• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V TEORI SIFAT KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB V TEORI SIFAT KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

TEORI SIFAT KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Ditinjau dari segi sejarah, pemimpin atau kepemimpinan lahir bersama-sama dengan timbulnya peradaban manusia, sejak terjadinya hubungan kerjasama atau usaha bersama antara manusia yang satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan. Studi ilmiah mengenai kepemimpinan sudah banyak sekali dilakukan, yang menghasilkan teori-teori kepemimpinan. Dari teori yang dimunculkan menunjukkan perbedaan pendapat dan uraiannya, metodologinya,interpretasi yang diberikan dan kesimpulan yang ditarik. Setiap peneliti mempunyai segi penekanan sendiri, dipandang dari aspek tertentu.

Konsep kepemimpinan apabila dikaitkan dengan manajemen, maka ia menduduki posisi sentral. Selain menjadi bagian penting dari manajemen yaitu merencanakan dan mengorganisasi, peran utama kepemimpinan adalah memengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Adapun dalam hal kepemimpinan pendidikan, saat ini menunjukkan kompleksitas, baik dari segi komponen pendidikan maupun lingkungan yang memengaruhi keberlangsungan suatu pendidikan. Persoalan-persoalan pendidikan yang muncul juga semakin beragam, karenanya dibutuhkan pemimpin yang kreatif dan mampu berinteraksi dinamis antara pemimpin dan pelaku pendidikan lainnya. Berdasarkan hal tersebut di atas, untuk menjadi pemimpin berkarakter tidaklah mudah. Beberapa persyaratan perlu dimiliki, walaupun tidak ada pemimpin yang dapat memenuhi semua persyaratan secara sempurna.1

Penelitian mengenai konsep kepemimpinan ini menjadi tugas utama para psikolog dan ahli-ahli ilmu sosial lainnya untuk menjawab berbagai permasalahan

(2)

dan tantangan pemimpin, guna mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien, serta menunjang kepada produktivitas organisasi secara keseluruhan. Seorang pemimpin harus memahami benar tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan organisasinya. Salah satu teori kepemimpinan tersebut adalah teori kepemimpinan sifat atau yang disebut trait theory, yang akan dibahas lebih rinci dalam makalah ini, dan kaitannya dengan pendidikan islam.

2. Rumusan Masalah

1. apa yang dimaksud dengan teori sifat kepemimpinan?

2. bagaimana teori sifat kepemimpinan dalam pendidikan islam?

3. Tujuan Penulisan

1. untuk mengetahui tentang teori sifat kepemimpinan

2. untuk mengetahui bagaimana sifat kepemimpinan dalam pendidikan Islam.

B. PEMBAHASAN

1. Teori Sifat Kepemimpinan

a. Pengertian Teori Sifat Kepemimpinan (The Trait Theory of Leadership)

Pemimpin adalah pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan yang dimiliki, baik dari bakat yang diperoleh sejak lahir maupun yang dikembangkan lewat pendidikan, sehingga mampu mempengaruhi orang lain untuk mau bersama-sama melakukan aktivitas tertentu, demi pencapaian suatu tujuan. Upaya untuk menemukan kualitas-kualitas unggul dan sifat-sifat utama yang harus dimiliki seorang pemimpin secara sistematis telah dilakukan oleh para ilmuan, melalui beberapa penelitian yang hasilnya membuahkan teori yang disebut sebagai the trait theory of leadership.

(3)

sifat-sifat jasmaniah dan rohaniahnya. Oleh karena itu, perlu mengetahui kaitan antara keberhasilan seorang pemimpin dengan sifat-sifatnya. Pendekatan yang paling umum terhadap studi kepemimpinan terpusat pada sifat-sifat kepemimpinannya.2

Teori sifat kepemimpinan membedakan pada pemimpin dari yang bukan pemimpin, dengan cara berfokus pada berbagai sifat dan karasteristik pribadi masing-masing. Teori sifat ini sendiri bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai, dan ciri-ciri di dalamnya.

b. Sejarah Teori Sifat Kepemimpinan

Teori sifat pertama kali berkembang di yunani kuno dan romawi, di awali oleh anggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan (leader are born, not made) yang dikemudian hari teori ini dikenal dengan teori genetis atau the great man theory. Dalam budaya bangsa yunani, menggambarkan pemimpin sebagai pahlawan yang dipersonifikasikan dalam wujud dewa-dewa, yang digambarkan memiliki ciri-ciri kepahlawanan tertentu, seperti Agamemmon sebagai dewa penegak hukum yang adil, Nestor sebagai dewa pemberi nasihat yang bijaksana, Achilles sebagai dewa yang pemberani dan kuat. Dengan demikian bagi bangsa yunani, seorang pemimpin haruslah orang yang memiliki ciri-ciri pahlawan atau dewa-dewa tersebut, seperti adil, bijaksana, pandai dan kuat.

Pandangan bangsa yunani selanjutnya seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu pemerintahan Negara yang dipelopori Plato, gambaran seorang pemimpin berkembang sebagai seseorang

(4)

yang dianggap terbaik yang ada di dalam masyarakat. Dalam perkembangannnya, teori genetis mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat-sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan, akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat-sifat itu antara lain: sifat fisik, mental, dan kepribadian, yang kemudian melahirkan teori sifat.

Studi-studi mengenai sifat-sifat mula-mula mencoba untuk mengidentifikasi karasteristik-karasteristik fisik, ciri kepribadian, dan kemampuan orang yang dipercaya sebagai pemimpin alami.3 Karenanya teori

sifat seringkali disamakan dengan teori genetis atau the great man theory, jika teori genetis berasumsi bahwa kapasitas kepemimpinan itu bersifat inheren, dengan istilah leader are born, not made. Bahwa pemimpin besar itu dilahirkan dan bukan dibuat, teori ini menggambarkan pemimpin besar sebagai heroik, mitos, dan ditakdirkan untuk menjadi pemimpin ketika diperlukan. Sedangkan teori sifat mengasumsikan bahwa manusia yang mewarisi sifat-sifat tertentu, dan sifat-sifat yang membuat mereka lebih cocok untuk menjalankan fungsi kepemimpinan.4

Dahulu orang mengatakan bahwa kepemimpinan yang dimiliki merupakan ciri bawaan sejak lahir, yang khusus ada pada dirinya yang tidak dimiliki orang lain, karena itu sifat-sifat kepemimpinannya tidak perlu diajarkan kepada dirinya, juga tidak bisa ditiru oleh orang lain. pandangan teori tersebut pada zaman modern sekarang ini walaupun tidak salah tetapi sudah banyak ditinggalkan, sebab tujuan yang ingin dicapai seorang pemimpin dalam organisasi yang kompleks dan hidup dalam situasi perubahan yang terus menerus, perlu adanya kepemimpinan yang dipersiapkan, dilatih dan dibentuk secara sistematis agar mampu dan sanggup melakukan tugas-tugasnya.

3 Sudarwan Danim, Kepemimpinan Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2010), Hlm. 7-8.

(5)

c. Sifat-sifat Pemimpin Menurut Para Ahli

Berikut ini disajikan beberapa pendapat tentang sifat-sifat yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin:

Menurut Sosrokartono, seorang pemimpin harus memiliki sifat-sifat; kaya tanpa mempunyai harta benda (sugih tanpa banda), memberi tanpa kehilangan (weweh tanpa kelangan), sifat-sifat ini didasarkan pada filsafat dan nilai-nilai budaya jawa. Sementara itu John D. Millet mengemukakan empat sifat yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin yaitu, kemampuan melihat organisasi sebagai suatu keseluruhan, kemampuan mengambil keputusan, kemampuan melimpahkan dan mendelegasikan wewenang dan kejujuran.

Keith davis merumuskan 4 sifat umum5 yang berpengaruh terhadap

keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain: 1) kecerdasan

2) Kedewasaan dan keluasan hubungan sosial. 3) Motivasi diri dan dorongan berprestasi 4) Sikap hubungan kemanusiaan

Lebih rinci, Stogdill dalam penelitiannya dari tahun 1948-1970 merumuskan beberapa sifat yang perlu bagi pemimpin, yakni:

1) Ciri-ciri fisik mencakup aktivitas, kekuatan, usia, penampilan, kerapihan, tinggi dan berat badan.

2) Latar belakang sosial, mencakup pendidikan, status sosial dan mobilitas 3) Kecerdasan dan kecakapan, yaitu kemampuan menilai dan mengambil

keputusan.

4) Kepribadian, yaitu penyesuaian diri, ketekunan, pengaruh pengendalian, banyak akal, kuat pendirian, dll.

5) Ciri-ciri yang berorientasi pada tugas, termasuk di dalamnya dorongan untuk berprestasi dan unggul, dorongan bertanggung jawab, inisiatif, dan tangguh

(6)

6) Semangat kerjasama, yaitu kesanggupan untuk memperoleh kerjasama, daya tarik, dan kecakapan berinteraksi.

Adapun sifat kepemimpinan di sajikan oleh Byrt6 dalam daftar sebagai

berikut:

3 Fisik yang energik 21 Kebutuhan keberhasilan

4 Orientasi pada tujuan 22 Sensitivitas

Untuk menyukseskan pelaksanaan tugas para pemimpin belakangan ini telah banyak dilakukan penelitian oleh para ahli dengan harapan dapat ditemukan model kepemimpinan yang baik dan efektif, namun kesimpulan dari hasil studi, ternyata tidak ada satu model tunggal yang memenuhi harapan. Hasil studi menunjukkan bahwa sifat-sifat tersebut tidak memiliki hubungan yang kuat dan konsisten dengan keberhasilan kepemimpinan seseorang. Adapun kelemahan dari seorang pemimpin pada teori sifat ini di antaranya:

(7)

1) Asumsi bahwa jika seseorang memiliki ciri-ciri tersebut akan menjadi pemimpin yang efektif ternyata tidak demikin.

2) Terlalu banyak sifat-sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin, terlampau banyak memusatkan pada sifat-sifat kepemimpinan hingga mengabaikan apa yang sebenarnya dilakukan oleh pemimpin

3) mengabaikan unsur follower dan situasi serta pengaruhnya terhadap efektivitas pemimpin

4) penganut teori sifat kepemimpinan beranggapan bahwa efektivitas kepemimpinan seseroang dapat dialihkan dari satu situasi organisasi ke situasi organisasi yang lain dengan tingkat keberhasilan yang sama. Dalam kenyataannya menunjukkan bahwa tidak semua ciri cocok untuk segala situasi, sebab setiap organisasi memiliki ciri khas yang berbeda.

5) Mendorong upaya mencari orang semacam Nabi atau dewa untuk dijadikan pemimpin. Sistem seleksi ini tidak berhasil menyiapkan pemimpin secara massal di masa depan. Pengembangan teori ini tidak berhasil menemukan seperangkat bakat yang menjamin berhasilnya kepemimpinan. Kenyataan banyak pemimpin yang tidak memiliki bakat yang diharapkan, dan banyak pula yang bukan pemimpin memiliki sifat-sifat lebih besar daripada mereka yang menjadi pemimpin. Eugene E. Jenning menyimpulkan setelah 50 tahun melakukan studi mengenai sifat-sifat kepemimpinan, kegagalan menemukan seperangkat bakat yang dapat digunakan untuk menjelaskan perbedaan antara pemimpin dan bukan pemimpin.

2. Sifat Kepemimpinan dalam Pendidikan Islam

(8)

يراخبلا هاور) هتيعر نع لوئسم مكلك و عار مكلك

( 7

“setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu bertanggung jawab atas apa yang dipimpin.” (HR. Bukhari) Karenanya, manusia sejak lahir telah dibekali dengan fitrah atau potensi baik8. Dalam sebuah hadits diriwayatkan oleh Bukhari

dan Muslim menjelaskan:

و هنناِّدووههيي هياوهبهَأفه ةرطفلا ىلع ديلهويي ِّددولوم لك

هننارص

و نهيي

“tiap manusia dilahirkan membawa fitrah, kedua orangtuanyalah yang menjadikannya yahudi atau nasrani.”

Dari penjelasan di atas mengandung makna bahwa, manusia lahir membawa potensi-potensi atau dalam bahasa pendidikan disebut kemampuan dasar, sedang dalam bahasa psikologi disebut pembawaan (hereditas). Namun di sisi lain juga menunjukkan bahwasanya lingkungan sekitar dan latar belakang sosial juga beperan penting dalam pembentukan karakter dan sifat-sifat. Teori sifat kepemimpinan dalam segala hal, termasuk di dalamnya pendidikan Islam telah secara sempurna di tunjukkan oleh Nabi Muhammad saw.9

Dalam nash al-Qur’an dan hadits menunjukkan tentang siapa pemimpin, tugas dan tanggung jawabnya, maupun mengenai sifat-sifat dan perilaku yang harus dimiliki seorang pemimpin. Adapun sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin, maka kepemimpinan yang baik adalah sebagaimana kepemimpinan model Rasulullah saw. Menurut konsep al-Qur’an, sebagaimana ditulis oleh Khatib Pahlawan Kayo, bahwa seorang pemimpin harus memiliki persyaratan sebagai berikut:

a. beriman dan bertaqwa (Al-A’raf: 96)

7 Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Shahih Bukhari, kitab al-Jama’ah, bab. 10, no. 853, (Beirut: Daar al-Fikr,1990), hlm. 234

8Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Hlm. 47.

(9)

b. berilmu pengetahuan (al-Mujadalah: 11)

c. mampu menyusun perencanaan dan evaluasi (al-Hasyr: 18)

d. Memiliki kekuatan mental melaksanakan kegiatan (al-Baqarah: 147) e. Memiliki kesadaran dan tanggung jawab, serta mau menerima kritik (ash-Shaf: 14)10

Berbagai teori kepemimpinan ditemukan pada pribadi dan kepemimpinan Rasulullah saw. Salah satu teori dikemukakan oleh Kets De Vries yang menyimpulkan dari penelitian klinisnya terhadap para pemimpin bahwa sebanyak presentase tertentu, para pemimpin itu mengembangkan kepemimpinan mereka karena dipengaruhi oleh trauma pada masa kecil mereka.11 Dan sebagaimana yang

telah diketahui, bahwasanya Rasulullah saw mengalami masa-masa sulit di waktu kecilnya.

Pribadi Nabi Muhammad saw selalu dijadikan rujukan sebagai figur seorang pemimpin dan pendidik, yang melekat pada pribadinya sebagai pemimpin dengan kompetensi ideal. Kompetensi yang dimiliki oleh Nabi Muhammad saw. Menurut A. fatah Yasin dapat dipetakan menjadi tiga hal. Pertama, kompetensi personal, dengan indikator shiddiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan wahyu), fathanah (cerdas). Kedua, kompetensi sosial dengan indikator, melaksanakan peperangan untuk mengentaskan manusia dari kezaliman, pemerataan ekonomi melalui zakat, menjalin komunikasi dan kerjasama dengan siapa saja, termasuk dengan pemeluk agama lain. ketiga, kompetensi professional dengan indikator antara lain, mampu memimpin dan mendidik ummatnya dengan menggunakan metodologi yang tepat.12

Ada banyak sifat-sifat mulia yang dimiliki Rasulullah saw sebagai seorang pemimpin pendidikan Islam, yang sesuai dengan teori modern. Salah satunya

10Khatib Pahlawan Kayo, Kepemimpinan Islam & Dakwah (Jakarta, Amzah, Cet. I, 2005), Hlm. 75.

11Muhammad Syafii Antonio, Muhammad Saw, The Super Leader Super Manager, (Jakarta: Tazkia Publishing, 2009), Hlm. 23.

(10)

teori sifat kepemimpinan menurut warren bennis13 dan aplikasinya pada

kepemimpinan pendidikan Rasulullah:

a. visioner (guiding visioner). Rasulullah saw sering memberikan berita gembira mengenai kemenangan dan keberhasilan yang akan diraih pengikutnya di kemudian hari. visi yang jelas ini mampu membuat para sahabat tetap sabar meskipun perjuangan dan rintangan begitu berat.

b. berkemauan kuat (passion)

c. integritas (integrity). Rasulullah saw dikenal memiliki integritas yang tinggi, berkomitmen terhadap apa yang dikatakan dan diputuskannya, serta mampu membangun tim yang tangguh.

d. amanah (trust). Rasulullah saw. Dikenal sebagai orang yang sangat dipercaya bahkan diakui oleh sahabat dan musuh-musuhnya.

e. rasa ingin tahu (curiosity). Hal ini terbukti bahwa wahyu pertama yang diturunkan adalah perintah untuk belajar (iqra’)

f. berani (courage). Kesanggupan memikul tugas kerasulan dengan segala resiko adalah keberanian luar biasa.

C. KESIMPULAN

1) Teori sifat kepemimpinan (leadership trait theory) bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Teori sifat mengasumsikan bahwa manusia yang mewarisi sifat-sifat tertentu, dan sifat-sifat yang membuat mereka lebih cocok untuk menjalankan fungsi kepemimpinan.

2) Teori sifat kepemimpinan dalam pendidikan Islam adalah sebagaimana sifat kepemimpinan Rasulullah saw. Kompetensi ideal yang dimiliki oleh Nabi Muhammad saw secara garis besar dipetakan menjadi tiga hal. Pertama,

(11)

kompetensi personal, dengan indikator shiddiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan wahyu), fathanah (cerdas). Kedua, kompetensi sosial dan yang ketiga kompetensi professional.

(12)

Al-Qur’an Al-Karim

Antonio, Muhammad Syafii. Muhammad Saw, The Super Leader Super Manager. Jakarta: Tazkia Publishing, 2009.

Baharuddin & Moh. Makin, Manajemen Pendidikan Islam; Transformasi Menuju Sekolah/Madrasah Unggul. Malang: UIN Maliki Press, 2010.

Bennis, Warren. On Becoming A Leader. New York: Addison Wesley, 1994. Darajat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

Fauzi, Imron. Manajemen Pendidikan Ala Rasulullah. Jogjakarta: Ar-Ruz Media, 2012.

Harris, O. jeff & Sandra j. Hartman. Organizational Behavior. New York: Best Business Book, 2002.

Kayo, Khatib Pahlawan. Kepemimpinan Islam & Dakwah. Jakarta: Amzah, 2005. Lim, Ghee Son & Richard L. Daft. The Leadership Experience In Asia. Singapore:

Thomson Learning, 2004.

Marno & Triyo Supriyatno. Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam. Bandung: Refika Aditama, 2008.

Nata, Abudin. Manajemen Pendidikan; Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam Di Indonesia. Jakarta: Prenada Media, 2003.

Rivai, Veitzal & Sylviana Murni. Education Management, Analisis Teori Dan Praktik. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009.

Yasin, A. fatah. Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam. Malang: UIN Malang press, 2008.

Gambar

Gambar 1  Tabel Sifat Kepemimpinan

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengembangan masyarakat dengan adanya Program Keluarga Harapan (PKH) terhadap Keluarga Penerima Manfaat (KPM)

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, maka Peraturan Ombudsman Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 tentang

Young pendiri dari The Center of Internet Addiction mengungkapkan bahwa adiksi internet menjadi topik yang penting layaknya adiksi merokok, alkohol, makanan dan

Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Struktur Modal,

Jelaskan kendala yang berasal dari luar guru- guru SD Negeri Gugus Kendalisada dalam mengembangkan Kompetensi Pedagogik?. Bagaimana memecahkan masalah yang berkaitan

Dari penelitian tentang kemampuan generik pada pembelajaran Biologi yang dilakukan oleh Rahman (2008) diperoleh hasil bahwa Program Pembelajaran Praktikum Berbasis Kemampuan

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang

Apabila terjadi perubahan tarif, maka biaya – biaya dimaksud ayat (1) Pasal ini akan disesuaikan dengan ketentuan tarif yang berlaku dan PIHAK KEDUA