• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh promosi penjualan dan iklan terhadap keputusan pembelian di K Store Mini Mareket Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh promosi penjualan dan iklan terhadap keputusan pembelian di K Store Mini Mareket Bandung"

Copied!
160
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama Lengkap : Ratih Dewi Mahalyani Tempat, tanggal lahir : Bandung, 14 April 1981 Jenis Kelamin : Perempuan

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Status : Menikah

Alamat : Perum Griya Caraka Blok G No. 64 Cisaranten Arcamanik Bandung

Telepon : 0818620418

Pendidikan

1. Tahun 1987-1993 : SDN Pertiwi I Bandung 2. Tahun 1993-1996 : SMPN 19 Bandung 3. Tahun 1996-1999 : SMKN I Bandung

(6)

PENGARUH PROMOSI PENJUALAN DAN IKLAN

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

DI K STORE MINIMARKET DI BANDUNG

THE INFLUENCE OF SALES PROMOTION AND ADVERTISING TOWARD CONSUMER PURCHASING DECISIONS OF K STORE MINIMARKET IN

BANDUNG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Program Studi Manajemen

Oleh :

RATIH DEWI MAHALYANI 21209902

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

(7)
(8)

i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi. Shalawat dan

salam semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. beserta

seluruh keluarganya, sahabatnya, dan akhirnya kepada kita semua selaku

keturunannya hingga akhir zaman nanti.

Atas rahmat dan ridha – Nya, akhirnya Penulis dapat menyelesaikan Usulan

Penelitian ini. Usulan Penelitian ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan penulis di K Store minimarket. Usulan penelitian ini dimaksudkan untuk

memenuhi salah satu syarat dalam tugas mata kuliah metodologi penelitian Jurusan

Manajemen Strata 1 Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM).

Dimana judul yang diambil oelh penulis , yaitu:“Pengaruh Promosi Penjualan dan

Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di K Store Minimarket di

Bandung. Untuk itu Penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar –

besarnya kepada keluarga, Mamah yang selalu memberikan bantuan secara materil

maupun moril, dan selalu memberi semangat kepada Penulis. Dan juga kepada dosen

pembimbing Penulis yaitu Dr. H. Iman santoso SE.,MM.,MBA yang telah

(9)

ii

Dalam kesempatan ini pula Penulis mengucapkan terimakasih kepada

Bapak/Ibu :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer

Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Ernie Tisnawari Sule, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia.

3. Bpk Dr. Ir. H. Iman Santoso,SE.,MM.,MBA selaku dosen pembimbing

4. Ibu Dr.Raeny Dwisanty, SE. M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen.

5. Ibu Dra. Rahma Wahdiniwaty, M.Si, selaku Dosen Wali

6. Seluruh Staff Dosen Pengajar UNIKOM yang telah membekali Penulis dengan pengetahuan.

7. Staff kesekretariatan Program Studi Manajemen ( Teh Hana dan Teh Maya)

terima kasih banyak untuk pelayanan dan informasinya.

8. Bpk Rudy Sangaptua Silalahi SE,. MM. selaku pemilik dan pengelola K Store

minimarket

9. Karyawan K Store minimarket, terima kasih atas dukungan dan bantuannya.

10. Orang tua dan suami yang telah mendukung selama ini

11. Seluruh pihak yang membantu penyelesaian laporan ini yang tidak dapat

(10)

iii

Semoga Allah SWT membalas jasa semua pihak yang telah membantu Penulis

dalam penyusunan Usulan Penelitian ini. Penulis menyadari bahwa Usulan Penelitian

ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati Penulis

memohon kritik dan saran dari semua pihak untuk peningkatan mutu Usulan

Penelitian ini, dan untuk peningkatan dalam karya tulis-karya tulis selanjutnya.

Akhir kata Penulis berharap semoga Usulan Penelitian ini dapat bermanfaat

dan menjadi pendorong untuk lebih maju serta semangat berbuat yang terbaik untuk

diri sendiri khususnya dan pembaca pada umumnya.

Terimakasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, 1 September 2013

(11)

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR KEASLIAN ABSTRAK

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xiii

BAB I PENDAHULUAN

1..1Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 12

1.2.1 Identifikasi Masalah 12

1.2.2 Rumusan Masalah 13

1..3Maksud dan Tujuan Penelitian 14

1..3.1 Maksud Penelitian 14

1..3.2 Tujuan Penelitian 14

1..4Kegunaan Penelitian 14

1..4.1 Kegunaan Praktis 14

(12)

v

1..5Lokasi dan Waktu Penelitian 15

1..5.1 Lokasi Penelitian 15

1..5.2 Waktu Penelitian 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 1..1Kajian Pustaka 17

1..1.1 Promosi Penjualan 17

2.1.1.1 Pengertian Promosi Penjualan 17

2.1.1.2 Tujuan Promosi Penjualan 18

2.1.1.3 Peranan Promosi Penjualan 20 2.1.1.4 Kelemahan dan Kelebihan dari Promosi

Penjualan 21

2.1.1.4 Indikator Promosi Penjualan 22

1..1.2 Iklan 24

1..1.2.1Pengertian Iklan 24

1..1.2.2Karakteristik Iklan 25

2.1.2.3 Tujuan iklan 26

1..1.2.4Menentukan Anggaran Iklan 28

2.1.2.5 Tahap –tahap Pemilihan Media Iklan .29

2.1.2.6 Indikator Iklan 31

(13)

vi

2.1.3.1 Pengertian keputusan pembelian 33 2.1.3.1 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Keputusan

pembelian ……….…..34

2.1.3.1 Pihak-pihak yang terlibat dalam Keputusan Pembelian ………..39

2.1.3.1 Tahap - tahap Keputusan Pembelian 40 2.1.3.1 Dimensi Keputusan Pembelian 43

1..1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya 44

1..2 Kerangka Pemikiran 49

2.2.1 Keterkaitan Promosi Penjualan dengan

Keputusan Pembelian Konsumen 51

1..2.2 Keterkaitan Iklan dengan Keputusan

Pembelian Konsumen 51

1..3 Hipotesis 54

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian 55

3.2 Metode Penelitian 55

3.2.3.1 D e s a i n

(14)

vii

3.2.3.2 Operasio

nalisasi Variabel 61

3.2.3.2.1 Variabel

Bebas (Independent Variabel) 63

3.2.3.2.2 Variabel

Terikat (Dependent Variabel) 63

3.2.3.3 S umber

dan Teknik Penentuan Data 64

3.2.3.1 Sumber Data 64

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data 66

3.2.3.1.1 Populasi 66

3.2.3.1.2 Sampel berdasarkan consensus 67

3.2.3.4 T e k n i k

Pengumpulan Data 68

3.2.4.1 U j i

Validitas dan Uji Reliabilitas 69

3.2.4.1.3.5 Rancang

an Analisis dan Uji Hipotesis 77

3.2.5.1 Rancangan Analisis 77

(15)

viii BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 86

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ………. 86

4.1.2 Struktur Organisasi……… 88 4.1.3 Job Description………. 88

3.2.4.1.3.4

Aktivitas Perusahaa 89

3.2.4.1.4

Karakteristik Responden…… 90

4.3 Analisis Deskriptif

4.3.1 Analisis Deskriptif Data Penelitian 92 4.3.1.1 Tanggapan Responden Terhadap Variabel

Promosi Penjualan ( X1 ) 93

4.3.1.2 Tanggapan Responden Terhadap Variabel

Iklan ( X2 ) 93

4.3.1.3 Tanggapan Responden Terhadap Variabel

Keputusan Pembelian Konsumen ( Y ) 93

3.2.4.1.4.4.1 Variabel

(16)

ix

Keputusan Pembelian konsumen di K Store Minimarket

Di Bandung ……… . 111

4.4.1 Uji Asumsi Klasik………. . 112

4.4.1.1 Uji Normalitas…..………. 112

4.4.1.2 Uji Multikolinearitas………. 114

4.4.1.3 Uji Heterokedastistas……… 115

4.4.2 Analisis Linear Berganda……….. 116

4.4.3 Analisis Korelasi Simultan……… 117

4.4.4 Koefisien Determinasi……….. 118

4.4.5 Uji Hipotesis……….. 121

4.4.5.1 Uji F Simultan……….. 121

4.4.5.2 Uji T Parsial………. 123

(17)

x

DAFTAR PUSTAKA 129

KUISIONER 132

(18)

9

DAFTAR PUSTAKA

Dian Yudiartika dan Jony Oktavian Haryanto. 2012. Pengaruh personal selling, display, promosi penjualan terhadap kesadaran merek dan intensi membeli pada produk kecantikan pond’s. Buletin Studi Ekonomi. No. 2 Vol 17. Hal : 142-156. ISSN : 1410-4628

Cristina Widya Utami, 2008. Manajemen Barang Dagangan dalam Bisnis Riteil. Publishing Bayumedia, Malang

Fandy Tjiptono, dkk, 2008.Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi

Kotler, Philip, 2004.Manajemen Pemasaran.Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran Edisi Milenium 2. Alih Bahasa: Hendra Teguh, Ronny A. Rusli & Benjamin Molan. Jakarta : Prenhallindo. Bilson Simamora, 2003, “Memenangkan Pasar Dengan Pemasaran Efektif

Profitabel”, Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama.

Terence A Shimp, 2003, Periklanan promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu Jilid 5, diterjemaahkan oleh RevyaniSyahrian dan Dyah Anikasari, Jakarta: Erlangga.

Djaslim Saladin, 2003, Manajemen Pemasaran,Bandung: Linda Karya.

Lamb, C.W., J.F Hair, dan C. McDaniel. 2001. Pemasaran (Terjemahan) Salemba Empat, Jakarta.

Kotler, Philip.; and Keller, Kevin Lane. 2003.Manajemen Pemasaran Jilid 1. Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang

Kotler, Philip.; and Keller, Kevin Lane. 2003.Manajemen Pemasaran Jilid 2. Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang

(19)

Umi Narimawati. 2011. Penulisan Karya Ilmiah, Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi Pada Fakultas Ekonomi UNIKOM. Bekasi: Genesis

Haryono, Sigit,;Fauzi, Ahmad,;Arifin,Zainul.1999. Analisis beberapa atributproduk dan bauran promosi serta implikasinya terhadap keputusan pembelian. Jurnal Universitas Pembangunan Nasional “veteran” Yogyakarta

Sukotjo,Hendri,; Radix, Sumanto.2010. Analisa marketing mix 7P ( produk, price, promotion, place, partisipant, process, dan Physical Evidence ) terhadap Keputusan pembelian produk klinik kecantikan Teta di Surabaya. Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis Vol,1 No. 2 Oktober 2010,216-228. ISSN 2087-1090.

Herwinarni, Yuniarti. November 2008. Pengaruh harga, pelayanan, dan promosi terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Beijing di wilayah kota Tegal. Jurnal Sosekhum Vol 4 No.5 November 2008.

Budiman, Santi. 2007. Pengaruh promosi penjualan dan periklanan terhadap keputusan pembelian produk nestle dancow di Pamela swalayan supermarket Jogjakarta. Jurnal Optimal, Vol.4, No.2, Februari 2007:99-116.

Kartika, Erna. 2008. Tesis Analisis faktor eksternal yang mempengaruhi keputusan membeli mobil Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia di Medan. Tesis Universitas Sumatera Utara,2008.

Sasetyo, Adi septa.2012. Pengaruh daya tarik iklan terhadap pembentukan citra merek Pepsodent. Jurnal Mahasiswa Universitas Padjajaran ,Vol. 1, No. 1, 2012.

(20)

Salim, Salman.; Abideen, Zain. Effective advertising and influence on consumer buying behaviour. European Journal of Business and Management. ISSN 2222- 1905 ( Paper) ISSN 2222-2839 ( online ) Vol 3,No.3

Nochai, Rangsan.; Nochai, Titida. 2011.The influence of sales promotion factors on purchase decisions: A Case study of portable PCs in Thailand. International conference on Financial Management and Economics IPEDR Vol. 11 ( 2011 ) IACSIT Press, Singapore.

Umi Narimawati, Riset Manajemen dan Sumber Daya Manusia Aplikasi Contoh dan Perhitungannya, AGUNG MEDIA, Jakarta, 2007.

Sofyan Yamin dan Heri Kurniawan, SPSS COMPLETE Teknik Analisis Statistik Terlengkap dengan Software SPSS, Salemba Infotek, Jakarta, 2009.

Prof. Dr. Sugiyono, METODE PENELITIAN ADMINISTRASI, ALFABETA, Bandung, 2009.

(21)

BAB 1

PENDAHULUAN

1..1 Latar Belakang

Perkembangan bisnis saat ini semakin maju dengan pesat dan sangat

kompetitif. Persaingan diwarnai dengan bermunculan perusahaan dari luar negri

yang mendapat ijin dari pemerintah, hal tersebut menandakan bahwa Indonesia

adalah negara maju yang mempunyai potensi dan pangsa pasar dalam bisnis saat

ini. Indonesia sangat luas dan mempunyai jumlah penduduk sangat tinggi sehingga

perusahaan asing melirik indonesia dalam membuka peluang bisnis. Salah satu

peluang bisnis yang berkembang adalah bisnis retail atau bisnis eceran dalam

bidang consumer goods untuk memenuhi kebutuhan sandang dan pangan

masyarakat.

Dewasa ini usaha eceran semakin banyak tersebar di seluruh Indonesia,

khususnya di Jawa Barat. Persaingan bisnis ritel di Bandung semakin hari semakin

kompetitif, perusahaan berlomba lomba untuk memperluas jaringan dengan

menambah jumlah toko sehingga semua jaringan masyarakat dapat dijangkau dari

segmentasi bawah sampai dengan atas. Hal ini dapat dilihat dengan bermunculan

hypermarket, supermarket, minimarket dan juga toko – toko kelontong.

Minimarket adalah salah satu usaha eceran yang berkembang sangat pesat

(22)

brand – brand Nasional yang sudah mempunyai jaringan sangat luas, seperti

Indomart, Alfamart, Yomart, Circle K, dan SB Mart. Berikut dapat kita lihat

jumlah minimarket yang ada di kota Bandung

Tabel 1.1

Jumlah Minimarket di Bandung

No Toko Jumlah

1 Indomaret 289

2 Alfamart 458

3 Yomart 167

4 SB Mart 98

Sumber langsung dari perusahaan yang bersangkutan

Selain dari kelengkapan produk yang dijual di minimarket, salah satu yang

menjadi faktor konsumen berbelanja di minimarket adalah karena minimarket

lebih dekat dengan tempat tinggal penduduk, tidak memerlukan waktu yang lama

dan biaya yang besar untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan.

Seperti data diatas, di Bandung sudah banyak terdapat minimarket sejenis

yang beredar, dan pemasaran suatu minimarket bukan hanya untuk menciptakan

sesuatu yang baru saja, tetapi pemasaran yang baik harus bisa menciptakan nilai

(23)

pasar Indonesia. Bagian pemasaran disebuah perusahaan harus bisa berkomunikasi

dengan konsumen dalam upayanya mempengaruhi konsumen.

Dengan potensi bisnis yang ada dan konsep yang sudah ada di minimarket

saat ini sudah seharusnya ada pengusaha yang membuka minimarket dengan

menggabungkan semua konsep dan kelebihan dari masing minimarket. Untuk

memberikan persaingan pada minimarket yang sudah mempunyai jaringan

nasional. Maka dengan berbekal pengalaman selama 12 tahun bekerja di bidang

retail, tepatnya di Yogya Grup. Maka Bpk Rudy Silalahi membuka satu buah toko

yang bergerak dalam bidang minimarket yang bernama K - Store. K - Store

membidik target pasar keluarga yang berlokasi di dalam kompleks perumahan,

dan memiliki penghasilan kategori menengah ke atas. Masyarakat sekitar komplek

rata – rata adalah mahasiswa STT telkom yang terletak di sebrang komplek, dan

pegawai swasta dengan penghasilan menengah keatas.

Dengan konsep menengah keatas tentunya K Store harus dapat memenuhi

kebutuhan konsumen dengan segmentasi menengah keatas. Kelengkapan bukanlah

satu-satunya yang harus disediakan oleh K Store juga kebersihan, kenyamanan,

dan atmosfer yang mendukung toko tersebut dan menyesuaikan dengan konsep

dari toko itu sendiri untuk segmentasi menengah keatas.

Kelebihan lain di K Store adalah dalam satu tempat bisa mendapatkan 4

kelebihan sekaligus yaitu, tempat belanja yang nyaman, tempat loundry pakaian,

(24)

dengantenant-tenant yang sudah terkenal seperti batagor isan, es dan baso oyen,

sego kucing mbah crot, dan tentunya kopi dan minuman instant lainnya yang bisa

disediakan.

Pada tahun 2009 ketika pertama kali K Store dibuka, penjualan K Store

sekitar 1 juta sampai dengan 2 juta perhari dengan rata – rata pengunjung 90

sampai 100 orang saja perharinya dengan rata – rata jumlah transaksi perhari

seperti tabel dibawah

Tabel 1.2 Trend Sales K Store No Tahun Rata – rata

Jumlah Transaksi perhari

1 Ags – Des

2009 88

2 2010 92

3 2011 102

4 2012 108

5 Jan – Mar

(25)

Sumber dari data POS K Store minimarket

Pada awal berdirinya K Store strategi pemasaran yang dilakukan hanya

dengan membuat promosi penjualan berupa turun harga untuk produk pangan

seperti Telur, Gula, Minyak, sabun cuci.. Juga melakukan bundling produk seperti

pembelian sabun cuci berhadiah piring, pembelian sabun mandi 2 buah berhadiah

sabun mandi 1 buah. Dan juga membagikan produk sample produk bekerjasama

dengan suplier seperti permen, madu, sabun, dll, dalam kemasan lebih kecil dan

dibagikan secara gratis.

Promosi penjualan dilakukan secara berkala, untuk promo turun harga

dilakukan setiap dua minggu, dan berganti produk untuk dua minggu selanjutnya.

Sedangkan untuk bundling dan sample produk dilakukan hanya ketika ada

program kerja sama dengan suplier yang sudah mensuplai ke K Store. K Store

mempunyai departemen berikut adalah list departemen dan penjualannya

Tabel 1.3

Data Penjualan Per Departemen dan kontribusinya

NO Departemen Penjualan Perhari Kontribusi penjualan

(26)

2 Non Makanan 235.000 11.7 %

3 Perabotan, peralatan,

perlengkapan

37.000 1.84 %

4 Air Isi Ulang 45.000 2.24 %

6 Laundry 360.000 17.93%

7 Tenant 120.000 5.9 %

Total 2.007.000 100 %

Sumber dari data penjualan perdepartemen di POS K Store

Dari data diatas dapat dilihat bahwa departemen makanan mempunyai

kontribusi yang paling besar dalam penjualan, sedangkan departemen lain jauh

dibawah, dan total dari departemen lain hanya 40 % sehingga memerlukan effort

khusus untuk menaikan penjualan dan kontribusinya.

Dalam departemen makanan sendiri dibagi menjadi category berikut dapat

dilihat dari tabel penjualan per category

Tabel 1.4

Tabel penjualan percategory No

Kategori Penjualan Kontribusi%

Milk & ilk produ t , . .

Cooki g oil , . .

(27)

Breakfast , . . Dry & Ca ed Food , . .

Noodle , . .

Seaso i g , . .

Co fe tio ary , . .

Biskuit , . .

S a k , . .

Fresh , . .

Ciggarette , . .

, , .

. Sumber dari POS K Store

Dari data diatas, dapat dilihat bahwa kategori yang penjualannya paling

bagus adalah drink, penjualan paling bagus kedua adalah breakfast, kemudian

ketiga adalah Biskuit, keempat noodle, kelima Snack. Kesimpulannya bahwa

produk yang tidak dipromokan memberikan kontribusi yang lebih besar

dibandingkan produk yang dipromokan. Maka tentunya kategori tersebut

mempunyai potensi yang besar dalam peningkatan sales, dan perlu diberikan

sentuhan promosi dan terus di maintenance sehingga category tersebut menjadi

backbone penjualan.

Untuk iklan yang dilakukan K Store pada awalnya hanya berupa Spanduk

(28)

Giant baligo yang dipasang didepan toko K Store, juga leaflet yang dibagikan ke

rumah – rumah oleh pegawai K Store. Isi dari spanduk, Giant Baligo, dan leaflet,

hanya menunjukan tempat K Store berada dan menyediakan layanan jasa Loundry

dan air isi ulang. Tidak ada iklan khusus seperti promo yang dilakukan K Store

dan kelebihan lainnya.

Promosi penjualan dan iklan mempunyai pengaruh penting terhadap

keputusan konsumen untuk membeli di toko. Berikut ini penulis akan

menguraikan pendapat mengenai promosi penjualan dari beberapa pendapat para

ahli. Menurut pendapat Djaslim Saladin (2003:195), menyatakan bahwa:

“Promosi penjualan terdiri atas alat insentif yang beraneka ragam,

kebanyakan untuk jangka pendek, dirancang untuk merangsang pembelian

produk tertentu lebih cepat dan atau lebih kuat oleh konsumen atau

pedagang”.

Sedangkan menurut pendapat Philip Koler dan Gary Armstrong

(2004:660), menyatakan bahwa:

“Promosi penjualan adalah insentif-insentif jangka pendek untuk

mendorong pembelian atau penjualan produk atau jasa”.

Sarana promosi yang seharusnya bisa dijadikan alat untuk membantu

(29)

keputusan pembelian konsumen, selain itu, iklan juga menjadi sarana untuk

memperkenalkan suatu minimarket ke pasar.

Iklan, dan promosi penjualan dari sebuah produk bisa mempengaruhi

keputusan pembelian konsumen. Konsumen akan tertarik dengan timbal balik dari

sebuah minimarket yang didatangi, dan pemasaran juga harus bisa menggunakan

dan melihat sisi positif dari promosi penjualan sebagai sarana untuk meningkatkan

volume penjualan melalui keputusan pembelian konsumen.

Keputusan pembelian konsumen memiliki kebutuhan akan suatu produk,

dan keputusan pembelian seorang konsumen bisa dipengaruhi oleh perusahaan.

Untuk mempengaruhi konsumen dan dampaknya terhadap peningkatan volume

penjualan, produk tidak bisa dipisahkan dengan pemasaran.

Sudah banyak minimarket yang berhasil mengenalkan tokonya dengan

menggunakan sarana iklan dan promosi penjualan. Mereka bisa menjaring

konsumen yang loyal terhadap pembelian mereka di minimarket, dan menjadikan

minimarket tersebut menguasai pasar didaerahnya. Mereka berhasil

mempresentasikan minimarket mereka dipasar dengan baik sehingga bisa

memberikan kontribusi terhadap perusahaan.

Seperti yang disebutkan oleh pemilik K Store mengenai target penjualan

perhari toko sebesar Rp. 5.000.000 perhari , maka dengan angka penjualan yang

ada sebesar Rp. 2.000.000,- perhari apakah promosi penjualan dan iklan sudah

dianggap dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen sesuai dengan

(30)

Tabel 1.5

Survey awal promosi penjualan N

O PERTANYAAN

Ya Tidak

Frefrensi % Prefrensi %

1.

Ketika berbelanja di K Store apakah anda tahu bahwa ada produk yang sedang turun

harga atau diskon 14

43.33

% 11 36.67%

2.

Promo yang dilakukan K Store menarik anda untuk membeli produk yang sedang

turun harga 8 26.67% 12 40 %

3. Apakah produk yang anda beli sedang adaturun harga atau promosi lain 14 46.67% 11 36.67%

Sumber dari data survey awal

Dari survei awal diatas penulis menganalisa bahwa konsumen mengetahui

promosi yang dilakukan oleh K Store sebesar 43.33 % dan promosi tersebut

dianggap menarik sebesar 26.67%, akan tetapi produk yang dipromosikan bukan

merupakan kebutuhan yang diinginkan konsumen 11 %. Sedangkan untuk

pengenalan minimarket ke masyarakat, dan apakah masyarakat mengetahui iklan

(31)

Tabel 1.6

Survey awal iklan K Store N

O PERTANYAAN

Ya Tidak

Prefrensi % Prefrensi %

1. Apakah anda pernah melihat spanduk, danmendapatkan Selebaran mengenai K Store 8 26.67

% 10

33.33 %

2. Apakah anda mengetahui bahwa di Kstoreada loundry, air isi ulang, dan kelebihan

lain selain minimarket 13 36.67% 12 40%

3. Apakah iklan K Store menarik anda untukmendatangi K Store 6 30% 12 60%

Sumber dari data survey awal

Survey awal mengenai iklan yang dilakukan K Store membuktikan bahwa

26.67 % mengetahui iklan mengenai K Store, dan 33.33% tidak mengetahu

sehingga dianggan iklan tidak efektif. 40% konsumen tidak mengetahui kelebihan

dari K Store, dan 60 % menganggap iklan K Store tidak menarik. Kesimpulan dari

survey awal ini adalah bahwa iklan yang dibuat oleh K Store tidak

mempresentasikan K Store dan konsumen tidak mengetahui kelebihan dan

keuntungan mereka berbelanja di K Store. Sedangkan dari sisi penjualan maka

(32)

Tabel 1.7

Survey awal keputusan pembelian konsumen N

O PERTANYAAN

Ya Tidak

Prefrensi % Prefrensi %

1. Apakah anda belanja kebutuhan di K Store 12 40% 14 46.67%

2. Apakah produk yang anda cari tersedia di KStore 15 50% 9 30%

3. Apakah anda berbelanja sudah lebih dari 10kali di K Store 21 70% 9 30%

Sumber dari data survey awal

Survey awal mengenai keputusan pembelian konsumen menyatakan bahwa

46.67% tidak membeli kebutuhan mereka di K Store, 50 % mendapatkan produk

yang mereka cari. Dan 70 % menyatakan bahwa sudah berbelanja di K Store lebih

dari 10 kali. Maka kesimpulannya konsumen yang datang ke K Store hanya

membeli kebutuhan yang mereka perlukan secara tiba- tiba dan sangat penting

(33)

Dari penjelasan dan fenomena yang telah diungkapkan diatas, penulis akan

membahas tentang promosi penjualan dan iklan yang dilakukan dan digunakan

oleh K Store minimarket guna mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk

mengetahui dan meneliti masalah tersebut ke dalam bentuk usulan penelitian

dengan judul “PENGARUH PROMOSI PENJUALAN DAN IKLAN

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI K STORE

MINIMARKET DI BANDUNG“.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang penelitian. Serta

untuk memberikan batasan terhadap permasalahan yang akan dibahas, maka

identifikasi masalah yang ditetapkan sebagai berikut:

 Promo yang dilakukan oleh K Store dianggap kurang menarik

karena 40 % pengunjung menganggap produk yang sedang

dipromosikan tidak menarik konsumen untuk membeli

 Produk yang dipromosikan tidak tepat sasaran karena hanya 14 %

atau kurang dari 50 % dari pengunjung yang menganggap produk

yang akan dibeli sedang ada promo turun harga

 Iklan dianggap tidak berdampak bagus karena 33.33 % konsumen

(34)

 Iklan mengenai kelebihan lain di K Store dianggap tidak efektif

karena 40 % konsumen tidak mengetahui ada kelebihan lain di K

Store dari iklan.

 Iklan mengenai K Store dianggap tidak menarik oleh 60 %

responden

 Konsumen hanya membeli kebutuhan mendadak saja karena 46.67

% responden menjawab mereka tidak membeli kebutuhan pokok

di K Store

Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, penulis

menarik kesimpulan bahwa penulis tertarik untuk membahas cara pengelola

minimarket memanfaatkan dan menggunakan media promosi dan iklan sebagai

alat untuk mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. dan menyelidiki

kekurangan dari iklan dan promosi penjualan yang dilakukan oleh K Store dan

dampaknya terhadap keputusan pembelian konsumen.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Identifikasi diatas maka penulis dapat menarik rumusan

masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pemanfaatan promosi penjualan yang digunakan oleh

pengelola K Store

2. Bagaimana pemanfaatan iklan yang digunakan oleh pengelola K Store

(35)

4. Bagaimana pengaruh promosi penjualan dan iklan terhadap keputusan

pembelian konsumendi K Store baik secara parsial dan simultan

4.2 Maksud dan Tujuan Penelitian

4.2.1 Maksud Penelitian

Maksud Penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data mengenai

pengaruh iklan dan promosi penjualan terhadap keputusan konsumen untuk

membeli di K Store minimarket

4.2.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pemanfaatan promosi penjualan yang digunakan oleh

pengelola K Store

2. Untuk mengetahui pemanfaatan iklan yang digunakan oleh pengelola K

Store

3. Untuk mengetahui keputusan pembelian konsumen K Store

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaaruh promosi penjualan dan iklan

terhadap keputusan pembelian konsumen di K Store baik secara parsial

dan simultan

4.3 Kegunaan Penelitian

(36)

Adapun kegunaan penelitian ini untuk perusahaan, yaitu K Store adalah

sebagai tambahan informasi untik K Store minimarket tentang besar kecilnya

pengaruh iklan dan promosi penjualan yang dilakuakan dan digunakan oleh K

Store terhadap keputusan pembelian konsumen. Untuk memberikan informasi

tentang strategi iklan dan promosi penjualan di K Store agar bisa lebih

mempengaruhi konsumen dalam berbelanja di K Store

4.3.2 Kegunaan Akademis

Penelitian yang dilakukan penulis ini diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi banyak pihak yang terkait khususnya kepada penulis sendiri, yakni

untuk lebih memperdalam ilmu manajemen pemasaran dalam menggunakan iklan

dan promosi penjualan yang efektif dan efisien dan bisa memanfaatkan iklan dan

promosi penjualan tersebut sehingga bisa berpengaruh besar terhadap keputusan

pembelian konsumen.

4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.4.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dan pengumpulan data yang dilakukan penulis bertempat

di Komplek Permata Buah Batu Ruko No. 3 Jln Bojong Soang kabupaten

Bandung.

(37)

Penelitian ini dilakukan mulai bulan Januari 2013 sampai dengan bulan

Maret 2013.

Adapun jadwal penelitian penulis sebagai berikut :

Taha

p Prosedur Jan BulanFeb Mar

I

Tahap Persiapa : Pe uata Proposal UP Bi i ga de ga Pe i i g Me e tuka Te pat Pe elitia

II

Tahap Pelaksanaan :

Mengajukan Outline dan Proposal UP Meminta surat pengantar ke perusahaan

Penelitian di perusahaan Penyusunan UP

III

Tahap Pelaporan : Menyiapkan draft UP

Seminar UP Penyempurnaan UP

(38)

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

1..1Kajian Pustaka

Untuk membahas dan menganalisis permasalahan, ada beberapa pendapat

para ahli yang mendukung pola pikir penelitian ini antara lain:

1..1.1 Promosi Penjualan

1..1.1.1 Pengertian Promosi Penjualan

Definisi promosi penjualan menurut Saladin (2006) dalam penelitian Dian

Yudhiartika dan Jony Oktavian Haryanto (2012:144) adalah setiap inisiatif yang

dilakukan oleh penjualan untuk mendorong peningkatan penjualan, penggunaaan atau

percobaan produk atau layanan (inisiatif, yaitu yang tidak tercakup oleh unsur-unsur

lain dari komunikasi pemasaran atau bauran promosi).

Menurut Christina Widya Utami (2008:134) promosi penjualan adalah

dorongan jangka pendek untuk pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa.

Sedangkan menurut Fandy Tjiptono (2008:229) promosi penjualan adalah

bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur

untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan meningkatkan jumlah barang

(39)

Sedangkan menurut pendapat Philip Koler dan Gary Armstrong (2004:660),

menyatakan bahwa: “Promosi penjualan adalah insentif-insentif jangka pendek untuk

mendorong pembelian atau penjualan produk atau jasa”.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka promosi penjualan adalah

insentif yang digunakan perusahaan untuk menambah daya tarik dan meningkatkan

penjualan.

1..1.1.2Tujuan Promosi Penjualan

Tujuan promosi penjualan menurut Saladin (2006) yang dikutip oleh Dian

Yudhiartika dan Jony Oktavian Haryanto (2012:144) adalah :

1. Peningkatan uji coba dan pengurangan pembelian

2. Peningkatan frekuensi dan kuantitas

3. Menghitung penawaran-penawaran dari pesaing

4. Membanguncustomer database dan peningkatan ingatan konsumen

5. Cross selling dan perluasan dari penggunaan dari suatu merek

6. Memperkuatbrand image dan memperkuatbrand relationship.

Menurut Fandy Tjiptono (2008:221) Tujuan promosi penjualan adalah

menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk, serta mengingatkan pelanggan

sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Secara rinci ketiga tujuan

(40)

1. Menginformasikan(Informing)

 Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru,

 Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk,

 Menyampaikan perubahan harga kepada pasar,

 Menjelaskan harga cara kerja suatu produk,

 Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan oleh perusahaan,

 Meluruskan kesan yang keliru,

 Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli,

 Membangun citra perusahaan.

2. Membujuk pelanggan sasaran(persuading)

 Membentuk pilihan merek,

 Mengalihkan pilihan ke merek tertentu,

 Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk,

 Mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga,

 Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga(salesmen)

3. Mengingatkan(reminding)

 Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam

(41)

 Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk perusahaan,

 Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan,

 Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan.

3..1.1.3Peranan Promosi Penjualan

Menurut Cristina Widya Utami (2008:137) peranan promosi penjualan secara

umum bahwa melalui promosi penjualan produk atau jasa mereka akan diketahui oleh

konsumen. Promosi penjualan sangat berperan penting dalam kesuksesan seorang

pemasaran perusahaan agar barang produksinya diminati oleh konsumen yang dapat

berdampak baik bagi bertambahnya pelanggan serta meningkatnya laba perusahaan.

Ada beberapa faktor lingkungan yang mendorong semakin pentingnya

promosi penjualan, yaitu:

a. Bersifat jangka pendek

Promosi penjualan umumnya diikuti oleh peningkatan penjualan dalam jangka

pendek. Namun ada kritik bahwa jika tidak disertai oleh keputusan konsumen,

maka kenaikan penjualan ini bersifat sementara. Begitu promosi berakhir,

penjualan pun menurun.

b. Tekanan persaingan perusahaan ritel lain

Dalam situasi yang bersaing ketat, promosi penjualan merupakan salah satu cara

(42)

pelanggan pesaingnya kabur, para pesaing mungkin melakukan serangan balik

dengan melakukan adanya promosi penjualan pula.

c. Harapan bagi konsumen

Apabila sering mendapat insentif, konsumen maupun perantara dapat berubah

persepsi bahwa insentif itu bukan promosi penjualan lagi melainkan bagian dari

paket produk. Dengan kata lain, insentif bukan lagi suatu surprice, melainkan

suatu keharusan, kalau begitu , mau tak mau perusahaan harus menyediakannya.

d. Rendahnya kualitas penjual eceran

Apabila pramuniaga berkualitas rendah atau kalau sama sekali tidak

menggunakan pramuniaga (swalayan), maka promosi penjualan seperti display

atau sampel merupakan satu-satunya alat promosi yang terdapat di counter.

d..1.1.4 Kelemahan dan Kelebihan promosi Penjualan

Seperti halnya iklan, promosi penjualan juga memiliki kelebihan dan

kekurangan. Semakin banyaknya iklan di televisi dan banyaknya sekali batasan untuk

menampilkan iklan dari suatu produk, batasan hukum dari suatu iklan, dan biayanya

yang terus meningkat, para manajemen puncak banyak yang memilih untuk

melakukan promosi penjualan dari pada membuat sebuah iklan. Dengan promosi

penjualan para produsen bisa menghemat biaya untuk memperkenalkan produk

(43)

mengatakan, bahwa promosi penjualan menghasilkan tanggapan yang lebih cepat dan

lebih terukur dibandingkan yang dihasilkan iklan tetapi selain kelebihannya yang bisa

menghasilkan konsumen lebih efektif dari pada iklan, promosi penjualan juga

memiliki dampak negative kepada perusahaan. Promosi penjualan yang terus menerus

akan menurunkan citra dari suatu produk terhadap pelanggan. Pelanggan akan

memebeli produk jika barang tersebut memberikan promo dari produknya tersebut.

Dampak yang seperti itu akan merugikan kepada perusahaan. Promosi penjualan

sifatnya tidak mengikat konsumen, karena itu biasanya hanya konsumen yang selalu

berganti merek yang akan membeli produk-produk yang sedang melakukan promosi.

Oleh karena itu, keputusan yang bijaksana untuk memilih promosi penjualan sebagai

penunjang iklan dari suatu merek. Karena dengan iklan akan menjelaskan mengapa

pelanggan sebaiknya membeli produk tersebut, dan promosi penjualan akan

menyediakan insentif-insentif yang mendorong calon pelanggan untuk membeli, dan

bahkan akan membangun keloyalitasan dari pelanggan lama yang akan selalu memilih

produk tersebut disbanding produk – produk lainnya. Maka dari itu, jiak keduanya

digunakan secara bersama – smaa, iklan dan promosi penjualan akan menjadi

kombinasi yang luar biasa (Kotler, 2007:181).

(44)

Sebelum menentukan alat yang akan digunakan sebagai promosi, baiknya kita

melihat dulu sasaran yang akan kita pilih, agar dengan alat tersebut akan tetap efektif

untuk membangun ekuitas merek dari produk tersebut. Adapun alat – alat yang utama

digunakan dalam promosi penjualan kepada konsumen menurut Kotler dan Amstrong

(2006:546) dalam jurnal Indrianawati Usman dan Rizky Adhitya Armando Pengaruh

promosi penjualan terhadap repurchase melalui Trial dengan moderasi fear of losing

face pada Sogo departement store di Surabaya adalah sebagai berikut :

1. Sample : tawaran sejumlah produk atau jasa secara gratis, yang biasanya

ada di swalayan – swalayan, disertakan denga produk lain, atau

ditampilkan dalam tawaran iklan.

2. Kupon : sertifikat yang member hak kepada konsumen untuk mendapatkan

potongan harga. Biasanya dikirim dari rumah ke rumah ataupun

dimasukan dalam produk yang lalin.

3. Tawaran uang kembali : memeberikan pengurangan harga setelah

pembelian, bukan pada saat di toko eceran.

4. Paket harga : menawarkan kepada konsumen penghematan dari harga

biasa suatu produk, yang dikurangkan pada tabel atau kemasan.

5. Premium (harga pembelian) : barang yang ditawarkan dengan harga yang

(45)

6. Program frekuensi : program yang memberikan imbalan yang terkait

dengan frekuensi dan intensitas konsumen membelli produk atau jasa

perubahan tersebut.

7. Hadiah : tawaran yang memberikan konsumen kesempatan untuk

mendapatkan uang tunai atau barang sebagai insentif dari penggunaan

produk tersebut.

8. Imbalan berlangganan : nilai dalam bentuk tunai atau bentuk lain yang

sebanding dengan loyalitas berlangganan penjual atau sekelompok penjual

tertentu.

9. Pengujian gratis : mengundang calon pembeli menguji coba produk tanpa

biaya dengan harapan akan membeli produk tersebut.

10. Garansi produk : adanya penggantian atau perbaikan dari barang yang

telah dibeli konsumen yang sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan.

11. Promosi bersama : dua atau lebih merek yang bekerja sama dalam suatu

kupon untuk meningkatkan daya tarik.

12. Promosi silang : menggunakan satu merek untuk mengiklankan merek

yang lain yang tidak bersaing.

13. Pajangan dan peragaan di tempat pembelian

(46)

13..1.2.1 Pengertian iklan

Philip Kotler dan Kevin Keller (2009:174) yang diterjemahkan oleh Bob

Sabran mendefinisikan iklan sebagai semua bentuk terbayar dari presentasi non

personal dan promosi ide, barang, atau jasa melalui sponsor yang jelas.

Menurut J Paul Peter dan James H Donnelly (2010:111) menjelaskan

pengertian iklan sebagai berikut: “Advertising is a paid form of non personal

communications about an organization, its product, or its activities that is

transmitted through a mass medium to a target audience” (Periklanan adalah sebuah

bentuk terbayar komunikasi non-personal tentang sebuah organisasi, produk-produk,

atau kegiatan yang ditularkan atau disebarkan melalui media massa kepada target

pasar).

Menurut P Angipora (1999) dalam penelitian Santi Budiman (2007:102) iklan

adalah promosi produksi atau pelayanan non individu yang dilakukan oleh sponsor

(perusahaan atau perseorangan) tertentu yang bisa diidentifikasi dan yang membayar

biaya komunikasi ini.

Menurut Stanton yang dikutip oleh Bilson Simamora (2003:305) menyatakan

bahwa: Iklan terdiri dari segala kegiatan yang dilibatkan dalam mempersentasikan

sesuatu kepada audiens secara nonpersonal, dengan sponsor yang jelas dan biaya

(47)

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka iklan adalah kegiatan yang

dilakukan untuk manambah daya tarik kepada konsumen atas produk atau jasa yang

di iklankan.

13..1.2.2Karakteristik Iklan

Periklanan merupakan salah satu alat dari Bauran Promosi yang memegang

peranan tersendiri dalam proses komunikasi antara perusahaan dengan pasar

sasarannya.

Menurut Kotler (2002:643) yang diterjemahan oleh Hendra Teguh ada

beberapa karakteristik dari iklan yaitu :

1. Presentasi umum

Periklanan merupakan bentuk komunikasi yang mencakup masyarakat secara luas.

2. Tersebar luas

Periklanan adalah medium berdaya sebar luas yang memungkinkan penjual

mengulang pesan berkali-kali serta memungkinkan pembeli untuk menerima dan

membandingkan pesan dari berbagai pesaing. Iklan yang dibuat seorang penjual

mengisyaratkan hal yang positif mengenai ukuran, popularitas dan keberhasilan

penjual.

(48)

Periklanan memberikan kesempatan untuk mendramatisasi perusahaan dan

produknya melalui penggunaan media cetak, media suara, dan tata warna yang

artistik.

4. Tidak bersifat pribadi

Audiens tidak merasa harus memperhatikan atau menanggapi, iklan hanya mampu

melakukan monolog bukan dialog dengan audiens.

2..1.2.3Tujuan Iklan

Dalam periklanan, langkah pertama yang dapat diambil adalah menentukan

tujuan periklanan. Tujuan periklanan merupakan tugas komunikasi spesifik untuk

dilaksanakan dengan audiens sasaran spesifik dalam periode waktu spesifik. Menurut

Terence A. Shimp (terjemahan Revyani Sjahrial, SE., 2003:375) tujuan iklan harus

didasarkan pada situasi persaingan terkini, atau situasi yang akan diantisipasi dalam

kategori produk dan dalam masalah-masalah yang harus dihadapi oleh merek atau

peluang-peluang yang tersedia untuk diraih.

Tujuan iklan menurut Philip Kotler dan Kevin Keller (2007:245) yang

diterjemahkan oleh Benyamin Molan dibagi menjadi 4 bagian antara lain:

1. Tujuan Informatif, yaitu untuk menciptakan kesadaran dan pengetahuan

tentang produk baru atau cirri baru yang sudah ada. Hal-hal yang berkaitan

(49)

 Menjelaskan ke pasaran mengenai produk baru.

 Memberitahukan kegunaan baru suatu produk.

 Memberitahukan pasar tentang perubahan harga.

 Menjelaskan cara kerja suatu produk.

 Menjelaskan pelayanan yang tersedia.

 Mengoreksi kesan yang salah.

 Mengurangi kecemasan pembeli.

 Membangun citra perusahaan.

2. Tujuan persuasif yaitu untuk menciptakan kesukaan preferensi, keyakinan,

dan pembelian suatu produk atau jasa. Hal-hal yang berkaitan dengan tujuan

untuk membujuk antara lain :

 Membentuk preferensi merek.

 Mendorong calon konsumen untuk beralih ke merek tertentu.

 Mengubah persepsi pembeli tentang atribut produk.

 Membujuk pembeli untuk membeli sekarang.

 Membujuk pembeli untuk menerima kunjungan penjualan.

3. Tujuan pengingat, yaitu untuk merangsang pembelian produk dan jasa

kembali. Hal-hal yang berkaitan dengan tujuan untuk mengingatkan antara

(50)

 Mengingatkan pembeli bahwa produk tersebut mungkin akan dibutuhkan

kemudian.

 Mengingatkan pembeli dimana dapat membelinya.

 Membuat pembeli tetap mengingat produk itu walau tidak sedang musimnya.

 Mempertahankan kesadaran merek.

4. Tujuan penguatan, yaitu untuk meyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka

telah melakukan pilihan yang tepat.

4..1.2.4Menentukan Anggaran Iklan

Setelah menentukan tujuan periklanan, perusahaan mulai membuat anggaran

iklan. Penganggaran merupakan salah satu keputusan periklanan yang paling sulit

karena pemasar harus menentukan secara tepat seberapa efektif periklanan yang telah

dilaksanakan, atau bagaimana nantinya di masa depan.

Menurut Philip Kotler dan Kevin Keller (2007:246) yang diterjemahkan oleh

Benyamin Molan terdapat lima faktor spesifik yang perlu dipertimbangkan saat

menetapkan anggaran periklanan yaitu:

1. Tahap Daur Hidup Produk (Product Life Cycle)

Produk baru umumnya mendapat anggaran iklan yang besar guna membangun

kesadaran dan membuat pelanggan mencoba produk tersebut. Produk yang sudah

(51)

2. Pangsa Pasar dan Basis Konsumen

Merek dengan pangsa pasar yang tinggi biasanya membutuhkan lebih sedikit

biaya iklan sebagai presentase terhadap penjualan guna mempertahankan

pangsanya untuk memperbesar pangsa pasar memerlukan pengeluaran periklanan

yang lebih besar.

3. Persaingan dan Gangguan

Dalam pasar dengan banyak pesaing dan pengeluaran iklan yang tinggi, suatu

merek harus diiklankan secara besar-besaran agar terdengar ditengah kegaduhan

pasar.

4. Frekuensi Periklanan

Jumlah pengulangan yang diperlukan untuk menyampaikan pesan kepada

konsumen juga sangat menentukan anggaran periklanan.

5. Daya Substitusi Produk

Merek-merek dalam suatu kelas komoditas (contoh: minuman ringan, rokok, dsb)

memerlukan iklan besar-besaran untuk membangun citra yang berbeda.

2..1.2.5Tahap-Tahap Pemilihan Media Iklan

Menurut Philip Kotler dan Kevin Keller (2007:251) yang diterjemahkan oleh

Benyamin Molan, perusahaan dalam menyampaikan informasi dalam produknya

(52)

media yang akan digunakan untuk penyampaian pesan digunakan beberapa langkah

yaitu:

1. Menentukan Jangkauan, Frekuensi, dan Dampak Media

 Jangkauan adalah jumlah orang atau rumah tangga yang melihat tayangan

media minimal sekali dalam periode tertentu.

 Frekuensi adalah jumlah waktu dalam periode tertentu dalam memperoleh

rata-rata orang atau rumah tangga yang melihat tayangan media.

 Dampak adalah nilai kualitatif dari tayangan media.

2. Memilih Jenis Media Utama

Pemilihan media melibatkan pencarian media yang paling efektif biaya untuk

menyampaikan jumlah paparan yang diinginkan bagi audiens sasaran. Terdapat

tiga jenis media utama yaitu:

Print Media (Media cetak)

Media cetak merupakan media yang mengirimkan pesan pada waktu dan satu

gagasan secara bersamaan. Orang lebih percaya terhadap media cetak

dibandingkan media lainnya dan lebih mudah memahami dengan lebih teliti.

Media yang termasuk dalam media cetak adalah koran, majalah, dan out-of

home advertising atau media luar rumah, seperti papan nama (billboard)

(53)

Broadcast and Interactive Outline Media

Media yang termasuk adalah media yang menggunakan transmisi suara

ataupun transmisi elektronik lainnya, misalnya radio dan televisi.

Interactive Media

Media yang termasuk dalam kategori media interaktif adalah media yang

menggunakaninternet.

3. Menentukan Waktu Media

Dalam mengiklankan suatu produk atau jasa, pemasar diharuskan jeli dalam

melihat media apa saja yang dapat menjangkau khalayak sasaran, kapan waktu

yang tepat, dan berapa lama durasi yang dibutuhkan dalam mengiklankan produk

atau jasa yang ditawarkan.

4. Alokasi Geografis Media

Pelaku periklanan harus menentukan area geografis mana saja yang akan

ditangkap media yang digunakan. Misalnya area lokal, nasional atau internasional.

2..1.2.6Indikator Iklan

Menurut Daryanto, di buku Sari Kuliah Manajemen Pemasaran ( 2011: 219)

Bahwa ada beberapa indikator iklan yaitu :

(54)

b. Bahasa iklan provokativ

c. Iklan membuat penasaran

d. Iklan berpegaruh terhadap keputusan pembelian

Menurut penelitian Nila K Dewi dkk (2012:21) menyatakan bahwa iklan

mempunyai indikator sebagai berikut:

a. Daya tarik pesan

b. Media pesan yang digunakan

c. Bintang iklan

d. Music

e. Slogan

f. Gambar dan ukurannya

g. Kata-kata mudah diingat, menarik perhatian

Sedangkan indikator iklan menurut Russel ( 2004:160 ) dalam Jurnal mahasiswa

Unpad Vol.1, No 1( 2012 ) bahwa ada beberapa indikator iklan yaitu :

a. Movement

b. Heard words

c. Slogan

Dari uraian indikator yang disebutkan di atas, maka penulis menggunakan

indikator menurut Daryanto dalam bukunya Sari Kuliah Manajemen Pemasaran

(55)

c..1.3 Keputusan pembelian

c..1.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Menurut Fandy Tjiptono (2008:21) keputusan pembelian adalah sebuah proses

dimana konsumen mengenal masalahnya, mencari informasi mengenai produk atau

merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik masing-masing alternatif tersebut

dapat memecahkan masalahnya, yang kemudian mengarah kepada keputusan

pembelian.

Menurut Kotler dan Keller (2007:227) yang diterjemahkan oleh Benyamin

Molan adalah Proses keputusan pembelian merupakan proses dimana konsumen

melewati lima tahap, yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi

alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian, yang dimulai jauh

sebelum pembelian aktual dilakukan dan memiliki dampak yang lama setelah itu.

Dari kedua definisi proses keputusan pembelian diatas dapat disimpulkan,

bahwa keputusan pembelian merupakan sebuah proses yang diawali dengan adanya

pengenalan masalah tentang produk apa yang dibutuhkan kemudian melakukan

(56)

kemudian membeli produk yang paling unggul dan kemudian adanya perilaku setelah

pembelian, apakah puas atau tidak dalam membeli produk.

c..1.3.2Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian

Keputusan konsumen dalam melakukan pembelian sangat dipengaruhi oleh

beberapa faktor, menurut Kotler yang diterjemahkan oleh Hendra Teguh (2000:183).

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian adalah:

1. Faktor kebudayaan

Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling dalam

terhadap prilaku pembelian konsumen. Pemasar harus memahami peran yang

dimainkan oleh kultur, sub-kultur dan kelas sosial pembeli.

a. Budaya

Budaya adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan dan prilaku seseorang.

Makhluk yang lebih rendah umumnya ditentukan oleh naluri. Sedangkan manusia,

prilakunya biasanya dipelajari dari lingkungan sekitarnya. Sehingga nilai,

persepsi, preferensi dan prilaku antara seorang yang tinggal pada daerah tertentu

(57)

pemasar sangat dianjurkan melihat pergeseran kultur tersebut untuk dapat

menyediakan produk-produk baru yang diinginkan konsumen.

b. Sub Budaya

Tiap budaya mempunyai sub budaya yang lebih kecil, atau kelompok orang

dengan sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi hidup yang

sama. Seperti kelompok kebangsaan yang bertempat tinggal pada suatu daerah

akan mempunyai cita rasa dan minat etnik yang khas. Demikian pula dengan

adanya kelompok keagamaan yang ada. Daerah geografis merupakan sub kultur

tersendiri. Banyaknya sub kultur ini merupakan segmen pasar yang penting, dan

pemasar sering menemukan manfaat dengan merancang produk yang disesuaikan

dengan kebutuhan sub kultur tersebut.

c. Kelas Sosial

Kelas sosial adalah susunan yang relatif permanen dan teratur dalam suatu

masyarakat yang anggotanya mempunyai nilai, minat, dan prilaku yang sama.

Kelas sosial tidak ditentukan oleh faktor tunggal seperti pendapatan tetapi diukur

sebagai kombinasi pekerjaan, pendapatan, kekayaan, dan variabel lainnya. Kelas

sosial memperlihatkan referensi produk dan merek yang berbeda

2. Faktor Sosial

Perilaku pembelian konsumen juga akan berpengaruh oleh faktor sosial seperti

(58)

sangat mempengaruhi tanggapan konsumen. Oleh karena itu, pemasar harus

benar-benar memperhitungkannya dalam usahanya menyusun strategi pemasaran.

a. Kelompok Acuan

Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Kelompok yang

berpengaruh langsung padanya seseorang menjadi anggotanya disebut kelompok

keanggotaan. Ada yang disebut kelompok primer, yaitu dimana para anggotanya

berinteraksi secara tidak normal seperti keluarga, teman, dan sebagainya. Ada

pula yang disebut kelompok sekunder, yaitu seseorang berinteraksi secara formal

tidak regular, contohnya adalah organisasi. Kelompok rujukan adalah kelompok

yang merupakan titik perbandingan melalui tatap muka atau interaksi tidak

langsung dalam pembentukan sikap seseorang.

Orang sering dipengaruhi oleh kelompok rujukan dimana ia tidak menjadi

anggotanya. Pemasar dalam hal ini berupaya mengidentifikasi kelompok rujukan

dari pasar sasarannya. Kelompok ini dapat mempengaruhi pilihan produk dan

merek yang akan dipilih seseorang.

b. Keluarga

Anggota keluarga pembeli dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap

perilaku pembeli. Keluarga orientasi adalah keluarga yang terdiri dari orang tua

yang memberikan arah menuju penghayatan agama, aktifitas politik dan ekonomi,

(59)

lagi dengan orang tua, pengaruh terhadap perilakunya tetap ada sedangkan pada

keluarga prokreasi, yaitu keluarga yang terdiri atas suami istri dan anak. Pemasar

perlu menentukan bagaimana interaksi diantara para anggota keluarga dalam

pengambilan keputusan dan berapa besar pengaruh dari mereka masing-masing.

Dengan memahami dinamika pengambilan keputusan dalam suatu keluarga,

pemasar dapat terbantu dalam menetapkan strategi pemasaran yang terbaik bagi

anggota keluarga yang tepat.

c. Peran dan Status

Posisi seseorang dalam tiap kelompok dapat ditentukan dari segi peran dan

status. Tiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan umum oleh

masyarakat.

3. Faktor Pribadi

Keputusan seseorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti

umur dan tahap daur hidup pembeli, jabatan, keadaan ekonomi, gaya hidup dan

konsep dari pembeli yang bersangkutan.

a. Usia dan Tahap Siklus Hidup Pembeli

Usia dan tahap daur hidup orang akan mengubah barang dan jasa yang mereka

beli sepanjang kehidupan mereka. Kebutuhan dan selera seseorang akan berubah

(60)

sehingga pemasar perlu memperhatikan perubahan minat pembeli yang

berhubungan dengan daur hidup manusia.

b. Pekerjaan

Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Dengan

demikian, pemasar dapat mengidentifkasi kelompok yang berhubungan dengan

jabatan yang mempunyai minat diatas rata- rata terhadap produk mereka.

c. Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi akan sangat mempengaruhi pilihan produk. Pemasar yang

produknya peka terhapat pendapatan dapat dengan sesama memperhatikan

kecendrungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan tingkat bunga. Jadi jika

indikator-indikator ekonomi tersebut menunjukan adanya resensi, pemasar dapat

mencari jalan untuk menetapkan posisi produknya.

d. Gaya Hidup

Orang yang berasal dari sub kultur, kelas sosial dan pekerjaan yang sama dapat

mempunyai gaya hidup seseorang menunjukan pola kehidupan orang yang

bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat dan pendapatannya. Konsep

gaya hidup apabila digunakan oleh pemasar secara cermat, akan dapat membantu

(61)

e. Kepribadian dan Konsep Diri

Tiap orang mempunyai kepribadian yang khas dan ini mempengaruhi perilaku

pembelinya. Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologis yang unik yang

menimbulkan tanggapan relatif konstan terhadap lingkungannya sendiri.

Kepribadian sangat bermanfaat untuk menganalisis perilaku konsumen bagi

beberapa pilihan produk atau merek. Atau pemasar juga dapat menggunakan

konsep diri atau citra seseorang untuk memahami perilaku konsumen, pemasar

dapat melihat pada hubungan konsep diri dan harta milik konsumen. Konsep diri

ini telah berbaur dalam tanggapan konsumen terhadap citra mereka.

4. Faktor Psikologis

Pada saat tertentu seseorang mempunyai banyak kebutuhan baik bersifat biologis

maupun psikologis. Kebutuhan biologis timbul dari keadaan fsikologis tertentu

seperti rasa lapar, haus, dan sebagainya. Sedangkan kebutuhan yang bersifat

psikologis adalah kebutuhan yang timbul dari keadaan fsikologis tertentu seperti

kebutuhan untuk diakui, harga diri, atau kebutuhan untuk diterima oleh

lingkungannya.

(62)

Seorang pemasar harus menguasai pengaruh-pengaruh yang terjadi pada

seorang pembeli dan membangun pengertian sebenarnya untuk itu seorang pemasar

harus mengidentifikasi siapa saja yang membuat keputusan pembelian.

Menurut Bilson Simmamora (2003:93), pihak-pihak yang terlibat keputusan

pembelian barang konsumen dapat dibagi menjadi :

1. Pemprakarsa (Initiator)

Yaitu orang yang pertama kali menyarankan membeli suatu produk atau jasa

tertentu.

2. Pemberi pengaruh (Influencer)

Yaitu orang yang pandangan atau nasihatnya memberi bobot dalam pengambilan

keputusan akhir.

3. Pengambilan keputusan (Decider)

Yaitu orang yang sangat menentukan sebagian atau keseluruhan keputusan

pembelian, apakah membeli, atau dengan cara bagaimana membeli, dan dimana

akan membeli.

4. Pembeli (Buyer)

Yaitu orang yang melakukan pembelian nyata.

5. Pemakai (User)

(63)

5..1.3.4Tahap-Tahap Keputusan Pembelian

Menurut Kotler (2002:204) mengemukakan proses pembelian tersebut melalui

lima tahapan. Tahapan pembelian konsumen tersebut antara lain adalah :

1. Pengenalan masalah(Problem recognition)

Proses pembelian diawali dengan adanya masalah atau kebutuhan yang dirasakan

oleh konsumen. Konsumen mempersepsikan perbedaan antara keadaan yang

diinginkan dengan situasi saat ini guna membangkitkan dan mengaktifkan proses

keputusan.

2. Pencarian informasi(Information search)

Setelah konsumen merasakan adanya kebutuhan sesuatu barang atau jasa,

selanjutnya konsumen mencari informasi baik yang disimpan dalam ingatan

(internal) maupun informasi yang didapat dari lingkungan (eksternal).

Sumber-sumber informasi konsumen terdiri dari :

a. Sumber Pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan.

b. Sumber niaga/komersial : iklan, tenaga penjual, kemasan dan

pemajangan.

c. Sumber umum : media massa dan organisasi konsumen.

(64)

3. Evaluasi alternatif(Evaluation of alternative)

Setelah informasi diperoleh, konsumen mengevaluasi berbagai alternatif pilihan

dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk menilai alternatif pilihan konsumen

terdapat 5 (lima) konsep dasar yang dapat digunakan, yaitu :

a. Sifat-sifat produk (Product atributes)

Apa yang menjadi ciri-ciri khusus dan perhatian konsumen terhadap produk

tersebut.

b. Nilai kepentingan(Importance weight)

Kecenderungan konsumen untuk lebih memperhatikan nilai kepentingan yang

berbeda-beda pada setiap atribut produk yang dianggapnya lebih menonjol

untuk diperhatikan.

c. Kepercayaan terhadap merek (Brand belief)

Kecenderungan konsumen untuk lebih memperhatikan pada merek suatu

produk yang memang menonjol menurut pandangannya, sehingga

menciptakanbrand image pada konsumen tersebut.

d. Fungsi kegunaan(Utility function)

Bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan atas produk, yang bervariasi

pada tingkatan pilihan untuk setiap produk.

(65)

Bagaimana konsumen memberikan sikap preferensi (tingkat kesukaan)

terhadap merek-merek alternatif melalui prosedur penilaian yang dilakukan

konsumen.

4. Keputusan pembelian(Purchase decision)

Konsumen yang telah melakukan pilihan terhadap berbagai alternatif biasanya

membeli produk yang paling disukai, yang membentuk suatu keputusan untuk

membeli. Ada 3 (tiga) faktor yang menyebabkan timbulnya keputusan untuk

membeli, yaitu :

a. Sikap orang lain : tetangga, teman, orang kepercayaan, keluarga, dll.

b. Situasi tak terduga : harga, pendapatan keluarga, manfaat yang diharapkan.

c. Faktor yang dapat diduga : faktor situasional yang dapat diantisipasi oleh

konsumen.

5. Perilaku pasca pembelian(Post purchase behavior)

Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen atas suatu produk akan berpengaruh

terhadap perilaku pembelian selanjutnya. Jika konsumen puas kemungkinan besar

akan melakukan pembelian ulang dan begitu juga sebaliknya. Ketidakpuasan

konsumen akan terjadi jika konsumen mengalami pengharapan yang tidak

terpenuhi. Ketidakpuasan akan sering terjadi jika terdapat jurang antara

pengharapan dan prestasi. Konsumen yang merasa tidak puas akan menghentikan

(66)

buruk tersebut keteman-teman mereka. Oleh karena itu perusahaan harus berusaha

memastikan tercapainya kepuasan konsumen pada semua tingkat dalam proses

pembelian.

5.e..3.5Dimensi keputusan pembelian

Dimensi untuk mengukur keputusan pembelian yang diambil oleh konsumen

antara lain (Sulistyawati, 2010):

1. Benefit Association

Kriteria benefit association menyatakan bahwa konsumen menemukan manfaat

dari produk yang akan dibeli dan menghubungkannya dengan karakteristik

merek.

2. Frekuensi pembelian

Ketika konsumen membeli produk tertentu dan ia merasa puas dengan kinerja

produk tersebut, maka ia akan sering membeli kembali produk tersebut kapanpun

ia membutuhkannya

Menurut Kartika Erna ( 2008 : 71 ) dalam Tesisnya yang berjudul Analisis

faktor eksternal yang mempengaruhi keputusan membeli mobil Toyota Avanza dan

Daihatsu Xenia di Medan yaitu:

(67)

Yaitu : keputusan konsumen untuk membeli produk dikarenakan faktor – faktor

tertentu atau faktor khusus.

2. Perilaku sesudah pembelian

Yaitu : perilaku konsumen setelah pembelian apakah konsumen akan kembali

berbelanja di toko tersebut atau tidak

Dari uraian dimensi yang disebutkan diatas, maka penulis menggunakan

indikator yang dipakai oleh Kartika Erna dalam tesisnya yang berjudul Analisis

faktor eksternal yang mempengaruhi keputusan membeli mobil Toyota Avanza

dan Daihatsu Xenia di Medan

2.e..4 Hasil Penelitian Sebelumnya

Sebelum penulis melakukann penelitian, penulis mempelajari dan membaca

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya, untuk menjaga

keaslian penelitian, maka dapat dibandingkan dengan penelitian-penelitian

sebelumnya yang berkaitan dengan variable penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Sebelumnya

No Judul

Penelitian/Judul

Referensi

(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)

Oleh : Hendri

Sukotjo dan

Sumanto Radix A.

( 2010 )

1.2 Kerangka Pemikiran

Dalam pelaksanaannya, setiap perusahaan pada intinya ingin mendapatkan

suatu keuntungan demi kelangsungan hidup perusahaannya dan untuk

mengembangkan usahanya. Pedagang eceran juga adalah salah satu bentuk usaha

yang ditawarkan kepada konsumen. Kini banyak berdiri perusahaan retail di Indonesia

ini. Setiap retail harus bisa mempertahankan konsumennya agar setiap konsumen

toko, tetap berbelanja di toko tersebut.

K Store minimarket adalah merupakan salah satu toko retaik di daerah

perumahan permata buah batuyang mempunyai pelanggan rata-rata per tahun

sebanyak 36.000 pelanggan, dengan jumlah tersbut terus berubah seiiring dengan

perkembangan situasi di perumahan. Maka dari itu K Store harus melakukan inovasi

pemasaran untuk tetap menajaga dan terus menjaring konsumen baru dan loyak untuk

terus berbelanja di K Store minimarket

Promosi penjualan menjadi salah satu faktor peningkatan penjualan, K Store harus

(74)

salah satu faktor yang harus terus dikembangkan. Jenis promosi pun seharusnya lebih

inovatif. K Store harus terus berkaca dan mengembangkan promosi penjualan seperti halnya

minimarket lainnya Seperti menurut Kotler dan Amstrong (2006:546) dalam jurnal

Indrianawati Usman dan Rizky Adhitya Armando Pengaruh promosi penjualan

terhadap repurchase melalui Trial dengan moderasi fear of losing face pada Sogo

departement store di Surabaya adalah bahwa indikator promosi penjualan adalah :

a. Turun harga

b. Bandeed produk

c. Sample

Selain promosi penjualan iklan juga mempunyai pengaruh penting terhadap

penjualan karena dengan iklan konsumen tau keberadaan K Store dan mengetahui

kelebihan dari K Store atau jasa lain yang ditawarkan oleh K Store seperti halnya

yang diungkapkan oleh Daryanto dalam bukunya Sari Kuliah Manajemen Pemasaran

( 2011 : 219 ) menyatakan bahwa iklan mempunyai indikator sebagai berikut:

1. Iklan mudah mendapat perhatian

2. Bahasa iklan provokativ

3. Iklan membuat penasaran

4. Iklan berpegaruh terhadap keputusan pembelian

Keputusan pembelian adalah faktor utama dalam peningkatan penjualan,

keputusan pembelian kosumen untuk berbelanja di K Store adalah suatu faktor yang

Gambar

Tabel 1.5 Survey awal promosi penjualan
Tabel 1.6 Survey awal iklan K Store
Tabel 1.7 Survey awal keputusan pembelian konsumen
Tabel 2.1Hasil Penelitian Sebelumnya
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tipe sungai kecil D mempunyai konfigurasi yang unik sebagai system saluran yang menunjukan pola berjalin,dengan rasio lebar per kedalaman sungai yang sangat

Apakah terdapat peningkatan yang signifikan rata-rata hasil belajar siswa setelah diterapkan metode demonstrasi pada materi Merakit Personal Computer dikelas X TKJ

Skripsi Ai Ratna Ningsih pada tahun 1990 yang berjudul “Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Kampung Pulo Panjang (1976-1990) ini tidak jauh berbeda dengan Skripsi dari Iip

Dari tindakan agen terhadap strukturnya tersebut, sehingga struktur yang telah lama ada mengalami perubahan sebagai akibat dari munculnya kesadaran praktis di

Penelitian tindakan kelas (classroom action research) adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran dan belajar dari

Multiplier tenaga kerja menunjukan perubahan tenaga kerja yang disebabkan oleh perubahan awal dari sisi output. Multiplier tenaga kerja tidak diperoleh dari elemen-elemen dalam

Ma’arif Wates Kulon Progo tersebut di atas, baik dari hasil pengamatan penulis maupun wawancara terhadap bapak/ibu guru di MTs Ma’arif Wates Kulon Progo, serta adanya visi,

Dapat dipahami bahwa dalam Islam, tidak ada keterpisahan antara pengamatan terhadap fakta dengan keterhubungannya pada kemahaagungan Tuhan. Walaupun memang tentu