• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Potensi dan Pengaruh Aktivitas Wisata Sungai Aek Godang di Kota Panyabungan Kabupaten Tapanuli Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Studi Potensi dan Pengaruh Aktivitas Wisata Sungai Aek Godang di Kota Panyabungan Kabupaten Tapanuli Selatan"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI POTENSI DAN PENGARUH AKTIVITAS WISATA

SUNGAI AEK GODANG DI KOTA PANYABUNGAN

KABUPATEN MANDAILING NATAL

RIZKY AMALIA PUTRI

100302016

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

STUDI POTENSI DAN PENGARUH AKTIVITAS WISATA

SUNGAI AEK GODANG DI KOTA PANYABUNGAN

KABUPATEN MANDAILING NATAL

SKRIPSI

RIZKY AMALIA PUTRI

100302016

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

(3)

STUDI POTENSI DAN PENGARUH AKTIVITAS WISATA

SUNGAI AEK GODANG DI KOTA PANYABUNGAN

KABUPATEN MANDAILING NATAL

SKRIPSI

RIZKY AMALIA PUTRI

100302016

Skripsi sebagai satu diantara beberapa syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan,

Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

(4)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Rizky Amalia Putri

Nim : 100302016

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Studi Potensi Dan Pengaruh Aktivitas

Wisata Sungai Aek Godang Di Kota Panyabungan Kabupaten Mandailing

Natal” adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan

dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Medan, September 2014

(5)

ABSTRAK

RIZKY AMALIA PUTRI. Studi Potensi dan Pengaruh Aktivitas Wisata Sungai Aek Godang di Kota Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal. Dibimbing oleh PINDI PATANA dan ANI SURYANTI.

Sungai merupakan salah satu sumber air yang penting bagi masyarakat karena dapat berfungsi sebagai sumber air minum, rekreasi air, wisata, peternakan dan perikanan, Kegiatan pariwisata selain menimbulkan dampak positif juga menimbulkan dampak negatif berupa penurunan kualitas lingkungan.

Penelitian telah dilakukan di Sungai Aek Godang, Kota Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal pada bulan Mei – September 2014 dengan menganalisis kualitas air Sungai Aek Godang serta mengetahui persepsi masyarakat dan pengunjung. Parameter yang diuji adalah arus, suhu, kecerahan, DO, pH, BOD5,Colifaecal, dan persepsi pengunjung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas air untuk delapan parameter dari Sungai Aek Godang masih sesuai dengan baku mutu berdasarkan PP No 82 Tahun 2001 dan persepsi pengunjung merasa nyaman terhadap obyek wisata tersebut. Sungai Aek Godang memiliki Potensi Wisata yang besar untuk dikembangkan. Menilai Potensi Wisata Sungai Aek Godang dengan modifikasi dari ADO-ODTWA oleh Dirjen PHKA 2003.

(6)

ABSTRAK

RIZKY AMALIA PUTRI. Study of potency and Analysis of the impact of tourism activities on water quality Aek Godang River Panyabungan District Mandailing Natal of Panyabungan. The research was Supervised by PINDI PATANA and ANI SURYANTI.

River is one of the most important sources of water for human, because it can serve as a source of drinking water, tourism, animal husbandry, and fishery. Positive impact of tourism activities in economic development can also lead to negative effects of environmental degradation.

Research had been conducted at District Mandailing Natal of Panyabungan, in May – August 2014 by analyzing the water quality of Aek Godang River and perceptions of visitors and managers. The Waters quality parameters that analysed are temperature, brightness, dissolved oxygen, pH, BOD5, Colifaecal, and perceptions of visitors. The results showed that water quality value for eight parameters of Aek Godang River was under the standard of quality based on PP No 82 tahun 2001 and visitors felt comfortable with these attractions. The estimation of ecotourism in this place used guidance of ADO-ODTWA by Dirjen PHKA 2003 that had been modified.

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Perbaungan pada tanggal 06 Mei

1992 dari ayah Mansyur Rahman dan ibu Eni Darlina,

S.Pd. Penulis merupakan anak pertama dari 4 bersaudara.

Tahun 2004, penulis lulus dari SD Negeri 101930

Perbaungan. Tahun 2007, penulis lulus dari SMP Negeri 1

Perbaungan. Tahun 2010, penulis lulus dari SMA Negeri

1 Perbaungan, pada tahun yang sama masuk ke Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur PMP (Pemanduan Minat dan

Prestasi) Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan.

Selain mengikuti perkuliahan, penulis juga aktif sebagai anggota Ikatan

Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan (IMMASPERA). Penulis melakukan

Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Dinas Peternakan dan Kelautan di Cianjur, Jawa

(8)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : Studi Potensi dan Pengaruh Aktivitas Wisata Sungai Aek Godang di Kota Panyabungan Kabupaten Tapanuli Selatan Nama Mahasiswa : Rizky Amalia Putri

NIM : 100302016

Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan

Disetujui oleh : Komisi Pembimbing

Pindi Patana, S.Hut, M.Sc Ani Suryanti, S.Pi, M.Si Ketua Anggota

Mengetahui

Dr. Ir. Yunasfi, M.Si

Ketua Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan

(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas

berkat dan rahmat Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi berjudul ‘‘Studi Potensi

Dan Pengaruh Aktivitas Wisata Sungai Aek Godang Di Kota Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal’’, yang merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Perikanan di Program Studi Manajemen Sumberdaya

Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada: Bapak Pindi

Patana,S.Hut, M.Sc selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah banyak

memberikan bimbingan, dan Ibu Ani Suryanti, S.Pi. M.Si selaku Anggota Komisi

Pembimbing yang telah memberi dorongan,arahan dan waktu dalam menyelesaikan

skripsi ini.Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Dr.

Ir. Yunasfi, M.Si dan Pindi Patana, S.Hut, M.Sc dan seluruh staff pengajar dan

pegawai di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan.

Ungkapan terimakasih yang tak ternilai juga penulis ucapkan kepada ayah

dan bunda tercinta: Mansyur Rahman dan Eni Darlina, S.Pd yang telah memberikan

doa, harapan dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan ini,

juga kepada adik tercinta Fatma Safira, Muhammad Iqbal dan M.Daffa Fadhilla

terima kasih buat dukungan doa dan semangat yang telah diberikan kepada penulis.

Bagi penulis tanpa dukungan dari keluarga tidak akan mungkin dapat menyelesaikan

studi ini, baik nasehat dari kedua orang tua yang begitu peduli terhadap penulis serta

memberikan perhatian yang khusus bagi penulis disaat penulis mengalami

(10)

Penulis juga menguncapkan terima kasih banyak kepada keluarga udak

katemen, abang landong dan keluarga uwak perguruan juanda panyabungan yang

telah memberikan bantuan, perhatian dan arahan saat melakukan penelitian lapangan

sehingga berjalan dengan lancar. Serta ucapan terima kasih kepada team lapangan:

Latifa Sari Dalimunthe, Pahrurrozi dan Adzri Qory Nullah terima kasih atas bantuan

yang telah diberikan selama dilapangan, serta terima kasih kepada Fatimah Murni

Sinaga, Febrina Astria Simanjuntak, Eka Tri Rahayu dan Adriansyah Tanjung yang

telah membantu penulis dalam pengolahan data dan selalu memberikan dukungan

dan semangat, serta seluruh stambuk 2010 yang tidak dapat penulis sebut namanya

satu persatu, yang telah memberikan banyak bantuan, kebersamaan dan dukungan

kepada penulis selama penelitian hingga selesainya skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam pengembangan

ilmu pengetahuan, khususnya bidang Manajemen Sumberdaya Perairan.

Medan, September 2014

(11)
(12)

Daya Dukung Kawasan ... 25

Strategi Pengembangan Wisata ... 26

Analisis Atraksi Kegiatan Wisata ... 26

Hasil dan Pembahasan HasilAnalisis Kualitas Air ... 30

Kualitas Air Sungai Aek Godang ... 30

Persepsi dan prilaku Pengunjung ... 30

Persepsi penegelola terhadap wilayah kelolanya ... 31

Potensi Wisata Sungai Aek Godang ... 33

Pembahasan ... 36

Kualitas Air ... 40

Persepsi dan prilaku Pengunjung Terhadap Tempat Wisata ... 41

Persepsi Pengelola Terhadap wilayah kelolanya ... 43

Potensi Wisata Sungai Aek Godang ... 46

Indeks Kesesuaian Wisata ... 46

Daya dukung Wisata ... 47

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan ... 48

Saran ... 48

(13)

DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

1. Parameter Kualitas Air Dan Metode Analisis ... 18

2. Kriteria Penilaian daya Tarik ... 25

3. Kriteria Penilaian Aksebilitas ... 25

4. Kriteria Prasarana Sarana dan Prasarana Penunjang ... 26

5. Matriks Kesesuaian Wisata Kategori Wisata Sungai ... 27

6. Rata-rata Hasil Analisis Kualitas Air ... 31

7. Potensi Wisata Sungai Aek Godang ... 34

8. Penilaian Kriteria Daya Tarik Wisata Sungai Aek Godang ... 35

9. Penilaian Kriteria Aksebilitas objek Wisata ... 36

10. Sarana dan Prasarana di Sungai Aek Godang ... 36

11. Perhitungan Nilai Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) ... 37

(14)

DAFTAR GAMBAR

No Teks Halaman

1.

Kerangka Pemikiran ... 4

2. Peta Lokasi Penelitian ... 21

3. Lokasi Penelitian Stasiun 1 ... 23

4. Lokasi Penelitian Stasiun 2 ... 23

5. Grafik persepsi Kenyamanan Pengunjung ... 32

6. Grafik persepsi Kepuasan Pengunjung ... 32

7. Grafik prilaku Pengunjung ... 33

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

No Teks Halaman

1.Kuisioner Pengelola... 53

2.Kuisioner Pengunjung ... 56

3.Hasil Analisis Kualitas Air ... 60

4.Tabulasi Kuisioner Pengunjung ... 62

5.Tabulasi Kuisioner Pengelola ... 63

6.Perhitungan sampel pengunjung ... 67

7.Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) ... 68

8.Perhitungan Daya Dukung kawasan (DDK) ... 69

9.Foto Sampel Air dan Aktivitas Penelitian ... 70

10.Kriteria Mutu Air Berdasarkan Kelas ... 72

11. Matriks Penilaian Analisis Atraksi Kegiatan Wisata ... 73

12. Metode Winkler ... 75

(16)

ABSTRAK

RIZKY AMALIA PUTRI. Studi Potensi dan Pengaruh Aktivitas Wisata Sungai Aek Godang di Kota Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal. Dibimbing oleh PINDI PATANA dan ANI SURYANTI.

Sungai merupakan salah satu sumber air yang penting bagi masyarakat karena dapat berfungsi sebagai sumber air minum, rekreasi air, wisata, peternakan dan perikanan, Kegiatan pariwisata selain menimbulkan dampak positif juga menimbulkan dampak negatif berupa penurunan kualitas lingkungan.

Penelitian telah dilakukan di Sungai Aek Godang, Kota Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal pada bulan Mei – September 2014 dengan menganalisis kualitas air Sungai Aek Godang serta mengetahui persepsi masyarakat dan pengunjung. Parameter yang diuji adalah arus, suhu, kecerahan, DO, pH, BOD5,Colifaecal, dan persepsi pengunjung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas air untuk delapan parameter dari Sungai Aek Godang masih sesuai dengan baku mutu berdasarkan PP No 82 Tahun 2001 dan persepsi pengunjung merasa nyaman terhadap obyek wisata tersebut. Sungai Aek Godang memiliki Potensi Wisata yang besar untuk dikembangkan. Menilai Potensi Wisata Sungai Aek Godang dengan modifikasi dari ADO-ODTWA oleh Dirjen PHKA 2003.

(17)

ABSTRAK

RIZKY AMALIA PUTRI. Study of potency and Analysis of the impact of tourism activities on water quality Aek Godang River Panyabungan District Mandailing Natal of Panyabungan. The research was Supervised by PINDI PATANA and ANI SURYANTI.

River is one of the most important sources of water for human, because it can serve as a source of drinking water, tourism, animal husbandry, and fishery. Positive impact of tourism activities in economic development can also lead to negative effects of environmental degradation.

Research had been conducted at District Mandailing Natal of Panyabungan, in May – August 2014 by analyzing the water quality of Aek Godang River and perceptions of visitors and managers. The Waters quality parameters that analysed are temperature, brightness, dissolved oxygen, pH, BOD5, Colifaecal, and perceptions of visitors. The results showed that water quality value for eight parameters of Aek Godang River was under the standard of quality based on PP No 82 tahun 2001 and visitors felt comfortable with these attractions. The estimation of ecotourism in this place used guidance of ADO-ODTWA by Dirjen PHKA 2003 that had been modified.

(18)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Air memegang peranan penting di dalam kehidupan manusia dan juga

makhluk hidup lainnya. Air sungai banyak dimanfaatkan manusia untuk keperluaan,

diantaranya adalah kebutuhan untuk minum, memasak, mencuci, mandi, mengairi

sawah, ladang, pembangkit listrik, irigasi dan industri dan wisata.

Sungai memiliki potensi alam yang banyak tersebar di berbagai wilayah

Indonesia serta memiliki prospek yang bagus untuk dikembangkan sebagai objek

wisata alam. Karakter sungai menyimpan satu daya tarik tersendiri. Kedekatannya

dengan alam bisa menjadi salah satu pilihan untuk mengembangkan fasilitas rekreasi.

Sungai sebagai sumber air merupakan salah satu sumber daya alam yang berfungsi

serbaguna bagi kehidupan makhluk hidup.

Sungai Batang Gadis berperan penting sebagai sumberdaya air baik secara

ekologi, hidrologi dan ekonomi. Hal ini berkaitan dengan fungsi Sungai Batang

Gadis sebagai habitat berbagai organisme air, sebagai sumber air minum bagi

masyarakat sekitar, sebagai tempat penangkapan ikan, kegiatan transportasi,

(Yulistiyanto, 2013).

Objek wisata sungai Aek Godang memiliki beberapa keunikan diantaranya

adalah adanya bendungan, air terjun, dan adanya kearifan lokal masyarakat setempat

yang dinamakan dengan lubuk larangan. Lubuk larangan berada di dekat pemukiman

penduduk yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat mandi dan mencuci. Panjang

(19)

tingkat kedalaman sungai di sekitar lubuk tersebut berkisar antara 50 cm sampai 6

meter.

Sungai Aek Godang terletak di Kota Panyabungan, Kabupaten Mandailing

Natal. Kabupaten Mandailing Natal merupakan kabupaten di kawasan Pesisir Barat

Sumatera Utara. Potensi wisata sungai yang dimiliki oleh negara Indonesia belum

seluruhnya dikembangkan dengan optimal, diantaranya adalah potensi wisata sungai

Aek Godang. Sungai Aek Godang memiliki keindahan yang tidak kalah dari objek

wisata sungai yang lainnya dan bagus untuk dikembangkan. Wisata Sungai Aek

Godang yang belum diketahui potensinya menjadi permasalahan yang perlu dikaji

dalam penelitian ini sebagai rumusan permasalahan. Jumlah pengunjung yang datang

ke Sungai Aek Godang berpengaruh terhadap faktor fisika, kimia dan biologi yang

ada pada sungai tersebut, oleh karena itu diperlukan analisis dampak kegiatan wisata

terhadap kualitas air Sungai Aek Godang Di Kota Panyabungan, Kabupaten

Mandailing Natal.

Perumusan Masalah

Aktivitas wisata yang berlangsung disekitar sungai Aek Godang

dikhawatirkan dapat menimbulkan dampak terhadap air sungai. Penurunan kualitas

air secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada kondisi perairan.

Sumber pencemar berasal dari aktivitas wisata seperti mandi (rekreasi).

Wisata sungai Aek Godang yang belum diketahui potensinya menjadi

permasalahan yang perlu dikaji dalam penelitian ini sebagai rumusan permasalahan.

Beberapa permasalahan yang dapat dibuat dalam suatu rumusan masalah yaitu:

(20)

2. Bagaimana potensi wisata sungai serta persepsi pengunjung dan pengelola

terhadap aktivitas wisata Sungai Aek Godang Kota Panyabungan Kabupaten

Mandailing Natal?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Menganalisis pengaruh aktivitas wisata terhadap perubahan kualitas air Sungai

Aek Godang.

2. Mengetahui potensi wisata sungai serta menilai persepsi pengunjung dan

pengelola terhadap aktivitas wisata Sungai Aek Godang.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi mengenai perubahan

faktor fisika dan kimia serta pengaruhnya terhadap total colifecal yang diakibatkan

kegiatan pariwisata sehingga dapat dijadikan aspek dasar pengelolaan dan informasi

wisata Sungai Aek Godang Kota Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal.

Kerangka Pemikiran

Sungai Aek Godang memiliki potensi yang dapat dijadikan kawasan wisata.

Analisis potensi dilakukan secara deskriftif untuk melihat daya tarik wisata yang ada

disekitar kawasan sungai Aek Godang. Aktivitas wisatawan dan masyarakat sekitar

kawasan sungai berupa limbah rumah tangga, rekreasi (pemandian), pertanian,

perikanan dapat menyebabkan perubahan pada kualitas air baik secara fisika, kimia

dan biologi. Aktivitas wisata memiliki pengaruh terhadap Kualitas air disekitar

kawasan sungai Aek Godang, maka dari itu perlu dilakukannya Pengelolaan terhadap

(21)

Pengelolaan

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Potensi wisata

sungai Aek Godang

Kualitas Air Analisis Potensi

Studi Potensi Dan Pengaruh Aktvitas Wisata Sungai Aek Godang Kota Panyabungan

Kabupaten Mandailing Natal Kawasan Wisata Sungai

Aek Godang

Analisis Deeskriptif

Aktivitas Wisatawan dan Masyarakat sekitar kawasan

(22)

TINJAUAN PUSTAKA

Sungai

Sungai merupakan badan air bergerak dari tempat yang tinggi ketempat yang

lebih rendah melalui permukaan atau bawah tanah. Sungai dapat dibedakan menjadi

hulu, hilir dan muara. Sungai bagian hulu dicirikan dengan badan sungai yang

dangkal dan sempit, tebing curam dan tinggi, berair jernih dan mengalir cepat serta

mempunyai populasi biota yang sedikit. Sungai bagian hilir umumnya lebih lebar,

tebingnya curam atau landai, badan air dalam, keruh, aliran air lambat dan biota

populasi didalamnya banyak. Muara adalah bagian sungai yang berbatasan dengan

laut dan danau, mempunyai tebing landai dan dangkal, badan air dalam, keruh serta

mengalir lambat (Kordi dan Andi, 2010).

UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, menyatakan bahwa sungai

merupakan bentuk alur air permukaan yang harus dikelola secara menyeluruh,

terpadu berwawasan lingkungan hidup dengan mewujudkan kemanfaatan sumber

daya air yang berkelanjutan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Sungai

harus dilindungi dan dijaga kelestariannya, ditingkatkan fungsi dan kemanfaatannya,

dan dikendalikan dampak negatif terhadap lingkungannya. Sungai harus

dimanfaatkan sesuai dengan peruntukkannya, dalam rangka mewujudkan

kemanfaatan sungai serta mengendalikan kerusakan sungai, perlu ditetapkan garis

sempadan sungai, yaitu garis batas perlindungan sungai. Garis sempadan sungai ini

selanjutnya akan menjadi acuan pokok dalam kegiatan pemanfaatan dan

perlindungan sungai serta sebagai batas permukiman di wilayah sepanjang sungai

(23)

Sungai Batang Gadis

Sungai-sungai di Kabupaten Mandailing Natal beraliran pendek, terjal, dan

sempit, sehingga sulit untuk digunakan sebagai sarana transportasi. Sungai Batang

Gadis sebagian dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik (hydromini) dan untuk

irigasi. Alur sungai senantiasa bergerak secara horisontal dan jalur sungai

berpindah-pindah (bergerak) secara terus-menerus.

Sungai Batang gadis merupakan daerah aliran sungai. Wilayah Mandailing

Natal terdapat 6 (enam) DAS, yaitu: DAS Batang Gadis, DAS Batang Batahan, DAS

Batang Natal, DAS Batang Tabuyung, DAS Batang Bintuas, DAS Batang Toru.

DAS yang terbesar adalah DAS Batang Gadis dengan luas 369.963 Ha atau sekitar

55,88% dari luas wilayah Kabupaten Mandailing Natal. Keenam DAS bermuara ke

Pantai Barat (Samudera Indonesia).

Sungai Batang Gadis merupakan sungai utama terpanjang dan terbesar di

Kabupaten Mandailing Natal. Dimana hampir menjelajahi seluruh kabupaten ini.

Mulai dari hulunya di Ulu Pakantan Muara Sipongi, melewati beberapa kecamatan

dan akhirnya bermuara di Kecamatan Muara Batang Gadis. Sungai ini sangat

berpengaruh untuk roda kehidupan masyarakat Mandailing Natal, untuk mengairi

sawah-sawah yang luas , mata pencaharian utama penduduk, dll (Midora

dan Anggraeni, 2006).

Wisata Sungai

UU No 9 tahun 1990 (Menteri Dalam Negeri, 1990), beberapa istilah yang

berhubungan dengan kegiatan pariwisata antara lain :

1. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang

(24)

daya tarik wisata.

2. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.

3. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk

pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha – usaha yang terkait di

bidang tersebut.

4. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan

pariwisata.

5. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa

pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan objek dan daya tarik wisata,

usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut.

6. Objek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata.

7. Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau

disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.

Menurut Kelly (1996) dalam Sulaksmi (2007) menyatakan bahwa bentuk

wisata antara lain : ekowisata (ecotourism), wisata alam (nature tourism), wisata

petualangan (adventure tourism), wisata berdasarkan waktu (gateway and stay) dan

wisata Budaya (cultural tourism).

Pariwisata di Indonesia dimulai pada awal tahun enam puluhan. Istilah ini

semakin menjadi pembicaraan, terutama setelah Presiden Suharto menyampaikan

kata sambutan dalam pertemuan ramah tamah dengan para peserta seminar dan rapat

kerja kepariwisataan tanggal 27 Nopember 1982 di istana negara (Pendit, 1994).

Untuk menyamakan pemahaman mengenai istilah-istilah dan pengertian pariwisata,

di Indonesia mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun

(25)

sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya

tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dibidang tersebut. Wisata adalah kegiatan

perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta

bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata (Kartawan, 2004).

Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan

sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Usaha memperbesar pendapatan asli

daerah, maka program pengembangan dan pendayagunaan sumber daya dan potensi

pariwisata daerah diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi negara.

Pembangunan ekonomi, majunya industri pariwisata suatu daerah sangat bergantung

kepada jumlah wisatawan yang datang, karena itu harus ditunjang dengan

peningkatan pemanfaatan Daerah Tujuan Wisata (DTW) sehingga industri pariwisata

akan berkembang dengan baik. Negara Indonesia yang memiliki pemandangan alam

yang indah sangat mendukung bagi berkembangnya sektor industri pariwisata di

Indonesia (Meta, 2002).

Konsep pemanfaatan, wisata dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok

yaitu (Fandeli, 2000., META, 2002 dalam Yulianda, 2007) :

a. Wisata alam (nature tourism), merupakan aktivitas wisata yang ditujukan pada

pengalaman terhadap kondisi alam atau daya tarik panoramanya.

b. Wisata budaya (cultural tourism), merupakan wisata dengan kekayaan budaya

sebagai objek wisata dengan penekanan pada aspek pendidikan.

c. Ekowisata (Ecotourism,), merupakan wisata berorientasi pada lingkungan untuk

menjembatani kepentingan perlindungan sumberdaya alam/lingkungan dan

(26)

Menurut Damanik dan Weber (2006) menyatakan bahwa potensi kawasan

ekowisata di Indonesia sangat besar. Objek tersebut tersebar di darat (dalam kawasan

hutan konservasi) maupun di laut (dalam bentuk taman nasional laut). Potensi

ekowisata terdiri dari beberapa elemen penawaran wisata yang sering disebut sebagai

triple A yang terdiri dari atraksi, aksesibilitas dan amenitas. Atraksi dapat dibagi

menjadi tiga yakni alam, budaya dan buatan. Atraksi alam meliputi pemandangan

alam seperti danau Kelimutu atau Gunung Bromo.

Atrakasi budaya meliputi peninggalan sejarah seperti Candi Prambanan, adat

istiadat masyarkat seperti: Pasar Terapung di Kalimantan. Aksesiblitas mencakup

infrastruktur transportasi yang menghubungkan wisatawan ”dari”, ”ke” dan ”selama

di” daerah tujuan wisata (Inskeep, 1994). Amenitas adalah infrastruktur yang

sebenarnya tidak langsung terkait dengan pariwisata tetapi sering menjadi bagian

dari kebutuhan wisatawan seperti, bank, telekomunikasi, buku panduan wisata dan

seni pertunjukan.

Menurut Razzak dan Surianti (2011) menyatakan bahwa untuk membedakan

pengcrtian antara wisata, wisatawan, pariwisata, keparirwisataan, usaha pariwisata

obyek dan daya tarik wisata, serta kawasan wisata, studi ini akan menggunakan

definisi yang ditetapkan dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang

Kepariwisataan (pasal 1), yaitu:

1. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau

sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,

pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang

dikunjungi dalam jangka waktu sementara

(27)

3. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai

fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah,

dan Pemerintah Daerah.

4. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan

bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan

setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat

setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha

5. Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan,

dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan

manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.

6. Usaha Pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi

pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.

7. Kawasan pariwisata Kawasan Strategis Pariwisata adalah kawasan yang

memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan

pariwisata yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek,

seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya

alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan.

8. Wisata kesehatan adalah perjalanan seseorang wisatawan dengan tujuan tertentuj

untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari dimana ia tinggal

demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan rohani, dengan

mengunjungi tempat peristirahatan, seperti mata air panas yang mengandung

mineralyang dapat menyembuhkan, tempat yang mempunyai iklim udara

menyehatkanatau tempat-tempat yang menyediakan fasilitas-fasilitas kesehatan

(28)

Potensi, Objek dan Daya Tarik Wisata

Menurut Undang-undang (UU) Nomor 9 tahun 1990, wisata adalah kegiatan

perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta

bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. Potensi wisata

adalah mengenai kandungan gejala alam dari suatu kawasan yang dapat dijadikan

sebagai obyek dan daya tarik suatu perjalanan wisata.

Potensi wisata yang dikemukaan Yoeti (1997) yaitu objek pariwisata yang

dapat dilihat, disaksikan, dilakukan atau dirasakan. Obyek tersebut dapat berupa:

1. Berasal dari alam, dapat dilihat dan disaksikan secara bebas (pada tempat-tempat

tertentu harus bayar untuk masuk, seperti cagar alam, kebun raya, dan lain-lain)

seperti: iklim, pemandangan, vegetasi hutan, flora dan fauna, sumber kesehatan.

2. Merupakan hasil kebudayaan suatu bangsa yang dapat dilihat, disaksikan, dan

dipelajari seperti: monumen dan peninggalan masa lalu, tempat-tempat budaya,

dan perayaan-perayaan tradisional.

UU No. 9 tahun 1990 menyatakan bahwa objek dan daya tarik wisata adalah

segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata yang terdiri atas:

a) Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berwujud

keadaan alam serta flora dan fauna.

b) Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum,

peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro, wisata

tirta, wisata buru, wisata petualangan alam, taman rekreasi dan tempat hiburan.

(29)

1. Atraksi wisata alam, buatan (hasil karya manusia) atau kegiatan yang merupakan

alasan utama kunjungan.

2. Fasilitas-fasilitas dan pelayanan yang dibutuhkan oleh wisatawan di daerah tujuan

wisata.

3. Akomodasi, makanan, dan minuman tidak hanya tersedia dalam bentuk fisik,

tetapi juga dapat menciptakan perasaan hangat dan memberikan kenangan pada

lingkungan setempat.

4. Aksesibilitas (jalan dan transportasi) merupakan salah satu faktor kesuksesan

daerah tujuan wisata.

5. Faktor-faktor pendukung seperti kegiatan pemasaran, pengembangan dan

koordinasi.

Atraksi wisata adalah sesuatu yang dapat dilihat atau disaksikan melalui suatu

pertunjukan (shows) yang khusus diselenggarakan untuk wisatawan. Atraksi wisata

dibedakan dengan obyek wisata, karena atraksi wisata untuk menyaksikan harus

dipersiapkan terlebih dahulu, sedangkan obyek wisata dapat dilihat tanpa

dipersiapkan terlebih dahulu, seperti danau, pemandangan, pantai, gunung, candi,

monument, dan lain-lain (Yoeti, 1997).

Parameter Kualitas Air

Pengelolaan yang dilakukan adalah pemantauan dan interpretasi data kualitas

air, mencakup kualitas fisika, kimia, dan biologi. Kepedulian tentang keadaan

lingkungan hidup, kualitas air menjadi bagian yang penting dalam isu pengembangan

sumberdaya air. Kualitas air dalam hal ini mencakup keadaan fisik, kimia dan biologi

yang dapat mempengaruhi ketersediaan air untuk kehidupan manusia, pertanian,

(30)

dengan kuantitas air, karakteristik fisik terpenting yang dapat mempengaruhi kualitas

air. Dengan demikian, berpengaruh pula pada ketersediaan untuk berbagai

pemanfaatan seperti tersebut diatas (Asdak, 2002).

1. Suhu

Suhu atau temperatur suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang

(Latitude), ketinggian dari permukaan laut (Altitude), waktu (hari), sirkulasi udara,

penutupan awan, dan aliran serta kedalaman badan air. Perubahan suhu berpengaruh

terhadap proses fisika, kimia, biologi badan air. Suhu juga sangat berperan

mengendalikan kondisi ekosistem perairan. Peningkatan suhu mengakibatkan

peningkatan viskositas, reaksi kimia, evaporasi dan volatilisasi. Peningkatan suhu

juga meneyebabkan penurunan kelarutan gas dalam air, misalnya gas O2, CO2, N2,

CH4

Pengukuran suhu air merupakan hal yang mutlak dilakukan, hal ini

disebabkan karena kelarutan dari berbagai jenis gas dalam air serta semua aktivitas

biologi-fisiologis di dalam ekosistem air sangat dipengaruhi oleh suhu (Barus,

2004).

( Haslam, 1995 dalam Effendi 2003).

2. Arus

Menurut Barus (2004) Arus air adalah faktor yang mempunyai peranan

sangat penting baik pada perairan lotik maupun perairan lentik. Hal ini berhubungan

dengan penyebaran organisme, gas-gas terlarut dan mineral yang terdapat di dalam

air. Kecepatan aliran air akan bervariasi secara vertikal. Arus air yang pada perairan

lotik umumnya bersifat turbulen, yaitu arus air yang bergerak ke segala arah sehigga air akan terdistribusi ke seluruh bagian dari perairan tersebut. Selain itu dikenal arur

(31)

3. pH

Derajat lebih dikenal dengan pH. pH (puissance negative de H), yaitu

logaritma dari kepekaan ion-ion H (hydrogen) yang terlepas dalam suatu cairan.

Derajat keasaman atau pH air menunujukan aktivitas ion hydrogen dalam larutan

tersebut dan dinyatakan sebagai konsentrasi ion hydrogen (dalam mol/liter) pada

suhu tertentu ( Kordi dan Andi, 2010).

Nilai pH menyatakan nilai konsentrasi ion hydrogen dalam suatu larutan,

didefenisikan sebagai logaritma dari resifprokal aktivitas ion hidrogen dan secara

matematis dinyatakan sebagai pH= log l/H- dimana H- adalah banyaknya ion

hydrogen dalam mol/liter larutan. Kemampuan air untuk mengikat atau melepaskan

ion Hidrogen akan menunjukkan apakah larutan tersebut bersifat asam atau basa

(Barus, 2004).

4. Dissolved Oxygen (DO)

Oksigen dapat menjadi faktor pembatas dalam penentuan kehadiran mahluk

hidup dalam suatu badan air. Dalam air deras, biasanya oksigen tidak menjadi faktor

pembatas. Dalam sungai yang jernih dan deras kepekaan oksigen mencapai

kejenuhan. Jika air berjalan lambat atau ada pencemar maka oksigen yang terlarut

mungkin dibawah kejenuhan, sehingga oksigen kembali menjadi faktor pembatas ,

kepekaan oksigen terlarut bergantung kepada: suhu, kehadiran tanaman fotosintesis,

tingkat penetrasi cahaya yang tergantung kepada kedalaman dan kekeruhan dalam

air, tingkat kederasan aliran air, jumlah bahan organik yang diuraikan dalam air

seperti sampah, ganggang mati atu limbah industri (Sastrawijaya, 2000).

Oksigen terlarut merupakan suatu faktor yang sangat penting dalam

(32)

organisme air. Umumnya kelarutan oksigen dalam air sangat terbatas. Dibandingkan

dengan kadar oksigen di udara yang mempunyai konsentrasi sebanyak 21% volum

air hanya mampu menyerap oksigen sebnayak 1% volume saja. Sumber utama

oksigen terlarut dalam air adalah difusi oksigen dari udara melalui kontak antara

permukaan air dengan udara dan dari proses fotosintesis, selanjutnya air kehilangan

oksigen melalui pelepasan dari permukaan ke atmosfir dan melalui kegiatan respirasi

dari semua organisme air ( Barus, 2004).

5. Biochemical Oxygen Demand (BOD

Nilai BOD (Biochemical Oxygen Demand) menyatakan jumlah oksigen yang

dibutuhkan mikroorganisme aerobik dalam proses penguraian senyawa organik yang

diukur pada temperatur 20

5)

o

6. Kecerahan

C (Forstner, 1990). Dalam proses oksidasi secara

biologis ini tentu saja dibutuhkan waktu yang lebih lama jika dibandingkan dengan

oksidasi secara kimiawi. Faktor-faktor yang mempengaruhi BOD adalah jumlah

senyawa organic yang akan diuraikan, tersedianya mikroorganisme aerob yang

mampu menguraikan senyawa organik tersebut dan tersedianya sejumlah oksigen

yang dibutuhkna dalam proses penguraian (Barus, 2004).

Penentuan kecerahan air dengan keping Secchi adalah berdasarkan batas

pandangan ke dalam air untuk melihat warna putih yang berada dalam air. Semakin

keruh suatu badan air akan semakin dekat batas pandangan, sebaliknya kalau air

jernih akan jauh batas pandangan tersebut. Keping Secchi berupa suatu kepingan

yang berwarna hitam-putih, yang dibenamkan ke dalam air. Keping itu berupa suatu

piringan yang diameternya sekitar 25 cm. piringan ini dapart dibuat dari plat logam

(33)

meletakkan tali dan logam pemberatnya. Tali inilah yang berfungsi sebagai penentu

kedalaman (Suin, 2002).

7. Colifaecal

Organisme indikator yang biasa digunakan adalah bakteri coliform. Coliform

didefenisikan sebagai bakteri aerobik atau anerobik fakultatif, Gram negative, tidak

membentuk endospora, berbentuk batang, memfermentasikan laktosa membentuk

gas setelah ditumbuhkan di Lactose broth selama 48 jam pada suhu 35o

Berbagai metode untuk mengidentifikasi bakteri patogen di perairan telah

banyak dikembangkan. Akan tetapi, penentuan semua jenis bakteri patogen ini

membutuhkan waktu dan biaya yang besar, sehingga penentuan grup bakteri

colifaecal dianggap sudah cukup baik dalam menilai tingkat higienitas perairan. Escherichia coli adalah salah satu bakteri coliform total yang ditemukan dalam tinja

manusia, selain Escherichia coli, bakteri patogen juga terdapat dalam tinja

manusia. Keberadaan Escherichia coli di perairan secara berlimpah menggambarkan

bahwa perairan tersebut tercemar oleh kotoran manusia, yang mungkin juga disertai

dengan cemaran bakteri patogen (Effendi, 2003).

C. air yang

layak untuk diminum seharusnya sama sekali tidak mengandung coliform (nol

coliform per 100 ml) (Puspaningrum, 2008).

Pengaruh Aktivitas Wisata

Dampak negatif dari kegiatan wisata terjadi apabila tingkat penggunaan lebih

besar daripada kemampuan lingkungan untuk mengatasi hal tersebut. Aktivitas yang

dilakukan oleh pelaku wisata, produk perencanaan dan sistem pengelolaan wisata

serta kondisi sarana dan prasarana dapat mempengaruhi terjadinya intensitas dampak

(34)

Menurut Harthayasa (2002) pada umumnya wisatawan melakukan kegiatan

wisata tergantung dengan kondisi atraksi dari obyek wisatanya. Memberdayakan

obyek wisata tidak banyak membutuhkan dana, karena tinggal melakukan

pendekatan dan koordinasi dengan masyarakat setempat. Masalah cukup berat adalah

memberikan pemahaman dan pengertian kepada masyarakat bahwa keikutsertaan

dan peran serta langsung dari mereka akan punya andil dan besar dalam

meningkatkan kepariwisataan secara makro maupun kehidupan atau kesejahteraan

masyarakat sendiri secara mikro.

Menurut Ridwan (2012) dalam Aria (2014) Pengembangan pariwisata dapat

menimbulkan kerusakan besar pada ekosistem. Kerusakan dan masalah ekosistem

yang ditimbulkan dapat berupa sedimentasi. Bangunan yang dibuat kadang-kadang

menghalangi arus sungai dan drainase serta pencemaran langsung yang disebabkan

oleh limbah hotel dan restoran. Masalah lingkungan terbesar bagi bangunan dan

fasilitas pariwisata adalah penggunaan energi dan pembuangan limbah. Sampah

padat yang dihasilkan dari pembangunan dan konstruksi sarana akomodasi menjadi

limbah beracun yang mencemari air, udara dan tanah.

Contoh objek wisata yang menarik untuk dikembangkan adalah objek wisata

sungai. Hal ini menarik tergantung pada pengelolannya, misalkan dikelola sebagai

paket-paket wisata air, rekreasi air maupun arena arung jeram. Tingkat kebersihan

ataupun lingkungan sekitarnya adalah hal yang penting dan selalu terjaga

(Harthayasa, 2002).

(35)

Analisis kesesuaian wisata merupakan analisis yang dimaksudkan untuk

mengetahui kesesuian wisata pada suatu kawasan dalam penggunaan lahan pada

kawasan tersebut. Analisis ini juga digunakan dalam potensi wisata Sungai Aek

Godang. Kesesuain wisata ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesesuain wisata

sungai di Aek Godang Kota Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal .

Menurut Yulianda (2007) dalam Azis dkk (2012) menyatakan bahwa setiap

parameter memiliki bobot dan skor, dimana pemberian bobot berdasarkan tingkat

kepentingan suatu parameter terhadap perencanaan kawasan wisata. bobot yang

diberikan adalah 5 (lima), 3 (tiga), dan 1 (satu). Kriteria untuk masing-masing

pembobotan adalah sebagai berikut :

1. Pemberian bobot 5: hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa unsur parameter

sangat diperlukan atau parameter kunci.

2. Pemberian bobot 3: hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa unsur parameter

sedikit diperlukan atau parameter yang cukup penting.

3. Pemberian bobot 1: hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa unsur parameter

dalam unsur penilaian tidak begitu diperlukan tetapi harus selalu ada atau

parameter ini tidak penting.

Menurut Yulianda (2007) menyatakan bahwa setiap kegiatan wisata

memiliki persyaratan-persyaratan sumberdaya dan lingkungan yang sesuai dengan

kawasan objek wisata yang akan dikembangkan. Masing-masing jenis kegiatan

wisata memiliki parameter kesesuaian yang berbeda-beda antara kegiatan wisata

yang satu dengan jenis kegiatan wisata yang lainnya. Parameter kegiatan tersebut

disusun dalam kelas kesesuaian untuk masing-masing jenis kegiatan wisata.

(36)

Daya dukung alam diartikan sebagai kemampuan alam untuk mendukung

kehidupan untuk manusia. Berkurangnya daya dukung alam akan berakibatkan pula

terhadap kemampuan alam untuk mendukung kehidupan manusia. Oleh karena itu

daya dukung alam harus di jaga agar tetap dapat memberikan dukungannya bagi

kehidupan manusia. Daya dukung alam perlu dijaga karena daya dukung alam dapat

berkurang atau menyusut sejalan dengan berputarnya waktu dan pesatnya ilmu

pengetahuan dan teknologi serta kemajuan industry (Wardhana, 2004).

Daya dukung lingkungan tergantung pada kebutuhan dan nilai yang

didfinisikan sendiri oleh masyarakat . Penentuan daya dukung juga tergantung pada

berbagai penilaian mengenai tingkat daya tamping pada berbagai penilaian mengenai

tingkat daya tampung kawasan yang rusak akibat wisatawan. Ketika tingkat daya

tamping ekowisata dibuat, metode untuk mengkontrol pengunjung perlu

diimplementasikan yang mencangkup kemampuan untuk mendukung jumlah

pengunjung, menjaga jumlah konstan pengunjung (Khair, 2006).

(37)

Waktu Dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014.

Penelitian ini dilaksanakan di daerah Wisata Sungai Aek Godang Kota Panyabungan,

Kabupaten Mandailing Natal. Pengambilan Sampel dilakukan pada bulan Mei

sampai Agustus di 2 stasiun. Analisis sampel air dilakukan di Balai Teknik

Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Medan. Lokasi Penelitian

disajikan Pada Gambar 2.

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

Alat dan Bahan

(38)

Adapun alat yang digunakan adalah kamera digital, GPS, buku dan alat tulis

untuk menulis dan Kalkulator, keping secchi, cool box, alat tulis, Bola, Meteran dan

peralatan analisa kualitas air seperti DO meter, thermometer dan pH meter.

Bahan yang digunakan adalah kuisioner untuk mendapatkan data sekunder

maupun data primer, akuades dan es untuk sampel air sungai.

Pengambilan Data

Data yang dikumpulkan di lapangan adalah data primer dan data sekunder.

Data primer yang diambil adalah data parameter fisika, kimia, biolgi air sungai Aek

Godang dan data umum masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah pesisir tersebut;

contoh : nama, jenis kelamin, umur, pendidikan dan data kondisi sosial ekonomi

masyarakat yang dilakukan melalui wawancara kepada masyarakat sekitar,

pengunjung dan instansi pemerintahan yang terkait dengan kuisioner. Data yang

nilainya langsung didapat dari lapangan meliputi nilai temperatur, pH, arus,

kecerahan, oksigen terlarut, serta hasil kuisioner terhadap pengunjung dan penduduk

sekitar. Data lain seperti Colifaecal hasilnya diperoleh melalui analisis laboratorium.

Data sekunder yang diambil adalah melalui studi literatur (studi pustaka),

jurnal penelitian di lokasi lain dan buku-buku yang terkait dengan penelitian ini. Data

yang dikumpulkan meliputi kondisi sumberdaya alam, keadaan umum kawasan serta

kondisi sosial masyarakat.

(39)

Penentuan stasiun berdasarkan perbedaan aktivitas (pemanfaatan sungai) oleh

masyarakat. Ditetapkan 2 (dua) stasiun pengamatan dimana pada setiap stasiun ada 1

(satu) titik dengan 3 (tiga) kali pengulangan dengan kriteria seperti terlihat pada

deskripsi area.

Deskripsi Area

1. Stasiun 1

Gambar 3. Stasiun 1

Stasiun ini terletak di Desa Ulu Pungkut, Kabupaten Mandailing Natal. Yang

secara geografis terletak pada 00o37.421’ LU dan 99o

2. Stasiun 2

47.034’ LS Daerah ini

merupakan daerah yang belum dijumpai aktivitas wisata.

(40)

Stasiun ini terletak di Kecamatan Aek Godang, Kota Panyabungan,

Kabupaten Mandailing Natal yang secara geografis terletak pada 00o48.366’ LU dan

00o

Pengukuran Faktor Fisika, Kimia, dan Biologi Perairan

34.26’ LS. Pada daerah ini banyak dijumpai aktivitas masyarakat dan wisata.

Pengukuran parameter fisika dan kimia air dilakukan dengan dua cara, yakni

secara langsung (insitu) dan secara tidak langsung (eksitu). Pengukuran langsung

dilapangan (insitu) dilakukan terhadap parameter kekeruhan, suhu, pH dan DO,

sedangkan analisis kandungan Colifaecal dalam air dilakukan di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Medan. Parameter kualitas air dan metode analisis

pengukuran tertera pada Tabel 1.

Tabel 1. Parameter Kualitas Air Dan Metode Analisis

Parameter Satuan Metode Analisi/Alat Lokasi

Fisika

Suhu 0C Thermometer In situ

Kecepatan Arus

m/det Bola Duga In situ

Kedalaman m Tali dan Meteran In situ

Kimia

pH - pH meter In situ

DO mg/l DO meter In situ

BOD5 mg/l - Ex situ

Biologi

(41)

Analisis atraksi kegiatan wisata

Analisis atraksi kegiatan wisata dikembangkan berdasarkan analisis potensi

yang dimiliki dengan cara menginventarisasi atraksi di Sungai Aek Godang sehingga

ditemukan suatu alternatif dalam pengembangan potensi wisata. Pemberian bobot

pada setiap kriteria menurut pedoman ADO-ODTWA Dirjen PHKA 2003 adalah

berbeda-beda.

Tabel 2. Kriteria Penilaian daya Tarik (Bobot 6)

No Unsur/Sub Unsur Nilai

Keunikan sumber daya alam:

a. Gua b. Flora

c. Fauna d. Adat istiadat e. Bendungan

Banyaknya sumber daya alam yang menonjol:

Kegiatan wisata alam yang dapat dilakukan: a. Menikmati keindahan alam b. Melihat flora dan fauna c. Trekki ng

d. Penelitian/ pendidikan e. Berkemah

Kebersihan lokasi objek wisata Tidak ada pengaruh dari:

a. Industry

a. Udara yang bersih dan sejuk b. Bebas dari bau yang mengganggu c. Bebas dari kebisingan

d. Tidak ada lintas yang mengganggu e. Pelayanan terhadap pengunjung

yang baik

(42)

Tabel 3. Kriteria Prasarana Sarana dan Prasarana Penunjang (Bobot 3)

2 Prasarana Penunjang

a. Kantor pos b. Puskesmas

c. Jaringan air minum d. Jaringan listrik e. Jaringan telepon

50 40 30 20 10

Sumber: Dirjen PHKA 2003

Tabel 4. Kriteria Penilaian Aksebilitas (bobot 5)

No Unsur/Sub Unsur Nilai

Sumber: Dirjen PHKA 2003

Karsudi dkk.,(2010) menyatakan setelah dilakukan perbandingan, maka akan

diperoleh indeks kelayakan dalam persen. Indeks kelayakan suatu kawasan

ekowisata adalah sebagai berikut:

-Tingkat kelayakan > 66,6% : layak dikembangkan, dengan kriteria suatu kawasan

wisata yang memiliki potensi, sarana dan prasarana yang tinggi berdasarkan

parameter yang telah ditetapkan serta didukung oleh aksesibilitas yang memadai.

-Tingkat kelayakan 33,3 % - 66,6 % : belum layak dikembangkan, dengan kriteria

suatu kawasan wisata yang memiliki potensi, saran dan prasarana yang sedang

berdasarkan parameter yang telah ditetapkan serta didukung oleh aksesibilitas yang

(43)

-Tingkat kelayakan < 33,3% : tidak layak dikembangkan, dengan kriteria suatu

kawasan wisata yang memiliki potensi, sarana dan prasarana yang rendah

berdasarkan parameter yang telah ditetapkan serta aksesibilitas yang kurang

memadai.

Pengunjung

Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode purposive

sampling (sampel dengan sengaja), yaitu cara pengambilan sampel dengan cara disengaja dengan tujuan sampel tersebut dapat mewakili setiap unsur yang ada dalam

populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung ke

kawasan Sungai Aek Godang dalam waktu satu bulan. Pemilihan sampel harus

representatif atau mewakili populasi dengan kriteria cukup dewasa (umur 17 tahun

ke atas), sehat jasmani dan mampu berkomuniaksi dengan baik. Menurut Arikunto

(2002) jika subjek penelitian atau wisatawan kurang dari 100 maka lebih baik

diambil semuanya sebagai sampel dan jika jumlah sampel lebih dari 100 maka

sampel dapat diambil antara 10%-15% sebagai ukuran sampel. Dengan rumus Slovin

diacu dalam Nugraha (2007)

�= �

1 +� (�)2

Keterangan :

n = Ukuran sampel yang dibutuhkan

N = Ukuran populasi

e = Margin error yang diperkenankan (10%-15%)

Kriteria nilai kenyamanan obyek wisata menurut kriteria yang ditetapkan oleh

(44)

a. >80% = Sangat nyaman

b. 60%-79% = Lebih dari nyaman

c. 40%-59% = Nyaman

d. 20%-39% = Kurang nyaman

e. <20% = Tidak nyaman

Indeks Kesesuaian Wisata

Analisis kesesuaian wisata menggunakan matriks kesesuaian yang disusun

berdasarkan kepentingan setiap parameter untuk mendukung kegiatan pada daerah

tersebut. Rumus yang digunakan untuk kesesuaian wisata rekreasi pantai adalah

modifikasi dari (Yulianda, 2007):

IKW = ∑� Ni

N max�x 100%

Keterangan:

IKW = Indeks Kesesuaian Wisata (Sesuai: 77,78%-100%, Sesuai Bersyarat:

55,56% -<77,78%, Tidak Sesuai: <55,56).

Ni = Nilai parameter ke-i (Bobot x Skor)

Nmaks = Nilai maksimum dari kategori wisata

Berdasarkan matriks kesesuaian, selanjutnya dilakukan penyusunan

kelas-kelas kesesuaian untuk kegiatan wisata rekreasi pantai. Dalam penelitian ini, kelas-kelas

kesesuaian dibagi menjadi 3 kelas kesesuaian meliputi sangat sesuai (S1), sesuai (S2)

dan tidak sesuai (S3). Matriks kesesuaian wisata untuk kategori wisata sungai dapat

(45)

43

Tabel 5. Matriks Kesesuaian Wisata Kategori Wisata Sungai

Sumber: Modifikasi dari Yulianda, 2007

No Parameter Bobot Kategori S1 Skor Kategori S2 Skor Kategori S3 Skor Kategori N Skor

(46)

Analisis Daya Dukung

Metode yang diperkenalkan untuk menghitung daya dukung pengembangan

ekowisata alam adalah dengan menggunakan konsep Daya Dukung Kawasan (DDK).

DDK adalah jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung di

kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada

alam dan manusia. Perhitungan DDK dalam

bentuk rumus adalah sebagai berikut (Yulianda, 2007) :

Keterangan :

DDK : Daya Dukung Kawasan

K : Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area

Lp : Luas area atau panjang area yang dapat dimanfaatkan

Lt : Unit area untuk kategori tertentu

Wt : Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu

hari

Wp : Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk setiap kegiatan tertentu

Potensi ekologis pengunjung ditentukan oleh kondisi sumberdaya dan jenis

kegiatan yang akan dikembangkan. Luas suatu area yang dapat digunakan oleh

pengunjung mempertimbangkan kemampuan alam mentolerir pengunjung sehingga

(47)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Analisis Kualitas Air

Hasil analisis kualitas air Sungai Aek Godang pada setiap pengambilan

sampel dapat dilihat di Lampiran 4. Parameter pengamatan yang digunakan dalam

penentuan kualitas air di Sungai Aek Godang ini terdiri atas delapan (8) parameter,

yang meliputi pengukuran arus, pH, suhu, Dissolved Oxygen (DO), Biochemical Oxygen Demand (BOD5

Tabel 6. Rata-rata hasil analisis kualitas air

), penetrasi cahaya, kekeruhan, serta Colifaecal. Rata-rata

hasil analisis kualitas air dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.

No Parameter Satuan

Persepsi dan Prilaku Pengunjung Terhadap Tempat Wisata

Berdasarkan data yang diperoleh selama penelitian, diketahui nilai tingkat

kenyamanan pengunjung mempunyai persentase sebesar 78,94% menyatakan obyek

wisata sungai Aek Godang nyaman, dan sisanya sebanyak 21,05% menyatakan

obyek wisata sungai Aek Godang tidak nyaman. Persepsi kenyamanan pengunjung

(48)

Gambar 5.Persepsi kenyamanan pengunjung

Data tingkat kepuasan pengunjung, yakni sebesar 44,73% menyatakan cukup

puas dengan keadaan obyek wisata sungai Aek Godang saat ini, sedangkan 52,63%

menyatakan puas, dan satu orang menyatakan tidak puas. Tabulasi kuisioner

penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 6. Persepsi kepuasan pengunjung dapat

dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Persepsi kepuasan pengunjung

Data prilaku pengunjung terhadap peraturan dan larangan membuang sampah

sembarangan di tempat wisata yakni sebesar 97,60% menyatakan membuang sampah

sembarangan dan 2,63% tidak membuang sampah sembarangan. Sebanyak 71,05%

pengunjung membuang sampah pada tempatnya dan 28,93% tidak membuang 78,94%

nyaman tidak nyaman

P

cukup puas puas tidak puas

(49)

sampah pada tempatnya. Sebanyak 50 % pernah membuang sampah dan sebanyak

50% tidak membuang sampah.

Gambar 7. Prilaku pengunjung

Persepsi Pengelola Terhadap Wilayah Kelolanya

Berdasarkan data yang diperoleh, 100% pengelola menyatakan adanya

larangan membuang sampah. Sebanyak 33,60% pengelola menyatakan bahwa

pengunjung membuang sampah pada tempatnya dan sebanyak 66,60% pengelola

menyatakan pengunjung tidak membuang sampah pada tempatnya di obyek wisata

sungai Aek Godang. Persepsi pengelola di Sungai Aek Godang dapat dilihat pada

Gambar 8.

(50)

Potensi Wisata Sungai Aek Godang

Jenis-jenis potensi wisata air Sungai Aek Godang Di Kota Panyabungan

Kabupaten Mandailing Natal terdiri dari: Pemandian Sungai, Bendungan dan

Panorama Alam. Unsur-unsur daya tarik yang terdapat pada masing-masing objek

wisata.

Daya Tarik

Penilaian Kriteria Daya Tarik Wisata Sungai Aek Godang dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Penilaian Kriteria Daya Tarik

No Unsur-unsur Jumlah Uraian Bobot* Nilai Skor

Total* * 1 Keunikan Sumberdaya

Alam

3 Flora,Adat Istiadat, Bendungan

6 20 120

2 Banyaknya

sumberdaya alam yang menonjol

4 Batuan,Sungai, Adat Istiadat, Air

6 25 150

3 Kegiatan wisata alam yang dapat dilakukan

2 Menikmati keindahan alam,

penelitian/pendidikan

6 15 90

4 Kebersihan lokasi

objek wisata

4 Industri,jalan ramai, sampah, vandalisme

*Sesuai Kriteria Penilaian dari Dirjen PHKA tahun 2003 untuk Daya Tarik *Hasil kali antara bobot dengan nilai

Penilaian Sarana dan Prasarana

Kriteria penilaian sarana dan prasarana secara langsung dan tidak langsung

menunjang suatu kegiatan wisata. Kriteria sarana dan prasarana Objek Wisata Sungai

(51)

Tabel 8 . Penilaian Kriteria Sarana dan Prasarana

3 Jaringan Telepon, Jaringan Listri dan Jaringan Air Minum

3 40 120

Jumlah 70 210

*Sesuai Kriteria Penilaian dari Dirjen PHKA tahun 2003 Untuk Sarana dan Prasarana Penunjang * Hasil kali antara bobot dengan nilai

Aksebilitas

Penilaian Kriteria Aksebilitas Sungai Aek Godang dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Penilaian Kriteria Aksebilitas

No Unsur-unsur Uraian Bobot* Nilai Skor

Total** 1 Kondisi jarak dari pusat

kota:

cukup 5 25 125

2 Tipe jalan <5 km 5 30 150

3 Waktu tempuh dari pusat

kota

1-2 jam 5 30 150

Jumlah 425

*Sesuai Kriteria Penilaian dari Dirjen PHKA tahun 2003 untuk Aksebilitas *Hasil kali antara bobot dengan nilai

Penilaian keseluruhan terhadap komponen-komponen wisata di kawasan

wisata Sungai Aek Godang dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Penilaian keseluruhan komponen-komponen

No Unsur-unsur Bobot* Nilai Skor

*Sesuai criteria penilaian dari Dirjen PHKA tahun 2003

**Hasil penilaian terhadapa terhadap objek dan daya tarik wisata ***perkalian antara bobot dengan nilai

****skor tertinggi untuk setiap kriteria

(52)

Indeks Kesesuaian Wisata

Nilai Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) Sungai Aek Godang disajikan pada

Tabel 11 dan penghitungan nilai Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) disajikan pada

Lampiran 11.

Tabel 11. Indeks Kesesuaian Wisata (IKW)

Lokasi Pengamatan Total Skor IKW (%) Tingkat Kesesuaian

Stasiun 2 145 74,56% S2

Pembahasan

Kualitas Air

Hasil penelitian yang telah dilakukan (Tabel 6) menunjukkan bahwa arus di

stasiun 1 sebesar 0,5 m/detik dan kecepatan arus di stasiun 2 sebesar 1,95 m/detik.

Kecepatan arus tertinggi terdapat pada stasiun 2. Kecepatan arus dalam suatu badan

sungai tidak dapat ditentukan dengan pasti karena arus pada suatu sungai sangat

mudah berubah, menurut Barus (2004) sangat sulit membuat suatu batasan mengenai

kecepatan arus karena di suatu ekosistem air sangat berfluktuasi dari periode ke

periode tergantung dari fluktuasi aliran air serta kondisi substrat yang ada. Pada

musim penghujan akan mempengaruhi kecepatan arus.

Hasil pengukuran pH air sungai yang dilakukan di sungai Aek Godang

menunjukkan pH tertinggi berada pada stasiun 2, yaitu sebesar 6,5, sedangkan pada

stasiun 1 yaitu sebesar 4,08. Kondisi perairan yang bersifat sangat asam maupun

sangat basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme karena akan

menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi (Barus, 2004).

Hasil penelitian yang telah dilakukan, suhu pada stasiun 1 yaitu 22,3°C

dan di stasiun 2 yaitu 23°C kedua stasiun tidak terlalu tinggi karena belum adanya

(53)

sekeliling mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kelarutan oksigen dalam air.

Dengan demikian, kelarutan oksigen dalam air akan menurun sesuai dengan

meningkatnya suhu (Connel dan Miller, 2006).

Nilai oksigen terlarut terendah terdapat pada stasiun 2, yaitu 5,6 mg/l,

sedangkan untuk nilai oksigen terlarut tertinggi berada pada stasiun 1, yaitu 6 mg/l.

Jumlah oksigen terlarut pada stasiun 1 dan 2 berbeda disebabkan oleh adanya

perbedaan aktivitas yang terjadi.

Aktivitas yang berlangsung di sepanjang Sungai Aek Godang baik aktivitas

wisata maupun aktivitas masyarakat berpotensi mengakibatkan turunnya nilai

oksigen terlarut yang ada pada sungai tersebut. Hal ini dikarenakan selama

beraktivitas pengunjung sering kali membuang sampah ke dalam sungai sehingga

dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kualitas air sungai. Tingginya nilai

oksigen terlarut pada kedua stasiun penelitian tersebut dikarenakan kedangkalan

sungai, sehingga penetrasi cahaya matahari mampu mencapai dasar sungai (Effendi,

2003).

Hasil peneletian yang telah dilakukan, nilai BOD5 terbesar terdapat di stasiun

1 yaitu 1,45 mg/l. Sedangkan pada stasiun 2 yaitu 0,70 mg/l (Tabel 6). Nilai BOD5

pada kedua stasiun penelitian masih memenuhi baku mutu kualitas air. Nilai BOD5

dari kedua stasiun tersebut tergolong kecil sehingga menandakan bahwa beban

perairan di sungai tersebut tidak begitu besar. BOD5 diperlukan untuk menentukan

beban pencemaran air buangan penduduk atau industri dan pengolahan biologis bagi

air yang tercemar. jika perairan yang memiliki BOD5 lebih dari 10 mg/l dianggap

(54)

Sungai Aek Godang belum tercemar dan tergolong masih layak dan aman bagi

wisatawan yang mandi di Sungai Aek Godang.

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan, kecerahan stasiun 1 yaitu 40 cm,

pada stasiun 2 yaitu 40 cm. Karateristik sungai yang dangkal menyebabakan cahaya

matahari dapat masuk hingga ke bagian paling dalam perairan. Menurut Ariadi dan

Dewi (2008), pertumbuhan bakteri akan sangat dipengaruhi oleh berbagai kondisi

yang ada termasuk pengaruh dari lingkungan luar seperti cahaya matahari.

Hasil pengukuran (Tabel 6) di dua stasiun penelitian, diketahui bahwa total

Colifaecal di sungai Aek Godang masih memenuhi baku mutu seperti yang

tercantum dalam PP No. 82 tahun 2001, dan masih dapat dikategorikan aman bagi

kegiatan wisata. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, stasiun 1

memiliki nilai total Colifaecal yang paling rendah. Total Colifaecal pada stasiun 1

yang merupakan daerah yang tidak terdapat aktivitas manusia menunjukkan angka

sebesar 72,366/ml. Hal ini dikarenakan lingkungan dengan pemukiman dan aktivitas

penduduk yang masih sangat jarang sehingga buangan-bungan limbah juga masih

sangat sedikit.

Nilai Colifaecal atau kepadatan Colifaecal tertinggi ditemukan di stasiun 2, yaitu sebesar 72,933/ml. Lokasi ini merupakan lokasi dengan tingkat aktivitas wisata

yang paling tinggi. Selain itu juga banyak terdapat pemukiman masyarakat,

penginapan, serta pondok-pondok yang disewakan kepada pengunjung. Menurut

Aria (2010) aktivitas manusia yang tinggi disekitar stasiun 2 ini menyebabkan

masuknya buangan-buangan organik seperti limbah domestik ke dalam badan sungai.

(55)

500 bakteri Coli, memungkinkan terjadinya penyakit gastroenteristis yang

memungkinkan terjadinya demam, diare, septimia dan penyakit-penyakit lainnya.

Sungai Aek Godang masih tergolong baik dan masih sesuai dengan Baku Mutu PP

N0. 82 tahun 2001.

Persepsi dan Prilaku Pengunjung Terhadap Tempat Wisata

Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau

sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,

pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang

dikunjungi dalam jangka waktu sementara (Razzak dan Surianti, 2011). Berdasarkan

data yang diperoleh selama penelitian ( Gambar 5), diketahui nilai tingkat

kenyamanan pengunjung di Objek Wisata Sungai Aek Godang yaitu 78,94%

menyatakan obyek wisata sungai Aek Godang nyaman, dan sisanya sebanyak

21,05% menunjukkan obyek wisata sungai Aek Godang tidak nyaman.

Keindahan alam yang dapat dinikmati oleh pengunjung obyek wisata sungai

Aek Godang yaitu aliran sungai yang masih sangat terjaga kebersihannya dan

Bendungan Sungai Aek Godang. Selain itu juga terdapat pondok-pondok yang bisa

disewa oleh pengunjung untuk bersantai di pinggir sungai.

Hasil penelitian yang telah dilakukan (Gambar 6) menunjukkan data tingkat

kepuasan pengunjung yaitu sebesar 44,73% menunjukkan cukup puas dengan

keadaan obyek wisata sungai Aek Godang saat ini, sedangkan 52,63% menyatakan

puas, dan satu orang menyatakan tidak puas. Tabulasi kuisioner penelitian ini dapat

(56)

Gambar 6. Ini terlihat dari banyaknya wisatwan yang kembali datang ke Sungai Aek

Godang untuk menikmati keindahan alam.

Data prilaku pengunjung terhadap peraturan dan larangan membuang sampah

sembarangan di tempat wisata yaitu 97,60% menyatakan membuang sampah

sembarangan dan 2,63% tidak membuang sampah sembarangan. Sebanyak 71,05%

pengunjung membuang sampah pada tempatnya dan 28,93% tidak membuang

sampah pada tempatnya. Sebanyak 50 % pernah membuang sampah dan sebanyak

50% tidak membuang sampah. Tingkat kebersihan lingkungan sekitarnya adalah hal

yang penting dan harus dijaga (Harthayasa, 2002).

Perilaku pengunjung sangat erat kaitannya dengan kualitas air suatu sungai.

Menurut Ridwan (2012) aktivitas pengunjung seperti membuang sampah

sembarangan juga menjadi ancaman pengembangan kawasan. Perilaku pengunjung

yang masih membuang sampah sembarangan tentu saja akan menjadi ancaman yang

sangat serius karena dapat berdampak pada penurunan kualitas air sungai, hal ini

juga harus didukung oleh kesadaran pengunjung itu sendiri agar tidak membuang

sampah sembarangan.

Kegiatan pariwisata berbasis sungai memiliki peluang terjadinya pencemaran

apabila pengelola lambat dalam mengantisipasi berbagai aktivitas-aktivitas yang bisa

mengakibatkan pencemaran khusunya sampah yang dihasilkan oleh pengunjung

(Aria, 2010). Data jumlah pengunjung kawasan wisata Sungai Aek Godang yang

didapat dari pengelola menunjukkan sekitar 250 orang megunjungi kawasan wisata

ini pada hari libur biasa atau hari minggu. Angka ini bisa meningkat ketika libur hari

(57)

Persepsi Pengelola Terhadap Wilayah Kelolanya

Lokasi wisata Sungai Aek Godang adalah lokasi wisata yang baru dibuka

pada bulan Agustus tahun 2009. Pengelola mempunyai pondok-pondok yang

disewakan kepada pengunjung lebih dari 10 pondok. Berdasarkan data yang

diperoleh, 100% pengelola menyatakan adanya larangan membuang sampah.

Sebanyak 33,60% pengelola menyatakan bahwa pengunjung membuang sampah

pada tempatnya dan sebanyak 66,60% pengelola menyatakan pengunjung tidak

membuang sampah pada tempatnya di obyek wisata sungai Aek Godang. Pengelola

menyatakan telah menyediakan toilet yang dapat digunakan oleh pengunjung dan

menyediakan Septic tank sebagai wadah tempat menampung limbah yang dihasilkan

dari toilet, sehingga limbah yang dihasilkan tidak langsung dibuang ke badan sungai.

Hasil pengamatan yang dilakukan di lapangan, partisipasi pengunjung dalam

menjaga kebersihan dan kelestarian sungai masih sangat kurang. Ini terlihat dengan

masih ditemukannya pengunjung yang membuang sampah-sampah yang dihasilkan

selama berada dikawasan wisata secara langsung ke sungai dan membiarkan di jalan.

Jenis sampah yang dibuang oleh para pengunjung didominasi oleh sampah-sampah

anorganik, seperti botol bekas minuman, plastik bekas makanan, plastik kemasan

sabun dan limbah organik seperti sisa detergen.

Menurut pengelola wisata Sungai Aek Godang area yang dijadikan tempat

kegiatan wisata di Sungai Aek Godang adalah sekitar 1 Ha, sedangkan yang

dimanfaatkan untuk area pemandian adalah 300 m2. Himbauan agar tidak membuang

sampah juga sangat diperlukan untuk menggugah kesadaran pengunjung.

Himbauan-himbauan tersebut seharusnya tidak hanya berupa Himbauan-himbauan pasif seperti papan

(58)

Selain itu juga jarak antar tempat sampah masih terlalu jauh. Diperlukan

penambahan jumlah tempat sampah agar jarak antar tempat sampah tidak terlalu jauh

sehingga pengunjung dapat menjangkaunya dengan lebih mudah.

Penilaian Potensi Wisata Sungai Aek Godang

Penilaian potensi onjek dan daya tarik wisata alam dilakukan dengan cara

pengamntan langsung di sepanjang jalur Sungai Aek Godang. Komponen yang

dinilai adalah daya tarik lokasi wisata, aksebilitasuntuk mencapai lokasi, serta sarana

dan prasarana penunjung yang mendukung perkembangan lokasi wisata.

Daya Tarik

Daya tarik merupakan faktor yang membuat orang berkeinginan untuk

mengunjungi dan melihat secara langsung ke tempat yang mempunyai daya tarik

tersebut. Menurut PHKA (2003) daya tarik adalah modal utama yang memungkinkan

datangnya pengunjung. Kriteria daya tarik ini yaitu : keunikan, variasi kegiatan, jenis

sumberdaya yang menonjol, keamanan dan kenyamanan. Unsur-unsur daya tarik

dapat dilihat pada Tabel 7.

Berdasarkan Penilaian pada Tabel 7diketahui bahwa kegiatan wisata alam

yang dapat dilakukan memiliki skor terendah yaitu 90 sedangkan Kebersihan lokasi

objek wisata, Banyaknya sumberdaya alam yang menonjol dan Kenyamanan yaitu

150.

Berikut adalah penjelasan terhadap unsur untuk criteria daya tarik kawasan

wisata Sungai Aek Godang:

1.Keunikan sumber daya alam

Keunikan sumber daya alam merupakan ciri khas yang dimiliki oleh suatu

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian
Gambar 3. Stasiun 1
Tabel 1. Parameter Kualitas Air Dan Metode Analisis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam merebut kemerdekaan dari bangsa lain Tan Malaka lebih memilih menggunakan metode aksi massa, yaitu dengan menggerakan massa dengan jumlah banyak atau dengan

Secara operasional yang dimaksud dengan judul penelitian “Kemampuan Berpikir Reflektif Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Ditinjau dari Gaya Belajar Materi

Variabel tindakan menguras kontainer yang paling dominan berhubungan dengan kejadian demam berdarah dengue dengan koef B paling tinggi 0,889 dan OR = 2,457 (95% CI 1,212 –

evansi dengan PCR menggunakan primer yang spesifik menunjukkan hasil yang lebih sensitif dibandingkan metode konvensional ulas darah tipis maupun mikrohematokrit

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi program penerimaan peserta didik baru sistem real time online. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dengan model

motivasi tersebut dimungkinkan karena mereka mengambil mata kuliah yang sama misalnya dalam penulisan makalah yang akan dipresentasikan di kelas dan perbedaan

Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan dari penelitian yang berjudul Hubungan Peran Kelompok Teman Sebaya Dengan Sikap Agresif Pada Remaja Kelas XI di SMA

Maka mendengarkannya menjadi haram, baik dengan irama atau tidak, karena pendengar itu ikut serta seperti yang dilagukan.. Demikian juga lagu-lagu yang menyebutkan ciri-ciri wanita