Laporan Pengantar Tugas Akhir
PERANCANGAN VIDEO KLIP LAGU “CHANGING FATE” BAND MOCCA MELALUI KINETIC TYPOGRAPHY
DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2014/2015
Oleh:
Sylvi Augustin Suherman 51911192
Program Studi Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
iii KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir dengan judul “Perancangan Video Klip Lagu “Changing Fate” Band Mocca Melalui Kinetic Typography”. Tidak sedikit kendala yang ditemui dalam proses penyusunannya, tetapi dengan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, terutama atas bantuan dosen pembimbing, kendala yang ada dapat teratasi, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada keluarga besar terutama kepada orang tua, Bapak Wantoro M.Ds selaku dosen pembimbing dalam tugas akhir yang senantiasa sabar mengoreksi dan memberikan masukan dalam penulisan laporan ini, Swingingfriends Bandung terutama Dian Maulida yang bertindak sebagai narasumber, teman-teman terdekat Rifki Syahlevi, Agung Laksono dan Yusuf Andika.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan tugas akhir ini. Meskipun begitu penulis berharap laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat dikemudian hari bagi pembaca dan mendorong pembaca untuk bisa melanjutkan dan menyempurnakannya lagi. Terimakasih.
Bandung, Agustus 2015
vi DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
KOSAKATA/GLOSSARY ... xiii
vii
II.6 Analisa Permasalahan dan Solusi ... 26
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ... 27
III.1 Strategi Perancangan ... 27
III.1.1 Tujuan Komunikasi ... 27
III.1.2 Pendekatan Komunikasi ... 27
III.1.3 Materi Pesan ... 30
III.1.4 Strategi Kreatif ... 31
III.1.5 Strategi Media ... 31
III.1.6 Strategi Distribusi dan Waktu Penyebaran Media ... 33
III.2 Konsep Visual ... 36
BAB IV TEKNIK PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA ... 56
1 BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Musik jazz adalah salah satu aliran musik yang merupakan kombinasi antara musik blues, ragtime, brass-brand, musik tradisional Eropa dan irama asli Afrika (Satya DS, 2014, h.10). Musik jazz berasal dari New Orleans, Amerika Serikat yang muncul pertama kali pada akhir abad ke-19. Pada tahun 1940-an muncul subgenre jazz seperti swing, bop, hard bop dan jazz rock. Musik jazz saat ini menjadi salah satu genre musik favorit di Indonesia dan banyak digemari remaja. Saat ini muncul beberapa band indie beraliran jazz/swing. Salah satu band indie beraliran jazz/swing yang ada di Indonesia adalah Mocca.
Mocca adalah band beranggotakan empat orang asal Bandung yang terbentuk pada tahun 1999 di kota kelahirannya Bandung, Jawa Barat. Gaya musik Mocca terinspirasi oleh musik retro tahun 70-an, dengan pengaruh dari swing, bossa nova, pop Swedia, dan jazz. Personil dari band ini Arina Ephipania (vokal dan flute), Riko Prayitno (gitar), Toma Pratama (bass), dan Indra Massad (drum). Ketika tampil secara live, Mocca didukung oleh pemain tambahan pada keyboard, trumpet, saksofon dan trombone. Pada awal tahun 2015 Mocca kembali meluncurkan album baru yang berjudul “Home”. Album ini adalah album yang berisi tentang pesan perjalanan dan kerinduan para personil kepada rumah (Mocca, 2015, para 1).
2 laki-laki yang selalu bercerita tentang kekasihnya, namun teman-temannya tidak pernah melihat dan bertemu sang kekasih dan dalam video tersebut lebih banyak menggunakan komunikasi non verbal, melalui gerak-gerik tubuh (gesture), sikap (posture), dan ekspresi muka (facial expression).
Didalam sebuah band, peran sebuah video klip sangat penting dalam membantu memasarkan karya band tersebut, tidak hanya melalui radio atau sosial media peran video klip sangat membantu sebuah band untuk dapat dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat umum melalui sebuah karya audio visual (Panjaitan, 2014, h.4). Jalan cerita dalam pembuatan sebuah video klip menjadi sangat penting jika memiliki unsur dramatik yang tepat akan membuat video klip menjadi sangat menarik dan dapat menyampaikan pesan dari sebuah lirik lagu suatu band.
3 I.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, terdapat beberapa masalah yang muncul, antara lain: Album terbaru Mocca yang berjudul “Home” mempunyai 12 judul lagu
diantaranya 2 buah lagu yang sudah dibuat video klip
Berdasarkan dari hasil kuisioner, lagu yang disukai penggemar adalah lagu “Changing Fate” dan lagu tersebut belum dibuat video klip sehingga akan menjadi sangat menarik apabila lagu tersebut dibuat video klip.
Jika video klip lagu “Changing Fate” tidak dibuat, pesan isi lagu dari lagu “Changing Fate” tidak dapat tersampaikan secara visual, karena sebagian besar khalayak memerlukan visual terlebih dahulu untuk menerima sebuah pesan.
I.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu, “Bagaimana cara menyampaikan apa yang dirasakan oleh penulis lagu “Changing Fate” melalui bahasa visual yang informatif/menarik dan sesuai dengan musikalitas band Mocca?” Hal ini lebih diprioritaskan karena video klip yang sudah ada tidak memunculkan lirik dengan menggunakan tipografi. Terkadang sebagian perancangan tipografi pada lirik masih ada huruf yang tidak sesuai, karakteristik tidak tersampaikan dan berdasarkan fakta yang ditemukan lagu “Changing Fate” belum memiliki video klip sehingga perlu adanya upaya komunikasi secara visual agar pesan isi lagu “Changing Fate” dapat tersampaikan.
I.4 Batasan Masalah
4 I.5 Tujuan Perancangan
Berikut tujuan dari perancangan yaitu:
Memperkuat dan mencitrakan album Mocca yang berjudul “Home”
Mengolah dan menyampaikan pesan pada lirik lagu “Changing Fate” agar bisa tersampaikan dengan cara yang berbeda dari video klip yang sudah ada
Memperkuat kesan dan menggambarkan karakteristik dibalik lirik lagu “Changing Fate”
I.6 Manfaat Perancangan
Manfaat yang diharapkan dari perancangan ini adalah:
Memberi manfaat sebagai sumber informasi dan referensi perancangan video klip menggunakan teknik kinetic typography.
Memberi acuan kepada khalayak untuk membuat video klip menggunakan
kinetic typography.
Band Mocca memperoleh manfaat melalui perancangan ini karena dapat menjadi sarana publikasi lagu, promosi dan eksistensi band Mocca.
Penulis dapat menambah wawasan dan pembelajaran yang baru, merupakan kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu yang dipelajari dalam perkuliahan. Masyarakat umum turut mendapat manfaat dari karya video klip ini sebagai
5 BAB II
BAND MOCCA DAN ALBUM HOME
II.1 Band Mocca
II.1.1 Sejarah Band Mocca
Mocca adalah salah satu band indie asal kota Bandung. Band ini beraliran jazz/swing dan indie pop. Sejak kemunculannya pada tahun 90-an, band beranggotakan Arina Ephipania (vokal dan flute), Riko Prayitno (gitar), Indra Massad (drum) dan Toma Pratama (bass) ini banyak menuai prestasi dan apresiasi dari para penggemarnya. Sesuai dengan musiknya yang bernuansa swing dan indie pop, para penggemar Mocca berasal dari berbagai kalangan. Jumlahnya tidak terhitung karena tidak hanya terdapat di tanah air, tetapi juga di mancanegara seperti Korea Selatan, Jepang dan lainnya (Halim, 2014, para 1).
Pada tahun 1997 Riko Prayitno (gitar) dan Arina Ephipania (vokal dan flute) memulai berkarya menciptakan lagu dan masih dalam format akustik yang terdiri dari gitar, vokal dan flute. Akhinya pada tahun 1999, Riko dan Arina mengajak Achmad Pratama (bass), Indra Massad (drum) untuk bergabung demi terwujudnya sebuah format band. Keempat personil adalah rekan satu kampus di Institut Teknologi Nasional, Bandung. Setelah berlangsung cukup lama kemudian Riko memberi nama band tersebut Mocca, karena sangat singkat, mudah diingat dan dapat dilafalkan dalam bahasa Inggris maupun Indonesia. Semua lagu Mocca ditulis dalam bahasa Inggris agar sebagian besar bagian dunia dapat memahami lirik dan itu akan meringankan cara mocca untuk go international (Mocca, 2015, para 1).
II.1.2 Album Band Mocca 1. My Diary (2002)
6 pandang seorang gadis yang sering menulis pengalaman sehari-hari ke dalam buku harian (Mocca, 2015, para 1).
Album ini dimulai dengan lagu: “Once Upon A Time”, “Secret Admirer”, “Twist Me Around”, “What If, Me And My Boyfriend”, “Telephone”, “Dream”, “When The Moonlight Shines”, “And Rain Will Fall”, “Life Keeps On Turning”, “What If” (akustik), “Me And My Boyfriend” (akustik) dan “Goodnight Song”.
Gambar II.1 Album pertama Mocca “My Diary” (2002)
Sumber: http://mymocca.com/project/mydiary-2002/ (Diakses pada 7 April 2015)
2. Friends (2004)
7 Be”, “Swing It Bob! (feat. Bob Tutupoly)”, “Its Over Now” dan “Me And My Boyfriend” (akustik).
Gambar II.2 Album kedua Mocca “Friends” (2004)
Sumber: http://mymocca.com/project/friends-2004/ (Diakses pada 7 April 2015)
3. Colours (2007)
Album “Colours” merupakan album Mocca yang ketiga. Didalam album ini ada satu buah lagu yang bercerita tentang hubungan Mocca dengan Indonesia. Lirik di album ini mewakili kegembiraan, kekecewaan, kebingungan, kemarahan, iri hati, sinisme, dan kebahagiaan. Masyarakat secara terbuka dapat menafsirkan arti dari setiap lirik (Mocca, 2015, para 1).
8 Gambar II.3 Album ketiga Mocca “Colours” (2007)
Sumber: http://mymocca.com/project/colours-2007/ (Diakses pada 7 April 2015)
4. Home (2015)
Setelah delapan tahun sejak album terakhir “Colours” diluncurkan, akhirnya bulan Januari lalu Mocca, band beraliran swing asal Bandung ini memperkenalkan album keempat yang berjudul “Home”. Launching album ini sendiri dilaksanakan saat Mocca menggelar konser tunggal bertajuk “Mocca Home Concert”.
II.2 Album “Home”
II.2.1 Deskripsi Album “Home”
Pada tanggal 9 Januari 2015 Mocca memperkenalkan album keempat yang berjudul “Home”. Album ini menceritakan tentang perjalanan dan kerinduan personil Mocca kepada rumah. Terdapat dua belas lagu di album produksi Lucky Me Music ini. Semua lagu diciptakan oleh para personil Mocca. Album ini tidak hanya melepas kerinduan akan musik khas Mocca, tapi juga mendengarkan sisi lain musikalitas para personil band Mocca (Mocca, 2015, para 1).
9 video klip hingga album fisiknya. Selain kemasan album yang dapat dilipat dan dibentuk seperti rumah, metode pembuatan lagu-lagu di album kali ini juga dianggap sangat berbeda dari album sebelumnya, karena pembuatan lagu dilakukan di rumah masing-masing, Arina di Amerika Serikat, sedangkan Riko, Indra dan Toma di Indonesia. Oleh karena itu album ini diberi judul “Home” (Halim, 2015, para 1).
II.2.2 Isi Lagu Album “Home”
Album ini berisi dua belas lagu diantaranya: 1. Good Morning Song
2. Bandung (Flower City) 3. Building Memories 4. Last Piece
5. Somewhere In My Dreamland 6. Stars In Your Eyes
II.2.3 Video Klip Album “Home” 1. Bandung (Flower City)
10 Gambar II.4 Potongan dari video klip “Bandung (Flower City)”
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=TWXSQckZLf8 (Diakses pada 8 April 2015)
Pada video klip “Bandung (Flower City)” merupakan video dokumenter yang bercerita tentang kota Bandung dengan segala daya tarik serta gaya hidup warga kota Bandung, lebih banyak terjadinya komunikasi non verbal seperti pengambilan sudut kota Bandung, aktifitas warga kota Bandung dan ekspresi dari penyanyi. Talent pada video klip ini sendiri adalah Arina, Swingingfriends, Risa Saraswati, Riko, Toma, Indra, Ridwan Kamil dan warga kota Bandung.
2. Imaginary Girlfriend
Lagu “Imaginary Girlfriend” menjadi pertanda bahwa band ini masih tetap berdiri dan dicintai para Swingingfriends atau sebutan untuk penggemar Mocca. Lagu “Imaginary Girlfriends” masih menampilkan karakter musik Mocca yang bernuansa jazz/swing dan indie pop. Nuansa musiknya dibuat lebih up-beat dan bertenaga lewat pukulan drum yang khas dari Indra dan petikan gitar yang lebih keras dari Riko (Kurniawan, 2013, para 1).
Gambar II.5 Potongan dari video klip “Imaginary Girlfriend” Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=8qcglk4c-3o
11 “Imaginary Girlfriend” bercerita mengenai hubungan cinta yang tragis. Lagu ini diambil dari cerita sahabat Arina yang sedang jatuh cinta pada seorang wanita yang baru dikenalnya. Seringkali sahabatnya ini bercerita mengagumi kecantikannya dan bahagia dapat berkenalan dengan wanita tersebut. Akan tetapi, Arina tidak pernah melihat sosok wanita pujaan sahabatnya itu dan kemudian Arina sampai pada tahap tidak percaya jika wanita tersebut ada atau tidak. Cerita itu kemudian menjadi inspirasi Arina (Kurniawan, 2013, para 1). Dalam video klip tersebut lebih banyak menggunakan gerak-gerik tubuh (gesture), sikap (posture), dan ekspresi muka (facial expression).
II.2.4 Sampul Album “Home”
Album terbaru yang berjudul “Home” dibuat sangat unik yaitu menyerupai bentuk bangunan rumah lengkap dengan atap segitiganya. Visual berupa gabungan foto dan grafis pada album tersebut dibuat dengan teknik kolase tiga dimensi sehingga terkesan lebih hidup. Album “Home” ini berbentuk persegi berukuran 13,9 cm x 12,5 cm. Sebuah desain album harus memiliki unsur desain grafis seperti tipografi, warna, ilustrasi dan tata letak (Kania, 2013, hal. 35).
Gambar II.6 Sampul album “Home”
12 II.2.4.1 Visual Sampul Album “Home”
1. Tipografi
Gambar II.7 Logo Mocca “Home”
Sumber: http://www.instagram.com/moccaofficial (Diakses pada 18 April 2015)
Logo adalah elemen gambar/simbol pada identitas visual. Logo Mocca tersebut merupakan logotype yang diartikan sebagai tulisan nama entitas yang didesain secara khusus dengan menggunakan teknik lettering atau memakai jenis huruf tertentu. Fungsi logotype adalah sebagai identitas diri, tanda kepemilikan, tanda jaminan kualitas dan mencegah peniruan/pembajakan. Logotype dapat dikatakan elemen tulisan (Rustan, 2009, h. 13). Elemen tulisan tentunya membutuhkan huruf. Fungsi huruf adalah sebagai teks, penyaji pesan dan sebagai elemen gambar/grafis. Berikut penjelasan satu persatu tipografi yang terdapat dalam logo Mocca, “Home”:
Mocca
Gambar II.8 Tipografi pada MOCCA
Sumber: http://www.instagram.com/moccaofficial (Diakses pada 18 April 2015)
13 digunakan dalam berbagai tujuan. Huruf dekoratif biasanya diterapkan untuk keperluan seperti desain logo, label, judul buku ataupun menu hidangan (Sihombing, 2001, h. 77).
Home
Gambar II.9 Tipografi pada HOME
Sumber: http://www.instagram.com/moccaofficial (Diakses pada 18 April 2015)
Tipografi pada tulisan “Home” juga merupakan huruf dekoratif. Selain dekoratif pada setiap hurufnya seperti sans serif atau huruf tanpa kait. Kata sans, yang berasal dari bahasa Perancis, memiliki arti tanpa, sedangkan serif adalah bagian yang berbentuk kait di ujung strokes. Melihat dari pertimbangan fungsional, huruf sans serif dianggap sebagai pilihan sempurna karena lebih mudah dibaca (Sihombing, 2001, h. 53).
2. Warna
Gambar II.10 Warna pada sampul album Mocca “Home” Sumber: Dokumentasi Pribadi (Diakses pada 18 April 2015)
14 3. Ilustrasi
Gambar II.11 Ilustrasi sampul album Mocca “Home”
Sumber: http://kayuagungradio.com/wp-content/uploads/2015/01/MOCCA-Home-normal.jpg (Diakses pada 8 April 2015)
Ilustrasi pada sampul album menggambarkan sebuah rumah dengan satu jendela yang tertutup, terdapat dua rubah dewasa pada sisi kiri dan kanan seperti sedang mengawasi jendela, seekor rubah kecil disamping kanan menghadap keatas kearah jendela dan seekor monyet diatas jendela yang menaiki pohon berusaha mengintip jendela. Ilustrasi tersebut seolah menggambarkan situasi rumah dapat membuat keempat ekor hewan tersebut penasaran apa yang ada didalam rumah dan tergoda oleh aroma kue yang dibuat Arina. Ilustrasi tersebut bermaksud ingin membuat audiens penasaran dan membeli album Home tersebut.
4. Tata Letak
Gambar II.12 Tata letak logo Mocca “Home”
15 Tata letak logo yang berada ditengah sangat tepat. Untuk menyimpan font atau logo harus beda di space yang agak renggang karena sangat berpengaruh pada tingkat legibility dan keterbacaan. Sehingga mudah dibaca dan tidak rumit.
II.2.4.2 Kemasan Album “Home”
Gambar II.13 Kemasan album Mocca “Home”
Sumber: http://mymocca.com/swingingfriends/album-baru-mocca-home/ (Diakses pada 10 April 2015)
Kemasan album terbaru Mocca didesain sesuai judul albumnya yang berjudul “Home”, sehingga kemasannya pun dapat berubah bentuk menyerupai rumah. Kemasannya seperti origami dilipat berbentuk rumah. Sangat menarik, dapat dijadikan hiasan dalam rumah, sangat fungsional, mempunyai nilai estetik yang tinggi dan sangat praktis dapat dilipat kembali.
II.2.5 Promosi Album “Home”
16 Gambar II.14 Promosi album Mocca “Home”
Sumber: http://www.instagram/moccaofficial (Diakses pada 18 April 2015)
II.3 Khalayak Sasaran Demografis
Jenis Kelamin : Pria dan wanita
Usia : 15-27 tahun
Pekerjaan : Pelajar, mahasiswa, pegawai swasta
Pendidikan : SMA
Status Ekonomi : Kalangan menengah, menengah keatas
Geografis
Wilayah : Indonesia meliputi Jakarta, Karawang, Bandung, Surabaya dan kota-kota besar lainnya.
Mancanegara meliputi Korea Selatan, Jepang dan negara lain.
Psikografis
Seseorang yang menyukai musik, menyukai genre pop jazz dan swing, ceria, periang, menyukai keunikan, berjiwa muda, rajin membaca, mengerti teknologi, sering berkumpul dengan teman-teman, suka suasana alam, berkepribadian baik dan mencintai budaya Indonesia.
II.3.1 Consumer Insight
17 Mocca yang unik dan berbeda dari video-video klip dari album sebelumnya. Tidak hanya sekedar video klip yang bercerita mengenai isi lagu yang menampilkan gerak-gerik tubuh (gesture), sikap (posture) dan ekspresi muka (facial expression).
II.3.2 Consumer Journey
Consumer journey dilakukan pada salah satu Swingingfriends asal Bandung. Nama : Dian Maulida
Umur : 21 tahun Pekerjaan : Mahasiswi
Tabel II.1 Aktifitas khalayak sasaran
Waktu Aktifitas Tempat Point of contact
18 II.4 Kuisioner
Kuisioner ditujukan kepada Swingingfriend, dengan judul “Pendapat Swingingfriends terhadap album Mocca, Home”. Kuisioner online tersebut berisi 12 pertanyaan dan disebarkan Google Docs. Terdapat 38 responden. Kuisioner dibuat dan disebarkan langsung pada tanggal 7 April 2015.
Gambar II.15 Kuisioner online “Pendapat Swingingfriends terhadap album Mocca, Home”.
Sumber: http://goo.gl/forms/s6Ep8giMUp (Diakses pada 7 April 2015)
Berikut adalah pemaparan hasil dari kuisioner yang dilakukan pada 7 April 2015:
Gambar II.16 Identifikasi responden yang mengenal band Mocca Sumber: Dokumentasi Pribadi (18 April 2015)
27 13
1 1
Apakah sudah lama anda mengenal Mocca?
19 Hasil dari data diatas terdapat 42 responden, persentase 64,3% atau sama dengan 27 responden pada jawaban “Ya”, 31% atau sama dengan 13 responden pada jawaban “Lumayan”, 2,4% atau sama dengan satu responden pada jawaban “Tidak” dan 2,4% atau sama dengan satu responden pada jawaban “Lainnya”. Berdasarkan data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa lebih banyak responden yang sudah lama mengenal Mocca.
Gambar II.17 Identifikasi responden yang menyukai band Mocca Sumber: Dokumentasi Pribadi (18 April 2015)
Hasil dari data diatas terdapat 42 responden, persentase 97,6% atau sama dengan 41 responden pada jawaban “Ya”, 2,4% atau sama dengan 1 responden pada jawaban “Lumayan” dan 0% atau sama dengan tidak ada responden pada jawaban “Tidak”. Berdasarkan data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa lebih banyak responden yang menyukai Mocca.
Gambar II.18 Identifikasi alasan responden menyukai band Mocca Sumber: Dokumentasi Pribadi (18 April 2015)
20 Hasil dari data diatas terdapat 42 responden, persentase 81% atau sama dengan 34 responden pada jawaban “Musik”, 2,4% atau sama dengan satu responden pada jawaban “Fashion”, 4,8% atau sama dengan 2 responden pada jawaban “Personil” dan 11,9% atau sama dengan 5 responden pada jawaban “Lainnya”. Berdasarkan data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa lebih banyak responden yang menyukai Mocca karena musiknya.
Gambar II.19 Identifikasi pernyataan sejak kapan responden mengikuti perjalanan album Mocca
Sumber: Dokumentasi Pribadi (18 April 2015)
Hasil dari data diatas terdapat 42 responden, persentase 69% atau sama dengan 29 responden pada jawaban “Ya, dari album pertama “My Diary””, 11,9% atau sama dengan 5 responden pada jawaban “Hanya dari album kedua “Friends””, 11,9% atau sama dengan 5 responden pada jawaban “Hanya dari album ketiga “Colours”, 2,4% atau sama dengan satu responden pada jawaban “Hanya album keempat “Home”” dan 4,8% atau sama dengan 2 responden pada jawaban “Tidak terlalu mengikuti”. Berdasarkan data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa lebih banyak responden yang mengikuti perjalanan album Mocca dari album pertama “My Diary”.
29 5
5 1 2
Apakah anda mengikuti perjalanan Mocca dari album pertama sampai yang terbaru "Home"?
21 Gambar II.20 Identifikasi pada responden yang membeli/mempunyai album “Home”
Sumber: Dokumentasi Pribadi (18 April 2015)
Hasil dari data diatas terdapat 42 responden, persentase 57,1% atau sama dengan 24 responden pada jawaban “Ya” dan 42,9% atau sama dengan 18 responden pada jawaban “Tidak”. Berdasarkan data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa lebih banyak responden yang sudah mempunyai album terbaru Mocca yang berjudul “Home”.
Gambar II.21 Identifikasi pada responden yang sudah melihat kemasan album “Home” Sumber: Dokumentasi Pribadi (18 April 2015)
Hasil dari data diatas terdapat 42 responden, persentase 97,6% atau sama dengan 41 responden pada jawaban “Ya” dan 2,4% atau sama dengan satu responden pada jawaban “Tidak”. Berdasarkan data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa lebih banyak responden yang sudah melihat kemasan album “Home”.
22 Gambar II.22 Identifikasi pendapat responden terhadap kemasan album “Home”
Sumber: Dokumentasi Pribadi (18 April 2015)
Hasil dari data diatas terdapat 41 responden, persentase 87,8% atau sama dengan 36 responden pada jawaban “Sangat menarik”, 9,8% atau sama dengan 4 responden pada jawaban “Lumayan”, 0% atau sama dengan tidak ada responden pada jawaban “Tidak” dan 2,4% atau sama dengan satu responde pada jawaban “Lainnya”. Berdasarkan data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa lebih banyak responden menilai kemasan album “Home” sangat menarik.
Gambar II.23 Identifikasi desain kemasan dalam menarik perhatian penikmat musik Sumber: Dokumentasi Pribadi (18 April 2015)
Hasil dari data diatas terdapat 42 responden, persentase 76,2% atau sama dengan 32 responden pada jawaban “Ya”, 19% atau sama dengan 8 responden pada jawaban “Lumayan”, 2,4% atau sama dengan satu responden pada jawaban “Tidak” dan 2,4% atau sama dengan satu responden pada jawaban “Lainnya”. Berdasarkan
36
Menurut anda, sebuah desain kemasan sangat berpengaruh atau tidak dalam menarik
perhatian penikmat musik?
23 data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa lebih banyak responden yang menilai sebuah desain kemasan sangat berpengaruh dalam menarik perhatian penikmat musik.
Gambar II.24 Identifikasi responden yang sudah mendengar isi lagu dalam album “Home” Sumber: Dokumentasi Pribadi (18 April 2015)
Hasil dari data diatas terdapat 42 responden, persentase 78,6% atau sama dengan 33 responden pada jawaban “Ya”, 14,3% atau sama dengan 6 responden pada jawaban “Lumayan”, 7,1% atau sama dengan 3 responden pada jawaban “Tidak” dan 0% atau tidak ada responden pada jawaban “Lainnya”. Berdasarkan data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa lebih banyak responden yang sudah mendengar isi lagu dari album “Home”.
33 6
3 0
Sudahkah anda mendengar semua isi lagu dalam album "Home"?
24 Gambar II.25 Identifikasi lagu yang kental dengan nuansa jazz/swing
Sumber: Dokumentasi Pribadi (18 April 2015)
Dari data diatas terlihat bahwa lebih banyak responden yang menilai lagu “You’re The Man”, “Imaginary Girlfriend” dan “Last Piece” yang dirasa sangat kental dengan nuansa jazz/jazz swing.
Gambar II.26 Identifikasi lagu yang sangat disukai responden Sumber: Dokumentasi Pribadi (18 April 2015)
Dari dua belas lagu, responden masing-masing diharuskan menjawab tiga buah lagu. Data diatas terlihat bahwa lebih banyak responden yang menyukai lagu
Dari semua lagu, sebutkan 1 lagu yang kental dengan nuansa jazz/swing?
"You're The Man" "Good Morning Song" "Imaginary Girlfriend" "Last Piece"
"Changing Fate" "Bandung (Flower City)" "Somewhere In My Dreamland" "Stars In Your Eyes"
Dari 12 judul lagu yang terdapat dalam album "Home", sebutkan 3 judul yang paling anda sukai
"Good Morning Song" "Bandung (Flower City)" "Building Memories" "Last Piece"
"Somewhere In My Dreamland" "Stars In Your Eyes" "Imaginary Girlfriend" "You’re The Man" "Bundle Of Joy" "Changing Fate"
25 “Changing Fate”, setelah “You’re The Man” dan “Somewhere In My Dreamland”. Sedangkan satu lagu yang mendapat poin tertinggi yaitu lagu “Changing Fate”. Perubahan karakter bermusik Mocca terlihat jelas dari lagu “Changing Fate”. Ciri khas pada lagu tersebut adalah warna suara vokalis, Arina. Album Mocca kali ini diakui para personil cukup berbeda baik dari materi musik maupun cara memainkannya hal tersebut dipengaruhi oleh musikalitas para personil yang terus berkembang (Halim, 2015, para 3).
Dari hasil analisa diatas dapat disimpulkan bahwa para Swingingfriends sudah lama mengenal Mocca dan menyukai band tersebut. Alasan mengapa Swingingfriends menyukai Mocca yaitu karena musik dibanding alasan lain seperti fashion dan personil. Kebanyakan Swingingfriends sudah mengikuti perjalanan Mocca sejak dilirisnya album pertama “My Diary” pada tahun 2002. Sebagian Swingingfriends sudah mempunyai album “Home”, melihat kemasan album “Home” tersebut dan berpendapat bahwa kemasan album “Home” sangat menarik. Desain kemasan sangat berpengaruh dalam menarik perhatian penikmat musik. Tidak hanya kemasannya saja, isi dalam album tentunya menjadi tujuan utama seseorang membeli sebuah album. Hampir seluruh Swingingfriends sudah mendengar isi lagu dalam album “Home”, lagu dalam album yang kental dengan nuansa jazz/swing yaitu lagu “You’re The Man”, “Imaginary Girlfriend” dan “Last Piece”. Ketiga lagu tersebut mendapat penilaian yang sama oleh Swingingfriends. Sedangkan tiga lagu yang paling disukai Swingingfriends adalah “Somewhere In My Dreamland”, “You’re The Man” dan “Changing Fate”. Lagu yang mendapatkan poin tertinggi diantara tiga lagu tersebut adalah lagu “Changing Fate”. Lagu ini bercerita tentang seseorang yang ingin mengubah takdir di dalam suatu hubungan yang lebih baik.
II.5 Ikhtisar
26 Dreamland”, “Stars In Your Eyes”, “Imaginary Girlfriend”, “You’re The Man”, “Bundle Of Joy”, “Changing Fate”, “Home” dan “Goodnight Song (Outro)”, 2 lagu diantaranya sudah dibuat video klip yaitu lagu “Bandung (Flower City)” dan “Imaginary Girlfriend”. Video klip “Bandung (Flower City)” bercerita tentang kota Bandung dengan segala daya tariknya serta gaya hidup warga kota Bandung. Pada video klip “Imaginary Girlfriend” menceritakan tentang seorang laki-laki yang selalu bercerita tentang kekasih khayalan.
Untuk mengetahui lagu yang disukai responden, kemudian dibuatlah kuisioner online yang bertujuan untuk menentukan satu buah judul lagu. Berdasarkan hasil kuisioner online yang dilakukan, lagu “Changing Fate” yang paling digemari penggemar. Lagu “Changing Fate” ini terkesan berat dan kelam. Liriknya bercerita tentang dua orang yang saling menunggu.
II.6 Analisa Permasalahan dan Solusi
27 BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
III.1 Strategi Perancangan
Dalam suatu perancangan diperlukan strategi yang dapat mendukung dan memenuhi tujuan perancangan tersebut. Proses untuk mencapai tujuan perancangan dimulai dari analisis objek dan permasalahan, menuliskan ide, pembahasan lirik lagu serta makna emosional dari lirik tersebut, membuat sketsa, pemilihan jenis huruf, serta bagaimana mengkombinasi gerakan untuk dianimasikan menjadi kesatuan pesan.
III.1.1 Tujuan Komunikasi
Tujuan komunikasi dari media video klip band Mocca, antara lain: Memperkenalkan genre musik jazz/swing
Menunjukan eksistensi atau memperkenalkan kembali band Mocca kepada masyarakat atau para penikmat musik
Memperkenalkan, menyampaikan pesan dan makna dari lagu Changing Fate Menyampaikan pesan dan makna dari lagu Changing Fate
Menarik lebih banyak audiens terhadap band Mocca
Memberikan warna dan keanekaragaman yang berbeda serta hiburan bagi masyarakat
Memperkaya/memperkuat identitas album “Home”
III.1.2 Pendekatan Komunikasi
Pada pendekatan komunikasi terdapat pendekatan visual dan verbal, diantaranya: 1. Pendekatan visual
28 Gambar III.1 Sampul album Mocca “Home”
Sumber: http://kayuagungradio.com/wp-content/uploads/2015/01/MOCCA-Homenormal.jpg (Diakses pada 8 April 2015)
2. Pendekatan verbal
Komunikasi verbal dalam perancangan ini akan menggunakan lirik/teks lagu berbahasa Inggris sehingga lirik lagu dalam setiap ritme diharapkan dapat membantu khalayak menghafal lirik lagu, sehingga lebih komunikatif dan ekspresif. Berikut dari lirik dan arti lagu Changing Fate:
Changing Fate
In the darkest hour of night
(di kegelapan jam malam) I’m sitting here (aku duduk disini)
Waiting for your reply
(menunggu jawabanmu)
In the coldest chill of night
(di dinginnya malam) I’m standing still (aku masih berdiri)
Waiting for your sign
29 What do we have now? Take a look at us
(apa yang kita punya sekarang? Lihat diri kita)
Though it takes courage. Do we have enough?
(meskipun ini butuh keberanian. Apa yang kita punya cukup?)
Do we let love depreciate or do we dare to change our fate?
(apakah kita biarkan cinta tak menghargai atau kita berani mengubah takdir
kita?)
In the twilight hue of dawn
(di kala senja)
I lie awake quiet and with drawn
(aku terbaring dan terjaga dengan tenang)
On the window pane the beating rain
(di panel jendela, rintik rintik hujan)
Plays a lonely song
(memainkan lagu kesepian)
What do we have now? Take a look at us
(apa yang kita punya sekarang? Lihat diri kita)
Though it takes courage. Do we have enough?
(meskipun ini butuh keberanian. Apa yang kita punya cukup?)
Do we let love depreciate or do we dare to change our fate?
(apakah kita biarkan cinta tak menghargai atau kita berani mengubah takdir
kita?)
In the coldest chill of night
(di dinginnya malam) I’m standing still (aku masih berdiri)
Waiting for your sign
30 What do we have now? Take a look at us
(apa yang kita punya sekarang? Lihat diri kita)
Though it takes courage. Do we have enough?
(meskipun ini butuh keberanian. Apa yang kita punya cukup?)
Do we let love depreciate or do we dare to change our fate?
(apakah kita biarkan cinta tak menghargai atau kita berani mengubah takdir
kita?)
Take a look at us. Do we have enough? (what about us now)
(lihatlah diri kita, cukupkah yang kita punya?)
(bagaimana dengan kita sekarang?)
Take a look at us. Do we dare to change our fate? (what about us now)
(lihatlah diri kita sekarang, apakah kita berani merubah takdir kita?)
Take a look at us. Do we have enough? (what about us now)
(lihatlah diri kita, cukupkah yang kita punya?)
(bagaimana dengan kita sekarang?)
Take a look at us. Do we dare to change our fate? (what about us now)
(lihatlah diri kita sekarang, apakah kita berani merubah takdir kita?)
In the darkest hour of night
(di kegelapan jam malam)
31 III.1.4 Strategi Kreatif
Strategi kreatif dalam pembuatan video klip Mocca dengan judul lagu Changing Fate ini menggunakan kinetic typography. Kinetic typography adalah teknik animasi yang menggabungkan teks dan gerakan. Teknik ini akan menggunakan background, menggunakan font/tipografi yang sesuai antara lirik dan kesan, menampilkan lirik lagu yang selalu bergerak, menghilang dan berubah bentuk sesuai irama lagu. Kinetic typography diharapkan mampu menyampaikan pesan secara lebih ekspresif, mendramatisasi suasana, menggambarkan karakter, perasaan atau emosi dan mengarahkan perhatian/fokus khalayak. Tidak hanya terkait dengan teknik, didalam video klip tersebut juga dibuat efek visual grafis agar video klip lebih terlihat hidup dan menarik khalayak.
Copywriting
Judul video klip ini adalah “Mocca – Changing Fate (kinetic typography)”. Mocca digunakan karena band yang menyanyikan lagu tersebut adalah band Mocca. Judul lagu video klip tersebut berjudul “Changing Fate” sedangkan kinetic typography merupakan teknik yang digunakan dalam video klip Mocca yang berjudul “Changing Fate”.
III.1.5 Strategi Media
Strategi media menurut permasalahan dari objek penelitian: 1. Media Utama
Video Klip
32 2. Media Pendukung
Media pendukung merupakan suatu media tambahan yang dibuat untuk membantu pendistribusian media utama. Pemilihan media pendukung pun sebaiknya masih memiliki keterkaitan dengan media utama yang berupa video klip, media pendukung tersebut antara lain:
Poster
Poster merupakan media periklanan yang berisi pesan atau informasi yang ditujukan kepada khalayak sasaran, poster sangat efektif dalam mengiklankan suatu even atau promosi sehingga masyarakat dapat melihat dan memahami pesan yang disampaikan dalam waktu lebih lama.
Totebag
Totebag adalah semacam tas tangan yang sederhana terbuat dari bahan kanvas dan sedang menjadi trend masa kini. Merupakan media yang banyak diminati oleh penggemar band dan biasanya sebuah band menjual merchandise berupa totebag. Media ini sangat mendukung media utama karena banyak anak muda dalam aktifitas sehari-harinya menggunakan totebag, hal ini sangat menguntungkan karena banyaknya kesempatan untuk melakukan promosi.
X-banner
X-banner adalah media yang digunakan untuk menyampaikan informasi, berbentuk banner dengan konstruksi penyangga berbentuk huruf “X” sehingga banner dapat berdiri sendiri. Media ini dibuat untuk memperkenalkan dan agar khalayak sasaran tertarik pada video klip Changing Fate.
Kaos
33 muda sangat sesuai dengan pemilihan kaos sebagai media pendukung karena anak muda cenderung lebih menyukai memakai kaos dibandingkan dengan kemeja.
CD cover dan box
Media utama yang berupa video akan memerlukan packaging berupa CD. CD cover dan box dibuat sebagai alat untuk menyampaikan video klip dalam bentuk file tidak melalui streaming.
Stiker
Stiker merupakan media yang cukup sederhana, akan tetapi banyak digunakan sebuah band sebagai media promosi. Sering kali dalam setiap even musik stiker sering dibagikan secara gratis kepada penonton sebagai bentuk menaikan eksistensi band tersebut.
Kipas kertas
Kipas kertas merupakan aksesoris remaja perempuan, digunakan saat cuaca panas di siang hari. Aksesoris ini diharapkan dapat menarik khalayak sasaran sebagai promosi agar menonton video klip.
Flyer
Flyer merupakan leaflet yang hanya terdiri dari satu lembar, flyer berguna untuk mempublikasikan acara, even, atau produk. Flyer pada media pendukung ini akan digunakan untuk mengajak khalayak sasaran menonton video klip melalui youtube.
III.1.6 Strategi Distribusi dan Waktu Penyebaran Media
34 Video klip dapat ditonton di Youtube dengan link berikut:
https://www.youtube.com/watch?v=YXrjS__0CNM
Gambar III.2 Screenshoot video klip “Changing Fate”
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=YXrjS__0CNM (Diakses pada 30 Juli 2015)
Tahap keberadaan video klip harus didukung dari berbagai sosial media yang lain sebagai promosi dan menarik perhatian khalayak sasaran seperti melalui, fan page di facebook.
Gambar III.3 Screenshoot fan page facebook
35 Media utama dan pendukung membutuhkan strategi distribusi yang tepat agar dapat menarik perhatian khalayak sasaran. Selain strategi distribusi yang tepat, distribusi media pun harus dilakukan ditempat yang tepat dan waktu yang tepat sebagai berikut:
Tabel III.1 Distribusi media berdasarkan lokasi penyebaran
No. Media Lokasi penyebaran
1 Video Klip www.youtube.com, breakout net tv
2 Poster Even-even musik, kampus, cafe, tembok jalan, tempat umum, distro UNKL347, Flashy 3 Totebag Even-even musik, distro UNKL347, Flashy 4 X-banner Even-even musik, distro UNKL347, Flashy 5 Kaos Even-even musik, distro UNKL347, Flashy 6 CD cover dan box Even-even musik, distro UNKL347, Flashy 7 Stiker Even-even musik, distro UNKL347, Flashy 8 Kipas kertas Even-even musik, distro UNKL347, Flashy 9 Flyer Even-even musik, distro UNKL347, Flashy
Media pendukung seperti poster, totebag, kaos akan disebarkan melalui even-even musik dikalangan pelajar dan mahasiswa lalu melalui distro (distribution outlet) seperti UNKL347 dan Flashy yang dianggap sebagai distro yang sesuai dengan konsep band Mocca. X-banner dipasang diluar area distro dan flyer dibagikan ditempat umum sebagai salah satu upaya promosi. Stiker dan kipas kertas menjadi merchandise gratis jika berbelanja di distro tersebut dengan melebihi harga yang ditentukan. CD dan box juga tidak dijual, dibagikan gratis sebagai promosi.
Tabel. III.2 Distribusi media berdasarkan waktu penyebaran
36 III.2 Konsep Visual
Perancangan video klip yang berjudul “Changing Fate” dari band Mocca akan disesuaikan dengan konsep sampul album Mocca yang berjudul “Home”.
III.2.1 Format Desain
Lagu “Changing Fate” berdurasi 3:34 menit. Format video klip lagu ini menggunakan widescreen dengan ukuran 1024x768 juga ditambahkan guide yang berjarak 100px pada sisi atas dan bawah, 300px pada sisi kiri dan kanan agar bisa penuh di layar widescreen. Menggunakan layar widescreen karena widescreen merupakan ukuran standar format layar lebar atau bioskop.
III.2.2 Tata Letak (layout)
Layout atau penataan visual merupakan suatu komposisi dari berbagai unsur visual sehingga membentuk bahasa iklan yang efektif. Penataan visual (layout) dalam video klip ini adalah menggunakan tampilan widescreen. Layout atau penataan visual yang tepat bertujuan agar elemen visual dan verbal membuat khalayak sasaran lebih mudah dan nyaman membacanya. Format layout video klip “Changing Fate” memiliki peran berbeda antara visual dan verbal. Visual dibuat dengan warna vintage sesuai dengan sampul album sedangkan verbal menyesuaikan font/tipografi dengan lirik lagu. Berikut adalah tata letak dalam video klip, sebagai berikut:
37 III.2.3 Huruf
Dalam pemilihan huruf yang akan dimunculkan dalam video klip ini adalah huruf yang mendukung konsep serta menunjang intrepretasi visual dari lagu “Changing Fate”. Font yang digunakan dalam video klip ini adalah font yang memberikan kesan serta sesuai dengan isi lagu tetapi tidak menggurangi tingkat legibility. Font yang digunakan antara lain adalah sebagai berikut :
Gambar III.5 In the darkest hour of night Sumber: Dokumentasi Pribadi (26 Juni 2015)
Pada kata “in the” menggunakan font:
Font yang dipilih termasuk kedalam kategori kelompok huruf sans serif dengan font berwarna putih yang kontras dengan warna background sangat mempengaruhi tingkat legibility.
Pada kata “DARKEST” menggunakan font:
et r i al i ght
abc def ghi j kl mnopqr s t uvwx yz
1234567890! @#$%^&*( ) _+<>?:”
38 Pada kata “HOUR” menggunakan font:
Quartz
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
1234567890!@#$%^&*()_+<>?:”
Font yang dipilih sesuai dengan karakter huruf/angka dalam jam analog, memakai garis putus-putus tetapi tidak mempengaruhi tingkat legibility.
Pada kata “of dan NIGHT” menggunakan font:
Grandesign Neue Serif/ Italic ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890!@#$%^&*()_+<>?:”
Font yang dipilih termasuk kedalam kategori kelompok huruf serif dengan font berwarna hitam yang kontras dengan warna background sangat mempengaruhi tingkat legibility.
Gambar III.6 I’m sitting here
Sumber: Dokumentasi Pribadi (26 Juni 2015)
Pada kata “‘M” menggunakan font:
Neuropolitical Regular
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
39 Font yang dipilih termasuk kedalam kategori kelompok huruf sans serif dengan font berwarna hitam sangat kontras dengan warna background dan mempengaruhi tingkat legibility.
Gambar III.7 Waiting for your reply Sumber: Dokumentasi Pribadi (26 Juni 2015)
Pada kata “WAITING FOR YOUR” menggunakan font: Moon Flower
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
1234567890!@#$%^&*()_+<>?:”
Font yang dipilih termasuk kedalam kategori kelompok huruf script/handwriting atau seperti tulisan tangan. Menggunakan font berwarna putih yang kontras dengan warna background dan berpengaruh pada tingkat legibility.
Pada kata “REPLY” menggunakan font:
40 Gambar III.8 In the coldest chill of night
Sumber: Dokumentasi Pribadi (26 Juni 2015)
Pada kata “in the” menggunakan font:
Rockwell/ Italic
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890!@#$%^&*()_+<>?:”
Font yang dipilih termasuk kedalam kategori kelompok huruf serif memiliki strokes. Menggunakan font berwarna hitam yang kontras dengan warna background.
Pada kata “COLDEST” menggunakan font:
Goudy Old Style Bold
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
1234567890!@#$%^&*()_+<>?:”
Font dipilih karena karakter font sangat sesuai dengan kata yang dimunculkan. Ditambah menggunakan efek seperti membeku agar memperkuat kesan dingin.
Pada kata “CHILL” menggunakan font: Redgar
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
41 Font dipilih karena karakter font sangat sesuai dengan kata yang akan dimunculkan. Dingin, tipis tetapi tidak mengurangi tingkat legibility.
Pada kata “of danNIGHT” menggunakan font: Plantagenet Cherokee
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
1234567890!@#$%^&*()_+<>?:”
Font yang dipilih termasuk kedalam kategori kelompok huruf serif memiliki strokes. Font berwarna hitam yang kontras dengan warna background. Pemilihan warna yang tepat sangat mempengaruhi tingkat legibility.
Gambar III.9 I’m standing still waiting for yours sign Sumber: Dokumentasi Pribadi (26 Juni 2015)
Pada kata “I’M STANDING STILL WAITING FOR YOURS SIGN” menggunakan font: DJB Letter Game Tiles Regular
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
1234567890!@#$%^&*()_+<>?:”
42 Gambar III.10 What do we have now?
Sumber: Dokumentasi Pribadi (26 Juni 2015)
Pada kata “US” menggunakan font:
Gill Sans MT Bold Italic
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
1234567890!@#$%^&*()_+<>?:”
Font yang dipilih termasuk kedalam kategori kelompok huruf sans serif dengan font berwarna merah yang kontras dengan warna background sangat mempengaruhi tingkat legibility.
Gambar III.11 Though it takes courage do we have enough? Sumber: Dokumentasi Pribadi (26 Juni 2015)
Pada kata “Do we have” menggunakan font:
Goudy Old Style Italic
43 abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
1234567890!@#$%^&*()_+<>?:”
Font yang dipilih termasuk kedalam kategori kelompok huruf script. Font berwarna hitam yang kontras dengan warna background. Pemilihan warna yang tepat sangat mempengaruhi tingkat legibility.
Gambar III.12 Do we let love depriciate Sumber: Dokumentasi Pribadi (26 Juni 2015)
Pada kata “Depreciate” menggunakan font: Gravity Light
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890!@#$%^&*()_+<>?:”
44 Gambar III.13 Or
Sumber: Dokumentasi Pribadi (26 Juni 2015)
Pada kata “OR” menggunakan font:
Font yang dipilih termasuk kedalam kategori kelompok huruf sans serif. Sans serif merupakan huruf tanpa kait/tangkai/strokes. Font berwarna putih yang kontras dengan warna background sangat mempengaruhi tingkat legibility.
45 Pada kata “to change” menggunakan font:
Font yang dipilih termasuk kedalam kategori kelompok huruf sans serif. Font berwarna putih yang kontras dengan warna background. Font yang sangat tipis tidak mempengaruhi tingkat legibility.
Pada kata “OUR FATE?” menggunakan font:
@# %^ *( ) _+<>
Font yang dipilih termasuk kedalam kategori kelompok huruf decorative. Font berwarna putih yang kontras dengan warna background sangat mempengaruhi tingkat legibility.
III.2.4 Ilustrasi
Ilustrasi dalam video klip merupakan bagian terpenting. Ilustrasi dalam video klip dibuat sangat sederhana. Hal ini bertujuan agar khalayak sasaran merasa nyaman dan ringan saat membaca setiap liriknya. Lirik satu persatu dipilihkan font yang sesuai dengan karakter dari lirik lagu, lalu dianimasikan dan digerakan semenarik mungkin agar khalayak tidak merasa jenuh.
46 Ilustrasi pada judul sangat sederhana hanya menggunakan kata “Mocca” dan “Changing Fate” yang menjelaskan bahwa video klip tersebut merupakan lagu Mocca yang berjudul “Changing Fate”. Background berwarna biru diharapkan dapat membuat semangat khalayak sasaran.
Gambar III.16 Scene 1 video klip “Changing Fate” Sumber: Dokumentasi Pribadi (28 Juli 2015)
Pada scene 1 yang merupakan intro menggunakan background seperti dinding rumah sesuai dengan sampul album Mocca yang berjudul “Home”. Dinding berwarna abu, dihiasi dengan daun-daun yang berguguran.
Gambar III.17 Scene 2 video klip “Changing Fate” Sumber: Dokumentasi Pribadi (28 Juli 2015)
47 Gambar III.18 Scene 3 video klip “Changing Fate”
Sumber: Dokumentasi Pribadi (28 Juli 2015)
Pada scene 3 menggunakan background dengan suasana malam. Menggambarkan seseorang yang sedang duduk menunggu jawaban kekasihnya dibawah terangnya bulan sampai bulan bergerak dan hilang.
Gambar III.19 Scene 4 video klip “Changing Fate” Sumber: Dokumentasi Pribadi (28 Juli 2015)
48 Gambar III.20 Scene 5 video klip “Changing Fate”
Sumber: Dokumentasi Pribadi (28 Juli 2015)
Pada scene 5 menggunakan background abu gelap dibuat kontras dengan warna font. Kata “coldest” diberi efek seperti membeku, “chill” seperti bergetar dan “night”berwarna hitam seperti gelapnya malam.
Gambar III.21 Scene 6 video klip “Changing Fate” Sumber: Dokumentasi Pribadi (28 Juli 2015)
49 Gambar III.22 Scene 7 video klip “Changing Fate”
Sumber: Dokumentasi Pribadi (28 Juli 2015)
Pada scene 7 menggunakan background berwarna coklat muda. Lirik pada scene ini merupakan kalimat tanya yang menegaskan “what do we have now?”, pada kata “now”diberi warna merah dan bold untuk memberi kesan menegaskan.
Gambar III.23 Scene 8 video klip “Changing Fate” Sumber: Dokumentasi Pribadi (28 Juli 2015)
50 Gambar III.24 Scene 9 video klip “Changing Fate”
Sumber: Dokumentasi Pribadi (28 Juli 2015)
Pada scene 9 menggunakan background berwarna hijau muda. . Lirik pada scene ini merupakan kalimat tanya yang menegaskan “though it takes courage do we have enough?”, pada kata “courage”dan “enough” diberi bold untuk memberi kesan menegaskan.
Gambar III.25 Scene 10 video klip “Changing Fate” Sumber: Dokumentasi Pribadi (28 Juli 2015)
51 Gambar III.26 Scene 11 video klip “Changing Fate”
Sumber: Dokumentasi Pribadi (28 Juli 2015)
Pada scene 11 menggunakan background berwarna merah maroon. Scene ini hanya menampilkan satu kata “or” yang berwarna putih.
Gambar III.27 Scene 12 video klip “Changing Fate” Sumber: Dokumentasi Pribadi (28 Juli 2015)
Pada scene 12 menggunakan background berwarna merah maroon. Lirik pada scene ini tidak menggunakan animasi hanya menggunakan font yang bervariasi.
52 Pada scene 13 menggunakan background berwarna hijau muda. . Lirik pada scene ini muncul dan hilang sesuai dengan suara penyanyi wanita.
Gambar III.29 Scene 14 video klip “Changing Fate” Sumber: Dokumentasi Pribadi (28 Juli 2015)
Pada scene 14 menggunakan background seperti tekstur daun kering berwarna oranye. Ilustrasi seperti senja, terdapat matahari yang perlahan turun dan menghilang.
Gambar III.30 Scene 15 video klip “Changing Fate” Sumber: Dokumentasi Pribadi (28 Juli 2015)
53 Gambar III.31 Scene 16 video klip “Changing Fate”
Sumber: Dokumentasi Pribadi (28 Juli 2015)
Pada scene 16 menggunakan background seperti dinding rumah sesuai dengan sampul album Mocca yang berjudul “Home”. Scene ini terdapat sebuah jendela yang kilauannya bergerak mengikuti arah matahari.
Gambar III.32 Scene 17 video klip “Changing Fate” Sumber: Dokumentasi Pribadi (28 Juli 2015)
54 Gambar III.33 Scene 18 video klip “Changing Fate”
Sumber: Dokumentasi Pribadi (28 Juli 2015)
Pada scene 18 menggunakan background berwarna merah muda. Font pada kata “song” menyerupai alat musik. Scene ini juga terdapat sebuah player vinyl sehingga sangat kental dengan nuansa vintage.
Gambar III.34 Scene 25 video klip “Changing Fate” Sumber: Dokumentasi Pribadi (28 Juli 2015)
55 III.2.5 Warna
Warna yang dipilih untuk background disesuaikan dengan karakter lagu “Changing Fate” adalah pilihan warna pastel bernuansa vintage memakai tekstur kertas yang bertujuan untuk menjaga mood dari keselurahan tema video. Karakter vintage dan penggunaan warna disesuaikan dengan hue/saturation berdasarkan sampul album Mocca yang berjudul “Home”.
56 BAB IV
TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA
IV.1 Material Produksi
Dalam pembuatan video klip ini membutuhkan spesifikasi laptop yang memiliki kemampuan lebih dalam mengolah sebuah data agar memperoleh hasil akhir yang diharapkan.
IV.1.1 Perangkat Keras
Pada perancangan ini terdapat beberapa alat yang digunakan untuk mendukung dalam pembuatan video klip seperti:
Laptop Speaker
IV.1.2 Perangkat Lunak
Software sangat dibutuhkan dalam proses produksi karena merupakan sebuah elemen yang penting dalam pembuatan sebuah media video. Pemilihan software yang digunakan juga akan menentukan hasil dalam tahap produksi. Berikut beberapa software yang digunakan dalam pembuatan video klip sebagai berikut : Adobe Photoshop CC 2014
Adobe Illustrator CC 2014 Adobe Premiere Pro CS6 Adobe Flash
IV.2 Media Utama
IV.2.1 Tahap Produksi Media Utama
57 adalah tahapan-tahapan dalam pembuatan media video klip lagu “Changing Fate” band Mocca melalui kinetic typography:
Storyline
1. Intro (Scene 1)
2. Girl Part I;
2.1. Scene 2 (In the darkest hour of night)
2.2. Scene 3 (I’m sitting here)
2.3. Scene 4 (Waiting for your reply)
2.4. Scene 5 (In the coldest chill of night)
2.5. Scene 6 (I’m standing still waiting for your sign) 2.6. Scene 7 (What do we have now?)
2.7. Scene 8 (Take a look at us)
2.8. Scene 9 (Though it takes courage Do we have enough?)
2.9. Scene 10 (Do we let love depreciate)
2.10. Scene 11 (Or)
2.11. Scene 12 (Do we dare to change our fate?)
3. Bridge I (Scene 13)
4. Man Part
4.1. Scene 14 (In the twilight hue of dawn)
4.2. Scene 15 (I lie awake quite and with drawn)
4.3. Scene 16 (On the window pane)
4.4. Scene 17 (The beating rain)
4.5. Scene 18 (Plays a lonely song)
4.6. Scene 19 (What do we have now?)
4.7. Scene 20 (Take a look at us)
4.8. Scene 21 (Though it takes courage Do we have enough?)
4.9. Scene 22 (Do we let love depreciate)
4.10. Scene 23 (Or)
4.11. Scene 24 (Do we dare to change our fate?)
5. Bridge II (Scene 25)
58 6.1. Scene 26 (In the coldest chill of night)
6.2. Scene 27 (I’m standing still)
6.3. Scene 28 (Waiting for your sign)
6.4. Scene 29 (What do we have now?)
6.5. Scene 30 (Take a look at us)
6.6. Scene 31 (Though it takes courage Do we have enough?)
6.7. Scene 32 (Do we let love depreciate)
6.8. Scene 33 (Or)
9.1. Scene 45 (In the darkest hour of night)
9.2. Scene 46 (I’m sitting here)
9.3. Scene 47 (Waiting for your reply)
Storyboard (manual)
59 Gambar IV.1 Storyboard manual video klip “Changing Fate”
Sumber: Dokumentasi Pribadi (27 Juli 2015)
Storyboard (digital)
Proses storyboard digital menggunakan Adobe Photoshop CC 2014 dan Adobe Illustrator CC 2014.
60 Step Digital Motion
Pada tahap awal lagu dipotong menjadi beberapa bagian seperti intro, bridge, solo dan lain-lain. Pemotongan lagu dilakukan di Adobe Premiere Pro CS6.
.
Gambar IV.3 Proses pemotongan lagu di Adobe Premiere Pro CS6 Sumber: Dokumentasi Pribadi (27 Juli 2015)
Setiap lirik lagu yang dipotong bertujuan agar memudahkan ketika pengerjaan di Adobe Flash. Hasil dari pemotongan tersebut kemudian dijadikan scene di Adobe Flash. Setelah pemotongan lagu selesai, waktu mulai dan berhenti pun diatur untuk proses export dengan format mp3. Pada pengerjaan di Adobe Flash digunakan action script 2.0, setelah itu atur ukuran layar menjadi standar 1024x768 dengan mengaktifkan ruler dan mengatur guide yang jaraknya 100px pada sisi atas dan bawah dan 300px pada sisi kiri dan kanan agar bisa penuh di layar widescreen.
Gambar IV.4 Pengaturan ruler dan guide pada Adobe Flash Sumber: Dokumentasi Pribadi (27 Juli 2015)
61 sebelumnya dimasukkan ke dalam Adobe Flash sehingga menjadi layer. Layer yang berisi lirik pun digerakkan dan dianimasikan sesuai dengan lirik lagu “Changing Fate”.
Gambar IV.5 Pembuatan layer dan animasi Sumber: Dokumentasi Pribadi (27 Juli 2015)
62 Gambar IV.6 Screenshoot video klip “Changing Fate”
63 IV.3 Media Pendukung
Poster
Gambar IV.7 Poster
Sumber: Dokumentasi Pribadi (28 Juli 2015)
Media poster digunakan untuk mempromosikan video klip “Changing Fate”. Ukuran media poster ini adalah A3 dan menggunakan bahan art paper. Poster akan dibuat dengan menggunakan teknik cetak offset.
Totebag
Gambar IV.8 Totebag
Sumber: Dokumentasi Pribadi (28 Juli 2015)
64 X-banner
Gambar IV.9 X-banner
Sumber: Dokumentasi Pribadi (28 Juli 2015)
65 Kaos
Gambar IV.10 Kaos
Sumber: Dokumentasi Pribadi (28 Juli 2015)
Kaos menggunakan bahan katun combed 30s berwarna putih dan berukuran s. Teknis produksi menggunakan sablon dengan dua muka.
CD cover dan box
Gambar IV.11 CD cover dan box
Sumber: Dokumentasi Pribadi (28 Juli 2015)
66 Stiker
Gambar IV.12 Stiker
Sumber: Dokumentasi Pribadi (28 Juli 2015)
Stiker menggunakan berbahan chromo paper berdiameter 6 cm. Teknis produksi menggunakan teknik cetak offset.
Kipas kertas
Gambar IV.13 Kipas kertas
Sumber: Dokumentasi Pribadi (28 Juli 2015)
67 Flyer
Gambar IV.14 Flyer
Sumber: Dokumentasi Pribadi (28 Juli 2015)
68 DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Bayu, Satya, DS. (2014). Mahir nge-jazz dengan metode gitar blues jazz. Yogyakarta: Penerbit ANDI
Kania, Athea. (2013). Ensiklopedia Mini: Mengenal dunia grafika dan tipografi. Bandung: Penerbit Angkasa Bandung
Rustan, Surianto. (2009). Mendesain logo. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Sihombing, Danton. (2001). Tipografi dalam desain grafis. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama
Sumber Jurnal
Panjaitan, Hasurungan, Reonaldo. (2014). Pembuatan video klip pada lagu “perubahan” menggunakan editing linear dengan teknik cut to cut sebagai single album band monrever. Amikom Yogyakarta. Tersedia di: repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_09.12.3985.pdf
Sumber Internet
Halim, Abdul, Hilmi. 2014 (23 November). Lucky Friday Night: Press Release. Tersedia di: http://mymocca.com/swingingfriends/lucky-friday-night/ [9 April 2015]
Halim, Abdul, Hilmi. 2015 (16 Januari). Review album “Home”. Tersedia di: http://mymocca/swingingfriends/review-album-home/ [9 April 2015] Kurniawan, Agung. 2013 (30 September). Have you heard “Imaginary
Girlfriend”?. Tersedia di: http://mymocca/swingingfriends/have-you-heard-imaginary-girlfriend/ [9 April 2015]
Mocca. 2015.About Mocca. Tersedia di: http://www.mymocca.com [8 April 2015] Mocca. 2015. My Diary (2002). Tersedia di:
http://mymocca.com/project/mydiary-2002/ [8 April 2015]
69 Mocca. 2015. Colours (2007). Tersedia di:
http://mymocca.com/project/colours-2007/ [8 April 2015]
Rachmanto, Teguh. 2014 (9 September). Mocca dukung kampanye ‘Friendly
Bandung’ lewat lagu baru. Tersedia di:
http://mymocca.com/swingingfriends/mocca-friendly-bandung/ [9 April 2015]
Swingingfriends. 2015 (19 Januari). Review album “Home” oleh Felix Dass:
Penyanggang yang sementara. Tersedia di:
http://mymocca.com/swingingfriends/review-album-home-oleh-felix-dass/ [9 April 2015]
Swingingfriends. 2014 (25 September). Rayakan Ulang Tahun Bandung, Mocca Rilis Lagu Tentang Kota Bandung. Tersedia di:
http://mymocca.com/swingingfriends/rayakan-ulang-tahun-bandung-mocca-rilis-lagu-tentang-kota-bandung/ [ 9April 2015]
Swingingfriends. 2014 (21 Desember). Perkenalkan album baru Mocca “Home”. Tersedia di: http://mymocca.com/swingingfriends/album-baru-mocca-home/ [9 April 2015]
77 DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Sylvi Augustin Suherman
Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 28 Agustus 1993
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan :
- TK Nurul Hasan, Bandung
- SD Negeri Pajagalan 58, Bandung
- SMP Negeri 3, Bandung
- SMA Negeri 4, Bandung
Alamat : Jl. Babakan Irigasi Gg. AMD IX No.691