ABSTRAK
PERSEPSI PESERTA DIDIK TERHADAP OPTIMALISASI PELAYANAN PENDIDIKAN BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DI SMA YP UNILA
BANDAR LAMPUNG
Oleh Ladyanst
Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan bagaimana persepsi peserta didik terhadap optimalisasi pelayanan pendidikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Subjek yang diteliti merupakan peserta didik di SMA YP Unila Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 114 orang. Teknik pokok pengumpulan data menggunakan Teknik Angket. Analisis data menggunakan persentase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari indikator pemahaman diperoleh 90 responden atau 79% berkategori paham. Berdasarkan indikator tanggapan, sebanyak 56 responden atau 49% berkategori cukup optimal. Berdasarkan indikator harapan, sebanyak 47 responden atau 41% berkategori terlaksana. Optimalisasi pelayanan pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung berdasarkan indikator standar proses, diperoleh 58 responden atau 51% berkategori cukup optimal. Berdasarkan indikator standar pendidik dan tenaga kependidikan, diperoleh 74 responden atau 65% berkategori cukup optimal. Selanjutnya, dari indikator standar sarana dan prasarana, diperoleh 63 responden atau 55% berkategori sangat optimal. Berdasarkan indikator standar pengelolaan, diperoleh 69 responden atau 61% berkategori sangat optimal.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa persepsi peserta didik terhadap optimalisasi pelayanan pendidikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung telah memenuhi standar dan pelayanan pendidikan yang telah disediakan oleh sekolah tersebut dapat dipahami serta difungsikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
PERSEPSI PESERTA DIDIK TERHADAP OPTIMALISASI PELAYANAN PENDIDIKAN BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DI SMA YP UNILA
BANDAR LAMPUNG
Oleh LADYANST
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
a. Macam-Macam Persepsi ... 15
6. Tinjauan Tentang Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 ... 26
7. Pentingnya Peningkatan Mutu Pendidikan ... 32
D. Definisi Konsepual dan Definisi Operasional ... 40
1. Definisi Konseptual ... 40
2. Definisi Operasional ... 41
3. Rencana Pengukuran Variabel ... 42
E. Teknik Pengumpulan Data ... 43
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Langkah-Langkah Penelitian ... 48
1. Persiapan Pengajuan Judul ... 48
2. Penelitian Pendahuluan ... 49
3. Pengajuan Rencana Penelitian ... 49
4. Pelaksanaan Penelitian ... 50
a. Persiapan Administrasi ... 50
b. Penyusunan Alat Pengumpulan Data ... 50
5. Pelaksanaan Uji Coba Soal Angket ... 51
b. Analisis Uji Reliabilitas Angket ... 51
B. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 56
1. Sejarah Singkat Berdirinya SMA YP Unila Bandar Lampung ... 56
2. Visi dan Misi Sekolah ... 57
3. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan ... 58
4. Sarana dan Prasarana di SMA YP Unila ... 59
C. Deskripsi Data ... 61
1. Pengumpulan Data ... 61
2. Penyajian Data ... 61
a. Penyajian Data Mengenai Persepsi Peserta Didik Terhadap Optimalisasi Pelayanan Pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung 1. Indikator Pemahaman ... 62
2. Indikator Tanggapan ... 67
3. Indikator Harapan ... 72
b. Penyajian Data Mengenai Optimalisasi Pelayanan Pendidikan di SMAYP Unila Bandar Lampung 1. Indikator Standar Proses ... 78
2. Indikator Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan ... 84
3. Indikator Standar Sarana dan Prasarana... 90
4. Indikator Standar Pengelolaan ... 96
D. Pembahasan ... 101
a. Pembahasan Mengenai Persepsi Peserta Didik Terhadap Optimalisasi Pelayanan Pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung 1. Indikator Pemahaman ... 101
2. Indikator Tanggapan ... 104
3. Indikator Harapan ... 107
b. Pembahasan Mengenai Optimalisasi Pelayanan Pendidikan di SMAYP Unila Bandar Lampung 1. Indikator Standar Proses ... 109
2. Indikator Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan ... 111
3. Indikator Standar Sarana dan Prasarana... 114
4. Indikator Standar Pengelolaan ... 117
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 119
B. Saran ... 121
DAFTAR PUSTAKA ... 123
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1 : Data Jumlah Peserta Didik SMA YP Unila Bandar Lampung
Tahun Pelajaran 2012/1013 ...38
Tabel 2 : Jumlah Sampel Penelitian di SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/1013 ... 39
Tabel 3 : Hasil Uji Coba Angket Kepada Sepuluh Orang Responden diluar Sampel Untuk Item Ganjil (X) ... 52
Tabel 4 : Hasil Uji Coba Angket Kepada Sepuluh Orang Responden diluar Sampel Untuk Item Genap (Y) ... 53
Tabel 5 : Tabel Kerja Antara Item Ganjil (X) dengan Item Genap (Y) Dari Uji Coba Angket Kepada 10 Orang Di Luar Responden ... 53
Tabel 6 : Jumlah Tenaga Pendidik di SMA YP Unila Bandar Lampung .... 59
Tabel 7 : Jumlah Sarana dan Prasarana Penunjang Proses Pembelajaran di SMA YP Unila Bandar Lampung ... 60
Tabel 8 : Distribusi Skor Angket Indikator Pemahaman ... 62
Tabel 9 : Distribusi Skor Hasil Angket Indikator Pemahaman ... 64
Tabel 10 : Distribusi Frekuensi Indikator Pemahaman ... 66
Tabel 11 : Distribusi Skor Angket Indikator Tanggapan ... 68
Tabel 12 : Distribusi Hasil Angket Indikator Tanggapan ... 70
Tabel 13 : Distribusi Frekuensi Indikator Tanggapan ... 71
Tabel 14 : Distribusi Skor Angket Indikator Harapan ... 73
Tabel 15 : Distribusi Hasil Angket Indikator Harapan... 75
Tabel 17 : Distribusi Skor Angket Indikator Standar Proses ... 78
Tabel 18 : Distribusi Hasil Angket Indikator Standar Proses ... 81
Tabel 19 : Distribusi Frekuensi Indikator Standar Proses ... 83
Tabel 20 : Distribusi Skor Angket Indikator Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan ... 84
Tabel 21 : Distribusi Hasil Angket Indikator Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan ... 86
Tabel 22 : Distribusi Freskuensi Indikator Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan ... 88
Tabel 23 : Distribusi Skor Angket Indikator Standar Sarana dan Prasarana ... 90
Tabel 24 : Distribusi Hasil Angket Indikator Standar Sarana dan Prasarana ... 92
Tabel 25 : Distribusi Freskuensi Indikator Standar Sarana dan Prasarana... 94
Tabel 26 : Distribusi Skor Angket Indikator Standar Pengelolaan ... 96
Tabel 27 : Distribusi Hasi Angket Indikator Standar Pengelolaan ... 98
PERSEPSI PESERTA DIDIK TERHADAP OPTIMALISASI PELAYANAN PENDIDIKAN BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DI SMA YP UNILA
BANDAR LAMPUNG (Skripsi)
Oleh
Ladyanst
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Berchah Pitoewas, M.H. .……….
Sekretaris : Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd. ………..
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Holilulloh, M.Si. ………..
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003
Judul Skripsi : PERSEPSI PESERTA DIDIK TERHADAP
OPTIMALISASI PELAYANAN PENDIDIKAN
BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DI SMA YP UNILA BANDAR LAMPUNG
Nama Mahasiswa : Ladyanst
No. Pokok Mahasiswa : 0913032049
Program Studi : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
Pembimbing I, Pembimbing II,
Drs. Berchah Pitoewas, M.H. Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd. NIP 19611214 199303 1 001 NIP 19820727 200604 1 002
2. Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan IPS Ketua Program Studi PPKn
MOTTO
“Musuh yang paling berbahaya adalah
ketika kita meragukan diri kita sendiri”
(Ladyanst)
“No matter what goes on in life,
all you have to do is believe in GOD
and everything will be better
”
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini adalah :
Nama : Ladyanst
NPM : 0913032049
Jurusan/ Prog. Studi : Pendidikan IPS/PPKn
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Bandar Lampung, Mei 2013
Ladyanst
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur yang mendalam atas rahmat
Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, ku
selesaikan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta ku
kepada:
Papa tersayang Yongker yang telah memberikan
do’a dan dukungan dalam setiap langkah yang
kutempuh. Untuk Mama Melati Ampera tercinta
yang karena, kesabaran dan pengorbanannya dalam
mendidik, membesarkan, dan selalu mendo’akanku
disetiap sujudnya untuk keberhasilanku.
Kakakku tersayang Julia Frestian, S.Pd. dan
adikku Muhammad Toga, terimakasih karena telah
memberikan warna di setiap hari-hariku.
RIWAYAT HIDUP
Peneliti dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 14 Nopember 1991. Peneliti merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Yongker dan Melati Ampera.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh, Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 1 Kampung Sawah Lama yang diselesaikan pada tahun 2003, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 5 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2006, Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 3 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2009.
SANWACANA
Bismillaahirrahmaanirrahim,
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayahnya-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Persepsi Peserta Didik Terhadap Optimalisasi Pelayanan Pendidikan Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung”. Skripsi ini disusun sebagai
salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Bapak Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing II, terimakasih atas bimbingan, saran, kritik, masukan, motivasi dan telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dalam pengerjaan skripsi ini.
Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. M.Thoha B.S Jaya, M.S, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Arwin Ahmad, M.Si. selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H. selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
6. Bapak Drs. Holilulloh, M.Si. selaku Ketua Program Studi PPKn Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Sekaligus selaku Pembahas Utama, terima kasih atas saran, kritik dan masukan dalam skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
9. Bapak dan Ibu dewan guru serta Staf Tata Usaha di SMA YP Unila Bandar Lampung, terimakasih atas bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian skripsi ini.
10.Terimakasih untuk siswa-siswi SMA YP Unila Bandar Lampung yang telah membantu penulis dalam mengadakan penelitian.
11.Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta, Yongker dan Melati Ampera terimakasih atas keiklasan, cinta dan kasih sayang, do’a, motivasi, moral serta finansial yang tidak akan pernah terbayarkan. I love you more than you know.
12.Untuk kakakku tersayang Julia Frestian, S.Pd. dan adikku yang aku sayangi Muhammad Toga terima kasih atas do’a dan dukungannya.
13.Seluruh keluarga besarku terima kasih untuk cinta kasih dan sayangnya, selalu mendukung dan mendoakan keberhasilanku.
14.Untuk My Besties Adelaide, Ayu Devia Mutiarani, Imelda Riris. Thanks for being there for me, thought good times and bad times. Thank you for all the
things you gave and showed me. Love you so much girls...
15.Teman-teman seperjuanganku, Vivi, Heni L, Gita, Dwi, Novita, Vina, terimakasih atas dukungan dan semangatnya selama ini. Sukses buat kita semua.
17.Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai.
Semoga amal baik yang telah Bapak/Ibu/Saudara/I serta teman-teman berikan akan selalu mendapatkan pahala dan balasan dari Allah SWT. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan baik dari penyampaian maupun kelengkapannya. Segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan sebagai tolak ukur penulis dimasa yang akan datang. Penulis juga berharap semoga karya sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, Mei 2013 Penulis,
Ladyanst
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia. Salah satu faktor yang mendukung kemajuan suatu bangsa adalah melalui pendidikan, sebab pendidikan merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa. Bagi suatu bangsa yang ingin maju, pendidikan harus dipandang sebagai sebuah kebutuhan. Dalam konteks tersebut, maka setiap negara di dunia terus melakukan peningkatan mutu pendidikan. Tidak terkecuali Indonesia, melakukan perubahan sistem kependidikan guna tercapainya mutu pendidikan yang baik. Dikarenakan maju mundurnya atau baik-buruknya peradaban suatu masyarakat dan suatu bangsa akan ditentukan oleh bagaimana pendidikan yang dijalani oleh masyarakat bangsa tersebut.
2
dan negara” (Pasal 1 Ayat 1), dan “Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap perubahan zaman” (Pasal 1 Ayat 2).
Salah satu tujuan Nasional Indonesia yang tercantum dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada alinea keempat adalah
“…mencerdaskan kehidupan bangsa ...”. Melalui pendidikanlah tujuan
Nasional Indonesia tersebut dapat tercapai. Penyelenggaraan pendidikan harus berpegang pada prinsip sebagaimana disebutkan dalam Pasal 4 Ayat (1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
bahwa “Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta
tidak diskriminatif dengan menjujung tinggi hak asasi manusia, nilai
keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa”. Kemudian Pasal 5 Ayat
(1) menegaskan bahwa, ”Setiap warga negara mempunyai hak yang sama
untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”. Oleh karenanya, hak untuk
mendapatkan pelayanan pendidikan merupakan hak asasi rakyat yang harus dapat dipenuhi oleh negara, dalam hal ini adalah pemerintah.
3
Mutu pendidikan tidak dilihat dari hasil Ujian Nasional (UN) dan hasil test belajar peserta didik. Mutu merupakan serangkain proses mulai dari input dan
output. Sekolah yang berkualitas merupakan sekolah yang mampu mewujudkan peserta didik yang bermutu, yang sesuai dengan tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, terampil, berbudi pekerti luhur, bertaqwa kepada Tuhan YME, serta memiliki kepribadian yang baik.
Sekolah merupakan suatu organisasi yang bergerak di bidang pendidikan yang merupakan salah satu faktor penentu mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Melalui lembaga pendidikan ini para peserta didik secara mental maupun intelektual dididik agar dapat mencapai mutu sesuai dengan target yang ditetapkan sekolah.
Sekolah atau lembaga pendidikan mempunyai tugas dan fungsi untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
4
Sekolah yang berkualitas sangat erat kaitannya dengan pemberian layanan pendidikan yang bermutu. Demi terciptanya pancapaian mutu pendidikan, sekolah sebagai pelaksana pendidikan harus berupaya secara optimal dalam memberikan pelayanan kepada peserta didiknya dan untuk mengetahui tingkat ketercapaian kualitas itu, maka sekolah berkualitas harus merujuk kepada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan di Indonesia. Standar Nasional Pendidikan ini merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan yang berlaku di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, terdapat delapan standar yang menjadi sorotan dalam melaksanakan Standar Nasional Pendidikan yang meliputi:
1. Standar isi 2. Standar proses
3. Standar kompetensi kelulusan
4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan 5. Standar sarana dan prasarana
6. Standar pengelolaan 7. Standar pembiayaan
8. Standar penilaian pendidikan (Sumber: PP No. 19 Tahun 2005)
5
pendidikan yang berkualitas, sehingga nantinya akan menghasilakan produk yang bermutu.
Salah satu bentuk dukungan terhadap Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, beberapa sekolah di Bandar Lampung merespon positif dengan menjalankan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan, termasuk SMA YP Unila Bandar Lampung. SMA YP Unila secara berkesinambungan berupaya meningkatkan mutu atau kualitas belajar mengajar sehingga dicapai prestasi yang maksimal.
Mengingat perhatian masyarakat yang semakin lama semakin meningkat sejak berdirinya SMA YP Unila, diharapkan sekolah ini dapat menghasilkan peserta didik yang mampu secara akademik dan menguasai teknologi dengan handal, cerdas dan terampil yang dilandasi oleh nilai-nilai agama yang menjiwai setiap pribadi peserta didik dan lulusan dengan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
6
SMA YP Unila telah berusaha mengoptimalkan pelayanan bagi peserta didiknya, pelayanan tersebut berupa pelayanan fisik maupun non fisik. Pelayanan yang diberikan didasarkan dan disesuaikan dengan Standar Pendidikan Nasional Indonesia yang telah disebutkan di atas. Berdasarkan observasi dan pengamatan langsung peneliti, dapat dilihat beberapa usaha yang telah dilakukan pihak sekolah untuk mengoptimalkan pelayanan di SMA YP Unila sebagai berikut:
1. Kegiatan belajar mengajar yang tepat waktu.
2. Kegiatan belajar megajar dilaksanakan dengan berbagai model pembelajaran
3. Interaksi antara guru dan peserta didik yang harmonis dan kondusif 4. Menguasai rencana, pelaksanaan, dan evalusi pembelajaran
5. Menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi
6. Lingkungan sekolah yang nyaman, bersih, dan indah
7. Ruang belajar yang nyaman dan dilengkapi dengan media pembelajaran seperti LCD
8. Ruang belajar yang dilengkapi dengan pendingin ruangan (Air Conditioner)
7
10.Sarana dan prasarana yang lengkap seperti Laboratorium IPA, Laboratorium Komputer, dan Laboratorium Bahasa, Laboratorium Seni serta Laboratorium Multi Media
11.Melengkapi dan memanfaatkan sarana prasarana sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan, seperti WC, ruang olah raga, tempat ibadah, ruang guru, ruang kepala sekolah, gudang, ruang organisasi
12.90 persen dari jumlah guru di SMA YP Unila yang diperlukan telah terpenuhi
13.90 persen dari jumlah guru di SMA YP Unila memiliki kualifikasi sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan
14.Meningkatkan daya serap ke perguruan tinggi favorit
15.Pengoptimalan jaringan akses komputer sekolah, seperti hotspot
16.Penggunaan Closed Circuit Television (CCTV) di setiap sudut kelas dan sekolah untuk menumbuhkan sikap keteladanan, jujur, dan tanggung jawab peserta didik
(Sumber: Dokumen Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana SMA YP Unila Bandar Lampung)
8
pelayanan kepada seluruh Civitas Akademika SMA YP Unila terutama layanan pendidikan kepada peserta didik secara maksimal.
Ketersediaan sarana dan prasarana yang memenuhi standar nasional pendidikan tersebut merupakan faktor yang sangat vital bagi peningkatan akses layanan dan mutu pendidikan. Semakin lengkap dan baik sarana dan prasarana yang ada, maka akan semakin efektif proses belajar mengajar dilaksanakan dan peserta didik akan semakin mudah menyerap setiap materi yang diajarkan.
9
Tanggapan peserta didik terhadap pelayanan yang diberikan oleh sekolah pun beragam, ada yang merasa puas dengan pelayanan yang diberikan pihak sekolah ada pula yang merasa bahwa sekolah belum benar-benar mengoptimalkan pelayanannya.
Berdasarkan hal-hal yang disebutkan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Persepsi Peserta Didik terhadap Optimalisasi Pelayanan Pendidikan Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka peneliti dapat mengidentifikasikan masalah penelitian ini sebagai berikut:
1. Tantangan dan hambatan dalam mengoptimalisasikan pelayanan di sekolah.
2. Pengaruh pelayanan sekolah terhadap kegiatan belajar mengajar.
3. Ketersediaan fasilitas berkaitan dengan optimalisasi pelayanan pendidikan. 4. Kesiapan sekolah dalam menyiapkan petugas pelayanan pendidikan. 5. Ketersediaan fasilitas disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.
10
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka peneliti membatasi masalah yang diteliti yaitu persepsi peserta didik terhadap optimalisasi pelayanan pendidikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah, maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimanakah Persepsi Peserta Didik terhadap Optimalisasi Pelayanan Pendidikan Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung?”.
E. Tujuan Penelitian
11
F. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini secara teoritis berguna untuk menerapkan ilmu pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan pada kajian wilayah PKn sebagai pendidikan kewarganegaraan karena setiap warga negara berhak mendapatkan pelayanan, pengetahuan, serta perilaku nyata dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
b. Kegunaan Praktis
Kegunaan secara praktis dari hasil penelitian diharapkan:
1. Bagi peserta didik : untuk mancapai hasil belajar peserta didik yang lebih optimal
2. Bagi guru : untuk mengoptimalkan proses belajar mengajar 3. Bagi sekolah : untuk memberikan dukungan kepada guru dan
peserta didik dalam proses belajar mengajar dengan cara mengoptimalkan pelayanan fisik dan non fisik, termasuk salah satu bentuk dukungan terhadap program pemerintah.
G. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Ilmu
12
2. Ruang Lingkup Subjek
Ruang lingkup subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik di SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.
3. Ruang Lingkup Objek
Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah optimalisasi pelayanan pendidikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung”.
4. Ruang Lingkup Tempat
Ruang lingkup tempat dalam penelitian ini adalah di SMA YP Unila Bandar Lampung.
5. Ruang Lingkup Waktu
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Persepsi
Manusia sebagai makhluk sosial memerlukan interaksi dengan lingkungan sekitar. Dalam melakukan interaksi itu manusia sering melakukan persepsi dalam lingkungannya. Persepsi terhadap suatu objek akan berbeda pada masing-masing individu tergantung pada pengalaman, proses belajar, sosialisasi, cakrawala, dan pengetahuan masing-masing individu tentang objek tertentu.
Kartini (2001:67) menyatakan bahwa “Persepsi adalah pandangan dan interpretasi seseorang atau individu terhadap suatu kesan objek yang diinformasikan kepada dirinya dan lingkungan tempat ia berada sehingga
dapat menentukan tindakannya”.
Slameto (2003:102) mengemukakan bahwa “Persepsi adalah proses yang
menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia”.
Pendapat lain dikemukakan oleh Warsito Wirawan Sarwono (2009: 86)
“Persepsi adalah kemampuan untuk membeda-bedakan, mengelompokkan,
14
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan cara pandang seseorang atau individu terhadap suatu kesan objek yang masuk melalui otak manusia yang diinformasikan kepada dirinya dan lingkungan tempatnya berada sehingga ia dapat membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan perhatian terhadap objek tersebut.
Menurut Miramis (1999:119) mendefinisikan “Persepsi sebagai daya mengenal barang, kualitas atau hubungan serta perbedaan yang terdapat pada objek, melalui proses mengamati, mengetahui, dan mengartikan
setelah panca inderanya mendapat rangsangan”.
Menurut Bimo Walgito (2010: 99), “Persepsi adalah suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui indera atau proses sensoris namun proses itu tidak berhenti begitu saja melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan
proses persepsi”.
15
Berdasarkan dari beberapa pendapat persepsi di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu proses diterimanya rangsangan dan pengamatan terhadap suatu objek yang didalamnya menyangkut tanggapan mengenai kebenaran terhadap objek tersebut. Proses persepsi menuntut individu untuk memberikan penilaian terhadap suatu objek yang dapat bersifat positif/negatif, senang atau tidak senang, paham atau tidak paham dan sebagainya. Dengan adanya persepsi maka akan terbentuk sikap.
Persepsi setiap orang terhadap suatu objek akan berbeda-beda. Oleh karena itu, persepsi memiliki sifat yang subjektif. Persepsi yang dibentuk oleh seseorang dipengaruhi oleh pikiran dan lingkungan sekitarnya.
a. Macam-Macam Persepsi
Menurut Sunaryo (2004: 94) persepsi dibedakan menjadi dua, yaitu
External Perception dan Self Perception. External Perception yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsangan yang datang dari luar diri individu. Sedangkan Self Perception yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsangan yang datang dari dalam diri individu, dalam hal ini yang menjadi objek adalah dirinya sendiri.
b. Proses Terjadinya Persepsi
16
proses, yaitu Proses fisik (kealaman), Proses fisiologis, dan Proses psikologis.
Proses fisik berupa objek menimbulkan stimulus, lalu stimulus mengenai alat indera atau reseptor. Proses fisiologis berupa stimulus yang diterima oleh indera diteruskan dari saraf sensoris ke otak. Sedangkan proses psikologis berupa proses dalam otak sehingga individu menyadari stimulus yang diterima.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Menurut Warsito Wirawan Sarwono (2009: 90), faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah:
a) Perhatian
Biasanya seseorang tidak menanamkan seluruh rangsangan yanga ada disekitarnya secara sekaligus tetapi akan memfokuskan perhatian pada satu atau dua objek saja. Perbedaan fokus ini menyebabkan perbedaan persepsi.
b) Set/harapan
Yaitu harapan seseorang akan rangsanagan yang timbul. Perbedaan set ini menyebabkan perbedaan persepsi.
c) Kebutuhan
Kebutuhan sesaat seseorang akan mempengaruhi persepsi orang tersebut.
d) Sistem nilai
Sistem nilai yang berlaku dalam masyarakat berpengaruh pula pada persepsi seseorang.
e) Ciri kepribadian
Kepribadian seseorang dapat mempengaruhi persepsinya terhadap suatu objek.
f) Gangguan jiwa
17
Menurut Siagian (1995), secara umum terdapat dua faktor yang mempengaruhi terjadinya persepsi yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal merupakan faktor yang terjadi karena adanya rangsangan yang datang dari luar yang meliputi:
a. Objek
Objek ini akan menjadi sasaran dari persepsi yang dapat berupa orang, benda, atau peristiwa.
b. Faktor situasi
Situasi merupakan keadaan dimana keadaan tersebut dapat menimbulkan sebuah persepsi.
Sedangkan faktor internal yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsangan yang berasal dari dalam diri individu yang meliputi:
a. Motif
Motif adalah semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu.
b. Minat
Minat adalah perhatian terhadap sesuatu stimulus atau objek yang menarik kemudian akan disampaikan melalui panca indera.
c. Harapan
Harapan merupakan perhatian seseorang terhadap stimulus atau objek mengenai hal yang diharapkan atau disukai.
d. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek.
e. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
f. Pengalaman
18
d. Syarat-Syarat Mengadakan Persepsi
Menurut Sunaryo (2004: 97), syarat-syarat timbulnya persepsi yaitu, adanya objek yang dipersepsi, adanya perhatian, serta alat indera:
1) Adanya objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor stimulus dapat langsung datang dari luar langsung mengenai alat indera (reseptor) dapat pula datang dari dalam langsung mengenai syaraf penerima (sensori) yang bekerja sebagai reseptor.
2) Alat indera atau reseptor
Yaitu alat untuk menerima stimulus. Selain itu, harus pula ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor menuju susunan syaraf otak sebagai pusat kesadaran. Selain itu alat indera sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan juga syaraf motoris.
3) Perhatian
Untuk menyadari atau mengadakan pandangan atau persepsi diperlukan pula perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam melakukan persepsi.
2. Pengertian Peserta didik
Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya peserta didik, peserta didik merupakan komponen yang sangat penting dalam penyelenggaraan sistem pendidikan karena seseorang tidak bisa dikatakan sebagai pendidik apabila tidak ada yang didiknya. Peserta didik merupakan sekelompok orang dengan usia tertentu yang belajar baik secara kelompok atau perorangan.
19
lingkungan keluarga, sekolah, maupun di lingkungan masyarakat dimana anak tersebut berada.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa “Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
Abu Ahmadi (1991) mengemukakan bahwa “Peserta didik adalah orang yang belum dewasa, yang memerlukan usaha, bantuan, bimbingan orang lain untuk menjadi dewasa, guna dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai umat manusia, sebagai warga negara, sebagai anggota masyarakat dan sebagai suatu pribadi atau individu.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa peserta didik merupakan anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, melakukan pembelajaran baik secara kelompok atau perorangan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan nasional pendidikan.
Sebagai suatu komponen pendidikan, peserta didik dapat ditinjau dari berbagai pendekatan, antara lain:
1) Pendekatan sosial
20
Sebagai anggota masyarakat, dia berada dalam lingkungan keluarga, masyarakat sekitarnya, dan masyarakat yang lebih luas. Peserta didik perlu disiapkan agar pada waktunya mampu melaksanakan perannya dalam dunia kerja dan dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat.
2) Pendekatan psikologis
Peserta didik adalah organisme yang sedang tumbuh dan berkembang. Peserta didik memiliki berbagai potensi manusiawi, seperti: bakat, minat, kebutuhan, sosial-emosional-personal, dan kemampuan jasmaniah. Potensi-potensi itu perlu dikembangkan melalui proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah, sehingga terjadi perkembangan secara menyeluruh menjadi manusia seutuhnya.
3) Pendekatan edukatif/pendagogis
Pendekatan pendidikan menempatkan peserta didik sebagai unsur penting yang memiliki hak dan kewajiban dalam rangka sistem pendidikan menyeluruh dan terpadu.
3. Pengertian Persepsi Peserta Didik
21
4. Pengertian Optimalisasi
Pendidikan merupakan salah satu hal penting untuk meningkatkan kualitas kehidupan bangsa. Seiring dengan perubahan jaman, inovasi-inovasi dalam dunia pendidikan terus mengalami perkembangan. Dengan meningkatnya kualitas pendidikan maka akan tercipta sumber daya manusia yang berkompeten dan mampu bersaing di dunia kerja yang akan berdampak pada kemajuan suatu negara. Salah satu upaya yang dapat ditempuh adalah dengan mengoptimalkan proses pembelajaran di sekolah.
Optimalisasi berasal dari kata “opimal”. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, “Optimal adalah suatu hal yang baik; tertinggi; paling
menguntungkan”. Sedangkan menurut Sisdjiatmo (1990:266) “Optimal
adalah berusaha memaksimumkan sesuatu yang diiginkan”.
Dengan demikian, optimalisasi dapat didefinisikan sebagai cara atau langkah-langkah yang digunakan untuk mendapatkan hasil yang optimal dengan segala yang mempengaruhinya.
Menurut Tim Penyusun Kamus Bahasa Indonesia (1998:705)
“Optimalisasi merupakan proses, cara atau perbuatan mengoptimalkan”.
Mengoptimalkan berarti menjadikan paling baik, paling tinggi atau paling menguntungkan.
22
Menurut Yuwono (1994) “Optimalisasi adalah perihal mengoptimalkan
suatu proses atau kegiatan yang diarahkan untuk mencapai atau mendapatkan hasil yang terbaik.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa optimalisasi adalah suatu proses atau kegiatan yang bertujuan untuk meminimalkan atau memaksimalkan suatu program agar mendapatkan hasil yang diharapkan.
Optimalisasi kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya faktor metode atau teknik mengajar guru. Guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga peserta didik tidak jenuh dalam kegiatan pembelajaran. Guru dapat mengaitkan materi yang terdapat dalam kurikulum dengan kondisi lingkungan atau sesuai dengan dunia nyata sehingga peserta didik merasa pembelajaran menjadi lebih bermakna atau memiliki manfaat dalam kehidupan sehari-hari.
23
belajar dan prosedur pembelajaran, membahas materi/ bahan belajar dan melakukan saling tukar pengalaman dan pendapat dalam membahas materi atau memecahkan masalah.
5. Pengertian Pelayanan Sekolah
Proses pendidikan dan pembelajaran pada dasarnya merupakan kegiatan positif yang memfasilitasi anak didik untuk memperoleh informasi yang dapat mengubah kondisi dirinya menjadi lebih baik. Oleh karena itulah, maka diperlukan suatu kondisi yang dapat mewujudkan tujuan tersebut.
Kondisi tersebut harus diciptakan, sebab tidak mungkin secara otomatis suatu kondisi muncul dihadapan kita. Dalam hal ini kita perlu menyadari bahwa menciptakan kondisi yang kondusif merupakan salah satu bentuk pelayanan sekolah kepada anak didik sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara maksimal.
Menurut Kotler sebagaimana dikutip oleh Aulia Rahayu (2013:54)
“Pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan
oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun”. Sedangkan menurut Anton Adiwiyoto dalam Hendra Hadiwijaya (2011:224) mengemukakan bahwa
“Pelayanan adalah suatu yang sangat subyektif dan sulit didefinisikan
karena pelayanan sebagai subyek yang melakukan suatu transaksi dapat bereaksi secara berbeda terhadap apa yang kelihatannya seperti pelayanan
24
Menurut Moenir sebagaimana dikutip oleh Hendra Hadiwijaya (2011:224)
“Pelayanan adalah aktivitas yang dilakukan seseorang atau sekelompok
orang dengan landasan faktor material melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan orang lain sesuai dengan haknya”. Hal ini menjelaskan bahwa pelayanan adalah suatu bentuk sistem, prosedur atau metode tertentu yang diberikan kepada orang lain dalam hal ini pelanggan agar kebutuhan pelanggan tersebut dapat terpenuhi sesuai dengan harapan mereka.
Menurut Tjiptono dalam Hendra Hadiwijaya (2011:224) mengemukakan bahwa “Kualitas pelayanan atau jasa merupakan keunggulan-keunggulan yang diberikan perusahaan dalam rangka memenuhi keinginan pelanggan”.
Pendapat lain dikemukakan Siagian dalam Hendra Hadiwijaya (2011:244)
“Pelayanan secara umum adalah rasa menyenangkan yang diberikan
kepada orang lain disertai kemudahan-kemudahan dan memenuhi segala kebutuhan mereka”. Dengan demikian pelayanan merupakan upaya memberikan kesenangan-kesenangan kepada pelanggan dengan adanya kemudahan-kemudahan agar pelanggan dapat memenuhi kebutuhannya.
25
Menurut Moenir dalam jurnal Hendra Hadiwijaya (2011:245) bentuk-bentuk pelayanan terdiri dari:
1) Pelayanan dengan Lisan
Dalam pelayanan dengan lisan ini fungsi humas betul-betul diefektifkan sebagai kepanjangan tangan dari pemberian informasi kepada pelanggan. Dengan kata lain pelayanan lisan adalah komunikasi langsung kepada pelanggan.
2) Pelayanan dengan tulisan
Pelayanan dalam bentuk tulisan ini dilakukan berdasarkan pada jarak yang terlalu jauh antara pelanggan dengan produsen. Adapun pelayanan ini dapat digolongkan yaitu pelayanan berupa petunjuk dan pelayanan berupa reaksi tertulis atas permohonan.
3) Pelayanan dengan perbuatan
Adapun pelayanan yang dilakukan dengan perbuatan merupakan tindak lanjut dari suatu pekerjaan pada bagian pelayanan agar dapat beradaptasi langsung atau bertatap muka dengan pelanggan.
Selanjutnya dapat dilihat pula bagaimana upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang efektif, seperti dikemukakan oleh Pusat Data dan Analisis Pilar dalam jurnal Hendra Hadiwijaya (2011:227) yang menyatakan beberapa prinsip yang mendukung prosedur pelayanan pelanggan yang efektif yaitu :
1) Program pelayanan harus berkaitan dengan perusahaan. 2) Program pelayanan harus dimulai dari manajemen puncak. 3) Terpusat pada visi.
4) Program pelayanan harus terintegrasi dalam manajemen. 5) Memotivasi karyawan ujung tombak.
6) Berpedoman pada hasil penelitian. 7) Melakukan pengukuran.
8) Harus berkaitan dengan prestasi dan penghargaan. 9) Mampu mengkaitkan kualitas eksternal dengan internal.
10) Pengembangan program pelayanan harus didukung oleh pelatihan, program, seleksi dan induksi.
26
dimaksudkan dengan pelanggan adalah peserta didik di SMA YP Unila sebagai pengguna langsung dari pelayanan yang diberikan oleh sekolah tersebut. Persepsi peserta didik terhadap pelayanan di SMA YP Unila ini terbentuk dari pelayanan yang diterima atau dirasakan oleh peserta didik di sekolah tersebut.
6. Tinjauan Tentang Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan ini merupakan penjabaran dari Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sebagaimana tercantum dalam ketentuan umum Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, yang dimaksud dengan Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
27
Standar nasional pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Standar nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, terdapat delapan standar yang menjadi sorotan dalam melaksanakan Standar Nasional Pendidikan yaitu sebagai berikut:
1. Standar Isi
Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi ini memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulim tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan/akademik. (Pasal 5 Ayat (1) dan (2))
2. Standar Proses
28
Selain itu dalam penyelenggaraan proses pembelajaran, pendidik harus memberikan keteladanan dan contoh yang baik kepada peserta didiknya. Setiap satuan pendididikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembeajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif.
3. Standar kompetensi kelulusan
Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Standar kompetensi kelulusan ini meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. (Pasal 25 Ayat (1), (2), dan (4))
29
4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan
Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik yang dimaksudkan di atas adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. (Pasal 28)
Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan/atau sertifikat keahlian tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui dan diperlukan dapat diangkat menjadi pendidik setelah melaewati uji kelayakan dan kesetaraan.
5. Standar sarana dan prasarana
30
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. (Pasal 42 Ayat (2))
6. Standar pengelolaan
Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas. Setiap satuan pendidikan dipimpin oleh seorang kepala satuan sebagai penanggung jawab pengelolaan pendidikan. (Pasal 29 Ayat (1) dan (3))
7. Standar pembiayaan
31
Biaya operasi satuan pendidikan meliputi: Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji, bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya. Standar biaya operasi satuan pendidikan ditetapkan dengan Peraturan Menteri berdasarkan usulan BSNP. (Pasal 62)
8. Standar penilaian
Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan penilaian hasil belajar oleh pemerintah. (Pasal 63 Ayat (1))
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.
32
7. Pentingnya Peningkatan Mutu Pendidikan
Tuntutan akan lulusan sekolah yang bermutu semakin mendesak karena semakin ketatnya persaingan dalam lapangan kerja. Dalam kerangka pengembangan mutu terpadu, usaha pendidikan tidak lain adalah merupakan usaha yang memberikan pelayanan kepada pelanggannya, yaitu mereka yang belajar dalam lembaga pendidikan tersebut.
Para pelanggan layanan pendidikan terdiri dari berbagai unsur paling tidak empat kelompok. Mereka itu adalah pertama yang belajar, bisa merupakan mahasiswa/pelajar/murid/peserta belajar yang disebut klien/pelanggan primer (primary external costumers). Mereka inilah yang langsung menerima manfaat layanan pendidikan dari lembaga tersebut. Kedua, para klien terkait dengan orang yang mengirimnya ke lambaga pendidikan, yaitu orang tua dan mereka ini yang disebut sebagai pelanggan sekunder (secondary external cosumers). Pelanggan lainnya yang ketiga adalah lapangan kerja bisa pemerintah maupun masyarakat sebagai pengguna output pendidikan (tertiary external cosumers). Selain itu yang keempat dalam hubungan kelembagaan masih terdapat pelanggan lainnya yaitu yang berasal dari intern lembaga; mereka itu adalah para guru/tenaga pendidik, serta pemimpin lembaga (internal costumers).
masing-33
masing pelanggannya diatas. Kepuasan dan kebanggaan dari mereka sebagai penerima manfaat layanan pendidikan harus menjadi acuan bagi program peningkatan mutu layanan pendidikan.
Sistem jaminan kualitas mutu pendidikan menjadi isu yang utama dalam konteks pendidikan saat ini. Mutu pendidikan yang kasat mata tentunya tertuju pada mutu pendidikan itu sendiri. Untuk dapat menghasilkan lulusan yang bermutu tentunya harus didukung oleh suatu proses yang bermutu juga. Suatu proses yang bermutu tentunya harus didukung oleh faktor-faktor penunjang proses pendidikan yang bermutu pula. Mutu pendidikan harus bersifat menyeluruh, menyangkut semua komponen, pelaksanaan dan kegiatan yang bermutu total.
Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di sekolah, harus didasarakan kepada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan di Indonesia. Standar nasional pendidikan ini merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Republik Indonesia. Fungsi dari standar nasional pendidikan ini adalah sebagai perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang lebih bermutu.
34
telah ditetapkan dapat dijabarkan dalam misinya. Indukatif apabila pendidikan dapat mendatangkan manfaat, dunia kerja, dan profesional.
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, tidaklah cukup hanya ditangani oleh sebuah lembaga saja yang bernama dinas pendidikan mulai dari tingkat pusat sampai tingkat daerah, tetapi harus ditangani oleh lebih dari satu lembaga yang memiliki visi dan misi yang sama dalam bidang pendidikan, contohnya sekolah. Untuk itu diperlukan sebuah komitmen bersama agar dapat memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia.
35
Salah satu sekolah yang mendukung terselenggaranya mutu pendidikan ke arah yang lebih baik adalah SMA YP Unila Bandar Lampung. Sekolah ini telah berusaha mengoptimalkan pelayanannya sesuai dengan standar nasional pendidikan Indonesia.
B. Kerangka Pikir
Berdasarkan pembukaan UUD 1945 bahwa salah satu tujuan nasional Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Melalui pendidikanlah tujuan nasional tersebut dapat tercapai. Salah satu komponen penting dalam bidang pendidikan adalah sekolah. Sekolah sebagai faktor penentu mutu Sumber Daya Manusia (SDM) harus dapat melaksanakan fungsinya dengan baik agar dapat menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih baik.
36
Salah satu sekolah yang telah berusaha mengoptimalkan standar pelayanannya adalah SMA YP Unila Bandar Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana persepsi peserta didik terhadap optimalisasi pelayanan pendidikan di SMA YP Unila.Persepsi peserta didik ini didasarkan pada indikator pemahaman peserta didik terhadap pelayanan di sekolah, tanggapan peserta didik terhadap pelayanan yang diberikan sekolah, serta harapan peserta didik terhadap pelayananyang telah diberikan SMA YP Unila Bandar Lampung.
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam suatu penelitian sangat diperlukan adanya suatu metode dengan masalah yang diteliti, sehingga memperoleh hasil yang diharapkan. Metode sangat diperlukan untuk menentukan data penelitian, menguji kebenaran, menemukan dan mengembangkan suatu pengetahuan, cara mengkaji kebenaran dan suatu pengetahuan.
Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode yang digunakan dalam meneliti suatu kelompok, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, atau suatu kelas peristiwa masa datang. (Muhammmad Nasir, 1988:63)
38
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 173) “Populasi adalah keseluruhan
subek penelitian”. Penelitian ini yang menjadi polulasi adalah keseluruhan
individu yang akan diteliti. Jadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik di SMA YP Unila Bandar Lampung yang berjumlah 1139 peserta didik.
Tebel 1: Data jumlah peserta didik SMA YP Unila Tahun Ajaran 2012/2013
NO KELAS L P L+P
1. X 190 218 408
2. XI 171 222 393
3. XII 151 187 338
JUMLAH 512 627 1139
Sumber Data : Staf Tata Usaha SMA YP Unila 2012/2013
2. Sampel
Banyaknya sampel dalam penelitian ini, penulis berpegang pada pendapat Suharsimi Arikunto (2010:174) yang menyatakan bahwa “untuk ancer-ancer, jika subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitianya merupakan penelitian populasi dan jika subjeknya lebih dari 100 diambil 10-15% atau 20-25% ataupun lebih, tergantung
39
1. Kemampuan meneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan data.
2. Sempitnya wilayah pengamatan dari setiap subjek karena menyakat hal banyak sedikitnya data.
3. Besar kecilya resiko yang ditanggung peneliti.
Sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah 10% dari jumlah peserta didik di SMA YP Unila Bandar Lampung. Jadi sampel dalam penelitian ini adalah 10% x 1139 = 114 responden.
Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan Teknik Sample Random yaitu di dalam pengambilan sampelnya peneliti mencampur subjek-subjek dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama. Dengan demikian maka peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel. (Suharsimi Arikunto, 2010:175)
Tebel 2: Jumlah sampel penelitian
NO KELAS JUMLAH PESERTA DIDIK
SAMPEL
1. X 408 x 10% 40
2. XI 393x10% 39
3. XII 338x10% 35
JUMLAH 114
40
C. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis membedakan dua variabel yaitu variabel bebas sebagai variabel yang mempengaruhi (X) dan varibael terikat sebagai variabel yang dipengaruhi (Y) yaitu:
a. Variabel bebas (X)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Persepsi Peserta didik terhadap Optimalisasi Pelayanan Pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung.
b. Variabel terikat (Y)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah optimalisasi pelayanan di SMA YP Unila.
D. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional Variabel 1. Definisi Konseptual
a. Persepsi peserta didik merupakan cara pandang sekelompok peserta didik yang hidup bersama dalam suatu lingkungan sekolah terhadap suatu objek yang diamati berdasarkan pengetahuan dan pengalaman sehingga memungkinkan antara orang yang satu dengan yang lainnya berbeda walaupun objeknya sama. Hal ini tergantung pada pengalaman, proses belajar sosialisasi, dan pengetahuannya tentang masing-masing objek tertentu.
41
pemenuhan kebutuhan melalui aktifitas orang yang menyangkut segala usaha yang dilakukan orang lain dalam rangka mencapai tujuannya.
2. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah definisi yang memberikan gambaran cara mengukur suatu variabel dengan membeikan arti suatu kegiatan. Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah:
a. Persepsi peserta didik merupakan cara pandang sekelompok peserta didik yang hidup bersama dalam suatu lingkungan sekolah terhadap suatu objek yang diamati berdasarkan pengetahuan dan pengalaman sehingga memungkinkan antara orang yang satu dengan yang lainnya berbeda walaupun objeknya sama.
Dalam penelitian ini untuk mengukur persepsi siswa dapat dilihat dari indikator:
1) Pemahaman. Indikator pemahaman ini diukur dari tingkat pemahaman peserta didik terhadap optimalisasi pelayanan pendidikan di SMA YP Unila.
2) Tanggapan. Indikator ini diukur dari tanggapan peserta didik terhadap pelayanan pendidikan yang telah diberikan di SMA YP Unila.
42
b. Optimalisasi dapat didefinisikan sebagai cara atau langkah-langkah yang digunakan guna mendapatkan hasil yang optimal dengan segala yang mempengaruhinya. Sedangkan pelayanan adalah sebuah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktifitas orang yang menyangkut segala usaha yang dilakukan orang lain dalam rangka mencapai tujuannya.
Persepsi peserta didik terhadap pelayanan di SMA YP Unila ini terbentuk dari pelayanan yang diterima atau dirasakan langsung oleh peserta didik di sekolah tersebut. Dalam penelitian ini untuk mengukur optimalisasi pelayanan pendidkan di SMA YP Unila Bandar Lampung dapat dilihat dari indikator:
1. Standar proses
2. Standar pendidik dan tenaga kependidikan 3. Standar sarana dan prasarana
4. Standar pengelolaan
3. Rencana Pengukuran Variabel
43
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini maka diterapkan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Angket
Angket atau kuisioner yang berisi daftar pertanyaan yang secara tertulis yang terdiri dari item-item pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian dan akan dijawab oleh responden penelitian yaitu peserta didik di SMA YP Unila Bandar Lampung yang terpilih secara acak menjadi sampel penelitian. Angket yang akan digunakan adalah angket tertutup, yaitu item-item dari pertanyaan sudah disertai dengan alternatif jawaban yang harus dipilih oleh responden.
Angket dalam penelitian ini dipakai karena data yang diperlukan angka-angka yang berupa skor nilai, untuk memperoleh data utama dan di analisis. Dalam setiap test memiliki tiga alternatif jawaban dan masing- masing memiliki bobot atau skor nilai yang berbeda. Menurut Nasir (1988:404) skor yang diberikan adalah:
a. Untuk jawaban yang sesuai dengan harapan diberikan skor 3. b. Untuk jawaban yang tidak sesuai dengan aharapan diberikan skor 2. c. Untuk jawaban yang sangat tidak sesuai dengan harapan diberikan
44
2. Teknik Penunjang a. Wawancara
Teknik wawancara dipergunakan untuk memperoleh data dan informasi secara langsung pada objek peneliti. Adapun teknik wawancara yang dipergunakan berfokus pada wawancara yang langsung diarahkan kepada persoalan mengenai persepsi peserta didik terhadap optimalisasi pelayanan di SMA YP Unila Bandar Lampung.
b. Observasi
Metode observasi ini dilakukan untuk pengamatan dan pengambilan data secara langsung terhadap objek penelitian dan keadaan tempat penelitian serta keadaan umum tempat penelitian.
c. Teknik dokumentasi
Teknik dokumentasi, yaitu suatu pengambilan data yang diperoleh dari informasi-informasi dan dokumen-dokumen yang digunakan untuk mendukung keterangan-keterangan tentang sesuatu yang diteliti.
E. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas
45
angket, yang disajikan berdasarkan konstruksi teoritisnya. Untuk validitas angket, peneliti mengadakan uji coba dengan melihat indikator variabel yang kemudian menjadi item-item pertanyaan.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah cukup baik sehingga mampu menggunakan data yang terpercaya, maka sebelum di uji coba, langkah yang dilakukan sebagai berikut:
1. Melakukan uji coba angket diluar responden
2. Hasil uji coba dikelompokkan dalam item genap ganjil
3. Hasil item ganjil dan genap dikorelasikan dengan product moment
yaitu: rxy =
∑ ∑ ∑
√{∑ (∑ )} {∑ (∑ )}
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi antar gejala x dan y
xy : Product dari gejala x dan y n : Jumlah sampel.
(Hadi, 1989: 39)
4. Untuk reliabilitas angket digunakan Rumus Sperman Brown, yaitu:
r
xy=
( )
( )
46
rxy : Koefisien reliabilitas seluruh item
rgg : koefisien antara item genap dengan ganjil
(Sutrisno Hadi, 1996: 37)
5. Adapun hasil perhitungan di masukkan dalam kriteria reliabilitas sebagai berikut:
0,90 – 1,00 = reliabilitas tinggi 0,50 – 0,98 = reliabilitas sedang 0,00 – 0,49 = reliabilitas rendah
F. Teknik Analisis Data
Tindak lanjut dari pengumpulan data adalah menganalisis data. Dalam penelitian ini menggunakan suatu analisis data kuantatif yaitu dengan menggunaka kata-kata dalam kalimat serta angkat secara sistematis, selanjutnya menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadi (1996:39), yaitu:
I =
Dimana:
I = Interval NT = Nilai tertinggi NR = Nilai terendah K = Kategori
47
P =
Dimana:
P = besarnya persentase
F = jumlah alternatif seluruh item
N = jumlah perkalian antar item dan responen
Untuk mendefinisikan banyaknya persentase (Suharsimi Arikunto, 2010: 196) yang diperoleh digunakan kriteria sebagai berikut:
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan tentang persepsi peserta didik terhadap optimalisasi pelayanan pendidikan berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung, maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1. Indikator pemahaman peserta didik terhadap optimalisasi pelayanan pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung masuk dalam kategori paham. Hal ini berarti, peserta didik telah memahami dan mengetahui pelayanan pendidikan yang terdapat di sekolah. Peserta didik juga telah memahami fungsi dan tujuan dari pelayanan pendidikan yang diberikan oleh sekolah tersebut.
120
3. Indikator harapan peserta didik terhadap optimalisasi pelayanan pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung masuk dalam kategori terlaksana. Hal ini berarti, peserta didik mengharapkan pelayanan pendidikan yang semakin baik dan sesuai dengan kebutuhan mereka. 4. Optimalisasi pelayanan pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung
dilihat dari indikator standar proses, masuk dalam kategori cukup optimal. Hal ini ditunjukkan dengan masih terdapat beberapa siswa yang beranggapan bahwa proses pembelajaran yang berlangsung masih kurang interaktif, inspiratif dan menyenangkan, walaupun sekolah telah berusaha mengoptimalkan pelayanan pendidikan dalam bidang standar proses kepada peserta didiknya.
5. Optimalisasi pelayanan pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung dilihat dari indikator standar pendidik dan tenaga pendidikan, masuk dalam kategori cukup optimal. Hal ini ditunjukkan dengan masih terdapat beberapa siswa yang beranggapan bahwa tenaga pendidik/guru belum memberikan pelayanan yang sesuai dengan harapan peserta didik.
121
7. Optimalisasi pelayanan pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung dilihat dari indikator standar pengelolaan, masuk dalam kategori sangat optimal. Hal ini berarti, peserta didik beranggapan bahwa sekolah telah memiliki sistem pengelolaan yang baik dan berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan dalam rangka pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah secara efektif dan efisien.
B. Saran
Berdasarakan kesimpulan diatas, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Kepada peserta didik agar dapat lebih memahami fungsi dan tujuan dari pelayanan pendidikan yang diberikan oleh sekolah. Peserta didik diharapkan dapat memanfaatkan pelayanan yang diberikan oleh sekolah dengan sangat optimal dan sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, peserta didik juga diharapkan dapat berperan aktif dalam memberikan masukan-masukan yang membangun dalam rangka meningkatkan pelayanan pendidikan yang lebih optimal di sekolah agar motivasi dan budaya belajar serta prestasi dapat dicapai dengan baik.
122
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Ali, Muhammad. 1993. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bina Aksara
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka
--- Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
--- Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
Djamarah, Saiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta Hadi, Sutrisno. 1996. Metode Research. Yogyakarta: Yayasan Psikologi UGM Hadiwijaya, Hendra. Jurnal Ekonomi dan Informansi Akuntansi: Persepsi Siswa
terhadap Pelayanan Jasa Pendidikan Pada Lembaga pendidikan El Rahma Palembang. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi (Jenius) Kartono, Kartini. 2001. Bimbingan Belajar. Jakarta: Rajawali
Miramis. 1999. Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali