan.

Benyamin S. Bloom mengklasifikasikan hasil belajar dalam

tiga ranah : yaitu ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif

(affective domain), dan ranah psikomotor (Psychomotor domain).

Hasil belajar dalam ranah kognitif terdiri dari enam kategori yaitu :

pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.

Sedangkan ranah efektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima

aspek, yakni penerimaan, reaksi, penilaian, organisasi dan

internalisasi. Dan yang terakhir ranah psikomotorik berkenaan dengan

hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.35

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki

siswa setelah ia menerima pengalaman belajamya. Howard Kingsley

membagi tiga macam hasil belajar, yakni keterampilan dan kebiasaan,

pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita. Sedangkan Gagne

membagi lima kategori hasil belajar yakni: infonnasi verbal,

keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap dan keterampilan

mo!oris.36 Dalam belajar mengajar, keterampilan intelektual dapat

dilihat ketika siswa menggunakan simbol untuk berinteraksi dengan

lingkungannya. Infonnasi verbal dapat dilihat ketika siswa

menyatakan suatu konsep atau pengertian. Strategi kognitif digunakan

ketika memecahkan suatu masalah dengan menggunakan cara-cara

tertentu. Keterampilan motorik digunakan ketika menggunakan

perkakas atau alat-alat tertentu. Kemudian sikap digunakan untuk

memilih perbuatan atau perilaku tertentu.37

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari suatu kegiatan atau

usaha yang dapat memberikan kepuasaan emosional, dan dapat diukur

35

Nana Sudjana, Penilaian 1-Jasil Proses Be/ajar Afengr{iar, (Bandung: PT. Remaja l{osdakarya, 200 I), Cet. VII, h. 22-23.

30 Nana Sudjana,

Penilaian ... , h. 22. 37

(39)

dengan alat atau tes tertentu. Dalam proses pendidikan prsetasi dapat

diartikan sebagai hasil dari proses belajar mengajar yakni penguasaan,

perubahan emosional, atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur

dengan tes tertentu.

Hakikat belajar matematika didasarkan pada pandangan

konstruktivisme, yakni anak yang belajar matematika dihadapkan

pada masalah tertentu berdasarkan konstruksi pengetahuan yang

diperolehnya ketika belajar dan anak berusaha memecahkannya. Dari

sudut pandang teori pemrosesan informasi, seseorang dikategorikan

sedang menghadapi masalah dan bcrusaha memecahkannya, apabila ia

telah menyanggupi suatu tugas tertentu, tetapi ia belum tahu

menanganinya. Menyanggupi suatu tugas, berarti sepakat menerima

kriteria pencapaian dan sasaran akhir yang telah ditetapkan. Atau

dengan kata lain, suatu masalah terjadi dalam situasi tertentu karena

ada sasaran dan tujuan yang dicapai tetapi seseorang belum memiliki

struktur tertentu dalam memori yang dapat dioperasikan untuk

• • 38

mencapa1 sasaran 1tu.

Apabila struktur dan cara pemecahan masalah telah ada dalam

memori maka situasi tersebut tidak dapat dikatakan sebagai masalah.

Dengan demikian, pemecahan masalah matematika dipandang sebagai

suatu bentuk belajar yang mempersyaratkan adanya ha! baru yang

dapat diketahui keberadaanya pada akhir kegiatan belajar mengajar.

Mengacu pada uraian di atas, dapat diketahui bahwa seorang

siswa yang ingin mencapai hasil belajarnya pada mata pelajaran

matematika, diperlukan proses kerja untuk memecahkan masalah

matematika, dan proses kerja memecahkan masalah tersebut

memerlukan peran kerja memori. Menurut Bruner, persoalan inti dari

belajar memecahkan masalah matematika terletak pada bagaimana

informasi tersebut disimpan di dalam memori ssedemikian rupa

38

(40)

sehingga pada saat informasi tersebut diperlukan maka informasi itu

akan mudah dipanggil.

Untuk mengoptimalkan basil belajar siswa pada matematika,

sebaiknya dalam proses pembelajarannya perlu memperbatikan teori

pemrosesan informasi. Sedikitnya ada empat tabap yang dilalui dalam

teori pemrosesan informasi, yakni pemasukan informasi yang akan

dicatat melalui indera, simpanan jangka pendek, memori jangka

pendek dan memori jangka panjang. Apabila informasi (materi

pelajaran) telab melampaui batas kapasitas memori maka akan banyak

informasi yang hilang. Maka dari itulah diperlukan proses

penyeleksian informasi oleh guru.39

Jadi, dapat disimpulkan bahwa basil belajar siswa pada mata

pelajaran matematika merupakan basil kegiatan dari belajar

matematika dalam bentuk pengetahuan sebagai akibat dari perlakuan

atau pembelajaran yang dilakukan siswa. Dengan kata lain, hasil

belajar siswa pada mata pelajaran matematika merupakan apa yang

diperoleb siswa dari proses belajar matematika.

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Matematika

Belajar merupakan ha! yang kompleks. Apabila ini dikaitkan

dengan basil belajar siswa, ada beberapa faktor yang mempengaruhi

hasil belajar. Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

belajar siswa dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu: faktor dari

dalam, faktor dari luar dan faktor pendekatan.40

Faktor dari dalam yaitu faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi belajar yang berasal dari siswa yang sedang belajar.

Faktor-faktor ini meliputi:

39

f-Ia1nzah B. lJno, A1odel ... , h. 133.

40 Muhibbin Syah,

(41)

I. Kondisi fisiologi

Kondisi fisiologi pada umumnya sangat berpengaruh terhadap

kemampuan belajar' seseorang. Orang yang dalam keadaan segar

jasmaninya akan berlainan belajarnya dengan orang yang dalam

keadaan kelelahan. Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata

kemampuan belajarnya di bawah anak-anak yang tidak

kekurangan gizi; mereka lekas lelah, mudah mengantuk dan sukar

menerima pelajaran.

2. Kondisi psikologis

Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh karena

itu, semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja

mempengaruhi belajar seseorang. Beberapa faktor psikologis

utama yang dapat mempengaruhi proses dan basil belajar ialah

kecerdasan, bakat, rninat, rnotivasi, emosi dan kernampuan

kognitif.

a) Minat

Minat, menurut Slameto adalah suatu rasa lebih suka dan rasa

ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang

menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan

sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar

diri. Mina! belajar siswa yang tinggi menyebabkan belajar

siswa lebih mudah dan cepat.

b) Kecerdasan

Faktor kecerdasan yang dibawa individu rnempengaruhi

belajar siswa. Semakin individu itu mernpunyai tingkat

kecerdasan tinggi, rnaka belajar yang dilakukanya akan

semakin mudah dan cepat. Sebaliknya semakin individu itu

memiliki tingkat kecerdasan rendah. maka belajarnya akan

(42)

c) Baka!

Bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap

proses dan hasil belajar seseorang. Hampir tidak ada orang

yang membantah, bahwa belajar pada bidang yang sesuai

dengan bakat memperbesar kemungkinan hasilnya usaha itu.

d) Motivasi

Menurut Noehi Nasution motivasi adalah kondisi logis yang

mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi motivasi

untuk belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong untuk

belajar.41 Motivasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor,

antara lain: cita-cita siswa, kemampuan belajar siswa, kondisi

siswa, kondisi lingkungan, unsur-unsur dinamis dalam belajar

dan upaya guru membelajarkan siswa.

e) Emosi

Emosi merupakan kondisi psikologi (ilmu jiwa), individu

untuk melakukan kegiatan, dalam hal ini adalah belajar.

Kondisi psikologi siswa yang m,empengaruhgi belajar antara

lain perasaan senang, marah, jengkel, cemas dan lain-lain.

Faktor dari luar yaitu faktor-faktor

Gambar

Grafik 2 Histogram dan Poligon Frekuensi Skor Matematika
gambar, warna, serta adanya asosiasi secara langsung. Tugas
Gambar Gambar adalah stenografi bagi otak.52 Menambahkan
Tabel l Perbedaan Catatan Konvensional Dengan Catatan Peta Pikiran
+7

Referensi

Dokumen terkait

dikirimkan melalui suatu kanaL Dengan menggunakan sandi proteksi galat yang tidak sarna secara serial maka proteksi data dapat ditingkatkan dan galat yang dihasilkan

Surat Jaminan barang 100% baru dan jaminan purna jual apakah yang mengeluarkan pesera lelang karena peserta lelang adalah distributor buku uji dan plat uji mohon

Regression Test Result shows that the determinant coefficient value is 0.785 meaning the percentage contribution of variables of career motivation, quality motivation,

kebisingan pada kecepatan tinggi [2] , hal ini bukan hanya disebabkan oleh jumlah daun, kecepatan putar (rpm) namun juga dipengaruhi bentuk aliran yang masuk ke

Jabatan Notaris (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 3, Tambahan. Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Hal tersebut juga berkaitan dengan tugas KPPU maupun CCS yang sama- sama memiliki tugas untuk memberikan nasihat kepada Pemerintah atau otoritas publik lainnya

Doa dalam keluarga dilaksanakan ketika bulan Novena atau bulan Rosario saja, dan dalam kehidupan sehari-hari keluarga-keluarga kristiani umat Lingkungan Santa Maria Stasi

Dua artikel berikutnya bertemakan vektor dan reservoir penyakit yaitu “ Studi Bioekologi Nyamuk Mansonia spp vektor filariasis di Kabupaten Tanjung Jabung Timur,