• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Revitalisasi Pelatihan Sumber Daya Manusia Dan Kompetensi Berpengaruh Terhadap Kinerja Karyawan Pada Unit Finance Billing Collection Center PT. Telekomunikasi Indonesia Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Revitalisasi Pelatihan Sumber Daya Manusia Dan Kompetensi Berpengaruh Terhadap Kinerja Karyawan Pada Unit Finance Billing Collection Center PT. Telekomunikasi Indonesia Bandung"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

ANALYSIS OF HUMAN RESOURCES REVITALIZATION TRAINING AND COMPETENCE INFLUENCE ON THE PERFORMANCE OF EMPLOYEES

IN UNIT FINANCE TELECOMMUNICATIONS BILLING COLLECTION CENTER PT INDONESIA BANDUNG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia

Oleh: Dedeh Kusnendah

21207909

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

i

KATA PENGANTAR

Dengan puja dan puji syukur penulis panjatkan sebesar besarnya kepada

Allah SWT, atas rahmat dan karunia, serta perlindunganNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan Skripsi ini sebagai salah satu syarat menempuh kelulusan

strata 1 di Universitar Komputer Indonesia.

Adapun judul yang diambil oleh penulis untuk menjadi bahan laporan adalah

ANALISIS REVITALISASI PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN

KOMPETENSI BERPENGARUH TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA

UNIT FINANCE BILLING COLLECTION CENTER PT TELEKOMUNIKASI

INDONESIA, Tbk BANDUNG .

Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari masih banyak kekurangan

karena keterbatasan yang ada pada penulis, namun penulis berharap laporan ini bisa

menjadi tambahan pengetahuan bagi banyak orang terutama bagi para pembaca.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan perhargaan dan ucapan

terimakasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang sudah membantu

penulis dalam menyusun laporan kerja praktek ini terutama kepada Ibu Isniar

Budiarti, SE., M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya

untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan ini, dan dengan segala

kerendahan hati, saya sebagai penulis ingin mengucapkan terimakasih juga kepada :

1. Bapak Dr.Ir.Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer

(3)

ii

2. Ibu Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si, selaku dosen penguji I dan Dekan

Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si., selaku Dosen Wali dan Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Ibu Trustorini Handayani, SE., M.Si., selaku dosen penguji II.

5. Seluruh Staf dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Komputer Indonesia.

6. Seluruh Staf karyawan Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Komputer Indonesia.

7. Bapak Endro dan seluruh keluarga besar Telkom yang telah membantu penulis

dalam menyelesaikan skripsi di PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Bandung.

8. Orang Tua tercinta serta suami tersayang yang telah memberikan kasih saying

yang tulus kepada saya dan selalu memberikan semangat kepada penulis dalam

setiap pekerjaan yang penulis lakukan dengan doa dan kepercayaan yang mereka

berikan, penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini.

9. Seluruh sahabat sahabat penulis yang terbaik dan umumnya untuk seluruh anak

MN-4 Angkatan 2007 yang sudah memberikan semangat dan doanya untuk

menyelesaikan laporan skripsi ini.

Mohon maaf kepada pihak pihak yang tidak tertulis dalam ucapan terimakasih

(4)

iii

Semoga perhatian, dukungan dan kebaikannya menjadi contoh bagi penulis untuk

selalu memberikan yang terbaik untuk sesame dan semua pihak yang sudah banyak

membantu juga mendapat balasan dari Allah SWT. Amin.

Bandung, April 2011

Penulis

(5)

i

ABSTRAK

DEDEH KUSNENDAH Revitalisasi Pelatihan SDM dan Kompetensi Berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan pada unit Finance Billing Collection Center PT Telkom Bandung di bawah bimbingan Isniar Budiarti, SE., M.Si.

Penelitian ini dilakukan di unit FBCC PT Telkom Bandung. Fenomena yang terjadi adalah kurang efektifnya pelatihan padahal pelatihan memiliki pengaruh yang besar terhadap peningkatan kompetensi dan kinerja karyawan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui revitalisasi pelatihan SDM, kompetensi, dan kinerja karyawan di Unit FBCC PT Telkom Bandung serta untuk mengetahui besarnya pengaruh revitalisasi pelatihan SDM dan kompetensi terhadap kinerja karyawan di Unit Finance Billing Collection Center PT Telekomunikasi Indonesia Bandung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan pendekatan deskriptif dan verifikatif. Unit analisis dalam penelitian ini sebanyak 60 orang karyawan sebagai sampel dengan teknik penarikan sampel menggunakan

stratified random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, kuesioner, observasi, dan dokumentasi. Metode analisis menggunakan analisis jalur, korelasi Pearson Product Moment, koefisien determinasi, uji t dan uji f hipotesis dengan menggunakan program SPSS for windows 17.0 version.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa revitalisasi pelatihan SDM hasilnya mendapatkan presentase yang paling rendah. Terdapat beberapa faktor seperti pelaksanaan program pelatihan, kewajiban pelatihan, dan hasil kerja pelatihan yang perlu dioptimalisasi agar menunjukkan hasil yang lebih baik lagi seperti faktor pengetahuan. Sedangkan kompetensi menunjukkan hasil yang sudah baik, terdapat beberapa faktor seperti pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja. Tetapi factor keterampilan dan sikap kerja masih ada pada presentase yang paling bawah, sehingga perlu dioptimalisasi lagi. Dan yang terakhir kinerja karyawan menunjukkan ada satu factor yang kurang baik yaitu kuantitas kerja yang perlu dioptimalisasikan lagi. Besarnya konribusi atau pengaruh dari revitalisasi pelatihan SDM dan kompetensi terhadap kinerja karyawan pada unit FBCC sebesar 49,7%, sedangkan sisanya 50,3% dipengaruhi faktor lain yaitu kuantitas kerja, beban kerja dan lainnya.

(6)

i

ABSTRACT

DEDEH KUSNENDAH Revitalizing the training of human resources and

Competency on the Impact of Employee Performance Collection Center Billing Finance unit of PT Telkom Bandung under guidance Isniar Budiarti, SE., M.Si.

The research was conducted at the unit FBCC PT Telkom Bandung. The phenomenon that occurs is the lack of effective training when the training has a significant influence on improving the competence and performance of employees. The purpose of this study was to determine the revitalization of the human resource training, competence, and performance of employees in Unit FBCC PT Telkom Bandung and to know the magnitude of the effect of revitalization training of human resources and competencies to the performance of employees in the Finance Unit Billing Collection Center PT Telekomunikasi Indonesia, Bandung.

The method used in this research is method survey with descriptive approach and verifikatif. The unit of analysis in this study as many as 60 employees as a sample with a sampling technique using a stratified random sampling. The technique of collecting data using interviews, questionnaires, observation, and documentation. Methods of analysis using path analysis, Pearson Product Moment correlation, coefficient of determination, f t test and test hypotheses using SPSS for windows version 17.0.

The results showed that the revitalization of the training of human resources to get the result that the lowest percentage. There are several factors such as the implementation of training programs, training obligations, and the work that needs to be optimized so that the training showed better results as the knowledge factor. While the competence show good results already, there are several factors such as

knowledge, skills and work attitude. But the skills and work attitude factors still exist at the lowest percentage, so it needs to be optimized again. And the last performance of employees indicate that there is an unfavorable factor is the quantity of work that needs to be optimized again. Konribusi magnitude or effect of revitalizing human resource training and competency of employees in the unit FBCC performance of 49.7%, while the remaining 50.3% of other factors influenced the quantity of work, workload and others.

(7)

1 1.1 Latar Belakang Penelitian

Dewasa ini perusahaan – perusahaan sudah menyadari akan pentingnya peran dari sumber daya manusia. Sumber daya manusia itu dianggap sebagai suatu faktor yang sangat mempengaruhi perusahaan dalam mencapai tujuannya. Tingkat pencapaian tujuan perusahaan telah tercapai dapat dilihat dari seberapa besar perusahaan memenuhi tuntutan lingkungan. Memenuhi tuntutan lingkungan berarti dapat memanfaatkan kesempatan dan atau mengatasi tantangan atau ancaman dari lingkungan perusahaan tersebut. Perusahaan harus mampu melakukan berbagai kegiatan dalam rangka menghadapi atau memenuhi tuntutan dan perubahan – perubahan di lingkungan perusahaan.

(8)

Tuntutan revitalisasi era perubahan ini, perusahaan harus menyesuaikan seluruh dimensi organisasi. Ketika perubahan dalam dimensi – dimensi tersebut mengharuskan adanya pengurangan tenaga kerja, perusahaan diharapkan untuk menyediakan pelatihan guna menghadapi PHK.

Seiring dengan perubahan (revitalisasi) organisasi, dibutuhkan beberapa perubahan, baik dalam pergantian posisi maupun dalam pemenuhan kemampuan yang disyaratkan dan atau mengantisipasi kebutuhan kemampuan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, hampir setiap organisasi mempunyai program pengembangan sumber daya manusia.

(9)

Pelatihan merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam dunia bisnis. Karyawan, baik yang baru ataupun yang sudah bekerja perlu mengikuti pelatihan karena adanya tuntutan pekerjaan yang dapat berubah akibat perubahan lingkungan kerja, strategi, dan lain sebagainya.

Mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan tuntutan pasar kerja, perlu adanya hubungan timbal balik antara pihak masyarakat yang membutuhkan. Salah satu bentuk hubungan timbal balik tersebut adalah pihak masyarakat pengguna harus merumuskan standar kualifikasi sumber daya manusia yang dibutuhkan sesuai dengan bidang pekerjaannya. Kebutuhan kualifikasi sumber daya manusia ini diwujudkan dalam bentuk Standar Kompetensi Bidang Keahlian yang merupakan refleksi dari kompetensi yang diharapkan dimiliki orang-orang atau seseorang yang akan bekerja di satu bidang.

Makna kompetensi mengandung bagian kepribadian yang mendalam dan melekat pada seseorang dengan perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan dan tugas pekerjaan. Prediksi siapa yang berkinerja baik dan kurang baik dapat diukur dari kriteria atau standar yang digunakan. Analisis kompetensi disusun sebagian besar untuk pengembangan karier, penentuan tetapi tingkat kinerja yang diharapkan.

(10)

Oleh karena itu kinerja seseorang dipertimbangkan sebagai fungsi, kemampuan dan kemauan.

PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Bandung adalah perusahaan informasi dan komunikasi serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap di Indonesia. Telkom mengklaim sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, dengan jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 15 juta dan pelanggan telepon seluler sebanyak 50 juta.

PT Telekomunikasi Indonesia Bandung merupakan salah satu BUMN, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang informasi dan komunikasi senantiasa memperbaiki diri ingin berusaha terus berkembang dan bisa bersaing dengan perusahaan komunikasi lainnya. PT Telekomunikasi telah berusaha untuk mengikuti perkembangan di era perubahan ini, untuk mengetahui apakah perusahaan mampu atau tidak dalam menjalani perubahan yang ada. Terutama perkembangan dalam segi sumber daya manusia, yaitu melalui pengembangan sumber daya manusia dengan pelatihan yang bisa mencapai sasaran perusahaan.

Tabel 1.1

Presentase Kinerja Karyawan Unit Finance Billing Collection Center PT Telkom Bandung

NO TAHUN KINERJA UNIT

1 2007 103,68 %

2 2008 100 %

3 2009 100,65 %

(11)

Berdasarkan pengamatan penulis, wawancara dengan unit Program Performance dari SDM Finance Billing Collection Center PT Telkom mengatakan bahwa Unit FBCC memiliki standar kinerja sebesar 100% dan dalam kenyataannya dari tahun 2007 sampai 2009 unit FBCC melebihi standar kinerja yang ditetapkan oleh direksi untuk unit FBCC. Di dalam kontrak manajemen hasil kinerja per tahun ada pengukuran mengenai pelatihan pengembangan karyawan. Namun dalam pelaksanaannya belum sesuai dengan sasaran yang diharapkan perusahaan. Masih banyak pelaksanaan pelatihan yang dilakukan hanya sekedar memenuhi program unit yang mengelola pelatihan. Di mana pihak – pihak SDM yang mengelola pelatihan tersebut tidak bersifat transparan terhadap peserta pelatihan (karyawan telkom). Sehingga peserta pelatihan sendiri tidak mengetahui hasil dari pelatihan yang diadakan. Sedangkan dalam kenyataannya peserta tidak mendapatkan hasil pelatihan tersebut dalam menunjang karir peserta pelatihan. Hasil pelatihan tersebut hanya sekedar prosedur, dan tidak sampai untuk pemenuhan terhadap karir. Sehingga peserta (karyawan) dalam melaksanakan pelatihan tidak bersifat sungguh – sungguh untuk mencapai kompetensi yang baik, melainkan hanya sekedar refresing dari pekerjaan dan hanya untuk mendapatkan uang perjalanan dinas dari perusahaan.

(12)

pelatihan IFRS untuk penyusunan laporan keuangan. Pelatihan – pelatihan tersebut merupakan program yang diajukan oleh pimpinan unit FBCC, bukan program murni dari unit pelatihan perusahaan.

Pelatihan yang diajukan oleh pimpinan unit FBCC itu memiliki pengaruh yang besar terhadap hasil kinerja karyawan unit FBCC. Dengan demikian dalam pelaksanaan pelatihan yang khusus di programkan oleh perusahaan belum menghasilkan tujuan pelatihan yang sebenarnya, yaitu menghasilkan karyawan yang berkompetensi dengan baik dan menghasilkan kinerja yang baik. Hal tersebut dapat menghambat perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yang sebenarnya.

(13)

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap revitalisasi pelatihan sumber daya manusia dan kompetensi pengaruhnya terhadap kinerja karyawan dengan judul :

“ANALISIS REVITALISASI PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA

DAN KOMPETENSI PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA

KARYAWAN PADA UNIT FINANCE BILLING COLLECTION CENTER PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA BANDUNG”.

1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Pelaksanaan pelatihan yang dilakukan belum mencapai sasaran yang dituju oleh perusahaan. Sehingga pelaksanaan hanya bersifat memenuhi program pelatihan saja, tidak sampai ke dalam sasaran sebenarnya. Padahal perusahaan mengadakan program pelatihan tersebut memiliki sasaran untuk menghasilkan karyawan yang memiliki kompetensi yang baik sehingga menghasilkan kinerja yang baik terhadap perusahaan.

1.2.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana revitalisasi pelatihan SDM pada Unit Finance Billing Collection Center PT Telekomunikasi Indonesia Bandung.

2. Bagaimana kompetensi karyawan pada Unit Finance Billing Collection Center PT Telekomunikasi Indonesia Bandung

(14)

4. Besarnya pengaruh revitalisasi pelatihan SDM dan kompetensi secara simultan maupun parsial terhadap kinerja karyawan pada Unit Finance Billing Collection Center PT Telekomunikasi Indonesia Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan untuk diolah, dianalisis, dan diinterpretasikan, sehingga dapat memperoleh kesimpulan terhadap masalah yang diteliti dalam hal ini untuk mengetahui revitalisasi pelatihan SDM dan kompetensi pengaruhnya terhadap kinerja karyawan pada Unit Finance Billing Collection Center PT Telekomunikasi Indonesia Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui revitalisasi pelatihan SDM di Unit Finance Billing Collection Center PT Telekomunikasi Indonesia Bandung.

2. Untuk mengetahui kompetensi karyawan di Unit Finance Billing Collection Center PT Telekomunikasi Indonesia Bandung.

3. Untuk mengetahui kinerja karyawan di Unit Finance Billing Collection Center PT Telekomunikasi Indonesia Bandung.

(15)

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Akademis

Dalam kegunaan akademis ini diharapkan dapat berguna bagi :

1. Pengembangan Ilmu Manajemen

Diharapkan dapat memberi pengetahuan tentang ilmu pengetahuan manajemen spesialisasi Manajemen Sumber Daya Manusia tentang keterkaitan antara revitalisasi pelatihan sdm dan kompetensi pengaruhnya terhadap kinerja karyawan.

2. Penulis

 Memberi pengetahuan mengenai revitalisasi pelatihan sdm dan kompetensi

pengaruhnya terhadap kinerja karyawan, dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh nilai skripsi program studi manajemen sumber daya manusia.  Membandingkan antara ilmu pengetahuan dan teori-teori mengenai sistem

informasi manajemen dan manajemen sumber daya manusia yang telah dipelajari dengan yang terjadi di dunia nyata.

3. Penulis lainnya

 Memberi informasi kepada peneliti lain yang ingin mengkaji dalam bidang

yang sama mengenai revitalisasi pelatihan sdm dan kompetensi dampaknya terhadap kinerja karyawan

 Memberi informasi kepada peneliti lain yang ingin mengkaji revitalisasi

(16)

1.4.2 Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan berguna bagi :

1. Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu informasi kepada PT Telekomunikasi Indonesia Bandung dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan melalui revitalisasi pelatihan dan kompetensi yang baik.

2. Karyawan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu informasi tentang pentingnya revitalisasi pelatihan sdm dan kompetensi dampaknya terhadap kinerja karyawan.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penyusunan usulan penelitian ini, penulis melakukan penelitian di PT Telekomunikasi Indonesia yang beralamat di Jl. Japati no.1 Bandung.

(17)

Tabel 1.2

Waktu Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

No Prosedur April

2011

Mei 2011

Juni 2011

Juli 2011

Agustus 2011

I

Tahap Persiapan 1. Membual proposal UP

2. Pengambilan formulir dan penyusunan UP

3. Menentukan tempat penelitian

II

Tahap Pelaksanaan 1. Penelitian di perusahaan 2. Penyusunan dan bimbingan UP 3. Revisi UP

4. Sidang UP

III

Tahap Pelaporan 1. Penyusunan dan bimbingan skripsi 2. Pengolahan data

(18)

12 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Revitalisasi Pelatihan Sumber Daya Manusia

2.1.1.1 Pengertian Revitalisasi Pelatihan Sumber Daya Manusia

Agar lebih memahami apa yang dimaksud dengan revitalisasi pelatihan sumber daya manusia, berikut kita lihat pengertiannya.

Menurut Gouillart dan Kelly (1995) mendefinisikan revitalisasi sebagai berikut : ”Revitalisasi adalah upaya mendorong pertumbuhan dengan mengaitkan organisasi kepada lingkungannya ”.

Menurut Asbhy (1999) mendefinisikan revitalisasi sebagai berikut : ”Revitalisasi adalah mencakup perubahan yang dilaksanakan secara Quantum Leap, yaitu lompatan besar yang tidak hanya mencakup perubahan

bertahap atau incremental, melainkan langsung menuju sasaran yang jauh berbeda dengan kondisi awal organisasi”.

(19)

dimensi perusahaan. Oleh karena itu harus terdapat keterkaitan antara dimensi – dimensi di atas agar perusahaan agar perusahaan dapat berfungsi secara efektif. Ketika perubahan dalam dimensi – dimensi tersebut mengharuskan adanya pengurangan tenaga kerja, perusahaan diharapkan untuk menyediakan pelatihan guna menghadapi efek dari pemutusan hubungan kerja. Pelatihan – pelatihan tersebut akan membantu terwujudnya tujuan dengan baik (menurut Djamaludin Ancok dikutip dalam Jeffrey Pfeffer,dkk : 2008:139).

Menurut Mathis (2002) mendefinisikan Pelatihan sebagai berikut : ”Pelatihan adalah suatu proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi”.

Menurut Payaman Simanjuntak (2005) mendefinisikan Pelatihan sebagai berikut : ”Pelatihan merupakan bagian dari investasi SDM (human investment) untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja, dan dengan demikian meningkatkan kinerja pegawai”.

Menurut Gomes (1997 : 197) mendefinisikan Pelatihan sebagai berikut : ”Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki prestasi kerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya”.

(20)

Revitalisasi pelatihan menurut Djamaludin Ancok seperti yang dikutip dalam Jeffrey Pfeffer,dkk (2008:139) Pelatihan merupakan sarana ampuh mengatasi bisnis masa depan yang penuh dengan tantangan dan mangalami perubahan (revitalisasi) yang sedemikian cepat.

2.1.1.2 Pergeseran dari revitalisasi peran sumber daya manusia

Menurut Djamaludin Ancok seperti yang dikutip dalam Jeffrey Pfeffer,dkk (2008:139), pergeseran pandangan tentang sumber daya manusia sebagai refleksi dari adanya revitalisasi peran sumber daya manusia dalam kegiatan perusahaan, yaitu:

1) Manusia tidak lagi dianggap sebagai biaya, tetapi dianggap sebagai aset (modal).

2) Karyawan yang semula dikelola seperti obyek yang mati yang diatur dengan berbagai aturan yang membelenggu kreativitas mereka, kini dikembangkan sebagai individu yang mempunyai integritas dan keinginan untuk berbakti pada perusahaan dan bangsanya.

3) Karyawan tidak lagi dituntut kepatuhan dan kesetiaan pada pimpinan, tetapi dikembangkan komitmennya pada pekerjaan.

(21)

2.1.1.3 Komponen – Komponen Pelatihan

Komponen-komponen pelatihan sebagaimana dijelaskan oleh Mangkunegara (2005) terdiri dari :

1) Tujuan dan sasaran pelatihan dan pengembangan harus jelas dan dapat di ukur. 2) Para pelatih (trainer) harus ahlinya yang berkualitas memadai (profesional). 3) Materi pelatihan dan pengembangan harus disesuaikan dengan tujuan yang

hendak di capai.

4) Peserta pelatihan dan pengembangan (trainers) harus memenuhi persyaratan yang ditentukan.

2.1.1.4 Tahapan-tahapan dalamPelatihan

Mangkunegara (2005) menjelaskan bahwa tahapan-tahapan dalam pelatihan dan pengembangan meliputi :

1. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan / need assessment. 2. Menetapkan tujuan dan sasaran pelatihan.

3. Menetapkan kriteria keberhasilan dengan alat ukurnya. 4. Menetapkan metode pelatihan.

5. Mengadakan percobaan (try out) dan revisi. 6. Mengimplementasikan dan mengevaluasi. 2.1.1.5 Alasan Pentingnya Diadakan Pelatihan

Menurut Hariandja (2002 : 168), ada beberapa alasan penting untuk mengadakan pelatihan, yaitu:

(22)

2. Perubahan – perubahan lingkungan kerja dan tenaga kerja. Perubahan – perubahan disini meliputi perubahan – perubahan dalam teknologi proses seperti munculnya teknologi baru atau munculnya metode kerja baru. Perubahan dalam tenaga kerja seperti semakin beragamnya tenaga kerja yang memiliki latar belakang keahlian, nilai, sikap yang berbeda yang memerlukan pelatihan untuk menyamakan sikap dan perilaku mereka terhadap pekerjaan. 3. Meningkatkan daya saing perusahaan dan memperbaiki produktivitas. Saat ini

daya saing perusahaan tidak bisa lagi hanya dengan mengandalkan aset berupa modal yang dimiliki, tetapi juga harus sumber daya manusia yang menjadi elemen paling penting untuk meningkatkan daya saing sebab sumber daya manusia merupakan aspek penentu utama daya saing yang langgeng.

4. Menyesuaikan dengan peraturan – peraturan yang ada, misalnya standar pelaksanaan pekerjaan yang dikeluarkan oleh asosiasi industri dan pemerintah, untuk menjamin kualitas produksi atau keselamatan dan kesehatan kerja. 2.1.2 Kompetensi

2.1.2.1 Pengertian Kompetensi

Agar lebih memahami apa yang dimaksud dengan kompetensi, berikut kita lihat pengertiannya.

Menurut Wardah (2007) mendefinisikan Kompetensi sebagai berikut : ”Kompetensi adalah karakteristik dasar dari seseorang yang memungkinkan mereka menghasilkan kinerja superior dalam pekerjaannya”.

(23)

representasi dari motif, pengetahuan, sikap,perilaku utama agar mampu melaksanakan pekerjaan dengan sangat baik atau yang membedakan antara kinerja rata-rata dengan kinerja superior”.

Menurut Syah (2000:229) mendefinisikan Kompetensi sebagai berikut : ”Mengemukakan pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan”.

Makna kompetensi mengandung bagian kepribadian yang mendalam dan melekat pada seseorang dengan perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan dan tugas pekerjaan.

2.1.2.2 Level – Level Kompetensi

Menurut Boulter (1996), level kompetensi adalah sebagai berikut :

1) Skill atau keterampilan adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas dengan baik.

2) Knowledge adalah informasi yang dimiliki seseorang untuk bidang khusus. 3) Social role adalah sikap dan nilai-nilai yang dimiliki seseorang dan

ditonjolkan dalam masyarakat (ekspresi nilai-nilai diri).

4) Self image adalah pandangan orang terhadap diri sendiri, merekflesikan identitas.

2.1.2.3 Faktor – faktor yang Mendukung Standar Kompetensi

Menurut (Hutapea, 2008) faktor-faktor yang mendukung standar kompetensi adalah:

(24)

2. Kemampuan mentransfer dan menerapkan kemampuan dan pengetahuan pada situasi dan lingkungan yang berbeda.

3. Standar kompetensi tidak berarti bila hanya terdiri dari kemampuan menyelesaikan tugas/pekerjaan saja, tetapi dilandasi pula dengan bagaimana dan mengapa tugas itu dikerjakan. Dengan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan/tugas yang didasari atas pengetahuan, keterampilan, yang didukung sikap kerja dan penerapannya sesuai unjuk kerja yang dipersyaratkan.

2.1.3 Kinerja

2.1.3.1 Pengertian Kinerja

Agar lebih memahami apa yang dimaksud dengan kinerja, berikut kita lihat pengertiannya.

Menurut Rivai (2005) mendefinisikan Kinerja sebagai berikut : ”Kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan ”.

Menurut Soeprihanto (2001) mendefinisikan Kinerja sebagai berikut : ”Kinerja adalah hasil kerja seorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai standar target / sasaran atau kriteria yang telah disepakati bersama”.

(25)

Kualitas output, jangka waktu output, kehadiran di tempat kerja, dan sikap kooperatif ”.

2.1.3.2 Indikator Kinerja

Indikator kinerja menurut (Mathis dan Jackson, 2002) adalah : 1. Kualitas kerja

Bagi perusahaan baik yang bergerak dibidang manufaktur maupun jasa, menyediakan produk – produk yang berkualitas merupakan suatu tuntutan agar perusahaan dapat bertahan hidup dalam berbagai bentuk persaingan. Meningkatnya daya beli dan adanya dukungan konsumen terhadap keberadaan kualitas kerja yang ditawarkan, akan semakin meningkat keberlangsungan perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.

2. Kuantitas kerja

Penguasaan pasar merupakan salah satu strategi pemasaran yang harus menjadi pertimbangan utama bagi perusahaan, untuk itu kuantitas produksi akan menentukan kemampuan perusahaan guna menguasai pasar dengan menawarkan sebanyak mungkin produk yang mampu dihasilkan. Dengan kuantitas kerja yang dapat dihasilkan perusahaan diharapkan mampu memberi kesan positif terhadap posisi produk di dalam pasar.

3. Waktu kerja

(26)

4. Kerja sama dengan rekan kerja

Pada dasarnya kerjasama merupakan ikatan jangka panjang bagi semua komponen perusahaan dalam melakukan berbagai aktivitas bisnis. Kerjasama merupakan tuntunan bagi keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan, sebab dengan adanya kerjasama yang baik akan memberikan kepercayaan (trust) pada berbagai pihak yang berkepentingan, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan. Untuk mewujudkan kerjasama yang baik, perusahaan harus mampu membangun kondisi internal perusahaan yang konstruktif dengan diikuti komitmen dan konsistensi yang tinggi bagi semua azas manajemen.

2.1.3.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi Kinerja

Menurut Davis dalam Karyantoro (2004), faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja adalah :

1. Faktor kemampuan (Ability)

Secara psikologis, kemampuan karyawan terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality, artinya pegawai yang memiliki IQ di atas rata – rata dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan keterampilan dalam mengerjakan pekerjaan, maka ia lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan.

2. Faktor Motivasi (Motivation)

(27)

terarah untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam hal ini ada hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan pencapaian kinerja.

2.1.4 Keterkaitan antar Variabel Penelitian

2.1.4.1Hubungan Revitalisasi Pelatihan SDM dengan Kompetensi

Revitalisasi merupakan perubahan yang menimbulkan kepanikan dan kebingungan dikalangan karyawan. Umumnya karyawan berpikiran negatif, bahwa dampak perubahan akan merugikan diri mereka. Berbagai uapaya perlu dilakukan untuk mengatasi kondisi demikian. Salah satunya yaitu mempersiapkan diri mereka akan adanya pemutusan hubungan kerja. Pihak perusahaan harus berupaya untuk mengurangi akibat negatif dari pemutusan hubungan kerja yaitu dengan memberikan pelatihan. Jika pelatihan untuk mereka yang mendekati pensiun, maka dilakukan pelatihan prapensiun.

Pelatihan merupakan kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian, kompetensi, sebagai hasil dari pengajaran vocational dan latihan keahlian dan pengetahuan yang berhubungan dengan penggunaan keahlian yang spesifik.

Kompetensi merupakan karakteristik dasar yang terdiri dari kemampuan, pengetahuan serta atribut personal lainnya yang mampu membedakan seseorang yang perform dan tidak perform.

(28)

2.1.4.2Hubungan Revitalisasi Pelatihan SDM dengan Kinerja

Dalam revitalisasi sumber daya manusia yang paling utama yaitu pengembangan sumber daya manusia itu sendiri. Penyelenggaraan pelatihan yaitu upaya untuk meningkatkan dan pengembangan sumber daya manusia acap menghadapi berbagai masalah internal. Jika ditanya apa yang menjadi tiga faktor utama penyebab meningkatnya kinerja manajemen, mayoritas konsultan akan menjawabnya : pertama adalah pelatihan, kedua pelatihan, dan ketiga pelatihan.

Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki prestasi kerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya.

Kinerja adalah hasil kerja seorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai standar target / sasaran atau kriteria yang telah disepakati bersama.

Goldstein (1993) dalam Wilson et al. (2002) pelatihan sebagai sebuah system untuk memperoleh skill, rules, concept, dan attituted yang akan menghasilkan peningkatan kinerja.

2.1.4.3Hubungan Kompetensi dengan Kinerja

(29)

Kinerja adalah hasil kerja seorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai standar target / sasaran atau kriteria yang telah disepakati bersama.

Dalam Wardah (2007) Kompetensi adalah karakteristik dasar dari seorang yang memungkinkan mereka menghasilkan kinerja superior dalam pekerjaannya (Boulter, Dalziel, dan Hill, 1996). Makna kompetensi mengandung bagian kepribadian yang mendalam dan melekat pada seseorang dengan perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan dan tugas pekerjaan. Prediksi siapa yang berkinerja baik dan kurang baik dapat diukur dari kriteria atau standar yang digunakan. Analisis kompetensi disusun sebagian besar untuk pengembangan karir, tetapi menentukan tingkat kompetensi dibutuhkan untuk mengetahui efektivitas tingkat kinerja yang diharapkan.

2.1.4.4Hubungan Revitalisasi Pelatihan SDM dan Kompetensi dengan Kinerja

(30)

menghasilkan sumber daya manusia yang bisa beradaptasi dengan perubahan yang ada. Dengan pelatihan sumber daya manusia akan lebih maksimal dalam memberikan yang terbaik untuk pengelolaan perusahaan.

Pelatihan merupakan sarana ampuh mengatasi bisnis masa depan yang penuh dengan tantangan dan mengalami perubahan yang sedemikian rupa. Trainer memegang peranan penting dalam pengembangan dan perubahan organisasi, meraih tujuan dan kompetensi serta kemampuan yang dibutuhkan peserta.

Kompetensi merupakan karakteristik yang mendasari seseorang yang berkaitan dengan efektivitas kinerja individu dalam pekerjaannya.

Usaha untuk meningkatkan kinerja pegawai dalam pekerjaannya sekarang atau dalam pekerjaan lain yang akan dijabatnya segera yaitu dengan mengadakan pelatihan.

(31)

2.2 Kerangka Pemikiran 2.2.1 Penelitian Sebelumnya

Penelitian yang dilakukan Beti Nasution (2006), yaitu mengenai langkah yang diambil dalam pengembangan SDM melalui pembinaan SDM berbasis kompetensi.

Penelitian yang dilakukan Nurhalis (2007), yaitu Pendidikan dan pelatihan yang telah diikuti sangat bermanfaat bagi pegawai untuk meningkatkan kinerja pegawai.

Penelitian yang dilakukan Agus Mulyono(2009), yaitu mengenai faktor latar belakang pendidikan dan kompetensi teknik berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja inspektorat

Penelitian yang dilakukan Eris Yustiono(2009), yaitu mengenai pendidikan dan pelatihan merupakan aspek yang perlu mendapat pembenahan dan melakukan penyesuaian atau revitalisasi.

Penelitian yang dilakukan Diana Aqmala (2007), yaitu mengenai bagaimana meningkatkan efektivitas pelatihan penjualan dan kompetensi relasional yang nantinya akan berpengaruh terhadap kinerja tenaga penjualan

(32)

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No (Nama & Peneliti Tahun)

Judul Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan

1 Beti Nasution (2006)

Pelatihan sumber daya manusia

berbasis kompetensi

Langkah yang diambil dalam pengembangan SDM melalui pembinaan SDM berbasis

kompetensi.

Pengembangan SDM hanya melalui

pembinaan SDM.

Dalam upaya pengembangan SDM melalui kompetensi.

2 Nurhalis (2007)

Pengaruh pendidikan dan pelatihan terhdap kinerja pegawai badan diklat provinsi NAD

Pendidikan dan pelatihan yang telah diikuti sangat bermanfaat bagi pegawai untuk meningkatkan kinerja pegawai

Pendidikan dan pelatihan berpengaruh pada kinerja Adanya keterkaitan pelatihan dengan kinerja

3 Agus Mulyono (2009)

Analisis faktor - faktor kompetensi aparatur

inspektorat dan pengaruhnya terhadap kinerja inspektorat

Faktor latar belakang

pendidikan dan kompetensi teknik berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja inspektorat

Dipengaruhi oleh faktor pendidikan Kompetensi memiliki pengaruh terhadap kinerja

4 Eris Yustiono (2009) Reformasi birokrasi melalui revitalisasi pelatihan SDM aparatur: suatu tinjauan

terhadap diklat kepemimpinan

Pendidikan dan pelatihan

merupakan aspek yang perlu mendapat

pembenahan dan melakukan

penyesuaian atau revitalisasi.

(33)

No (Nama & Peneliti Tahun)

Judul Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan

5 Diana Aqmala (2007)

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pelatihan

penjualan dan kompetensi relasional untuk meningkatkan kinerja tenaga penjualan

Bagaimana meningkatkan efektivitas pelatihan

penjualan dan kompetensi relasional yang nantinya akan berpengaruh terhadap kinerja tenaga

penjualan

Pelatihan dilihat dari segi untuk meningkatkan Pelatihan, dan kompetensi memiliki pengaruh terhadap kinerja

2.2.2 Bagan Kerangka pemikiran

(34)

yang ada. Dengan pelatihan sumber daya manusia akan lebih maksimal dalam memberikan yang terbaik untuk pengelolaan perusahaan.

Pelatihan merupakan sarana ampuh mengatasi bisnis masa depan yang penuh dengan tantangan dan mengalami perubahan yang sedemikian rupa. Trainer memegang peranan penting dalam pengembangan dan perubahan organisasi, meraih tujuan dan kompetensi serta kemampuan yang dibutuhkan peserta.

Menurut Mathis (2002) mendefinisikan Pelatihan sebagai berikut : ”Pelatihan adalah suatu proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi”.

Menurut Hariandja (2002:168) indikator pelatihan yaitu pengetahuan pelatihan, pelaksanaan program pelatihan, kewajiban pelatihan, pemahaman materi dan hasil kerja pelatihan.

Menurut Wardah (2007) mendefinisikan Kompetensi sebagai berikut : ”Kompetensi adalah karakteristik dasar dari seseorang yang memungkinkan mereka menghasilkan kinerja superior dalam pekerjaannya”.

Jadi faktor-faktor yang mendukung standar kompetensi menurut (Hutapea, 2008) adalah pengetahuan, keterampilan, yang didukung sikap kerja dan penerapannya sesuai unjuk kerja yang dipersyaratkan.

(35)

Kualitas output, jangka waktu output, kehadiran di tempat kerja, dan sikap kooperatif ”.

Indikator kinerja menurut (Mathis dan Jackson,2002) adalah : 1. Kualitas kerja

2. Kuantitas kerja 3. Waktu kerja

4. Kerja sama dengan rekan kerja

Simamora (1995:288) menyatakan salah satu tujuan pelatihan adalah mengurangi waktu belajar bagi pegawai baru supaya menjadi kompeten dalam pekerjaan.

Goldstein (1993) dalam Wilson et al. (2002) pelatihan sebagai sebuah system untuk memperoleh skill, rules, concept, dan attituted yang akan menghasilkan peningkatan kinerja.

(36)

Ivancevich (2008) mengemukakan sejumlah butir penting yang diuraikan di bawah ini: Pelatihan (training) adalah “sebuah proses sistematis untuk mengubah perilaku kerja seorang/sekelompok pegawai dalam usaha meningkatkan kinerja organisasi”. Pelatihan terkait dengan keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk pekerjaan yang sekarang dilakukan. Pelatihan berorientasi ke masa sekarang dan membantu pegawai untuk menguasai keterampilan dan kemampuan (kompetensi) yang spesifik untuk berhasil dalam pekerjaannya.

Berdasarkan uraian kerangka pemikiran di atas maka dirumuskan paradigma mengenai revitalisasi pelatihan sdm dan kompetensi berpengaruh terhadap kinerja karyawan, seperti yang terlihat pada gambar berikut ini :

Revitalisasi Pelatihan SDM (Variabel X1)

1. Pengetahuan pelatihan 2. Pelaksanaan program

pelatihan

3. Kewajiban pelatihan 4. Pemahaman materi pelatihan 5. Pemahaman materi pelatihan

Hariandja (2002:168) Kompetensi (Variabel X2) 1. Pengetahuan 2. Ketermpilan 3. Sikap kerja

Hutapea, (2008)

Wardah (2007)

Goldstein (1993) dalam Wilson et al. (2002)

Ivancevich (2008) Simamora (1995:288) Kinerja (Variabel Y)

1. Kualitas kerja 2. Kuantitas kerja

3. Waktu kerja

4. Kerja sama dengan rekan kerja

Mathis dan Jackson (2002)

Revitalisasi Pelatihan SDM (Variabel X1)

1. Pengetahuan pelatihan

2. Pelaksanaan program

pelatihan

3. Kewajiban pelatihan

4. Pemahaman materi

pelatihan

5. Hasil Kerja pelatihan

Hariandja (2002:168) Kompetensi (Variabel X2) 1. Pengetahuan 2. Ketermpilan

3. Sikap kerja

Hutapea,

[image:36.612.158.503.405.687.2]

(2008)

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian

(37)

2.3 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dibutuhkan suatu pengujian hipotesis untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara variabel independent terhadap variabel dependent. Menurut Sugiyono (2000:161) “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.”

Hipotesis dapat dikatakan sebagai pendugaan sementara mengenai hubungan variabel yang akan diuji sebenarnya. Karena sifatnya dugaan, maka hipotesis hendaknya mengandung implikasi yang lebih jelas terhadap pengujian hubungan yang dinyatakan.

(38)

32

3.1

Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu

penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.

Adapun pendapat Husein Umar (2005:303) menjelaskan pengertian objek

penelitian adalah sebagai berikut: “Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau

siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan.

Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu.”

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah revitalisasi pelatihan sumber

daya manusia, kompetensi dan kinerja karyawan pada Unit Finance Billing

Collection Center PT Telekomunikasi Indonesia Bandung.

3.2

Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk

mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu (Umi Narimawati,2008:127)

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

dan metode verifikatif. Menurut

Sugiyono

(2005:21), metode deskriptif adalah

metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil

(39)

Menurut

Mashuri

(2008:45), metode verifikatif adalah memeriksa benar

tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan

yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa

dengan kehidupan.

Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, dalam penelitian akan digunakan

telaah statistika yang cocok, untuk itu dalam analisis menggunakan Path Analysis

(analisis jalur).

3.2.1

Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai

pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi

semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian.

Menurut Moh. Nazir (2003:84) “Desain penelitian adalah semua proses yang

diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”.

Langkah – langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati adalah :

1.

Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya

menetapkan judul penelitian.

2.

Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi.

3.

Menetapkan rumusan masalah.

4.

Menetapkan tujuan penelitian.

(40)

6.

Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang

digunakan.

7.

Menetapkan sumber data, teknik penenuan sampel dan teknik pengumpulan data.

8.

Melakukan analisis data.

9.

Melakukan pelaporan hasil penelitian.

3.2.2

Operasional Variabel

Menurut

Nur Indriantoro

(2002:69), “Operasionalisasi variabel adalah

Penentuan

construct

sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi

operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam

mengoperasionalisasikan

construct

, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain

untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan

cara pengukuran

construct

yang lebih baik”.

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indicator, serta

skala dari variabel – variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian

hipotesis dengan alat bantu statistic dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul

penelitian mengenai revitalisasi pelatihan SDM dan kompetensi pengaruhnya

(41)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Revitalisasi Pelatihan SDM

Konsep Variabel Indikator

Pelatihan Ukuran Skala

No

Kuesioner Sumber Data

Revitalisasi Pelatihan SDM

(X1)

” Revitalisasi adalah upaya mendorong pertumbuhan dengan mengaitkan organisasi kepada

lingkungannya”

Gouillart dan Kelly (1995)

”Pelatihan merupakan bagian dari investasi SDM (human investment) untuk meningkatkan

kemampuan dan keterampilan kerja, dan dengan demikian meningkatkan kinerja pegawai”

Payaman

Simanjuntak (2005)

Revitalisasi pelatihan menurut Djamaludin Ancok seperti yang dikutip dalam Jeffrey Pfeffer,dkk

(2008:139) Pelatihan merupakan sarana ampuh mengatasi bisnis masa depan yang penuh dengan tantangan dan mangalami perubahan (revitalisasi) yang sedemikian cepat

1. Pengetahuan pelatihan

Ilmu atau materi yang diterima saat pelatihan Pengetahuan yang seperti

apa yang diberikan saat pelatihan O rdi na l 1 2 Karyawan Unit Finance Billing Collection Center PT Telekomunikasi Indonesia Bandung 2. Pelaksanaan program pelatihan

Pelaksanaannya sudah cukup untuk pengembangan karyawan

Waktu yang disediakan pada pelatihan

3

4

3. Kewajiban pelatihan

Kewajiban yang harus dipenuhi dalam pelatihan Pemilihan karyawan yang

akan dilatih 5 6 4. Pemahaman materi pelatihan

Kesiapan peserta pelatihan dalam menerima materi Kemudahan materi yang

akan dicerna oleh peserta pelatihan

7

8

5. Hasil kerja pelatihan

Mendapatkan hasil sesuai tujuan pelatihan

Hasil dapat menunjang

karyawan dalam

mengerjakan tugas.

9

(42)
[image:42.612.107.534.169.513.2]

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Kompetensi

Konsep

Variabel Indikator Ukuran Skala

No

Kuesioner Sumber Data

Kompetensi (X2)

”Kompetensi adalah karakteristik dasar dari seseorang yang memungkinkan mereka menghasilkan kinerja superior dalam pekerjaannya” Wardah (2007) 1.Pengetahua n  Pengetahuan mengerjakan suatu tugas  Pengetahuan

dalam bekerja efektif O rdi na l 1 2 Karyawan Unit Finance Billing Collection Center PT Telekomunikasi Indonesia Bandung 2.Keterampila n  Keterampilan mengerjakan suatu tugas dalam kondisi normal di tempat kerja  Keterampilan dalam menyiasati kekurangan 3 4 3. Sikap Kerja

 Sikap karyawan dalam

mengerjakan tugas

 Sikap karyawan dalam

mengerjakan pekerjaan terhadap rekan kerja.

5

(43)
[image:43.612.110.533.158.613.2]

Tabel 3.3

Operasionalisasi Variabel Kinerja Karyawan

Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala

No Kuesione r Sumber Data Kinerja Karyawan (Y) ”Kinerja adalah

apa yang dilakukan

karyawan,

sehingga ada yang

mempengaruhi kombinasi karyawan organisasi antara lain Kuantitas output, Kualitas output, jangka waktu output, kehadiran di

tempat kerja, dan

sikap kooperatif ”.

Mathis dan Jackson (2002)

1.Kualitas Kerja

 Kualitas kerja karyawan  Cara kerja

karyawan O rdi na l 1 2 Karyawan Unit Finance Billing Collection Center PT Telekomunikasi Indonesia Bandung 2.Kuantitas kerja

 Kuantitas kerja karyawan  Kemampuan

karyawan dalam menghadapi strategi perusahaan 3 4 3.Waktu Kerja  Kemampuan karyawan dalam menyelesaikan tugas sesuai

waktu yg

ditentukan

5

(44)

3.2.3

Sumber dan Teknik Penentuan Data

3.2.3.1

Sumber Data

Jenis data yang digunakan peneliti dalam penelitian mengenai analisis

revitalisasi pelatihan sumber daya manusia dan kompetensi pengaruhnya terhadap

kinerja karyawan pada Unit Finance Billing Collection Center PT Telekomunikasi

Indonesia Bandung” adalah data primer dan sekunder.

Menurut

Sugiyono

(2009:137), data primer sebagai berikut: “sumber primer

adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data”.

Menggunakan data primer karena peneliti mengumpulkan sendiri data – data yang

dibutuhkan yang bersumber langsung dari objek pertama yang akan diteliti.

Dalam penelitian ini data primer yang diambil langsung dari Unit Finance

Billing Collection Center PT Telekomunikasi Indonesia Bandung. Teknik yang

digunakan dalam pengumpulan data primer adalah sebagai berikut:

1.

Interview,

langsung dilakukan dengan pihak terkait di perusahaan tempat obyek

penelitian yang mempunyai hubungan langsung dengan masalah yang diteliti

oleh penulis.

2.

Observasi, dilakukan terhadap obyek penelitian guna mendukung penelitian,

sifatnya tidak ada interaksi antara obyek dan peneliti.

3.

Kuesioner, teknik pengumpulan data dengan

form

yang berisikan

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada obyek penelitian guna mendapat

(45)

Menurut

sugiyono

(2009:137), data sekunder adalah sumber yang tidak

langsung memberikan data kepada pengumpul data. Menggunakan data sekunder

karena peneliti mengumpulkan informasi dari data yang telah diolah oleh pihak lain,

yaitu informasi mengenai data – data terkait dengan Unit Finance Billing Collection

Center PT Telkom Bandung.

3.2.3.2

Teknik Penentuan Data

Sebelum menentukan penentuan data yang akan dijadikan sample, terlebih

dahulu dikemukakan tentang populasi dan sampel.

1. Populasi

Menurut

Umi Narimawati

(2008:161), populasi adalah “Objek atau subjek

yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi yang ditetapkan oleh peneliti,

sebagai unit analisis penelitian”.

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan dan pimpinan Unit Finance

Billing Collection Center PT Telkom Tbk. Bandung dengan total karyawan

berjumlah 148 orang yang tersebar dalam 10 (sepuluh) bagian. Komposisi karyawan

(46)
[image:46.612.157.483.145.476.2]

Tabel 3.4

Komposisi Karyawan Unit Finance Billing Collection Center PT Telkom Bandung

No.

Unit Kerja

Sampel

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

SGM, Deputy FBCC

Bagian Annual Budget

Bagian Tax Operation

Bagian General ACC OPE

Bagian Cash Operation

Bagian General Support

Bagian Finopsu SU 00 Center & CO

Bagian Pay Set OPE

Bagian Collection Management

Bagian Billing Management

3

15

11

15

15

15

38

14

12

10

Total

148

Sumber: SDM Finance Billing Collection Center PT Telkom Tbk. Bandung

2. Sampel

Menurut

Umi Narimawati

(2008), sampel adalah sebagian dari populasi yang

terpilih untuk menjadi unit pengamatan dalam penelitian.

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

stratified random sampling

berdasarkan bagian – bagian yang ada pada unit Finance

Billing Colection Center. Menurut Vincent Gaspersz (2000:63)

stratified random

(47)

populasi ke dalam strata – strata berdasarkan kriteria tertentu kemudian memilih

secara acak sederhana setiap stratum.

Metode penarikan sampel yang digunakan mengacu kepada pendekatan

Slovin, pendekatan ini dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

2

1

e

n

Dimana:

n = Jumlah sampel minimal

N = Jumlah populasi

e = batas kesalahan yang ditoleransi (pada penelitian ini digunakan 10%).

Berdasarkan rumus di atas, maka dapat diketahui sampel yang akan diambil

dalam penelitian ini melalui perhitungan berikut :

2

1

e

n

 

2

1

,

0

148

(

1

148

n

60

6

,

59

n

responden

Berdasarkan penelitian diatas, maka peneliti akan melakukan penelitian

kepada 60 orang responden.

Ukuran alokasi pada masing-masing bagian dengan menggunakan alokasi

sampel proporsional yang dapat ditentukan dengan menggunakan rumus Newman

sebagai berikut :

n

1 =

N

1

N

(48)

Dimana :

Berdasarkan rumus di atas dapat diperoleh jumlah responden setiap stratum

dan alokasinya pada setiap bagian yang terpilih sebagai berikut :

1. Bagian Business Performance

60

1

,

2

1

148

3

1

X

n

2. Bagian Akses Network Maintanance

6

60

148

15

2

X

n

3. Bagian Akses Network Operation

4

2

,

4

60

148

11

3

X

n

4. Bagian Fixphone and Sales

6

60

148

15

4

X

n

5. Bagian Data and Fast Sales

6

60

148

15

5

X

n

6. Bagian Customer Care

6

60

148

15

6

X

n

7. Bagian General Support

16

6

,

15

60

148

38

7

X

n

8. Bagian Pay Set OPE

6

68

,

5

60

148

14

8

X

n

9. Bagian Collection Management

5

86

,

4

60

148

12

9

X

n

10. Bagian Billing Management

4

2

,

4

60

148

10

10

X

n

n

1

= Besarnya sampel pada strata ke-1

N

1

= Besarnya populasi pada strata ke-1

N = Besarnya populasi keseluruhan

(49)

Pembulatan dalam perhitungan jumlah sampel minimum dari masing-masing

strata selalu dilakukan keatas untuk memenuhi kriteria sampel minimum. Alokasi

jumlah sampel minimal pada masing-masing unit kerja secara lengkap dapat dilihat

pada tabel 3.5

Tabel 3.5

Populasi dan Sampel Penelitian

Pada

SDM Finance Billing Collection Center

PT Telkom Tbk. Bandung

No

Unit Kerja

Ukuran

Populasi

Ukuran

Sampel

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

SGM, Deputy FBCC

Bagian Annual Budget

Bagian Tax Operation

Bagian General ACC OPE

Bagian Cash Operation

Bagian General Support

Bagian Finopsu SU 00 Center & CO

Bagian Pay Set OPE

Bagian Collection Management

Bagian Billing Management

3

15

11

15

15

15

38

14

12

10

1

6

4

6

6

6

16

6

5

4

Total

148

60

Sumber : Data Diolah : 2011

Berdasarkan hasil perhitungan ukuran sampel di atas, maka diperoleh jumlah

(50)

3.2.4

Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah penelitian lapangan , dilakukan dengan cara

mengadakan peninjauan langsung pada instansi yang menjadi objek untuk

mendapatkan data primer (data yang diperoleh langsung dari PT Telkom dan data

sekunder).

Data primer ini didapatkan melalui teknik – teknik sebagai berikut :

1.Wawancara (Interview)

Wawancara merupakan proses keterangan atau data yang diperlukan dengan cara

tanya jawab langsung kepada pimpinan serta karyawan yang mempunyai hubungan

dengan masalah yang akan diteliti.

2. Angket (Kuisioner)

Kuesioner merupakan teknik pengambilan data yang dilakukan dengan cara

memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk menjawab, tentang variabel revitalisasi pelatihan sumber daya manusia,

kompetensi dan kinerja karyawan.

3.Pengamatan (Observasi)

Dengan mengadakan penelitian dan pengamatan secara langsung terhadap kegiatan

dan keadaan dialokasi penelitian guna memperoleh data dan informasi mengenai

(51)

4.

Penelitian Kepustakaan (Dokumentasi)

Dilakukan dengan menelaah dan mengkaji catatan/ laporan dan dokumen-dokumen

lain dari berbagai organisasi yang ada kaitannya dengan permasalahan yang diteliti,

yang dalam hal ini adalah revitalisasi pelatihan sumber daya manusia, kompetensi

dan kinerja karyawan.

3.2.4.1

Uji Validitas

Menurut Cooper (2006:720) validitas adalah ”

Validity is a characteristic of

measuraenment concerned with the extent that a test measures what the researcher

actually wishes to measure

”.

Berdasarkan definisi diatas, maka validitas dapat diartikan sebagai suatu

karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat

test

(kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur.

Suatu alat ukur disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan

mengukur apa yang seharusnya diukur.

Pengujian ini dilakukan untuk menguji kesahihan setiap

item

pernyataan

dalam mengukur variabelnya. Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan

dengan cara mengkorelasikan skor masing-masing pertanyaan yang ditujukan kepada

responden dengan total skor untuk seluruh

item

. Teknik korelasi yang digunakan

untuk menguji validitas butir pernyataan dalam penelitian ini adalah korelasi

person

(52)

   

 

2 2

2

 

2

Y

Y

n

X

X

n

Y

X

XY

n

r

Dimana:

r

= Koefisien validitas item yang dicari

X

= Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item

Y

= Skor total yang diperoleh dari seluruh item

∑X

= Jumlah skor dalam distribusi X

∑Y

= Jumlah skor dalam distribusi Y

∑X

2

= Jumlah kuadrat masing-masing skor X

∑Y

2

= Jumlah kuadrat masing-masing skor Y

n

= Banyaknya responden

Hasil perhitungan uji validitas ditentukan dengan kriteria yang digunakan

adalah item valid berarti layak untuk digunakan dalam pengujian hipotesis. valid

tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui nilai

koefisien korelasi skor butir pernyataan dengan skor totalnya, dan apabila koefisien

korelasinya > 0,30 (Azwar Saefuddin, 1997:158) maka pernyataan tersebut

dinyatakan valid, sedangkan jika korekasinya < 0,30 menunjukan bahwa data tersebut

tidak valid dan akan disisihkan dari analisis selanjutnya.

Uji keberartian koefisien r dilakukan dengan uji t (taraf signifikansi 5 %).

(53)

2

:

1

2)

-(n

r

db

n

r

t

Dimana :

n = ukuran sampel

r = Koefisien Korelasi Pearson

Keputusan pengujian validitas instrument dengan menggunakan taraf

significan dengan 5 % satu sisi adalah :

1.

Item instrument dikatakan valid jira t

hitung

lebih dari atau sama dengan t

0,05(165)

=

1,9744 maka instrument tersebut dapat digunakan.

2.

Item instrument dikatakan tidak valid jika t

hitung

kurang dari t

0,05(165)

= 1,9744

maka item tersebut tidak dapat digunakan.

3.2.4.2

Uji Reliabilitas

Menurut Cooper (2006:716) reliabilitas adalah ”

Reliability is a characteristic

of measurenment concerned with acuracy, precision, and consistency

”.

Berdasarkan definisi tersebut, maka reliabilitas dapat diartikan sebagai suatu

karakteristik terkait dengan keakuratan, ketelitian dan kekonsistenan.

Setelah melakukan pengujian validitas butir pertanyaan, maka langkah

selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas untuk menguji kehandalan atau

kepercayaan alat pengungkapan dari data. Dengan diperoleh nilai r dari uji validitas

(54)

hubungan antara dua belahan instrumen. Dalam penelitian ini, metode yang

digunakan untuk uji reliabilitas adalah

Split Half Method

(

Spearman-Brown

Correlation

) Teknik Belah Dua. Metode ini menghitung reliabilitas dengan cara

memberikan tes pada sejumlah subyek dan kemudian hasil tes tersebut dibagi

menjadi dua bagian yang sama besar (berdasarkan pemilihan genap-ganjil). Cara

kerjanya adalah sebagai berikut:

Item dibagi dua secara acak (misalnya item genap/ganjil), kemudian

dikelompokkan dalam kelompok I dan kelompok II.

Skor untuk masing-masing kelompok dijumlahkan sehingga terdapat skor total

untuk kelompok I dan kelompok II.

Mengkorelasikan skor total kelompok I dengan skor total kelompok II.

Korelasikan skor total kelompok I total kelompok I

2r

b

1+r

b

Hitung angka reliabilitas untuk keseluruhan pertanyaan dengan rumus

Spearman

Brown

sebagai berikut:

Sumber: Sugiyono, 2009

Keterangan:

r

i

= reliabilitas internal seluruh instrumen

r

b

= korelasi

product moment

antara belahan pertama dan kedua.

2r

b
(55)

Untuk melihat andal tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara

statistika, yaitu melalui koefisien reliabilitas. Apabila koefisien reliabilitas lebih besar

dari 0,70 maka secara keseluruhan pernyataan dinyatakan andal (reliabel).

A.

Uji Validitas dan

Uji Reliabilitas Variabel Revitalisasi Pelatihan SDM

Variabel revitalisasi pelatihan SDM (X

1

) di ukur dengan 10 item pernyataan

sebagai indikator. Berdasarkan pada uji validitas terhadap 10 item pernyataan

diperoleh semua item memiliki nilai r

hitung

> 0,30, sehingga dapat disimpulkan bahwa

[image:55.612.184.458.371.690.2]

semua item adalah valid. Hasil uji validitas ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Kuesioner Variabel Revitalisasi Pelatihan SDM

Butir

Pertanyaan

Koefisien

Korelasi (r)

Nilai Kritis

(Batas)

Kesimpulan

P_1

0,701

0,3

Valid

P_2

0,627

0,3

Valid

P_3

0,319

0,3

Valid

P_4

0,514

0,3

Valid

P_5

0,500

0,3

Valid

P_6

0,514

0,3

Valid

P_7

0,454

0,3

Valid

P_8

0,573

0,3

Valid

P_9

0,574

0,3

Valid

P_10

0,526

0,3

Valid

(56)

Setelah penelitian yang digunakan valid, maka dilajutkan dengan uji

reliabilitas. Secara keseluruhan 10 item tersebut diatas memiliki nilai koefisien

reliabilitas sebesar 0,817 yang berarti lebih besar dari nilai batas reliabilitas = 0,70

sebagai batas minimal yang diharapkan (Kaplan et al, 1993:126). Maka dapat

dikatakan instrumen penelitian variabel X

1

andal berdasarkan kriteria koefisien

reliabilitas.

B.

Uji Validitas dan

Uji Reliabilitas Variabel Kompetensi

Variabel kompetensi (X

2

) di ukur dengan 6 item pernyataan sebagi indikator.

Berdasarkan pada uji validitas terhadap 6 item pernyataan diperoleh semua item

memiliki nilai r

hitung

> 0,30, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua item adalah

valid. Hasil uji validitas ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Kuesioner Variabel Kompetensi

Butir

Pertanyaan

Koefisien

Korelasi (r)

Nilai Kritis

(Batas)

Kesimpulan

P_1

0,690

0,3

Valid

P_2

0,600

0,3

Valid

P_3

0,692

0,3

Valid

P_4

0,463

0,3

Valid

P_5

0,554

0,3

Valid

P_6

0,607

0,3

Valid

(57)

Setelah penelitian yang digunakan valid, maka dilajutkan dengan uji

reliabilitas. Secara keseluruhan 6 item tersebut diatas memiliki nilai koefisien

reliabilitas sebesar 0,833 yang berarti lebih besar dari nilai batas reliabilitas = 0,70

sebagai batas minimal yang diharapkan (Kaplan et al, 1993:

Gambar

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sahabat MQ/ DPRD Kota Yogyakarta/ akhirnya berhasil melakukan rapat pimpinan/ untuk menentukan jatah ketua/ dan wakil ketua 4 komisi/ yang ada di DPRD Kota Yogyakarta//

Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan Terhadap Profesi dan Kode Etik Pustakawan.. Arsip Korespondensi : Penciptaan dan

Gambar 1.2 Penomoran definitif pada pembungks arsip.. Universitas

Tujuan penelitian kolaboratif ini adalah (1) mendeskripsikan langkah- langkah penerapan model inkuiri terbimbing dengan media kertas lipat, (2) meningkatkan

Harga saham merupakan harga jual beli yang sedang berlaku di pasaran yang ditentukan oleh kekuatan pasar. Dalam arti harga saham juga tergantung dari kekuatan permintaan

karena harga diri siswa ditingkatkan dan harga diri mereka yang panduan untuk signifikansi lebih dalam subjek. Selama studi penelitian menunjukkan 5ES Belajar petunjuk Cycle

Masa Keterlambatan Penyampaian Laporan (MKPL) dan Tidak Menyampaikan Laporan. MKPL transaksi adalah masa setelah berakhirnya MPL transaksi sampai dengan akhir bulan berikutnya

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Budidaya dan Pascapanen Buah Tahun 2013 telah disusun, dimana sasaran strategis yang akan dicapai pada tahun 2013 telah sejalan