• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) DAN HASIL BELAJAR ANTARA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN LABORATORIUM NYATA DAN MAYA TERHADAP KEMAMPUAN AWAL SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) DAN HASIL BELAJAR ANTARA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN LABORATORIUM NYATA DAN MAYA TERHADAP KEMAMPUAN AWAL SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) DAN HASIL BELAJAR ANTARA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE

EKSPERIMEN LABORATORIUM NYATA DAN MAYA TERHADAP KEMAMPUAN AWAL SISWA

PADA MATERI LISTRIK DINAMIS

(Skripsi)

Oleh Dita F Karlinda

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

Dita F Karlinda

ii ABSTRAK

PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) DAN HASIL BELAJAR ANTARA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE

EKSPERIMEN LABORATORIUM NYATA DAN MAYA TERHADAP KEMAMPUAN AWAL SISWA

PADA MATERI LISTRIK DINAMIS

Oleh Dita F. Karlinda

Hasil observasi melalui wawancara dengan guru bidang studi Fisika di SMA

Negeri 3 Bandar Lampung diketahui bahwa metode eksperimen jarang dilakukan

karena kurangnya alat-alat praktikum pada laboratorium. Padahal metode

eksperimen sangat dibutuhkan guna membudayakan siswa berfikir ilmiah dan

melatih keterampilan proses sains (KPS) siswa. Mengingat penggunaan TIK

sedang banyak digunakan di sekolah-sekolah memungkinkan siswa dapat

melakukan eksperimen secara maya dengan menggunakan simulasi pada

komputer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan skor KPS dan

hasil belajar yang disebabkan oleh penggunaan metode eksperimen serta untuk

mengetahui interaksi penggunaan metode eksperimen dan kemampuan awal jika

dilihat dari perolehan skor KPS dan hasil belajar siswa. KPS yang di amati

meliputi; keterampilan mengamati,merumuskan hipotesis, merancang percobaan,

melakukan percobaan,menginterprestasikan data, menerapkan konsep, dan

(3)

Dita F Karlinda

iii

pembelajaran dan kemampuan awal dikelompokan berdasarkan nilai tes

kemampuan awal mengenai meteri prasyarat sebelum memulai materi pokok.

Desain penelitian menggunakan desain factorial. Pengujian hipotesis

menggunakan uji variasi univariate. Perolehan skor KPS kelas eksperimen di

laboratorium maya sebesar 18,6 dan hasil belajar sebesar 71,4. Sedangkan skor

KPS kelas eksperimen di laboratorium nyata sebesar 17,7 dan hasil belajar sebesar

60,2. Hasil uji univariate juga menunjukan tidak adanya pengaruh metode

eksperimen terhadap skor KPS dan hasil belajar siswa. Diperoleh interaksi yang

signifikan antara metode eksperimen dan kemampuan awal baik dilihat dari

perolehan skor KPS maupun nilai hasil belajar siswa.

(4)

Dita F Karlinda

iv

PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) DAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN LABORATORIUM NYATA DAN MAYA

TERHADAP KEMAMPUAN AWAL SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS

Oleh Dita F Karlinda

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

Dita F Karlinda

v

Judul Skripsi : PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) DAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA

PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN NYATA DAN MAYA TERHADAP KEMAMPUAN AWAL SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Nama Mahasiswa : Dita F Karlinda

Nomor Pokok Mahasiswa : 0913022036

Program Studi : Pendidikan Fisika

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dr. Agus Suyatna, M.Si. Dr. Abdurrahman, M.Si NIP 19600821 198503 1 004 NIP 19681210 199303 1 002

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si

(6)

Dita F Karlinda

vi

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Agus Suyatna, M.Si. ____________

Sekretaris : Dr. Abdurrahman, M.Si. ____________

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. I Dewa Putu Nyeneng M. Sc. ____________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M. Si. NIP 19600315 198503 1 003

(7)

Dita F Karlinda

vii

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah:

Nama : Dita F Karlinda

NPM : 0913022036

Fakultas/Jurusan : FKIP/P MIPA

Program Studi : Pendidikan Fisika

Alamat : Jl. Mk. Baginda Gg. H. karim 3 No. 607 Kelurahan

Gunung Sulah, Kecamatan Sukarame, Bandar

Lampung

Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan

untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang

pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan

disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, April 2013 Yang Menyatakan,

(8)

Dita F Karlinda

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 18 Februari 1993, anak

pertama dari tiga bersaudara pasangan Suhendra dan Sri Mul Yani.

Pendidikan yang pernah ditempuh Taman Kanak-Kanak (TK) Al-Munawarah

Tanjung Karang tahun 1997, Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Negeri 1

Pasir gintung pada tahun 2003, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri

12 Bandar Lampung pada tahun 2003, Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA

Negeri 3 Bandar Lampung pada tahun 2006.

Tahun 2009, penulis terdaftar sebagai Mahasiswi Program Studi Pendidikan

Fisika Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN. Tahun 2012, penulis melaksanakan

praktek mengajar melalui Program Pengalaman Lapangan (PPL) dan Kuliah Kerja

Nyata (KKN) di SMP Negeri 2 Batanghari Nuban, di desa Negara ratu kecamatan

(9)

Dita F Karlinda

ix MOTTO

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”

(Q.S. Al Baqarah: 286)

(10)

Dita F Karlinda

x

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur atas nikmat yang Allah SWT berikan, ku persembahkan karya

kecil ini sebagai tanda cinta dan kasihku yang tulus kepada:

1. Papa dan Mama yang telah membesarkan, mendidik, dan mendukungku

dengan kasih sayang yang begitu berlimpah serta selalu menyayangi dan mengiringi langkahku dengan do’a.

2. Eyang uti dan kakung tercinta yang selalu mendukung dan menjadi motivasi

dalam menyelesaikan studiku.

3. Keluarga besarku yang selalu mendukung, mendoakan dan membantu

keberhasilanku

4. Almamater tercinta yang mendewasakanku dan memberikan banyak

(11)

Dita F Karlinda

xi

SANWACANA

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. karena limpahan rahmat dan hidayah-Nya,

penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Perbandingan

Keterampilan Proses Sains (KPS) dan Hasil Belajar antara Pembelajaran

Menggunakan Metode Eksperimen Nyata dan Maya terhadap Kemampuan Awal

siswa pada Materi Listrik Dinamis” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Fisika di Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung;

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA;

3. Bapak Dr. Agus Suyatna, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Fisika, Pembimbing Akademik dan juga Pembimbing I atas kesediaan

memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi

ini;

4. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Pembimbing II atas kesediaan dan

keikhlasannya dalam memberikan bimbingan, arahan dan motivasi dalam

proses penyelesaian skripsi ini;

5. Bapak Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc., selaku Pembahas atas masukan dan

(12)

Dita F Karlinda

xii

6. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Program Studi Pendidikan Fisika dan Jurusan

Pendidikan MIPA;

7. Ibu Dra. Hj. Rospardewi M.M.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 3 Bandar

Lampung atas izin untuk melakukan penelitian;

8. Bapak Zainal Abidin, selaku guru mitra atas bantuan dan kerja samanya

selama penelitian berlangsung;

9. Orang-orang terdekat Alvin, Shiamita, Vera, desma, Dewi dan Tomi. Terima

kasih atas ketulusan kalian dalam memberikan bantuan, saran, kritik, doa, dan

dukungan;

10.Teman-teman seperjuangan PPL SMP Negeri 2 Batang Hari Nuban, Vivi,

Ratu, Siti, Jeni, Ibam, Kak Peb, Bima, Heri dan Arga. Terima kasih atas

kebersamaan kalian.

11.Rekan-rekan Pendidikan Fisika 2009, kakak tingkat 2007 dan 2008 serta adik

tingkat . Terima kasih atas persaudaraan dan kebersamaan kalian;

12.Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta

berkenan membalas semua budi yang diberikan kepada penulis dan semoga

skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Bandar Lampung, April 2013

(13)

xv DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

II. KERANGKA TEORITIS A. Tinjauan Pustaka ... 7

1. Hasil Belajar ... 7

2. Keterampilan Proses Sains ... 9

3. Metode Eksperimen ... 13

4. Virtual Laboratory ... 15

B. Kerangka Berpikir ... 18

C. Hipotesis ... 21

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

B. Populasi dan Sampel ... 22

C. Desain Penelitian ... 22

D. Prosedur Penelitian ... 24

(14)

xvi

2. Pelaksanaan Penelitian ... 25

E. Data Penelitian ... 25

1. Jenis Data ... 25

2. Sumber Data ... 26

F. Teknik Pengumpulan Data……… 26 1. Validitas ... 27

2. Reabilitas ... 27

3. Kemampuan Awal ... 30

4. Hasil Belajar ... 30

5. Keterampilan Proses Sains ... 30

G. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis………..31

1. Uji Normalitas ... 31

2. Uji Homogenitas ... 32

3. Uji Analisis Variansi Univariate ... 33

4. Perumusan Hipotesis ... 35

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 37

1. Tahapan Pelaksanaan ... 37

a. Kelas Eksperimen di laboratorium nyata ... 37

b. Kelas Eksperimen di Laboratorium maya ... 40

2. Hasil Uji Instrumen ... 42

a. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 42

a) Uji validitas soal... 42

b) Uji Reabilitas soal ... 44

b. Pengelompokan Data Kemampuan Awal Siswa... 45

a) Kemampuan awal siswa kelas eksperimen nyata ... 45

b) Kemampuan Awal Siswa kelas Eksperimen maya ... 45

c. Data KPS Siswa ... 46

a) Uji normalitas KPS ... 47

b) Uji homogenitas KPS ... 48

c) Perbandingan KPS kedua kelas eksperimen ... 48

d) Interaksi antara kemampuan awal dan metode eksperimen dilihat dari skor KPS………..49

d. Data Hasil belajar Siswa ... 53

(15)

xvii

b) Uji homogenitas hasil belajar kelas eksperimen nyata .. 54

c) Perbandingan Hasil Belajar kedua kelas eksperimen ... 55

d) Interaksi antara kemampuan awal dan metode eksperimen dilihat dari nilai hasil belajar………. 56

B. Pembahasan ... 57

1. Kesamaan KPS Kelas Eksperimen Nyata dan Maya serta Interaksinya dengan Kemampuan Awal ... 57

2. Kesamaan Hasil Belajar antara Kelas Eksperimen Nyata dan Maya serta Interaksinya dengan Kemampuan awal ... 64

V. KESIMPULAN DAN SARAN

4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Eksperimen Nyata ... 80

5 Silabus Eksperimen Maya ... ..86

6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Eksperimen Maya ... 88

7 Lembar Penilaian (LP) 1-2 ... 94

8 Kunci Jawaban LP 1 ... 89

9 Tabel Spesifikasi Lembar Penilaian ……… 100 10 Lembar Penilaian KPS siswa ……… 101

11 LKK Eksperimen Maya ... 106

12 LKK Eksperimen Nyata ... 127

13 Kisi-Kisi ... 145

14 Soal Kemampuan awal dan Hasil belajar ... 148

15 Hasil Uji Instrumen Soal Kemampuan Awal ... 155

16 Hasil Uji Instrumen Soal Hasil Belajar ... 158

17 Data Kemampuan Awal Siswa Kelas Eksperimen Maya ... 161

(16)

xviii

19 Data Skor KPS dan Hasil Belajar siswa kelas Eksperimen maya ... 163

20 Data Skor KPS dan Hasil Belajar siswa kelas Eksperimen nyata ... 164

21 Pengelompokan data skor KPS kedus kelas eksperimen

Berdasarkan kemampuan awal (Tinggi dan Rendah) ... 165

22 Pengelompokan data Hasil belajar kedus kelas eksperimen

Berdasarkan kemampuan awal (Tinggi dan Rendah) ... 166

23 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas ... 167

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Klasifikasi Keterampilan Proses Sains (diadaptasi dari Longfield) ... . 11

3.1 Desain Faktorial Penelitian ditinjau dari KPS ... . 24

3.2 Desain Faktorial Penelitian ditinjau dari hasil belajar ... . 24

3.3 Indeks Reliabilitas ... . 29

3.4 Rumus Unsur Persiapan Anova Dua Jalan ... . 34

4.1 Hasil uji validitas soal Kemampuan Awal ... . 43

4.2 Hasil uji validitas soal hasil belajar ... . 43

4.3 Hasil uji reabilitas soal Kemampuan awal ... . 44

4.4 Hasil uji validitas soal hasil belajar ... . 44

4.5 Uji normalitas KPS ... . 47

4.6 Uji homogenitas KPS kedua kelas Eksperimen ... . 48

4.7 Perolehan skor KPS siswa ... . 49

4.8 interaksi terhadap KPS ... . 52

4.9 Uji normalitas hasil belajar ... . 54

4.10 Uji homogenitas hasil belajar kedua kelas Eksperimen ... . 55

4.11 Perolehan hasil belajar siswa ... . 65

(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ... . 21

4.1 Grafik interaksi berdasarkan skor KPS………... 53

4.2 Grafik interaksi berdasarkan nilai hasil belajar ... 57

4.3 Grafik perolehan skor KPS siswa………... 58

4.4 Grafik interaksi kemampuan awal dan metode eksperimen berdasarkan skor KPS ... 61

4.5 Grafik perolehan nilai hasil belajar siswa ... 64

(19)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fisika merupakan salah satu cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang

permasalahannya dekat dengan kehidupan sehari-hari. Konsep dan prinsip

fisika dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan

menyelesaikan masalah yang ada. Cara untuk menyelesaikan masalah

tersebut membutuhkan kemampuan bernalar dan berpikir kritis. Oleh karena

itu, fisika perlu dipelajari oleh siswa. Melalui fisika siswa dapat menumbuh

kembangkan pola berpikir logis, sistematis, objektif, kritis dan rasional.

Mengacu pada Standar Isi, tujuan matapelajaran Fisika SMA yaitu, agar

peserta didik memiliki kemampuan memupuk sikap ilmiah yaitu jujur,

obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain;

mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan

dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen

percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, serta

mengomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis; mengembangkan

kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan

(20)

2 alam dan menyelesaian masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

Eksperimen perlu diadakan guna membudayakan berpikir ilmiah secara

sistematis, objektif, kritis dan rasional serta melatih Keterampilan Proses

Sains (KPS) siswa.

Pembelajaran dengan metode eksperimen di laboratorium sering dihadapkan

pada masalah kurangnya alat-alat yang menunjang terlaksananya eksperimen.

Alat-alat yang dikirim ke sekolah banyak yang ketelitiannya rendah sehingga

kualitas data yang diperoleh melalui alat-alat praktikum kurang baik. Kurang

baik nya kualitas data yang diperoleh membuat data tidak mampu

menjelaskan konsep-konsep fisika yang terkait. Oleh karena itu, eksperimen

di laboratorium nyata menjadi sulit dilakukan dan juga sulit dipahami siswa.

Uraian di atas menunjukan bahwa visualisasi laboratorium(penggunaaan

laboratorium maya) diduga dapat mengatasi masalah tersebut sehingga dapat

menjadi salah satu solusi pengganti eksperimen di lababoratorium nyata,

dengan begitu siswa tetap dapat melakukan eksperimen meskipun fasilitas

dan alat-alat praktikum di laboratorium nyata kurang memadai atau

kurangnya akurasi alat yang ada di laboratorium. Mengingat penggunaan

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) juga sedang banyak digunakan di

sekolah-sekolah, sehingga penggunaan metode eksperimen di laboratorium

maya sangat mungkin dilakukan.

Eksperimen di laboratorium maya juga diduga dapat membangkitkan

semangat belajar siswa yang kemampuan awal nya rendah. Siswa yang

(21)

3 pelajaran fisika. Jika mereka dihadapkan langsung dengan alat-alat

eksperimen yang belum pernah digunakan sebelumnya dan jarang digunakan

dalam kehidupan sehari-hari mereka mungkin tidak begitu antusias untuk

melakukan eksperimen. Sedangkan dengan laboratorium maya mereka dapat

memanfaatkan TIK yang sekarang sudah biasa mereka gunakan.

Uraian latar belakang di atas membuat peneliti ingin mengetahui apakah KPS

dan hasil belajar siswa dengan eksperimen laboratorium maya dapat

menyamai KPS dan hasil belajar siswa dengan eksperimen laboratorium

nyata serta dapat memberikan interaksi yang baik jika dilihat dari

kemampuan awal siswa. Untuk itu telah dilakukan penelitian yang berjudul

“Perbandingan Keterampilan Proses Sains (KPS) dan Hasil Belajar antara

Pembelajaran Menggunakan Metode Eksperimen Laboratorium Nyata dan

Maya terhadap Kemampuan Awal Siswa Pada Materi Listrik Dinamis” yang

akan dilaksanakan pada siswa kelas X IPA SMA Negeri 3 Bandar Lampung.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, adalah :

1. apakah ada perbedaan KPS yang disebabkan oleh perbedaan

penggunaan laboratorium (nyata dan maya)?

2. apakah ada interaksi antara penggunaan laboratorium (nyata dan maya)

dengan kemampuan awal siswa pada KPS?

3. apakah ada perbedaan hasil belajar yang disebabkan oleh perbedaan

(22)

4 4. apakah ada interaksi antara penggunaan laboratorium (nyata dan maya)

dengan kemampuan awal siswa pada hasil belajar?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan

adalah untuk mengetahui adanya:

1. perbedaan KPS yang disebabkan oleh perbedaan penggunaan

laboratorium (nyata dan maya).

2. interaksi antara penggunaan laboratorium (nyata dan maya) dengan

kemampuan awal siswa pada KPS.

3. perbedaan hasil belajar yang disebabkan oleh perbedaan penggunaan

laboratorium (nyata dan maya).

4. interaksi antara penggunaan laboratorium (nyata dan maya) dengan

kemampuan awal siswa pada hasil belajar.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat dalam rangka

meningkatkan hasil belajar siswa. Manfaat penelitian ini adalah:

1. penelitian ini dapat memberikan alternatif metode pembelajaran yang

dapat digunakan jika fasilitas atau alat-alat di laboratorium nyata tidak

tersedia atau tidak memenuhui syarat ketelitian dan akurasi.

2. Penelitian ini dapat menjadi pertimbangan dalam pemilihan metode

(23)

5 kemampuan awal dan metode eksperimen yang diperoleh dari penelitian

ini.

3. secara teoritis bagi peneliti bermanfaat untuk bahan rujukan atau sarana

pembelajaran serta pengembangan kemampuan diri peneliti dalam

tindakan penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang dan sebagai

bekal calon seorang guru.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini diberi batasan untuk menghindari berbagai macam perbedaan

penafsiran. Batasan pada penelitian ini meliputi:

1. KPS adalah kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam

memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. KPS

yang diamati meliputi keterampilan mengamati, keterampilan merumuskan

hipotesis, keterampilan merancang percobaan, keterampilan melakukan

percobaan, keterampilan menginterprestasikan data, keterampilan

menerapkan konsep, dan keterampilan berkomunikasi.

2. metode eksperimen merupakan metode pembelajaran yang melibatkan

siswa untuk dapat mengembangkan sikap ilmiah dan keterampilan proses

sains dalam mencapai tujuan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien.

Metode eksperimen yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen inkuiri menggunakan laboratorium nyata dan Virtual

laboratory(laboratorium maya) . Eksperimen dengan laboratorium nyata merupakan metode pembelajaran yang pelaksanaannya di laboratorium

(24)

6 laboratory merupakan salah satu learning content yang berwujud piranti lunak komputer yang dirancang agar seseorang dapat melakukan

aktifitas-aktifitas eksperimen seperti halnya mereka melakukan eksperimen di

laboratorium sebenarnya. Metode eksperimen yang dilakukan pada

penelitian ini adalah.

3. materi pokok dalam penelitian ini dibatasi pada materi listrik dinamis

mencakup pengukuran besaran listrik, hukum ohm, rangkaian hambatan

seri parallel dan hukum Kirchoff. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas

X.6 dan X.7 SMA Negeri 3 Bandar Lampung semester genap tahun

(25)

II. KERANGKA TEORITIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah suatu pencapaian usaha belajar yang dilakukan siswa

dalam aktivitas belajar yang menentukan tingkat keberhasilan pemahaman

siswa. Setelah mengalami suatu proses belajar, siswa akan memperoleh suatu

hasil yang disebut dengan hasil belajar. Pengertian belajar menurut pendapat

Slameto (2003: 2), yaitu:

belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.

Pendapat diatas menerangkan bahwa belajar dapat didefinisikan sebagai suatu

proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh hasil belajar yang

merupakan suatu perubahan tingkah laku. Hasil belajar menurut Hamalik

(2007: 30-31), yaitu:

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai

pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas dan keterampilan. Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu. Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada setiap aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek itu, adalah:

(26)

8 f. Emosional

g. Hubungan sosial h. Jasmani

i. Etis atau budi pekerti, dan sikap

Kutipan tersebut menerangkan bahwa hasil belajar yang berupa perubahan

tingkah laku tidak hanya berkaitan dengan penambahan pengetahuan, tetapi

juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, emosional,

hubungan social, jasmani etis dan sikap. Klasifikasi belajar seperti di atas,

menunjukkan bahwa untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran salah

satunya dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh oleh siswa setelah

melakukan proses pembelajaran. Hasil belajar siswa merupakan suatu hal

yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami

suatu materi yang disampaikan. Hal ini berarti hasil belajar bukan hanya

suatu penguasaan hasil latihan saja, melainkan mengubah perilaku. Bukti

yang nyata jika seseorang telah belajar adalah terjadinya perubahan tingkah

laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak

mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku dalam belajar memiliki unsur

subyektif dan unsur motoris. Unsur subyektif adalah unsur rohaniah,

sedangkan unsur motoris adalah unsur jasmaniah. Tingkah laku manusia

terdiri dari sejumlah aspek.

Dimyati dan Mudjiono (2002: 3-4) berpendapat bahwa:

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan

(27)

9 Pendapat tersebut menerangkan bahwa untuk mengetahui hasil belajar

siswa, guru melakukan evaluasi hasil belajar. Evaluasi ini meliputi tiga

ranah seperti yang dijelaskan Bloom dalam Sardiman (2004:23-24) bahwa

ada tiga ranah hasil belajar, yaitu,

a) Kognitif: Knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan,

merencanakan, membentuk bangunan baru), evaluation (menilai), application (menerapkan).

b) Affective: Receiving (sikap menerima), responding (member respon), Valuing (menilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi).

c) Psychomotor: initiatory level, pre-routine level, routinized level.

Pengertian hasil belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas

menjelaskan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang

dimiliki siswa setelah proses belajar meliputi aspek kognitif, afektif dan

psikomotor. Hasil belajar tersebut bisa berbentuk pengetahuan,

keterampilan, maupun sikap. Oleh karena itu seseorang yang melakukan

aktivitas belajar akan memperoleh perubahan dalam dirinya dan

memperoleh pengalaman baru, maka individu itu dikatakan telah belajar.

2. Keterampilan Proses Sains

KPS merupakan kecakapan untuk melaksanakan suatu tindakan dalam belajar

sains sehingga menghasilkan informasi, konsep, teori, prinsip maupun fakta

atau bukti. Keterampilan proses sains merupakan sejumlah keterampilan

yang dibentuk oleh komponen-komponen metode sains/scientific methods.

(28)

10 dalamnya juga interaksi dengan isinya (content). Pengertian keterapilan

proses menurut Indrawati (1999) dalam Nuh (2010) adalah :

Keterampilan Proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotor) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan

penyangkalan terhadap suatu penemuan (falsifikasi).

Keterampilan proses sangat baik untuk menemukan suatu konsep atau

prinsip-prisip juga untuk mengembangkan konsep-konsep terutama pada

pelajaran fisika. Keterampilan proses dasar merupakan fondasi bagi

terbentuknya landasan berpikir logis. Oleh karena itu, sangat penting dimiliki

dan dilatihkan bagi siswa sebelum melanjutkan ke keterampilan proses yang

lebih rumit dan kompleks. Dalam pelaksanaannya keterampilan proses

memiliki tujuan.

Menurut Djamarah (2010:88):

Tujuan keterampilan proses adalah mengembangkan kreativitas anak didik dalam belajar, sehingga anak didik secara aktif dapat

mengembangkan dan menerapkan kemampuan-kemampuannya. Linkup kegiatan bertolak pada kemampuan fisik dan mental yang mendasar sesuai dengan apa yang ada pada pribadi anak didik.

KPS adalah kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam

memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. KPS sangat

penting bagi setiap siswa sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah

dalam mengembangkan sains serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru

dan mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki. Oleh karena itu,

(29)

11 keterampilan proses yang lebih rumit dan kompleks.Hal serupa juga

diungkapkan oleh Padilla (1990) dalam Nurohman (2010: 3), bahwa

keterampilan proses sains dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu:

1) the basic (simpler) process skill dan 2) integrated (more complex) skills. The basic process skill, terdiri dari 1) Observing, 2) Inferring, 3) Measuring, 4) Communicating, 5) Classifying, dan 6) Predicting. Sedangkan yang termasuk dalam Integrated Science Process Skills adalah 1) Controlling variables, 2) Defining operationally, 3)

Formulating hypotheses, 4) Interpreting data, 5) Experimenting dan, 6) Formulating models.

Keterampilan proses sebagaimana disebutkan di atas merupakan KPS yang

diaplikasikan pada proses pembelajaran. Pembentukan keterampilan dalam

memperoleh pengetahuan merupakan salah satu penekanan dalam

pembelajaran sains. Oleh karena itu, penilaian terhadap keterampilan proses

siswa harus dilakukan terhadap semua keterampilan proses sains baik secara

parsial maupun secara utuh.

Longfield (2003) dalam Nurohman (2010) membagi KPS menjadi tiga

tingkatan, yaitu Basic, Intermediate, dan Edvanced.

Tabel 2.1. Klasifikasi KPS (diadaptasi dari Longfield)

Basic Kriteia

Mengobservasi Menggunakan indera untuk mengumpulkan informasi.

Membandingkan Menemukan persamaan dan perbedaan antara dua objek/kejadian.

Mengklasifikasikan

Mengelompokkan objek atau ide dalam kelompok atau ketegori berdasarkan bagian-bagiannya.

(30)

12 ukur yang sesuai

Mengkomunikasikan

Menggunakan lisan, tulisan, atau grafik, untuk menggambarkan kejadian, aksi atau objek.

Membuat Model Membuat grafik, tulisan, atau untuk menjelaskan ide, kejadian, atau objek

Membuat Data

Menulis hasil observasi dari objek atau kejadian menggunakan gambar, kata-kata, maupun angka.

Intermediate Kriteria

Inferring

Membuat pernyataan mengenai hasil observasi yang didukung dengan penjelasan yang msuk akal.

Memprediksi

Menerka hasil yang akan terjadi dari suatu kejadian berdasarkan observasi dan biasanya pengetahuan dasar dari kejadian serupa

Edvanced Kriteria

Membuat hipotesis

Membuat pernyataan mengenai suatu permasalahan dalam bentuk

pertanyaan

Merancang Percobaan Membuat prosedur yang dapat menguji hipotesis

Menginterpretasikan Data

Membuat dan menggunakan tabel, grafik atau diagram untuk

mengorganisasikan dan menjelaskan informasi.

Penilaian merupakan tahapan penting dalam proses pembelajaran. Penilaian

dalam pembelajaran sains dapat dimaknai sebagai membawa konten, proses

sains dan sikap ilmiah secara bersama-sama. Penilaian dilakukan terutama

untuk menilai kemajuan siswa dalam pencapaian keterampilan proses sains.

Penilaian KPS dilakukan dengan menggunakan instrumen yang disesuaikan

dengan materi dan tingkat perkembangan siswa atau tingkatan kelas. Oleh

karena itu, penyusunan instrumen penilaian harus direncanakan secara cermat

(31)

13 3. Metode Eksperimen

Metode eksperimen diperlukan guna membudayakan berpikir ilmiah secara

kritis, kreatif dan mandiri. Metode eksperimen merupakan metode

pembelajaran yang melibatkan siswa untuk dapat mengembangkan sikap

ilmiah dan keterampilan proses sains dalam mencapai tujuan pembelajaran

yang lebih efektif dan efisien. Keterampilan proses yang harus diperkenalan

dan dimiliki siswa menurut Dahar (1996:120) adalah:

Mengamati, menafsirkan pengamatan, meramalkan, menggunakan, alat dan bahan, menerapkan kosep, merencanakan atau melakukan penelitian, berkomunikasi dan mengajukan pertanyaan

Menurut Sagala (2007:220) metode eksperimen adalah cara penyajian bahan

pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami untuk

membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari.

Pembelajaran dengan metode eksperimen memberi kesempatan kepada

siswa untuk melakukan kegiatan percobaan baik secara perseorangan

maupun secara kelompok dalam memahami konsep-konsep dalam ilmu

pengetahuan alam sehingga siswa memperoleh pengalaman langsung.

Kegiatan eksperimen merupakan wahana pembelajaran yang dapat

digunakan untuk meningkatkan kemampuan kognitif, efektif, dan

psikomotorik peserta didik.

Metode eksperimen memuat banyak hal yang dapat mempermudah dan

membantu siswa dalam memahami pelajaran, hal ini didukung oleh

(32)

14 1. Dengan eksperimen siswa terlatih menggunakan metode ilmiah

dalam menghadapi segala masalah, sehingga tidak mudah percaya pada sesuatu yang belum pasti kebenarannya dan tidak mudah percaya pula kata orang, sebelum ia membuktikan kebenarannya. 2. Mereka lebih aktif berfikir dan berbuat; hal mana itu sangat

dikehendaki oleh kegiatan mengajar belajar yang modern, dimana siswa lebih banyak aktif belajar sendiri dengan bimbingan guru. 3. Siswa dalam melaksanakan proses eksperimen disamping

memperoleh ilmu pengetahuan; juga menemukan pengalaman praktis serta keterampilan dalam menggunakan alat-alat percobaan.

4. Dengan eksperimen siswa membuktikan sendiri kebenaran sesuatu teori, sehingga akan mengubah sikap mereka yang tahayul, ialah peristiwa-peristiwa yang tidak masuk akal.

Kelebihan metode eksperimen yang dikemukakan oleh Budiharti (2000: 35)

antara lain :

1. Siswa terlibat didalamnya, sehingga siswa merasa ikut

menemukan serta mendapatkan pengalaman-pengalaman baru dalam hidupnya.

2. Mendorong siswa menggunakan dan melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berpikir ilmiah

3. Menambah minat siswa dalam belajar.

Melihat kelebihan-kelebihan metode eksperimen menurut pendapat di atas,

penerapan metode eksperimen yang baik akan menunjang tercapainya

tujuan pengajaran IPA khususnya fisika, salah satunya mampu

menggunakan metode dan bersikap ilmiah dalam memecahkan

permasalahan.

Metode eksperimen seperti metode belajar lain memiliki kelemahan.

Beberapa kelemahan metode eksperimen menurut Rusyan, (1993:221)

kelemahan dari metode eksperimen adalah:

(33)

15 2. Setiap eksperimen tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan

karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian.

3. Sangat menuntut penguasaan perkembangan materi, fasilitas peralatan dan bahan mutakhir. Sering terjadi siswa lebih dahulu mengenal dan menggunakan alat bahan tertentu dari pada guru.

Kekurangan metode eksperimen yang dikemukakan oleh Budiharti (2000: 35)

antara lain :

1. Memerlukan peralatan percobaan yang komplit.

2. Dapat menghambat laju pembelajaran dalam penelitian yang memerlukan waktu yang lama.

3. Kegagalan dan kesalahan dalam bereksperimen akan berakibat pada kesalahan menyimpulkan.

4. Menimbulkan kesulitan bagi guru dan peserta didik apabila kurang berpengalaman dalam penelitian.

Melihat kelemahan-kelemahan eksperimen menurut pendapat di atas, setiap

melakukan eksperimen harus melihat apakah eksperimen tersebut

memerlukan fasilitas yang memadai atau tidak, bila tidak maka eksperimen

tidak mencapai tujuan dengan optimal dan siswa juga dituntut harus

mempunyai pengetahuan tentang materi apa yang akan dijalani didalam

sebuah eksperimen tersebut.

Meskipun metode eksperimen mempunyai kelemahan, namun tetap saja

metode eksperimen termasuk metode yang efektif karena dapat memberikan

gambaran secara konkret dan siswa dapat terlibat langsung dalam proses

eksperimen.

5. Laboratorium maya (Virtual Laboratory)

Teknologi informasi dan komputer sedang berkembang secara pesat.

(34)

16 pemanfaatannya pada proses pembelajaran di sekolah. Teknologi ini memiliki

pengaruh yang luar biasa. Salah satu implikasinya dapat dirasakan dalam

perkembangan media pembelajaran yang sekarang sudah menggunakan

komputer seperti pemanfaatan metode eksperimen virtual laboratory

(Laboratorium maya). Menurut pendapat Putra (2009: 55):

Virtual laboratory merupakan salah satu learning content yang berwujud piranti lunak komputer yang dirancang agar seseorang dapat melakukan aktifitas-aktifitas eksperimen seperti halnya mereka melakukan

eksperimen di laboratorium sebenarnya.

Menurut Ubaid: 2010 bahwa:

Virtual laboratory merupakan piranti lunak komputer yang dirancang agar seseorang dapat melakukan aktivitas experiment seperti halnya mereka melakukan experiment di laboratorium sebenarnya. Terdapat dua komponen penting dalam virtual laboratory, yaitu: simulasi dan animasi. Simulasi bertujuan menggambarkan lingkungan nyata dalam suatu sistem. Melalui simulasi peserta dapat melakukan percobaan dengan cara penggantian nilai parameter-parameter, sehingga menimbulkan perilaku berbeda terhadap percobaan yang dilakukan. Perilaku-perilaku berbeda tersebut kemudian ditampilkan melalui animasi.

Kedua pendapat tersebut menjelaskan bahwa terdapat peranti lunak

(software) yang berhasil menyajikan fenomena-fenomena fisika yang biasa

terjadi di alam nyata ke dalam lingkungan komputer (alam maya), sehingga

eksperimen dapat dilakukan dengan bantuan software yang dikenal sebagai

virtual laboratory. Laboratorium virtual adalah serangkaian alat-alat

laboratorium yang berbentuk perangkat lunak (software) komputer berbasis

multimedia interaktif, yang dioperasikan dengan komputer dan dapat

mensimulasikan kegiatan di laboratorium seakan-akan pengguna berada pada

(35)

17

Virtual laboratory merupakan sistem yang dapat digunakan untuk

mendukung sistem praktikum yang berjalan secara konvensional, sehingga

penggunaan virtual laboratory ini dapat memberikan kesempatan kepada

siswa untuk melakukan praktikum melalui media komputer dan eksperimen

bisa dilakukan dimana saja, asalkan ada perangkat komputer. Hal ini

diharapkan menjadi pembelajaran efektif karena selain dapat dilakukan di

sekolah, kegiatan eksperimen dapat dilakukan oleh siswa secara mandiri.

Virtual Laboratory fisika dapat menjadi salah satu alternatif solusi atas minimnya peralatan laboratorium riil fisika di sekolah, serta dapat mengatasi

permasalahan materi fisika yang bersifat abstrak dan memiliki tingkat

kompleksitas yang cukup tinggi, sehingga pemberian pengalaman langsung

dalam suatu proses pembelajaran dapat dilaksanakan. Pemberian pengalaman

secara langsung akan memberi kesempatan pada peserta didik untuk dapat

mengalami sendiri atau melakukan sendiri mengikuti suatu proses,

mengamati suatu objek, menganalisa, dan membuktikan serta menarik

kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan, dan proses sesuatu.

Sebagaimana yang diungkapkan Resmiyanto (2009: 106) bahwa:

(36)

18 Paparan di atas menjelaskan secara umum kelebihan Virtual Laboratory

Menurut Sanjaya (2007: 100) diantaranya adalah:

a. Mampu membuat sistem pembelajaran lebih inovatif dan interaktif; b. Mampu menimbulkan rasa senang selama pembelajaran

berlangsung, sehingga akan menambah motivasi belajar siswa untuk lebih menekuni materi yang disajikan;

c. Dengan adanya warna, suara, dan grafik yang dianimasi dapat menambahkan realisme, dan merangsang untuk mengadakan latihan-latihan kerja, kegiatan laboratorium, simulasi dan sebagainya; d. Mampu menggabungkan antara teks, gambar, audio, musik, animasi

gambar atau video dalam satu kesatuan yang saling mengukung sehingga tercapai tujuan pembelajaran ;

e. Mampu memvisualisasikan materi yang abstrak dan proses yang bergerak;

f. Media penyimpanan yang relatif gampang dan fleksibel; g. Mampu membawa objek yang sukar didapat atau berbahaya ke

dalam lingkungan belajar

Oleh karena itu penggunaan Virtual Lab dapat dijadikan salah satu media

untuk menvisualisasi suatu materi ke dalam kelas sehingga proses

pembelajaran praktikum tetap berjalan.

B. Kerangka Pemikiran

Keberhasilan belajar fisika sangat ditentukan oleh metode pembelajaran yang

diterapkan oleh guru di dalam kelas bukan ditentukan oleh kemampuan awal

siswa. Metode pembelajaran tersebut tentu saja harus ada interaksi timbal balik

antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa. Interaksi yang baik juga

menghendaki suasana pembelajaran yang tidak membosankan dan memicu

motivasi yang terus-menerus sampai tercapai tujuan dari pembelajaran tersebut

sehingga siswa dengan kemampuan awal yang rendah pun dapat berinteraksi

(37)

19 motivasi siswa dan juga membuat pembelajaran lebih menyenangkan serta

dapat pula membangkitkan keterampilan siswa.

Penelitian ini menggunakan dua kelas sampel yang diberikan perlakuan

berbeda yaitu satu kelas dibelajarkan dengan metode eksperimen di

laboratorium nyata dan satu kelas lagi dibelajarkan dengan menggunakan

metode eksperimen di laboratorium maya. Kedua kelas tersebut akan diamati

perbedaan KPS dan hasil belajarnya. Pembelajaran dengan metode eksperimen

di laboratorium nyata sudah umum dilakuan di sekolah-sekolah, namun dengan

adanya beberapa kelemahan pada metode eksperimen di laboratorium nyata

seperti kurang tersedianya alat-alat praktikum dan akurasi alat yang kurang

baik, maka diduga visualisasi laboratorium dapat menjadi salah satu solusi

pengganti eksperimen di laboratorium nyata. Oleh karena itu peneliti menduga

bahwa KPS dan hasil belajar siswa dengan pembelajaran menggunakan

metode ekperimen laboratorium maya dapat menyamai KPS dan hasil belajar

siswa menggunakan eksperimen laboratorium nyata.

Sebelum pembelajaran dimulai, siswa pada kedua kelas eksperimen terlebih

dahulu diberikan tes kemampuan awal berupa soal pretest mengenai materi

prasyarat sebelum memulai materi pokok. Pretest ini diberikan untuk

mengetahui sejauh mana kemampuan awal siswa sebelum dibelajarkan,

kemudian hasil pretest tersebut dikelompokan kedalam kategori tinggi, sedang

dan rendah. Berdasarkan kategori kemampuan awal tersebut diduga siswa yang

kemampuan awlanya tinggi cenderung menyukai pembelajaran dengan metode

(38)

20 rendah mungkin lebih menyukai pembelajaran dengan metode eksperimen di

laboratorium maya. Hal tersebut dikarenakan eksperimen di laboratorium maya

merupakan hal yang baru bagi siswa, sehingga siswa yang kemampuan

awalnya rendah tertarik dengan eksperimen yang dilakukan jika dilihat dari

cara eksperimen yang menggunakan simulasi seperti aplikasi game.

Uraian diatas membuat peneliti menduga bahwa pada kelas yang menggunakan

metode eksperimen di laboratorium maya, siswa yang kemampuan awalnya

rendah akan memperoleh skor KPS dan hasil belajar lebih baik jika

dibandingkan dengan siswa yang kemampuan awalnya tinggi pada kelas

tersebut. Sebaliknya di kelas yang menggunakan metode eksperimen di

laboratorium nyata, siswa yang kemampuan awanya tinggi yang akan

memperoleh skor KPS dan hasil belajar yang lebih baik.

Adapun pretest yang dimaksud dalam penelian ini berupa soal tes awal

mengenai materi prasyarat yang terkait dengan materi yang akan dibelajarkan.

KPS yang dimaksud adalah hasil keterampilan siswa selama praktikum

berlangsung. dan hasil belajar yang dimaksud adalah berupa nilai yang dicapai

oleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar selama jangka waktu

tertentu, dengan soal-soal terkait materi yang telah diajarkan.

Perolehan skor KPS dan hasil belajar pada penelitian ini dibandingkan

berdasarkan perlakuan yang diberikan dengan melihat kemampuan awal siswa.

Berikut ini dibuat diagram kerangka pemikiran untuk memberikan gambaran

(39)

21

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

C. Hipotesis

Hipotesis yang dirumuskan berdasarkan uraian kerangka pemikiran, yaitu:

1. tidak terdapat perbedaan KPS siswa antara menggunakan metode

eksperimen laboratorium nyata dengan metode eksperimen laboratorium

maya.

2. ada interaksi antara penggunaan laboratorium (nyata dan maya) dengan

kemampuan awal siswa pada KPS

3. tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara menggunakan metode

eksperimen laboratorium nyata dengan metode eksperimen laboratorium

maya.

4. ada interaksi antara penggunaan laboratorium (nyata dan maya) dengan

kemampuan awal siswa pada hasil belajar. Kemampuan Awal Siswa

Tinggi Rendah

Eksperimen lab. nyata Eksperimen lab. maya

KPS Hasil Belajar KPS Hasil belajar

dibandingkan

(40)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

Negeri 3 Bandar Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap

tahun ajaran 2012/2013.

B. Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester genap

Tahun Pelajaran 2012/2013 di SMA Negeri 3 Bandar Lampung. Kelas X

terdiri dari 7 kelas dengan jumlah siswa 280 orang. Sampel penelitian ini

terdiri dari 2 kelas yang diambil dengan menggunakan teknik purposive

sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu, kemudian yang diambil sebagai sampel adalah kelas X.6 dan X.7 dengan

pertimbangan rata-rata nilai fisika pada materi sebelumnya adalah sama.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan desain faktorial. Dalam penelitian ini dua

kelas yang dijadikan sampel diberikan perlakuan yang berbeda yaitu kelas X6

dan X7 sebagai kelas eksperimen. Siswa kelas X6 pembelajarannya

(41)

23 kelas X7 menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata. Sebelum

pembelajaran diadakan pretest terlebih dahulu untuk mengetahui kemampuan

awal siswa. Perolehan hasil pretest menunjukan bahwa pada kedua kelas

tersebut terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan awal yang berbeda yang

pada penelitian ini siswa digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu siswa yang

memiliki kemampuan awal tinggi, sedang, dan rendah. Kemampuan awal

diambil dari nilai tes awal yang diberikan kepada siswa sebelum mendapatkan

perlakuan. Kelompok praktikum dibentuk secara heterogen berdasarkan

kemampuan awal siswa, yaitu dalam satu kelompok terdiri dari siswa yang

memiliki kemampuan awal tinggi, sedang, dan rendah. Kelompok heterogen ini

dibagi dalam 6 kelompok, terdiri dari 6 sampai 7 siswa. Adapun rata-rata

kemampuan awal dengan kriteria sebagai berikut:

: kemampuan awal tinggi

: kemampuan awal sedang

: kemampuan awal rendah

dengan:

= nilai rata-rata pretest yang diperoleh = Simpangan baku dari data hasil pretest

Kriteria yang dianalisis pada penelitian ini adalah kemampuan awal tinggi dan

rendah saja, agar lebih terlihat perbedaannya. Penelitian ini dimaksudkan untuk

mengetahui perbedaan KPS dan hasil belajar antara eksperimen menggunakan

laboratorium nyata dan eksperimen mengunakan laboratorium manya jika

(42)

24 Penelitian ini menggunakan desain faktorial 2x2 yang dapat digambarkan

sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Faktorial Penelitian ditinjau dari KPS

KPS Pembelajaran (B)

Tabel 3.2 Desain Faktorial Penelitian ditinjau dari hasil belajar

Hasil Belajar (C)

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan

penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai

berikut:

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah sebagai berikut :

a. Membuat surat penelitian pendahuluan (observasi) ke sekolah

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian

untuk mendapatkan informasi tentang kelas yang akan diteliti.

(43)

25 d. Membuat instrumen penelitian yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), LKS, silabus, dan lembar test formatif.

e. Membentuk kelompok kerja pada kelas eksperimen laboratorium

nyata dan eksperimen laboratorium maya yang bersifat heterogen

berdasarkan nilai akademik siswa, 2 siswa dengan nilai tinggi, 2

siswa dengan nilai sedang, dan 2 siswa dengan nilai yang rendah.

Setiap kelompok terdiri dari 6 orang siswa Nilai diperoleh dari hasil

pretest.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode

pembelajaran eksperimen laboratorium nyata untuk kelas X.6 dan metode

pembelajaran eksperimen laboratorium maya untuk kelas X.7.

E. Data Penelitian

Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Jenis Data

Data penelitian ini berupa data kuantitatif, yang terdiri dari data nilai

kemampuan awal, skor KPS dan Hasil belajar.

2. Sumber Data

Sumber data dari penelitian ini adalah siswa kelas eksperimen yaitu kelas

dengan metode eksperimen laboratorium nyata pada kelas X.6 dan kelas

(44)

26 F. Teknik Pengumpulan Data

Data nilai kemampuan awal diperoleh melalui nilai tes kemapuan awal

(pretest) yang diberikan sebelum mengikuti pembelajaran. Pretest yang

diberikan merupakan materi prasyarat sebelum mempelajari materi yang akan

dibelajarkan. Data hasil belajar fisika diperoleh melalui nilai tes akhir yang

diberikan kepada siswa setelah mengikuti pembelajaran. Kelas dengan metode

pembelajaran eksperimen laboratorium nyata dan metode pembelajaran

eksperimen laboratorium maya diberikan tes kemampuan awal dan hasil

belajar yang sama. Data skor KPS diperoleh melalui penilaian selama kegiatan

pembelajaran berlangsung. Lembar penilaian KPS berupa lembar observasi.

Dalam upaya mendapatkan data kemampuan awal, hasil belajar dan skor KPS

yang akurat maka tes yang digunakan dalam penelitian ini harus memenuhi

kriteria tes yang baik. Validitas instrumen yang digunakan adalah validitas isi,

yakni validitas yang dilihat dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat pengukur

hasil belajar, isinya dapat mewakili secara representatif terhadap keseluruhan

materi atau bahan pelajaran yang seharusnya diujikan.

Langkah-langkah dalam penyusunan soal tes ini adalah sebagai berikut.

1) menentukan indikator yang akan diukur yang sesuai dengan materi dalam

penelitian

2) menyusun kisi-kisi tes berdasarkan indikator yang dipilih

3) menyusun butir tes berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat

(45)

27 Selain itu, butir tes dikonsultasikan dengan dosen pembimbing terlebih dahulu

kemudian dikonsultasikan kepada guru mata pelajaran fisika kelas X. Jika ada

penilaian dosen pembimbing dan guru menyatakan butir-butir tes telah sesuai

dengan kompetensi dasar dan indikator yang akan diukur, maka tes tersebut

dikatakan valid.

Instrumen yang akan digunakan diuji coba terlebih dahulu pada kelas di luar

sampel tetapi masih dalam populasi. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui

validitas dan reliabilitas tes.

1. Validitas

Agar dapat diperoleh data yang valid, instrumen atau alat untuk

mengevaluasinya harus valid. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur (ketepatan). Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya

sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes

tersebut dengan kriterium.

Pengujian validitas instrumen menggunakan rumus korelasi product moment

yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus:

(46)

28 Kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total lebih dari 0,3

maka instrumen tersebut dinyatakan valid, atau sebaliknya jika korelasi

antar butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrumen tersebut

dinyatakan tidak valid. Jika r hitung > r tabel dengan α = 0,05 maka

koefisien korelasi tersebut signifikan.

Butir yang mempunyai kerelasi positif dengan kriterium (skor total) serta

korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai

validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap

memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3

(Masrun dalam Sugiyono, 2010: 188)

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 16.0 dengan kriterium uji bila correlated item–total correlation lebih besar dibandingkan dengan 0,3 maka data merupakan construck yang kuat

(valid).

2. Reliabilitas

Reliabilitas tes diukur berdasarkan koefisien reliabilitas dan digunakan

untuk mengetahui tingkat keandalan suatu tes. Penghitungan koefisien

reliabiltas tes menggunakan rumus Alpha.

2

(47)

29

2

i = Jumlah varians skor tiap-tiap item

2

Harga r11 yang diperoleh diimplementasikan dengan indeks reliabilitas,

dengan kriteria sebagai berikut.

Tabel 3.3 Indeks Reliabilitas

No. Indeks Reliabilitas Kriteria 1 antara 0,800 sampai dengan 1,000 Sangat Tinggi

2 antara 0,600 sampai dengan 0,800 Tinggi

3 antara 0,400 sampai dengan 0,600 Sedang

4 antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah

5 antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat Rendah

(48)

30 3. Kemampuan awal

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar pengumpulan

data berbentuk tabel yang diperoleh dari data kemampuan awal sebelum

diberi perlakuan baik dengan menggunakan metode eksperimen nyata

maupun maya. Nilai kemampuan awal diperoleh dari nilai pretest yang

dilakukan sebelum pembelajaran. Pretest yang diberikan berupa soal dengan

materi prasyarat dari materi yang akan dibelajarkan.Soal pretest berbentuk

soal uraian pada aspek kognitif. Hasil pretest kemudian dikelompokan

kedalam kategori tinggi, sedang dan rendah. Sedangkan yang diamati lebih

lanjut adalah kelompok kategori tinggi dan rendah. Hal tersebut agar terlihat

perbedaan yang jelas ketika dianalisis.

4. Hasil Belajar

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar pengumpulan

data berbentuk tabel yang diperoleh dari data hasil belajar siswa setelah

diberi perlakuan baik dengan menggunakan metode eksperimen nyata

maupun maya. Nilai hasil belajar diperoleh dari soal tes kemampuan hasil

belajar fisika siswa yang berbentuk soal uraian pada aspek kognitif dari skor

ujian akhir atau ujian blok.

5. Keterampilan Proses Sains

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar pengumpulan

data berbentuk tabel yang diperoleh dari keterampilan siswa selama KBM

(49)

31 G.Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Data tes kemampuan awal, hasil belajar dan skor KPS siswa yang diperoleh

kemudian dianalisis dengan menggunakan software SPSS 16.0. Analisis data

dilakukan sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Tahapan pengujian ini dilakukan untuk menguji normalitas sampel antara

ketiga kelompok yang berdistribusi normal atau tidak. Rumusan hipotesis

yang diuji yaitu:

Ho : Populasi berdistribusi normal

H1 : Populasi berdistribusi tidak normal

Bila nilai signifikansi yang didapat pada hasil analisis menggunakan one

sample kolmogorov smirnov > α maka H0 diterima dan H1 ditolak

begitupun sebaliknya, bila nilai signifikansi ≤ α maka H0 ditolak dan H1

diterima. Untuk menguji hipotesis nol maka diperlukan tahapan sebagai

berikut:

1) Pengamatan dan seterusnya, dijadikan bilangan baku dan

seterusnya dengan rumus:

S X Xi

Zi (X dan masing-masing merupakan rata-rata dari

simpangan baku sampel).

2) Untuk setiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi

(50)

32 3) Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, ....Zn yang lebih kecil atau sama

dengan Zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(Zi), maka:

S((ZI)

4) Menghitung selisih F(Zi) – S(Zi) untuk menentukan harga mutlaknya. 5) Mengambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak

tersebut. Harga terbesar ini disebut LO.

6) Bila harga LO tersebut lebih kecil dari Ftabel( nilai kritis uji Lilliefors)

pada tabel dengan n adalah ukuran sampel pada taraf nyata = 0,05

berarti data berasal dari distribusi normal dan sebaliknya.

2. Uji Homogenitas Variansi

Sebelum dilakukan uji t terlebih dahulu dilakukan uji kesamaan varian

(homogenitas) dengan F test (Levene,s Test), artinya jika varian sama

maka uji t menggunakan Equal Variance Assumed (diasumsikan varian

sama) dan jika varian berbeda menggunakan Equal Variance Not

Assumed (diasumsikan varian berbeda).Lan gkah-langkah uji F sebagai berikut:

1) menentukan Hipotesis

Ho: Kedua varian adalah sama (varian kelompok kelas A dan kelas B

adalah sama)

Ha : Kedua varian adalah berbeda (varian kelompok kelas A dan kelas

(51)

33 2) Kriteria Pengujian (berdasar probabilitas / signifikansi)

Ho diterima jika P value > 0,05

Ho ditolak jika P value < 0,05

3) Membandingkan probabilitas / signifikansi

Jika nilai P value > 0,05 maka Ho diterima yang berarti Kedua varian

adalah sama. Sedangkan, jika nilai P value > 0,05 maka Ho ditolak

yang berarti kedua varian adalah berbeda.

4) Kesimpulan

Jika nilai probabilitas (signifikansi) dengan equal variance assumed

(diasumsikan kedua varian sama) adalah lebih besar dari 0,05 maka

Ho diterima, jadi dapat disimpulkan bahwa kedua varian sama (varian

kelompok kelas A dan kelas B adalah sama). Dengan ini penggunaan

uji t menggunakan equal variance assumed (diasumsikan kedua varian

sama).

3. Uji Analisis Variansi Univariate

Analisis univariate digunakan untuk menguji signifikansi efek dua

variabel bebas dan satu variabel terikat, dan interaksi kedua variabel bebas

terhadap variabel terikat. Beberapa asumsi yang harus dipenuhi pada uji

Univariate:

a) Varians homogen (sama)

b) Variabel terikat ada satu dan variabel bebas ada dua

(52)

34 Tahapan-tahapan yang diambil dalam pengujian menggunakan uji

Univariate adalah:

a) Memasukkan data dalam program SPSS 16.0

b) AnalyzeGeneral Linier ModelUnivariate Tabel 3.4 Rumus Unsur Persiapan Anava Dua Jalan

Sumber

AB = interaksi antara pembelajaran dengan kelompok JKT = jumlah kuadrat total

JKA = jumlah kuadrat variabel A

JKB = jumlah kuadrat variabel B

JKAB = jumlah kuadrat interaksi antara variabel A dengan variabel B

JK(d) = jumlah kuadrat dalam

MKA = mean kuadrat variabel A

MKB = mean kuadrat variabel B

MKAB = mean kuadrat interaksi antara variabel A dengan variabel B

MKd = mean kuadrat dalam

FA = harga Fo untuk variabel A

FB = harga Fo untuk variabel B

(53)

35 Untuk data tidak berdistribusi normal digunakan Uji Pearson Chi-square.

(Arikunto, 2007: 409).

4. Pengujian Hipotesis

Adapun untuk menguji hipotesis menggunakan Variansi Univariate

sebagai berikut:

Hipotesis Pertama

H0 : Tidak terdapat perbedaan KPS siswa antara menggunakan metode

eksperimen laboratorium nyata dengan metode eksperimen

laboratorium maya.

H1 : Terdapat perbedaan KPS siswa antara menggunakan metode

eksperimen laboratorium nyata dengan metode eksperimen

laboratorium maya.

Hipotesis kedua

H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara menggunakan

metode eksperimen laboratorium nyata dengan metode eksperimen

laboratorium maya.

H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara menggunakan metode

eksperimen laboratorium nyata dengan metode eksperimen

laboratorium maya.

Hipotesis ketiga

H0 : Tidak ada interaksi antara penggunaan laboratorium (nyata dan

maya) dengan kemampuan awal siswa pada KPS.

H1 : ada interaksi antara penggunaan laboratorium (nyata dan maya)

(54)

36 Hipotesis keempat

H0 : Tidak ada interaksi antara penggunaan laboratorium (nyata dan

maya) dengan kemampuan awal siswa pada hasil belajar.

H1 : ada interaksi antara penggunaan laboratorium (nyata dan maya)

dengan kemampuan awal siswa pada hasil belajar.

kriteria pengujian hipotesis adalah:

1). Bila nilai Sig. hitung < 0,005 maka hipotesis nol diterima dan hipotesis

satu ditolak.

2). Bila nilai Sig.hitung > 0,05 maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis

(55)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan dari data hasil percobaan dan pembahasan yang telah diuraikan

adalah:

1) skor KPS siswa menggunakan metode eksperimen di laboratorium maya

menyamai skor KPS siswa menggunakan metode eksperimen nyata. Hal

ini terlihat dari data perolehan skor KPS kelas eksperimen laboratorium

nyata sebesar 17,7 sedangkan KPS kelas eksperimen laboratorium maya

sebesar 18,6 . Serta terlihat pada uji univariate yang menunjukan tidak

ada efek metode pembelajaran pada KPS siswa.

2) terdapat interaksi yang signifikan antara kemampuan awal siswa dan

metode pembelajaran (penggunaan laboratorium) dilihat pada skor KPS

siswa.

3) hasil belajar siswa menggunakan metode eksperimen di laboratorium

maya menyamai hasil belajar siswa menggunakan metode eksperimen

nyata. Hal ini terlihat dari data perolehan nilai hasil belajar siswa kelas

eksperimen laboratorium nyata sebesar 60,2 sedangkan nilai hasil belajar

siswa kelas eksperimen laboratorium maya 71,4. Serta terliahat pada uji

(56)

4) terdapat interaksi yang signifikan antara kemampuan awal siswa dan

metode pembelajaran (penggunaan laboratorium) dilihat pada hasil

belajar siswa.

B. Saran

Saran yang dapat penulis berikan berdasarkan hasil pengamatan selama

proses pembelajaran berlangsung dan juga analisis terhadap KPS siswa,

sebagai berikut:

1) eksperimen menggunakan laboratorium maya dapat dijadikan salah satu

alternatif bagi guru-guru di sekolah untuk menggantikan eksperimen

dengan laboratorium nyata jika ketersediaan alat praktikum nyata tidak

memadai. Dengan demikian, siswa tetap dapat melakukan eksperimen dan

memperoleh pengalaman langsung sehingga pembelajar lebih mudah

dipahami.

2) pemilihan metode ekspertimen sangat perlu diperhatikan guru dengan

mempertimbangkan kemampuan awal siswa. Jika rata-rata kemampuan

(57)

DAFTAR PUSTAKA

Aprilia, Sinka. 2012. Perbandingan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa antara Praktikum Hand on dan Virtual Laboratory. Lampung: Universitas Lampung.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

________________. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Budiharti, Rini. 2000. Strategi Belajar dan Mengajar Bidang Studi. Surakarta: UNS Press.

Dahar, Ratnawilis. 1996 . Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Depdiknas, 2006. Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang satandar Isi. Jakarta: BSNP.

Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah dan Zain. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Nuh, Usep. 2010. Fisika SMA Online: Keterampilan Proses Sains. [On line] tersedia: http://fisikasma-online.blogspot.com/2010/03/keterampilan-proses-sains.html. Diunduh pada tanggal 03 Desember 2011.

(58)

Putra. 2009. Multimedia dan Virtual Lab. Jakarta: Rineka Cipta.

Resmiyanto. 2009. Pengantar Multimedia Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Rusyan, A.T. 1993 . Proses Belajar Mengajar yang Efektif Tingkat Pendidikan Dasar. Bandung: Bina Budhaya.

Sagala, Syaiful. 2007 . Konsep dan Makna Pembelajaran . Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, Surya. 2007. Pengantar Multimedia. Jakarta: Raya Grafindo Persada.

Sardiman, A.M. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.PT. Raja Jakarta: Grafindo Persada.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan. Bandung : Alfabeta.

Gambar

Tabel Spesifikasi Lembar Penilaian ………………………………  100
grafik, untuk menggambarkan
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
Tabel 3.2 Desain Faktorial Penelitian ditinjau dari hasil belajar
+3

Referensi

Dokumen terkait

Universitas Sumatera

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan, pengetahuan ibu hamil yang paling banyak dengan presentasi baik berjumlah 39 responden

(2) Dalam hal terjadi perubahan terhadap kelas jabatan dari para pemangku jabatan di lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia sebagaimana dimaksud

Atas latar belakang tersebut tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan kerjasama dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS

Sumber daya manusia diakui sebagai unsur yang sangat penting dan merupakan asset perusahaan, dimana manusia memiliki : sikap, cara berfikir, kebutuhan, keinginan bertanggung jawab

Lampiran 12 Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Make a match siklus III 125 Lampiran 13 Lembar Observasi Keterampilan Kerjasama Siswa Siklus III 126 Lampiran

Usaha yang dilakukan oleh perusahaan dalam memperhatikan kebutuhan, keinginan dan memberikan kenyamanan dalam bekerja bagi karyawannya, adalah dengan memberikan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan kombinasi algoritme metode Newton, Invers Newton dan Halley (NIH) dan kombinasi algoritme metode Newton,