PELATIHAN MENJADI ORANGTUA EFEKTIF (MOE)
UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI
ORANGTUA DENGAN ANAK USIA DINI
TESIS
Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Magister Profesi Psikologi
Disusun oleh:
Qori Fanani S.Psi
NIM 201210500212027
PROGRAM PASCA SARJANA
MAGISTER PROFESI PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Tiada kata yang paling indah untuk di ucapkan, kecuali ucapan
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tesis yang berjudul “Pelatihan Menjadi Orangtua Efektif
(MOE) untuk Meningkatkan Ketrampilan Komunikasi Orangtua dengan Anak Usia Dini” sebagai salah satu prasyarat untuk memperoleh gelar Magister Profesi Psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.
Sebagai pribadi yang memiliki keterbatasan, penulis menyadari bahwa
kelancaran penyusunan laporan ini tidak lepas dari adanya dorongan, bantuan, dan
dukungan dari semua pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Dr. Latipun, M. Kes selaku Direktur Pendidikan Pasca Sarjana Universitas
Muhammadiyah Malang.
2. Prof. Dr. Wisjnu Martani, SU, Psi sebagai pembimbing Utama yang sudah
banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan
pada penulis hingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik.
3. Dra. Tri Dayakisni, M.Si, Psi sebagai pembimbing pendamping yang dengan
sabar memberikan pengarahan dan petunjuk kepada penulis yang
memerlukan beberapa kali penjelasan hingga penulis mampu memahaminya.
4. Keluarga penulis, Bapak H. M.Shofwan Ani S, Ibu Hj. S. Mawarti, Kakak ku
(Altatit, Nana, Hisam), kakak ipar (Dodik, Yunar, Nydya), mertua (Bapak
Maryono dan Ibu Muntholiah) serta adik ipar (Anjas Asmara) yang selalu
vi
5. Suamiku Ricky Yakob, S.Pt yang telah bersabar dan membantu serta
memberikan dukungan bagi penulis untuk segera menyelesaikan tesis ini.
6. Anakku tercinta Aisyah Salsabila Nailal Husna, sebagai penghibur dan
motivasi penulis untuk segera menyelesaikan tesis ini.
7. Kepala Sekolah serta dewan guru TKIT Al-Rahbini yang telah memberikan
ijin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di lingkungan sekolah
8. Bapak Dwi Ratno, M.Psi yang bersedia membantu memberikan materi
pelatihan
9. Subjek penelitian yang bersedia meluangkan waktu untuk mengikuti
pelatihan
10. Teman-teman angkatan 2007 Magister Profesi Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang.
11. Teman seperjuangan mbak Aries Dirgayunita dan Endang Pregiwatiningsih
yang selalu kompak untuk segera menyelesaikan tesis.
Akhir kata tiada satupun karya manusia yang sempurna, oleh karenanya
saran dan kritik demi perbaikan sangat penulis harapkan. Semoga Allah SWT
selalu memberikan rahmat dan ridhonya kepada kita semua. Amin.
Malang, 3 September 2012
vii
4. Tanda-tanda Komunikasi Efektif ... 11
5. Jenis-jenis Komunikasi ... 13
6. Pengertian Komunikasi Orangtua dan Anak ... 15
7. Pola Komunikasi Negatif Orangtua dengan Anak ... 16
B. Anak Usia Dini ... 20
1. Pengertian Anak Usia Dini ... 20
2. Aspek-aspek Perkembangan Anak Usia Dini ... 21
a. Aspek Perkembangan Kognitif ... 21
viii
c. Aspek Perkembangan Bahasa ... 22
d. Aspek Perkembangan Sosio-Emosional ... 22
C. Menjadi Orang tua Efektif (MOE) ... 24
D. Pelatihan Menjadi Orang tua Efektif (MOE) Untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Orang tua ... 26
E. Hipotesis ... 30
BAB III METODE PENELITIAN ... 31
A. Rancangan Penelitian ... 31
B. Variabel Penelitian ... 32
1. Identifikasi Variabel ... 32
2. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 32
C. Subjek Penelitian ... 33
3. Jadwal Pelatihan Menjadi Orangtua Efektif (MOE) ... 46
H. Metode Analisa Data ... 46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 48
A. Identitas Subjek ... 48
ix
2. Hasil Analisa Uji Beda Data Skala Komunikasi Orangtua ... 56
a. Kelompok Eksperimen ... 56
b. Kelompok Kontrol ... 56
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Kerangka Berfikir ... 29
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Blue print Skala Komunikasi Orang tua ... 36
Tabel 3.2 Nilai Skala Komunikasi Orang tua ... 37
Tabel 3.3 Rangkuman Analisis Validitas Skala Komunikasi Orang tua ... 39
Tabel 3.4 Kategori Responden ... 43
Tabel 3.5 Rancangan Pelatihan Menjadi Orang tua Efektif (MOE) ... 45
Tabel 4.1 Identitas Subjek Penelitian Kelompok Eksperiman dan Kelompok Kontrol ... 48
Tabel 4.2 Rangkuman Data Skor Pretest Skala Komunikasi Orangtua Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 49
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas ... 55
Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas ... 55
Tabel 4.5 Hasil Analisa Data Pretest dan Posttest Skala Komunikasi Orangtua Kelompok Eksperimen ... 56
Tabel 4.6 Hasil Analisa Data Pretest dan Posttest Skala Komunikasi Orangtua Kelompok Kontrol ... 57
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Hasil Analisis Skala ... ... 69
Lampiran 2 : Skala Komunikasi Orangtua ... 72
Lampiran 3 : Jadwal Pelatihan MOE dan Lembar Persetujuan ... 75
Lampiran 4 : Skor Pretes, Postes dan Follow up ... 78
xiii
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, L. (2011). Komentar Negatif Berbahaya!.
http://www.Ordinarything84’sBlog.com
Andrianto, D. (2011). Seri Bacaan Orangtua : Komunikasi Anak Usia Dini. Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini.
Anonym. 2007. Prinsip dan Praktek Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
Direktorat PAUD.
Arifah. (2010). Smart Parenting With Love : Perjalanan Asyik dan Inspiratif Full Time Mom Merajut Keluarga Penuh Cinta. Jakarta : Progressio Publissing.
Arikunto, H. (1997). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek : Edisi Revisi. Jakarta: Renika Citra.
Arya, P.K. 2008. Rahasia Mengasah Talenta Anak. Yogyakarta: Think
Azwar, S. (2004). Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.
Azwar, S. (2010). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.
Cook, T.D.& Campbell, D.T. (1979). Quasi-Experimentation. Design & Analisys issues for field setting. USA. Houghton Miffin Company.
Devito, J.A. (1997). Komunikasi Antar Manusia, edisi kelima. Jakarta :
Gordon, T. (1983). Menjadi Orangtua Efektif Petunjuk Terbaru Mendidik Anak yang Bertanggungjawab. Jakarta : PT. Gramedia
Gunarsa, D.S. (2006). Dari Anak Sampai Usia Lanjut : Bunga Rampai Psikologi
Perkembangan. Jakarta : PT. BPk Gunung Mulia.
Hurlock, E.B. (1978). Perkembangan anak jilid satu edisi keenam. Jakarta : Erlangga.
xiv
Kerlinger, J. (2000). Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta :Gadjah Mada University Press.
Latipun. (2002). Psikologi Eksperimen. Malang: UMM Press
Moekijat. (1994). Metode Riset Dalam Pelatihan. Bandung: Mandar Maju.
Muhammad, A. (2002). Komunikasi Organisasi. Jakarta : bumi Aksara
Munir, A. (2012). Komunikasi Negatif : 101 Kesalahan Orangtua Ketika
Berinteraksi Dengan Anak Pada Usia Dini.Yogyakarta : Pedagogia
Papalia, Diane E, Etc. 2008. Human Development (Psikologi Perkembangan,
terjemahan A. K. Anwar). Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Patilima, H. (2005). Metodologi PenelitianKualitatif. IKAPI Cabang Jawa Barat. Penerbit Alfabeta.
Rakhmat, J. (2009). Psikologi Komunikasi : Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Robinson, P.W. (1981). Fundamentals Of Experiemental Psychology. 2nd Edition. Englewood Cliffs. New Jersey : Prentice Hall, Inc.
Santrock, J.W. (2007). Psikologi pendidikan edisi kedua. Jakarta : Kencana Predana Media Group.
Setiawan, T.J. (2008). Program Pelatihan Parent Effectiveness Training (PET) Sebagai Upaya Meningkatkan Peran Petugas Wali Lapas/Rutan. Tesis. Universitas Indonesia.
Setyowati, Yuli.(2005). Pola Komunikasi Keluarga dan Perkembangan Emosi
Anak (Studi Kasus Penerapan Pola Komunikasi Keluarga dan Pengaruhnya terhadap Perkembangan Emosi Anak Pada Keluarga Jawa). Jurnal Ilmu Komunikasi, volume 2, nomer 1 (hal 67-78).
Supratiknya, A. (1995). Komunikasi Antar Pribadi (Tinjauan Psikologis).
Yogyakarta: Kanisius.
Suryabrata, S. (2005). Alat Ukur Psikologi. Yogyakarta : Andi Yogyakarta.
Wood & Davidson. (2003). Helping Families cope : a fresh look at parent effectiveness training. Family Matters No.65 winter 2003. Australia Institute of Family Studies.
xv
1
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Komunikasi adalah kunci dalam melakukan pengasuhan anak. Dengan
demikian bisa dikatakan bahwa baik buruknya, atau berhasil tidaknya pengasuhan
yang dilakukan orangtua kepada anak yang menjadi syarat awalnya adalah
komunikasi. Sayangnya masih banyak orangtua yang tidak mengetahui bagaimana
tehnik komunikasi yang tepat dengan anak, khususnya anak usia dini.
Dalam kenyataannya, para orangtua masih menggunakan gaya komunikasi
negatif yaitu memerintah, menyalahkan, meremehkan, mencap/melabel,
membandingkan, mengancam, menasehati atau ceramah, membohongi,
menghibur, mengkritik, menyindir dan menganalisa. Selain itu para orangtua juga
terkadang masih menggunakan tehnik mengabaikan dan menyakiti secara fisik.
Hal ini yang memebuat anak merasa tidak diterima atau tidak dicintai oleh
orangtua. Karena dengan gaya pengasuhan tersebut yang akan di tangkap dan di
rekam sebagai pesan oleh anak bukan isi pesan (Arifah, 2010:53-67).
Hal ini sesuai dengan kenyataan yang ditemukan di masyarakat khususnya
di Kecamatan Gondanglegi bahwa orangtua seringkali melakukan gaya
komunikasi negatif dalam kesehariannya seperti mengancam pada waktu anak
bersikap tidak sesuai dengan apa yang diinginkan orangtua, memberi label pada
anak ketika anak tidak mendengarkan apa yang dperintahkan orangtua,
meremehkan kemampuan anak serta membandingkan-bandingkan kemampuan
2
seperti yang dikehendaki orangtua namun isi pesan yang ditangkap anak menjadi
berbeda yaitu anak merasa bahwa orangtua tidak menginginkan mereka.
Menurut Djamarah (2004:3) mengatakan bahwa perilaku yang ditunjukkan
oleh anak kemungkinan dikarenakan orangtua tidak menerapkan pola dan cara
komunikasi secara tepat. Untuk itu komunikasi yang baik harus dibiasakan sejak
anak terlahir kedunia, karena anak kecil peka terhadap pengajaran-pengajaran
yang diberikan kepada mereka. Anak akan merekam dengan baik dan pada
akhirnya perilaku dari hasil komunikasi itu akan terlihat saat mereka sudah besar
nanti.
Kebanyakan orangtua mengandalkan tehnik komunikasi satu arah, anak
terkesan sebagai penerima informasi saja, satu-satunya umpan balik yang
diharapkan hanyalah perilaku yang diharapkan sesuai dengan permintaan verbal
orangtua. Tentu saja tehnik seperti itu tidak hanya menyulitkan anak tetapi juga
orangtua tersebut. Anak memiliki segudang potensi menakjubkan tidak mungkin
jika kita sebagai orangtua sama sekali tidak mendengarkan apa yang ingin anak
katakan dan apa yang anak rasakan.
Penelitian yang dilakukan oleh Jack Canfield (dalam Amelia, 2011)
tentang komentar positif dan negatif orangtua dalam sehari. Hasilnya cukup
mencengangkan yaitu setiap anak rata-rata menerima 460 komentar negatif atau
kritik dan hanya 75 komentar positif atau bersifat mendukung. Jadi komentar
negatif enam kali lebih banyak dari pada komentar positif.
Menurut Hovland, Janis dan Kelley (Muhammad, 2007:2) ilmu
komunikasi adalah upaya sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas
3
definisinya secara khusus mengenai pengertian komunikasi menurut Hovland
(Muhammad, 2007:2) mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah
perilaku orang lain, akan tetapi seseorang dapat mengubah sikap, pendapat, atau
perilaku orang lain apabila komunikasinya itu memang komunikatif.
Menurut Pratikno (2000:65) komunikasi orangtua dan anak adalah suatu
proses hubungan antara orangtua (ayah dan ibu) dan anak yang merupakan jalinan
yang mampu memberi rasa aman bagi anak melalui suatu hubungan yang
memungkinkan keduanya untuk saling berkomunikasi sehingga adanya
keterbukaan, percaya diri dalam menghadapi dan memecahkan masalah yang ada.
Semua itu diperlukan pola komunikasi yang tepat antara orangtua dan anak.
Peranan anggota keluarga dalam menciptakan suasana keluarga kuat
sekali, artinya masing-masing pribadi diharapkan tahu peranannya di dalam
keluarga. Keluarga merupakan suatu sistem yaitu suatu kesatuan yang dibentuk
oleh bagian-bagian yang saling berhubungan satu dengan yang lain, terutama
komunikasi interaksional yang dilakukan orang tua dalam mengasuh anaknya.
Karena semua orangtua ingin memiliki anak yang tumbuh dan berkembang sesuai
dengan keinginan mereka.
Maslow (dalam Wiryanto, 2004:22) menyatakan bahwa kepribadian anak
sebenarnya terbentuk dan berkembang melalui proses komunikasi, oleh karena itu
diperlukan komunikasi antar pribadi efektif yang mampu menciptakan suasana
yang akrab, saling pengertian, keterbukaan, dan kedekatan antara orangtua serta
anak. Komunikasi yang tepat dapat membentuk kepribadian positif yang akan
tercermin melalui perilaku positif meliputi mandiri, disiplin, kreatif, terbuka,
4
Untuk mencegah dampak yang ditimbulkan dari komunikasi negatif yang
dilakukan orangtua maka para orangtua perlu diberi keterampilan khususnya
komunikasi dengan anak usia dini melalui pelatihan.
Menurut Bavolek (Trunzo, 2006) menyatakan bahwa pendidikan bagi
orangtua dapat dipercaya sebagai strategi preventif yang utama dalam
menurunkan tindakan yang merugikan bagi anak. Meningkatkan keterampilan
dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya melalui pelatihan.
Gordon pada tahun 1976, merintis sebuah program pelatihan yaitu Parent
Effectiveness Training (PET) yang kemudian diterjemahkan dan di kenal di
Indonesia, Menjadi Orangtua Efektif (MOE). Program ini bertujuan untuk
meningkatkan keterampilannya sebagai pengasuh dan pendidik bagi anak serta
mengembangkan hubungan yang empatik dalam keluarga sehingga anak-anak
dapat berkembang baik secara fisik maupun psikologis secara mandiri dan
bertanggungjawab.
Dalam program MOE ini, para orangtua dilatih untuk mampu menerima
kondisi anak tanpa syarat, bahasa penerimaan, mendengar secara aktif ketika
anak-anak mengalami masalah, menerapkan “pesan aku”, menerapkan “metode
anti kalah” dan cara untuk mencegah timbulnya konflik dengan mengubah diri
sendiri.
Program ini telah terbukti efektif di beberapa negara. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan Wood dan Davidson (2003) dalam studi yang berjudul
Helping Families Cope : A Fresh look at Parent Effectiveness Training diketahui
bahwa program pelatihan ini efektif untuk mengurangi perilaku negatif pada anak.
5
Our Children : An Evaluation of Parent Effectiveness Training of Emotional
competence menunjukkan bahwa PET ini efektif dalam mengambangkan
kompetensi emosional anak.
Dari penjelasan diatas, peneliti ingin mengetahui bagaimana peran
pelatihan menjadi orangtua efektif (MOE) dapat meningkatkan keterampilan
komunikasi orangtua dengan anak usia dini.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah apakah Pelatihan Menjadi Orangtua Efektif (MOE) dapat
meningkatkan keterampilan komunikasi orangtua dengan anak usia dini?
C.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pelatihan
Menjadi Orangtua Efektif (MOE) dapat meningkatkan keterampilan komunikasi
orangtua dengan anak usia dini
D.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu bagi:
1. Orangtua, dengan tujuan agar pemahaman dan pengetahuan tentang
Menjadi Orangtua Efektif (MOE) dapat meningkatkan keterampilan
komunikasi orangtua dengan anak usia dini sehingga komunikasi orangtua
6
2. Peneliti bidang psikologi khususnya pengasuhan anak untuk dapat
mengaplikasikan Menjadi Orangtua Efektif (MOE) sebagai alternatif
meningkatkan keterampilan komunikasi orangtua dan memecahkan