• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Sistem Pendukung Keputusan Pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud Berbasis Web.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan Sistem Pendukung Keputusan Pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud Berbasis Web."

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

PARIWISATA KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

BERBASIS WEB

HOXY RYNER TALUAY

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Pengembangan Sistem Pendukung Keputusan Pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud Berbasis Web adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

RINGKASAN

HOXY RYNER TALUAY. Pengembangan Sistem Pendukung Keputusan Pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud Berbasis Web. Dibimbing oleh KUDANG B. SEMINAR dan DANIEL R. O. MONINTJA.

Salah satu faktor yang menyebabkan belum optimalnya pertumbuhan pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud adalah model promosi yang masih tradisional. Penelitian ini bertujuan merancang Sistem Pendukung Keputusan (SPK) pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud berbasis web yang mengombinasikan promosi pariwisata dengan model pendukung keputusan menentukan destinasi wisata Kabupaten Kepulauan Talaud menggunakan metode AHP. Perancangan sistem menggunakan bahasa pemodelan unified modeling language (UML).

Hasil penelitian menetapkan 5 elemen kriteria dan 29 elemen subkriteria yang dapat digunakan untuk menentukan 14 destinasi wisata. Elemen kriteria dan subkriteria yang memiliki nilai consistency ratio (CR) <10% yang dapat digunakan untuk membangkitkan SPK yang dikembangkan. SPK yang dikembangkan dapat menyediakan informasi tentang event pariwisata dalam bentuk gambar, video, maupun teks. Selain itu SPK memberikan berbagai kriteria dan subkriteria yang dapat digunakan wisatawan untuk memilih destinasi wisata berdasarkan preferensi wisatawan. SPK juga menyiapkan fungsi input dan edit bagi petugas, pakar, dan wisatawan yang ingin melakukan proses pengolahan data, modifikasi kriteria dan subkriteria serta alternatif lokasi wisata.

Penelitian lanjut dapat melengkapi, menambahkan atau mengembangkan fungsi-fungsi yang ada, serta elemen kriteria, subkriteria dan alternatif yang digunakan yang telah ada pada model pendukung keputusan menentukan destinasi wisata. Fitur lain yang dapat dikembangkan adalah kemampuan memberikan pilihan tujuan wisata berdasar profil dan kondisi wisatawan seperti umur, asal negara, hobi, biaya, jumlah wisatawan, kendaraan yang dibawa.

(5)

SUMMARY

HOXY RYNER TALUAY. Development of Web-Based Tourism Decision Support in Talaud Island Regency. Supervised by KUDANG B. SEMINAR and DANIEL R. O. MONINTJA.

One of the factors that causes the non optimal growth of tourism Talaud Islands is the use of of a traditional model of promotion. The aim of this research is to design a web-based tourism DSS in Talaud islands using AHP model. System analysis, design and development of the system has usedunified modeling language model (UML).

The result shows that 5 elements criteria and 29 elements sub-criterias can be used to determine the 14 tourist destinations in Talaud Islands. Elements of the criteria and sub criteria that can be used to create supporting decision model are the ones which have value of consistency ratio <10 percent. Web-based DSS which has been developed can provide information about tourism event in the form of images, video, or text. In addition SPK provide a variety of criteria and sub-criteria that can be used by tourists to choose a tourist destination based on the preferences of tourists. The system also provides input and edit functions to tourist officers, experts, and tourists who want to perform data processing, modification criteria and sub-criteria, as well as alternative tourist sites

Further research is expected to complement, add or develop existing functions and existing criteria, sub-criteria and alternatives used in decision support models for determining travel destinations. Other feature that can be developed is the ability to provide options of tourist destinations based on the profile and tourist conditions such as age, national origin, hobbies, cost, number of tourists and vehicles carried.

(6)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

(7)

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Komputer

pada

Program Studi Ilmu Komputer

PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

PARIWISATA KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

BERBASIS WEB

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2015

(8)
(9)

Judul Tesis : Pengembangan Sistem Pendukung Keputusan Pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud Berbasis Web

Nama : Hoxy Ryner Taluay NIM : G651110421

Disetujui oleh Komisi Pembimbing

Prof Dr Ir Kudang B Seminar, MSc Ketua

Prof Dr Ir Daniel RO Monintja Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Ilmu Komputer

Dr Eng Wisnu Ananta Kusuma, ST MT

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

(10)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2014 ini ialah pendukung keputusan, dengan judul Pengembangan Sistem Pendukung Keputusan Pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud Berbasis Web.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof Dr Ir Kudang B Seminar dan Bapak Prof Dr Ir Daniel RO Monintja selaku pembimbing yang telah banyak memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada:

1. Prof Dr Ir Herry Suhardiyanto, MSc selaku Rektor Institut Pertanian Bogor. 2. Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr selaku Dekan Sekolah Pascasarjana Institut

Pertanian Bogor.

3. Dr Eng Wisnu Ananta Kusuma, ST MT selaku Ketua Program Studi Ilmu Komputer.

4. Dr Imas S. Sitanggang, SSi MKom selaku penguji luar komisi pembimbing. 5. Seluruh dosen dan staf pegawai tata usaha Departemen Ilmu Komputer.

6. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) sebagai sponsor Beasiswa On Going.

7. Responden (Ishak Tamaroba, Arnold Panahal, Kres Pade, Jun Atang, Yanis Mangindudu, Martha Alotia, Tirsa Sarendeng, Michael Wangko, Jumietra Nabi, Juani Maradesa, Ignarius Sarendeng, Yani Maga, Novia) yang telah membantu proses pengumpulan data.

8. Seluruh teman-teman Asrama Mahasiswa Sulawesi Utara – Bogor, sejawat, dan seangkatan di IPB yang telah banyak membantu.

Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, kakak, adik, serta seluruh keluarga dan teman-teman, atas segala doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vii

1 PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

Ruang Lingkup Penelitian 3

2 TINJAUAN PUSTAKA 3

Pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud 3

Pengaruh Teknologi Informasi pada Industri Pariwisata 5

Layanan Informasi Pariwisata 6

Sistem Pendukung Keputusan 7

Analytic Hierarchy Process 8

SDLC Model Waterfall 10

Unified Modeling Language 11

Dasar Penetapan Kriteria 11

Kerangka Pemikiran 12

3 METODE 13

Tempat dan Waktu 13

Data dan Alat 13

Metode Penelitian 14

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 17

Struktur Hierarki Menentukan Destinasi Wisata 17

Perancangan Sistem 18

Hasil Implementasi 35

5 SIMPULAN DAN SARAN 40

Simpulan 40

Saran 40

DAFTAR PUSTAKA 41

LAMPIRAN 44

(12)

DAFTAR TABEL

1 Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty

(Marimin dan Maghfiroh 2010) 9

2 Nilai random index (Marimin dan Maghfiroh 2010) 10

3 Alat penelitian dan fungsinya 14

4 Definisi use case 20

DAFTAR GAMBAR

1 Trend kunjungan wisatawan nusantara tahun 2007 – 2011 (BPS 2012) 3 2 Trend kunjungan wisatawan manca negara tahun 2007 – 2011 (BPS

2012) 4

3 Arsitektur multitier untuk menggabungkan optimasi, simulasi, dan model lainnya ke dalam SPK berbasis web (Turban et al. 2005) 7

4 Skematik SPK (Turban et al. 2005) 7

5 General architecture for a tourism DMO decision support system

(Baggio dan Caporarello 2005) 8

6 The waterfall model of the SDLC (Satzinger et al. 2010) 11

7 Kerangka pikir penelitian 13

8 Tahap analisis kebutuhan data, kebutuhan pemakai dan kebutuhan

fungsional sistem 16

9 Struktur hierarki hubungan tujuan, kriteria, sub kriteria, dan alternatif menentukan destinasi wisata Kabupaten Kepulauan Talaud 17 10 Diagram use case SPK pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud 21

11 Skenario use case input nilai 22

12 Skenario use case menentukan destinasi wisata 22 13 Diagram kelas SPK pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud 23 14 Arsitektur SPK pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud berbasis web 26 15 Diagram aktivitas SPK pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud 27

16 Diagram aktivitas – input nilai 27

17 Diagram aktivitas – menentukan destinasi wisata 28

18 Diagram sekuen – input nilai 29

19 Diagram sekuen – menentukan destinasi wisata 30 20 Struktur hierarki layout SPK pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud 31

21 Rancangan antarmuka halaman utama 32

22 Menu menentukan destinasi wisata 32

23 Rancangan antarmuka halaman hubungi kami 33

24 Rancangan antarmuka halaman input nilai 34

25 Rancangan antarmuka halaman petugas kategori super admin 35

26 Form input model 35

27 Rancangan antarmuka halaman berbagi cerita 36

28 Halaman utama 36

(13)

30 Halaman hasil menentukan destinasi wisata 38

31 Halaman input pesan 38

32 Halaman berbagi cerita 38

33 Halaman input nilai 39

34 Halaman utama petugas kategori super admin 39

35 Menu input model 39

DAFTAR LAMPIRAN

1 Peta Kabupaten Kepulauan Talaud 44

2 Kuesioner menentukan kriteria dan subkriteria menentukan destinasi

wisata Kabupaten Kepulauan Talaud 45

3 Contoh kuesioner menentukan destinasi wisata Kabupaten Kepulauan

Talaud 48

4 Pemeringkatan elemen-elemen pada setiap level hierarki 53 5 Nilai consistency ratio pada setiap level hierarki 63 6 Struktur tabel pada basis data SPK pariwisata Kabupaten Kepulauan

(14)
(15)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pertumbuhan pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud belum optimal. Hal ini terlihat dari jumlah kunjungan wisatawan yang masih tergolong rendah. Tahun 2011 tercatat hanya 65 orang wisatawan manca negara dan 935 orang wisatawan nusantara (BPS 2012). Salah satu faktor yang menyebabkan belum optimalnya pertumbuhan pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud adalah model promosi yang masih mengadopsi model tradisional, yakni pertukaran informasi dari mulut ke mulut yang mengakibatkan sebagian besar objek wisata tidak diketahui pelaku pariwisata. Untuk membantu mengoptimalkan pertumbuhan pariwista, dibutuhkan strategi pengenalan produk yang lebih efisien. Strategi yang dipandang lebih efisien adalah menyediakan sistem pendukung keputusan (SPK) pariwisata berbasis web.

SPK pariwisata berbasis web dapat membantu mengoptimalkan pertumbuhan pariwisata karena melibatkan teknologi informasi (TI) dan pengambilan keputusan. TI dapat menyediakan informasi yang akurat (Mavri dan Angelis 2009), mempercepat pertukaran informasi, mengurangi ketidakpastian, meningkatkan kualitas pelayanan dan memberikan kontribusi lebih kepada wisatawan serta mendorong terciptanya perubahan pada industri pariwisata (Buhalis dan Law 2008). Seperti halnya TI, pengambilan keputusan turut berpengaruh pada industri pariwisata. Keputusan yang tidak tepat dapat menimbulkan ketidakpuasan atau ketidaknyamanan wisatawan terhadap destinasi wisata yang dikunjungi. Oleh sebab itu, pengambilan keputusan menjadi hal penting dan tidak dapat dihindarkan (Ying dan Peters 2011), khususnya oleh wisatawan pada saat menentukan destinasi wisata (Baggio dan Caporarello 2005). Lagi pula, pariwisata merupakan industri yang melibatkan informasi paling banyak, berinteraksi langsung dengan pengguna dan mengutamakan kepuasan pelanggan (Dargah dan Golrokhsari 2012).

SPK pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud berbasis web dihadirkan untuk memberikan informasi dan dukungan keputusan bagi wisatawan yang ingin menentukan destinasi wisata. Sistem dirancang menggunakan metode analytic hierarchy process (AHP) dan pengembangan sistem berorientasi objek dengan bahasa pemodelan unified modeling language (UML). AHP untuk pemodelan keputusan, UML untuk analisis dan desain pengembangan sistem. Pemodelan keputusan menggunakan AHP karena menurut Saaty (2008), AHP merupakan pendekatan yang efektif dan banyak digunakan dalam pengambilan keputusan. Melalui AHP, persoalan yang kompleks dapat disederhanakan dan proses pengambilan keputusan dapat dipercepat (Marimin dan Maghfiroh 2010).

(16)

2

sangat nyata pada kedua kelas potensi pengembangan wisata. El-Gayar dan Fritz (2010) dalam mengembangkan SPK berbasis web menggunakan metode AHP untuk mendukung keputusan keamanan dan perencanaan sistem dalam mengatasi serangan cyber. Abed et al. (2011) dalam mengevaluasi tujuh belas lokasi wisata pantai di Provinsi Guilan Iran berdasarkan tiga puluh kriteria. Hasil menunjukkan tiga lokasi wisata pantai yang menjadi prioritas utama.

Penelitian tentang SPK pada bidang pariwisata sudah dilakukan beberapa peneliti, diantaranya Petropoulos et al. (2003), Baggio dan Caporarello (2005), dan Asafe et al. (2013). Petropoulos et al. (2003) menyajikan desain dan implementasi SPK untuk peramalan dan analisis permintaan pariwisata dengan menggunakan data inbound Yunani tahun 2000 dari 10 negara. Baggio dan Caporarello (2005) menyajikan gambaran penggunaan SPK dalam manajemen pariwisata dan menggambarkan kerangka umum desain implementasinya. Asafe et al. (2013), mengusulkan penggunaan teknik kecerdasan buatan untuk mengembangkan sistem pendukung keputusan berbasis web dalam membantu memanajemen tujuan wisata di Nigeria. SPK pariwisata berbasis web yang menggunakan metode AHP untuk menentukan destinasi wisata dengan bahasa pemodelan unified modeling language (UML) belum dikembangkan pada penelitian-penelitian tersebut. Dengan demikian, SPK pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud berbasis web yang menggunakan metode AHP dan bahasa pemodelan UML dapat dikembangkan pada penelitian ini.

Perumusan Masalah

Problema yang dapat diformulasikan adalah model promosi dari mulut ke mulut mengakibatkan sebagian besar objek wisata Kabupaten Kepulauan Talaud tidak diketahui pelaku pariwisata. Di samping itu, belum tersedia alat bantu pendukung keputusan bagi wisatawan untuk mempertimbangkan mengunjungi lokasi wisata Kepulauan Talaud yang terbaik dengan berbagai kriteria yang menjadi preferensi wisata. Untuk menjawab problema di atas, maka perlu dirumuskan pertanyaan penelitian bagaimana merancang SPK pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud berbasis web yang mengombinasikan promosi pariwisata dengan model pendukung keputusan menentukan destinasi wisata Kabupaten Kepulauan Talaud menggunakan metode AHP.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan merancang dan mengimplementasikan SPK pariwisata berbasis web yang mengombinasikan promosi pariwisata dengan model pendukung keputusan menentukan destinasi wisata Kabupaten Kepulauan Talaud menggunakan metode AHP.

Manfaat Penelitian

(17)

3 pengembangan pariwisata Kepulauan Talaud, wisatawan yang ingin memperoleh informasi pariwisata dan ingin menentukan destinasi wisata Kabupaten Kepulauan Talaud. Juga diharapkan memberikan kontribusi kepada pengelola pariwisata dalam menyediakan produk pariwisata.

Ruang Lingkup Penelitian

Pengembangan SPK pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud berbasis web mempunyai batasan-batasan sebagai berikut:

1) Penentuan rekomendasi hanya berdasarkan pandangan pakar. 2) Pengembangan prototipe SPK berbasis web.

TINJAUAN PUSTAKA

Pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud

Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan daerah kepulauan yang terdiri dari empat gugusan pulau, yaitu Nanusa, 8 pulau; Karakelang, 3 pulau; Salibabu, 3 pulau; dan Kabaruan, 2 pulau. Selain merupakan daerah kepulauan, Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan daerah perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan negara Filipina dan negara-negara lainnya di kawasan Asia-Pasifik. Secara geografis, letak Kabupaten Kepulauan Talaud berkisar antara 03-0

38’00” – 05033’00” LU dan 126038’00” – 127010’00 BT dengan luas wilayah sekitar 1 250,92 Km2, terletak di bagian utara Provinsi Sulawesi Utara. Sebagai daerah kepulauan yang terdiri dari gugusan pulau, Kabupaten Kepulauan Talaud menjadi daerah bahari dengan luas laut sekitar 37 800 km2 dan luas darat sekitar 1 251.02 km2 (BPS 2012), kaya akan panorama alam, budaya dan peninggalan-peninggalan sejarah yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai objek wisata.

Pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud belum megalami pertumbuhan yang signifikan. Kunjungan wisatawan pada tahun 2007 sampai dengan 2011 tergolong rendah. Gambar 1 dan 2 menyajikan trend kunjungan wisatawan tahun

(18)

4

2007-2011. Pada gambar terlihat ada peningkatan kunjungan wisatawan nusantara tahun 2009-2011 dan wisatawan mancanegara tahun 2010-2011, namun tidak menandakan pertumbuhan pariwisata, sebab lonjakan pengunjung hanya terjadi pada saat tertentu bila ada event seperti Mane’e (penangkapan ikan secara tradisional menggunakan tali hutan dan janur) yang diselenggarakan. Minimnya kunjungan wisatawan disebabkan belum tertatanya destinasi wisata dan hanya mengandalkan keindahan alam. Selain itu, aksesibilitas belum menjangkau semua destinasi wisata, dukungan fasilitas belum memadai dan strategi pengenalan produk yang masih lemah sebab hanya mampu menjangkau daerah terdekat seperti Kota Manado. Meskipun terdapat kekurangan, destinasi wisata Kabupaten Kepulauan Talaud tetap dapat diandalkan untuk menjadikan Kabupaten Kepulauan Talaud sebagai daerah tujuan wisata, karena potensi wisata seperti keindahan dan keunikan alam, keanekaragaman sumber daya alam, keragaman budaya, dan lain sebagainya, jika dikelola dapat mendorong kedatangan wisatawan.

Adapun hal-hal yang dilakukan dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Talaud dalam mendorong pertumbuhan pariwisata adalah: (1) menata 3 lokasi destinasi wisata, (2) menentukan dan menetapkan prioritas destinasi lainya, (3) mendorong partisipasi masyarakat dan swasta, (4) mendorong penggalian dan pengembangan seni budaya daerah, dan (5) gencar melakukan promosi daerah. Tindakan yang dilakukan hampir sejalan dengan Chen (2011) tentang pengembangan pariwisata di wilayah perbatasan, yakni pengembangan pariwisata terintegrasi, mengembangkan produk pariwisata yang inovatif, melakukan transisi pasar dan mempermudah pembuatan visa.

Mengingat pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud masih mengandalkan keindahan alam atau bertumpu pada sumber daya alam, maka pengembangan SPK pariwisata berbasis web sebaiknya didasarkan pada konsep ekowisata dan pendekatan persepsi pasar. Konsep ekowisata menjadikan kelestarian sumber daya pariwisata sebagai pusat perhatian, sebab ekowisata dapat dilihat sebagai: (1) produk – semua atraksi berbasis pada sumber daya alam; (2) pasar – perjalanan diarahkan pada upaya-upaya pelestarian lingkungan; dan (3) pendekatan pengembangan – pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya pariwisata secara ramah lingkungan (Damanik dan Weber 2006). Pendekatan persepsi pasar terdiri dari pengembangan aspek produk wisata dan pengembangan aspek pasar wisata Gambar 2 Trend kunjungan wisatawan manca negara tahun 2007 – 2011 (BPS

(19)

5 (Sunaryo 2013). Penawaran destinasi wisata yang mencakup atraksi dan daya tarik wisata, aksesibilitas serta unsur-unsur penunjang lainya, masuk pada pengembangan aspek produk wisata, sedangkan aspek pasar wisata berkaitan dengan permintaan yang mencakup karakter sosiodemografi dan psikografi pasar/wisatawan.

Saat ini terdapat beberapa pilihan strategi yang dapat diterapkan untuk mendorong pertumbuhan pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud, misalnya melakukan pengembangan pariwisata terintegrasi, mengembangkan produk pariwisata yang inovatif, melakukan transisi pasar (Chen 2011), mengembangkan model pemasaran elektronik terpadu (Alipour et al. 2011), dan merancang layanan pariwisata berbasis web yang menyediakan layanan penuh bagi pengguna (Huang et al. 2011), termasuk pemberian rekomendasi (Sebastia et al. 2008) atau dukungan pengambilan keputusan.

Pengaruh Teknologi Informasi pada Industri Pariwisata

Buhalis dan Law (2008) berpendapat, bahwa perkembangan TI telah mempengaruhi kondisi pasar industri pariwisata dan mengharuskan pengelola pariwisata untuk merencanakan kembali proses pengembangan, pemasaran dan tujuan pengelolaan produk wisata. TI telah menciptakan paradigma baru bagi konsumen. Konsumen menjadi lebih berpengalaman dalam hal memilih dan membeli produk dan mengharuskan pengelolah industri pariwisata meningkatkan strategi pelayanan agar kebutuhan, kenyamanan serta kepuasan konsumen tetap terpenuhi. Selain itu, TI memungkinkan konsumen (wisatawan) mengakses informasi dari tempat berbeda dengan produk yang ditawarkan. TI dapat pula mengurangi ketidakpastian, meningkatkan kualitas pelayanan dan memberikan kontribusi yang lebih kepada wisatawan, serta meminimalisasi penggunaan biaya promosi dan menghilangkan tugas berulang sehingga dapat mengurangi biaya tenaga kerja.

Mavri dan Angelis (2009) menuliskan, dari sudut pandang konsumen, internet adalah alat yang berharga untuk mencari informasi yang berhubungan dengan pariwisata. Tulisan ini dikuatkan oleh hasil penelitian mereka di lima Negara mediteranian, yaitu Spanyol, Portugal, Italia, Yunani dan Siprus yang menunjukkan pengguna internet telah mengadopsi pencarian dan penggunaan sistem pemesanan secara online. Dengan demikian, pendapat Buhalis dan Law (2008) turut dikuatkan oleh Mavri dan Angelis (2009).

(20)

6

dan informasi imigrasi. Jika dilihat dari keseluruhan hasil, maka pernyataan Mavri dan Angelis (2009) dapat dibenarkan pada Mohamed dan Moradi (2011) walaupun masih terdapat beberapa variabel penting yang belum terpenuhi pada kategori situs e-tourism. Hal ini wajar karena Iran belum sepenuhnya menerapkan TI pada industri pariwisata. Meskipun TI belum sepenuhnya diterapkan, Mohamed dan Moradi (2011) secara tidak langsung telah mendukung pernyataan Buhalis dan Law (2008) yang didukung pula oleh Dargah dan Golrokhsari (2012). Dargah dan Golrokhsari (2012) menunjukkan bahwa penggunaan TI dalam industri pariwisata jauh lebih baik dari sistem tradisional.

Kegiatan pariwisata dapat dikatakan sebagai kegiatan yang paling digemari oleh banyak orang dan menjadi item yang paling mahal dibeli oleh konsumen. Karena itu, pencarian informasi produk dan layanan pariwisata penting dilakukan sebelum kegitan dilaksanakan dan pengelolah harus menyediakan layanan informasi yang menarik, informatif dan interaktif agar dapat mengimbangi kemampuan konsumen dalam memilih produk wisata. Untuk menyediakan layanan, pengelolah harus memperhatikan kemudahan, kegunaan, isi informasi, keamaanan, responsif dan personalization (Buhalis dan Law 2008). Layanan dapat disediakan melalui TI.

Layanan Informasi Pariwisata

Layanan informasi untuk mendorong pertumbuhan pariwisata telah diusulkan beberapa peneliti terdahulu dengan teknik, metode dan tujuan yang berbeda-beda. Sebastia et al. (2008) mengusulkan sistem recommender meng gunakan teknik Generalist Recommender System Kernel (GRSK) dan taxonomy. Sistem dapat dipakai merekomendasikan daftar kegiatan berdasarkan selera pengguna, klasifikasi demografis dan riwayat kunjungan terdahulu bagi wisatawan yang berwisata di kota Valencia (Spanyol). Wei (2008) mengusulkan sistem cerdas berbasis pengetahuan menggunakan metode fuzzy, algoritma genetik, dan jaringan saraf untuk meningkatkan produk pariwisata. Sistem dapat digunakan untuk mengoptimalkan desain pengembangan pariwisata dan meminimalisasi biaya pengembangan layanan produk baru. Alipour et al. (2011) mengusulkan layanan informasi pemasaran terintegrasi menerapkan model 4s (scope, site, synergy, dan system) untuk mendorong pertumbuhan industri pariwisata di Iran. Model 4s disetujui sebagai model pemasaran yang efektif dan memiliki hubungan yang signifikan antara variabel independen. Huang et al. (2011) mengusulkan model rancangan sistem berbasis Service Component Architecture (SCA) untuk e-tourism. Sistem ditujukan untuk menyediakan layanan penuh bagi wisatawan dan dukungan keputusan bagi pengelolah industri pariwisata.

(21)

7

Gambar 3 Arsitektur multitier untuk menggabungkan optimasi, simulasi, dan model lainnya ke dalam SPK berbasis web (Turban et al. 2005)

Gambar 4 Skematik SPK (Turban et al. 2005)

Sistem Pendukung Keputusan

(22)

8

bahasa pemodelan, eksekusi model, integrasi, dan proses perintah. Subsistem antarmuka pengguna mencakup semua aspek komunikasi antara pengguna dengan SPK. Antarmuka pengguna yang familiar dan konsisten adalah browser web. Subsistem manajemen berbasis pengetahuan berfungsi memberikan inteligensi bagi tiga komponen subsistem untuk memecahkan beberapa aspek masalah dan meningkatkan operasi SPK.

Gambar 5 menunjukkan arsitektur destination management organization (DMO) pariwisata secara umum yang terdiri atas beberapa komponen SPK. Komponen utama yang ditunjukkan pada arsitektur tersebut adalah knowledge base (KB), model base (MB), dan data base (DB). KB adalah pengetahuan pakar yang dimodelkan ke dalam komputer agar dapat ditransformasikan menjadi informasi untuk proses pengambilan keputusan. Komponen yang berfungsi memodelkan pengetahuan pakar adalah MB. MB memodelkan pengetahuan dalam bentuk pohon keputusan, jaringan saraf, dan bayesian, atau dalam bentuk teknik kecerdasan buatan seperti yang ditunjukkan Asafe et al. (2013). Faktor-faktor seperti iklim, kondisi jalan, aspek budaya dan lain sebagainya yang menjadi bahan pertimbangan pengambilan keputusan, disimpan dan diolah pada komponen DB. Komponen tersebut memfasilitasi serangkaian dialog antarmuka dengan pengguna untuk berkomunikasi dengan model yang berjalan di belakang sistem (Yong et al. 2012).

Analytic Hierarchy Process

AHP merupakan metode terbaik untuk mengorganisir informasi dan pendapat pakar (Oddershede et al. 2007). AHP dapat menggabungkan analisis kualitatif dan kuantitatif (Qiao et al. 2009), dapat menyelesaikan persoalan dengan kerangka pemikiran terorganisir dan memungkinkan pengguna memberikan nilai bobot dari suatu kriteria majemuk atau alternatif majemuk terhadap suatu kriteria (Marimin dan Maghfiroh 2010). AHP baik digunakan pada masalah yang kompleks dan semi terstruktur. Abed et al. (2011) telah menggunakan AHP untuk mengevaluasi 17 lokasi wisata pantai di Provinsi Guilan Iran menggunakan 30 kriteria dan berhasil mendapatkan 3 lokasi prioritas. Menurut Saaty (2008) pengambilan keputusan melibatkan banyak kriteria dan subkeriteria untuk menentukan peringkat alternatif dari keputusan. Agar pembuatan keputusan terorganisir dan menghasilkan prioritas, maka perlu dilakukan langkah-langkah: (1) mendefinisikan masalah dan pengetahuan, (2) menyusun struktur hirarki yang terdiri dari tujuan, kriteria-subkriteria, dan

(23)

9 alternatif, (3) membuat matriks perbandingan berpasangan, dan (4) menentukan prioritas. Karena perbandingan berpasangan pada langka 3 dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kepentingan suatu elemen dengan elemen lainya, maka dibutuhkan skala angka 1 – 9 seperti ditunjukkan pada Tabel 1. Menentukan prioritas pada langkah 4 dapat dilakukan melalui manipulasi matrik atau persamaan matematika (Marimin dan Maghfiroh 2010). Jika dilakukan melalui manipulasi matrik, langkah-langkah yang dilakukan adalah: (1) mengubah matriks menjadi bilangan desimal, (2) menguadratkan matriks – iterasi ke-1, (3) menjumlahkan nilai setiap baris matriks dan menghitung nilai hasil normalisasi, (4) menguadratkan matriks hasil penguadratan di langkah 2 – iterasi ke-2, (5) menjumlahkan nilai setiap baris matriks dan menghitung nilai hasil normalisasi, (6) Membandingkan nilai eigen. Jika sudah sama, nilai eigen diurutkan dari besar ke kecil. Jika sebaliknya, dilakukan kembali langkah 2-6.

Parameter yang digunakan untuk memeriksa perbandingan berpasangan adalah consistency ratio (CR). Perbandingan berpasangan dikatakan konsekuen jika nilai CR kurang dari atau sama dengan 0.10. Jika sebaliknya, perbandingan belum konsekuen dan perlu dilakukan revisi. Agar perbandingan berpasangan dapat diketahui sudah konsekuen atau belum, perlu dilakukan penghitungan nilai CR melalui persamaan:

= (1)

yang melibatkan nilai random indeks (RI) seperti ditunjukkan pada Tabel 2. Sebelum persamaan (1) dilakukan, terlebih dahulu diharuskan melakukan: (1) penghitungan bobot vektor – matriks hasil perbandingan berpasangan yang telah dibuat dalam bentuk desimal dikalikan dengan nilai eigen akhir iterasi, (2) penghitungan nilai rata-rata bobot vektor – nilai bobot vektor dibagi nilai eigen, (3) penghitungan nilai rata-rata consistency vector – total nilai rata-rata bobot dibagi jumlah elemen pada setiap level hierarki, (4) penghitungan nilai consistency index (CI) melalui persamaan:

= (2)

dengan adalah rata-rata consistency vektor dan adalah jumlah elemen pada setiap level hierarki. Perbandingan berpasangan yang sudah konsekuen digabungkan melalui Persamaan 3, dengan adalah rata-rata geometric, Tabel 1 Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty

(Marimin dan Maghfiroh 2010)

Nilai Keterangan

(24)

10

adalah jumlah responden, adalah penilaian oleh responden, dan Π adalah notasi perkalian (Marimin dan Maghfiroh 2010) .

Nilai eigen dalam AHP, khususnya pada pemeringkatan melalui penyelesaian dengan manipulasi matriks adalah nilai hasil normalisasi matriks. Sebutan nilai eigen untuk menamai nilai hasil normalisasi tersebut hanya merupakan peminjaman istilah dari nilai eigen yang dimaksudkan oleh Anton (1995) pada persamaan:

= (4)

yang menyatakan nilai eigen sebagai nilai karakteristik dari suatu matriks berukuran ∗ atau nilai yang mempresentasikan suatu matriks dalam perkalian dengan suatu vektor – Nilai skalar dinamakan nilai eigen dari .

SDLC Model Waterfall

SDLC model waterfall seperti ditunjukkan pada Gambar 6, terdiri atas 4 tahapan, yakni perencanaan, analisis, desain, dan implementasi (Satzinger et al. 2010). Perencanaan adalah tahapan dimana identifikasi masalah, analisis kelayakan, penyusunan rencana kerja, pembentukan staf proyek, dan pelaksanaan kegiatan dilakukan. Analisis adalah kegiatan untuk memahami dan mendokumentasikan kebutuhan bisnis dan persyaratan pengolahan sistem baru. Pada tahap analisis ditanyakan pertanyaaan-pertanyaan penting seperti siapa pengguna sistem, capaian apa yang ingin dicapai sistem, dimana serta kapan sistem akan dijalankan (Turban et al. 2005). Bagian paling mendasar dalam kegiatan analisis adalah mengumpulkan informasi. Oleh sebab itu, analisis sistem harus mengkaji dan menganalisis setiap informasi yang diperoleh (Satzinger et al. 2010). Solusi sistem berdasarkan persyaratan-persyaratan yang sudah ditentukan pada tahap analisis dikerjakan pada tahap desain (Satzinger et al. 2010). Tahap desain mempertimbangkan detail perangkat keras, perangkat lunak, infrastruktur jaringan dan antarmuka pengguna. Untuk mempermudah pekerjaan ditahap ini, pengembang dapat menggunakan bahasa pemodelan UML yang merupakan bahasa pemodelan berorientasi objek dan telah menjadi standar dalam industri untuk memvisualisasikan, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak (Yasin 2012). Semua hal yang sudah direncanakan dan dipertimbangkan pada tahap perencanaan, analisis dan desain, diimplementasikan pada tahap implementasi. Tahap implementasi merupakan tahap dimana sistem dibangun (Turban et al. 2005), atau tahap dimana hasil desain dituangkan ke dalam bahasa pemrograman dan merupakan tahap terakhir dalam pengembang sistem.

(3) Tabel 2 Nilai random index (Marimin dan Maghfiroh 2010)

n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

(25)

11 Unified Modeling Language

Menurut Rosa dan Salahuddin (2013), UML adalah bahasa pemodelan yang digunakan untuk memodelkan pengembangan sistem. Penggunaan UML lebih kepada pengembangan sistem berorientasi objek. Diagram use case, skenario use case, diagram kelas, diagram aktivitas, dan diagram sekuen adalah beberapa diagram UML yang sering digunakan untuk memodelkan pengembangan sistem. Diagram use case berfungsi memodelkan kelakuan sistem yang akan dibangun. Di samping itu, digunakan untuk mengetahui fungsi apa yang perlu disiapkan didalam sistem dan aktor yang berhak menggunakan sistem. Fungsi yang perlu disiapkan ditunjukkan dengan use case dan setiap use case dilengkapi dengan skenario. Skenario use case adalah alur jalannya proses use case dari sisi aktor dan sistem. Diagram kelas menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang dibuat untuk membangun sistem. Kelas memiliki apa yang disebut atribut dan metode atau operasi. Aliran kerja atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau menu yang ada pada perangkat lunak digambarkan melalui diagram aktivitas. Untuk menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan dan diterima antar objek, dapat dilakukan melalui diagram sekuen.

Dasar Penetapan Kriteria

Daya tarik wisata, prasarana, sarana, infrastruktur, dan lingkungan adalah lima unsur pokok yang perlu diperhatikan guna menunjang pengembangan destinasi wisata (Suwantoro 1997). Menurut Warpani dan Warpani (2007), daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang mendorong kedatangan wisatawan ke tempat tujuan wisata. Keaslian dan keunikan objek wisata, potensi alam, potensi budaya, potensi manusia dan adanya aksesibilitas adalah beberapa kategori daya tarik wisata. Prasarana wisata adalah sumber daya yang dibutuhkan yang memungkinkan kegiatan pariwisata berjalan, misalnya jalan, listrik, air, telekomunikasi dan lain sebagainya. Sarana pariwisata adalah segala sesuatu yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisata, diantaranya adalah hotel, restoran,

(26)

12

tempat ibadah dan fasilitas kesehatan. Situasi yang mendukung fungsi sarana dan prasarana disebut infra struktur. Pengembangan pariwisata perlu memperhatikan unsur lingkungan, sebab kekayaan sumber daya alam dan keragaman bio-diversitas dapat menjadi alasan kuat untuk menjadikan pariwisata sebagai sumber pendapatan (Damanik 2013).

Menurut Damanik dan Weber (2006), daya tarik wisata, ketersediaan sumber daya, jarak, kondisi lingkungan dan faktor kepribadian merupakan hal yang mempengaruhi pengambilan keputusan berwisata. Hal lain adalah maksud kunjungan dan kemampuan keuangan (Warpani dan Warpani 2007), daerah tujuan wisata, bentuk perjalanan, waktu dan lama berwisata, akomodasi yang digunakan, serta moda transportasi. Selain itu, kenyamanan dan banyak jenis objek wisata dapat dikategorikan juga sebagai faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan sebab Rahajeng (2008) mengkategorikan kedua hal tersebut ke dalam faktor yang membuat wisatawan selalu ingin mengunjungi tempat wisata.

Kerangka Pemikiran

Salah satu faktor yang menyebabkan belum optimalnya pertumbuhan pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud adalah model promosi yang masih mengadopsi model tradisional, yakni pertukaran informasi dari mulut ke mulut. Untuk itu perlu perubahan ke arah yang lebih modern. Perubahan dapat dilakukan dengan menyediakan layanan informasi pariwisata berbasis web. Hal ini diyakini dapat memberikan perubahan karena melibatkan TI, sebab menurut Buhalis dan Law (2008) TI telah mempengaruhi kondisi pasar industri pariwisata dan menciptakan paradigma baru bagi konsumen. Dargah dan Golrokhsari (2012) menunjukkan pula bahwa penggunaan TI dalam industri pariwisata jauh lebih baik dari sistem tradisional.

Promosi pariwisata menggunakan TI dapat berjalan dengan baik karena internet telah menjadi alat yang populer untuk bertukar informasi. Mavri dan Angelis (2009) dalam tulisannya mengatakan bahwa dari sudut pandang konsumen, internet adalah alat yang berharga untuk mencari informasi. Menurut Mohamed dan Moradi, informasi adalah kunci sukses industri pariwisata. Informasi dapat mempengaruhi pilihan destinasi wisata, tingkat kepuasan wisatawan dan keinginan wisatawan untuk berkunjung kembali. Informasi yang akurat dan selalu terbarukan akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

Wisatawan membutuhkan informasi untuk membuat rencana wisata, namun informasi yang banyak dapat menyulitkan wisatawan dalam mengambil keputusan, terutama saat menentukan destinasi wisata yang akan dikunjungi. Menurut Dargah dan Golrokhsari (2012), pariwisata merupakan industri yang melibatkan informasi paling banyak. Oleh sebab itu, alat pendukung keputusan penting dan harus disediakan bagi wisatawan. Karena pentingnya pengambilan keputusan, maka layanan informasi pariwisata berbasis web harus menyediakan fungsi pendukung keputusan menentukan destinasi wisata.

(27)

13 tahap SDLC model waterfall 4 tahap dengan bahasa pemodelan UML. Hasil akhir dari penelitian ini berupa prototipe SPK pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud berbasis web. Kerangka pikir penelitian secara ringkas ditunjukkan seperti pada Gambar 7.

METODE

Tempat dan Waktu

Penelitian lapangan dilakukan di Kabupaten Kepulauan Talaud Provinsi Sulawesi Utara (Lampiran 1) selama dua bulan, pada bulan Mei dan Juni 2014.

Data dan Alat

Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa pendapat 11 pakar tentang tingkat kepentingan kriteria dan subkriteria yang dipakai untuk menentukan 14 destinasi wisata. Data sekunder berupa dokumentasi objek wisata dan kegiatan wisata yang tersedia di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Talaud. Data primer dan

!

"

#

#

#

$% & '

% ( # ) '

& ' '

! *

)+) ' '

*

(28)

14

data sekunder berfungsi untuk pembangkitan model pendukung keputusan menentukan destinasi wisata dan melengkapi tampilan sistem.

Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini seperti ditunjukkan pada Tabel 3. Alat digunakan untuk pengambilan data, pengolahan data, perancangan dan pengimplementasian sistem.

Metode Penelitian

Perancangan SPK pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud berbasis web mengadaptasi beberapa konsep peneliti sebelumnya, yakni Bagio dan Caporarello (2005), Sebastia et al. (2008), Abed at al. (2011), Asafe et al. (2013), dan beberapa lainya, namun menggunakan metode dan studi kasus yang berbeda. Kasus pada penelitian ini adalah model pembangkitan model pendukung keputusan menentukan destinasi wisata Kabupaten Kepulauan Talaud yang didasarkan pada beberapa kriteria dan subkriteria menggunakan metode AHP dan rancangan sistem berorientasi objek dengan bahasa pemodelan unified modeling language (UML). Agar perancangan sistem dapat dilakukan dengan baik, tahap penelitian mengadaptasi tahap SDLC model waterfall empat tahap, yaitu perencanaan, analisis, desain, dan implementasi.

Perencanaan

Kegiatan penelitian pada tahap perencanaan adalah pencarian dan pembelajaran literatur yang relevan, penyusunan jadwal penelitian, dan penyusunan struktur hierarki AHP menentukan destinasi wisata Kabupaten Tabel 3 Alat penelitian dan fungsinya

Alat Fungsi

Kuesioner Untuk mengambil data primer berupa pendapat pakar. Kuesioner dibuat dalam bentuk matriks perbandingan berpasangan skala 1-9.

Aplikasi Expert Choice 2000

Untuk menguji pendapat pakar apakah sudah konsisten atau belum. Pengujian dilakukan dengan cara memasukkan nilai hasil pembobotan pada kuesioner ke dalam form yang disediakan pada aplikasi Expert Choice.

Aplikasi microsoft office Excel

Untuk menggabungkan pendapat pakar dan mengetahui nilai yang dihasilkan pada setiap tahapan meotode AHP.

Aplikasi StarUML Untuk menggambarkan analisis dan desain sistem yang menggunakan diagram UML.

Aplikasi microsoft office Visio

Untuk merancang arsitektur dan desain antarmuka sistem.

Aplikasi Notpadd++ Untuk mengiplementasikan hasil perancangan sistem ke dalam bahasa pemrograman PHP.

Aplikasi Xampp versi 1.8.0 dan Google Chrome

Untuk desain basis data dan untuk menampilkan hasil implementasi sistem yang diimplementasikan pada bahasa pemrograman hypertext preprocessor (PHP) dan structured

(29)

15 Kepulauan Talaud. Penyusunan struktur hierarki melibatkan 11 responden pakar yang merupakan keterwakilan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Talaud, 2 orang; Lembaga Swadaya Masyarakat, 2 orang; Komunitas Pencinta Alam Karakelang, 2 orang; pemandu wisata, 1 orang; budayawan, 1 orang; dan pemerhati pariwisata, 3 orang. Pakar yang dilibatkan ditentukan berdasarkan anggapan bahwa yang bersangkutan memiliki pengetahuan luas tentang pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud. Elemen pada level kriteria dan subkriteria didapat melalui teknik survei yang dilakukan kepada 11 responden pakar yang dimaksud, sedangkan elemen pada level alternatif didapat melalui teknik acak random dari 41 destinasi wisata Kabupaten Kepulauan Talaud. Kuesioner untuk menentukan elemen kriteria dan subkriteria seperti ditunjukkan pada Lampiran 2.

Analisis

Kegiatan penelitian pada tahap analisis (Gambar 8) adalah analisis kebutuhan data, analisis kebutuhan pemakai, dan analisis kebutuhan fungsional sistem. Kegiatan-kegiatan pada tahap tersebut diantaranya adalah pembobotan elemen kriteria, subkriteria, dan alternatif; pemeringkatan elemen melalui penyelesaian dengan manipulasi matriks, penghitungan nilai CR, penentuan fungsi-fungsi yang perlu ada dalam sistem, dan penentuan aktor. Pembobotan elemen dilakukan oleh 11 pakar yang dimaksudkan pada tahap perencanaan, melalui teknik survei. Adapun kuesioner (contoh) untuk pembobotan elemen kriteria, subkriteria, dan alernatif seperti ditunjukkan pada Lampiran 3.

Analisis kebutuhan data

Data yang dibutuhkan adalah data primer (pendapat pakar) berupa nilai hasil pembobotan kriteria, subkriteria, dan alternatif menentukan destinasi wisata. Data primer berfungsi untuk memodelkan dukungan keputusan. Pengambilan data primer dilakukan dengan teknik survei yang pengelolaannya menggunakan metode AHP. Selain data primer, dibutuhkan pula data sekunder seperti gambar dan video kegiatan wisata, juga narasi (cerita rakyat) tentang destinasi wisata. Data sekunder berfungsi melengkapi hasil perancangan sistem pada tahap implementasi.

Analisis kebutuhan pemakai dan kebutuhan fungsional

Analisis kebutuhan pemakai pada penelitian ini hanya ditujukan untuk menjawab pertanyaan siapa pemakai sistem, fungsi apa yang diinginkan, dan data atau informasi apa yang harus diproses. Selanjutnya, analisis kebutuhan fungsional ditujukan untuk menguraikan fungsi-fungsi apa saja yang perlu disediakan sistem. Analisis kebutuhan pemakai dan kebutuhan fungsional didefinisikan lebih lanjut pada use case.

Desain

(30)

16

Implementasi

Kegiatan penelitian pada tahap implementasi adalah perancangan sistem menggunakan bahasa pemrograman PHP dan SQL. Pada tahap ini dilakukan juga Implementasi dan evaluasi prototipe SPK yang dibuat. Alat yang digunakan untuk mengimplementasikan prototipe tersebut adalah aplikasi Xampp dan Google Chrome.

n n

i i

G X

X

= =

1

RI CI CR=

RI CI CR=

(31)

17

HASIL DAN PEMBAHASAN

Struktur Hierarki Menentukan Destinasi Wisata

Struktur hierarki menentukan destinasi wisata Kabupaten Kepulauan Talaud seperti ditunjukkan pada Gambar 9. Elemen kriteria yang memiliki tingkat kepentingan paling tinggi adalah daya tarik. Selanjutnya kegiatan wisata, fasilitas, aksesibilitas, infrastruktur. Tingkat kepentingan diurutkan berdasarkan nilai eigen. Nilai eigen paling besar menandakan tingkat kepentingan elemen lebih tinggi dari elemen lainya. Pada elemen kriteria daya tarik, elemen subkriteria yang memiliki tingkat kepentingan paling tinggi adalah keunikan sumber daya alam. Berikutnya kemaanan kawasan, banyaknya kegitan wisata, keanekaragaman sumber daya alam, flora dan fauna, kebersihan lokasi, keindahan alam. Tingkat kepentingan elemen kriteria, subkriteria, dan alternatif, selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 9. Untuk elemen alternatif ditunjukkan dengan huruf yang mengikuti angka 1-7. Huruf paling dekat dengan angka menandakan elemen alternatif yang

! " # $

(32)

18

diwakilinya lebih penting dari elemen alternatif lainnya. Nilai eigen elemen alternatif pada setiap elemen subkriteria dapat dilihat pada Lampiran 4.

Penilaian elemen pada setiap level hierarki dapat diterima sebab nilai CR yang dihasilkan kurang dari 10 %. Bahkan beberapa diantaranya hampir sangat konsisten karena mendekati nilai 0.00. Misalnya elemen pada level kriteria dengan nilai CR 0.01, menandakan penilaian tingkat kepentingan elemen kriteria menentukan destinasi wisata sudah dilakukan dengan hampir sangat konsisten. Dengan demikian, elemen-elemen yang ditunjukkan pada struktur hierarki dapat digunakan untuk membangkitkan model pendukung keputusan. Nilai CR pada setiap level hierarki selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.

Perancangan Sistem

SPK pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud berbasis web dihadirkan untuk menyediakan informasi dan dukungan keputusan bagi wisatawan yang hendak berwisata ke Kabupaten Kepulauan Talaud. Oleh sebab itu, sistem harus menyediakan fungsi menampilkan event pariwisata, destinasi wisata, informasi terkait Kabupaten Kepulauan Talaud, dan fungsi menampilkan berita atau cerita-cerita rakyat (legenda), khususnya yang terkait dengan destinasi wisata. Sistem harus menyediakan juga fungsi menampilkan objek wisata atau kegiatan-kegiatan wisata yang dikemas dalam bentuk gambar dan video. Selain fungsi-fungsi tersebut, sistem harus menyediakan pula fungsi berbagi cerita seputar pengalaman berwisata, fungsi login-logout bagi wisatawan yang ingin melakukan komunikasi khusus dengan petugas, dan fungsi menentukan destinasi wisata. Agar fungsi-fungsi yang dimaksud dapat berjalan sesuai kebutuhan, sistem harus menyediakan fungsi bagi pakar dan petugas untuk mengelola data. Bagi petugas, fungsi yang harus disediakan adalah mengelola petugas, mengelola model, mengelola berita, mengelola informasi, mengelola gambar, mengelola video, mengelola pakar, mengelola nilai, mengelola pesan, mengelola komentar, dan mengelola user. Bagi pakar adalah fungsi input nilai.

Perancangan sistem mempertimbangkan aspek geografis, budaya dan produk pariwisata. Aspek geografis dapat mempengaruhi petugas dalam mengelola data. Sebagaimana diketahui bahwa Kabupaten Kepulauan Talaud terdiri atas 4 gugusan pulau, yakni Nanusa, Karakelang, Salibabu, dan Kabaruan, minim alat transportasi dan komunikasi. Hal ini akan berakibat pada cepat lambatnya pertukaran informasi, termasuk pengemasan, pengenalan serta penawaran produk pariwisata. Agar aspek geografis tidak banyak mempengaruhi petugas, sistem harus menyediakan fungsi yang dapat diakses dari tempat yang berbeda sehingga pengolahan data tidak lagi terpusat di satu tempat. Jika selama ini pengolahan data hanya dikelola Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dan terpusat pada satu tempat, maka melalui SPK pariwista Kabupaten Kepulauan Talaud berbasis web, pengolahan data dapat dilakukan oleh petugas atau pengelola pariwisata yang telah memiliki hak akses dari tempat yang bebeda.

(33)

19 identitas Kabupaten Kepulauan Talaud, sebab saat ini burung sampiri hanya dapat ditemukan di Kepulauan Talaud. Demikian pula penggunaan warna biru yang mengartikan bahwa Kabupaten Kepulauan Talaud sebagai daerah bahari yang memiliki keindahan alam. Begitu juga tampilan halaman yang terdiri atas 5 frame, memberikan arti bahwa Kabupaten Kepulauan Talaud terdiri dari banyak pulau.

Pariwisata merupakan industri yang menjual produk yang tidak dapat dipindahkan atau dinikmati ditempat lain. Untuk menikmati produk pariwisata, konsumen harus mendapatkannya langsung di lokasi yang menawarkan produk. Hal ini tentunya menuntut kreativitas pengelolah pariwisata dalam memperkenalkan produk kepada wisatawan. Destinasi wisata Kabupaten Kepulauan Talaud yang hanya mengandalkan keindahan alam sebagai produknya, pasti akan kalah bersaing dengan destinasi wisata ditempat lain bila pengenalan produk masih mengadaptasi model tradisional. Untuk itu, sistem dirancang bukan hanya menawarkan objek wisata melalui gambar atau vido saja, tetapi dirancang pula untuk menawarkan nilai-nilai historis dari destinasi wisata lewat teks berita. Untuk lebih jelasnya, berikut rancangan SPK pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud berbasis web.

Use case

Berikut akan diuraikan deskripsi pendefinisian aktor dan use case yang saling berinteraksi dalam sistem. Juga akan ditunjukkan diagram use case serta skenario use case input nilai dan use case menentukan destinasi wisata.

Deskripsi pendefinisian aktor 1 Petugas

Petugas adalah orang yang diberi hak akses untuk mengelola data. Petugas terbagi dalam 3 kategori, yaitu super admin, admin dan user admin. Super admin memiliki hak akses melakukan semua proses pengelolaan data, terutama proses pengolahan data petugas. Berbeda dengan petugas kategori super admin, petugas kategori admin dan kategori user admin memiliki keterbatasan hak akses. Petugas kategori admin hanya mencakup proses pengolahan data model, data nilai, data pakar, dan data user. Demikian pula petugas kategori user admin, hanya mencakup proses pengolahan data berita, data gambar, data video, data informasi dan data komentar. Hak akses petugas kategori admin dan kategori user admin dibatasi pula dalam hal proses ubah dan hapus data. Proses ubah dan hapus data hanya dapat dilakukan pada data yang dimasukkan oleh petugas itu sendiri. Proses tidak berlaku pada data yang dimasukkan petugas lain.

2 Pakar

Pakar adalah mereka yang dianggap memiliki pengetahuan luas tentang pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud dan diberi hak akses untuk melakukan pembobotan tingkat kepentingan kriteria, subkriteria, dan alternatif menentukan destinasi wisata Kabupaten Kepulauan Talaud. Pakar berinteraksi dengan sistem melalui use case (fungsi) input nilai yang merupakan spesialisasi dari fungsi mengelola nilai.

3 User

(34)

20

berstatus apa saja. Pada penelitian ini, istilah user ditujukan kepada pengguna sistem yang statusnya sebagai wisatawan. Fungsi dalam sistem yang dapat berinteraksi dengan user adalah menentukan destinasi wisata. Fungsi lainnya adalah input pesan, input komentar, serta login dan logout.

Deskripsi pendefinisian use case

Deskripsi pendefinisian use case pada SPK pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud berbasis web seperti ditunjukkan pada Tabel 4.

Tabel 4 Definisi use case

Use case Deskripsi

Validasi Merupakan proses pengecekan hak akses bagi petugas, responden dan user yang mengakses proses pengolahan data. Validasi merupakan juga generalisasi dari proses login, logout, dan cek status login. Cek status login merupakan proses untuk memeriksa petugas, pakar dan user yang mengakses fungsi-fungsi pengolahan data, apakah sudah login atau belum. Mengelola

petugas

Merupakan proses generalisasi yang meliputi 4 proses pengelolaan data petugas, yaitu input petugas, view petugas, edit petugas, dan delete petugas. Mengelola

model

Merupakan proses generalisasi yang meliputi 5 proses pengelolaan data model, yakni input model, view model, view model detail, edit model, dan delete model. Input model merupakan proses memasukkan elemen tujuan, kriteria, sub kriteria, dan alternatif ke dalam basis data.

Mengelola berita

Merupakan proses generalisasi yang meliputi lima proses pengelolaan data berita, yaitu input berita, view berita, edit berita, dan delete berita. Berita dibagi ke dalam 6 kategori, yaitu destinasi wisata, ivent pariwisata, pendidikan, budaya, keagamaan, dan pemerintahan.

Mengelola gambar

Merupakan proses generalisasi yang meliputi 4 proses pengelolaan data gambar, yaitu upload gambar, view gambar, edit gambar, dan delete gambar. Mengelola

video

Merupakan proses generalisasi yang meliputi 4 proses pengelolaan data video, yaitu upload video, view video, edit video, dan delete video.

Mengelola nilai Merupakan proses generalisasi yang meliputi 3 proses pengelolaan data nilai, yaitu input nilai, delete nilai, dan clear nilai. Input nilai merupakan proses memasukkan nilai hasil pembobotan dan nilai eigen ke dalam basis data. Delete nilai adalah proses mengosongkan tabel nilai yang diikuti dengan proses input nilai, sedangkan clear nilai adalah proses mengosongkan tabel nilai tanpa diikuti proses input nilai.

Mengelola pakar

Merupakan proses generalisasi yang meliputi 4 proses pengelolaan data pakar, yaitu input pakar, view pakar, edit pakar, dan delete pakar.

Mengelola informasi

Merupakan proses generalisasi yang meliputi 6 proses pengelolaan data informasi, yaitu input informasi, view informasi, view informasi detail, edit informasi, dan delete informasi. Informasi dibagi ke dalam 6 kategori, yakni event pariwisata, pendidikan, budaya, agama, pemerintahan, dan destinasi wisata.

Mengelola user Merupakan proses generalisasi yang meliputi 2 proses pengelolaan data user, yaitu viewuser, dan delete user.

Mengelola pesan

Merupakan proses generalisasi yang meliputi empat proses pengelolaan data pesan, yaitu input pesan, view pesan, view pesan detail, dan delete pesan. Mengelola

komentar

Merupakan proses generalisasi yang meliputi 4 proses pengelolaan data komentar, yaitu input komentar, view komentar, edit kometar, dan delete komentar.

Menentukan destinasi wisata

(35)

21 Diagram use case

Diagram use case seperti ditunjukkan pada Gambar 10 menggambarkan kelakukan sistem serta interaksi antara aktor dengan fungsi-fungsi yang ada didalam sistem. Aktor yang berhak melakukan interaksi dengan semua fungsi adalah petugas, sedangkan pakar dan user hanya dapat berinteraksi dengan fungsi-fungsi tertentu saja. Pakar beriteraksi dengan fungsi-fungsi validasi dan fungsi-fungsi mengelola nilai, sedangkan user berinteraksi dengan fungsi validasi, input pesan, mengelola komentar, dan fungsi menentukan destinasi wisata. Fungsi-fungsi terkait proses pengelolaan data akan selalu melakukan pengecekan status login apabila ada aktor yang mengaksesnya.

Skenario use case

Model pendukung keputusan dibangkitkan pada use case input nilai dan use case menentukan destinasi wisata. Karena itu, pada pembahasan ini hanya ditunjukkan skenario dari kedua use case tersebut. Skenario use case input nilai dan use case menentukan destinasi wisata seperti ditunjukkan pada Gambar 11 dan Gambar 12.

(36)

22

Gambar 11 Skenario use case input nilai

(37)

23

Diagram kelas

SPK pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud berbasis web, terdiri atas kelas-kelas seperti ditunjukkan pada Gambar 13. Kelas yang ditunjukkan diambil dari pendefinisian data dan berfungsi membungkus data yang diambil atau disimpan di basis data menjadi sebuah kesatuan. Kelas yang membangkitkan model pendukung keputusan menentukan destinasi wisata adalah model, kriteria, subkriteria, alternatif, nilai, reponden, berita, informasi, gambar, dan video. Nama kelas dan nama atribut dari kelas yang disebutkan, serta nama kelas dan atribut

(38)

24

dari kelas user, komentar, pesan, dan petugas yang mendukung pembangkitan model digunakan pula untuk menamai tabel dan atribut pada basis data. Kelas-kelas yang sudah disebutkan saling berelasi.

Kelas subkriteria dan alternatif berelasi dengan kelas berita, kelas gambar, kelas video, dan kelas informasi. Relasi terjadi karena destinasi wisata yang direkomendasikan sistem berdasarkan preferensi user tampil lengkap dengan informasi pendukungnya. Kebanyakan relasi adalah one to many. Diantaranya adalah kelas subkriteria dan kelas berita yang mendefinisikan satu subkriteria dapat memuat nol atau banyak berita. Juga kelas alternatif dan kelas berita yang mendefinisikan satu alternatif dapat memuat nol atau banyak berita.

Kelas lain yang saling berelasi juga adalah model dan responden. Bentuk relasi dari kedua kelas tersebut adalah many to many yang mengharuskan adanya kelas nilai. Kelas nilai berfungsi membungkus data nilai yang dimasukkan pakar melalui antarmuka sistem. Relasi many to many yang kelas model dengan kelas responden mengharuskan adanya atribut hasil relasi pada kelas nilai. Atribut dimaksud adalah noresponden, hasilpembobotan, dan nilaieigen. Di samping itu, perlu adanya atribut idmodel, idkriteria, idsubkriteria, dan idalternatif. Atribut-atribut tersebut dihadirkan agar proses pengolahan data nilai dengan metode AHP dapat berjalan baik.

Basis data

Basis data SPK pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud berbasis web terdiri atas 14 tabel (Lampiran 6). Sepuluh tabel digunakan untuk pemodelan keputusan, sedangkan 4 lainnya untuk melengkapi pengolahan informasi pariwisata. Dari 10 tabel yang digunakan untuk pemodelan keputusan, 4 untuk menyimpan data elemen tujuan, kriteria, subkriteria, dan alternatif, 1 untuk menyimpan data hasil pembobotan, 5 lainnya untuk menyimpan data terkait pariwista. Berikut diuraikan tabel yang menyimpan elemen dan tabel yang menyimpan hasil pembobotan.

Tabel model

Tabel model digunakan untuk menyimpan data model yang merupakan elemen tujuan. Tabel terdiri atas dua atribut, yaitu idmodel dan tujuan. Atribut idmodel menyimpan kode model, sedangkan atribut tujuan menyimpan elemen tujuan yang pada penelitian ini adalah menentukan destinasi wisata Kabupaten Kepulauan Talaud. Kode model memiliki tipe data varchar dengan panjang data 5 digit yang digit pertamanya melambangkan model dan digit kedua sampai dengan keempat menunjukkan nomor urut. Misalkan M0001, M melambangkan model, 0001 menunjukkan nomor urut model ke satu. Kode model bertindak sebagai primary key dan sebagai relasi ketabel kriteria, alternatif, dan nilai. Relasi ketabel kriteria dan alternatif adalah one to many, sedangkan ketabel nilai adalah many to many.

Tabel kriteria

(39)

25 kegiatan wisata. Atribut yang bertindak sebagai primary key adalah idkriteria yang panjang dan tipe datanya sama dengan atribut idmodel. Pada atribut idkriteria, digit pertama melambangkan kriteria, digit kedua sampai dengan kelima menunjukkan nomor urut.

Tabel subkriteria

Sama halnya dengan tabel kriteria, tabel subkriteria terdiri atas tiga atribut, yakni idkriteria, idsubkriteria, dan subkriteria. Atribut idkriteria menyimpan kode kriteria yang menghubungkan tabel kriteria dengan subkriteria, atribut idsubkriteria menyimpan kode subkriteria yang panjang dan tipe datanya sama dengan atribut idmodel, dan atribut subkriteria menyimpan elemen subkriteria. Digit pertama dan kedua atribut idsubkriteria menunjukkan elemen subkriteria pada masing-masing kriteria, sedangkan digit ketiga sampai dengan kelima menunjukkan nomor urut. Misalkan kode subkriteria keindahan alam pada kriteria daya tarik, ditulis K1001. Jika masih terdapat subkriteria lainnya pada kriteria daya tarik, kode ditulis K1003, K1004 dan seterusnya. Untuk subkriteria pada kriteria berikutnya, misalkan kriteria aksesibilitas, kode ditulis K2001, K2002 dan seterusnya.

Tabel alternatif

Tabel alternatif berfungsi menyimpan data alternatif. Tabel terdiri atas empat atribut. Atribut pertama adalah idmodel, menyimpan kode model; atribut kedua adalah idalternatif, menyimpan kode alternatif; atribut ketiga adalah alternatif, menyimpan nama destinasi wisata; atribut keempat adalah deskripsi, menyimpan deskripsi destinasi wisata. Kode alternatif berlaku seperti pada tabel model, namun pada tabel alternatif, digit pertama melambangkan alternatif.

Tabel nilai

Tabel nilai memiliki 7 atribut. Atribut pertama adalah noresponden, berfungsi menampung jumlah pakar yang telah melakukan input nilai. Selanjutnya adalah atribut idmodel, idkriteria, idsubkriteria, idalternatif, hasilpembobotan, dan nilaieigen. Atribut yang berfungsi sebagai atribut kunci untuk melakukan pemanggilan data pada atribut hasilpembobotan dan nilaieigen adalah atribut idmodel, idkriteria, idsubkriteria, dan idalternatif. Atribut hasilpembobotan menyimpan data hasil pembobotan elemen kriteria, subkriteria, dan alternatif. Atribut nilaieigen berfungsi menyimpan data nilai eigen akhir iterasi proses AHP. Tipe data atribut hasilpembobotan dan nilaieigen adalah decimal dengan panjang datanya adalah 6,4. Angka 6 menunjukkan panjang data seluruhnya (termasuk koma), sedangkan angka 4 menunjukkan panjang data di belakang koma. Tabel nilai tidak memiliki primary key karena merupakan tabel hasil relasi.

Arsitektur sistem

(40)

26

berfungsi menerjemahkan permintaan dan pengiriman data melalui PHP. Layer terakhir berisi data yang diminta clien.

Diagram aktivitas

Diagram aktivitas seperti ditunjukkan pada Gambar 15 menunjukkan aktivitas SPK pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud secara keseluruhan. Semua aktivitas pengolahan data yang melibatkan petugas dan pakar harus melalui proses login. Begitu juga dengan aktivitas input pesan yang melibatkan user. Aktivitas sistem menentukan destinasi wisata dan input komentar tidak melalui proses login, sebab bertujuan memberikan kenyamanan serta kebebasan kepada user untuk menentukan destinasi wisata dan berbagi cerita.

Aktivitas sistem input data nilai

Aktivitas sistem saat memasukkan data nilai di basis data seperti ditunjukkan pada Gambar 16. Aktivitas menjalankan penyelesaian dengan manipulasi matriks memiliki rangkaian proses: (1) menghitung panjang baris data, (2) membuat matriks A dan matriks At, (3) mengisi nilai IR, (4) menjumlahkan setiap baris matriks, (5) menghitung total jumlah setiap baris matriks, dan (6) membandingkan nilai eigen. Proses menghitung panjang baris data bertujuan membentuk ordo matriks agar matriks A dan matriks At dapat dibuat. Proses diberlakukan pada data di tabel model, kriteria, subkriteria, dan alternatif. Proses yang menjadi penentu keberlanjutan sistem pada aktivitas menghitung nilai CR adalah membandingkan nilai eigen. Jika nilai eigen sudah sama sampai dengan 4 desimal, aktivitas menghitung nilai CR dapat dijalankan.

Rangkaian proses yang dijalankan pada aktivitas menghitung nilai CR adalah menghitung weighted sum vektor, menghitung rata-rata weighted sum vektor, menghitung rata-rata consistency vektor, dan menghitung CR. Jika rangkaian proses menghasilkan nilai CR < 10 %, aktivitas sistem dilanjutkan pada pemeriksaan data nilai di basis data. Pemeriksaan dilakukan agar sistem dapat menentukan aktivitas selanjutnya. Jika hasil pemeriksaan menyatakan data nilai sama dengan 0 (tidak ditemukan data nilai di basis data), sistem menjalankan aktivitas menyimpan data nilai di basis data, diteruskan dengan aktivitas Gambar 14 Arsitektur SPK pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud berbasis

(41)

27 menampilkan pesan sukses. Apabila berlaku sebaliknya, sistem menjalankan aktivitas menggabungkan data nilai menggunakan persamaan geometrik.

Gambar 15 Diagram aktivitas SPK pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud

(42)

28

Aktivitas sistem menentukan destinasi wisata

Aktivitas sistem menentukan destinasi wisata seperti ditunjukkan pada Gambar 17. Aktivitas diawali dengan menampilkan menu menentukan destinasi wisata, dilanjutkan dengan memeriksa data preferensi user. Data preferensi user berupa identifier (ID) dari data pada tabel model, kriteria, dan subkriteria. Jika data preferensi user tersedia, sistem menjalankan query menghitung jumlah baris data pada tabel model, tabel kriteria, tabel subkriteria dan tabel alternatif. Hasil query berfungsi mengurutkan data berdasarkan preferensi user untuk mendapatkan rekomendasi destinasi wisata dan informasi-informasi pendukung sesuai preferensi.

Diagram sekuen

Diagram sekuen digunakan untuk menggambarkan kelakuan objek pada use case. Kelakuan digambarkan dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan pesan yang dikirim dan diterima antar objek. Diagram sekuen seperti ditunjukkan pada Gambar 18 dan 19 menggambarkan kelakuan objek pada use case input nilai dan use case menentukan destinasi wisata. Dengan diagram sekuen, objek-objek yang saling berinteraksi dan saling bertukar pesan dapat diketahui. Misalnya use case input nilai, dengan diagram sekuen seperti ditunjukkan pada Gambar 18 dapat diketahui bahwa objek-objek yang saling berinteraksi dan saling bertukar pesan adalah mn, v, db, m, k, s, a, ahp dan n. Diagram sekuen input nilai seperti ditunjukkan pada Gambar 18, hanya menggambarkan kelakuan objek pada use case input nilai skenario normal dengan nilai CR < 10 % dan kondisi data nilai di basis data = 0.

Objek mn adalah objek pada kelas MengelolaNilai. Kelas MengelolaNilai dikenali sebagai kelas controller yang menangani fungsi-fungsi yang didefinisikan dari use case. Pada Gambar 19, kelas controller menunjuk pada kelas MenentukanDestinasiWisata yang memiliki objek mdw. Objek db yang ditunjukkan pada Gambar 18 dan Gambar 19 adalah objek pada kelas Koneksi BasisData. KelasKoneksiBasisData serta kelas AHP yang memiliki objek ahp, merupakan kelas utility yang ditambahkan untuk menggambarkan koneksi ke basis data dan proses AHP.

Objek bernama objek dan kelas bernama kelas yang ditunjukkan pada Gambar 19 mewakili objek br dari kelas Berita, objek in dari kelas Informasi,

(43)

29

objek gb dari kelas Gambar dan objek vd dari kelas Video. Objek-objek tersebut memiliki metode seperti query view berita, query view informasi, query view gambar dan query view video yang pada gambar hanya dituliskan queryView…(). Jadi, objek-objek yang sebenarnya berinteraksi dan saling bertukar pesan dalam use case menentukan destinasi wisata adalah mdw, db, m, k, s, v, a, n, ahp, br, in, gb, dan vd.

Gambar

Gambar 1  Trend kunjungan wisatawan nusantara tahun 2007 – 2011 (BPS 2012)
Gambar 2   Trend kunjungan wisatawan manca negara tahun 2007 – 2011 (BPS
Gambar 3 Arsitektur multitier untuk menggabungkan optimasi, simulasi, dan
Gambar 6  The waterfall model of the SDLC (Satzinger et al. 2010)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Lintasan geolistrik berarah Barat Laut – Tenggara serta dibuat memotong anomali magnet rendah dan anomali magnet tinggi pada penampang anomali geomagnet daerah

Penambahan zat pengatur tumbuh sitokinin dengan konsentrasi yang tinggi pada eksplan nodus menghambat eksplan untuk membentuk tunas, sehingga pertumbuhan tunas pada

lagi untuk anak-anaknya. Apabila dari perkawinan tersebut tidak ada anak hasil perkawinan maka istri wajib mendapatkan setengah dari gaji mantan suaminya. Pembagian gaji

Dalam audit tersebut, Saudara telah sampai pada tahap audit Penilaian/Evaluasi SPM dan telah memperoleh Firm Audit Objective (FAO) antara lain mengenai ketidaksesuaian

pembelajaranpun ditutup dengan doa dan diakhiri dengan salam.. Kegiatan penutup dalam pembelajaran akhlak menggunakan Kitab Risalah Pelajaran Akhlak di Pondok Pesantren

Bulletin board yang digunakan untuk media pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan. Menurut Susilana Buletin board memiliki banyak kelebihan sebagai berikut a) Dapat

Selanjutnya Di negara malaysia Nilai R square model ini sebesar 0,335 persen artinya bahwa variasi dari profit yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas yang di analisis

Nilai korelasi yang dihasilkan sistem menggunakan data pasangan Alquran 2016 pada kedua metode lebih tinggi dibandingkan dengan nilai korelasi yang dihasilkan sistem menggunakan