• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan media informasi mengenai toleransi di kalangan remaja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan media informasi mengenai toleransi di kalangan remaja"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nikolas Bayu Putra Arsad

Tempat & Tanggal Lahir : Malang. 5 Juli 1991 Pendidikan : SMIP Paramitha 1 Jakarta

SMPK Cor Jesu Malang

SDK Untung Suropati 2 Sidoarjo Nomor Handphone : 085795766691

(4)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini masyarakat Indonesia sedang melakukan perkembangan seperti Negara – Negara maju lainnya. Banyak hal yang dilakukan agar Negara ini lebih maju, diantaranya bekerja atau membuat lapangan kerja sendiri. Indonesia saat ini merupakan Negara maju yang sedang berkembang pesat dalam pembangunan – pembangunannya. Bahkan Jakarta saat ini akan berubah menjadi kota Megapolitan setelah sebelumnya memiliki nama kota metropolitan. Tidak hanya Jakarta saja yang berkembang, kota – kota besar lainnya seperti Medan, Bandung, Surabaya, Makassar juga berkembang pesat. Perkembangan ini sangat dinanti – nantikan bagi masyarakat dikota kota tersebut.

Bandung merupakan kota yang memiliki kepadatan penduduk yang sangat tinggi setelah Jakarta, yaitu 13.679/ KM2. Ini merupakan jumlah penduduk yang sangat banyak dengan luas wilayah hanya 167,30 KM2. Dan di Bandung banyak sekali pendatang yang tinggal untuk melangsungkan pendidikan karena Bandung adalah kota pelajar, banyak masyarakat dari pelosok daerah hingga dari Jakarta sekalipun menekuni pendidikan di kota Bandung. Bermacam – macam masyarakat dari berbagai daerah inilah yang berpotensi tidak terlaksananya Toleransi dengan baik.

(5)

2 Kota Bandung memiliki banyak sekali remaja, karena merupakan kota pelajar dan memiliki banyak universitas ternama. Para remaja ini mayoritas bertempat tinggal di Kost – kostan atau mengontrak rumah yang berisi para pemuda dari satu daerah. Ada juga yang hidup bersama sanak saudaranya yang berada di kota Bandung. Disinilah remaja dari berbagai daerah berbaur menjadi satu dan sangat berpotensi perpecahan ataupun perselisihan, karena mereka berasal dari daerah yang berbeda – beda tanpa adanya pengawasan dari para orang tuanya.

Remaja saat ini sangat identik dengan tempat yang ramai dan banyak dikunjungi sesuai tren yang ada. Seperti mall, cafe, restoran, dan tempat hiburan lainnya. Bahkan saat ini ada yang namanya car free day yaitu tempat berolahraga di jalan utama suatu kota besar seperti dago jika di kota Bandung. Disitulah anak muda banyak menghabiskan waktu senggangnya. Remaja juga segala yang identik dengan teknologi seperti media sosial ataupun website – website yang berpotensi memberi pengetahuan kepada para remaja. Remaja sangat mudah mendapat informasi dari internet, media yang sangat cocok sebagai penyampaian informasi kepada remaja.

Oleh karena itu remaja di kota Bandung memerlukan informasi tentang pentingnya toleransi terhadap sesama, baik itu berbeda agama atau suku. Karena remaja adalah calon penerus bangsa, maka mulai sejak dini wajib ditanamkan sikap toleransi, agar nantinya menjadi remaja yang bermanfaat bagi masyarakat dan dapat menjaga kedamaian serta ketentraman di kota Bandung ataupun pada saat para remaja meninggalkan kota Bandung suatu saat nanti.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari paparan latar belakang diatas, dapat dirumuskan beberapa temuan permasalahan, diantaranya:

1. Bandung merupakan kota besar yang memiliki penduduk terbanyak setelah Jakarta.

(6)

3 3. Remaja yang berada di kota Bandung berasal dari berbagai daerah dan

menimbulkan perpecahan atau konflik suku atau agama.

4. Internet merupakan salah satu sarana bagi para remaja dalam menghabiskan waktu luang.

5. Remaja adalah calon penerus bangsa, maka mulai sejak dini wajib ditanamkan sikap toleransi.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan Identifikasi Masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan perumusan masalah sebagai berikut :

Upaya kreatif apa yang bisa dilakukan agar Toleransi dapat dengan mudah dipahami oleh para remaja serta dapat diakses dengan mudah untuk diterapkan pada kehidupan sehari – hari.

1.4 Batasan Masalah

Laporan ini membatasi masalah pada tolernasi dikalangan remaja saja, dan proyek tugas akhir ini dikhususkan pada remaja yang berumur delapan belas tahun hingga dua puluh dua tahun khususnya yang bertempat tinggal di pusat Kota Bandung.

1.5 Tujuan Perancangan

1. Mengingatkan kembali remaja tentang pentingnya Toleransi dalam kehidupan sehari – hari.

2. Memudahkan remaja dalam memahami tentang pentingnya Toleransi terhadap sesama.

(7)

32 BAB III

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI MENGENAI TOLERANSI

DIKALANGAN REMAJA

III.1 Strategi Perancangan

Suatu perancangan dibuat untuk suatu tujuan yang akan dicapai. Adapun tujuan komunikasi dalam perancangan kampanye pencegahan kebiasaan merokok pada remaja, yaitu:

 Memberikan informasi kepada para remaja akan pentingnya bersikap toleransi terhadap sesama.

 Mengajak para remaja ikut andil dalam mejaga sikap toleransi dalam kehidupan sehari – hari.

 Memberikan pilihan sikap ketika menemui perbedaan dengan cara yang persuasif untuk membujuk cara pandang audien tentang perbedaan

III.1.1 Pendekatan Komunikasi

Pendekatan komunikasi yang diambil adalah pendekatan komunikasi secara emosional, karena yang diangkat adalah salah satu nilai Pancasila, suatu ilmu yang tidak berwujud dan berhubungan dengan pembentukan sikap dan perubahan cara pandang audien terhadap suatu masalah. Pendekatan komunikasi ini diupayakan agar pesan dapat diterima dengan baik oleh audien.

 Pendekatan Visual

(8)

33 perkotaan dari dua golongan sosial yang berbeda. Penambahan elemen – elemen lain serta efek visual yang modern, non formal, ekspresif , yang mewakili karakter dan minat target audien dimaksudkan agar media ini bisa diterima dengan baik dan menarik minat target audien. Termasuk teknik pengambilan gambar dan sudut pandang yang membuat tampilan visual mendukung pesan utamanya, menarik untuk dilihat, mengubah cara pandang, serta mendukung setiap pesan dari setiap adegan.

 Pendekatan Verbal

Media informasi ini menggunakan bahasa nasional Indonesia semi formal yang biasa digunakan dalam majalah dan koran. Serta bahasa nasional Indonesia yang nonformal pada judul. Hal ini dilakukan atas dasar, isu toleransi adalah topik yang serius namun penyampaiannya mengikuti selera target audien yang ekspresif, kritis, mudah diprovokasi.

 Pendekatan Audio

Audio atau musik yang digunakan pada film ini menggunakan lagu yang dengan genre rock and roll. Dipilih lagu dengan genre ini karena anak muda masa kini cukup menggemarinya dan lagu ini juga bersemangat Iramanya juga cepat serta musiknya mudah didengar oleh semua kalangan.

III.1.2 Analisis Audience

Target audien dari film Toleransi ini adalah kalangan remaja. Jika dirata-ratakan kalangan remaja ini berkisar di usia 18 tahun hingga 22 tahun. Berikut beberapa segmentasi pasar berdasarkan demografis, geografis serta psikografis diantaranya adalah :

 Demografis

Usia : 16 – 18 tahun Agama : Semua Agama

(9)

34  Psikografis

Gaul (mau berbaur dengan masyarakat)

Ingin dianggap ada oleh orang lain atau popular (terkenal) Mencari jati diri

 Geografis

Berdasarkan cakupan wilayah dan batasan masalah, letak yang di tentukan adalah kota Bandung.

III.1.3 Strategi Kreatif

Upaya kreatif untuk membentuk pemaknaan yang baik tentang salah satu nilai dan arti penting Pancasila yang dalam hal ini adalah nilai toleransi dibenak target audien adalah dengan mendayagunakan media film. Film merupakan media yang pada umumnya banyak diminati oleh khalayak terutama remaja. Media ini menggunakan audio dan visual, media yang baik untuk mempengaruhi cara pandang masyarakat agar mengarah pada suatu maksud. Film ini berjudul Toleransi. Film ini disajikan dalam durasi yang pendek dengan penyampaian pesan yang efektif didalamnya. Dalam film ini ditampilkan tokoh dan situasi perkotaan yang mendukung isu perbedaan kasta sosial yang biasa muncul di kehidupan sehari – hari di kota – kota besar. Dimunculkan dua tokoh dari golongan sosial yang berbeda dimaksudkan agar target audien mendapat perbandingan serta menegaskan pesan toleransi sebagai hasil penyikapan dari perbedaan. Film berdurasi pendek ini tidak menggunakan dialog, hanya menampilkan aktivitas dua tokoh dalam dimensi yang berbeda hingga nantinya akan bersinggungan satu sama lain.

III.1.4 Strategi Media

Ragam media dipilih berdasarkan penilitian lapangan, target audience dan consumer journey. Media tersebut adalah media utama serta media pendukung.

Media Utama

(10)

35 umumnya yang menyukai aktivitas visual seperti menonton film dan melakukan aktivitas jejaring sosial.

Media Pendukung

Media pendukung berfungsi sebagai sarana untuk mempromosikan media utama, bersifat sebagai penunjang, melengkapi serta mempermudah menyampaikan informasi kepada target audience / khalayak ramai. Media pendukung dalam film dokumenter “ kaulinan urang lembur ” ini adalah: – Poster

Tshirt – Pin – Leaflet

III.1.5 Strategi Distribusi

Media informasi film pendek “Toleransi” ini dapat disaksikan dengan mengakses situs unggah video terbesar yang banyak digunakan oleh khalayak yaitu Youtube.com. Target Audien mula – mula dihadapkan pada suatu acara khusus di suatu momen yang mendukung media ini yaitu momen hari kesaktian Pancasila pada tanggal 1 Oktober. Momen khusus ini dimaksudkan pada momen umum seperti Car Free Day. Khalayak mendapatkan pembagian Leaflet pada momen khusus ini sebagai cara promosi. Leflet ini berisi alamat situs yang mengarahkan keingintahuan target audien pada film pendek ini. Film ini dapat disaksikan dengan mengakses Youtube, dan mulai dapat disaksikan pada tanggal 1 Oktober hingga waktu yang tidak dibatasi.

Tabel III.1 Tabel pembagian media pendukung

(11)

36 III.2 Konsep Visual

Secara keseluruhan konsep visual pada film pendek “ Toleransi ” ini, menampilkan kehidupan dua orang remaja perkotaan yang tingal di pemukiman kota yang padat. Tokoh utama yang dihadirkan adalah dua orang yang berbeda latarbelakang ekonomi dan status sosial. Satu remaja dari kasta sosial rendah, hidup terbiasa di jalanan, dengan aktivitas yang sembarang dan tidak terikat oleh apapun. Remaja ini sangat ekspresif, mudah terprovokasi dan hidup bebas. Satu remaja yang lainnya berlatarbelakangkan ekonomi dan status sosial menengah ke atas, memiliki sifat yang sangat ekspresif, terpelajar dan memiliki jiwa sosial yang tinggi.

Film dimulai dari aktivitas dua tokoh dengan dimensi tempat yang berbeda namun pada waktu yang bersamaan. Tokoh ini memulai kegiatannya dari makan, hingga dipertemukan ditempat yang sama pada saat keduanya mau melakukan aktivitas toilet. Di toilet ini lah kepekaan mereka terhadap sikap toleransi masing – masing diuji. Sikap toleransi yang ditampilkan sebagai sikap yang dapat dicontoh untuk audien ditampilkan setelahnya. Film pendek ini dilengkapi juga dengan quotes seputar sikap toleransi yang mendukung pesan utama, yaitu nilai Pancasila sebagai alat pemersatu perbedaan ditengah masyarakat.

III.2.1 Format Desain

Formatdesain pada film pendek “ Toleransi ” ini menggunakan aspek rasio perbandingan ukuran lebar serta tinggi frame 1920 x 1080. Ukuran frame tersebut digunakan dengan maksud dan tujuan agar menghasilkan gambar yang maksimal.

III.2.2 Tata Letak/ Layout

Dalam film pendek “ Toleransi ” ini menggunakan layout sederhana antar gambar dan tipografinya agar tampilan setiap scene maksimal. Tata letak gambar mengikuti film berdurasi pendek

III.2.3 Tipografi

(12)

37 tema dan mengacu pada tingkat keterbacaan agar mudah dibaca oleh target audience. Tipografi Gotham Font di aplikasikan pada judul film, serta Futura Font digunakan pada subtitle, credit title dan keterangan lainnya.

III.2.4 Warna

Warna pada film “Toleransi” ini didominasi oleh warna latar hitam, warna ini memberi kesan wibawa dan disiplin pada visual gambar yang ditampilkan. Agar memberi kesan bahwa Pancasila adalah identik dengan disiplin. sedangkan warna tulisan adalah merah yang berarti tegas dan berani, bahwa Toleransi harus dilaksanakan secara tegas dan penuh keberanian. Lalu pada desain poster dan kaos warna biru melambangkan perdamaian, warna biru juga berarti tenang dan percaya diri. Sedangkan warna putih berarti suci, dan warna coklat pada flyer menggambarkan keamanan, ini dimaksudkan bahwa toleransi menciptakan rasa aman kepada siapa saja yang melakukannya.

III.2.5 Sinopsis

(13)

38 berikutnya, mereka bertemu di pelataran Mesjid. Keduanya saling berinteraksi untuk makan bersama menggunakan mobil.

(14)
(15)

40 III.2.7 Storyline

SCENE 1

Title

Logo Toleransi Side kiri

Keluar rumah melalui gang Side kanan

Keluar rumah menuju dan menuju café dengan menggunakan mobil. SCENE 2

Side kiri

Memasuki warteg dan mememilih lauk lalu memakannya. Side kanan

Memilih makanan dan memakannya setelah saat makanan datang SCENE 3

Side kiri

(16)

41 Didalam mobil dan merasakan pencernaan sakit lalu secara tidak sengaja melewati SPBU yang membuatnya mengarahkan diri menuju SPBU.

SCENE 4

Keduanya berpapasan dan lari bersama melintasi portal menuju WC umum. SCENE 5

Tiba secara bersamaan dan keadaan disitu menunjukkan bahwa hanya satu WC yang pintunya terbuka. Lalu mereka berebut masuk hingga terjadi perkelahian. SCENE 6

Tiba secara bersamaan dan keadaan disitu menunjukkan bahwa hanya satu WC yang pintunya terbuka.

Side Kiri

Mereka saling mempersilahkan masuk tetapi Si kaya yang memilih untuk masuk terlebih dahulu. Lalu Si miskin mengalah sambil menahan rasa sakit.

Side Kanan

Si miskin berlari lebih cepat sehingga ia masuk lebih dulu, Si kaya mengalah sambil menahan rasa sakit perutnya.

SCENE 7

Si kaya keluar dari Mesjid dan hendak menggunakan sepatu, secara tidak sengaja ia melihat Si miskin. SI kaya teringat kejadian kamar mandi, dan Si kaya merasa kasihan melihat Si miskin tertidur dan mengajaknya makan dengan mobilnya. Si miskin awalnya merasa tidak enak, tetapi Si kaya memaksanya dan akhirnya Si miskin mau dan menumpang mobil Si kaya menuju tempat makan.

III.2.8 Pemilihan lokasi syuting

(17)

42 Gambar III.8. Kawasan Dago

Sumber : http://cybermap.co.id/images/travel/Foto_Dago_Atas16.jpg

(11 juli 2013)

Gambar III.9. Dago Pojok

(18)

43 III.2.9 Pemilihan Crew dan Actor

Crew yang terlibat dalam pembuatan film pendek “ Toleransi” ini adalah orang-orang yang ahli dibidangnya masing-masing yang memiliki kredibilitas tinggi. Crew yang terlibat dalam pembuatan film pendek ini meliputi perizinan, cameraman, dokumentasi, editor dan konsumsi, rinciannya adalah sebagai berikut:

a. Perizinan : Panji Akbarul Mukmin & Kurnia Setiadji Bone b. Cameraman :Nikolas Bayu Putra Arsad

c. Dokumentasi : Nikolas Bayu P A

d. Editor :Nikolas Bayu P A dan Harsya Anggrhinoue e. Konsumsi : Galih Yudha Pradivta

f. Actor : Harsya Anggrhinoue dan Galih Yudha Pradivta

III.2.10 Pemilihan Kostum

Pemilihan kostum pada film pendek “Toleransi” ini menggunankan penampilan casual dan yang membedakan kondisi karakter figur si kaya dan si miskin adalah pendekatan mendalam terutama bagi si kaya yakni casual tidy sedangkan bagi si miskin kostum yang dipilih adalah street casual daily remaja laki-laki. Kostum ini disesuaikan dengan pendekatan karakter keseharian kalangan remaja berada dan kalangan remaja ekonomi terbatas.

Gambar III.10. Kostum Si Kaya

(Sumber : Dokumen pribadi)

Gambar III.11. Kostum Si Miskin

(19)

44 III.2.11 Pemilihan Kamera

Kamera yang digunakan dalam pembuatan film pendek “Toleransi” ini adalah Canon 60D yang sudah memiliki fasilitas video recording atau perekam video dengan lensa standar 50mm dan 18-55mm sedangkan untuk kepentingan dokumentasi diambil menggunakan kamera smartphone.

Gambar III.12. Kamera Canon 60D

Sumber :http://www.canon.co.uk/Images/EOS_60D_Default_tcm14-932841.jpg

(20)

45 BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA

IV.1 Media Utama

Media utama film pendek “Toleransi” berdurasi tiga menit lima puluh detik ini mengangkat kisah dua remaja perkotaan dari latar belakang kelas sosial yang berbeda. Scene dibuat menjadi dua dimensi tempat yang berbeda dalam satu gambar dan dalam satu waktu (split side). Hal ini dilakukan agar kondisi tiap sisi karakter figur yang ditampilkan menunjukan perbedaan yang sangat kuat sebagai perbandingan.

IV.1.1 Teknis Pembuatan Film

Dalam keseluruhan pembuatan film pendek “Toleransi” ini, ada beberapa tahap yang telah disiapkan dimulai dari pembuatan ide cerita, sinopsis, storyline dan storyboard. Setelah tahapan ide hingga storyboard dirasa siap untuk dicoba maka langkah selanjutnya adalah pemilihan lokasi pengambilan gambar, pemilihan Crew dan Actor, pemilihan kostum dan kamera yang akan digunakan dalam perancangan film pendek ini. Berikut adalah rincian proses tahapan pembuatan film dokumenter ini.

IV.1.1.1 Pembuatan Sinopsis

Pembuatan sinopsis ini dibuat berdasarkan referensi, data silang dan gambaran kejadian umum yang mudah dijumpai dalam kehidupan bermasyarakat dan lebih difokuskan selama penelitian dilakukan, setelah itu dilakukan pengurutan tiap-tiap potongan ide cerita hingga menjadi utuh berdasarkan alur film yang dapat dinikmati oleh audiens.

IV.1.1.2 Pembuatan Storyline

(21)

46 IV.1.1.3 Pembuatan Storyboard

Storyboard ini dibuat sebagai gambaran kasar yang dapat memudahkan kru pada saat melakukan pengambilan gambar dan menjadi sebuah visualisasi awal dari storyline.

IV.1.2 Teknis Editing

Setelah seluruh proses pengambilan gambar selesai berdasarkan arahan storyline dan gambaran storyboard langkah selanjutnya adalah proses editing, editing video film pendek ini menggunakan software Adobe premiere pro CS6, langkah pertama dalam editing adalah membuat setting frame, import frame, pemotongan frame, penambahan efek, warna, transisi suara, penambahan teks judul, penambahan ilustrasi musik dan terakhir adalah proses rendering. Adapun langkah-langkah proses editing secara lengkap yakni

IV.1.2.1 Setting Frame

Setting frame pada film pendek “Toleransi” ini adalah 1920 x 1080i 25fps, disesuaikan dengan hasil pengambilan gambar pada saat syuting. Hal ini dilakukan agar kualitas video yang telah diambil tetap maksimal yaitu video high definition (HD).

Gambar IV.1. Setting Video

(Sumber : Dokumen pribadi)

IV.1.2.2 Import Frame

(22)

47

Gambar IV.2. Import Frame

(Sumber : Dokumen pribadi)

IV.1.2.3 Pemotongan Frame

Pemotongan frame video dilakukan untuk memastikan bagian gambar yang benar-benar diperlukan dan membuang beberapa gambar yang tidak terpakai, pemotongan frame menggunakan razor tool.

Gambar IV.3. Pemotongan Frame

(Sumber : Dokumen Pribadi)

IV.1.2.4 Penambahan Efek Warna

(23)

48 Gambar IV.4. Penambahan Efek Warna

(Sumber : Dokumen Pribadi)

IV.1.2.5 Penambahan Transisi Video

Penambahan transisi video ini bertujuan untuk memperhalus perpindahan gambar hasil rekaman dari satu frame ke frame berikutnya.

Gambar IV.5. Penambahan Transisi Video

(Sumber : Dokumen Pribadi)

IV.1.2.6 Penambahan Teks

(24)

49

Gambar IV.6. Penambahan Teks

(Sumber : Dokumen Pribadi)

IV.1.2.7 Penambahan Musik

Musik atau suara yang difungsikan sebagai backsound dalam pembuatan film pendek “Toleransi” ini adalah lagu “Elvis Presley –A little less conversaton” dan “Soul Town – The Motherhood”.

Gambar IV.7. Penambahan Musik

(25)

50 IV.1.2.8 Proses Rendering

Pada tahap terakhir ini adalah proses rendering yaitu menjadikan sebuah video yang utuh dengan setting format output MP4 H264 1080i 25 fps ratio 1920 x 1080i 16:9 stereo 48000 Hz.

Gambar IV.8. Proses Rendering

(Sumber : Dokumen Pribadi)

IV.1.3 Media Pendukung

Media pendukung dibuat sebagai alat promosi media utama film pendek “Toleransi”, media pendukung tersebut adalah kaos, pin, poster, leaflet dan cover dvd.

IV.1.3.1 Kaos

Kaos atau T-shirt dipilih sebagai media pendukung dengan alasan remaja sangat peka akan integritas dan media ini bisa menjadi sebagai alat promosi secara tidak langsung.

Gambar IV.9. Kaos

(26)

51 IV.1.3.2 Pin

Pin dipilih sebagai media pendukung dengan alasan remaja sangat peka akan integritas dan media ini bisa menjadi sebagai alat promosi secara tidak langsung.

Gambar IV.10. Pin

(Sumber : Dokumen Pribadi)

1V.1.3.3 Leaflet

Leaflet dipilih sebagai media promosi dengan cakupan yang sangat luas baik dari segi distribusi maupun segi informasi. Leaflet ini di cetak di kertas A5 dengan bahan kertas Art paper dengan ketebalan 120 gsm.

Gambar IV.11. Leaflet

(27)

52 IV.1.3.4 Poster

Poster berfungsi sebagai media promosi berskala luas untuk film Pendek “Toleransi” ini, dikarenakan proses distribusinya lebih mudah dilakukan. Poster ini di cetak di kertas A3 dengan bahan kertas Art paper dengan ketebalan 120 gsm.

Gambar IV.12. Poster

(Sumber : Dokumen Pribadi)

IV.1.3.5 Cover DVD

Cover dvd di desain menggunakan remaja yang sedang menampilkan ekspresi masing-masing, untuk melengkapi media pendukung, memperindah tampilan dvd. Cover ini di cetak di kertas dengan ukuran Panjang : 26.6 cm dan tinggi : 18.5 cm dengan bahan kertas Art paper dengan ketebalan 120 gsm.

Gambar IV.13. Cover DVD

(28)

53

Gambar IV.14. Cover Dalam DVD

(Sumber : Dokumen Pribadi)

Ukuran : Cover Depan 26 cm x 18.5 cm Cover Dalam 11.7 cm x 11.7 cm Material : Art paper 150gr & label cd

Gambar

Tabel III.1 Tabel pembagian media pendukung
Gambar III.9. Dago Pojok
Gambar III.10. Kostum Si Kaya
Gambar IV.1. Setting Video
+7

Referensi

Dokumen terkait

1) Secara prinsip, penyelesaian hutang nasabah dalam transaksi murabahah tidak ada kaitannya dengan transaksi lain yang dilakukan nasabah dengan pihak ketiga atas

Scanned

Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan angka partisipasi murni (APM) sebagai salah satu indikator utama dibidang pendidikan pada jenjang

Pelajaran Keempat membahas Pendekatan Analisis Sosial dalam Pelayanan Kebidanan Komunitas; Pelajaran Kelima tentang Perangkat Analisis Gender untuk Asuhan

[r]

Anggota Polres Bangka Barat Dan Anggota Kompi Senapan 141 Kerja Bakti Bersama Masyarakat Dalam Membersihkan Sisa-Sisa Batu Dari

Permasalahan penelitian ini yaitu: Adakah pengaruh Cognitive Behavioral Theraphy terhadap penurunan skor depresi pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Ruang

sinar-x dianalisis untuk mengetahui pengaruh variasi doping Zn terhadap ukuran kristalit, parameter kisi dan regangan kisi nanopartikel CeO 2.. Puncak-puncak difraksi