• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Pintar Posbindu Ptm Penyakit Tdk Menular & Faktor Resiko Seri 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Buku Pintar Posbindu Ptm Penyakit Tdk Menular & Faktor Resiko Seri 2"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

MEMO

BUKU PINTAR POSBINDU PTM

PENYAKIT TIDAK MENULAR

DAN FAKTOR RISIKO

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

(3)

MEMO

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

(4)

Penga rah:

Direktur Pengendalian Penyakit Tidak M enular · Direktorat Jenderal Pe ngendalian Penyak it d an Penyehatan

Lin g kunga n Ke ment erian Kesehatan RI

Tim Pen yu sun:

Dr. Ekowati Rahajeng , SKM. M .Kes Titi Sa ri Renow ati, SKM , M ScPH

dr. Li ly Banonah R, M .Epid d r. Prima Yosep hin e, M KM dr. Niken Wa stu Palupi, MKM drg. Dyah Erti M ustikawati, M PH

dr. Arie s Hamzah d r. Sylviana Andin isari, M .Sc

dr. Sedya Dw isan gka dr. Esti Widiastuti, M.Sc PH dr Chita Septiaw ati, MKM

Robert M eison Sara gi h, SKM , M .Ke s

dr. Hj. Farina Andayani dr. Tiara Pa kasi, MA

Setyadi , ST, M.Kes Lili Lusi ana, SKM

J dr. Ra iny Fath iyah dr. Prihandri y o Sri Hijranti

dr.Tristiyenny P, M.Kes Rindu Rachmiati , SKM Punto Dewo, M .Kes Dr. Nunik Kusumawardhani,

SKM , M.Sc.PH dr. Ernanti Wa hyurini , M .Sc,

Ismoyowati, SKM , M .Kes

Buku Pinrar Posbindu PTM Sen 2 Penyakit Tidak Menu lar dan Faktor Risiko

Peningkatan kejadian kesakitan dan kematian akibat Penyakit Tidak Menular(PTM) menjadi ancaman serius kesehatan masyarakat karena menambah beban ekonomi dan sosial bagi masyarakat. Dari 100 penderita PTM sebanyak 70 orang tidak menyadari dirinya mengidap PTM, sehingga terlambat dalam mendapatkan penanganan yang mengakibatkan terjadinya komplikasi, kecacatan bahkan kematian .

Kejadian PTM dapat dicegah melalui pengendalian faktor risiko PTM. Faktor risiko PTM ini meliputi merokok, kurang aktifitas fisik, diet tidak seimbang, dan konsumsi minuman beralkohol. Pengendalian faktor risiko PTM dapat dilakukan oleh masyarakat sendiri melalui kegiatan Posbindu PTM dengan biaya yang terjangkau.

Dalam menyelenggarakan Posbindu PTM, petugas pelaksana Posbindu PTM harus meningkatkan pengetahuan tentang PTM dan ketrampilan dalam melakukan monitoring dan deteksi dini faktor risiko PTM serta tindak lanjutnya melalui Buku Pintar Posbindu PTM.

Buku Pintar ini terdiri dari 6 seri, yaitu:

Buku Pintar seri 1 : Penyelenggaraan Posbindu PTM Buku Pintar seri 2 : Penyakit Tidak Menular dan Faktor

Risiko

Buku Pintar seri 3 : Pengukuran dan Pemeriksaan Faktor Risiko PTM

Buku Pintar seri 4 : Upaya Pengendalian Faktor Risiko PTM

(5)

Buku Pintar seri 5 : Respon Cepat PTM dan Cedera Buku Pintar seri 6 : Penyakit Kanker

Buku Pintar seri 2 ini, diharapkan dapat menjadi acuan bagi Petugas Pelaksana Posbindu PTM dalam menyelenggarakan kegiatan Posbindu PTM dan memahami PTM utama (penyakit jantung pembuluh darah, diabetes mellitus, penyakit kanker, penyakit paru menahun dan cedera) serta faktor risikonya.

Akhirnya saya ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada tim penyusun dan semua pihak yang telah terlibat dalam proses penyusunan buku ini, sehingga buku ini dapat terselesaikan dengan baik. Buku ini tentunya belum sempurna dan masih akan mengalami perbaikan sesuai dengan perkembangan yang ada.

Jakarta, November 2014 Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular

v

Dr. Ekowati'4Rahajeng, SKM , M.Kes

Pedoman Pengendalian Diabetes Melit us, Direkto ra t PPTM , Ditj en PP da n PL, 2009.

Petu njuk Te knis Peng en d alian Diabetes M el itus di Puskesmas, Direktorat PPTM, Ditjen PP da n PL, 201 2. Petu njuk Tek nis Pengukuran Faktor Risi ko Diabetes M elitu s, Direktorat PPTM, Ditjen PP dan PL, 201 0.

Pedom an Teknis Pe nem uan dan Tatalaksana Penyakit Dia betes M elitus, Direktorat PPTM, PP dan PL,

2009. .

Kurikulum d an Mod ul Diabetes M elitus, Direktorat PPTM, Ditjen PP dan PL, 2008.

Practic al Approach t o Lun g Health (PAL), 201 O.M POWER, W HO.

Pedom an Peng end alian PPOK, Direktorat PPTM, Ditj en PP dan PL, 20 11.

Pedoma n Peng en dal ian OM , Oirekto rat PPTM, Ditj en PP dan PL, 2009.

Pedom an Pengend alia n Kekerasan Dalam Rumah Tangg a, Di rekt orat PPTM, Ditjen PP dan PL, 201 1.

Pe doman Penge nda lia n Cedera, Oire kto rat PPTM, Ditjen PP dan PL, 20 12.

(6)

Faktor Risiko Kekerasan Berdasark-an Tingkatan Tatanan Kehidupan

• Korban • Pola pen- • Kemiskinan • Perubahan

pene- gasuhan

·

Angka lingkungan

lantaran yang buruk kriminalitas sosial yang

anak • Konflik cepat

Penyim-tinggi

dalam per- •

kesen-pangan

• Mobilitas

nikahan penduduk Jangan

psikolo- • Kekerasan ekonomi

gis/per-tinggi

oleh pas- •

Kesenjan-sonal

Banyaknya

angan pengang- gan gender I • Kemiskinan gunaan

• Penyalah- • Rendahnya guran

status so- • Lemahnya

alkohol

Perdagan-sial ekono gan obat JeJanng ekonomi kekerasan

• Riwayat ml terlarang

• Keter- • Lemahnya

di masa

• Lemahnya

libatan penegakan

lalu

kebijakan

hukum dalam

orang lain institusi

• Kurangn- • Budaya

masalah yang

men-kekerasan

ya sarana

dukung korban

pelayanan

kekerasan • Faktor situ- • Tingginya

asional

peng-gunaan senjata api ilegal • Masa

konflik/ post-konf-lik

Buku Pintar Posbindu PTM Seri 2 Penyaklt Tldak Menular dan Faktor Risiko

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR lSI

3

I. PENDAHULUAN 4

Latar Belakang

4

Tujuan 6

II. FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR 7

III.PENYAKIT TIDAK MENULAR

9

Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah 9

Penyakit Jantung Koroner 9

Stroke

18

Hipertensi

20

Kanker

28

Kanker Payudara

28

Kanker Leher Rahim

30

Penyakit Diabetes Melitus

32

Penyakit Paru Menahun

34

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

34

Asma Bronkial

37

Gangguan Akibat Kecelakaan dan Tindak Kekerasan

40

DAFTAR PUSTAKA

47

TIM PENYUSUN

48

(7)

Latar Belakang

Saat ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian utama sebesar 36 juta (63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di seluruh dunia, di mana sekitar 29 juta (80%) justru terjadi di negara yang sedang berkembang (WHO, 2010). Peningkatan kematian akibat PTM di masa mendatang diproyeksikan akan terus terjadi sebesar 15% ( 44 juta kematian) dengan rentangwaktu antara tahun 2010 dan 2020. Kondisi ini timbul akibat pertumbuhan pendudukdan peningkatan usia harapan hidup, terutama pada negara-negara berkembang. Selain itu, perubahan perilaku manusia dan ling kungan yang cenderung tidak sehat ikut berpengaruh terhadap peningkatan terjadinya PTM.

Di Indonesia, telah terjadi transisi epidemiologi penyakit, di mana penyebab kematian akibat Penyakit Menular mengalami penurunan dalam kurun waktu tahun 1995 -2007 dari 44,2% menjadi 28,1%, namun sebaliknya kematian akibat PTM mengalami peningkatan dari 41,7% menjadi 59,5% . Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan prevalensi PTM antara lain Penyakit Stroke 12,1 per 1000, Penyakit Jantung Koroner 1,5%, Gagal Jantung 0,3%, Diabetes Melitus 6,9%, Gagal Ginjal 0,2%, Kanker 1,4 per 1000, Penyakit Paru Kronik Obstruktif 3,7% dan Cidera 8,2%.

Buku Pintar Posbindu PTM Seri 2 Penya kit Tidak Men ula r dan Faktor Ri siko

5.6

Tindak Kekerasan

Tindak Kekerasan ad alah setiap t indakan yan g disengaj a de nga n atau tanpa menggunakan kekuatan at au paksaa n terhada p di ri send iri, orang lai n, se kelompo k orang atau komu nitas, berupa cede ra fisi k, mental, sosia l-ekon omi dan se ksua l.

Bentuk- b entuk t ind ak kekera san t erbanyak d i ruma h t angga menuru t W HO (2004) terd iri dari;

1. Penel antaran an ak,

2. Kekerasan oleh pas angan, 3. Kekeras an seksual,

4. Kekerasan remaja,

5. Keke ra san pa da lansia,

6. Bun uh d iri serta ben t uk kekeras an te rhada p diri sen d iri.

Gambar tindak kekerasan

(8)

5.5 Keracunan

Keracunan adal ah proses terpapar o leh zat yang dap at me nyebabka n sa kit atau kematian jika dimakan atau terhir up yang t id ak sengaj a.

Ke racunan dapat terjadi baik disengaja maupun ta npa disengaja melalui makanan, minuman maupun dengan kontak dengan bahan beracun. Zat-zat penyebab keracunan yang paling umum adalah pestisida, minyak tanah, obat- obatan dan zat kimia rumah tangga. Keracunan j uga dapat terja di aki bat gigitan atau sengatan binatang.

Faktor risiko :

1. Penyimpanan bahan dan zat beracun yang tidak aman dan mudah dijangkau oleh anak-anak.

2. Ketersediaan dan penyalahgunaan penggunaan pestisida mau pun zat berbahaya lain nya.

3. Bentuk kemasan yang mudah dibuka dan tidak memili ki t anda peringatan zat berbahaya .

4. Pada keracunan aki bat gigitan binatang (ular berbisa), kasus banyak terj adi di kawasan dengan banyak semak-semak. Oalam hal ini kondisi geografis dan ikl im mempengaruhi sebaran dan jenis ular berbisa.

Pada awal perjalan an PTM seringkali tidak bergejala dan tidak menunjukkan tanda klinis secara khusus sehingga menyebabkan setiap individu tidak mengetahui dan menyadari kondisi kelainan yang terjadi pada dirinya. Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013 menunjukan bahwa 69,6% dari Diabetes Melitus dan 63,2% dari Hipertensi masih belum terdiagnosis. Oi sisi lain, masyarakat yang memiliki kesadaran untuk memeriksakan kesehatannya secara rutin masih jauh dari harapan. Hal ini berimplikasi terhadap keterlambatan dalam penanganan dan menimbulkan komplikasi PTM, bahkan berakibat kematian lebih dini .

Sebenarnya PTM dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko bersamanya, yaitu merokok, diet yang tidak sehat, kurang aktifitas fisik dan konsumsi minuman beralkohol, yang relatif murah bila dibandingkan dengan biaya pengobatan PTM tetapi perilaku masyarakat masih cenderung tidak sehat. Oleh karena itu, upaya yang terbaik dengan meningkatkan kepedulian masyarakat dalam berperilaku sehat.

Pengetahuan tentang Penyakit Tidak Menular perlu diberikan agar dapat meningkatkan pengetahuan dan kewaspadaan masyarakat terhadap PTM melalui penyebarluasan informasi secara efektif. Dengan adanya buku ini diharapkan tingkat pengetahuan petugas pelaksana Posbindu PTM semakinbertambah dan menjadi bekal dalam melakukan promosi kesehatan sesuai dengan kemampuannya.

(9)

Tujuan

Tujuan umum:

Setelah membaca buku ini Petugas Pelaksana Posbindu PTM mengetahui dan mampu menjelaskan PTM dan faktor risikonya.

Tujuan khusus

a. Petugas Pelaksana Posbindu mampu menjelaskan faktor risiko PTM .

b. Petugas Pelaksana Posbindu PTM mampu menjelaskan gejala awal: PenyakitJantung Koroner, Stroke, Hipertensi, Kanker Payudara, Kanker Leher Rahim, Diabetes Melitus, Asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronik, Gangguan Akibat Kecelakaan Dan Tindak Kekerasan.

5.4 Terbakar

Cedera t erbakar yaitu rusaknya seba gian atau seluruh lapisan sel kulit kare na cairan pa nas, benda panas atau apl.

Luka bakar merupakan cedera yang meni mbu lkan ra sa sa kit dan serin gka li menimbulka n efek permanen dal am be ntuk bekas luka yang buruk. Luka bakar dapat d isebabkan ol eh banyak hal. Oleh karena itu pe rawatan luka bakar dapa t bervariasi terga ntun g d ari penyeb ab dan kond isi cede ranya .

Faktor Risiko :

Ka sus t erbakar banyak terj ad i di lingkungan rumah . Faktor risi ko terj adi nya kasus t erbakar me liputi pen ggunaan kom po r gas, pen ggu naa n komp or di te mpat yan g rawan t erba kar, su mber listrik yang t id ak aman, pengg unaan barang-b aran g yang rawan terbakar, penggu na an kern ban g api, petasa n dan sejenisnya. Kasus -kas us terkait anak j uga banya k terjad i kare na tumpa han air pa nas at au minyak panas.

Cidera bakar

(10)

Faktor Risiko :

Kondisi umum dan faktor risiko yan g men gakibatkan tengge lam di antara nya t ermasuk :

1. Pri a cenderung lebih ba nyak te nggelam d ari pad a wanita

2. Tidak memakai pelampun g ketika menja di penum pan g angkutan air

3. Kuran gnya pe ngawasan terhadap ana k (terutam a an ak berusia 5 tah un ke bawah)

4. Kondisi air melebi hi kem ampuan peren ang, arus ku at, air yang sang at dala m, te rpero so k sewa kt u berj al an di atas es, ombak besar, dan pusaran air

5. Terperangkap mi salnya setela h peristi wa ka pa l karam, kecelakaan mobi l yang mengakibat ka n mobil\te nggelam, serta tubuh ya ng terbe lenggu pakaian atau perlen gkapan 6. Terg anggunya kemampuan fi sik ak ibat pen garuh

obat-obatan dan minuman bera lkoh ol

7. Ketid akma rnpua n akiba t hipoterm ia, syo k, ced era , at au kelelahan

8. Ket ida kmampuan akibat penyakit ak ut ket ika berenang, term as uk di antaranya: pen yakit jantung, epilepsi, atau stroke.

9. Ditenggelamkan dengan paksa ol eh o ran g lain dengan t ujuan membunuh, kekeras an antar an ak

sebaya, atau perma ina n d i luar batas kewajaran .

BukLi Pintar Posbindu PT M Seri 2 Penyakit T idak Menular dan Faktor Risiko

Faktor risiko Penyakit Tidak Menular adalah suatu kondisi yang secara potensial berbahaya dan dapat memicu terjadinya penyakit tidak menular pada seseorang atau kelompok tertentu . Faktor risiko Penyakit Tidak menular dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu :

1. Faktor risiko yang tidak dapat diubah, antara lain: umur, jenis kelamin dan penyakit keturunan (genetik)

2. Faktor risiko yang dapat diubah, antara lain:

a. Faktor risiko perilaku, seperti : merokok, diet rendah serat, konsumsi garam berlebih, kurang aktifitas fisik, konsumsi alkohol dan stress

b. Faktor risiko lingkungan : polusi udara, jalan raya dan kendaraan yang tidak layak jalan, infrastuktur yang tidak mendukung untuk pengendalian PTM serta stress sosial

c.

Faktor risiko fisiologis, seperti : obesitas, gangguan metabolisme kolesterol dan tekanan darah tinggi
(11)

Jika faktor risiko PTM yang dapat diubah tidak di

kendalikan, maka secara alami penyakit akan berjalan

menjadi fase akhir PTM seperti penyakit Jantung koroner,

stroke, Diabetes Mellitus, PPOK, kanker, asma, gangguan

akibat kecelakaan dan tindak kekerasan, dll

Sebelum menjadi fase akhir,

PTM dapat dideteksi

secara dini dengan menemukan adanya faktor fisiologis

seperti : obesitas, tekanan darah tinggi, gula darah tinggi,

lemak darah tinggi, benjolan payudara, lesi prakanker dan

lain-lain.

Diagram Hubungan antara Faktor Risiko dengan PTM dan Gangguan akibat Cedera

Faktor Risiko yang tidak dapat diu bah: (Um u r. Jenis Kel amin. Penyakit Keturunan (genetik)

1-I

..t::

..

..c 'i5

I

...

::J

:i

..

""tl C"I I : >. 0

I

"'

.!!! IX 0 .l<

..

LL.

I

Faktor Risiko Prilaku: • Merokok

• Die t Tidak sehat dan tid a k seim ba ng • Kurang Aktivitas Fisik • Konsumsi Al kohol

Faktor Risiko Lingkungan:

• Globalisasi. Modernisasi

• Polusi udara

·

Jalan raya dan kendaraan yang tidak layak jalan

• Infrastruktur yang tidak mendukung

I

• Stress sosial (Sosioekonom i)

I

·

Penyakit Jantung

& Pembuluh Darah

r+

-Faktor Risiko Fisiologis: • Obesitas • Hipertensi • Hiperglikemia • Dislipidemia • Benjolan di

Payudara • Lesi Prakanker

- • Kanker • Penyakit kronis

degeneratif

·

Diabetes Melitus

• Gangguan akibat Cedera dan Tindak kekera sa n

I I

1

I

I PTM: I

Buku Pi ntar Posbin d u PTM Seri 2 Penyakit T id ak Menular dan Fakto r Risiko

5.2

Jatuh

Jat uh ada lah suatu pe ri stiwa sebagai ak ibat sese orang

terantu k/ terbentu r/teristi rahat secara tidak disengaja ke

tana h, lanta i atau tingkat ya ng lebih re nda h- dari se mula

(WHO)

Faktor Risiko :

Fakto r risiko utam a cedera jatuh adalah usia. Jatuh

mer upakan salah satu penyeba b utama cedera, te rutama

pad a man ula, bahkan hing ga menye babkan kemat ian . Hal

ini disebab ka n ole h karakteristik kesehata n para ma nul a

yang su dah menurun. Orang mud a hanya me nd erita me ma r

akibat terjatuh seda ng kan man ula seri ng kali menderita

pata h tu lan g ya ng

da pa t beruju ng kem atian. Proses

pen ua an menjadikan tula ng lebih rapu h. Hal ini dapatd icegah

de ngan me laku ka n olahrag a teratur se pe rti berj alan kak i.

5.3 Tenggelam

Teng gelam adalah gan gguan sa luran pe rna pas an

kare naterend amoleh cairan .Te nggela mdapa tm en ga ki batkan

kem ati an ya ng dise ba bkan mati lemas (ke kurangan

nap as) keti ka cairan menghal an gi ke mampuan tubuh

untu k menyerap o ksige n dari udara .

Te nggelam mer upa kan penyebab kematian terba nya k

karena cedera ketig a setelah KLL dan jatuh. Na mun sa ngat

dimungkin kan masih banyak kasus yang ti da k te rlap orka n

karena tidak dimasukkan nya kasu s te nggel am kare na

be ncana banjir, ka pa l ten ggel am dan alat trans portasi air

lainnya.

(12)

5. Gangguan Akibat Kecelakaan Dan

Tindak Kekerasan

5.1 Kecelakaan Lalu Lintas

Kecelakaan Lalu Lin tas ada lah suatu penstlwa di Jalan ya ng tid ak terdug a dan tidak disengaja mel ibatka n kend araan den gan atau tanpa pengguna ja lan la in yang men gakibatkan korban manusia da n/ata u kerugi an harta ben da.

Korban Kece lakaa n Lalu Lintas Darat (KLLD) merupakan

bag ian terbesar dari korban kecelakaan . Diband ing

kecel akaa n lalu lintas ud ara maupun laut, KLLD menyumban g kematian dan kecacatan t erbesar terhadap korbannya .

Fa ktor Risiko Kecelakaan La lu Li nt as (KLL) adalah sebagai berikut :

a. Fakto r M an usi a (kond isi fi sik dan kesehatan, ketra mp ilan mengemudi, perilaku me ngemudi)

b. Fa kt o r Ken daraan (kondisi kendaraa n, lai k jal an atau ti da k)

c.

Fa ktor Lingku ngan (sarana prasarana di jal an raya, cu aca)

Kecelakaan kendaraan

Buku Pinta r Posbindu PTM Sen 2 PenyakitTidak Menular dan Faktor Rislko

1. Penyakit Jantung Dan Pembuluh Darah

Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah adalah penyakit yang mengenai jantung dan pembuluh-pembuluh darah, antara lain:

1.1 Penyakit Jantung Koroner (PJK)

[image:12.841.15.387.16.470.2]

Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang terjadi akibat penyempitan pembuluh darah koroner di jantung yang dapat menyebabkan serangan jantung.

Gambar Penyempitan pembuluh darah koroner jantung

(13)

Gejala dan Tanda:

• Rasa tertekan seperti ditimpa beban berat, rasa sakit, ter-jepit, atau terbakar di dada, seperti tercek ik atau sesak

napas. Nyeri ini menjalar ke seluruh dada, bahu kiri, lengan kiri, punggung atas, leher dan rahang bawah, terkadang di ulu hati.

• Lamanya 20 men it bahkan lebih.

• Disertai keringat dingin, rasa lemah, berdebar, terkadang sampal pmgsan .

Faktor risiko penyakit jantung koroner terdiri dari faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi dan dapat dimodifikasi.

Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi (tidak dapat diubah) :

1. Riwayat keluarga

Adanya riwayat keluarga dekat yang terkena penyakit jantung dan pembuluh darah meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah dua kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak memiliki riwayat keluarga.

2. Umur

Risiko penyakit jantung dan pembuluh meningkat pada usia> 55 tahun untuk laki-Iaki dan usia> 65 tahun untuk perempuan.

3. Jenis kelamin

Jenis kelamin laki-Iaki mempunyai risiko penyakitjantung dan pembuluh darah lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan.

Buku Pintar Posbindu PTM Sed 2 Penyakit Tidak Menular dan Faktor Ri si ko

Slrt'SS

Marah

Polus!

Bau Menyengat

--Serangga

Gas Klmia

Udara Ding'"

Spara Jamur Asap Rokok

Oebu

Gamba faldor risiko asma

(14)

Faktor ri siko Asma Bronkial adalah sebagai berikut:

1. Fakto r risiko yang tidak dapat dim odifikasi (tidak dapat

diubah) Ad a riwayat atopi pada penderit a atau

keluarganya, hipersensitif saluran napa s, jenis kelamin, ras at au etnik.

2. Faktor risiko yang dapat dimod ifikasi (dapat diubah) Faktor Lin gku ngan meliputi:

a. Bah an-baha n di da lam ru angan : tu ngau, debu rum ah, binatan g, kecoa.

b. Bahan- baha n di lu ar ruan g an : te pu ng sari bun g a, Jamur.

c.

Makanan - makana n tertentu :

Seperti ikan la ut, ud ang, kede la i, telur, su su, minum an berso da serta maka nan yang meng andu ng bah an pengawet, penye dap dan pewarna mak anan.

d. Obat -obatan tertentu sepe rti as pirin, antibiotik,steroid e. Irita n: parfu m, bau -bau an merang san g.

f. Ekspresi emosi yang berlebi han . g. Asap rokok .

h. Pol usi ud ara dari luar dan dalam ruang an. i. Infeksi saluran napas.

j.

Exercise-induced asthma

(asm a kam buh ketika mela kukan aktivitas fisik tertentu) .

k. Peru bah an cu aca

Buku Pintar Posbindu PTM Sen 2 Penyaklt T ldak Menular dan Faktor Risiko

Faktor Ri siko yang dapat dimodifikasi (d apat diubah ):

1. H ipertensi

Risiko penya kit j antung dan pembuluh da rah meningkat sejalan dengan peningkatan tekanan darah. Hasil penelitian Framingham menunjukkan bahwa tekanan darah sistolik 130139 mmHg dan tekanan diastolik 85 -89 mmHg akan meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah sebesar 2 kali dibandingkan dengan tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg . Hipertensi merupakan penyebab tersering penyakitjantung koroner dan stroke, serta faktor utama dalam gagal jantung kongestif. Hipertensi yang diikuti dengan DM dan hipertensi dengan gagal ginjal kronik memiliki risiko lebih tinggi.

2. Merokok

Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon monoksida yang dihisap melalui rokok yang masuk ke dalam aliran darah dapat merusak lapisa n endotel pembuluh darah arteri, dan mengakibatkan proses artereosklerosis, dan tekanan darah tinggi . Pada stud i autopsi, dibuktikan kaitan erat antara kebiasaan merokok dengan adanya artereosklerosis pada seluruh pembuluh darah. Rokok akan menyebabkan penurunan kadar oksigen ke jantung, peningkatan tekanan darah dan denyut nadi, penurunan kadar kolesterol-HDL (" kolesterol baik"), peningkatan penggumpalan darah, dan kerusakan endotel pembuluh darah koroner. Risiko penyakit jantung koroner pada perokok 2-4 kali lebih besar daripada yang bukan perokok.

(15)

3. Diabetes melitus

Diabetes Melitus (OM) adalah kumpulan gejala akibat peningkatan kadargula darah (glukosa) akibat kekurangan hormon insulin baik absolut maupun relatif. Gejala khas OM antara lain poliuria (sering buang air kecil), polidipsi (banyak m inum), pol ifagia (banyak makan), dan berat badan menurun tanpa sebab yang jelas. Gejala tidak khas OM, antara lain badan terasa lemah, kesemutan, gatal di daerahkemaluan, keputihan, infeksi yang sulit sembuh, bisul yang hilang timbul, penglihatan kabur, cepat lelah, mudah mengantuk, gangguan ereksi, dan lain-lain.

Alat ukur kadar gula darah

Diagnosis OM ditegakkan bila:

a. Keluhan khas; gula darah (GO) sewaktu 200 mg/dL,

atau GO puasa 126 mg/dL.

b. Keluhan tidak khas; GO sewaktu 200 mg/dL, atau

GO puasa 126 mg/dL, pada 2 kali pemeriksaan

dengan waktu yang berbeda.

Bu ku Pi ntar Posbind u PTM Seri 2 Penyaki t Ti dak Me nular dan Fa ktor Ris iko

pernapasa n dan gangguan pern apasan serta pertumbuhan -perkembangan paru .

4.2 Asma Bronkial

Sua t u kelainan berupa infl amasi (peradangan) kron ik sal uran napas yang menyebabkan hipere akt ifitas bro nkus, se hingga menyebabka n gejala episodik berula ng beru pa men gi, sesak napas, rasa be rat di dad a, d an batuk t erutama mal am atau dini hari. Gejal a ep isodik te rse but t imbul sang at bervariasi dan bersifat reversibel (dap at kembal i normal baik denga n atau tanpa peng obatan).

Tand a dan Gej al a

a. Batu k berdahak

b. Sesak napas dan nafas be r- buny i (meng i)

c.

Dite mukan riwayat kelu arga de ngan asm a ata u alerg i

Normal

[image:15.843.27.377.51.548.2]

Asma

Gambar Asma

(16)

2.2 Faktor Li ngkunga n (po lusi ud ara)

Po lusi udara me li put i: polusi dala m ruangan (indo or

polution) seperti asap rokok orang lain, asap kompo r, bri ket

batu bara, asa p kayu bakar, asap obat nyamuk bakar. Polusi di lu ar ru angan (outdoor pol ution), sepe rti gas buang industri, gas buang kend araa n bermotor, debu j alan an, asap kebak aran hutan, debu vu lkani k gun u ng meletus. Polu si di temp at kerja seperti baha n kimia, de bu/zat irita si, dan gas beracun.

Peran outdoor polution masih dala m kajian ti m ah li, akan tetap i pera nnya le bih kec il di ban dingkan asap rokok . Sedang kan indo or pol ution ya ng disebabka n oleh ba ha n bakar biomass (seperti kayu bakar, arang , dan lain- lai n) yang dig unaka n unt uk keperl uan rumah t ang ga merupakan faktor ri siko lai nnya.

Pajanan asap ro kok melibatkan perokok yang meng hirup as ap rokok utama (mainstream sm oke), da n o ra ng d i se ke lil ing nya yang m enghirup As ap Ro kok Oran g Lain (AROL) berupa asa p yang dihembus ka n pero kok da n asap sam ping an yang kelua r d ari ujung rokok ya ng d ibakar. Ka nd un gan baha n ki mia pada as ap ro ko k sam pinga n ternyata lebih t ingg i diband in g asap ro kok yang dihirup perokok, hal itu an t ara lai n karena te mbakau ter baka r pada tem peratur leb ih re nda h ketika ro kok sedang tidak dih isap, mem buat pembakaran me njadi kuran g lengkap dan meng elu arkan lebih banyak ba ha n kimia. Oleh kare na itu AROL berba haya bagi keseh at an dan tidak ad a kad ar pa pa ran minimal ARO L ya ng aman.

Risiko pajan an AROL bergantu ng banyak hal antara lain luasnya ru an ga n, vent ilasi ruangan dan ba nyaknya in divi du da lam ru ang an. Paj anan asap rokok seja k usia d ini (perokok pasif) berisiko meni ngkat kan infeksi

Buku Pintar Posbindu PTM Sen 2 Penyakit Tidak Menular dan Fakror Risiko

c.

Bila hasil pemeri ksaan meragukan dapat dilakukan

pemeriksaan Test Toleransi Glucose Oral (TTGO). Kadar glukosa darah 2 jam sesudah pembebanan glukosa o ral 75 gram (300 kalo ri ):

• 140 mg/d L (Tidak DM)

• 140-199 mg/d L (Toleransi Glukosa Terganggu (TGT)

• 200 mg/dL (DM).

Berdasarkan hasil penelitian Framingham, satu dari dua orang penderita DM akan mengalami kerusakan pembuluh darah dan peningkatan risiko serangan jantung. Target pengobatan pada pasien dengan DM adalah kadar HbA 1 C < 6, kadar gula darah puasa < 11 Omg/d L/ atau gula darah 2 jam PP < 135 mg/d L.

4. Dislipidemia (metabolisme lemak yang abnormal)

Untuk menurunkan risiko penyakitjantung dan pembuluh darah, maka nilai kolesterol total plasma harus < 190 mg/dL dan Low Density Lipoprotein (LDL) < 115 mg/ dL. Pada pasien dengan DM atau pasien asimptomatik dengan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah, maka target kadar kolesterol total darah harus < 175 mg dL dan LDL < 100 mg/dL. Jika kadar High Density Lipoprotein (HDL) < 40 mg/dL pada laki-Iaki dan < 45 mg/dL pada perempuan, serta kadar trigliserida puasa > 150 mg/dL akan meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.

(17)

5. Obesitas

Kegemukan (obesitas)

adalah persentase

abnormalitas lemak yang dinyatakan dalam Indeks Masa Tubuh (IMT) yaitu

perbandingan antara

berat badan dengan tinggi

badan kuadrat dalam

meter (Kaplan & Stamler,

1991). Keterkaitan antara

kelebihan berat badan

dan kenaikan tekanan

darah telah dilaporkan

Kelebihan berat badan

o e I h b b e era pa SUI . t

Berat badan dan Indeks Masa Tubuh (IMT) berkorelasi langsung dengan tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik.

Kegemukan bukanlah penyebab hipertensi, akan tetapi prevalensi hipertensi pada obesitas jauh lebih besar. Risiko relatif untuk menderita hipertensi pada orang

-orang gemuk 5 kali lebih tinggi dibandingkan

dengan seorang yang badannya normal. Sedangkan, pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 20 - 33 % memiliki beratbadan lebih (overweight).

Obesitas didefinisikan sebagai peningkatan berat

badan lebih 20% dari berat badan normal atau Indeks Masa Tubuh (IMT), yaitu suatu angka yang didapat dari hasil berat badan dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam meter kuadrat. Berat badan normal bila IMT antara 18,5-22,9 Kg/m,2 berat badan lebih /overweight

yaitu IMT 23-24,9 Kg/m2 dan obesitas yaitu Kg/

m2. Berat Badan Lebih dan Obesitas disebut Obesitas

Buku Pintar Pos bindu PTM Serl 2 Penyakit Tidak Menular dan Faktor Ri siko

• Respons imunologis individu

• Pert umbuhan dan perkemba ngan paru dika itkan d engan masa kehami lan, berat badan lahir dan paj anan masa an ak

• Penyakit penyerta (kom orbiditas)

• Riwayat infeksi pernapasan berat sejak usia dini, berul ang dan tidak tuntas mem punyai ri siko te rj adinya PPO K melal ui penu run an faal paru.

• Stress oksidati f, sebaga i respo ns tubu h terhadap has il paj an an pol utan

2. Faktor risi ko yang dapat dimod ifikasi atau dapat d iubah:

2.1 Pe rilaku in divid u-kebiasaan merokok

Asa p ro ko k rn erupa kan fa ktor risiko penting terja di nya PPOK. Terdapat seki tar 4.000 zat ki mia berbahaya kel uar melalui asap ro ko k tersebut antara lain aseton (bah an cat),

amonia (pem bersih lantai), arsen (racun), butan e

(ba han bakar ringan), kad mi um (aki kendaraanL karbon mono ksida (asap kn alpot), DDT (insektisida), hidrogen sianid a (gas beracun), methan ol (bensin raket), naf talen (kamper), to luene (pelarut indu stri), dan vinil klorida (pla stik).

Pero ko k mempunyai risiko yang meningkat unt uk terj ad inya gang g uan pernapasan dan penu runan faa l paru d ari pada individ u yang tid ak mero kok. Lam anya merakok, juml ah batang rokok pertahun dan dalamnya isapan ro ko k berhubu ng andengan menin g katny a ganggu an faa l par u. Tid ak seluruh pe ro kok men galam i PPO K, hal ini dipah ami mengin gat faktor ris iko pajan an bukan satu- satunya tetap i fa ktor risiko la in dapat be rkontri bu si terh ad ap berke mban gnya PPOK.

(18)

4. Penyakit Paru Menahun

Umum.

4.1 Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Fakta menunjukkan bahwa distribusi lemak tubuh

Penyakit kronik sal uran na pas yang ditanda i dengan berperan penting dalam peningkatan faktor risiko

ham bata n al ira n udara ke dalam paru - paru (kh ususnya penyakit jantung dan pembu luh darah. Penumpukan

uda r-a eksp irasi). Penya kit ini tidak sepenuhnya reversi bel lemak di bagian sentral tubuh akan meningkatkan risiko

(dapat kem bali normal), bersifa t kro nik progresif (semakin penyakit jantung dan pembuluh darah. Lingkar perut

lama semaki n me mb uruk) . em untuk laki-Iaki dan em untuk perempuan

(Obesitas Sentral) akan meningkatkan risiko penyakit Geja la dan Tanda:

jantung dan pembuluh darah. Sesak napa s, batuk berdahak kronik , geja la bersifat

kronik progresif (sema kin lama semakin memburuk) .

6. Kurang aktifitas fisik ( kurang gerak )

Seseorang yang mempunyai kebiasaan kurang gerak

(sedentary life) mempunyai risiko mengalami gangguan penyakit jantung koroner lebih besar dibanding yang mempunyai pola hidup aktif (active living).

Kurang gerak akan menurunkan kapasitas fisik seseorang, denyut nadi istirahat eenderung meningkat, serta

isi sekuneup dan output jantung menurun, sehingga

pasokan oksigen ke seluruh tubuh menurun yang

Gambar PPOK memberi efek seseorang mudah merasa lelah atau tidak

bugar. Fa ktor ris iko ya ng me mpenga ruhi b erkem bang nya PPOK

meliput i: Selama 4 dekade terakhir, berbagai laporan ilmiah telah

meneliti hubungan antara aktivitas fisik, kebugaran

1. Faktor Genetik individ u (faktor y an g tidak dapat

jasmani, dan kesehatan kardiovaskular. Hasil sebuah di modifikasi atau tidak dapat d iuba h)

panel diskusi para ahli, yang diadakan oleh

organisasi-• Usia > 40 tahun organisasi seperti Pusat Pengendalian dan Peneegahan

• Jenis kelam in Penyakit (CDC), American College of Sports Medicine

(ACSM), dan American Heart Association (AHA), bersama

• Defisiensi Alfa-1 ant itripsin,

dengan Laporan 1996 US Surgeon General pada Aktivitas

• Ganggu an pengel uaran hasi l metabolisme Fisik dan Kesehatan, serta diperkuat dengan bukti ilmiah

• Gangguan bersihan mukosilier yang menghubungkan aktivitas fisik seeara teratur

dengan kesehatan jantung adalah bahwa orang yang

(19)

lebih aktif atau bugar eenderung memiliki risiko menderita penyakit jantung koroner (PJK) lebih rendah daripada yang tidak aktif.

7. Pola makan

Dewasa ini, perubahan pola makan menjurus ke makanan siap saji yang tidak sehat dan tidak seimbang, karena mengandung kalori , lemak, protein, dan garam tinggi, tetapi rendah serat pangan (dietary fiber). Jenis makanan ini membawa konsekuensi terhadap perubahan status gizi menuju gizi lebih (kelebihan berat badan tingkat ringan atau berat) yang memieu berkembang nya penyakit degeneratif, seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, khususnya penyakit jantung koroner.

8. Stres

Stres adalah reaksi tubuh berupa serangkaian respons yang bertujuan untuk mengurangi dampak. Stresor adalah pengalaman traumatik yang luar biasa yang dapat meliputi aneaman serius terhadap keamanan atau integritas fisik dari individu atau orang-orang yang dieintainya (misalnya beneana alam katastrofik , keeelakaan, peperangan, serangan tindakan kriminal, perkosaan), atau perubahan mendadak yang tidak biasa dan perubahan yang menganeam kedudukan sosial dan atau jaringan relasi dari yang bersangkutan, seperti kedukaanyang bertubi-tubi atau kebakaran . Risiko terjadinya gangguan ini makin bertambah apabila ada kelelahan fisik atau faktor organik lain, misalnya usia lanjut.

Buku Pintar Posbindu PTM Seri 2. Penyakit Tidak Menular dan Faktor Risiko

Se ringkal i d isertai dengan gej ala penyerta, seperti : gata l-gatal, mengantuk, kesemutan, mata kab ur, impotensi, dan kep utihan pada wanita

Fa ktor risiko Diabetes Mellitus adalah sebagai berikut: 1) Faktor ris iko yan g t idak dapat d imodifi kasi

(tidak dapat diubah): • Usi a > 4 5 t ahun

• Ada riwayat kel ua rga OM

• Riwayat pern ah menderita diabetes gestas io nal • Riwayat Berat Badan Lah ir dengan berat ba dan

rendahl kurang dari 2500 gram.

2) Faktor risiko yang dapat dimodifikas i (yang dapat d iubah)

• Keg emukan (BB > 120% BB idaman atau IMT > 23 kg/m2) dan ratio li ng kar pinggang pinggul untuk Laki-I aki 0,9 dan perempu an 0,8 lingka r pinggang pria= wanita 90 em

• Ku rangnya aktifitas fis ik

• Hiperte nsi, te kanan dara h diatas 140/90 mmHg • Riwaya t dislipid emia, kad ar lipid (Kolesterol HDL

mg/d ! dan atau Trig liserida > 250 mg/dl) • Me miliki riwayat penyakit kardiovasku lar

• Di et t id ak seh at, dengan t ingg i gula dan re ndah serat

(20)

3. Diabetes Melitus

Suatu penyakit menah un yang ditandai dengan kadar gu la dalam darah melebihi nila i normal, ya itu hasi l pemeriksaan gula darah vena sewaktu (GOS) ? 200 mg/d L dan gula darah vena puasa (GO P) 126 mg/d L.

Gejal a da n Tanda

Gejala klasiknya adalah :

- Banyak m inum (polidipsi),

- Banyak makan (polifagi),

- Banyak kencing (poliuri)

- Oisertai penurunan be rat badan tanpa seba b yang j elas.

Luka sulit sembuh

kebas Polidipsi dan Polifagi

Serat badan turun drastis

Bera! bayi lahir

[image:20.841.56.385.29.354.2]

Poliuri >4 kg Gatal-gatal

Gambar Tanda dan Gejala Diabetes

Buku Pintar Posbmdu PTM Sen 2 Penyakit Tidak Menular dan Faktor Ris iko

8, 1.Gejala stres

Gejala stres bervariasi tergantung pada beratnya stresor dan lamanya individu mengalami stres. Manifestasi stres berupa :

a. Fisik

Jantung berdebar-debar lebih eepat, tidak teratur, pernafasan lebih eepat dan pendek, berkeringat, muka merah, otot-otottegang, nafsu makan berubah, sulit tidur, gugup, sakit kepala, tangan dan kaki lemas, gangguan peneernaan, sering buang air keeil, dada sesak, rasa sakit / nyeri yang tidak jelas, susah buang air besar atau sebaliknya diare,

kesemutan dan nyeri ulu hati.

b. Mental

Merasa tertekan, menarik diri, bingung, kehilangan kesadaran, depresi, keeemasan , tidak bisa rileks, kemarahan, kekeeewaan, overaktif dan agresif.

8.2.0ampak negatif stres

Oampak negatif stres antara lain:

a. Sikap ag resif, frustasil gugup, kejenuhan, bosan

dan kesepian

b. Alkoholik, merokok, makan berlebihan

penyimpangan seks

c.

Oayapikirlemah, tidakmampu membuatkeputusan,

tidak konsentrasi

d. Peningkatan: tekanan darah, denyut jantung, dan gula darah

(21)

1.2 Stroke

[image:21.841.17.366.34.587.2]

Stroke adalah kejadian sakit tiba-tiba yang ditandai dengan adanya lumpuh pada sebagian sisi tubuh, bicara pelo dan dapat disertai turunnya kesadaran yang di sebabkan oleh gangguan peredaran darah ke otak akibat sumbatan atau pecahnya pembuluh darah otak. Aliran darah ke daerah otakterputus karena gumpalan darah, endapan plak atau karena pecahnya pembuluh darah otak sehingga sel-sel otak mengalami kekurangan oksigen serta energi dan menyebabkan kerusakan otak permanen yang berakibat kecacatan-kematian dini.

Gambar Stroke

Gejala dan Tanda

Penilaian Serangan Stroke dengan "SEGERA KE RS" yaitu :

• Senyum yang tidak simetris

• Gerak anggota tubuh yang melemah atau tidak dapat digerakkan secara tiba-tiba

• Suara yang pelo, parau atau menghilang

• Keseimbangan dan Kesadaran Terganggu

• Rabun atau Gangguan Penglihatan tiba-tiba

• Sakit Kepala

Bu ku Pintar Posbi ndu PTM Se ri 2 Penyakit Tidak Menular dan Faktor Risiko

e. Ib u dan/atau sa udara perem pu an dengan riwayat kan ker le her rahim

f.

Riwayat papsmear sebe lum nya abnormal

g . M erokok

Pesan :

• Sekecil apapun benjolan pada payudara yang ditemukan segera konsultasikan diri anda ke dokter

• Menunda berarti memberi kesempatan sel kanker berkembang dan mengurangi kesempatan untuk sembuh

(22)

2.2 Kanker Leher Rahim

Kega nasan yang t erj adi dari sel leh er rahim.

Geja la dan Tanda:

1. Perdarahan sa at berh ub ungan int im

2. Pe rd arah an di lua r m asa m enst ruasi

3. Kep ut iha n yang berbau bu suk

4. Keputihan bercampur darah

5. Nyeri saat berhubun g an intim

6. Nyeri pang gul

7. Gangg uan sa at Bua ng Air Kecil at au Besar

[image:22.841.44.379.34.554.2]

Kanker Serviks

Gambar kanker leher rahim

Fa kto r ri si ko kanker leher rahim adalah sebag ai b erikut:

a. Berga nti-gant i pasan gan

b. Usia hu bu ngan seksual kurang dari 20 tahun

c.

Pe nyakit Menular Se ksu al

d. Sistem kekebalan/ imu nit as tubuh menurun

Buku Pintar Pos bindu PTM Seri 2 Penyakit T idak Menular dan Faktor Rislko

Faktor risiko stroke meli puti fakto r ri siko yan g dapat diubah dan faktor risiko yang tidak dapat diubah

Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi (tidak dapat di ubah):

• Mayor :

- Usia> 65 tahun

- Riwayat stroke / penyakit jantung / penyakit pembuluh darah perifer dalam keluarga

• Minor :

- Usia 35 - 45 tahun

- Jenis kelamin

- Ras / bangsa

Faktor risiko yang dapat dimodifikasi (dapat diubah):

• Mayor: - Hipertensi

- Diabetes Melitus

- Merokok

- Atrial Fibrilasi

• Minor :

- TIA (Transient Ischemic Attack)

- Penyakit jantung

- Pasca Stroke

- Dislipidemia

- Konsumsi alkohol

- Penyalahgunaan obat

(23)

- Stenosis arteri karotis asimtomatis

- Hiperfibrinogenemia

- Hiperhomosisteinemia

- Obesitas

- Pemakaian kontrasepsi oral

- Stres mental dan fisik

- Migrain

- Terapi hormon post menopause

- Inaktivitas fisik

1.3 Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu

keadaan dimana tekanan darah sistolik 140 mmHg dan

atau tekanan diastolik 90 mmmHg. Seringkali hipertensi

terjadi tanpa gejala, sehingga pasien tidak merasa sakit.

Gejala dan Tanda:

1. Sakit kepala 11.Sulit tidur

2. Kelelahan 12.Rasa berat di tengkuk

3. Mual dan muntah

4. Sesak napas

5. Napas pendek (terengah-engah)

6. Gelisah

7. Pandangan menjadi kabur

8. Mata berkunang-kunang

9. Mudah marah

10.Telinga berdengung

Buku Pintar Posbindu PTM Seri 2 Penyakit Tidak Menular dan Faktor Risiko

Gej ala dan Tanda:

• Adanya perubahan ukuran dan bentuk payudara

• Adanya lipatan atau cekungan pada kulit payudara

• Ke luar ca iran nanah atau darah dari puting susu

• Benjolan atau penebalan di dalam payudara atau bawa h lengan.

Jika ditemukan benj olan pada payudara segera

dirujuk ke fasil itas pelayanan kesehatan untuk di lakukan pen an ganan lebi h lanjut.

Fa kt or risiko kanker payudara adalah sebaga i berikut:

1. Haid pertama pada usia < 10 tahun

2. Berhenti haid (menopause) pada usia > 50 tahun

3. Keham ilan pert ama pada usia> 35 t ahun

4. Riwayat keluarga

5. Tidak mempunyai anak

6. Ti dak menyusui

7. Riwayat tumor jinak sebelumnya

8. Berat badan berlebih

9. Kebiasaan makan ti nggi lemak dan kurang serat

10. Perokok aktif dan pasif

11 . Konsum si alkoho l

12. Pemakaian obat hormonal dalam waktu lama

13. Penekanan pada payudara terus rne nerus dalam waktu lam a

(24)

Stud i eksperi mental d i laborato ri um binatan g membuktika n ba hwa faktor psikolog is stress merupakan fakto r lingkun gan sosial yang penting dalam menyebabkan peningkatan tekanan darah .

Akan tetapi, stress merupaka n fakto r ri siko yang sulit diuku r se cara kuantit at if dan be rsifat sp ekul atif, se hingga t ak mengherankan ji ka pen gelola an stress da lam etiologi hipertensi pada manusia menjadi kont ro vers ial (H enry & Step hens, 1997 dalam Kam so, 2000).

2. Kanker

Kan ker adal ah kumpu lan se l ya ng t idak dikelil ing i kapsu l seh ingga me mungkinka n sel-sel t ersebu t d apat menye ba r ke organ -o rga n tu bu h lainnya diluar organ yang t erkena .

2.1. Kanker Payudara

Kan ker payudara ada lah t um or g anas yan g t um buh di

[image:24.841.55.381.27.489.2]

dalam jaringan payuda ra . Kan ker bisa mulai tu m buh di dala m kelenjar su su, saluran su su, jari nga n lemak maup un ja ringa n ikat pada pay udara.

Gambar kanker payudara

Buku Pintar Posb indu PTM Seri 2 PenyakitTidak Menu lar dan Faktor Risiko

Faktor risiko hipertensi dibedakan me njadi 2 kelompo k, yaitu:

1. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi (tidak dapat dirubah)

a. Umur

Umur mempengaruhi terjadinya hipertensi. Dengan bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi menjadi lebih besar. Menurut Riskesdas 2007 pada kelompok umur > 55 tahun prevalensi hipertensi mencapai > 55%. Pada usia lanjut, hipertensi terutama ditemukan hanya berupa kenaikan tekanan darah sistolik atau yang dikenal dengan hipertensi sistolik terisolasi (HST).

b. Jenis Kelamin

Jenis kelamin berpengaruh pada terjadinya hipertensi . Pria mempunyai risiko sekitar 2,3 kali lebih banyak mengalami peningkatan tekanan darah sistolik dibandingkan dengan perempuan, karena pria diduga memiliki gaya hidup yang cenderung meningkatkan tekanan darah. Namun, setelah memasuki menopause, prevalensi hiper-ten si pada perempuan meningkat. Bahkan setelah usia 65 tahun, akibat faktor hormonal maka pada perempuan kejadian hipertensi lebih tinggi dari pria. Menurut Riskesdas 2007, prevalensi hipertensi pada perempuan sedikit lebih tinggi dibanding pna.

(25)

c.

Keturu na n (genet ik)

Riwayat keluarga dekat yang mender ita hipertensi (faktor keturunan) juga men ingkatkan risiko hipertens i, terutam a hipertensi prim er (esensial). Tentunya fakt or lingkungan lain ikut berperan . Faktor genetik juga berka itan dengan metaboli sme peng aturan garam da n ren in membran sel. Me nurut Davidson bila kedua oran g tu an ya me nderita hipertensi, maka sekitar 45% akan turun ke an ak-a naknya, dan bila salah satu oran g tuanya yang mend erita hipertens i maka se ki tar 30% akan tu run ke an ak-anaknya.

z.

Faktor Ri si ko yan g dapat dimodifika si (dapat d iubah) : Fa ktor ris iko yan g diakibatkan pe ri la ku tida k sehat dari penderita hiperte nsi antara lai n mero kok, di et ren dah serat, konsum si g aram berlebih,kurang aktifitas fisik, berat ba dan berleb ih/kegemukan, konsum si alkohol, dis lip idemia dan stre ss.

a. Kegem ukan (obesi tas)

Kegemukan (obesitas) adal ah persentase abnormalitas lem ak ya ng di nyataka n dala m In deks Masa Tu buh (IM T) yaitu pe rbandi ngan ant ara ber at bad an dengan tingg i badan kuadrat dala m meter (Kaplan & Stam ler,1 991) . Berat badan da n indeks masa tubuh (I MT) berkorelasi langsung dengan tekanan da rah, terutama te kan an d arah sisto lik. Obesitas bukanl ah penyebab hipert en si . Akan tetapi prevalens i hiperte nsi pad a o besitas jauh lebih besar. Obesitas visera l ya it u pe numpukan lemak pad a vis era abd omen dan om entu m yang men ingkatkan ri siko te rjadinya

Buku Pintar PQsbmdu PTM Seri 2 Penyakit Tidak Menular dan Fakto r Risiko

g. Psikososial dan Stress

Stress atau ketegangan j iwa (rasa tertekan, murung, marah, dendam, rasa taku t, rasa bersalah) dapat merangsang kelenjar anak ginja l me lepaskan ho rmon adrenal in dan memacu j antung berdenyut le bih cepat se rt a lebih kuat, sehingga tekanan darah me ningkat. Jika stress berlangsung lam a, t ubuh akan berusaha mengadakan penyesuaia n sehin gga t im bul ke lainan organis ata u perubah an patolog is. Gejala yang m un cul da pat berupa hipe rte nsi atau penyakit maag.

Stre ss adal ah su atu ko ndi si yang disebab kan ole h adanya interaks i antara ind ividu dengan li ngku nga nnya yan g mendorong seseoran g untuk mempersepsi kan adanya perbed aan antara tuntutan sit uasi dan sumber day a (bi ol ogis, psiko logis, dan sosial) yang ada pada diri ses eorang (Damayanti, 2003). Pen ingkatan te kanan dara h akan lebih menonjoi pada individu yang memp unya i kecen derungan stress em osional tinggi (Pi nzon, 1999).

Menurut studi Framin g ham, wanita usia 45 -64 tahun memp unyai seju m la h fa kto r psikososial seperti kead aan tegang, masalah rumah tan gga, tekan an ekon omi, stress harian , mo b il itas pekerja an, ans ietas dan kemarah an terp end am. Kese mu any a ini be rh ubu ngan den ga n peni ngkatan tekanan darah dan man ifestasi kli nik penyakit kardiova skular apapun.

(26)

- - -

-Tabel 2. Batasan kadar lipid/lemak dalam darah.

Komponen Lipid Batasan (mg/dl) Klasifikasi

Kolesterol Total

< 200 200 - 239

> 240

Yang diinginkan Batas tinggi Tingg i

Kolesterol LDL

< 100 100 - 129 130 - 159 160 - 189 > 190

Optimal Mendekati optimal Batas tingg i Tinggi Sangat tinggi

Kolesterol HDL < 40 > 60

Rendah Tinggi

Trigliserida

-

-< 150 150 - 199 200 - 499 > 500

- - .

-Normal Batas tinggi Tinggi Sangat tinggi

(Sumber NCEP 2002)

f. Konsums i Alko hol Berlebih

Pen ga ruh alkohol t erhadap kena ikan tekana n dara h te lah dibu kti kan , namun mekani smen ya masih bel um jelas. Did uga pening katan kad ar kortiso l, peningkatan vol ume sel darah me rah dan peni ng katan ke kental an darah berperan dal am me nai kkan te kanan darah. Be berapa st udi menunju kan hubu nga n lan gsun g antara tek an an darah da n asupan alkohol. Dikat akan ba hwa, ef ek te rhadap tekan an dara h baru nampak apabi la meng konsumsi alkoh ol se kitar 2-3 gel as ukuran standar seti ap hari nya.

Buku Pinta r Posbindu PTM Seri 2 Penyaki t Tidak Menular dan Fakror Ris iko

diabetes melitus, hi pertensi,sindrom metabolik dan penyakit kard iovasku lar. Pada obes itas viseral terj adi pe ningkatan risiko terbentuknya plak arteriosklerosis akiba t proses inflamasi dari lemak yan g tertu mpuk di visera.

Ris iko relatif untuk menderita hipertens i pada orang-o rang gemuk 5 kal i lebi h tinggi dibandingkan denganseorang yang bada nnya normal. Sedangkan , pada pen deri t a hipertensi ditemu ka n sekitar 20-33% memi liki berat bada n lebi h (overweight).

Nil ai IMT dihit ung menurut rumus :

Berat Badan (kg) IMT=

Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m)

Klasifikasi I MT orang In done sia berdasarkan rekomen d asi W HO pa da popu lasi Asia Pasifi k t ahu n 2000 dapat dil ihat pada tabel1, di bawah in i:

Tabel 1. Klasifikasi Indeks Massa Tubuh (IMT) Populasi Asia Menurut WHO

Indeks Massa Tubuh (KgJcm2) Kategori

<18 Berat badan kurang

18,50 - 22,9 Normal

23 Berat badan lebih

23,00 - 24,9 Berisiko

25,00 - 29,9 Obesitas derajat 1

30 Obesitas derajat 2

Sumber : WHO The Asia Pasific Perspectif, 2000

[image:26.841.66.385.38.482.2]
(27)

b. Mero kok

Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon monoksida yang dihisap melalui rokok akan memasuki sirkulasi darah dan merusak lapisan' endotel pembuluh darah art eri, zat tersebut mengak ibatkan proses arterosk leros is da n tekana n darah tinggi. Pada studi autops i, dibukti kan adanya kaitan erat antara kebiasaan merokok dengan proses arteroskleros is pada selu ruh pem bu luh da rah. Merokok juga meningka t ka n de nyut j antu ng, sehingga keb utu han oksigen otot-otot jan t ung bert ambah . Merokok pad a penderit a tekanan dara h t ingg i akan semakin meningkatkan risiko kerusakan pembu luh darah arteri.

c. Ku rang Aktif itas Fisik

Ku ra ng akt ifitas f isik dapat menurunkan efisiensi ke rj a j ant ung, men urunka n kemampuan tub uh termasuk ke mampuan seksual dan kebugaran j asmani.

d. Konsum si Gara m Berlebi han

Garam menyebabkan penu mpuka n cairan dalam tubuh karena me narik ca ira n d i luar sel agar tidak dikeluarkan, se hingga aka n meningkatka n volume dan tekanan darah. Pada sekitar 60% kasu s hipertensi pri mer (esens ial) terj adi respons pe nurunan tekana n darah dengan mengura ngi asupa n garam. Pada masyarakat ya ng meng ko nsumsi garam 3 gram atau kura ng, ditemukan teka nan dara h rerata yang rendah, sedangka n pada masyarakat asupan gara m sek itar 7 -8 gra m teka nan dara h rerata lebi h tinggi.

Buku Pintar Posbindu PTM Seri 2 PenyakitTldak Menular dan Faktor Rlslko

e. Dislipidem ia

Kelainan metaboli sme lipid (Iem ak) ditandai dengan pe ningkatan kadar ko lestero l total, trigliserida, ko lesterol LDL dan/atau pe nu runan kadar kolestero l HDL dal am darah. Kolesterol merupakan faktor penting dalam terjadi nya ateroskleros is, ya ng kemu di an mengakibatkan peningkatan tahanan peri fer pembulu h darah sehingga tekanan dara h men ingkat. Untuk j elasnya dapat di li hat tabel 2 berikut ini .

(28)

b. Merokok

Zat-zat kimia beracun sepert i nikotin da n karbon monoksida yang dihisap melalui rokok aka n memasuki sirku lasi darah dan merusa k lapisan endotel pembu luh darah arteri, zat tersebut me ng akibat kan proses arterosklerosis dan tekanan dara h t inggi. Pada studi autopsi, dibuktikan adanya kaitan erat antara keb iasaan merokok dengan proses arterosklerosis pada seluru h pembuluh

darah. Merokok j uga meni ngkatkan denyut

j ant ung, sehingga kebutuha n oksigen otot-otot jantun g bertambah. Mero ko k pada pende rita t eka nan dara h t inggi aka n semakin menin gkatka n risiko kerusakan pembuluh darah arteri.

c.

Kurang Akt ifitas Fisik

Kurang aktifitas fi sik dapat menurunkan efisi ensi kerja ja ntu ng, menurunka n kemampuan tu buh termasuk ke mamp uan seksual da n keb ugaran

. .

j asm an l.

d. Kon sumsi Gara m Berlebihan

Ga ram menyebabka n penu mpukan caira n

da lam t ubuh ka rena menarik ( arra n di luar se l agar t idak dikeluarka n, sehingga akan me ni ngkatkan vo lume da n tekana n da rah . Pada sekitar 60% kasus hipertensi pri me r (esensia!) terjadi respons penu runan tekana n darah dengan me ng urang i asupan gara m. Pada masyarakat yang mengkonsumsi garam 3 gram ata u kura ng, ditemu kan teka nan da rah rerata ya ng renda h, seda ng kan pa da masyarakat as upan garam sek ita r 7 -8 gram teka nan dara h rerata lebih ti nggi .

Buku Pintar Posbindu PTM Seri 2 Penyaklt Tidak Menular dan Faktor Risiko

e. Dislipidemia

Kelainan metabo lisme lipid (Iema k) ditandai dengan peni ngkatan kad ar kolest ero l total, trigliserida, ko lestero l LDL dan/atau penurunan kadar kolesterol HDL dal am darah. Kolesterol merupaka n faktor penting dalam terj ad inya at erosk lerosi s, yang kem udian meng akibatkan pen ingkatan tahanan perifer pembuluh darah sehingga tekanan darah men ingkat. Untukjela snya dapat dil ihat tabel 2 berikut ini.

(29)

-

----

-Tabel 2. Batasan kadar lipid/lemak dalam darah.

Komponen Lipid Batasan (mg/dl) Klasifikasi

Yang

< 200

diinginkan Kolesterol Total 200 - 239

Batas tinggi I > 240

Tinggi Optimal

< 100

Mendekati 100-129

optimal 130 - 159

Kolesterol LDL

Batas tinggi 160 - 189

Tinggi I > 190

Sangat tinggi

< 40 Rendah Kolesterol HDL

> 60 Tinggi

< 150 Normal 150 - 199 Batas tinggi Trig liserida

200 - 499 Tinggi > 500 Sa ngat t in ggi

(Su mber NCEP 2002)

f. Konsumsi Alkohol Berle bih

Pengaruh alkohol t erhad ap kenaikan tekan an darah te lah dibuktikan, namun mekanism enya masih bel um jelas. Did uga pening katan kadar ko rt isol, peni ng katan vo lume sel da rah merah dan pe ningkatan kekentalan darah berperan da la m menaikkan tekanan darah. Bebe rapa studi men unj ukan hu b ungan lan g sung anta ra tekanan darah dan as upan alkohol. Dikatak an bahwa, efek terhad ap te kanan darah baru nam pak apabila mengkonsumsi alkohol sekitar 2-3 gelas uku ran standar setiap harinya.

Buku PJntar Posbindu PTM Seri 2 PenyakJt Tidak Menular dan Faktor Risiko

di abetes melitus, hi pert ensi,sindrom met abolik d an penyak it kardiovaskular. Pa da obesitas visera l terjad i penin gkatan risiko terbe ntuknya pla k arteriosklerosis akibat proses inflamasi dari lemak yang te rt umpuk di visera .

Ris iko relatif untuk menderita hipertensi pad a orang-orang gemuk 5 kali lebi h tinggi diband ingkan dengan seo rang yang badannya normal. Seda ngkan, pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 20-33% memilik i berat badan lebi h (overweight) .

Nil ai IMT d ih itun g menurut ru mus :

Berat Badan (kg)

IMT=

Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)

Klasifi kasi IMT orang Indonesia berdasarkan re komendas i WHO pada populasi Asia Pasifi k t ahun 2000 d apat di lihat pada tabe l 1, di bawah ini:

Tabel 1. Klasifikasi Indeks Massa Tubuh (IMn Populasi Asia Menurut WHO

Indeks Massa Tubuh (Kg/cm2) Kategori

<18 Berat badan kurang

18,50 - 22,9 Normal

23 Berat badan lebih

23,00 - 24,9 Berisiko

25,00 - 29,9 Obesitas derajat 1 30 Obesitas de raj at 2

Sumb er : WHO The Asia Pasific Perspectif, 2000

[image:29.843.17.375.23.487.2]
(30)

c.

Keturuna n (genetik)

Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi (f aktor keturun an) juga meningkatkan risiko hipertensi, terutama hipertens i pri mer (esensial) . Tent unya f aktor li ng ku ngan lain ikut berperan . Faktor genetik juga berkaitan deng an m etabo lisme pe ngat uran garam dan renin membran sel. Menurut Davidson bi la kedu a o rang tu anya me nderita hiperten si, maka sekitar 4 5% akan turun ke anak-a naknya, d an bila sal ah sa tu oran g tua nya yang menderita hipertensi maka sekitar 30% aka n turun ke anak-a naknya.

2. Fakto r Risiko yang dapat d imodifika si (dapat diuba h):

Faktor ri siko yan g di akibatka n perilak u t idak sehat dari penderi ta hipert ensi antara la in mero kok, diet re nd ah serat, kon sumsi garam berle bih,kura ng akti f ita s fi sik, bera t bad an berl ebi h/keg em uka n, kons umsi alkoh ol, d is lipid emia dan stre ss.

a. Keg em ukan (obesitas)

Kegemu kan (obe sitas) adal ah pers entase abnorma lit as lem ak yan g di nyat akan dala m Indeks Masa Tubuh (I M T) yaitu pe rbandinga n an tara berat badan d en g an ti nggi bad an kuadrat dal am meter (Kap lan & Stamler, 1991). Berat bad an dan indeks masa tubuh (I MT) berkorelasi lang sung dengan t eka nan darah, t eru t am a tekan an darah sistolik. Ob esi t as bukanl ah penyebab hiperten si. Akan tetap i prevalensi hiperten si pada o b esita s j auh lebih bes ar. Obesitas viseral ya itu penum pukan lem ak pada visera abdom en da n om ent um yang mening katka n risiko t erj adinya

Buku Pintar Posbindu PTM Seri 2 Penyakit T idak Menular dan Faktor Risiko

g. Psikososial dan Stress

Stress atau ketegangan jiwa (rasa terte kan, mu rung, marah, dendam, rasa takut, rasa bersalah) d apat merang sa ng kelenj ar anak ginjal mel epaska n ho rmo n ad re nal in d an memacu j an tu ng berdenyut le bih ce pat serta lebi h kuat, seh ingga te kan an darah men ingkat. Jika stre ss berlang sun g lama, tu bu h akan berusaha mengadakan penyesu aian sehi ngg a t im bul kelai nan org anis atau peru bah an patolog is. Gejala yang muncul dapat berupa hipertensi ata u penyakit maag .

Stress adal ah suatu kond is i yang disebabka n ole h adanya interaksi ant ara individ u dengan lingkungan nya ya ng mendorong seseora ng untuk mem pers epsikan adanya pe rbe daa n ant ara t untu t an sit uasi da n sumber daya (biolo gis, ps iko logis, dan sosial) yang ad a pada d ir i se seo ra ng (Dam ayanti, 2003) . Pe ningkata n tekan an darah aka n le bih menonj o l pada in divid u yang memp unyai kecen derungan stress emosio na l t ing gi (Pin zon, 1999).

M enurut studi Fra min g ham, wanita usia 4 5-64 ta hu n mempu nyai sej umlah faktor p sikososial seperti keada an t egang, masal ah rumah ta ng ga, te ka nan eko nom i, stress harian, mobil itas pekerj aan, ansiet as da n kemara han te rpenda m. Kes emu anya ini be rh ubungan denga n pen ingkatan te kan an darah da n manifestasi kli ni k penyakit kard iovask ular apapull .

(31)

Stud i eksp erim ental di laboratoriu m binatang mem buktikan bahwa faktor psikolog is stress merupa ka n faktor lingkunga n sosia l ya ng pent ing da lam menyebabkan pen ingkatan teka nan darah. Aka n tetapi, stress merupakan faktor risiko yang sulit d iukurs ecara kuantitatif dan bersifat spekulatif, se hingga ta k mengherankan jika penge lo laan stres s da lam etiologi hipertensi pada manu sia menjad i kon troversial (Henry & Stephe ns, 1997 dalam Kamso, 2000).

2. Kanker

Kanke r ada lah kumpu lan sel yan g ti dak dikel iling i kapsul sehi ng ga m emu ng kinkan sel -sel tersebut dapat menyebar ke o rgan -org an tu buh lainn ya dil ua r orga n yan g terkena.

2.1. Kanker Payudara

[image:31.841.49.332.387.521.2]

Kanker payudara ada lah tumor ga nas ya ng tumbuh d i dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai t umb uh di dal am kelenjar su su, saluran susu, j arin gan lemak maup un jari nga n ikat pa da payuda ra .

Gambar kanker payudara

Buku Pintar Posbindu PTM Seri 2 Penyakit Tidak Menular dan Faktor Risiko

Faktor risiko hipertensi dibedakan menjadi 2 kelompok , yaitu:

1. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi (tidak dapat dirubah)

a. Umur

Umur mempengaruhi terjadinya hipertensi. Dengan bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi menjadi lebih besar. Menurut Riskesdas

2007 pada kelompok umur > 55 tahun prevalensi

hipertensi mencapai > 55%. Pada usia lanjut, hipertensi terutama ditemukan hanya berupa kenaikan tekanan darah sistolik atau yang dikenal dengan hipertensi sistolik terisolasi (HST).

b. Jenis Kelamin

Jenis kelamin berpengaruh pada terjadinya hipertensi. Pria mempunyai risiko sekitar 2,3 kali lebih banyak mengalami peningkatan tekanan darah sistolik dibandingkan dengan perempuan, karena pria diduga memiliki gaya hidup yang cenderung meningkatkan tekanan darah. Namun, setelah memasuki menopause, prevalensi hiper-tensi pada perempuan meningkat. Bahkan setelah usia 65 tahun, akibat faktor hormonal maka pada perempuan kejadian hipertensi lebih tinggi dari pria. Menurut Riskesdas 2007, prevalensi hipertensi pada perempuan sedikit lebih tinggi dibanding prla.

(32)

- Stenosis arteri karotis asimtomatis

- Hiperfibrinogenemia

- Hiperhomosisteinemia

- Obesitas

- Pemakaian kontrasepsi oral

- St res mental dan fisik

- Migrain

- Terapi hormon post menopause

- Inaktivitas fisik

1.3 Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik 140 mmHg dan atau tekanan diastolik 90 mmmHg. Seringkali hipertensi terjadi tanpa gejala, sehingga pasien tidak merasa sakit.

Gejala dan Tanda :

1. Sakit kepala 11.Sulit tidur

2. Kelelahan 12.Rasa berat di tengkuk

3. Mual dan muntah

4. Sesak napas

5. Napas pendek (terengah-engah)

6. Gelisah

7. Pandangan menjadi kabur

8. Mata berkunang-kunang

9. Mudah marah

10.Telinga berdengung

Bu ku Pintar Pos bin du PTM Se ri 2 Pe nyaki t Tid ak Menul ar dan Fakto r Ris iko

Gejala dan Tanda:

• Adanya perubahan ukuran dan bentuk payudara

• Adanya lipata n atau cekungan pada kulit payudara

• Keluar cairan nanah ata u darah dari puting susu

• Benjolan atau pen ebalan di d alam payudara atau bawah lengan .

Jika d itemukan benjolan pada payudara segera d iruju k ke fasilitas pelayanan kese hatan untuk dilakukan pena nga nan lebih lanjut.

Fa kt or risiko kanker payudara adalah sebagai berikut:

1. Ha id pertama pada usia < 10 tahun

2. Berhenti haid (menopause) pada usia > 50 tahu n

3. Keh amilan pertama pada usia > 35 tahun

4. Riwayat kelua rga

5. Tidak mempunyai anak

6. Tidak menyusui

7. Riwayat tumo r jinak sebel um nya

8. Berat badan be rle b ih

9. Keb iasaan makan tinggi lemak dan kurang serat

10. Perokok aktif dan pasif

11. Konsumsi alkohol

12. Pem akaian obat hormonal dalam waktu lam a

13. Pen ekanan pada payudara terus menerus dala m wakt u lama

(33)

2.2 Kanker Leher Rahim

Keganas an yang te rjad i dari sel leher ra him.

Gej ala da n Tand a:

1. Perda ra han saat be rhu bung an int im

2. Perdaraha n d i luar masa menstruasi

3. Keput ih an yang b erbau busuk

4. Ke puti ha n be rc amp ur darah

5. Nyeri sa at b erhubungan in t im

6. Nyeri pan ggu l

7. Gangguan saat Buan g Air Kec il at au Besar

[image:33.841.29.305.38.363.2]

Kanke r Servl k s

Gambar kanker leher rahim

Fakt or risiko kan ker leher rahim ad alah se baga i be rikut:

a. Be rganti-gant i pasang an

b. Usia hub ungan seksu al kurang dari 20 ta hun

c. Penya kit M enu lar Seksual

d. Sist em kekeba lan/ imunitas t ubuh menu run

Buku Pintar Posbindu PTM Seri 2 PenyakitTidak Menu lar dan Faktor Risiko

Faktor risiko stroke meliputi faktor risiko yang dapat diu bah dan faktor risiko yang tidak dapat diubah

Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi (tidak dapat di ubah):

• Mayor :

- Usia> 65 tahun

- Riwayat stroke / penyakit jantung / penyakit pembuluh darah perifer dalam keluarga

• Minor :

- Usia 35 - 45 tahun

- Jenis kelamin

- Ras / bangsa

Faktor risiko yang dapat dimodifikas i (dapat diubah):

• Mayor : - Hipertensi

- Diabetes Melitus

- Merokok

- Atrial Fibrilasi

• Minor :

- TIA (Transient Ischemic Attack)

- Penyakit jantung

- Pasca Stroke

- Dislipidemia

- Konsumsi alkohol

- Penyalahgunaan obat

(34)

1.2 Stroke

Stroke adalah kejadian sakit tiba-tiba yang ditandai

dengan adanya lumpuh pada sebagian sisi tubuh, bicara

pelo dan dapat disertai turunnya kesadaran yang di

sebabkan oleh gangguan peredaran darah ke otak

akibat sumbatan atau pecahnya pembuluh darah otak.

Aliran darah ke daerah otakterputus karena gumpalan darah,

endapan

plak

atau

karena pecahnya

pembuluh

darah otak sehingga sel-sel otak mengalami kekurangan

oksigen serta energi dan menyebabkan kerusakan otak

permanen yang berakibat kecacatan-kematian dini.

Gambar Stroke

Gejala dan Tanda

Penilaian Serangan Stroke dengan "SEGERA KE RS" yaitu:

• Senyum yang tidak simetris

• Gerak anggota tubuh yang melemah atau tidak

dapat digerakkan secara tiba-tiba

• Suara yang pelo, parau atau menghilang

• Keseimbangan dan Kesadaran Terganggu

• Rabun atau Gangguan Penglihatan tiba-tiba

• Sakit Kepala

Buku Pintar Posbindu PTM Seri 2 Penyakit Ti dak Menular dan Fakto r Risiko

e. Ibu dan/atau saudara perempuan dengan riwayat

kanker leher rahim

f. Riwayat papsmear sebelumnya abnormal

g. Mero kok

Pesan :

• Sekecil apapun benjolan pada payudara yang ditemukan segera konsultasikan diri anda ke dokter

• Menunda berarti memberi kesempatan sel kanker berkembang dan mengurangi kesempatan untuk sembuh

(35)

3. Diabetes Melitus

Suatu penyakit menahun yang ditandai dengan kadar gula dalam da rah melebih i nilai normal, yaitu hasil pemeriksaan gula darah vena sewaktu (GOS) mg/dL dan gula darah vena puasa (GOP) 1 26 mg/dL.

Gejala dan Tanda

Gej ala klasiknya adalah :

- Ba nyak minum (polidipsi),

- Banyak makan (pol ifagi),

- Ba nyak kenc ing (poli uri)

- Oisertai penurunan berat badan tanpa sebab ya ng jelas.

Polidipsi dan Polifagi Luka sulit sembuh

Berat badan turun drastis

[image:35.841.15.351.121.547.2]

Poliuri Gatal-gatal

Gambar Tanda dan Gejala Diabetes

Buku Pintar Posbindu PTM Seri 2 Penyaklt Tidak Menular dan Faktor Risiko

8.1.Gejala stres

Gejala stres bervariasi tergantung pad a beratnya stresor dan lamanya individu mengalami stres. Manifestasi stres berupa :

a. Fisik

Jantung berdebar-debar lebih cepat, tidak teratur, pernafasan lebih cepat dan pendek, berkeringat, muka merah, otot-otottegang, nafsu makan berubah, sulit tidur, gugup, sakit kepala, tangan dan kaki lemas, gangguan pencernaan, sering buang air kecil, dada sesak, rasa sakit / nyeri yang

Gambar

Gambar Penyempitan pembuluh darah koroner jantung
Gambar Asma
Gambar Tanda dan Gejala Diabetes
Gambar Stroke
+7

Referensi

Dokumen terkait

maka bagai usaha ke arahnya hendaklah terus dijalankan. Antara lain, kerajaan.. mewujudkan banyak dasar bertujuan menerapkan nilai-nilai bagi mengekalkan perpaduan kaum.

yaitu jenis herbisida yang diaplikasikan pada lahan pertanian setelah tanaman budidaya tumbuh di lahan tersebut, dengan tujuan untuk menekan pertumbuhan gulma yang tumbuh

Penelitian ini dilakukan di LAZ PT Semen Padang dnagan tujuan untuk mengetahui : (1) Untuk mengetahui pelaksanaan dari pengelolaan serta pengunaan dana yang

Apabila seseorang dilarang meminjamkan uang dengan bunga yang tinggi, maka secara rasional lebih baik ia meminjamkannya kepada kalangan menengah dan

Fungsi penting sebuah transistor adalah kemampuannya untuk menggunakan sinyal yang sangat kecil yang masuk dari satu terminal transistor tersebut untuk

Aplikasi media pembelajaran interaktif berbasis multimedia tentang pembudidayaan ikan lele ini dapat digunakan dalam proses pembelajaran system pembudidayaan ikan

From the searches that have been made in understanding the views of regionality and regionalism in architecture was found that regionality is an identity that

1) Word of Mouth adalah suatu informasi yang tidak dipengaruhi atau independen dan terpercaya (ketika informasi itu didapatkan dari seorang teman atau keluarga akan terpercaya