• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN PETA MELALUI METODE KERJA KELOMPOK DI KELAS IV SDN 3 SUKAJAWA BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN PETA MELALUI METODE KERJA KELOMPOK DI KELAS IV SDN 3 SUKAJAWA BANDAR LAMPUNG"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN PETA

MELALUI METODE KERJA KELOMPOK DI KELAS IV SDN 3 SUKAJAWA BANDAR LAMPUNG

Oleh Hj. Erfayeti

Penelitian ini dilatarbelakangi akan keprihatinan Penulis terhadap aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas IV yang rendah, yaitu standar ketuntasan minimal belum tercapai secar maksimal yaitu baru mencapai 54,12%.

Hal diperkirakan karena pada proses pembelajaran pengajar belum memberi kesempatan belajar yang seluas-luasnya kepada siswa, dan belum menggunakan alat bantu belajar yang tepat.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar menggunakan metode kerja kelompok dan alat bantu berupa peta pada pembelajaran IPS semester 1 kelas IV SDN 3 Sukajawa Bandar Lampung.

Metode yang dipilih penulis adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Teknik pengumpulan data ini adalah pengematan terhadap aktivitas belajar siswa yang disusun penulis, dan tes hasil belajar setiap akhir siklus penelitian. Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis menggunakan rumus sederhana yaitu prosentase.

(2)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penerapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) telah dilaksanakan sejak pemerintah berupaya mengubah paradigma penyelenggaraan sistem pendidikan dengan memberikan otonomi pendidikan dan sistem sentralisasi ke sistem desentralisasi. Kemajuan ilmu pengetahuan semakin pesat dan makin menuntut sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, untuk meningkatkan SDM tersebut tentunya mutu pendidikan harus ditingkatkan. Menyadari pentingnya proses peningkatan SDM pemerintah berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas.

Mutu pendidikan erat kaitannya dengan prestasi belajar, mutu pendidikan dikatakan baik apabila prestasi belajar tinggi, untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi diperlukan proses belajar yang baik dan bermutu. Selanjutnya agar mutu pendidikan dapat meningkat sebaiknya setiap sekolah berusaha untuk dapat menyelenggarakan pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu tersebut memerlukan guru yang profesional karena guru memegang peranan penting dan terlibat langsung dengan peserta didik.

Proses pendidikan telah mengalami perubahan menjadi proses pembelajaran, atau perubahan paradigma belajar, karena belajar harus berpusat pada siswa, dan pembelajaran dapat dilakukan dan berbagai sumber. Hal ini adalah salah satu upaya dalam rangka memperbaiki mutu pendidikan, di mana guru berperan untuk mengatur, mengelola, memfasilitasi dan membantu siswa, sehingga tercipta kondisi belajar yang kondusif dalam rangka mengembangkan manusia seutuhnya.

(3)

konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, (b) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, (c) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai- nilai sosial dan kemanusiaan, dan (d) memiliki kemampuan berkomunikasi , bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Keberhasilan dan kebermaknaan pembelajaran menurut Yuliawati (2004:121), tidak cukup hanya dengan membaca, mendengar, dan melihat, tetapi hendaknya melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan secara langsung bahan tertentu kepada orang lain. Terlebih lagi bila peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan pengetahuannya kepada peserta didik lain. Pembelajaran juga membutuhkan kondisi yang mendukung pelaksanaan, diantaranya adalah alat peraga dan perlengkapan pendidikan, berupa alat bantu dalam pembelajaran. Sejalan dengan hal ini guru perlu memilih pendekatan pembelajaran yang tepat.

(4)

Sarana sekolah kurang mendukung, siswa sedikit sekali yang bertanya dan selalu itu-itu saja, buku tidak dibaca, tugas-tugas tidak dikerjakan, siswa santai dalam belajar, dan hasil belajar IPS siswa rendah, Sedangkan tujuan pembelajaran IPS tidak hanya mengembangkan aspek kognitif saja, tetapi meliputi pengembangan afektif atau sikap sosial dan keterampilan sosial secara bersama-sama, untuk itu harus dikembangkan pola pembelajaran yang sesuai.

Dan penelusuran Iebih lanjut tentang dokumen hasil ujian tengah semester mata pelajaran IPS sebagian besar siswa belum mencapai KKM, yang ditentukan sekolah data selengkapnya disajikan sebagai berikut:

Tabel 1.1 Nilai Ujian Tengah Semester Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas IV SDN 3 Sukajawa

No Nama Siswa Nilai Status KKM

1 Adi Saputra 40,40 Belum Tuntas

2 Anisa 53,40 Belum Tuntas

(5)

Sumber : Dokumen Sekolah Keterangan : KKM = 60

Berdasarkan table 1.1 di atas, nilai ujian tengah semester mata pelajaran IPS siswa kelas IV SDN 3 Sukajawa yang belum mencapai KKM sebanyak 22 orang (62,86%), sedangkan yang sudah mencapai KKM hanya 13 orang (37,14%).

Hal-hal yang telah dikemukakan di atas merupakan tantangan bagi sekolah, guru, bahkan semua unsur yang telibat dalam dunia pendidikan dan harus dicarikan solusinya

5 Dwi Nurjanah 67,50 Tuntas

6 Dimas Guntur 45,50 Belum Tuntas 7 Elisa Nurdini 50,00 Belum Tuntas

8 Fadila Akbar 65,50 Tuntas

9 Fadilah Febriyanti 40,00 Belum Tuntas 10 Yuli Fatmawati 46,50 Belum Tuntas 11 Yoga Ari Saputra 40,50 Belum Tuntas

28 Sutistiana 50,00 Belum Tuntas

29 Tio 60,50 Tuntas

30 Wahyudi 65,00 Tuntas

31 Wiwid 50,00 Belum Tuntas

32 Al-Ciptowendi Puja 50,00 Belum Tuntas

33 Wendi Puja 40,00 Belum Tuntas

34 Putra Maulana 50,00 Belum Tuntas 35 Zainal Fikri 50,00 Belum Tuntas

(6)

agar proses pembelajaran aktif, siswa dapat menyerap ilmu atau materi dengan baik. Agar pelaksanaan belajar dan pembelajaran dapat mencapai ketuntasan, maka dalam proses pembelajaran guru harus merancang strategi, memilih metode, pendekatan, dan memanfaatkan media belajar serta memilih alat peraga yang paling tepat, sehingga selesai melaksanakan pembelajaran siswa dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan, berarti juga menuntut guru untuk bekerja secara profesional.

Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan di atas akan dilakukan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul: Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar IPS menggunakan peta melalui metode kerja kelompok pada siswa kelas IV SDN 3 Sukajawa Bandar Lampung TP 2010/2011.

B. Identifikasi Masalah

Permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut: 1. Aktivitas belajar IPS belum aktif.

2. Prestasi hasil belajar IPS siswa rendah. 3. Media dan alat belajar belum lengkap.

4. Siswa sulit memahami materi yang dipelajari. 5. Pendekatan pembelajaran yang dipilih belum tepat. 6. Sumber belajar hanya pada buku paket.

(7)

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah maka, rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah peningkatan aktivitas belajar IPS menggunakan Peta melalui metode kerja kelompok pada siswa Kelas IV SDN 3 Sukajawa Bandar Lampung TP.2010/2011?

2. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar IPS menggunakan Peta melalui metode kerja kelompok pada siswa Kelas IV SDN 3 Sukajawa Bandar Lampung TP.2010/2011?

D. Pemecahan Masalah

Pada penelitian ini pemecahan masalah dilakukan melalui peningkatan aktivitas dan Prestasi Belajar IPS menggunakan peta melalui metode kerja kelompok pada siswa Kelas IV SDN 3 Sukajawa. Kegiatan dilakukan rnelalui siklus-siklus penelitian.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian iniadalah:

1. untuk meningkatkan aktivitas belajar IPS rnenggunakan metode kerja kelompok pada siswa Kelas IV SDN 3 Sukajawa Bandar Lampung TP.2010/2011.

(8)

F. Manfaat Penelitian

Secara teoritis hasilpenelitian ini diharapkan:

1. Mengembangkan konsep-konsep desain pembelajaran IPS SD, agar dapat melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

2. Untuk menerapkan teori belajar dan pembelajaran terhadap aktivitas dan prestasi belajar.

Secara praktis diharapkan:

1. Bagi Siswa, termotivasi belajar, tidak verbalisme, melatih kecerdasan, keterampilan dan mencapai ketuntasan belajar.

2. Bagi Guru, dapat meningkatkan kinerja, sebagai agen pembelajaran yang berkualitas.

(9)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Peta 1. Pembelajaran

Sagala (2005:176), menyatakan : Pembelajaran ialah membelajarkan siswa rnenggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan, Menurut William H. Burton, dalam Sagala (2005:213), pembelajaran adalah upaya memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa agarterjadi proses belajar.

Vigotsky dalam Budiningsih (2005:103) menyatakan, dalam kegiatan pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensi melalui belajar dan berkembang, guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan (helps) cognitive scaffolding yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Bantuan dapat dalam bentuk contoh, pedoman, bimbingan orang lain, atau teman yang lebih kompeten. Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif, kolaboratif serta belajar kontekstual sangat tepat digunakan. Zona perkembangan proksimal menurutnya dua tingkat yaitu: tingkat aktual dan potensial, tingkat perkembangan aktual tampak dan kemampuan seseorang untuk rnenyelesaikan tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (irztrameiitaI) sedangkan potensial kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika berkolaborasi dengan teori sebaya yang lebih kompeten (intermental).

(10)

memberikan informasi, melainkan juga mengarahkan, memotivasi dan memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses belajar lebih memadai, dan berarti setiap kegiatan dirancang untuk membantu dalam mempelajaran sesuatu kemampuan atau nilai.

2. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Pembelajaran IPS di SD menurut Lapono (2008:115) menyatakan bahwa belajar merupakan salah satu jenis perubahan yang dilakukan secara sadar. Siswa SD/MI akan berperilaku bila ada rangsangan (stimuli), sehingga peserta didik dikatakan belajar bila ada rangsangan. Semakin tepat dan intensif rangsangan yang diberikan guru, maka semakin tepat dan intensif kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik.

Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga Negara yang cinta damai, BSNP 2006.

Untuk memperoleh pengetahuan tentang letak suatu tempat adalah melalui pengamatan terhadap letak pada peta sesuai dengan konsekuensinya, juga memperoleh keterampilan yang kompleks membaca legenda dan menghitung serta menggunakan skala peta.

3. Proses Pembuatan Kartu Peta

(11)

juga dalam hal ini menggunakan kartu peta yang terbuat dari formika bermagnet dan papan bermagnet.

B. Pembelajaran Metode Kerja Kelompok

Sagala (2002:67), menyatakan metode kerja kelompok adalah cara pembelajaran dimana siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok dipandang sebagai satu kesatuan untuk mempelajari materi pelajaran dan untuk diselesaikan bersama-sama.

Metode dapat mengungkit kreatifitas siswa, sekaligus sebagai sarana untuk mencapai kompetensi dasar yang diharapkan. Media pembelajaran ini menggunakan kelompok, alat peraga yang digunakan disisipi pesan moral yang dapat dijadikan sebagai salah satu budi pekerti. Pembelajaran ini dapat diartikan pula bahwa belajar dapat dilakukan dimana saja, kapan saja, dengan siapa saja dan dalam kondisi apa saja dengan suasana yang menyenangkan. Sehingga keterbatasan sarana dan prasarana tidak terlalu menjadi kendala, dan diharapkan dapat ikut membantu mengurangi permasalahan pendidikan yang ada, sekaligus sebagai sarana untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

Memperhatikan uraian diatas, melalui metode kerja kelompok siswa terlibat langsung dalam pembelajaran sehingga dapat membantu siswa dalam memahami konsep, memperoleh informasi dan pengetahuan, terampil, termotivasi belajar, menumbuhkan semangat berkompetisi, kreatif, senang, sehingga perolehan pengertian dan pemahaman akan lebih melekat.

(12)

sungguh-sungguh karena diharapkan dengan tantangan dan keterampilan ini didapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sagala (2006:91), tujuan penggunaan kerja kelompok dapat memecahkan masalah pembelajaran melalui kerja kelompok, dan mengembangkan kemampuan kerjasama di dalam kelompok. Alasan yang kuat kerja kelompok dapat mengembangkan perilaku gotong-royong dan demokratis, memacu siswa aktif belajar, tidak membosankan melakukan kegiatan belajar di kelas dan di luar kelas.

1. Kekuatan Metode Kerja Kelompok

Kekutan metode kerja kelompok menurut Abimanyu (2008:73)

a. Membiasakan siswa bekerjasama, musyawarah dan bertanggungjawab.

b. Menimbulkan kompetisi yang sehat antar kelompok, sehingga membangkitkan kemauan belajar yang sungguh-sungguh.

c. Guru dipermudah tugasnya, karena kerja kelompok cukup disampaikan kepada ketua kelompok

d. Ketua kelompok dilatih menjadi pemimpin yang bertanggung jawab dan anggota dibiasakan patuh pada peraturan yang ada.

2. Kelemahan Metode Kerja Kelompok

a. Sulit membentuk kelompok homogeny baik segi minat, bakat maupun intelegensi. b. Pemimpin kelompok sering sukar member pengertian kepada anggota, menjelaskan

dan membagi kerja.

(13)

d. Dalam menyelesaikan tugas sering menyimpang dari rencana karena kurang kontrol dari kelompok atau guru.

e. Sulit membuat tugas yang sama sulit dan luasnya terutama bagi kerja kelompok yang komplementer.

Abimanyu ( 2008 : 74 ), menyatakan bahwa kelemahan dalam kerja kelompok dapat diatasi dengan cara sebagai berikut:

a. Mengkaji lebih dulu materi pelajaran dengan cermat, lalu membuat rincian tugas untuk setiap kelompok agar bobot tugas sama besarnya.

b. Adakan tes sosiometri dan hasilnya gunakan untuk membentuk kelompok yang dikehendaki.

c. Bimbingan dan pengawasan kepada setiap kelompok dilakukan terus-menerus. d. Jumlah anggota dalam setiap kelompok janganterlalu banyak

e. Motivasi yang diberikan jangan sampai meniumbulkan persaingan antar kelompok yang kurang sehat.

3. Langkah-langkah Pembelajaran Metode Kerja Kelompok

Abimanyu ( 2008 : 74 ), bahwa pembelajaran menggunakan metode kerja kelompok harus mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

a. Kegiatan Persiapan

1. Merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Menyiapkan materi pelajaran dan menjabarkan materi pelajaran dalam tugas-tugas kelompok.

(14)

4. Menyusun peraturan kerja kelompok, cara kerja, saat memulai dan mengakhiri serta tatatertib lainnya.

b. Kegiatan Pelaksanaan

1. Kegiatan Membuka Pelajaran

a) Melaksanakan apersepsi, pertanyaan tentang materi pelajaran yang berkaitan dengan materi.

b) Memotivasi siswa untuk belajar mengemukakan kasus yang ada kaitannya dengan materi pelajaran yang akan dipelajari.

c) Mengemukakan tujuan pelajaran dan berbagai kegiatan yang akan dikerjakan dalam mencapai tujuan pembelajaran tersebut.

2. Kegiatan Inti Pelajaran

a) Mengemukakan lingkup materi yang akan dipelajari. b) Membentuk kelompok.

c) Mengemukakan tugas setiap kelompok kepada ketua kelompok atau langsung ke semua siswa.

d) Mengemukakan peraturan dan tatatertib serta saat memulai dan mengakhiri kegiatan kerja kelompok.

e) Mengawasi dan memonitor serta bertindak sebagai fasilitator selama siswa melakukan kerja kelomppok.

f) Pertemuan klasikal untuk pelaporan hasil kerja kelompok, pemberian balikan dari kelompok lain atau dari guru.

(15)

Siswa SD menurut Piaget dalam Dimyati.M ( 1997 : 73 ) pada tahap operasional konkret ( umur 7 atau 8-11 atau 12 tahun ), ciri perkembangan ini anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang logis dan ditandai adanya kekekalan, anak mulai berfikir logis akan tetapi hanya benda-benda yang bersifat konkret. Untul menghindari keterbatasan berfikir anak perlu diberi gambaran konkretlam hal ini guru haru, memerlukan proses transformasi ke dalam dirinya.

Pada penelitian ini menggunakan metode belajar kelompok dalam pembelajaran IPS dengan materi Peta. Penelitian dilakukan untuk meningkatkan mutu dan proses belajar, mengatasi kelemahan pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya agar penyelenggaraan belajar berlangsung lebih baik.

Dalam hal ini guru harus mampu merenung, berfikir dan merefleksikan semua kelamahannya, guru dapat merencanakan kegiatan tertentu untuk merencanakan parbaikan proses belajar secara professional.

D. Aktivitas Belajar

Menurut Winkel ( 1983 : 48 ), menyatakan bahwa aktivitas belajar adalah segala bentuk kegiatan belajar siswa yang menghasilkan suatu perubahan yaitu prestasi belajar.

Rahman ( 2006 : 34 ), menyatakan bahwa aktivitas belajar adalah seluruh kegiatan belajar siswa baik jasmani maupun rohani yang mendukung keberhasilan. Berdasarkan kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran sangat menentukan, kondisi belajar akan baik dan aktif atau tidak. Dengan metode kerja kelompok aktivitas siswa akan dikembangkan dan siswa akan dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi secara bekerjasama.

(16)

Romiszouski ( 1991 : 217 ), menyatakan hasil belajar merupakan keluaran ( output ) dari suatu system pemerosesan masukan ( input ). Masukan pada system tersebut bias berbagai macam informasi, sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau kinerja ( performent ).

Winkel ( 2004 : 109 – 110 ) berpendapat bahwa, hasil belajar merupakan suatu kemampuan internal ( capability ) siswa yang telah menjadi pemilik pribadi dan kemungkinan siswa melakukan sesuatu atau memperoleh prestasi tertentu( performance ).

Memperhatikan pendapat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perolehan yang dapat dicapai oleh seseorang setelah 16melewati kegiatan belajar. Dalam hal ini tercermin adanya perubahan baik perilaku maupun penguasaan materi pelajaran, sehingga dapat membentuk keterampilan, sikap, pengetahuan dan nilai yang dapat dipengaruhi factor lingkungan sosial, budaya, fisik, spiritual, jasmaniah, rohaniah, psikologi dan kematangan fisik maupun non fisik.

F. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis penelitian ini adalah :

1. Pembelajaran IPS menggunakan peta dan kerja kelompok dapat meningkatkan aktivitas belajar Siswa kelas IV SDN 3 Sukajawa Tahun Pelajaran

2010/2011”.

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), yaitu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk memperbaiki atau meningkatkan proses belajar dan pembelajaran secara aktif, profesional dan merupakan penelitian yang menggabungkan antara tindakan dengan prosedur ilmiah untuk memahami sambil ikut serta dalam proses perbaikan.

Penelitian ini lebih ditujukan pada proses tindakan daripada hasil. Artinya bahwa banyak data yang diperoleh dari action tindakan dari pada hasil. Oleh karena itu penelitian ini dilaksanakan melalui kegiatan yang dimulai dari perencanaan (planning), dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan (acting), dan refleksi yang didasarkan pada hasil pengamatan terhadap tindakan (reflekting), kemudian diulangi lagi dengan perencanaan tindakan berikutnya (replaning) untuk memperbaiki tindakan sebelumnya.

(18)

B. Prosedur Penelitian

Wardani ( 2003 : 24 ) menyatakan bahwa, prosedur penelitian tindakan kelas sebagi terdiri dari siklus-siklus yang terdiri dari 4 tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi proses pembelajaran, gambaran proses penelitian tindakan kelas sebagai berikut,

Gambar 3.1 Bagan Siklus Penelitian Tindakan Kelas Keterangan:

0 : Perenungan

1 : Perencanaan Siklus 1

2 : Pelaksanaan Siklus 1

3 : Pengamatan Siklus 1

4 : Refleksi Siklus 1

5 : Perencanaan Siklus 2

6 : Pelaksanaan Siklus 2

7 : Pengamatan Sildus 2

(19)

8 : Refleksi Siklus 2

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas secara rinci adalah sebagai berikut :

Tahap Perencanaan

a. Menentukan kelas yang akan digunakan untuk penelitian.

b. Menetapkan waktu penelitian, yaitu semester ganjil Tahun Pelajaran 2010/2011. c. Menetapkan Materi pelajaran sesuai Standar Isi.

d.Menganalisa Silabus, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan perangkat penilaian.

e.Menyusun alat pengamatan oleh observer dan peneliti.

f.Menetapkan jenis data yang dikumpulkan yaitu data kaualitatif maupun kuantitatif.

Batas penelitian adalah Kompetensi Dasar (KD).

Berikut ini kompetensi yang menjadi batasan penelitian dapat dilihat pada table 3.1 berikut ini:

Tabel 3.1 Kompetensi Dasar dan Sikius Penelitiian Standar

Kompetensi

Kompetensi Dasar

Materi Siklus Jml

(20)

1. Memahami sejarah

Pada tahap ini penelitian tindakan kelas dibagi menjadi beberapa siklus, pada siklus 1 dilaksanakan pembelajaran 1.1 membaca peta lingkungan setempat, alat belajar yang digunakan adalah kartu peta provinsi Lampung, Sumatera, Kalimantan, Papua, Sulawesi, Jawa.

Pada siklus ke 2 Kompetensi Dasar 1.2 Peta Tematik Kenampakan Alam dan Buatan, alat belajar yang digunakanpeta tematik kenampakan alam dan buatan. Pernbelajaran dilakukan menggunakan metode kerja kelompok, siswa berdiskusi, kemudian mempresentasikan hasilnya, pada akhir siklus dilaksanakan tes akhir.

3. Tahap Pengamatan

Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran baik oleh 2 orang teman sejawat sebagai observer maupun peneliti sendiri menggunakan lembar pengamatan. Peneliti membuat catatan tentang pelaksanaan aktivitas pembelajaran.

Data ketercapaian hasil belajar diambil dari pelaksanaan tes akhir sildus 1 dan siklus 2.

(21)

Data hasil pengamatan oleh 2 orang observer dan perolehan tes akhir siswa dianalisis dan diinterpretasikan kedalam data kualitatif untuk mendapatkan hasil, kemudian merenung dan melakukan refleksi terhadap tindakan yang telah dilakukan untuk merencanakan tindakan pada siklus berikutnya.

C. Setting Penelitian

Penelitian dilakukan pada siswa kelas IV SDN 3 Sukajawa Bandar Lampung Semester 1 TP 2010 / 2011 dengan jumlah siswa 35 orang, terdiri dari 23 orang siswa laki-laki dan 12 orang perempuan.

Pelaksanaan penelitian yaitu pada bulan Agustus 2011 sampai dengan September 2011 sampai dengan September 2011, sesuai jadwal pelajaran IV.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Lembar Pengamatan

Untuk memperoleh data tentang aktivitas belajar siswa pada proses pembelajaran IPS terdiri dari 2 lembar pengamatan dengan rincian pengamatan oleh 2 orang observer untuk mengamati proses tindakan yang dilakukan peneliti, dan lembar pengamatan aktivitas belajar kelompok oleh peneliti sendiri, untuk lebih jelas terdapat pada lampiran. Siswa dikategorikan Aktif belajar jika rata-rata keaktifan siswa mencapai >60% dan aktif belajar dicapai >60%.

2. Lembar Tes

(22)

E. Teknik Analisis Data

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas maka pendekatan utama yang dilakukan peneliti adalah kualitatif naturalistik. Penelitian ini melakukan analisis dan penafsiran data secara terus menerus sampai berhasil melakukan proses belajar aktif yang meningkat dan hasil belajar maksimal dan tuntas.

Selanjutnya seluruh data yang diperoleh dianalisis dan dibuat abstraksi rangkuman inti hasil analisis, setiap sumber yang diperoleh diinterpretasikan dengan menghubungkan antar aspek dalam bentuk deskripsi ringkas untuk tiap-tiap tindakan, kemudian dikategorisasikan. Siswa dapat dikategorikan aktif dan tuntas apabila rata-rata pengamatan aktivitas dan hasil belajar mencapai rata-rata >60%.

F. Validasi Data

Setelah dikategorisasikan data-data yang diperoleh, kemudian divalidasi melalui triangulasi, member check, audit Trail dan exspert opinion, menurut Hopkins (1993), sebagai berikut:

a. Triangulasi dilakukan untuk memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan dari sumber lain yaitu observer untuk memperoleh keterpercayaan yang maksimal .

b. Member Check dilakukan untuk meninjau kembali kebenaran dan kesakhihan data dengan mengkonfirmasikan kepada sumber data yaitu guru dan siswa dengan refleksif di setiap akhir kegiatan.

(23)

d. Expert Opinion dilakukan dengan mengkonsultasikan temuan kepada para ahli dan pembimbing untuk memperoleh arahan agar validasi temuan dapat dipertanggungjawabkan.

G. Inter Pretasi Data

Hasil temuan dalam penelitian diinterpretasikan secara teoritik sehingga diperoleh kerangka referensi yang bermakna.

Menafsirkan data menurut Zuber-Skerrit (1992) ada lima yaitu:

a. Diskusi yang berlangsung setelah siklus tindakan selama penelitan sudah mengandung penafsiran data, yang dibahas dan dikonfirmasikan dengan guru lain sebagai observer.

b. Unsur falsifikasi terdapat dalam kepedulian yang diungkapkan dalam perkembangan aktual di bidang profesi yang terjadi di lembaganya.

c. Implikasi atau dampak pengaruh dari penelitian ini terhadap kemajuan siswa di babas dan disimpulkan dalam diskusi.

d. Kesadaran akan perubahan dan permasalahan yang timbul didiskusikan sesama rekan guru sebagai mitra dalam diskusi.

(24)

1

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan hasil penelitian tindakan kelas yang telah peneliti lakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penggunaan metode kerja kelompok dalam pembelajaran IPS menggunakan alat bantu berupa peta dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa Kelas IV SDN 3 Sukajawa Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011. Penggunaan alat bantu akan mempermudah siswa dalam pemahaman dan mengingat materi yang diajarkan, serta kerja kelompok dapat membantu siswa dalam berinteraksi sehingga dalam pembelajaran terdapat siswa yang tidak tahu, maka teman sekelompok dapat member tahunya.

2. Penggunaan metode kerja kelompok dalam pembelajaran IPS menggunakan metode belajar kelompok, dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas IV SDN 3 Sukajawa Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011. Alat bantu berupa peta membuat siswa lebih mudah dalam belajar dan menjawab soal-soal IPS yang mengenai peta sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih baik dan lebih bagus.

B. Saran

(25)

2

Penggunaan metode kerja kelompok dengan menggunakan peta, dapat digunakan dalam setiap pembelajaran yang lainnya guna meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa SDN 3 Sukajawa Bandar Lampung.

2.Guru

Guru dalam menyelenggarakan pembelajaran disarankan menggunakan sistem Belajar Kelompok.

3.Sekolah

(26)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN PETA

MELALUI METODE KERJA KELOMPOK DI KELAS IV SDN 3 SUKAJAWA BANDAR LAMPUNG

( Skripsi )

OLEH :

Hj. Erfayeti

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(27)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 21 Desember 1958 di Padang Panjang. Merupakan anak keempat dari enam bersaudara dari pasangan Alm. Bapak Azis Dt Rajo Penghulu dan Alm Ibu Gusnah.

Pendidikan yang pernah dijalani:

1. SD Negeri 15 Tanjung Karang Barat Bandar lampung pada tahun 1971. 2. PGAN 4 Tahun Tanjung Karang pada tahun 1975.

3. PGAN 6 Tahun Tanjung Karang pada tahun 1978. 4. DII IAIN Raden Intan pada tahun 1995.

(28)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

RIWAYAT HIDUP ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR . ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar BelakangMasalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Perumusan Masalah... 6

D. Pemecahan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Pembelajaran Peta ... 8

B. Pembelajaran Metode Kerja Kelompok ... 10

C. Ilmu Pengetahuan Sekolah Dasar ( SD ) ... 14

D. Aktivitas Belajar ... 15

E. Hasil Belajar Siswa... 15

(29)

BAB III. METODE PENELITIAN ... 16

A. Pendekatan Penelitian ... 16

B. Prosedur Penelitian ... 17

C. Setting Penelitian ... 20

D. Teknik Pengumpulan Data ... 20

E. Teknik Analisis Data... 21

F. Validasi Data ... 21

G. Inter Pretasi Data... 22

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 23

A. Pelaksanaan Penelitian ... 23

1. Deskripsi Awal... 23

2. Refleksi Awal... 23

3. Hasil Belajar Pra Penelitian ... 24

B. Siklus Penelitian... 25

1. Siklus Ke 1 ... 25

a. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa ... 27

b. Perbandingan Aktivitas ... 28

c. Hasil Belajar Siswa ... 29

d. Perbandingan Hasil ... 30

2. Siklus Ke 2 ... 31

a. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa ... 32

b. Perbandingan Aktivitas ... 33

(30)

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-Nya Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “ Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pelajaran IPS dengan menggunakan Peta, Melalui Metode

Kerja Kelompok Di Kelas IV SDN 3 Sukajawa Bandar Lampung “ ini dengan baik sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah meberikan bantuan, dukungan, dan bimbingan selama menyelesaikan tugas dan laporan kegiatan ini,terutama kepada :

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si, sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Syaifuddin Latif, M.Pd. sebagai Ketua Program Studi S1 Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Lapangan, yang selalu sabar membimbing penulis selama melaksanakan penelitian.

3. Bapak Drs. Baharudin Risyak M.Pd selaku penguji yang selalu sabar.

4. Bapak dan Ibu Dosen Pengampuh Program S1 Dalam Jabatan yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis menuntut ilmu pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Siti Paringsih, M.Pd. Selaku Kepala Sekolah SD Negeri 3 Sukajawa.

6. Teman sejawat beserta Dewan guru dan staf tata usaha di SD Negeri 3 Sukajawa yang telah membantu selama melaksanakan PPL di sekolah.

(31)

8. Serta rekan-rekan mahasiswa, khususnya rekan seperjuangan yang telah memberikan dorongan moril.

Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan imabalan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari didalam Hasil Tulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sanagt penulis harapkan guna perbaikan dimasa yang akan datang.

Bandar Lampung, Januari 2012

Hj. Erfayeti

(32)

Motto

Teman,… Burung tak pernah diajari untuk terbang dan ikan tak pernah

belajar untuk berenang. Semuanya alami. Semua berasal dari naluri.

Hal itu akan hadir dari pada setiap makhluk yang percaya akan kebesaran

(33)

PENGESAHAN

1. Tim Penguji

Penguji : Drs. Syaifuddin Latif, M.Pd . . .

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Baharuddin Risyak. M.Pd . . .

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 196003151985031003

(34)

Judul Skripsi : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPS DENGAN

MENGGUNAKAN PETA, MELALUI METODE KERJA KELOMPOK DI KELAS IV SD NEGERI 3 SUKAJAWA BANDAR LAMPUNG

Nama Mahasiswa : Hj. ERFAYETI

Nomor Induk Mahasiswa : 1013069052

Program Studi : S1 Dalam Jabatan

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Bandar Lampung, Januari 2012

Dosen Pembahas Dosen Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak. M.Pd Drs. Syaifuddin Latif. M.Pd

Gambar

Gambar 3.1 Bagan Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 3.1 Kompetensi Dasar dan Sikius Penelitiian

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan penguasaan konsep pengikhtisaran siklus akuntansi perusahaan dagang antar model pembelajaran dan antar kemampuan awal siswa

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan berkah, rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menggetahui hak-hak dan konsekuensi hukum bagi seorang yang telah di putus lepas dari segala tuntutan dan

Pengujian kuat geser balok dilakukan pada balok berukuran 20 cm x 25 cm x 160 cm dengan dua buah konfigurasi pemasangan tulangan geser, yaitu pemasangan tulangan geser vertikal

Namun tidak berarti bahwa dengan rasionalitasnya , suara hati dan segenap pandangan moralnya harus dibuktikan terlebih dahulu, melainkan kita harus terbuka bagi setiap argumen

However, the current later ISO 19130 draft uses the term “geopositioning”, and gives “georeferencing” a meaning limited to approximate correspondence sensor models.frequently used

Permasalahan lingkungan di Indonesia seperti yang dihadapi di DAS Ciliwung secara garis besar meliputi: meningkatnya banjir dan kekeringan, baik volume maupun

Keragaan dan zimogram hasil analisis isoenzim ditampilkan pada Gambar 3, dan hasil analisis komponen utama ini dipetakan pads Gambar 4, yang mengelompokkan aksesi pamelo atas