• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI KEPALA DESA DALAM MENERTIBKAN ADMINISTRASI DESA (Studi di Desa Tawing Kecamatan Munjungan Kabupaten Trenggalek)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI KEPALA DESA DALAM MENERTIBKAN ADMINISTRASI DESA (Studi di Desa Tawing Kecamatan Munjungan Kabupaten Trenggalek)"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 yang

mengatur tentang Pemerintahan Daerah, yang lebih populer dikenal sebagai

Undang-Undang Otonomi Daerah dan dalam rangka pengaturan kepentingan

masyarakat. Maka guna meningkatkan kelancaran dalam penyelenggaraan,

pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat harus di dukung

oleh Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang Desa.

Pasal 1 angka 5 PP No. 72 Tahun 2005 menetapkan bahwa Desa adalah

kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang

untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan

asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem Pemerintahan

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berdasarkan pengertian tersebut sangat

jelas bahwa Undang-undang No 32 Tahun 2004 memberikan dasar menuju good

goverment yaitu suatu organisasi pemerintahan yang mengatur dirinya sendiri

demi mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik.

Setiap Organisasi dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu, untuk

mencapai tujuan tersebut organisasi harus melakukan berbagai macam kegiatan,

dilihat dari aspek kegiatan ini, jenis kegiatan organisasi dalam upaya pencapaian

tujuannya dikategorikan menjadi dua yaitu kegiatan pokok dan kegiatan

penunjang atau auxiliary. Kegiatan pokok biasa disebut kegiatan Operasional

sedangkan kegiatan penunjang biasa disebut kegiatan administrasi dan kegiatan

(2)

berhubungan dengan tujuan jadi bila kegiatan pokok tidak ada berarti organisasi

tidak ada. Kegiatan penunjang berfungsi menunjang pelaksanaan kegiatan pokok,

tanpa adanya tunjangan dari kegiatan ini kegiatan pokok tidak akan terlaksana,

jadi sekali lagi kedua kegiatan tersebut sama pentingnya sehingga keduanya harus

dikerjakan dengan sebaik-baiknya agar dapat berjalan seiring dalam upaya

mencapai tujuan.

“Untuk menata administrasi desa yang baik dan benar tertuang dalam

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 32 Tahun 2006 Tentang Pedoman

Administrasi Desa. Bahwa yang dimaksud pada PERMENDAGRI tersebut adalah

penataan administrasi desa yang meliputi administrasi umum, administrasi

keuangan, administrasi pembangunan, dan administrasi penduduk.”1

“Sejauh ini administrasi pemerintahan desa telah terselenggara cukup

lama, namun hal ini masih kurang tertib administrasi serta terdapat banyak

kekurangan dalam kinerjanya. Hal ini dapat dilihat seperti dalam pengurusan

Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), surat pengantar dan lain

sebagainya yang melibatkan peran pemerintah desa. Selama ini, masyarakat

menganggap bahwa administrasi hanya dihubungkan dengan Tata Usaha dan

Keuangan, namun sebenarnya administrasi tidak hanya mencakup mengenai hal

itu saja melainkan segala hal yang berkaitan dengan proses dan kegiatan

pembangunan desa. Administrasi desa dianggap penting karena merupakan suatu

keharusan bagi pemerintah desa untuk mengetahui pelayanan administrasi yang

ada di desa, karena masih terdapat banyak permasalahan di desa yang berkaitan

1

(3)

dengan administrasi desa yang dilakukan untuk memeberikan pelayanan yang

terbaik kepada masyarakat.”2

Kantor Desa adalah Instansi Pemerintahan di wilayah desa tempat

bermuaranya hampir semua urusan kegiatan pemerintahan. Ini berarti bahwa tugas

pemerintah desa mencakup bidang yang sangat luas dan kompleks sehingga agar

pelaksanaannya dapat berjalan efektif diperlukan adanya kegiatan penunjang

(administrasi) yang efektif pula. Untuk mewujudkan hasil kerja yang efektif

diperlukan terpenuhinya beberapa unsur administrasi tertentu yang terdiri atas

manusia, uang, material (peralatan), metode dan mesin.

“Perjalanan pembangunan pedesaan diindonesia terjadi dalam kemajuan

sistem nilai dan budaya, dimana ternyata tidak lepas pula dari berbagai latar

belakang sejarah yang cukup panjang. Berbagai pendekatan meretes latar

belakang demikian perlu dicermati untuk menggagas prinsip pembangunan

pedesaan secara integral. Kelembagaan, termasuk organisasi pemerintahan, dan

perangkat peraturan dan hukum tentu memerlukan penyesuaian-penyesuaian.

Terutama dalam rangka mengakomodasi perkembangan kapasitas masyarakat

desa untuk berpartisipasi dan bertindak aktif dalam pembangunan. Oleh karena itu

dibutuhkan upaya berkelanjutan untuk terus mencari kerangka atau model

pembangunan desa yang berpayung prinsip-prinsip azasi demokrasi desa. Kalau

tidak bisa dikatakan sosok pemerintahan desa ideal, minimal reliable untuk

senantiasa menciptakan peluang bagi berkembangnya kekayaan sosial yang

berwujud inisiatif, prakarsa, partisipasi dan emansipasi warga desa.

2

(4)

Saat ini pandangan atas keberadaan desa yang diyakini paling mendekati

akar budaya, nilai, dan sejarah desa-desa di Indonesia yakni di seputar

konseptualisasi bahwa desa adalah kesatuan hukum dimana bertempat tinggal

suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri. Dengan kata

lain, berlandaskan pengertian ini maka proses sosial maupun politik yang terjadi

di sebuah desa memiliki karakter dasar adanya otonomi untuk membangun tata

kehidupan desa bagi kepentingan seluruh penduduk desa itu sendiri.

Pada ranah sistem kehidupan masyarakat, asumsi dasar bahwa desa

merupakan sebuah sistem penghidupan bersama karakteristik sistem yang disebut

terakhir ini adalah adanya unsur-unsur yang menjadi kekuatan desa. Di antaranya,

musyawarah, solidaritas sosial, keswadayaan ekonomi, kemandirian politik, dan

kekhasan budaya. Pada konteks ini diyakini bahwa dinamika masyarakat desa

yang berwujud prakarsa dan partisipasi warganya merupakan proses sosial dan

politik yang khas berlangsung di desa. Tidak berlebihan kiranya bila sistem

kehidupan warga semacam ini dipandang sesuai dengan prasyarat mewujudkan

civil society. Apa yang ditunjuk dari proses kehidupan bersama warga desa tidak

lain beresensikan kemandirian, kesukarelaan, kemampuan mengorganisasikan diri

untuk memperjuangkan kepentingan, dan ketaatan warga desa terhadap aturan

main yang berupa norma dan hukum yang berlaku.”3

Di Desa Tawing Kecamatan Munjungan unsur-unsur administrasi tersebut

dapat dikatakan masih agak kurang padahal dalam masa sekarang kompleksitas

urusan masyarakat yang harus ditangani oleh pemerintah semakin meningkat.

Secara logika tentu saja terbatasnya unsur-unsur penentu yang mempengaruhi

3

(5)

keberhasilan suatu usaha akan menghambat keberhasilan suatu usaha tersebut

akan tetapi di Desa Tawing Kecamatan Munjungan keadaannya tidak demikian.

Terbatasnya unsur-unsur adminstrasi ternyata tidak menghambat pelaksanaan

tugas-tugas pekerjaan yang menjadi kewajiban Pemerintah Desa. Ini berarti di

Desa Tawing Kecamatan Munjungan terdapat unsur atau faktor lain selain unsur

adminstrasi yang mendorong lancar dan efektifnya pelaksanaan tugas adminstrasi

sehingga pelaksanaan tugas pokok pemerintah desa dapat berjalan lancar.

Keberadaan Kepala Desa yang juga menjadi motivator dalam menertibkan

administrasi, menduduki posisi yang sangat penting karena sebagai organ

pemerintahan yang paling bawah mengetahui sacara pasti segala kondisi dan

permasalahan yang ada di wilayahnya, maka input pada pemerintah kecamatan

yang menyangkut berbagai keterangan dan informasi sangatlah dibutuhkan dalam

pengambilan kebijaksanaan daerah maupun nasional untuk kebutuhan

pembangunan secara menyeluruh.

“Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Suryaningrat (1992:108)

mengemukakan bahwa “Desa sebagai bahan keterangan dan sumber data dan

bahan keterangan yang diperoleh dari desa seringkali digunakan untuk rencana

daerah oleh karena itu data buatan atau data keterangan harus dihindarkan karena

dapat menggagalkan tujuan Negara”.4

Dengan demikian kepala desa yang dibantu aparat desa dalam pelaksanaan

tugasnya sehari-hari, terutama yang berbuhungan dengan penyajian data dan

informasi yang dibutuhkan, semakin dituntut adanya kerja keras dan kemampuan

yang optimal guna memperlancar pelaksanaan tugas pemerintahan.

4

(6)

Berangkat dari pemikiran tersebut, dikaitkan dengan kondisi riil sementara

Kantor Desa Tawing, Kecamatan Munjungan, Kabupaten Trenggalek sebagai

tempat penelitian yang direncanakan ini, menurut pengamatan awal penulis,

menunjukkan bahwa kemampuan Kepala Desa Tawing dalam pelaksanaan tugas

terutama dalam menyiapkan bahan dan informasi yang dibutuhkan untuk

kepentingan perencanaan pembangunan, hasilnya masih minim atau belum

terlaksana secara optimal. Hal ini terbukti dari pelaksanaan tugas-tugas

administrasi yang tidak terlaksana dengan baik dan konsisten sesuai ketentuan,

baik administrasi umum, administrasi penduduk, maupun administrasi keuangan.

Belum tersedianya informasi atau pencatatan administrasi secara baik

sebagaimana tersebut diatas, maka hal itu terjadi karena adanya pengaruh

berbagai faktor, antara lain terutama faktor kemampuan sumber daya pemerintah

desa sebagai penyelenggara yang belum optimal. “Dalam konteks

penyelenggaraan pemerintahan desa yang terpenting adalah bagaimana

pemerintahan desa mampu meningkatkan kesejahteraan rakyatnya, mampu

memberikan pelayanan kepada masyarakat desa, dan mampu meningkatkan daya

saing desanya. Hal tersebut hanya mungkin terwujud apabila urusan yang menjadi

kewenangan desa dapat terlaksana dengan baik. Tidak dapat dipungkiri, bahwa

dalam implementasinya terdapat berbagai permasalahan yang langsung maupun

tidak langsung menghambat pelaksanaan urusan-urusan pemerintahan tersebut”.5

Dari uraian diatas diperoleh sebuah gambaran yang mana kurang efektifnya

kepala desa dalam menertibkan administrasi. Hal ini tampak dari kurang

5

(7)

optimalnya etos kerja aparatur di pemerintahan desa. Oleh karena itu diperlukan

adanya kedisiplinan dari pihak pemerintah atau aparatur desa, sehingga

diharapkan dapat memberikan perubahan yang maksimum terhadap pelaksanaan

administrasi itu sendiri dengan cara yang lebih efektif.

Dasar ini yang menjadikan penulis tertarik ingin melakukan penelitian

dengan mengangkat judul “Strategi Kepala Desa Dalam Menertibkan

Administrasi Desa” (Studi di Desa Tawing Kecamatan Munjungan

Kabupaten trenggalek).

B. Rumusan Masalah

Masalah merupakan kondisi yang menunjukan adanya ketidaksesuain

antara apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi atau ketidaksesuaian antara

apa seharusnya dengan apa yang tidak seharusnya terjadi. Dalam kaitan dengan

judul skripsi penulis seperti yang telah dikemukakan di atas terdapat

ketidaksesuaian antara teori dan peraktek, yaitu telah terwujud adanya

administrasi yang tertib, lancar dan efektif padahal unsur-unsur pendukung

administrasi masih serba kurang / terbatas. Kenyataan ini tentu saja merupakan

masalah dan oleh karnanya perlu diteliti sehingga dapat diketahui faktor

penyebabnya. Sesuai dengan bahasan di atas maka rumusan masalah yang penulis

ajukan adalah :

1. Bagaimana Strategi Kepala Desa dalam Menertibkan Administrasi di Desa

(8)

2. Faktor–faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat

penertiban administrasi di Desa Tawing Kecamatan Munjungan

Kabupaten Trenggalek?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan bagian dari rencana penelitian secara

keseluruhan dan tujuan tersebut harus dirumuskan dengan jelas karena seluruh

aktifitas dan tahapan-tahapan penelitian yang lain seperti penentuan sampel,

penyusunan instrumen, tehnik pengumpulan data, pengelolaan data, dan

sebagainya bertitik tolak dari tujan tersebut. Seluruh tahapan-tahapan aktifitas

dalam penelitian akan dilakukan dengan maksud untuk manjawab atau memenuhi

tujuan tersebut. Jika tujuan tidak dirumuskan dengan jelas, maka seluruh prosedur

tercermin dalam tahapan-tahapan tersebut menjadi akan tidak jelas dan tidak

berguna. Tujuan juga harus spesifik agar penelitian terfokus pada ruang lingkup

masalah. Dengan menghindari hal yang kurang di perlukan maka penelitian akan

menghemat dan terhindar terjadinya pemborosan energi, biaya dan waktu.

Adapun tujuan dari penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana strategi kepala desa dalam menertibkan

administrasi di Desa Tawing Kecamatan Munjungan Kabupaten

Trenggalek.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat penertiban

administrasi di Desa Tawing Kecamatan Munjungan Kabupaten

(9)

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang positif.

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis kegunaan penelitian ini diharapkan untuk menerapkan

disiplin ilmu yang saya peroleh dari bangku perkuliahan yaitu ilmu pemerintahan,

serta untuk melatih penulis dalam mengembangkan kemampuan berfikir,

menganalisa, dan memecahkan suatu masalah secara obyektif dan rasional.

2. Manfaat Praktis

Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran

dan informasi sebagai bahan masukan bagi pemerintah Desa Tawing mengenai

pentingnya penertiban administrasi. Supaya menjadi bahan evaluasi bagi Kepala

Desa Tawing bersama seluruh jajarannya dalam upaya meningkatkan mutu

pelayanan yang prima kepada masyarakat.

E. Definisi Konsep dan Definisi Operasional

1. Definisi Konsep

Definisi konsep menguraikan tentang beberapa istilah atau konsep yang

terkait pada penelitian yang dilakukan. Adapun konsep-konsep yang dibuat dalam

penelitian ini agar tetap berfokus sesuai dengan tujuan yang dicapai oleh peneliti,

dan tetap berada pada batasan-batasan tanpa harus keluar dari konteksnya guna

untuk menghindari kesalah pahaman dar suatu penelitian. Berdasarkan penelitan

(10)

Desa (Studi di Desa Tawing Kecamatan Munjungan Kabupaten Trenggalek)”.

Maka definisi konsep yang perlu dijabarkan adalah :

a. Strategi

Istilah strategi berasal dari kata Yunani Strategos atau strategous dengan

kata jamak strategi. Strategos berarti jenderal tetapi dalam Yunani Kuno sering

berarti perwira Negara (state officer) dengan fungsi yang luas. Pada abad ke-5 SM

sudah dikenal adanya board of ten strategy di Athena, mewakili 10 suku di

Yunani. Hingga abad ke-5, kekuasaan politik terutama politik luar negeri dari

kelompok strategi itu semakin meluas.

“Hax dan Majluf mencoba menawarkan rumusan yang komprehensif

tentang strategi sebagai berikut :

1. Merupakan suatu pola keputusan yang konsisten, menyatu, dan integral

2. Menentukan dan menampilkan tujuan organisasi dalam artian sasaran

jangka panjang, program bertindak, dan prioritas alokasi sumber daya

3. Menyeleksi bidang yang akan digeluti atau akan digeluti organisasi

4. Mencoba mendapat keuntungan yang mampu bertahan lama, dengan

memberikan respon yang tepat terhadap peluang dan ancaman dari

lingkungan eksternal organisasi, dan kekuatan serta kelemahanya

5. Melibatkan semua tingkat hirarki dari organisasi”.6

Dengan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan strategi adalah suatu

rencana jangka panjang bagi pimpinan dalam organisasi, manajer, direktur, kepala

atau ketua, pejabat senior dan junior, pejabat tinggi, menengah, dan rendah, yang

6

(11)

disusun secara bertahap dengan memperhitungkan faktor pendukung maupun

faktor penghambat demi terciptanya hasil yang optimal.

b. Kepala desa

Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah Kepala Desa

dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa

sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005

tentang Desa. “Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan

oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan

mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat

istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia”.7

c. Administrasi Desa

Secara etimologis, administrasi berasal dari bahasa latin ad+ministrare,

suatu kata kerja yang berarti melayani, membantu, menunjang, atau memenuhi.

Istilah ini berasal dari kata benda administratio dan kata sifat administratifus.

Untuk Indonesia yang tepat digunakan istilah administrasi.

Rangkaian kegiatan yang digolongkan sebagai administrasi mencakup : a)

dilakukan oleh sekelompok orang (2 orang atau lebih) ;b) berlangsung dalam

suatu kerjasama ; c) dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah

ditetapkan. Ketiga faktor inilah yang merupakan tanda pengenal atau ciri khas dari

administrasi yang apabila faktor-faktor tersebut disingkat adalah sekelompok

orang, kerjasama, dan tujuan tertentu. Jadi bisa ditarik kesimpulan bahwa

7

(12)

kerjasama adalah rangkaian perbuatan yang dilakukan bersama-sama secara

teratur oleh lebih seorang yang menimbulkan akibat yang sebenarnya tidak akan

terjadi apabila dilakukan oleh masing-masing seorang diri.

“Syafiie (1997) mengemukakan bahwa desa merupakan suatu wilayah

yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat, termasuk di

dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan

langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri

dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Perkembangan

perkotaan, beberapa wilayah desa yang berada di perkotaan dijadikan kelurahan,

kepala kelurahan tidak dipilih, tidak dapat secara otonom membuat keputusan

sendiri, tidak dapat menetapkan Anggaran Penerimaan dan Pengeluaran

Keuangan Desa (APPKD) sendiri, sehingga tidak perlu dibentuk Lembaga

Musyawarah Desa (LMD)”.8

Dari pengertian dan pembahasan yang telah diuraikan diatas dapat

disimpulkan bahwa administrasi desa merupakan rangkaian kegiatan yang

dilakukan oleh penyelanggara pemerintahan desa untuk mencapai tujuan

pemerintahan, serta untuk menggerakkan partisipasi dalam pembangunan dan

terwujudnya demokrasi Pancasila secara nyata guna meningkatkan taraf hidup

masyarakat.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan salah satu langkah penting dalam

penelitian karena berperan sebagai alat untuk mengukur variable. Dalam

menangani masalah yang berhubungan dengan strategi kepala desa dalam

8

(13)

menertibkan administrasi desa, perlu adanya pembatasan serta penganalisisan

masalah. “Membatasi masalah itu dengan menentukan luas ruang lingkup

masalah, sehingga menjadi jelas batasan-batasanya. Hal ini perlu bagi penemuan

langkah-langkah penelitian dan arahnya yang jelas”.9

Dalam penelitian ini variabel penelitianya adalah strategi kepala desa

dalam menertibkan administrasi desa serta faktor pendukung dan penghambatnya,

maka ditetapkan indikator sebagai berikut :

a. Strategi kepala desa dalam menertibkan administrasi desa di Desa Tawing

Kecamatan Munjungan Kabupaten Trenggalek

 Efektifitas Anggaran dalam Proses Penertiban Adminstrasi Desa,

 Tertib Administrasi Desa,

 Pembenahan Sarana dan Prasarana Desa,

 Optimalisasi Aparat Desa demi Terciptanya Tertib Adminstrasi.

b. Faktor pendukung dan penghambat penertiban administrasi desa

1) Faktor Pendukung

 Kesadaran akan Pentingnya Administrasi,

 Peningkatan Kinerja Aparat Desa,

 Adanya Teknologi yang Memadai, dan

 Dukungan dari Masyarakat Setempat.

2) Faktor penghambat

 Indisipliner para Aparat Desa,

 Rendahnya Kualitas SDM Aparat Desa

 Lemahnya Pengkoordinasian dari Kepala Desa,

9

(14)

 Kurangnya Sarana.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif, dengan alasan agar

dapat menggali informasi yang mendalam mengenai objek yang diteliti. Metode

deskriptif sebagai prosedur pemecahan masalah yang diteliti berdasarkan fakta -

fakta, sehingga tujuan dari metode deskriptif adalah menggambarkan tentang

suatu masyarakat atau kelompok tertentu atau gambaran tentang gejala sosial.

Digunakan metode deskriptif dengan alasan bahwa dalam penelitian ini berupaya

menggali data, yaitu data berupa pandangan responden dalam bentuk cerita rinci

atau asli.

2. Sumber Data

Adapun sumber data dalam penelitian yg dilakukukan adalah melalui data

primer dan data skunder. Dimana data primer diambil dari bentuk strategi kepala

desa dalam menertibkan administrasi desa, di Desa Tawing Kecamatan

Munjungan Kabupaten Trenggalek. Dan faktor pendukung dan penghambat

strategi kepala desa dalam menertibkan administrasi desa.

Sumber data skunder diperoleh dari buku, internet, jurnal, artikel dan

bahan referensi lainya yang mempunyai relevansi terkait tentang administrasi

desa.

3. Teknik Pengumpulan Data

Pada prinsipnya teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan

untuk memperoleh atau mengumpulkan data sebaik-baiknya dan diolah serta

(15)

penelitian ini, maka digunakan teknik pengumpulan data berupa pengamatan

(observasi), wawancara (interview) dan teknik dokumentasi untuk mencari data

sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Pengumpulan data dilakukan untuk

memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian.

Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah :

a. Observasi

Teknik observasi merupakan teknik penelitian mulai penjajakan lapangan

guna mengenal segala unsur lingkungan sosial, sedangkan yang dimaksud dengan

penelitian keadaan lapangan adalah untuk menilai keadaan, situasi, latar dan

konteksnya, lebih spesifik lagi observasi dikatakan sebagai penelitian dengan cara

pengindraan yaitu mengamati. Secara luas observasi atau pengamatan berarti

setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran. “Akan tetapi observasi atau

pengamatan disini diartikan lebih sempit, yaitu alat pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat sistematika gejala-gejala yang

diselidiki”.10

Jadi dalam penelitian ini observasi digunakan untuk melakukan

pengamatan tentang strategi kepala desa dalam menertibkan administrasi desa.

b. Wawancara

Teknik pengumpulan data berikutnya yang digunakan adalah teknik

wawancara. Dalam penelitian ini sengaja menggunakan teknik wawancara

mendalam dan terstruktur dengan menggunakan pedoman wawancara yang

merupakan suatu cara pengumpulan data secara langsung adan informan, dengan

maksud mendapatkan gambaran lengkap tentang masalah yang diteliti.

10

(16)

“Wawancara (interview) adalah kegiatan mencari pendapat melalui tanya

jawab lisan dengan siapa saja yang diperlukan. Wawancara diadakan untuk

mengungkakan latar belakang, motif-motif yang ada disekitar masalah yang

diobservasi. Wawancara dilakukan apabila keterangan atau pendapat dengan jalan

lain sudah tidak dapat diperoleh atau jalan dianggap terlalu sulit diperoleh”.11

Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan wawancara secara face to face

dengan pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan data maupun penjelasan

dengan tujuan agar dapat diperoleh data yang valid dan objektif.

c. Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan penelusuran dokumen - dokumen resmi

dalam menjajaki sumber tertulis tersebut, sehingga akan memperkaya data dan

dapat membantu dalam menganalisa. “Studi dokumentasi merupakan teknik

pengumpulan data yang tidak langsung diajukan kepada subjek penelitian.

Dokumen yang diteliti dapat berupa berbagai macam, tidak hanya dokumentasi

resmi”.12

Dengan adanya kegiatan pengambilan data yang nantinya akan diperoleh

dalam penelitianya, baik berupa table maupun daftar.

4. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah orang yang memberikan informasi tentang

situasi dan kondisi latar penelitian, karena sebagai subyek yang mampu

memberikan informasi yang seluas-luasnya. Maka dalam penelitian ini peneliti

sangat berhati - hati dalam menentukan informan, agar di dapatkan informasi yang

valid dan lengkap. Penlitian ini menggunakan intensity sampling, karena para

informan tersebut dipandang dapat memberikan pengalaman yang seluas - luasnya

11

Rianse, Usman dan Abdi. 2008. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi. Bandung: CV. Alfabet. Hal : 219

12

(17)

terutama berhubungan dengan proses penyusunan administrasi desa di Desa

Tawing Kecamatan Munjungan Kabupaten Trenggalek. Oleh sebab itu informan

dalam penelitian ini diantaranya adalah Kepala Desa, Sekertaris Desa, Kaur

Pemerintahan, Kepala BPD, anggota BPD, dan beberapa Tokoh Masyarakat.

5. Lokasi Penelitian

Data-data penelitian dirancang dengan pendekatan wawancara mendalam,

observasi dan dokumentasi. Alasan pemilihan lokasi ini karena Desa Tawing

merupakan desa tempat tinggal saya, sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui

lebih dalam tentang strategi kepala desa dan aparatur desa dalam penyusunan

administrasi guna terwujudnya desa yang makmur dan sejahtera.

6. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang dilakukan peneliti menggunakan analisa

kualitatif, teknik analisa yang dilakukan peneliti berguna sebagai alat untuk

menafsirkan dan mengimplementaskan data yang didapat dari wawancara dengan

responden dan tujuan mendeskripsikan bagaimana strategi kepala desa dalam

menertibkan administrasi desa di Desa Tawing Kecamatan Munjungan Kabupaten

Trenggalek. Dengan melakukan analisa dan dapat memberikan arti dari makna

yang berguna dalam pemecahan permasalahan.

Teknik analisa data adalah proses mengatur urusan data, pengorganisasian

kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan

tema yang dirumuskan. Data yang terkumpul terdiri dari catatan lapangan,

interview, gambar, foto dan dokumen berupa laporan, biografi, artikel, kemudian

direduksi dan diolah untuk memperoleh kesimpulan informasi tersebut. Proses

(18)

sumber yang kemudian dilakukan reduksi dengan membuat rangkuman inti dalam

penelitian tersebut. Dalam penelitian ini dapat dianalisa secara normative melalui

studi literatur dan analisa bersifat kualitatif atau uraian. Adapun tahapan dalam

menganalisa data ini adalah:

a. Reduksi Data

“Reduksi data adalah bentuk analisa yang mempertegas, memperpendek,

memfokuskan, membuang hal yang tidak penting dan mengatur sedemikian rupa,

sehingga kesimpulan akhr dapat dilakukan. Reduksi data berlangsung

terus-menerus selama penelitian berlangsung”.13

b. Display Data

“Display data adalah rangkaian organisasi yang memungkinkan

kesimpulan dapat dilakukan yang meliputi gambar atau skema, aringan kerja

berkaitan dengan kegiatan dan table. Dengan demikian, maksud peneliti

melakukan display data bertujuan untuk menyajikan data yang berkaitan kedalam

table sesuai dengan data yang diperoleh”.14

c. Pengambilan Keputusan

“Akhir dari seluruh kegiatan analisa data kualitatif terletak pada

pemahaman atau penturan tentang apa yang berhasil kita mengerti berkenaan

dengan masalah yang diteliti”.15

13

Ibid. Hal : 72

14

Ibid. Hal : 72

15

(19)

STRATEGI KEPALA DESA DALAM MENERTIBKAN

ADMINISTRASI DESA

(Studi di Desa Tawing Kecamatan Munjungan Kabupaten Trenggalek)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhamammadiyah Malang Sebagai Persyaratan untuk

mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Dandy Wipratama

08230083

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(20)

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Dandy Wipratama

NIM : 08230083

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Judul Skripsi : Strategi Kepala Desa dalam Menertibkan Administrasi

Desa

(Studi di Desa Tawing Kecamatan Munjungan Kabupaten Trenggalek)

Pembimbing : 1. Drs. Jainuri, M.Si

2. Hevi Kurnia Hardini, MA. Gov

Tanggal Bimbingan Paraf Pembimbing Keterangan

I II

18 Oktober 2013 ACC Bab I (Proposal)

26 Oktober 2013 ACC Bab II

9 November 2013 ACC Bab III

27 Desember 2013 ACC Bab IV

4 januari 2014 ACC Bab V

Malang, 4 Januari 2014

Mengetahui,

Dosen Pembimbing I Dosen pembimbing II

Drs. Jainuri, M.Si Hevi Kurnia Hardini, MA. Gov

Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan

(21)

LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Dandy Wipratama

NIM : 08230083

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Strategi Kepala Desa dalam Menertibkan Administrasi Desa

(Studi di Desa Tawing Kecamatan Munjungan Kabupaten Trenggalek)

Malang, 13 Mei 2014

Diterima dan Disetujui

Dosen pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Jainuri, M.Si Hevi Kurnia Hardini, MA. Gov

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyahn Malang

(22)

LEMBAR PENGESAHAN

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Pada Hari : Sabtu

Tanggal : 03 Mei 2014

Jam : 12.00

Tempat : Kantor Jurusan Ilmu Pemerintahan

Dewan Penguji :

1. Drs. Krishno Hadi, M.A Penguji I ( ………... )

2. Salahudin, S.IP. M.Si Penguji II ( ………... )

3. Drs. Jainuri, M,Si Penguji III ( ……….. )

4. Hevi Kurnia Hardini, M.A. Gov Penguji IV ( ……….. )

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

(23)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat

menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul Strategi Kepala Desa dalam

Menertibkan Administrasi Desa (Studi di Desa Tawing Kecamatan

Munjungan Kabupaten Trenggalek).

Penyusunan Tugas Akhir ini merupakan satu kewajiban untuk melengkapi

syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan dan penulisan skripsi

ini tidak lepas dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati,

penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Allah S.W.T

2. Ayah dan Ibunda tercinta saya yang dengan tulus selalu mendoakan,

memberikan dorongan, masukan, perhatian, dukungan, dan curahan kasih

sayang yang tidak ternilai dalam kehidupan penulis, serta selalu bersabar

membimbing kearah yang lebih baik.

3. Bapak Drs. Jainuri, M.Si. Selaku pembimbing I dan Ibu Hevi Kurnia

Hardini, S.IP, M.A, Gov. Selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, coretan revisi, acc, bantuan, nasehat, dukungan, serta motivasi

selama pembuatan sampai penyelesaian tugas akhir ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas

Muhammadiyah Malang atas ilmu yang diberikan kepada penulis selama

(24)

5. Seluruh karyawan kantor Desa Tawing yang telah banyak membantu

penulis selama proses penulisan skripsi ini.

6. Sahabat terbaik saya, Rizky, Herera, Mas Dyan yang selama ini telah

memberikan support, motivasi, dan nggak ada kapok-kapoknya buat

ngasih dorongan agar penulis cepet kelar dalam pengerjaan tugas akhir ini.

7. Teman-temanku : Bojes, Arif, Mas Cahyo, Dewanda, Okik, Hamzah,

Lutfi, Erik, Dian Eka, Dita, Dek Tiwi, Dek Ika, serta semua pihak yang

tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Terima kasih banyak kawan

kalian telah menemani dan membantu hingga terselesaikannya laporan

tugas akhir ini.

Akhir kata, semoga laporan ini bisa berguna dan bermanfaat bagi penulis

dan pembaca. Semoga segala jenis bantuan yang telah diberikan kepada penulis

mendapat balasan dari Allah SWT. Amin.

Wassalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Malang, 14 Mei 2014

Penulis

(25)

DAFTAR ISI

E. Definisi Konsep dan Definisi Operasional………...……….………… 9

F. Metode Penelitian………...……… 14

5. Prinsip-prinsip untuk Mensukseskan Strategi …..………...… 25

B. Kepala Desa ………....………... 26

C. Administrasi Desa ………..………...… 31

(26)

A. Gambaran Lokasi Penelitian ………..……….…….… 36

1. Potensi Wilayah ………..…………..…. 36

2. Keadaan Daerah ………...………….….. 38

3. Keadaan Masyarakat ………...………..….. 40

4. Kelembagaan Pemerintahan ………...…….…… 42

BAB IV. PENYAJIAN DAN ANALISA DATA A. Strategi Kepala Desa dalam menertibkan Administrasi Desa …...………… 50

1. Efektifitas Anggaran dalam Proses Penertiban Administrasi Desa ....… 51

2. Tertib Administrasi Desa ………...………. 54

a. Bidang Administrasi Pembangunan ………... 67

b. Bidang Administrasi Perkantoran ………... 69

c. Bidang Sosial Kemasyarakatan ……….… 71

4. Optimalisasi Aparat Desa demi Terciptanya Tertib Administrasi ...… 74

a. Pembinaan Disiplin Pegawai ………...….. 74

b. Pendidikan dan pelatihan ………...… 76

c. Peningkatan Ketrampilan Kerja dan Pengetahuan Aparat Desa ... 77

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Tertib Administrasi Desa …….…... 80

1. Faktor Pendukung ………...…. 80

a. Kesadaran Akan Pentingnya Administrasi ………...……….…...… 80

b. Peningkatan Kinerja Aparat Desa ………...……..… 80

c. Adanya Teknologi yang Memadai ………...………. 81

d. Dukungan dari Masyarakat Setempat ………... 81

2. Faktor Penghambat ………...… 82

a. Indisipliner Aparat Desa ...……… 82

b. Rendahnya Kualitas SDM Aparat Desa ………..…. 83

c. Lemahnya Pengkoordinasian dari Kepala desa ……… 84

(27)

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ………...… 86

B. Saran ………...… 87

(28)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kondisi Tanah Desa Tawing Kecamatan Munjungan ……...…….… 37

Tabel 3.2 Mata Pencaharian Penduduk Desa Tawing ………...……. 38

Tabel 3.3 Sarana dan Prasarana Penduduk Desa Tawing ……….….…. 39

Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Menurut Pendidikanya ……….. 41

Tabel 4.1 pembukuan APBDesa Tawing Tahun 2013 ………... 53

Tabel 4.2 Penjabaran APBDesa dalam Pembenahan Sarana Kantor ……….… 70

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Said, Mas’ud. 2010. Birokrasi di Negara Birokratis. Malang: UMM Press

Salusu, J. 1996. Pengambilan Keputusan Strategik Untuk Organisasi Publik dan

Organsasi Nonprofit. Jakarta: Grasindo

Syafiie, Inu Kencana. 1997. Ilmu administrasi publik. Jakarta: Rineka cipta

Kartono, dr Kartini. 1990. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: Mandar

Maju

Rianse, Usman dan Abdi. 2008. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi. Bandung: CV. Alfabet

Kusdi. 2009. Teori Organisasi dan Administrasi. Jakarta: Salemba Humanika

Nurcholis, Hanif. 2011. Pertumbuhan dan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Jakarta: Erlangga

Said, Mas’ud. 2008. Arah Baru Otonomi Daerah di Indonesia. Malang: UMM Press

Undang-undang dan Peraturan pemerintah

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2006 Tentang Administrasi

Desa

Peraturan Daerah Kabupaten Trenggalek Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pedoman

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : hasil belajar Mata Kuliah Pengembangan Bahasa Daerah yang diajar menggunakan metode role playing lebih baik dibandingkan

Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian bahwa kadar hormon prolaktin ibu postpar- tum yang diberikan intervensi lebih besar nilainya dibandingkan pada ibu postpartum pada

Skripsi berjudul Citra Bea dan Cukai di Mata Stakeholders Sebelum dan Sesudah Dibentuknya Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber

Sebagaimana halnya pemimpin organisasi dalam desa, kepala desa juga dihadapkan pada berbagai keadaan dan tantangan dalam memimpin organisasi administrasi dalam

Bahasa isyarat dipakai untuk penjurubahasaan berita dalam acara TV tiap hari, hal ini membantu Tuli yang tidak sempat mendapat pendidikan di sekolah, kurang

Pengembangan kapasitas diri adalah suatu usaha atau proses yg terus menerus mulai lahir sampai meninggal kearah personal mastery (penguasaan pribadi), sehingga

Peta komposit variabel cuaca (suhu permukaan laut dan rata- rata tekanan permukaan laut) yang disusun dengan data anomali akan lebih fokus untuk menggambarkan zona aktif

2) Menganalisis faktor pendukung dan penghambat implementasi program sekolah ramah anak di MTsN 6 Jombang. Implementasi program sekolah ramah anak