• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Cengkeh Di Kabupaten Simeulue

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Cengkeh Di Kabupaten Simeulue"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

No Sampel Jumlah Pohon ( Batang ) Luas Lahan

Rata-rata 89.925 1.18 899.25 833.5047046

(2)

No Sampel Luas Lahan (Ha) Jumlah Pohon (Batang) Umur Tingkat

(3)

Lampiran 3

Pengolahan Tanah Penanaman

(4)

36 0.7 65 1 2 3 3 50000 150000 1 2 3 3 50000

Lampiran 3. Curahan dan banyaknya tenaga kerja usaha tani

Pemeliharaan Panen

TK (Orang)

Total HKO Harga

(Rp/Org) Jumlah Biaya

(5)

1 3 4 4 50000 200000 1 8 9 9

1 3 4 4 50000 200000 1 10 11 11

1 1 2 2 50000 100000 1 4 5 5

1 0 1 1 50000 50000 1 4 5 5

1 0 1 1 50000 50000 1 4 5 5

1 0 1 1 50000 50000 1 4 5 5

1 2 3 3 50000 150000 1 10 11 11

1 1 2 2 50000 100000 1 6 7 7

1 0 1 1 50000 50000 1 4 5 5

1 1 2 2 50000 100000 1 4 5 5

1 3 4 4 50000 200000 1 12 13 13

1 3 4 4 50000 200000 1 10 11 11

1 3 4 4 50000 200000 1 12 13 13

47 26 73 74 2000000 3650000 40 234 274 274

(6)

lampiran 4

Jenis Pupuk (Kg) dan Harga/Satuan dan Total biaya

(7)

0 0 00 00

(8)

Lampiran 5.

Jenis Pestisida/Herbisida (Kg) dan Harga/Satuan dan Total biaya Total Pestisida dan

Herbisida (Liter)

Marshal 200ec Rondap DMA

Jumlah

(9)

Lampiran 6. Hasil analisis SPSS

Sumber: Data Primer di Olah 2015

Correlations

Sumber: Data Primer di Olah 2015

Model Summaryb

(10)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 3.952 3 1.317 53.785 .000a

Residual .882 36 .024

Total 4.833 39

a. Predictors: (Constant), LnX3, LnX2, LnX1 b. Dependent Variable: LnY

Collinearity Diagnosticsa

Model

Dimensi

on Eigenvalue Condition Index

Variance Proportions

a. Dependent Variable: LnY

Coefficientsa

(11)
(12)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

absUi

N 40

Normal Parametersa Mean .1264

Std. Deviation .07893 Most Extreme Differences Absolute .077

Positive .077

Negative -.057

Kolmogorov-Smirnov Z .486

Asymp. Sig. (2-tailed) .972

(13)

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1973. Bagaimana Menanam Cengkeh. Yogyakarta : Yayasan Kanisius.

Anonimous. 2015. Manfaat Cengkeh Buat Kesehatan dan Kecantikan.

www.akuratpost.com Diakses pada 2 Maret 2015.

BAPPENAS. 2010. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Litbang Pertanian. Jakarta.

BPP. 2014. Produksi Cengkeh Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.

Hapsoh dan Y. Hasanah. 2011. Budidaya Tanaman Obat dan Rempah. Universitas Sumatera Utara Press. Medan.

Muljana, W. 1997. Bercocok Tanam Cengkeh. Semarang : CV. Aneka Ilmu.

Nasiyanti, Sri Daniarti. 2004. Budidaya dan Penanganan Pasca Panen Cengkeh. Jakarta : Penebar Swadaya

Nazir, M. 2005. Metodologi Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.

Prihmantoro, Heru. 2005. Memupuk Tanaman Buah. Jakarta : Penebar Swadaya. Prihmantoro, Heru. 2010. Memupuk Tanaman Buah. Jakarta : Penebar Swadaya. Salvatore, Dominick. 1997. Theory and Problem of Micro Economics Theory. Edisi

Ketiga. Disadur oleh Rudi Sitompul. Jakarta : Penerbit Erlangga. Soedarmo, Subiyakto. 1991. Pestisida. Jakarta : Kanisius.

Soekartawi. 1995. Analisis Usaha Tani. Jakarta : Universitas Indonesia Press.

Soekartawi. 1998. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Jakarta : Universitas Indonesia Press.

Soekartawi. 2002. Manajemen Pemasaran Hasil-Hasil Pertanian : Teori dan Aplikasinya. Jakarta : Universitas Indonesia Press.

Soeratno. 1986. Produktivitas Tenaga Kerja pada Industri Kecil. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada Press.

(14)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penelitian dilakukan di Kabupaten Simeulue. Penentuan daerah dilakukan secara Purposive atau sengaja. Lokasi penelitian ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa kabupaten Simeulue merupakan kabupaten pemekaran di povinsi NAD. Daerah tersebut sudah lama dibudidayakan cengkeh dan berpotensi untuk dikembangkan. Rata-rata produksi cengkeh di Simeulue setiap tahun sampai 1.452 ton, ribuan pohon cengkeh di Simeulue umumnya sudah berusia puluhan tahun dan tak produktif lagi. Luas lahannya sekitar 2.127 hektare. Luas itu hampir sepertiga dari total perkebunan cengkeh yang berada di 10 kecamatan di Simeulue, perhitungan ini di hitung mulai awal 2007 dan hingga sampai saat ini 2015 produktivitas cengkeh di kabupaten ini terus meningkat baik petani, hasil produksi, serta luas lahan.

3.2 Metode Penentuan Sampel

Metode penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan metode Accidental sampling. Dimana setiap sampel yang diambil merupakan hasil penelurusan ke

(15)

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data skunder. Data primer diperoleh dari melakukan wawancara dan pengisian kuisioner oleh responden, serta pengamatan langsung dilapangan.

Data sekunder yang dikumpulkan yaitu luas lahan produksi serta produktivitas usaha tani cengkeh di Kabupaten Simeulue tahun 2011-2013. Data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Simeulue Serta data produksi cengkeh di Kabupaten Simeulue pada tahun 2014 – 2015 dari dinas pertanian Kabupaten Simeulue.

3.4 Metode Analisis Data

Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda yang dapat ditulis sebagai berikut :

Y=f (X1,X2,X3,)

Dari fungsi tersebut kemudian diubah dalam bentuk logaritma linier, untuk menguji pengaruh antara variable independen terhadap produksi cengkeh dapat ditulis dalam persamaan berikut :

Y= ep0 x X1p1 x X2p2 x X3p3

(16)

Keterangan :

Y = Jumlah Produksi Cengkeh

X1 = Tenaga Kerja

X2 = Pupuk

X3 = Pestisida dan Herbisida

P0 = Konstanta

P1- P3 = Koefisien Regresi

e = Disturbance (Variabel Gangguan)

Setelah dianalisis selanjutnya dilakukan beberapa pengujian agar mendapatkan model terbaik yang dapat merepresentasikan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas usahatani padi sawah petani penyewa lahan secara baik. Beberapa uji yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

3.4.1. Uji Asumsi Klasik

(17)

3.4.1.1. Uji Normalitas

Menurut Gujarati (1997), model regresi linier berganda harus mengasumsikan variabel pengganggu (residual) µi terdistribusi secara normal, yang artinya nilai µ (untuk setiap nilai Xi) menyebar simetris. Karena itu, model regresi yang baik adalah yang mengikuti garis normal. Jika asumsi ini dilanggar maka model regresi dianggap tidak valid dengan jumlah sampel yang ada.

Salah satu cara untuk mengetahui apakah variabel µi berdistribusi normal atau tidak adalah dengan Uji one-sample Kolmogorov-Smirnov dengan kriteria pengambilan keputusan yaitu jika signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal, dan jika signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal (Priyatno, 2009).

3.4.1.2. Multikolinearitas

Multikolinieritas adalah keadaan dimana antara dua variabel bebas atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah mutikolinearitas. Dampak adanya multikolinearitas antara lain: nilai standard error untuk masing-masing koefisien menjadi tinggi, sehingga t-hitung menjadi rendah; standard error of estimate akan semakin tinggi dengan bertambahnya variable bebas; serta pengaruh

masing-masing variabel bebas sulit di deteksi (Priyatno, 2009).

Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas yaitu dengan melihat nilai Tolerance dan VIF.

(18)

3.4.1.3. Heteroskedastisitas

Priyatno (2009) menyatakan bahwa heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadinya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah heterokedastisitas. Heterokedastisitas menyebabkan penaksir atau estimator menjadi tidak efisien dan nilai koefisien determinasi akan menjadi sangat tinggi.

Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat pola titik-titik pada scatter plot regresi. Jika titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi masalah heterokedastisitas pada model regresi (Priyatno, 2009).

|ui| = a + biXi + µ

|ui| = P0 + P1 LnX1 + P2LnX2 + P3LnX3

3.4.2. Uji Kesesuaian Model (Goodness of Fit)

Untuk dapat memperoleh hasil regresi yang terbaik secara statistik yang disebut BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) maka ada beberapa uji siatistik yang harus dipenuhi yaitu Analisis Koefisien Determinasi (R2), Uji-F (uji simultan), dan Uji-T (uji parsial).

3.4.2.1. Analisis Koefisien Determinasi (R2)

(19)

range antar nol sampai satu (0 ≤ R2 ≤ 1), semakin besar R2 (mendekati satu) maka semakin baik, dan semakin mendekati nol maka variabel bebas secara keseluruhan tidak bisa menjelaskan faktor fakor yang mempengaruhi produktivitas usahatani padi sawah petani penyewa lahan.

3.4.2.2. Uji –F (Uji Serempak)

Uji-F digunakan untuk menguji apakah sekelompok variabel bebas secara serempak berpengaruh nyata terhadap faktor faktor yang mempengaruhi produktivitas usahatani padi sawah petani penyewa lahan sebagai variabel terikat. Hipotesis yang diajukan adalah:

H0 : variabel bebas secara serempak tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap

variabel terikat.

H1 : variabel bebas secara serempak memiliki pengaruh yang nyata terhadap variabel

terikat.

Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai F hitung

dengan F tabel, dengan menggunakan α sebesar 0,05 yaitu dengan kriteria:

- Jika F hitung≥ F tabel, maka H0 ditolak.

- Jika F hitung< F tabel, maka H0 diterima.

3.4.2.3. Uji – T (Uji Parsial)

(20)

padi sawah petani penyewa lahan sebagai variabel terikat. Hipotesis yang diajukan adalah:

H0 : variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.

H1 : variabel bebas secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.

Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai T hitung

dengan T tabel, dengan menggunakan α sebesar 0,05 yaitu dengan kriteria:

- Jika T hitung ≥ T tabel, maka H0 ditolak.

- JikaT hitung< T tabel, maka H0 diterima.

3.5 Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan atas pengertian dalam penelitian ini, maka diberikan beberaoa definisi dan batasan opoerasional sebagai berikut:

3.5.1 Definisi

1. Sampel dalam penelitian adalah petani cengkeh yang mengusahakan komoditi cengkeh dalam satuan Kg/musim panen.

2. Produksi cengkeh adalah total produksi cengkeh petani dalam satuan ton atau Kg. 3. Jumlah tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang dicurahkan dalam kegiatan

usahatani cengkeh dalam HKO permusim panen.

(21)

5. Penggunaan pestisida dan herbisida adalah jumlah yang digunakan dalam melakukan proses produksi cengkeh dalam satuan liter permusim panen.

3.5.2 Batasan Operasional

1. Daerah penelitian adalah Kabupaten Simeulue Provinsi NAD. 2. Sampel penelitian ini adalah petani cengkeh.

3. Waktu penelitian adalah Tahun 2015

4. Pemanfaatan lahan luas lahan pertanian dan produksi cengkeh menggunakan data sekunder mulai tahun 2011-2013.

(22)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

4.1 Kondisi Geografis

Berdasarkan data, luas wilayah Kabupaten Simeulue yaitu 2.310 KM², terletak antara 02° 02’ 03’’- 03° 02’ 04’’ Lintang Utara dan 95° 22’ 15’’ –96° 42’ 45’’ Bujur

Timur. Merupakan daerah kepulauan terdiri dari ± 57 buah pulau besar dan kecil, Panjang pulau Simeulue ± 100,2 km dan lebar antara 8 – 28 km. Dengan luas wilayah daratan pulau besar dan pulau-pulau kecil adalah 212.512 ha.

Batasan wilayah adalah sebagai berikut :

Sebelah barat : berbatasan dengan Samudera Hindia Sebelah utara : berbatasan dengan Samudera Hindia Selebah timur : berbatasan dengan Samudera Hindia Sebelah selatan : berbatasan dengan Samudera Hindia

(23)

4.2 Kondisi Demografis

4.2.1 Letak Geografis

(24)

4.2.2 Potensi Lokal

4.2.2.1 Sumber Daya Alam

Berdasarkan letak Geografisnya, Pulau Simeulue dikelilingi oleh lautan lepas (Samudera Hindia),Kabupaten Simeulue memiliki sumber daya alam laut yang sangat beragam dan cukup potensial untuk dikembangkan dan dipasarkan seperti dipasarkan seperti ikan laut, gurita, teripang, lobster dan sumber daya alam laut lainnya. Disamping itu, Kabupaten Simeulue juga memiliki sumber daya alam bumi yang cukup potensial seperti rotan, pinang, kelapa, sagu, batang, pisang abaca dan lainnya. Saat ini diisuekan bahwa di Kabupaten Simeulue memiliki sumber Minyak Bumi yang cukup besar dan diprediksikan lebih besar dari Saudi Arabia dan disamping itu pula, baru-baru ini ditemukan pula sumber Gas Alam.

4.2.2.2 Kerajinan Khas Daerah

(25)

4.2.2.3 Sosial Kebudayaan

Hubungan sosial diantara masyarakat diKabupaten terluar ini sangat harmonis dan hal ini dapat dibuktikan dengan ciri khas pusat informasi masyarakat di daerah ini yaitu banyak nya warung kopi yang hampir 100% menghiasi kota yang ada di Kabupaten Simeulue, sehingga muncul suatu statement dikalangan masyarakat yang mengatakan bahwa jika satu hari saja tidak ke warung kopi maka tidak akan mendapatkan informasi.

Sisi lain dari wajah Kabupaten Simeulue yang belum terungkap di masyarakat luas,tidak hanya tingkat Nasional akan tetapiditingkat Internasional adalah beraneka ragam jenis budaya, bahasa,makanan khas daerah dan tidak hanya itu, di Kabupaten terluar inidahulu hidup dahulu nya hidup seorang penyebar Agama Islam pertama yang dikenal dengannama Tengku Diujung.

(26)

keindahan tersendiri selain potensi keindahan alam nya yang cukup mempesona yang telah dikenal oleh sebagian turis lokal dan mancanegara.

4.2.2.4. Pendidikan

Tak jauh berbeda daerah terluar lainnya, Kabupaten Simeulue juga menjalankan program pendidikan Formal Wajib Belajar 12 tahun mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD Negeri dan Madrasah Ibtidaiyah baik Negeri maupun swasta), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SMP Negeri dan Madrasah Tsanawiyah) baik Negeri maupun Swasta), Sekolah Menengah Atas (SMA Negeri, Madrasah Aliyah Negeri maupun Swasta) dan Sekolah Menengah Kejuruan (bidang Perikanan, Bisnis Manajemen, Perkayuan, Pertanian dan Teknologi Rekayasa).

Mengenai Pendidikan Nonformal yang sudah berjalan di Kabupaten Simeulue seperti yang telah diprogramkan oleh Dinas Pendidikan melalui Bidang Pendidikan Luar Sekolah melalui program PKBM masih banyak yang berorientasi kepada kursus komputer mengetik, PAUD serta Paket A, B dan C. Sementara Pendidikan lainnya seperti Bimbingan Test/Study (BT/BS), Kursus Keteknikan dan Pendidikan Kecakapan Hidup (Lifeskill) lainnya belum berjalan. Dan Tidak hanya itu, sumber pembelajaran seperti Perpustakaan Daerah pun belum ada di Kabupaten terluar ini.

(27)

Universitas Terbuka melalui program PJJ (Pendidikan Jarak Jauh) dan Universitas Serambi Mekkah Cabang Banda Aceh (melalui program Kelas Jauh).

4.2.2.5 Dunia Usaha dan Industri

Dari Survei yang kami lakukan bahwa Masyarakat di Kabupaten Simeulue memiliki sumber penghasilan utama nya dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil sebanyak 75% dan sisanya 25% terdiri dari wiraswasta, pedagang, pengusaha kecil, nelayan dan petani. Dunia Industri yang ada di Kabupaten Simeulue meliputi pabrik kelapa, arang batok kelapa, es batang (untuk ikan) dan pabrik kelapa sawit mini. Sedangkan Dunia Usaha meliputi :

 Usaha Jasa seperti bengkel sepeda motor, service komputer, service

elektronika, warnet, Kantor Notaris dan PPATK, penjahitan, salon kecantikan, tata rias bidan pengantin, praktek kesehatan (dokter dan bidan), travel, Loundry, losmen, rental mobil, sepeda motor, alat-alat berat dan jasa pengangkutan barang.

 Usaha Barang/Dagang seperti pengadaan ATK, fotocopy, sembako,pengadaan

minyak, SPBU, Mini Market, agen penjualan semen, panglong, pajak ikan, sayur mayur dan lainnya.

 Usaha Makanan dan Minuman seperti cafe wifi, warung kopi, warung bakso,

(28)

4.3 Kondisi Sarana dan Prasarana

Uraian singkat mengenai sarana prasarana Kabupaten Simeulue dapat digambarkan beberapa kesimpulan yang terdiri dari :

4.3.1 Transportasi

Transportasi dan jalur yang dapat digunakan untuk mencapai Pulau Simeulue

terdiri dari :

– Pesawat Terbang Jenis Cesna dan Foker ditempuh melalui jalur udara.

– Kapal Feri PT. ASDP ditempuh melalui jalur laut.

– Jalur udara melalui Jakarta-Medan-Simeulue.

– Jalur laut melalui Medan-Singkil-Simeulue atau Banda Aceh-Labuhan Haji- Simeulue.

4.3.2 Program Pendidikan

Program Pendidikan Formal dan Non Formal yang sudah berjalan antara lain :

 Sekolah Dasar (SD Negeri, Madrasah Ibitidaiyah Negeri dan Swasta).

 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SMP Negeri, Madrasah Tsanawiyah

Negeri dan Swasta).

 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SMU Negeri, Madrasah Aliyah Negeri dan

(29)

 PKBM SKB dengan program PAUD dan Paket A, B, C dan PKBM lainnya

dengan program PAUD

 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SMU Negeri, Madrasah Aliyah Negeri dan

Swasta)

Program Sarana Prasarana, Pendidikan Formal dan Non Formal yang belum berjalan antara lain :

– Sekolah Tinggi dan Universitas.

– Perpustakaan Daerah.

– Bimbingan Test/Study.

– PKBM dengan Program Kecakapan Hidup atau lifeskill.

– Lembaga Kursus.

4.3.3 Potensi Lokal

Potensi alam yang belum diolah dengan baik terdiri dari :

– Sumber Daya Alam tidak hanya hasil laut akan tetapi hasil bumi.

– Kebudayaan dan aneka ragam makanan khas daerah.

(30)

– Icon Kabupaten berupa Galery Kebudayaan.

4.4 Karakteristik Petani Sampel

4.4.1 Luas lahan

Berdasarkan penelitian, rata-rata kepemilikan lahan petani dapat dilihat pada table 2.

Tabel 2. Luas lahan yang dimiliki petani sampel

Luas lahan (ha) Jumlah (orang) Presentase (%)

< 1 18 42,5

1-1,5 12 37,5

> 1,5 10 20,00

Jumlah 40 100%

Sumber : Hasil pengisian kuisioner oleh petani sampel.

Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa dari 40 orang hanya sebanyak 18 orang atau 42,5% yang memiliki luas lahan < 1 ha, 12 atau 37,5% petani yang memiliki luas lahan 1-1,5 ha , 10 atau 20% petani memiliki luas lahan > 1,5 ha.

4.4.2 Umur

Berdasarkan penelitian, rata-rata umur petani sampel sebesar 45.67 tahun. Data mengenai luas lahan yang dimiliki petani dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Umur yang dimiliki petani sampel

Umur (tahun) Jumlah (orang) Presentase (%)

< 40 12 33,33

40-50 13 43,33

51-60 11 16,67

> 60 4 6,67

Jumlah 40 100%

(31)

4.4.3 Pendidikan

Tabel 4. Pendidikan yang dimiliki petani sampel

Pendidikan (tahun) Jumlah (orang) Presentase (%)

SD 15 15,00

SMP 14 42,50

SMA 11 42,50

Jumlah 40 100%

Sumber : Hasil pengisian kuisioner oleh petani sampel.

Dari Tabel 4 dapat diketahui bahwa dari 40 orang petani sampel yang membudidayakan tanaman cengkeh sebanyak 15 orang atau 15,00% yang memiliki pendidikan SD, 14 atau 42,50% petani. yang memiliki pendidikan SMP, 11 orang atau 42,50% petani yang memiliki pendidikan SMA.

4.4.4 Jumlah Tanggungan

. Data mengenai luas lahan yang dimiliki petani :

Tabel 5. Jumlah Tanggungan yang dimiliki petani sampel Jumlah

Tanggungan (orang) Jumlah (orang) Presentase (%)

2 8 20,00

3 13 32,50

4 16 40,00

5 2 5,00

6 1 2,50

Jumlah 40 100%

Sumber : Hasil pengisian kuisioner oleh petani sampel.

(32)

tanggungan 3 orang, 16 orang atau 40,00% petani yang memiliki jumlah tanggungan 4 orang, 2 atau 5,00% petani memiliki jumlah tanggungan 5 orang, 1atau 2,50% petani memiliki jumlah tanggungan 6 orang.

4.4.5 Lama Berusaha Tani

Berdasarkan penelitian, rata-rata waktu lamanya petani sampel berbudidaya tanaman cengkeh sebesar 17.57 tahun. Data mengenai luas lahan yang dimiliki petani dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Waktu lamanya masa bertani yang dimiliki petani sampel Lama berusaha tani

(tahun) Jumlah (orang) Presentase (%)

< 10 5 12,50

11-20 6 15,00

21-30 19 47,50

> 31 10 25,00

Jumlah 40 100%

Sumber : Hasil pengisian kuisioner oleh petani sampel.

(33)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Indonesia merupakan penghasil cengkeh terbesar di dunia. Provinsi Aceh merupakan salah satu centra produksi cengkeh yang cukup tinggi di Indonesia. Salah satu penghasil cengkeh terbesar di Aceh adalah Kabupaten Simeulue. Adapun faktor - faktor yang mempengaruhi produksi cengkeh di Kabupaten Simeulue adalah sebagai berikut:

5.1. Pengaruh Jumlah Pohon, Tenaga Kerja, Pupuk, dan Pestisida Terhadap Produksi Cengkeh di Kabupaten Simeulue

Setelah dilakukan analisis data menggunakan SPSS 17 dengan variable independent (X) yang meliputi variable tenaga kerja, pupuk, pestisida dan herbisida

serta produksi sebagai variable dependent (Y).

Tabel.7 Hasil Dari Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Cengkeh

Variabel Koefisien

Regresi Std. Error

t

hitung Sig Keterangan

Constant 3,978 0,219 18,144 .000 -

Persamaan yang diperoleh dari hasil analisis Tabel.7 adalah :

(34)

Y = 3,978 X10,944+ X20,50+X30,16

Jika X1naik 1%, maka Y naik 0,944%, jika X2 naik 1% maka Y naik

0,50%,dan jika X3 naik 1 % maka Y naik 0,16 %. Dari Tabel 7 bahwa nilai koefisien

determinasi (R2) yang diperoleh sebesar 0,818. Koefisien determinasi ini

menunjukkan bahwa produksi (Y) dapat dijelaskan oleh variabel tenaga kerja (x1),

pupuk (x2), pestisida dan herbisida (x3) sebesar 81,8% sedangkan sisanya sebesar

18,2% dipengaruhi oleh faktor lainnya.

Untuk menguji hipotesis secara serempak, dilakukan dengan uji F, dan secara parsial dilakukan dengan uji t, dengan tingkat signifikansi dalam penelitian ini menggunakan α 5% atau 0,05. Hasil pengujian hipotesis diuraikan sebagai berikut:

5.2. Uji pengaruh Variabel Secara Serempak

Hasil uji pengaruh variabel secara serempak dengan menggunakan uji F disajikan pada tabel 7, menunjukkan bahwa nilai signifikansi F adalah sebesar 0,00. Nilai yang diperoleh lebih kecil dari probabilitas kesalahan yang ditolerir yaitu α 5%

atau 0,05 atau dapat diketahui melalui uji F. dimana F hitung yang diperoleh sebesar 53,785 dan F tabel sebesar 2,61. Sehingga F hitung > F tabel. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak atau H1 diterima , yaitu variabel Tenaga Kerja (x1) Pupuk (x2),

pestisida dan herbisida (x3), secara serempak berpengaruh nyata terhadap produksi

(35)

5.3. Uji pengaruh Variabel Secara Parsial

Setelah dilakukan uji pengaruh variabel secara serempak, pembahasan dilanjutkan dengan pengujian pengaruh variabel secara parsial. Uji pengaruh variabel secara parsial dapat diketahui dengan menggunakan uji t, pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa:

 Tenaga Kerja (x1) diperoleh t-hitung = 10,324 > t-tabel = 1,68 dan memiliki nilai

signifikansi sebesar 0,00 lebih kecil dari α (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa H0

ditolak atau H1 diterima, yaitu curahan teanga kerja secara parsial berpengaruh

nyata terhadap produksi.

 Pupuk (x2) diperoleh t-hitung = 0,881 < t-tabel = 1,68 dan memiliki nilai signifikansi

sebesar 0,384 lebih besar dari α (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa H0 diterima

atau H1 ditolak, yaitu Pupuk secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap

produksi.

 Pestisida dan Herbisida (x3) diperoleh t-hitung = 0,195 < t-tabel = 1,68 dan memiliki

nilai signifikansi sebesar lebih besar dari 0,847 lebih besar dari α (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa H0 diterima atau H1 ditolak, yaitu pestisida dan herbisida

secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap produksi.

5.4.Uji Asumsi Klasik

(36)

(BLUE) yaitu terpenuhi beberapa uji asumsi klasik. Dalam penelitian ini asumsi klasik yang digunakan adalah sebagai berikut :

5.4.1.Uji Normalitas

Untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal, dilakukan uji normalitas. Pada penelitian ini normalitas dilakukan dengan pendekatan grafik. Uji normalitas dengan pendekatan grafik dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4.

(37)

Gambar 4. Normal P-P Plot of Regression Standarized Residual

Distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal, apabila distribusi data berbentuk lonceng (bell shaped) (Santoso, 2010). Berdasarkan tampilan histogram pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa distribusi data berbentuk lonceng (bell shaped), sehingga data tersebut dikatakan berdistribusi normal. Kemudian tampilan

Normal P-P Plot of Regression Standarized Residual pada Gambar 4 terlihat bahwa

titik-titik menyebar di sekitar dan mengikuti garis diagonal. Suatu data dikatakan berdistribusi normal apabila garis yang digambarkan data menyebar atau merapat ke garis diagonalnya (Sulianto, 2011). Dengan demikian data tersebut dikatakan berdistribusi normal, sehingga asumsi normalitas terpenuhi.

5.4.2 Uji Multikolinieritas

(38)

Tabel 8. Hasil Uji Multikolinearitas

Independent variable Colinearty Statistic

Tolerrance VIF

Tenaga Kerja Pupuk

Pestisida dan Herbisida

.725 .751 .736

1.379 1.332 1.359

Menurut Ragner Frish dalam Supranto (2005) untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat ditinjau dari beberapa hal berikut :

1. nilai toleransi lebih kecil dari 0,1 2. nilai VIF lebih besar dari 10 3. R² = 1

Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa nilai VIF masing-masing variabel berada dibawah 10. Nilai VIF tenaga kerja sebesar 1,379 < 10, nilai VIF pupuk sebesar 1,332 < 10, nilai VIF pestisida dan herbisida sebesar 1,359 < 10 dan tolerance semua input produksi di atas 0,1. Hal ini menunjukkan bahwa model tidak mengandung multikolinearitas.

5.4.3.Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas dideteksi dengan metode grafik dengan mengamati scatterplot. Uji asumsi klasik heteroskedastisitas dengan menggunakan analisis grafik

(39)

Gambar 5. Scatterplot Uji Heteroskedastitas

Heteroskedastisitas dideteksi dengan metode grafik dengan mengamati scatterplot. Jika scatterplot membentuk pola tertentu, hal itu menunjukkan adanya

masalah heteroskedastisitas pada model regresi yang dibentuk. Sedangkan scatterplot jika menyebar secara acak maka hal itu menunjukkan tidak terjadinya masalah heteroskedastisitas.

Hasil uji asumsi heteroskedastisitas dengan melihat Gambar 5 menunjukkan bahwa scatterplot menyebar secara acak dan titik-titik data diagonal tidak lurus dengan angka 0 dan di atas angka 0. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

(40)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang diperoleh antara lain :

1. Pengaruh curahan tenaga kerja terhadap produksi cengkeh di Kabupaten Simeulue yaitu berpengaruh nyata karena semakin banyak tenaga kerja maka hasil produksi cengkeh yang dihasilkan semakin baik karena tidak ada biji cengkeh yang terbuang dan lebih terkontrol.

2. Pengaruh pupuk terhadap produksi cengkeh di Kabupaten Simeulue yaitu tidak berpengaruh nyata karena di daerah penelitian pohon cengkeh dapat berproduksi tanpa penggunaan pupuk karena di dukung dengan tanah yang subur.

3. Pengaruh pestisida dan herbisida terhadap produksi cengkeh di Kabupaten Simeulue yaitu tidak berpengaruh nyata karena di daerah penelitian kurang gangguan hama.

6.2 Saran

1. Diharapkan kepada petani dapat meningkatkan penggunaan atau curahan tenaga kerja karena ternyata hal ini berpengaruh terhadap produksi cengkeh di daerah penelitian.

(41)
(42)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Cengkeh (Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum). Merupakan salah satu sumber daya yang terdapat di daerah topis. Cengkeh merupakan tanaman asli Indonesia yang tergolong ke dalam keluarga tanaman Myrtaceae pada ordo Myrtales. Tanaman ini merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dengan tinggi 10-20 m, mempunyai daun berbentuk lonjong yang berbunga pada pucuk-pucuknya. Tangkai buah pada awalnya bewarna hijau, dan bewarna merah jika bunga sudah mekar. (Hapsoh dan Hasanah, 2011)

Tanaman cengkeh yang tersebar di Indonesia diduga berasal dari kepulauan Maluku. Sampai saat ini, sebagian kebutuhan cengkeh dunia (80%) masih dipasok oleh Indonesia, disusul oleh Madagaskar dan Tanzania. Tanaman cengkeh ini dapat tumbuh dan berkembang pada dataran tinggi kurang lebih 700 sampai dengan 1000 meter diatas permukaan laut. Khasiat dan manfaat tanaman cengkeh dalam bidang kesehatan, dan perindustrian menyebabkan tanaman ini sebagai tanaman yang paling di gemari oleh masyarakat, sehingga banyak masyarakat Indonesia yang bertempat tinggal di dataran tinggi membudidayakan tanaman cengkeh tersebut. ( AAK, 1997)

(43)

Cabang-cabang dari tumbuhan cengkeh tersebut pada umumnya panjang dan dipenuhi oleh ranting-ranting kecil yang mudah patah. Mahkota atau juga lazim disebut tajuk pohon cengkeh berbentuk kerucut. Daun cengkeh berwarna hijau berbentuk bulat telur memanjang dengan bagian ujung dan pangkalnya menyudut, rata-rata mempunyai ukuran lebar berkisar 2cm-3cm dan panjang daun tanpa tangkai berkisar 7.5cm-12.5cm. Bungadan buah cengkeh akan muncul pada ujung ranting daun dengan tangkai pendek serta bertandan. Pada saat masih muda bunga cengkeh berwarna keungu-unguan, kemudian berubah menjadi kuning kehijau-hijauan dan berubah lagi menjadi merah muda apabila sudah tua. Sedang bunga cengkeh kering akan berwarna coklat kehitaman dan berasa pedas sebab mengandung minyak atsiri. Umumnya cengkeh pertama kali berbuah pada umur 4-7 tahun (Muljana, W. 1997)

2.2 Landasan Teori

2.2.1. Teori Produksi

(44)

Cobb-Douglas itu sendiri merupakan bentuk fungsional dari fungsi produksi secara luas digunakan untuk mewakili hubungan output untuk input. Hal ini diusulkan oleh Knut Wicksell (1851-1926), dan diuji terhadap bukti statistik oleh Charles Cobb dan Paul Douglas di 1900-1928.

Kelebihan dari fungsi produksi Cobb-Douglas adalah Bentuk fungsi produksi Douglas bersifat sederhana dan mudah penerapannya. Fungsi produksi Cobb-Douglas mampu menggambarkan keadaan skala hasil (return to scale), apakah sedang meningkat, tetap atau menurun. Koefisien-koefisien fungsi produksi Cobb-Douglas secara langsung menggambarkan elastisitas produksi dari setiap input yang digunakan dan dipertimbangkan untuk dikaji dalam fungsi produksi Cobb-Douglas itu. Koefisien intersep dari fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan indeks efisiensi produksi yang secara langsung menggambarkan efisiensi penggunaan input dalam menghasilkan output dari sistem produksi yang dikaji .

(45)

Dalam praktek, faktor manajemen merupakan faktor yang juga penting untuk meningkatkan produksi, tetapi variabel ini kadang-kadang terlalu sulit diukur dan dipakai dalam variabel independent dalam pendugaan fungsi produksi Cobb-Douglas

Rumus fungsi produksi

Y = AL α K β

Keterangan :

1. Y = total produksi

2. L = tenaga kerja input

3. K = modal input

4. A = produktivitas faktor total

α dan β adalah elastisitas output dari tenaga kerja dan modal, masing-masing. Nilai-nilai konstan ditentukan oleh teknologi yang tersedia.

Bentuk umum fungsi produksi Cobb-Douglas adalah:

Q = .I α

Keterangan :

Q = Output

(46)

= indeks efisiensi penggunaan input dalam menghasilkanoutput

α = elastisitas produksi dari input yang digunakan

Berdasarkan persamaan fungsi produksi Cobb-Douglas, terdapat tiga situasi yang mungkin dalam tingkat pengembalian terhadap skala .

1. Jika kenaikan yang proporsional dalam semua input sama dengan kenaikan yang proporsional dalam output ( p = 1), maka tingkat pengembalian terhadap skala

konstan (constant returns to scale).

2. Jika kenaikan yang proporsional dalam output kemungkinan lebih besar daripada kenaikan dalam input ( p > 1), maka tingkat pengembalian terhadap skala meningkat

(increasing returns to scale).

3. Jika kenaikan output lebih kecil dari proporsi kenaikan input ( p < 1), maka tingkat pengembalian terhadap skala menurun (decreasing returns to scale).

2.3 Faktor yang mempengaruhi produksi pertanian

Faktor produksi disebut juga korbanan produksi, karena factor produksi tersebut dikorbankan untuk menghasilkan produksi. Macam faktor produksi atau input ini berikut jumlah dan kualitasnya perlu diketahui oleh seorang produsen. Oleh karena itu, untuk menghasilkan suatu produk maka diperlukan pengetahuan antara factor produksi (input) dan produksi (output). (Soekartawi, 1995)

(47)

Pupuk adalah bahan atau zat makanan yang diberikan atau ditambahkan pada tanaman dengan maksud agar tanaman tersebut tumbuh. Pupuk yang diperlukan tanaman untuk menambah unsure hara dalam tanah ada beberapa macam. Pupuk yang digolongkan menjadi 2 yaitu pupuk alam dan pupuk buatan. Pada dasarnya merupakan bagian dari sejarah pertanian itu sendiri. Penggunaan diperkirakan sudah mulai pada permulaan dari manusia mengenal bercocok tanam >5.000 tahun yang lalu. Bentuk primitive dari pemupukan untuk memperbaiki kesuburan tanah terdapat pada kebudayaan tua manusia di negeri-negeri yang terletak di daerah aliran sungai Nil, Euphrat, Indus, di Cina, Amerika Latin, dan sebagainya. Lahan-lahan pertanian yang terletak di sekitaran aliran-aliran sungai tersebut sangat subur karena menerima endapan lumpur yang kaya hara melalui banjir yang terjadi setiap tahun. Di Indonesia sebenarnya pupuk itu sudah dikenal lama oleh para petani. Mereka mengenal 42 pupuk sebelum revolusi Hijau turut melanda pertanian di Indonesia.(Heru Prihamtoro dalam Tribowo, 2010)

Adapun macam – macam pupuk yaitu sebagai berikut :

Pupuk Alam

(48)

(BAPPENAS dalam Tribowo, 2010). Pupuk organik berasal dari pelapukan sisa-sisa makhluk hidup seperti tanaman, hewan dan manusia, serta kotoran hewan. Pupuk tersebut pada umumnya merupakan pupuk lengkap karena mengandung semua unsur meskipun dalam jumlah sedikit. Walaupun demikian pupuk organik lebih unggul karena beberapa hal sebagai berikut :

- Memperbaiki struktur tanah. Bahan organik dapat mengikat butir-butir tanah menjadi butiran yang lebih besar dan remah sehingga tanah menjadi gembur.

- Menaikkan daya serap tanah terhadap air. Bahan organik dapat mengikat air lebih banyak dan lebih lama.

- Menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah. Jasad renik dalam tanah sangat berperan dalam perubahan bahan organik. Dengan adanya pupuk organik, jasad renik tersebut aktif menguraikannya sehingga pupuk organik mudah diserap tanaman.

Pupuk Buatan (Anorganik)

Pupuk buatan merupakan pupuk yang dibuat di dalam pabrik. Pupuk ini tidak diperoleh di alam tetapi hasil ramuan pabrik. Pupuk ini merupakan sumber makanan bagi tanaman. Walaupun dalam jumlah sedikit, pupuk anorganik mengandung unsur yang lengkap. Pupuk buatan mempunyai keunggulan sebagai berikut :

(49)

- Pupuk buatan mudah dijumpai karena tersedia dalam jumlah banyak.

Beberapa jenis pupuk buatan dapat langsung digunakan sehingga menghemat waktu. Disamping keuntungan tersebut ada juga kelemahannya, antara lain:

- Tidak semua pupuk buatan mengandung unsur yang lengkap. Penggunaan pupuk buatan harus sesuai dengan dosis yang dianjurkan.

- Apabila melebihi dapat menyebabkan kematian tanaman. Pemberian pupuk buatan secara terus-menerus dapat berakibat buruk pada kondisi tanah. Tanah menjadi cepat mengeras, kurang mampu menyimpan air dan cepat menjadi asam.

2.3.2 Pestisida dan Herbisida Sebagai Faktor Produksi

(50)

menerapkan berbagai teknologi maju seperti penggunaan pupuk. Varietas unggul perbaikan pengairan, pola tanam akan menyebabkan perubahan ekosistem yang sering diikuti oleh meningkatnya problema serangaan jasad penganggu. Demikian pula usaha ekstensifikasi pertanian dengan membuka lahan pertanian baru yang berarti melakukan perombakan ekosistem, seringkali diikuti dengan timbulnya masalah serangan jasad pengganggu. Saat ini yang dapat diandalkan untuk melawan jasad pengganggu tersebut yang paling manjur adalah pestisida. Tersedia cara lainnya, namun tidak mudah dilakukan. Kekurangannya memerlukan tenaga yang banyak, waktu dan biaya yang besar dan hanya dapat dilakukan dalam kondisi tertentu yang tidak efektif. Pestisida saat ini masih sangat berperan besar menyelamatkan kehilangan hasil yang disebabkan oleh jasad pengganggu.

2.3.3. Tenaga Kerja Sebagai Faktor Produksi

(51)

Usaha tani pertanian rakyat sebagian besar tanaga kerja berasal dari keluarga petani sendiri yang terdiri atas suami, istri, dan anak-anaknya. Mereka biasanya membantu menebar bibit, mengangkut pupuk ke sawah, mengatur pengairan dan sebagainya. Kadang kala usaha tani pertanian rakyat membayar tenaga kerja tambahan, misalnya dalam hal tahap pengolaan tanah, baik dalam bentuk ternak maupun tenaga kerja langsung. Pada pertanian besar (perkebunan dan lain-lain) kebutuhan akan tenaga kerja pada dasarnya mempunyai sifat sama, dengan usaha tani pertanian rakyat. Perbedaannya disebabkan oleh jenis tanaman. Pertanian besar umumnya mengusahakan tanaman keras dan berumur panjang. Hal tersebut mempengaruhi kebutuhan akan tenaga kerja. Petani di dalam usaha taninya tidak hanya sebagai tenaga kerja tetapi sekaligus merangkap sebagai pengelola (manager) yang mengatur organisasi produksinya secara keseluruhan.

Menurut (Soekartawi, 2002) Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam factor produksi tenaga kerja yaitu :

1. Tersedianya tenaga kerja

2. Kualitas tenaga kerja

3. Jenis kelamin

4. Tenaga kerja musiman

(52)

Menurut (Soeratno, 1986) ada beberapa persoalan yang berkaitan dengan tenaga kerja di dalam sektor pertanian dalam peningkatan produksi:

1. Produktivitas tenaga kerja, ada beberapa cara untuk produktivitas tenaga kerja. Yaitu dengan cara memperbaiki dan meningkatkan kesehatan dan gizi mereka, memberikan pendidikan dan latihan praktis yang biasa diterapkan langsung.

2. Mobilitas tenaga kerja, perkembangan perekonomian yang cepat di daerah perkotaan menarik tenaga kerja di pedesan untuk ke kota. Jika ditinjau dari sudut petani, mobilitas tenaga kerja tersebut efisiensi pertanian karena mengurangi jumlah tenaga kerja yang berlebihan menggarap tanah pertanian.

2.3.4 Jumlah Pohon Sebagai Faktor Produksi

Adapun jumlah pohon sangat menentukan besar atau tidak nya hasil yang di dapat dari produksi cengkeh pada setiap petani dikarenakan masih banyak petani kecil yang tidak terlalu mendapatkan hasil yang besar dalam bercocok tanam cengkeh dikarenakan jumlah pohon yang mereka miliki tidak banyak. Semakin banyak pohon maka layak lah perekonomian petani yang membudidayakan tanaman cengkeh ini.

2.4 Skema Kerangka Pemikiran

(53)

dalam rangka peningkatan produksi adalah dengan mengoptimalkan input produksi, antara lain ketersediaan tenaga kerja, penggunaan pupuk, penggunaan petisida, dan jumlah pohon serta luas lahan untuk meningkatkan produktivitas. Oleh karena itu , untuk memperoleh produksi cengkeh yang optimal di perlukan pengaturan secara tepat penggunaan factor produksi. Kerangka pemikiran penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Keterangan :

: Menyatakan Pengaruh/Mempengaruhi

Gambar 1 . Skema Kerangka Pemikiran

2.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus di uji secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa yang

Usaha Tani Cengkeh

Produksi Cengkeh

Tenaga Kerja Pestisida dan

(54)

kita cari atau yang ingin kita pelajari. Hipotesis yang dimaksud adalah pernyataan yang di terima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi. (Moch. Nazir, 1999)

(55)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Cengkeh sudah dikenal sebagai tanaman rempah-rempah dan obat tradisional yang sangat berkhasiat. Khasiat dan manfaat tanaman cengkeh dalam bidang kesehatan, dan perindustrian menyebabkan tanaman ini sebagai tanaman yang paling digemari oleh masyarakat, sehingga banyak masyarkat Indonesia yang bertempat tinggal di dataran tinggi membudidayakan tanaman cengkeh tersebut. ( AAK.1973 ) Cengkeh juga digunakan sebagai bahan campuran rokok kretek, dan juga penyedap masakan. Aroma cengkeh yang khas dihasilkan oleh senyawa eugenol, yang merupakan senyawa utama (72-90%) penyusun minyak atsiri cengkeh. Eugenol memiliki sifat antiseptic dan anestetik (bius). Selain itu, secara ilmiah telah dibuktikan bahwa cengkeh juga dapat di gunakan untuk menyembuhkan berbagai penyakit diantaranya: cengkeh mampu menyembuhkan sakit gigi, mengurangi rasa nyeri akibat demam, penolak nyamuk, dan pencegah ejakulasi dini. Cengkeh dapat menurunkan kadar gula darah, dan lain-lain. Selain berbagai manfaat yang disebutkan diatas, bila konsumsi berlebihan, cengkeh juga memiliki efek samping. Pada saluran pencernaan, cengkeh dapat mengiritasi, cengkeh akan menyebabkan mual, muntah, rasa pusing, diare, dan pendarahan gastrointestinal dan lain-lain. (Anonimus, 2015)

(56)

Produksi dalam negri hanya sekitar 80 ribu ton. Tahun 2015 diperkirakan naik mencapai 130 ribu ton. Akibatnya impor cengkeh akan semakin besar. Perkembangan cengkeh di Indonesia mengalami pasang surut dari waktu ke waktu. Areal cengkeh pernah mencapai luasan tertinggi pada tahun 1987, yakni 742 ribu hektar (ha), kemudian mengalami penurunan sampai titik terendah pada tahun 2000 dengan luas 415 ribu hektar. Diakhir tahun 2013, luas areal cengkeh mencapai 470 ribu ha dengan produksi 84,8 ribu ton. Kebutuhan cengkeh diperkirakan 110.000 sampai 120.000 ton pertahun. Ini peluan untuk meningkatkan produktivitas cengkeh. Produktivitas cengkeh hanya mencapai 260-360 kg / ha swlama tiga tahun terakhir dari potensinya mencapai 600 kg / ha. Untuk itu, dibutuhkan perlakuan revitalisasi lahan, pembenihan, infrastruktur dan prasarana, sumber daya manusia, pembiyaan petani, kelembagaan petani dan teknologi untuk industry hilir. ( BPP,2014 ).

Di Indonesia perkembangan perkebunan cengkeh hingga saat ini masih belum mengalami pemulihan seperti kondisi masa kejayaan. Hal ini terlihat dari areal yang baru mencapai sekitar 500.000 ha dari terbesar 700.000 ha pada awal 1990an, dengan produksi masih berfluktuasi sekitar 60.000 hingga 100.000 ton tiap tahun. Harga juga bergerak antara Rp 38.000 hingga Rp 120.000 per kg. Kondisi ini mencerminkan ketidakstabilan pasar yang sangat tinggi, sehingga risiko produksi cengkeh sangat tinggi.

(57)

meningkat secara stabil, maka peningkatan konsumsi cengkeh juga mengalami hal yang sama, pada gilirannya dapat diperkirakan bahwa harga cengkeh berkecenderungan meningkat dalam jangka panjang, walaupun terjadi fluktuasi dalam jangka pendek karena fluktuasi pasokan. Pada kenyataannya kondisi pasar sangat tidak stabil baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Di Kabupaten Simeulue, mulai era tahun 70-an warga Simeulue berbondong-bondong untuk membuka lahan baru, sehingga untuk aktifitas bercocok tanaman padi di kesampingkan, hampir setengah dari mereka lebih memilih untuk membuka lahan perkebunan cengkeh. Menurut banyak pengakuan prosesi pembukaan lahan baru belum menggunakan tenaga mesin, melainkan tenaga kampak. Sehingga untuk sebuah pohon kayu yang rindang membutuhkan 2-3 hari. Hutan lindung Kabupaten Simeulue yang memiliki ekosistem alami ini, dibumihanguskan oleh petani cengkeh pada zamannya, sehingga terlihat pohon tanaman pusaka ini berdiri rindang, menghiasi setiap sendi pegunungan kepulauan ini

Tabel 1. Luas Areal Tanam dan Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat Cengkeh di Kabupaten Simeulue.

NO Kecamatan Jumlah Luas Tanam

(58)

Sumber : Dinas Kehutanan Dan Perkebunan Kabupaten Simeulue, 2015

Berdasarkan Tabel 1 dapat dijelaskan bahwa luas area tanam cengkeh di Kabupaten Simeulue adalah 14.851 ha dengan produksi total 2.342,23 ton pada tahun 2013. Hal ini menandakan bahwa di Kabupaten Simeulue merupakan daerah potensial dalam pengembangan tanaman cengkeh.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dibuatlah identifikasi masalah pada penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh pemakaian pupuk terhadap produksi cengkeh di kabupaten simeulue?

2. Bagaimana pengaruh pemakaian peptisida dan herbisida terhadap produksi cengkeh di Kabupaten Simeulue?

3. Bagaimana pengaruh curahan Tenaga kerja terhadap produksi cengkeh di Kabupaten Simeulue?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang diuraikan pada penelitian ini, maka dibuatlah tujuan dari penelitian yakni sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis pengaruh jumlah pemakaian pupuk terhadap produksi cengkeh di Kabupaten Simeulue.

(59)

3. Untuk menganalisis pengaruh curahan tenaga kerja terhadap produksi cengkeh di Kabupaten Simeulue.

1.3Kegunaan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai gambaran dan bahan informasi bagi petani cengkeh dalam melakukan usaha perkembangan usaha taninya.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan dan kebijakan dalam pengembangan usahatani cengkeh.

(60)

ABSTRAK

NOFRA DARMA HIDAYAT (090304022/AGRIBISNIS) dengan judul skripsi FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI CENGKEH DI KABUPATEN SIMEULUE. Penelitian ini dibimbing oleh Dr.Ir. TAVI SUPRIANA. MS dan EMALISA SP,M.Si.

Tujuan Penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh jumlah pemakaian pupuk terhadap produksi cengkeh di Kabupaten Simeulue. Untuk menganalisis pengaruh jumlah pemakaian pestisida dan hebisida terhadap produksi cengkeh di Kabupaten Simeulue, Untuk menganalisis pengaruh curahan tenaga kerja terhadap produksi cengkeh di Kabupaten Simeulue Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa daerah ini merupakan daerah yang potensial bagi pertumbuhan tanaman cengkeh. Metode analisis yang digunakan dalam mengolah data adalah cobb douglas, uji asumsi klasik, uji normalitas, uji kesesuaian model.

Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi produksi cengkeh di Kabupaten Simeulue adalah tenaga kerja, pupuk, pestisida dan herbisida .Pengaruh curahan tenaga kerja terhadap produksi cengkeh di Kabupaten Simeulue yaitu berpengaruh nyata karena semakin banyak tenaga kerja maka hasil produksi cengkeh yang dihasilkan semakin baik karena tidak ada biji cengkeh yang terbuang dan lebih terkontrol.Pengaruh pupuk terhadap produksi cengkeh di Kabupaten Simeulue yaitu tidak berpengaruh nyata karena di daerah penelitian pohon cengkeh dapat berproduksi tanpa penggunaan pupuk karena di dukung dengan tanah yang subur.Pengaruh pestisida dan herbisida terhadap produksi cengkeh di Kabupaten Simeulue yaitu tidak berpengaruh nyata karena di daerah penelitian kurang gangguan hama.

(61)

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI CENGKEH DI KABUPATEN SIMEULUE

SKRIPSI

OLEH :

NOFRA DARMA HIDAYAT 090304022

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(62)

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI CENGKEH DI KABUPATEN SIMEULUE

SKRIPSI

OLEH :

NOFRA DARMA HIDAYAT 090304022

AGRIBISNIS

Skirpsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara, Medan.

,

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(63)

ABSTRAK

NOFRA DARMA HIDAYAT (090304022/AGRIBISNIS) dengan judul skripsi FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI CENGKEH DI KABUPATEN SIMEULUE. Penelitian ini dibimbing oleh Dr.Ir. TAVI SUPRIANA. MS dan EMALISA SP,M.Si.

Tujuan Penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh jumlah pemakaian pupuk terhadap produksi cengkeh di Kabupaten Simeulue. Untuk menganalisis pengaruh jumlah pemakaian pestisida dan hebisida terhadap produksi cengkeh di Kabupaten Simeulue, Untuk menganalisis pengaruh curahan tenaga kerja terhadap produksi cengkeh di Kabupaten Simeulue Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa daerah ini merupakan daerah yang potensial bagi pertumbuhan tanaman cengkeh. Metode analisis yang digunakan dalam mengolah data adalah cobb douglas, uji asumsi klasik, uji normalitas, uji kesesuaian model.

Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi produksi cengkeh di Kabupaten Simeulue adalah tenaga kerja, pupuk, pestisida dan herbisida .Pengaruh curahan tenaga kerja terhadap produksi cengkeh di Kabupaten Simeulue yaitu berpengaruh nyata karena semakin banyak tenaga kerja maka hasil produksi cengkeh yang dihasilkan semakin baik karena tidak ada biji cengkeh yang terbuang dan lebih terkontrol.Pengaruh pupuk terhadap produksi cengkeh di Kabupaten Simeulue yaitu tidak berpengaruh nyata karena di daerah penelitian pohon cengkeh dapat berproduksi tanpa penggunaan pupuk karena di dukung dengan tanah yang subur.Pengaruh pestisida dan herbisida terhadap produksi cengkeh di Kabupaten Simeulue yaitu tidak berpengaruh nyata karena di daerah penelitian kurang gangguan hama.

(64)

RIWAYAT HIDUP

NOFRA DARMA HIDAYAT lahir di Meulaboh pada tanggal 16 November 1992 anak

dari Bapak M. Jidar dan Ibu Nur Aidar. Penulis merupakan anak kedua dari tiga

bersaudara.

Penulis mengikuti pendidikan formal sebagai berikut:

1. Tahun 1998 masuk sekolah dasar (SD) di SDN 02 Meulaboh dan menyelesaikan

SD pada tahun 2004.

2. Tahun 2004 masuk Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsn) di MTsn Model

Meulaboh 1 dan kemudian pindah ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN

03 Simeulue dan menyelesaikan SMP pada tahun 2007.

3. Tahun 2007 masuk Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Akselerasi Al-Azhar

Medan dan menyelesaikan SMA pada tahun 2009.

4. Tahun 2009 masuk di program studi agribisnis di fakultas pertanian universitas

sumatera utara melalui jalur PMP

Selama masa perkuliahan penulis aktif mengikuti berbagai organisasi

kemahasiswaan, antara lain Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (IMASEP)

dan Forum Silaturahmi Mahasiswa Muslim Sosial Ekonomi Pertanian (FSMM-SEP).

Pada bulan Juli-Agustus 2013 melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Desa

Naga Kesiangan, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi

Sumatera Utara. Pada bulan Oktober 2015 penulis melaksanakan penelitian skripsi

(65)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat, rahmat

dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Judul skripsi ini adalah

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI CENGKEH DI KABUPATEN

SIMEULUE Kegunaan dari penyusunan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr.Ir.Tavi

Supriana,M.S selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk

mengajar, membimbing serta memberi masukan dan semangat yang sangat

berharga dalam penyusunan skripsi ini. Ibu Emalisa, S.P M.Si selaku Anggota Komisi

Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, memotivasi serta

memberi masukan dalam penyempurnaan skripsi ini.

Pada Kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua penulis yaitu Ayahanda M.Jidar dan Ibunda Almarhummah

Nur aidar, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih atas seluruh

cinta, motivasi, kasih sayamg dan dukungan baik secara materi maupun doa

yang diberikan kepada penulis selama menjalani kuliah.

2. Ibu Dr. Ir. Salmiah, MS selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

(66)

Agribisnis Fakultas Pertanian USU yang telah memfasilitasi penulis dalam

perkuliahan dan organisasi ekstrakurikuler di kampus.

3. Kepada bunda serta paman penulis yaitu Erdi SE,Nur Miati, Cut Juniham,

Djailani,dan Ibunda Cut Afriyanti. menyampaikan rasa hormat dan terima kasih

atas seluruh cinta, motivasi, kasih sayamg dan dukungan baik secara materi

maupun doa yang diberikan kepada penulis selama menjalani kuliah

4. Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara yang telah membekali ilmu pengetahuan kepada penulis.

5. Seluruh Pegawai di Fakultas Pertanian khususnya pegawai Program Studi

Agribisnis yang memberikan kelancaran dalam hal administrasi.

6. Keluarga besar penulis khususnya Fitrah Rizki Kurniawan ST, Osla Anugrah

Cahyana, Guzdy Rizky Syahputra, Dewi Nur wulan Sari Rambe serta rekan-rekan

mahasiswa stambuk 2009 Program Studi Agribisnis khususnya Fauzi Indra

Prawira SP, Khairul Rasyid SP, Nirmasari Sigit SP, Robby Sapta Haryadi SP,

Hagaina Sembiring SP, Ummul Khoir SP,Terry Praganda Sinaga SP, Rizky Amelia

SP, Firmansayah SP, M.Ridwansyah Lbs SP, Dicky Tri Iswanto SP dan teman

lainnya Isty Putri Utami, Chandra Tobing, Alumni Al-Azhar Serta Keluarga Besar

Bhilink Net (ggwp) yang telah memberikan dukungan dan semangat serta

(67)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, untuk itu diharapkan

saran dan kritik dalam upaya pencapaian prestasi di masa mendatang.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini bermanfaat.

Medan, Desember 2015

(68)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I. PENDAHULUAN ... .. 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 4

1.3.Tujuan Penelitian ... 5

1.4.Kegunaan Penelitian... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 6

2.1. Tinjauan Pustaka ... 6

2.2. Landasan Teori ... 8

2.3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi produksi pertanian ... 11

2.3.1.Pupuk sebagai faktor produksi ... 11

2.3.2.Pestisida sebagai faktor produksi ... 13

2.3.3.Tenaga kerja sebagai faktor produksi ... 14

2.3.4.Jumlah pohon sebagai faktor produksi ... 16

2.4. Skema Kerangka Pemikiran ... 17

2.5.Hipotesis Penelitian ... 17

BAB III. METODE PENELITIAN ... 18

3.1. Metode Penetuan Daerah Penelitian ... 19

3.2. Metode Penentuan sampel... 19

(69)

3.4. Metode Analisis Data ... 20

3.5. Defenisi dan Batasan Operasional ... 25

BAB IV. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 26

4.1. Kondisi Geografis ... 27

4.2.Kondisi Demografis ... 28

4.2.1.Letak Geografis ... 28

4.2.2.Potensi Lokal ... 29

4.3.Kondisi Sarana dan Prasarana ... 32

4.4.Karakteristik Petani Sampel ... 34

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 37

5.1. Pengaruh Jumlah Pohon, Tenaga Kerja, Pupuk, dan Pestisida Terhadap Produksi cengkeh di Kabupaten Simeulue ... 38

5.2.Uji Pengaruh Variabel Secara Serempak ... 39

5.3.Uji Pengaruh Variabel Secara Parsial ... 40

5.4.Uji Asumsi Klasik ... 41

5.4.1.Uji Normalitas ... 41

5.4.2.Uji Multikoliniearitas ... 43

5.4.3.uji Heteroskedastisitas ... 44

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN... 46

6.1. Kesimpulan ... 46

6.2. Saran ... 46

(70)

DAFTAR TABEL

No. Hal

1. Luas areal tanam dan produksi tanaman perkebunan rakyat cengkeh di Kabupaten

Simeulue tahun 2013 ... 4

2. Luas lahan yang dimiliki petani cengkeh ... 35

3. Umur yang dimiliki petani sampel ... 35

4.Pendidikan yang dimiliki petani sampel ... 36

5. Jumlah tanggungan yang dimiliki petani sampel ... 36

6. Waktu lamanya masa bertani yang dimiliki petani cengkeh ... 37

(71)

DAFTAR GAMBAR

No. Hal

1. Skema Kerangka Pemikiran ... 18

2 . Histogram Uji Normalitas ... 42

4. Normal P-P Plot of Regression standardized residual ... 42

Gambar

Tabel 2. Luas lahan yang dimiliki petani sampel Luas lahan (ha)
Tabel 4. Pendidikan yang dimiliki petani sampel Pendidikan (tahun)
Tabel 6. Waktu lamanya masa bertani yang dimiliki petani sampel Lama berusaha tani
Tabel.7 Hasil Dari Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Cengkeh  Koefisien t
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian juga menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada biaya sisa makanan yang telah tersaji antara kelompok room service dengan kelompok konvensional

Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak dapat bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri Faktor yang

Histopatologi biopsi renal sangat berguna untuk menentukan penyakit glomerular yang mendasari (Scottish Intercollegiate Guidelines Network, 2008). Bukti

[r]

Dimana program pendaftaran ini sendiri merupakan program yang menolong para peserta yang ingin melakukan pendaftran tanpa harus mendatangi secara langsung lokasi pendaftaran

Ida Bagus Gde Wirawibawa, MT Arsitektur 58 I Nyoman Widya Paramadhyaksa, ST, MT, Ph.D.. IB Alit

Perancangan program dilakukan dengan bantuan Software HomeSite 4.5 sebagai program editor, Ms Access sebagai database, dan gambar-gambar dibuat dan diedit dengan

[r]