• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAGIAN 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAGIAN 1"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAGIAN 1

PEMAHAMAN KEGIATAN SURVEI

SAMPEL

Tim Penyusun:

1. Ir. Aryago Mulia, MSi

2. DR. Indra M Surbakti

3. Avenzora, SE

(2)
(3)

Ba gia n I

Bagian 1 berisi ulasan mengenai berbagai kegiatan yang berkaitan dengan penelitian survei lapangan. Tahapan-tahapan yang harus dilaksanakan secara umum dijelaskan mulai dari persiapan, pelatihan pengolahan, dan analisa data. Metodologi penelitian survei lapangan dirumuskan dengan basis metode berpikir secara ilmiah, yaitu menjawab permasalahan yang ada. Peserta dirangsang untuk mengetahui pola pikir sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, yaitu memperoleh data dasar sampai tingkat kecamatan untuk memperoleh indikator-indikator yang terkait dengan tujuan MDGs. Bagian 1 terdiri dari empat bab, pertama mengenai metodologi penelitian survei lapangan, kedua membahas secara umum mengenai pengolahan data, bab ketiga membahas mengenai analisis data, dan di bab ke empat membahas mengenai diseminasi data.

Bab pertama membuka wawasan peserta untuk memahami proses mulai dari pemahaman konsep peneltian, pengertian data, teknik pengumpulan data, perencanaan tabulasi, keterangan yang dipilih untuk menyusun kuesioner, merancang kuesioner, variabel dan indikator, dan persiapan sampel.

Pada bab kedua dijelaskan panjang lebar mengenai teknik-teknik pengolahan data, mulai dari tahap receiving dan batching, editing dan coding serta entry data.

Pada bab ketiga mengenai analisis data, secara umum disampaikan teknik penyajian data dan pengertian indikator dan pada bab terakhir memahami fungsi diseminasi data yang menitik beratkan pada penyajian publikasi. Latar belakang

Pada tahun 2007 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (MU-PBB)

akan memfokuskan perhatiannya pada bagian implementasi dari “World fit

(4)

Melalui koordinasi PBB juga telah dilakukan kesepakatan tentang tujuan

pembangunan milenium (millenium development goals atau MDGs) yang

ditandatangani oleh lebih dari 147 kepala negara dan secara aklamasi

disetujui oleh 189 negara anggota Dewan Musyawarah PBB (UN General

Assembly) sehingga merupakan komitmen dari setiap negara untuk mewujudkannya. Kesepakatan tersebut tertuang dalam delapan tujuan yang terkait dengan kemiskinan/kelaparan, pendidikan, kesetaraan gender, kesehatan, dan lingkungan hidup. Berbeda dengan banyak kesepakatan global lainnya, kesepakatan ini menelurkan suatu target kuantitatif yang diukur dengan banyak indikator yang dianggap relevan.

Jumlah indikator ini makin lama makin berkembang sesuai dengan

kebutuhan dan ketersediaan data. Dalam laporannya, ESCAP (Economic

and Social Commission for Asia and The Pacific) dan UNDP (United Nations Development Program) tentang pencapaian MDGs di 36 negara Asia Pasifik telah menggunakan 48 indikator sebagai dasar perbandingan kemajuan

negara-negara tersebut. Sementara itu The World Bank (2002)

memasukkan 50 indikator yang diangkat dari World Development Indicators

2002 tentang pencapaian tujuan MDGs di enam kelompok negara di dunia. Dalam laporannya tentang pencapaian MDGs di Indonesia tim yang dikoordinasikan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas, 2004), membatasi tujuan pembangunan yang pokok saja, sampai tujuan 7.

Dari tujuh tujuan pembangunan milenium tersebut, sejauh ini belum semua indikatornya tersedia, sehingga tidak mudah memantau dan mengevaluasi pencapaian MDGs tersebut. Target yang ditetapkan dalam MDGs umumnya bersifat kuantitatif. Untuk melihat pencapaian MDGs diperlukan indikator untuk tahun-tahun yang harus dibandingkan sampai dengan tahun 2015. Informasi yang disajikan di dalam buku ini adalah pemahaman tentang tata cara menyiapkan kegiatan survei, utamanya menyangkut perancangan daftar pertanyaan. Perlu diingatkan bahwa mustahil merancang daftar pertanyaan yang memadai tanpa memahami maksud dan tujuan mengapa dan untuk apa daftar pertanyaan tersebut dibuat.

Tujuan dan Indikator MDGs

(5)

A. Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan

Target 1: Menurunkan proporsi penduduk yang tingkat pendapat tannya di bawah garis kemiskinan ($1 per hari) menjadi setengahnya antara tahun 1990-2015

Ada tiga buah indikator yang dipakai untuk mengukur pencapaian Target 1 MDGs, yaitu: 1) Proporsi penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan, 2) Kesenjangan kemiskinan (insiden dan dalamnya kemiskinan), dan 3) Kontribusi quantil penduduk yang berpendapatan terendah. Garis kemiskinan yang dipakai bukan $1.00 per hari melainkan nilai rupiah yang ditetapkan oleh BPS sebagai garis kemiskinan.

Target 2: Menurunkan proporsi penduduk yang menderita kela paran menjadi setengahnya antara tahun 1990-2015

Ciri penduduk yang menderita kelaparan terkait erat dengan status gizi, terutama balita. Oleh karena itu indikator prevalensi balita kurang gizi juga dipakai sebagai alat pemantauan.

B. Tujuan Pembangunan Milenium 2: Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua

Target 3: Memastikan, pada tahun 2015, bahwa semua anak di mana pun, laki-laki maupun perempuan, dapat menyelesaikan pendidikan dasar

Pendidikan dasar dapat diartikan sebagai pendidikan sekolah dasar (SD) 6, tetapi bisa juga pendidikan wajib (9 tahun). Mengingat bahwa sudah lebih dari 10 tahun yang silam, Indonesia mencanangkan program wajib belajar 9 tahun, maka indikator yang digunakan adalah angka partisipasi murni di SMP atau APM-SMP.

Indikator lain yang dapat mengukur keberhasilan program pendidikan adalah lama sekolah para remaja menyelesaikan pendidikan hingga kelas 5 SD. Indikator ini merupakan proksi indikator proporsi murid kelas satu yang berhasil mencapai kelas lima yang saat ini hanya dapat diperoleh dari catatan administrasi Departemen Pendidikan Nasional.

(6)

C. Tujuan Pembangunan Milenium 3: Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

Target 4: Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar dan lanjutan pada tahun 2005 dan di semua jenjang pendidikan tidak lebih dari tahun 2015

Untuk mengukur keberhasilan pencapaian target tersebut dipakai sejumlah rasio, yaitu rasio APM SD, SMP, SMU, Perguruan tinggi (PT) dan rasio angka melek huruf antara laki-laki dan perempuan. Rasio jenis kelamin yang ideal, artinya kesetaraan gender telah dicapai di bidang pendidikan, adalah bila rasio sama dengan 1. Keadaan diketahui makin membaik bila rasio tersebut bergerak mendekati 1 dari arah kurang dari 1, atau dari arah di atas 1, menurun mendekati 1.

Kontribusi penghasilan perempuan dalam pekerjaan yang mendatangkan nafkah (yang dibayar) merupakan salah satu indikator penting untuk melihat kesetaraan gender dalam kegiatan publik, penghasilan pekerja sebagai buruh dan jumlah pekerja di sektor non-pertanian.

D. Tujuan Pembangunan Milenium 4: Menurunkan Angka Kematian Anak

Target 5: Menurunkan angka kematian balita sebesar dua pertiganya, antara 1990 dan 2015

Untuk melihat pencapaian target tersebut di atas indikator tentang angka kematian bayi maupun balita, merupakan indikator yang paling penting. Kedua indikator tersebut tidak mudah dikumpulkan, sehingga diusulkan indikator proksinya, yaitu persentase anak yang sebelum usia 1 tahun atau usia 1 tahun yang telah diimunisasi campak. Karena menggunakan indikator proksi untuk kematian bayi dan anak, maka target imunisasi ditetapkan 100%.

E. Tujuan Pembangunan Milenium 5: Meningkatkan Kesehatan Ibu

Target 6: Menurunkan angka kematian ibu sebesar tiga per empatnya pada 1990-2015

(7)

F. Tujuan Pembangunan Milenium 6: Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya

Target 7: Mengendalikan penyebaran HIV/AIDS dan mulai menurunnya jumlah kasus baru pada tahun 2015

Penggunaan kondom oleh PUS merupakan salah satu indikator dari Target 7. Karena kasus pemakaian kondom tergolong langka, maka diperlukan ukuran sampel yang besar untuk memperoleh hasil yang cermat dan tidak menyesatkan.

Untuk target 8 dan target 9, tidak dibahas di dalam penulisan karena mengikuti hasil kesepakatan pembahasan indikator MDGs di Bappenas dalam publikasi laporan MDGs tahun 2004.

G. Tujuan Pembangunan Milenium 7: Memastikan Keberlanjutan Lingkungan Hidup

Target 10: Penurunan sebesar separuh, proporsi penduduk tanpa akses terhadap sumber air minum yang aman dan berkelanjutan serta fasilitas sanitasi dasar

Tidak banyak indikator yang dapat dihitung untuk dapat mengukur keberhasilan tujuan program keberlanjutan lingkungan hidup. Indikator tentang lingkungan alam sama sekali tidak dapat diperoleh dari survei ini, kecuali ciri lingkungan buatan, ini pun terbatas pada perumahan. Pencapaian tujuan yang terkait dengan akses terhadap sumber air nimum yang terlindung dan berkelanjutan ditunjukkan dengan proporsi rumah tangga dengan sumber air minum yang terlindung. Yang dimaksud dengan terlindung adalah yang tertutup dan sumbernya berjarak kurang dari 10 meter dari penampungan kotoran atau sampah.

Target 11: Mencapai perbaikan yang berarti dalam kehidupan penduduk miskin di permukiman kumuh pada tahun 2020

Perbaikan kehidupan penduduk miskin di permukiman kumuh ditandai dengan kondisi akses rumah tangga terhadap sanitasi yang layak.

(8)

Tujuan modul

Buku ini dibuat dengan tujuan:

1.

Sebagai bahan materi pelatihan petugas penyusunan kegiatan survei

MDGs kecamatan

2.

Memahami prosedur dan tahapan-tahapan mulai dari tahap persiapan,

pelatihan, pelaksanaan lapangan, pengolahan, analisa dan diseminasi data

3.

Memberikan contoh-contoh dokumen yang digunakan

4.

Mampu menyiapkan lokasi sampel untuk kegiatan survei MDGs

kecamatan

5.

Mampu merancang kuesioner dan menyiapkan buku pedoman untuk

petugas lapangan

6.

Mampu melaksanakan kegiatan pelatihan petugas dan pelaksanaan

survei MDGs kecamatan

Pemahaman kegiatan survei sampel

Dalam bab pertama dibahas latar belakang serta konsep dari metode penelitian dan pendekatan pengumpulan data melalui metode survei. Peserta juga diberikan pemahaman tentang konsep-konsep data, jenis data dan pemanfaatannya. Pada bahasan lain dijelaskan pula tentang teknik perancangan kuesioner dengan memberikan contoh-contoh membuat pertanyaan. Hal lain yang perlu diketahui adalah persiapan, pelatihan dan etika dalam suatu penelitian.

Pada bab kedua dibahas berbagai masalah pengolahan data, mulai dari tahapan manajemen data pencacahan lapangan kemudian dokumen yang berisi hasilnya yang di terima di bagian penerimaan. Data tersebut nantinya

akan melalui proses pra computer yaitu batching, receiving, editing dan

coding. Peserta dikenalkan dengan berbagai hal, termasuk proses pemeriksaan kelengkapan dokumen lapangan.

(9)

Pembahasan di bab keempat menyangkut proses diseminasi data. Bagian terpenting dari diseminasi data adalah menyajikan hasil sebuah penelitian dalam kemasan yang baik, menarik dan mudah untuk dibaca sehingga efektif digunakan sebagai bahan media penyebaran informasi. Peserta juga dikenalkan mengenai tertib administrasi dengan tata cara pemberian nomor publikasi ISSN dan ISBN.

Sistematika penulisan

Bab I. Metodologi penelitian survei lapangan

I.1 Latar belakang

I.2 Konsep metode penelitian

I.3 Pengertian data

I.4 Teknik pengumpulan data

I.5 Perencanaan tabulasi

I.6. Keterangan yang dipilih untuk menyusun kuesioner

I.7. Merancang kuesioner

I.8. Survei pilot

I.9. Teknik pengambilan sampel I.10 Training petugas

I.11 Persiapan logistik

I.12 Pembiayaan survei

I.13 Permasalahan etika di dalam suatu penelitian Bab 2. Pengolahan data

2.1 Latar belakang

2.2 Receiving dan batching

2.3 Editing dan coding

2.4 Merancang program data entry

Bab 3. Analisa data

3.1 Latar belakang

3.2 Penyajian data

3.2.1 Penyajian data dalam bentuk tabel 3.2.2 Penyajian dalam bentuk tabel referensi

(10)

3.3 Cara Penyusunan pos-pos keterangan dalam kompartemen tabel. Penyusunan secara alfabetis

3.3.1 Penyusunan secara geografis

3.3.2 Penyusunan menurut besaran bngka-angka 3.3.3 Penyusunan secara historis

3.3.4 Penyusunan atas dasar kelas-kelas yang lazim. 3.4 Menurut jenisnya, tabel dibagi menjadi

3.4.1 Tabel satu arah 3.4.2 Tabel dua arah 3.4.3 Tabel tiga arah.

3.5 Penyajian data dalam bentuk grafik/diagram 3.5.1 Grafik garis

3.5.2 Diagram batang dan pie-chart

3.6 Ukuran pemusatan (Ukuran nilai sentral) 3.7. Pengertian indikator

Bab 4. Diseminasi data

4.1 Media penyajian

4.2 Cakupan penyajian

4.3 Cara diseminasi

4.4 Penomoran publikasi

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

bagaimana  saya  dapat  mengaplikasikan  kedalam  hidup

Tujuan : Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat kepercayaan terhadap mitos tentang makanan dalam kehamilan dengan ukuran lingkar lengan atas ibu hamil

Dampaknya, motif-motif tepak kendang Suwanda banyak yang tidak berlaku lagi di antara para seniman karena motif-motif yang digunakan pada masa sekarang adalah motif-motif baru

Klasifikasi tanah menurut Hardiyatmo (2002) pada Tabel 1 tanah tersebut merupakan jenis tanah lempung organik dan dari hasil pengujian batas konsistensi tanah mempunyai

Brainstorming Program - Committee member Program Sumbang Saran Akademik (2) Bagi Program Ijazah Sarjana Muda Industri Multimedia, Ijazah Sarjana Sains Komputer (Sains)

senada sebagai berikut, pertama pendapat dari Hamka didalam tafsir al- Azhar menjelaskan bahwa konsep pendidikan Islam yang terdapat didalam surah Lukman lebih mengarah

Al-Arif berupa sarung dan proses penenunannya masih menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM). Motif yang diterapkan meliputi 3 motif utama, 10 motif tambahan,

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran kegiatan bermain ludo di PAUD Kijang Rejo Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar dengan