• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 091473 PLUS TIGABALATA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 091473 PLUS TIGABALATA."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY DAN

MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR

IPA SISWA KELAS V SDN 091473

PLUS TIGABALATA

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh :

JULESMAN NAIBAHO NIM : 8146182018

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

Julesman Naibaho (NIM. 8146182018) Pengaruh Model Pembelajaran Discovery dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN 091473 Plus Tigabalata

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) pengaruh model pembelajaran discovery terhadap hasil belajar IPA; (2) pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar IPA; (3) interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi belajar dalam mempengaruhi hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian peksperimen semu. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN 091473 Plus Tigabalata, sedangkan sampel penelitian berjumlah 50 siswa. Instrumen penelitian terdiri dari tes hasil belajar berupa pilihan ganda dan angket motivasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji anava dua jalur pada taraf signifikan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat pengaruh model pembelajaran discovery terhadap hasil belajar IPA hasil belajar IPA siswa, hal ini terlihat dari rerata hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran discovery ( ̅ = 81,8), sedangkan yang diajar dengan model pembelajaran ekspositori ( ̅ = 70,4) dengan nilai sig.0,000; (2) terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar IPA, hal ini terlihat dari rerata hasil belajar siswa yang bermotivasi tinggi ( ̅ = 81,92) sedangkan siswa yang bermotivasi rendah ( ̅ = 69,79 dengan sig. 0,000; (3) terdapat interaksi model pembelajaran dan motivasi belajar dalam mempengaruhi hasil belajar IPA siswa dengan sig.0,038, dimana hasil belajar IPA siswa yang diajar dengan pembelajaran discovery yakni kelompok tinggi ̅ = 85,769, dan kelompok rendah ̅ = 77,5, lebih besar jika dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan pembelajaran ekspositori yaitu kelompok tinggi ̅ = 78,077, dan kelompok rendah ̅ = 62,083

(6)

ii ABSTRACT

JulesmanNaibaho (NIM. 8146182018) The Influence of Discovery and Motivation Learning Model to The Learning Outcomes of Science Student Class V of State Elementary School 091 473 Plus Tigabalata

The purpose of this study was to determine: (1) influence of Discovery learning model to learning outcomes of science student; (2) influence of learning motivation to learning outcomes of science student; (3) the interaction between the learning model and motivation and their influence to student learning outcomes. This research is a semi-experimental research. The population of this study isthe students of class V of state elementary school 091473 Plus Tigabalata, with the sample of 50 students. The instruments of research are the test results in the form of multiple-choice learning and motivation questionnaire.The data analyzed with two ways Anova test method with significance level α = 0,05.The results showed that: (1) there was influence of of Discovery learning model to learning outcomes of science student, it can be shown from the average of student learning outcomes taught by Discovery ( ̅ = 81,8) but by expository ( ̅ = 70,4) with sig.value 0,000; (2) ) there was influence of student motivation to learning outcomes of science student, it can be shown from the learning outcomes of the highly motivated students the learning outcomes ( ̅ = 81,92) but the lowly motivated students ( ̅ = 69,79) with sig. value 0,000; (3) there was an interaction between discovery learning model and motivation to learning outcomes of science students with sig. value 0,038, where learning outcomes of science student highly motivated by discovery learning ̅ = 85,769 and lowly motivated ̅ = 77,5 higher than student highly motivated by expository learning ̅ = 78,077 and lowly motivated ̅ = 62,083.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Dan Motivasi Belajar

Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN 091473 Plus Tigabalata”. Penulisan tesis ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Dasar Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Penulisan tesis ini tidak terlepas dari hambatan-hambatan yang dihadapi, namun tesis ini dapat terselesaikan dengan usaha peneliti dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. selaku Rektor Unimed yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan studi di Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd. selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

3. Ibu Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd. selaku Ketua Prodi Pendidikan Dasar, dan Bapak Dr. Daulat Saragi, M.Hum. selaku Sekretaris Prodi Pendidikan Dasar. 4. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd. selaku dosen Pembimbing I yang telah banyak

memberikan petunjuk dan bimbingan yang begitu berarti bagi penulis sejak penyusunan proposal sampai penyelesaian tesis ini.

5. Bapak Prof. Dr. Agung Sunarno, M.Pd. selaku dosen Pembimbing II yang dengan sangat sabar memberikan masukan dan arahan yang sangat berharga bagi penulis.

(8)

iv

7. Bapak/Ibu dosen Prodi Pendidikan Dasar yang telah memberikan ilmu, pengetahuan dan saran yang sangat bermanfaat selama perkuliahan berlangsung.

8. Seluruh staff pegawai PPs Unimed, terkhusus kepada Hizrah Syahputra Harahap yang telah banyak memberikan saran, dan bantuan sejak peneliti melaksanakan perkuliahan perdana sampai pada penyusunan berkas.

9. Kedua orang tua saya B.Naibaho dan B. Br. Sitio yang selalu mendidik, membimbing, memberi arahan dan dukungan dari segi materi dan do'a.

10. Istri saya tercinta Rini Meika Sianipar S.Pd. yang selalu mendampingi dan memberi motivasi.

11. Kakak dan adik saya (Keluarga Besar Naibaho) yang telah memberikan motivasi dan iringan doa.

12. Bapak Janter. P. Situmorang, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SDN 091473 Plus Tigabalata yang telah memberikan izin penelitian, khususnya Ibu Berliana. O. Sinaga, S.Pd. selaku guru kelas V-3 dan Ibu Ulina Sinambela, S.Pd selaku guru kelas V-4.

13. Keluarga Besar Kelas B-2 Eksekutif angkatan 2014 yang telah berbagi suka, duka dan pengalaman indah sebagai pendidik selama mengikuti perkuliahan.

14. Sahabat-sahabat istimewa, Murniati Nasution, Erlinawati Damanik, Saut Simamora dan Abdi Immanual Ginting yang telah banyak memberi masukan dan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Penulis menyadari bahwa tesis ini tidak luput dari kekurangan. Untuk itu,

penulis mengharapkan sumbangan pikiran, kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan tesis ini. Akhirnya penulis berharap semoga

tesis ini bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Agustus 2016 Penulis

(9)

v

2.1.3. Hakikat Model Pembelajaran Discovery ... 21

2.1.4. Hakikat Model Pembelajaran Ekspositori……….. 29

2.1.5. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan alam ... 38

2.1.6. Teori Belajar Relevan... 40

2.1.7. Penelitian Relevan ... 43

2.2. Kerangka Berpikir ... 45

2.2.1. Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Terhadap hasil Belajar IPA ... 45

2.2.2. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap hasil Belajar IPA .... 47

2.2.3. Interaksi Model Pembelajaran Dan Motivasi belajar Terhadap Hasil belajar IPA ... 47

2.2.4. Hipotesis Penelitian ... 49

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 50

3.2. Populasi dan Sampel ... 50

3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 51

3.4. Metode dan Desain Penelitian ... 52

3.5. Prosedur Penelitian ... 54

3.6. Pengontrolan Perlakuan ... 57

3.7. Instrumen Penelitian ... 59

3.8. Uji Coba Instrumen Pengumpulan Data ... 61

3.9. Teknik Analisi Data ... 69

(10)

vi BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Hasil Penelitian ... 73

4.1.1. Pretes Hasil Belajar ... 73

4.1.2. Hasil Instrumen Angket Motivasi ... 77

4.1.3. Perlakuan ... 79

4.1.4 Postes Hasil Belajar……….. 80

4.1.5. Analisis Hasil Penelitian……… 81

4.2. Pengujian Hipotesis……… 84

4.3. Pembahasan……….……….. 92

4.3.1. Perbedaan Hasil Belajar IPA Siswayang diajar dengan model pembelajara Discovery dan Model Pembelajaran Ekspositori ……… 92

4.3.2. Perbedaan Hasil Belajar IPA Siswa kelompok Motivasi Tinggi dan Motivasi Rendah ……… 96

4.3.3. Interaksi Antara Model Pembelajaran Discovery dan Model Pembelajaran Ekspositori dengan Motivasi Belajar Untuk MeningkatkanHasil Belajar IPA Siswa …... 98

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1.Simpulan ... 101

5.2.Saran ... 101

(11)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1. Nilai Hasi Ujian IPA Semester II Kelas V SDN 091473 Plus

Tigabalata TP.2014/2015………. 5

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu Yang Berkaitan Dengan Model Pembelajaran Discovery ……….. 44

Tabel 3.1. Desai Eksperimen Faktorial 2x2 ... 53

Tabel 3.2. Kisi Kisi Tes Hasil Belajar IPA ... 59

Tabel 3.3. Kisi Kisi Angket Motivasi Belajar ... 61

Tabel 3.4. Tingkat Kesukaran Soal ... 64

Tabel 3.5. Indeks Daya Beda Soal ... 65

Tabel 4.1. Data Pretes Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol ... 73

Tabel 4.2. Uji Normalitas Data Pretes ... 74

Tabel 4.3. Uji Homogenitas Data Pretes ... 77

Tabel 4.4. Data Hasil Instrumen Angket Motivasi ... 77

Tabel 4.5. Pengelompokan Siswa Berdasarkan Motivasi ... 78

Tabel 4.6. Data Postes Hasi Belajar Siswa ... 80

Tabel 4.7. Pengelompokan Nilai Postes Siswa Berdasarkan Tingkat Motivasi ... 82

Tabel 4.8. Pengelompokan Nilai Postes Berdasarkan Motivasi ... 83

Tabel 4.9. Desain Faktorial Rata-rata 2x2 ... 85

Tabel 4.10. Data Faktor Antar Subjek ... 85

Tabel 4.11. Hasil Uji Normalitas Hasil belajar Postes Siswa ... 86

Tabel 4.12. Uji Homogenitas Antar Kelompok ... 87

Tabel 4.13. Hasil Uji Anava Dua Jalur ... 87

(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Bagan Langkah Langkah Model Pembelajaran Discovery ... 26

Gambar 3.2. Bagan Alir Penelitian ... 56

Gambar 4.1. Histogram Distribusi Normal Pretes Kelas Eksperimen ... 75

Gambar 4.2. Histogram Distribusi Normal Pretes Kelas Kontrol ... 75

Gambar 4.3. Grafik Q-Q Plot Pretes Kelas Eksperimen ... 76

Gambar 4.4. Grafik Q-Q Plot Pretes Kelas Kontrol ... 76

Gambar 4.5. Diagram Pretes Postes Kelas Discovery Dan Ekspositori ... 81

Gambar 4.6. Diagram Perbandingan Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Motivasi ... 84

Gambar 4.7. Histogram Distribusi Normal Postes ... 86

Gambar 4.8. Grafik Interaksi Model Pembelajaran Discovery Dan Ekspositiri Dengan Hasil Belajar……… 89

(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus Pembelajaran ... 104

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 110

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ... 123

Lampiran 4. Instrumen Tes Hasil Belajar IPA ... 134

Lampiran 5. Instrumen Tes Angket Motivasi Belajar ... 140

Lampiran 6. Surat Keterangan Validitas Tes Hasil Belajar ... 143

Lampiran 7. Surat Keterangan Validitas Angket Motivasi Belajar ... 144

Lampiran 8. Hasil Uji Coba Tes Belajar IPA ... 145

Lampiran 9. Analisis Validitas Tes ... 147

Lampiran 10. Analisis Indeks Kesukaran ... 148

Lampiran 11. Analisis Daya Pembeda ... 149

Lampiran 12. Analisis Reliabilitas ... 150

Lampiran 13. Analisis Pengecoh ... 151

Lampiran 14. Analisis Validitas Angket Motivasi Belajar ... 154

Lampiran 15. Analisis Reliabilitas ... 156

Lampiran 16. Analisis Data Motivasi dan Hasil Belajar Siswa ... 157

Lampiran 17. Analisis Statistik Pretes ... 159

Lampiran 18. Analisis Statistik Motivasi ... 162

Lampiran 19. Analisis Statistik Nilai Postes ... 165

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Era globalisasi membawa dampak dan perubahan bagi kehidupan yang

ditandai dengan tingkat persaingan yang tinggi dan menuntut penyeimbangan

sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu hal yang

tidak bisa ditawar tawar lagi. Pendidikan sangat diperlukan untuk menghasilkan

manusia terampil, produktif, inisiatif, dan kreatif. Perubahan dan perkembangan

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat dewasa ini perlu direspon

oleh kinerja pendidikan yang profesional dan bermutu tinggi. Kualitas pendidikan

sangat diperlukan untuk mendukung terciptanya manusia yang cerdas dan

terampil agar bisa bersaing secara terbuka di era global.

Pendidikan merupakan suatu bentuk upaya mempersiapkan sumber daya

manusia yang mampu menghadapi masalah hidup yang senantiasa berkembang

dari masa ke masa. Seiring berjalannya waktu, pendidikan bertujuan mewujudkan

cita-cita bangsa, yaitu masyarakat bangsa Indonesia yang sejahtera dan bahagia,

dengan kedudukan yang terhormat dan setara dengan bangsa lain dalam dunia

global, melalui pembentukan masyarakat yang terdiri dari sumber daya manusia

yang berkualitas, yaitu pribadi yang mandiri, berkemauan dan berkemampuan

untuk mewujudkan cita-cita bangsanya (BSNP, 2010: 39).

Amri (2010:51) mengatakan “Pendidikan tidak mengharapkan muncul

manusia-manusia yang menjadi terasing dari lingkungan masyarakatnya, tetapi

justru melalui pendidikan diharapkan dapat lebih mengerti dan mampu

(15)

2

proses pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik

kekayaan dan perkembangan yang ada di masyarakat.

Terkait dengan mutu pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai saat

ini masih jauh dari apa yang diharapkan, terutama pada kualitas pembelajaran.

Muhibbinsyah (2012:59) menyatakan bahwa “paling vital dalam setiap usaha

pendidikan adalah belajar, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada

pendidikan”. Manusia akan mengalami perubahan dan dapat berkembang lebih

baik dari makhluk lain, serta dapat mempertahankan kehidupannya di

tengah-tengah perkembangan zaman yang semakin maju dan persaingan yang sangat

ketat seperti sekarang ini jika setiap manusia tersebut belajar. Indikator utama

yang digunakan untuk menilai kualitas pembelajaran dan kelulusan siswa dari

suatu lembaga pendidikan, sering didasarkan kepada hasil belajar siswa yang

tertera pada nilai hasil belajar. Proses pendidikan di Indonesia selalu mengalami

penyempurnaan, baik dalam sistemnya ataupun hal yang berkaitan langsung

dengan praktek pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses membantu siswa

untuk memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir, dan cara-cara

belajar bagaimana belajar. Proses pembelajaran harus benar-benar memperhatikan

keterlibatan siswa.

Pembelajaran menurut Rusman (2012:1) merupakan suatu sistem, yang terdiri

atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu sama lain. Komponen

tersebut meliputi: tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Keempat komponen

tersebut harus diperhatikan guru dalam memilih dan menentukan model

(16)

3

dapat memberikan dampak positif pada penguasaan siswa terhadap materi

pelajaran yang diajarkan dan hasil belajar siswa.

Frend dalam Djamarah (2006:61) telah melakukan penelitian terhadap 3.725

orang anak didik HIG HTS School di Amerika Serikat. Dari hasil penelitiannya

itu, dia menyatakan bahwa “Apabila menggunakan metode yang baik dan media

yang baik dalam kegiatan belajar-mengajar, maka akan memperoleh hasil belajar

yang lebih baik”.

Faktor model mengajar yang digunakan oleh seorang guru merupakan salah

satu faktor penting yang mempengaruhi hasil belajar seorang siswa. Variasi

penggunaan metode mengajar akan membuat siswa lebih tertarik dengan apa yang

disampaikan oleh seorang guru. Guru yang mampu menerapkan berbagai metode

mengajar cenderung akan mampu mengelola kelas dengan baik.

Pada kenyataan di lapangan, proses pembelajaran yang ada selama ini belum

optimal karena siswa masih belum aktif dalam mengikuti pembelajaran. Siswa

hanya duduk diam dan mendengarkan materi dari guru. Pembelajaran yang sering

dilakukan oleh guru adalah pembelajaran ekspositori (exspository learning) yang

merupakan proses pembelajaran berpusat pada guru (teachercentered). Pada

model pembelajaran ini guru sangat aktif dalam proses pembelajaran tetapi siswa

sangat pasif, menerima dan mengikuti penjelasan dari guru. Sehingga dapat

dikatakan model pembelajaran ekspositori merupakan proses pembelajaran

berpusat pada guru (teachercentered).

Berdasarkan penelitian awal yang dilakukan peneliti di SDN 091473 Plus

Tigabalata awal Januari 2016 selama dua minggu, terlihat bahwa pembelajaran

(17)

4

diskusi, dan tanya jawab. Penggunaan model ini sangat dominan dalam

pembelajaran. Namun di sisi lain masih banyak siswa yang tidak memperhatikan

dengan seksama saat guru menjelaskan materi, masih sering berbicara dengan

temannya, ataupun asyik sendiri di bangkunya melakukan hal seperti menggambar

atau menulis hal lain yang tidak ada hubungannya dengan materi belajar.

Kebanyakan siswa diam saat diberi pertanyaan dan jika ada siswa yang menjawab

pertanyaan hanya terfokus pada beberapa orang saja, sehingga keterlibatan siswa

tidak menyeluruh.Pembelajaran masih dominan terfokus pada guru, dan guru

kurang melakukan variasi model dalam belajar sehingga semakin mendukung

kepasifan siswa dalam pembelajaran (monoton).

Ilmu Pengetahuan Alam adalah pembelajaran yang membutuhkan interaksi

langsung antara siswa dengan apa yang dipelajarinya sehingga siswa lebih

memahami dan memaknai pembelajaran yang berlangsung yang sangat erat

kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam

membutuhkan suatu percobaan-percobaan dengan menghasilkan

penemuan-penemuan agar siswa lebih mengingat dan merasa tertarik dalam belajar Ilmu

Pengetahuan Alam. Pada kenyataannya, guru hanya menggunakan metode

ceramah, tanya jawab, latihan, demonstrasi dan penugasan serta tidak adanya

media yang digunakan dalam belajar. Hal ini akan membuat siswa merasa bosan,

tidak merasa tertarik dalam belajar atau motivasi belajar siswa menjadi rendah,

serta siswa akan lebih cepat lupa terhadap materi pembelajaran yang baru

dipelajarinya. Proses pembelajaran yang berorientasi kepada guru ini juga terjadi

pada pembelajaran IPA di kelas V SD sehingga hasil belajar yang diperoleh

(18)

5

091473 Plus Tigabalata dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) seperti

Tabel 1.1. berikut ini.

Tabel 1.1.

Nilai Hasil Ujian IPA Semester II Kelas V SDN 091473 Plus Tigabalata TP. 2014/2015

No Kelas Siswa Tuntas Tidak Tuntas Persentase Ketuntasan

1

(Sumber : Tata Usaha SDN 091473 Plus Tigabalata)

Dari tabel diatas siswa yang mampu mencapai KKM sebanyak

69,57%.syarat ketuntasan pada SDN 091473 tersebut adalah 80% siswa harus

mampu mencapai nilai 70. Hal ini membuktikan bahwa nilai siswa masih berada

di bawah KKM. Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa dalam

pembelajaran IPA yaitu kurangnya penggunaan pendekatan atau metode

pembelajaran yang sesuai agar siswa lebih termotivasi. Oleh karena guru tidak

tepat dalam memilih model pembelajaran, guru hanya menggunakan model

ceramah dan menghapal tanpa mengembangkan cara berpikir siswa. Rendahnya

nilai IPA siswa ini menunjukkan bahwa siswa tidak memahami materi dengan

baik, dan menunjukkan rendahnya motivasi dan kemampuan berpikir.Oleh karena

itu, untuk dapat mengembangkan atau meningkatkan kemampuan siswa baik

dalam pemahaman dan motivasi belajar, serta mengurangi kepasifan siswa dalam

pembelajaran IPA, maka guru harus menggunakan model pembelajaran yang

(19)

6

Dembo dalam Uno (2008:29) secara tegas menyatakan bahwa “salah satu

variabel yang paling berpengaruh terhadap hasil belajar adalah karakteristik siswa

termasuk tingkat motivasi belajar”. Mengingat motivasi merupakan motor

penggerak dalam perbuatan, maka bila anak didik yang kurang memiliki motivasi

instrinsik, diperlukan dorongan dari luar yaitu motivasi ekstrinsik agar anak

termotivasi untuk belajar.

Pembelajaran yang menyenangkan menjadi langkah awal untuk mencapai

hasil belajar yang berkualitas. Agar kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran

yang diharapkan dapat tercapai dengan baik, maka diperlukan model

pembelajaran yang bersifat ilmiah. Model ini dimaksudkan untuk memberikan

pengalaman belajar kepada siswa agar siswa mampu membangun sendiri

pengetahuannya sehingga pengetahuan tersebut bertahan lama dalam pikiran

siswa. Salah satu model yang mampu menaungi semua karakteristik tersebut

adalah model pembelajaran discovery.

Model pembelajaran discovery merupakan sebuah model pembelajaran

yang menitikberatkan pada aktivitas siswa dalam belajar. Dalam model ini, guru

bukan hanya manager di dalam kelasnya, namun terlebih lagi guru berperan

sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa dalam membangun

sendiri pengetahuannya melalui pemberian masalah yang harus dipecahkan.

Pemecahan masalah bukan hanya dilakukan secara kelompok dan diskusi semata

namun terlebih lagi menekankan pada kegiatan melakukan percobaan,

mengumpulkan data, menganalisis data, dan mengambil kesimpulan. Dari model

(20)

7

mengkontruksi sendiri pengetahuannya dan mengembangkan sikap kritis siswa

(Saefuddin, 2014:54).

Pertimbangan lain guru untuk menggunakan model pembelajaran

discovery karena model ini merupakan salah satu dari tiga model pembelajaran yang sangat direkomendasikan dalam 2013 atau Kurikulum nasional. Hal ini

dikarenakan model pembelajaran discovery merupakan pembelajaran yang

menerapkan langkah-langkah ilmiah sehingga terbukti menuntut adanya

pembelajaran aktif (active learning). Fraus dan Paulsondalam (Ramadhani,

2015:8) berpendapat bahwa pada proses belajar aktif, siswa terlibat secara

langsung secara aktif dalam aktivitas kelompok ketimbang menjadi pendengar

ceramah pasif. Dalam pembelajaran aktif siswa tidak hanya mendengarkan

penjelasan guru tetapi siswa melihat, mendengar, bertanya dengan guru atau

teman, berdiskusi dengan teman, melakukan, dan mengajarkan pada siswa lainnya

sehingga mereka menguasai materi pembelajaran.

Penelitian sebelumnya terkait dengan penerapan model pembelajaran

discovery antara lain: (1) Penelitian yang dilakukan Alex (2013) menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam hasil belajar siswa SMA yang

menggunakan model penemuan terbimbing dengan yang tidak menggunakan

model penemuan terbimbing pada mata pelajaran Matematika di Ejigbo, Nigeria.

(2) Septiasih (2012), menyimpukkan bahwa penerapan model penemuan

terbimbing dapat meningkatkan pembelajaran IPA siswa yang ditandai dengan

ketercapaian indikator dan adanya peningkatan persentase penggunaan

langkah-langkah penemuan terbimbing dari setiap siklusnya. (3) Penelitian yang dilakukan

(21)

8

V SD Se-Gururs RA Kartini Kemusu Boyolali yang diajarkan dengan model

discovery berbasis media realita lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan pembelajaran langsung berbasis media gambar. (4) Hasil penelitian

Hasugian, dkk (2013), menyimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas

VI SDN.02 Sejaruk Param mengalami peningkatan sebanyak 20,7% ketika

diterapkan model discovery learning. (5) penelitian yang dilakukan oleh

Supriyanto (2014), menyimpulkan bahwa penerapan pembelajaran discovery

dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SDN Tanggung Wetan 2

Jember.

Dari penelitian dapat dinyatakan bahwa model pembelajaran discovery

berpengaruh positif dalam meningkatan hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian di

atas, dengan dipilihnya model pembelajaran ini diharapkan akan menimbulkan

rasa senang,antusias siswa dan motivasi dalam mengikuti proses pembelajaran

IPA sehingga dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dapat

diidentifikasikan beberapa permasalahan yang berhubungan dengan pembelajaran

IPA di sekolah, antara lain:

1. Siswa tidak memperhatikan dengan seksama saat guru menjelaskan materi

belajar IPA

2. Kurangnya aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA didalam

(22)

9

3. Pembelajaran IPA masih dominan terfokus pada guru dimana guru sebagai

sumber belajar di kelas (teachercentered).

4. Metode mengajar yang digunakan guru dalam pembelajaran IPA masih

kurang bervariasi, masih dominan dengan ceramah, diskusi dan tanya

jawab.

5. Hasil belajar IPA siswa rendah yang dapat dilihat dari nilai rata-rata

ulangan IPA masih di bawah nilai KKM.

1.3. Batasan Masalah

Berbagai faktor yang yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa SDN

091473 Plus Tigabalata, baik dari diri sendiri (internal) maupun dari luar diri

siswa sendiri (eksternal). Pada penelitian ini model pembelajaran yang dimaksud

adalah pembelajaran discovery dan pembelajaran ekspositori. Hasil belajar mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang dibatasi hanya pada aspek kognitif saja

dengan tingkat pengetahuan C1-C5 yang ditujukan untuk kelas V SD dengan

materi Hubungan Antara Gaya, Gerak dan Energi serta Fungsinya.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka

masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran discovery terhadap hasil

belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas V SDN 091473 Plus

(23)

10

2. Apakah terdapat pengaruh motivasi terhadap hasil belajar Ilmu

Pengetahuan Alam pada siswa kelas V SDN 091473 Plus Tigabalata?

3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dan motivasi

terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas V SDN

091473 Plus Tigabalata?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran discovery terhadap hasil

belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas V SDN 091473 Plus

Tigabalata.

2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan

Alam pada siswa kelas V SDN 091473 Plus Tigabalata.

3. Untuk mengetahui pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan motivasi

terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas V SDN 091473

Plus Tigabalata.

1.6. Manfaat Penelitian

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memiliki manfaat bagi dunia

pendidikan dan pembelajaran, antara lain: Secara teoritis: (1) Sebagai bahan

referensi yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh

model discovery dan model pembelajaran ekspositori terhadap motivasi dan hasil

belajar IPA sekolah dasar; dan (2) Sebagai bahan pertimbangan, landasan empiris

maupun kerangka acuan bagi peneliti pendidikan yang relevan di masa mendatang

untuk mengembangkan lebih mendalam tentang penggunaan model discovery.

(24)

11

mampu meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa dalam mata

pelajaran IPA khususnya pada pokok bahasan pengaruh gaya terhadap bentuk dan

gerak benda di kelas V sekolah dasar; (2) Sebagai bahan acuan dalam

pengambilan kebijakan pendidikan dalam rangka peningkatan mutu guru dalam

upaya peningkatan mutu pendidikan; (3) Sebagai umpan balik bagi guru sekolah

dasar dalam upaya peningkatan motivasi hasil belajamelalui model discovery; dan

(4) Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk melakukan inovasi dalam

(25)

103

DAFTAR PUSTAKA

Alex, A. M.& Olubuyusi, F. M. 2013. Guided-discovery Learning Strategy and Senior School Students Performance in Mathematics in Ejigbo, Nigeria.. Journal of Education and Practice. 4 (12): 82-89.

Amri, S. 2010. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Anonim. 2006. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta.

Arifin, Z. 2013. Pengaruh Pengggunaan Metode Discovery Learning Berbasis Media Realita Terhadap Hasil Belajar IPA. Skripsi tidakditerbitkan.

Surakarta. Universitas Sebelas Maret.

Arsana, I. M. R., Dantes, N., Widiana, I. W. 2014. Pengaruh Metode Ekspositori yang Dikombinasikan dengan Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar IPA. E-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, Jurusan PGSD.

Bundu, P. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Dimyati, M. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Dimyati, M. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Driscoll, M. P. 1994. Psychology of Learning for Instruction. London: Allyn and Bacon

Hamalik, O. 2010.Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Indrastoeti, Y. 1999. Strategi Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito.

Istarani,P. I. 2015. Ensiklopedi Pendidikan Jilid I. Medan: Media Persada.

Muhibbinsyah. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Muhmidayeli. 2011. Filsafat Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.

Mulyasa. 2014. Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya.

(26)

104

Pardede, D. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa. Skripsi tidak diterbitkan. Medan. Universitas Negeri Medan.

Purwanto, N. 2010.Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Popham, B. 1992. Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta. Rineka Cipta.

Ramadhani, I. 2015.Efek Model Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Strategi Think Talk write dan Kreativitas Ilmiah Terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika Siswa SMA. Tesis tidak diterbitkan. Medan. Universitas Negeri Medan,25.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Bandung. Raja Grafindo Persada.

Sabri, A. 2010. Strategi Belajardan Micro Teaching.Ciputat: Ciputat Press.

Saefuddin, A. 2014. Pembelajaran Efektif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sanjaya, W. (2006).Metode Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Samatowa, U. 2010. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks.

Samatowa, U. 2012. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks.

Sardiman, A.M. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja GrafindoPersada.

- 2011. Interaksi dan Motivasi BelajarMengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Septiasih, N.S.T.S. 2012. Penggunaan Metode Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) dalam Peningkatan Pembelajaran IPA Kelas IV SD. Jurnal Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

Silitonga.2011. Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian. Medan: FMIPA UNIMED.

Siregar, E. 2010.Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Somantri, M. N. 2001. Menggagas Pembelajaran Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

(27)

105

Suprijono, A. 2010.Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Supriyadi, A. 2012. Peningkatan Hasil Belaja Metode Pembelajaran IPA Kelas IV SDN. 03 Sungai Ambawang Kubu Raya. Skripsi tidak diterbitkan. Pontianak. Universitas Tanjung Pura.

Supriyanto,B.2014. Penerapan Discovery Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI B Mata Pelajaran Matematika Pokok Bahasan keliling dan Luas lingkarana di SDN. Tanggul Wetan 02 Kecamatan Tanggul kabupaten Jember. Jurnal Pancaran, (3): 167.

Tung, K.Y. 2015. Pembelajaran dan Perkembangan Belajar. Jakarta. Indeks.

Uno, H.B. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

- 2014. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Gambar

Gambar   3.2. Bagan Alir Penelitian ...............................................................
Tabel 1.1. berikut ini.

Referensi

Dokumen terkait

Dari penyusunan instrumen tes kemampuan analisis grafik materi Gerak untuk SMP kelas VII semester genap tahun ajaran 2011/2012 dihasilkan seperangkat soal yang

Apabila perkembangan atau pertumbuhan suatu gejala tertentu berpola seperti perubahan nilai-nilai suku sebuah deret, baik deret hitung ataupun deret ukur,

KMP Gili Ketapang Jaya adalah kapal yang akan berfungsi sebagia sarana transportasi penyeberangan, rekreasi dan edukasi. Pada trip penyeberangan kapal ini akan

demikian dapat disimpulkan dari pendapat diatas bahwa status sosial ekonomi adalah tingkatan atau kedudukan sebuah keluarga di tengah kelompoknya dan posisi yang

Teknik analisis data dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga langkah, yakni (1) teknik skoring guna mengkaji persebaran dan kualitas ruang terbuka hijau di Kota

mudah dengan berbagai alternatif transportasi. Namun berdasarkan data dari BPS Provinsi Jawa Barat tahun 2003 sampai dengan tahun 2009 kondisi jalan cenderung mengalami

Based on the results of a study of 18 patients with diabetes mellitus and the use of oral hypoglycemic drugs, showed that of the 8 domains tested, provision of drug information does

Hasil dari penelitian ini adalah iklan, brand awareness dan harga memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap niat pembelian secara bersamaan TOP produk