ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL PADA METODE EKSPERIMEN DI LABORATORIUM
NYATA DAN LABORATORIUM VIRTUAL (VIRTUAL LABORATORY)
(Skripsi)
Oleh
NILUH DEWI KUSUMAWATI
PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL PADA METODE EKSPERIMEN DI LABORATORIUM
NYATA DAN LABORATORIUM VIRTUAL (VIRTUAL LABORATORY)
Oleh
Niluh Dewi Kusumawati
Pembelajaran fisika tidak terlepas dari kegiatan-kegiatan eksperimen, siswa melakukan percobaan menggunakan alat-alat praktikum sehingga pengalaman lansung sebagai sarana peningkatan hasil belajar menjadi hal pokok yang harus dikuasai oleh siswa dengan tingkat kemampuan awal yang berbeda. Oleh krena itu, pada penelitian ini siswa diberikan metode pembelajaran eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui perbedaan hasil belajar fisika siswa yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual (virtual laboratory), (2) Mengetahui interaksi antara metode pembelajaran dengan tingkat kemampuan awal dalam peningkatan hasil belajar fisika siswa, (3) Mengetahui perbedaan hasil belajar fisika siswa
Niluh Dewi Kusumawati
yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual (virtual laboratory) pada pokok bahasan Listrik Dinamis.Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 1 Rumbia. Sampel penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling sehingga diperoleh kelas X.2 dan X.3 sebagai sampel. Desain penelitian ini adalah eksperimen factorial 2x2.
Hasil analisis menunjukkan reliabilitas soal kemampuan awal sebesar 0.836 (reliabel) dan reliabilitas soal pretes-postes sebesar 0.650, 0.818, 0.632 (reliabel) serta diperoleh kesimpulan bahwa : (1) Tidak ada perbedaan hasil belajar fisika siswa yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual (virtual laboratory), (2) Ada Interaksi antara metode pembelajaran dengan tingkat kemampuan awal dalam peningkatan hasil belajar fisika siswa, (3) Tidak ada perbedaan hasil belajar fisika siswa
berpengetahuan awal tinggi yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual (virtual laboratory), (4) Ada perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan awal rendah yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual (virtual laboratory).
ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL PADA METODE EKSPERIMEN DI LABORATORIUM
NYATA DAN LABORATORIUM VIRTUAL (VIRTUAL LABORATORY)
Oleh
Niluh Dewi Kusumawati Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Judul Skripsi : ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA
DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL PADA METODE EKSPERIMEN DI LABORATORIUM NYATA DAN LABORATORIUM VIRTUAL (VIRTUAL LABORATORY)
Nama Mahasiswa : Niluh Dewi Kusumawati Nomor Pokok Mahasiswa : 0813022013
Program Studi : Pendidikan Fisika Jurusan : Pendidikan MIPA
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc. Drs. Nengah Maharta, M.Si.
NIP. 19580603 198303 1 002 NIP. 19551231 198303 1 022
2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc.
Sekretaris : Drs. Nengah Maharta, M.Si.
Penguji
Bukan Pembimbing : Dr. Abdurrahman, M.Si.
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah: Nama : Niluh Dewi Kusumawati
NPM : 0813022013
Fakultas/Jurusan : FKIP/P MIPA Program Studi : Pendidikan Fisika
Alamat : Desa Swastika Buana Kec. Seputih Banyak, Lampung Tengah
Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Bandar Lampung, Maret 2012 Yang Menyatakan,
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kampung Tanjung Rejo, Kecamatan Kota Bumi Kabupaten Lampung Utara, pada tanggal 15 Maret 1990, sebagai anak pertama dari lima bersaudara dari pasangan Bapak I Nyoman K. Sunarta dan Ibu Ni Wayan Karsi.
Jenjang pendidikan dimulai di Taman Kanak-kanak (TK) Xaverius Setia Bhakti, tahun 1996 dan diselesaikan tahun 1997, Sekolah Dasar (SD) Negeri 4 Rukti Basuki, diselesaikan pada tahun 2002. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1Rumbia, diselesaikan pada tahun 2005. Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1Rumbia, diselesaikan pada tahun 2008.
Tahun 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswa program studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui Seleksi Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat (PKAB). Selama menjadi mahasiswa penulis pernah aktif menjadi asisten praktikum Fisika Dasar 1, asisten tutorial Fisika Dasar 1, Fisika Dasar 2,Fisika Matematika 1 dan Listrik Magnet.
MOTTO:
”Hidup yang paling bahagia adalah terus menerus melatih dan mendidik yang terbaik dalam diri kita”
(Niluh Dewi Kusumawati)
”Orang yang sukses akan memetik manfaat dari kesalahan – kesalahannya dan mencoba lagi dengan cara lain”
PERSEMBAHAN
Dengan kerendahan hati, mengucap syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Penulis mempersembahkan karya sederhana ini sebagai tanda bakti dan kasih cintaku yang tulus dan mendalam kepada:
1. Teristimewa Bapak dan Mamak tercinta, dengan ketulusan doa, keringat dan air mata serta kasih sayang tanpa putus, senantiasa memberikan semangat optimis untuk mewujudkan impian dan cita-cita demi keberhasilan dan kebahagiaan penulis
2. Adik-adik penerus perjuangan, Made Yoga Adi Winata, Nyoman Adi Yudana, Putu Sagita Wageswara, dan Made Adelia Febriana, yang selalu memberikan semangat dan menantikan keberhasilan penulis.
3. Seseorang yang banyak memberikan semangat dan dukungannya, mengajarkan penulis untuk menjadi dewasa dan bijaksana, serta membuat
perubahan-perubahan positif dengan nasehatnya dan mengembalikan semangat juang penulis dengan keyakinan dan kesungguhannya (I Gede Sukerte).
4. Para pendidik yang kuhormati, yang telah mengajar dengan penuh kesabaran
SANWACANA
Om Swasti Astu
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis hasil belajar
siswa ditinjau dari kemampuan awal pada metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual (virtual laboratory)” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
3. Bapak Dr. Undang Rosidin, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika atas kesediaan dan keikhlasannya memberikan bimbingan serta bantuannya dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc. selaku Pembimbing Akademik dan sekaligus selaku Pembimbing I atas kesediaan dan keikhlasannya memberikan motivasi, bimbingan, saran, dan kritik kepada penulis dalam proses
5. Bapak Drs. Nengah Maharta, M.Si. selaku Pembimbing II atas kesediaannya memberikan bimbingan, motivasi, semangat, nasehat- nasehat bijak, saran, dan kritiknya selama kuliah dan dalam proses penyusunan skripsi ini. 6. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Jurusan Pendidikan MIPA.
7. Bapak H. Ngatimin, M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Rumbia atas bantuan dan kerja samanya selama penelitian berlangsung.
8. Bapak Maksum, S.Pd dan Komang Puspa Ariyanta S.Pd selaku guru mitra dan murid-murid kelas X.2 dan X.3 SMA Negeri 1 Rumbia atas bantuan dan kerja samanya selama penelitian berlangsung..
9. Sahabat seperjuangan dalam menulis skripsi: Nurjayanti (Batrasia’08) Ni Wayan Sista (Penjas’08), Ari Wibowo (Hukum’08), Gusti Ngurah A
(Hukum’08). Terimakasih atas bantuan dan dukungan kalian selama ini.
10.Sahabat-sahabat tercinta yang tak terlupakan pendidikan fisika angkatan 2008: “Kenangan itu Ada karena kalian Ada!!!”.
11.Kakak tingkat 2006,Taranesia, Kakak tingkat 2007, adik-adik angkatan 2009. Adik-adik angkatan 2010 serta angkatan 06-09 lainnya. Terimakasih atas bantuannya .
12.Rekan PPL SMP Negeri 2 Kebun Tebu: Siska (B,Inggris’08),Berlinda
(B,Inggris’08), Sutrisno (Mat ’08), Umar (Sej ’08), Imun (B. Indo ’08), Amel (Geo ’06), Eka (PKN’08), Eva (Seni Tari’08), Mariyana (Seni Tari’08).
Sohadi, Emak Fatonah) atas keceriaan yang selalu dihadirkan dalam setiap suasana.
Semoga Tuhan melindungi dan membalas semua kebaikan yang sudah kalian berikan kepada penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Bandar Lampung, Juni 2012
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... xvi
DAFTAR TABEL ... xxi
DAFTAR GAMBAR ... xxiii
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... . 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar ... 8
2. Kemampuan Awal ... 9
3. Metode Pembelajaran ... 13
4. Metode Eksperimen……… .... 14
5. Laboratorium Virtual (Virtual Laboratory)……… ... 16
6. Hasil Belajar………. ... 20
B. Kerangka Pemikiran ... . 22
C. Anggapan Dasar ... 25
D. Hipotesis ... 25
xvii
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 48 Normalitas N- gain Hasil Belajar Kognitif ... 62
xviii
2. Data Kuantitatif Kemampuan Kognitif Siswa ... 72
3. Data Kuantitatif Aspek Kognitif Proses Pembelajaran ... 75
4. Data Kuantitatif Aspek Psikomotorik ... 76
5. Data Kualitatif Aspek Perilaku Berkarakter ... 77
6. Hasil Pengujian Hipotesis ... 80
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 89
3. RPP Hukum Ohm Metode Eksperimen di Laboratorium Nyata ... 99
4. RPP Hukum Ohm Metode Eksperimen di Laboratorium Virtual ... 106
5. RPP Rangkaian Hambatan Metode Eksperimen di Laboratorium Nyata ... 113
6. RPP Rangkaian Hambatan Metode Eksperimen di Laboratorium Virtual ... 120
7. RPP Hukum I Kirchoff Metode Eksperimen di Laboratorium Nyata.. ... 127
8. RPP Hukum I Kirchoff Metode Eksperimen di Laboratorium Virtual. ... 131
9. Kisi – Kisi Uji Kemampuan Awal... 140
xix
11.Kisi – Kisi Pretest dan Posttest ... 148
12.Rubrikasi Pretest dan Posttest ... 161
13.Lembar Pretest dan Posttest Hukum Ohm ... 174
14.Lembar Pretest dan Posttest Rangkaian Hambatan ... 177
15.Lembar Pretest dan Posttest Hukum I Kirchoff ... 180
16.Tabel Spesifikasi Lembar Penilaian ... 182
17.LP 2: Proses Hukum Ohm ... 184
18.LP 2: Proses Rangkaian Hambatan ... 185
19.LP 2: Proses Hukum I Kirchoff ... 186
20.LP 3: Psikomotor ... 187
21.LP 4: Pemngamatan Prilaku Berkarakter ... 188
22.LKS Hukum Ohm ... 189
23.Kunci LKS Hukum Ohm ... 193
24.LKS Rangkaian Hambatan... 197
25.Kunci LKS Rangkaian Hambatan ... 208
26.LKS Hukum I Kirchoff ... 219
27.Kunci LKS Hukum I Kirchoff ... 225
28.Hand Out Materi Hukum Ohm ... 230
29.Hand Out Materi Rangkaian Hambatan... 236
30.Hand Out Materi Hukum I Kirchoff ... 241
36.Data Nilai Pretest-Posttest Sub Pokok Bahasan Hukum Ohm Kelas X.2 ... 273
37.Data Nilai Pretest-Posttest Sub Pokok Bahasan Hukum Ohm Kelas X.3 ... 275
xx
Kelas X.3 ... 279 40.Data Nilai Pretest-Posttest Sub Pokok Bahasan Hukum I Kirchoff
Kelas X.2 ... 281 41.Data Nilai Pretest-Posttest Sub Pokok Bahasan Hukum I Kirchoff
Kelas X.3 ... 283 42.Data Rekapitulasi N-gain Pretest-Posttest Tiap Sub Pokok Bahasan
Kelas X.2 ... 285 43.Data Rekapitulasi N-gain Pretest-Posttest Tiap Sub Pokok Bahasan
Kelas X.3 ... 286 44.Data Rekapitulasi Penilaian Proses (Hukum Ohm)
Kelas X.2 ... 287 45.Data Rekapitulasi Penilaian Proses (Rangkaian Hambatan)
Kelas X.2 ... 290 46.Data Rekapitulasi Penilaian Proses (Hukum I Kirchoff) Kelas X.2 . 293 47.Data Rekapitulasi Penilaian Proses (Hukum Ohm) Kelas X.3 ... 296 48.Data Rekapitulasi Penilaian Proses (Rangkaian Hambatan)
Kelas X.3 ... 299 49.Data Rekapitulasi Penilaian Proses (Hukum I Kirchoff)
Kelas X.3 ... 302 50.Data Rekapitulasi Penilaian Psikomotor (Hukum Ohm)
Kelas X.2 ... 305 51.Data Rekapitulasi Penilaian Psikomotor (Rangkaian Hambatan) Kelas
X.2 ... 307 52.Data Rekapitulasi Penilaian Psikomotor (Hukum I Kirchoff)
Kelas X.2 ... 309 53.Data Rekapitulasi Penilaian Psikomotor (Hukum Ohm)
Kelas X.3 ... 311 54.Data Rekapitulasi Penilaian Psikomotor (Rangkaian Hambatan)
Kelas X.3 ... 313 55.Data Rekapitulasi Penilaian Psikomotor (Hukum I Kirchoff)
xxi
57.Data Rekapitulasi Penilaian Afektif (Rangkaian Hambatan)
Kelas X.2. ... 318
58.Data Rekapitulasi Penilaian Afektif (Hukum I Kirchoff) Kelas X.2 ... 319
59.Data Rekapitulasi Penilaian Afektif (Hukum Ohm) Kelas X.3 ... 321
60.Data Rekapitulasi Penilaian Afektif (Rangkaian Hambatan) Kelas X.3 ... 323
61.Data Rekapitulasi Penilaian Afektif (Hukum I Kirchoff) Kelas X.3 ... 325
62.Uji Normalitas Data ... 327
63.Uji Homogenitas Data ... 329
64.Uji Two Way Anova ... 330
65.Uji Independent Samples T Test ... 334
66.Surat Keterangan Penelitian Pendahuluan... 336
67.Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ... 337
68.Daftar Hadir Seminar Proposal ... 338
69.Surat Penunjukan Pembimbing ... 340
70.Kartu Konsultasi ... 341
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Desain Faktorial Untuk Hasil Belajar (Y) ... 29
2. Interpretasi Ukuran Kemantapan Nilai Alpha... 34
3. Desain Data Pretes Hasil Belajar Tiap Sub Pokok Bahasan... 34
4. Desain Data Posttes Hasil Belajar Tiap Sub Pokok Bahasan ... 35
5. Desain Data Rekapitulasi N-Gain Hasil Belajar ... 35
6. Hasil Validitas Soal kemampuan awal ... 49
7. Hasil Validitas Soal Hukum Ohm ... 50
8. Hasil Validitas Soal Rangkaian Hambatan ... 50
9. Hasil Validitas Soal Hukum I Kirchoff ... 51
10. Hasil Uji Reliabilitas Soal Kemampuan awal. ... 51
11. Hasil Uji Reliabilitas Soal Hukum Ohm. ... 52
12. Hasil Uji Reliabilitas Soal Rangkaian Hambatan ... 52
13. Hasil Uji Reliabilitas Soal Hukum I Khirchoff ... 52
14. Hasil Uji Kemampuan Awal ... 58
15. N-gain Rata-rata siswa kelas X2 pada Tiap Sub Pokok Bahasan ... 59
16. N-gain Rata-rata siswa kelas X3 pada Tiap Sub Pokok Bahasan ... 60
17. Data Persentase Penilaian Proses ... 60
18. Data Persentase Penilaian Psikomotor ... 61
19. Data Persentase Perilaku Berkarakter Pada Kelas X2 ... 62
20. Data Persentase Perilaku Berkarakter Pada Kelas X3 ... 62
21. Hasil Uji Normalitas Data N-gain Hasil pretest-posttest Siswa Kelas X2 dan X3. ... 63
xxii
23. Hasil Analisis Variansi Interaksi Metode Pembelajaran Dengan Kemampuan Awal ... ... 65 24. Uji Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada Kemampuan Awal Tinggi antara
Pembelajaran Menggunakan Metode Eksperimen di Laboratoriun Nyata dan Pembelajaran Menggunakan Metode Eksperimen di Laboratorium Virtual (Virtual Laboratory ) ... ... 66 25. Uji Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada Kemampuan Awal Rendah antara
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Diagram Kerangka Pemikiran ... 25 2. Diagram Uji Kemampuan Awal Kelas X2 dan Kelas X3 ... 72
3. Diagram Nilai Pretest dan Posttest Rata-rata Kelas X2 Tiap Sub Pokok
Bahasan. ... 73 4. Diagram Nilai Pretest dan Posttest Rata-rata kelas X3 Tiap Sub Pokok
Bahasan ... 73 5. Diagram N-gain Rata-rata Kelas X2 dan X3 Tiap Sub Pokok Bahasan ... 74
6. Diagram Total N-gain Rata-rata Kelas X2 dan X3 ... 74
7. Diagram Rata-rata Aspek Kognitif Proses Kelas X2 dan X3... 76
8. Diagram Rata-rata Aspek Psikomotor Kelas X2 dan X3 ... 76
9. Diagram Aspek Perilaku Berkarakter Kategori Sangat Baik. ... 77 10.Diagram Aspek Perilaku Berkarakter Kategori Memuaskan ... 78 11.Diagram Persentase Perilaku Berkarakter Kategori
Menunjukkan Kemajuan ... 78 12.Grafik Interaksi Antara Kemampuan Awal Siswa Awal Dengan Metode
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan sebuah sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan yang memadai akan dapat membuat manusia mempunyai kesempatan memperbaiki kehidupannya. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi disertai arus globalisasi yang cepat,
menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber informasi tidak mungkin lagi dapat dipertahankan. Oleh karena itu, pendekatan dengan strategi belajar mengajar yang berpusat pada guru tidak sesuai lagi dengan perkembangan yang dihadapi dunia pendidikan, sehingga diperlukan suatu pembelajaran yang berpusat pada siswa dan dapat mengarahkan siswa untuk dapat terlibat secara langsung dan aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
2 Guru sebagai fasilitator dituntut untuk bisa membawa siswanya ke dalam pembelajaran yang aktif, inovatif dan menyenangkan, sehingga siswa dapat menikmati pembelajaran dan menjangkau semua sudut kelas, bukan
merupakan pembelajaran konvensional yang selama ini berpusat pada guru. Pembelajaran yang berpusat pada guru akan terkesan merugikan siswa terutama siswa yang berkemampuan awal rendah, sehingga siswa terlihat jenuh dalam pembelajaran.
Disadari atau tidak, dalam satu kelas guru akan menjumpai perbedaan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Perbedaan ini misalnya dalam
kemampuan belajar, cara belajar dan kepribadian masing-masing siswa. Setiap siswa memiliki kemampuan yang beragam dalam menyerap materi pelajaran termasuk juga dalam hal kemampuan awal. Keanekaragaman kemampuan awal siswa akan berpengaruh terhadap penguasaan konsep belajar siswa. Setiap individu mempunyai kemampuan belajar yang berlainan. Kemampuan awal siswa adalah kemampuan yang telah dimiliki oleh siswa sebelum mengikuti pembelajaran yang akan diberikan dan menggambarkan kesiapan siswa dalam menerima pelajaran yang akan disampaikan oleh guru.
Kemampuan awal siswa ini yang sering diabaikan oleh guru dan tidak dijadikan acuan untuk memilih metode pembelajaran yang akan diterapkan.
3 pertama yang merupakan kemampuan awal untuk mempelajari listrik dinamis dan siswa kurang mendapat pengalaman langsung melalui praktikum dalam mempelajari materi ini.
Keberhasilan suatu pembelajaran dapat diukur dengan ketercapaian siswa dalam mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM adalah kriteria ketuntasan belajar (KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan.
Permasalahannya adalah rata - rata siswa dari kelas X SMA Negeri 1 Rumbia belum mampu mencapai KKM. Ketentuan ini menuntut guru untuk berusaha lebih keras agar siswanya berhasil dalam mencapai KKM yang telah
ditentukan. Inovasi yang dilakukan oleh guru dalam memperbaiki keadaan siswanya agar mencapai KKM dimulai dari penerapan metode, pendekatan, atau bahkan model yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, berusaha menghadirkan pembelajaran yang menarik dan diminati oleh siswa, sehingga hasil belajar siswa bukan lagi menjadi masalah yang besar.
Membelajarkan fisika tidak terlepas dari kegiatan-kegiatan eksperimen saat siswa melakukan percobaan menggunakan alat-alat praktikum sehingga pengalaman lansung sebagai sarana peningkatan hasil belajar menjadi hal pokok yang harus dikuasai oleh siswa. Akan tetapi, kurang atau tidak
4 pembelajaran berbasis laboratorium virtual dapat dijadikan sebagai alternatif pengganti untuk mengeliminasi keterbatasan perangkat laboratorium.
SMA Negeri 1 Rumbia memiliki laboratorium fisika yang cukup terawat dengan baik akan tetapi peralatan laboratorium yang tersedia jumlahnya sangat terbatas untuk melakukan praktikum. Selain itu fasilitas multimedia juga cukup lengkap, sehingga SMA Negeri 1 Rumbia memiliki fasilitas dan potensi yang menunjang dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode eksperimen baik menggunakan laboratorium nyata maupun laboratorium virtual. Penerapan pembelajaran dengan metode ini digunakan untuk menganalisis hasil belajar siswa dengan meninjau tingkat kemampuan awal siswa yang berbeda, sehingga telah dilaksanakan penelitian tentang “Analisis Hasil Belajar Siswa Ditinjau dari Kemampuan Awal pada Metode Eksperimen di Laboratorium Nyata dan Laboratorium Virtual (Virtual Laboratory)”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa yang
pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual (virtual laboratory)?
2. Apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan tingkat kemampuan awal dalam peningkatan hasil belajar fisika siswa?
3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan awal tinggi yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di
5 4. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan awal
rendah yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual (virtual laboratory)?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Perbedaan hasil belajar fisika siswa yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual (virtual laboratory).
2. Interaksi antara metode pembelajaran dengan tingkat kemampuan awal dalam peningkatan hasil belajar fisika siswa.
3. Perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan awal tinggi yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual (virtual laboratory).
4. Perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan awal rendah yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual (virtual laboratory).
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini yaitu dapat:
6 2. Menjadi variasi belajar yang menarik bagi siswa serta meningkatkan hasil
belajar.
3. Memberi pengalaman secara langsung dalam menerapkan pembelajaran dengan metode eksperimen yang juga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran fisika.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah:
1. Metode eksperimen adalah salah satu cara mengajar, dimana siswa
melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu
disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Metode eksperimen di laboratorium nyata adalah suatu metode pembelajaran yang siswanya melakukan praktikum dengan menggunakan alat – alat di laboratorium, sedangkan metode eksperimen di laboratorium virtual (virtual laboratory) adalah metode pembelajaran dimana siswa melakukan praktikum dengan menggunakan software komputer seperti halnya laboratorium nyata. 2. Kemampuan awal adalah hasil belajar yang didapat sebelum mendapat
kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan awal pada penelitian iti terbatas pada kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah.
7 4. Materi yang disampaikan dalam penelitian ini adalah materi pokok listrik
dinamis dengan sub pokok bahasan hukum Ohm, rangkaian hambatan, dan hukum I Kirchhoff.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis
1. Belajar
Menurut Dalyono (2005: 49)
Belajar adalah suatu usaha perbuatan yang dilakukan secara sungguh-sungguh, dengan sistematis, mendayagunakan semua potensi yang dimiliki, baik fisik, mental serta dana, panca indra, otak dan anggota tubuh lainnya, demikian pula aspek kejiwaan seperti intelejensi, bakat, motivasi, minat dan sebagainya. Proses belajar mengajar dapat diartikan proses belajar dalam diri siswa yang terjadi baik secara langsung atau tidak langsung ketika berinteraksi dengan lingkungan atau sumber belajar lain. Menurut Slameto (2003: 2) secara psikologis belajar adalah:
Suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya atau belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
9 peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan tingkah laku, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, dan daya pikirnya. Menurut Hamalik (2004: 27)
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is devined as the modification or
strengthening of behavior through experiencing). Menurut
pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.
Perubahan dan hasil belajar terjadi manakala penguatan terus menerus
diberikan. Dalam penguatan ini hubungan stimulus dan respon sebagai bagian dari proses belajar mengalami proses intersifikasi. Perubahan perilaku siswa terwujud dalam hasil belajar sebagai bentuk respon siswa terhadap stimulus yang diberikan guru.
2. Kemampuan Awal
Siswa sebagai manusia adalah makhluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang. Setiap siswa memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainya. Menurut Garry dalam Sunarto (2006: 10) mengkategorikan perbedaan individu ke dalam bidang – bidang berikut:
1. Perbedaan fisik: usia, tingkat dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran, pengelihatan, dan kemampuan bertindak. 2. Perbedaan sosial termasuk status ekonomi, agama, hubungan
keluarga, dan suku.
3. Perbedaan kepribadian termasuk watak, motif, minat, dan sikap.
4. Perbedaan intelegensi dan kemampuan dasar 5. Perbedaan kecakapan atau kepandaian di sekolah. Perbeaan karakteristik individu dapat dijadikan sebagai acuan untuk
10 memahami bakat dari sebagian besar siswa dengan memperhatikan prasyarat - prasyarat yang harus dikuasai siswa sebelum mendapatkan materi baru. Dengan demikian tujuan pengajaran yang telah dirumuskan sebelumnya dapat tercapai dan diperoleh efisiensi kerja yang optimal”.
Kemampuan awal merupakan hasil belajar yang didapat sebelum mendapat kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan awal siswa merupakan prasyarat untuk mengikuti pembelajaran, sehingga dapat melaksanakan proses
pembelajaran dengan baik. Kemampuan seseorang yang diperoleh dari pelatihan selama hidupnya, dan apa yang dibawa untuk menghadapi suatu pengalaman baru. Menurut Rebber (1988) dalam Syah (2006: 121) yang mengatakan bahwa “kemampuan awal prasyarat awal untuk mengetahui
adanya perubahan”.
Gerlach dan Ely dalam Harjanto (2006:128) “Kemampuan awal siswa
ditentukan dengan memberikan tes awal”. Kemampuan awal siswa ini penting bagi pengajar agar dapat memberikan dosis pelajaran yang tepat, tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Kemampuan awal juga berguna untuk
mengambil langkah-langkah yang diperlukan.
Senada disampaikan Gagne dalam Sudjana (1996: 158) menyatakan bahwa “kemampuan awal lebih rendah dari pada kemampuan baru dalam
11 lebih cepat memahami materi dibandingkan dengan siswa yang tidak
mempunyai kemampuan awal dalam proses pembelajaran.
Kemampuan awal juga bisa disebut dengan prior knowledge (PK). PK merupakan langkah penting di dalam proses belajar, dengan demikian setiap guru perlu mengetahui tingkat PK yang dimiliki para peserta didik. Dalam proses pemahaman, PK merupakan faktor utama yang akan mempengaruhi pengalaman belajar bagi para peserta didik. Dari berbagai penelitian terungkap bahwa lingkungan belajar memerlukan suasana stabil, nyaman dan familiar atau menyenangkan. Lingkungan belajar, dalam konteks PK, harus
memberikan suasana yang mendukung keingintahuan peserta didik, semangat untuk meneliti atau mencari sesuatu yang baru, bermakna, dan menantang. Menciptakan kesempatan yang menantang para peserta didik untuk
”memanggil kembali” PK merupakan upaya yang esensial. Dengan cara-cara
tersebut maka pengajar/instruktur/fasilitator mendorong peserta didik untuk mengubah pola pikir, dari mengingat informasi yang pernah dimilikinya menjadi proses belajar yang penuh makna dan memulai perjalanan untuk menghubungkan berbagai jenis kejadian/peristiwa dan bukan lagi mengingat-ingat pengalaman yang ada secara terpisah-pisah. Dalam seluruh proses tadi, PK merupakan elemen esensial untuk menciptakan proses belajar menjadi sesuatu yang bermakna.
12 dipelajari olehnya. Proses membentuk makna melalui membaca didasarkan atas PK di mana peserta didik akan mencapai tujuan belajarnya.
Menurut Sugiyarto (2009: 1) dalam makalahnya tentang peningkatan kualitas pembelajaran dalam bidang ekologi di perguruan tinggi melalui penerapan praktikum mandiri yang disampaikan pada semiloka nasional menyatakan bahwa “kunci utama tutorial adalah pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang
atau yang disebut dengan prior knowledge. PK akan keluar dari simpanan para peserta didik apabila ada trigger atau pemicu”. Dalam proses inkuiri
terbimbing siswa dipacu dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada jawaban dari permasalahan yang dihadapi, sehingga siswa dapat dengan mandiri menyimpulkan dan menmukan konsep-konsep dalam materi yang sedang dipelajari.
Kemampuan awal dalam kegiatan pembelajaran merupakan suatu aspek yang sangat menentukan keberhasilan tujuan pembelajaran. Kemampuan awal dapat diambil dari nilai yang sudah didapat sebelum materi baru diperoleh.
kemampuan awal merupakan prasyarat yang harus dimiliki siswa sebelum memasuki pembelajaran materi pelajaran berikutnya yang lebih tinggi.
Kemampuan awal dalam penelitian ini diambil dari nilai tes sebelum memasuki materi yang baru.
3. Metode Pembelajaran
13 yang telah ditentukan. Menurut Diktaktik Metodik (1993: 40), metode
mengajar banyak sekali jenisnya, disebabkan oleh karena metode ini dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya:
1. tujuan yang berbagai macam jenis dan fungsinya.
2. anak didik yang berbagai macam tingkat kematangannya. 3. situasi yang berbagai macam keadaannya.
4. fasilitas yang berbagai kualitas dan kualitasnya.
5. pribadi guru serta kemampuan profesi misalnya yang berbeda-beda. Selanjutnya, dalam Uno (2009: 17), variabel metode pembelajaran
diklasifikasikan lebih lanjut menjadi 3(tiga) jenis, yaitu: 1. strategi pengorganisasian (organizational strategy); 2. strategi penyampaian (delivery strategy);
3. strategi pengelolaan (management strategy).
Organizational strategy adalah metode untuk mengorganisasi isi bidang studi yang dipilih untuk pembelajaran. “Mengorganisasi” mengacu pada suatu tindakan seperti pemilihan isi, penataan isi, pembuatan diagram, format, dan lainnya yang setingkat dengan itu.
Delivery strategy adalah metode untuk menyampaikan pembelajaran kepada siswa dan/atau untuk menerima serta merespons masukan yang berasal dari siswa. Media pembelajaran merupakan bidang kajian utama dari strategi ini.
Management strategy adalah metode untuk menata interaksi antara si belajar dan variabel metode pembelajaran lainnya, variabel strategi pengorganisasian dan penyampaian isi pembelajaran
14 4. Metode Eksperimen
Penggunaan metode yang efektif dan dapat mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran merupakan salah satu faktor yang dapat mendukung keberhasilan pencapaian tujuan suatu pembelajaran. Metode eksperimen merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Roestiyah (2008: 80)
Metode eksperimen merupakan salah satu cara mengajar, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang suatu hal; mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya,kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Metode ekperimen secara langsung akan melibatkan siswa dalam pengalaman menemukan suatu konsep pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih berkesan bagi siswa. Siswa dapat membandingkan sendiri hasil percobaannya dengan teori yang telah ada. Sedangkan menurut Djamah (2000) dalam Trianto (2011: 196)
Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok untuk melakukan suatu proses atau percobaan.
Sebagai suatu metode pembelajaran metode eksperimen tentunya tidak terlepas dari kegiatan praktikum yang menuntut adanya panduan untuk menuntun berjalannya kegiatan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Metode eksperimen dalam kegiatan pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan menurut Trianto (2011: 196-197)
Kelebihannya:
a. Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaanya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku.
15 c. Degan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa
terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup
manusia. Kelemahannya:
a. Tidak cukupnya alat – alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan eksperimen.
b. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.
c. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang – bidang ilmu dan teknologi.
Penggunaan metode ini bertujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan – persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah. Dengan eksperimen siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.
Bila siswa akan melaksanakan suatu eksperimen perlu memperhatikan prosedur percobaan. Menurut Roestiyah (2008: 81-82)
a. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, b. Perlu diterangkan kepada siswa mengenai :
- Alat – alat serta bahan – bahan yang akan digunakan dalam percobaan
- Variabel – variabel yang harus dikontrol dengan ketat dalam kegiatan eksperimen
- Urutan yang ditempuh sewaktu eksperimen berlangsung. - Seluruh proses atau hal – hal penting saja yang harus
dicatat.
- Perlu menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa uraian, perhitungan, grafik dan sebagainya
c. Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan siswa.
16 Dalam kegiatan eksperimen guru memberi kebebasan siswa untuk bekerja sendiri, sehingga diperlukan suatu panduan praktikum yang dibuat oleh guru sebagai penuntun kegiatan siswa untuk mencapai tujuan eksperimen.
5. Laboratorium Virtual (Virtual Laboratory)
17 menghasilkan informasi yang berkualitas. Teknologi informasi telah masuk ke dalam kehidupan sehari – hari termasuk dalam bidang pendidikan. Menurut Warsita ( 2008: 136) fungsi teknologi informasi dalam pendidikan dapat dibagi menjadi tujuh fungsi yaitu:
1. Sebagai gudangnya ilmu
2. Sebagai alat bantu pembelajaran 3. Sebagai fasilitas pendidikan 4. Sebagai standar kompetensi 5. Sebagai penunjang administrasi 6. Sebagai alat bantu manajemen sekolah 7. Sebagai infrastruktur pendidikan
Program pembelajaran berbasis komputer memanfaatkan seluruh media, yaitu teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi. Seluruh media tersebut secara konvergen akan saling mendukung dan melebur menjadi satu media yang luar biasa kemampuannya. Menurut Hennich dkk (2004: 1) ada sejumlah kelebihan dan kelemahan yang ada pada media komputer atau komputer sebagai media pembelajaran. Kelebihan media komputer sebagai media pembelajaran diantaranya:
1. Memungkinkan peserta didik belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya dalam memahami materi. 2. Peserta didik dapat melakukan control terhadap aktivitas
belajarnya
3. Komputer dapat deprogram agar memberikan umpan balik terhadap hasil belajar.
4. Computer mampu menyampaikan materi pelajaran dengan tingkat realism yang tinggi.
5. Kapasitas memori komputer memungkinkan peserta didik menayangkan kembali hasil belajar yang telah dicapai sebelumnya.
6. Komputer dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar dengan penggunaan waktu dan biaya yang relative kecil.
18 1. Hanya akan berfungsi untuk hal – hal sebagaimana yang telah
diprogramkan.
2. Memerlukan peralatan komputer multimedia.
3. Memerlukan persyaratan minimal prosesor, memori kartu grafis dan monitor.
4. Memerlukan kemampuan pengoprasian, untuk itu perlu ditambah petunjuk pemanfaatan ( learning guides).
5. Pengembangannya memerlukan adanya tim yang professional. 6. Pengembangannya memerlukan waktu yang cukup lama. 7. Tidak mempunyai sentuhan yang manusiawi.
Teknologi komputer saat ini memungkinkan dibuatnya visualisasi untuk segala sesuatu yang sebelumnya hanya bisa dibayangkan. Hal ini telah menjadi sihir dalam ranah pendidikan fisika yang ditandai lahirnya istilah laboratorium maya (virtual laboratory). Hanya saja istilah ini ternyata belum memiliki keseragaman Pencarian di Google untuk definisi labortorium maya atau virtual laboratory menunjukkan tidak ada halaman yang memberikan keseragaman untuk kedua istilah ini.
Kemajuan teknologi komputer juga memungkinkan kita melakukan simulasi. Sebagaimana visualisasi, simulasi juga menuntut adanya asumsi-asumsi. Biasanya situasi riil yang disimulasikan menyangkut sistem kompleks. Simulasi sangat bermanfaat ketika eksperimen riil tidak mungkin dilakukan atau terlalu mahal atau berbahaya untuk dilakukan. Dengan simulasi orang membangun adanya laboratorium maya yang secara finansial sangat
terjangkau. Menurut Lin, Hun, dan Su (1997: 1) Virtual laboratory merupakan salah satu learning content yang berwujud piranti lunak komputer yang
19 menempatkan manusia untuk berintegrasi dengan informasi, sehingga seolah – olah berada dalam dunia nyata. Lin, Hun, dan Su (1997: 13) menyatakan Virtual reality (VR) can be described as the science of integrating man with information. It is consist of three dimensional, interactive, computer
generatied environment. Its central objective is to place participant in an environment that is not normally or easily experienced. Virtual laboratory mampu menyediakan interaksi dengan objek dalam dunia maya dan memungkinkan pengembangan 3 dimensi yang dapat diaplikasikan dalam virtual training, visualisasi data, manufaktur maya, dan permodelan perakitan. Kondisi virtual laboratory harus dibuat sesuai dengan karakteristik
laboratorium yang sesungguhnya, sehingga seolah – olah memindahkan reality laboratory ke dalam virtual laboratory. Menurut Rudomin (2003: 3) “lingkungan virtual laboratory harus memenuhi karakteristik sebagai berikut:
(1) Ruangan, semua user seolah – olah berada dalam ruangan yang sama, baik lingkungan tertutup atau lingkungan terbuka, semua user memiliki
kesempatan yang sama dalam berinteraksi, (2) Kehadiran, setiap user yang berada dalam lingkungan virtual laboratory harus diwakili kehadirannya dalam simulasi secara utuh, (3) Waktu, setiap user herus memungkinkan dapat mengamati kegiatan user lain dalam virtual laboratory, ketika mereka
praktek, (3) Mekanisme komunikasi, visualisasi lingkungan virtual laboratory memungkinkan user dapat berkomunikasi melalui suara atau teks, (4)
Mekanisne sharing, setiap user dapat bertukar informasi atau manipulasi setiap objek dalam simulasi. Laboratorium berbasis komputer ini
20 seolah menghadapi fenomena atau set peralatan laboratorium nyata. Menurut I Ketut Gede Darma Putra (2009: 1) “Laboratorium merupakan tempat bagi peserta didik untuk melakukan eksperimen dari teori yang telah diberikan di kelas”. Fungsi dari eksperimen itu sendiri sebagai penunjang pembelajaran
guna meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap suatu materi yang telah dipelajari. Namun karena keterbatasan biaya dalam hal penyediaan peralatan laboratorium dan biaya operasional laboratorium yang mahal maka pembelajaran berbasis virtual laboratory dapat dijadikan sebagai alternatif pengganti untuk mengeliminasi keterbatasan perangkat laboratorium.
Menurut Hamidah I (2008: 1), “Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan gambaran bahwa peserta didik lebih termotivasi untuk mempelajari konsep fisika bila disertai dengan visualisasi konsep – konsep yang abstrak”.
6. Hasil Belajar
Menurut Daryanto (2010: 100) ada tiga ranah yang menjadi sasaran dalam evaluasi hasil belajar yaitu “ ranah kognitif, ranah afektif dan ranah
psikomotor”. Namun dalam penelitian ini hasil belajar siswa dibatasi pada
ranah kognitif saja. Masih menurut Daryanto (2010: 100-101) Aspek kognitif dibedakan atas enam jenjang diantaranya:
pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (aplication), analisis (analysis), sintsis (syntesis), dan evaluasi penilaian (evaluation).
21 evaluasi kemudian dianalisis dan disajikan dalam bentuk hasil belajar siswa. Menurut Dimyati (2002: 3-4) bahwa:
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.
Hasil belajar pada satu sisi adalah berkat tindakan guru suatu pencapaian tujuan pembelajaran. Pada sisi lain, merupakan peningkatan kemampuan mental siswa. Hasil belajar dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur seperti yang tertuang dalam angka rapor, angka dalam ijazah, atau kemampuan melompat setelah latihan. Menurut Dimyati (1999: 4-5) “Dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan dibidang lain yang merupakan transfer belajar”. Hasil belajar menurut Mulyono (1999: 37) bahwa:
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk prilaku yang menetap. Anak yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah mengalami proses pembelajaran yang diwujudkan dalam bentuk skor atau angka setelah mengikuti tes. Hasil belajar sangat berkaitan dengan ketuntasan belajar siswa. Seorang siswa dikatakan tuntas jika hasil belajar yang diperolehnya mencapai batas
22
B. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini mencobakan dua metode pembelajaran eksperimen dengan tipe yang berbeda yaitu metode eksperimen di laboratorium virtual dan metode eksperimen di laboratorium nyata, kemudian akan dilihat perbedaan peningkatan hasil belajar dari masing-masing metode tersebut dengan meninjau kemampuan awal siswa. Hasil belajar yang diamati terfokus pada ranah kognitif. Ranah tersebut diambil dari nilai rata-rata N-gain.
Pada penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu variabel bebas, variabel terikat, dan variabel moderator. Variabel bebas penelitian ini adalah metode
eksperimen di laboratorium nyata sebagai (X1) dan metode eksperimen di
laboratorium virtual sebagai (X2). Variabel terikatnya adalah hasil belajar
fisika siswa (Y), sedangkan variable moderatornya adalah pengetahuan awal siswa (PAF). Ada empat hasil belajar yang diukur yaitu hasil belajar dengan metode eksperimen di laboratorium nyata pada siswa berkemampuan awal tinggi (Y1) dan rendah (Y2 ), serta hasil belajar dengan metode eksperimen di
laboratorium virtual pada siswa berkemampuan awal tinggi (Y3) dan rendah
(Y4). Keempat hasil belajar ini kemudian dianalisis untuk mengetahui
perbedaan hasil belajar pada siswa berkemampuan awal tinggi dan siswa berkemampuan awal rendah pada kedua metode.
23
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran.
Penerapan metode pembelajaran dan peninjauan kemampuan awal siswa akan memberikan dampak dalam peningkatan hasil belajar siswa. Dua kondisi ini masing-masing dipilahkan menjadi dua, yaitu metode pembelajaran
eksperimen di laboratorium nyata dan metode eksperimen di laboratorium virtual serta kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah.
Suatu kombinasi antara penerapan metode pembelajaran dan tingkat keampuan awal siswa akan saling mempengaruhi, sehingga terdapat
perbedaan peningkatan hasil belajar siswa. Pengaruh perlakuan pembelajaran terhadap peningkatan hasil belajar siswa bagi tingkat kemampuan awal siswa tertentu akan berlainan.
Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen di laboratorium nyata pada siswa yang berkemampuan awal tinggi akan memberikan peningkatan hasil belajar yang lebih tinggi dari pada pembelajaran dengan metode eksperimen di laboratorium virtual. Hal ini karena pada siswa yang
Dianalisis X1
X2
PAF
Y1
Y2
Y3
24 berkemampuan awal tinggi, siswa telah memiliki prasyarat yang harus
dikuasai sebelum mendapatkan materi baru. Siswa yang berkemampuan awal tinggi juga akan lebih cepat memahami materi dan mampu merealisasikan konsep yang bersifat abstrak, sehingga penerapan metode eksperimen di laboratorium nyata akan memberikan dampak yang lebih baik. Metode
eksperimen di laboratorium nyata juga dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai konsep teori yang dipelajari dalam kelas.
Pada kelompok siswa yang berkemampuan awal rendah penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen di laboratorium virtual akan memberikan peningkatan hasil belajar siswa yang lebih tinggi dari pada metode eksperimen di laboratorium nyata. Hal ini karena metode eksperimen di laboratorium virtual jika dipraktekkan akan memiliki peluang yang besar untuk memfasilitasi siswa belajar dari pada metode eksperimen di laboratorium nyata dan lebih memotivasi siswa untuk mempelajari konsep karena dapat
memvisualisasikan konsep yang bersifat abstrak.
25
C Anggapan Dasar
Anggapan dasar penelitian berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir adalah:
1. Setiap sampel penelitian memperoleh materi yang sama.
2. Nilai rata – rata kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 sama.
D Hipotesis
Pasangan hipotesis penelitian yang diuji adalah:
Hipotesis pertama:
Ho : Tidak ada perbedaan hasil belajar fisika siswa yang pembelajarannya
menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual (virtual laboratory).
H1 : Ada perbedaan hasil belajar fisika siswa yang pembelajarannya
menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual (virtual laboratory).
Hipotesis kedua:
Ho : Tidak ada Interaksi antara metode pembelajaran dengan tingkat
kemampuan awal dalam peningkatan hasil belajar fisika siswa. H1 : Ada Interaksi antara metode pembelajaran dengan tingkat
26
Hipotesis Ketiga:
H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan
awal tinggi yang pembelajarannya menggunakan metode
eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual (virtual laboratory).
H1 : Ada perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan awal
tinggi yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual (virtual
laboratory).
Hipotesis keempat:
H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan
awal rendah yang pembelajarannya menggunakan metode
eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual (virtual laboratory).
H1 : Ada perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan awal
rendah yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual (virtual
III. METODE PENELITIAN
A. Populasi Penelitian
Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu seluruh siswa kelas X semester genap SMAN 1 Rumbia tahun pelajaran 2011/2012 yang terdiri dari enam kelas, yaitu kelas sampai dengan dengan jumlah 205 siswa.
B. Sampel Penelitian
Langkah-langkah penentuan sampel pada penelitian ini adalah:
1. Dilakukan dengan purposive sampling, yaitu penentuan sampel dari anggota populasi dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2008: 124). Pertimbangan tertentu yang dilakukan dalam memilih dua kelas sabagai sampel dengan melihat prestasi belajar fisika siswa semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011 yaitu mempunyai kesamaan rata-rata prestasi belajar maka kelas sebagai sampel adalah kelas dan kelas .
28 3. Masing - masing kelas eksperimen dipilah menjadi dua yaitu kelompok
yang kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah. Penentuan siswa kelompok kemampuan awal tinggi dan rendah dilakukan dengan menggunakan tes pengetahuan awal fisika (PAF), berupa soal prasyarat untuk materi yang akan dipelajari siswa yaitu listrik dinamis. Kriteria pengelompokkan kemampuan awal tinggi, sedang, dan rendah didasarkan nilai pengetahuan awal fisika yang diperoleh, yaitu:
PAF ≥ 70% : siswa kelompok kemampuan awal tinggi
60% ≤ PAF < 70% : siswa kelompok kemampuan awal sedang
PAF ≤ 60% : siswa kelompok kemampuan awal rendah
Noer (2010 : 88) Dari langkah-langkah teknik pengambilan sampel di atas, diperoleh sampel penelitian ini adalah siswa kelas mendapat perlakuan metode eksperimen di laboratorium nyata sebagai kelas eksperimen ke-1 dan kelas mendapat perlakuan metode eksperimen di laboratorium virtual sebagai kelas eksperimen ke-2 yang berjumlah 64 siswa.
C. Desain Penelitian
29 kelompok eksperimen terdiri dari kelompok siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan kelompok siswa dengan kemampuan awal rendah.
Pengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan tidak dapat dilakukan secara ketat, jadi masih terdapat beberapa siswa dengan kemampuan awal rendah dalam kelas kelompok kemampuan tinggi, juga terdapat beberapa siswa dengan kemampuan awal tinggi dalam kelas kelompok kemampuan awal rendah. Penelitian ini menggunakan desain faktorial 2 x 2 yang dapat ditampilkan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Desain faktorial untuk hasil belajar (Y)
Pembelajaran
X1X3 = Peningkatan hasil belajar fisika siswa yang diberikan perlakukan
menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata pada siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi.
X2X3 = Peningkatan hasil belajar fisika siswa yang diberikan perlakukan
menggunakan metode eksperimen di laboratorium virtual pada siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi.
X1X4 = Peningkatan hasil belajar fisika siswa yang diberikan perlakukan
30 X2X4 = Peningkatan hasil belajar fisika siswa yang diberikan perlakukan
menggunakan metode eksperimen di laboratorium virtual pada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah.
Kelas yang menjadi sampel disurvei nilai hasil penilaian awal belajar
fisikanya untuk menentukan siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan siswa dan kemampuan awal rendah. Masing – masing kelompok eksperimen diberikan pretest pada awal pertemuan, kemudian diberikan perlakuan yaitu penerapan metode eksperimen di laboratorium nyata pada kelas eksperimen 1 dan metode eksperimen di laboratorium virtual pada kelas eksperimen 2. Pada akhir pertemuan, siswa diberikan posttest berupa soal uraian. Hasil pretest dan posttest tersebut dihitung dengan N-gain.
D. Variabel Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperimental, dengan variabel terikat (Y) peningkatan hasil belajar fisika siswa, variabel bebas perlakuan pembelajaran dan variabel bebas atribut kemampuan awal siswa. Variabel bebas perlakuan diklasifikasikan dalam bentuk pembelajaran dengan metode eksperimen di laboratorium nyata (X1)
dan metode eksperimen di laboratorium virtual (X2). Sedangkan variabel
bebas atribut diklasifikasikan menjadi kemampuan awal tinggi (X3) dan
31 E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Kemampuan awal siswa menggunakan istrumen berbentuk pilihan jamak 2. Hasil belajar menggunakan instrument berbentuk essay. Tes ini digunakan
pada saat pretest dan posttest.
F. Analisis Instrumen
Sebelum instrumen digunakan dalam sampel, instrumen diuji terlebih dahulu dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.
1. Uji Validitas
Sebuah instumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti. Tinggi rendahnya validitas suatu instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang diteliti. Jadi, sebelum diberikan pada sampel yang sebenarnya, soal diujicobakan terlebih dahulu di luar sampel tetapi masih dalam populasi untuk
mengetahui tingkat validitas. Untuk menguji validitas soal digunakan rumus korelasi product moment dengan rumus:
rxy=
rxy= Koefisien korelasi yang menyatakan validitas
32 Y = Skor total
n = Jumlah sampel
Arikunto, (2011: 72) Dengan kriteria pengujian apabila rhitung > rtabel dengan maka
alat ukur tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila rhitung > rtabel
maka alat ukur tersebut tidak valid. Dimana untuk N = 30 dan α = 0,050 maka rtabel nya yaitu 0,361.
2. Uji Reliabilitas
Langkah selanjutnya adalah mencari harga reliabilitas instrument. Perhitungan ini didasarkan pada pendapat Arikunto (2011: 109) yang menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas dapat digunakan rumus alpha, yaitu:
Keterangan:
= reliabilitas yang dicari
= jumlah varians skor tiap-tiap soal = varians total
33 Di mana:
Keterangan:
Xi2 = kuadrat skor total tiap butir soal
Xi = skor total tiap butir soal
Yi2 = kuadrat skor total tiap siswa
Yi = skor total tiap siswa
N = banyaknya data
Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukurannya dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Instrumen
dikatakan reliabel jika digunakan beberapa kali dalam waktu yang berbeda untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang relatif sama.
Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan program SPSS 17.0. Pada program ini digunakan metode Alpha Cronbach’s yang diukur berdasarkan skala Alpha
Cronbach’s 0 sampai 1. Uji reliabilitas ini dilakukan dengan melihat pada
34 Sujianto dikutip oleh Agustina (2009: 97), jika skala itu dikelompokkan ke dalam lima kelas dengan interval yang sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat diinterprestasikan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Intertpretasi ukuran kemantapan nilai alpha
Nilai Alpha Cronbach’s Keterangan 0,00-0,20 kurang reliabel. 0,20-0,40 agak reliabel. 0,40-0,60 cukup reliabel.
0,60-0,80 reliabel.
0,80-1,00 sangat reliabel. Triton dalam Sujianto dikutip oleh Agustina (2009: 97)
G. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar pengumpulan data berbentuk tabel yang diperoleh dari skor pretest dan posttest untuk setiap hasil belajar.
H. Teknik Analisis Data
35 Spost = Skor postes
Spre = Skor pretest Smax = Skor maksimum
Kategori: Tinggi : 0,7 ≤ N-gain ≤ 1 Sedang : 0,3 ≤ N-gain < 0,7 Rendah : N-gain < 0,3
Meltzer dalam Marlangen (2010: 34)
Untuk menganalisis peningkatan hasil belajar dan pemahaman konsep siswa digunakan skor pretest dan posttest. Peningkatan skor antara tes awal dan tes akhir dari kedua variabel merupakan indikator adanya pengaruh penggunaan metode eksperimen dan metode demonstrasi. Kemudian data hasil penelitian dianalisis dengan melakukan: 1) uji normalitas data, 2) uji homogenitas data, dan Setelah kedua uji prasyarat dilakukan, maka tahapan berikutnya adalah uji anova dua jalur (Two Way Anova) dan uji t (Independent Samples T-Test) untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Keputusan hasil pengujian dilakukan dengan membandingkan hasil analisis dengan kriteria uji dari masing-masing jenis pengujian.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan terhadap N-gain hasil tes akhir dari kedua
variabel tersebut, menggunakan program komputer. Pada penelitian ini uji normalitas digunakan dengan uji kolmogorov smirnov. Dasar dari
36 komputer dengan metode kolmogorov smirnov berdasarkan pada besaran probabilitas atau nilai signifikasi. Data dikatakan memenuhi asumsi
normalitas jika pada Kolmogorov-Smirnov maupun Shapiro-Wilk nilai sig. > 0.050.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas yang digunakan adalah uji homogenitas variabel. Variabel yang diuji homogenitasnya adalah skor tes awal dan akhir untuk hasil belajar dan skor tes awal dan akhir untuk pemahaman konsep siswa yang diajar dengan metode eksperimen dan metode demonstrasi. Pertimbangan efisiensi uji ini dilakukan dengan menggunakan fungsi univariate pada program komputer. Kriteria uji yang digunakan adalah: (1) jika nilai Sig. < α (0,050) atau Fhitung > Ftabel maka data dari perlakuan
yang diberikan tidak homogen, (2) jika nilai Sig. > α (0,050) atau Fhitung≤
Ftabel maka data dari perlakuan yang diberikan adalah homogen.
3. Uji Hipotesis Statistik
1. Uji Analisis Dua Jalur (Two Way Anova)
37 dalam kelompok. Variansi ditempatkan sebagai pembilang sedangkan variansi di dalam kelompok sebagai penyebut.
Beberapa asumsi yang harus dipenuhi pada uji Anova yaitu: a. Varians homogen (sama)
b. Sampel kelompok dependent atau independent ketegorikal c. Data berdistribusi normal
Uji hipotesis statistik untuk hipotesis pertama dan kedua dilakukan dengan uji varian dua jalur ( Two Way Anova) yaitu:
Hipotesis pertama
Ho : Tidak ada perbedaan hasil belajar fisika siswa yang
pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual.
H1 : Ada perbedaan hasil belajar fisika siswa yang pembelajarannya
menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual.
Hipotesis statistik: H0 :
H1 :
µx11 = Rata-rata hasil belajar yang menggunakan metode eksperimen
di laboratorium nyata.
µx21 = Rata-rata hasil belajar yang menggunakan metode eksperimen
38 Kriteria Uji:
Jika nilai Sig. metode pembelajaran <0,050 maka ada perbedaan rata-rata hasil belajar yang signifikan antara metode eksperimen di laboratorium nyata dan metode eksperimen di laboratorium virtual. Kemudian jika nilai rata-rata peningkatan hasil belajar fisika adalah
maka H0 ditolak. (Trihendardi, 2005 : 172)
Hipotesis kedua:
Ho : Tidak ada interaksi antara pembelajaran dengan tingkat
kemampuan awal dalam peningkatan hasil belajar fisika siswa. H1 : Ada interaksi antara pembelajaran dengan tingkat kemampuan
awal dalam peningkatan hasil belajar fisika siswa.
Hipotesis statistik:
Ho : Interaksi A = B A = Pembelajaran
H1: Interaksi A ≠ B B = Kemampuan Awal
Kriteria uji:
Jika nilai Sig. interaksi Metode Pembelajaran *Kemampuan Awal Siswa > 0,050 maka H0 diterima. (Trihendradi, 2005: 172)
2. Uji Kruskal-Wallis Test
39
Dimana:
K = nilai Kruskal-Wallis dari hasil perhitungan Ri = jumlah rank dari kategori/perlakuan ke i
Ni = banyaknya ulanganpada kategori/perlakuan ke-i k = banyaknya kategori/perlakuan
N = jumlah seluruh data
Kriteria penerimaan Ho adalah sebagai berikut :
Jika K < X2(0,05: db = (k-1), maka Ho diterima (P > 0,050)
Jika K > X2(0,05: db = (k-1), maka Ho diterima (P < 0,050)
Jika K > X2(0,01: db = (k-1), maka Ho diterima (P < 0,010)
Jika Ho ditolak berarti ada pasangan rata-rata rangking yang berbeda.
Untuk mencari pasangan rata-rata rangking yang berbeda maka harus dilakukan uji lanjutan rata-rata rangking dengan rumus:
Jika pada α = 0,050, maka Ho diterma berarti pasangan
rata-rata rangking perlakuan tersebut tidak berbeda nyata (P > 0,050)
sedangkan jika pada α = 0,05, maka Ho ditolak berarti
40 0,05) dan jika pada α = 0,010, maka Ho ditolak berarti
pasangan rata-rata rangking perlakuan tersebut berbeda sangat nyata (P > 0,010). (Junaidi, 2009: 1).
Hipotesis statistik disusun berdasarkan hipotesis verbal yang telah dikemukakan dalam hipotesis penelitian yaitu:
Hipotesis pertama
Ho : Tidak ada perbedaan hasil belajar fisika siswa yang
pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual.
H1 : Ada perbedaan hasil belajar fisika siswa yang pembelajarannya
menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual.
Hipotesis statistik: H0 :
H1 :
µx11 = Rata-rata hasil belajar yang menggunakan metode eksperimen
di laboratorium nyata.
µx21 = Rata-rata hasil belajar yang menggunakan metode eksperimen
di laboratorium virtual.
41 Jika nilai Sig. metode pembelajaran <0,050 maka ada perbedaan rata-rata hasil belajar yang signifikan antara metode eksperimen di laboratorium nyata dan metode eksperimen di laboratorium virtual. Kemudian jika nilai rata-rata peningkatan hasil belajar fisika adalah
maka H0 ditolak. (Trihendardi, 2005 : 172)
Hipotesis kedua:
Ho : Tidak ada interaksi antara pembelajaran dengan tingkat
kemampuan awal dalam peningkatan hasil belajar fisika siswa. H1 : Ada interaksi antara pembelajaran dengan tingkat kemampuan
awal dalam peningkatan hasil belajar fisika siswa.
Hipotesis statistik:
Ho : Interaksi A = B A = Pembelajaran
H1: Interaksi A ≠ B B = Kemampuan Awal
Kriteria uji:
Jika nilai Sig. interaksi Metode Pembelajaran *Kemampuan Awal Siswa > 0,050 maka H0 diterima. (Trihendradi, 2005: 172)
3. Uji T Untuk Dua Sampel Bebas (Independent Samples T-Test)
42 tidak perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah:
Hipotesis ketiga:
H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan
awal tinggi yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual. H1 : Ada perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan awal
tinggi yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual (virtual
laboratory).
Hipotesis Statistik : H0 :
H1 :
µx11 = Rata-rata hasil belajar yang menggunakan metode eksperimen di
laboratorium nyata pada siswa berkemampuan awal tinggi.
µx21 = Rata-rata hasil belajar yang menggunakan metode eksperimen di
laboratorium di laboratorium virtual (virtual laboratory) pada siswa berkemampuan awal tinggi.
Kriteria Uji:
43 laboratorium virtual pada siswa berkemampuan awal tinggi. Kemudian jika nilai rata-rata hasil belajar fisika adalah maka H0
ditolak. (Trihendradi, 2005: 146).
Hipotesis keempat:
H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan
awal rendah yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual. H1 : Ada perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan awal
rendah yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual.
Hipotesis statistik: H0 :
H1 :
µx11 = Rata-rata hasil belajar yang menggunakan metode eksperimen
di laboratorium nyata pada siswa berkemampuan awal rendah.
µx21 = Rata-rata hasil belajar yang menggunakan metode eksperimen
di laboratorium di laboratorium virtual pada siswa berkemampuan awal rendah.
Kriteria Uji:
44 laboratorium virtual pada siswa berkemampuan awal rendah. Kemudian jika nilai rata-rata hasil belajar fisika adalah maka H0
ditolak. (Trihendradi, 2005: 146).
4. Uji Data Dua Sampel Tidak Berhubungan (Independen)
Pada penelitian ini jika data tidak terdistribusi normal maka untuk menguji data dari dua sampel yang tidak berhubungan menggunakan Uji Mann-Whitney.
Hipotesis ketiga:
H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan
awal tinggi yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual. H1 : Ada perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan awal
tinggi yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual.
Hipotesis Statistik : H0 :
H1 :
µx11 = Rata-rata hasil belajar yang menggunakan metode eksperimen di
laboratorium nyata pada siswa berkemampuan awal tinggi.
µx21 = Rata-rata hasil belajar yang menggunakan metode eksperimen di
45 Kriteria Uji:
Jika nilai Sig.(2-tailed) metode pembelajaran <0,050 maka ada perbedaan rata-rata hasil belajar yang signifikan antara metode eksperimen di laboratorium nyata dan metode eksperimen di
laboratorium virtual pada siswa berkemampuan awal tinggi. Kemudian jika nilai rata-rata hasil belajar fisika adalah maka H0
ditolak. (Trihendradi, 2005: 146).
Hipotesis keempat:
H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan
awal rendah yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual. H1 : Ada perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan awal
rendah yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual.
Hipotesis statistik: H0 :
H1 :
µx11 = Rata-rata hasil belajar yang menggunakan metode eksperimen
di laboratorium nyata pada siswa berkemampuan awal rendah.
µx21 = Rata-rata hasil belajar yang menggunakan metode eksperimen
46 Kriteria Uji:
Jika nilai Sig.(2-tailed) metode pembelajaran <0,050 maka ada perbedaan rata-rata hasil belajar yang signifikan antara metode eksperimen di laboratorium nyata dan metode eksperimen di
laboratorium virtual pada siswa berkemampuan awal rendah. Kemudian jika nilai rata-rata hasil belajar fisika adalah maka H0