• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBUATAN PATILO SEBAGAI USAHA MENINGKATKAN DIVERSIFIKASI PANGAN DI DESA GIRIPURWO, KEC. PURWOSARI, KAB. GUNUNGKIDUL DIY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBUATAN PATILO SEBAGAI USAHA MENINGKATKAN DIVERSIFIKASI PANGAN DI DESA GIRIPURWO, KEC. PURWOSARI, KAB. GUNUNGKIDUL DIY"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

i

LAPORAN PROGRAM HIBAH KKN TEMATIK

PEMBUATAN PATILO SEBAGAI USAHA MENINGKATKAN DIVERSIFIKASI PANGAN DI DESA GIRIPURWO, KEC. PURWOSARI, KAB. GUNUNGKIDUL DIY

Disusun Oleh :

Chandra Kurnia Setiawan, SP, MSc Ir. Bambang Heri Isnawan, MP.

Didanai oleh LP3M UMY

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik tahun anggaran 2015/2016

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

(2)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang (Analisis situasi lokasi KKN)

Gunungkidul merupakan salahsatu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta yang wilayahnya relatif jauh dari pusat pemerintahan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu letaknya berada di pegunungan bagian selatan, dan berada ± 40 km dari kota Yogyakarta. Selain terpencil, Gunungkidul juga merupakan daerah tandus dan bebatuan, sehingga sangat tertinggal dalam bidang pertanian dibanding daerah lain di Provinsi D.I Yogyakarta. Berdasarkan keputusan Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal nomor 001/KEP/MPDT/II/2005, Kabupaten Gunungkidul termasuk salahsatu dari 199 kabupaten daerah tertinggal, sehingga diperlukan langkah-langkah strategis untuk secara bertahap dilakukan percepatan mengurangi ketertinggalan (IRE,2011)

Berdasarkan pada hasil penelitian IRE (2011), dari 144 desa di Kabupaten Gunungkidul, terdapat 32 desa tergolong sebagai daerah tertinggal dan terpencil yang tersebar di lima kecamatan. Kecamatan tersebut adalah Purwosari, Saptosari, Gedangsari, Girisubo, dan Tanjungsari. Menilik sistem zonasi wilayah Gunungkidul, kelima kecamatan ini masuk dalam zona selatan, dan beberapa kecamatannya berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Selain itu, karakter daerahnya berupa kawasan berbukit karst dan letaknya yang jauh, mengakibatkan sulitnya aksesibilitas sarana dan prasarana transportasi. Walaupun dalam keadaan tersebut, sebagian besar penduduk Gunungkidul berprofesi sebagai petani dan peternak.

(3)

2

berhasil meningkat sehingga surplus gabah. Selain padi, di kabupaten Gunungkidul juga ditanam beberapa tanaman palawija, antara lain Jagung, Kacang kedelai, Kacang Tanah, Ubi Jalar, Ubi Kayu, Kacang Hijau dan Sorgum.

Kecamatan Purwosari mempunyai luas wilayah 7175,68 hektar yang menurut kondisi tanahnya termasuk di daerah zona pegunungan seribu, terletak di bagian selatan dari Kabupaten Gunungkidul. Iklim terdiri dari musim kemarau dan musim penghujan dimana pada musim kemarau di wilayah ini mengalami kekeringan. Rata-rata curah hujan 1,933 mm/tahun. Wilayah kecamatan Purwosari dibagi 5 desa yaitu desa Giripurwo yang memiliki 10 dusun dengan luas 27,2569 km2; Giricahyo yang memiliki 7 dusun dengan luas 16,3550 km2; desa Girijati yang memiliki 4 dusun dengan luas 7,6520 km2; desa Giriasih yang memiliki 4 dusun dengan luas 8,4334 km2; desa Giritirto yang memiliki 7 deusun dengan luas 12,0595 km2.

Masyarakat di Kecamatan Purwosari dalam kegiatan budidaya banyak menanam tanaman palawija, antara lain Ubi kayu. Ubi kayu atau singkong merupakan salah satu komoditas penting di Indonesia. Produk singkong diharapkan dapat mengurangi ketergantungan kita terhadap bahan pangan dari luar negeri. Selain digunakan sebagai bahan pangan, singkong juga dapat digunakan sebagai sumber bioenergi, bahan bakar, dan bahan untuk industri pertanian.

(4)

3

Ubikayu merupakan komoditas tanaman pangan yang penting sebagai penghasil sumber bahan pangan karbohidrat dan bahan baku industri makanan, kimia dan pakan ternak. Beberapa keunggulan lain dari ubikayu ini adalah : a) tanaman ini sudah dikenal dan dibudidayakan secara luas oleh masyarakat pedesaan sebagai bahan pokok dan sebagai bahan cadangan pangan pada musim paceklik, b) masyarakat khususnya di pedesaan telah terbiasa mengolah dan mengkonsumsinya dalam bentuk gatot dan tiwul, c) nilai kandungan gizinya cukup tinggi dan d) mudah beradaptasi dengan lingkungan atau lahan yang marginal dan beriklim kering

Mengingat ubi kayu merupakan salah satu bahan hasil pertanian yang mudah rusak, dan keberadaannya pada saat panen sangat melimpah, maka upaya untuk penanganan pasca panen ataupun upaya pengolahannya harus segera dilakukan. Untuk dapat menyerap semaksimal mungkin bahan baku ubi kayu yang ada di masyarakat, maka skala produksinya haruslah skala industri yang mampu menyerap ubi kayu secara kontinyu dalam jumlah yang cukup besar. Dalam hal ini tidak harus industri skala besar, melainkan industri kecil dan menengah atau UKM-pun mampu melakukannya. Mestinya pemberdayaan di tingkat UKM inilah yang harus terus didorong agar kesejahteraan masyarakat meningkat dan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat di sekitarnya.

Beberapa hasil olahan ubi kayu atau singkong yang sudah cukup dikenal masyarakat antara lain ceriping singkong atau keripik singkong, kerupuk singkong, lemet, combro, tiwul, gathot, tape / peuyem (jawa barat), gethuk, patilo, dan slondok. Hal ini menjadi peluang tersendiri khususnya di desa Giripurwo. Salah satu hasil olahan singkong yang sedang digemari oleh masyarakat sekarang yaitu Patilo.

(5)

4

Rasanya yang gurih dipadu dengan variasi rasa membuat makanan ini laris. Pengolahan yang mudah juga memungkinkan masyarakat atau KWT dapat mengerjakan sendiri. Hal ini didukung dengan melimpahnya produk ketela pohon di desa Purwosari yang membuat harga bahan menjadi lebih murah.

Dari analisa usaha, untuk membuat patilo dalam 100 kilogram ubi kayu basah bisa menghasilkan 28 kilogram patilo. Adapun biaya produksi untuk pembuatan patilo dalam satu kuintal menghabiskan Rp 155 ribu, sedangkan harga jual patilo Rp 12.500 jika jumlah produksinya 28 kilogram maka diperoleh hasil Rp 350.000 sehingga keuntungannya bisa Rp 200 ribu.

Banyak potensi yang dimiliki oleh Dusun Karangnongko, salah satunya petani yang menanam singkong namun sampai saat ini belum ada inovasi dari hasil bumi tersebut hanya dibuat menjadi gaplek saja. Sehingga diperlukan inovasi dari singkong tersebut dan pengenalan mengenai wirausaha pengolahan singkong.

Potensi tersebut ternyata belum diimbangi dengan sosialisasi mengenai produk patilo yang belum banyak diketahui oleh UKM atau masyarakat di Desa Purwosari, Dusun Karangnongko. Sehingga perlu dilakukan sosialisasi sekaligus pendampingan intensif sehingga masyarakat bisa mengenal patilo dan mengembangkannya menjadi produk yang berdaya saing dengan olahan lainnya.

(6)

5

Potensi akan pengembangan produk olahan singkong belum banyak diketahui oleh masyarakat. Perlu diadakan penyuluhan dan pendampingan kepada masyarakat agar program ini berhasil dan produk yang dihasilkan memiliki daya saing.

1. Masalah yang dihadapi masyarakat Kecamatan Purwosari, Desa Giripurwo, Dusun

Karangnongko:

a. Proses pasca panen singkong yang belum baik

Produksi ketela pohon yang besar belum diimbangi dengan pengetahuan pascapanen yang baik sehingga hasil bumi hanya dijual murah kepada tengkulak b. Pengetahuan akan olahan singkong yang belum cukup

Belum banyaknya sosialisasi dan pelatihan membuat pengetahuan masyarakat akan macam-macam produk olahan singkong belum cukup memadai

c. Ketidak jelasan pemasaran produk

Organisasi yang konsen dalam pemasaran produk olahan belum ditemukan di desa Purwosari.

.

2. Usulan Penyelesaian Masalah dan Konsep Pemberdayaan KWT

a. Penyuluhan diversifikasi pangan.

Dalam rangka memperkenalkan kembali (kemungkinan sudah dilakukan oleh pemda setempat) maka bisa diawali dengan penyuluhan dengan tema diversifikasi produk singkong terutama produk olahan.

(7)

6

Salah satu produk yang dapat dikembangkan yaitu patilo. Patilo yang sudah dihasilkan nantinya akan dikumpulkan di koperasi yang nantinya akan mengelola pemasarannya.

c. Pengenalan pemasaran produk secara online

Produk yang sudah dihasilkan perlu dipasarkan. Untuk memudahkan pemasaran, pemasaran secara online bisa dilakukan demi menjangkau penjualan yang lebih luas bukan sekadar daerah DIY saja.

C. Tujuan KKN Tematik

a. Menyemarakan kembali program difersifikasi pangan.

b. Memberi pengetahuan mengenai produk olahan singkong sebagai komoditas pangan utama di Desa Giripurwo, Dusun Karangnongko

c. Mengenalkan pemasaran online dan pengeloaannya untuk mengakselerasi penjualan produk olahan dari Desa Giripurwo, Dusun Karangnongko.

D. Program dan Kegiatan KKN TEMATIK

Program Kuliah kerja nyata akan dibagi menjadi dua program yaitu ;

a. Program inti. Program inti adalah program yang mendukung terwujudnya “Ketahanan Pangan” di Dusun Karangnongko Desa Giripurwo, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunungkidul. Program-program tersebut yaitu, Penyuluhan dengan tema diversifikasi pangan, penyuluhan dan pelatihan pembuatan PATILO, serta pemasaran produk PATILO.

(8)

7

Seperti misalnya : pengajian, Taman Pendidikan AL-Qur’an, pendampingan belajar anak-anak, Dasawisma, pembinaan kesenian, dan olah raga .

E. Target KKN Tematik

a. Masyarakat bisa membuat PATILO

b. Pemasaran produk sudah merambah pasar online.

F.Komposisi jumlah Mahasiswa Jumlah mahasiswa: 18 orang

Komposisi Program Studi Mahasiswa: Agroteknologi : 2 Orang Teknik Informatika : 2 Orang Teknik Sipil : 2 orang Teknik Mesin : 2 Orang Ekonomi Akuntansi : 2 Orang Ekonomi / Manajemen : 2 orang ISIPOL /Komunikasi : 2 Orang ISIPOL /Ilmu Pemerintahan : 2 Orang ISIPOL /Komunikasi : 2 Orang

G. Pelaksanaan Program KKN Tematik 1. Tempat KKN Tematik

Lokasi KKN TEMATIK dengan tema : Pembuatan PATILO sebagai usaha diversifikasi pangan adalah Desa Giripurwo, Kec. Purwosari, Kab. Gunungkidul, DIY. 2. Jadwal Pelaksanaan KKN Tematik

No. Uraian Kegiatan Waktu Pelaksanaan Ket

A. Pendahuluan

1. Pembentukan Tim Work Pengelola KKN 1-5 Juli 2015 2. Perijinan dan pra Observasi 5-10 Juli 2015 3. Konsolidasi dengan Pemerintah Desa

untuk pemantapan program dan lokasi

(9)

8

1. Sosialisasi KKN ke Mahasiswa UMY 15 – 20 Juli 2015 4. Pembuatan Logistik KKN TEMATIK 15 - 30 Juli 2015 5. Pembekalan KKN TEMATIK di LP3M

UMY

15 – 30 Juli 2015 6. Observasi oleh Mahasiswa 28 Juli 2015 7. Diskusi Pemantapan Program oleh Mhs 29 Juli 2015 9. Koordinasi Penerjenunan 30 juli 2015 C. Pelaksanaan Program KKN

1. Penyambutan dan penerjunan ke Lokasi 3 Agustus 2015 3. Persiapan-persiapan dan konsolidasi lokasi 1 Agustus 2015 4. Pelaksanaan Kegiatan/program 3 Agustus 2015 – 31

Agustus

5. Monitoring/Evaluasi 10 Agustus 2015, 17 Agustus 2015, 24 Agustus 2015

D. Rencana Tindak Lanjut 31 Agustus 2015

E. Penarikan KKN TEMATIK 31 Agustus 2015

F. Responsi 7 September 2015

(10)

9

II. PELAKSANAAN PROGRAM POKOK A. Uraian Program Pokok

Kegiatan dalam program pokok yang dilakukan selama kurang lebih satu bulan pada objek Diversifikasi Pengolahan Singkong di Dusun Karangnongko, Desa Giripurwo, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, yakni membuat patilo dan berbagai macam olahannya seperti kue putu, kerupuk lanting, kue pia kacang dan kue bika singkong serta melakukan kegiatan motivasi dalam mengembangkan usaha rumahan dengan olahan makanan dari bahan singkong. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan daya jual singkong melalui diversifikasi pengolahan singkong di Dusun Karangnongko, Desa Giripurwo, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Selain itu program ini diharapkan juga dapat memberikan motivasi kepada warga Dusun Karangnongko untuk membuka dan mengembangkan home industry sehingga dapat meningkatkan tingkat perekonomian warga sekitar.

[image:10.612.127.554.399.615.2]

B. Pelaksanaan Program Pokok Tabel 1. Pelaksanaan Program Pokok

No Nama Program/

Kegiatan

Sasaran Jumlah Jam

Kerja Efektif

Penanggung Jawab 1 Pembuatan patilo Warga Dusun

Karangnongko

33,5 jam Adita 2 Pembuatan berbagai

macam olahan makanan dari singkong (kue bika, kerupuk, kue pia, kue putu)

Warga Dusun Karangnongko

8 jam Dyah

3 Motivasi dalam

mengembangkan usaha rumahan dengan olahan makanan dari bahan singkong dan tepung mokaf

Warga Dusun Karangnongko

8 jam Maulela

1. Pembuatan Patilo

(11)

10

kami memutuskan untuk membuatnya sendiri. Bahan baku dan alat-alat yang digunakan untuk membuat patilo termasuk mudah untuk dicari dan tidak terlalu membutuhkan dana yang besar.

2. Pembuatan Berbagai Macam Olahan Makanan Dari Singkong Dan Tepung Mokaf (Kue Bika, Kerupuk Lating, Kue Pia, Kue Putu)

Ini merupakan bagian utama atau bagian dari program pokok yang ditujukam untuk warga Dukuh Karangnongko. Semua alat dan bahan yang diperlukan untuk membuat berbagai macam olahan makanan dari bahan baku singkong disediakan oleh tim pengabdian. Tim pengabdian menyediakan bahan-bahan yang lebih agar tidak sampai kekurangan karena di sini antusias warga untuk mengikuti atau menhadiri acara ini sangat tinggi. Seperti yang sudah di duga-duga oleh tim pengabdian ternyata warga juga menginginkan nantinya mereka dapat mempraktekkan lagi pada saat pertemuan RT, sehingga bahan-bahan yang masih sisa dan masih dapat dipakai oleh warga mereka bagi rata untuk ibu-ibu masing-masing RT.

3. Program Motivasi Dalam Mengembangkan Usaha Rumahan Dengan Olahan Makanan Dari Bahan Singkong Dan Tepung Mokaf

(12)
[image:12.792.37.765.88.466.2]

11

Tabel 2. Pencapaian Hasil Program Pokok

No Nama Program/ Kegiatan

Sasaran Target Keadaan Awal Keadaan Sesudah Tingkat

Keberhasilan (%) 1 Pembuatan patilo Masyarakat di

Padukuhan Karangnongo

Hasil panen singkong dapat dimanfaatkan menjadi

produk baru yang dapat diolah lagi.

Hasil panen singkong hanya dijual dalam bentuk umbi singkong yang sudah kering dan dijual dengan harga rendah yaitu Rp 2500/kg.

Masyarakat mulai mengerti bahwa dengan mengolah singkong menjadi patilo akan lebih menguntungkan atau mempunyai nilai ekonomis yang lebih tinggi dibandingkan menjual dalam bentunk umbi kering. Selain itu patilo bisa lebih lama disimpan jika dibandingkan dalam bentuk singkong yang masih basah atau utuh bisa menjadi keras dan mengayu.

100%

2 Pembuatan

berbagai macam olahan makanan dari singkong (kue bika, kue putu, kerupuk, kue pia)

Masyarakat di Padukuhan Karangnongko

Daya jual tepung mokaf meningkat melalui diversifikasi pengolahannya

Hasil panen singkong hanya dijual dalam bentuk umbi singkong yang sudah kering yang dikenal dengan sebutan gaplek dan dijual dengan harga rendah yaitu Rp 2500/kg.

Pengetahuan masyarakat mengenai pengolahan tepung mokaf meningkat sehingga bisa dijadikan sebagai peluang usaha.

100%

3 Motivasi dalam mengembangkan usaha rumahan dengan olahan makanan dari bahan singkong dan tepung mokaf

Masyarakat di Padukuhan Karangnongko

Meningkatkan daya minat masyarakat untuk

mengembangk an bisnis olahan

singkong.

Daya minat masyarakat akan bisnis pengolahan singkong masih rendah.

Masyarakat menjadi lebih antusias dalam mengembangkan bisnis pengolahan singkong menjadi produk yang lebih menguntungkan.

(13)

12

III. Pelaksanaan Program Bantu

A. Uraian Program Bantu

Kegiatan dalam program bantu yang dilakukan selama kurang lebih satu bulan terdiri atas program bantu keagamaan dan bantu tambahan dengan rincian kegiatan sebagai berikut :

1. Program Bantu Keagamaan

a. Mengajar anak-anak TPA untuk tingkat TK dan SD

b. Mengajar ibu-ibu dan bapak-bapak baca iqra dan al-quran tingkat RT. c. Melaksanakan sholat berjamaah bersama warga padukuhan Karangnongko. d. Mengisi khotib pada sholat wajib dan sholat jumat tingkat padukuhan.

e. Memberikan sumbangan berupa buku iqra sebanyak 50 buah untuk padukuhan Karangnongko.

2. Program Bantu Tambahan

a. Penyelenggaraan POSBINDU (posyandu lansia)

b. Penyelenggaraan perlombaan 17 agustus untuk anak-anak Padukuhan Karangnongko

c. Partisipasi dalam lomba voli antar pemuda Padukuhan Karangnongko d. Ikut serta pada pertemuan setiap RT hingga tingkat Padukuhan e. Gotong royong bersama warga Padukuhan Karangnongko

f. Penyelenggaraan bimbingan belajar untuk anak-anak SD hingga SMP g. Membantu mengajar anak-anak PAUD Karangnongko

h. Pengecatan PAUD Karangnongko

i. Penyelenggaraan senam ibu-ibu dan senam lansia

B. Pelaksanaan Program Bantu

(14)
[image:14.612.127.556.109.338.2]

13 Tabel 3. Pelaksanaan Program Bantu

No Nama Program/

Kegiatan

Sasaran Jumlah Jam

Kerja Efektif

Penanggung Jawab 1 Mengajar anak-anak

TPA

Anak-anak di Padukuhan Karangnongko

24 jam Ghilman

2 Penyelenggaraan POSBINDU

Warga Padukuhan Karangnongko

3,5 jam Faris 3 Perlombaan 17

Agustus

Anak-anak di Padukuhan Karangnongko

4 jam Iqbal

4 Bimbingan Belajar Anak-anak di Padukuhan Karangnongko

16 jam Wike

5 Senam ibu-ibu dan senam Lansia

Ibu-ibu dan warga lansia di Padukuhan Karangnongko

(15)

14

1. Penyelenggaraan POSBINDU (Posyandu Lansia)

Program ini bekerja sama dengan pihak Puskemas Giripurwo. Ada beberapa dana yang dikeluarkan misalnya untuk tambahan snack karena dari pihak Puskesman Giripurwo hanya mencover snack untuk 40 orang saja. Sedangkan dari KKN sendiri menginginkan lansia yang ada di Dukuh Karangnongko untuk mengikuti posyandu ini. Undangan yang disebar sekitar 80 undangan, sehingga kekurangan snack ditanggung oleh tim pengabdian. Lampiran 8 adalah rincian dana yang keluar untuk program posbindu.

2. Penyelenggaraan Perlombaan 17 Agustus Untuk Anak-Anak Padukuhan Karangnongko

Lampiran 9 adalah rincian dana yang keluar untuk acara perlombaan anak-anak Padukuhan Karangnongko memperingati HUT RI ke-70.

3. Partisipasi Dalam Lomba Voli Antar Pemuda Padukuhan Karangnongko

Pemuda Padukuhan Karangnongko mengadakan acara lomba voli untuk memperingati HUT RI ke-70. Dari KKN juga diundang dan dijadikan salah satu tim peserta lomba voli Padukuhan Karangnongko. Lampiran 10a. Adalah rincian dana yang keluar untuk perlombaan voli.

4. Penyelenggaraan Bimbingan Belajar Untuk Anak-anak SD Hingga SMP

Untuk kelancaran terlaksananya bimbingan belajar anak-anak Padukuhan Karangnongko diperlukan peralatan yang mendukung untuk proses belajar agar dapat berjalan dengan lancar. Lampiran 10b. adalah rincian dana yang keluar untuk program bimbingan belajar.

5. Pengecatan PAUD Karangnongko

(16)

15

tembok yang kurang menarik dan kurang bersih. Lampiran 11 adalah rincian dana yang keluar untuk pengecetan PAUD

6. Penyelenggaraan Lomba 17 Agustus Untuk Anak-Anak PAUD

Penyelenggaraan Lomba memperingati HUT RI ke-70 untuk anak-anak PAUD bertujuan agar mereka semangat. Berbagai macam lomba kami adakan untuk anak-anak khusus PAUD Padukuhan Karangnongko. Lampiran 11b adalah rincian realisasi dana yang keluar.

(17)

16

III. PEMBAHASAN

A. Pembahasan Program Pokok

Dukuh Karangnongko, Desa Giripurwo, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai potensi dalam bidang pertanian. Sebagian besar penduduk di daerah tersebut bermatapencaharian sebagai petani. Hampir semua petani menanam ketela di ladangnya. Bulan Agustus yang diperkirakan bulan panen raya ketela ternyata pada tahun ini banyak petani yang mengeluh kegagalan panennya. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor. Penyebab-penyebab kegagalan tersebut yaitu karena penyerangan kera ke ladang petani yang mencapai puluhan kera yang merusak dan memakan ketela di ladang milik petani. Kera-kera tersebut menyerang ladang petani karena mereka kehilangan habitat aslinya di hutan pinggiran pantai yang mulai dijual pemiliknya dan diisukan akan dijadikan hotel dan sebagainya.

Selain masalah tersebut ternyata saat ini hasil ketela yang dapat dipanen juga hasilnya kurang memuaskan. Ketela yang didapat ukurannya kecil dan sebagian sudah mengeras atau mengayu karena kurang air. Sedangkan petani hanya mengandalkan air hujan karena di Dusun Karangnongko tidak ada sumber mata air. Ketela yang sudah dipanen oleh petani akhirnya hanya dibuat menjadi gaplek atau singkong yang sudah kering dan dijual dengan harga Rp 2500/kg. Pengetahuan petani akan pengolahan singkong masih terbatas. Maka dari itu tim KKN 23 UMY berharap dapat memotivasi para warga maupun petani agar ketela mempunyai nilai ekonomis atau nilai jual yang lebih tinggi.

(18)

17

didapat oleh tim KKN 23 UMY untuk membuat tepung mokaf memang lebih bagus menggunakan ketela yang agak keras karena mengandung pati yang banyak jika dibandung ketela yang berkualitas baik.

Semua olahan makanan di atas dibuat dengan bahan baku dari ketela. Warga Dusun Karangnongko yang kami libatkan dalam penyuluhan ini mempunyai antusias yang tinggi sehingga program yang kami laksanakan dapat berjalan dengan lancar. Kami juga memberikan perbandingan ketika diadakan penyuluhan pembuatan kue putu ayu dengan memberikan dua macam contoh kue yang terbuat dari beda bahan baku. Yang satu terbuat dari tepung terigu dan yang satu terbuat dari tepung mokaf. Ternyata para warga lebih suka dengan kue putu ayu yang terbuat dari tepung mokaf karena lebih lembut dan tidak terlalu keras. Dari situlah masyarakat sekitar mulai tertarik dengan tepung mokaf.

Dalam pelaksanaan program utama, kami dari tim KKN 23 UMY juga mengundang seorang motivator yaitu salah satu warga dari daerah Playen, Wonosari sebagai seorang yang sudah berhasil mengembangkan industi rumahan dari bahan baku ketela. Ilmu yang diberikan sangat banyak dan sangat bermanfaat bagi warga maupun kami tim KKN 23 UMY. Tujuannya agar dapat memotivasi warga Dusun Karangnongko untuk mengembangkan industri rumahan sehingga dapat membantu perekonomian keluarga. Selain itu kami juga mengundang bapak ketua BPP (Balai Penyuluh pertanian) Desa Giripurwo sebagai pemateri yang menyampaikan seputar pertanian yaitu Bapak Iriyanto S.P.

Selain kegiatan-kegiatan program pokok yang temanya sudah ditentukan dari kampus, kami juga melaksanakan program-program bantu yang memang diperlukan untuk warga Dusun Karangnongko. Kegiatan dalam program bantu yang dilakukan selama kurang lebih satu bulan terdiri atas program bantu keagamaan dan bantu tambahan dengan rincian kegiatan sebagai berikut :

B. Pembahasan Program Bantu Keagamaan a. Mengajar anak-anak TPA

(19)

18

melaksanakan TPA juga bekerjasama dengan anggota remais (remaja islam) masjid Al-Falaq. Anggota KKN melakukan program tambahan ini di Dusun Karangnongko yang di ikuti kurang lebih sekitar 20 anak TPA. Selain mengajarkan baca iqra, KKN UMY juga mengajarkan ilmu tajwid kepada anak-anak TPA dengan tujuan agar mereka dapat membaca iqra dan Al-Qur’an dengan baik dan benar.Sasaran yang ingin dicapai adalah anak-anak Padukuhan Karangnongko menjadi semakin rajin dan lancar membaca iqra dan Al-Qur’an.Selain itu kami juga melaksanakan sholat berjamaah bersama-sama setelah TPA selesai.

b. Mengajar ibu-ibu dan bapak-bapak baca iqra dan al-quran tingkat RT.

Program bantu dari tim KKN 23 UMY adalah dengan memberikan bimbingan belajar membaca iqra dan Al-Quran untuk ibu ibu dan bapak bapak. Program ini dilaksanakan setiap hari Senin, Rabu, Kamis, dan Sabtu pukul 19.30 sampai pukul 21.00 WIB dirumah salah satu warga RT 4 Padukuhan Karangnongko.Adapun hasil yang ingin dicapai dalam program kerja KKN tentang mengajar ibu-ibu dan bapak-bapak baca Iqra dan Al-Quran tingkat RT ini adalah untuk memudahkan ibu-ibu dan bapak-bapak dalam belajar, memahami, dan membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.Tindak lanjut dari kegiatan mengajar mengaji di TPA ini adalah ibu-ibu dan bapak-bapak yang sudah dapat membaca dengan baik dan benar dapat mengajarkannya kembali kepada yang belum lancer membaca Iqra maupun Al-Quran.

c. Melaksanakan sholat berjamaah bersama warga padukuhan Karangnongko.

(20)

19

ini kami dari KKN 23 UMY juga semakin sering berinteraksi dengan warga Karangnongko sehingga memiliki kesan dekat dengan masyarakat.

d. Mengisi khotib pada sholat wajib dan sholat jumat tingkat padukuhan.

Kegiatan tim KKN 23 UMY lainnya adalah dengan mengisi khotib beberapa kali pada sholat wajib dan sholat jumat .Pengisian khotib dilakukan secara bergiliran di masjid Al-Falaq.

e. Memberikan sumbangan buku iqra

Memberikan sumbangan berupa buku iqra sebanyak 50 buah untuk padukuhan Karangnongko.Tim KKN 23 UMY telah memberikan sumbangan berupa buku iqra sebanyak 50 buah untuk padukuhan Karangnongko dengan pengajuan proposal permohonan dan terealisasi pengadaan buku iqra ke Depot Iqra AMM Yogyakarta.

C. Bantu Tambahan

1. Penyelenggaraan POSBINDU (posyandu lansia)

Program di bidang kesehatan Tim KKN 23 UMY telah mengadakan POSBINDU posyandu untuk lansia. POSBINDU dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus 2015 mulai jam 09.00 WIB hingga selesai. Penyelenggaraan POSBINDU dilaksanakan di balai padukuhan Karangnongko.bekerjasama dengan pihak puskesmas Giripurwo. POSBINDU melayani para lansia yang mempunyai kartu jaminan kesehatan dan yang tidak mempunyai jaminan kesehatan.Kegiatan POSBINDU adalah melakukan penyuluhan pola makan sehat, cek tensi, penimbangan berat badan, dan pemberian obat gratis.

2. Pendampingan Posyandu Balita

(21)

20

3. Penyelenggaraan perlombaan 17 agustus untuk anak-anak Padukuhan Karangnongko Dalam rangka memperingati HUT RI ke-70, mahasiswa KKN 23 UMY memiliki program untuk Dusun Karangnongko berupa beberapa perlombaan anak-anak dari tingkat TK, SD, dan SMP yang diadakan di lapangan Kesari Dusun Karangnongko. Lomba tersebut diadakan selama satu hari pada tanggal 19 Agustus 2015 pukul 13.00 WIB.Lomba yang diadakan meliputi lomba makan kerupuk, memasukkan pensil dalam botol, joget balon, dan kelereng dalam sendok.

4. Partisipasi dalam lomba voli antar pemuda Padukuhan Karangnongko

Tim KKN 23 UMY diundang dalam partisipasi lomba voli antar RT padukuhan Karangnongko. Tim KKN 23 UMY juga ikut berpartisipasi dalam meramaikan acara dengan membentuk satu tim voli KKN. Lomba voli diadakan di lapangan Kesari Karangnongko pada tanggal 14 Agustus sampai 22 Agustus 2015 setiap hari jam 19.30 hingga selesai.

5. Ikut serta pada pertemuan setiap RT hingga tingkat Padukuhan

Pada satu minggu pertama setelah penerjunan, tim KKN 23 UMY setiap malam mengikuti pertemuan di setiap RT padukuhan Karangnongko yang memang sudah rutin dilaksanakan setiap minggu di setiap RT Padukuhan Karangnongko. Agenda yang dilakukan adalah perkenalan dan diskusi dengan warga membahas program apa saja yang akan dilaksanakan oleh tim KKN 23 UMY selama mengabdi di masyarakat padukuhan Karangnongko.

6. Gotong royong bersama warga Padukuhan Karangnongko

Kegiatan lainnya yang dilakukan tim KKN 23 UMY adalah ikut serta dalam kegiatan Gotong royong bersama warga Padukuhan Karangnongko dalam menyambut hari kemerdekaan RI. Gotong royong atau kerja bakti dilakukan di masing-masing RT dan tingkat padukuhan.Kami juga ikut berpartisipasi dalam kegitian tersebut.

(22)

21

Bidang pendidikan juga menjadi salah program kerja KKN, program yang menjadi unggulan adalah bimbingan belajar.Dalam hal ini yang bertugas sebagai pengajar atau guru adalah para mahasiswa.Bimbingan ini diharapkan dapat membantu para orang tua yang sibuk bekerja atau yang kesulitan dalam memberikan pendampingan belajar kepada putra dan putrinya. Dalam hal ini para mahasiswa KKN yang berperan sebagai guru dan pembimbing memberikan motivasi agar proses belajar berjalan disiplin. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada pukul 13.00 setiap hari Senin dan Kamis.Anak-anak Padukuhan Karangnongko yang terlibat sangat antusias dengan adanya program bimbingan belajar yang dilaksanakan di balai padukuhan ini.Mereka merasa senang dan terbantu dengan adanya program ini terbukti dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh anak-anak terkait dengan pelajaran yang mereka dapat di sekolah.

8. Membantu mengajar anak-anak PAUD Karangnongko

Mengajar PAUD merupakan salah satu dari kegiatan program bantu kami yang dilakukan di Dusun Karangnongko. Di Dusun ini, terdapat 1 PAUD. Alasan kami lebih memilih membantu mengajar PAUD dibanding mengajar SD atau SMP yang ada di Dusun Karangnongko karena bantuan kami lebih dibutuhkan dalam membantu mengajar PAUD. Karena tingkah laku anak – anak sangat atraktif atau gerak – gerik anak sangat lincah sehingga tutor harus lebih mampu mengawasinya. Dan tenaga pengajar di PAUD sangat kurang hanya ada satu pengajar. Maka dari itu kami membantu pendampingan di PAUD Dusun Karangnongko agar anak-anak mendapatkan perhatian dan bimbingan yang lebih. Kami mengajar PAUD setiap Senin sampai Jumat pukul 08.00-10.00. Setiap PAUD ada beberapa orang dari kami yang membantu. Kami membantu dalam mengajar mengenal huruf, angka, hewan, alat transportasi, warna, baca, lagu, dan lain-lain.

(23)

22 9. Pengecatan PAUD Karangnongko

Tim KKN 23 UMY telah memberikan bantuan dengan pengecatan ruang PAUD padukuhan Karangnongko.Adapun tujuan dari mengecatan ruangan PAUD ini adalah agar menambah keindahan dan kebersihan PAUD Karangnongko serta menambah daya tarik masyarakat untuk menyekolahkan anak mereka ke PAUD Karangnongko. Dengan ruangan yang bersih dan menarik diharapkan dapat membangkitkan semangat belajar anak-anak.

10.Penyelenggaraan senam ibu-ibu dan senam lansia

Tim KKN 23 UMY telah memberikan penyelenggaran senam ibu-ibu dan senam lansia di padukuhan Karangnongko.Alasan diadakannya kegiatan ini karena Ibu-ibu Padukuhan Karangnongko sebelumnya tidak memiliki kegiatan dalam bidang olahraga dan masih banyaknya waktu luang yang tidak dimanfaatkan oleh warga padukuhan Karangnongko. Tujuan diselenggarakan program ini adalah agar dapat menumbuhkan kepedulian akan pentingnya olahraga untuk kesehatan jasmani dan memanfaatkan waktu luang.

D. Faktor Pendukung

Selama melaksanakan Program KKN tematik di Dusun Karangnongko, banyak faktor yang mendorong keberhasilan pelaksanaan program di masyarakat, diantaranya yaitu:

1. Sambutan dan kerja sama yang cukup baik dari masyarakat kepada peserta KKN sehingga dapat mempermudah pelaksanaan.

2. Terdapat kerja sama yang baik antara peserta KKN dengan pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan KKN ini.

3. Masyarakat sangat menghargai dan menghormati mahasiswa peserta KKN.

4. Ilmu pengetahuan yang didapatkan selama di bangku kuliah sangat membantu peserta KKN ketika terjun di dunia masyarakat.

(24)

23

6. Sikap kekeluargaan dan kerukunan warga Padukuhan Karangnongko yang masih sangat erat membuat kami nyaman berada di sana sehingga semua program yang terlaksana dapat berjalan dengan baik.

E. Faktor Penghambat

Masih terdapatnya sebagian masyarakat yang berpandangan sebelah mata bahwa mahasiswa adalah anak muda yang tidak tahu apa-apa, mereka tidak melihat apa yang sebenarnya telah di lakukan melainkan dari penampilan luarnya saja dan terkesan mahasiswa telah menggurui padahal dalam kenyataannya hanya ingin mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan selama ada di bangku kuliah. Selain itu masih ada beberapa warga yang menganggap bahwa KKN membantu dalam bentuk materi.

F. Tindak Lanjut Program Pokok

Program pokok yang dilakukan selama kurang lebih satu bulan pada objek Diversifikasi Pengolahan Singkong di Dusun Karangnongko, Desa Giripurwo, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, yakni membuat tepung mokaf dan berbagai macam olahannya seperti kue putu, kerupuk lanting, kue pia, kacang, dan kue bika serta melakukan kegiatan motivasi dalam mengembangkan usaha rumahan dengan olahan makanan dari bahan baku singkong dan tepung mokaf. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan daya jual singkong agar lebih tinggi melalui diversifikasi pengolahan singkong. Selain itu program ini diharapkan juga dapat memberikan motivasi kepada warga Dusun Karangnongko untuk membuka dan mengembangkan home industry sehingga dapat meningkatkan tingkat perekonomian warga sekitar.

(25)

24 G. Tindak lanjut program bantu keagamaan

a. Mengajar anak-anak TPA Al-Falaq.

Program bantu dari tim KKN 23 UMY salah satunya adalah mengadakan TPA untuk anak-anak TK, SD, dan SMP diadakan setiap hari Selasa, Jumat, dan Minggu pukul 14.00 WIB. TPA dilaksanakan di masjid Al-Falaq Padukuhan Karangnongko. Anggota KKN melakukan program tambahan ini di Dusun Karangnongko yang di ikuti kurang lebih sekitar 20 anak TPA. KKN UMY juga mengajarkan ilmu tajwid kepada anak-anak TPA dengan tujuan agar mereka dapat membaca iqra dan Al-Qur’an dengan baik dan benar. Setelah KKN selesai anggota remais dusun karangnongko meneruskan sebagai pengajar TPA dan sekaligus mengatur segala kegiatan TPA Masjid Al-Falaq Karangnongko.

Dan dari pihak kelompok KKN 23 UMY meneruskan komunikasi dengan anggota Remais melalui media sosial dengan tujuan untuk meninjau perkembangan TPA tersebut dan memberi kontribusi apa saja yang sekiranya bisa dilakukan oleh kelompok KKN 23 UMY seperti mencarikan bantuan Iqra dan kitab-kitab lainnya seperti kitab Tuhfatul Atfal untuk memperbanyak materi dan ilmu tajwid yang lebih mendalam dan juga untuk mempermudah pengajar dalam memberikan materi kepada santri-santri TPA agar bisa diterima dengan baik dan mereka dapat membaca dengan lancar dan benar.

b. Mengajar ibu-ibu dan bapak-bapak baca iqra dan al-quran tingkat RT.

Dengan sudah berjalannya program baca iqra dan al-quran tingkat RT maka dari pihak kelompok KKN 23 UMY menyarankan kepada remaja masjid dan warga yang sudah bisa menguasai atau lancar membaca Al-Qur’an untuk melanjutkan program tersebut dengan tujuan ilmu yang sudah didapat oleh warga yang mengikuti program baca iqra dan al-quran bisa terus berkembang sampai bisa membaca iqra dan al-quran dengan lancar. Dari pihak KKN 23 UMY tidak lupa terus menyambung komunikasi walau dengan salah satu warga melalui media sosial supaya bisa meninjau perkembangan program baca iqra dan al-quran tingkat RT dan membantu apa saja yang sekiranya bisa dilakukan oleh kelompok KKN 23 UMY.

(26)

25

Kegiatan tim KKN 23 UMY lainnya adalah dengan mengisi khotib beberapa kali pada sholat wajib dan sholat jumat. Pengisian khotib dilakukan secara bergiliran di masjid Al-Falaq, program tersebut masih berlanjut dan dilakukan oleh warga di Karangnongko dan di jadwalkan oleh taqmir masjid Al-falaq.

d. Sumbangan buku iqra

Dengan pengajuan proposal permohonan pengadaan buku iqra ke Depot Iqra AMM Yogyakarta. Setelah akhir KKN 23 UMY memberikan sumbangan berupa buku iqra sebanyak 50 buah untuk padukuhan Karangnongko untuk menambah semangat belajar membaca Al-quran.

H. Tindak lanjut program bantu tambahan

a. Penyelenggaraan POSBINDU (posyandu lansia)

Penyelenggaraan POSBINDU dilaksanakan di balai padukuhan Karangnongko yang bekerja sama dengan pihak puskesmas Giripurwo. POSBINDU melayani para lansia yang mempunyai kartu jaminan kesehatan maupun yang tidak mempunyai jaminan kesehatan untuk melakukan cek kesehatan. Kegiatan POSBINDU adalah melakukan penyuluhan pola makan sehat, cek tensi, penimbangan berat badan, dan pemberian obat gratis. Setelah KKN selesai pihak puskesmas melaksanakan POSBINDU (posyandu lansia) rutin setiap tiga bulan sekali.

b. Penyelenggaraan senam ibu-ibu dan senam lansia

Kegiatan diadakannya senam karena Ibu-ibu Padukuhan Karangnongko sebelumnya tidak memiliki kegiatan dalam bidang olahraga dan masih banyaknya waktu luang yang tidak dimanfaatkan oleh warga padukuhan Karangnongko. Tujuan diselenggarakan program ini adalah agar dapat menumbuhkan kepedulian akan pentingnya olahraga untuk kesehatan jasmani dan memanfaatkan waktu luang. Selain itu latihan senam juga untuk persiapan lomba kemerdekaan tahun depan. Dengan begitu kegiatan senam masih berlanjut dengan rutin setelah KKN selesai.

(27)

26

Bidang pendidikan juga menjadi salah satu program kerja KKN, program yang menjadi unggulan adalah bimbingan belajar. Dalam hal ini yang bertugas sebagai pengajar atau guru adalah para mahasiswa. Bimbingan ini diharapkan dapat membantu para orang tua yang sibuk bekerja atau yang kesulitan dalam memberikan pendampingan belajar kepada putra dan putrinya. Dalam hal ini para mahasiswa KKN yang berperan sebagai guru dan pembimbing memberikan motivasi agar proses belajar berjalan disiplin.

Kegiatan tersebut dilaksanakan pada pukul 13.00 setiap hari Senin dan Kamis. Anak-anak Padukuhan Karangnongko yang terlibat sangat antusias dengan adanya program bimbingan belajar yang dilaksanakan di balai padukuhan ini. Mereka merasa senang dan terbantu dengan adanya program ini terbukti dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh anak-anak terkait dengan pelajaran yang mereka dapat di sekolah.

d. Membantu mengajar anak-anak PAUD Karangnongko

(28)

27 IV. PENUTUP A. Kesimpulan

KKN Tematik ini berusaha mengintegrasikan berbagai aspek, seperti aspek ekonomi, sosial dan budaya. Sebagian besar ilmu yang di dapatkan dari bangku perkuliahan biasanya hanya bersifat teoritis saja. Sedangkan pada saat mahasiswa terjun dalam masyarakat, mahasiswa tersebut akan mengalami banyak benturan-benturan yang terkadang tidak sesuai dengan apa yang di dapatkan di bangku perkuliahan, untuk itu maka dibutuhkan suatu kreatifitas, inovasi, ketekunan, dan keimanan yang tinggi untuk mendapatkan hasil yang baik.

Dalam kegiatan KKN Tematik yang dilaksanakan membuat peserta KKN lebih bersyukur atas segala nikmat dan karunia yang diberikan Allah SWT, panca indra yang lengkap, kasih sayang kedua orang tua, kesempatan bisa mengkonsumsi makanan yang layak dan bergizi serta kesempatan meraih pendidikan hingga perguruan tinggi sekarang. Karena di luar sana masih banyak sekali orang-orang yang tidak bisa merasakan kesempatan seperti apa yang peserta rasakan sekarang.

Dalam kegiatan KKN Tematik ini melalui uraian singkat di atas maka dapat ditarik kesimpulan, antara lain:

1. Dalam kegiatan bimbingan belajar yang dilaksanakan di Balai Pertemuan Padukuhan Karangnongko dapat dikatakan mendapatkan hasil yang baik karena para siswa yang diajarkan dapat menerima dan mengerti dengan materi yangdisampaikan.

2. Dalam kegiatan perlombaan yang diadakan di Dusun Karangnongko mendapatkan sambutan yang baik, hal ini dapat terlihat dari banyaknya anak-anak yang berminat untuk ikut serta dalam kegiatan lomba tersebut. Selain itu warga sebagai orang tua dari anak juga mendukung adanya perlombaan tersebut, terbukti dengan banyaknya orang tua yang mendampingi anak-anaknya mengikuti perlombaan tersebut.

(29)

28

4. Dalam kegiatan seminar motivasi yang diadakan di Balai Pertemuan Padukuhan Karangnongko mendapatkan sambutan yang baik, hal ini dapat terlihat dari banyaknya penduduk yang berminat untuk ikut serta dalam kegiatan seminar tersebut.

5. Dalam kegiatan mengajar TPA yang diadakan bersama REMAIS di Masjid Al-Falaq Padukuhan Karangnongko mendapatkan sambutan yang baik, hal ini dapat terlihat dari anak-anak yang datang antusias untuk belajar membaca Al-Quran dan belajar ilmu tajwid. 6. Hampir sebagian masyarakat di wilayah tersebut merupakan lulusan Sekolah Dasar dan tingkat pendidikannya cukup rendah sehingga kemampuan dalam sebagian hal masih terbatas dan masih memegang teguh adat istiadat.

7. Dari peserta KKN 23 UMY juga merasakan banyak manfaat yang di dapat dengan adanya KKN ini, salah satunya yaitu menjadi mengerti dan bisa menempatkan diri ketika bermasyarakat. Selain itu dari peserta juga merasa senang dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang sudah di dapat di bangku kuliah dengan masyarakat sekitar.

B. Saran

1. Membuka kesempatan kepada masyarakat untuk lebih menggali potensi yang dimiliki dengan cara sering mengadakan berbagai kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan potensi yang ada pada masyarakat maupun pada daerah yang bersangkutan.

2. Menambah dan memperbaiki sarana dan prasarana penunjang seperti pendidikan, kesehatan, fasilitas umum dan lainnya.

(30)

29

(31)

30

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup Dan Identitas Dosen Pengusul a. Biodata Ketua Tim Pengusul

1. Nama : Chandra Kurnia Setiawan, SP, MSc 2. NIK : 19871007201310133058

3. Jenis kelamin : Laki-laki

4. Alamat rumah : Kricak Kidul, TR I/1241F 5. Pangkat/Jabatan : - / -

6. Institusi : Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian UMY. 7. Alamat kantor : Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul 8. Bidang keahlian : Pasca Panen

9. Pendidikan :

Jenjang pendidikan Tempat Tahun selesai

Gelar Bidang Studi

S-1 Fak. Pertanian UMY 2010 SP Agroteknologi

S-2 FTP UGM 2012 MSc Ilmu dan

Teknologi Pangan 10. Pengalaman Penelitian :

1 Pengaruh LED terhadap pasca panen brokoli

2 Pengaruh POC diperkaya rhizobakteri osmotoleran terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi.

3 Degredabel Film dari Kitosan dan pati sagu 11. Pengalaman Pelatihan dan Pengabdian : 1 Pelatihan Pasca Panen produk Hortikultura

2 Pengolahan ikan di dusun Klajuran, Nanggulan, Kulon Progo 3 Pemanfaatan Pekarangan untuk diversifikasi tanaman.

12. Pengalaman Publikasi :

1 Pengaruh LED terhadap kandungan asam askorbat pada bunga brokoli, 2014

Yogyakarta, 10 Maret 2016 Ketua Tim,

(32)

31 b. Biodata Anggota Tim Pengusul

1. Nama : Ir Bambang Heri Isnawan, MP

2. NIK : 19650814199409133021

3. Jenis kelamin : Laki-Laki

4. Alamat rumah : Patalan Utara KG II / 719 RT 39 RW 08 Kotagede, Telp. : 0818468094

5. Pangkat/Jabatan : Penata Muda Tingkat I / IIIb. 6. Institusi : Fakultas Pertanian UMY.

7. Alamat kantor : Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul 8. Bidang keahlian : Agronomi / Produksi Tanaman

9. Pendidikan :

Jenjang pendidikan Tempat Tahun selesai

Gelar Bidang Studi

S-1 Pertanian UGM 1991 Ir Budidaya

Pertanian/

Produksi Tanaman

S-2 Pertanian UGM 1999 MP Ilmu-ilmu

Pertanian / Agronomi 10. Pengalaman Penelitian :

1. Peningkatan Kapasitas Masyarakat Kabupaten Sleman, program PNPM Mandiri Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Sleman

2. Peningkatan Kapasitas Masyarakat Kabupaten Gunungkkidul, program PNPM Mandiri Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Gunungkidul 3 Peningkatan Kapasitas Masyarakat Kabupaten Sumba Timur , program

PNPM Mandiri Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sleman 11. Pengalaman Pelatihan dan Pengabdian :

1 Nara sumber pada Siaran Forum Konsultasi Kabar Desa (FKKD) 2 Pelatihan Perancangan Percobaan : SAS Portable di Fakultas Pertanian

UGM

3 Lokakarya Perancangan Percobaan: R v.3.1.2. dan Analisis Lintas (Path analysis) di Lab Biometrika Fakultas Pertanian UGM

4 Training of Design Thinking and Sustainable Innovation Project in Singapore Polytechnic, Singapore

5 Pelatihan Geograpyc Information System: ArcGIS, Google Earth, dan GlobalMapper di Fakultas Pertanian UGM

Yogyakarta, 10 Maret 2016 Anggota Tim,

(33)

32

[image:33.612.150.503.116.604.2]

LAMPIRAN 2. Denah Lokasi Desa Giripurwo

(34)

33 Lampiran 3. Dokumentasi

(35)

34

(36)
(37)

36

(38)
(39)
(40)

39

PATILO UBIKAYU

Bahan-bahan : 1. Ubi Kayu 2. Ketumbar 3. Cabe 4. Gula Pasir 5. Soda Kue

6. Garam

7. Penyedap rasa

8. Minyak goreng (pilih minyak yang baru dengan kualitas cukup baik)

Peralatan :

1. Ember plastik/baskom/bakul bambu 2. Pisau

3. Parut

4. Saringan (kain saring/kain kasa) 5. Nyiru/keleong

6. Alat pemberasan

7. Alat cetak (lapak/tatakan gelas plastik, gelang-gelang bambu tebal +1/3 cm atau loyang) 8. Kompor

9. Wajan/sigon untuk menggoreng 10. Rombong/alat pengukus

11. Para-para/tampah dari bambu (kelabang) 12. Kantong plastik untuk mengemas

13. Gunting

14. Timbangan, dan beberapa alat pendukung lainnya.

Cara pembuatan :

1. Persiapan bahan :

Pilih ubi kayu yang masih segar, paling lama 2 hari setelah dipanen, tidak cacat, serta tidak terinfeksi hama dan penyakit.

(41)

40

3. Pencucian : Ubi kayu yang telah dikupas, secepatnya dicuci dengan air dalam bak pencucian, tujuannya untuk menghilangkan sisa kotoran yang masih melekat , menghilangkan getah atau lendir yang mengandung enzim, untuk pencucian dapat menggunakan sikat cuci.

4. Perendaman : Setelah dicuci ubi kayu direndam satu hari satu malam agar tetap bersih dan putih selama menunggu proses pemarutan. Untuk mendapatkan kualitas tepung yang baik, putih, dan tahan lama disimpan, maka kedalam air perendaman, dapat ditambahkan larutan kapur tohor (50 g kapur tohor dalam 1 liter air). Apabila kita mendapatkan ubi kayu dari jenis yang berasa pahit, maka untuk memnghilangkan rasa pahitnya, sebelum diparut, perlu terlebih dulu dilakukan perendaman dalam air garam ( 50 g garam dalam 1 liter air) selama 24 jam.

5. Pemarutan : Setelah di rendam, tahap selanjutnya adalah pemarutan. Pemarutan ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat pemarut secara manual ataupun dengan mesin pemarut. Hasil pemarutan ditampung kedalam ember plastik atau bakul.

6. Penyantanan : Setelah diparut dilakukan penyantanan untuk memisahkan air, pati, dan ampas ubi kayu. Penyantanan dilakukan dengan cara menambah air bersih pada ubi kayu yang telah diparut, meremas-remasnya dan kemudian menyaringnya dengan kain kasa, sama seperti yang dilakukan pada proses penyantanan kelapa. Penyantanan ini dilakukan sebanyak 2-3 kali, sehingga air hasil perasan terlihat bening. Air hasil perasan ditampung dalam bak-bak penampungan atau ember plastik untuk diendapkan selama 1 malam, sedangkan ampas ubi kayu sisa perasan, dimasukkan ke dalam ember/bakul untuk diperam.

7. Pengendapan : Pengendapan, setelah air hasil perasan diendapkan selama 1 malam, maka akan terbentuk 2 lapisan pada hasil perasan tersebut. Lapisan atas terlihat bening dan jernih, karena terdiri atas air. Adapun lapisan yang bawah yang berupa pati ubi kayu atau tapioka, akan terlihat hijau kekuning-kuningan pada permukaannya dan putih bersih pada bagian bawahnya. Selanjutnya , lapisan yang berupa air (lapisan atas) dan bagian permukaan dari lapisan bawah yang berwarna hijau kekuning-kuningan secara hati-hati dibuang. Kemudian, pati yang berwarna putih bersih diambil dengan sendok kayu, dan dihancurkan dengan cara meremasnya, Pati yang masih basah tersebut segera ditempatkan pada nyiru/keleong, dan dijemur di bawah sinar matahari, sehingga kering dan menjadi tepung.

(42)

41

9. Pemberian bumbu : Langkah berikutnya, pati ubi kayu yang sudah dijemur dan ampas ubi kayu yang sudah diperam selama 3 hari dicampur menjadi satu, kemudian ke dalamnya ditambahkan bumbu-bumbu penyedap yang berupa bawang putih, ketumbar, cabai, dan garam. Adonan diaduk rata hingga menjadi adonan yang dapat dipulung. Sebagai pariasi, sebagian adonan dapat dibuat asin atau manis tanpa penambahan cabai. Agar lebih menarik, dapat juga ditambah dengan pewarna merah jambu. Untuk mendapatkan patilo yang berbumbu, yaitu mempunyai rasa pedas, gurih/asin, ataupun manis, maka dibawah ini disampaikan perbandingan bahan-bahan tambahan yang diperlukan. Apabila masih dirasa kurang pedas, asin, atau manis dapat ditambah sendiri sesuai dengan rasa yang dikehendaki. Untuk setiap 5 kg ubi kayu parut , diperlukan bumbu-bumbu sebagai berikut :

a. Rasa asin

Bumbu-bumbu yang harus ditambahkan adalah sebagai berikut. a. Bawang putih 14,0 siung

b. Ketumbar 2,0 sm c. Garam 2,5 sm

b. Rasa manis

Bumbu-bumbu yang harus ditambahkan adalah sebagai berikut. a. Gula Pasir 0,5 kg

b. Garam 2,5 sm

c. Rasa pedas

Bumbu-bumbu yang harus ditambahkan adalah sebagai berikut. a. Cabai merah 100 g

b. Bawang putih 14,0 siung c. Ketumbar 2,0 sm d. Garam 2,5 sm

10. Pemberasan

Pemberasan atau penggelintiran merupakan suatu tahapan proses yang dilakukan dengan tujuan membentuk adonan patilo tersebut menjadi butir-butir yang menyerupai beras. Pemberasan dilakukan dengan cara sebagai berikut.

 Ambil segenggam adonan dan bentuk bulatan, kemudian taruh di atas alat pemberasan, yang terbuat dari potongan seng dengan permukaan yang telah dilubangi menggunakan paku.

(43)

42

 Adonan yang berbentuk menyerupai beras tersebut ditampung terlebih dahulu dengan baskom yang telah ditempatkan di bawah alat pemberasan. Pemberasan dilakukan hingga adonan habis.

11. Pencetakan

Pencetakan bertujuan untuk membuat patilo berbentuk bundar, hingga menyerupai rengginan yang terbuat dari beras ketan. Sebagai alat pencetak patilo, dapat digunakan bambu utuh yang dipotong-potong setebal + 1/3 tebal cetakan, atau ke dalam loyang hingga ketebalan + 30 mm, dan kemudian dimasukkan ke dalam dandang, lalu dikukus. Apabila pencetakan dilakukan dengan menggunakan tatakan gelas, maka setelah pencetakan dilakukan, tatakan gelas yang telah berisi adonan tersebut diatur di dalam dandang dan dikukus.

Agar lebih efisien tempat, maka tatakan dapat diatur dengan cara ditumpuk berselang-seling, Namun, apabila digunakan cetakan yang berupa gelang-gelang bambu tersebut harus diletakkan terlebih dahulu diatas suatu alas, yang dapat dibuat dari seng atau anyaman bambu yang dipotong sesuai dengan bentuk dan ukuran dandang yang akan digunakan, atau loyang-loyang yang berbentuk dan berukuran sesuai dengan dandang pula. Selanjutnya, ke dalam gelang-gelang bambu tersebut ditaburkan adonan patilo berbentuk beras sesuai dengan ketebalan yang telah ditentukan. Setelah pencetakan, gelang-gelang atau tatakan yang telah diisi dengan adonan tersebut segera dimasukkan ke dalam dandang bersama dengan alasnya, dan dikukus.

12. Pengukusan

Pengukusan cukup dilakukan selama + 5 menit sampai butiran adonan berbentuk beras berubah menjadi keruh dan lengket. Lembaran patilo yang masih panas dan basah diangkat dari cetakan, dan diatur di atas para-para atau tampah (kelabang) yang tebuat dari bambu, yang telah dialasi dengan plastik, Kemudian dijemur di bawah sinar matahari.

13. Pengeringan,

Patilo basah yang sudah dikukus dan dilepas dari cetakan. Harus segera dikeringkan dengan cara diletakkan di atas para-para yang dialasi dengan plastik, tikar, atau anyaman bambu, dan dijemur dibawah sinar matahari. Proses pengeringan pada perinsipnyaialah untuk penguapan air semaksimal mungkin dari makanan, sehingga bahan makanan tersebut dapat dapat awet atau tahan lama, mudah dalam pengemasan dan pengangkutannya.

(44)

43

penjemuran dilakukan pada musim hujan, maka pengeringan akan menjadi lambat. Proses pengeringan yang lambat ini akan menyebabkan bahan makanan yang hendak dikeringkan menjadi rusak, bau, berjamur, ataupun busuk sebelum mencapai tingkat kekeringan yang dikehendaki. Disamping dengan cara penjemuran diatas, proses pengeringan dapat pula dilakukan dengan menggunakan oven atau alat pengering tenaga matahari yang dapat dibuat dengan cara sederhana.

14. Pengemasan,

Setelah proses pengeringan selesai, kita mendapatkan patilo mentah kering yang siap untuk dipasarkan baik dalam kondisi mentah ataupun dengan digoreng terlebih dahulu. Baik patilo mentah maupun yang sudah digoreng, perlu dilakukan pengemasan untuk

mempertahankan mutu selama penyimpanan serta mempermudah dalam

pengangkutan.Pengemasan dapan menggunakan kantong plastik.

15. Penggorengan,

Gambar

Tabel 1. Pelaksanaan Program Pokok
Tabel 2.  Pencapaian Hasil Program Pokok
Tabel 3. Pelaksanaan Program Bantu
Gambar 1. Peta Administrasi Desa Giripurwo, Kecamatan Purwosari, Kabupaten

Referensi

Dokumen terkait

bahwa Pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah Secara Elektronik melalui Sistem E-Procurement sebagaimana diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003

Faktor abiotik khususnya suhu dan curah hujan, faktor biotik seperti tumbuhan inang dan serangga predator, penggunaan herbisida dan insektisida sekitar lahan cabai

Dalam menyelenggarakan pengelolaan sampah, pemerintahan kabupaten/kota mempunyai kewenangan: (1) menetapkan kebijakan dan strategi pengelolaan sampah berdasarkan

Dengan mengetahui jenis diatom di Sungai Indragiri kawasan Air Molek pada penelitian ini maka dapat memperkuat diagnosis dan memperkirakan lokasi kematian, dengan

Nurul Fauzi, Zakiyah (2010) Studi Kasus tentang pelatihan dan Magang Pada Program Mahasiswa dalam meningkatkan Kemandirian Mahasiswa di Universitas pendidikan Indonesia.. Skripsi

Dengan pembelajaran menggunakan pendekatan tematik terpadu, pendekatan saintifik, dan penilaian autentik, diharapkan akan menumbuhkan sikap spiritul dan sikap sosial yang

Fokus dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh dari pengungkapan informasi Corporate Social ResponsibilityDisclosure (CSR) dalam laporan tahunan perusahaan

rumah batik jawa timur.. Di rumah batik yang sebelumnya berada di Jalan Tambak Dukuh I No.4 RT.01/RW.09 Kelurahan Kapasari Kecamatan Genteng, Surabaya