• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Semester I-VII Tentang Pola Nutrisi Seimbang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Semester I-VII Tentang Pola Nutrisi Seimbang"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU

Semester I – VII Tentang Pola Nutrisi Seimbang Tahun 2013

Oleh :

NAMA MAHASISWA : DARSAYINI KUMARA PIRAN

NIM : 100100264

NIM

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

ABSTRAK

Melangkah masuk ke universitas merupakan suatu langkah besar dalam kehidupan seseorang.Perubahan gaya hidup, jadwal perkuliahan yang padat dan lingkungan sekitar sangat mempengaruhi pola makan mahasiswa.Tambahan pula, pengetahuan tentang pola nutrisi seimbang sangat penting untu semua terutama mahasiswa dalam Fakultas Kedokteran di mana beban belajar mereka tinggi. Lebih-lebih lagi, menjaga kesihatan diri sendiri dan juga pasien pada masa depan.Sebagai bakal dokter, mereka harus mantap dalam pengetahuan gizi untuk mendidik masyarakat tentang pola nutrisi seimbang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Semester I-VII tentang pola nutrisi seimbang tahun 2013. Dengan menggunakan metode deskriptif cross sectional, data diperoleh dengan menggunakan alat ukur berupa kuesioner kepada 92 orang mahasiswa. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode simple random sampling.

Hasil penelitian menunjukkan dari 92 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran USU,majoritas sebanyak 47.8% atau 44 orang mempunyai pengetahuan cukup, 43.5% atau 40 orang mempunyai pengetahuan cukup, 43.5% atau 40 orang mempunyai pengetahuan baik dan 8.7% atau 8 orang mempunyai pengetahuan yang kurang. Berdasarkan angkatan semester pula, mahasiswa dari semester III mempunyai jumlah terbanyak untuk kategori pengetahuan baik iaitu 65.2% atau 15 orang. Mahasiswa semester V mencatat majoritas dalam kategori pengetahuan cukup dan mahasiswa semester VII mencatat majoritas dalam kategori pengetahuan kurang. Masing-masing 56.5 % atau 13 orang dan 26.1% atau 6 orang.

Fakultas kedokteran disarankan untuk menganjurkan program pola makan sehat untuk memberi kesadaran pada mahasiswa tentang betapa penting ilmu gizi dan juga pola makan yang seimbang. Dengan pengetahuan yang baik tentang pola nutrisi seimbang dan juga kemampuan untuk mempraktis juga sangat penting untuk melahirkan bakal dokter yang sentiasa bersedia untuk merawat pasien dengan baik.

(4)

ABSTRACT

Stepping into university is a big step in one’s life. Life style changes, academic

achievement, a social schedule of lectures, problem peers, adapt away from home for the first

time with the new environment influences the balance nutritional diet in a student. Especially

in USU Medical Faculty Students as their health purpose and future patients.

This study aims to describe the knowledge status of Medical Faculty Students of USU

academic year 2013/2014 .Using a cross sectional descriptive methods data is obtained using

a questionare to 92 students sampling technique which used for this study is simple random

sampling method.

This results from 92 students of USU School of Medicine showed majority 47.8% or

44 people with average knowledge, 43.5% or 40 people with good knowledge and 8.7% or 8

people, with poor knowledge. As per semester, students of third semester has the most with

good knowledge which comprises 65.2% or 15 people. Fifth semester had the majority of

average knowledge and seventh semester with poor knowledge majority. Respectively, 56.5%

or 13 people and 26.1% or 6 people.

Medical management faculty are advised to encourage to organise healthy eating

programmes to ensure alertness in students regarding balanced nutrition. Sufficient

knowledge ang ability to practice it is outmost factor as preparation for future doctors in

treating their patients.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan petunjuk dan rahmatNya saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Semester I-VII Tentang Pola Nutrisi Seimbang” tepat pada waktunya.

Di dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini ternyata penulis mendapat banyak bantuan baik dari segi moral, materil dan spiritual dari berbagai pihak.Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih setinggi-tingginya kepada :

1.Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Prof. dr. Gontar A. Siregar, Sp. PD. KGEH atas izin penelitian yang telah diberikan.

2.Prof.Dr.dr.Harun Al Rasyid,Sp.PD,Sp.GK selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan pengarahan kepada penulis selama

menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.

3.Tenaga kerja di Fakultas Kedokteran USU atas izin dan

segala bantuan yang telah diberikan semasa menjalankan penelitian ini. 4.Keluarga tercinta yang senantiasa memberikan motivasi kepada penulis baik bersifat materi maupun non materi.

5.Teman-teman penulis yang ikut memberi ide dan saling memberi motivasi sehingga dapat selesaikan tepat pada waktunya.

Penulis sadar bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu, penulis mengharapkan sarana dan kritik yang bersifat membangun untuk lebih menyempurnakan karya tulis ini. Demikian dan terima kasih.

Medan, Juni 2013

(6)

DAFTAR ISI

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL…….. 3.1. Kerangka Konsep Penelitian... 18

3.2. Defenisi Operasional... 19

BAB 4 METODE PENELITIAN

(7)

DAFTAR PUSTAKA...

(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan 26

5.2 Distribusi frekuensi Hasil Uji Gambaran Pengetahuan Responden 27

5.3 Gambaran Frekuensi Jawaban Kuesioner Responden 28

5.3 Gambaran Frekuensi Jawaban Kuesioner Responden (Lanjutan) 29

5.4 Distribusi frekuensi pengetahuan Semester I 30

5.5 Distribusi frekuensi pengetahuan Semester III 31

5.6 Distribusi frekuensi pengetahuan Semester V 32

(9)

ABSTRAK

Melangkah masuk ke universitas merupakan suatu langkah besar dalam kehidupan seseorang.Perubahan gaya hidup, jadwal perkuliahan yang padat dan lingkungan sekitar sangat mempengaruhi pola makan mahasiswa.Tambahan pula, pengetahuan tentang pola nutrisi seimbang sangat penting untu semua terutama mahasiswa dalam Fakultas Kedokteran di mana beban belajar mereka tinggi. Lebih-lebih lagi, menjaga kesihatan diri sendiri dan juga pasien pada masa depan.Sebagai bakal dokter, mereka harus mantap dalam pengetahuan gizi untuk mendidik masyarakat tentang pola nutrisi seimbang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Semester I-VII tentang pola nutrisi seimbang tahun 2013. Dengan menggunakan metode deskriptif cross sectional, data diperoleh dengan menggunakan alat ukur berupa kuesioner kepada 92 orang mahasiswa. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode simple random sampling.

Hasil penelitian menunjukkan dari 92 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran USU,majoritas sebanyak 47.8% atau 44 orang mempunyai pengetahuan cukup, 43.5% atau 40 orang mempunyai pengetahuan cukup, 43.5% atau 40 orang mempunyai pengetahuan baik dan 8.7% atau 8 orang mempunyai pengetahuan yang kurang. Berdasarkan angkatan semester pula, mahasiswa dari semester III mempunyai jumlah terbanyak untuk kategori pengetahuan baik iaitu 65.2% atau 15 orang. Mahasiswa semester V mencatat majoritas dalam kategori pengetahuan cukup dan mahasiswa semester VII mencatat majoritas dalam kategori pengetahuan kurang. Masing-masing 56.5 % atau 13 orang dan 26.1% atau 6 orang.

Fakultas kedokteran disarankan untuk menganjurkan program pola makan sehat untuk memberi kesadaran pada mahasiswa tentang betapa penting ilmu gizi dan juga pola makan yang seimbang. Dengan pengetahuan yang baik tentang pola nutrisi seimbang dan juga kemampuan untuk mempraktis juga sangat penting untuk melahirkan bakal dokter yang sentiasa bersedia untuk merawat pasien dengan baik.

(10)

ABSTRACT

Stepping into university is a big step in one’s life. Life style changes, academic

achievement, a social schedule of lectures, problem peers, adapt away from home for the first

time with the new environment influences the balance nutritional diet in a student. Especially

in USU Medical Faculty Students as their health purpose and future patients.

This study aims to describe the knowledge status of Medical Faculty Students of USU

academic year 2013/2014 .Using a cross sectional descriptive methods data is obtained using

a questionare to 92 students sampling technique which used for this study is simple random

sampling method.

This results from 92 students of USU School of Medicine showed majority 47.8% or

44 people with average knowledge, 43.5% or 40 people with good knowledge and 8.7% or 8

people, with poor knowledge. As per semester, students of third semester has the most with

good knowledge which comprises 65.2% or 15 people. Fifth semester had the majority of

average knowledge and seventh semester with poor knowledge majority. Respectively, 56.5%

or 13 people and 26.1% or 6 people.

Medical management faculty are advised to encourage to organise healthy eating

programmes to ensure alertness in students regarding balanced nutrition. Sufficient

knowledge ang ability to practice it is outmost factor as preparation for future doctors in

treating their patients.

(11)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada era gobalisasi ini, banyak perubahan berlaku di seluruh dunia. Hal ini sangat mempengeruhi pola makan seseorang (Amamoto et al, 2004). Makanan yang diproses mula mengganti makanan organik. Rumah makan fast food juga mula meningkat di semua tempat (Margetts et al., 1998., Stampfer et al., 2000). Banyak kajian telah menunjukkan bahwa kebiasaan makan yang tidak sehat dan pengetahuan gizi yang kurang dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan dan obesitas (Harvey-Berino et al.,1997). Hal ini secara langsung menyebabkan penyakit kardiovaskuler, tekanan darah tinggi, peningkatan kolestrol dan diabetes (Amamoto et al., 2004., Harvey-Berino et al.,1997)

Tujuan utama pengetahuan gizi ini adalah untuk mengetahui nutrisi yang diperlukan untuk mengekalkan kesehatan tubuh, bersedia secara fisikal untuk meneruskan kehidupan yang sehat. Pengetahuan gizi iaitu tentang pola nutirisi seimbang sangat penting. Terutama di universitas, bidang pembelajaran gizi harus diterapkan pada mahasiswa karena peningkatan pengetahuan gizi akan mempengaruhi perilaku mahasiwa dan secara langsung melahirkan masyarakat yang berpengetahuan gizi dan tubuh yang sehat.. Penentuan kisaran umur remaja menurut PBB adalah 15 – 24 tahun, maka mahasiswa merupakan bagian dari remaja (Riyadi 2003). Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses kematangan manusia, pada masa ini terjadi perubahan yang sangat unik dan berkelanjutan (Yuniastuti 2008). Pada usia remaja banyak perubahan yang terjadi, diantaranya adalah perubahan fisik karena bertambahnya massa otot, bertambahnya jaringan lemak dalam tubuh, dan perubahan hormonal. Perubahan-perubahan itu mempengaruhi kebutuhan gizi dalam makanan mereka (Moehji 2003)

(12)

Gates membukt ikan mahasiswa dengan berat badan normal mempunyai pengetahuan dan perilaku yang baik tentang pola nutrsi seimbang (Gates & De Lucia, 1998). Tidak ada perbedaan yang signifikan berdasrkan pengetahuan gizi dan perilaku untuk wanita yang obesitas dan berat badan normal.. Wanita dengan berat badan normal, BMI dan persentase lemak badan dihubungkan dengan pengetahuan nutrisi seimbang (Lowry et al.,2000., Mitchell et al, 1999)

Pola konsumsi mahasiswa yang cenderung mementingkan kepraktisan dan peer group perlu mendapat perhatian khusus. Mahasiswa yang sehat dan proaktif adalah asset negara untuk berkembang maju.Jadi apa itu pola nutrisi seimbang, bagaimana dan cara mengamalnya harus diketahui oleh mahasiswa. Inilah tujuan daripada karya tulis ilmiah ini,yaitu untuk mengetahui gambaran pengetahuan pola nutrisi seimbang pada mahasiswa Fakultas Kedokteran USU.

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang, maka rumusanmasalah dalam penelitian yaitu “Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU tentang pola nutrisi seimbang.

1.3. TujuanPenelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU tentang pola nutrisi seimbang

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus pada penelitian ini adalah untuk :

a. Mengetahui gambaran pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU tentang pengertian diet seimbang mengikut semester.

b. Mengetahui gambaran pengetahuan Mahasiswa tentang konsumsi makanan sesuai dengan pedoman umum gizi di Fakultas kedokteran USU mengikut semester. c. Mengetahui gambaran pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU tentang

(13)

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Mahasiswa Wanita dan Pria

Sebagai informasi sehingga dapat meningkatkan pengetahuan Mahasiswa wanita dan pria tentang diet seimbang

2. Bagi Insitusi yang diteliti

Sebagai sumber informasi yang dapat digunakan untuk menambah pengetahuan seluruh siswa tentang diet seimbang

3. Bagi Peneliti Lain

(14)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pola Nutrisi Seimbang

Pola makanan adalah pilihan makanan secara rutin yang lazim kita makan. Nutirisi seimbang adalah makanan yang memberikan semua nutrien dalam jumlah yang memadai, tidak terlampau banyak dan juga tidak terlalu sedikit ( Almatisier, 2003)

2.2. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Kesehatan tubuh belum terjamin hanya dengan mengkonsumsi makanan yang berkualitas baik. Tanpa mengetahui jumlah dan jenis bahan makanan yang baik dikonsumsi untuk kesehatan mustahil kesehatan tubuh dapat terjaga dengan baik. Untuk mengetahui hal itu dapat dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan gizi (Hardinsyah dan Nadiya M 2008).

Suhardjo (2003) menyatakan bahwa kurangnya pengetahuan dan salah konsepsi tentang kebutuhan pangan dan nilai pangan, kemiskinan dan kekurangan faktor persediaan pangan yang bergizi merupakan faktor penting dalam masalah kurang gizi. Penyebab lain gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan tentang gizi atau kemampuan menerapkan informasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Pengetahuan gizi merupakan landasan penting untuk terjadi perubahan sikap dan perilaku gizi. Perilaku yang didasari pengetahuan akan bertahan lebih lama, oleh sebab itu penting bagi remaja untuk memperoleh pengetahuan gizi dari berbagai sumber seperti sekolah, media cetak, maupun media elektronik. Tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam pemilihan makanan yang pada akhirnya akan berpengaruh pada keadaan gizi individu yang bersangkutan (Amelia 2008).

(15)

serta ilmu gizi memeberikan fakta-fakta yang perlu sehingga penduduk dapat belajar menggunakan pangan dengan baik bagi perbaikan gizi (Suhardjo 2003).

2.3. Kebiasaan Makan

Konsumsi pangan dipengaruhi oleh kebiasaan makan seseorang (Suhardjo 1989). Kebiasaan makan berasal dari kata kebiasaan dan makan. Kebiasaan adalah perilaku yang diperoleh dari pola praktek. Kebiasaan makan merupakan tindakan manusia terhadap makanan yang dipengaruhi oleh pengetahuan dan perasaan atau apa yang dirasakan (Khumaidi 1988). Suhardjo (1989) juga menyebutkan bahwa kebiasaan makan adalah suatu perilaku yang berhubungan dengan makan seseorang, pola makanan atau susunan hidangan yang dimakan, pantangan, distribusi makanan dalam anggota keluarga. Kebiasaan makan yang baik dimulai dirumah, atas bimbingan dari orang tua baik ibu, ayah dan anggota keluarga lainnya seperti kakak, abang, atau nenek serta pembantu.

Kebiasaan makan terbentuk dari empat komponen, yaitu (1) konsumsi makanan (pola konsumsi), meliputi jumlah, jenis frekuensi dan proporsi makanan yang dikonsumsi atau komposisi makanan; (2) freferensi terhadap makanan, mencakup sikap terhadap makanan (suka atau tidak suka terhadap makanan); (3) ideologi atau pengetahuan terhadap makanan, terdiri atas kepercayaan dan tabu; (4) sosisal budaya makanan, meliputi umur, asal, pendidikan, kebiasaan membaca, besar keluarga, mata pencaharian atau pekerjaan, luas pemilikan lahan, dan ketersediaan makanan (Sanjur 1982).

Kebiasaan makan remaja sangat khas dan berbeda jika dibandingkan dengan usianya, kebiasaan makan mereka seperti tidak makan, terutama makan pagi atau sarapan, kegemaran makan snack dan kembang gula, mereka cenderung memilih-milih makanan, ada makanan yang disukai dan ada makanan yang tidak disukai. Jenis makanan tersebut berbeda untuk tiap budaya antara laki-laki dan perempuan. Selain itu, remaja putri biasanya percaya bahwa mereka dapat mengontrol berat badannya dengan cara tidak makan pagi atau siang (Robert & Williams 1996 dalam Waluya 2007).

Kebiasaan makan dapat berubah karena pendidikan dan pengetahuan tentang gizi dan kesehatan, serta aktivitas perdagangan makanan. Selain itu tingkat pendapatan juga merupakan salah satu faktor utama dalam mempengaruhi kebiasaan makan, dimana secara signifikan, dengan meningkatnya pendidikan, konsumsi makan mahal akan dibeli dan dikonsumsi lebih banyak (Hartog et al 1995 dalam Waluya 2007).

(16)

menilai status gizi. Berdasarkan data yang diperoleh, maka pengukuran konsumsi makanan menghasilkan dua jenis data konsumsi, yaitu bersifat kualitatif dan kuantitatif. Metode yang bersifat kualitatif biasanya untuk mengetahui frekuensi makan. Metode kuantitatif dimaksudkan untuk mengetahui jumlah makanan yang dikonsumsi sehingga dapat dihitung konsumsi zat gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) atau daftar lain yang diperlukan seperti Daftar Ukuran Rumah Tangga (URT), Daftar Konversi Mentah Masak (DKMM), Daftar Peneyerapan Minyak (DPM). Salah satu metode pengukuran konsumsi makanan untuk individu yang bersifat kuantitatif adalah metode recall 24 jam (Supariasa et al 2002).

2.4. Kebiasaan Jajan

Kebiasaan jajan adalah salah satu bentuk makan baik pada anak-anak, remajacataupun dewasa. Menurut Winarno (1993) makanan jajanan adalah makanan yang diproduksi atau dijual oleh pengusaha sektor informal dengan modal terbatas dan dijajakan di tempat keramaian, sepanjang jalan, dan pemukiman atau perkampunagan dengan cara berjualan keliling, menetap atau kombinasi dari kedua cara tersebut. Makanan jajanan pada umunya ada empat kelompok yaitu (1) makanan utama atau sepinggancontohnya nasi rames, nasi rawon, nasi pecel, dan lain-lain; (2) panganan atau snack, contohnya kue-kue, aneka gorengan, dan lain-lain; (3) golongan minuman, contohnya es teler, es buah, kopi, dan sebagainya; (4) buah-buahan segar, contohnya mangga, durian, dan sebagainya.

Kebiasaan jajan memiliki segi positif dan negatif. Segi positifnya adalah jika makanan yang dibeli sudah memenuhi syarat kesehatan, bisa melengkapi ataupun menambah kebutuhan gizi anak. Disamping itu juga mengisi kekosongan lambung, karena 3 atau 4 jam sesudah makan, lambung mulai kosong. Selain itu dapat pula digunakan untuk mendidik anak dalam memilih jajanan sehat. Adapun segi negatif dari kebiasaan ajajan ini diantaranya adalah dengan jajan yang terlalu banyak bisa mengurangi nafsu makan di rumah. Jajan yang dibeli juga tidak terjamin kebersihannya, mungkin kurang bersih cara mencuci atau memasaknya, karena debu atau kotoran-kotoran, dikerumuni lalat, dan lain- lain (PERSAGI 1973 diacu dalam Astuti 2010).

2.5. Pedoman Umum Gizi Seimbang

(17)

dikonsumsi seseorang dalam satu hari, sesuai dengan kecukupan tubuhnya. Keadaan ini tercermin dari derjat kesehatannya, tumbuh kembang, serta produktivitasnya yang optimal. Namun dengan pergeseran gaya hidup, akibat pengaruh urbanisasi, globalisasi, dan industralisasi dapat menyebabkan sebagian masyarakat Indonesia untuk cenderung menyukai makanan siap santap yang kandungan gizinya tidak seimbang. Pada umumnya makanan siap santap ini mengandung lemak dan garam yang tinggi, tetapi kandungan seratnya rendah (Depkes 1996).

Apabila konsumsi makanan sehari-hari kurang beranekaragam, maka akan timbul ketidakseimbangan antaraasupan makanan dan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk hidup sehat dan produktif. Dengan mengkonsumsi makanan sehari-hari yang beranekaragam, kekurangan zat gizi pada jenis makanan yang satu akan dilengkapi oleh keunggulan susunan zat gizi jenis makanan lain, sehingga diperoleh masukan zat gizi yang seimbang (Depkes 2005).

Perilaku makan yang salah harus dihindari karena akan berhubungan dengan status gizi dan kesehatan seseorang. Pada tahun 1992 diselenggarakan kongres gizi internasional di Roma yang membahas tentang pentingnya gizi seimbang untuk menghasilkan manusia yang berkualitas. Salah satu rekomendasi kongres adalah anjuran kepada setiap negara untuk menyusun Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). Di Indonesia pernah diperkenalkan pedoman 4 sehat 5 sempurna pada tahun 1950. Slogan 4 sehat 5 sempurna saat ini sebenarnya merupakan implentasi PUGS (Depkes 2005).

(18)

makanlah makanan yang aman bagi kesehatan, dan bacalah label pada makanan yang dikemas(Depkes 2005).Berikut adalah beberapa yang dipilih dengan penjelasannya.

Makanlah anekaragam makanan.

Tidak ada sejenis makanan mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat seseorang hidup sehat. Oleh karena itu mengkomsumsi bahan makanan yang beragam akan memberikan nilai gizi yang lebih baik daripada makanan yang dikonsumsi secara tunggal. Makin beranekaragam bahan makanan yang dikonsumsi, makin terjamin keseimbangan zat gizi dalam tubuh. Kekurangan zat gizi dalam konsumsi makanan sehari-hari akan menyebabkan pengguanaan zat gizi lainnya tidak optimal. Makanan yang beranekaragam minimal terdiri dari satu jenis dari masing-masing golongan pangan, yaitu makanan pokok, lauk pauk, sayur, dan buah (Hardinsyah dan Nadiya M 2002).

Makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan yang beranekaragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantitasnya yang biasanya disebut triguna makanan, yaitu makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun, dan pengatur. Kekurangan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi dari makanan yang lain. Jadi mengkonsumsi makanan yang beranekaragam akan lebih menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, pembangun dan pengatur (Depkes 2005).

Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi

Dianjurkan makan makanan yang cukup mengandung sumber zat tenaga atauenergi. Kebutuhan energi dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi sumber karbohidrat, lemak, dan protein. Kecukupan energi bagi seseorang ditandai dengan berat badan yang normal. Kekurangan energi akan mengakibatkan penurunan berat badan (Hardinsyah dan Nadiya M 2002).

(19)

Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi.

Makanan sumber karbohidrat merupakan sumber energi utama. Sumber karbohidrat ini kurang memberikan zat gizi lain seperti lemak, protein, vitamin, dan mineral. Terdapat dua kelompok sumber karbohidrat, yaitu karbohidrat kompleks (padi-padian dan umbi-umbian) dan karbohidrat sederhana misalnya gula dan sirup. Pencernaan dan penyerapan karbohidrat kompleks lebih lama sehingga tidak segera merasa lapar jika telah mengkonsumsinya. Sebaliknya karbohidrat sederhana lebih mudah diserap sehingga cepat menimbulkan rasa lapar (Hardinsyah dan Nadiya M 2002). Apabila energi yang diperoleh dari makanan sumber karbohidrat kompleks (sumber karbohidrat selain gula) melebihi 60% atau 2/3 bagian dari energi yang dibutuhkan anak, kebutuhan protein, vitamin, dan mineral sulit dipenuhi (Depkes 2005).

Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi.

Lemak dan minyak terdapat dalam makanan berperan sebagai sumber dan cadangan energi, membantu penyerapan vitamin A, D, E, dan K, serta menambah lezatnya hidangan. Konsumsi lemak dan minyak yang dianjurkan dalam makanan sehari-hari paling sedikit 10% tetapi tidak lebih dari 25% dari kebutuhan energi atau jika dalam bentuk minyak antara 3 – 4 sendok makan sehari. Dalam hidangan sehari-hari cukup 2 - 4 jenis makanan yang berminyak atau berlemak. Konsumsi lemak atau minyak yang berlebihan dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan penyakit jantung koroner (Hardinsyah dan Nadiya M 2002).

Potensi lemak dan minyak sebagai sumber energi terhitung lebih tinggi daripada karbohidrat dan protein. Tiap gram lemak menghasilkan 9 kilo kalori, sedangkan karbohidrat tinggi kalori, lemak juga relatif lama berada dalam sistim pencernaan dibandingkan dengan protein dan karbohidrat, sehingga lemak menimbulkan rasa kenyang yang lebih lama (Depkes 2005).

Gunakan garam beriodium.

Iodium merupakan salah satu zat gizi yang berperan untuk pembentukan hormon tiroksin, yang diperlukan bagi perkembangan fisik dan mental, serta pertumbuhan dan perkembangan anak. Oleh karena itu kekurangan iodium dalam makanan sehari-hari dapat menyebabkan penurunan tingkat kecerdasan seseorang. Salah satu sumber iodium dalam makanan sehari-hari adalah garam beriodium (Hardinsyah dan Nadiya M 2002).

(20)

terpenuhi, namun ambang batas penggunaan natrium tidak terlampaui. Dalam kondisi tertentu, misalnya keringat yang berlebihan, dianjurkan mengonsumsi garam sampai 10 gram atau dua sendok teh per orang per hari. Selain itu dianjurkan untuk tetap mengonsumsi makanan dari laut yang kaya iodium (Depkes 2005).

Makanlah makanan sumber zat besi.

Zat besi merupakan penting dalam proses pembentukan sel darah merah. Kekurangan zat besi dalam makanan sehari-hari secara berkelanjutan dapat menimbulkan penyakit anemia gizi besi (AGB). Anemia gizi besi terutama banyak diderita oleh wanita hamil, menyusui, wanita usia subur, anak sekolah, remaja, pekerja berpenghasilan rendah, dan balita. Sumber utama zat besi adalah bahan pangan hewani, kacang-kacangan, dan sayuran berwarna hijau tua. Dibandingkan dari nabati (Hardinsyah dan Nadiya M 2002).

Keanekaragaman konsumsi makanan berperan penting dalam membantu meningkatkan penyerapan Fe di dalam tubuh. Adanya protein hewani (seperti daging, ikan, dan telur), vitamin C, vitamin A, Zink (Zn), asam folat, serta zat gizi mikro lain dapat meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh. Manfaat lain mengonsumsi makanan sumber zat besi adalah terpenuhinya kecukupan vitamin A, karena memakan sumber zat besi biasanya juga merupakan sumber vitamin A (Depkes 2005).

Biasakan makan pagi.

Makan pagi atau sarapan sangat bermanfaat bagi setiap orang. Makan pagi yang cukup bagi orang dewasa sangat penting untuk memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan saat bekerja dan meningkatkan produktivitas kerja. Bagi anak sekolah, makan pagi untuk meningkatkan konsentrasi belajar. Jika makan pagi tidak biasa dilakukan maka akan mengalami resiko menderita gangguan kesehatan berupa menurunnya kadar gula darah. Makan pagi sebaiknya terdiri dari makanan sumber zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur (Hardinsyah dan Nadiya M 2002).

Minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya.

(21)

terjamin keamanannya supaya tidak menimbulkan gangguan kesehatan seperti diare dan keracunan. Air bersih dan aman adalah jernih, tidak mengandung kuman dan bahan beracun, tidak berasa, tidak berwarna dan tidak berbau serta sebelum diminum harus dimasak sampai mendidih (Hardinsyah dan Nadiya M 2002).

Hindari minum minuman beralkohol.

Kebiasaan minum minuman beralkohol sangat berbahaya bagi kesehatan. Hal ini disebabkan karena dapat meningkatkan penyerapan Fe di dalam tubuh. Adanya protein hewani (seperti daging, ikan, dan telur), vitamin C, vitamin A, Zink (Zn), asam folat, serta zat gizi mikro lain dapat meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh. Manfaat lain mengonsumsi makanan sumber zat besi adalah terpenuhinya kecukupan vitamin A, karena memakan sumber zat besi biasanya juga merupakan sumber vitamin A (Depkes 2005) mengandung energi dan tidak mengandung zat gizi lainnya (Hardinsyah dan Nadiya M 2002).

Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.

Makanan yang dikonsumsi selain harus mengandung zat gizi yang lengkap dan seimbang juga harus aman bagi kesehatan. Makanan yang aman adalah makanan yang bebas kuman dan bahan kimia berbahaya, serta tidak bertentangan dengan masyarakat (halal). Agar makanan dapat memenuhi syarat aman dan halal maka bahan makanan tersebut harus diperlakukan secara baik dan benar, baik pada tahap budidaya atau tahap pengolahan. Secara umum makanan yang tidak aman bagi kesehatan antara lain berlendir, berjamur, aroma, dan rasa atau warna berubah, melewati tanggal kadaluarsa, terjadi kerusakan pada kemasan, dan dalam pengolahannya ditambahkan bahan tambahan berbahaya (Hardinsyah dan Nadiya M 2002).

Bacalah label pada makanan yang dikemas.

(22)

2.6. Konsumsi Energi dan Zat Gizi

Energi

Salah satu tujuan dari pembangunan adalah menyediakan pangan sesuai dengan kebutuhan penduduk, baik jumlah maupun mutunya. Pangan yang diperoleh digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air yang berguna untuk mempertahankan kelangsungan hidup (Suhardjo 1989). Pangan merupakan kebutuhan dasar yang paling esensial bagi manusia untuk mempertahankan hidup dan kehidupan. Pangan sebagai sumber energi dan zat gizi (karbohidrat, lemak, proteinvitamin, mineral dan air) menjadi landasan utama manusia untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan. Janin dalam kandungan, bayi, balita, anak, remaja, dewasa maupun usia lanjut membutuhkan makanan yang sesuai dengan syarat gizi untuk mempertahankan hidup, tumbuh dan berkembang, serta mencapai prestasi kerja (Karsin2004).

Secara umum zat gizi dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu untuk menyediakan energi, membangun, dan memelihara jaringan tubuh, serta mengatur proses- proses kehidupan dalam tubuh. Kebutuhan akan zat gizi pada setiap orang berbeda, hal ini tergantung kepada umur, jenis kelamin, aktivitas, dan faktor koreksi lainnya. Manusia membutuhkan energi untuk mempertahankan hidup, menunjang pertumbuhan dan melakukan aktifitas fisik. Energi diperoleh dari karbohidrat, lemak, dan protein yang ada di dalam bahan makanan. Kandungan karbohidrat, lemak, dan protein menentukan nilai energinya (Almatsier 2004).

Data Biro Pusat Statistik tahun 1990 menunjukkan, bahwa komposisi umum energi makanan rata-rata sehari orang Indonesia 9,6% berasal dari protein, 20,6% dari lemak dan 68,8% dari karbohidrat. Untuk memelihara kesehatan yang baik suatu penduduk, WHO (1990) menganjurkan rata-rata konsumsi energi makanan sehari adalah 10-15% berasal dari protein, 15-30% dari lemak, dan 55-75% dari karbohidrat. Dengan demikian, komposisi konsumsi makanan rata-rata di Indonesia sudah mendekati komposisi konsumsi yang dianjurkan WHO (Almatsier 2004).

Protein

(23)

Kabohidrat

Dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan aktivitas, baik yang telah merupakan kebiasaan misalnya berdiri, berjalan, mandi, makan dan sebagainya atau yang hanya kadang-kadang saja kita lakukan. Untuk melakukan aktivitas tersebut perlu energi diperoleh dari makanan yang kita makan. Pada umumnya bahan makanan itu mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia, yaitu karbohidrat, protein, dan lemak. Di Indonesia bahan makanan pokok yang biasa dikonsumsi adalah beras, jagung, sagu, dan kadang-kadang juga singkong atau ubi. Bahan makanan tersebut berasal dari tumbuhan atau senyawa yang terkandung di dalamnya sebagian besar adalah karbohidrat (Poedjiadi A dan Supriyanti 2006).

Lemak

Salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan, atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan adalah lemak (Poedjiadi A dan Supriyanti 2006). Lemak dan minyak yang terdapat dalam makanan berguna untuk meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin A, D, E, K.

Vitamin A

Vitamin A adalah suatu kristal alkohol berwarna kuning dan larut dalam lemak maupun pada pelarut lemak (Almatsier 2004). Vitamin A merupakan zat gizi yang tidak dapat diproduksi sendiri di dalam tubuh. Oleh karena itu, kebutuhan vitamin A harus dapat dicukupi dari makanan yang dimakan setiap hari. Angka kecukupan vitamin A biasanya dinyatakan dalam satuan retinol ekivalen (RE). Konsumsi vitamin A yang baik adalah jika setengahnya bisa disimpan di dalam tubuh (Muhilal, Jalal & Hardinsyah 1998). Bentuk aktif vitamin A hanya terdapat pada bahan pangan hewani. Sedangkan pro vitamin A (karoten) banyak terdapat pada bahan pangan nabati, yang terdapat dalam beberapa jenis , yaitu α-, βntin-, γ- karoten, dan kriptoxantin (Winarno 1984).

Vitamin C

(24)

Zat besi (Fe)

Besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat dalam tubuh manusia dan hewan, yaitu sebanyak 3 – 5 gram dalam tubuh manusia dewasa. Zat besi sangat penting bagi tubuh manusia karena keberadaannya dalam banyak hemoprotein (hemoglobin, mioglobin, dan sitokrom). Penyerapan besi diatur ketat pada tingkat mukosa intestinal dan ditentukan oleh kebutuhan tubuh. Jika tubuh memerlukan banyak besi, transferin menjadi titik jenuh dan dapat mengikat lebih banyak besi. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan zat besi adalah asam organik (vitamin C), zat penghambat penyerapan (asam fitat, asam oksalat, dan tanin), tingkat keasaman lambung, faktor intrinsik, dan kebutuhan tubuh (Almatsier 2004).

Kalsium (Ca)

(25)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep yang mendasari penelitian yang tersusun dalam kerangka konsep sehingga mudah dipahami dan menjadi acuan peneliti . Dari kerangka konsep akan diperolehi gambaran mengenai variebel –variebel.

3.1 KERANGKA KONSEP

GAMBARAN PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN USU SEMESTER I-VII TENTANG POLA

NUTRISI SEIMBANG

ANGKATAN SEMESTER I, III, V, VII

(26)

3.2.DEFINISI OPERASIONAL

3.2.1.Definisi

Pola nutrisi seimbang adalah pilihan makanan secara rutin yang lazim kita makan dan memberikan semua nutrien dalam jumlah yang memadai, tidak terlampau banyak dan juga tidak terlalu sedikit. ( Almatsier, 2003).

Gambaran pengetahuan adalah pemahaman contoh tentang pangan dan gizi yang diukur menggunakan skor yang diperoleh dengan kuesioner.Hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek, baik melalui indera panglihatan, pendengaran, penciuman dan rasa.(Notoadmojo, 2003)

3.2.2. Alat ukur

Alat ukur mengunakan kuesioner dengan 28 pertanyaan dan 3 pilihan jawaban. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan sistem skoring dengan menggunakan skala menurut (Arikunto, 2006) yaitu - Jawaban yang benar diberi nilai 1 , Jawaban yang salah diberi nilai 0

3.2.3. Cara ukur

Cara ukur dengan menghitung jawaban responden pada kuesioner yang diedarkan.

3.2.4. Hasil ukur

(27)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat survey deskriptif dengan pendekatan cross sectional yaitu dengan cara pengumpulan data sekaligus pada suatu saat/point time approach.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

4.2.1 Lokasi penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan, Jalan Dr. T. Mansyur No.9 Medan. Saya memilih lokasi ini karena dekat dan saya ingin melakukan penelitian di kampus saya sendiri untuk melihat gambaran pengetahuan mahasiswa kedokteran tentang ilmu gizi.

4.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai dari bulan September 2013 sampai November 2013. ( Semester yang kuliah adalah dari sem I, III, V dan VII )

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1. Populasi

Populasi perupakan semua elemen yang mempunyai kriteria tertentu (Notoadmodjo, 2003). Dalam penelitian populasi adalah mahasiswa fakultas kedokteran dari semester 1 hingga 7 yang membawa maksud semester ganjil yang sedang berlangsung pada masa ini iaitu semeseter I, III, V, VII.

4.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih untuk studi tertentu, dan anggota sampel disebut subjek (Notoadmodjo,2003).

Sampel data ditentukan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

1. Bersedia menjadi subjek penelitian

(28)

1. Mahasiswa yang tidak mengisi formulir kuesioner lengkap.

Besarnya sampel ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Issac &

Michael):

P = proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi bila tidak diketahui maka ditetapkan 50% (0,5)

d = derajat penyimpangan terhadap populasi, ditetapkan sebesar 10% atau 0,1

Diketahui bahawa jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 1446 orang, maka:

Berdasarkan perhitungan di atas, maka dari 1466 mahasiswa didapatkan sampel sebanyak 92 orang untuk satu fakultas dan seterusnya disama-ratakan untuk 4 semester menjadi 23 orang per semester. Untuk mengambil sampel dari setiap semester dilakukan dengan metode simple random sampling yaitu mengambil sampel secara acak atas undian sampel memenuhi jumlah sampel yang diinginkan(Notoadmojo, 2010)

4.4. Metode Pengumpulan data

4.4.1. Data primer

(29)

berkenaan dengan penelitian yangdilakukan.Kemudian kuesioner tersebut diberikan kepada sampel untuk diisi.Ada beberapa formulir yang telah disertakan dengan instrument penelitian. Formulir A : Formulir ini berisi tentang penjelasan kepada responden tentang

penelitian yang akan dijalankan yang memuatkan tandatangan peneliti Formulir B : Adalah inform consent yaitu surat persetujuan dari responden yang

memuat tanda tangan responden dan persetujuan responden. Formulir C : Kuesioner yang akan diisi oleh responden.

4.4.2.Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak fakultas untuk mendapatkan informasi tentang jumlah mahasiswa dari semua semester di Fakultas Kedokteran USU.

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

Pengumpulan data dilakukan dengan memakai kuesioner sebagai instrument penelitian. Adapun prosedur pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Peneliti menjelaskan mengenai tujuan kuesioner, cara mengisi, dan peneliti mengawasi atau mendampingi responden pada saat mengisi kuesioner.

2. Peneliti mengingatkan kembali pengisian kuesioner kepada responden secara teliti dan cermat agar tidak ada yang terlewatkan, responden mengisi sesuai data dirinya dan menanyakan langsung kepada peneliti apabila ada yang kurang jelas atau yang kurang mengerti.

3. Setelah mengisi kuesioner, kemudian diserahkan kembali kepada peneliti dan periksa dengan lengkap.

4. Peneliti mengakhiri pertemuan bila kuesioner telah diisi dengan lengkap.

4.5.1. Pengolahan Data

Data yang di kumpulkan berupa jawaban dari setiap pertanyaan kuesioner akan di olah dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Editing yaitu mengecek nama dan kelengkapan identitas maupun data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk.

2. Coding yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah tabulasi dan analisa data.

(30)

4. Cleaning yaitu mengecek kembali data yang telah di entry untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak. Hasil penelitian akan di tampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

4.5.2. Metode Analisis Data

(31)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kampus Universitas Sumatera Utara yang terletak di Jalan Dr. T. Mansyur No.9 Medan. Pada tanggal 20 Nopember 1957, USU diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Dr. Ir. Soekarno menjadi universitas negeri yang ketujuh di Indonesia. Kampus USU Padang Bulan sebagai kampus utama berlokasi di Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru. Kampus ini mulai digunakan sejak tahun 1957. Kini Fakultas Kedokteran USU beralamat Jl. Dr. Mansyur No.5, Medan.

5.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Jumlah responden yang terlibat dalam studi ini adalah sebesar 92 responden yang berumur 18-24 tahun dengan karakteristik berdasarkan angkatan. Berdasarkan perhitungan distribusi frekuensi diperoleh gambaran karakteristik mahasiswa penelitian seperti berikut :

5.2.1. Distribusi Tingkatan Semester Responden

Berdasarkan angkatan, peneliti memperoleh sebaran responden sebagai berikut : n=frekuensi(untuk semua tabel di bawah) orang dikelompokkan kepada 4 semester dengan 23 orang per semester atau 25%, seperti pada tabel 5.1.Total wanita dan pria yang menjadi responden adalah 46 orang wanita atau 50

(32)

% dan pria adalah 46 orang atau 50%. Berdasarkan Georgia and colleagues (1993) pengetahuan gizi tidak berhubungan dengan kelamin.

5.3

Hasil

Analisa

Data

dan

Pemba

hasan

H asil uji

terhada p gambaran pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran USU tentang pola nutrisi seimbang dilakukan dengan menggunakan kuesioner dapat dilihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Hasil Uji Gambaran Pengetahuan Responden Variable Kategori n Persen (%)

Gambaran Kurang 8 8.7

Pengetahuan pola Cukup 44 47.8

(33)

B erdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa majoritas responden mempunyai gambaran pengetahuan kategori cukup yaitu 44 orang atau 47.8%. Pengetahuan responden dengan kategori baik adalah 40 orang atau 43.5 %.Minoritas responden yang kategori pengetahuannya kurang iaitu 8 orang atau 8.7%.

Untuk lebih jelasnya, data lengkapnya gambaran frekuensi jawaban kuesioner responden mengenai gambaran pengetahuan tentang pola nutrisi seimbang dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3. Gambaran Frekuensi Jawaban Kuesioner Responden

(34)

Tabel 5.3. Gambaran Frekuensi Jawaban Kuesioner Responden (Lanjutan)

Skor/Pertanyaan 0 1 Total

n % n %

P17 38 41.3 54 58.7 92

P18 36 39.1 56 60.9 92

P19 25 27.2 67 72.8 92

P20 49 53.3 43 46.7 92

P21 24 26.1 68 73.9 92

P22 52 56.5 40 43.5 92

P23 35 38 57 62 92

P24 39 42.4 53 57.6 92

P25 23 25 69 75 92

P26 53 57.6 39 42.4 92

P27 46 50 46 50 92

P28 45 49 47 51 92

n= frekuensi %= persentase P= pertanyaan

Kuesioner ini terdiri dari 28 pertanyaan yang berkaitan dengan pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran tentang pola nutrisi seimbang. Setiap pertanyaan mempunyai tiga pilihan jawaban dan yang benar diberikan skor 1 dan salah 0.

Semua jawaban pertanyaan diakumulasikan jumlah benar dan salah seterusnya dikelompokkan dengan kategori baik dengan skor 20-28, cukup 10-19 dan kurang <9.

Distribusi frekuensi gambaran pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran USU tentang pola nutrisi seimbangberdasarkan angkatan semester I dilihat pada tabel 5.4

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi hasil uji gambaran pengetahuan berdasarkan angkatan

semester I.

Pengetahuan n Persen ( % )

Baik 9 39.1

(35)

Gambaran pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran USU tentang pola nutrisi seimbang pada semester I menunjukkan sebanyak 39.1 % atau 9 orang dengan kategori pengetahuan baik dan 60.9 % atau 14 orang dengan pengetahuan cukup.Pengetahuan kurang tidak ada sama sekali.

Distribusi frekuensi gambaran pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran USU tentang pola nutrisi seimbang berdasarkan angkatan semester III dilihat pada tabel 5.6

Tabel 5.6. Distribusi frekuensi hasil uji gambaran pengetahuan berdasarkan

angkatan semester III

Gambaran pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran USU tentang pola nutrisi seimbang pada semester III menunjukkan sebanyak 65.2% atau 15 orang dengan pengetahuan baik dan pengetahuan cukup sebanyak 34.8% atau 8 orang. Tidak ada responden dengan

kategori pengetahuan kurang.

Kurang 0 0

Total 23 100

Pengetahuan n Persen ( %)

Baik 15 65.2

Cukup 8 34.8

Kurang 0 0

(36)

Distribusi frekuensi hasil uji gambaran pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran USU tentang pola nutrisi seimbang berdasarkan angkatan semester V pada tabel 5.6.

Tabel 5.7. Distribusi frekuensi hasil uji gambaran pengetahuan berdasarkan angkatan

semester V

Pengetahuan n Persen (%)

Baik 8 34.8

Cukup 13 56.5

Kurang 2 8.7

Total 23 100

Gambaran pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran USU tentang pola nutrisi seimbang pada semester V mempunyai 8.7% atau 2 orang yang berpengetahuan kurang. Responden dengan pengetahuan baik dan cukup masing-masing 34. 8% atau 8 orang dan 56.5% atau 13 orang.

Distribusi frekuensi hasil uji gambaran pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran USU tentang pola nutrisi seimbang berdasarkan angkatan semester VII pada tabel 5.7

Tabel 5.7. Distribusi frekuensi hasil uji gambaran pengetahuan berdasarkan angkatan

(37)

Pengetahuan n Persen (%)

Baik 8 34.8

Cukup 9 39.1

Kurang 6 26.1

Total 23 100

Gambaran pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran USU tentang pola nutrisi seimbang pada semester VII yang berpengetahuan baik adalah 34.8% atau 8 orang. Responden yang berpengetahuan cukup dan kurang masing-masing 39.1% atau 9 orang dan 26.1% atau 6 orang.

Pembahasan

Responden penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran USU semester ganjil tahun akademik 2013/ 2014 sebanyak 92 orang. Sebanyak 23 responden dipilih secara random dari setiap semester untuk menjawab kuesioner ini. Ada juga kajian yang menyatakan bahwa profesional dari bidang kedokteran kebanyakan masih tidak optimal pengetahuannya (Makowske M, Feinman ). Kajian yang sama juga dilakukan di Universitas Beijing dan Universitas Kunming, China.

(38)

atau 39.1% dengan pengetahuan baik. Tidak ada sama sekali responden dari semester ini dengan kategori pengetahuan kurang. Hal ini dapat terjadi karena mahasiswa semester ini baru saja lepasan SMA dan pendidikan asas mereka masih kukuh dan diingati karena belum lagi lebih fokus kepada pembelajaran blok lain. Kajian sebelumnya, menunjukkan majoritas mahasiswa dari Universitas Azad dari Gourgan mempunyai pengetahuan gizi yang cukup baik ( Sakamaki et.al., 2005 ). Kajian Makowske & Feinman menunjukkan mahasiswa semester I masih tidak cukup pengetahuan.

Distribusi gambaran pengetahuan berdasarkan pada tabel 5.6 untuk angkatan semester III menunjukkan bahwa dari total responden sebanyak 23 orang doperoleh sebanyak 15 orang atau 65.2% dengan pengetahuan baik dan sebanyak 8 orang atau 34.8% dengan pengetahuan cukup sama seperti mahasiswa semester I, tidak ada mahasiswa yang pengetahuannya dalam kategori kurang. Hal ini dapat terjadi karena mahasiswa semester III ini baru selesai kuliah tentang gizi maka majoritas yang berpengetahuan baik adalah dari semester ini. Kajian sebelumnya, menunjukkan pengetahuan gizi berhubungan dengan bidang pembelajaran responden ( Azizi et al. 2010, Georgia et al, 1993)

Distribusi gambaran pengetahuan mahasiswa semseter V berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari total responden sebanyak 23 orang diperleh sebanyak 8 orang atau 34.8% dengan pengetahuan baik. Mahasiswa dengan pengetahuan cukup merangkumi 13 orang atau 56.5% dan mahasiswa yang pengetahuannya kurang adalah 2 orang atau 8.7%. Mulai semester V mahasiswa sudah lebih fokus terhadap pembelajaran blok mereka. Mereka lebih stres dengan jadwal yang penuh dan tidak memberikan fokus terhadap pengetahuan gizi sejajar dengan (Amelia 2008) menyatakan bahwa tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan prilaku dalam pemilihan makanan yang akhirnya akan berpengaruh pada keadaan gizi individu yang bersangkutan. Pengetahuan kurang dalam nutrisi juga boleh menyebabkan peningkatan berat badan ( Burn CM, Richman R. ).

(39)

ditingkatkan untuk menjaga kesehatan tubuh. Pengetahuan gizi sangat berhubungan dengan perilaku dan diet seseorang. Kepentingan nutrisi dalam jangka masa ini harus diberikan perhatian ( Wong et al., 1999). Kekurangan penelitian ini adalah mahasiswa dari semester VII tidak menjawab kuesioner dengan sepenuh hati dan fokus karena mereka juga sibuk mengejar masa untuk menyelesaikan KTI mereka.

(40)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1.Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 92 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran USU semester I-VII lebih spesifik semester ganjil yang sedang berjalan sekarang iaitu semester 1,3,5, dan 7 yang telah diklasifikasikan secara proporsional jumlah responden secara sama rata pada bulan Oktober 2013, dapat disimpulkan bahwa:

1. Gambaran pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran USU tentang pola nutrisi seimbang secara keseluruhan majoritasnya berada pada kategori cukup.Total responden yang baik pengetahuannya juga tidak jauh beda dengan kategori cukup. Minoritasnya adalah mahasiswa yang pengetahuannya kurang.

2. Gambaran pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran USU tentang pola nutrisi seimbang berdasarkan semester membawa jumlah responden yang terbanyak untuk kategori baik adalah dari semester III.Mahasiswa yang cukup pengetahuannya, majoritas adalah dari semester V. Semester VII mencatat jumlah responden yang paling banyak dengan pengetahuan kategori kurang.

6.2. Saran

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Amelia F. 2008. Konsumsi pangan, pengetahuan gizi, aktivitas fisik dan status gizi pada remaja di kota sungai penuh kabupaten kerinci propinsi jambi [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Amamoto Rie, Dozono Mina dan Toyoma Kenji 2004.The relationship between dietary life and indefinite complaint in female Nutrition departmet students.Seinan Jo Gakuin Bulletin, pp:75-85

Azizi Mohammad, Rahmani-Nia Farhad, Malaee Maryam et al., 2010. A study of Nutritional knowledge and attitudes of elite College Athletes in Iran.Braz J.Biom.,4(2):105-112 Arisman. 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan . Jakarta: EGC

Cotugna,N.,E.Connie and R.D. Vickery, 2005.Sheldon, McBee. Sports nutrition for Young Athletes .J. Sch.Nur., 21(6): 323-328

[Depkes RI] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2005. Pedoman Umum Gizi Seimbang. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Direktorat gizi masyarakat.

[Depkes RI] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1996. 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang. Jakarta.

Gates, G.E. and B.A. De Lucia, 1998. Influences of lifestyle patterns on diet. J. Ame. Assoc 989 (9): 82-87

Georgia. S.,Y.W. Guldan, Y.Lin, M. Zhao, D.P.Xiang, L.Yang and F.Long 1993. Evaluation of a nutrition education activity for medical student in china. Asia Pacific J.Clin. Nutr., 2: 71-76

Harvey-Berino, J., V.Hood, J.Rourke, T.Terrance and A.Dowldt, 1997. Secker-walker. Food preferences predict eating behaviou of very young Mohauk Children.J.Am.Diet.Assoc., 97:750-3

(42)

Jakarta. Jurnal gizi dan pangan 3(1): 30 – 42.

Hardinsyah dan Nadiya M . 2002. Analisis Kebutuhan Konsumsi Pangan. Bogor: Pusat Studi Kebijakan Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor.

Khumaidi. 1988. Gizi Masyarakat. Bogor: PAU Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor. Latifah M. 2008. Pertumbuhan fisik & kesehatan remaja.

Lowry,R., D.A.Galuska,J.E.Fulton,H.Wechsler,L.Kann and J.L.Collons Jan, 2000. Physical activity, food choice and weight management goals and practices among US college students. Am. J. Prev. Med., 18 : 18-27

Margetts, B.M.,R.L.Thempson, V.Speller and D.Mcvey, 1998. Factors which influence healthy eating pattern :result from the 1993 health educstion authority health and lifestyle survey in England. Pub. Health Nutr.,(3): 193-8

Mitchell, R.D.A.P. Ebel and H.Nathanson, 1999. Dietary practices and knowledge of and attitudes toward nutriton in normal weight and overweight women .J.Ame. Assoc.,99(9) : 67-72

Moehji S. 2003. Ilmu Gizi Penanggulangan Gizi Buruk. Jakarta: PT Bhratara.

O’Dea, A. Jennifer, 2004. School-based health education strategies for the improvement of body image and prevention of eating problems. An pverview of safe and successful interventions. J. Health Educ., 105(1): 11-8

Permaisih. 2003. Status gizi remaja dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Poedjiadi A, dan Supriyanti. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia. Ruka. S., K. Toyama, R. Amamoto, Ch. Liu, and N. Shinfuku, 2005. Nutrional knowledge,

food habits and health attitude of Chinese niversity students-a cross sectional study, J. Nutr., 4 (4) : 1475-1480

(43)

sectional study. Nutr J., 4(4): 1-5

Sanjur.1982. Social And Culture Perspective In Nutrition . New Jersey: Englewood Cliffts, Prentice-Hall.

Stampfer, M., B. Huf J.E, Mansen and S.B. Rimm, 2000.Willettwc. Primary prevention of corornary heart disease in women through diet and life style. N.Engel.J.Med., 6:343(1):16-22

Suhardjo. 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: Bumi Akasara. .1989.Sosio Budaya Gizi. Bogor: PAU Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor.

Supariasa, Bakri B, Fajar I. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. Winarno FG. 1993. Pangan, Gizi, Teknologi, dan Konsumen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.1984.. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

(44)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Darsayini Kumara Piran Tempat/ Tanggal Lahir : Johor,Malaysia/ 01 Maret 1991 Agama : Hindu

Alamat : No.46A Jalan Universitas Pintu 1 USU Riwayat pendidikan : 1. S.K.T. Permas Jaya

(45)

FORMULIR A

SURAT PENJELASAN

Yth: Saudara/ Saudari

Saya, Darsayini Kumara Piran, peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara ingin membuat penelitian gambaran pengetahuan tentang pola nutrisi seimbang pada mahasiswa Fakultas Kedokteran USU. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang pola nutrisi seimbang pada para siswa megikut semester.

Untuk mendukung penelitian ini, saya menyebarkan Formulir C untuk mengumpul data-data demografi responden dan Formulir D yaitu kuisioner tentang segala pengetahuan diet seimbang yang diketahuinya. Data-data dibutuhkan untuk melakukan kajian dan analisa tentang penelitian ini. Oleh karena itu, saya berharap kesediaan setiap partisipan untuk menjawab beberapa pertanyaan yang diberikan.

(46)

FORMULIR B

SURAT PERSETUJUAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama :

Umur : Jenis Kelamin : Alamat : No. Hp :

Setelah mendapat keterangan secukupnya serta menyadari manfaat dan resiko penelitian ini yang berjudul: GAMBARAN PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN USU SEMESTER 1-7 TENTANG POLA NUTRISI SEIMBANG, saya setuju untuk ikut serta dalam uji penelitian ini.

Medan,...2013 Mengetahui, Yang Responden

menyatakan Penanggungjawab Penelitian

(47)

FORMULIR C

DATA RESPONDEN

NAMA :

UMUR :

KELAS :

JENIS KELAMIN :

PENDIDIKAN TERAKHIR ORANG TUA: BAPA :

IBU :

(48)

FORMULIR D

1. Apa yang dimaksud dengan diet seimbang?

a. Makanan yang kaya dengan karbohidrat dan protein b. Makanan beranekaragam yang enak untuk dimakan

c. Makanan beranekaragam yang memberi semua nutrien dalam jumlah yang memadai

2. Berapa kali anda harus makan perhari ? a. 1

b. 4 c. 3

3. Berapa banyak buah disarankan untuk dimakan perhari? a. 1-2

b. 2-3 c. 2-4

4. Setiap kali hidangan harus meliputi: a. Makanan pokok dan air

b. Makanan pokok,lauk-pauk dan sayur c. Makanan pokok,lauk-pauk dan sayur dan buah

5. Berapa potong ayam atau ikan dianjurkan diambil perhari? (1potong=50gram) a. 1

b. 1-2 c. 2-3

6. Kekurangan gizi seimbang pada remaja dapat menyebabkan: a. Cepat kurus dan nampak segar

(49)

7. Gizi yang berlebihan menyebabkan: a. Menjadi kuat

b. menambahkan kecerdasan otak c. Obesitas

8. Pentingnya serat dalam makanan harian adalah untuk: a. Sebagai sumber vitamin

b. Membantu pertumbuhan tinggi badan c. Melancarkan proses pengeluaran dari tubuh 9. Cara mengkonsumsi makanan yang baik :

a. makan makanan yang beraneka ragam

b. makan hanya satu jenis makanan pada satu hari c. makanan nasi dan lauk sahaja setiap hari

10.Diantara jawaban yang diberi yang manakah cara makan yang betul: a. Tidak boleh mengambil lemak dan banyakkan ambilan vitamin b. Perbanyakkan gizi karbohidrat

c. Ambil kesemua 5 kelompok zat gizi dalam jumlah yang betul 11.Yang manakah diantaranya merupakan sumber energi utama ?

a. Karbohidrat dan vitamin b. Protein dan kalsium c. Karbohidrat dan protein

12.Siapa diantaranya harus mengkonsumsi zat besi dalam jumlah yang banyak? a. Laki –laki tua

b. Perempuan tua c. Perempuan muda 13.Apa fungsi zat besi?

a. Pembentukkan sel darah merah b. Melancarkan buang air besar c. Membantu pertumbuhan gigi

14.Yang manakah diantara vitamin dikonsumsi untuk kebaikkan mata? a. Vitamin A

(50)

15.Yang manakah diantaranya sumber protein yang baik? a. Telur

b. Kacang-kacangan c. Sayur sawi

16.Yang diantaranya manakah sesuai dijadikan sarapan pagi? a. Burger ayam dan kokakola

b. Roti bakar dan milo c. Ayam penyet dan fanta

17.Cara untuk menanggulangi masalah gizi adalah?

a. Konsumsi hidangan sehari-hari dengan susunan zat gizi yang seimbang b. Puasa selang-seli dalam satu minggu

c. Banyak makan nasi daripada snack

18.Nutrient apa yang diperlukan untuk pembentukkan sel darah merah? a. Lemak dan protein

b. Vitamin C dan air c. Folat dan zat besi

19.Yang manakah diantaranya sesuai dijadikan makanan tengah hari? a. Fried Chicken dan manis dingin

b. Pizza satu piring besar dan fanta merah

c. Nasi putih, ayam goreng, cah kangkung dan air putih

20.Karbohidrat lebih disimpan di badan dalam bentuk? a. Lemak

b. Protein c. Karbohidrat

21.Apakah itu makanan pokok?

a. makanan yang memberi rasa kenyang b. lauk pauk

c. sayur-sayuran

22.Vitamin yang dapat didapat dari cahaya matahari? a. Vitamin A

(51)

23.Apakah gunanya kalsium di badan? a. Pembentukkan tulamg dan gigi b. Untuk penglihatan yang baik c. Sebagai pengganti protein

24.Apa akan berlaku jika berkurangnya konsumsi karbohidrat, protein dan lemak? a. Tidak akan ada apa-apa perubahan dengan mengkonsumsi nutrien- nutrien lain

dengan cukup.

b. Akan menjadi lebih aktif kerana kurangnya lemak di badan

c. Akan jadi lesu dan kurang ghairah dalam melakukan aktivitas disebabkan kurangnya tenaga.

25.Apakah faktor terjadi penyakit hipertensi dan diabetes? a. Kegemukan

b. Kekurangan berat badan c. Kurang istirahat

26.Apakah yang disebutkan sebagai menu seimbang?

a. Menu yang terdiri dari makanan yang beraneka ragam b. Menu yang terdiri dari nasi putih, lauk, ikan dan sayur

c. Menu yang terdiri dari makanan yang beraneka ragam dan memenuhi kebutuhan seseorang meliputi pertumbuhan, pemeliharaan dan perbaikan sel- sel tubuh.

27.Kekurangan asupan serat dapat menyebabkan? a. Kekurangan energi

b. Konstipasi c. Penyakit-penyakit kulit

28.Apakah tujuan utama mengkonsumsi makanan beraneka ragam? a. Enak untuk dimakan

b. Kekurangan zat gizi jenis makanan yang satu akan dilengkapi oleh keunggulan susunan zat gizi jenis makanan lain

(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)

Gambar

GAMBARAN PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan
Tabel 5.3. Gambaran Frekuensi Jawaban Kuesioner Responden
Tabel 5.4  Distribusi frekuensi hasil uji gambaran pengetahuan berdasarkan angkatan semester I
+3

Referensi

Dokumen terkait

Sistem RFID merupakan suatu tipe sistem identifikasi otomatis yang bertujuan untuk memungkinkan data ditransmisikan oleh peralatan portable yang disebut tag, yang dibaca

Dari analisis yang dilakukan akan didapat masalah yang lebih spesifik dan terfokus yang selanjutnya akan dijadikan substansi atau materi muatan yang kemudian

Metode pencarian yang digunakan pada mesin pencari string ini adalah menggunakan metode pencarian fuzzy string matching dengan menggunakan algoritma

Untuk memperoleh pekerja, pemilik dusun ada yang sudah memiliki pekerja tetap, tetapi ada juga yang memperolehnya melalui rujukan dari pekerja yang telah lama

a) Berdasarkan uji koefisien korelasi diperoleh kesimpulan bahwa laba bersih ( LB), arus kas dari aktivitas operasi (AKO), dan arus kas dari aktivitas investasi (AKI)

Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keberhasilan proses pembelajaran yang telah diberikan oleh guru pelajaran bahasa indonesia, oleh karena itu perlu

Karena peneliti ingin mengetahui tingkat kepatuhan membayar pajak di daerah tempat tinggalnya dengan empat variabel independen yang mungkin mempengaruhi, yaitu

[r]