• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Pemanfaatan Pekarangan Tiga Kecamatan di Kota Depok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Pemanfaatan Pekarangan Tiga Kecamatan di Kota Depok"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN PEMANFAATAN PEKARANGAN TIGA

KECAMATAN DI KOTA DEPOK

KEMALA NURFITRIANI ROHMAT

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perbandingan Pemanfaatan Pekarangan Tiga Kecamatan di Kota Depok adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

KEMALA NURFITRIANI. Perbandingan Pemanfaatan Pekarangan Tiga Kecamatan di Kota Depok. Dibimbing oleh SULISTIJORINI dan NUNIK SRI ARIYANTI.

Ekologi pekarangan merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara pola pemanfaatan pekarangan dengan penghuninya sehingga akan dapat menggambarkan area ekologis, sosial ekonomi, dan sosial budaya pemiliknya. Perbandingan ekologi pekarangan dapat dilihat dari pola pemanfaatan pekarangan. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman jenis tanaman pekarangan yang terdapat di tiga kecamatan wilayah Kota Depok dan faktor-faktor yang mempengaruhi pola pemanfaatan pekarangan. Hasil identifikasi dan inventarisasi tanaman pekarangan di Kota Depok diperoleh 52 suku dan 142 jenis, yang meliputi 129 jenis (51 suku) di Kecamatan Beji, 118 jenis (46 suku) di Kecamatan Pancoran Mas, dan 107 jenis (45 suku) di Kecamatan Sawangan. Masyarakat di tiga kecamatan lebih memandang pekarangan dari segi estetika sehingga tanaman hias lebih banyak ditemukan dibandingkan tanaman buah, sayur, obat dan rempah di pekarangan. Mata pencaharian masyarakat yang sebagian besar sebagai pegawai dan luas pekarangan yang kurang dari 50m2 merupakan faktor yang mempengaruhi pekarangan lebih banyak dimanfaatkan untuk tanaman estetika daripada tanaman buah dan sayur.

Kata kunci : ekologi, pekarangan, pemanfaatan pekarangan, Kota Depok

ABSTRACT

KEMALA NURFITRIANI. Comparison Utilization of Home Garden among Three Subdistrict in Depok City. Supervised by SULISTIJORINI and NUNIK SRI ARIYANTI.

Ecological home garden is a knowledge that learn relationship between utilization patterns of home gardens and the owner to describe ecological area, socioeconomic, and culture of the owner. The research aim to compare the diversity of plant home garden in three sub districs of Depok City and the factors affect the home garden patterns. Identification and inventory of plants obtained 52 families and 142 species. This is including 129 species (51 families) in sub district Beji, 118 species (46 families) in sub distric Pancoran Mas, and 107 species (45 families) in sub district Sawangan. People in the three sub district more consederate their home garden in term of aesthetics value than the economic value. Therefore ornamental plants were more common than fruits crops, vegetables, and medicinal herbs. Since most people in the three sub district are employer and their home garden are less than 50 m2, they prefer to utilize the home garden for the ornamental plants than fruit crops and vegetable.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

pada

Departemen Biologi

PERBANDINGAN PEMANFAATAN PEKARANGAN TIGA

KECAMATAN DI KOTA DEPOK

KEMALA NURFTRIANI ROHMAT

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN DAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Perbandingan Pemanfaatan Pekarangan Tiga Kecamatan di Kota Depok

Nama : Kemala Nurfitriani R. NIM : G34070106

Disetujui oleh

Dr Ir. Sulistijorini, M.Si Pembimbing I

Dr. Nunik Sri Ariyanti, M.Si Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Iman Rusmana, MSi Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji Syukur penulis ucapakan kepada Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan berkah-Nya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta umatnya. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak Mei 2012 ini ialah Ekologi Pekarangan, dengan judul Perbandingan Pemanfaatan Pekarangan Tiga Kecamatan di Kota Depok.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Sulistijorini, M.Si dan Dr. Nunik Sri Ariyanti, M. Si atas segala arahan yang telah berikan. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Dra. Taruni Sri Prawasti, M. Si yang telah bersedia menjadi penguji dalam sidang skripsi. Disamping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada pegawai pemerintahan di kecamatan Beji, kecamatan Pancoran Mas, dan kecamatan Sawangan yang telah banyak membantu dan membimbing saat pelaksanaan peneltian. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada mama, ayah dan seluruh keluarga atas dukungan dan do’anya yang tulus. Demikian pula untuk semua teman-teman Biologi khususnya Biologi angkatan 44, terima kasih atas dukungannya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua.

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

METODE 3

Lokasi Penelitian 3

Prosedur Penelitian 3

HASIL 4

PEMBAHASAN 13

SIMPULAN DAN SARAN 15

Simpulan 15

Saran 15

DAFTAR PUSTAKA 15

(10)

DAFTAR TABEL

1. Sampel (%) kepala keluarga berdasarkan penghasilan perbulan 6 2. Sampel (%) kepala keluarga berdasarkan lama tinggal 6 3. Sampel (%) kepala keluarga berdasarkan etnis suku 7 4. Hasil identifikasi dan pengelompokkan pemanfaatan tanaman di

Kecamatan Beji, Sawangan, dan Pancoran Mas 8 5. Nilai Indeks Kesamaan Sorensen Kuantitatif tanaman hias, buah,

sayur, obat dan rempah 8 6. Frekuensi (%) rumah di tiga kecamatan (Beji, Pancoran Mas, dan Sawangan) yang memiliki keanekaragaman rendah (1-15 jenis), sedang (16-30 jenis), tinggi (31-45 jenis), dan sangat tinggi (> 45 jenis) dan dikelompokkan berdasarkan luas halaman 10

7. Sampel (%) kepala keluarga berdasarkan biaya yang dikeluarkan khusus untuk perawatan pekarangan 13

DAFTAR GAMBAR

1. Peta Kota Depok 3

2. Sampel (%) kepala keluarga di tiga kecamatan berdasarkan mata pencahariannya 5 3. Sampel (%) kepala keluarga di tiga kecamatan berdasarkan

pendidikan 6

4. Keanekaragaman jenis di setiap rumah 11 5. Sampel (%) kepala keluarga berdasarkan pendapatnya tentang pekarangan yang diinginkan 12 6. Sampel (%) kepala keluarga berdasarkan pendapatnya tentang kelompok tanaman yang baik ditanam di pekarangan 12

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuisioner 18

2. Hasil identifikasi dan pengelompokkan suku tanaman di Kecamatan Beji, Sawangan, dan Pancoran Mas 20 3. Daftar nama suku, jenis (lokal dan ilmiah) tanaman pekarangan dan

(11)

PENDAHULUAN

Pekarangan merupakan lahan di sekitar rumah yang mempunyai batas-batas tertentu dan mempunyai hubungan fungsi ekonomi, biofisik, maupun sosial budaya dengan penghuninya (Soetomo 1992). Di dalam pekarangan terjadi interaksi antara manusia, tanaman, dan hewan peliharaannya. Manusia memiliki peran sebagai penghuni, pemilik, dan pengatur di dalam pekarangan. Peranan manusia sangat penting dalam menentukan pola pemanfaatan pekarangan. Ilmu yang mempelajari hubungan antara pola pemanfaatan pekarangan dengan penghuninya sehingga akan dapat menggambarkan area ekologis, sosial ekonomi, dan sosial budaya pemiliknya disebut ekologi pekarangan.

Pola pemanfataan pekarangan akan berbeda antara satu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lain yang memiliki perbedaan sosial budaya, pendidikan masyarakat serta sumber daya alam (Misjihadiah 2001; Adhika 2004). Pekarangan dapat menjadi tempat untuk konservasi ex-situ dengan menanam tanaman jenis tertentu yang sudah langka atau endemik dengan tujuan budidaya sehingga dapat dimanfaatkan oleh pemilik pekarangan. Contoh pemanfaatan pekarangan sebagai lahan konservasi adalah pekarangan yang dimiliki oleh masyarakat yang tinggal di beberapa provinsi di negara Vietnam (Hodel and Gessler 1997) dan masyarakat Betawi di daerah Srengseng Sawah, Jakarta Selatan (Sutjihati 2010). Pekarangan juga memiliki fungsi ekonomi. Beberapa fungsi ekonomi yang dimiliki oleh pekarangan diantaranya adalah sebagai sumber bahan makanan, penghasil tanaman perdagangan, penghasil tanaman rempah-rempah atau obat-obatan, dan sumber macam-macam perkayuan. Contoh pekarangan yang memiliki fungsi ekonomi yang dapat menunjang pendapatan keluarga adalah pekarangan yang dimiliki oleh masyarakat yang tinggal di Desa Taman Sari dan Pasir Eurih di Jawa Barat dengan menanami pekarangan dengan tanaman sayuran dan tanaman hias (Rahayu dan Siagian 1994). Masyarakat di Desa Fatum Nasi, Nusa Tenggara Timur juga menanami pekarangan dengan tanaman buah-buahan dan sayuran untuk menunjang pendapatan keluarga (Rahayu dan Fanani 1996). Pekarangan disamping memiliki fungsi ekonomi, juga memiliki fungsi sosial budaya. Beberapa fungsi sosial budaya yang dimiliki pekarangan diantaranya adalah sebagai tempat untuk bermain anak-anak, tempat yang digunakan untuk melangsungkan adat masyarakat ataupun acara yang diselenggarakan pemilik pekarangan dan tempat bertemunya warga sekitar sehingga komunikasi antar warga tetap terjalin (Hadi 1989).

(12)

2

Kecamatan Beji. Ketiga kecamatan tersebut dijadikan tempat penelitian karena diduga memiliki masyarakat yang berbeda suku. Masyarakat Beji diduga berasal dari suku Betawi karena berbatasan langsung dengan Provinsi DKI Jakarta. Sedangkan masyarakat Sawangan diduga berasal dari suku Sunda karena berbatasan dengan Kabupaten Bogor. Ketiga kecamatan tersebut berbatasan langsung dengan Kecamatan Pancoran Mas berada di tengah.

(13)

3 METODE

Lokasi Penelitian

Pengambilan data dilakukan di Kota Depok, Jawa Barat dengan mengambil sampel di tiga kecamatan. Kota depok berbatasan dengan Kota Bekasi di sebelah barat, Kabupaten Bogor di sebelah barat dan selatan, serta Provinsi DKI Jakarta di sebelah utara. Wilayah yang menjadi tempat penelitian adalah Kecamatan Beji, Sawangan, dan Pancoran Mas (Gambar 1).

Gambar 1 PETA Kota Depok menunjukkan lokasi penelitian di Kecamatan Beji, Pancoran Mas, dan Sawangan

Prosedur Penelitian

Penentuan Jumlah Sampel. Pada setiap kecamatan dilakukan pengambilan data di 30 pekarangan rumah sehingga total sampel adalah 90 pekarangan rumah. Sampel diambil di setiap kelurahan pada setiap kecamatan dengan RT/RW yang berbeda. Jarak antar sampel pekarangan akan bervariasi sesuai dengan kondisi di lapangan. Apabila pekarangan bersifat homogen maka pekarangan sampel yang diambil jaraknya akan saling berdekatan. Sedangkan jika bersifat heterogen maka jarak yang diambil akan berjauhan.

Pengumpulan Data. Data yang didapat berupa biodata pemilik pekarangan, luas halaman sampel pekarangan, jenis tanaman yg ditanam di sampel pekarangan, dan persepsi mengenai tanaman serta jenis pekarangan yang baik. Data diperoleh berdasarkan wawancara dengan kepala keluarga dari sampel yang telah ditetapkan. Wawancara dilakukan berdasarkan pertanyaan yang disusun dalam kuisioner (Lampiran 1).

(14)

4

pengelompokan luas sampel pekarangan. Lokasi penelitian dideskripsikan dengan menyebutkan luas, jumlah kepala keluarga, temperetur rata-rata, dan curah hujan di setiap kecamatan. Kondisi masyarakat diketahui dari hasil wawancara dengan sampel kepala keluarga. Tanaman yang diidentifikasi dan dikelompokkan adalah tanaman yang dimanfaatkan oleh pemilik pekarangan. Identifikasi dilakukan untuk mengetahui nama jenis dan suku tanaman. Nama jenis berupa nama ilmiah dan nama umumnya. Tanaman dikelompokkan berdasarkan manfaatnya menjadi tanaman buah, sayur, hias, obat, dan rempah. Sampel pekarangan diukur berdasarkan satuan meter persegi, kemudian dikelompokkan menurut luasannya. Selain itu jenis-jenis tanaman pekarangan di ketiga kecamatan dibandingkan menggunakan dengan Indeks Kesamaan Sorensen (Magurran 1998).

CN = 2jN/(aN+bN) Keterangan :

CN = indeks Sorensen

jN = total individu terkecil yang ditemukan di ke-2 kecamatan sampel aN = jumlah individu di kecamatan A

bN = jumlah individu di kecamatan B

HASIL

Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

Kecamatan Beji memiliki luas sebesar 1.631,91 Ha yang terbagi menjadi 6 kelurahan dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 42.931 KK. Kecamatan Beji memiliki ketinggian antara 65-72 meter di atas permukaan laut dengan topografi relatif datar. Temperatur rata-rata kecamatan Beji adalah 24,3°C-33°C dengan jumlah hujan 2.684 m/tahun.

Kecamatan Pancoran Mas memiliki luas wilayah sebesar 1.919,078 Ha yang terdiri dari 6 kelurahan dengan jumlah KK sebanyak 43.458 KK. Kecamatan Pancoran Mas berada di ketinggian 50-60 meter di atas permukaan laut dengan topografi relatif data dan berbukit. Temperatur rata-rata kecamatan Pancoran Mas adalah 24,3°C-33°C dengan jumlah curah hujan 2.684 m/tahun.

Kecamatan Sawangan memiliki luas wilayah 2.928,93 Ha yang terdiri dari 7 kelurahan dengan jumlah KK sebanyak 41.789 KK. Kecamatan Sawangan memiliki ketinggian 50-60 meter di atas laut dengan topografi relatif datar. Temperatur rata-rata kecamatan Sawangan adalah 28°C-33°C dengan jumlah curah hujan 2.684 m/tahun (Profil Kota Depok).

Ketiga kecamatan tersebut memiliki jenis tanah Latosol. Kecamatan Beji dan Pancoran Mas memiliki jenis tanah latosol coklat kemerahan. Sedangkan kecamatan Sawangan memiliki jenis latosol merah dan latosol cokelat kemerahan. Kondisi Masyarakat

(15)

5 dan hanya 13% sampel kepala keluarga berpendidikan di tingkat perguruan tinggi. Jumlah sampel kepala keluarga yang tidak bersekolah paling sedikit dan jarang ditemui di ketiga kecamatan (Gambar 3).

(16)

6

Gambar 3 Sampel (%) kepala keluarga di tiga kecamatan berdasarkan pendidikan Tabel 1 Sampel (%) kepala keluarga berdasarkan penghasilan per bulan

Nominal Nama Kecamatan Total

Beji Pancoran Mas Sawangan

< Rp 750.000,00 3,3 0 0 1,1

Rp 750.000 – Rp 1.000.000 13,3 3,3 0 5,5

Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000 20 20 13,3 17,7

Rp 1.500.000 – Rp 2.000.000 23,3 16,6 36,6 25,5

> Rp 2.000.000 40 60 50 50

Tabel 2 Sampel (%) kepala keluarga berdasarkan lama tinggal

(17)

7 Tabel 3 Sampel (%) kepala keluarga berdasarkan etnis suku

Jenis suku Kecamatan Total

Beji Pancoran Mas Sawangan

Total tanaman yang berhasil diidentifikasi dan diinventarisasi di tiga kecamatan Kota Depok adalah 142 jenis dari 52 suku yang terdiri dari 129 jenis dari 51 suku di kecamatan Beji, 118 jenis dari 46 suku di kecamatan Pancoran Mas dan 108 jenis dari 45 suku di kecamatan Sawangan (Tabel 4).

Hasil identifikasi dan pengelompokkan tanaman menunjukkan bahwa suku dengan jenis terbanyak adalah suku Rutaceae dengan jumlah 12 jenis (Lampiran 3). Jenis yang paling sering ditemui di tiga kecamatan adalah pisang (Musa paradisiaca) terdapat di 65,5% sampel pekarangan (Lampiran 3).

Tanaman dikelompokan menjadi empat kelompok yaitu tanaman hias, tanaman buah, tanaman obat dan rempah serta tanaman sayur. Pengelompokan didasarkan pada pengetahuan masyarakat tentang manfaat tanaman tersebut, khusus untuk tanaman obat dan rempah memiliki dua manfaat yaitu sebagai obat tradisional dan rempah untuk membuat masakan.

Tanaman hias di Kecamatan Beji berjumlah 49 jenis dari 27 suku, di kecamatan Pancoran Mas berjumlah 47 jenis dari 26 suku dan di kecamatan Sawangan berjumlah 44 jenis dari 24 suku (Tabel 4). Tanaman hias yang memiliki jumlah jenis paling banyak ditanam di tiga kecamatan adalah suku Araceae dengan jumlah jenis sebanyak 7 jenis (Lampiran 2). Jenis tanaman hias yang paling banyak ditanam di tiga kecamatan adalah lidah mertua (Sansevieria trifasciata) (Lampiran 3).

Tanaman buah di kecamatan Beji berjumlah 46 jenis dari 27 suku, di kecamatan Pancoran Mas berjumlah 39 jenis dari 20 suku dan di Kecamatan Sawangan berjumlah 34 jenis dari 18 suku. (Tabel 4).Tanaman buah dengan jenis terbanyak adalah suku Rutacea yaitu 12 jenis (Lampiran 2). Tanaman dari suku Myrtaceae terdiri dari 7 jenis dijumpai di 65% pekarangan. Jenis tanaman buah yang paling banyak ditanam di tiga kecamatan adalah pisang (Musa paradisiaca) terdapat di 65,5 % sampel pekarangan (Lampiran 3).

(18)

8

Tanaman sayuran di Kecamatan Beji berjumlah 10 jenis dari 5 suku, di Kecamatan Pancoran Mas berjumlah 7 jenis dari 4 suku dan di kecamatan Sawangan berjumlah 6 jenis dari 4 suku (Tabel 4). Tanaman sayur yang memiliki jenis terbesar dan terbanyak ditanam di tiga kecamatan adalah suku Solanaceae dengan jumlah jenis sebesar empat jenis (Lampiran 2). Cabai (Capsicum annum) merupakan jenis tanaman sayur banyak ditanam di tiga kecamatan. Cabai terdapat di 26,6% sampel pekarangan (Lampiran 3).

Tabel 4 Hasil identifikasi dan pengelompokkan pemanfaatan tanaman di Kecamatan Beji, Sawangan, dan Pancoran Mas

Kelompok tanaman

Perbandingan Komposisi Jenis Tanaman Antar Kecamatan

Persamaan jenis tanaman dianalisis dengan Indeks Kesamaan Sorensen. Nilai Indeks Sorensen kuantitatif menunjukkan kesamaan jenis di antara dua kecamatan. Jika nilai indeks > 0.5 menunjukkan tingkat persamaan jenis tanaman yang tinggi, sedangkan nilai indeks < 0.5 memiliki tingkat persamaan jenis tanaman yang rendah. Jenis-jenis tumbuhan yang ditanam di tiga kecamatan sebagian besar sama. Ini dapat dilihat dari Indeks Kesamaan Sorenson yang menunjukkan nilai lebih dari 0,6 , bahkan Indeks Sorenson tanaman buah di Kecamatan Sawangan dan Pancoran Mas sebesar 0,8. Tanaman sayur di Kecamatan Pancoran Mas dan Beiji memiliki Indeks Sorenson sebesar 0,52 (Tabel 5).

Tabel 5 Nilai Indeks Kesamaan Sorensen Kuantitatif tanaman hias, buah, sayur, obat dan rempah

Jenis Tanaman Kecamatan

Beji - Sawangan Sawangan - Pancoran Mas Pancoran Mas - Beiji

Hias 0,61 0,64 0,7

Buah 0,64 0,8 0,7

Obat dan rempah 0,61 0,63 0,75

Sayur 0,68 0,73 0,52

Perbandingan Jumlah Jenis Tanaman dengan Luas Pekarangan pada Setiap Kecamatan

(19)

9 menjadi 1-15 tanaman, 16-30 tanaman, 31-45 tanaman, 46-60 tanaman, 61-75 tanaman dan 75-90 tanaman.

Hasil inventarisasi luas pekarangan dan identifikasi jenis tanaman di ketiga kecamatan bervariasi. Pada kecamatan Sawangan memiliki luas pekaranagn yang beragam dengan keanekaragaman tanaman yang rendah dan sedang dibandingkan dengan kecamatan Beji dan Pancoran Mas. Kecamatan Beji dan Pancoran memiliki sebaran luas pekarangan yang lebih bervariasi dengan jumlah jenis tanaman yang beragam mulai dari keanekaragaman rendah sampai dengan keanekaragaman sangat tinggi. Pada kecamatan Pancoran terdapat sampel pekarangan dengan luas >300m2 dengan jumlah jenis tanaman sebanyak 90 jenis tanaman.

(20)

10 Tabel 6 Sebaran keaekaragaman berdasarkan kelas keanekaragaman rendah (1-15 jenis), sedang (16-30 jenis), tinggi (31-45 jenis), dan

sangat tinggi (> 45 jenis) dan dikelompokkan berdasarkan luas halaman di kecamatan Beji, Pancoran Mas, dan Sawangan

Kelompok Luas Pekarangan (m2)

Kategori Keragaman Jenis

Kecamatan Beji Kecamatan Pancoran Mas Kecamatan Sawangan

1-15. 16-30 31-45 > 45 1-15. 16-30 31-45 >45 1-15. 16-30 31-45 > 45

<50 23.3 6.6 0 0 10 20 3.3 0 20 6.6 0 0

50-100 6.6 6.6 3.3 0 6.6 6.6 3.3 0 13.3 3 0 0

100-200 0 6.6 6.6 0 3.3 0 0 0 10 3.3 0 3.3

200-300 0 20 0 0 0 0 3.3 0 13.3 3.3 3.3 0

(21)

11 Keanekaragaman Jenis di Setiap Rumah

Sebagian besar rumah di kecamatan Sawangan memiliki keanekaragaman tanaman yang rendah. Sebanyak 63,3% sampel pekarangan di kecamatan Sawangan memiliki 1-15 jenis tanaman (keanekaragaman rendah). Pekarangan yang memiliki keragaman 16-30 jenis tanaman ada 30% sampel pekarangan. Sedangkan pekarangan dengan 31-45 dan >45 jenis tanaman dijumpai masing-masing di 3,3% sampel pekarangan. Di kecamatan Pancoran Mas pekarangan dengan keanekaragaman 1-15 dan 16-30 jenis tanaman masing-masing dijumpai pada 43,3% sampel pekarangan. Sebanyak 10% sampel pekarangan memiliki keragaman 31-45 jenis tanaman dan hanya 3% yang memiliki keanekaragaman >45 jenis tanaman. Di kecamatan Beji pekarangan dengan keanekaragaman 16-30 jenis tanaman dijumpai dengan frekuesi paling tinggi (53,3%). Pekarangan dengan keanekaragaman 1-15 jenis tanaman dan 31-45 jenis tanaman masing-masing dijumpai dengan jumlah sebesar sebesar 36,6% dan 10%. Di kecamatan Beji tidak ditemui pekarangan rumah dengan keanekaragaman > 45 jenis tanaman (Gambar 4).

Gambar 4 Keanekaragaman jenis di setiap rumah Biaya Perawatan dan Persepsi Masyarakat Mengenai Pekarangan

Pekarangan yang diinginkan masyarakat adalah pekarangan yang asri, indah, luas, atau menghasilkan. Masyarakat tidak hanya menginginkan satu tipe pekarangan tetapi menginginkan untuk memiliki dua atau lebih tipe pekarangan. Pekarangan yang asri merupakan tipe pekarangan yang diinginkan oleh sebagian besar sampel kepala keluarga di kecamatan Beji (63,8%), Pancoran Mas (71,4%), dan Sawangan (52,5%) (Gambar 5). Tanaman yang dapat dikonsumsi (seperti buah dan sayur) sebagai tanaman yang sebaiknya ditanam dipilih oleh sebagian besar di kecamatan Beji (55,5%), dan Pancoran Mas (41 %). Sedangkan sampel kepala keluarga di Pancoran Mas sebagian besar (45 %) berpendapat tanaman hias

0

Jumlah Jenis Tanaman di Tiga Kecamatan

(22)

12

sebagai tanaman yang baik ditanam pekarangan (Gambar 6). Kebanyakan masyarakat tidak mengeluarkan biaya dalam jumlah besar untuk memelihara pekarangan. Semua sampel kepala keluarga di kecamatan Pancoran Mas (100%) dan Sawangan (100%) mengeluarkan biaya < Rp 50.000,00 perbulan untuk memelihara pekarangan (Tabel 7).

Gambar 5 Jumlah sampel (%) kepala keluarga berdasarkan pendapatnya tentang pekarangan yang diinginkan

Gambar 6 Sampel (%) kepala keluarga berdasarkan pendapatnya tentang kelompok tanaman yang baik ditanam di pekarangan

(23)

13 Tabel 7 Sampel (%) kepala keluarga berdasarkan biaya yang dikeluarkan khusus

untuk perawatan pekarangan

Nominal Nama Kecamatan Total

Beji Pancoran Mas Sawangan

< Rp 50.000 96,7 100 100 98,9

Rp 50.000 – Rp 150.000 0 0 0

Rp 150.000 – Rp 200.000 0 0 0 0

> Rp 200.000 3,3 0 0 1,1

PEMBAHASAN

Kelompok tanaman hias merupakan kelompok tanaman yang paling banyak ditanam dibandingkan tanaman buah, sayur, obat dan rempah. Tanaman hias banyak ditanam oleh masyarakat di tiga kecamatan karena mereka lebih mengutamakan keindahan dan keasrian pekarangan dibandingkan dengan fungsi ekonominya. Kota Depok termasuk ke dalam daerah urban. Hal ini sebanding dengan penelitian Arifin (1998) dan Kehlenbeck et al (2007) yang menyatakan bahwa pekarangan di daerah urbanisasi ada kecenderungan memandang pekarangan dari fungsi estetikanya dibanding fungsi pangan dan ekonomi. Selain itu, tanaman hias mudah dirawat dan tidak memerlukan biaya yang banyak. Hampir semua sampel kepala keluarga hanya mengeluarkan dana kurang dari Rp 50.000,00 dalam sebulan untuk perawatan pekarangan. Sebagian besar masyarakat di kecamatan Beji, Pancoran Mas dan Sawangan bermata pencaharian sebagai pegawai dan pensiunan. Pegawai tidak memiliki banyak waktu untuk mengurus tanaman. Bagi penghuni rumah yang sudah pensiun merawat tanaman menjadi hobi dan pengisi waktu luang mereka. Mereka dapat mengatur posisi tanaman dan pot atau bentuk tanaman hias untuk meningkatkan estetika. Pekarangan berkaitan dengan hobi dalam mengisi waktu luang pemilik (Nahda 2012).

Pola pemilihan jenis tanaman yang ditemukan di tiga kecamatan di kota Depok ini sesuai dengan hasil penelitian Peyre et al. (2006), bahwa struktur vegetasi pekarangan di Depok yang merupakan daerah urban, bahwa tanaman hias adalah yang paling banyak jumlahnya kemudian diikuti oleh jumlah tanaman buah dan bumbu. Tanaman yang ditanam di pekarangan memiliki peran dan manfaat yang dibutuhkan oleh pemilik pekarangan sehingga terdapat hubungan antara keanekaragaman tanaman pekarangan dengan aspek sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat (Trinh et al. 2003; Galluzi 2010; Vlkova et al. 2010).

Jenis tanaman hias yang paling sering ditanam di tiga kecamatan adalah lidah mertua (Sansevieria trifasciata). Tanaman lidah mertua banyak ditanam karena memiliki pola daun yang unik dan dapat dirawat dengan mudah. Selain itu, tanaman lidah mertua diketahui dapat menyerap timbal yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor atau polusi udara lainnya (Dewi dan Hapsari 2012)

(24)

14

paling banyak ditanam di tiga kecamatan adalah pisang (Musa paradisiaca). Suku Myrtaceae merupakan suku tanaman buah yang paling banyak ditanam. Myrtaceae banyak ditanam karena mudah dipelihara dan mudah perawatannya.

Kelompok tanaman obat dan rempah merupakan urutan ketiga terbanyak ditanam di tiga kecamatan. Hampir 70% sampel kepala keluarga adalah masyarakat Betawi. Masyarakat Betawi banyak menggunakan tanaman-tanaman tersebut ke dalam masakan mereka dan sebagai obat tradisional. Jenis tanaman obat dan rempah yang paling banyak ditanam di tiga kecamatan adalah daun pandan (Pandanus amarylifolius). Daun pandan digunakan dalam masakan agar manambah aroma menjadi harum. Selain itu, daun pandan banyak digunakan oleh masyarakat sebagai pewarna hijau alami untuk kue atau panganan kecil lainnya.

Tanaman yang paling sedikit ditanam di sampel pekarangan adalah tanaman sayur. Tanaman sayur sedikit ditanam karena bagi masyarakat tanaman sayur memerlukan lebih banyak biaya dan waktu untuk dirawat. Mata pencaharian sampel kepala keluarga sebagian besar adalah pegawai, buruh, dan wiraswasta yang tidak mempunyai banyak waktu luang. Selain itu, tanaman sayur juga membutuhkan lahan yang luas. Sebagian besar sampel pekarangan memiliki luas kurang dari 50m2. Tanaman sayur yang ditanam dimanfaatkan untuk dikonsumsi sendiri oleh pemilik pekarangan. Tanaman sayur paling sering ditanam di tiga kecamatan adalah dan cabai (Capsicum annum) karena mudah perawatannya dan tidak membutuhkan lahan yang luas.

Nilai Indeks Kesamaan Sorenson menunjukkan kesamaan jenis tanaman di dua lokasi. Nilai Indeks Kesamaan Sorenson yang didapat adalah 0,52 – 0,8 yang menunjukkan bahwa Pekarangan di tiga kecamatan memiliki banyak jenis-jenis tanaman yang sama. Hal ini disebabkan karena ketiga kecamatan terdapat di daerah yang sama (daerah urban), kondisi masyarakat di tiga kecamatan hampir sama (mata pencaharian, tingkat pendidikan,penghasilan, lama tinggal, dan suku) dan lebih dari 50% sampel kepala keluarga di setiap kecamatan menginginkan tipe pekarangan yang asri dan indah sehingga tanaman-tanaman yang ditanam hampir sama.

Keanekaragaman tanaman yang tinggi tidak selalu dijumpai pada sampel pekarangan yang luas. Pada beberapa sampel pekarangan tanaman hias bisa ditanam di pot, sehingga dapat mengefesiensikan luas halaman yang ada dan menambah keanekaragaman tanaman yang ada di pekarangan. Kebanyakan sampel pekarangan di tiga kecamatan memiliki pekarangan kurang dari 50m2. Selain menambah estetika halaman, menanam di pot juga dapat menghemat luas halaman agar dapat dipakai untuk fungsi lain misalkan garasi mobil (Nahda 2012).

(25)

15

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Tanaman yang berhasil diidentifikasi dan diinventarisasi di tiga kecamatan di kota Depok adalah 52 suku dan 142 jenis, yang meliputi 129 jenis (51 suku) di kecamatan Beji, 118 jenis (46 suku) di kecamatan Pancoran Mas, dan 108 jenis (45 suku) di kecamatan Sawangan. Tanaman-tanaman tersebut dikelompokkan menjadi tanaman hias, tanaman buah, tanaman obat dan rempah, serta tanaman sayur. Tanaman hias paling banyak ditanam karena masyarakat di tiga kecamatan lebih memperhatikan segi estetika daripada segi ekonomi dalam memanfaatkan pekarangan. Keanekaragaman jenis tanaman yang lebih banyak tanaman hias daripada kelompok tanaman lainnya di ketiga kecamatan juga dipengaruhi oleh mata pencaharian sebagai pegawai dan pensiunan, serta luas pekarangan yang kurang dari 50m2.

Saran

Sebaiknya pemerintah melakukan sosialisasi mengenai pemanfaatan pekarangan bagi warga dengan lebih serius. Ini dikarenakan banyaknya pekarangan yang tidak dioptimalkan pemanfaatannya oleh masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Andhika I Made. 2004. Pola penataan ruang unit pekarangan di Desa Bongu, Tabunan. J Pemukim Natah. 2(1):1-5.

Arifin HS. 1998. Study on the vegetation structure of pekarangan and it’s changes

in West Jav [Disertasi]. Okoyama (JP): The Graduate School of Natural Science an Technology (Doctor Course), Okoyama University.

Dewi Y.S, Hapsari I. 2012. Kajian efektivitas daun puring (Codiaeum variegatum) dan lidah mertua (Sansevieria trifasciata) dalam menyerap timbal di udara ambien. Journal Ilmiah Satya Negara Indonesia. 5(2):1-7. Fanani Z, Rahayu M. 1996. Pekarangan, Peranan, dan Pemanfaatannya di Desa

Fatum Nasi – TTs, Timor. Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Lustrum VII; 1995 Sep 18-20.Yogyakarta, Indonesia. Yogyakarta (ID): Fak. Biologi Univ.Gadjah Mada. hlm: 137-135.

Galuzzi G, Eyzaguirre P, Valeria N. 2010. Home gardens: neglected hotspots of agro-biodiversity and cultural diversity. Biodivers Conserv. 19:3635-3654. Hadi DS. 1989. Pengaruh berbagai karakteristik sosial ekonomi masyarakat

terhadap fungsi pekarangan kota [tesis]. Depok (ID): Fakultas Pascasarjana Program Pascasarjana Ilmu Lingkungan Ekologi Manusia, Universitas Indonesia.

(26)

16

Kehlenbeck K. 2007. Rural homegardens in Central Sulawesi, Indonesia; an example for a suistainable agro-ecosystem [disertasi] Gottingen (DE): der Fakultät für Agrarwissenschaffen, der Georg-August-Universität Gottingen. Magurran AE. 1998. Ecological Diversity and Its Measurrement. Croom Helm,

London.

Misjihadiah E. 2001. Ekologi Pekarangan : struktur, pola pekarangan dan hubungan faktor sosial ekonomi masyarakat terhadap keanekaragaman jenis tanaman di sekitar Cagar Alam Lembah Harau, Sumatera Barat [tesis]. Depok (ID) : Program Pasca Sarjana Program, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Umum, Universitas Indonesia.

Nahda K. 2012. Struktur, Fungsi, dan Dinamika Keanekaragaman Hayati Pertanian pada Pekarangan di Hulu DAS Kalibekasi, Kabupaten Bogor [Tesis]. Bogor (ID): Dept Arsitektur Lanskap, Pascasarjana IPB.

Peyre, A., A. Guidal, K.F. Wiersun and F. Bongers. 2006. Dynamics of Homegardens structure and function in Kerala, India. Agroforestery System. 66:101-115.

Rambe KB. 2006. Identifikasi pola pekarangan pada Perkampungan Budaya Situ Babakan, Jakarta Selatan [Skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Rahayu M, Siagian. 1994. Peranan Pekarangan dalam Usaha Meningktkan Pendapatan Keluarga. Majalah Ilmiah Universitas Gadjah Mada no 1. Edisi ketiga. Hal : 19-29.

Soetomo. 1992. Mengelola Pekarangan Sejahtera. Bandung (ID): Sinar Baru. Sutjihati S. 2010. Ekologi pekarangan di Perkampungan Budaya Betawi

Srengseng Sawah Jakarta Selatan [Tesis]. Bogor (ID): Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Trinh LN, Watson JW, De NN, Minh NV, Chu P, Sthapit BR, Eyzaguire PB. 2003. Agrobiodiversity conservation and development in Vietnamese home gardens. Agriculture, Ecosytem and Environment. 97(2003):317-344.

(27)

17

(28)

18

Lampiran 1 Kuisioner Petunjuk pengisian :

1. Isilah biodata Bapak/Ibu selengkap-lengkapnya

2. Pilih salah satu jawaban dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang paling sesuai dengan Bapak/Ibu.

3. Apabila diantara pilihan jawaban tidak ada yang sesuai dengan Bapak/Ibu

,maka bisa menuliskan di pilihan yang bertuliskan “Lainnya...” .

Terima kasih atas bantuan dan kerja samanya.

BIODATA RESPONDEN

Nama Lengkap: ___________________________________________________

Jenis Kelamin: ____________________________________________________

Tempat dan Tanggal Lahir : __________________________________________

Alamat sekarang : __________________________________________________

Daerah asal / Suku:________________(mohon diisi jika merasa tidak keberatan)

No. Pertanyaan Keterangan

1. Apa pendidikan terakhir Bapak/Ibu ? a. SD

2. Apa pekerjaan Bapak/Ibu sekarang ? a. Petani

3. Berapa alokasi dana yang Bapak/Ibu keluarkan untuk merawat pekarangan dalam sebulan ?

(29)

19 d. Lebih dari Rp 200.000

e.

Lainnya...

4. Berapa lama Bapak/Ibu sudah menempati rumah yang sekarang Bapak/Ibu tempati ?

a. kurang dari 1 tahun b. 1 – 3 tahun

c. 5 – 10 tahun

d. Lebih dari 10 tahun

5. Berapa Luas pekarangan rumah Bapak/Ibu ? a. Kurang dari 50 meter

b. 50 – 100 meter c. 100 – 200 meter d. 200 – 300 meter e. Lebih dari 300 meter

6. Menurut Bapak/Ibu, Apa jenis tanaman yang paling baik ditanam di pekarangan ?

7. Bagaimana pekarangan yang sebenarnya Bapak/Ibu inginkan ?

Jika pemilik pekarangan merupakan seorang Kolektor maka akan diberi

(30)

20

(31)

21

Phyllanthaceae 2 1 2 2

Piperaceae 2 2 3 3

Poaceae 1 1 1 1

Polypodiaceae 1 - 1 1

Portulacaceae 1 1 1 1

Rosaceae 2 - - 2

Rubiaceae 3 4 4 4

Rutaceae 8 5 8 12

Sapindaceae 2 2 2 2

Sapotaceae 2 2 2 2

Solanaceae 5 4 5 5

Thymelaeaceae 1 1 1 1

Zingeberaceae 10 10 10 10

(32)

22

Lampiran 3 Daftar nama suku, jenis (lokal dan ilmiah), habitus tanaman pekarangan dan pemanfaatannya serta jumlah rumah tempat tanaman ditemukan di tiga kecamatan

Famili Nama Lokal Nama Ilmiah Habitus Manfaat Beji Sawangan Pancoran Mas

Total rumah

Total Total dalam persen

Adiantaceae Paku suplier Adiantum capillus-veneris Epifit Tanaman hias 6 4 6 16 17,7

Agavaceae Agave amerika Agave americana Perdu Tanaman hias - 3 1 4 4,4

Hanjuang Cardyline fruticosa Pohon Tanaman hias 1 - 1 2 2,2

Lidah mertua Sansevieria trifasciata Perdu

Tanaman

hias 24 15 19 58 64,4

Amaryllidaceae Bunga bakung Crinum asiaticum Herba Tanaman hias 9 5 5 19 21,1

Anacardiaceae Jambu monyet Anacardium occidentale Pohon Buah - 2 - 2 2,2

Kedondong Spondias dulcis Pohon Buah 2 1 - 3 3,3

Mangga Mangifera indica Pohon Buah 17 12 10 39 43,3

Mangga bacang Mangifera foetida Pohon Buah 1 1 2 4 4,4

Annonaceae Kenanga Cananga odorata Pohon Buah 9 2 7 18 20

Sirsak Annona muricata Pohon Buah 4 2 6 12 13,3

Srikaya Annona squamosa Pohon Buah 6 7 4 17 18,8

Anthericaceae Lili paris Chlorophytum comosum Herba Tanaman hias 6 3 1 10 11,1

Apiaceae Seledri Apium graveolens Herba Sayur 1 - - 1 11,1

Apocynaceae Kamboja Plumeria acuminata Pohon Tanaman hias 2 2 3 7 7,7

Kamboja jepang Adenium obesum Semak Tanaman hias 13 6 19 38 42,2

Tapak dara Catharanthus roseus Perdu Tanaman hias 4 1 1 6 6,6

Araceae Anthurium Anthurium jenmanii Herba Tanaman hias 15 6 9 30 33,3

(33)

23

Kuping gajah

(kembang) Anhturium andreanum Herba Tanaman hias 1 1 2 2,2

Sente Alocasia macrorrhiza Herba Tanaman hias 3 3 4 10 11,1

Alokasia Alocasia sp Pohon Tanaman hias 1 1 1,1

Arecaceae Palem (buahnya gatel) Archontophoenix alaxandre Pohon Tanaman hias 6 1 3 10 11,1 Palem botol Hyophorbe lagenicaulis Pohon Tanaman hias 7 1 2 10 11,1

Palem kipas Livistona chinensis Pohon Tanaman hias 4 4 2 10 11,1

Palem merah Cyrostachys lakka Pohon Tanaman hias 3 1 3 7 7,7

Palem phoenix Phoenix roebelinii Pohon Tanaman hias 1 2 1 4 4,4

Palem putri Veitchia merilii Pohon Tanaman hias 2 2 1 5 5,5

Kelapa Cocos nucifera Pohon Buah 5 5 5 15 16,6

Begoniaceae Begonia Begonia sp Herba Tanaman hias 0 1 2 3 3,3

Cactaceae Wijaya Kusuma Epiphyllum oxpetalum Perdu Tanaman hias 3 - 2 5 5,5

Buah naga Hylocereus undatus Herba Buah 1 - 1 2 2,2

Caricaceae Pepaya Carica pepaya Herba Buah 8 19 9 36 40

Clusiaceae Asam kandis Garcinia xanthocymus Pohon Buah - - 1 1 1,1

Manggis Garcinia mangostana Pohon Buah 1 - - 1 1,1

Commelinaceae Nenas kerang (hias) Rhoea spathacea Epifit Tanaman hias - 1 11 12 13,3 Crassulaceae Cocor bebek Kalanchoe blossfeldiona Herba Tanaman hias 1 2 3 6 6,6

Cyperaceae Kucai jepang Carex morrowii Semak Tanaman hias 2 3 1 6 6,6

Dracaenaceae Bambu Jepang Dracaena surculosa Perdu Tanaman hias 6 5 3 14 15,5

Drakaena Dracaena reflexa Perdu Tanaman hias 4 1 2 7 7,7

Euphorbhiaceae Jarak pagar Jatropha curcas Perdu

Obat dan

rempah 6 2 1 9 10

Patah tulang Eupharbia tirucalli Perdu

Obat dan

rempah 3 1 3 7 7,7

(34)

24

Daun teh-tehan Acalypha siamensis Semak Tanaman hias 5 12 5 22 24,4

Ekorbia Euphorbia mili Perdu Tanaman hias 7 8 11 26 28,8

Pohon zig-zag Pedilanthus tithymaloides Herba Tanaman hias 5 1 1 7 7,7

Fabaceae Kacang hias Arachis pintoi Herba Tanaman hias - - 2 2 2,2

Asam jawa Tamarindus indica Pohon Buah 4 3 3 10 11,1

Nam-nam Cynometra cauliflora Pohon Buah 3 - 1 4 4,4

Jengkol Archidendron pauciflorum Pohon Sayur 1 1 1,1

Pete Parkia speciosa Pohon Sayur 1 - - 1 1,1

Pete cina Leucaena leucocephala Pohon Sayur 2 1 3 6 6,6

Daun saga Abrus precatorius Pohon

Obat dan

rempah 5 1 - 6 6,6

Gnetaceae Melinjo Gnetum gnemon Pohon Sayur 7 6 1 14 15,5

Heliconiaceae Pisang hias Heliconia colinsiana Herba Tanaman hias 4 3 5 12 13,3 Lamiaceae Myana Solenosteman scutellarioides Herba Tanaman hias 6 2 4 12 13,3

Kemangi Octimum x citridorum Herba

Obat dan

rempah 1 2 4 7 7,7

Kumis kucing Orthoshipon stamineus Pohon

Obat dan

rempah 2 2 2 6 6,6

Lauraceae Alpukat (tanpa bulu) Persea americana Pohon Buah 8 4 3 15 16,6

Liliaceae Lidah buaya Aloe vera Herba

Obat dan

rempah 9 4 10 23 25,5

Lythraceae Delima (merah) Punica nana Pohon Buah 1 1 1 3 3,3

Delima (putih) Punica grantum Semak Buah 2 1 2 5 5,5

Malvaceae Kembang Sepatu Hibiscus rosasinensis Pohon Buah 2 - 1 3 3,3

Coklat Theobroma cacao Pohon Buah 2 - - 2 2,2

Durian Durio ziberthius Pohon Buah 8 5 4 17 18,8

Durian kalimantan Durio grandifloru Pohon Buah - 1 - 1 1,1

(35)

25

Meliaceae Pacar cina Aglaia odorata Perdu Tanaman hias 3 4 - 7 7,7

Duku Lansium domesticum Pohon Buah 2 4 1 7 7,7

Kecapi Sandorium koetjape Pohon Buah 1 1 1 3 3,3

Moraceae Pohon dollar Ficus pumila Herba Tanaman hias 7 7 4 18 20

Cempedak Arthocarpus integer Pohon Buah 2 4 3 9 10

Nangka Artocarpus heterophyllus Pohon Buah 5 4 4 13 14,4

Musaceae Pisang Musa paradisiaca Herba Buah 7 27 25 59 65,5

Myrtaceae Dewandaru Eugenia uniflora Perdu Buah 2 - 1 3 3,3

Jambu air Eugenia aquea Perdu Buah 6 7 7 20 22,2

Jambu air kancing Syzigium malaccense Perdu Buah 1 - - 1 1,1

Jambu biji / batu Psidium guajava Perdu Buah 4 13 8 25 27,7

Jambu Bol Syzygium malaccense Pohon Buah 2 8 6 16 17,7

Pucuk Merah Syzygium oleina Perdu Tanaman hias 7 10 3 20 22,2

Salam Szygium polyantum Semak

Obat dan

rempah 9 - 6 15 16,6

Nyctaginaceae Bougenville Bougainvillea glabra Pohon Tanaman hias 4 2 6 12 13,3 Bunga pukul empat Mirabilis jalapa Perdu Tanaman hias 2 1 - 3 3,3 Nymphaeaceae Teratai pink Nymphaea naouchali Herba Tanaman hias 1 - - 1 1,11 Oleaceae Sri gading Nyctanthes arbor-tristis Perdu Tanaman hias 8 4 10 22 24,4

Daun suji Dracaena angustifolia Perdu

Obat dan

rempah 7 - 6 13 14,4

Melati Jasminus sambac Semak Tanaman hias 10 2 4 16 17,7

Melati gambir Jasminus pubescens Semak Tanaman hias 11 3 - 14 15,5

Zaitun Olea europaea Pohon Tanaman hias 1 - 1 2 2,2

Orchidaceae Anggrek bulan Phalaenopsis amabilis Epifit Tanaman hias 3 - 2 5 5,5

Oxalidaceae

Belimbing Manis

(36)

26

Belimbing wuluh Averrhoa blimbi Pohon Buah 11 1 7 19 21,1

Pandanaceae Pandan wangi Pandanus amarylifolius Perdu

Obat dan

rempah 19 6 11 36 40

Passifloraceae Marqisa Passiflora edulis

Tanaman

merambat Buah 3 1 - 4 4,4

Phyllanthaceae Katuk Sauropus androgynus Perdu Sayur 2 3 6 11 12,2

Ceremai Phyllantus acidus Perdu Buah 2 - 1 3 3,3

Piperaceae Lada Piper nigrum

Tanaman

Poaceae Sereh Cymbopogan citratus Herba

Obat dan

rempah 1 3 3 7 7,7

Polypodiaceae Paku tanduk rusa Platycerium bifurcatum Epifit Tanaman hias 8 - 2 10 11,11

Portulacaceae Ginseng jawa Talinum paniculatum Semak

Obat dan

Mengkudu Morinda citrifolia Pohon

Obat dan

rempah 4 3 3 10 11,1

Zodia Evodia suaveolens Perdu

(37)

27

Solanaceae Tomat Solanum lycopersicum

Tanaman

Thymelaeaceae Mahkota dewa Phaleria macrocarpa Perdu

Obat dan

rempah 4 3 7 14 15,5

Zingeberaceae Pacing Costus megablabrachtea Herba Tanaman hias 6 5 1 12 13,3

Kunyit putih Curcuma mangga Herba

Obat dan

rempah 1 3 6 10 11,1

Bangle Zingiber purpereum Herba

Obat dan

rempah 4 4 3 11 12,2

Jahe Zingiber officinale Herba

Obat dan

rempah 7 8 6 21 23,3

Kencur Kaempferia galanga Herba

Obat dan

(38)

28

Kunyit Curcuma longa Herba

Obat dan

rempah 8 4 10 22 24,4

Lempuyang Zingiber zerumbet Herba

Obat dan

rempah 1 1 1 3 3,3

Lengkuas Alpinia galanga Herba

Obat dan

rempah 6 5 3 14 15,5

Temu kunci Kaempferia pandurata Herba

Obat dan

rempah 4 3 7 14 15,5

Temulawak Curcuma xanthorrhiza Herba

Obat dan

(39)

29

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 20 Mei 1989 dari ayah Rohmat Rusma dan ibu Ella Rosilawati Kosim. Penulis adalah putri kedua dari tiga bersaudara. Tahn 2007 penulis lulus dari SMA Negeri 3 Depok dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan diterima di Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Gambar

Gambar  2 Sampel (%) kepala keluarga di tiga kecamatan berdasarkan mata
Tabel 2 Sampel (%) kepala keluarga berdasarkan lama tinggal
Tabel 3 Sampel (%) kepala keluarga berdasarkan etnis suku
Tabel 4 Hasil identifikasi dan pengelompokkan pemanfaatan tanaman di
+5

Referensi

Dokumen terkait

Suplementasi rumput laut 0% (kontrol), 5% dan 10% pada adonan menghasilkan roti manis yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: (a) tidak berbeda pada tingkat

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih jelas kekuatan tarik dari sambungan las Friction Stir Welding (FSW) ) beda material dengan pengujian uji

T pada anak-anak di desa Boyongpante Dua 1,53 termasuk kategori rendah dan nilai rerata kadar fluor air sumur di desa Boyongpante Dua 3,54 ppm,dari hasil

Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dan pemberian ASI eksklusif, terdapat hubungan yang signifikan antara pengalaman menyusui dan pemberian

Model dinamis sebagai suatu metode pendekat an sistem dalam mengidentifikasi dan memodelkan pola/perubahan sistem usahatani terpadu di lahan pasang surut Kabupaten

Reksa Dana Syariah Eastspring Syariah Greater China Equity USD yang merupakan produk dari PT Eastspring Investments Indonesia tidak disponsori, didukung, dijual atau dipromosikan

Pengetahuan adalah kemampuan yang paling rendah tetapi paling dasar dalam kawasan kognitif. Kemampuan untuk mengetahui adalah kemampuan untuk mengenal atau mengingat

Parameter kekakuan bangunan baja untuk lepas pantai juga dapat dilihat dari periode struktur yang terjadi, semakin besar periode maka semakin elastis struktur tersebut dan