• Tidak ada hasil yang ditemukan

JENIS-JENIS LEAD DAN GAYA BAHASA DALAM FEATURE BIOGRAFI PADA HARIAN KOMPAS TERBITAN BULAN JANUARI TAHUN 2007 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "JENIS-JENIS LEAD DAN GAYA BAHASA DALAM FEATURE BIOGRAFI PADA HARIAN KOMPAS TERBITAN BULAN JANUARI TAHUN 2007 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia"

Copied!
155
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh Tere sia Fatimah NIM: 034114014

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

Skripsi ini kupersembahkan

kepada

Ayah dan I bu yang sangat kucint ai, t erima kasih at as

segala kasih sayang, perhat ian, dukungan,

(5)

v

“K ebahagian t erbesar dalam hidup

adalah rasa past i bahwa kit a dicint ai”

(6)

vi

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Teresia Fatimah

Nomor Mahasiswa : 034114014

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang brjudul:

“Jenis-Jenis Lead dan Gaya Bahasa Dalam Feature Biografi Pada Harian Kompas Terbitan Bulan Januari Tahun 2007” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, menge lolanya dalam bentuk pangkalan data, mendestribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 13 Maret 2007

Yang menyatakan

(7)

vii

FEATURE BIOGRAFI PADA HARIAN KOMPAS TERBITAN BULAN JANUARI TAHUN 2007

TERESIA FATIMAH Universitas Sanata Dharma

2008

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini ada dua. Pertama, lead apa sajakah yang digunakan dalam feature biografi pada harian Kompas terbitan bulan Januari tahun 2007. Kedua, gaya bahasa apa sajakah yang digunakan dalam

feature biografi pada harian Kompas terbitan bulan Januari tahun 2007

Data dalam penelitian ini adalah data tertulis yang diambil dari harian

Kompas terbitan bulan Januari tahun 2007. Data dikumpulkan dengan metode simak dengan teknik sadap dan teknik catat. Analisis data dilakukan dengan metode agih dan metode padan ortografis. Metode agih digunakan dengan teknik bagi unsur langsung. Teknik bagi unsur langsung ini dilakukan dengan membagi satuan lingual datanya menjadi beberapa bagian unsur.

Dari hasil pembahasan ditemukan hal- hal sebagai berikut. Pertama, ada tujuh jenis lead yang digunakan dalam feature biografi pada harian Kompas

selama bulan Januari tahun 2007. Lead tersebut yaitu, lead menggambarkan, lead

gabungan, lead kutipan, lead berurutan, lead kesimpulan, lead statistik, dan lead

nama. Lead yang paling banyak digunakan adalah lead menggambarkan dan lead

kesimpulan. Kedua, gaya bahasa yang terdapat dalam feature biografi pada harian

(8)

viii

BIOGRAPHICAL FEATURES IN THE KOMPAS DAILY OF 2007 JANUARY EDITION

TERESIA FATIMAH Sanata Dharma University

2008

There two problems of the research. First, what kinds of leads were used in the biographical features in the Kompas daily of 2007 January edition. Second, which language styles were adopted in the biographical features in

Kompas daily of 2007 January edition .

Data in the research involved written data are from Kompas daily of 2007 January edition. Data were gathered using scanning method through sadap and recording techniques. Data analysis were conducted through the use of agih and

padan methods. Agih method was exploited using direct element division, while

padan was utilized using referential technique.

Based on the discussion results, following points were identified: First, there were seven types of leads used in the biographical features of Kompas

daily during January 2007. The leads were illustrative lead, combination lead, citing lead, sequential lead, conclusive lead, statistical lead, and title lead. The most dominant lead adopted were illustrative leads and conclusive leads since the two were more understandable in terms of its purpose and more interesting for readers to understand the bio graphical features. Second, language styles available in the biographical features in Kompas daily of 2007 January edition involved language styles based on direct or indirect meanings including: simile,

(9)

ix

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kasih atas

berkat dan karunianya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Jenis-Jenis Lead dan Gaya Bahasa dalam Feature Biografi pada Harian

Kompas Terbitan Bulan Januari Tahun 2007.” Tujuan penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia. Selain

itu, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dibidang linguistik dan

jurnalistik Banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan perhatian kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis menyampaikan

ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum. selaku dosen Pembimbing I,

yang telah membimbing dengan penuh kesabaran dan ketekunan;

2. Bapak Drs. B. Rahmanto, M.Hum. selaku dosen Pembimbing II, yang

telah membimbing dengan penuh kesabaran dan ketekunan;

3. Dosen-dosen Sastra Indonesia, Drs. Ari Subagyo, M.Hum, Drs.Hery

Antono, M.Hum, Drs. F.X. Santosa, M.Hum, Drs.Yappy Taum,

Dra. Tjandra Adji, M.Hum dan SE. Peni Adji, M.Hum terima kasih atas

ilmu, pengalaman dan bantuan yang telah diberikan selama penulis

menyelesaikan studi di bangku kuliah.

4. Segenap staf dan karyawan Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma,

yang telah memberikan banyak bantuan kepada penulis selama

(10)

x

6. Ayah dan ibu tercinta, Bang Klau tersayang, Bang Suray, Bang Idit, Kak

Imas, Kak Wiwit, Endang, Arcot, Andra dan Oyot yang penuh perhatian

selalu memberikan dukungan dan doa selama penulis menyelesaikan

studi;

7. Teman-teman dan sahabat yang selalu memberikan motivasi (Suster

Martha, Richa, Didie, Nining, Agus, Aji, Riawan, Aik Mak, Melya, Helen,

Jati, Tuti, Lia, Yuni, Rini dan teman-teman Sasindo Angkatan 2003);

8. Semua pihak yang belum disebutkan yang turut memperlancar usaha

penelitian dan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penelitian dan penulisan skripsi ini masih jauh

dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik demi

kesempurnaan penelitian dan penulisan ini.

(11)

xi

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 13 Maret 2008

Penulis

(12)

xii

BAB II JENIS-JENIS LEAD FEATURE BIOGRAFI PADA HARIAN KOMPAS TERBITAN BULAN JANUARI TAHUN 2007...31

2.1 Pengantar...31

2.1.1 Jenis-Jenis LeadFeature Biografipada Harian Kompas Terbitan Bulan Januari Tahun 2007...31

2.1.1.1 Lead Menggambarkan...31

2.1.1.2 Lead Kutipan...35

2.1.1.3 Lead Gabungan...36

(13)

xiii

BAB III JENIS-JENIS GAYA BAHASA FEATURE BIOGRAFI PADA HARIAN

KOMPAS TERBITAN BULAN JANUARI TAHUN 2007...47

3.1 Pengantar...47

3.1.1 Gaya Bahasa Berdasarkan Langsung Tidaknya Makna...47

3.1.1.1 Perumpamaan atau Persamaan...47

3.1.1.2 Personifikasi...50

3.1.1.3 Perifrasis...53

3.1.1.4 Epitet...54

3.1.1.5 Hiperbola...56

3.1.1.6 Litotes...58

3.1.1.7 Sinekdoke...59

3.1.1.8 Alusi...60

3.1.1.9 Eufimisme...62

3.1.1.10 Antonomasia...63

3.1.1.11 Erotesis...64

3.1.1.12 Elipsis...65

3.1.1.13 Asidenton...67

3.1.1.14 Gabungan...68

3.1.2 Gaya Bahasa Berdasarkan Struktur Kalimat...69

3.1.2.1 Epizeukis...69

3.1.2.2 Klimaks ...70

3.1.2.3 Antiklimaks...72

3.1.2.4 Antitesis...73

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ...76

4.1 Kesimpulan...76

(14)

xiv

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Dalam skripsi ini dibahas jenis-jenis lead dan gaya bahasa dalam feature

biografi pada harian Kompas terbitan bulan Januari tahun 2007. Menurut Sumadiria (2005:152) feature biografi atau personality feature adala h feature

yang bercerita tentang riwayat perjalanan hidup seseorang terutama kalangan

tokoh seperti pemimpin pemerintahan dan masyarakat, publicfigure, atau mereka yang selalu mengabdikan hidupnya untuk negara, bangsa, atau sesuatu yang

bermanfaat bagi peradaban umat manusia.

Lead atau pembuka dalam feature merupakan mata rantai antara penulis dengan pembacanya, dalam arti usaha untuk mengikat pembaca dengan seluruh

permasalahan yang disajikan dalam tulisan. Untuk itulah penulis feature harus berusaha mengakrabkan diri (Zain, 1992: 69). Untuk mengetahui seperti apa lead

yang digunakan dalam penulisan feature biografi tersebut, berikut beberapa contohnya :

(16)

Contoh (1) merupakan contoh penulisan lead menggambarkan. Di dalam

lead tersebut penulis berusaha menggambarkan bagaimana watak dari Josaphat Tetuko Sri Sumantyo PhD (35). Dalam lead tersebut Josaphat digambarkan memiliki watak ramah, terbuka, rendah hati. Dalam lead tersebut penulis juga menggambarkan bahwa sungguh menyenangkan berbincang-bincang dengan

Josaphat karena setiap kata darinya bagaikan kisah fiksi sains yang menakjubkan

dan sulit untuk dipercaya.

Contoh (2) merupakan contoh penulisan lead kesimpulan karena pada paragraf pertama berisi kesimpulan yaitu, bahwa bukan pilihan yang mudah bagi seorang pengrajin untuk bertahan pada karya batik tulis di zaman sekarang ini.

Penulis kemudian memberi penjelasan bahwa karya batik tulis sudah tidak populer lagi dan banyak ditinggalkan karena pengerjaannya yang sangat susah. Sulitnya dalam menemukan pasar karena harga batik tersebut relatif mahal.

Penjelasan, uraian dan penegasan dijelaskan pada paragraf-paragraf yang menjadi

tubuh (body)feature yang diberitakan mengenai pelestarian batik tulis jambi yang dilakukan oleh Azmiah.

Ada berbagai macam lead yang digunakan penulis dalam menulis feature

biografi. Feature adalah artikel kreatif yang terutama dimaksudkan untuk menghibur atau memberi informasi kepada pembaca tentang suatu kejadian,

keadaan, atau aspek kehidupan. Feature mempunyai ciri-ciri yang hampir sama dengan berita pada umumnya, yaitu keduanya bertujuan memberikan informasi

kepada khalayak, berisi tentang peristiwa, atau keadaan secara faktual. Akan

(17)

rumus 5 W+1 H, sedangkan penulisan feature biografi lebih bebas dan tidak terikat pada satu kaidah tertentu, karena penulisan feature dapat menggunakan pola induktif, kronologis, logis, topikal, maupun spasial (Sumadiria, 2005: 155).

Berdasarkan alasan tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui lead apa saja yang digunakan dalam penulisan feature biografi pada harian Kompas terbitan bulan Januari tahun 2007.

Penulisan feature dalam bentuk artikel dapat menjadi penyelamat dalam mengatasi kelemahan penyajian berita di media massa yang dianggap sudah basi

(yang dimuat di surat kabar) dapat diolah kembali oleh wartawan dengan sajian

yang tetap hangat, aktual dan memikat pembaca (Setiati, 2005:40) .

Penulisan feature menuntut keterampilan wartawan dalam menulis sebab banyak sekali gagasan yang harus dikembangkan secara kreatif, dari satu paragraf

ke paragraf yang lain. Wartawan dapat menyampaikan opininya dalam bentuk

penyajian yang tidak formal dengan mengembangkan nilai human interest bukan dari sudut objek, melainkan sebagai bentuk penyajian secara jurnalistik.

Dari segi bahasa yang dipakai, berita ditulis dengan menggunakan bahasa

jurnalistik yang sifatnya lurus, lugas, ringkas, tembak langsung (to the point), formal, sederhana, dan demokratis. Feature ditulis menggunakan bahasa jurnalistik sastra, yang merujuk pada penulisan fiksi cerita pendek yang hidup,

menarik, lincah, segar, terpilih, memikat, dan mampu membangun imajinasi

khalayak pembaca (Sumadiria, 2005:156). Berdasarkan alasan tersebut penulis

tertarik untuk mengetahui jenis-jenis gaya bahasa yang digunakan dalam

(18)

Feature biografi dipilih sebagai objek penelitian ini dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut. Pertama, feature biografi mengandung masalah yang perlu dipecahkan. Masalah pertama berkenaan dengan

adanya penggunaan berbagai lead dalam feature biografi pada harian Kompas

terbitan bulan Januari tahun 2007. Masalah kedua, berkenaan dengan adanya

berbagai jenis gaya bahasa yang digunakan dalam feature biografi pada harian

Kompas terbitan bulan Januari tahun 2007. Pada contoh (1) Sungguh menyenangkan berbincang-bincang dengan Josaphat Tetuko Sri Sumantyo PhD

(35). “Orangnya ramah, terbuka, rendah hati, dan setiap kata darinya bagaikan

kisah fiksi saians: menakjubkan dan sulit dipercaya”. Dalam lead tersebut terdapat gaya bahasa perbandingan yaitu adanya perbandingan antara setiap kata-kata dari Josaphat dengan kisah fiksi sains yang. Pada contoh (2) Bukan pilihan mudah bagi seorang perajin untuk bertahan pada karya batik tulis di zaman sekarang ini karena usaha tersebut sudah tidak populer dan banyak ditinggalkan dengan alasan pengerjaannya yang repot. Ditambah lagi, sulitnya menemukan pasar karena harga jualnya relatif mahal. Contoh (2) merupakan contoh lead

kesimpulan yaitu mengenai pelestarian batik tulis jambi yang dilakukan oleh

Azmiah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan

(19)

1.2.1 Lead apa sajakah yang digunakan dalam penulisan feature biografi pada harian Kompas terbitan bulan Januari tahun 2007?

1.2.2 Gaya bahasa apa sajakah yang dipakai dalam penulisan feature

biografi pada harian Kompas terbitan bulan Januari tahun 2007?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, penelitian ini bertujuan

untuk mendeskripsikan:

1.3.1 Mendeskripsikan jenis-jenis lead yang digunakan dalam penulisan

feature biografi pada harian Kompas terbitan bulan Januari tahun 2007.

1.3.2 Mendeskripsikan gaya bahasa yang digunakan dalam penulisan

feature biografi pada harian Kompas terbitan bulan Januari tahun 2007.

1.4 Manfaat Hasil Pene litian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

teoretis maupun praktis. Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan sumbangan terhadap studi linguistik dalam bidang semantik.

Penelitian ini juga diharapkan memberikan manfaat bagi studi jurnalistik

khususnya dalam bidang penulisan berita yaitu mengenai penulisan lead feature

biografi. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

(20)

1.5 Tinjauan Pustaka

Penelitian yang mengambil objek berupa jenis lead sudah pernah dilakukan di antaranya oleh Haris Sumadiria (2005), dan Umar Nurzain (1992).

Penelitian yang dilakukan oleh Sumadiria dalam bukunya yang berjudul

Jurnalistik Indonesia Menulis Feature dan Berita. Dalam buku tersebut penulis menggunakan istilah intro untuk menyebut lead. Penelitian tersebut terfokus pada penulisan intro feature secara keseluruhan tidak berdasarkan pada satu jenis

feature. Kemudian data yang digunakan untuk menganilisis jenis-jenis intro

feature diambil dari berbagai media massa yaitu: Koran Tempo, Mingguan Gamma, Harian Kompas, Media Indonesia, Metro, Replubika, Gatra dan Forum

Keadilan.

Penulisan feature yang baik harus memenuhi unsur judul (title), pembuka

(lead) dan tubuh tulisan (body). Judul (title) dalam penulisan feature tidak perlu mengikuti kaidah jurnalistik yang baku. Judul dapat dibuat secara kreatif, tidak

harus berkaitan dengan pembuka, dan tak harus berupa kalimat lengkap. Pembuka

(lead) dalam penulisan feature sangat penting karena dapat menggiring pembaca untuk melahap seluruh isi berita sehingga lead dibuat lebih menarik untuk menarik perhatian pembaca. Tubuh (body) penulis dapat mengembangkan dan menuangkan ide- ide dalam tulisan dengan kreatif.

Lead atau pembuka merupakan bagian penting dalam struktur penulisan

(21)

menghasilkan gaya dan ide yang dapat mendukung topik yang dikembangkan di

bagian tubuh (body) tulisan.

Lead dalam struktur feature digunakan sebagai alat pemancing minat dan atensi pembaca. Karena itu, setiap jurna lis mesti memiliki kesadaran tinggi akan

perlunya lead. Mereka harus menghindari pembuatan lead yang tidak bermutu dan itu- itu saja, karena lead ditujukan untuk menarik pembaca untuk mengikuti materi tulisan dan merupakan cara untuk melancarkan pemaparan kisah. Untuk dua

tujuan itu lead dikembangkan menjadi berbagai jenis yang siap dipilih penulis demi efek-efek tertentu yang diinginkan. Ada lead yang sengaja dipilih untuk menggelitik rasa ingin tahu pembaca. Ada lead yang digunakan untuk mengajak imajinasi pembaca jalan-jalan ke tempat-tempat yang jauh. Ada juga lead yang dipilih sekadar untuk meringkas isi keseluruhan tulisan.

Lead atau pembuka dipilih yang paling menarik. Berbeda dengan lead

pembuka berita, yang sarat akan rumus 5W dan 1H, maka lead dalam feature

lebih bebas. Memilih lead untuk feature memang sulit, karena harus memaksa pembaca tertarik pada masalah yang akan ditulis. Berbagai usaha penulis memilih

yang terbaik disajikan pada awal mula tulisan. Itulah sebabnya, biasanya lead

yang dipilih adalah yang dramatis, yang human interest, yang luar biasa (aneh). Kunci utama untuk penulisan feature yang baik terletak pada paragraf pertama yang disebut lead. Mencoba menangkap minat pembaca tanpa lead yang baik sama saja dengan mengail tanpa umpan. Lead feature mempunyai dua tujuan utama, yaitu (i) menarik pembaca untuk mengikuti cerita, (ii) membuat jalan

(22)

Penulisan lead feature menuntut keterampilan wartawan dalam menulis sehingga dapat menghasilkan sebuah tulisan feature yang menarik untuk dibaca. Sebuah berita dikatakan memiliki daya tarik apabila wartawan mampu meliput

peristiwa tersebut dan menuliskannya dengan baik. Dengan demikian berita

mampu menyihir pembaca dan menimbulkan sensasi pemberitaan yang luar biasa

di kalangan pembaca atau publik.

Dalam penulisan feature, wartawan harus bisa menuliskan laporan liputannya dengan menghadirkan warna lain dari peristiwa yang diliputnya yang

di dasarkan pada fakta. Untuk menghadirkan warna pada peristiwa yang

dilihatnya, wartawan harus bisa mengekspresikan sudut pandang atas peristiwa

tersebut. Melalui analisis pandangan mata pada reportasenya, wartawan

menyampaikan laporan berita dari berbagai fakta untuk menjelaskan lebih jauh

yang sebenarnya terjadi pada peristiwa yang dilihatnya.

Lead merupakan “etalase kaca” sebuah toko, waktu kita menyusun sejumlah barang yang akan dijual dengan sangat menarik. Etalase ditata dengan

sedemikian rupa, kadang penuh gemerlap, kadang diberi kharisma atau bobot,

hingga pejalan kaki atau orang tertarik untuk menengok. Secara kasar lead juga diibaratkan dengan pedagang kaki lima yang menggelar dagangnya di pinggir

jalan. Dengan menata secara baik, dibumbui dengan pidato-pidato kecil, mereka

mencoba meminta perhatian para pengunjung. Orang yang tadinya sedang

berjalan kaki menuju ke terminal bus, melihat susunan barang-barang yang

digelar, berhenti sejenak untuk menonton, makin lama, makin menarik. Lalu

(23)

pejalan kaki, yang tadinya hanya lewat saja, kemudian menonton, dan akhirnya

membeli. Demikian juga dengan lead harus bisa menarik perhatian pembaca atau publik untuk membaca keseluruhan isi tulisan.

Pada prinsipnya, lead mempunyai dua unsur penting unt uk membawa pembaca masuk ke dalam cerita kita dan memasang kerangka material untuk

dikembangkan selanjutnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Umar Nurzain dalam bukunya yang

berjudul Penulisan Feature (1992). Penelitian mengenai jenis lead feature tidak mencantum sumber datanya diperoleh dari mana. Kemudian pemaparan mengenai

jenis-jenis lead terfokus pada jenis lead feature secara menyeluruh.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa kajian mengenai

mengenai jenis-jenis lead dan gaya bahasa dalam feature perlu dilakukan. Data yang digunakan dalam penelitian ini hanya menggunakan data dari harian Kompas

terbitan bulan Januari tahun 2007 yang akan memperlihatkan jenis-jenis lead dan gaya bahasa yang digunakan dalam feature biografi harian Kompas.

1.6 Landasan Teori

Untuk keperluan penelitian ini, peneliti mengunakan landasan teori tentang

(i) feature, (ii) definisi feature biografi, (iii) lead, (iv) jenis-jenis lead, (v) gaya bahasa, (vi) jenis-jenis gaya bahasa.

1.6.1 Feature

(24)

tuturan mengenai tokoh tertentu, fakta, kejadian, peristiwa atau proses yang

disertai penjelasan mengenai riwayat kejadiannya, duduk perkaranya, proses

pembentukannya ataupun cara kerjanya (Koesworo, 1994:94).

Menurut Romli (2003:22) feature adalah sebuah “karangan khas” yang menuturkan fakta, atau proses disertai penjelasan riwayat terjadinya, duduk

perkaranya, proses pembentukannya dan cara kerjanya. Menurut Romli

(2003:24-25), ada lima jenis feature berdasarkan tipenya, yaitu, 1) feature human interest

yaitu feature yang menyangkut sentuhan keharuan, kegembiraan, kejengkelan, atau kebencian, simpati dan sebagainya. Misalnya, cerita tentang penjaga mayat di

rumah sakit, liku-liku kehidupan seorang guru di daerah terpencil, atau kisah

seorang penjahat yang dapat menimbulkan kejengkelan. 2) featurepribadi-pribadi menarik atau feature biografi adalah feature yang menyangkut riwayat hidup atau kepribadian seorang tokoh terkemuka. Misalnya riwayat hidup seorang tokoh

yang meninggal, tentang seorang yang berprestasi, atau seorang yang memiliki

keunikan sehingga bernilai berita tinggi. 3) feature perjalanan. Misalnya kunjungan ke tempat bersejarah di dalam atau pun di luar negeri, atau ke tempat

yang jarang dikunjungi orang. 4) feature sejarah, yaitu tulisan tentang peristiwa masa lalu, misalnya peristiwa Proklamasi Kemerdekaan, atau peristiwa

keagamaan, dengan memunculkan tafsir baru sehingga tetap terasa aktual untuk

(25)

Menurut Koesworo dkk (1994:96-97), ada enam jenis feature menurut objek utamanya, yaitu, 1) Human Interest Feature (feature yang mengutamakan segi rasa kemanusiaan), 2) Historical Feature (feature yang menyangkut peristiwa sejarah), 3) Biograpihcal and Personality Feature (feature yang menyangkut riwayat hidup atau kepribadian seseorang tokoh terkemuka), 4) Travel Feature (feature yang menuturkan suatu perjalanan ke suatu tempat yang memikat), 5)

Explanatory and How To Do It Feature ( feature yang menguraikan sesuatu atau bagaimana sesuatu harus dikerjakan), dan 6) Scientific Feature (feature yang menyangkut ilmu pengetahuan).

Feature berbeda dengan penulisan berita lainnya. Oleh karena itu, ada hal- hal penting dalam penulisan feature menurut Setiati (2005: 35), yaitu, Pertama kreativitas. Untuk membuat feature, dibutuhkan kreativitas dan imajinasi wartawan atau penulis untuk merangkai fakta menjadi sebuah cerita yang

menarik. Kreativitas dan imajinasi sangat dituntut dalam penulisan feature

sehingga feature menjadi lebih menarik untuk dibaca.

Kedua subjektivitas, dalam penulisan feature penuturan kisah kerap menggunakan kata ganti orang pertama ( aku, saya). Unsur subjektivitas sangat

kentara. Dalam penulisan feature penuturan kisah tidak seperti pada berita langsung yang mengikuti pola piramida terbalik. Penulisan feature tidak mementingkan unsur piramida terbalik. Dalam feature penulis sering menggunakan kata ganti orang pertama dalam menyajikan apa yang diberitakan

(26)

Ketiga informatif, dalam penulisan feature harus ada informasi yang menarik perhatian pembaca. Dalam feature harus menyampaikan sesuatu yang menarik yang dtuliskan berdasarkan fakta bukan fiktif. Feature mengangkat kisah yang mengandung informasi yang sangat dibutuhkan oleh pembaca yang ditulis

secara lebih mendalam.

Keempat menghibur, penulisan feature lebih berkesan menghibur pembaca dengan menyajikan berita ringan seperti anekdot kisah pembunuhan, skandal, atau

bencana yang dapat membuat pembaca tertawa. Dalam feature kita bisa menemukan kisah-kisah ringan yang ditulis secara kreatif sehingga memikat

untuk dibaca.

Kelima awet, tulisan feature bisa dinikmati untuk jangka waktu yang lebih lama. Penulisan feature lebih menekankan fakta- fakta yang dapat merangsang emosi (menghibur, memunculkan empati, di samping tidak meninggalkan unsur

informasi). Feature ditulis secara lebih mendalam dalam mengupas sebuah berita sehingga kehadirannya menjadi tidak basi dan lebih awet.

1.6.2 Feature Biografi

Feature biografi atau personality feature adalah feature yang bercerita tentang riwayat perjalanan hidup seseorang, terutama kalangan tokoh seperti

pemimpin pemerintahan dan masyarakat, public figure, atau mereka yang selalu mengabdikan hidupnya untuk negara, bangsa atau sesuatu yang bermanfaat bagi

(27)

Menurut Romli (2003:24) feature biografi atau feature pribadi-pribadi menarik adalah feature mengenai riwayat hidup seorang tokoh yang meninggal atau tentang seorang tokoh terkemuka. Misalnya riwayat hidup seorang tokoh

yang meninggal, tentang seorang yang berprestasi, atau seorang yang memiliki

keunikan sehingga bernilai berita tinggi.

Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan feature biografi adalah feature yang berisi tentang kisah seseorang tokoh ataupun bukan tokoh yang dapat mencapai kesuksesan maupun tidak, tetapi dalam perjalanan hidupnya

selalu berjuang dan memiliki kepribadian, nilai atau sifat yang tidak dimiliki oleh

orang lain.

1.6.3 Lead

Lead atau pembuka dalam feature, merupakan mata rantai antara penulis dan pembacanya untuk mengingatkan pembaca dengan seluruh permasalahan

yang disajikan dalam tulisan untuk itulah feature ditulis dengan lead yang bervariasi untuk menarik perhatian pembaca.

Lead dalam penulisan feature sangat penting karena dapat menggiring pembaca untuk melahap seluruh isi berita. Buatlah pembuka yang pendek dengan

gaya dan pengembangan ide dari isi berita. Susun sedemikian rupa hingga

pembuka mampu bercerita. Pembukaan naratif ini akan memudahkan pembaca

(28)

1.6.4 Jenis-Jenis Lead

Teori tentang jenis-jenis lead yang dianut adalah menurut pendapat Sumadiria dalam bukunya yang berjudul Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature. Berikut ini uraian tentang jenis-jenis lead tersebut:

1.6.4.1 Lead Menceritakan

Penulisan lead ini mengambil gaya tulisan cerita pendek atau novel, ketika berusaha agar pembaca merasa seperti ikut atau merasa menjadi tokoh utama yang

diceritakan dalam tulisan tersebut. Lead menceritakan, mengajak untuk dan sekaligus menempatkan pembaca, pendengar atau pemirsa, ke dalam realitas kisah

cerita. Pembaca tidak dalam posisi menonton atau mendengar kisah peristiwa

yang disampaikan penulis. Pembaca justru berada di tengah-tengah peristiwa. Ia

bahkan membayangkan dan mengidentifikasikan dirinya seolah-olah menjadi

tokoh utama dalam kisah peristiwa itu. Biasanya lead ini dipakai untuk feature

petualangan, pihak berwajib dalam action dan lain- lain.

(3) Langit cerah di Cirebon. Tanah basah sisa hujan semalam pun telah kering tak tersisa lagi. Awan kelabu yang menggayut. Terik matahari menerangi pelataran kompleks pemakaman Sunan Gunung Jati di Cirebon, Jawa Barat. (Kompas, 20 Februari 2007). Contoh (3) merupakan jenis lead bercerita karena dalam lead tersebut penulis menceritakan suasana di kompleks pemakaman Sunan Gunung Jati di

Cirebon, Jawa Barat. Diceritakan bahwa langit cerah tanah yang basah akibat

(29)

1.6.4.2 Lead Menggambarkan

Dalam lead ini tulisan dibuka dengan lead yang digambarkan oleh penulis, dan berusaha memindahkan suasana ke dalam pembukaan tulisan. Lead

menggambarkan sangat disukai wartawan sewaktu ia membuat feature mengenai profil orang. Lead ini mencoba memberi pancingan dangan objek yang dibuat hidup seperti seorang pelukis membuat gambar sketsa atau karikatur atau juru foto

menyuguhkan sebuah foto (Zain, 1992: 72).

Lead menggambarkan hanya menggambarkan kisah peristiwa. Lead jenis ini tidak mengajak pembaca, pendengar, atau pemirsa untuk masuk ke dalamnya

dan menjadi pemain atau aktor peristiwa. Lead ini hanya menempatkan kita sebagai penonton. Ibarat kompetisi sepak bola, kita hanya berada di pinggir

lapangan. Kita hanya menyaksikan, mengamati, menilai jalannya pertandingan

yang sedang digelar di tengah lapangan. Kita mungkin bisa marah atau bersorak,

tetapi kita ikut dan merasakan, misalnya tentang sakitnya tulang kaki kering kita,

ketika seorang pemain favorit kita harus dipapah ke luar lapangan setelah

dijatuhkan dan dicederai oleh pemain lawan (Sumadiria, 2005: 201-202).

Perhatikan contoh (4) berikut ini.

(4) Mata Sidik W.Martowidjoyo (70) yang sipit tiba-tiba membelalak. Cuaca petang di Yogyakarta pada awal tahun 2007 yang sejuk, justru membuat jantungnya seperti terguncang

(Kompas, 31 Januari 2007).

(30)

membelalak. Penulis menggambarkan juga cuaca yang sejuk pada awal tahun 2007 di Yogyakarta membuat jantung Sidik seperti terguncang.

1.6.4.3 Lead Kesimpulan

Lead ini merupakan intisari materi tulisan, yang meringkas seluruh isi

feature. Dalam lead ini disimpulkan kira-kira keseluruhan apa yang akan ditulis, kemudian disusun dengan baik pada lead. Biasanya ketika mencari bahan pun, penulis sudah tahu apa yang akan dis impulkan sebagai lead, karena sebenarnya dari mulai ide dikeluarkan, kemudian bergerak untuk menulis, plot cerita sudah

bisa penulis buat dalam bayangan.Perhatikan contoh (5) berikut ini.

(5) Kalangan ibu rumah di desa maupun di kota agaknya tidak perlu khawatir akan kesulitan minyak tanah untuk memasak. Alfy Chalidyanto (38) menawarkan bahan energi alternatif baru kompor tanpa sumbu berbahan dasar biji jarak pagar. (Kompas, 16 Januari 2007).

Contoh (5) merupakan contoh penulisan lead kesimpulan karena dalam

(31)

1.6.4.4 Lead Kutipan

Lead kutipan pada feature sama persis dengan teras berita kutipan pada penulisan berita langsung. Artinya mengutip perkataan nara sumber pada paragraf

pertama feature yang diasumsikan bahwa kutipan tersebut memiliki nilai- nilai berita atau informasi yang cukup tinggi. Paling tidak, kutipan itu tidak sekadar

perkataan langsung biasa yang tidak ada bobot isi, nilai, dan dampaknya. Di balik

perkataan langsung tersebut, terdapat sesuatu yang akan menarik perhatian serta

mungkin saja menjadi bahan pemikiran, tanggapan, atau bahkan sumber gugatan

masyarakat.

Lead kutipan harus memenuhi tiga syarat apabila hendak kita pilih:i) perkataan langsung nara sumber atau tokoh cerita yang dikutip dinilai sangat

penting atau luar biasa, ii) dinyatakan dalam kalimat jelas, ringkas, dan tegas, dan

iii) mencerminkan watak pribadi, kebiasaan, gaya kepemimpinan, atau tinjauan

dan kedalaman filosofi hidupnya. Perhatikan contoh (6) berikut ini.

(6) “Buat apa membangun website atau blog? sekarang eranya portal web. Jika pernah buat website, berarti bisa buat portal. Kalau pengin membangun portal, bisa mendapatkan gratis menggunakan open source, salah satunya eNdonesia,” kata Nurcholis, webmaster sekaligus tukang las, bahkan tukang batu. (Kompas, 2 April 2007).

Contoh (6) merupakan contoh penulisan lead kutipan karena di dalam lead

(32)

yang dicetak miring adalah kutipan dari perkataan Nurcholis sebagai nara sumber

yang diberitakan dalam feature karena mengutip langsung ucapan atau perkataan dari nara sumber maka disebut lead kutipan.

1.6.4.5 Lead Berurutan

Segi yang paling menarik dalam berita ditulis dalam gaya berurutan.

Fakta-faktanya disusun secara kronologis untuk menunda klimaks atau kepuasan

pembaca dalam memenuhi keingintahuannya sampai akhir berita. Perhatikan

contoh (7) berikut ini.

(7) Tsunami digital akibat gempa bumi Taiwan, 26 Desember 2006, kini telah tertanggulangi. Penyelenggara telekomunikasi dan internet pun telah mengumumkan jasa pelayanan mereka pulih. Namun, masih banyak yang ingat, menyusul gempa Rabu (27/12/06) dan Kamis (28/12/06) koneksi internet putus total.

( Kompas, 27 Januari 2007).

Contoh (7) merupakan contoh penulisan lead berurutan karena di dalam

lead tersebut fakta- faktanya disusun secara kronologis untuk menunda klimaks atau kepuasan pembaca dalam memenuhi keinginan sampai akhir berita. Dalam

lead ini di tulis bahwa tsunami digital akibat gempa bumi Taiwan, 26 Desember 2006 telah tertanggulangi tetapi pada Rabu (27/12/06) dan Kamis (28/12/06) koneksi internet putus total.

1.6.4.6 Lead Gabungan

(33)

kutipan dan lain- lain. Jurnalistik sastra berpendapat bahwa wartawan tidak hanya

harus dibekali oleh fakta dan kesanggupan melakukan informasi, wartawan

sekaligus juga disyaratkan untuk menguasai psikologi pesan. Caranya antara lain

dengan melatih daya narasi serta mengembangkan ketajaman imajinasinya.

Perhatikan contoh (8) berikut ini.

(8) Nurti Wijayanti (47) membuka dua tas besar, beberapa kotak kardus, serta lemari di ruang tamu dan ruang tengah rumahnya di Jalan Diponegoro 94 Pati, Jawa Tengah. Isinya bukan aneka benda berharga, melainkan ratusan lukisan dan berbagai hasil karya murid-murid sekolah taman kanak -kanak dari berbagai kota, khususnya kelompok bermain Aisyiyah Pati.

(Kompas, 12 Januari 2007).

Contoh (8) di atas merupakan contoh penulisan lead gabunganantara lead

menggambarkan dan lead nama. Lead nama yaitu lead yang diawali dengan nama tokoh yang terlibat dalam peristiwa yang diberitakan. Pada contoh (8) paragraf

diawali dengan nama orang atau nama tokoh yang diberitakan dalam feature yaitu “Nurti Wijayanti” yang merupakan lead nama. Nurti Wijayanti yaitu mem buka dua tas besar, beberapa kotak kardus, serta lemari di ruang tamu dan ruang tengah rumahnya yang berisi ratusan lukisan dan berbagai hasil karya murid sekolah taman kanak -kanak khususnya kelompok bermain Aisyiyah Pati

merupakan lead menggambarkan.

1.6.4.7 Lead Statistik

(34)

maksudnya, lead ini senang bermain dan selalu mendahulukan angka-angka setelah dio lah menurut kaidah logika dan bahasa jurnalistik. Hasilnya adalah suatu

informasi berbobot ilmiah, beraroma akademis, tetapi disampaikan dalam bentuk

dan gaya yang populer, ringkas, dan sederhana, informatif dan komunikatif.

Perhatikan contoh (9) berikut ini.

(9) Lahan seluas 15 hektar itu dipenuhi biji dan setek jarak pagar (Jatropha curcas). Jumlah 250.000 setek itu sedang diupayakan bertambah 500.000 buah lagi selama musim hujan. (Kompas, 11 Januari 2007).

Contoh (9) merupakan contoh penulisan lead statistik karena di dalam lead

tersebut menekankan atau menunjukkan suatu objek yang dikisahkan dengan

deretan angka-angka atau data yang spesifik yaitu, seluas 15 hektar, 250.000 setek dan 500.000 buah angka-angka atau data dalam lead tersebut ditulis dalam bahasa populer sehingga mudah dipahami maksudnya oleh pembaca.

1.6.5 Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah bahasa yang indah yang dipergunakan untuk

meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta memperbandingkan suatu

benda tertentu dengan benda atau ha l lain yang lebih umum. Pendek kata,

penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan konotasi

tertentu (Tarigan, 1985:5).

Keraf (2006:113) dalam bukunya yang berjudul Diksi dan Gaya Bahasa

membahas bahwa gaya bahasa merupakan cara mengungkapkan pikiran melalui

(35)

bahasa). Menurut Kridalaksana (1983:63), gaya bahasa adalah pemanfaatan atas

kekayaan bahasa oleh seseorang dalam bertutur atau menulis.

Gaya bahasa merupakan cara mengungkapkan diri sendiri baik melalui

bahasa maupun tingkah laku dan sebagainya. Gaya bahasa adalah bahasa yang

indah yang digunakan untuk meningkatkan efek dengan cara memperbandingkan

dengan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum.

1.6.6 Jenis-Jenis Gaya Bahasa

Teori-teori tentang jenis-jenis gaya bahasa yang dianut adalah pendapat

Keraf (2006:124-145), yaitu gaya bahasa berdasarkan langsung atau tidaknya

makna dan gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat. Berikut ini uraian tentang

jenis-jenis gaya bahasa tersebut:

1.6.6.1 Gaya Bahasa Berdasarkan Langsung Tidak Makna 1) Gaya Bahasa Hiperbola

Gaya bahasa hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung suatu

pernyataan yang berlebihan dengan membesar-besarkan sesuatu hal. Gaya bahasa

ini membesar-besarkan sesuatu dalam bentuk ukurannya, jumlahnya atau sifatnya

sehingga menjadi lebih menarik.

2) Gaya Bahasa Elipsis

Gaya bahasa elipsis adalah gaya bahasa yang berwujud penghilangan suatu

unsur kalimat dengan mudah, dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca

(36)

berlaku. Penghilangan kata-kata dalam gaya bahasa ini merupakan unsur

terpenting dalam kontruksi sintaksis yang lengkap.

3) Gaya Bahasa Personifikasi

Gaya bahasa personifikasi adalah gaya bahasa yang melekatkan sifat-sifat

insani kepada benda yang tidak bernyawa dan idenya abstrak. Gaya bahasa ini

melekatkan sifat-sifat manusia pada benda yang tak bernyawa seolah-olah

memiliki sifat seperti manusia.

4) Gaya Bahasa Retoris

Gaya bahasa retoris adalah gaya bahasa yang berupa pertanyaan dan tidak

menghendaki adanya suatu jawaban. Tujuan dari pertanyaan dalam gaya bahasa

ini adalah untuk mencapai efek yang lebih mendalam sehingga tidak menunt ut

adanya suatu jawaban.

5) Gaya Bahasa Asinde ton

Gaya bahasa asindeton adalah gaya bahasa yang berupa kata atau frase

yang tidak dihubungkan dengan kata sambung, melainkan terpisahkan dengan

tanda koma. Dalam gaya bahasa ini kata , frasa, atau klausa yang sederajat tidak

dihubungkan dengan kata sambung.

6)Gaya Alusi

Gaya bahasa alusi adalah gaya bahasa yang menunjukkan secara tidak

langsung ke suatu peristiwa atau tokoh berdasarkan praanggapan adanya

pengetahuan bersama yang dimiliki oleh pengarang atau penulis dan pembaca

(37)

7) Gaya Bahasa Sinekdoke

Gaya bahasa sinekdoke adalah gaya bahasa figuratif yang mempergunakan

nama sebagian sebagai pengganti nama keseluruhan atau sebaliknya

8) Gaya Bahasa Perumpamaan

Gaya bahasa semile adalah gaya bahasa perbandingan yang bersifat

ekplisit. Maksudnya, adalah gaya bahasa menyatakan sesuatu sama dengan hal

lain. Dalam gaya bahasa ini adanya perbandingan antara dua hal yang pada

hakekatnya berlainan dan sengaja dianggap sama.

9) Gaya Bahasa Epitet

Gaya bahasa epitet adalah gaya bahasa yang mengandung acuan dengan

menyatakan suatu sifat atau ciri yang khas dari seseorang atau suatu hal. Dalam

gaya bahasa ini keterangan itu adalah suatu frase deskriptif yang me njelaskan atau

menggantikan nama seseorang atau suatu barang.

10) Gaya Bahasa Pleonasme

Gaya bahasa pleonasme adalah gaya bahasa yang mengacu pada

pemakaian kata yang mubazir atau tidak perlu. Kata-kata yang ditambah berfungsi

sebagai penegas, yang jika dibuang tidak akan mengurangi makna dasarnya.

11) Gaya Bahasa Eufimisme

Gaya bahasa yang menggunakan acuan berupa ungkapan-ungkapan yang

tidak menyingung perasaan orang lain, ungkapan- ungkapan yang halus untuk

menggantikan acuan-acuan yang dirasakan menghina, menyigung perasaan atau

(38)

12) Gaya Bahasa Perifrasis

Gaya bahasa yang mirip dengan pleonasme, yaitu mempergunakan kata

lebih banyak dari yang diperlukan. Perbedaannya terletak dalam hal kata-kata

yang berlebihan itu sebenarnya dapat diganti dengan satu kata saja.

13) Gaya Bahasa Litotes

Gaya bahasa yang dipakai untuk menyatakan sesuatu dengan tujuan

merendahkan diri. Dalam gaya bahasa ini melukiskan suatu benda atau peristiwa

dengan cara memperlemah atau memperkecil suasana makna yang sebenarnya.

14) Gaya Bahasa Antonomasia

Gaya bahasa antonomasia adalah gaya bahasa yang merupakan

penggunaan gelar resmi atau jabatan pengganti nama diri.

1.6.6.2 Gaya Bahasa Berdasarkan Struktur Kalimat 1) Gaya Bahasa Klimaks

Gaya bahasa klimaks adalah gaya bahasa yang mengandung urutan pikiran

yang semakin meningkat dari gagasan sebelumnya. Dalam gaya bahasa ini adanya

penekanan gagasan yang semakin meningkat kepentingannya.

2) Gaya Bahasa Antiklimaks

Gaya bahasa antiklimaks adalah gaya bahasa yang tingkat gagasannya

berurutan dari yang paling terpenting ke gagasan sebelumnya. Dalam gaya bahasa

ini gagasan diurutkan dari paling penting kegagasan yang kurang penting.

3) Gaya Bahasa Repetisi

Gaya bahasa repetisi adalah gaya bahasa yang berupa perulangan bunyi,

suku kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan

(39)

4) Antitesis

Gaya bahasa antitesis adalah gaya bahasa yang mengadakan komparasi atau

perbandingan antara dua antonim. Dalam gaya bahasa ini melukiskan suatu hal

atau peristiwa menggunakan paduan kata-kata yang maknanya saling beroposisi

atau bertentangan.

1.7Metodologi Penelitian 1.7.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adala h

penelitian yang memerikan objek penelitian berdasarkan fakta yang ada

(Sudaryanto, 1988:62). Sebagai penelitian deskriptif, realitas kebahasaan yang

diteliti akan diuraikan, dipilah-pilah, digolong-golongkan, dan diklasifikasikan

kemudian data-data yang tersedia dideskripsikan. Dalam penelitian ini

dideskripsikan jenis-jenis lead dan gaya bahasa feature biografi pada harian

Kompas terbitan bulan Januari tahun 2007.

1.7.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah tuturan yang ada atau diadakan, baik kemudian yang

terpilih sebagai sampel maupun tidak, sebagai satu kesatuan. Tuturan yang terpilih

karena dianggap representatif atau dipandang cukup mewakili populasi disebut

sampel. Sampel itulah yang menjadi objek sasaran penelitian yang sebenarnya

(Sudaryanto, 1993:21). Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan feature

(40)

Mengingat banyaknya feature biografi tersebut, untuk kepentingan penelitian ini diperlukan sampel, yakni feature biografi yang representatif dan mewakili populasi.

Sampel yang digunakan adalah feature biografi pada harian Kompas

terbitan bulan Januari tahun 2007. Pemilihan sampel tersebut didasarkan dua

alasan, yakni (1) harian Kompas selalu memuat feature biografi dalam rubrik sosok setiap hari Senin sampai dengan hari Sabtu, (2) kebaruan data yang

digunakan merupakan penyempurnaan dari penelitian sebelumnya.

1.7.3 Objek Penelitian

Objek penelitian ini berupa lead dan gaya bahasa feature biografi pada harian Kompas yang terbit setiap hari Senin sampai hari Sabtu pada rubrik sosok selama bulan Januari tahun 2007 sebanyak 25 feature biografi. Data dalam penelitian ini berupa feature biografi harian Kompas yang terbit selama bulan Januari Tahun 2007.

1.7.4 Prosedur Penelitian

Dalam upaya menjawab masalah, diperlukan tiga tahap strategis yang

berurutan: penyediaan data, penganalisisan data, dan penyajian hasil analisis data

(Sudaryanto, 1993:5). Untuk itu, diperlukan metode dan teknik untuk setiap tahap

yaitu, metode dan teknik pengumpulan data, metode dan teknik analisis data, serta

metode penyajian hasil analisis data. Metode adalah cara melakukan penelitian,

sedangkan teknik merupakan cara menjalankan atau menerapkan metode.

1.7.4.1 Metode dan Teknik Peng umpulan Data

Langkah pertama teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, peneliti

(41)

Senin sampai hari Sabtu selama bulan Januari tahun 2007. Jumlah feature biografi pada harian Kompas selama bulan Januari Tahun 2007 adalah 25 feature yaitu:

(1) Josh dan Teknologi Masa Depan, (2) Stop Mengolok-olok Tiwul, (3) Andrzej Wawrzyniak dan Keris Bung Karno, (4) Efei Sumarlin dan Tsunami Digital, (5) Azmiah Pelastari Batik Jambi, (6) Suska Menyelamatkan Nepenthes, (7) Menjinakkan Arwana dengan Hati, (8) Suryasim Pelestari Urige, (9) Ory dan Budidaya Jarak di NTT, (10) Nurti dan Media Wayang Beber, (11) Ozturk Jelita Penakluk Eropa, (12) Keprihatinan Andi atas Pestisida, (13) Alfy dan Kompor Biji Jarak, (14) Aryo Refleksi di Atas Panggung, (15) Sari Berbagi Keterampilan Berbagi Penghidupan, (16) Piryanto Menata Kali Sentiong, (17) Dul Aman Si Pemijat Sapi, (18) Kecintaan Laut Pater Goran, (19) Bondan yang Mak Nyuuss, (20) Wiwik dan Terapi Uap dari Dot, (21) Natboho Pembelajaran Guru, (22) Pengembaraan Oele Pattiselanno, (23) Serena Patahkan Keraguan, (24) Joe Sukses Bersama Karyawan, dan (25) Penghormatan dari Sarang Naga.

Feature biografi dipilih dengan menggunakan metode simak, yaitu menyimak berulang-ulang penggunaan bahasa. Penggunaan bahasa ya ng diteliti

berupa kalimat dan kata-kata pada setiap bagian feature biografi. Jadi penyimakan dilakukan dengan mencermati penulisan lead feature biografi dan gaya bahasa dalam feature biografi harian Kompas terbitan bulan Januari tahun 2007.

Metode pengump ulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode simak. Metode penyediaan data diberi nama metode simak karena cara

yang digunakan untuk memperoleh data dilakukan dengan menyimak penggunaan

(42)

secara lisan, tetapi juga penggunaan bahasa secara tertulis (Mahsun, 2005:90).

Metode ini memiliki teknik dasar yang berwujud teknik sadap. Teknik sadap

disebut sebagai teknik dasar dalam metode simak karena pada hakikatnya

penyimakan diwujudkan dengan penyadapan (Mahsun, 2005:90). Teknik lanjutan

yang digunakan adalah teknik catat yaitu pencatatan dalam kartu data.

Setelah data tersusun, lalu data diklasifikasikan dan dicatat menurut variasi

penulisan lead, dan jenis gaya bahasanya.

1.7.4.2 Metode dan Teknik Analisis Data

Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini

adalah metode padan ortografis dan metode agih. Metode padan adalah metode

yang alat penentunya di luar, terlepas dan tidak menjadi bagian dari bahasa

(langue) yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993:13). Metode padan ya ng dipakai dalam penelitian ini adalah metode padan ortografis , yaitu metode analisis data

dengan alat penentunya adalah tulisan (Sudaryanto, 1993:14) . Metode padan

ortografis digunakan untuk me nganalisis lead feature biografi. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh (1) merupakan contoh penulisan lead menggambarkan karena lead tersebut menggambarkan watak dari seorang Josaphat Tetuko Sri Sumantyo PhD yaitu orangnya ramah, terbuka, dan rendah hati. Contoh (2)

merupakan contoh penulisan lead kesimpulan karena dalam lead tersebut penulis memberikan kesimpulan terlebih dahulu mengenai pelestarian batik tulis jambi

yang dilakukan oleh Azmiah.

Metode agih adalah metode yang alat penentunya merupakan bagian dari

(43)

digunakan dalam metode agih ini adalah teknik Bagi Unsur Langsung (BUL).

Teknik bagi unsur langsung ini dilakukan dengan membagi satuan lingual datanya

menjadi beberapa bagian unsur. Teknik lanjutan yang digunakan adalah teknik

lesap, teknik ganti, dan teknik perluas.

1.7.4.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data

Setelah tahap analisis data, tahap selanjutnya adalah tahap penyajian hasil

analisis data. Hasil analisis data pada penelitian ini disajikan dengan metode

formal. Metode formal adalah metode penyajian hasil analisis data dengan

menggunakan rumus, lambang- lambang atau diagram (Sudaryanto, 1993:145).

Penyajian hasil analisis data dengan menggunakan metode formal yaitu

menggunakan tabel. Penyajian hasil analisis data untuk pokok permasalahan yang

pertama, peneliti me nguraikan jenis-jenis lead feature biografi harian Kompas

terbitan bulan Januari tahun 2007. Penyajian hasil analisis data untuk pokok

permasalahan yang kedua, peneliti menguraikan gaya bahasa yang terdapat dalam

feature biografi harian Kompas terbitan bulan Januari tahun 2007.

1.8 Sistematika Penyajian

Untuk mempermudah dalam pemahaman tentang penelitian ini, peneliti

menyusunnya ke dalam empat bab, yaitu Bab I merupakan pendahuluan yang

berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, landasan teori, metodologi penelitian, dan sistematika penyajian. Bab

II, berisi pemaparan tentang jenis-jenis leadfeature biografi pada harian Kompas

(44)

digunakan dalam feature biografi pada harian Kompas terbitan bulan Januari tahun 2007. Bab IV berisi penutup, yang mencakup kesimpulan dan saran.

Kesimpulan yang dimaksud adalah kesimpulan tentang jenis-jenis lead dan gaya bahasa yang terdapat feature biografi pada harian Kompas terbitan bulan Januari tahun 2007. Saran yang dimaksud adalah saran kepada peneliti, calon wartawan,

(45)

31

BAB II

JENIS-JENIS LEAD FEATURE BIOGRAFI PADA HARIAN KOMPAS TERBITAN BULAN JANUARI TAHUN 2007

2.1 Pengantar

Feature merupakan penghibur atau sarana rekreasi dan pengembangan imajinasi yang menyenangkan. Salah satu fungsi utama media massa adalah

rekreasi, menghibur. Fungsi ini senantiasa melekat pada setiap bentuk media

massa. Media cetak surat kabar, tabloid dan majalah, memberi tempat sangat

layak untuk berbagai informasi yang mengandung bobot rekreasi lebih besar.

Tujuan utama pemuatan berita unt uk menyampaikan informasi, maka

salah satu tujuan terpenting feature adalah untuk menyajikan cerita yang mengandung bobot rekreasi lebih kuat. Banyak orang yang berhubungan dengan

media massa justru karena terdesak oleh kebutuhan untuk mencari rekreasi

sekaligus untuk mengembangkan imajinasi dan fantasinya. Feature juga bertujuan sebagai pemberi nilai dan makna terhadap suatu peristiwa yang terjadi. Feature

bertujuan sebagai wahana ekspresi yang paling efektif dalam mempengaruhi

khalayak.

2.1.1 Jenis-Jenis Lead Feature Biografi Pada Harian Kompas Terbitan Bulan Januari Tahun 2007

2.1.1.1 Lead Menggambarkan

(46)

dengan objek yang dibuat hidup seperti seorang pelukis membuat gambar sketsa

atau karikatur atau juru foto yang menyuguhkan sebuah foto (Zain, 1992: 72).

Sesuai dengan namanya lead deskriptif hanya menggambarkan kisah peristiwa. Lead jenis ini tidak mengajak pembaca, pendengar atau pemirsa untuk masuk ke dalamnya dan menjadi pemain atau aktor peristiwa. Lead ini hanya menempatkan kita sebagai penonton. Ibarat kompetinsi sepak bola, kita hanya

berada di pinggir lapangan. Kita hanya menilai jalannya pertandingan yang

sedang digelar di tengah lapangan. Kita mungkin bisa marah atau bersorak, tetapi

tak ikut dan merasakan, misalnya tentang sakitnya tulang kaki kita, ketika seorang

pemain favorit jago kita harus dipapah ke luar lapangan setelah dijatuhkan dan

dicederai oleh pemain lawan (Sumadiria, 2005:201-202).

Lead menggambarkan dipilih dengan pertimbangan unsur suasana atau situasi yang melekat dalam suatu peristiwa yang terjadi, memiliki nilai berita

(news value) jauh lebih besar, kuat, atau tinggi dibandingkan unsur- unsur lead

yang lain. Sesuai dengan teori jurnalistik, pelukisan suasana dalam suatu peristiwa

tertentu secara deskriptif dinilai lebih efektif dibandingkan dengan cara lain.

Untuk lebih jelas perhatikan contoh (10), (11), (12), dan (13) berikut ini.

(10) Mulutnya komat-kamit sesaat sebelum masuk ke dalam kandang. Entah doa apa yang ia panjatkan. Namun, tiba-tiba seekor sapi berdiri tertatih, lalu mendekati lelaki gempal itu.

(Kompas, 22 Januari 2007).

(47)

Mulutnya komat-kamit dan seekor sapi berdiri tertatih mendekati lelaki gempal

(Dul Aman) adalah penggambaran mengenai peristiwa yang dilihat oleh penulis

yang kemudian penulis atau wartawan hadirkan atau gambarkan dalam tulisan.

Dalam kutipan di atas penulis berusaha memindahkan peristiwa ke dalam tulisan

lewat penggambaran yang hidup untuk menarik perha tian pembaca. Penulis

menggambarkan kejadian bahwa mulut Dul Aman yang komat-kamit seperti

mengucapkan doa. Penggambaran mengenai seekor sapi yang berdiri tertatih-tatih

mendekati Dul Aman merupakan lead menggambarkan.

(11) Layaknya seorang ahli kungfu, lelaki kurus yang berdiri dengan separuh tubuh terendam dalam kolam itu menggerakkan tangannya, mengikuti arah gerakan ikan arwana. Sorot matanya tajam mencermati tiap arwana yang berlalu lalang di hadapannya. ( Kompas, 9 Januari 2007). Kutipan (11) merupakan contoh penulisan lead menggambarkan. Penggambaran dalam lead di atas ditunjukkan oleh kata “lelaki kurus yang berdiri dengan separuh tubuh terendam dalam kolam itu menggerakkan tangannya dan sorot matanya tajam.” Kata-kata yang digaris miring adalah gambaran atau lukisan penulis mengenai subjek (Mingku) yang menjadi tokoh

dalam feature yang dikisahkan. Penggambaran mengenai sosok Mingku dan kegiatan yang dilakukan oleh Mingku membuat apa yang diberitakan seolah-olah

hadir di depan pembaca. Penulis menggambarkan bahwa Mingku seperti seorang

ahli kungfu ketika hendak menangkap ikan arwana. Dalam kutipan di atas sosok

Mingku digambarkan berbadan kurus dan separuh tubuhnya terendam dalam

(48)

ikan arwana serta dilukiskan pula bahwa sorot matanya yang tajam mencermati

setiap arwana yang lewat di hadapannya.

(12) Seperti kali-kali lainnya di Jakarta, nasib Kali Sentiong, Kemayoran, Jakarta Pusat, sangat memprihatinkan. Kesan tidak terawat, kumuh, penuh sampah, dan bau menjadi pemandangan keseharian. Kakus-kakus menggantung di pinggir kali.( Kompas, 19 Januari 2007).

Kutipan (12) merupakan contoh lead menggambarkan karena di dalam

lead tersebut digambarkan bahwa Kali Sentiong tidak terawat, kumuh, penuh sampah, dan bau serta kakus-kakus menggantung di pinggir kali tersebut. Dalam kutipan di atas penulis memberikan gambaran penampilan fisik objek yang

diberitakan yaitu, Kali Sentiong yang terletak di Kemayoran, Jakarta Pusat. Kali

sentiong digambarkan tidak terawat, kumuh, penuh sampah, dan bau serta

kakus-kakus digambarkan menggantung di pinggir Kali Sentiong tersebut.

Penggambaran dalam tulisan kutipan berdasarkan pada fakta yang penulis lihat

mengenai keberadaan Kali Sentiong yang terletak di Kemayoran, Jakarta Pusat.

(13) Di tengah pergelaran wayang kulit di daerah Wonogiri, Jawa Tengah, tahun 2000. Frangky Welirang, kini Wakil Direktur Utama PT Indofood Sukses Makmur, disuguhi makanan setempat, tiwul. Frangky tertarik, lalu meminta kepada Anton Djuwardi, yang saat itu jadi staf di PT Bogasari untuk melakukan riset dan mengembangkannya. ( Kompas, 3 Januari 2007).

(49)

makanan setempat, tiwul dan Frangky tertarik, lalu meminta kepada Anton Djuwardi” melukiskan atau menggambarkan peristiwa yang terjadi di lapangan yang kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan oleh penulis. Dalam lead di atas penulis berusaha menggambarkan apa yang dilakukan oleh Frangky Welirang

ketika disuguhi makanan yaitu tiwul. Frangky digambarkan tertarik untuk

mencicipi tiwul yang disuguhkan kepadanya. Kemudian dilukiskan pula bahwa

Frangky tertarik untuk mencicipi tiwul yang disuguhkan dan kemudian ia

meminta tiwul kepada Anton Djuwardi staf PT Bogasari.

2.1.1.2 Lead Kutipan

Lead kutipan pada feature sama persis dengan teras atau lead kutipan pada penulisan berita langsung. Artinya dalam lead tersebut mengutip perkataan narasumber pada paragraf pertama feature yang diasumsikan kutipan tersebut memiliki nilai- nilai berita atau informasi yang cukup tinggi. Penggunaan

ucapan-ucapan orang secara tepat, jika dipilih secara selektif dan dipertahankan terus

dalam tubuh berita, membuat awal yang hidup untuk sebuah lead.

Paling tidak, kutipan itu tidak sekadar perkataan langsung biasa yang tidak

ada bobot isi, nilai, dan dampaknya. Di balik perkataan langsung tersebut, terdapat

sesuatu yang akan menarik perhatian serta mungkin saja menjadi pemikiran,

tanggapan, atau bahkan sumber gugatan masyarakat sebagai pembaca atau

penerima informasi.

(50)

(news value) yang lebih besar, kuat, atau tinggi dibandingkan bila menggunakan

lead yang lain. Cara termudah mengenali lead kutipan adalah dengan menemukan kalimat petikan langsung pada awal paragraf. Perhatikan contoh (14) berikut ini.

(14) “Your body is your temple”. Inilah jawaban Bondan Haryo Winarno ketika ditanya tentang kiat makan enak, tetapi kolesterol tetap terjaga. ( Kompas, 24 Januari 2007).

Contoh (14) contoh penulisan lead kutipan yang ditunjukkan oleh kata

“your body is your temple”. Kata yang dicetak miring pada paragraf pertama mengutip secara langsung perkataan dari nara sumber. “Your body is your temple” kata yang dicetak miring adalah kata-kata yang diucapkan oleh Bo ndan Haryo Winarno sebagai nara sumber ketika ditanya tentang kiat makan enak,

tetapi kolesterol tetap terjaga. Kutipan dari perkataan Bondan Haryo Winarno

dianggap memiliki nilai berita lebih tinggi sehingga dianggap tepat untuk

digunakan sebagai lead dalam feature biografi yang berjudul Bondan yang “Mak Nyuuss.”

Dalam penulisan lead di atas penulis menggunakan lead kutipan untuk menghidupkan feature yang disuguhkan kepada pembaca. Lead kutipan digunakan dengan pertimbagan bahwa memiliki nilai berita yang tinggi, besar,

kuat bila dibandingkan denga n menggunakan lead yang lainnya.

2.1.1.3 Lead Gabungan

Lead gabungan atau kombinasi adalah lead yang mengkombinasikan beberapa lead menjadi satu, misalnya kombinasi antara lead bertanya dengan lead

(51)

harus dibekali oleh fakta dan kesanggupan melakukan informasi, wartawan

sekaligus juga disyaratkan untuk menguasai psikologi pesan. Caranya antara lain

dengan melatih daya narasi serta mengembangkan ketajaman imajinasinya.

Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh (15) berikut ini.

(15) Hanya bermodal kepercayaan , Joe Kamdani merintis bisnis kecil-kecilan. Sekitar 30 tahun kemudian, bisnis tersebut tumbuh menjadi perusahaan pemasaran dan distribusi peralatan perkantoran terkemuka di Indonesia. Semua itu diraih dengan prinsip membangun “Kesuksesan di atas kesuksesan” orang lain (Kompas, 30 Januari 2007).

Kutipan (15) merupakan contoh penulisan lead gabungan yaitu gabungan antara lead menggambarkan dan lead epigram. Menurut kamus, epigram adalah sejenis sajak atau ungkapan pendek yang berisi sesuatu pikiran yang luhur atau

yang menyenangkan, yang merupakan sindiran tajam. Nada atau moral berita

dapat diberi tekanan dengan lead epigram, tetapi hindari kata-kata atau ungkapan yang terlalu sering digunakan atau sudah hambar. Epigram adalah ungkapan

ringkas dan mengena, biasanya jenaka. Lead epigram bisa berupa ujaran-ujaran yang sudah dikenal atau suatu pikiran luhur (moral) yang bisa diterapkan ke

dalam berita yang di dapat. Pada contoh (15) di atas lead epigram ditunjukkan dengan kalimat “Kesuksesan di atas kesuksesan” orang lain karena kalimat tersebut merupakan suatu pemikiran atau ujaran yang luhur. Sedangkan lead

(52)

2.1.1.4 Lead Berurutan

Segi yang paling menarik dalam berita ditulis dalam gaya berurutan.

Fakta-faktanya disusun secara kronologis untuk menunda klimaks atau kepuasan

pembaca dalam memenuhi keingintahuannya sampai akhir berita.

Agar lebih jelas perhatikan contoh (16) berikut ini.

(16) Empat puluh tahun hidup sebagai gitaris jazz dan baru kali ini mempunyai album atas namanya sendiri. Itulah Oele Pattiselanno (60) yang pada 18 Januari 2007 merilis album Oele Pattiselanno Plays Standards. ( Kompas, 5 Januari 2007).

Kutipan (16) merupakan contoh penulisan lead berurutan yang ditunjukkan oleh urutan peristiwa empat puluh tahun dan pada 18 Januari 2007 merilis album Oele Pattiselanno Plays Standards. Kata yang dicetak miring adalah suatu fakta yang disusun secara kronologis oleh penulis mengenai

perjalanan karier dari gitaris jazz Oele Pattiselanno selama berkarir di dunia tarik

suara hingga akhirnya Oele Pattiselanno memiliki album atas namanya sendiri

yang berjudul Oele Pattiselanno Plays Standards yang dirilis pada tanggal 18 Januari 2007.

2.1.1.5 Lead Kesimpulan

(53)

dikeluarkan, kemudian bergerak untuk menulis, plot cerita sudah bisa penulis buat

dalam bayangan.

Lead kesimpulan tidak berbeda dengan penulisan teras berita langsung dengan teknik melaporkan, menggunakan pola piramida terbalik, dan merujuk

kepada rumus 5W+1H. Kesimpulan diungkapkan terlebih dahulu, baru pada

paragraf-paragraf berikutnya disusul dengan penjelasan, uraian, contoh-contoh,

kutipan, dan penegasan.

Lead kesimpulan bisa dipilih, dengan syarat apabila materi peristiwa yang akan dikisahkan memiliki bobot nilai berita atau informasi (news value) yang cukup tinggi, atau peristiwa tersebut diketahui dan sedang menjadi pusat perhatian

masyarakat.

Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh (17, (18), (19), (20), (21), (22),

(23), (24), dan (25) berikut ini.

(17) Persoalan rendahnya prestasi siswa di sekolah mendorong

Oktavianus Natboho, guru Pendidikan Kewarganegaraan Nasional pada SLTPN II Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, mencari terebosan guna meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah. (Kompas, 26 Januari 2007).

(54)

apa yang dilakukan oleh Oktavianus dalam upaya mencari terebosan guna

meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah SLTPN II Kota Kupang, Nusa

Tenggara Timur. Dalam lead tersebut juga terdapat unsur what, who, where, why. Persoalan rendahnya prestasi siswa di sekolah merupakan what, Oktavianus Natboho merupakan who, SLTPN II Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur

merupakan where dan mencari terebosan guna meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah merupakan why.

(18) Bukan pilihan mudah bagi seorang perajin untuk bertahan pada karya batik tulis di zaman sekarang ini karena usaha tersebut sudah tidak populer dan banyak ditinggalkan dengan alasan pengerjaannya yang repot. Ditambah lagi, sulitnya menemukan pasar karena harga jualnya relatif mahal. (Kompas, 6 Januari 2007).

Kutipan (18) merupakan contoh penulisan lead kesimpulan karena dalam paragraf pertama berisi kesimpulan yaitu, bahwa bukan pilihan yang mudah bagi seorang pengrajin untuk bertahan pada karya batik tulis di zaman sekarang ini.

Penulis kemudian memberi penjelasan bahwa karya batik tulis sudah tidak populer lagi dan banyak ditinggalkan karena pengerjaannya yang sangat susah. Sulitnya dalam menemukan pasar karena harga batik tersebut relatif mahal.

Penjelasan, uraian dan penegasan mengenai batik tulis jambi dijelaskan pada

paragraf-paragraf berikutnya yang menjadi tubuh (body) feature yang diberitakan mengenai pelestarian batik tulis jambi yang dilakukan oleh Azmiah.

(55)

Pemuda yang murah senyum ini sangat sedih dan malu terhadap nasib yang menimpa kantong semar atau Nepenthes spp yang merupakan tanaman asli Indonesia. (Kompas, 8 Januari 2007). Contoh (19) merupakan contoh penulisan lead kesimpulan yang ditunjukkan adanya kesimpulan bahwa “sikap bangsa Indonesia yang kurang peduli terhadap apa yang dimiliki, dan sikap pemerintah yang tak kalah kurang pedulinya, menjadi keprihatinan Mohammad Apriza Suska (32). Pemuda yang murah senyum ini sangat sedih dan malu terhadap nasib yang menimpa kantong semar atau Nepenthes spp yang merupakan tanaman asli Indonesia.” Kata yang dicetak miring merupakan kesimpulan dari feature yang diberitakan mengenai penyelamatan kantong semar (nepenthes) yang dilakukan oleh Suska. Dalam lead

tersebut disimpulkan bahwa sikap bangsa Indonesia yang kurang peduli tehadap

kekayaan sendiri yaitu kantong semar (nepenhes) yang merupakan tanaman asli Indonesia menjadi keprihatinan dari Suska ia berusaha untuk melestarikan

tanaman yang hampir musnah tersebut.

(20) Turki harus menunda hasrat bergabung dengan Uni Eropa, menyusul sejumlah rintangan yang dipasang para pemimpin Eropa. Akan tetapi, gadis belia Turki, Kubra Ozturk, dalam kesunyian usahanya berhasil menaklukkan Benua Eropa dengan menjadi juara catur di bawah usia 16 tahun di Herceg Novi, Montenegro, September 2006. (Kompas, 13 Januari 2007).

Contoh (20) merupakan contoh penulisan lead kesimpulan karena dalam

Referensi

Dokumen terkait

[r]

O total das despesas durante o período de transição foi de US$ 104,87 milhões, contra estimativas de US$ 116,41 milhões, o que significa que a taxa de execução orçamental global

Engage the private sector and civil society to work towards the public good: (a) improve nutrition through healthy fortified products; (b) increased awareness by civil society

IMPLEMENTASI METODE DISCOVERY LEARNING DENGAN MEDIA INTERNET UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN PENGEMBANGAN SIKAP POSITIF PADA TEMA PENIPISAN LAPISAN OZON..

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah “ Adakah pengaruh penggunaan media silsilah raja-raja terhadap

Pengaruh Pemberian Pupuk Kalium dari Berbagai Tanah Bekas Rotasi Tembakau Pada Tanaman Terhadap Bakteri Penyait Layu ( Pseudomonas solanacearum E.F. Smith ) Pada Tanaman Tembakau

Analisis Penggunaan Huruf Lam dalam Al-Qur`an serta Implikasinya terhadap Pembelajaran Tarjamah.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Judul Skripsi : Sintesis Pati Sitrat Dari Pati Singkong (Manihot utilissima P.) Dengan Metode Basah (Adebiyi). Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini ditulis berdasarkan