FORMULASI SEDIAAN GRANUL EFERVESEN
SARI BUAH MENGKUDU(Morinda citrifolia) RASA GULA ASAM
SEBAGAI FOOD SUPPLEMENT
KARYA ILMIAH YANG TIDAK DIPUBLIKASIKAN
OLEH :
IRMA MELYANI PUSPITASARI, S.Si., Apt.
NIP. 132317748
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS FARMASI
FORMULASI SEDIAAN GRANUL EFERVESEN
SARI BUAH MENGKUDU(Morinda citrifolia) RASA GULA ASAM
SEBAGAI FOOD SUPPLEMENT
KARYA ILMIAH YANG TIDAK DIPUBLIKASIKAN
OLEH :
IRMA MELYANI PUSPITASARI, S.Si., Apt.
NIP. 132317748
Jatinangor, Agustus 2007
Mengetahui dan Menyetujui,
Dekan Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
FORMULASI SEDIAAN GRANUL EFERVESEN SARI BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia) RASA GULA ASAM
SEBAGAI FOOD SUPPLEMENT
Irma Melyani Puspitasari
Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
ABSTRAK
Telah dilakukan formulasi sediaan granul efervesen dari sari buah mengkudu (Morinda citrifolia) rasa gula asam sebagai food supplement. Pada penelitian ini dibuat tiga formula granul everfesen (F1, F2 dan F3) yang mengandung serbuk dari sari buah mengkudu, asam sitrat, natrium bikarbonat, sukrosa, aspartam, PVP, aerosil dan essen gula asam. Uji Kesukaan (Hedonic Test) dilakukan terhadap ketiga formula tersebut dan dapat disimpulkan bahwa formula 2 (F2) yang mengandung serbuk dari sari buah mengkudu 25%, asam sitrat 21% dan sukrosa 20% merupakan formula yang paling disukai dari ketiga formula. Hasil pemeriksaan kualitas granul menunjukkan bahwa granul formula 2 (F2) merupakan granul yang berkualitas cukup baik karena mempunyai sudut istirahat 27,15o , kadar air 0,22 ± 0,05%, daya kempa 13,29%, dan kecepatan alir 9,69 gram per detik.
ABSTRACT
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Menurut SK. Dirjen POM tahun 1996 makanan tambahan adalah produk yang digunakan untuk melengkapi makanan yang mengandung satu atau lebih bahan-bahan seperti vitamin, mineral, tumbuhan atau bahan yang berasal dari tumbuhan, asam amino, bahan yang digunakan untuk meningkatkan Angka kecukupan Gizi (AKG) atau konsentrat, metabolit, konstituen, ekstrak atau kombinasi dari bahan-bahan di atas. Makanan tambahan dapat berupa produk padat meliputi tablet, tablet hisap, tablet efervesen, tablet kunyah, serbuk, kapsul, kapsul lunak, granul, pastiles, atau produk cair berupa tetes, sirup dan larutan.
Penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli belakangan ini telah menunjukkan bahwa Buah mengkudu (Morinda citrifolia) mengandung zat-zat seperti vitamin, protein, mineral, proxeronin, skopoletin, zat anti kanker, zat anti bakteri dan lain-lain yang tentunya sangat bermanfaat untuk kesehatan (wijayakusuma, 2001; Waha, 2000). Berdasarkan hal inilah maka buah mengkudu sangat potensial bila dijadikan suatu produk makanan tambahan. Sekarang ini di Indonesia telah tersedia produk makanan tambahan dari buah mengkudu dalam bentuk sediaan jus, kapsul dan tablet
Salah satu produk makanan tambahan yang sekarang ini cenderung disukai masyarakat adalah produk makanan tambahan dalam bentuk granul efervesen. Granul efervesen disukai karena mempunyai warna, bau dan rasa yang menarik. Oleh karena itu, pada penelitian ini dibuat sediaan produk makanan dari sari buah mengkudu dalam bentuk granul efervesen.
1.2 Identifikasi masalah
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu bentuk lain dari sediaan makanan tambahan dari sari buah mengkudu yaitu sediaan granul efervesen sari buah mengkudu yang dapat diterima dengan baik oleh masyarakat
1.4 Kegunaan penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu upaya pengembangan jenis sediaan makanan tambahan dari buah mengkudu yang berupa granul efervesen.
1.5 Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap kerja, yaitu : 1. Pengumpulan dan determinasi tumbuhan
2. Pembuatan serbuk dari sari buah mengkudu
3. Formulasi sediaan granul efervesen sari buah mengkudu
4. Uji kesukaan (Hedonic test) terhadap rasa manis dan rasa asam granul efervesen sari buah mengkudu
5. Pengolahan data yang diperoleh 6. Pemeriksaan kualitas granul efervesen
1.6 Waktu dan tempat penelitian
III. ALAT, BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1 Alat
Alat yang digunakan untuk membuat granul efervesen adalah timbangan analitis, wadah untuk proses granulasi, pengayak mesh 14 dan 16, baki untuk mengeringkan granul, oven 50oC, alat penyemprot dan gelas ukur 100ml, sedangkan alat yang digunakan untuk pemeriksaan kualitas granul efervesen adalah eksikator, alat pengukur kecepatan aliran dan sudut istirahat granul, mistar, timbangan analitis, piknometer 25 ml, gelas ukur 100 ml dan pH meter.
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan adalah serbuk dari sari buah mengkudu, asam sitrat, natrium bikarbonat, sukrosa, aspartame, polivynilpirolidon (PVP), aerosol, essen gula asam dan alkohol 70%, sedangkan bahan yang digunakan untuk pemeriksaan kualitas granul efervesen adalah paraffin cair dan silika gel curah. Metode Penelitian
3.3 Determinasi tumbuhan
Determinasi dilakukan di herbarium Bogorinase LIPI, Bogor
3.4 Pembuatan Serbuk dari Sari Buah Mengkudu
Buah mengkudu yang digunakan pada penelitian ini adalah buah yang berumur dua setengah bulan setelah berbunga yang berasal dari perkebunan rakyat di Bogor. Proses pembuatannya adalah 12 kilogram buah mengkudu ditambah 24 liter air lalu diperas sehingga diperoleh 32 liter lalu dipanaskan dalam oven suhu 50oC selama 24 jam kemudian dipanaskan dalam oven vakum selama 12 jam. Formulasi Granul Efervesen Sari Buah Mengkudu
Tabel 3.1 Formula granul efervesen mengkudu
Bahan Formula 1 (%) Formula 2 (%) Formula 3 (%)
Serbuk mengkudu Asam sitrat Natrium bikarbonat Sukrosa Aspartam PVP Aerosil
Essen gula asam
20,0 24,0 30,0 22,0 1,5 2,0 0,5 qs 25,0 21,0 30,0 20,0 1,5 2,0 0,5 qs 30,0 18,0 30,0 18,0 1,5 2,0 0,5 Qs
Granul efervesen mengkudu ini dibuat dengan metode granulasi terpisah. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Semua bahan ditimbang dan diayak
2) Serbuk mengkudu, asam sitrat, sukrosa, aspartame dan sebagian PVP dicampur dalam satu wadah kemudian campuran tersebut disemprot dengan larutan essen gula asam dalam alcohol (1:4) hingga massa dapat dikepal.
3) Campuran 2) diayak dengan ayakan mesh 14 kemudian granul basah yang didapat dikeringkan dalam oven pada suhu 40-50oC selama 18 jam
4) Granul yang sudah kering diayak kembali dengan ayakan mesh 16. Selanjutnya hasil ayakan ini disebut komponen asam
5) Dalam wadah lain, natrium bikarbonat dan sisa PVP dicampur lalu disemprot dengan essen gula asam dalam alcohol (1:4) hingga dapat dikepal
6) Campuran 5) diayak dengan ayakan mesh 14 kemudian granul basah yang didapat dikeringkan dalam oven pada suhu 40oC selama 16 jam
7) Granul yang sudah kering diayak kembali dengan ayakan mesh 16. Selanjutnya hasil ayakan ini disebut komponen basa
9) Sebelum dikemas, untuk menghindari penyerapan kelembaban dari udara, granul efervesen dimasukkan dalam desikator yang berisi silica gel
3.5 Uji Kesukaan (Hedonic test)
Uji kesukaan pada dasarnya merupakan pengujian yang panelisnya menggunakan respon berupa senang atau tidaknya terhadap bahan yang diuji. Pada penelitian ini dilakukan uji kesukaan terhadap 30 sukarelawan dengan parameter yang diuji meliputi rasa manis dan rasa asam granul efervesen mengkudu yang telah dlarutkan dalam air. Skala nilai yang digunakan adalah skala nilai numeric dengan nilai 1 sampai 5. Nilai 1 menyatakan sangat tidak suka, nilai 2 menyatakan tidak suka, nilai 3 menyatakan netral, nilai 4 menyatakan suka, dan nilai 5 menyatakan sangat suka.
Pemeriksaan Kualitas Granul Efervesen
3.6 Kadar air
Sejumlah granul ditempatkan dalam piringan lalu dimasukkan ke dalam eksikator yang berisi silica gel selama 4 jam. Kadar air dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
3.7 Kecepatan alir dan sudut istirahat
Kecepatan alir diperoleh dari waktu dalam detik yang diperlukan sejumlah tertentu granul untuk mengalir melewati corong. Sudut istirahat diperoleh dengan mengukur tinggi dan diameter tumpukan granul yang terbentuk.
jadi
Keterangan : = sudut istirahat h = tinggi tumpukan
3.8 Kerapatan curah dan kerapatan mampat
Kerapatan curah didapat dari sejumlah tertentu granul yang ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam gelas ukur lalu dicatat volumenya.
Untuk mendapatkan kerapatan mampat, gelas ukur yang berisi granul tersebut diketukkan setinggi 2,5 cm dalam interval 2 detik. Setiap 10 ketukan volume dicatat sampai volumenya tidak berubah
3.9 Kerapatan Sejati
Ditetapkan dengan menggunakan piknometer dengan zat cair yang tidak melarutkan granul yaitu paraffin cair. Prosedur :
1) Piknometer kosong ditimbang
2) Parafin cair dimasukkan ke dalam piknometer lalu ditimbang 3) 2-3 ml paraffin cair dituangkan ke dalam tabung reaksi bersih 4) Ditimbang 1-1,5 g granul
5) Granul dimasukkan ke dalam piknometer yang berisi parafin cair
6) Parafin cair dari tabung reaksi dituangkan kembali ke dalam piknometer sampai volume piknometer lalu ditimbang
Keterangan :
W0 = berat piknometer kosong
W1 = berat piknometer dan parafin cair W2 = berat paraffin cair (W1-W0) W3 = berat granul
3.10 Pemeriksaan pH rata-rata
FORMULASI GRANUL
EVERFESEN SARI BUAH
MENGKUDU (
Morinda citrifolia)
SEBAGAI
FOOD SUPPLEMENT
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kandungan buah mengkudu :
vitamin, protein, mineral, proxeronin, skopoletin, zat anti
kanker, zat anti bakteri (wijayakusuma, 2001; Waha, 2000)
Pengertian
food supplement
Jenis-jenis
food supplement
dari sari buah mengkudu
Jenis-jenis
food supplement
dari sari buah mengkudu
IDENTIFIKASI MASALAH
Menurut SK. Dirjen POM tahun 1996
food supplement
adalah :
Produk
yang
digunakan
untuk
melengkapi
makanan yang mengandung satu atau lebih
bahan-bahan seperti
vitamin, mineral, tumbuhan atau bahan
yang berasal dari tumbuhan, asam amino,
bahan yang
digunakan untuk meningkatkan Angka kecukupan Gizi
digunakan untuk meningkatkan Angka kecukupan Gizi
(AKG) atau
konsentrat, metabolit, konstituen, ekstrak
PENDAHULUAN
TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN
Tujuan :
Membuat suatu
bentuk lain dari sediaan
food
supplement
dari sari buah
mengkudu
yaitu sediaan
granul efervesen sari buah mengkudu yang dapat
diterima dengan baik oleh masyarakat
diterima dengan baik oleh masyarakat
Kegunaan :
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai salah satu upaya
pengembangan jenis
PENDAHULUAN
TEMPAT PENELITIAN
1. Laboratorium
Kimia
Bahan
Alam,
Puslit
LIPI
Serpong
2. Laboratorium
Teknologi
Formulasi
non
steril
Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
METODE PENELITIAN
1.
Tinjauan
Pustaka
2.
Pengumpulan
dan
determinasi
tumbuhan
3. Pembuatan
serbuk dari sari
buah
mengkudu
4.
5. Uji
6. Pengolahan
4.
Formulasi
granul
efervesen
5. Uji
Kesukaan
6. Pengolahan
data yang
diperoleh
7.
HASIL PENELITIAN
1. Tinjauan Pustaka :
a. Buah mengkudu (Morinda citrifolia)
Buah
mengkudu
berbentuk
bulat
lonjong
sekitar
5-10cm.
Permukaan buah tidak rata atau benjol-benjol, berwarna hijau ketika
mentah dan berwarna kuning/pucat kotor
ketika buah telah matang,
Beberapa senyawa kimia yang telah diketahui terkandung dalam
buah mengkudu adalah proxeronin, proxeronase, Vitamin C, skopoletin,
mineral, damnakantahal, antrakuinon, asam kaproat dan asam kakprilat
(Waha, 2000; Wijayakusuma, 2001; Heinicke, 2002)
b.
Granul Efervesen
Granul efervesen adalah granul yang berisi campuran substansi
asam
dan karbonat
dimana bila dimasukkan ke
dalam
air
akan
mengeluarkan gas karbondioksida (Parrot, 1971). Reaksi yang terjadi
mengeluarkan gas karbondioksida (Parrot, 1971). Reaksi yang terjadi
adalah :
H
2
O
c. Uji Kesukaan
Merupakan pengujian yang panelisnya mengemukakan respon
berupa senang tidaknya terhadap sifat bahan yang diuji. Pada pengujian ini
panelis diminta untuk mengemukakan pendapatnya secara spontan tanpa
membandingkan
dengan
sampel
standar/sampel-sampel
yang
diuji
sebelumnya.
Cara melakukan uji kesukaan ini adalah kepada panelis disajikan
sampel secara satu persatu kemudian panelis diminta menilai sampel
tersebut berdasarkan skala nilai yang sudah disediakan. Skala nilai yang
tersebut berdasarkan skala nilai yang sudah disediakan. Skala nilai yang
sering digunakan adalah berupa skala numeric dengan keterangan verbalnya.
Contoh skala nilai yang diberikan dalam bentuk skala numerik adalah sebagai
berikut :
Nilai Keterangan
5
Sangat suka
4
Suka
3
Netral
2
Tidak suka
2. Pengumpulan dan Determinasi tumbuhan
Buah mengkudu yang digunakan pada penelitian ini adalah buah
yang berumur dua setengah bulan setelah berbunga yang berasal dari
perkebunan rakyat di Bogor.
Hasil determinasi yang dilakukan di Herbarium Bogoriense LIPI
Bogor menyatakan bahwa tumbuhan yang digunakan buahnya dalam
penelitian ini adalah
Morinda citrifolia
dengan klasifikasi sebagai berikut :
Divisi
: Spermatophyta
Sub divisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Anak kelas
: Sympetalae
Bangsa
: Rubiales
Suku
: Rubiaceae
Anak suku
: Coffeoideae
Marga
: Morinda
3. Pembuatan Serbuk dari Sari Buah mengkudu
12 kilogram buah mengkudu + 24 liter air diperas,diperoleh 32 liter
dipanaskan dalam oven suhu 50
o
C selama 24 jam
dipanaskan dalam oven vakum selama 12 jam
4. Formulasi Granul Efervesen Buah Mengkudu
Bahan
Formula 1 (%) Formula 2 (%) Formula 3 (%)
Serbuk mengkudu
Asam sitrat
Natrium bikarbonat
Sukrosa
20,0
24,0
30,0
22,0
25,0
21,0
30,0
20,0
30,0
18,0
30,0
18,0
a.
Formula granul efervesen mengkudu
:
Sukrosa
Aspartam
PVP
Aerosil
Essen gula asam
b.
Prosedur pembuatan granul efervesen buah mengkudu
Granul dibuat dengan metode granulasi terpisah.
1. Semua bahan ditimbang dan diayak
2. Serbuk mengkudu, asam sitrat, sukrosa, aspartame dan sebagian PVP
dicampur dalam satu wadah kemudian campuran tersebut disemprot dengan
larutan essen gula asam dalam alcohol (1:4) hingga massa dapat dikepal.
3. Campuran 2) diayak dengan ayakan mesh 14 kemudian granul basah yang
3. Campuran 2) diayak dengan ayakan mesh 14 kemudian granul basah yang
didapat dikeringkan dalam oven pada suhu 40-50
o
C selama 18 jam
4. Granul yang sudah kering diayak kembali dengan ayakan mesh 16.
Selanjutnya hasil ayakan ini disebut komponen asam
5. Dalam wadah lain, natrium bikarbonat dan sisa PVP dicampur lalu disemprot
dengan essen gula asam dalam alcohol (1:4) hingga dapat dikepal
6. Campuran 5) diayak dengan ayakan mesh 14 kemudian granul basah yang
7. Granul yang sudah kering diayak kembali dengan ayakan mesh 16.
Selanjutnya hasil ayakan ini disebut komponen basa
8. Komponen asam, komponen basa dan fasa luar (aerosil) dicampur lalu aduk
hingga homogen. Hasilnya adalah granul efervesen sari buah mengkudu
5. Uji Kesukaan dan Pengolahan Data
Pada uji kesukaan ini, setelah dilakukan analisis
statistik dengan metode
desain acak sederhana
, dengan
terlebih
dahulu
menaikkan
interval
dengan
metode
6. Pengujian Kualitas Granul Efervesen
a. Kadar air granul adalah 0,22 ± 0,05%. Hal ini menunjukkan granul tidak
basah.
b. Daya kempa granul adalah13,29%, diperoleh dari :
menunjukkan bahwa granul mempunyai aliran yang baik sesuai dengan
indeks konsolidasi Carr yang dapat dilihat pada tabel berikut :
indeks konsolidasi Carr yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel Indeks Konsolidasi Carr (Aulton, 1988; Cartensen, 1977)
Indeks Konsolidasi Carr Aliran
5-11
Sangat baik (free flowing granule)
12-16
Baik (free flowing powdered granule)
18-21
Cukup (powdered granule)
23-28
Buruk (very fluid granule)
28-38
Sangat buruk (fluid cohesive powder)
c. kecepatan alir 9,69 gram/detik dan sudut istirahat 27,15
o
, menujukkan
granul mempunyai aliran yang baik sesuai dengan hubungan sudut
istirahat dengan aliran serbuk yang terdapat pada tabel berikut :
Tabel Hubungan sudut istirahat dengan aliran serbuk (Cartensen, 1977)
Sudut istirahat (
o
) Aliran
<25
Sangat baik
25-30
Baik
30-40
Cukup
30-40
Cukup
KESIMPULAN
1. Penelitian ini menghasilkan satu jenis sediaan food
supplement yang baru yaitu granul efervesen sari buah
mengkudu
2. Formula yang paling disukai pada penelitian ini adalah
Formula 2 dengan kadar serbuk mengkudu 25%, asam
sitrat 21% dan gula 20%
sitrat 21% dan gula 20%
3. Granul yang diperoleh mempunyai kualitas yang cukup
baik ditandai dengan kadar air 0,22 ± 0,05%, daya
PUSTAKA
Ansel, C. H. 1989.
Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi
. Jakarta: Universitas
Indonesia; hal 212-217
Ansel, C. H. 1990.
Pharmaceutical Dosage Form and Drug Delivery System.
5
th
Edition. Philadelphia: Lea&Febiger; p.414-415
Aulton, M. E. 1988.
Pharmaceutics : The Science of Dosage Form Design.
New York : Longman Group Churchill Livingstone ; p.612-614
New York : Longman Group Churchill Livingstone ; p.612-614
Departemen Kesehatan RI. 1997.
Kompendia Obat Bebas.
Edisi II. Jakarta:
Dirjen POM Depkes RI ; hal 75-76
Heinicke, R. 2001. The Pharmacologically Active Ingredient of Noni.
http://noniinfo.freeyellow.com/report.html
.
Heinicke, R. Dr. 2002. Noni Juice, Xeronine, Damnacanthal and Scientific
Heyne, K. 1987.
Tumbuhan Berguna Indonesia.
Jilid III. Jakarta : Badan
Litbang Kehutanan; hal 1795
Kartika, B. 1988.
Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan.
Yogyakarta: Proyek
Peningkatan/Pengembangan UGM. Hal 80-83
Parrot, E. L. 1971.
Pharmaceutical Technology.
Iowa city : College of Pharmacy,
PUSTAKA
University of Iowa. hal 64-66
Waha, Maria Goreti. 2000.
Sehat dengan Mengkudu.
Jakarta: MSF Group;
hal. 1-16
Wijayakusuma, H. 1994.
Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia.
Jakarta :
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Determinasi Tumbuhan
Hasil determinasi yang dilakukan di Herbarium Bogoriense LIPI Bogor menyatakan bahwa tumbuhan yang digunakan buahnya dalam penelitian ini adalah Morinda citrifolia.
4.2 Hasil Pembuatan Serbuk dari Sari Buah Mengkudu
Serbuk yang diperoleh dari 12 kg buah mengkudu yang berumur dua setengah bulan setelah berbunga dari perkebunan rakyat di Bogor adalah sebanyak 500 gram.
4.3 Hasil Uji Kesukaan (Hedonic test)
Pada uji kesukaan ini, setelah dilakukan analisis statistic dengan metode desain acak sederhana, dengan terlebih dahulu menaikkan interval dengan metode sucssesive interval dan uji Newman Keuls terhadap data yang diperoleh dengan tingkat kepercayaaan 95% dapat ditarik kesimpulan bahwa formula yang paling disukai adalah formula 2 dengan kadar mengkudu 25%, asaam sitrat 21% dan gula 20%. Tanggapan panelis terhadap kesukaan rasa manis dan asam sediaan granul efervesen mengkudu dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1. Tanggapan Panelis terhadap Kesukaan Rasa Manis Sediaan
Panelis Jumlah nilai rasa manis sediaan
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 2 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 4 2 4 4 4 3 5 2 4 5 2 2 2 3 5 5 2 4 4 4 4 2 5 3 5 2 2 3 5 4 5 3 4 2 4 2 2 Keterangan :
Tabel 4.2. Tanggapan Panelis terhadap Kesukaan Rasa Asam Sediaan
Panelis Jumlah nilai rasa manis sediaan
29 30
2 2
1 3
2 2 Keterangan :
5(lima) : Sangat suka 4(empat) : Suka 3(tiga) : Netral 2(dua) : Tidak suka 1(satu) : Sangat tidak suka
Kuesioner dan hasil pengolahan data secara statistik dapat dilihat pada lampiran. 4.4 Hasil Pemeriksaan Kualitas Granul Efervesen
1. Kadar air
Hasil pemeriksaan kadar air granul dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Pemeriksaan Kadar Air Granul
Pemeriksaan ke Kadar air (%)
1 2 3
0,19 0,28 0,19 Jumlah 0,66 Rata-rata 0,22 Simpangan baku 0,05
Kadar air granul adalah 0,22 ± 0,05%. Hal ini menunjukkan granul tidak basah.
2. Kerapatan curah, kerapatan mampat dan kerapatan sejati
Tabel 4.4 Tabel Hasil Pengukuran Kerapatan Curah dan Kerapatan Mampat Pengukuran ke Bobot granul (g) Volume curah (ml) Volume mampat (ml) curah
(g/ml) mampat
(g/ml) 1 2 3 50,16 50,27 50,15 94,00 94,20 94,00 81,50 81,70 81,50 0,5336 0,5337 0,5335 0,6154 0,6153 0,6154 Jumlah 1,6008 1,8461 Rata-rata 0,5336 0,6154 Simpangan Baku 0,0001 0,0005
Hasil Pengukuran kerapatan sejati dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Kerapatan Sejati
Pengukuran
ke
W0
(g)
W1 (g) W2
(g) W3 (g) W4 (g) W5 (g) mampat (g/ml) 1 2 3 25,92 26,00 26,00 47,73 47,82 47,79 21,81 21,82 21,79 1,10 1,10 1,10 48,29 48,41 48,37 22,37 22,41 22,37 1,7779 1,9175 1,8463 Jumlah 5,5417 Rata-rata 1,8472 Simpangan Baku 0,0698
Hasil yang didapat adalah 13,29%. Nilai ini menunjukkan bahwa granul mempunyai aliran yang baik sesuai dengan indeks konsolidasi Carr yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.6 Indeks Konsolidasi Carr (Aulton, 1988; Cartensen, 1977)
Indeks Konsolidasi Carr Aliran
5-15 12-16 18-21 23-28 28-38 >40
Sangat baik (free flowing granule) Baik (free flowing powdered granule) Cukup (powdered granule)
Buruk (very fluid granule)
Sangat buruk (fluid cohesive powder) Sangat buruk sekali (cohesive powder)
3.Kecepatan alir dan sudut istirahat
Hasil Pengukuran waktu alir dari 100 gram granul yang dilewatkan melalui alat pengukur waktu alir dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 4.7 Hasil pengukuran waktu alir
Pengukuran ke Waktu alir (detik)
1 2 3
10,28 11,10 9,58 Jumlah 30,96 Rata-rata 10,32 Simpangan baku 0,76
Tabel 4.8 Pengukuran diameter dan tinggi tumpukan granul
Pengukuran ke Diameter (d) tumpukan
granul (cm)
Tinggi (h) tumpukan
granul (cm) 1 2 3 11,87 11,90 12,10 3,10 3,00 3,10 Dari data di atas sudut istirahat dapat dihtumg dengan rumus:
jadi
Hasil perhitungan sudut istirahat dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.9 Hasil perhitungan sudut istirahat
Pemeriksaan ke Sudut istirahat (o)
1 2 3 27,57 26,75 27,13 Jumlah 81,45 Rata-rata 27,15 Simpangan baku 0,41
Setelah dihitung, granul yang dihasilkan mempunyai kecepatan alir 9,69 gram/detik dan sudut istirahat 27,15o, hal ini menujukkan granul mempunyai aliran yang baik sesuai dengan hubungan sudut istirahat dengan aliran serbuk yang terdapat pada tabel berikut :
Tabel 4.10 Hubungan sudut istirahat dengan aliran serbuk (Cartensen, 1977)
Sudut istirahat (o) Aliran
4.Pemeriksaan pH rata-rata
Hasil pemeriksaan pH granul yang telah dilarutkan masing-masing 4 g dalam 150 ml air dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.11 Hasil pemeriksaan pH larutan
Pengukuran ke pH
1 2 3
5,80 5,90 5,80 Jumlah 17,50 Rata-rata 5,83 Simpangan baku 0,05
V. SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
Pada penelitian ini dibuat tiga formula sediaan granul efervesen dari sari buah mengkudu yang terdiri dari formula 1 (F1), formula2 (F2) dan formula 3 (F3). Perbedaan ketiga formula ini dititikberatkan pada penggunaan kadar serbuk mengkudu, asam sitrat dan sukrosa sehingga dapat digunakan sebagai parameter untuk menentukan formula mana yang paling disukai oleh responden.
Hasil uji kesukaan (Hedonic test) terhadap ketiga formula granul efervesen sari buah mengkudu menyatakan bahwa formula yang paling disukai adalah formula 2 dengan kadar serbuk dari sari buah mengkudu 25%, asam sitrat 21% dan sukrosa 20% dan pada pengujian kualitas granul efervesen formula 2 dapat dikatakan bahwa granul formula 2 merupakan granul yang berkualitas baik karena mempunyai sudut istirahat 27,15o, kadar air 0,22 ± 0,05%, daya kempa 13,29% dan kecepatan alir 9,69 gram/detik.
SARAN
VI. PUSTAKA
Ansel, C. H. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: Universitas Indonesia; hal 212-217
Ansel, C. H. 1990. Pharmaceutical Dosage Form and Drug Delivery System.
5th Edition. Philadelphia: Lea&Febiger; p.414-415
Aulton, M. E. 1988. Pharmaceutics : The Science of Dosage Form Design.
New York : Longman Group Churchill Livingstone ; p.612-614
Backer, C. A., and Bakhuizen V.d. Brink. 1965. Flora of Java. Vol.2. The Netherland : Noordhoff Groningen ; p.351
Departemen Kesehatan RI. 1997. Kompendia Obat Bebas. Edisi II. Jakarta: Dirjen POM Depkes RI ; hal 75-76
Heinicke, R. 2001. The Pharmacologically Active Ingredient of Noni. http://noniinfo.freeyellow.com/report.html.
Heinicke, R. Dr. 2002. Noni Juice, Xeronine, Damnacanthal and Scientific Studies. http://www.nonimaui.com/noni_news/heinicke.html
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid III. Jakarta : Badan Litbang Kehutanan; hal 1795
Kartika, B. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. Yogyakarta: Proyek Peningkatan/Pengembangan UGM. Hal 80-83
Parrot, E. L. 1971. Pharmaceutical Technology. Iowa city : College of Pharmacy, University of Iowa. hal 64-66
Waha, Maria Goreti. 2000. Sehat dengan Mengkudu. Jakarta: MSF Group; hal. 1-16
Wijayakusuma, H. 1994. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia. Jakarta : Pustaka Kartini ; hal.109-112
Wijayakusuma, H. 2001. Penyembuhan dengan Mengkudu (Morinda citrifolia L.)
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Morinda citrifolia
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Anak kelas : Sympetalae
Bangsa : Rubiales
Suku : Rubiaceae
Anak suku : Coffeoideae
Marga : Morinda
Jenis : Morinda citrifolia
Nama daerah : Mengkudu, cangkudu, pace, kemudu, kudu
(Backer,1965; Heyne,1987)
2.2 Pertelaan
Mengkudu adalah tanaman perdu yang tumbuh membengkok dengan
ketinggian pohon mencapai 4-8 meter, bercabang banyak dengan bentutk ranting
bersegi empat. Letak daun berhadap-hadapan secara bersilang, bertangkai dengan
bentuk daun yang bulat telur melebar menyerupai bentuk elips atau oval dengan
panjang daun 10-40 cm, lebar daun 5-17 cm, tebal dan terlihat mengkilat. Tepi
daun rata, ujungnya meruncing, dengan pangkal daun yang menyempit, tulang
daun menyirip dengan warna daun hijau tua.
Buah mengkudu berbentuk bulat lonjong sekitar 5-10cm. Permukaan buah
tidak rata atau benjol-benjol, berwarna hijau ketika mentah dan berwarna
kuning/pucat kotor ketika buah telah matang, daging buahnya tebal dan banyak
mengandung air. Buahnya berbau menyengat dengan bijinya berwarna coklat
2.3 Kandungan Kimia
Beberapa senyawa kimia yang t erkandung daalam buah mengkudu
adalah proxeronin, proxeronase, Vitamin C, skopoletin, mineral, damnakantahal,
antrakuinon, asam kaproat dan asam kakprilat (Waha, 2000; Wijayakusuma,
2001; Heinicke, 2002)
2.4 Tinjauan tentang food supplement
Menurut SK. Dirjen POM tahun 1996 food supplement (makanan
tambahan) adalah produk yang digunakan untuk melengkapi makanan yang
mengandung satu atau lebih bahan-bahan seperti vitamin, mineral, tumbuhan atau
bahan yang berasal dari tumbuhan, asam amino, bahan yang digunakan untuk
meningkatkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) atau konsentrat, metabolit,
konstituen, ekstrak atau kombinasi dari bahn-bahan di atas. Makanan tambahan
dapat berupa produk padat meliputi tablet, tablet hisap, tablet efervesen, tablet
kunyah, serbuk, kapsul, kapsul lunak, granul, pastiles, atau produk cair berupa
tetes, sirupan dan larutan.
Makanan tambahan bukan merupakan pengganti makanan dan tidak dapat
digunakan untuk pengobatan. Makanan tambahan atau dietary supplement, sering
juga disebut sebagai food supplement merupakan kelompok produk untuk
melengkapi makanan yang terletak antara obat dan makanan. Di banyak Negara
termasuk Indonesia makanan tambahan digolongkan sebagai makanan, meskipun
kebanyakan bentuknya seperti tablet dan kapsul obat, bias juga berbentuk tablet
hisap, efervesen, serbuk, granul, pastiles atau cairan beupa tetes, sirup dan larutan
(Kompendia Obat Bebas,1997)
2.5 Tinjauan tentang Granul
Granul berasal dari kata granula yang artinya butir. Pada umumnya
sebelum pencetakan tablet, bahan obat (zat aktif) dan bahan pembantu digranulasi,
artinya partikel-partikel serbuk diubah menjadi butir granul. Granul tersebut
Menurut Munzel & Akay (Voight, 1998), granul adalah suatu agregat
asimetris yang melekat bersama dari partikel-partikel serbuk. Persyaratan untuk
granul yang baik adalah :
1) Dalam bentuk dan warna yang sedapat mungkin teratur
2) Memiliki distribusi ukuran yang sempit dan mengandung bagian
berbentuk serbuk lebih dari 10%
3) Memiliki daya luncur yang baik
4) Menunjukkan kekompakan mekanis yang memuaskan
5) Tidak terlampau kering (sisa kelembaban 3-5%)
6) Hancur baik di dalam air
2.6 Tinjauan tentang Granul Efervesen
Granul efervesen adalah granul yang berisi campuran substansi asam dan
karbonat dimana bila dimasukkan ke dalam air akan mengeluarkan gas
karbondioksida (Parrot, 1971). Reaksi yang terjadi adalah :
H2O
R-COOH + XCO3 R-COOX + CO2 + H2O
Granul efervesen dapat dibuat dengan metode granulasi dengan cara :
a. Granulasi basah
Pada metode ini sejumlah larutan nonaktif seperti alcohol dicampurkan
dengan serbuk sampai massa yang kohhesif terbentuk, kemudian dilewatkan pada
ayakan dengan ukuran mesh yang cocok lalu dikeringkan. Proses ini dilakukan
pada ruangan yang kelembabannya diatur di bawah 30%.
b. Granulasi terpisah
Pada metode ini komponen asam dan komponen basa digranulasi secara
c. Granulasi kering/peleburan
Pada metode ini semua bahan kecuali asam sitrat diayak dengan ayakan
mesh 60 dan dikeringkan pada suhu 100oC. Semua bahan dicampur dan campuran
ditempatkan pada wadah peleburan atau dalam oven yang dipanaskan sampai
suhu 100oC (Ansel, 1990; Lieberman, 1989; Parot, 1971; Swarbrick, 1994)
2. 7 Uji Kesukaan (Hedonic test)
Uji kesukaan merupakan pengujian yang panelisnya mengemukakan
respon berupa senang tidaknya terhadap sifat bahan yang diuji. Pada pengujian ini
panelis diminta untuk mengemukakan pendapatnya secara spontan tanpa
membandingkan dengan sampel standar/sampel-sampel yang diuji sebelumnya.
Cara melakukan uji kesukaan ini adalah kepada panelis disajikan sampel
secara satu persatu kemudian panelis diminta menilai sampel tersebut berdasarkan
skala nilai yang sudah disediakan. Skala nilai yang sering digunakan adalah
berupa skala numeric dengan keterangan verbalnya. Contoh skala nilai yang
diberikan dalam bentuk skala numeric dapat dilihat pada tabel berikut :
Nilai Keterangan
5
4
3
2
1
Sangat suka
Suka
Netral
Tidak suka