• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Kelas VIII SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/ 2015)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Kelas VIII SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/ 2015)"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

(Studi pada Kelas VIII SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/ 2015)

Oleh

AYU TIARA PUTRI

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu yang bertujuan untuk me-ngetahui efektivitas model pembelajaran TAI terhadap pemahaman konsep matematis siswa. Desain yang digunakan adalah posttest-only control design dengan populasinya adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung semester genap Tahun Pelajaran 2014/ 2015 dan sampel penelitian adalah siswa kelas VIIIA dan VIIIB yang ditentukan dengan teknik purposive random sampling. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran TAI efektif ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep matematis siswa pada kelas VIII SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/ 2015.

(2)

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

(Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/ 2015)

Oleh

Ayu Tiara Putri

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Matematika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)
(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Enim, Sumatra Selatan pada tanggal 03 September 1993. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan dari Bapak Drs.Awal Wahidi dan Ibu Nurlis Aprini.

Penulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK Aisyiyah Bustanul Athfal pada tahun 1999, pendidikan dasar di SD Negeri 24 Tanjung Enim pada tahun 2005, pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 3 Tanjung Enim pada tahun 2008, dan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Unggulan Muara Enim pada tahun 2011. Pada tahun 2011, penulis diterima sebagai mahasiswa diProgram Studi Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung melalui jalur undangan Universitas Lampung 2011.

(7)

i

Persembahan

Segala Puji Bagi Allah SWT, Dzat Yang Maha Sempurna

Sholawat serta Salam selalu tercurah kepada Uswatun Hasanah Rasulullah Muhammad SAW

Kupersembahkan karya kecil ini sebagai tanda cinta dan kasih sayangku kepada:

Mama tercinta (Nurlis Aprini) dan Papa tercinta (Drs.Awal Wahidi), yang telah membesarkan dan mendidik dengan penuh cinta kasih dan pengorbanan yang tulus serta selalu mendoakan yang terbaik untuk

keberhasilan dan kebahagiaanku

Adikku tercinta Nabila Dewi Anjani yang telah memberikan dukungan dan semangatnya padaku

Seluruh keluarga besar yang terus memberikan do’anya , terima kasih

Para pendidik yang telah mengajar dan mendidik dengan penuh kesabaran.

Semua sahabat-sahabatku yang begitu tulus menyayangiku dengan segala kekuranganku, dari kalian aku belajar memahami arti ukhuwah. Sesungguhnya ukhwah yang tulus merupakan mata uang yang sangat

langka di zaman sekarang ini.

(8)

MOTO

Majulah tanpa menyingkirkan orang lain,

Naiklah tinggi tanpa menjatuhkan orang

lain

(9)

ii SANWACANA

Alhamdulillahi Robbil „Alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan. Sholawat serta salam selalu tercurah pada junjungan kita yang membawa kita dari zaman Jahiliah ke zaman yang terang benderang, yaitu Rasulullah Muhammad SAW.

Skripsi yang berjudul “Efektivitas Pembelajaran Kooperatif tipe TAI Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/ 2015)”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penyusunan skripsi ini disadari sepenuhnya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus ikhlas kepada:

(10)

iii 2. Ibu Dra. Arnelis Djalil, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan sumbangan pemikiran, perhatian, kritik, saran, memotovasi, dan semangat kepada penulis selama penyusunan skripsi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Ibu Dr. Sri Hastuti Noer, M. Pd., selaku Pembahas yang telah memberikan masukan dan saran kepada penulis.

4. Mamaku, Nurlis Aprini dan Papaku, Drs.Awal Wahidi tercinta atas perhatian, kasih sayang, dan segalanya yang telah diberikan kepadaku selama ini serta tidak pernah lelah untuk selalu mendoakan yang terbaik untukku.

5. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis. 6. Bapak Dr. Bujang Rahman, M. Si., selaku dekan FKIP Universitas Lampung

beserta staf dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 8. Bapak Wahdiyana, S.T.,M.Pd.T., selaku Kepala SMP Muhammadiyah 3

Bandar Lampung beserta Wakil, staf, dan karyawan yang telah memberikan kemudahan selama penelitian.

(11)

iv 10. Seluruh siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung Tahun

Pelajaran 2014/ 2015, khususnya siswa kelas VIIIA dan VIIIB atas perhatian dan kerjasama yang telah terjalin.

11. Adikku tercinta Nabila Dewi Anjani yang telah memberikan doa, semangat, dan motivasi kepadaku.

12. Sahabat tercinta Nico Andrianto yang selama ini memberikan perhatian, motivasi, semangat dan selalu menemaniku.

13. Teman teman tercinta, Citra Ayu Murti, Lidia Widiarti, Muthiah Karimah, Selvy Dwi Utami, Desy Rahmawati, Venti Martaliza, yang selama ini memberiku motivasi dan semangat.

14. Teman-teman karibku tersayang, seluruh angkatan 2011 Pendidikan Matematika: Ade Irma, Agung, Agus, Kakak Aan, Aliza Ramadani, Vina, Aulia Rahmat, Ayu Anindra, Ayu f, Ayu Sekar, Ayu Ta, Bayu, Dedes, Dewi, Dian, Didi, Dina, Emi, Emilda, Enggar, Eni, Fitri Fatmawati, Florensia, Fuji, Gilang, Hani, Ketua Angkatan Heizlan, Ige, Ikhwanudin, Indah, Ismi Vita , Ista, Iwan Ndut, Laili, Ipeh, Hasbi, Elcho, Panji, Yusuf, Ratna, Niluh Eka, Nourma, Pobby, Rahmat Abi, Ria Oktavia, Rizka, Oca, Siska, Siti, Suci Rohani, Titi, Veni, Winda, Wulan, Yola, Yulisa.

15. Kakak-kakak angkatanku terkasih Mbak Hesti, Mbak Asih, Mbak Lia, Mbak Vera, Mbak Ebta, Kak Umpu, Kak Novrian , Kak Yose, Kak Mifta, Kak Adit terima kasih atas kebersamaannya.

(12)

v 17. Teman-teman seperjuangan KKN di Desa Kenali, Kecamatan Belalau,

Kabupaten Lampung Barat dan PPL di SMP Negeri 1 Belalau (Ahmad Jaenudin, Agus Setiawan , Wawan Gunawan, Fajar Lestari, Gusti Ayu Putu Tiana Lestari, Helchia Sandra G, Yuliana Ria Ariska, Qonita Afriyani, ) atas kebersamaan selama kurang lebih tiga bulan yang penuh makna dan kenangan.

18. Pak Liyanto dan Pak Mariman, penjaga gedung G, terima aksih atas bantuan dan perhatiannya selama ini.

19. Almamater Universitas Lampung tercinta yang telah mendewasakanku. 20. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga dengan kebaikan, bantuan, dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan pahala dari Allah SWT, dan semoga skripsi ini bermanfaat. Aamiin ya Robbal „Alamin.

Bandarlampung, Mei 2015 Penulis

(13)

vi DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... ... 7

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ... ... 9

2.1.1 Efektivitas Pembelajaran ... ... 9

2.1.2 Model Pembelajaran TAI ... ... 10

2.1.3 Pembelajaran Konvensional ... 15

2.1.4 Kemampuan Pemahaman Konsep ... 16

2.2 Kerangka Pikir ... ... 19

2.3 Anggapan Dasar ... 22

2.4 Hipotesis ... 22

III. METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel ... ... 23

3.2 Desain Penelitian ... ... 24

(14)

vii

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 25

3.5 Instrumen Penelitian ... 25

3.5.1 Validitas Isi ... 27

3.5.2 Reliabilitas ... 27

3.5.3 Tingkat Kesukaran ... 28

3.5.4 Daya Pembeda ... 29

3.6 Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 31

3.7 Teknik Analisis Data ... 32

3.7.1 Uji Normalitas ... 32

3.7.2 Uji Hipotesis ... 34

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 37

4.2 Pembahasan ... ... 40

V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... ... 47

5.2 Saran ... ... 47

(15)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Distribusi siswa pada nilai rata rata ulangan

akhir... 23

Tabel 3.2 Desain Penelitian Posttest Only Control Design ... 24

Tabel 3.3 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemahaman Konsep ... 26

Tabel 3.4 Interpretasi Nilai Reliabilitas ... 28

Tabel 3.5 Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 29

Tabel 3.6 Interpretasi Daya Pembeda ... 30

Tabel 3.7 Hasil Uji Coba Tes... 31

Tabel 3.8 Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa ... 33

Tabel 4.1 Persentase Siswa yang Memahami Konsep Matematis Siswa ... 37

Tabel 4.2 Hasil Uji Proporsi Data Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa ... 38

Tabel 4.3 Hasil Uji Kesamaan Dua Proporsi Data Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa ... 39

(16)

ix DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A. PERANGKAT PEMBELAJARAN

A.1 Silabus... 50

A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ... 55

A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ... 79

A.3 Lembar Kerja Kelompok (LKK) ... 101

B. PERANGKAT TES B.1 Kisi-kisi Soal Posttest ... 117

B.2 Soal Posttest ... 118

B.3 Kunci Jawaban Soal Posttest ... 120

B.4 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 124

B.5 Form Penilaian Posttest ... 125

B.6 Surat Keterangan Validasi ... 127

C. ANALISIS DATA C.1 Hasil Nilai Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa (Kelas Uji Coba) ... 128

C.2 Uji Reliabilitas Tes Uji Coba ... 130

C.3 Analisis Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran Item Hasil Tes Uji Coba ... 132

(17)

x C.5 Hasil Nilai Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa

Kelas Kontrol ... 135

C.6 Uji Normalitas Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas Eksperimen ... 137

C.7 Uji Normalitas Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas Kontrol ... 141

C.8 Uji Proporsi Kelas Eksperimen ... 145

C.9 Uji Kesamaan Dua Proporsi ... 147

C.10 Analisis Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Skor Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas Eksperimen ... 150

C.11 Analisis Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Skor Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas Kontrol ... 154

D. LAIN-LAIN D.1 Kartu Kendali Bimbingan Skripsi ... 155

D.2 Daftar Hadir Seminar Proposal ... 157

D.3 Daftar Hadir Seminar Hasil ... 159

D.3 Surat Izin Penelitian ... 160

D.4 Surat Keterangan Penelitian ... 161

(18)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik Depdiknas (2002: 263). Oleh karena itu pendidikan berperan penting dalam kehidupan manusia, karena melalui pendidikan manusia dapat membuat dirinya menjadi lebih berkembang. Hal tersebut sejalan dengan yang diungkapkan Tim Dosen Unila (2007: 16) :

Pendidikan bukan semata-mata sebagai sarana untuk persiapan hidup masa mendatang, tetapi juga untuk menghadapi gelombang globalisasi dengan masyarakat yang cenderung bersikap konsumerisme. Pada masa sekarang ini, pendidikan harus mampu menghadapi suatu masyarakat mega kompetisi. Masyarakat mega kompetisi meminta manusia terus menerus berubah, tahan banting, siap mengejar kualitas dan keunggulan.

Wardoyo (2013: 21) menambahkan bahwa perubahan yang terjadi bukan secara serta merta namun melalui proses interaksi dan pengalaman yang sistematis. Kegiatan pembelajaran disekolah merupakan interaksi antara guru dan siswa.

(19)

2 Rendahnya mutu pendidikan matematika di Indonesia ini di tunjukkan oleh hasil survei internasional Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) pada tahun 2011 yang menyatakan skor rata-rata prestasi matematika di Indonesia berada peringkat 38 dari 42 negara (NCES, 2011). Selain itu juga ditunjukkan oleh hasil survei Programme for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2012 yang menyatakan bahwa kemampuan matematika siswa di Indonesia menduduki peringkat ke-64 dari 65 negara (OECD, 2012). Hal ini berarti kemampuan matematika siswa di Indonesia berada pada level rendah. Kondisi ini sangat memprihatinkan bagi siswa Indonesia, yaitu hasil belajar matematika siswa yang rendah, kurang optimal dan cenderung kurang memuaskan.

(20)

3 Pemahaman konsep yang dimiliki siswa dipengaruhi oleh interaksi pembelajaran yang aktif. Untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, maka guru dapat meng-gunakan model pembelajaran yang mampu mengajak siswa berperan aktif selama pembelajaran. Model pembelajaran merupakan salah satu komponen utama da-lam menciptakan suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan. Model pembelajaran yang sesuai adalah model pembelajaran yang menarik dan variatif sehingga dapat menumbuhkan minat maupun motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang mengakibatkan siswa aktif serta dapat memahami konsep matematis dengan baik.

Pada umumnya praktik yang ada di sekolah, pembelajaran masih menggunakan model konvensional. Hal tersebut dapat disebabkan oleh guru yang seringkali mencontohkan siswa bagaimana cara menyelesaikan masalah. Dengan demikian siswa cenderung menghafalkan konsep-konsep matematika yang dipelajarinya tanpa memahami dengan baik dan benar. Hal tersebut mengakibatkan lemahnya penguasaan siswa terhadap konsep-konsep matematika, sehingga siswa hanya dapat menyelesaikan soal, namun tidak dapat mengaplikasikannya dengan baik.

(21)

4 saja. Dengan demikian, siswa terbiasa mengerjakan soal-soal matematika tersebut tanpa memahami suatu konsep yang telah dipelajarinya.

Salah satu alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa adalah model kooperatif tipe Team Assisted Individualization ( TAI ). Model kooperatif tipe TAI merupakan salah satu metode yang didasari pada konsep pembelajaran konstruktivisme. Pembelajaran yang menggunakan pendekatan konstruktivisme menuntut guru untuk mampu menciptakan pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dengan materi pelajaran melalui interaksi sosial yang tercipta di dalam kelas, hal tersebut diungkapkan oleh Wardoyo (2013: 28). Diskusi merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk dapat menjalin interaksi yang baik antar siswa. Melalui diskusi siswa dapat berbagi informasi dan bertukar pendapat sehingga membuat siswa menjadi lebih pandai.

(22)

5 Dalam pemilihan model pembelajaran, guru harus mempertimbangkan keefektifan model pembelajaran yang dipilih. Keefektifan model pembelajaran tersebut berdasarkan tingkat keberhasilan pencapaian suatu tujuan pembelajaran. Suatu tujuan dari pembelajaran yang dicapai adalah ketercapaian kompetensi. Menurut Sutikno (2005:7), pembelajaran efektif merupakan suatu pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, dan dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan. Efektivitas pembelajaran dapat dicapai jika siswa berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Ayuni (2014) dalam skripsinya yang berjudul “ Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI ditinjau dari Pemahaman Konsep Matematis Siswa SMP Negeri 1 Punggur tahun pelajaran 2012/2013 “. Hasil penelitiannya diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe TAI berpengaruh terhadap pemahaman konsep matematis siswa. Pengaruh tersebut dilihat dari meningkatnya pemahaman konsep matematis yang secara segnifikan rata-rata nilai siswa lebih tinggi daripada model konvensional.

(23)

6 minimal 70 pada kelas yang menggunakan model kooperatif tipe TAI lebih dari atau sama dengan 60% dari jumlah siswa. Dengan demikian, pembelajaran matematika dapat diefektifkan melalui model kooperatif tipe TAI terhadap pemahaman konsep matematis siswa.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apakah model pembelajaran kooperatif tipe TAI efektif ditinjau dari pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung?

Dari rumusan masalah di atas terdapat dua pertanyaan penelitian, yaitu:

1. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI efektif ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep matematis siswa?

2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran konvensional ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep matematis siswa?

1.3 Tujuan Penelitian

(24)

7 1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini secara teoritis diharapkan mampu memberikan masukan terhadap perkembangan pembelajaran matematika, terutama terkait dengan pemahaman konsep matematis siswa dan model pembelajaran kooperatif tipe TAI.

2. Manfaat Praktis

Dilihat dari segi praktis, penelitian ini memberikan manfaat antara lain :

a. Bagi sekolah, dapat menyumbangkan pemikiran ilmu pengetahuan dalam bidang matematika.

b. Bagi guru, dapat menjadi alternatif dalam menggunakan model pem-belajaran yang efektif dilihat dari pemahaman konsep matematis siswa. c. Bagi peneliti lainnya, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi

bagi penelitian yang sejenis.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Efektivitas pembelajaran adalah ukuran keberhasilan proses pembelajaran dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Pada penelitian ini, pembelajaran dikatakan efektif apabila persentase siswa yang memahami konsep matematis siswa dalam pembelajaran dengan model TAI lebih dari 60% dan persentase siswa yang memahami konsep matematis siswa dengan model TAI lebih

(25)

8 2. Model TAI merupakan metode pengajaran secara kelompok di mana terdapat seorang siswa yang lebih mampu berperan sebagai asisten yang bertugas membantu secara individual siswa lain yang kurang mampu dalam suatu kelompok untuk menemukan konsep dari suatu materi yang sedang dipelajarinya.

3. Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru. Pembelajaran konvensional yang dimaksud adalah pembelajaran yang dalam menyampaikan materi guru lebih banyak mengandalkan ceramah sedangkan siswa hanya mendengarkan, mencatat, serta mengerjakan tugas. 4. Pemahaman konsep matematis siswa merupakan kemampuan siswa memahami

(26)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Efektivitas Pembelajaran

Dalam kamus bahasa indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu efektif juga dapat diartikan dengan memberikan hasil yang memuaskan. Menurut Sutikno (2005) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif merupakan suatu pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, dan dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai yang diharapkan. Keefektifan Menurut Trianto (2009:20) hasil guna yang diperoleh setelah pelaksanaan proses belajar mengajar.

Hamalik (2001:171) menyatakan bahwa “pembelajaran yang efektif adalah

pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada siswa untuk belajar”.

Dengan kata lain, suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila siswa secara aktif dilibatkan dalam mencari informasi (pengetahuan). Siswa tidak hanya pasif menerima pengetahuan yang diberikan guru.

(27)

10 ditujukan dengan nilai hasil belajar tetapi juga dilihat dari respon siswa terhadap pembelajaran yang diikuti, Mulyasa (2003) menyatakan bahwa efektivitas pembelajaran banyak bergantung pada kesiapan dan cara belajar yang dilakukan oleh siswa itu sendiri, baik yang dilakukan secara mandiri maupun kelompok.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas pembelajaran adalah ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses interaksi antar siswa maupun antara siswa dengan guru dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran dan ketercapaian kompetensi siswa. Dalam penelitian ini, pembelajaran dikatakan efektif didasarkan pada kriteria keefektifan pembelajaran di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yaitu kriteria ketuntasan minimal (KKM) pelajaran matematika yaitu apabila siswa tuntas belajar dengan nilai KKM lebih dari 70 pada kelas yang menggunakan model kooperatif tipe TAI lebih dari atau sama dengan 60% dari jumlah siswa.

2.1.2 Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI

(28)

11 Menurut Slavin dalam Yusron (2005) yang menyatakan bahwa langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TAI yaitu: Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal, guru memberikan tugas awal kepada siswa secara individu dan dibentuk dalam beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa dengan kemampuan yang berbeda, hasil belajar siswa secara individu kemudian didiskusikan dalam kelompok. Guru berperan sebagai mediator dan fasilitator bagi siswa. Guru memberikan kuis secara individual dan terakhir guru memberikan penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individu dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini).

Team Assisted Individualization (TAI) memiliki dasar pemikiran yaitu untuk mengadaptasi pembelajaran terhadap perbedaan individual berkaitan dengan kemampuan siswa maupun pencapaian prestasi siswa. Team Assisted Individualization (TAI) termasuk dalam pembelajaran kooperatif.

(29)

12 mempelajarinya dengan sangat cepat sehingga waktu pembelajaran yang dihabiskan bagi mereka hanya membuang waktu. Tentang manfaat dirancangnya TAI dalam pembelajaran adalah sebagai tambahan terhadap penyelesaian masalah manajemen dan motivasi dalam program-program pembelajaran individual. TAI dirancang untuk memperoleh manfaat yang sangat besar dari potensi sosialisasi yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif.

Tipe ini mengkombinasikan keunggulan model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran individual, model pembelajaran ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Ciri khas pada model pembelajaran TAI ini adalah: setiap siswa secara individual belajar model pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama.

(30)

13 yaitu tahapan kegiatan belajar siswa dalam kelompok, tahapan dalam team study method terdiri dari siswa mempelajari materi pada curriculum materials dalam area tim, siswa mengerjakan latihan soal pada curriculum materials dan jika mengalami kesulitan siswa dapat bertanya kepada rekan setimnya atau guru, terakhir pengecekan kembali yang dilakukan oleh anggota lainnya, jika ada yang salah siswa diminta mengerjakan kembali hingga benar. Teaching groups yaitu pengajaran ke grup – grup kecil siswa yang dilakukan oleh guru selama 5-15 menit, Fact test, yaitu pengerjaan soal kuis oleh siswa berkaitan dengan materi yang sudah dipelajari, Whole-class units, yaitu pengajaran klasikal oleh guru, team scores and team recognition yaitu pengitungan skor tim oleh guru, dan terdapat tiga kriteria yang dibentuk dari hasil tim yaitu; superteam, greatteam, goodteam.

Pada akhir pertemuan, guru menghitung nilai dari masing-masing kelompok. Nilai ini berdasarkan pada jumlah rata-rata dari anggota masing-masing kelompok dan ketelitian dari tes keseluruhan. Kriteria pemberian predikat berdasarkan kemampuan kelompok . Kelompok yang bagus diberi predikat Super Team, kelompok dengan kemampuan sedang diberi predikat Great Team, dan kelompok dengan kemampuan kurang diberi predikat Good Team. Pemberian predikat ini bertujuan untuk memotivasi dan memberi semangat kepada masing-masing kelompok agar pada pembelajaran selanjutnya mau berusaha untuk melakukan lebih baik lagi.

(31)

14 kelompok heterogen memberikan kesempatan untuk saling mengajar (peer tutoring) dan saling mendukung, (2) kelompok ini meningkatkan relasi dan interaksi antar ras, agama, etnik, dan gender, serta (3) kelompok heterogen memudahkan pengelolaan kelas karena dengan adanya satu orang yang berkemampuan akademis tinggi, guru mendapatkan satu asisten untuk setiap tiga sampai empat anak.

Siswa yang pandai ikut bertanggung jawab membantu yang lemah dalam kelompoknya. Dengan demikian siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya sedangkan siswa yang lemah akan terbantu dalam memahami materi pelajaran. Kunci model pembelajaran kooperatif TAI adalah penerapan bimbingan antar teman.

Slavin dalam Widdiharto (2006: 19) membuat model ini dengan beberapa alasan. Pertama, model ini mengkombinasikan keunggulan kooperatif dan program pengajaran individual. Kedua, model ini memberikan tekanan pada efek sosial dari belajar kooperatif. Ketiga, TAI disusun untuk memecahkan masalah dalam program pengajaran, misalnya dalam hal kesulitan belajar siswa secara individual.

(32)

15 matematika, khususnya untuk materi keterampilan-keterampilan berhitung (computation skills).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang memiliki banyak persamaan dengan pembelajaran kooperatif tipe yang lainnya, tetapi pembelajaran ini mengkombinasikan antara pembelajaran kelompok dengan pembelajaran individu.

2.1.3 Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional yang dimaksud secara umum adalah pembelajaran yang diawali dengan cara menerangkan materi menggunakan metode ceramah, kemudian memberikan contoh-contoh soal latihan dan penyelesaiannya, selanjutnya guru memberikan tugas berupa latihan soal atau lembar kerja siswa (LKS) untuk dikerjakan oleh siswa secara individu ataupun berkelompok dengan teman sekelasnya.

(33)

16 konvensional merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada guru. Pembelajaran konvensional ini lebih banyak guru berceramah di kelas. Peran guru dalam metode ceramah lebih aktif dalam hal menyampaikan bahan pelajaran, sedangkan peserta didik hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan-penjelasan yang diberikan oleh guru.

Pembelajaran konvensional ini memiliki kelebihan. Menurut Kholik (2011:1) ke-lebihan dari pembelajaran konvensional adalah dapat menampung kelas yang ber-jumlah besar, waktu yang diperlukan cukup singkat dalam proses pembelajaran karena waktu dan materi pelajaran dapat diatur secara langsung oleh guru. Selain kelebihan dari pembelajaran ini, ada beberapa kekurangan yang dapat diperha-tikan , yaitu pembelajaran berjalan monoton sehingga membosankan dan mem-buat siswa pasif karena kurangnya kesempatan yang diberikan, siswa lebih ter-fokus membuat catatan, siswa akan lebih cepat lupa, dan pengetahuan dan ke-mampuan siswa hanya sebatas pengetahuan yang diberikan oleh guru. Selain itu, pembelajaran konvensional cenderung tidak memerlukan pemikiran yang kritis.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran konven-sional adalah pembelajaran yang memberi materi melalui ceramah, pemberian latihan soal, kemudian pemberian tugas.

2.1.4 Pemahaman Konsep Matematis

Pemahaman konsep terdiri dari dua kata yaitu pemahaman dan konsep. Pemahaman merupakan terjemahan dari istilah understanding yang diartikan

(34)

17 (2007:42) mengemukakan bahwa pemahaman dapat diartikan menguasai suatu hal dengan pikiran, belajar harus mengerti secara mental makna dan filosofinya, maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya, sehingga menyebabkan siswa memahami suatu situasi. Menurut Daryanto (2008:106) kemampuan pemahaman dapat dijabarkan menjadi tiga, yaitu:

a) Menerjemahkan (translation)

Pengertian menerjemahkan bukan hanya pengalihan (translation) yaitu arti dari bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain. Dalam hal ini menerjemahkan dapat juga diartikan sebagai konsepsi abstrak menjadi suatu model, yaitu model simbolik untuk mempermudah orang mempelajarinya.

b) Menginterpretasi (interpretation)

Kemampuan ini lebih luas dari pada menerjemahkan melainkan kemampuan menginterpretasi ini adalah kemampuan untuk mengenal dan memahami.

c) Mengekstrapolasi (extrapolation)

Pengertian mengekstrapolarasi dalam hal ini adalah kemampuan untuk menerjemahkan dan menafsirkan untuk menuntut kemapuan intelektual yang lebih tinggi.

Soedjadi (2000:14) mengungkapkan bahwa konsep adalah ide abstrak yang di-gunakan untuk menggolongkan atau mengklasifikasikan sekumpulan objek yang biasanya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata. Konsep berhubung-an dengberhubung-an definisi yberhubung-ang merupakberhubung-an ungkapberhubung-an yberhubung-ang membatasi suatu konsep. Dengan definisi tersebut, seseorang dapat membuat ilustrasi atau lambang dari suatu konsep yang didefinisikan.

(35)

18 yaitu dengan menunjukkan pemahaman konsep matematika yang dipelajarinya dengan cara menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. Selanjutnya, pada penjelasan teknis Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas Nomor 506/C/Kep/ PP/2004 tanggal 11 November 2004 tentang rapor (Wardhani, 2008:10) diuraikan bahwa indikator siswa memahami konsep matematis adalah: (a) mampu menyatakan ulang suatu konsep; (b) mengklasifikasikan objek-objek me-nurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya; (c) memberi contoh dan noncontoh dari konsep; (d) menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis; (e) mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup dari suatu konsep; (f) menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu; dan (g) mengaplikasikan konsep pada pemecahan masalah.

Pemahaman konsep berpengaruh terhadap tercapainya hasil belajar. Hasil belajar

merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar atau

ke-mampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Pemahaman

konsep merupakan kompetensi yang ditujukkan siswa dalam memahami konsep

(36)

19 Berdasarkan uraian di atas, bahwa pemahaman konsep adalah kemampuan siswa dalam menerjemah, menafsirkan, dan menyimpulkan suatu konsep matematika yang berdasarkan pembentukan pengetahuannya. Hal tersebut dikarenakan ide-ide matematika yang siswa peroleh dengan memahami saling berkaitan, sehingga siswa lebih mudah untuk mengingat dan menggunakannya, serta menyusunnya kembali saat lupa.

2.2 Kerangka Pikir

Penelitian tentang penerapan efektifvitas pembelajaran kooperatif tipe TAI ditinjau dari pemahaman konsep matematis terdiri dari satu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe TAI sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan pemahaman konsep matematis siswa SMP.

(37)

20

Ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama.

Dalam pembelajaran kooperatif tipe TAI, ada langkah-langkah dimana guru menyiapkan materi bahan ajar yang dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil masing-masing beranggotakan 4-5 orang siswa dibagi secara heterogen, di dalam kelompok hiterogen tersebut terdapat siswa pandai, siswa sedang dan siswa yang lemah.

Tipe ini mengkombinasikan keunggulan model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran individual, model pembelajaran ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual, oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemahaman konsep matematis siswa. Kunci model pembelajaran kooperatif TAI adalah penerapan bimbingan antar teman. Jadi secara tidak langsung kemampuan tersebut akan meningkat.

(38)

21 siswa melaui proses diatas ada kemungkinan siswa tidak megerti atau memahami penjelasan dari guru, hal tersebut mungkin disebabkan oleh bahasa guru yang mungkin tidak mudah dimengerti oleh siswa. Hal tersebut mungkin berakibat pada lemahnya pemahaman konsep yang dimiliki oleh siswa sehingga siswa sulit untuk menyatakan kembali konsep serta memberikan contoh dan non contoh dari suatu konsep.

Tahap selanjutya siswa belajar secara mandiri dalam menyelesaikan tugas sehingga peluang siswa untuk mendapatkan informasi lain dari temannya sangat kecil dan pembelajaran hanya terpusat pada guru. Akibatnya indikator pemahaman konsep siswa dikembangkan secara mandiri oleh siswa. Oleh karena pembelajaran konvensional terpusat pada guru sehingga membuat siswa menjadi tidak berkembang dan pemahaman konsep pada kelas konvensional tidak maksimum.

(39)

22

2.3 Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah :

1. Setiap siswa kelas VIII semester genap SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung memperoleh materi pelajaran matematika yang sama dan sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

2. Faktor lain yang mempengaruhi kemampuan pemahaman konsep matematis siswa selain model Kooperatif tipe TAI diabaikan.

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis umum dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Kooperatif tipe TAI efektif diterapkan pada pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII semester genap SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015.

Sedangkan hipotesis khusus dalam penelitian ini antara lain:

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI efektif ditinjau dari

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII SMP

Muhamadiyah 3 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/ 2015.

2. Model pembelajaran kooperatif tipe TAI lebih efektif dibandingkan dengan

pembelajaran konvensional ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep

(40)

23

III. METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung yang terletak di jalan Zainal Abidin Pagar Alam No.14 Labuhanratu Kedaton. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 3 yang terdistribusi dalam 3 kelas, yaitu kelas VIII A, VIII B, VIII C. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel atas dasar pertimbangan bahwa kelas yang dipilih adalah kelas yang diasuh oleh guru yang sama dan memiliki kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang setara. Kesetaraan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dilihat dari nilai ulangan akhir semester ganjil. Berikut disajikan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dari ulangan akhir semester ganji di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung.

Tabel 3.1 Distribusi Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung

No. Kelas Banyak

Siswa

Rata-Rata Nilai Ulangan Akhir Semester Ganjil

1 VIII A 37 67,44

2 VIII B 38 66,57

3 VIII C 38 66,40

Jumlah 113 200,41

(41)

24

Selanjutnya mengambil 2 kelas sebagai sampel yang mewakili populasi dilihat dari kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang mendekati nilai rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Kemudian menentukan satu kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas satunya sebagai kelas kontrol. Sehingga terpilih kelas VIIIA sebagai kelas eksperimen, yaitu kelas yang menggunakan model pembelajaran TAI dan kelas VIIIB sebagai kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

3.2 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment) mengguna-kan desain posttest only control design. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Furchan (1982: 368) desain pelaksanaan penelitian sebagai berikut

Tabel 3.2 Desain Penelitian Posttest Only Control Design

Kelompok Perlakuan

Perlakuan Posttest

E P1 O

K P2 O

Keterangan:

E = kelas eksperimen K = kelas kontrol

P1 = model pembelajaran TAI

P2 = model pembelajaran konvensional

O = posttest pada kelas ekperimen dan kelas kontrol

3.3 Data Penelitian

(42)

25

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik tes. Tes diberikan setelah pembelajaran (posttest only) di kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen pada penelitian ini tes berbentuk uraian yang terdiri dari lima soal. Se-tiap soal memiliki satu atau lebih indikator pemahaman konsep matematis. Pe-ngembangan perangkat tes dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

1. Melakukan pembatasan materi yang diujikan. 2. Menentukan tipe soal.

3. Menentukan jumlah butir soal.

4. Menentukan waktu mengerjakan soal.

5. Membuat kisi-kisi soal berdasarkan indikator pembelajaran yang ingin dicapai. 6. Menuliskan petunjuk mengerjakan soal, kunci jawaban, dan penentuan skor. 7. Menyusun butir soal.

8. Menganalisis validitas.

9. Melakukan ujicoba instrumen.

10. Menganalisis reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran.

11.Memilih item soal yang sudah teruji berdasarkan analisis yang dilakukan.

(43)

26

non contoh dari konsep, menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematika, mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep, menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu, serta mengaplikasikan konsep. Adapun pedoman penskoran tes kemampuan pemahaman konsep menurut Sartika ( 2011:22 ) terlampir pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemahaman Konsep

No Indikator Keterangan Skor

1. Menyatakan ulang

suatu konsep

a. Tidak menjawab 0

b. Menyatakan ulang suatu konsep tetapi masih

terdapat kesalahan

1

c. Menyatakan ulang suatu konsep dengan

benar

b. Mengklasifikasi objek menurut sifat tertentu

tetapi tidak sesuai dengan konsepnya

1

c. Mengklasifikasi objek menurut sifat tertentu

sesuai dengan konsepnya

2

3. Memberi contoh dan

non contoh

a. Tidak menjawab 0

b. Memberi contoh dan non contoh tetapi masih

terdapat kesalahan

1

c. Memberi contoh dan non contoh dengan

benar

b. Menyajikan konsep dalam bentuk

representasi matematika tetapi masih terdapat kesalahan

1

c. Menyajikan konsep dalam bentuk

representasi matematika dengan benar

b. Mengembangkan syarat perlu atau cukup dari

suatu konsep tetapi masih terdapat kesalahan 1

c. Mengembangkan syarat perlu dan syarat

cukup dari suatu konsep dengan benar

2

b. Menggunakan, memanfatkan, dan memilih

prosedur tetapi masih terdapat kesalahan

1

c. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih

prosedur dengan benar

2

7. Mengaplikasikan

konsep

a. Tidak menjawab 0

b. Mengaplikasikan konsep tetapi masih

terdapat kesalahan

1

(44)

27

3.5.1 Validitas Instrumen

Validitas tes didasarkan pada validitas isi. Validitas isi dari suatu tes kemampuan pemahaman matematis siswa dapat diketahui dengan cara membandingankan antara isi yang terkandung dalam tes kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dengan indikator kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini soal tes terlebih dahulu dikonsultasikan dengan guru mata pelajaran matematika kelas VIII untuk menentukan valid atau tidaknya soal tes tersebut. Setelah perangkat tes dinyatakan valid, maka perangkat tes diujicobakan. Uji coba dilakukan di luar sampel penelitian. Setelah diujicobakan, dihitung tingkat reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal.

3.5.2 Reliabilitas

Sebelum menghitung reliabilitas, dilakukan ujicoba soal terlebih dahulu. Perhi-tungan reliabilitas instrumen pada penelitian ini didasarkan pada pendapat Arikunto (2011:109) yang menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas tes dapat menggunakan rumus alpha, yaitu :



r : nilai reliabilitas instrumen (tes)

n

: banyaknya butir soal (item)

2

i

 : jumlah varians dari tiap butir item tes 2

t

(45)

28

∑ : jumlah semua data

∑ : jumlah kuadrat semua data

Menurut Arikunto (2011:75), nilai reliabilitas suatu butir soal diinterpretasikan sebagai berikut:

Tabel 3.4 Interpretasi Nilai RealibilitasInstrumen

Nilai Interpretasi

0,80 <r11≤ 1,00 Sangat tinggi

0,60< r11≤ 0,80 Tinggi

0,40< r11≤ 0,60 Cukup

0,20< r11≤ 0,40 Rendah

0,00 < r11≤ 0,20 Sangat rendah

Instrumen uji yang digunakan pada penelitian ini adalah instrumen yang memilliki

kri-teria reliabilitsa minimal sedang. Hasil perhitungan reliabilitas tes pada ujicoba di kelas

VIII C diperoleh . Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa reliabilitas

tinggi dan sesuai dengan kriteria yang digunakan yaitu reliabilitas > 0,40 sehingga

instrumen tes dapat digunakan dalam penelitian. Perhitungan selengkapnya terdapat pada

Lampiran C.2.

3.5.3 Tingkat Kesukaran (TK)

(46)

29

Keterangan :

TK : indeks tingkat kesukaran suatu butir soal

: jumlah skor yang diperoleh siswa pada butir soal yang diperoleh

: jumlah skor maksimum yang diperoleh siswa pada suatu butir soal

Untuk menginterpretasi tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan kriteria indeks kesukaran menurut Sudijono (2008:372) seperti pada Tabel 3.5 berikut.

Tabel 3.5 Interpretasi Tingkat Kesukaran

Nilai Interpretasi

0,00 ≤ TK< 0,15 Sangat sukar

0,15 ≤ TK <0,30 Sukar

0,30 ≤ TK < 0,70 Sedang

0,70 ≤ TK < 0,85 Mudah

0,85 ≤ TK ≤ 1,00 Sangat mudah

Instrumen uji yang digunakan pada penelitian ini adalah instrumen yang memiliki kriteria tingkat kesukaran minimal sedang. Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal pada ujicoba yang telah dilakukan dikelas VIII C didapat yaitu

. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaran sedang dan sesuai dengan kriteria minimal yang digunakan, yaitu

sehingga instrumen tes dapat digunakan dalam penelitian. Perhitungan se-lengkapnya terdapat pada Lampiran C.3.

3.5.4 Daya Pembeda (DP)

(47)

30

rendah. Untuk menghitung daya pembeda, terlebih dahulu diurutkan dari siswa yang memperoleh nilai tertinggi sampai siswa yang memperoleh nilai terendah. Kemudian siswa yang memperoleh nilai tertinggi disebut sebagai kelompok atas dan siswa yang memperoleh nilai terendah disebut sebagai kelompok bawah. Menurut Sudijono (2008), rumus untuk menghitung daya pembeda adalah:

Keterangan :

DP : Indeks daya pembeda satu butir soal tertentu

JA : Rata-rata kelompok atas pada butir soal yang diolah JB : Rata-rata kelompok bawah pada butir soal yang diolah IA : Skor maksimum butir soal yang diolah

Hasil perhitungan daya pembeda diinterpretasi berdasarkan yang disajikan dalam Tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.6 Interpretasi Daya Pembeda

Nilai Interpretasi

Negatif ≤ DP <0,10 Sangat Buruk

0,10 ≤ DP < 0,20 Buruk

0,20 ≤ DP < 0,30 Agar Baik, perlu Revisi

0,30 ≤ DP < 0,50 Baik

DP ≥0,50 Sangat Baik

(48)

31

dapat digunakan dalam penelitian. Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran C.3.

Adapun hasil uji coba instrumen tes kemampuan pemahaman konsep matematis dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut.

Tabel 3.7 Hasil Uji Coba Tes

No Soal Validitas Reliabilitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran 1

Dari Tabel 3.7 terlihat bahwa keempat komponen, yaitu validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran dari kelima butir soal tersebut telah memenuhi kriteria yang ditentukan sehingga soal dapat digunakan.

3.6 Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Adapun prosedur dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga tahap, yaitu sebagai berikut.

1. Tahap Persiapan

a. Orientasi sekolah, untuk melihat kondisi lapangan seperti berapa kelas yang ada, jumlah siswanya, serta cara mengajar guru matematika selama pembelajaran.

(49)

32

d. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Kelompok (LKK) untuk kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran TAI dan untuk kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

e. Mengembangkan instrumen penelitian berupa tes pemahaman konsep se-kaligus aturan penyekorannya.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TAI pada kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

b. Mengadakan post-test dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol. 3. Tahap Analisis Data

4. Penyusunan Laporan

3.7 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari posttest dianalisis menggunakan uji statistik induktif. Sebelum melakukan analisis uji statistik perlu dilakukan uji prasyarat, yaitu uji normalitas.

3.7.1 Uji Normalitas

Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Statistik yang digunakan dalam uji normalitas ini dengan menggunakan uji chi-kuadrat (Sudjana, 2005:273).

(50)

33

H0 : data berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Persamaan uji chi-kuadrat:

Keterangan:

X2 = harga Chi-kuadrat Oi = frekuensi observasi

Ei = frekuensi harapan

k = banyaknya kelas interval

Kriteria uji, H0 diterima jika x2hitung < x2tabel dengan dk = k – 3 maka data

berdistribusi normal. H0 ditolak jika x2hitung x2tabel, maka data tidak berdistribusi

normal.

Uji normalitas ini dilakukan berdasarkan data kemampuan pemahaman konsep matematis pada kelas yang mengikuti pembelajaran dengan model TAI dan kelas yang mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran konvensional. Perhitungan uji normalitas selengkapnya terdapat pada Lampiran C.6 dan C.7. Hasil uji nor-malitas data kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dapat disajikan pada Tabel 3.8 berikut.

Tabel 3.8 Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa

Kelas Keputusan Uji

Eksperimen 5,27 7,81 H0 diterima

(51)

34

Berdasarkan Tabel 3.8 di atas, ternyata untuk kelas yang mengikuti pembelajaran dengan model TAI dan kelas yang mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran konvensional kurang dari . Ini berarti pada taraf , H0 untuk setiap kelas diterima. Dengan demikian, data pada kelas yang mengikuti

pembelajaran dengan model TAI dan kelas yang mengikuti pembelajaran konvensional berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

3.7.2 Uji Hipotesis

Karena data kemampuan pemahaman konsep matematis siswa berasal dari popu-lasi yang berdistribusi normal, maka dilakukan uji hipotesis sebagai berikut. a. Untuk mengetahui besarnya persentase siswa yang memahami konsep dalam

pembelajaran dengan model TAI lebih dari 60%, dilakukan uji proporsi yang menggunakan uji proporsi satu pihak. Rumusan hipotesis berikut.

H0 : (persentase skor rata-rata siswa yang memahami konsep

matematis sama dengan 60%)

H1 : (persentase skor rata-rata siswa yang memahami konsep

matematis lebih dari 60%)

Statistik yang digunakan dalam uji ini menurut Sudjana (2005:233) adalah:

√ ⁄

Keterangan:

(52)

35

Dalam pengujian ini digunakan taraf signifikan , dengan peluang

dengan kriteria uji: tolak H0 jika , di mana

didapat dari daftar normal baku dengan peluang . Untuk

hipotesis H0 diterima.

b. Untuk mengetahui besarnya persentase siswa yang memahami konsep pada pembelajaran dengan model TAI lebih tinggi dibandingkan dengan pembela-jaran konvensional, dilakukan uji kesamaan dua proporsi yang menggunakan uji satu pihak dengan rumusan hipotesis berikut.

(Persentase pemahaman konsep matematis menggunakan model pembelajaran TAI sama dengan siswa yang memahami konsep matematis menggunakan pemelajaran konvensional)

(Persentase pemahaman konsep matematis menggunakan model pembelajaran TAI lebih dari siswa yang memahami konsep matematis menggunakan pemelajaran konvensional)

Statistik yang digunakan dalam uji ini menurut Sudjana (2005:246) adalah:

( ⁄ ) ( ⁄ ) √ { }

Dengan

dan Keterangan:

= banyaknya siswa yang tuntas pada kelas eksperimen = banyaknya siswa yang tuntas pada kelas kontrol

(53)

36

Dengan kriteria uji: tolak H0 jika dan terima H0 untuk

(54)

46

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahsan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan model pembelajaran TAI efektif ditinjau dari kemampuan

pema-haman konsep matematis siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015.

2. Model pembelajaran TAI lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran konvensional ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep matematis siswa

kelas VIII SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/ 2015.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Agar guru dapat menerapkan model pembelajaran koopertif tipe TAI dalam pembelajaran matematika di kelas, dalam upaya mengembangkan kemampu-an pemahamkemampu-an konsep matematis siswa guna memperoleh hasil ykemampu-ang lebih optimal.

(55)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2011. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Ayuni, Qurota. 2013. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Punggur Tahun Pelajaran 2013/ 2014 pada Materi Aljabar. (Skripsi). Bandarlampung: Universitas Lampung.

Depdiknas. 2002. Pedoman Khusus Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi SMP. Jakarta: Depdiknas.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Daryanto. 2008. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Furchan, Arief. 2007. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta

Kholik, Muhammad. 2011. Metode Pembelajaran Konvensional. [On Line]. Tersedia: http:// muhammadkholik.wordpress.com/2011/11/08/metode-pembelajaran-konvensional/.(diakses pada 17 Oktober 2014 pukul 22.45). Lie, Anita. 2008. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas.

Jakarta: PT Gramedia Widiasaran Indonesia.

Mulyasa, E. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : PT. Remaja

NCES. 2011. Mathematics and Science Achievement of English-Grade Students in an International Context. [On Line]. Tersedia: https://nces.ed.gov/TIMSS/result/. (diakses pada 18 Desember 2014 pukul 20:20).

(56)

49 http://www.distrodoc.com/208559-efektivitas-metode-pembelajaran -kooperatif-tipe-team-assisted-individualization pada tanggal 05 Mei 2015. OECD. 2012. Evaluating School Systems to Improve Educatio. [On Line].

Tersedia: http://www.oecd.org/. (diakses pada 18 Desember 2014 pukul 20:13)

Sanjaya, Wina. 2007. Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group.

Sardiman, A.M. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.

Sartika, Dewi. 2011. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa.(Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 29 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011). (Skripsi). Universitas Lampung Bandar Lampung.

Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan . Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito. Bandung.

Sutikno,M. Sobry. 2005. Pembelajaran Efektif. NTP Pres. Mataram.

Soedjadi. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Tim Dosen Unila. 2007. Mata Kuliah Landasan-Landasan Pendidikan. Bandar Lampung : Universitas Lampung.

Wardoyo, Sigit Mangun. 2013. Pembelajaran Konstruktivisme, Bandung : Alfabeta.

Widdiharto. 2006. Educational Psycologi: Theory and Practice. Sixth Edition. Boston: Allyn and Bacon. (Terjemahan)

Gambar

Tabel 3.1 Distribusi Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung
Tabel 3.2 Desain Penelitian Posttest Only Control Design
Tabel 3.3 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemahaman Konsep
Tabel 3.4 Interpretasi Nilai Realibilitas Instrumen
+4

Referensi

Dokumen terkait

2.Disarankan kepada tim verifikasi PNPM-MP lebih selektif untuk memilih anggota kelompok kegiatan simpan pinjam perempuan,karena masyarakat yang memiliki kekayaan masih

(2) Hasil tangkapan ikan yang bersifat kmivora pada gillnet yang berumpan cenderung lebih banyak dibanding gillnet tmpa umpan tslpi jumlah hasil tangkapan

Hasil penelitian pada permasalahan hukum terhadap perkawinan poligami yang tidak dicatatkan yang dilakukan oleh pejabat Negara dihubungkan dengan Undang-Undang No.1

Alas sebuah prisma tegak segitiga berbentuk segitiga siku-siku.. Panjang sisi siku- sikunya 7 cm dan

Adapun lainnya dari hasil analisis menunjukkan bahwa ada 7 responden yang berpengetahuan kurang tapi efikasi dirinya cukup, hal ini dikarenakan pasien tidak memiliki

menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan

Berdasarkan penegasan istilah tersebut, pengertian judul penelitian ini adalah suatu telaah atau kajian yang mendalam untuk mengkritisi manajemen pengelolaan Madrasah

Sedangkan para petugas pelayanan dituntut lebih terampil dalam membantu memberikan pelayanan, untuk menjaga keharmonisan antara pemakai dan petugas pelayanan pembaca, maka