• Tidak ada hasil yang ditemukan

Melihat Yang Tak Terlihat: Perspektif Lain dalam Prostitusi, Lintah Darat, dan Perdagangan Organ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Melihat Yang Tak Terlihat: Perspektif Lain dalam Prostitusi, Lintah Darat, dan Perdagangan Organ"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Melihat Yang Tak Terlihat: Perspektif Lain dalam Prostitusi,

Lintah Darat, dan Perdagangan Organ

Oleh: Haikal Kurniawan

Judul: Defending the Undefendable

Defending the Undefendable II: Freedom in all Realms Penulis: Walter Block

Jumlah Halaman: 256, 264. Tahun Terbit: 1976, 2013.

Penerbit: Fleet Press Corporation, Terra Libertas Limited.

Seratus enam-puluh lima tahun yang lalu, ekonom besar Prancis, Frederic Bastiat menulis sebuah esai yang sangat berpengaruh. Dalam tulisan tersebut, yang dikenal dengan judul “That Which Is Seen and That Which Is Not Seen”, Bastiat mengungkapkan bahwasanya kebijakan, hukum, maupun perilaku apapun dalam ranah perekonomian tidak hanya memberi satu efek, namun juga memberi efek - efek lain yang saling berhubungan. Namun, dampak yang ditimbulkan akibat dari adanya kebijakan, hukum ataupun perilaku ekonomi ini bukan hanya berupa yang terlihat jelas di permukaan, namun ada juga dampak-dampak lain yang

tidak terlihat.

Bastiat memberi contoh analogi mengenai kaca pecah, dimana ada seorang anak kecil yang memecahkan kaca toko milik ayahnya. Sebagai akibatnya sang ayah harus membayar seorang tukang untuk membuatkan kaca yang baru. Secara yang terlihat, tindakan anak tersebut dapat memberi dampak yang positif bagi perekonomian, karena sang ayah membayar seorang tukang dan tukang tersebut akan menggunakan uang hasil kerjanya untuk kegiatan lain, yang hasilnya akan memutar roda ekonomi. Namun yang tidak terlihat adalah, opportunity cost

ayah tersebut menjadi berkurang, karena ia dipaksa menggunakan uangnya untuk membuat kaca. Bisa saja sang ayah menggunakan uang tersebut untuk barang lain yang ia inginkan,

(2)

Secara garis besar, tindakan anak tersebut memecahkan kaca toko ayahnya tidak memberi dampak positif apapun bagi perekonomian, karena ia hanya mengalihkan secara paksa uang yang seharusnya digunakan untuk penjahit baju, menjadi untuk pembuat kaca.

Memasuki abad 21, tesis Bastiat seakan semakin terpinggirkan, baik di tanah kelahirannya sendiri, apalagi di negara kita yang tercinta ini, dimana nama Bastiat hampir tidak pernah terdengar dalam berbagai diskursus akademis dan diskusi publik. Tidak jarang para pembuat kebijkan selalu memusatkan perhatiannya pada hasil – hasil dan efek yang terlihat dan mengabaikan efek – efek yang tidak terlihat. Hal ini berlaku juga pada berbagai produk hukum yang melarang berbagai profesi dan kegiatan ekonomi yang dianggap buruk, kotor, tidak bermoral, berbahaya, dsb.

Membela yang Tidak Bisa Dibela

Sedari kecil, kita tumbuh dengan diperkenalkan mengenai berbagai hal yang baik dan buruk. Makanan yang baik dan buruk, bahasa yang baik dan buruk, dan juga, profesi dan perilaku yang baik dan buruk. Tindakan membunuh, memperkosa, mencuri dan korupsi merupakan sedikit diantara sekian banyak perbuatan yang sangat buruk. Lalu bagaimana dengan pekerja seks komersial, mucikari, pengedar narkoba, pedagang organ tubuh manusia, dan “lintah darat”? Apakah mereka layak disandingkan dengan para pembunuh, pemerkosa dan koruptor? Nyatanya memang tidak sedikit yang berpendapat demikian. Para pekerja seks komersial, mucikari, pengedar narkoba,, “lintah darat”, dan pedagang organ tubuh manusia tak jarang dianggap sebagai sampah masyarakat. Mereka dianggap kaum yang tidak bermoral yang membawa dampak buruk, bukan hanya bagi diri mereka sendiri namun juga bagi orang – orang di sekelilingnya sehingga sudah menjadi kewajiban pemerintah dan para pembuat kebijakan untuk melarang adanya kegiatan tersebut.

Adalah Walter Block, seorang ekonom dan akademisi asal Amerka Serikat yang menawarkan pandangan yang berbeda. Dalam bukunya, Defending the Undefendable (1976) dan dilanjutkan dalam seri kedua Defending the Undefendable II: Freedom in All Realms (2013), Block justru membela para “kaum tertindas” yang sering dianggap sebagai sampah masyarakat ini. ada tiga proposisi yang digunakan Block sebagai landsan argumennya dalam kedua buku ini.

Proposisi pertama adalah bahwa secara natural berbagai profesi dan kegiatan ekonomi tersebut bukanlah tindak kekerasan fisik yang secara langsung merugikan orang lain.

(3)

Seorang pekerja seks komersial tidak pernah memaksa pelanggannya untuk menggunakan jasa yang ia tawarkan. Begitu pula para pengedar narkoba, mucikari, “lintah darat”, dan pedagang organ tubuh manusia. Terkait dengan kasus-kasus perdagangan organ tubuh manusia dimana organ-organ yang dijual kerap didapatkan dengan pencurian dan pemaksaan, hal tersebut tentu tidak bisa dijadikan justifikasi untuk melarang. Perdagangan apapun, baik sarana transportasi, makanan, alat elektronik, ataupun barang antik, yang melibatkan cara pemaksaan dan pencurian untuk mendapatkan produknya tentu harus dilarang dan pelakunya wajib dipidanakan. Namun bukan berarti aktivitas perdagangan alat elektronik secara inheren memang illegal dan harus dilarang sepenuhnya hanya karena adanya kasus dimana produk elektronik yang dijual merupakan hasil curian dan perampokan.

Hal ini berlaku juga untuk profesi lain seperti mucikari. Profesi mucikari kerap dipandang jahat dan harus dilarang karena banyaknya kasus mucikari yang melakukan tindakan kekerasan terhadap para pekerja seks yang berada dibawah naungannya serta melarang mereka untuk meninggalkan profesinya. Selain itu tidak sedikit para mucikari ini yang menculik dan menipu gadis muda untuk dijadikan pelayan lelaki hidung belang. Namun hal ini, sekali lagi, tidak bisa dijadikan alasan untuk melarang profesi mucikari. Aktivitas apapun yang melibatkan cara kekerasan, pemaksaan dan penipuan haruslah dilarang sepenuhnya, tidak terkecuali industri jasa prostitusi. Sebagai catatan 2 tahun lalu negara kita digegerkan dengan kasus perbudakan terhadap para pekerja di sebuah pabrik panci di Tangerang. Lantas apakah negara berhak untuk melarang industi panci dan menutup semua pabrik panci di Indonesia karena adanya kasus perbudakan yang menimpa industri tersebut?

Proposisi kedua adalah bahwa sebenarnya masyarakat justru mendapat manfaat dari dari adanya bebagai kegiatan dan aktivitas tersebut. Tauhlah seorang mucikari. Mucikari pada dasarnya tidak lebih dari seorang broker atau perantara, antara pelanggan dengan penyedia jasa, yakni pekerja seks komersial. Fungsi utama perantara, apapun jenis barang/jasa yang ditawarkannya, baik perantara real estate, investasi, tanah, dsb, tidak lain adalah memudahkan transaksi antara penjual dan pembeli, antara penyedia jasa dan pelanggan. Pembeli mendapat keuntungan melalui kemudahan mendapatkan produk yang ia inginkan, penjual memperoleh manfaat untuk menjual produknya secara lebih cepat dan efisien, sementara perantara mendapatkan keuntungan melalui komisi dari kedua pihak.

Begitu pula dengan perdangangan organ tubuh manusia. Diluar sana tidak sedikit orang-orang yang sebagaian organ tubuhnya, seperti ginjal atau hati, tidak mampu untuk bekerja

(4)

dengan baik. Tidak jarang satu-satunya langkah untuk menyelamatkan hidup mereka adalah melalui donor organ dari orang lain. Seorang “lintah darat” juga memiliki manfaat bagi masyarakat. Pada umumnya orang-orang yang meminjam uang dari para “lintah darat” ini adalah kalangan miskin yang tidak lagi memiliki kesempatan untuk mendapatkan pinjaman dari pihak-pihak lain. Melalui kalangan yang diberi label “lintah darat” inilah pintu bagi orang-orang miskin untuk mendapat pinjaman menjadi terbuka. berkaitan dengan hal ini, yang selalu dijadikan alasan bahwa “lintah darat” patut dipidanakan adalah mereka melakukan eksploitasi terhadap orang miskin melalui ketentuan bunga pinjaman yang sangat tinggi, bahkan tidak jarang jauh lebih tinggi daripada bunga pinjaman di bank-bank konvensional.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa keuntungan dan biaya yang dikenakan kepada seseorang dalam kegiatan ekonomi selalu terkait dengan faktor resiko dari aktivitas tersebut. Semakin tinggi resiko maka biaya yang dikenakan dan keuntungan yang didapatkan semakin besar dan begitu pula sebaliknya. Sebagai contoh seorang yang memiliki hobi berpetualang di alam liar akan membayar biaya asuransi lebih besar daripada seseorang yang memiliki hobi membaca buku di perpustakaan. Hal ini bukan karena perusahaan asuransi “mengeskploitasi” mereka yang memiliki hobi berpetualang, namun karena resiko celaka seseorang yang gemar berpetualang jauh lebih besar daripada mereka yang gemar membaca buku. Hal ini berlaku juga bagi para “lintah darat” ini. Bunga sangat tinggi yang dikarenakan pengembalian uang pinjaman kepada kalangan miskin memiliki resiko yang jauh lebih besar daripada kepada kalangan yang kaya.

Proposisi terakhir adalah apabila aktivitas mereka dilarang, bukan masyarakat yang mendapat keuntungan, namun justru masyarakat pada umumnya mendapat kerugian. Mengutip Bastiat, inilah efek yang tidak terlihat dari adanya produk kebijakan yang melarang berbagai aktivitas yang dianggap tidak bermoral ini. Kebijakan pelarangan narkoba misalnya, dampak yang terlihat adalah seolah para pengedar narkoba menjadi jera dan potensi seseorang untuk terjerumus kedalam penggunakan narkoba menjadi berkurang. Namun kenyataannya tidak demikian. Dampak lain yang tidak terlihat dari kebijakan ini adalah justru harga narkoba yang semakin melambung tinggi dikarenakan barang yang semakin langka namun permintaan yang tidak menurun atau bahkan meningkat. Hal ini bisa dianalisis dengan menggunakan hukum permintaan dan penawaran yang sederhana.

(5)

Taruhlah seorang pecandu heroin yang setiap hari menghabiskan 100.000 rupiah untuk membeli memenuhi kecanduannya. Berarti dalam setahun ia menghabiskan sekitar 35 juta rupiah untuk mengkonsumsi heroin. Namun apa yang terjadi bila pasar heroin ditutup? Harga heroin dapat melambung tinggi karena biaya produksi dan distribusi heroin yang semakin meningkat melalui penambahan biaya untuk penyelundupan, membangun pabrik rahasia, belum lagi untuk menyuap para penjabat dan aparat korup. Para pecandu yang awalnya mampu untuk memenuhi kebutuhanya dengan uangnya sendiri mau tidak mau harus mencari tambahan biaya, yang tidak jarang dilakukan dengan cara – cara kriminal seperti pencurian dan perampokan.

Selain itu bagaimana dengan “lintah darat” dan pedagang organ tubuh manusia? Apakah ada efek tidak terlihat apabila profesi mereka dilarang?

Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya, tidak jarang satu – satunya pintu kalangan miskin untuk mendapatkan pinjaman adalah melalui mereka yang diberi label “lintah darat”. Apabila seseorang dilarang meminjamkan uang dengan bunga yang tinggi, maka secara rasional lebih baik ia meminjamkannya kepada kalangan menengah dan atas, dikarenakan resiko mereka tidak mampu mengembalikan pinjaman lebih kecil daripada meminjamkan kepada kalangan miskin. Dengan negara melarang aktivitas memberi pinjaman dengan bunga yang sangat tinggi, sama saja dengan menutup kesempatan bagi kalangan miskin untuk mendapat pinjaman sama sekali. Bukan tidak mungkin ada individu-individu yang berasal dari kalangan tidak mampu yang memiliki berbagai inovasi namun tidak mampu merealisasikannya karena ia tidak memiliki modal dan selutuh pintu pinjaman bagi dirinya sudah ditutup.

Berkaitan dengan pedangang organ tubuh manusia, sangat jelas bahwa adanya hukum yang melarang aktivitas mereka adalah kalangan yang membutuhkan akan lebih sulit mendapatkan donor organ tubuh. Tidak jarang mereka yang membutuhkan donor organ berada dalam kondisi yang sangat kritis dan tidak bisa menunggu untuk waktu yang sangat lama. Block berargumen apabila pasar diizinkan untuk mengalokasikan organ tubuh manusia sebagaimana barang dan jasa lain, maka jumlah ketersediaan organ akan meningkat dan akan mengurangi potensi pasar gelap perdangangan organ manusia.

Karya Walter Block ini, meskipun secara pribadi dalam beberapa aspek saya rasa agak berlebihan, namun buku ini merupakan bacaan yang menggugah semangat, baik secara intelektual maupun emosional. Block dalam hal ini tidak mengadvokasi seseorang untuk

(6)

menjadi pekerja seks ataunpun “lintah darat”. Selain itu Block bukan mengatakan bahwa profesi pekerja seks, pengedar narkoba, maupun pedagang organ tubuh manusia merupakan profesi yang lebih mulia daripada pekerjaan lainnya. Block hanya menunjukkan kepada kita bahwasanya tidak semua yang dianggap buruk oleh pandangan moral pribadi, keluarga, masyarakat, pemerintah maupun budaya kita pada umumnya memang demikian adanya.

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, Peraturan Kepala LIPI Nomor 05/M/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Pengurus Unit Nasional Korps Pegawai

Berdasarkan hasil Indeks SKM yang telah dilakukan secara terus menerus maka dipandang perlu untuk mengadakan beberapa upaya perbaikan kinerja pelayanan perizinan dan

Pada luka insisi operasi dilakukan infiltrasi anestesi local levobupivakain pada sekitar luka karena sekresi IL-10 akan tetap dipertahankan dibandingkan tanpa

3) Dalam penyusunan RPJM Daerah ini ditambahkan rancangan program indikatif 1 (satu) tahun ke depan setelah periode RPJM Daerah berakhir. Hal ini adalah

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia, didalamnya terkandung pesan moral yang

Berdasarkan hasil wawancara dengan Lurah dan jajaran pemerintahan desa bahwa gadai yang terjadi di Kelurahan Ujung Gunung Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang

Persamaan antara laporan terdahulu dan laporan yang dilakukan penulis kini yakni tujuan yang sama yaitu untuk meningkatkan pemahaman dengan menerapkan asuhan

[r]