• Tidak ada hasil yang ditemukan

nn

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "nn"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

124

VIII.

SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI

PERUSAHAAN

A.

Bentuk Perusahaan

Perusahaan adalah suatu unit kegiatan ekonomi yang diorganisasikan dan dioperasikan untuk menyediakan barang dan jasa bagi konsumen agar memperoleh keuntungan. Bila dilihat dari tanggung jawab pemiliknya, maka perusahaan atau badan usaha dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Perusahaan Perseorangan

Perusahaan Perseorangan yaitu badan usaha yang didirikan, dimiliki, dan dimodali oleh satu orang. Pemilik juga bertindak sebagai pemimpin. Pemilik bertanggung jawab penuh atas segala hutang/kewajiban perusahaan dengan seluruh hartanya, baik yang ditanamkan pada perusahaan maupun harta pribadinya.

2. Perusahaan Firma

(2)

125 3. Perusahaan Komanditer

Perusahaan Komanditer yaitu badan usaha yang didirikan oleh dua orang atau lebih dimana sebagian anggotanya duduk sebagai anggota aktif dan sebagian yang lain sebagai anggota pasif. Anggota aktif yaitu anggota yang bertugas mengurus, mengelola, dan bertanggung jawab atas maju mundurnya perusahaan. Anggota aktif bertanggung jawab penuh atas kewajiban perusahaan dengan seluruh harta bendanya, baik yang ditanamkan pada perusahaan maupun harta pribadinya. Sedangkan anggota pasif yaitu anggota yang hanya berperan memasukkan modalnya ke perusahaan.

4. Perseroan Terbatas (PT)

Perseroan Terbatas yaitu badan usaha yang modalnya didapatkan dari penjualan saham. Saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan atau PT. Setiap pemegang saham memiliki tanggung jawab pada sejumlah modal yang ditanamkan pada perusahaan dan setiap pemegang saham adalah pemilik perusahaan sedangkan pengurus perusahaan adalah direksi beserta stafnya yang diawasi oleh dewan komisaris.

Bentuk perusahaan yang dipakai untuk mendirikan Pabrik Precipitated Calcium Carbonate adalah:

 Bentuk perusahaan : Perseroan Terbatas (PT)

(3)

126 Alasan dipilihnya bentuk Perseroan Terbatas berdasarkan atas beberapa faktor:

1. Mudah mendapatkan modal dengan menjual saham perusahaan.

2. Tanggung jawab pemegang saham terbatas sehingga kelancaran produksi hanya dipegang oleh pimpinan perusahaan.

3. Pemilik dan pengurus perusahaan terpisah satu sama lain.

4. Lapangan usaha lebih luas karena suatu PT dapat menarik modal yang sangat besar dari masyarakat sehingga dengan modal ini PT dapat memperluas usaha sehingga kelangsungan hidup perusahaan lebih terjamin, karena tidak terpengaruh dengan berhentinya pemegang saham, Manager beserta staff-nya dan karyawan perusahaan.

5. Kepemilikan dapat berganti-ganti dengan jalan memindahkan hak milik dengan cara menjual saham kepada orang lain.

6. Efisiensi dari manajemen. Para pemegang saham dapat memilih orang yang ahli sebagai Dewan Komisaris dan Manager yang cakap dan berpengalaman.

B. Struktur Organisasi Perusahaan

Salah satu faktor yang menunjang kemajuan perusahaan adalah struktur organisasi yang terdapat dan dipergunakan oleh perusahaan tersebut. Manfaat adanya struktur organisasi sebagai berikut :

a. Menjelaskan dan menjernihkan persoalan mengenai pembatasan tugas, tanggung jawab, wewenang dan lain-lain.

(4)

127 c. Penempatan pegawai yang lebih tepat.

d. Penyusunan program pengembangan manajemen.

e. Mengatur kembali langkah kerja dan prosedur kerja yang berlaku bila terbukti kurang lancar.

Berdasarkan pedoman tersebut maka untuk memperoleh struktur organisasi yang baik di Pabrik Precipitated Calcium Carbonate, maka dipilih sistem Line and Staff. Pada sistem ini, garis kekuasaan lebih sederhana dan praktis. Demikian pula dalam pembagian tugas kerja seperti yang terdapat dalam sistem organisasi fungsional, sehingga seorang karyawan hanya akan bertanggung jawab pada seorang atasan saja. Bagan struktur organisasi dapat dilihat pada Gambar 8.1.

Pemegang saham sebagai pemilik perusahaan dalam pelaksanaan tugas sehari-harinya diwakili oleh Dewan Komisaris, sedangkan tugas untuk menjalankan perusahaan dilaksanakan Direktur Utama dibantu oleh Direktur Teknik dan Produksi serta Direktur Keuangan dan Umum, dimana Direktur Produksi membawahi bagian teknik dan produksi. Sedangkan Direktur Keuangan dan Umum membawahi bagian pemasaran, keuangan dan umum. Masing-masing Kepala Bagian akan membawahi beberapa seksi yang dikepalai oleh Kepala Seksi dan masing-masing seksi akan membawahi dan mengawasi para karyawan perusahaan pada masing-masing bidangnya.

(5)

128 `

Gambar 8.1. Struktur organisasi perusahaan

Staf Ahli

Manager Personalia dan Umum

Manager Keuangan Manager

(6)

124 C. Tugas dan Wewenang

1. Pemegang Saham

Pemegang saham adalah beberapa orang yang mengumpulkan modal untuk kepentingan pendirian dan berjalannya operasi perusahaan tersebut. Kekuasaan tertinggi pada perusahaan yang mempunyai bentuk Perseroan Terbatas (PT) adalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pada RUPS tersebut para pemegang saham berwenang :

b. Mengangkat dan memberhentikan Dewan Komisaris. c. Mengangkat dan memberhentikan Dewan Direksi.

d. Mengesahkan hasil-hasil serta neraca perhitungan untung-rugi tahunan dari perusahaan.

2. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris merupakan pelaksana tugas sehari-hari dari pemilik saham, sehingga Dewan Komisaris akan bertanggung jawab terhadap pemilik saham.

Tugas-tugas Dewan Komisaris meliputi :

a. Menilai dan menyetujui rencana Direksi tentang kebijaksanaan umum, target perusahaan, alokasi sumber-sumber dana dan pengarahan pemasaran.

b.Mengawasi tugas-tugas direktur.

(7)

125 3. Dewan Direksi

a. Direktur Utama

Direktur Utama merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap maju mundurnya perusahaan. Direktur Utama bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris atas segala tindakan dan kebijaksanaan yang diambil sebagai pimpinan perusahaan. Direktur Utama membawahi Direktur Teknik dan Produksi dan Direktur Keuangan dan Umum.

Tugas Direktur Utama antara lain :

 Melaksanakan kebijakan perusahaan dan mempertanggung jawabkan pekerjaannya pada pemegang saham pada akhir masa jabatannya.

 Menjaga stabilitas organisasi perusahaan dan membuat kontinuitas hubungan yang baik antara pemilik saham, pimpinan, konsumen dan karyawan.

 Mengangkat dan memberhentikan Kepala Bagian dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

 Mengkoordinir kerjasama dengan Direktur Teknik dan Produksi serta Direktur Keuangan dan Umum.

b. Direktur

(8)

126 terdiri dari direktur Teknik dan Produksi, serta Direktur Keuangan dan Umum yang bertanggung jawab kepada Direktur Utama.

Tugas Direktur Teknik dan Produksi antara lain :

 Bertanggung jawab kepada Direktur Utama dalam bidang produksi dan teknik

 Mengkoordinir, mengatur dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan

Manager yang menjadi bawahannya.

Tugas Direktur Keuangan dan Umum antara lain :

 Bertanggung jawab kepada Direktur Utama dalam bidang keuangan, pemasaran dan pelayanan umum.

 Mengkoordinir, mengatur dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan

Manager yang menjadi bawahannya. c. Staff Ahli

Staff ahli terdiri dari tenaga-tenaga ahli yang bertugas membantu

Manager dalam menjalankan tugasnya baik yang berhubungan dengan teknik maupun administrasi. Staff ahli bertanggung jawab kepada Direktur Utama.

Tugas dan wewenang Staff Ahli meliputi :

 Memberikan nasehat dan saran dalam perencanaan pengembangan perusahaan.

(9)

127 d. Manager

Secara umum tugas Manager adalah mengkoordinir, mengatur dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh kepala-kepala bagian dalam membawahi seksi yang dipimpinnya, sesuai dengan garis komando yang diberikan oleh Direktur Perusahaan. Manager terdiri dari Manager Teknik dan Produksi, Manager Pemasaran dan Distribusi, Manager Personalia dan Umum serta Manager Keuangan.

e. Kepala Bagian

Secara umum tugas Kepala Bagian adalah mengkoordinir, mengatur dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan dalam lingkungan bagiannya sesuai dengan garis-garis yang diberikan oleh pimpinan perusahaan. Kepala Bagian bertanggung jawab kepada Manager sesuai dengan bagiannya masing-masing. Kepala Bagian terdiri dari :

1) Kepala Bagian Produksi

Bertanggung jawab kepada Manager Teknik dan Produksi dalam bidang mutu dan kelancaran produksi. Kepala Bagian Produksi membawahi :

a. Seksi Proses

Tugas Seksi Proses meliputi :

 Menjalankan tindakan seperlunya pada peralatan produksi yang mengalami kerusakan, sebelum diperbaiki oleh seksi yang berwenang.

(10)

128 b. Seksi Utilitas

Tugas Seksi Utilitas adalah melaksanakan dan mengatur sarana utilitas untuk memenuhi kebutuhan proses, air, steam,

refrigerant, udara instrument dan tenaga listrik. c. Seksi Quality Control

Tugas Seksi Quality Control yaitu :

 Menangani hal-hal yang dapat mengancam keselamatan kerja dan mengurangi potensi bahaya yang ada.

 Mengawasi dan menganalisa mutu bahan baku dan pembantu.

 Mengawasi dan menganalisa produk serta buangan pabrik. d. SeksiPenyimpanan

Tugas seksi penyimpanan adalah bertanggungjawab menjaga area storage bahan baku dan produk pada unit proses

2) Kepala Bagian Teknik

Tugas Kepala Bagian Teknik antara lain :

 Bertanggung jawab kepada Manager teknik dan produksi.  Mengkoordinir kepala-kepala seksi yang menjadi bawahannya. Kepala Bagian Teknik membawahi :

a. Seksi Pemeliharaan

Tugas Seksi Pemeliharaan meliputi :

(11)

129 b. Seksi Penelitian dan Pengembangan (Litbang)

Tugas dan wewenang Litbang adalah :

 Mempertinggi mutu suatu produk dan mengadakan pemilihan pemasaran produk ke suatu tempat.

 Memperbaiki proses dari pabrik/perencanaan alat untuk pengembangan produksi.

 Mempertinggi effisiensi kerja. 3) Kepala Bagian Pemasaran

Kepala Bagian Pemasaran bertanggung jawab kepada Manager

Pemasaran dan Produksi dalam bidang pemasaran hasil produksi. Kepala Bagian Pemasaran membawahi :

a. Seksi Pemasaran

Tugas Seksi Pemasaran antara lain merencanakan strategi penjualan hasil produksi

4) Kepala Bagian Distribusi

Kepala Bagian Distribusi bertanggung jawab kepada Manager

Pemasaran dan Produksi dalam bidang distribusi hasil produksi. Kepala Bagian Distribusi membawahi :

a. Seksi Distribusi

Tugas Seksi Distribusi antara lain :

(12)

130 5) Kepala Bagian Keuangan

Kepala Bagian Keuangan bertanggung jawab kepada Manager

Keuangan dalam bidang administrasi dan keuangan. Kepala Bagian Keuangan membawahi :

a. Seksi Keuangan

Tugas Seksi Keuangan adalah membuat budgeting anggaran keuangan, mengadakan evaluasi dari arus keuangan (untung rugi perusahaan), mengamankan uang perusahaan, menangani upah karyawan, membuat prediksi keuangan masa depan. 6) Kepala Bagian Akunting

Kepala Bagian Akunting bertanggung jawab kepada Manager

Keuangan dalam bidang akunting perusahaan. Kepala Bagian Akunting membawahi :

a. Seksi Akunting

 Membuat pembukuan laporan keuangan neraca peruahaan.  Melakukan pencatatan hutang piutang perusahaan.

 Penanganan pajak perusahaan.

 Melakukan perhitungan arus kas, laba dan rugi perusahaan. 7) Kepala Bagian Pengadaan

Kepala Bagian Pengadaan bertanggung jawab kepada Manager

(13)

131 8) Kepala Bagian Personalia

Kepala Bagian Personalia bertanggung jawab kepada Manager

Personalia dan Umum dalam bidang kepegawaian, Pusdiklat, dan Humas . Kepala Bagian Umum membawahi :

a. Seksi Kepegawaian

Tugas Seksi kepegawaian antara lain :

 Membina tenaga kerja dan menciptakan suasana kerja yang sebaik mungkin antara pekerja dan pekerjaannya serta lingkungannya supaya tidak terjadi pemborosan waktu dan biaya.

 Mengusahakan disiplin kerja yang tinggi dalam menciptakan kondisi kerja yang dinamis.

 Melaksanakan hal-hal yang berhubungan dalam kesejahteraan karyawan.

b. Seksi Humas

Tugas Seksi Humas adalah mengatur hubungan perusahaan dengan masyarakat luar.

c. Seksi Pusdiklat (Pusat Pendidikan dan Latihan) Tugas Seksi Pusdiklat antara lain:

(14)

132  Perumusan, pengevaluasian identifikasi indikator kinerja

utama

 Pelaksanaan hubungan kerja sama dibidang pendidikan dan pelatihan

9) Kepala Bagian Umum

Kepala Bagian Umum bertanggung jawab kepada Manager

Personalia dan Umum. Kepala bagian umum membawahi seksi rumah tangga, seksi keamanan, seksi kebersihan, seksi kesehatan dan seksi transportasi perusahaan.

f. Kepala Seksi

Kepala Seksi adalah pelaksana pekerjaan dalam lingkungan bidangnya sesuai dengan rencana yang telah diatur oleh Kepala Bagian masing-masing agar diperoleh hasil maksimum dan efektif selama berlangsungnya proses produksi. Setiap Kepala Seksi bertanggung jawab terhadap kepala bagiannya masing-masing sesuai dengan seksinya.

(15)

133 D. Status Karyawan dan Sistem Penggajian

Pada pabrik Precipitated Calcium Carbonate ini sistem penggajian karyawan berbeda-beda tergantung pada status karyawan, kedudukan, tanggung jawab dan keahlian.

1. Status Karyawan a. Karyawan Tetap

Yaitu karyawan yang diangkat dan diberhentikan dengan SK Direksi dan mendapat gaji bulanan sesuai dengan kedudukan, keahlian dan masa kerja.

b. Karyawan Harian

Yaitu karyawan yang diangkat dan diberhentikan dengan SK Direksi dan mendapat upah harian yang dibayar tiap akhir pekan.

c. Karyawan Borongan

Yaitu karyawan yang digunakan oleh pabrik bila diperlukan saja. Karyawan ini menerima upah borongan untuk suatu perusahaan.

2. Penggolongan dan Gaji a. Gaji bulanan

Gaji ini diberikan kepada karyawan tetap. Besarnya gaji sesuai dengan peraturan perusahaan.

b. Gaji harian

(16)

134 Gaji ini diberikan kepada karyawan yang bekerja melebihi jam kerja

yang telah ditetapkan. Besarnya sesuai dengan peraturan perusahaan.

E. Pembagian Jam Kerja Karyawan

Pabrik Precipitated Calcium Carbonate direncanakan beroperasi 330 hari selama satu tahun dan 24 jam perhari. Sisa hari yang bukan hari libur digunakan untuk perbaikan atau perawatan dan shutdown. Sedangkan pembagian jam kerja karyawan digolongkan dalam 2 golongan, yaitu :

1. Karyawan Non-Shift

Karyawan non-shift adalah para karyawan yang tidak menangani proses produksi secara langsung. Termasuk karyawan non-shift yaitu Direktur,

Staff Ahli, Kepala Bagian, Kepala Seksi serta bawahan yang berada di kantor. Karyawan non-shift dalam satu minggu akan bekerja selama 6 hari dengan pembagian jam kerja sebagai berikut :

Jam kerja :

 Hari Senin - Jumat : jam 07.00 - 15.00  Hari Sabtu : jam 07.00 - 12.00 Jam istirahat :

 Hari Senin – Kamis : jam 12.00 – 13.00  Hari Jumat : jam 11.30 – 13.00

2. Karyawan Shift

(17)

135 mempunyai hubungan dengan masalah keamanan dan kelancaran produksi. Yang termasuk Karyawan Shift antara lain karyawan unit proses, utilitas, laboratorium, sebagian dari bagian teknis, bagian gudang dan bagian-bagian yang harus selalu siaga untuk menjaga keselamatan serta keamanan pabrik.

Para karyawan shift akan bekerja bergantian sehari semalam, dengan pengaturan sebagai berikut :

Karyawan Produksi dan Teknik :

Shift pagi : jam 07.00 – 15.00  Shift siang : jam 15.00 – 23.00  Shift malam : jam 23.00 – 07.00

Karyawan Keamanan :

Shift pagi : jam 06.00 – 14.00  Shift siang : jam 14.00 – 22.00  Shift malam : jam 22.00 – 06.00

(18)

136 Tabel 8.1. Jadwal kerja masing-masing regu

Tanggal seperti hari pertama, maka waktu siklus selama 13 hari.

Kelancaran produksi dari suatu pabrik sangat dipengaruhi oleh faktor kedisplinan karyawannya. Untuk itu kepada seluruh karyawan diberlakukan absensi dan masalah absensi ini akan digunakan pimpinan perusahaan sebagai dasar dalam mengembangkan karir para karyawan dalam perusahaan.

F. Jumlah Tenaga Kerja

(19)

137

Precipitated Calcium Carbonate ini disusun berdasarkan tingkat kedudukan dan jenjang pendidikan dalam organisasi (Tabel 8.3). Untuk menentukan jumlah karyawan pabrik pembuatan sodium nitrat yang berkapasitas 50.000 ton/tahun, digunakan literatur (Ulrich, 1984) Tabel 6-2. hal 329. Jumlah karyawan harus ditentukan dengan tepat dengan cara menghitung jumlah karyawan proses per unit regu, dan rincian karyawan yang lain ditentukan, sehingga semua jumlah operator yang bekerja di pabrik Precipitated Calcium Carbonate terdapat di Tabel 8.2 di bawah ini.

Tabel 8.2 Jumlah Operator Berdasarkan Jenis Alat

Alat Jumlah Alat Operator/alat/shift

Rotary kiln 1 0,3

Water Demineralizers 1 0,5

Mechanical refrigeration unit 1 0,5

Total 13 (7 operator proses + 6 operator utilitas)

(20)

138 Rincian Penggolongan tenaga kerja yang bekerja di pabrik Precipitated

Calcium Carbonate adalah sbb :

Tabel 8.3. Penggolongan jumlah tenaga kerja

Jabatan Jenjang Pendidikan Jumlah

Dewan Komisaris S1-S3 1

Utilitas & Proses SMU-S1 52

(21)

139 G. Kesejahteraan Karyawan

Salah satu faktor dalam meningkatkan efektifitas kerja pada perusahaan ini adalah kesejahteraan bagi karyawan. Kesejahteraan karyawan yang diberikan oleh perusahaan pada karyawan antara lain berupa :

1. Tunjangan

a) Tunjangan berupa gaji pokok yang diberikan berdasarkan golongan karyawan yang bersangkutan.

b) Tunjangan jabatan diberikan berdasarkan jabatan yang dipegang. c) Tunjangan lembur yang diberikan kepada karyawan yang bekerja

diluar jam kerja berdasarkan jumlah jam kerja. d) Cuti

 Cuti tahunan diberikan kepada setiap karyawan selama 12 hari kerja dalam 1 tahun.

 Cuti sakit diberikan kepada karyawan yang menderita sakit berdasarkan keterangan dokter.

e) Pakaian Kerja

Pakaian kerja diberikan kepada setiap karyawan sejumlah 3 pasang. f) Pengobatan

 Biaya pengobatan bagi karyawan yang menderita sakit yang diakibatkan oleh kerja ditanggung perusahaan sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

(22)

140 Asuransi tenaga kerja diberikan oleh perusahaan bila karyawannya lebih dari 10 orang atau dengan gaji karyawan Rp. 1.000.000,00 per bulan.

2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Kegiatan yang dilakukan dalam rangka kesehatan dan keselamatan kerja antara lain : mengawasi keselamatan jalannya operasi proses, bertanggung jawab terhadap alat-alat keselamatan kerja, bertindak sebagai instruktur

safety, membuat rencana kerja pencegahan kecelakaan, membuat prosedur darurat agar penanggulangan kebakaran dan kecelakaan proses berjalan dengan baik, mengawasi kuantitas dan kualitas bahan buangan pabrik agar tidak berbahaya bagi lingkungan.

Pelaksanaan tugas dalam kesehatan dan keselamatan kerja berdasarkan :  UU No. 1/1970

Menangani keselamatan kerja karyawan yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja.

 UU No. 2/1951

Mengenai ganti rugi akibat kecelakaan kerja yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja.

 PP No. 4/1982

(23)

141  PP No. 29/1986

Mengenai ketentuan AMDAL yang dikeluarkan oleh Menteri Negara Kelestarian Lingkungan Hidup.

Dalam proses produksi, Pabrik Precipitated Calcium Carbonate ini menggunakan bahan baku utama dan bahan baku penunjang yang mempunyai karakter berbeda-beda. Beberapa karakter tersebut berpotensi menimbulkan bahaya. Karena itu diperlukan usaha-usaha khusus agar keamanan dan keselamatan kerja terjamin. Pengetahuan dan peraturan keamanan dan keselamatan kerja diinformasikan secara intensif kepada para karyawan dan setiap orang yang berada di lingkungan pabrik. Tim khusus dibentuk untuk menangani masalah keamanan dan keselamatan kerja. Beberapa hal penting mengenai keamanan dan keselamatan kerja di Pabrik Precipitated Calcium Carbonate ini :

a. Perusahaan bertanggung jawab terhadap keamanan dan keselamatan kerja di lingkungan Pabrik Precipitated Calcium Carbonate ini.

b.Perusahaan menyediakan perlengkapan perlindungan kerja sesuai kebutuhan.

c. Perusahaan mengikutsertakan seluruh karyawan dalam program JAMSOSTEK sebagaimana tercantum dalam UU No.3/1992.

d.Perusahaan memasang rambu-rambu tanda bahaya dan menyusun petunjuk praktis dalam menangani suatu kecelakaan.

Ada beberapa bahaya yang dapat terjadi di lingkungan Pabrik

(24)

142 kebakaran. Ada 3 unsur utama yang terlibat dalam proses pembakaran, yaitu bahan bakar, udara, dan panas (berperan sebagai pemicu awal kebakaran). Agar tidak terjadi kebakaran, unsur panas yang harus ditiadakan di lingkungan pabrik, terutama di daerah-daerah yang berpotensi timbul api. Beberapa unsur penyebab timbulnya panas adalah percikan api, nyala api (seperti pemantik dan korek api), listrik, gesekan, dan matahari.

Dalam usahanya mencegah bahaya, Pabrik Precipitated Calcium Carbonate ini telah membuat peraturan tentang keamanan dan keselamatan kerja. Setiap orang yang akan memasuki lingkungan pabrik

Precipitated Calcium Carbonate ini, khususnya daerah plant, diwajibkan memakai perlengkapan keselamatan seperti helm, safety glass, dan safety shoes. Bagi pegawai, pemakaian perlengkapan keselamatan tambahan seperti ear plug, sarung tangan, face shield, chemical suite, dan chemical pant jika bekerja di lingkungan yang mewajibkannya. Sarung tangan disesuaikan dengan kebutuhan. Sarung tangan katun digunakan jika bekerja dengan benda licin, chemical glove digunakan jika bekerja dengan bahan kimia, rubber glove digunakan jika bekerja dengan listrik, asbes glove digunakan jika pekerjaannya melibatkan panas, dan welder atau

ladder glove dipakai jika hendak menangani benda-benda tajam dan percikan api.

(25)

143 meminimalisasi timbulnya bahaya yang mungkin timbul di lingkungan kerjanya.

Izin-izin kerja yang terdapat di pabrik Precipitated Calcium Carbonate ini adalah :

1.Cold work permit, merupakan izin untuk bekerja di lingkungan yang tidak menimbulkan api dan panas, termasuk alat-alat yang digunakan. 2.Hot work permit, merupakan izin untuk bekerja di lingkungan yang

menggunakan api atau panas.

3.Confined space entry permit, merupakan izin untuk bekerja di ruang tertutup. Sebelumnya dilakukan pengujian terhadap kandungan gas-gas berbahaya kadar oksigen dalam ruang tersebut.

4.Excavation work permit, merupakan izin untuk melakukan penggalian di lingkungan pabrik dengan kedalaman minimal 1,5 m dari permukaan tanah. Sebelum melakukan penggalian, pekerja harus memastikan ada tidaknya pipa bawah tanah di dalam daerah yang akan digali dengan membaca skema pabrik.

5.Electrical work permit, merupakan izin untuk melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan instalasi listrik yang terpasang di pabrik.

(26)

144 Selain itu, dilarang membawa peralatan elektronika yang tidak explosion prove (seperti handphone, kamera, dan lain-lain). Apabila terjadi kecelakaan, korban yang sakit harus dibawa ke klinik pabrik Sodium nitrat ini, sebelum dibawa ke rumah sakit atau sarana kesehatan lain di luar lingkungan pabrik.

Dalam lingkungan pabrik terdapat divisi khusus yang disebut emergency response team. Divisi ini terdiri dari personil-personil fire safety, operasi keamanan, dan tim kesehatan. Pada saat terjadi keadaan yang membahayakan, semua orang akan dipindahkan ke daerah evakuasi. Jika setelah didata ada orang yang hilang, divisi ini akan mencari orang yang hilang tersebut. Dalam lingkungan pabrik terdapat alarm dan beberapa alat dilengkapi dengan automatic shutdown system untuk mengantisipasi meluasnya bahaya.

H. Manajemen Produksi

(27)

145 meningkatnya kegiatan produksi maka selayaknya untuk diikuti dengan kegiatan perencanaan dan pengendalian agar dapat dihindarkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang tidak terkendali.

Perencanaan ini sangat erat kaitannya dengan pengendalian, dimana perencanaan merupakan tolak ukur bagi kegiatan operasional, sehingga penyimpangan yang terjadi dapat diketahui dan selanjutnya dikendalikan ke arah yang sesuai.

1. Perencanaan Produksi

Dalam menyusun rencana produksi secara garis besar ada dua hal yang perlu dipertimbangkan yaitu faktor eksternal dan internal. Yang dimaksud faktor eksternal adalah faktor yang menyangkut kemampuan pasar terhadap jumlah produk yang dihasilkan, sedang faktor internal adalah kemampuan pabrik.

a. Kemampuan Pasar

Dapat dibagi menjadi dua kemampuan :

1) Kemampuan pasar lebih besar dibandingkan kemampuan pabrik, maka rencana produksi disusun secara maksimal.

2) Kemampuan pasar lebih kecil dibandingkan kemampuan pabrik Ada tiga alternatif yang dapat diambil, yaitu :

 Rencana produksi sesuai dengan kemampuan pasar atau produksi diturunkan sesuai dengan kemampuan pasar, dengan mempertimbangkan untung dan rugi.

(28)

146  Mencari daerah pemasaran lain dengan menggunakan

fasilitas-fasilitas pemasaran yang mudah diakses seperti menggunakan e-bussines.

b. Kemampuan Pabrik

Pada umumnya kemampuan pabrik ditentukan oleh beberapa faktor antara lain :

1) Material (bahan baku)

Dengan pemakaian yang memenuhi kualitas dan kuantitas maka akan mencapai target produksi yang diinginkan.

2) Manusia (tenaga kerja)

Kurang terampilnya tenaga kerja akan menimbulkan kerugian pabrik, untuk itu perlu dilakukan pelatihan atau training pada karyawan agar keterampilan meningkat.

3) Mesin (peralatan)

Ada dua hal yang mempengaruhi kehandalan dan kemampuan peralatan, yaitu jam kerja mesin efektif dan kemampuan mesin. Jam kerja mesin efektif adalah kemampuan suatu alat untuk beroperasi pada kapasitas yang diinginkan pada periode tertentu. Kemampuan mesin adalah kemampuan suatu alat dalam proses produksi.

2. Pengendalian Produksi

(29)

147 standar dan jumlah produksi yang sesuai dengan rencana serta waktu yang tepat sesuai jadwal. Untuk itu perlu dilaksanakan pengendalian produksi sebagai berikut :

a. Pengendalian kualitas

Penyimpangan kualitas terjadi karena mutu bahan baku jelek, kesalahan operasi dan kerusakan alat. Penyimpangan dapat diketahui dari hasil monitor/analisa pada bagian laboratorium pemeriksaan. b. Pengendalian kuantitas

Penyimpangan kuantitas terjadi karena kesalahan operator, kerusakan mesin, keterlambatan pengadaan bahan baku, perbaikan alat terlalu lama dll. Penyimpangan tersebut perlu diidentifikasi penyebabnya dan diadakan evaluasi. Selanjutnya diadakan perencanaan kembali sesuai dengan kondisi yang ada.

c. Pengendalian waktu

Untuk mencapai kuantitas tertentu perlu adanya waktu tertentu pula. d. Pengendalian bahan proses

(30)

118

VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK

A. LOKASI PABRIK

Lokasi pabrik sangat mempengaruhi kemajuan dan kelangsungan dari suatu industri. Penentuan lokasi pabrik yang tepat dapat menekan biaya produksi dan dapat memberikan keuntungan-keuntungan lain. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam penentuan lokasi pabrik, antara lain : 1. Penyediaan bahan baku

2. Tenaga kerja 3. Utilitas 4. Pemasaran 5. Transportasi

6. Keadaan iklim dan tanah 7. Pengolahan limbah industri

Berdasarkan faktor-faktor tersebut diatas, maka pabrik Precipitated Calcium Carbonate ( PCC )ini direncanakan berlokasi di daerah Kawasan Industri Baturaja Palembang, Sumatera Selatan.

1. Penyediaan Bahan Baku

Sumber bahan baku utama berupa batu kapur dan gas CO2. Batu kapur

(31)

119 terdapat di Dusun Sukajadi Baturaja, Palembang.Dengan potensi cadangan 38.250.000 metrik ton batu kapur (www.palembang.go.id). Dan gas CO2

diperoleh dari reaksi kalsinasi di Rotary Kiln.

2. Tenaga Kerja

Sumber tenaga kerja di daerah ini cukup banyak dan dapat diperoleh dengan mudah, karena lokasinya yang terletak di kawasan industri, baik tenaga berpendidikan tinggi, menengah maupun tenaga kerja terampil serta tenaga engineer. Penerimaan tenaga kerja untuk pabrik Precipitated

Calcium Carbonate ini dapat mengurangi jumlah pengangguran di daerah tersebut.

3. Utilitas

Kebutuhan air untuk proses dan keperluan lainnya cukup tersedia karena lokasi pabrik berada di dekat sungai Ogan dan Komering yang merupakan salah satu anak sungai besar Musi. Untuk kebutuhan listrik dapat dengan membuat generator sendiri dengan bahan bakar yang diperoleh dari Pertamina terdekat, atau dari PLN daerah itu sendiri.

4. Pemasaran

Karena pendirian pabrik ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maka Batu Raja dan sekitarnya termasuk daerah yang strategis untuk distribusi produk ke berbagai daerah.

5. Transportasi

(32)

120 dengan lancar karena lokasi pabrik yang dekat dengan daerah sumber bahan baku dan daerah pemasaran produk.

6. Keadaan Iklim dan Tanah

Sumatera Selatan merupakan daerah yang cukup stabil dan sampai saat ini belum pernah terjadi bencana alam sehingga kondisi ini sangat mendukung kelancaran operasional pabrik.

7. Pengolahan Limbah Industri

Limbah dari pabrik Precipitated Calcium Carbonate terdiri dari 2 jenis yaitu limbah gas dan limbah cair. Limbah gas berupa gas CO2 hasil reaksi

kalsinasi dan sisa reaksi karbonasi serta campuran gas H2O dan CO2 hasil

pembakaran gas alam untuk pembakaran di Rotary Kiln. Untuk limbah cair berasal dari sludge berupa impuritis MgO,Fe2O3,Al2O3 dan SiO2

keluaran Venturi Scrubber dan Vibrating Screen 1 yang akan diproses dalam unit utilitas.

B. TATA LETAK PABRIK

Dalam menempatkan peralatan pabrik, tata letak alat proses, penyimpanan bahan baku dan produk atau gudang, transportasi, laboratorium, kantor harus di susun sedemikian rupa sehingga diperoleh koordinasi kerja yang efisien. Beberapa faktor yang dipertimbangkan dalam menata pabrik agar efisien antara lain :

a. Pemilihan lokasi memungkinkan untuk melakukan perluasan pabrik di masa yang akan datang.

(33)

121 Lokasi Pabrik

c. Tata letak alat-alat pabrik disusun secara sistematis sehingga pengoperasian, pengawasan dan perbaikan mudah dilakukan.

d. Buangan proses tidak mengganggu operasi pabrik dan masyarakat sekitarnya.

e. Aspek keselamatan kerja yang lebih terjamin.

f. Aspek estetika yang disesuaikan dengan lingkungan yang ada.

C. PRAKIRAAN AREAL LINGKUNGAN

Berdasarkan faktor-faktor yang telah diuraikan sebelumnya, maka

direncanakan luas pabrik yang akan didirikan memerlukan luas lahan sebagai berikut :

a. Area pabrik 4,0 ha

b. Area tanah untuk perumahan dan fasilitas penunjang 3,0 ha c. Area tanah untuk perluasan pabrik 2,0 ha

Untuk lebih jelasnya mengenai lokasi dan tata letak pabrik serta peralatan dapat di lihat pada gambar 7.1, gambar 7.2 dan gambar 7.3.

(34)

122

(35)

123 F-110

F-420 C-110

B-110 B-120

R-210 R-220 R-230

H-210 E-110

R-310

H-310

H-320

J-320 B-310

Unit persiapan bahan baku

Unit pengeringan dan pendinginan produk

Storage bahan baku Storage produk

Unit kalsinasi

Unit centrifuge Unit slaking

Unit karbonasi

Page 1

Unit Proses

Page 1

(36)
(37)

X. SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis ekonomi yang telah dilakukan terhadap Prarancangan Pabrik Precipitated Calcium Carbonate dari Batu Kapur dan CO2 dengan

kapasitas 50.000 ton/tahun dapat ditarik simpulan sebagai berikut :

1. Percent Return on Investment (ROI) sebelum pajak 35,81% dan sesudah pajak 28,65%

2. Pay Out Time (POT) sesudah pajak 1,92 tahun (metode linier) dan 2,29 tahun sebelum pajak.

3. Break Even Point (BEP) sebesar 40,24 %. Shut Down Point (SDP) sebesar 18,32 %, yakni batasan kapasitas produksi sehingga pabrik harus berhenti berproduksi karena merugi.

4. Discounted Cash Flow Rate of Return (DCF) sebesar 35,81 %, lebih besar dari suku bunga bank sekarang sehingga investor akan lebih memilih untuk berinvestasi ke pabrik ini dari pada ke bank.

B. SARAN

(38)

Limestone Breaker Kiln Lime Slaker

Carbonator Filter Dryer Mill

Product PCC Water

Air Natural Gas/

Coal

BLOK DIAGRAM PRARANCANGAN PABRIK PRECIPITATED CALCIUM CARBONATE DARI BATU KAPUR DENGAN METODE KARBONASI

KAPASITAS 50.000 TON/TAHUN

(39)

IX.

INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain keamanan terjamin dan dapat mendatangkan keuntungan. Investasi pabrik merupakan dana atau modal yang dibutuhkan untuk membangun sebuah pabrik yang siap beroperasi termasuk untuk start up dan modal kerja. Suatu pabrik yang didirikan tidak hanya berorientasi pada perolehan profit, tapi juga berorientasi pada pengembalian modal yang dapat diketahui dengan melakukan uji kelayakan ekonomi pabrik.

A. Investasi

Investasi total pabrik merupakan jumlah dari fixed capital investment, working capital investment, manufacturing cost dan general expenses.

1. Fixed Capital Investment (Modal Tetap)

(40)

149

Total Direct Cost Rp 241.672.831.791

2. Indirect Cost

- Engineering and supervision Rp 24.167.283.179

- Construction expenses Rp 36.250.924.769

- Biaya tak terduga Rp 33.565.671.082

Total Indirect Cost Rp 93.983.879.030

Fixed Capital Investment Rp 335.657.710.821

Working Capital Investment Rp 59.233.537.204

Total Cost Investment (TCI) Rp 394.890.248.024

2. Working Capital Investment (Modal Kerja)

(41)

150 3. Manufacturing Cost (Biaya Produksi)

Modal digunakan untuk biaya produksi, yang terbagi menjadi tiga macam yaitu biaya produksi langsung, biaya tetap dan biaya tidak langsung. Biaya produksi langsung adalah biaya yang digunakan untuk pembiayaan langsung suatu proses, seperti bahan baku, buruh dan supervisor, perawatan dan lain-lain. Biaya tetap adalah biaya yang tetap dikeluarkan baik pada saat pabrik berproduksi maupun tidak, biaya ini meliputi depresiasi, pajak dan asuransi. Biaya tidak langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendanai hal-hal yang secara tidak langsung membantu proses produksi.

Tabel 9.2. Manufacturing cost Manufacturing cost

Total Direct Manufacturing Cost Rp 122.134.496.971

2. Fixed Charges

Plant Overhead Cost (POC) Rp 30.933.185.611

(42)

151

General Expenses (Biaya Umum)

Selain biaya produksi, ada juga biaya umum yang meliputi administrasi, sales expenses, penelitian dan finance. Besarnya general expenses pabrik monokalsium fosfat ditunjukkan pada Tabel 9.3 berikut ini.

Tabel 9.3. General expenses General Expenses

1. Administrative cost Rp 5.094..000.000

2. Distribution and selling cost Rp 12.304.652.234

3. Research and development cost Rp 4.921.860.893

4. Financing (Interest) Rp 19.744.512.401

General Expenses Rp 42.065.025.529

(43)

152

Dewan Komisaris 25.000.000,00 1,00 300.000.000,00

Direktur 15.000.000,00 2,00 360.000.000,00

Staf Ahli 10.000.000,00 2,00 240.000.000,00

Manager 6.000.000,00 4,00 288.000.000,00

Kepala bagian 4.000.000,00 9,00 432.000.000,00

Sekretaris Direktur

Proses & utilitas 2.500.000,00 52,00 1.560.000.000,0

Quality Control 2.500.000,00 12,00 360.000.000,00

Keamanan 1.500.000,00 12,00 216.000.000,00

Karyawan non shift, terdiri

dari

Kepegawaian 2.000.000,00 2,00 48.000.000,00

Diklat 2.000.000,00 2,00 48.000.000,00

Humas 2.000.000,00 2,00 48.000.000,00

Rumah Tangga 1.500.000,00 2,00 36.000.000,00

Keuangan 2.000.000,00 2,00 48.000.000,00

Akunting 2.000.000,00 2,00 48.000.000,00

Impor 2.000.000,00 2,00 48.000.000,00

Ekspor 2.000.000,00 2,00 48.000.000,00

Lokal 2.000.000,00 2,00 48.000.000,00

Pemeliharaan 1.500.000,00 4,00 72.000.000,00

Litbang 2.000.000,00 2,00 48.000.000,00

Pemasaran

Distribusi 2.000.000,00 2,00 48.000.000,00

Gudang 2.000.000,00 4,00 96.000.000,00

Dokter 3.000.000,00 2,00 72.000.000,00

Cleaning service 1.000.000,00 4,00 4.000.000,00

Perawat 2.000.000,00 2,00 48.000.000,00

Supir 1.500.000,00 9,00 162.000.000,00

Peralatan Kantor 30.000.000

Legal, Fee & Auditing 50.000.000

Komunikasi 150.000.000

Total Administrative Cost 146 5.094.000.000

4. Total Production Cost (TPC)

TPC = manufacturing cost + general expenses

(44)

153 B. Evaluasi Ekonomi

Evaluasi atau uji kelayakan ekonomi pabrik monokalsium fosfat dilakukan dengan menghitung return on investment (ROI), payout time (POT), break even point (BEP), shut down point (SDP), dan cash flow pabrik yang dihitung dengan menggunakan metode discounted cash flow (DCF).

1. Return On Investment (ROI)

Return On Investment merupakan perkiraan keuntungan yang dapat diperoleh per tahun didasarkan pada kecepatan pengembalian modal tetap yang

diinvestasikan (Timmerhaus, hal 298). Laba pabrik setelah pajak Rp 113.130.574.526. Pada perhitungan ROI, laba yang diperoleh adalah laba

setelah pajak. Nilai ROI pabrik PCC adalah 28,65 %. Berdasarkan Tabel 6.21 hal 254 Vilbrant 1959 kriteria nilai persen ROI minimum untuk beragam pabrik adalah:

Tabel 9.5. Minimum acceptable persent return on investment

Industri

Persen Return on Investment

Sebelum Pajak Sesudah Pajak

(45)

154 metode linier (Timmerhaus, hal 309). Waktu pengembalian modal pabrik PCC adalah 2,29 tahun. Angka 2,29 tahun menunjukkan lamanya pabrik dapat mengembalikan modal dimulai sejak pabrik beroperasi. Berdasarkan kriteria nilai persen ROI minimum untuk beragam pabrik (Tabel 6.21 Vilbrant 1959), maka kriteria maksimal payback period (payout time) untuk beragam pabrik adalah:

Tabel 9.6 Acceptable payout time untuk tingkat resiko pabrik

Pay Out Time

Industri Sebelum Pajak Sesudah Pajak

Low Avr High Low Avr High

Chemical proses 6,7 3,3 2,2 14,3 6,7 4,8

Drugs 4,0 2,3 1,8 7,7 4,3 3,3

Petroleum 5,6 3,4 2,5 8,3 5,0 3,6

Metal 10,0 5,9 4,0 20,0 11,1 7,7

3. Break Even Point (BEP)

BEP adalah titik yang menunjukkan jumlah biaya produksi sama dengan jumlah pendapatan. Nilai BEP pada prarancangan Pabrik PCC ini adalah 40,24% Nilai BEP tersebut menunjukkan pada saat pabrik beroperasi 40,24% dari kapasitas maksimum pabrik 100%, maka pendapatan perusahaan yang masuk sama dengan biaya produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk sebesar 40,24% tersebut.

4. Shut Down Point (SDP)

(46)

155 maka akan mengalami kerugian. Nilai SDP pada prarancangan pabrik PCC ini adalah 18,32 %. Jadi pabrik PCC akan mengalami kerugian jika beroperasi di bawah 18,32 % dari kapasitas produksi total. Grafik BEP, SDP ditunjukkan pada Gambar 9.1 berikut ini.

Gambar 9.1. Grafik Analisa Ekonomi

C. Angsuran Pinjaman

Total pinjaman pada prarancangan pabrik PCC ini adalah 30% dari total investasi yaitu Rp 118.467.074.407. Angsuran pembayaran pinjaman tiap tahun ditunjukkan pada lampiran E Tabel E.9.

D. Discounted Cash Flow (DCF)

Metode discounted cash flow merupakan analisa kelayakan ekonomi yang berdasarkan aliran uang masuk selama masa usia ekonomi pabrik. Periode pengembalian modal secara discounted cash flow ditunjukkan pada Tabel E.9. lampiran E dan kurva Cummulative Cash Flow (Gambar 9.2). Payout time

pabrik PCC adalah 2,29 tahun dan internal rate of return pabrik PCC adalah 35,81 %.

(47)

156

Gambar 9.2. Kurva Cummulative Cash Flow Metode Discounted Cash Flow

Hasil evaluasi atau uji kelayakan ekonomi pabrik PCC disajikan dalam Tabel di bawah ini :

Tabel 9.7. Hasil uji kelayakan ekonomi

No Analisa Kelayakan Persentase (%) Batasan Keterangan

1. ROI 28,65 %. Min. 21 % Layak

2. POT 2,29 tahun Maks. 4,8 tahun Layak

3. BEP 40,24 % 30 – 60% Layak

4. SDP 18,32 %

Gambar

Gambar 8.1. Struktur organisasi perusahaan
Tabel 8.1. Jadwal kerja masing-masing regu
Tabel 8.2 Jumlah Operator Berdasarkan Jenis Alat
Tabel 8.3. Penggolongan jumlah tenaga kerja
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data barang di atas terlihat jelas bahwa perusahaan memerlukan service center yang baru untuk mengantisipasi lonjakan jumlah barang yang semakin naik

 Perubahan dan kesinambungan (geografis, politik, ekonomi, pendidikan, sosial, budaya) masyarakat Indonesia pada masa demokrasi liberal dan demokrasi terpimpindalam

Kustodian Sentral Efek Indonesia announces ISIN codes for the following securities :..

Rumah Sakit telah menetapkan proses untuk mengatur obat - obatan yang dibawa oleh pasien/ keluarga pasien ke rumah sakit secara aman.. Pasien diperbolehkan

Maka dari itu perencanaan pendidikan berbasis karakter melalui pembinaan akhlak merupakan suatu proses persiapan kegiatan yang meliputi identifikasi kegiatan sekolah

Pengujian dilakukan penulis terhadap unjuk kerja dari Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Kredit menggunakan metode TOPSIS dapat bekerja dengan benar dan baik untuk

Pada uji kualitatif isolat resisten menunjukkan bahwa isolat P5 lebih tahan dibanding isolat P3 yang ditunjukkan dengan pembentukan zona bening yang mengindikasikan

Pelepasan karbon yang berasal dari penyalaan komputer di warnet merupakan emisi tidak langsung dan dapat disebut sebagai sebuah eksternalitas karena pihak yang terkena