• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Evaluasi Pembelajaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tugas Evaluasi Pembelajaran"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas

Evaluasi Pembelajaran

Nama : Yuyun Zulhiyati NIM : 06101011031 Pend. Fisika

Taksonomi Tujuan Pendidikan menurut Bloom ( belum revisi)

Klsifikasi kemampuan hasil belajar (Benyamin Bloom) :

Ranah Kognitif (menurut taksonomi Bloom) : pengetahuan (C1),

pemahaman(C2), aplikasi (C3), analisis(C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6).

Pada tingkat pengetahuan: peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan

hapalan saja. (Soal pengetahuan : soal yang menuntut jawaban yang berdasarkan hafalan)

Pada tingkat pemahaman: peserta didik dituntut untuk menyatakan masalah

dengan kata-katanya sendiri, memberi contoh suatu prinsip atau konsep. (Soal pemahaman : soal yang menuntut pembuatan pernyataan masalah dengan kata-kata penjawab sendiri, pemberian contoh prinsip atau contoh konsep)

Pada tingkat aplikasi: peserta didik dituntut untuk menerapkan prinsip dan konsep

dalam suatu situasi yang baru. (Soal aplikasi : soal yang menuntut penerapan prinsip dan konsep dalam situasi yang belum pernah diberikan)

Pada tingkat analisis: peserta didik diminta untuk menguraikan informasi ke

dalam beberapa bagian, menemukan asumsi, membedakan fakta dan pendapat, dan menemukan hubungan sebab dan akibat. (Soal analisis : soal yang

(2)

Pengetahuan Pemahaman Penerapan Analisis Sintesis Penilaian Mengutip Menyebutkan Menjelaskan Menggambar Membilang Mengidentifikasi Mendaftar Menunjukkan Memberi label Memberi indeks Memasangkan Menamai Manandai Membaca Menyadari Menghafal Meniru Mencatat Mengulang Mereproduksi Meninjau Memilih Menyatakan Mempelajari Mentabulasi Memberi kode Menelusuri Menulis Memperkirakan Menjelaskan Mengkategorikan Mencirikan Merinci Mengasosiasikan Membandingkan Menghitung Mengkontraskan Mengubah Mempertahankan Menguraikan Menjalin Membedakan Mendiskusikan Menggali Mencontohkan Menerangkan Mengemukakan Mempolakan Memperluas Menyimpulkan Meramalkan Merangkum Menjabarkan Menugaskan Mengurutkan Menentukan Menerapkan Menyesuaikan Mengkalkulasi Memodifikasi Mengklasifiksi Menghitung Membangun Mengurutkan Membiasakan Mencegah Menggambarkan Menggunakan Menilai Melatih Menggali Mengemukakan Mengadaptasi Menyelidiki Mengoperasikan Mempersoalkan Mengkonsepkan Melaksanakan Meramalkan Memproduksi Memproses Mengaitkan Menyusun Mensimulasikan Memecahkan Melakukan Mentabulasi Menganalisis Mengaudit Memecahkan Menegaskan Mendeteksi Mendiagnosis Menyeleksi Memerinci Menominasikan Mendiagramkan Mengkorelasikan Merasionalkan Menguji Mencerahkan Menjelajah Membagankan Menyimpulkan Menemukan Menelaah Memaksimalkan Memerintahkan Mengedit Mengaitkan Memilih Mengukur Melatih Mentransfer Mengabstraksi Mengatur Menganimasi Mengumpulkan Mengkategorikan Mengkode Mengkombinasikan Menyusun Mengarang Membangun Menanggulangi Menghubungkan Menciptakan Mengkreasikan Mengoreksi Merancang Merencanakan Mendikte Meningkatkan Memperjelas Memfasilitasi Membentuk Merumuskan Menggeneralisasi Menggabungkan Memadukan Membatas Mereparasi Menampilkan Menyiapkan Memproduksi Merangkum Merekonstruksi Membandingkan Menyimpulkan Menilai Mengarahkan Mengkritik Menimbang Memutuskan Memisahkan Memprediksi Memperjelas Menugaskan Menafsirkan Mempertahankan Memerinci Mengukur Merangkum Membuktikan Memvalidasi Mengetes Mendukung Memilih Memproyeksikan menuntut uraian informatif, penemuan asumsi pembedaan antara fakta dan pendapat, dan penemuan sebab akibat)

Pada tingkat sintesis: peserta didik dituntut menghasilkan suatu cerita, komposisi,

hipotesis, atau teorinya sendiri, dan mengsintesiskan pengetahuan. (Soal sintesis : soal yang menuntut pembuatan cerita, karangan, hipotesis dengan memadukan berbagai pengetahuan atau ilmu)

Pada tingkat evaluasi : mengevaluasi informasi, seperti bukti sejarah, editorial, teori-teori, dan termasuk di dalamnya melakukan judgement terhadap hasil analisis untuk membuat kebijaka. (soal evaluasi : soal yang menuntut pembuatn keputusan dan kebijakan, dan penentuan “nilai” informasi)

(3)

Menerima Menanggapi Menilai Mengelola Menghayati Memilih Mempertanyakan Mengikuti Memberi Menganut Mematuhi Meminati Menjawab Membantu Mengajukan Mengompromi Menyenangi Menyambut Mendukung Menyetujui Menampilkan Melaporkan Memilih Mengatakan Memilah Menolak Mengasumsikan Meyakini Melengkapi Meyakinkan Memperjelas Memprakarsai Mengimani Mengundang Menggabungkan Memperjelas Mengusulkan Menekankan Menyumbang Menganut Mengubah Menata Mengklasifikasikan Mengombinasi Mempertahankan Membangun Membentuk pendapat Memadukan Mengelola Menegosiasikan Merembuk Mengubah perilaku Berakhlak mulia Mempengaruhi Mendengarkan Mengkualifikasi Melayani Menunjukkan Membuktikan Memecahkan

Menirukan Memanipulasi Pengalamiahan Artikulasi

Mengaktifkan Menyesuaikan Menggabungkan Melamar Mengatur Mengumpulkn Menimbang Memperkecil Membangun Mengubah Membersihkan Memposisikan Mengonstruksi Mengoreksi Mendemonstrasikan Merancang Memilah Melatih Memperbaiki Mengidentifikasikan Mengisi Menempatkan Membuat Memanipulasi Mereparasi Mencampur Mengalihkan Mengantikan Memutar Mengirim Memindahkan Mendorong Menarik Memproduksi Mencampur Mengoperasikan Mengemas Membungkus Mengalihkan Mempertajam Membentuk Memadankan Menggunakan Memulai Menyetir Menjeniskan Menempel Mensketsa Melonggarkan Menimbang Contoh kata kerja operasional yang dapat dipakai untuk ranah afektif

(4)

Taksonomi Tujuan Pendidikan Menurut Bloom

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Untuk mengevaluasi hasil belajar siswa yang diharapkan, diperlukan tujuan yang bersifat operasional yaitu tujuan berupa tingkah laku yang dapat dikerjakan dan diukur. Tujuan berkaitan dengan sifat secara operasional dan tujuan pembelajaran khusus (Subiyanto, 1986: 46).

Benyamin Bloom mengklasifikasikan kemampuan hasil belajar ke dalam tiga kategori, yaitu: a. Ranah kognitif, meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari dan kemampuan intelektual.

b. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri atas aspek penerimaan, tanggapan, penilaian, pengelolaan, dan penghayatan (karakterisasi).

c. Ranah psikomotorik, mencakup kemampuan yang berupa keterampilan fisik (motorik) yang terdiri dari gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, ketepatan, keterampilan kompleks, serta ekspresif dan interperatif.

Taksonomi tujuan pembelajaran dalam kawasan kognitif menurut Bloom terdiri atas enam tingkatan yaitu (1) Pengetahuan, (2) Pemahaman, (3) Penerapan, (4) Analisis, (5) Sintesis, dan (6) Evaluasi. Keenam jenis taksonomi tersebut diuraikan satu per satu berikut ini.

1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah kemampuan yang paling rendah tetapi paling dasar dalam kawasan kognitif. Kemampuan untuk mengetahui adalah kemampuan untuk mengenal atau mengingat kembali sesuatu objek, ide, prosedur, prinsip atau teori yang pernah ditemukan dalam pengalaman tanpa memanipulasikannya dalam bentuk atau simbol lain. Kemampuan mengetahui sedikit lebih rendah dibawah kemampuan memahami, karena itu orang yang mengetahui belum tentu memahami atau mengerti apa yang diketahuinya.

(5)

Pemahaman adalah kemampuan untuk memahami segala pengetahuan yang diajarkan seperti kemampuan mengungkapkan dengan struktur kalimat lain, membandingkan, menafsirkan, dan sebagainya. Kemampuan memahami dapat juga disebut dengan istilah “mengerti”.

Kemampuan-kemampuan yang tergolong dalam taksonomi ini, mulai dari yang terendah sampai yang tertinggi ialah:

a) Translasi, yaitu kemampuan untuk mengubah simbol tertentu menjadi simbol lain tanpa perubahan makna.

b) Interpretasi, yaitu kemampuan untuk menjelaskan makna yang terdapat di dalam simbol, baik simbol verbal maupun nonverbal.

c) Ekstrapolasi, yaitu kemampuan untuk melihat kecenderungan atau arah atau kelanjutan dari suatu temuan.

3. penerapan

Penerapan ialah kemampauan untuk menggunakan konsep, prinsip, prosedur atau teori tertentu pada situasi tertenti. Seseorang menguasai kemampuan ini jika ia dapat memberi contoh, menggunakan, mengklasifikasikan, memanfaatkan, menyelesaikaan dan mengidentifikasi mana yan sama.

4. Analisis

Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehinggga jelas susunannya. Secara rinci Bloom mengemukakan tiga jenis kemampuan analisis, yaitu: (1) Menganalisis unsur, (2) Menganalisis hubungan, dan (3) Menganalisis prinsip-prinsip organisasi.

5. Sintesis

Jenjang sintesis merupakan kemampuan untuk mengintegrasikan bagian- bagian yang terpisah menjadi suatu keseluruhan yang terpadu, atau menggabungkan bagian-bagian sehingga terjelma pola yang berkaitan secara logis, atau mengambil kesimpulan dari peristiwa-peristiwa

(6)

yang ada hubungannya satu dengan yang lainnya.

6. Evaluasi

Evaluasi merupakan kemampuan tertinggi, yaitu bila seseorang dapat melakukan penilaian terhadap suatu situasi, nilai-nilai, atau ide-ide. Evaluasi ialah kemampuan untuk mengambil keputusan, menyatakan pendapat atau memberi penilaian berdasarkan kriteria-kriteria tertentu baik kualitatif maupun kuantitatif.

Taksonomi tujuan pengajaran pada kawasan afektif dikategorikan dalam lima jenis kategori yang menurut W. Gulo (2002: 66) yaitu: (1) Penerimaan, (2) Tanggapan, (3) Penilaian, (4) Pengelolaan, dan (5) Penghayatan (karakterisasi).

1. Penerimaan, meliputi penerimaan secara pasif terhadap suatu masalah, situasi, gejala, nilai, dan keyakinan. Contoh kata kerja operasional yang biasa digunakan untuk mengukur aspek penerimaan adalah memilih, mengikuti, meminati, memberi, dan sebagainya.

2. Tanggapan, berkenaan dengan jawaban dan kesenangan menanggapi atau merealisasikan sesuatu yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat. Contoh kata kerja operasional yang biasa digunakan untuk mengukur aspek tanggapan adalah mengajukan, melaporkan, menampilkan, mendukung, dan sebagainya.

3. Penilaian, berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus

tertentu. Contoh kata kerja operasional yang biasa digunakan untuk mengukur aspek penilaian adalah menyakini, mengusulkan, menekankan, menyakinkan, dan sebagainya.

4. Pengelolaan, meliputi konseptualisasi nilai-nilai menjadi suatu sistem nilai. Contoh kata kerja operasional yang biasa digunakan untuk mengukur aspek pengelolaan adalah mempertahankan, mengubah, memadukan, membentuk pendapat, dan sebagainya.

(7)

yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Contoh kata kerja operasional yang biasa digunakan untuk mengukur aspek penghayatan adalah mendengarkan, memecahkan, mempengaruhi, dan sebagainya.

Selain ranah kognitif dan ranah afektif, ranah psikomotorik termasuk ke dalam taksonomi tujuan pembelajaran menurut Bloom, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Taksonomi pembelajaran terhadap ranah psikomotorik secara garis besar dibedakan kedalam 4 tahap, yaitu:

1. Meniru merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan contoh yang diamatinya walaupun belum mengerti makna atau hakikat dari keterampilan itu. Contoh kata kerja oprasional yang biasa dignakan untuk mengukur aspek ini adalah mengkonstruksi, menggabungkan, mengatur, menyesuaikan, dan sebagainya.

2. Memanipulasi meruapakan kemampuan dalam melakukan suatu tidakan seperti yang diajarakan, dalam arti mapu memilih yang diperlukan. Kata kerja yang sering digunakan dalam mengukur aspek ini adalah menempatkan, membuat, memanipulasi, merancang, dan sebagainya.

3. Pengalamiahan merupakan suatu penampilan tindakan dimana hal-hal yang diajarkan (sebagai contoh) telah menjadi suatu kebiasaan dan gerakan-gerakan yan ditampilkan lebih meyakinkan. Contoh kata kerja operasional yang biasa digunakan untuk mengukur aspek ini diantaranya adalah memutar, memindahkan, menarik, mendorong, dan sebagainya.

4. Artikulasi merupakan suatu tahap dimana seseorang dapat melakukan suatu keterampilan yang lebih komplek terutama yang berhubungan dengan gerakan interpretatif. Contoh kata kerja operasional yang biasa digunakan untuk mengukur aspek ini adalah menggunakan, mensketsa, menimbang, menjeniskan, dan sebagainya.

1. Ranah Kognitif

Ranah kognitif meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari dan kemampuan intelektual (knowledge). Sebagian besar tujuan instruksional berada dalam ranah kognitif. Kemudian Bloom membagi ranah kognitif kedalam enam jenjang kemampuan secara hierarkis, yaitu:

(8)

Recall of Data (Hafalan/C1)

Merupakan kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip, prosedur atau istilah yang telah dipelajari tanpa harus memahami atau dapat menggunakannya. Tingkatan ini merupakan tingkatan yang paling rendah namun menjadi prasyarat bagi tingkatan selanjutnya . Kemampuan yang dimilki hnaya kemampauan menangkap informasi kemudian menyatakan kembali informasi tersebut tanpa harus memahaminya. Contoh kata kerja yang digunakan yaitu menyebutkan, mendefinisikan dan menggambarkan.

Comprehension (Pemahaman/C2)

Merupakan salah satu jenjang kemampuan dalam proses berpikir dimana siswa dituntut untuk memahami yang berarti mengetahui tentang sesuatu hal dan dapat melihatnya dari beberapa segi. Pada tingkatan ini, selain hapal siswa juga harus memahami makna yang terkandung misalnya dapat menjelaskan suatu gejala, dapatmenginterpretasikan grafik, bagan atau diagram serta dapat menjelaskan konsep atau prinsip dengan kata-kata sendiri. Contoh kata kerja yang digunakan yaitu menyajikan, menginterpretasikan, menjelaskan.

Application (Penerapan/C3)

Merupakan kemampuan berpikir lebih tinggi daripada pemahaman. Jenjang penerapan merupakan kemampuan menggunakan prinsip, teori, hukum, aturan, maupun metode yang dipelajari pada situasi baru atau pada situasi kongkrit. Contoh kata kerja yang digunakan yaitu mengaplikasikan, menghitung, menunjukkan.

Analysis (Analisis/C4)

Merupakan kemampuan untuk menganalisa atau merinci suatu situasi, atau pengetahuan menurut komponen yang lebih kecil atau lebih terurai dan memahami hubungan diantara bagian yang satu dengan yang lain. Contoh kata kerja yang digunakan yaitu menganalisa, membandingkan, mengklasifikasikan.

(9)

Synthesis (Sintesis/C5)

Merupakan kemampuan untuk mengintegrasikan bagian-bagian yang terpisah menjadi suatu keseluruhan yang terpadu, atau menggabungkan bagian-bagian (unsur-unsur) sehingga terjelma pola yang berkaitan secara logis, atau mengambil kesimpulan dari peristiwa-peristiwa yang ada hubungannya satu dengan yang lainnya. Kemampuan ini misalnya dalam merencanakan eksperimen, menyusun karangan, menggabungkan objek-objek yang memiliki sifat sama ke dalam satu klasifikasi. Contoh kata kerja yang digunakan yaitu menghasilkan, merumuskan, mengorganisasikan.

Evaluation (Evaluasi/C6)

Merupakan kemampuan untuk membuat pertimbangan (penilaian) terhadap suatu situasi, nilai-nilai atau ide-ide. Kemampuan ini merupakan kemampuan tertinggi dari kemampuan lainnya, yaitu bila seseorang dapat melakukan penilaian terhadap situasi, nilai-nilai atau ide-ide. Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, materi dan kriteria tertentu. Untuk dapat membuat suatu penilaian, seseorang harus memahami, dapat menerapkan, menganalisis dan mensintesis terlebih dahulu. Contoh kata kerja yang digunakan yaitu menilai, menafsirkan, menaksir, memutuskan.

2. Ranah Afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap (attitude), apresiasi (appreciation), dan motivasi (motivation) siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Kartwohl & Bloom (Dimyati &

Mudjiono, 1994; Syambasri Munaf, 2001) membagi ranah afektif menjadi lima aspek, yaitu:

Receiving (Penerimaan)

Merupakan tingkat afektif yang terendah, meliputi penerimaan secara pasif terhadap suatu masalah, situasi, gejala, nilai dan keyakinan. Misalnya mendengarkan dengan seksama penjelasan guru energi dan panas.

(10)

Responding (Jawaban)

Merupakan bagian afektif yang meliputi keinginan dan kesenangan menanggapi atau merealisasikan sesuatu sesuai dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat. Misalnya menyerahkan laporan praktikum/tugas tepat waktu.

Valuing (Penilaian)

Mengacu pada nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tertentu. Reaksi-reaksi yang dapat muncul seperti menerima, menolak atau tidak menghiraukan. Misalnya menunjukkan rasa tanggung jawab terhadap alat-alat laboratorium yang dipakai waktu praktikum dan bersikap jujur dalam kegiatan pembelajaran.

Organization (Organisasi)

Meliputi konseptualisasi nilai-nilai menjadi satu sistem nilai. Sikap-sikap yang membuat lebih konsisten dapat menimbulkan konflik-konflik internal dan membentuk suatu sistem nilai internal. Sikap yang ditunjukkan misalnya mampu menimbang akibat positif dan negatifnya tentang kemajuan sains terhadap kehidupan umat manusia.

Characterization (Karakteristik)

Merupakan keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Misalnya bersedia mengubah pendapat jika ditunjukkan bukti-bukti yang tidak mendukung pendapatnya.

3. Ranah Psikomotor

Ranah psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan manual fisik (skills) dan kemampuan bertindak individu. Harrow (Syambasri Munaf, 2001) mengembangkan ranah psikomotor

(11)

dengan enam jenjang, yaitu:

Gerakan refleks, gerakan yang tidak disadari. Keterampilan gerakan-gerakan dasar, yaitu gerakan yang menuntut kepada keterampilan yang sifatnya kompleks. Kemampuan perseptual, termasuk membedakan visual, auditif, motoris. Kemampuan dalam bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketepatan. Gerakan-gerakan skill,mulai dari keterampilan sederhana sampai kompleks. Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi, seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.

(12)

Taksonomi Bloom lama C1 (Pengetahuan) C2 (Pemahaman) C3 (Aplikasi) C4 (Analisis) C5 (Sintesis) C6 (Evaluasi) Taksonomi revisi C1 (Mengingat) C2 (Memahami) C3 (Mengaplikasikan) C4 (Menganalisis) C5 (Mengevaluasi) C6 (Mencipta)

TAKSONOMI BLOOM – REVISI

Revisi Taksonomi Bloom

(Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R.: 2001)

Dimensi Pengetahuan

Dimensi Pengetahuan Dimensi Proses Kognitif 1. Pengetahuan Faktual

a. Pengetahuan ttg terminologi

b. Pengetahuan ttg bagian detail dan unsur- unsur

2. Pengetahuan Konseptual

a. Pengetahuan ttg klasifikasin dan kategori b. Pengetahuan ttg prinsip dan generalisasi c. Pengetahuan ttg teori, model & struktur 3. Pengetahuan Prosedural

a. Pengetahuan ttg keterampilan khusus yg berhubungan dng suatu bidang tertentu dan pengetahuan algoritma

b. Pengetahuan ttg teknik dan metode c. Pengetahuan ttg kriteria penggunaan suatu

prosedur 4. Pengetahuan Metakognitif

a. Pengetahuan strategik

b. Pengetahuan ttg operasi kognitif c. Pengetahuan ttg diri sendiri

C.1. Mengingat (Remember) 1.1. Mengenali (recognizing) 1.2. Mengingat (recalling) C.2. Memahami (Understand)

1.3. Menafsirkan (interpreting) 1.4. Memberi contoh (exampliying) 1.5. Meringkas (summarizing) 1.6. Menarik inferensi (inferring) 1.7. Membandingkan (compairing) 1.8. Menjelaskan (explaining) C.3. Mengaplikasikan (Apply) 1.9. Menjalankan (executing) 1.10. Mengimplementasikan (implementing) C.4. Menganalisis (Analyze) 1.11. Menguraikan (diffrentiating) 1.12. Mengorganisir (organizing)

1.13. Menemukan makna tersirat (attributing) C.5. Evaluasi (Evaluate) 1.14. Memeriksa (checking) 1.15. Mengritik (Critiquing) C.6. Membuat Create) 1.16. Merumuskan (generating) 1.17. Merencanakan (planning) 1.18. (Memproduksi (producing)

(13)

1. Pengetahuan faktual (factual knowledge)

a. Pengetahuan terminologi (knowledge of terminilogy)

b. Penegtahuan detail dan unsur-unsur (kejadian, subyek, waktu , detail tertentu) 2. Pengetahuan konseptual (conceptual knowledge)

a. Pengetahuan klasifikasi dan kategori (knowledge of classification and categories). b. Pengetahuan prinsip dan generalisasi (knowledge of principles and generalization) c. Pengetahuan teori, model, dan struktur (knowledge of theories, models, and structures) 3. Pengetahuan prosedural (prosedural knowledge)

a. Pengetahuan tentang keterampilan bidang tertentu dan algoritma (knowledge of subject spesific techniques and methods)

b. Pengetahuan kriteria penggunaan prosedur secra tepat (knowledge of criteria for determining when to use approciate procedures)

4. Pengetahuan metakognitif (metacognitive knowledge) a. Pengetahuan strategi (strategic knowledge)

b. Pengetahuan tugas kognitif, termasuk pengetahuan konteks dan kondisi (knowledge about cognitive task, including contextual and conditional knowledge)

c. Pengetahuan tentang diri sendiri (self-knowledge)

MATRIKS Tujuan Pembelajaran

Daftar contoh kata kerja operasional yang dapat dipakai untuk ranah Kognitif

Dimensi Proses Kognitif C-1 Mengingat C-2 Memahami C-3 Menerapkan C-4 Menganalisis C-5 Mengevaluasi C-6 Mencipta A Pengetahuan faktual C-1 Faktual C-2 Faktual C-3 Faktual C-4 Faktual C-5 Faktual C-6 Faktual B Pengetahuan Konseptual C-1 Konseptual C-2 Konseptual C-3 Konseptual C-4 Konseptual C-5 Konseptual C-6 Konseptual C Pengetahuan Prosedural C-1 Prosedural C-2 Prosedural C-3 Prosedural C-4 Prosedural C-5 Prosedural C-6 Prosedural D Pengetahuan Metakognitif C-1 Metakognoitif C-2 Metakognoitif C-3 Metakognoitif C-4 Metakognoitif C-5 Metakognoitif C-6 Metakognoitif

(14)

mengetahui memahami mengaplikasikan menganalisis mengevaluasi Membuat/create Mengutip Menyebutkan Menjelaskan Menggambar Membilang Mengidentifikasi Mendaftar Menunjukkan Memberi label Memberi indeks Memasangkan Menamai Manandai Membaca Menyadari Menghafal Meniru Mencatat Mengulang Mereproduksi Meninjau Memilih Menyatakan Mempelajari Mentabulasi Memberi kode Menelusuri menulis Memperkirakan Menjelaskan Mengkategorikan Mencirikan Merinci Mengasosiasikan Membandingkan Menghitung Mengkontraskan Mengubah Mempertahankan Menguraikan Menjalin Membedakan Mendiskusikan Menggali Mencontohkan Menerangkan Mengemukakan Mempolakan Memperluas Menyimpulkan Meramalkan Merangkum Menjabarkan Menugaskan Mengurutkan Menentukan Menerapkan Menyesuaikan Mengkalkulasi Memodifikasi Mengklasifiksi Menghitung Membangun Mengurutkan Membiasakan Mencegah Menggambarkan Menggunakan Menilai Melatih Menggali Mengemukakan Mengadaptasi Menyelidiki Mengoperasikan Mempersoalkan Mengkonsepkan Melaksanakan Meramalkan Memproduksi Memproses Mengaitkan Menyusun Mensimulasikan Memecahkan Melakukan Mentabulasi Menganalisis Mengaudit Memecahkan Menegaskan Mendeteksi Mendiagnosis Menyeleksi Memerinci Menominasikan Mendiagramkan Mengkorelasikan Merasionalkan Menguji Mencerahkan Menjelajah Membagankan Menyimpulkan Menemukan Menelaah Memaksimalkan Memerintahkan Mengedit Mengaitkan Memilih Mengukur Melatih Mentransfer Membandingkan Menyimpulkan Menilai Mengarahkan Mengkritik Menimbang Memutuskan Memisahkan Memprediksi Memperjelas Menugaskan Menafsirkan Mempertahankan Memerinci Mengukur Merangkum Membuktikan Memvalidasi Mengetes Mendukung Memilih Memproyeksika Mengabstraksi Mengatur Menganimasi Mengumpulkan Mengkategorikan Mengkode Mengkombinasikan Menyusun Mengarang Membangun Menanggulangi Menghubungkan Menciptakan Mengkreasikan Mengoreksi Merancang Merencanakan Mendikte Meningkatkan Memperjelas Memfasilitasi Membentuk Merumuskan Menggeneralisasi Menggabungkan Memadukan Membatas Mereparasi Menampilkan Menyiapkan Memproduksi Merangkum Merekonstruksi Membuat

(15)

DIMENSI BELAJAR Menurut Marzano

Berbicara tentang pembelajaran berbasis kompetensi dan kecakapan hidup, tidak terlepas dari dimensi belajar. Dimensi belajar merupakan suatu paradigma yang dapat dipakai oleh para pengajar, perancang kurikulum, dan perancang pembelajaran sebagai landasasan ilmiah dalam melakukan reformasi pendidikan, kurikulum, pembelajaran, dan penilaian hasil belajar. Menurut Marzano et al (1993), dimensi belajar terdiri dari lima tingkatan, (1) sikap dan persepsi yang positif terhadap belajar, (2) perolehan dan pengintegrasian pengetahuan baru, (3) perluasan dan penyempurnaan pengetahuan, (4) penggunaan pengetahuan secara bermakna, dan (5) pembiasakan berpikir efektif dan produktif.

Strategi untuk mengembangkan sikap dan persepsi yang positif terhadap belajar adalah dengan memberikan motivasi melalui model Keller (dalam Dick & Carey, 1990), yaitu: Attention—Relevance—Confidence—Satisfaction (ARCS). Attention dapat dibangkitkan dengan informasi atau pertanyaan-pertanyaan yang menantang, Relevance dapat dibangkitkan dengan menyajikan standar kompetensi dan standar kinerja yang relevan dengan kebutuhan hidup siswa, Confidence dapat dibangkitkan melalui informasi bahwa semua siswa akan mencapai harapan berhasil, Satisfaction dapat dimunculkan melalui konsep merayakan keberhasilan.

Strategi untuk mengembangkan perolehan dan pengeintegrasian pengetahuan baru terhadap pengetahuan awal siswa adalah dengan strategi konflik kognitif melalui demonstrasi, analogi, contoh-contoh tandingan, dan konfrontasi (Santyasa, 2002). Strategi-strategi tersebut berfungsi sebagai pengaktif pengetahuan awal siswa. Pengetahuan awal menduduki posisi sangat strategis dan sebagai springboard untuk mencapai pemahaman mendalam terhadap pengetahuan yang baru dan meningkatkan hasil belajar.

Strategi untuk memperluas dan menyempurnakan pengetahuan yang telah diperoleh adalah dengan penugasan yang memberi peluang pelibatan aktivitas mental seperti membandingkan, mengklasifikasi, membuat induksi, membuat deduksi, menganalisis kesalahan, mengidentifikasi hal-hal yang dapat mendukung pemecahan masalah, menganalisis perspektif, dan mengabstraksi.

Strategi untuk mengembangkan dimensi penggunaan pengatahuan secara bermakna adalah dengan menyajikan tugas-tugas atau masalah-masalah yang berkaitan dengan dunia nyata. Tugas-tugas atau masalah-masalah tersebut akan memberikan peluang kepada siswa untuk beraktivitas pengambilan keputusan, penyelidikan, eksperimen, pemecahan masalah, dan penemuan.

Strategi untuk mengembangkan pembiasaan berpikir efektif dan produktif adalah dengan penugasan yang menantang siswa untuk beraktivitas selalu mencari kejelasan, open

(16)

minded, kritis terhadap pikiran sendiri, mengevaluasi tindakan sendiri, meningkatkan batas kompetensi.

Dari lima dimensi belajar tersebut, dimensi pertama dan kelima adalah dua dimensi yang terkait dan bersama-sama mempengaruhi proses belajar yang tertuang dalam dimensi 2, 3, dan 4. Kelima dimensi belajar tersebut saling berinteraksi dalam menentukan keefektifan belajar.

(17)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan kognitif dalam mengenal konsep bilangan anak dalam pembelajaran melalui pemberian tugas pada anak kelompok

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana terhadap kemampuan kognitif mengingat

Selain itu ia juga mengalami keterlambatan dalam perkembangan fisik motorik serta kemampuan kognitif pengetahuan akademik dasar (seperti pengetahuan warna) membaca dan

Jika metode mind map diterapkan pada kelompok eksperimen, maka capaian kemampuan mengingat dan memahami pada kategori proses kognitif pengetahuan mengingat dan memahami

2) Pengaruh aliran psikologi kognitif, para penganut psikologi kognitif percaya bahwa dalam pembelajaran tercakup isi dan prosedur pengetahuan,

Domain ini mencakup enam daerah garapan, yaitu; Pengetahuan, yaitu kemampuan mengingat konsep-konsep yang khusus dan yang umum, baik menyangkut proses, metode,

Sesuai dengan Krathwohl (2002) mengingat merupakan kemampuan kognitif dasar yang dimiliki setiap manusia. Proses mengingat selalu akan digunakan pada tahap-tahap

Dalam proses pembelajaran di kelas, berkaitan dengan kompetensi kognitif, misalnya: peserta didik dapat diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan