1
PENILAIAN STATUS GIZI BALITA
BERDASARKAN BERAT BADAN TERHADAP UMUR
DI KECAMATAN CIPUTAT
BULAN SEPTEMBER TAHUN 2009
Laporan Penelitian ini ditulis sebagai sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN
OLEH :
Fikriyah Fuadiyah
NIM 106103003466
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 4 November 2009
3
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
PENILAIAN STATUS GIZI BALITA
BERDASARKAN BERAT BADAN TERHADAP UMUR DI KECAMATAN CIPUTAT
BULAN SEPTEMBER TAHUN 2009
Laporan Penelitian
Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Kedokteran (S.Ked)
Oleh
Fikriyah Fuadiyah NIM 106103003466
Pembimbing
dr. Yanti Susianti, Sp.A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
4
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Laporan Penelitian berjudul PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN BERAT BADAN TERHADAP UMUR DI KECAMATAN CIPUTAT BULAN SEPTEMBER TAHUN 2009 yang diajukan oleh Fikriyah Fuadiyah (NIM : 106103003466), telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada 4 November 2009.
Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.
Jakarta, 4 November 2009
DEWAN PENGUJI
Ketua Sidang Pembimbing Penguji
Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.KFR dr. Yanti Susianti, Sp.A dr. Witri Ardini, M. Gizi, Sp.GK
PIMPINAN FAKULTAS
Dekan FKIK UIN Kaprodi PSPD FKIK UIN
5
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan petunjuk-Nya sehingga laporan penelitian ini akhirnya rampung disusun. Shalawat dan salam senantiasa disanjungkan kepada Rasulullah SAW sebagai suri tauladan umat manusia hingga akhir zaman. Laporan penelitian ini disusun sebagai syarat kelulusan Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Kedokteran. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dukungan berbagai pihak, maka penyelesaian laporan penelitian ini tidaklah mudah. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. (hc) dr. M. K. Tadjudin, Sp.And selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas bimbingan beliau selama menimba ilmu di kampus tercinta ini.
2. Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp,KFR selaku Kaprodi Pendidikan Dokter, yang telah bermurah hati mengizinkan pengajuan penelitian ini.
3. dr. Yanti Susianti, Sp.A selaku dosen pembimbing dan dosen penguji, yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, dan data-data acuan penelitian untuk mengarahkan penulis dalam pembuatan laporan penelitian di tengah kesibukan beliau. Semoga kritik dan saran yang diberikan selalu menjadi motivasi tersendiri bagi penulis.
4. dr. Witri Ardini, Sp.GK selaku dosen penguji, yang berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan laporan penelitian ini. 5. dr. Abdillah Assegaf, Kepala Puskesmas Ciputat; dr. Muchlis Lubis, Sp.OG,
6
6. Para dosen pengajar dari FKIK UIN, FKUI, dan rumah sakit pendidikan. Semoga ilmu pengetahuan dan bimbingan yang diberikan senantiasa bermanfaat untuk masa mendatang.
7. Seluruh mahasiswa PSPD angkatan 2006, terutama untuk kelompok riset (Dhimas Naufal, Endah Purbasari, Harry Agung Pratama, dan Ullia Rahmatika) dan teman sepermainan terbaik (Gianisa Adisaputri, Gita Ruryatesa, Santi MD, dan Zuhriyah Rosa).
8. Ibunda, Hj. Triyana Hawiyah, dan ayahanda, H. Endang Samlawi, terima kasih atas doa dan kesabaran yang tak kenal lelah serta sumbangan semangatnya untuk penulis.
9. Kakak-kakak penulis, Akbar Sutanto dan istri Diah Syahbar Viana serta kedua anaknya, Enuh Nugraha dan istri Della Sarah Distrianda beserta ketiga anaknya, serta Djam’an Nur dan istri Retno Pujiati, yang selalu menjadi semangat hidup.
10.Septian Noor Cahyo, serta keluarga besar, terima kasih atas dukungannya selama penyusunan laporan penelitian.
11.Berbagai pihak yang menyempatkan waktu, dukungan moril dan materiil, terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan dengan tulus. Semoga Allah SWT senantiasa membalas kebaikan yang tulus dengan kebaikan pula.
Penulis berharap semoga laporan penelitian ini dapat memberikan manfaat di kemudian hari bagi berbagai pihak atau penelitian di masa mendatang.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Ciputat, 4 November 2009
7 ABSTRAK
Fikriyah Fuadiyah, Pendidikan Dokter, Penilaian Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan Terhadap Umur di Kecamatan Ciputat Bulan
September Tahun 2009
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan balita di Kecamatan Ciputat. Parameter status gizi balita yang terdiri dari status gizi buruk, status gizi kurang, status gizi baik, dan status gizi lebih dinilai berdasarkan pengukuran berat badan terhadap umur. Metode Penelitian ini menggunakan studi potong-lintang deskriptif. Data berat badan akan diplot dalam kurva pertumbuhan. Kurva pertumbuhan yang digunakan adalah kurva pertumbuhan berat badan terhadap umur CDC-NCHS 2000. Sampel yang diambil adalah balita di kecamatan Ciputat pada bulan September 2009. Sampel penelitian berjumlah 241 subyek, yang terdiri dari 141 subyek laki-laki dan 100 subyek perempuan. Hasil penelitian didapatkan bahwa prevalensi balita dengan status gizi buruk sebanyak 1.2% (3 subyek), status gizi kurang 15.8% (38 subyek), status gizi baik 52.3% (126 subyek), dan status gizi lebih 30.7% (74 subyek). Pada penelitian ini juga digambarkan status gizi balita berdasarkan jenis kelamin.
Kata Kunci : Status gizi balita, Kecamatan Ciputat, studi potong-lintang, kurva pertumbuhan CDC-NCHS 2000.
ABSTRACT
Fikriyah Fuadiyah, Medical Doctor, Assessment of Toddler’s Nutritional Status Based On Weight For Age At Kecamatan Ciputat On September 2009
This research describes toddler’s health level at Kecamatan Ciputat. Toddler’s nutritional status parameters were assessed based on weight-for-age measurement. Methods Research method uses descriptive cross-sectional study. Data of weight will be plotted on growth curve of weight-for-age CDC-NCHS 2000 curve. Sample’s taken are toddlers at kecamatan Ciputat on September 2009. The samples were 241 subjects, consisting of 141 male subjects and 100 female subjects. Results The results showed that the prevalence of children with poor nutritional status as much as 1.2% (3 subjects), 15.8% moderate malnutrition (38 subjects), good nutritional status of 52.3% (126 subjects), and overweight nutritional status 30.7% (74 subjects). This research also describes nutritional status based on gender.
8
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Lembar Pernyataan Keaslian Karya ii
Lembar Persetujuan Pembimbing iii
Lembar Pengesahan iv
Kata Pengantar v
Abstrak vii
Abstract viii
Daftar Isi ix
Daftar Gambar, Tabel, dan Lampiran xi
BAB 1 PENDAHULUAN 1
2.1.1 Penilaian Status Gizi Secara Langsung 6
2.1.1.1 Antropometri 6
2.1.1.2 Klinis 13
2.1.1.3 Biokimia 13
2.1.1.4 Biofisik 14
2.1.2 Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung 14
2.1.2.1 Survei Konsumsi Makanan 14
2.1.2.2 Statistik Vital 14
2.1.2.3 Faktor Ekologi 15
2.1.3 Parameter Status Gizi Balita 15
2.2 Kerangka Konsep 15
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 16
3.1 Desain Penelitian 16
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 16
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 16
3.4 Kriteria Penelitian 16
3.4.1 Kriteria Inklusi 16
9
3.5 Besar Sampel Penelitian 17
3.6 Cara Kerja Penelitian 18
3.6.1 Alur Kerja Penelitian 18
3.6.2 Variabel Penelitian 18
3.6.3 Manajemen Data 18
3.6.3.1 Pengolahan, Interpretasi, dan Penyajian Data 19
3.6.3.2 Pelaporan Hasil Penelitian 19
3.7 Definisi Operasional 19
3.7.1 Batasan Operasional 20
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 21
4.1 Hasil Penelitian 21
4.2 Keterbatasan Penelitian 23
4.3 Pembahasan Penelitian 25
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 26
5.1 Simpulan 26
5.2 Saran 26
Daftar Pustaka 27
10
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Status Gizi Balita di Kabupaten Tangerang Tahun 2005-2007 2 Gambar 2. Faktor Ekologi yang Erat Hubungannya dengan Terjadinya
Malnutrisi 14
Gambar 3. Kerangka Konsep Penelitian 15
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Prevalensi Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan Terhadap
Umur (BB/U) di Pulau Jawa Tahun 2007 2
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin 21 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Kelompok Umur 21 Tabel 4.3 Distribusi Prevalensi Status Gizi Balita 22 Tabel 4.4 Distribusi Status Gizi Berdasarkan Jenis Kelamin 23 Tabel 4.5 Distribusi Status Gizi Pada Kelompok Umur 23
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30
Gambar 4. Grafik Pengukuran Standar Persentil Anak Laki-Laki
Umur 0-36 Bulan 30
Gambar 5. Grafik Pengukuran Standar Persentil Anak Laki-Laki
Umur 2-20 Tahun 31
Gambar 6. Grafik Pengukuran Standar Persentil Anak Perempuan
Umur 0-36 Bulan 32
Gambar 7. Grafik Pengukuran Standar Persentil Anak Perempuan
Umur 2-20 Tahun 33
Lampiran 2. Kurva Pertumbuhan z-scores 34
Gambar 8. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan Standar Deviasi z-scores Untuk Anak Perempuan
Umur 0-6 bulan 34
Gambar 9. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan Standar Deviasi z-scores Untuk Anak Laki-laki
Umur 0-6 bulan 34
Gambar 10. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan Standar Deviasi z-scores Untuk Anak Perempuan
11
Gambar 11. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan Standar Deviasi z-scores Untuk Anak Laki-laki
Umur 6 bulan – 2 tahun 35
Gambar 12. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan Standar Deviasi z-scores Untuk Anak Perempuan
Umur 2 – 5 tahun 36
Gambar 13. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan Standar Deviasi z-scores Untuk Anak Laki-laki
Umur 2 – 5 tahun 36
Lampiran 3. Data Penelitian 37
12 ireversibel (tidak dapat pulih). (Khomsan A, 2007)
Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktor, oleh karena itu pendekatan penanggulangannya harus melibatkan berbagai sektor yang terkait. (Konsep Masalah Gizi, 2009)
Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. (Depkes, 2005) Pada dasarnya ada beberapa penyebab perubahan status gizi balita, bukan hanya disebabkan oleh kondisi kesehatan saja, tetapi juga oleh faktor-faktor lain di luar kesehatan sangat mempengaruhi, seperti kesejahteraan, pendidikan, lapangan kerja, dan lain-lain. (Dinkes Kabupaten Tangerang, 2008)
13
Tabel 1.1 Prevalensi Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan Terhadap Umur (BB/U) di Pulau Jawa Tahun 2007 (Riskesdas, 2007)
No Provinsi Status Gizi Balita (%)
Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih
1 DKI Jakarta 2.9 10 80.6 6.5
Ciputat merupakan sebuah kecamatan di Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, Indonesia. Sebelum Kota Tangerang Selatan menjadi kota otonom pada tahun 2008, Ciputat merupakan kecamatan dari Kabupaten Tangerang. (Wikipedia, 2010) Dari gambaran status gizi balita di Kabupaten Tangerang pada tahun 2005-2007 menunjukkan bahwa penurunan untuk gizi kurang menjadi 6,33% dibandingkan pada tahun sebelumnya yaitu 19,61%. (Dinkes Kabupaten Tangerang, 2008)
Gambar 1. Status Gizi Balita di Kabupaten Tangerang Tahun 2005-2007 (Dinkes Kabupaten Tangerang, 2008)
Keadaan gizi buruk ini sebenarnya dapat dapat diawali dengan antisipasi pada balita dengan status rawan gizi yaitu status gizi kurang. Penyebab lain terjadinya kurang gizi adalah keengganan orang tua untuk membawa balitanya ke posyandu untuk diperiksa perkembangan kesehatannya. (Siswono, 2006)
14
mendatangi Puskesmas atau Posyandu ketika anaknya dinyatakan gizi buruk. Padahal dengan adanya keterbukaan tersebut orang tua nantinya bisa mengubah pola hidup untuk meningkatkan kesehatan anaknya. (Positive Deviance Resource Center, 2008) Penulis mengadakan penelitian di wilayah Kecamatan Ciputat karena wilayah mudah terjangkau dan untuk membaktikan diri bagi masyarakat sekitar kampus.
1.2 Rumusan Masalah
• Bagaimana cara pengukuran status gizi balita di wilayah Kecamatan Ciputat? • Bagaimana penilaian status gizi balita di wilayah Kecamatan Ciputat?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan Umum :
•••• Mengetahui tingkat kesehatan balita di wilayah Kecamatan Ciputat
Tujuan Khusus :
•••• Mengetahui prevalensi status gizi balita di wilayah Kecamatan Ciputat yang mencakup status gizi lebih, status gizi baik, status gizi kurang, dan status gizi buruk.
•••• Mengetahui kelompok umur dengan status rawan gizi di wilayah Kecamatan Ciputat.
1.3.2 Manfaat Penelitian
•••• Mengetahui tingkat kesehatan balita berdasarkan status gizi balita di wilayah Kecamatan Ciputat pada bulan September 2009.
15
16
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Masalah gizi dapat terjadi pada seluruh kelompok umur, bahkan masalah gizi pada suatu kelompok umur tertentu akan mempengaruhi pada status gizi pada periode siklus kehidupan berikutnya. Masa balita sering dinyatakan sebagai masa kritis dalam rangka mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas, terlebih pada periode 2 tahun pertama merupakan masa emas untuk pertumbuhan dan perkembangan otak yang optimal. (Azwar A, 2004)
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu. (Supriasa, 2002)
Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh status keseimbangan antara asupan zat gizi dan kebutuhan zat gizi oleh tubuh untuk berbagai proses biologis. Kurang gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh kurangnya intake zat gizi dibandingkan dengan kebutuhannya, sedangkan lebih gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh intake zat gizi yang berlebih dibandingkan dengan kebutuhannya. Keadaan gizi yang baik adalah jika intake zat gizi sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu sering juga disebut dengan gizi seimbang. (Tumbuh Kembang Anak Di Bawah Usia 2 Tahun, 2009)
17
Ketidakseimbangan ketiga faktor ini, misalnya terjadinya ketidakcukupan zat gizi dalam tubuh, maka simpanan zat gizi akan berkurang dan lama-kelamaan simpanan menjadi habis. Apabila keadaan ini dibiarkan maka akan terjadi perubahan faali dan metabolisme, dan akhirnya memasuki ambang klinis. Proses itu berlanjut sehingga menyebabkan orang sakit. Tingkat kesakitannya dimulai dari sakit tingkat ringan sampai berat. (Riwayat Alamiah Penyakit Gizi, 2009)
Patogenesis gizi kurang melalui 5 tahapan. Pertama diawali dari ketidakcukupan gizi yang bila berlangsung lama maka persediaan cadangan jaringan akan digunakan untuk memenuhi ketidakcukupan itu, kedua penurunan berat badan, ketiga terjadi perubahan biokimia yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan laboratorium, keempat terjadi perubahan fungsi yang ditandai dengan tanda yang khas, dan kelima terjadi perubahan anatomi yang dapat dilihat dari munculnya tanda yang klasik. (Supriasa, 2002)
2.1.1 Penilaian Status Gizi Secara Langsung
Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu: antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Masing-masing penilaian tersebut akan dibahas secara umum sebagai berikut.
2.1.1.1 Antropometri
18
Parameter yang digunakan dalam antropometri : 1) Umur
Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan penentuan umur dapat mengakibatkan interpretasi status gizi salah. Batasan umur yang digunakan (Puslitbang Gizi Bogor, 1980) :
• Tahun umur penuh (completed year) Contoh : 6 tahun 2 bulan, dihitung 6 tahun
5 tahun 11 bulan, dihitung 5 tahun
• Bulan usia penuh (completed month) untuk anak umur 0-2 tahun
Contoh : 3 bulan 7 hari, dihitung 3 bulan 2 bulan 26 hari, dihitung 2 bulan 2) Berat Badan (BB)
Merupakan ukuran antropometri terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Selain itu dapat digunakan sebagai indikasi:
• Digunakan untuk mendiagnosis bayi normal atau BBLR. • Pada masa bayi-balita berat badan dapat dipergunakan
untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis (dehidrasi, asites, edema, atau adanya tumor).
• Dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan.
• Menggambarkan jumlah protein, lemak, air, dan mineral pada tulang.
19
• Pada pasien dengan edema dan asites, terjadi penambahan cairan dalam tubuh.
• Adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi. Pengukuran berat badan merupakan pemilihan terbaik, dikarenakan :
• Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat karena perubahan konsumsi makanan dan kesehatan.
• Memberikan gambaran status gizi sekarang, jika dilakukan periodik memberikan gambaran pertumbuhan. • Umum dan luas dipakai di Indonesia.
• Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh keterampilan pengukur.
• Digunakan dalam KMS.
• Berat Badan terhadap Tinggi Badan (BB/TB) merupakan indeks yang tidak tergantung umur
• Alat ukur dapat diperoleh di pedesaan dengan ketelitian tinggi : dacin. (Pengukuran Antropometri Gizi, 2009) Alat yang digunakan untuk mengukur berat badan terdiri dari beam balance untuk anak kurang dari 2 tahun, setelah umur tersebut digunakan timbangan injak atau elektronik. Prosedur pengukuran berat badan bayi :
• Dilakukan oleh 2 orang, yaitu orang pertama mengukur berat bayi sambil menjaga agar tidak jatuh dan orang kedua mencatat hasil pengukuran.
• Bayi dalam keadaan tanpa pakaian atau hanya menggunakan popok yang kering.
20
• Lakukan pembacaan dengan ketelitian 0,01 kg.
Prosedur pengukuran berat anak / remaja :
• Timbangan sebaiknya diletakkan di ruangan tertutup. • Pakaian dilepaskan, hanya menggunakan pakaian dalam
saja.
• Anak/remaja berdiri tegak di tengah alat timbangan. • Lakukan pembacaan dengan ketelitian 0,01 kg. (Standar
Pelayanan Medis Kesehatan Anak, 2004) 3) Tinggi Badan (TB)
Tinggi Badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. (Pengukuran Antropometri Gizi, 2009) Untuk bayi, pengukuran pertumbuhan linear adalah panjang badan; untuk anak yang lebih tua, pengukurannya berdasarkan tinggi badan. (Nelson, 2004) Tinggi Badan merupakan parameter paling penting bagi keadaan yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat, serta dapat digunakan sebagai ukuran kedua yang penting, karena dengan menghubungkan BB terhadap TB (quack stick) faktor umur dapat dikesampingkan. (Supriasa, 2002)
Alat ukur tinggi badan meliputi :
• Alat pengukur panjang badan bayi : untuk bayi atau anak yang belum dapat berdiri.
• Microtoise : untuk anak yang sudah dapat berdiri. 4) Lingkar Lengan Atas
21
lengan atas mencerminkan cadangan energi, sehingga dapat mencerminkan :
• Status KEP pada balita
• KEK pada ibu hami : risiko bayi BBLR
Lingkar lengan atas menggunakan alat : pita pengukur dari fiberglass atau sejenis kertas tertentu berlapis plastik. Ambang batas (Cut of Points) :
• LLA WUS dengan risiko KEK di Indonesia : < 23,5 cm • Pada bayi 0-30 hari : ≥9,5 cm
• Balita dengan KEP : <12,5 cm 5) Lingkar Kepala
Lingkar kepala dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang tengkorak. Ukuran otak meningkat secara cepat selama tahun pertama, tetapi besar lingkar kepala tidak menggambarkan keadaan kesehatan dan gizi. Dalam antropometri gizi rasio Lingkar Kepala dan Lingkar Dada cukup berarti dan menentukan KEP pada anak. Lingkar Kepala juga digunakan sebagai informasi tambahan dalam pengukuran umur.
6) Lingkar Dada
Biasa digunakan pada anak umur 2-3 tahun, karena pertumbuhan Lingkar Dada pesat sampai anak berumur 3 tahun. Rasio Lingkar Dada dan Kepala dapat digunakan sebagai indikator KEP pada balita.
7) Tinggi Lutut
22 8) Jaringan Lunak
Otot dan lemak merupakan jaringan lunak yang bervariasi. Antropometri dapat dilakukan pada jaringan tersebut untuk menilai status gizi di masyarakat. Salah satu jenis yang diukur adalah lemak subkutan (subcutaneous fat).
Metode yang digunakan untuk menilai komposisi tubuh (jumlah dan distribusi lemak subkutan) :
• Ultrasonik
• Densitometri (melalui penempatan air pada densitometer atau underwater weighting)
• Teknik Isotop Dilution • Metode Radiologi
• Total Electrical Body Conduction (TOBEC)
• Antropometri (pengukuran berbagai tebal lemak menggunakan caliper atau skin-fold calipers) (Pengukuran Antropometri Gizi, 2009)
Ambang batas antropometri diperlukan untuk interpretasi hasil pengukuran. Ambang batas dapat disajikan dalam 3 cara :
• Persen Terhadap Median
Nilai median adalah nilai tengah dari suatu populasi. Dalam antropometri gizi, median sama dengan persentil 50. Nilai median ini dinyatakan dengan 100% (untuk standar). Setelah itu dihitung persentase terhadap nilai median untuk mendapatkan ambang batas.
Menurut Berat Badan terhadap Umur (BB/U), ambang batasnya adalah :
23
- Status Gizi Lebih : > 100%
Contohnya : berat badan anak umur 2 tahun adalah 12 kg, maka 80% terhadap median = 9,6 kg, 60 median = 7,2 kg. jika 60% dan 80% dianggap sebagai batas, maka anak umur 2 tahun mempunyai berat badan antara 7,2 – 9,6 kg (60-80% median) berstatus gizi kurang, dan di bawah 7,2 kg (<60 % median) dinyatakan berstatus gizi buruk. • Persentil
Persentil 50 sama dengan median dan nilai tengah dari jumlah populasi. NCHS merekomendasikan persentil ke-5 sebagai batas gizi baik dan kurang, dan persentil 95 sebagai batas gizi lebih dan baik.
Contoh : ada 100 anak diukur tingginya kemudian diurutkan dari yang terkecil. Ali berada pada urutan 15 berarti persentil 15, 14 anak berada di bawahnya dan 85 anak berada di atasnya.
• Standar Deviasi (SD-Unit) atau z-scores
SD disebut juga z-scores. WHO menyarankan menggunakan cara ini untuk meneliti dan memantau pertumbuhan. Ambang batasnya :
- 1 SD Unit (1 z-scores) sama dengan 11 dari median Berat Badan terhadap Umur (BB/U).
- 1 SD Unit (1 z-scores) kira-kira 10% dari median Berat Badan terhadap Tinggi Badan (BB/TB)
- 1 SD Unit (1 z-scores) kira-kira 5% dari median Tinggi Badan terhadap Umur (TB/U). (Pengukuran Antropometri Gizi, 2009)
24
indeks berat badan menurut umur balita kemudian disetarakan dengan standar baku rujukan WHO-NCHS utuk mengetahui status gizinya.
Ada 4 status gizi balita yang ditentukan menurut Berat Badan/Umur (BB/ U). Diantaranya adalah :
• Gizi Buruk : < - 3 SD
• Gizi Kurang : - 3 SD sampai – 2 SD • Gizi Baik : - 2 SD sampai + 3 SD • Gizi Lebih : > + 3 SD (Depkes, 2005)
2.1.1.2 Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (superficial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Survey juga digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit. (Supriasa, 2002)
2.1.1.3 Biokimia
25
antara lain : darah, urin, tinja, dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik. (Supriasa, 2002)
2.1.1.4 Biofisik
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan. Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik (epidemic of night blindnes), Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap. (Supriasa, 2002)
2.1.2 Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung
Penilaian status gizi secara tidak langsung terdiri dari survei konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi.
2.1.2.1 Survei Konsumsi Makanan
26 2.1.2.2 Statistik Vital
Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi. Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat. (PSG Secara Langsung, 2009)
2.1.2.3 Faktor Ekologi
2.1.3 Parameter
Gambar 2. Faktor Ekologi yang Erat Hubun Terjadinya Malnutrisi (Supriasa,
ter Status Gizi Balita
eter yang umum digunakan untuk menentuk dalah berat badan, tinggi badan, dan lingkar ke
ata yang digunakan untuk pengukuran dapat be t Badan terhadap Umur (BB/U)
gi Badan (panjang dan tinggi) Terhadap Umur ( kar Kepala Terhadap Umur
t Badan Terhadap Tinggi Badan (panjang dan ti Mass Indeks (BMI) / Indeks Massa Tubuh (IM
2.2 Kerangka Konse
Status Gizi Buru Jenis Kelam
28 nsep
Gambar 3. Kerangka Konsep Penelitian Status Gizi
Buruk Status Gizi Kurang Status Gizi Baik
Kurva BB/U CDC-NCHS 2000
Ambang Batas Persen Terhadap Median
Balita
elamin Berat Badan Ke
29
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian yang akan digunakan adalah studi potong-lintang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif terhadap penilaian status gizi pada balita di Wilayah Kecamatan Ciputat September 2009.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian adalah Balai Pengobatan Anak Puskesmas Kecamatan Ciputat, Poli Anak RSIA Buah Hati, dan RB Marlina di wilayah Kecamatan Ciputat. Waktu penelitian adalah bulan September 2009.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi target adalah semua balita yaitu anak dengan umur 0-59 bulan. Populasi terjangkau adalah balita yang berobat di wilayah Kecamatan Ciputat. Sampel yang diambil adalah balita yang memeriksakan diri ke Balai Pengobatan Anak Puskesmas Kecamatan Ciputat, Poli Anak RSIA Buah Hati, dan RB Marlina di wilayah Kecamatan Ciputat pada bulan September 2009.
3.4 Kriteria Penelitian 3.4.1. Kriteria Inklusi
- Balita yang memeriksakan diri ke Balai Pengobatan Anak Puskesmas Kecamatan Ciputat, Poli Anak RSIA Buah Hati, dan RB Marlina.
30 3.4.2. Kriteria Ekslusi
- Balita yang tidak kooperatif dalam pengukuran berat badan. - Balita dengan orang tua yang tidak memberikan informed consent.
3.5 Besar Sampel Penelitian
Pada penentuan rumus besar sampel, terdapat faktor yang harus diambil dari kepustakaan dan juga terdapat faktor yang ditetapkan oleh peneliti. Faktor yang berasal dari kepustakaan adalah faktor yang nilainya tergantung dari data sebelumnya (misalnya prevalensi pada penelitian terdahulu yang berkaitan). Faktor yang ditetapkan oleh peneliti adalah faktor yang nilainya ditetapkan oleh peneliti berdasarkan pertimbangan statistik dan pertimbangan klinis (misalnya tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki harus memenuhi syarat jumlah sampel (n) dikalikan proporsi atau keadaan yang dicari (p) harus lebih dari 5, jika prevalensi penelitian sebelumnya kurang dari 20%). (Dahlan MS, 2005)
Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan perhitungan dengan rumus untuk metode studi potong-lintang dekriptif kategorik (Sastroasmoro S, 2004) yaitu :
=(Zα) p. q
Keterangan
n = jumlah sampel yang diperlukan α = tingkat kemaknaan/tingkat kesalahan
Maka jumla
mlah sampel minimal yang diperlukan adalah 2
enelitian erja Penelitian
el Penelitian
ariabel bebas yang digunakan dalam penelitia an umur subyek. Variabel terikat yang digu
subyek, karena terkait dengan kurva pertum adan terhadap umur CDC-NCHS 2000 yang tasi data pengukuran berat badan.
men Data
engumpulan data dilakukan dengan pengukuran catat pada waktu dan tempat penelitian. Respo
asuk kriteria inklusi akan diminta persetuju ran berat badan sang anak. Pengumpulan data hi jumlah sampel minimal yang diperluka an pengolahan dan interpretasi data. Manajem
nulis. Urutan manajemen data adalah pengko kan data ke komputer (entry).
an gunakan adalah jenis tumbuhan berdasarkan ang digunakan untuk
32
3.6.3.1 Pengolahan, Interpretasi, dan Penyajian Data
Data pengukuran berat badan akan dikode (coding) berdasarkan persen terhadap median. Data umur anak akan dikode berdasarkan kelompok umur, dan juga pengkodean data jenis kelamin.
Data yang sudah dikode kemudian dimasukkan ke komputer (entry) dengan program SPSS for Windows versi 15,0. Tabulasi data yang telah lengkap disusun sesuai dengan variabel yang dibutuhkan lalu dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi (tabulating). Interpretasi data dilakukan secara dekriptif kategorik.
Data pengukuran berat badan yang diplot dalam kurva pertumbuhan diinterpretasikan berdasarkan berdasarkan ambang batas persen terhadap median, dikategorikan menjadi status gizi buruk, status gizi kurang, status gizi baik, dan status gizi lebih. Kemudian data berupa prevalensi status gizi balita disajikan dalam bentuk tekstular dan tabular.
3.6.3.2 Pelaporan Hasil Penelitian
Pelaporan hasil penelitian akan disusun dalam bentuk karya tulis ilmiah.
3.7. Definisi Operasional
33
Tinggi Badan Terhadap Umur (TB/U), Berat Badan Terhadap Tinggi Badan (BB/TB), Lingkar Kepala Terhadap Umur (LK/U), dan Indeks Massa Tubuh (IMT).
3.7.1 Batasan Operasional
- Penilaian status gizi akan dilakukan berdasarkan parameter Berat Badan terhadap Umur (BB/U).
- Balita di bawah 2 tahun akan diukur berat badannya pada timbangan bayi, balita berusia 2 tahun atau lebih akan diukur berat badannya pada timbangan injak.
- Kurva pertumbuhan yang digunakan untuk memplot berat badan terhadap umur adalah kurva CDC-NCHS 2000
- Interpretasi status gizi akan dinilai berdasarkan persen terhadap median.
34
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian dilakukan di Balai Pengobatan Anak Puskesmas Ciputat, Poli Anak RSIA Buah Hati, dan RB Marlina yang berada di wilayah Kecamatan Ciputat sejak 1 September 2009 sampai 6 Oktober 2009. Pengambilan sampel dilakukan sampai jumlah sampel minimal penelitian tercukupi.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
Laki-laki 141 58.5
Perempuan 100 41.5
Total 241 100
Besar sampel yang dapat dikumpulkan dalam kurun waktu tersebut sebanyak 241 subyek, terdiri dari 141 subyek laki-laki (58,5%) dan 100 subyek perempuan (41,5%). (Tabel 4.1) Pada penelitian faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balita di Propinsi Bangka Belitung tahun 2007 didapatkan 53,1% bayi laki-laki mengalami gizi kurang.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Kelompok Umur
Kelompok Umur (bulan) Jumlah Persentase (%)
0-12 95 39.4
35
subyek (16,6%), kelompok umur 37-38 bulan sebanyak 26 subyek (10,8%), dan kelompok umur 49-59 bulan sebanyak 15 subyek (6,2%). (Tabel 4.2)
Tabel 4.3. Distribusi Prevalensi Status Gizi Balita
Status Gizi Balita Jumlah Persentase (%)
Gizi Buruk 3 1.2
Gizi Kurang 38 15.8
Gizi Baik 126 52.3
Gizi Lebih 74 30.7
Total 241 100
Dari keseluruhan kelompok umur dalam sampel penelitian, balita dengan status gizi buruk sebanyak 3 subyek (1,2% dari total sampel penelitian), balita dengan status gizi kurang sebanyak 38 subyek (15,8% dari total sampel penelitian), balita dengan status gizi baik sebanyak 126 subyek (52,3% dari total sampel penelitian), balita dengan status gizi lebih sebanyak 74 subyek (30,7% dari total sampel penelitian). (Tabel 4.3)
Pada penelitian hubungan pengetahuan dan perilaku ibu buruh pabrik tentang keluarga sadar gizi dengan status gizi anak balita di Kabupaten Ungaran didapatkan 15,4% balita termasuk kategori kurus pada kelompok umur 12-36 bulan. Pada penelitian faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balita di Propinsi Bangka Belitung Tahun 2007 didapatkan 18% dari 1148 balita mengalami gizi kurang. Kelompok umur terbanyak adalah 13-36 bulan yaitu sebanyak 43,5%.
36
Tabel 4.4 Distribusi Status Gizi Berdasarkan Jenis Kelamin
Status Gizi Balita Laki-laki Perempuan
Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%)
Gizi Buruk 1 0.7 2 2
Gizi Kurang 21 14.9 17 17
Gizi Baik 73 51.8 53 53
Gizi Lebih 46 32.6 28 28
Total 141 100 100 100
Tabel 4.5 Distribusi Status Gizi Pada Kelompok Umur
Status Gizi Balita Kelompok Umur (bulan) Jumlah %
0-12 % 13-24 % 25-36 % 37-48 % 49-59 % subyek perempuan, paling banyak terdapat pada kelompok umur 25-36 bulan (16,6%). Dari status gizi kurang sebanyak 38 subyek (15,8%), 21 subyek laki-laki dan 17 subyek perempuan, paling banyak terdapat pada kelompok umur 13-24 bulan (27%). Dari status gizi baik sebanyak 126 subyek (52,3%), 73 subyek laki-laki dan 53 subyek perempuan, paling banyak terdapat dalam kelompok umur 0-12 bulan (39,4). Dari 74 subyek status gizi lebih (30,7%), 46 subyek laki-laki dan 28 subyek perempuan, paling banyak terdapat dalam kelompok umur 0-12 bulan (39,4%). Tidak nampak adanya perbedaan mencolok pada prevalensi status gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, dan gizi lebih baik antara balita laki-laki dan perempuan. (Tabel 4.4 dan 4.5)
4.2 Keterbatasan Penelitian
37
pengambilan data di lapangan sebenarnya dapat menjadi bias dalam penelitian yang dilakukan, diantaranya :
1. Hasil penimbangan dapat dipengaruhi beberapa hal, yaitu anak yang berpegangan pada orang tua pada saat ditimbang, pakaian anak cukup tebal, pampers telah dipakai dalam jangka waktu lama, dan anak sedang sakit. 2. Waktu responden yang terbatas mengakibatkan pengukuran data berat badan
dilakukan secara tergesa-gesa sehingga mengabaikan keakuratan pengukuran pada saat anak bergerak-gerak di timbangan.
3. Keterbatasan waktu penelitian membuat pengambilan sampel hanya memenuhi jumlah batas minimal sampel.
4. Peneliti tidak mengetahui sudah berapa lama alat ukur timbangan berat badan tidak ditera atau dikalibrasi.
Penelitian ini tidak meneliti faktor yang mempengaruhi status gizi pada sampel, baik dari banyaknya asupan nutrisi, pengaruh penyakit seperti diare, infeksi kronis seperti tuberkulosis, yang dapat mempengaruhi berat badan sehingga diperlukan penelitian lanjutan untuk analisis faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi di wilayah Kecamatan Ciputat.
Dalam penelitian status gizi balita, data pengukuran berat badan terhadap umur (BB/U) sebaiknya diikuti oleh data pengukuran lain, yaitu tinggi badan terhadap umur (TB/U), berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB), dan lingkar lengan atas (LILA) sehingga analisis data status gizi memberikan gambaran yang lebih objektif dibandingkan penghitungan berdasarkan data pengukuran berat badan terhadap umur saja.
38 4.3 Pembahasan Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan balita dengan status gizi kurang terbanyak pada kelompok umur 13-24 bulan. Hal ini dapat disebabkan karena penurunan nafsu makan akibat periode penyapihan. Orang tua dan pengasuh sering cemas akan nutrisi anak. Anak biasanya mengatur asupan makanan mereka berdasarkan kebutuhan somatik akan perasaan lapar dan kenyang. Asupan makan harian si anak akan beragam, tetapi asupan dalam periode mingguan biasanya relatif stabil. Keinginan orang tua untuk mengendalikan asupan makan si anak sering membuat anak mengadakan mekanisme penerimaan atau penolakan diri terhadap tekanan orang tua. Hal ini kemudian menimbulkan keadaan makan berlebih atau kurang dalam asupan makanan. Masa ini disebut sebagai second years transitional. Orang tua dan pengasuh sebaiknya mengantisipasi hal ini agar keadaan rawan gizi sang anak tidak berkelanjutan. (Nelson, 2004 dan Supriasa, 2002)
39
2. Kelompok balita rawan gizi paling banyak berada pada kelompok umur 13-24 bulan sebanyak 13 orang (31,7%), dengan rata-rata berat badan balita adalah 10,5 kg. Rata-rata berat badan balita di kelompok umur 13-24 bulan dengan jenis kelamin laki-laki adalah 10,35 kg dan 10,66 kg untuk jenis kelamin perempuan.
5.2 Saran
1. Dengan penambahan jangka waktu pengambilan sampel, maka penelitian dapat dikembangkan untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi pada balita.
2. Modifikasi penelitian yang dapat dilakukan adalah perluasan lokasi pengambilan sampel dengan tujuan pemerataan distribusi pengambilan sampel berdasarkan pembagian wilayah di Kecamatan Ciputat.
3. Selain itu dapat dilakukan penambahan data pengukuran status gizi balita lain misalnya berat badan terhadap tinggi badan agar penilaian status gizi balita menjadi lebih objektif.
4. Data pengukuran berat badan sebaiknya dilakukan secara pengambilan primer untuk menghindari terjadinya bias pada penelitian.
40
DAFTAR PUSTAKA
Azrul Azwar. Kecenderungan masalah gizi dan tantangan di masa datang. 2004.
Diakses 21 Sept 2009. Disadur dari :
http://www.gizi.net/makalah/Makalah%20Dirjen-Sahid%202.PDF
Behrman, et al. Nelson Textbook of Pediatrics. 17th ed. London : Saunders Elseviers. 2004. h195-203.
Depkes. 2005. BAB III profil kesehatan provinsi kalimantan tengah. Diakses 20 Sept
2009. Diunduh dari :
http://www.depkes.go.id/downloads/profil/kalteng/narasi_profil05/narasi_profil05/B
AB%20III_profil.doc
Dinkes Kabupaten Tangerang. Derajat kesehatan [Online]. 2008. Diakses 20 Sept 2009. Diunduh dari : http://dc314.4shared.com/doc/rSZW6TsD/preview.html
Empat Puluh Tiga Balita di Ciputat Alami Gizi Buruk [Online]. 2008. Diakses 26
Khomsan Ali. Status gizi balita. [Online]. 2007. Diakses 20 Sept 2009. Diunduh dari :
http://www.medicastore.com
Konsep masalah gizi [Online]. 2009. Diakses 20 Sept 2009. Diunduh dari :
41
Menghitung Besar Sampel. Dalam : Dahlan MS. Besar sampel dalam penelitian kedokteran dan kesehatan (Evidence based medicine seri 2). Jakarta: Arkans. 2005. h20.
Metode PSG [Online]. 2009. Diakses 22 Sept 2009. Diunduh dari :
http://statusgizi.blogspot.com/2009/01/metode-psg.html
Pengukuran antropometri gizi. [Online]. 2009. Diakses 25 Sept 2009. Disadur dari :
http://www.scribd.com/doc/32188804/pengukuran-antropometri-gizi
PSG secara langsung. [Online]. 2009. Diakses 23 Sept 2009. Diunduh dari :
http://statusgizi.blogspot.com/2009/01/psg-secara-langsung.html
Pusponegoro, et al. Standar pelayanan medis kesehatan anak. Ed 1. Jakarta : Badan Penerbit IDAI. 2004. h36-7.
Riskesdas 2007. Diakses 21 Sept 2009. Diunduh dari :
http://www.gizi.net/download/statgizi-nas-riskesdas%202007.pdf
Riwayat alamiah penyakit gizi. [Online]. 2009 . Diakses 26 Sept 2009. Diunduh dari :
http://statusgizi.blogspot.com/2009/01/riwayat-alamiah-penyakit-gizi.html
Siswono. Ribuan balita kurang gizi [Online]. 2006. Diakses 26 Sept 2009. Diunduh dari: http://www.gizi.net/cgibin/berita/fullnews.cgi?newsid1166689548,57463
Studi cross-sectional. Dalam : Sastroasmoro Sudigmo. Metodologi riset dan penelitian. Jakarta : EGC. 2004. h97-107.
42 Lampiran 1
43
44
45
46 Lampiran 2
Gambar 8. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan Standar Deviasi z-scores Untuk Anak Perempuan Umur 0-6 bulan
47
Gambar 10. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan Standar Deviasi z-scores Untuk Anak Perempuan Umur 6 bulan – 2 tahun
48
Gambar 12. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan Standar Deviasi z-scores Untuk Anak Perempuan Umur 2 – 5 tahun
Lampiran 3
Kelompok Umur 0-12
49 Data Penelitian
Kelompok Umur 0-12
54 Kelompok Umur 25-36 Bulan (Laki-laki)
55 Kelompok Umur 37-48 Bulan (Laki-laki)
56 Kelompok Umur 49-59 Bulan (Laki-laki)
Kelompok Umur 49-59 Bulan (Perempuan)
Data Statistik Berat Badan Berdasarkan Kelompok Umur
Kelompok
Umur (bulan) 0-12 13-24 25-36 37-48 49-59
Jenis Kelamin L P L P L P L P L P
Mean (kg) 7,1 6,9 10,3 10,6 12,4 12,6 18,6 13,9 19,6 13,3
Modus (kg) 10 7,6 10 10 12 11 10 15 17 15
57 Lampiran 4
RIWAYAT PENULIS Identitas:
Nama : Fikriyah Fuadiyah
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, tanggal lahir : Tangerang, 19 Februari 1989
Alamat : Jl. Prabu Siliwangi Raya No. 141 RT 007/014 Perumnas 4 Tangerang 15138
No. Telpon : +62878 789 25204
+6221 5565 8244
Email : maqieyh@yahoo.com
Pendidikan:
2006-sekarang : Pendidikan Dokter FKIK UIN SH Jakarta
2003-2006 : SMA Negeri 1 Tangerang
2000-2003 : SMP Negeri 9 Tangerang