• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHATANI KAKAO (Thebroma cacao L) DI KECAMATAN PADANG CERMIN KABUPATEN PESAWARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KEUNTUNGAN USAHATANI KAKAO (Thebroma cacao L) DI KECAMATAN PADANG CERMIN KABUPATEN PESAWARAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHATANI KAKAO (Thebroma cacao L)

DI KECAMATAN PADANG CERMIN KABUPATEN PESAWARAN Oleh Essi Kurniati1, Ali Ibrahim Hasyim2, dan Dwi Haryono2

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis keuntungan usahatani kakao di Kecamatan Padang Cermin, dan (2) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan usahatani kakao di Kecamatan Padang Cermin. Penelitian dilakukan di Desa Gunung Rejo Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) dan sampel diambil secara Simple Random Sampling. Responden dalam penelitian ini berjumlah 49 orang yang merupakan petani yang mengusahakan kakao. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan April-Mei 2010. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif. . Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah : (1) Usahatani kakao di Desa Gunung Rejo Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran menguntungkan bagi petani. sebesar Rp. 24.870.076,39 dengan R/C sebesar 4,17 (2) Faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan usahatani kakao di Desa Gunung Rejo Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran adalah luas lahan (X1), harga pupuk SP-36 (X3), harga KCL (X4), harga pestisida (X5).

(2)

ABSTRACT

THE ANALYSIS OF COCOA (Thebroma cacao L) FARMING PROFITABILITY IN

SUB DISTRICT OF PADANG CERMIN PESAWARAN DISTRICT By :

Essi Kurniati 1, Ali Ibrahim Hasyim 2, Dwi Haryono 2

This research was conducted to (1) analyze the profitability of cacao farming in sub district of Padang Cermin, Pesawaran District (2) analyze the factors which affects the profitability of cocoa farming in sub district of Padang Cermin.

This study was conducted at Gunung RejoVillage Sub-District of Padang Cermin Pesawaran District. The location was chosen purposively and the sampling method used simple random sampling. The numbers of respondent are 49 farmers who develops cocoa farming in Gunung Rejo Village. The collection of data was done from April to May 2010. Analysis method which is quantitative (statistic) analysis.

(3)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Usahatani kakao di Desa Gunung Rejo Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran menguntungkan bagi petani. Berdasarkan keuntungan usahatani kakao per hektar yang didapat sebesar Rp. 24.870.076,39 dengan R/C atas biaya tunai sebesar 4,17.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan usahatani kakao di Desa Gunung Rejo Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran adalah harga pupuk SP-36 (X3), harga KCL (X4), harga pestisida (X5).

B. Saran

(4)

2. Penyuluh Pertanian Lapangan diharapkan lebih intensif lagi dalam memberikan informasi lebih dalam kepada petani kakao di Desa Gunung Rejo, terutama penyuluhan mengenai diversifikasi pertanian agar petani di daerah tersebut dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka.

(5)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa Negara. Disamping itu kakao juga berperan dalam mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan agroindustri. Pada tahun 2002, perkebunan kakao telah menyediakan lapangan kerja dan sumber pendapatan bagi sekitar 900 ribu kepala keluarga petani yang sebagian besar berada di Kawasan Timur Indonesia (KTI) serta memberikan sumbangan devisa terbesar ke tiga sub sektor perkebunan setelah karet dan kelapa sawit dengan nilai sebesar US $ 701 juta.

(6)

kembali tergeser ke posisi ketiga oleh Ghana pada tahun 2003. Tergesernya posisi Indonesia tersebut salah satunya disebabkan oleh makin mengganasnya serangan hama PBK. Di samping itu, perkakaoan Indonesia dihadapkan pada beberapa permasalahan antara lain: mutu produk yang masih rendah dan masih belum optimalnya pengembangan produk hilir kakao. Hal ini menjadi suatu tantangan sekaligus peluang bagi para investor untuk

mengembangkan usaha dan meraih nilai tambah yang lebih besar dari agribisnis kakao. Indonesia sebenarnya berpotensi untuk menjadi produsen utama kakao dunia, apabila berbagai permasalahan utama yang dihadapi perkebunan kakao dapat diatasi dan agribisnis kakao dikembangkan dan dikelola secara baik. Indonesia masih memiliki lahan potensial yang cukup besar untuk pengembangan kakao yaitu lebih dari 6,2 juta ha terutama di Irian Jaya, Kalimantan Timur, Sulawesi Tangah Maluku dan Sulawesi Tenggara. Disamping itu kebun yang telah di bangun masih berpeluang untuk ditingkatkan produktivitasnya karena produktivitas rata-rata saat ini kurang dari 50% potensinya. Di sisi lain situasi perkakaoan dunia beberapa tahun terakhir sering mengalami defisit, sehingga harga kakao dunia stabil pada tingkat yang tinggi. Kondisi ini merupakan suatu peluang yang baik untuk segera dimanfaatkan. Upaya peningkatan produksi kakao mempunyai arti yang strategis karena pasar ekspor biji kakao Indonesia masih sangat terbuka dan pasar domestik masih belum tergarap.

(7)

memberikan produktivitas yang tinggi. Melalui berbagai upaya perbaikan dan perluasan maka areal perkebunan kakao Indonesia pada tahun 2010 diperkirakan mencapai 1,1 juta ha dan diharapkan mampu menghasilkan produksi 730 ribu ton/tahun biji kakao. Pada tahun 2025, sasaran untuk menjadi produsen utama kakao dunia bisa menjadi kenyataan karena pada tahun tersebut total areal perkebunan kakao Indonesia diperkirakan mencapai 1,35 juta ha dan mampu menghasilkan 1,3 juta ton/tahun biji kakao (Deptan, 2010).

Provinsi Lampung merupakan salah satu daerah yang mengembangkan tanaman kakao. Hal ini ditunjang oleh keadaan iklim dan tanah yang sesuai dengan syarat tumbuh bagi tanaman tersebut. Tanaman kakao adalah tanaman yang berperan penting dalam meningkatkan pendapatan petani, sehingga hampir seluruh daerah di Provinsi Lampung menanami areal perkebunannya dengan tanaman kakao. Perkembangan produksi kakao tersebar di beberapa kabupaten di Provinsi Lampung. Sentra produksi kakao terbesar ketiga di Provinsi Lampung adalah Kabupaten Pesawaran. Pada tahun 2008, Kabupaten Pesawaran memiliki luas panen sebesar 4.242 ha, produksi sebesar 2.799 ton dan produktivitasnya sebesar 0,66 ton/ha. Berdasarkan hal tersebut, Kabupaten Pesawaran memiliki peluang pengembangan kakao yang masih memungkinkan untuk ditingkatkan produksi dan produktivitasnya. Luas panen, produksi, dan produktivitas kakao di Provinsi Lampung dapat dilihat pada Tabel 1.

(8)

yang lebih tinggi dibandingkan kabupaten lain. Namun produktivitas kakao di Kabupaten Pesawaran masih rendah dibandingkan potensi produksi yang seharusnya dihasilkan, hal ini dikarenakan penerapan teknologi budidaya kakao masih rendah, penggunaan input yang belum efisien, dan modal usahatani yang masih terbatas.

Tabel 1. Luas panen, produksi, dan produktivitas kakao per kabupaten di Provinsi Lampung tahun 2008

Kabupaten/Kota Luas Panen (Ha)

Produksi (Ton)

Produktivitas (Ton/Ha) Tanggamus 15.118 8.736 0,58 Lampung Timur 6.452 5.831 0,90

Pesawaran 4.242 2.799 0,66

Lampung Tengah

3.379 2.187 0,65

Lampung Selatan 3.305 1.779 0,54 Lampung Utara 2.084 1.437 0,69 Tulang Bawang 1.797 1.998 1,11 Way Kanan 1.334 572 0,43 Lampung Barat 1.248 300 0,24 Bandar Lampung 156 92 0,59

Metro - - -

Referensi

Dokumen terkait

Perkembangbiakan perkici pelangi secara ex-situ dapat dilakukan di dalam laboratorium penangkaran melalui cara mengawinkan satu jantan dengan satu betina, ataupun

Fakta di lapangan memperlihatkan bahwa sejak tahun 2007 hingga saat ini, kasus tindak pidana perdagangan orang yang korbannya mendapatkan restitusi baru ada satu

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan saintifik berbasis Mind Mapping dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa

Sehingga didapat kesimpulan dan rekomendasi upaya perbaikan peningkatan kualitas pelayanan dari kriteria-kriteria yang diprioritaskan untuk ditingkatkan

Penelitian ini menggunakan metode Regresi Linier Berganda untuk membantu masalah faktor-faktor yang mempengaruhi laba rugi bagi perusahaan dan kinerja perusahaan terutama di

Copy rights: www.math4children.com,

K4 Saya selalu bekerja sama dengan rekan kerja untuk menghasilkan kinerja yang ditetapkan perusahaan. K5 Saya selalu

Sub tema pelaksana dapat teridentifikasi dari tiga kategori, yaitu kader (P1,P2,P4) yang dipersiapkan dengan memberdayakan mahasiswa PSIK FK UNDIP sebagai