ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN SEKTOR
PERTANIAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH
DISTIA AULIANDYNI
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
ABSTRAK
DISTIA AULIANDYNI. Analisis Pengaruh Pertumbuhan Sektor Pertanian terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah. Dibimbing oleh M. FIRDAUS.
Pembangunan perekonomian daerah tergantung pada kondisi dan potensi sumberdaya yang dimiliki masing-masing daerah. Kabupaten Lombok Tengah merupakan salah satu kabupaten di Nusa Tenggara Barat yang memiliki julukan
sebagai “daerah lumbung pangan nasional”. Hal ini menunjukan bahwa sektor
pertanian adalah sektor utama yang berperan penting dalam perekonomian daerah melalui penyediaan pangan dan penciptaan kesempatan kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalasis sektor unggulan di Kabupaten Lombok tengah dan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah. Penelitian ini menggunakan 2 metode utama, yaitu panel data dan shift share dan location quotient. Data diperoleh dari 12 kecamatan di Lombok Tengah 2008-2010. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sektor pertanian bukanlah sektor basis di Kabupaten Lombok Tengah. Hasil lainnya, estimasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di kabupaten Lombok Tengah menunjukkan bahwa PDRB pertanian dan Jumlah penduduk berpengaruh signifikan, sedangkan variabel luas sawah dan jumlah tenaga kerja dengan tingkat akhir SMA tidak berpengaruh signifikan.
Kata kunci: Kabupaten Lombok Tengah, Sektor Pertanian, Pertumbuhan Ekonomi, Panel Data, LQ dan Shift Share
ABSTRACT
DISTIA AULIANDYNI. Influence Analysis of Agricultural Sector Growth to Economic Growth in Central Lombok. Supervised by M. FIRDAUS
Development of regional economic depends on the condition and potential resources of each region. Central Lombok is one of districts in West Nusa Tenggara which popular as "national food storage area". It shows that the agricultural sector is the main sector that plays an important role in the local economy through the provision of food and creation of employment opportunities. The purpose of this study are to analyze the leading sector in central Lombok and factors that affect economic growth in Central Lombok. This study uses 2 main methods, those are panel data and shift share analysis and location quotient. The data comes from 12 subdistricts in Central Lombok 2008-2010. Results of this study shows that the agricultural sector is not basis sector in Central Lombok. Other results, estimates of factors affecting economic growth in Central Lombok shows that the agricultural GDP and total population have significant effect, while the rice field and amount of labor by the end at high school levels have no significant effect.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Ilmu Ekonomi
ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERTANIAN TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI
DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH
DISTIA AULIANDYNI
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Sektor Pertanian Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah Nama : Distia Auliandyni
NIM : H14090062
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Dedi Budiman Hakim, Ph.D Ketua Departemen
Tanggal Lulus: Prof. M. Firdaus, Ph.D
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul skripsi
ini adalah “Analisis Pengaruh Sektor Pertanian terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Kabupaten Lombok Tengah”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomu, Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Tujuan penulisan skripsi ini yaitu menganalisis kontribusi sektor pertanian dalam pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah.
Terima kasih penulis ucapkan untuk orangtua dan keluarga penulis, yaitu Ibu Nur Wahyuni dan Bapak Yudi Syafril atas segala doa, motivasi dan dukungan baik moril maupun materiil bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. selain itu, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. M. Firdaus Ph. D. Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah sabar memberikan arahan dan bimbingan baik teknis, teoritis, maupun moril dlam proses penyusunan skripsi ini hingga dapat diselesaikan dengan baik. 2. Ibu Dr.Ir. Sri Mulatsih, M.ScAgr sebagai penguji utama dalam sidang skripsi
yang telah memberikan kritik dan saran yang sangat berharga dalam penyempurnaan skripsi ini.
3. Ibu Widyastutik, M.si selaku komisi pendidikan yang memberikan banyak informasi mengenai tata cara penulisan skripsi yang baik.
4. Para dosen dan staff serta seluruh civitas akademika Departemen Ilmu Ekonomi FEM IPB yang telah memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis selama menjalani studi di Departemen Ilmu ekonomi.
5. Teman-teman satu bimbingan Bella, Sonya dan Tata yang telah menjadi Partner diskusi dan teman berbagi suka maupun duka dalam penyusunan skripsi ini.
6. Sahabat Penulis Meiyora, Bronson, Perdana, Andrian, Dwinda, Nandha, Arina, dan Fachril yang telah memberikan semangat, masukan dan kecerian kepada penulis.
7. Persatuan Atlet Basket Kota Bogor – JABAR - Indonesia, Tim Basket FEM IPB 2010-2013, Tim Basket Agric IPB, dan Tim Futsal Putra/i IE46 yang selalu memberikan kecerian pada penulis.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 4
Tujuan Penelitian 5
Manfaat Penelitian 5
Ruang Lingkup 5
Kerangka Pemikiran 6
Hipotesis 7
METODE PENELITIAN 8
Jenis dan Sumber Data 8
Metode Analisis Data 8
PEMBAHASAN 11
Kondisi Geografis Kabupaten Lombok Tengah 11
Kondisi Kependudukan di Kabupaten Lombok Tengah 11 Kondisi Tenaga Kerja dan Pendidikan di Kabupaten Lombok Tengah 12
Kondisi Pertanian di Kabupaten Lombok Tengah 13
Analisis Location Quontien (LQ) 14
Analisis Shift Share (SS) 15
Tahapan Evaluasi Model Berdasarkan Kriteria Ekonometrika 18
SIMPULAN DAN SARAN 21
Simpulan 21
Saran 22
DAFTAR PUSTAKA 22
LAMPIRAN 24
DAFTAR TABEL
1. Produksi Domestik Regional Bruto (PDRB) Sub-Sektor Pertanian di
Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2008-2010 2
2. Luas Panen, Tanaman Produksi dan Produksi Tanaman Pangan di
Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2010 2
3. Data, Sumber Data, dan Variabel 8
4. Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Lombok
Tengah Tahun 2010 11
5. Jumlah Pencari Kerja yang Terdaftar Menurut Jenjang Pendidikan di
Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2009 12
6. Angka Melek Huruf dan Angka Rata-rata Lama Sekolah di Kabupaten
Lombok Tengah Tahun 2005-2009 12
7. Luas Panen, Rata-Rata Produksi dan Produksi Tanaman Pangan di
Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2006 13
8. Sektor Unggulan dan Non Unggulan di Kabupaten Lombok Tengah
Menurut Perhitungan Location Quontien Tahun 2001-2010 14 9. Pertumbuhan dan Daya Saing Sektor Ekonomi di Kabupaten Lombok
Tengah Menurut Perhitungan Shift Share Tahun 2001-2010 15 10. Hasil Estimasi Model Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Lombok
Tengah dengan Model Data Panel Fixed Effect 18
DAFTAR GAMBAR
1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Lombok Tengah
atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2004-2010 3 2. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lombok Tengah Atas Dasar Harga Konstan Menurut
Lapangan Usaha 2006-2010 4
3. Kerangka Pemikiran 7
4. Profil Pertumbuhan Sektor Perekonomian Kabupaten Lombok Tengah
Tahun 2001-2010 17
5. Hasil Uji Normalitas dalam Model Pertumbuhan Ekonomi di
Kabupaten Lombok Tengah (Fixed-Effect-EGLS) 19
6. Standardized Residual untuk Melihat Homeskedastisitas 20 DAFTAR LAMPIRAN
1. Tabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Lombok Tengah Atas Dasar Harga Konstan 2000
tahun 2001-2010 24
2. Tabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha di Provinsi Nusa Tengara Barat Atas Harga Konstan 2000 Tahun
2001-2010 25
3. PDRB Sub Sektor Pertanian 12 Kecamatan di Kabupaten Lombok
Tengah Tahun 2008-2010 26
4. Variabel Analisis Data Panel Setiap Kecamatan di Kabupaten Lombok
5. Sektor Unggulan dan Non Unggulan di Kabupaten Lombok Tengah
Menurut Perhitungan Location Quontien Tahun 2001-2010 28 6. Pertumbuhan dan Daya Saing Sektor Ekonomi di Kabupaten Lombok
Tengah Menurut Perhitungan Shift Share Tahun 2001-2010 32 7. Hasil Pengujian dengan Metode PLS untuk Mengestimasi Keterkaitan
antara Pertanian dengan Pertumbuhan Ekonomi 36
8. Hasil Uji Chow Test untuk Mengestimasi Keterkaitan antara Pertanian
dengan Pertumbuhan Ekonomi 36
9. Hasil Pengujian dengan Metode Fixed Effect untuk Mengestimasi
Keterkaitan antara Pertanian dengan Pertumbuhan Ekonom 37 10. Uji Normalitas untuk Mengestimasi Keterkaitan antara Pertanian
dengan Pertumbuhan Ekonomi 38
11. Uji Standar Resid 38
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya hidup dari hasil cocok tanam dan banyak yang bermata pencaharian sebagai petani. Indonesia juga berpeluang menjadi negara maju di bidang ekonomi, khususnya dari sektor pertanian. Pertanian di Indonesia merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam kesejahteraan hidup penduduk Indonesia karena sektor ini merupakan sektor basis perekonomian yang utama. Pertumbuhan penduduk di Indonesia menyebabkan Indonesia menempati peringkat ke-3 untuk negara dengan populasi terbesar didunia. Besarnya penduduk yang menggantungkan hidup pada sektor pertanian juga mendasari pentingnya peran pertanian di Indonesia karena sektor pertanian paling banyak menyerap tenaga kerja. Tingginya penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian merupakan prestasi besar, karena masuknya tenaga kerja di sektor pertanian tidak memiliki kriteria atau standar minimum seperti sektor-sektor lainnya
Globalisasi merupakan salah satu hal yang harus dihadapi oleh berbagai bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Sebagai anggota masyarakat dunia, Indonesia tidak dapat dan tidak akan menutupi diri, karena antara negara satu dengan negara lainnya saling ketergantungan. Di era globalisasi ini semakin berkembangnya industri dan semakin modernnya pembangunan gedung-gedung mewah, menyebabkan berkurangnya lahan pertanian di Indonesia. Kondisi ini menyebabkan lahan pertanian beralih fungsi menjadi non pertanian.
Sektor pertanian memiliki karakteristik yang spesifik, khususnya dalam hal ketahanan terhadap guncangan struktural dari perekonomian makro (Simatupang dan Dermoredjo, 2003). Hal ini ditunjukan oleh fenomena dimana sektor ini mampu tetap tumbuh positif pada saat puncak krisis ekonomi sementara sektor ekonomi lainnya mengalami kontraksi.
Salah satu wilayah di Indonesia, yang memiliki kelimpahan lahan pertanian dan sumber daya alam yang berlimpah adalah Kabupaten Lombok Tengah. Keberhasilan sektor pertanian khususnya dibidang tanaman pangan mengantarkan Kabupaten Lombok Tengah sebagai salah satu daerah lumbung pangan nasional. Lebih dari 70 persen luas wilayah Kabupaten Lombok Tengah masih dimanfaatkan untuk usaha pertanian, seperti sawah, tegal, kebun, ladang, tambang, kolam, hutan dan perkebunan, dimana lahan persawahan masih tetap menduduki posisi terluas pertama setelah hutan, ladang/kebun. Potensi luas lahan sawah yang terluas yaitu mencapai 51.044 Ha atau 42,24 persen dari luas wilayah sedangkan tegalan/kebun mencapai 15.478 ha atau 12,80 persen (Bapeda, 2007).
2
Tabel 1 Produksi Domestik Regional Bruto (PDRB) Sub-Sektor Pertanian di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2008-2010
Pertanian, Peternakan,
Kehutanan dan Perikanan 2,008 2,009 2,010
Tan. Bahan Makanan 386,036,951 396,459,949 390,116,590 Tan. Perkebunan Rakyat 71,344,645 75,054,567 77,861,608 Peternakan & Hasil-hasilnya 133,340,238 140,180,592 147,512,037
Kehutanan 326,666 324,249 325,124
Perikanan 32,867,217 34,287,081 35,881,430
Total 623,915,717 646,306,438 651,696,789
Sumber: Badan Pusat Statistik
Dari potensi sumber daya pertanian diatas Kabupaten Lombok Tengah memiliki kontribusi yang relatif besar terhadap ketersediaan pangan lokal maupun daerah lainnya di kuar kabupate. Hal ini dapat dilihat seperti yang dijelaskan pada Tabel 2:
Tabel 2 Luas Panen, Rata-rata Produksi dan Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2010
Komoditi Luas Panen (Ha) Rata-rata Produksi
Sumber: Lombok Tengah Dalam Angka 2010
Krisis ketersediaan bahan pangan menjadi masalah sensitif dalam dinamika kehidupan sosial, ekonomi dan politik. Hal ini disebabkan kebutuhan konsumsi masyarakat dan permintaan pasar terhadap bahan pangan meningkat. Oleh karena itu pengembangan sektor pertanian khususnya di bidang pangan mempunyai peran dalam pembangunan ekonomi.
Berdasarkan Tabel 2, tanaman padi di Kabupaten Lombok Tengah paling tinggi nilai produksinya sebesar 341.256 ton dengan luas panen yang tertinggi pula sebesar 69.656 Ha. Disusul dengan komoditi kedelai yang produksinya sebesar 33.011 ton, terbesar kedua setelah padi. Hal ini salah satu faktor daerah tersebut dijuluki sebagai daerah lumbung pangan nasional.
3 total nilai barang dan jasa yang diproduksi dalam waktu tertentu (satu tahun) di wilayah regional tertentu.
Berdasarkan Gambar 1 terlihat bahwa nilai PDRB Kabupaten Lombok Tengah selama 2001-2010 mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sektor pertanian memiliki nilai kontribusi tertinggi terhadap nilai PDRB pada tahun 2006 sebesar Rp. 1.751.243 juta meningkat menjadi Rp. 2.223.479 juta pada tahun 2010, atau rata-rata peningkatan pertahunnya sebesar 0,01 persen. Sedangkan PDRB perkapita ADHK di Kabupaten Lombok Tengah meningkat dari 2.038.930 Rp pada tahun 2005 menjadi 2.455.826 Rp pada tahun 2009, dengan rata-rata peningkatan sebesar 3,90 persen per tahun.
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Tengah
Gambar 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Lombok Tengah atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2004-2010 Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2007 semakin baik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya meskipun sempat mengalami fluktuasi. Berdasarkan perhitungan PDRB atas dasar besaran harga konstan tahun 2000 laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lombok Tengah tahun 2007 mencapai 4,30 persen. Keseluruhan sektor termasuk sektor pertanian pertumbuhannya mendekati 5 persen, angka pertumbuhan ini memiliki peranan yang besar terhadap nilai PDRB. Hal ini terlihat kontribusi sektor pertanian mencapai angka di atas 30 persen terhadap total PDRB Kabupaten Lombok Tengah yang jika dibandingkan sektor jasa yang kontribusinya hanya mencapai 15 persen.
4
pertanian diharapkan dapat menjadi konsep yang dapat dikembangankan dalam pembangunan di Kabupaten Lombok Tengah.
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Tengah
Gambar 2 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lombok Tengah
Pengaruh sektor ekonomi secara nasional, belum tentu mempengaruhi kinerja sektor ekonomi yang sama di daerah lain. Oleh karena itu diperlukan kajian mengenai sektor-sektor ekonomi yang menjadi unggulan di suatu daerah (dalam kasus ini adalah Kabupaten Lombok Tengah) sehingga adanya sektor-sektor ekonomi unggulan dapat membangkitkan kinerja sektor-sektor riil yang nantinya akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi daerah tersebut. Pemerintah juga dapat lebih fokus dalam memperbaiki kebijakan yang tepat terkait dengan adanya sektor-sektor unggulan.
Perumusan Masalah
Pertumbuhan salah satu sektor ekonomi akan mendorong sektor lain turut berkembang sehingga perekonomian daerah secara keseluruhan akan berkembang. Sebagai sumberdaya yang sangat berpengaruh dalam pembangunan ekonomi baik nasional maupun daerah, proses pembangunan pertanian harus lebih mampu berperan. Dengan potensi pertanian yang berlimpah, daerah ini memiliki peluang yang sangat besar untuk mengembangakan perekonomian dengan pengolahan yang tepat dan secara optimal.
5 Sejalan dengan latar belakang dan uraian sebelumnya, maka permasalahan yang dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah sektor pertanian mampu menjadi sektor unggulan di Kabupaten Lombok Tengah ?
2. Bagaimana pertumbuhan dan dayasaing sektor unggulan di Kabupaten Lombok Tengah ?
3. Bagaimana pengaruh pertumbuhan sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah ?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, tujuan dari kajian ini adalah :
1. Mengidentifikasi sektor pertanian sebagai sektor ekonomi basis di Kabupaten Lombok Tengah.
2. Menganalisis pertumbuhan dan dayasaing sektor unggulan di Kabupaten Lombok Tengah.
3. Menganalisis pengaruh pertumbuhan sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lombok tengah.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan banyak manfaat pada semua pihak. Baik bagi pemerintah daerah Kabupaten Lombok Tengah, dalam memberikan informasi bagi pemerintah daerah Kabupaten Lombok Tengah agar dapat dijadikan pertimbangan dan bahan evaluasi dalam meningkatkan sektor-sektor unggulan perekonomian Kabupaten Lombok Tengah. Bagi pihak swasta diharapkan penelitian ini mampu menjadi pertimbangan untuk berinvestasi di sektor pertanian dan mengembangkan setiap potensi subsektor pertanian di Kabupaten Lombok Tengah. Memalalui penelitian ini diharapkan juga dapat menarik minat untuk dilakukan kajian lebih lanjut.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini terbatas pada :
1. Analisis Location Quontien (LQ) dan Shift Share (SS) Kabupaten Lombok tengah periode tahun 2001-2010
2. Analisis data panel periode tahun 2008-2010
3. Sektor-sektor unggulan Kabupaten Lombok Tengah
6
KERANGKA PEMIKIRAN
Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang muncul secara alami yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia. Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman sumber daya alam yang tersebar diseluruh daerah di kawasan Indonesia mampu menjadi tulang punggung perkembangan ekonomi yang berkelanjutan. Salah satu daerah di Indonesia yaitu Kabupaten Lombok Tengah yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah salah satu daerah lumbung pangan nasional. Ketersediaan lahan pertanian seperti sawah, ladang&kebun, tegal, tambak, kolam dan hutan merupakan sumber daya yang dimiliki Kabupaten Lombok Tengah yang dimanfaatkan untuk usaha pertanian yang dimana lahan persawahan masih menduduki posisi terluas pertama setelah hutan, ladan&kebun. Keberhasilan sektor pertanian khususnya dibidang tanaman pangan mengantarkan Kabupaten Lombok Tengah sebagai salah satu lumbung pangan nasional.
PDRB merupakan jumlah dari nilai tambah yang diciptakan seluruh aktivitas ekonomi di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Unit-unit produksi dalam penyajian ini dikelompokan alam 9 sektor lapangan usaha, yaitu: pertanian; pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; listrik, gas dan air bersih; kontruksi; perdagangan, hotel dan restoran; pengangkutan dan komunikasi; keuangan dan jasa perusahaan; dan jasa-jasa. Data PDRB dapat digunakan dalam pengolahan data dengan menggunakan analisis Location Quention (LQ) dan Shift Share (SS) untuk mengidentifikasi sektor unggulan di Kabupaten Lombok Tengah dan bagaimana pertumbuhan sektor ekonomi dan daya saing terhadap sektor ekonomi lain di Kabupaten Lombok Tengah. Analisis LQ dan SS akan mengidentifiksi apakah sektor pertanian mampu bersaing dengan sektor ekonomi lain untung menjadi sektor unggulan di Kabupaten Lombok Tengah.
Analisis data panel digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah. Dengan 4 variabel yaitu, PDRB pertanian, jumlah penduduk, jumlah tenaga kerja menurut jenjang pendidikan akhir SMA, dan luas sawah. Asumsinya semua variabel tersebut memiliki pengaruh yang signigfikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah. Hasil data panel menganalisis setiap variabel yang signifikan dan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara positif.
7
Gambar 3 Alur Kerangka Pemikiran Penelitian
HIPOTESIS
Hipotesis yang ditarik untuk faktor-faktor yang mempengaruhi peranan sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah adalah sebagai berikut:
1. Sektor pertanian adalah sektor ekonomi unggulan di Kabupaten Lombok Tengah.
Non Pertanian Sektor Pertanian
Sektor Pertanian terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten
Lombok Tengah
Analisis Panel
Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan Analisis LQ dan SS
Produk Domestik Regional Bruto Pembangunan Kabupaten
Lombok Tengah
Produk Domestik Regional Bruto
Sektor Unggulan/basis
Sektor non Unggulan/ non
8
2. Pertumbuhan sektor pertanian positif dan daya saing sektor pertanian mampu bersaing dengan sektor ekonomi lain di Kabupaten Lombok Tengah
3. Seluruh variabel bebas (PDRB sektor pertanian, luas sawah, jumlah penduduk, jumlah tenaga kerja berdasarkan tingkat akhir pendidikan SMA) berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah.
METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder 12 kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah yang dianalisis dalam bentuk analisis Location Contien dan analisis Shift Share serta dalam bentuk data panel, yaitu gabungan data cross section yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan data time series waktu periode 2008 sampai dengan 2010 untuk data panel dan waktu periode 2001 sampai dengan 2010 untuk analisis Location Quntien dan Shift Share. Studi pustaka dilakukan terhadap jurnal, artikel internet serta literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data sekunder yang digunakan diuraikan dalam Tabel 2:
Tabel 3 Data, Sumber Data, dan Variabel
No Data yang Digunakan Sumber Variabel
1 PDRB 12 kecamatan di Kabupaten
Lombok Tengah BPS LNPDRBit
2 PDRB pertanian 12 kecamatan di
Kabupaten Lombok Tengah BPS LNPPERit
3 Luas sawah BPS LNLSit
4 Jumlah Penduduk di setiap kecamatan
di kabupaten Lombok Tengah BPS LNPDDit 5 Jumlah Tenaga Kerja Menurut
Tingkat akhir Pendidikan (SMA) BPS persenSMAit
Metode Analisi Data
9 pengaruh pertumbuhan sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah diolah menggunakan program komputer Microsoft Excel dan Eviews6. Variabel yang digunakan adalah PDRB pertanian, jumlah penduduk, luas lahan pertanian, dan jumlah tenaga kerja menurut pendidikan terakhir SMA.
Analisis Location Quontien (LQ)
Metode ini digunakan untuk melihat sektor-sektor yang termasuk ke dalam kategori sektor unggulan. Selain itu, analisis ini merupakan salahsatu indikator yang mampu menunjukan besar kecilnya peranann suatu sektor dalam suatu daerah dibandingkan dengan daerah atasnya. Metode LQ dapat dirumuskan sebagai:
LQ = Keterangan :
Sib = Pendapatan sektor i pada Kabupaten Lombok Tengah Sb = Pendapatan total semua sektor ekonomi Kabupaten Lombok
Tengah
Sia = Pendapatan sektor i pada Provinsi Nusa Tenggara Barat
Sa = Pendapatan total semua sektor ekonmi Provinsi Nusa Tenggara Barat (Budiharsono, 2001). Ketiga komponen pertumbuhan wilayah tersebut adalah komponen Pertumbuhan Nasional (PN), komponen Pertumbuhan Proposional (PP), dan komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (PPW).
Komponen PN adalah perubahan produksi/kesempatan kerja suatu wilayah yang disebabkan oleh pertumbuhan produksi/kesempatan kerja nasional, perubahan kebijakan ekonomi nasional atau perubahan dalam hal-hal kebijakan ekonomi nasioanal atau perubahan dalam hal-hal yang mempengaruhi perekonomian sektoral dan wilayah. Komponen PP timbul karena perbedaan sektor dalam hal permintaan produk akhir, ketersediaan bahan mentah, kebijakan industri dan struktur serta keragaman pasar. Komponen PPW adalah perubahan PDRB atau kesempatan kerja dalam suatu wilayah terhadap wilayah lainnya.
10
lambat tetapi daya saing relatif baik (PP bernilai negatif tetapi PPW bernilai positif)
Pada kuadran Shift Share terdapat garis yang memotong kuadran II dan kuadran IV yang membentuk sudut 45 derajat. Garis tersebut merupakan garis yang menunjukan nilai pegeseran bersih. Disepanjang garis tersebut pergeseran bersih bernilai nol (PBij = 0). Bagian atas garis tersebut menunjukan PBij > 0 yang mengindikasi bahwa sektor-sektor tersebut pertumbuhannya progresif (maju). Sebaliknya, di bawah garis 45 derajat berarti PBij < 0 yang menunjukan sektor-sektor tersebut memiliki pertumbuhan lambat.
Model Data Panel Statis
Analisis model data panel dilakukan dengan 3 macam metode yaitu metode kuadrat terkecil (pooled least square), metode efek tetap (fixed effect), dan motode efek acak (random effect). Pemilihan model serta model mana yang paling tepat dalam pengolahan data panel harus dilakukan beberapa pengujian, anatara lain: Chow Test, The Breush-pagan LM Test dan Hausman.
Dalam menduga suatu model ekonometrika, diperlukan data contoh untuk melihat adanya hubungan antara vabel riabel bebas dangan variabel tak bebas. Data panel merupakan bagian dari pengumpulan gabungan dua jenis bentuk data yaitu data runtut waktu (time series) dan data silang (cross section). Penggunaaan data panel dilakukan bila dalam suatu penelitian ditemukan keterbatasan data baik dalam bentuk pengamatan waktu maupun dalam bentuk pengamatan objek.
Langkah pertama dalam penelitian ini adalah menentukan model umum yang digunakan dengan menggunakan analisis fungsi regresi untuk seluruh kecamatan. Pengunaan fungsi regresi ditujukan untuk menangkap berbagai kemungkinan perilaku dari variable-variabel yang di estimasi. Model umum dalam penilitian ini yang akan diestimasi dapat dirumuskan sebagai berikut :
LNPDRBit=α1+β1LNPPerit+ β2LNLSit + β3LNPDDit + β4LNTKSMAit + єit
Dimana,
LNPDRBit : Produk domestik regional bruto per kecamatan (persen)
LNPPerit : Produk domestik regional bruto sektor pertanian per kecamatan (persen)
LNLSit : Luas lahan sawah per kecamatan (persen)
LNPDDit : Logaritma natural dari jumlah penduduk per kecamatan
LNTKSMAit : Persentase jumlah tenaga kerja menurut tingkat pendidikan terakhir SMA (persen)
α1 : Koefisien Regresi yang menunjukan slope i,t : kecamatan ke i, pada tahun ke-t
є : Error/Simpangan
11
PEMBAHASAN
Kondisi Geografis Kabupaten Lombok Tengah
Dari segi letak geografis, Kabupaten Lombok Tengah diapit oleh dua kabupaten lain yaitu Kabupaten Lombok Barat di sebelah barat dan utara serta Kabupaten Lombok Timur di sebelah timur dan utara, sedangkan di bagian selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia. Posisinya terletak antara 116°05’
-116°24’BT dan 8°24’-8°57’ LS dengan luas wilayah mencapai 1.208,39 km2 atau 120.839 Ha. Dari aspek iklim Kabupaten Lombok Tengah memiliki iklim tropis dengan musim kemarau yang kering. Musim hujan mulai bulan Oktober sampai dengan bulan April dengan curah hujan perbulan rata-rata diatas 100 mm, dengan curah hujan tertinggi pada bulan Desember yang mencapai 382 mm, dengan hari hujan selama 21,3 hari dan hari hujan terkecil pada bulan Mei selama 0,2 hari.
Kondisi Kependudukan di Kabupaten Lombok Tengah
Luas wilayah Kabupaten Lombok Tengah adalah 1.208,39 km² dengan penduduk berjumlah 860.209 jiwa terdiri dari penduduk laki-laki berjumlah 407.079 jiwa, penduduk perempuan 453.130 jiwa dan rumah tangga berjumlah 256.670 RT. Kepadatan penduduk 712 jiwa/km², Kecamatan yang terpadat adalah Kecamatan Praya dengan kepadatan penduduk 1.688 jiwa/km² dan Kecamatan yang paling rendah tingkat kepadatannya adalah Kecamatan Batukliang Utara dengan kepadatan penduduk 260 jiwa/km². Rata-rata laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Lombok Tengah pertahun periode 2000-2010 sebesar 1,45 persen, dimana angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata laju pertumbuhan penduduk pertahun periode 1990-2000 yaitu sebesar 0,98 persen (Badan Pusat Statistik).
Tabel 4 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2010
Sumber: Lombok Tengah Dalam Angka 2011
No Kecamatan Luas Wilayah (km²) Penduduk Kepadatan
12
Perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan akan menghasilkan indikator angka sex ratio. Tahun 2010 angka sex ratio Kabupaten Lombok Tengah terhitung sebesar 89. Angka ini menunjukkan bahwa setiap 100 orang penduduk perempuan terdapat 89 orang penduduk laki-laki, dengan kata lain penduduk perempuan masih mendominasi. Jika dilihat menurut kecamatan, angka sex ratio tertinggi terdapat di Kecamatan Jonggat yakni sebesar 93 dan yang terendah di Kecamatan Kopang sebesar 85.
Kondisi Tenaga Kerja dan Pendidikan di Kabupaten Lombok Tengah
Penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Lombok Tengah masih didominasi sektor pertanian dibandingkan dengan sektor lainnya, walaupun setiap tahunnya jumlahnya mengalami pergeseran seiring dengan perkembangan ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah. Kondisi ini terlihat dari capaian PDRB sektor Pertanian (harga konstan) tahun 2008 pada Tabel 4, mencapai 31,78 persen. Pada tahun 2006 persentase penduduk 15 keatas yang bekerja disektor pertanian sebanyak 49,24 persen sedangkan tahun 2008 meningkat menjadi 53,08 persen. Tabel 5 Jumlah Pencari Kerja yang Terdaftar Menurut Jenjang Pendidikan di
Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2009
Tahun Tingkat Pendidikan (jiwa) Jumlah
SD SLTP SLTA Diploma Sarjana
2005 5.914 206 4.900 797 824 12.659
2006 7.152 806 1.531 949 737 11.175
2007 7.987 1.723 1.743 1.068 1.287 13.808
2008 11.571 1.033 652 343 532 14.131
2009 10.716 431 959 525 2.941 15.572
Sumber: Lombok Tengah Dalam Angka (BPS, 2010)
Ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan adalah kemampuan baca tulis penduduk (15 tahun keatas), Tabel 6 menunjukan pada tahun 2009 mencapai 71,20 persen. Dengan demikian pada tahun 2009 penduduk Kabupaten Lombok Tengah sebanyak 28,80 persen tergolong buta huruf.
Tabel 6 Angka Melek Huruf dan Angka Rata-rata Lama Sekolah di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2005-2009
Indikator Tahun
2005 2006 2007 2008 2009
Angka Melek Huruf
(persen) 71,10 71,10 71,12 71,16 71,20
Rata-rata Lama Sekolah
(persen) 5,30 5,30 5,35 5,35 5,64
Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab Lombok Tengah, 2010
13 Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2005 baru mencapai 5,30 tahun, ini menunjukkan bahwa pada tahun tersebut penduduk Kabupaten Lombok Tengah rata-rata pendidikannya belum tamat SD. Kondisi ini terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, hingga pada tahun 2009 telah mengalami peningkatan sebesar 0,34 tahun menjadi 5,64 tahun. Walaupun selalu mengalami peningkatan rata-rata lama sekolah, namun jika dilihat dari tingkat pendidikan yang ditamatkan, dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan penduduk masih rendah.
Kondisi Pertanian di Kabupaten Lombok Tengah
Besarnya potensi sektor pertanian setidaknya terlihat dari penggunaan lahan yang lebih dari separuh luas wilayah Kabupaten Lombok Tengah dimanfaatkan untuk usaha pertanian, seperti sawah, tegal, kebun, ladang, tambak, kolam, hutan, dan perkebunan dimana lahan persawahan masih tetap menduduki posisi terluas pertama setelah hutan, ladang/kebun, kemudian diikuti oleh kolam/empang dan yang terakhir adalah tambak.
Sektor pertanian di Kabupaten Lombok Tengah merupakan sektor yang dijadikan tumpuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup dan mendukung perekonomian daerah. Keberhasilan sektor pertanian khususnya dibidang tanaman pangan mengantarkan Kabupaten Lombok Tengah sebagai salah satu daerah lumbung pangan nasional.
Lebih dari 70 persen luas wilayah Kabupaten Lombok Tengah masih dimanfaatkan untuk usaha pertanian, seperti sawah, tegal, kebun, ladang, tambak, kolam, hutan dan perkebunan. Dengan potensi sumberdaya pertanian Kabupaten Lombok Tengah memiliki kontribusi yang cukup signifikan terhadap ketersediaan pangan. Hal ini dapat dilihat dari luas areal tanam dan luas panen serta tingkat produksi komoditas pangan yang ditujukan pada Tabel 6 berikut:
Tabel 7 Luas Panen, Rata-Rata Produksi dan Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2006
14
Kabupaten Lombok Tengah memiliki potensi yang besar untuk menjadi daerah lumbung pangan nasional dalam membantu pertumbuhan ekonomi daerah.
Analisis Location Quontient (LQ)
Nilai LQ merupakan indikator untuk menyatakan suatu sektor ekonomi termasuk dalam sektor unggulan atau sektor non unggulan. Ketika sektor ekonomi memiliki nilai LQ lebih besar dari satu maka sektor tersebut termasuk dalam ke dalam sektor unggulan. Sektor unggulan adalah sektor ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah memiliki peran lebih besar dari sektor ekonomi di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Hasil perhitungan LQ menurut pendekatan pendapatan untuk seluruh sektor ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah, yang ditunjukan pada Tabel 7.
Tabel 7 Sektor Unggulan dan Non Unggulan di Kabupaten Lombok Tengah Menurut Perhitungan Location Quontien Tahun 2001-2010
Lapangan Sumber : BPS Kabupaten Lombok Tengah, 2012 (diolah)
15 Analisis Shift Share (SS)
Analisis Perubahan PDRB Kabupaten Lombok Tengah dan PDRB Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2001-2010
Tabel 8 menjelaskan bahwa sektor ekonomi yang nilai PN terbesar adalah sektor pertanian. Hal ini menunjukan bahwa kontribusi serta pertumbuhan sektor pertanian sangat mempengaruhi perubahan kebijakan nasional, yang berarti apabila terjadi perubahan kebijakan nasional maka kontribusi sektor pertanian beserta subsektornya akan mengalami perubahan. Sektor ekonomi yang kontribusinya kecil adalah sektor listrik dan air, yang artinya sektor listrik, gas dan air bersih.
Tabel 8 Pertumbuhan dan Daya Saing Sektor Ekonomi di Kabupaten Lombok Menurut Perhitungan Shift Share Tengah Tahun 2001-2010
Sektor
Perekonomian Pnij
Perse
n PPij Persen PPWij Persen PBij Persen
Pertanian 276549.37 52.58 -139331.45 -26.49 -11503.29 -2.19 -150834.75 -28.68
Pertambangan
dan penggalian 22812.29 52.58 -3991.48 -9.20 32314.49 74.48 28323.01 65.28 Industri
pengolahan 46316.69 52.58 22787.83 25.87 31947.75 36.27 54735.58 62.13 Listrik, gas dan
Sumber: Badan pusat statistik (diolah)
16
Komponen pertumbuhan pangsa wilayah yang positif merupakan indikasi dari sektor ekonomi yang memiliki daya saing yang baik. Sektor pertanian di pertambangan dan penggalian serta disusul sektor industri pengolah sebesar 74.48 persen dan 36.27 persen.
Komponen PBij menjelaskan nilai pergeseran bersih, dengan nilai PBij = 0 menjelaskan pergeseran bersih bernilai nol, PBij > 0 menunjukan bahwa pertumbuhan sektor i pada wilayah j termasuk dalam kelompok maju. Sebaliknya, nilai PBij < 0 menunjukan bahwa pertumbuhan sektor i pada wilayah j termasuk pada kelompok yang lambat. Tabel 8 menunjukan sektor pertanian memiliki nilai pergeseran bersih lebih kecil daripada nol (PBij = 0). Hal tersebut menunjukan bahwa, pertumbuhan sektor pertanian pada wilayah kabupaten lombok tengah termasuk dalam kelompok lambat. Selain sektor pertanian yang memiliki nilai PBij < 0, sektor jasa pun mengalami pertumbuhan yang lambat di Kabupaten Lombok Tengah.
Berdasarkan nilai persentase pertumbuhan proposional dan pertumbuhan pangsa wilayah, dapat diwujudkan dalam bentuk profil pertumbuhan sektor perekonomian Kabupaten Lombok Tengah. Gambar 4 menjelaskan mengenai pertumbuhan setiap sektor ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah, dan digunakan untuk mengevaluasi pertumbahan sektor ekonomi di Kabupaten Lombok tengah. Pada sumbu horizontal terdapat PP sebagai basis dan sumbu vertikal terdapat PPW sebagai ordinat kuadran.
Pada kuadran I menunjukan PP dan PPW bernilai positif. Hal ini menunjukan bahwa sektor ekonomi yang berada pada kuadran I memiliki pertumbuhan yang cepat (PP > 0) dan memiliki dayasaing yang lebih baik dibandingkan dengan wilayah lainnya (PPW > 0). Berdasarkan Gambar 4 di Kabupaten Lombok Tengah yang berada pada kuadran I adalah sektor industri pengolahan, sektor pedagangan, hotel dan restoran, dan sektor bangunan.
Kuadran II menunjukan bahwa sektor ekonomi yang berada pada wilayah ini memiliki pertumbuhan yang cepat (PP > 0) tetapi memiliki dayasaing yang kurang baik dibandingkan dengan wilayah lainnya (PPW < 0). Berdasarkan Gambar 4 di Kabupaten Lombok Tengah yang berada pada kuadran II adalah sektor angkutan dan komunikasi, sektor listrik dan air minum, sektor keuangan, persewaan dan jasa persewaan, dan sektor jasa-jasa.
Kuadran III menunjukan bahwa sektor ekonomi yang berada pada wilayah ini memiliki pertumbuhan yang lambat (PP < 0) dan memiliki dayasaing yang kurang baik dibandingkan dengan wilayah lainnya (PPW < 0). Di Kabupaten Lombok Tengah yang berada pada kuadran III adalah sektor pertanian.
17
Gambar 4 Profil Pertumbuhan Sektor Perekonomian Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2001-2010
Pada Gambar 4 terdapat garis yang memotong kuadran II dan kuadran IV yangmembentuk sudut 45 derajat yang menunjukan nilai pegeseran bersih. Disepanjang garis tersebut pergeseran bersih bernilai nol (PBij = 0). Sektor industri pengolahan; sektor bangunan; sektor perdagangan, hotel dan jasa; sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; sektor listrik dan air minum; dan sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor yang berada di atas garis PB. Hal ini menunjukan PBij > 0 yang mengindikasi bahwa sektor-sektor tersebut pertumbuhannya progresif (maju). Sebaliknya, sektor pertanian dan sektor jasa-jasa berada di bawah garis 45 derajat, berarti PBij < 0 yang menunjukan sektor-sektor tersebut memiliki pertumbuhan lambat.
Berdasarkan hasil analisis Shift Share, sektor pertanian memiliki pertumbuhan yang lambat dan memiliki daya saing yang kurang baik dibanding sektor ekonomi lainnya, artinya sektor pertanian tidak termasuk dalam sektor basis di Kabupaten Lombok Tengah.
Tahapan Evaluasi Model Berdasarkan Kriteria Ekonometrika
18
Langkah pertama, estimasi terhadap fungsi pertumbuhan ekonomi yang dilakukan dengan menggunakan software Eviews 6.0 dan model berdasarkan Chow Test, tahanapan pemilihan pendekatan model terbaik adalah Model Efek Tetap (Fixed Effect Model). Namun, pengujian asumsi klasik harus tetap dilakukan terhadap model estimasi data panel Fixed Effect Model agar dapat menghasilkan estimator yang memenuhi kriteria Best Liniear Unbiased Estimator (BLUE). Penduga yang baik harus bersifat BLUE sehingga penduga harus terbebas dari asumsi klasik. pengujian asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedasitas dan uji autokolerasi.
Analisis dengan menggunakan panel data juga dilakukan dengan model Pooled Least Square (PLS) dan Random EffectModel (REM). Ketika menggunakan kedua model tersebut, hasil estimasi yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hasil menunjukan semua variabel signifikan tetapi coefficient variabel PDRB Pertanian negatif. Dari semua uji data panel yang dilakukan, hasil terbaik menggunakan model Fixed Effect.
Tabel 9 Hasil Estimasi Model Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah dengan Model Fixed Effect Model (FEM)
Variabel Koefisien Std.Error t-statistik Prob.
Konstanta -30.87880 3.510119 12.68263 0.0000
LNPPER 0.782044 0.061663 12.68263 0.0000
LNPDD 3.242150 0.230805 14.04713 0.0000
LNLS -0.019348 0.071765 -0.269597 0.7902
PERSENSMA 0.000404 0.001170 0.345077 0.7336
Weighted Statistics
R-square 0.996121 Residual Sum Squared 1.075133
Prob.(F-stat) 0.000000 Durbin Watson (stat) 2.941123
Unweighted Statistics
R-square 0.654660 Residual Sum Squared 3.433806
Durbin Watson (stat)
4.297980
Sumber: Lampiran 8
19
Gambar 5 Hasil Uji Normalitas dalam Model Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah (Fixed Effect-EGLS)
Uji normalitas pada Gambar 5 dilakukan menggunakan Eviews 6.0 menghasilkan output dari hasil tersebut diperoleh nilai P-value sebesar 0.083487. Hal tersebut menandakan bahwa nilai p-value lebih besar dibandingkan taraf nyata α 5 persen, berdasarkan hal ini dalam model sudah cukup bukti untuk menerima H0 yang artinya residual dalam model sudah menyebar normal.
Uji multikolinearitas dapat dilihat dari nilai koefisien kolerasi antar variabel. Hasil output yang ditunjukan pada Lampiran 11 menunjukan bahwa tidak terdapat nilai koefisien korelasi yang melebihi kisaran nilai R-squaredpada peubah bebas dalam model, dengan demikian persyaratan kecukupan telah terpenuhi sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi pelanggaran asumsi multikolinieritas dalam estimasi model penelitian dan terbebas dari masalah multikolinearitas.
Uji autokolerasi dapat dilakukan dengan melihat nilai Durbin Waston (DW). Dengan jumlah cross section sebanyak 12, jumlah time series sebanyak 3, jumlah observasi 36, jumlah variabel independen sebanyak 4, dan α sebesar 5 persen maka diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 2.940216, selang Durbin-Watson berada pada selang 4-DU≤ DW≤ 4-DL ( 2.2755-2.7642) dalam model ini terdapat masalah autokolerasi.
Uji pelanggaran heteroskedastisitas adalah membandingkan nilai sum square weighted dengan nilai sum square resid unweight statistic. Lampiran 8 menunjukan nilai Square Resid Weight statistic sebesar 1.072133 lebih kecil dari Sum Square Resid Unweighted statistic sebesar 3.433806, maka model teridentifikasi terdapat masalah heteroskedastisitas.
20
-1.2 -0.8 -0.4 0.0 0.4 0.8 1.2 1.6 2.0
5 10 15 20 25 30 35
Standardized Residuals
Sumber: Lampiran 10
Gambar 6 Standardized Residual untuk Melihat Homoskedastisitas
Berdasarkan Gambar 6 terlihat bahwa ragam dan rataan sudah konstan. Hal ini mengidentifikasi bahwa model sudah homoskedastisitas.
Berdasarkan hasil uji diatas, agar model benar-benar terbebas dari masalah autokolerasi dan heteroskedastisitas, maka dilakukan treatment dengan menggunakan GLS Cross-Section weight. Metode ini mengoreksi masalah autokolerasi dan heteroskedastisitas. Dengan demikian autokolerasi langsung dapat terkoreksi sehingga model terbebas dari masalah autokolerasi dan masalah heteroskedastisitas, sehingga model dapat dikatakan homoskedastisitas. Evaluasi dengan kriteria ekonomi dilakukan untuk melihat kesesuaian hasil regresi dengan kriteria ekonomi yang dilakukan dengan melihat tanda dan nilai koefisien penduga dengan teori ekonomi.
Pengaruh sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi dalam penelitian ini ditunjukan oleh PDRB seluruh sektor ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah. Estimasi persamaan pengaruh dari faktor-fakor yang mempengaruhi PDRB di Kabupaten Lombok Tengah antara lain; variabel jumlah penduduk 12 kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah dan variabel PDRB pertanian 12 kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah dengan tingkat taraf nyata sebesar 99 persen, sedangkan variabel luas sawah dan variabel jumlah tenaga kerja menurut tingkat akhir pendidikan SMA tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah.
21 Tabel 9 menjelaskan variabel luas sawah (LNLS) dan jumlah tenaga kerja menurut tingkat pendidikan akhir SMA (persenSMA) tidak berpengaruh signifikan terhadap PDRB Kabupaten Lombok Tengah ditunjukkan oleh nilai probabilitas lebih dari 10 persen. Hal ini disebabkan karena sektor pertanian tidak hanya menggunakan lahan sawah saja, ada beberapa subsektor pertanian yang menggunakan lahan perkebunan, tegal, dan ladang. Maka jika luas lahan sawah tidak signifikan diasumsikan bahwa peran dari lahan lain di sektor pertanian berpengaruh terhadap sektor pertanian secara keseluruhan.
Jumlah tenaga kerja dengan tingkat pendidikan akhir SMA tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini karena penyerapan tenaga kerja oleh sektor pertanian didominasi oleh masyarakat dengan tingkat pendidikan kurang dari pendidikan wajib sembilan tahun, dan diduga ketertarikan terhadap sektor pertanian sangat kecil bagi yang memiliki pendidikan tinggi. Hal ini disebabkan penduduk yang memiliki tingkat pendidikan akhir SMA lebih memilih sektor lain untuk mendapatkan tingkat kesejahteraan. Tenaga kerja dengan tingkat akhir SMP (pekerja 15tahun) di Kabupaten Lombok tengah masih banyak yang buta huruf, dapat dikatakan taraf tingkat pendidikan di Kabupaten Lombok Tengah masih rendah. Hal ini menyebabkan ketergantungan terhadap penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian masih besar karena tidak adanya syarat dan ketentuan tertentu.
Variabel PDRB pertanian (LNPPER) memiliki nilai koefisien sebesar 0.782044. Hal ini menandakan bahwa PDRB pertanian berpengaruh positif terhadap pertumbuan ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah. Peningkatan presentase perubahan PDRB pertanian sebesar 1 persen akan menyebabkan peningkatan pertumbuhan ekonomi sebesar 0.78 persen dengan asumsi variabel lain tetap.
Nilai koefisien Variabel Jumlah penduduk (LNPDD) sebesar 3.242150. Hal ini menandakan bahwa jumlah penduduk berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah. Peningkatan presentase perubahan jumlah penduduk sebesar 1% akan menyebabkan peningkatan pertumbuhan ekonomi sebesar 3.24% dengan asumsi variabel lain tetap.
Variabel jumlah penduduk memiliki nilai koefisien lebih besar dari variabel jumlah tenaga kerja berdasarkan tingkat akhir SMA. Artinya, variabel jumlah penduduk memiliki pertumbuhan yang lebih elastis dibandingkan variabel jumlah tenaga kerja berdasarkan tingkap akhir pendidikan SMA. Ini membuktikan bahwa di Kabupaten Lombok Tengah masih menganut sistem perekonomian padat karya.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
22
Kabupaten Lombok Tengah. Sedangkan sektor yang mampu menjadi sektor unggulan di Kabupaten Lombok Tengah adalah sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor bangunan. Tiga sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang cepat dan memiliki daya saing yang cukup baik di Kabupaten Lombok Tengah.
Dengan menggunakan metode panel, variabel PDRB pertanian dan variabel jumlah penduduk berpengaruh positif secara signifikan. Sedangkan variabel luas sawah dan jumlah tenaga kerja menurut tingkat pendidikan terakhr (SMA) berpengaruh secara tidak signifikan.
Saran
Pemerintah daerah perlu memperhatikan sektor ekonomi yang berpotensi seperti sektor pertanian dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah di Kabupaten Lombok Tengah. Dengan ketersediaan lahan pertanian yang besar di Kabupaten Lombok Tengah dapat dioptimalkan pengelolaannya dan produktifitasnya agar mampu bersaing menjadi sektor unggulan. Selain itu sektor pertanian mampu menopang kesejahteraan masyarakat terhadap kebutuhan pangan serta dalam penyerapan tenaga kerja dan salah satu sektor yang dapat diandalkan dalam keadaan krisis ekonomi sekalipun.
Peningkatan sumber daya manusia dalam bidang pendidikan sektor pertanian perlu dikembangkan. Dengan pendidikan yang tinggi, maka cara pemahaman dalam pertanian pun akan semakin berkembang, sehingga produksi dan produk yang dihasilkan lebih mencapai kualitas yang baik. Penduduk sebaiknya menyadari akan kemajuan teknologi di sektor pertanian.
Untuk penelitian selanjutnya, perlu analisis lebih jauh potensi sub sektor pertanian di Kabupaten Lombok Tengah. Sehingga dapat dijelaskan sub sektor pertanian yang menjadi unggulan yang dapat dikembangkan di sektor pertanian.
DAFTAR PUSTAKA
[BPS]. Badan Pusat Statistik. Berbagai Edisi. Lombok Tengah dalam Angka. Lombok Tengah (ID): BPS.
Bapeda. 2007. Kondisi Pertanian Kabupaten Lombok Tengah.Jakarta (ID).
Firdaus M. 2004. Ekonometrika Suatu Pendekatan Aplikatif. Jakarta (ID): Bumi Aksara
Firdaus M. 2011. Aplikasi Ekonometrika untuk Data Panel dan Time Series. Bogor (ID): IPB Pr.
Gujarati D N. 2004. Basic Econometrics. Fourth Edition. New York: McGraw Hill Companies Inc.
Juanda B. 2009. Ekonometrika: Pemodelan dan Pendugaan. Bogor (ID): IPB Press.
23 Prakoso SA. 2012. Analisis Kontribusi Sektor-sektor Unggulan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kab. Belitung Timur (Periode Tahun 2004-2010) [Skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Prasetyo RB, Firdaus M. 2009. Pengaruh Infrastruktur pada pertumbuhan Ekonomi Wilayah Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, 2(2):222-23.
Rini S. 2006. Analisis Pertumbuhan Sektor-Sektor Perekonomian 30 Provinsi di Indonesia Tahun 1998 dan 2003. Bogor (ID): [Skripsi]
Sari DR. 2006. Analisis Pengaruh Pertumbuhan Sektor-Sektor Ekonomi Terhadap Distribusi Pendapatan di Kabupaten Bogor. Bogor (ID): [skripsi].
Simatupang dan Dernoredjo. 2003. Pertanian Kabupaten Lombok Tengah.
Todaro MP, Smith SC. 2006. Pembangunan Ekonomi Edisi Kesembilan. Haris Munandar [penerjemah]. Jakarta (ID): Penerbit Erlangga.
24
Lampiran 1
Tabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Lombok Tengah Atas Dasar Harga Konstan 2000
Sektor Ekonomi 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Pertanian 525,981 528,826 532,513 548,353 560,559 583,230 595,087 623,916 646,306 651,696
Pertambangan 43,388 46,099 46,162 48,429 50,754 53,418 57,056 69,443 81,817 94,523
Industri Pengolahan 88,092 95,426 103,298 111,479 119,762 128,888 139,457 155,285 171,202 189,144
Listrik, Gas dan Air
Minum 3,207 3,392 3,617 3,872 4,053 4,253 4,458 4,672 4,977 5,454
Bangunan 140,408 146,206 152,507 158,933 168,577 178,186 189,198 207,455 243,739 267,698
Perdagangan Hotel
dan Restoran 240,463 254,128 272,301 292,941 313,245 335,612 360,579 388,379 419,216 453,272
Pengangkutan dan
Komunikasi 74,867 79,647 84,630 90,765 97,210 104,063 116,326 116,326 122,377 128,700
Keuangan, persewaan
dan jasa Perusahaan 65,900 71,618 75,629 81,073 86,149 91,698 105,687 105,687 113,438 121,454
Jasa-Jasa 249,721 253,631 257,435 261,842 266,115 271,895 290,464 290,464 301,338 311,533
25
Lampiran 2
Tabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha di Provinsi Nusa Tenggara Barat Atas Dasar Harga Konstan 2000
Sektor Ekonomi 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
3,742,920.49 3,841,308.18 3,878,236.13 3,989,941.73 4,105,587.02 4,332,527.00 4,460,273.00 4,510,965
Pertambangan
3,822,278.71
3,997,956.22
4,011,854.67 4,367,601.32 4,200,988.89 4,079,896.87 4,192,472.16 3,811,549.00 4,905,868.00 5,480,315
Industri Pengolahan
529,153.12
560,287.40
596,641.45 634,528.18 680,807.91 700,028.87 769,734.66 836,930 909,946 944,253 Listrik, Gas dan Air
901,474.22 952,046.92 1,002,556.50 1,067,254.08 1,148,264.43 1,248,862.00 1,457,950.00 1,482,456 Perdagangan Hotel
1,824,993.02 1,929,974.43 2,050,082.36 2,209,496.10 2,386,011.12 2,543,292.00 2,749,572.00 2,918,252
Pengangkutan dan
967,561.49 1,032,629.80 1,108,011.04 1,190,983.74 1,276,177.09 1,332,551.00 1,407,037.00 1,510,032
Keuangan,
563,144.38 653,616.17 690,872.03 745,435.73 812,571.40 895,623.00 971,565.00 1,024,760
Jasa-Jasa
1,372,572.12
1,399,446.67
1,425,185.81 1,473,698.05 1,527,191.74 1,570,533.71 1,622,705.82 1,769,148.00 1,939,316.00 2,111,497
26
Lampiran 3
PDRB Sub Sektor Pertanian 12 Kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2008-2010
Praya Barat 60,525,676 63,779,624 65,322,761 Praya 43,908,134 45,887,459 46,623,449
a. Tan. Bahan Makanan 40,448,067 42,531,142 42,892,656 a. Tan. Bahan Makanan 29,463,672 30,763,019 30,796,858
b. Tan. Perkebunan Rakyat 4,957,303 5,247,305 5,480,810 b. Tan. Perkebunan Rakyat 2,423,270 2,590,717 2,735,019
c. Peternakan & Hasil-hasilnya 11,252,248 11,840,740 12,474,219
c. Peternakan &
Hasil-hasilnya 8,793,497 9,241,085 9,722,545
d. Kehutanan 874 894 923 d. Kehutanan 0 0 0
e. Perikanan 3,867,184 4,159,543 4,474,153 e. Perikanan 3,227,695 3,292,638 3,369,027
Praya Barat
daya 53,703,181 56,062,585 57,098,421
Praya
Tengah 55,113,427 55,690,520 54,381,255
a. Tan. Bahan Makanan 31,323,949 32,614,495 32,555,788 a. Tan. Bahan Makanan 44,624,654 44,718,373 42,880,447
b. Tan. Perkebunan Rakyat 5,420,361 5,534,730 5,608,895 b. Tan. Perkebunan Rakyat 1,104,783 1,187,420 1,259,496
c. Peternakan & Hasil-hasilnya 15,603,907 16,454,319 17,362,597
c. Peternakan &
Hasil-hasilnya 7,276,990 7,655,393 8,059,597
d. Kehutanan 2,251 2,305 2,383 d. Kehutanan 0 0 0
e. Perikanan 1,352,713 1,456,736 1,568,758 e. Perikanan 2,107,000 2,129,334 2,181,715
Pujut 89,096,701 94,318,332 97,941,397 Jongat 74,714,644 76,086,498 75,145,771
a. Tan. Bahan Makanan 35,076,353 37,019,582 37,430,202 a. Tan. Bahan Makanan 51,545,351 51,638,427 49,505,759
b. Tan. Perkebunan Rakyat 14,073,114 15,172,081 16,049,384 b. Tan. Perkebunan Rakyat 6,899,083 7,349,593 7,652,396
c. Peternakan & Hasil-hasilnya 28,726,746 30,128,611 31,632,297
c. Peternakan &
Hasil-hasilnya 15,423,605 16,239,513 17,114,822
d. Kehutanan 189 193 198 d. Kehutanan 0 0 0
e. Perikanan 11,220,299 11,997,865 12,829,316 e. Perikanan 846,605 858,965 872,794
Praya Timur 66,094,281 69,500,629 70,893,524 Pringantara 43,326,688 44,374,404 44,375,360
a. Tan. Bahan Makanan 48,579,553 51,334,013 52,042,422 a. Tan. Bahan Makanan 23,299,172 23,527,503 22,748,742
b. Tan. Perkebunan Rakyat 6,325,555 6,477,368 6,602,381 b. Tan. Perkebunan Rakyat 6,349,370 6,563,978 6,688,037
c. Peternakan & Hasil-hasilnya 8,660,015 9,107,737 9,585,893
c. Peternakan &
27
d. Kehutanan 0 0 0 d. Kehutanan 134,877 132,192 132,218
e. Perikanan 2,529,158 2,581,511 2,662,828 e. Perikanan 3,327,302 3,372,886 3,422,804
Janapria 45,671,219 47,111,641 47,182,430 Batukilang 29,568,337 30,150,436 29,929,381
a. Tan. Bahan Makanan 27,737,637 28,081,583 27,093,111 a. Tan. Bahan Makanan 17,734,869 17,846,598 17,179,135
b. Tan. Perkebunan Rakyat 7,896,934 8,485,255 8,998,612 b. Tan. Perkebunan Rakyat 3,398,763 3,499,366 3,550,106
c. Peternakan & Hasil-hasilnya 9,875,519 10,381,145 10,923,040
c. Peternakan &
Hasil-hasilnya 6,589,603 6,930,956 7,295,524
d. Kehutanan 0 0 0 d. Kehutanan 0 0 0
e. Perikanan 161,129 163,658 167,667 e. Perikanan 1,845,102 1,873,516 1,904,616
Kopang 37,952,955 38,647,550 38,244,655
Batukilang
Utara 24,240,474 24,696,760 24,558,385
a. Tan. Bahan Makanan 23,528,409 23,688,402 22,819,037 a. Tan. Bahan Makanan 12,675,265 12,696,812 12,172,433
b. Tan. Perkebunan Rakyat 7,075,027 7,293,645 7,420,554 b. Tan. Perkebunan Rakyat 5,421,082 5,653,109 5,815,918
c. Peternakan & Hasil-hasilnya 6,896,575 7,204,851 7,534,112
c. Peternakan &
Hasil-hasilnya 4,025,566 4,218,397 4,423,832
d. Kehutanan 122,038 123,228 123,946 d. Kehutanan 66,437 65,437 65,456
e. Perikanan 330,906 337,424 347,006 e. Perikanan 2,052,124 2,063,005 2,080,746
28
29 Lampiran 5
Sektor Basis dan Non Basis di Kabupaten Lombok Tengah Menurut Perhitungan Analisis Location Qountien Tahun 2001-2010
Sektor
Pertanian LoTeng NTB
Total PDRB LoTeng
Total PDRB
NTB LQ
2001 525,981 3,577,632.85 1,432,027 13,145,292.22 1.35 2002 528,826 3,628,129.91 1,478,973 13,641,950.04 1.34 2003 532,513 3,742,920.49 1,528,092 14,073,340.01 1.31 2004 548,353 3,841,308.18 1,597,687 14,928,174.68 1.33 2005 560,559 3,878,236.13 1,666,424 15,183,788.95 1.32 2006 583,230 3,989,941.73 1,751,243 15,602,136.56 1.30 2007 595,087 4,105,587.02 1,858,312 16,365,115.81 1.28 2008 632,916 4,332,527.00 1,961,627 16,831,600.00 1.25 2009 646,306 4,460,273.00 2,104,410 18,869,077.00 1.30 2010 651,696 4,510,965 2,223,474 20,056,796 1.30
Sektor
Pertambangan LoTeng NTB
Total PDRB LoTeng
Total PDRB
NTB LQ
30
Sektor Industri Pengolahan
LoTeng NTB
Total PDRB LoTeng
Total PDRB
NTB LQ
2001 88,092 529,153.12 1,432,027 13,145,292.22 1.53 2002 95,426 560,287.40 1,478,973 13,641,950.04 1.57 2003 103,298 596,641.45 1,528,092 14,073,340.01 1.59 2004 111,479 634,528.18 1,597,687 14,928,174.68 1.64 2005 119,762 680,807.91 1,666,424 15,183,788.95 1.60 2006 128,888 700,028.87 1,751,243 15,602,136.56 1.64 2007 139,457 769,734.66 1,858,312 16,365,115.81 1.60 2008 155,285 836,930 1,961,627 16,831,600.00 1.59 2009 171,202 909,946 2,104,410 18,869,077.00 1.69 2010 189,144 944,253 2,223,474 20,056,796 1.81
Sektor
Bangunan LoTeng NTB
Total PDRB LoTeng
Total PDRB
NTB LQ
31
2001 240,463 1,636,135.96 1,432,027 13,145,292.22 1.35 2002 254,128 1,728,993.51 1,478,973 13,641,950.04 1.36 2003 272,301 1,824,993.02 1,528,092 14,073,340.01 1.37 2004 292,941 1,929,974.43 1,597,687 14,928,174.68 1.42 2005 313,245 2,050,082.36 1,666,424 15,183,788.95 1.39 2006 335,612 2,209,496.10 1,751,243 15,602,136.56 1.35 2007 360,579 2,386,011.12 1,858,312 16,365,115.81 1.33 2008 388,379 2,543,292.00 1,961,627 16,831,600.00 1.31 2009 419,216 2,749,572.00 2,104,410 18,869,077.00 1.37 2010 453,272 2,918,252 2,223,474 20,056,796 1.40
2001 74,867 858,064.31 1,432,027 13,145,292.22 0.80 2002 79,647 908,167.86 1,478,973 13,641,950.04 0.81 2003 84,630 967,561.49 1,528,092 14,073,340.01 0.81 2004 90,765 1,032,629.80 1,597,687 14,928,174.68 0.82 2005 97,210 1,108,011.04 1,666,424 15,183,788.95 0.80 2006 104,063 1,190,983.74 1,751,243 15,602,136.56 0.78 2007 116,326 1,276,177.09 1,858,312 16,365,115.81 0.80 2008 116,326 1,332,551.00 1,961,627 16,831,600.00 0.75 2009 122,377 1,407,037.00 2,104,410 18,869,077.00 0.78 2010 128,700 1,510,032 2,223,474 20,056,796 0.77
32
Sektor
Jasa-Jasa LoTeng NTB
Total PDRB LoTeng
Total PDRB
NTB LQ
2001 249,721 1,372,572.12 1,432,027 13,145,292.22 1.67 2002 253,631 1,399,446.67 1,478,973 13,641,950.04 1.67 2003 257,435 1,425,185.81 1,528,092 14,073,340.01 1.66 2004 261,842 1,473,698.05 1,597,687 14,928,174.68 1.66 2005 266,115 1,527,191.74 1,666,424 15,183,788.95 1.59 2006 271,895 1,570,533.71 1,751,243 15,602,136.56 1.54 2007 290,464 1,622,705.82 1,858,312 16,365,115.81 1.58 2008 290,464 1,769,148.00 1,961,627 16,831,600.00 1.41 2009 301,338 1,939,316.00 2,104,410 18,869,077.00 1.39 2010 311,533 2,111,497 2,223,474 20,056,796 1.33
Lampiran 6
Pertumbuhan dan Daya Saing Sektor Ekonomi di Kabupaten Lombok Tengaha Menurut Perhitungan Analisis Shift Share Tahun 2001-2010
Perubahan PDRB Kabupaten Lombok Tengah selama tahun 2001 sampai 2010
Sektor Perekonomian PDRB (juta rupiah) ∆Yij Persen
2001 2010
Pertanian 525,981.38 651,696.00 125,714.62 23.90 Pertambangan dan penggalian 43,387.70 94,523.00 51,135.30 117.86 Industri pengolahan 88,091.74 189,144.00 101,052.26 114.71 Listrik dan air minum 3,207.48 5,454.00 2,246.52 70.04 Bangunan 140,408.04 267,698.00 127,289.96 90.66 Perdagangan, hotel, dan
restoran 240,462.70 453,272.00 212,809.30 88.50 Angkutan dan komunikasi 74,866.87 128,700.00 53,833.13 71.91
Keuangan, persewaan, dan jasa
33 Perubahan PDRB Provinsi Nusa Tenggara Barat Selama tahun 2001-2010
Sektor Perekonomian PDRB (juta rupiah) ∆Yij Persen
2001 2010
Pertanian 3,577,632.85 4,510,965.00 933,332.15 26.09 Pertambangan dan penggalian 3,822,278.71 5,480,315.00 1,658,036.29 43.38 Industri pengolahan 529,153.12 944,253.00 415,099.88 78.45 Listrik dan air minum 36,503.87 74,266.00 37,762.13 103.45 Bangunan 814,201.90 1,482,456.00 668,254.10 82.07 Perdagangan, hotel, dan
restoran 1,636,135.96 2,918,252.00 1,282,116.04 78.36 Angkutan dan komunikasi 858,064.31 1,510,032.00 651,967.69 75.98
Keuangan, persewaan, dan
jasa perusahaan 501,437.26 1,024,760.00 523,322.74 104.36 Jasa-jasa 1,372,572.12 2,111,497.00 738,924.88 53.84 TOTAL 13,145,292.22 20,056,796.00 6,911,503.78 52.58
Rasio Indikator Kegiatan Ekonomi Sektor Pertanian di Kabupaten Lombok Tengah
Sektor Perekonomian R
i ri Ra
Pertanian 0.26 0.24 0.53
Pertambangan dan penggalian 0.43 1.18 0.53
Industri pengolahan 0.78 1.15 0.53
Listrik dan air minum 1.03 0.70 0.53
Bangunan 0.82 0.91 0.53
Perdagangan, hotel, dan
restoran 0.78 0.88 0.53
Angkutan dan komunikasi 0.76 0.72 0.53
Keuangan, persewaan, dan jasa
perusahaan 1.04 0.84 0.53
34
Nilai Komponen Pertumbuhan Nasional (PN) Kabupaten Lombok Tengah
Sektor Perekonomian PNij Persen
Pertanian 276549.37 52.58
Pertambangan dan
penggalian 22812.29 52.58
Industri pengolahan 46316.69 52.58 Listrik dan air minum 1686.42 52.58
Bangunan 73823.44 52.58
Perdagangan, hotel, dan
restoran 126429.97 52.58
Angkutan dan
komunikasi 39363.34 52.58
Keuangan, persewaan,
dan jasa perusahaan 34648.86 52.58
Jasa-jasa 131297.97 52.58
TOTAL 752928.34 52.58
Nilai Komponen Pertumbuhan Proposional (PP) Kabupaten Lombok Tengah
Sektor Perekonomian PPij Persen
Pertanian -139331.45 -26.49
Pertambangan dan
penggalian -3991.48 -9.20
Industri pengolahan 22787.83 25.87 Listrik dan air minum 1631.62 50.87
Bangunan 41416.09 29.50
Perdagangan, hotel, dan
restoran 62002.47 25.78
Angkutan dan
komunikasi 17521.41 23.40
Keuangan, persewaan,
dan jasa perusahaan 34127.57 51.79
Jasa-jasa 3139.65 1.26
35 Nilai Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (PPW) Kabupaten Lombok Tengah
Sektor Perekonomian PPWij Persen
Pertanian -11503.29 -2.19
Pertambangan dan
penggalian 32314.49 74.48
Industri pengolahan 31947.75 36.27 Listrik dan air minum -1071.51 -33.41
Bangunan 12050.43 8.58
Perdagangan, hotel, dan
restoran 24376.86 10.14
Angkutan dan
komunikasi -3051.62 -4.08
Keuangan, persewaan,
dan jasa perusahaan -13222.62 -20.06
Jasa-jasa -72625.98 -29.08
TOTAL -785.49 -0.05
Nilai Pertumbuhan Bersih (PB) Kabupaten Lombok Tengah
Sektor Perekonomian PBij Persen
Pertanian -150834.75 -28.68
Pertambangan dan
penggalian 28323.01 65.28
Industri pengolahan 54735.58 62.13
Listrik dan air minum 560.11 17.46
Bangunan 53466.52 38.08
Perdagangan, hotel, dan
restoran 86379.33 35.92
Angkutan dan
komunikasi 14469.79 19.33
Keuangan, persewaan,
dan jasa perusahaan 20904.96 31.72
Jasa-jasa -69486.33 -27.83