• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kesantunan Berbahasa pada Program Acara Mario Teguh Golden Ways di Metro TV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kesantunan Berbahasa pada Program Acara Mario Teguh Golden Ways di Metro TV"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KESANTUNAN BERBAHASA PADA PROGRAM ACARA MARIO TEGUH GOLDEN WAYS DI METRO TV

SKRIPSI

Oleh Munawarah NIM 201210080311038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

ii

ANALISIS KESANTUNAN BERBAHASA PADA PROGRAM ACARA MARIO TEGUH GOLDEN WAYS DI METRO TV

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh Munawarah NIM 201210080311038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(3)
(4)
(5)
(6)

vi ABSTRAK

MUNAWARAH. 2016. Analisis Kesantunan Berbahasa pada Program Acara Mario Teguh Golden Ways di Metro TV: Skripsi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing: Drs. Sudjalil, M.Si., M.Pd dan Drs. Gigit Mujianto, M.Si.

Kata Kunci: Kesantunan Berbahasa, Tuturan, Strategi Kesantunan.

Penelitian kesantunan berbahasa dalam program acara Mario Teguh

Golden Ways di Metro TV dipilih sebagai objek penelitian karena dalam program acara tersebut bahasa yang digunakan mempunyai banyak medan makna yang positif sehingga tuturan-tuturannya perlu dimaknai secara mendalam, bagaimana penutur mengatur penggunaan bahasanya sehingga maksud dari penyampai pesan dapat tersampaikan dengan baik. Penelitian ini merupakan usaha untuk menelaah strategi kesantunan berbahasa berdasarkan telaah di bidang pragmatik, ruang lingkup masalah yang akan diteliti adalah penggunaan strategi kesantunan berbahasa pada program acara Mario Teguh Golden Ways di Metro TV.

Penelitian ini menggunakan pendekatan pragmatik dengan metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif ini digunakan untuk menganalisis kata atau tuturan yang diujarkan oleh penutur. Adapun sumber data dalam penelitian ini bersumber dari tayangan program acara Mario Teguh Golden Ways

di stasiun televisi Metro TV yang hadir setiap minggu pada pukul 19.30-21.00 WIB. Program acara ini direkam selama satu episode pada tanggal 14 September 2014 yang terdiri dari tujuh segmen dengan tema PHO (Perusak Hubungan Orang). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui metode simak dengan teknik sadap, rekam dan mencatat. Teknik analisis data yang digunakan, ialah model Miles dan Huberman dengan cara mereduksi, menyajikan data dan memberi kesimpulan.

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa dalam program acara Mario Teguh Golden Ways di Metro TV terdapat empat strategi kesantunan berbahasa yaitu, kesantunan positif; kesantunan negatif; kesantunan bald-on record (tuturan terus terang); dan kesantunan off-record (tuturan tersamar). Dari keempat strategi kesantunan berbahasa tersebut yang paling dominan dalam acara Mario Teguh adalah strategi kesantunan positif. Hal tersebut dapat diketahui dari beberapa faktor yang melatarbelakangi penggunaan strategi kesantunan positif yaitu karena penutur lebih banyak menggunakan keakraban sebagai konsep tingkah laku sosial yang sopan atau etiket yang diasosiasikan melalui hubungan sosial kekerabatan, hal ini berkenaan dengan nama baik serta keinginan wajah penutur untuk dihormati. Kesantunan positif menjaga dan menyelamatkan muka positif orang lain yang dimaksudkan bahwa muka positif memiliki siasat bertutur yang menggambarkan adanya rasa solidaritas dengan pendengarnya.

(7)

vii ABSTRACT

MUNAWARAH. 2016. Analysis of Politeness Speak at Events Program Mario Teguh Golden Ways in Metro TV. Undergraduate Thesis for Indonesian Language and Literature Education Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Muhammadiyah Malang. Supervisor: Drs. Sudjalil, M.Si., M.Pd and Drs. Gigit Mujianto, M.Si.

Keywords: Politeness Language, speech, Politeness Strategies.

Research politeness in the event program Mario Teguh Golden Ways Metro TV selected as the research object because in the event program of the language used has a lot of terrain positive sense so that the speech need to be interpreted in depth, how speakers regulate the use of language so that the intent of the messenger can be conveyed properly. This study is an attempt to examine the linguistic politeness strategies based on research in the field of pragmatics, the scope of the problem to be studied is the use of politeness strategies in the event program Mario Teguh Golden Ways in Metro TV.

This study uses a pragmatic approach with a qualitative descriptive method. This qualitative descriptive method is used to analyze the word or speech uttered by the speakers. As for the source of the data in this study comes form Mario Teguh Golden Ways in station Metro TV are present every week at 19.30-21.00 WIB. This program was recorded during an episode on september 14 2014 consisting of four segments with the theme with the theme of PHO (destroyer of relationships people). Technique of data collection in this study is done with listening method through tapping technique, records and notes. Data analysis techniques used, are models of Miles and Huberman by reducing, presenting the data and conclusions.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahi Rabbil’aalamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir yang berjudul “Analisis Kesantunan Berbahasa pada Program Acara Mario Teguh Golden Ways di Metro TV”, diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar kesarjanaan Strata 1 (S1) di bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.

Peneliti menyadari bahwa tugas akhir ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan, bimbingan, arahan dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Berkat bantuan beliaulah peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. Selanjutnya, saya ucapkan terima kasih kepada yang terhormat.

1. Drs. Fauzan, M.Pd, selaku rektor Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan fasilitas untuk dapat menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya.

2. Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes, selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Dra. Tuti Kusniarti, M.Si., M.Pd, selaku ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Drs. Sudjalil, M.Si., M.Pd selaku dosen pembimbing I yang selalu memberikan nasihat, arahan dan motivasi selama bimbingan berlangsung sampai terselesaikannya skripsi ini.

5. Drs. Gigit Mujianto, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang selalu meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, naseihat, dan semangat untuk membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini.

(9)

ix

7. Kedua orang tua, keluarga, beserta para sahabat tercinta yang selalu memberi doa, dukungan dan semangat hingga akhir studi.

Malang, 04 Mei 2016

(10)

x

MOTO DAN PERSEMBAHAN

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak

mengetahui sesuatu apapun, dan Dia mengaruniakan kepadamu

pendengaran, penglihatan dan hati (akal pikiran), supaya kamu bersyukur

(QS. An-Nahl : 78)

Saya persembahkan karya sederhana ini untuk orang-orang yang berarti dalam hidup saya, semoga Allah membalas kalian dengan sebaik-baik balasan

“Bantuanmu adalah Ibadahmu”.

1. Ibunda dan Ayahanda tercinta, Nur Baya dan Syarifuddin yang sering saya

sebut sebagai “Sang Motivator” saya bangga bisa menjadi bagian dari

pengalaman kalian. Terima kasih atas cinta dan kasih sayangnya. Tanpa perhatian kalian, saya tidak akan mampu menjadi seperti sekarang ini.

2. Saudara saya tercinta Sitti Rahma, Marwiyah, Ismail, Mu’awiyah, Fajrullah dan Gufran yang selalu memotivasi saya, terima kasih atas keceriaan dan semangatnya.

(11)

xi

2.1.1 Ciri-ciri Kesantunan Berbahasa ... 16

2.1.2 Kesantunan Berbahasa dalam Tindak Tutur ... 19

2.2 Strategi Kesantunan Berbahasa ... 23

2.2.1 Kesantunan Positif (keakraban) ... 26

2.2.2 Kesantunan Negatif ... 28

2.2.3 Bald-on Record (tuturan langsung/terus terang)... 30

(12)

xii

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.6 Instrumen Penelitian... 39

3.7 Indikator Penelitian ... 41

3.8 Teknik Analisis Data ... 42

3.9 Pengecekan Keabsahan Data... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Kesantunan Positif pada Program Acara Mario Teguh ... 45

4.1.2 Kesantunan Negatif pada Program Acara Mario Teguh ... 84

4.1.3 Kesantunan Bald-on Record (tuturan langsung/terus terang) pada Program Acara Mario Teguh ... 86

4.1.4 Kesantunan Off-Record (tuturan tidak langsung atau tersamar) pada Program Acara Mario Teguh ... 92

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Pengkodean ... 40 Tabel 3.2 Analisis Data Strategi Kesantunan Berbahasa pada Program Acara

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

(15)

xv

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, Chaedar. 1993. Pengantar Sosiologi Bahasa. Bandung: Angksa. Aslinda, dan Leni Syafyahya. 2007. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: PT

Refika Aditama.

Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif dan Kualitatif. Surabaya: Airlangga University Press.

Chaer, Abdul dan Leoni Agustina. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Bandung: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. 2010. Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta.

Djajasudarma, Fatimah. 2010. Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: PT. Refika Aditama.

Emzir. 2010. Metodologi penelitian kualitatif (analisis data). Jakarta: PT raja grafindo persada.

Faisal, Sanapiah. 1990. Penelitian Kualitatif Dasar-dasar dan Aplikasi. IKIP Malang: Yayasan Asih Asah Asuh Malng.

Ibrahim, Syukur. 1993. Kapita Selekta Sosiolinguistik. Surabaya Usaha Nasional. Kamisa. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Kartika.

Kridalaksana, Harimurti. 1985. Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Ende: Nusa Indah.

Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Markahamah. 2009. Analisis Kesalahan dan Kesantunan Berbahasa. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Moleong, Lexy J. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mufid, Muhamad. 2009. Etika dan Filsafat Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group.

(16)

xvi

Purwo, Bambang Kaswanti. 1990. Pragmatik dan Pengajaran Bahasa: Menyibak Kurikulum 1984. Yogyakarta. Kanisius.

Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia.

Jakarta: Erlangga.

Rahardi, Kunjana. 2009. Sosiopragmatik. Jakarta: Erlangga.

Syahrin, Elvi. 2008. Strategi Kesantunan Sebagai Kompetensi Pragmatik dalam Tindak Tutur Direktif Bahasa Prancis. Jurnal Unimed. (Online), dalam http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/bahas/article/view/2447/2145. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2015.

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa.

Wardhaugh, Ronald. 1975. An Introductionto Sosiolinguistics. Exford: Blackweel Publishers.

Wijana, Dewa Putu. 1996. Dasar-Dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi. Yule, George. 1996. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yuni, Qonita Fitra. 2013. Kesantunan Berbahasa Dalam Mata Najwa (Tinjauan Pragmatik). Jurnal Nosi. (Online), dalam

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kesantunan berbahasa pada hakikatnya erat kaitannya dengan hubungan sosial dalam masyarakat. Kesantunan berbahasa sendiri merupakan pengungkapan gagasan, ide atau pendapat untuk saling membina kecocokan atau kemufakatan di dalam kegiatan bertutur yang disertai dengan etika serta perilaku yang baik menurut norma-norma sosial budaya yang berlaku dalam masyarakat. Kamisa (1997: 469) mengartikan kata santun sebagai halus dan baik (budi bahasanya, tingkah lakunya); sabar dan tenang; sopan; penuh rasa belas kasihan; suka menolong. Bahasa yang santun merupakan alat yang paling tepat digunakan dalam berkomunikasi dan menjalin hubungan sosial. Hal tersebut karena bahasa yang santun memperhatikan kaidah kebahasaan dan tatanan nilai yang berlaku di dalam masyarakatnya. Oleh karena itu, untuk mewujudkan kondisi masyarakat tersebut maka salah satu faktor yang sangat menentukan dalam proses pelestarian budaya kesantunan berbahasa terletak pada masyarakat itu sendiri. Kesantunan berbahasa seharusnya sudah menjadi suatu tradisi yang dimiliki setiap individu, sebab jika tidak maka tradisi berbahasa yang santun tersebut akan memudar dalam kehidupan bermasyarakat dan selanjutnya lahirlah generasi yang arogan, kasar dan kering dari nilai-nilai etika masyarakat.

(18)

2

diartikan sebagai ilmu yang membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, yang dapat menilai mana baik dan mana yang jahat. Hal ini sejalan dengan pendapat Chaer (2010: 100) yang menyatakan bahwa kita akan banyak teman dan disegani orang kalau dalam bertutur bukan saja santun, tetapi menunjukkan etika dan perilaku yang baik. Sebaliknya, kita akan banyak musuh dan tidak disegani orang kalau dalam bertutur yang tidak santun dan tidak beretika atau berperilaku yang tidak menyenangkan lawan tutur. Sementara itu Mufid (2009: 174) mengatakan bahwa etika membahas baik-buruk atau benar tidaknya tingkah laku dan tindakan manusia serta sekaligus menyoroti kewajiban-kewajiban manusia. Etika mempersoalkan bagaimana manusia seharusnya berbuat atau bertindak.

Berkenaan dengan etika berbahasa dalam kehidupan masyarakat Chaer dan Agustina (2004: 171) menyatakan bahwa dalam etika berbahasa antara lain

”mengatur” (a) apa yang harus dikatakan pada waktu dan keadaan tertentu kepada

(19)

3

Bahasa digunakan oleh masyarakat sebagai alat komunikasi antar sesama karena masyarakat itu terdiri atas berbagai lapisan, tentunya bahasa yang digunakan akan bervariasi. Di dalam masyarakat, seseorang tidak lagi dipandang sebagai individu yang terpisah, tetapi sebagai anggota dari kelompok sosial. Oleh karena itu, bahasa dan pemakaiannya tidak diamati secara individual, tetapi dihubungkan dengan kegiatannya di dalam masyarakat. Dipandang secara sosial bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu dalam pergaulan di antara sesama anggota. Sebagai contoh, bahasa Indonesia dapat menjadi bahasa nasional, bahasa negara, bahasa resmi dan bahasa persatuan antar suku bangsa. Namun, untuk dapat berbahasa dengan santun tentunya harus menguasai bahasa dengan baik.

Perlu diketahui bahwa kemampuan serta tingkat kesantunan berbahasa Indonesia di kalangan masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Koentjaraningrat (dalam Chaer, 2010: 8) mengatakan bahwa buruknya kemampuan berbahasa Indonesia sebagian besar orang Indonesia, termasuk golongan elit dan golongan intelektualnya adalah karena adanya sifat-sifat negatif yang melekat pada sebagian besar orang Indonesia. Sifat-sifat negatif itu adalah suka meremehkan mutu; mental menerabas; tuna harga diri; tidak disiplin; enggan bertanggung jawab; dan suka latah atau ikut-ikutan.

(20)

4

dengan mudah menguasai forum pembicaraan. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh pembicara agar berhasil menyampaikan gagasan mereka dengan baik sehingga mudah diterima oleh orang lain. Salah satunya adalah penggunaan aspek kesantunan berbahasa Mario Teguh Golden Ways. Menurut Rahardi (2009: 38) penelitian kesantunan mengkaji penggunaan bahasa (language use) dalam suatu masyarakat bahasa tertentu. Masyarakat tutur yang dimaksud adalah masyarakat dengan aneka latar belakang situasi sosial dan budaya yang mewadahinya

Seperti aktivitas sosial dan budaya lainnya, kegiatan berbahasa dengan santun bisa terwujud apabila manusia terlibat di dalamnya. Di dalam berbicara, pembicara dan lawan bicara sama-sama menyadari bahwa ada kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan bahasanya, dan interpretasi-interpretasinya terhadap tindakan dan ucapan lawan bicaranya, berkaitan dengan hal tersebut Lakoff (dalam Ibrahim, 1993: 246) mengusulkan tiga kaidah kesopan santunan yaitu, (1) formalitas yakni jangan menyela/tetaplah bersabar; (2) kebebasan pilihan yakni berilah pesapa pilihannya sendiri; (3) kesederajatan yakni bertindaklah seolah-olah anda dan pesapa sama, buatlah agar dia merasa enak.

(21)

5

Apabila diperhatikan acara Mario Teguh Golden Ways yang ditayangkan di Metro TV, dapat dilihat bahwa bahasa sebagai media komunikasi digunakan juga dalam program-program tayangan televisi di Indonesia. Golden Ways yang tayang setiap hari Minggu pukul 19.30-21.00 WIB di layar Metro TV menyuguhkan tayangan motivasi dengan tema yang berbeda-beda setiap tayangannya dan Mario Teguh sebagai narasumbernya. Narasumber menyampaikan gagasannya dan memberikan motivasi kepada pendengar dan kadang-kadang saling bertukar pendapat dan informasi tentang suatu masalah yang berkaitan dengan topik yang sudah ditentukan sebelumnya. Bahasa yang digunakan oleh narasumber adalah bahasa lisan. Melalui bahasa, narasumber berusaha memengaruhi pendengar sehingga pendengar terbujuk untuk menerima dan melakukan apa yang dikehendaki oleh narasumber tersebut. Berhasil atau tidak usaha narasumber bergantung pada bahasa yang digunakan. Bahasa yang didengar dan dapat diterima oleh sebagian besar penonton/pendengar adalah bahasa khas yang santun dari Mario Teguh.

Sehubungan dengan penelitian analisis kesantunan berbahasa sudah

pernah dilakukan oleh Zuni Rahmah Dewi (2004) dengan judul “Analisis

(22)

6

kesantunan positif dalam proses belajar mengajar, sehingga guru mampu menciptakan proses belajar mengajar yang menyenangkan. Penelitian lain yang serupa dengan kesantunan adalah penelitian dari Lisa Sukmawati (2008) dengan

judul “Kesantunan Linguistik Bahasa Guru dalam Pembelajaran Taman

Kanak-Kanak Dharma Wanita Persatuan 1 Pandaan” penelitian itu lebih menekankan

pada panjang pendeknya tuturan sebagai penentu kesantuan linguistik berbahasa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wujud pragmatik yang paling banyak ditemukan adalah wujud imperatif (tuturan dalam konstruksi imperatif) yang terdapat pada tuturan guru taman kanak-kanak Dharma Wanita Persatuan 1 Pandaan. Ciri kesantunan linguistik yang paling banyak ditemukan adalah pilihan kata yang tidak kasar, intonasi tuturan yang rendah dan isyarat kinesik yang sopan.

Penelitian lain seputar kesantunan berbahasa pernah dilakukan oleh

Agustina Sri Wulandari (2003) berjudul “Kesantunan dalam Tindak Tutur Guru

(23)

7

Safiyah (2013) juga pernah melakukan penelitian terkait dengan

kesantunan berbahasa berjudul “Analisis Kesantunan Berbahasa pada Santri Panti

Asuhan Nurul Abyadh Malang” fokus penelitian ini membahas maksim-maksim dalam kaitannya dengan kesantunan berbahasa. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan maksim yang digunakan santri saat berinteraksi sosial dapat diketahui secara verbal. Secara verbal santri sering menggunakan tindak tutur asertif (menyatakan, mengemukakan pendapat, dan mengeluh); Tindak tutur direktif (memohon, memberi nasihat); Tindak tutur komisif (menjanjikan, menawarkan); dan tindak tutur ekspresif (mengucapkan terima kasih, memuji).

Penelitian terdahulu dengan penelitian ini jelas berbeda, perbedaan itu terlihat pada fokus penelitiannya dan objek yang diteliti. Fokus penelitian ini lebih berorientasi pada strategi kesantunan yang mana penelitian ini juga sebagai pengembangan terhadap penelitian sebelumnya. Penerapan teori kesantunan berbahasa dalam penelitian ini menggunakan teori Brown dan Levinson yang mendefinisikan strategi kesantunan berbahasa menjadi empat yaitu kesantunan positif; kesantunan negatif; kesantunan bald on racord (tuturan langsung/terus terang); dankesantunan off- record (tuturan tidak langsung/tersamar).

(24)

8

bagaimana penutur mengatur penggunaan bahasanya sehingga maksud dari penyampai pesan dapat tersampaikan dengan baik.

Berdasarkan pemaparan di atas dalam rangka memahami kesantunan berbahasa sebagai aspek yang paling penting dalam menjalin komunikasi agar tidak menimbulkan kesalahpahaman pada saat bertutur dan saling menguntungkan karena adanya rasa solidaritas dan saling menghargai, perlu dilakukan penelitian yang berorientasi pada aspek strategi kesantunan berbahasa yang akan memungkinkan pembaca melihat kaidah kesantunan yang perlu dipatuhi agar tuturan terdengar santun. Berdasarkan hal tersebut maka dalam penelitian ini

penulis mengambil judul “Kesantunan Berbahasa pada Program Acara Mario

Teguh Golden Waysdi Metro TV”.

1.2 Fokus Penelitian

(25)

9

dan kesantunan off- record (tuturan tidak langsung/tersamar) bardasarkan telaah di bidang pragmatik.

Adapun meneliti tentang strategi kesantuan berbahasa dianggap penting dalam penelitian ini karena dalam program acara tersebut terdapat banyak tuturan-tuturan yang perlu dimaknai secara mendalam, bagaimana penutur mengatur penggunaan bahasanya sehingga maksud dari penyampai pesan dapat tersampaikan dengan baik. Kehadiran strategi kesantunan bebahasa dalam program acara Mario Teguh Golden Ways ini menjadi penting untuk memahami makna yang terdapat di dalamnya.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah strategi kesantunan berbahasa dalam program acara Mario Teguh Golden Ways di Metro TV?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah penulis paparkan, maka tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan strategi kesantunan berbahasa dalam program acara Mario Teguh Golden Ways di Metro TV.

1.5 Manfaat Penelitian

(26)

10

1.5.1 Manfaat Teoretis

Hasil Peneltian ini diharapkan mampu memperkaya khazanah kepustakaan dalam bidang linguistik khususnya dalam bidang pragmatik, selain itu penelitian ini diharapkan dapat menambah data-data kebahasaan, serta dapat dijadikan sebagai bahan pengembangan teori kesantunan untuk penelitian sejenis ke depannya.

1.5.2 Manfaat Praktis

Bagi Program Studi, penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi mahasiswa Program Studi Bahasa Indonesia untuk dapat memahami kesantunan berbahasa dalam kajian pragmatik, kemudian bagi peneliti lain, penelitian ini berguna untuk dijadikan acuan, referensi atau dokumentasi pada penelitian kesantunan berbahasa di masa yang akan datang.

1.6 Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman dari pembaca dalam menafsirkan judul penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah berikut:

1) Kesantunan berbahasa merupakan pengungkapan gagasan untuk saling membina kecocokan atau kemufakatan di dalam kegiatan bertutur yang disertai dengan etika serta perilaku yang baik menurut norma-norma sosial budaya yang berlaku dalam masyarakat.

(27)

11

kesantunan positif; kesantunan negatif; bald-on record (tuturan langsung/terus terang); dan off-record (tuturan tidak langsung atau tersamar).

3) Kesantunan positif (keakraban) merupakan tuturan yang diujarkan dalam bentuk keakraban, kesetiakawanan dan persahabatan.

4) Kesantunan negatif merupakan usaha untuk menghindari kesalahpahaman atau konflik penutur-lawan tutur.

5) Bald-on record (tuturan langsung/terus terang) merupakan tuturan yang diungkapkan secara terus terang dalam bentuk perintah langsung.

6) Off-record (tuturan tidak langsung atau tersamar) merupakan tuturan yang diujarkan secara samar-samar, ambigu dan tidak dinyatategaskan.

Gambar

Tabel  3.3 Indikator Penelitian Strategi Kesantunan Berbahasa ...........................

Referensi

Dokumen terkait

Saya memohon Bhagava memperlihatkan kepada kami tanda yang ada di kaki, yang berupa roda dengan seribu jari-jari." Ketika Buddha memperlihatkan roda itu kepada mereka, mereka

Skripsi ini membahas mengenai sejauh mana Pandangan Hakim Mediator tentang Keberhasilan Mediasi di Pengadilan Agama Pare pare. Penumpukan perkara di pengadilan merupakan salah

Pengaruh Tahapan Prediksi Dan Diskusi Pada Pembelajaran Berbasis Learning Cycle Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Penguasaan Konsep Sistem Saraf Pada Siswa SMA..

Jika kalian tidak berpolitik dengan cara yang benar, apatah lagi jika kalian tidak mempedulikan hal-hal politik, maka kalian sebenarnya telah membiarkan diri kalian

Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Moyo et al (2013) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Hasil pendugaan parameter fungsi produksi pada model yang dibangun seperti terlihat pada Tabel 2, memiliki koefisien determinan (R 2 )

Hasil tersebut di atas yang menunjukkan bahwa dimensi Word Of Mouth -lah yang secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan Ekuitas Merek

Meskipun kedua indikator tersebut berada di posisi yang paling rendah namun berdasarkan klasifikasi hasil persentase skor motivasi belajar siswa dapat dikatakan