• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Tingkat Akurasi Antara Intraventricular Hemorrhage Score (IVH SCORE IVHS), Modified Graeb Score (mGS), dan LeRoux Score Untuk Menilai Outcome Stroke Hemoragik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Tingkat Akurasi Antara Intraventricular Hemorrhage Score (IVH SCORE IVHS), Modified Graeb Score (mGS), dan LeRoux Score Untuk Menilai Outcome Stroke Hemoragik"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG

Stroke adalah salah satu sindrom neurologi yang merupakan ancaman terbesar menimbulkan kecacatan dalam kehidupan manusia (Misbach, 2011).

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak diseluruh dunia, dengan

mortalitas tertinggi pada negara yang berpendapatan rendah dan menengah.

Menurut data the World Health Organization (WHO), sekitar 5,71 juta orang

meninggal akibat stroke pada tahun 2004, dan kira - kira jumlah tersebut akan

meningkat menjadi 6,3 juta pada tahun 2015 dan 7,8 juta pada tahun 2030. Pada

tahun 2001 85,5% kematian akibat stroke di dunia terjadi pada negara berkembang,

dimana kecacatan terjadi tujuh kali lebih tinggi pada negara berkembang (Llibre dkk,

2010).

Di Amerika Serikat, stroke menempati urutan ketiga penyebab kematian

setelah penyakit jantung dan kanker. Di Indonesia data nasional stroke menunjukkan

angka kematian tertinggi 15,4% sebagai penyebab. Setiap tahun, sekitar 795.000

orang mengalami serangan stroke baru atau rekuren. Kira - kira 600.000 orang

tersebut yang mengalami serangan pertama dan 185.000 orang yang mengalami

serangan rekuren. Dari seluruh stroke, 87% merupakan stroke iskemik dan 10%

merupakan stroke hemoragik intraserebral, sedangkan 3% merupakan stroke

hemoragik subarakhnoid. Setiap tahun, sekitar 55.000 lebih wanita yang mengalami

stroke daripada pria. Wanita memiliki resiko terkena stroke lebih tinggi di masa

(2)

untuk wanita (20% sampai 21%) dan 1/6 untuk pria (14% sampai 17%) (Go dkk,

2013).

Meningkatnya usia harapan hidup yang didorong oleh keberhasilan

pembangunan nasional dan berkembangnya modernisasi serta globalisasi di

Indonesia akan cenderung meningkatkan risiko terjadinya penyakit vaskular

(penyakit jantung koroner, stroke, dan penyakit arteri perifer). Data di Indonesia

menunjukkan kecenderungan peningkatan kasus stroke baik dalam hal kematian,

kejadian, maupun kecacatan. Angka kematian berdasarkan umur adalah : sebesar

15,9% (umur 45 - 55 tahun) dan 26,8% (umur 55 - 64 tahun) dan 23,5% (umur >65

tahun). Kejadian stroke (insiden) sebesar 51,6/100.000 penduduk dan kecacatan;

1,6% tidak berubah, 4,3% semakin memberat. Penderita laki-laki lebih banyak

daripada perempuan dan profil usia di bawah 45 tahun sebesar 11, 8%, usia 45 - 64

tahun 54,2% dan usia di atas 65 tahun sebesar 33,5%. Stroke menyerang usia

produktif dan usia lanjut, yang berpotensi menimbulkan masalah baru dalam

pembangunan kesehatan secara nasional di kemudian hari (Misbach dkk, 2011).

Di satu sisi, modernisasi akan meningkatkan risiko stroke karena perubahan

pola hidup, sedangkan disisi lain meningkatnya usia harapan hidup juga akan

meningkatkan risiko terjadinya stroke karena bertambahnya jumlah penduduk usia

lanjut (Misbach dkk, 2011).

Perdarahan otak memiliki morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada

beberapa subtipe stroke. Masing - masing yaitu, perdarahan intraserebral dan

perdarahan subarakhnoid yang berjumlah sekitar 15 % dan 5% dari 750.000 stroke

yang muncul setiap tahun di Amerika Serikat, totalnya lebih dari 45.000 pasien

pertahun. Sekitar 45% perdarahan intraserebral spontan dan 25% perdarahan

(3)

perdarahan intraserebral dan perdarahan intraventrikel, diperkirakan mortalitas 50 -

80%. Pasien dengan perdarahan intraventrikel memiliki dua kali outcome yang buruk

(skor modified Rankin scale [mRS] 4-6 pada waktu tiba di rumah sakit) (Hinson dkk,

2010).

Perluasan intraventrikular muncul 30 - 45% pasien dengan Intracerebral

Hemorrhage (ICH) dan merupakan prediktor independen untuk outcome yang

buruk. Adanya Intraventricular Hemorrhage (IVH) signifikan meningkatkan risiko

kematian dan volume IVH secara langsung berkaitan dengan penyebab kematian.

Laporan terbaru menunjukkan bahwa perluasan dini IVH dapat memperburuk

outcome dan pengeluaran bekuan darah intraventrikular mengurangi inflamasi,

hidrosefalus, dan defisit fungsional jangka panjang akibat timbulnya ICH. Dengan

demikian, penilaian akurat tentang volume IVH dan keparahannya kritis, khususnya

untuk menentukan efisiensi terapi terbaru yang bertujuan untuk menghilangkan atau

mengurangi efek IVH. Metode untuk derajat keparahan IVH, bagaimanapun, tidak

ditentukan dengan baik (Hwang dkk, 2011).

Tuhrim dkk awalnya menegaskan IVH sebagai faktor risiko independen

untuk mortalitas hari ke- 30 setelah ICH dan mengembangkan contoh dimana

volume IVH berkontribusi signifikan untuk prediksi outcome bersama dengan skor

Glascow Coma Scale (GCS). Pasien dengan IVH ditambah dengan ICH memiliki

GCS yang rendah pada awalnya dan volume ICH yang besar. Kontribusi lainnya

untuk outcome termasuk jumlah ventrikel mengandung darah dan darah pada

ventrikel ke - empat (Hinson dkk, 2010).

Perdarahan intraserebral spontan berjumlah seperlima dari seluruh stroke.

Hal tersebut merupakan kondisi yang buruk dengan mortalitas 30% dan jumlah

(4)

karena hipertensi atau amyloid angiopathy. Perluasan intraventrikular akibat

perdarahan intraserebral yang dapat muncul pada 45% kasus yang diketahui

sebagai prediktor independen untuk outcome yang buruk dan beberapa studi telah

menunjukkan hubungan langsung antara volume IVH dan outcome buruk atau

mortalitas (Hallevi dkk, 2009).

Beberapa sistem skor dikembangkan untuk menghitung banyak dan

keparahan dari perdarahan intraventrikel. Beberapa skala diperoleh dari beberapa

penemuan baik dari literatur (Graeb scale) atau melalui percobaan klinis (expanded

Graeb scale). Graeb scale paling banyak dipakai pada orang dewasa dan signifikan

terkait dengan outcome jangka pendek (Glascow Outcome Score pada satu bulan).

Satu studi menemukan bahwa di antara pasien dengan volume ICH lebih besar dari

60 cm3, nilai Graeb Score ≥ 6 signifikan berhubungan dengan hidrosefalus akut

sedangkan jika skor Graeb Score ≤ 5 berkaitan dengan nilai skor GCS ≥ 12 pada

waktu datang. The expanded Graeb scale merupakan modifikasi dengan penilaian

volume IVH yang terdiri dari kuartil dan pemberian ekstra poin untuk perluasan ke

ruangan ventrikel yang terpisah. Skor maksimumnya adalah 32. Baru - baru ini IVH

grading system dikemukan oleh Hallevi dkk mirip dengan Graeb Score terhadap

penentuan nilai tiap ventrikel lateral berdasarkan banyaknya darah (Hinson dkk,

2010).

Intraventricular Hemorrhage Score (IVH Score atau IVHS), Graeb Score,

dan LeRoux Score dikembangkan untuk menilai keparahan IVH berdasarkan ukuran

besar perdarahan dan adanya pelebaran didalam tiap ventrikel. Skor digunakan

untuk evaluasi IVH pada saat datang dan sudah dipakai untuk menentukan

(5)

bagaimanapun, efektivitas klinisnya untuk menilai IVH atau memprediksi outcome

setelah timbul ICH tetaplah belum jelas (Hwang dkk, 2011).

Hwang dkk tahun 2011 melakukan penelitian tentang evaluasi metode

penilaian perdarahan intraventrikular untuk prediksi outcome akibat perdarahan

intraserebral pada 142 pasien ICH primer dengan IVH menggunakan IVH Score,

Graeb Score, dan LeRoux Score. Kesimpulan dari hasil penelitian tersebut bahwa

IVH Score, Graeb Score, dan LeRoux Score yang dinilai pada saat datang untuk

memprediksi outcome fungsional pada saat pulang yang dilakukan pada pasien ICH

yang disertai IVH didapatkan akurasi yang baik untuk ketiga skor tersebut. Pada

penelitian tersebut dijumpai 25 pasien (34%) meninggal saat datang. Outcome yang

buruk (skor mRS ≥ 3) tercatat pada 55 pasien (75%) (Hwang dkk, 2011).

Perkembangan terbaru menyatakan bahwa IVH Score berbeda dari Graeb

Score dan LeRoux Score pada beberapa aspek. Pertama, tidak seperti Graeb Score

dan LeRoux Score, IVH Score secara spesifik dihasilkan dari kelompok pasien ICH

dengan IVH, dan karena itu, mungkin lebih baik dalam menilai karakteristik IVH pada

populasi spesifik. Selanjutnya, IVH Score mungkin lebih sensitif untuk membedakan

keparahan misalnya besar perdarahan sepertiga dengan setengah. Skor tersebut

juga mempertimbangkan hidrosefalus, suatu prediktor independen untuk outcome

setelah ICH, terpisah dari volume IVH pada tiap - tiap ventrikel. Adanya

kemungkinan IVH Score untuk mengevaluasi keparahan IVH didapati dengan

akurasi yang lebih baik dibandingkan dengan skala lainnya karena parahnya

perdarahan dan perluasan ke ventrikel tidak perlu selalu bersamaan terjadinya.

Namun, pada penelitian Hwang dkk (2011), didapati bahwa perbedaan ada tidaknya

hidrosefalus yang dievaluasi pada tiap skala tidak berarti membuat peningkatan

(6)

Score telah gagal dalam mencapai peningkatan pada prediksi akurasi untuk

outcome. Berdasarkan perbandingan hasil dari ketiga skor yang dipakai pada

penelitian yang dilakukan oleh Hwang dkk tahun 2011, satu gambaran penting yang

membedakan IVH Score dengan yang lainnya adalah kemampuan untuk menilai

volume IVH yang cepat tanpa memerlukan perhitungan yang memakan waktu yang

sering melibatkan analisa perhitungan dengan bantuan komputer. Hal ini sangat

penting karena, divalidasi sebagai alat penilai volume yang dapat dipercaya dan

akurat, IVH Score akan disetujui sebagai alat penilaian secara klinis terhadap

volume IVH dan volume total (volume IVH dan ICH) yang dipakai secara rutin dan

paling cepat pada saat masuk dan selama proses pemberian terapi. Skor tersebut

dapat digunakan pada saat penelitian misalnya percobaan klinis terhadap langkah

terapi terbaru yang memakai kedua volume ICH dan IVH dalam pengenalan efek

independennya terhadap outcome (Hwang dkk, 2011).

Penelitian yang dilakukan Hallevi dkk tahun 2009, menyimpulkan bahwa

IVH Score dapat dipakai oleh para klinisi untuk menilai volume IVH secara cepat.

Penambahan IVH ke volume ICH dapat meningkatkan prediksi outcome yang buruk

dan mortalitas secara signifikan. Intraventricular Hemorrhage Score dan volume total

dapat digunakan pada praktek klinis dan percobaan klinis pada pasien dengan ICH

(Hallevi dkk, 2009).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Hallevi dkk tahun 2009 yang

membandingkan prediksi nilai IVH Score untuk mortalitas dengan menggunakan dua

skor yang dipublikasikan sebelumnya yaitu : sistem skoring IVH oleh Graeb dkk dan

Intracerebral Hemorrhage Score (ICH Score) oleh Hemphill dkk. Perbandingan

dengan Graeb Score ditunjukkan menggunakan gabungan antara IVH Score dan

(7)

dihitung dengan cara yang sama seperti ICH Score) dan volume total > 60 (dihitung

sebagai 1 poin). Didapatkan hasil dari penelitian tersebut, bahwa pengukuran

volume IVH menggunakan IVH Score untuk menghasilkan pencapaian volume total

yang paling kuat korelasinya dengan outcome. Penggantian volume total untuk

volume ICH pada ICH Score menghasilkan suatu skor yang lebih spesifik untuk

mortalitas dan memiliki korelasi yang terbaik dengan outcome (Hallevi dkk, 2009).

Penilaian volume IVH yang dapat dipercaya, sederhana, cepat, dan

bermakna secara klinis sangat diperlukan tidak hanya untuk percobaan klinis

misalnya CLEAR, tetapi juga dapat digunakan sebagian besar dalam praktek klinis.

Penilaian terhadap volume perdarahan intraventrikular yang sederhana dan cepat

kurang tersedia. Oleh karena itu, Morgan dkk tahun 2013 melakukan penelitian yang

bertujuan untuk mengembangkan dan memvalidasi suatu modifikasi dari Graeb

Score yang lama (original Graeb Score atau oGS), yang dikenal dengan Modified

Graeb Score (mGS) untuk mendapatkan penilaian IVH yang cepat. Penelitian

Morgan dkk (2013) mengenai The Modified Graeb Score: An Enhanced Tool for

Intraventricular Hemorrhage Measurement and Prediction of Functional Outcome.

Penelitian tersebut mengeksplorasi hubungan antara original Graeb Score, Modified

Graeb Score, pengukuran volume IVH, dan outcome menggunakan data dari The

Clot Lysis : Evaluating Accelerated Resolution of Hemorrhage with rtPA B (The

CLEAR B) study (Morgan dkk, 2013).

Selanjutnya penelitian tersebut mengevaluasi hubungan antara Modified

Graeb Score dan outcome pada sejumlah besar peserta dengan IVH menggunakan

data yang terkandung didalam the Virtual International Stroke Trials Archive

(VISTA). Dan penilaian outcome pada penelitian tersebut menggunakan Modified

(8)

Penelitian Morgan dkk (2013) merupakan suatu pengesahan atau validasi

dari Modified Graeb Score yang pertama kali dilakukan. Kesimpulan dari penelitian

tersebut diperoleh bahwa Modified Graeb Score adalah suatu alat yang sesuai untuk

menilai perluasan IVH. Modified Graeb Score dapat dipercaya dan valid, dan lebih

dekat kaitannya dengan perubahan volume IVH dan outcome daripada original

Graeb Score. Modified Graeb Score mudah digunakan untuk menilai outcome pada

percobaan klinis untuk ICH dan IVH dan untuk memantau kemajuan terapi

trombolitik untuk IVH (Morgan dkk, 2013).

I.2. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang penelitian - penelitian terdahulu seperti yang

telah dirumuskan di atas dirumuskan masalah sebagai berikut :

Bagaimanakah perbandingan tingkat akurasi antara IVH Score, Modified

Graeb Score, dan LeRoux Score untuk menilai outcome stroke hemoragik?

I.3. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan :

I.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui perbandingan tingkat akurasi antara IVH Score,

Modified Graeb Score, dan LeRoux Score dalam menilai outcome stroke

hemoragik.

I.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui nilai akurasi diagnostik pada IVH Score, Modified Graeb

Score, dan LeRoux Score dalam menilai outcome pasien stroke hemoragik

yang datang ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik

(9)

2. Untuk mengetahui nilai sensitivitas, spesifisitas, Area Under Curve (AUC),

Nilai Duga Positif (NDP), Nilai Duga Negatif (NDN), Rasio Kemungkinan

Positif (RKP), dan Rasio Kemungkinan Negatif (RKN) pada IVH Score

dalam menilai outcome pasien stroke hemoragik yang datang ke RSUP

Haji Adam Malik Medan.

3. Untuk mengetahui nilai sensitivitas, spesifisitas, AUC, NDP, NDN, RKP,

dan RKN pada Modified Graeb Score dalam menilai outcome pasien stroke

hemoragik yang datang ke RSUP Haji Adam Malik Medan.

4. Untuk mengetahui nilai sensitivitas, spesifisitas, AUC, NDP, NDN, RKP,

dan RKN pada LeRoux Score dalam menilai outcome pasien stroke

hemoragik yang datang ke RSUP Haji Adam Malik Medan.

5. Untuk mengetahui karakteristik demografi pasien stroke hemoragik yang

datang ke RSUP Haji Adam Malik Medan.

I.4. HIPOTESIS

Ada perbedaan tingkat akurasi antara IVH Score, Modified Graeb Score, dan

LeRoux Score dalam menilai outcome stroke hemoragik.

I.5. MANFAAT PENELITIAN

I.5.1. Manfaat Penelitian untuk Penelitian

Dengan mengetahui perbandingan tingkat akurasi antara IVH Score,

Modified Graeb Score, dan LeRoux Score dapat dijadikan sebagai dasar

untuk penelitian selanjutnya untuk membuat skala penilaian yang lebih baik di

(10)

I.5.2. Manfaat Penelitian untuk Ilmu Pengetahuan

Dengan mengetahui perbandingan tingkat akurasi antara IVH Score, Modified Graeb Score, dan LeRoux Score untuk menilai outcome stroke

hemoragik, maka diharapkan penelitian ini dapat dijadikan dasar

pertimbangan untuk menggunakan skala yang lebih tepat dan sederhana

dalam hal menilai outcome stroke hemoragik dan dapat membantu untuk

mengetahui kemungkinan prognosis pasien stroke hemoragik.

I.5.3. Manfaat Penelitian untuk Peneliti

Penelitian ini sebagai salah satu syarat untuk memenuhi kewajiban

pada Program Pendidikan Dokter Spesialis di bagian Neurologi Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara / RSUP Haji Adam Malik Medan. Dan

penelitian ini dapat berguna untuk mengetahui skala penilaian yang terbaik

dalam menilai outcome stroke hemoragik dan dapat mengetahui

kemungkinan prognosis pasien stroke hemoragik.

I.5.4. Manfaat Penelitian untuk Masyarakat

Dengan mengetahui perbandingan tingkat akurasi antara IVH Score,

Modified Graeb Score, dan LeRoux Score untuk menilai outcome stroke

hemoragik, diharapkan masyarakat dapat mengetahui kemungkinan

Referensi

Dokumen terkait

Setelah peneliti mengumpulkan data dan hasil penelitian di SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung pada tanggal 13 Maret – 13 April 2018 tentang upaya guru dalam meningkatkan

Pasal 46 ayat ( 2 ) KUHAP adalah sebagai berikut: Apabila perkara sudah diputus maka benda yang dikenakan penyitaan dikembalikan kepada orang atau kepada mereka

Penelitian ini bertujuan (1) untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan guru pada pembelajaran IPS dengan diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together

Gambar Pada Materi Pengenalan Huruf Hijaiyah Terhadap Kemampuan Membaca Dan Menulis Al- Qur’an Pada Anak Tunagrahita Di SLB CD Ngudi Hayu Srengat Blitar ”.

Grafik menampilkan sajian visual data angka-angka, dapat pula menggambarkan hubungan dan perbandingan antara unit-unit data. Data yang disajikan dalam bentuk grafik lebih

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara ibu yang mengikuti kelas ibu hamil dengan baik terhadap pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini, dimana dari 14 ibu

Mengingat jawaban yang diberikan responden atas item pertanyaan nomor 19 dalam kuesioner tersebut diharapkan berupa tambahan rupiah dari tarif dasar yang dibayar pelanggan saat ini

[r]