• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN TEMBAKANG (Helostoma Temminckii) DI RAWA BAWANG JUYEUW, DAERAH ALIRAN SUNGAI TULANG BAWANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN TEMBAKANG (Helostoma Temminckii) DI RAWA BAWANG JUYEUW, DAERAH ALIRAN SUNGAI TULANG BAWANG"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

KAJIAN MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN TEMBAKANG

(Helostoma Temminckii) DI RAWA BAWANG JUYEUW, DAERAH

ALIRAN SUNGAI TULANG BAWANG Oleh

Johanes Tarigan

Ikan tembakang (Helostoma temminckii) adalah salah satu ikan konsumsi yang banyak terdapat di sungai dan rawa-rawa banjiran Kabupaten Tulang Bawang. Ikan ini memiliki toleransi yang tinggi terhadap kondisi lingkungan yang tergolong ekstrim contohnya kondisi air yang bersifat asam. Masyarakat belum mampu melakukan budidaya terhadap ikan tembakang. Dalam hal budidaya ikan tembakang diperlukan informasi mengenai karakter morfometrik dan meristik. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Ikan contoh diambil sebanyak 22 ekor dari Rawa Bawang Juyeuw yang bertipe rawa banjiran. Proses penangkapan ikan dilakukan dengan menggunakan jaring tancap dengan ukuran mata jaring adalah 3 inch. Durasi pemasangan alat tangkap selama 12 jam dilakukan sejak pukul 16.00-04.00 wib. Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan morfometrik, meristik, dan isi lambung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil tangkapan ikan tembakang terbanyak terdapat pada bulan Maret-April. Berdasarkan hasil perbandingan ukuran tubuh, ikan tembakang memiliki bentuk tubuh pipih (compressed) dan simetris bilateral. Ikan tembakang memiliki sirip keras pada bagian dorsal, anal, dan ventral. Pada lambung komposisi pakan terbanyak adalah serasah akan tetapi terdapat juga blue-green algae serta diatom dan desmid dalam jumlah yang kecil.

(2)

ABSTRACT

MORPHOMETRIC AND MERISTIC STUDY ON TEMBAKANG (Helostoma temminckii) FISH AT BAWANG JUYEUW SWAMP,

WATERSHED OF TULANG BAWANG By

Johanes Tarigan

Tembakang fish (Helostoma temminckii) is one of commercial fish which is found in the river or flood swamps at Tulang Bawang regency. This fish has high tolerance toward extreme environmental condition, for example low pH. Nowadays, tembakang can not cultured by the fish farmers. Primary information about morphometric and meristic was needed in order to cultured this organism. This research was done in aquaculture Laboratory in Agriculture Faculty at Lampung University. Fish samples (22 fishes) are taken from flood swamp of Bawang Juyeuw. Fish catching process was done by using tancap net with mesh size was 3 inch. Fish sampling was done for 12 hours since 16.00 – 04.00 WIB. Morphometric, meristic, and stomach content data was collected. Result showed that the highest number of fish was found in March-April. Based on comparison resulted of body size, tembakang has flat body form (compressed) and symmetrical bilateral. Tembakang has hard fin in part dorsal, anal, and ventral. In gastric lot woof composition serasah, but found also several blue green algae, diatom and desmids in small size.

(3)

KAJIAN MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN

TEMBAKANG(Helostoma temminckii) DI RAWA BAWANG JUYEUW, DAERAH ALIRAN SUNGAI TULANG BAWANG

Oleh

JOHANES T. H. TARIGAN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PERIKANAN

Pada

Jurusan Budidaya Perairan

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

Judul Skripsi : Kajian Morfometrik dan Meristik Ikan Tembakang (Helostoma temminckii) di Rawa Bawang Juyeuw, Daerah Aliran Sungai Tulang Bawang

Nama Mahasiswa : Johanes T. H. Tarigan No. Pokok Mahasiswa : 0514111022

Jurusan/Program Studi : Budidaya Perairan Fakultas : Pertanian

MENYETUJUI, 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing Pertama Pembimbing Kedua

Rara Diantari, S.Pi., M.Sc. Eko Efendi, S.T., M.Si NIP. 197908212003122001 NIP. 197803292003121001

2. Ketua Program Studi Budidaya Perairan

(5)

MENGESAHKAN

1. Tim penguji

Ketua : Rara Diantari, S.Pi, M.Sc .………...

Sekretaris : Eko Efendi, S.T, M.Si .………...

Penguji

Bukan Pembimbing : Limin Santoso, S.Pi, M.Si ………....

2. Dekan Fakultas Pertanian

Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. NIP 196108261987021001

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 20 Juli 1986, sebagai anak pertama dari empat bersaudara, dari Bapak A. Tarigan(Alm) dan Ibu H. Siburian.

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN 5 Panaragan Jaya pada tahun 1999, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SLTPN 4 Tulang Bawang Tengah pada tahun 2002, dan Sekolah Menengah Umum (SMU) di SMUN 1 Tulang Bawang Udik pada tahun 2005.

(7)

Kupersembahkan karya ini kepada:

Bapak dan Mamak tersayang dengan penuh cinta,

pengorbanan, serta doa yang selalu diberikan dan tak akan

mungkin bisa terbalaskan hingga aku berakhir di dunia ini.

Adik-adikku Margo, Zefanya, dan Maria yang telah

memberikan dukungan dan semangat untukku

Seluruh keluarga besarku

Sahabat-sahabatku

Keluarga Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas

Lampung

Dan

(8)

MOTTO

Gagal adalah bagian dari Rencana tetapi

bukan bagian yang direncanakan.

(9)

i

SANWACANA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkah, rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kajian Morfometrik dan Meristik Ikan Tembakang (Helostoma temminckii) Di Rawa Bawang Juyeuw, Daerah Aliran Sungai Tulang Bawang” yang

merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan di Universitas Lampung.

Selama proses penyelesaian skripsi, penulis telah memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak dan Mamak ku tersayang untuk doa, semangat, materi, dan tetes keringat sebagai motivasiku untuk menyelesaikan perkuliahanku.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, MS., selaku Dekan Fakultas Pertanian Unila.

3. Ibu Ir. Siti Hudaidah, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Unila.

(10)

ii

5. Bapak Eko Efendi, S.T, M.Si., selaku pembimbing kedua, atas bimbingan, kritik, serta saran dan nasehat dalam proses penyusunan skripsi.

6. Bapak Limin santoso, S.Pi, M.Si., selaku penguji utama, atas bimbingan, kritik, serta saran dan nasehat dalam proses penyelesaian skripsi.

7. Ibu Munti Sarida, S.Pi, yang telah memberikan ide dan gagasan pada awal penelitian ini.

8. Dinas Kelautan dan Perikanan yang telah memberikan petunjuk mengenai ikan-ikan di DAS Tulang Bawang pada awal penelitian ini.

9. Bang Juanda, yang telah memberikan banyak ilmu tentang jenis ikan dan cara penangkapan ikan-ikan di Sungai Tulang Bawang.

10. Ketiga adikku yang terkasih, Margo, Zefa, Maria yang senantiasa selalu mendoakan kesuksesanku.

11. Franklin dan Erik Simamora sahabat yang sama dengan saudara saya sendiri, teman-teman Budidaya Perairan Unila, serta teman-teman di UKM-K, POMPERTA, PERKANTAS.

Semoga Tuhan membalas kebaikan dan pengorbanan yang telah Bapak, Ibu, Saudara, dan Saudari berikan kepada Penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Bandar Lampung, Februari 2013

(11)

iii

2.4Ekosistem Rawa Banjiran ... 10

2.5Morfometrik dan Meristik ... 12

III. METODE PENELITIAN ... 15

3.1Waktu Dan Tempat ... 15

3.2Alat dan Bahan ... 16

3.3Prosedur Penelitian ... 16

3.3.1 Persiapan ... 16

a. Pembuatan larutan pengawet ... 16

b. Survey lokasi untuk penentuan stasiun pengamatan ... 17

c. Konsultasi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulang Bawang ... 17

3.3.2 Pelaksanaan Penelitian ... 17

a. Penelitian lapangan ... 17

(12)

iv

3.4Parameter Yang Diamati ... 18

3.4.1 Karakteristik Morfometrik dan Meristik ... 18

3.4.2 Panjang dan Berat ... 21

3.4.3 Analisis Isi Lambung ... 21

3.5Analisis Data ... 22

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN ... 24

4.1Hasil ... 24

4.1.1 Hasil Tangkapan ... 24

4.1.2 Pengamatan Morfometrik dan Meristik ... 25

a. Pengukuran panjang total ... 25

b. Rata-rata bobot ikan tembakang ... 25

c. perbandingan ukuran rata-rata panjang baku, panjang total, tinggi badan ikan tembakang ... 27

d. Perbandingan ukuran rata-rata panjang kepala, tinggi kepala, dan lebar kepala ikan tembakang ... 28

e. Perbandingan ukuran rata-rata panjang rahang atas, panjang rahang bawah, dan lebar bukaan mulut ikan

4.2.2 Pengamatan Morfometrik dan Meristik ... 34

(13)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karakter morfologi telah lama digunakan dalam biologi perikanan untuk mengukur jarak dan hubungan kekerabatan dalam pengkategorian variasi dalam taksonomi. Hal ini juga banyak membantu dalam menyediakan informasi untuk pendugaan stok ikan. Meskipun demikian pembatas utama dari karakter morfologi dalam tingkat ras adalah variasi fenotip yang tidak selalu tepat dibawah kontrol genetik tetapi dipengaruhi oleh perubahan lingkungan. Pembentukan fenotip pada ikan memungkinkan ikan merespon secara adaptif perubahan dari lingkungan melalui modifikasi fisiologi. Lingkungan mempengaruhi variasi fenotip, walau bagaimanapun karakter morfologi telah dapat memberikan manfaat dalam identifikasi stok khususnya dalam suatu populasi yang besar (Turan, 1999).

(14)

2

bagian tubuh dari ikan, misalnya jumlah sisik pada garis rusuk serta jumlah jari-jari keras dan lemah pada sirip punggung (Affandi, et al.,1992). Data yang dihasilkan dari ciri morfometrik bersifat continuous data untuk selanjutnya diolah dan dianalisa melalui pendekatan statistik, sedangkan data yang dihasilkan dari ciri meristik bersifat discrete data (Turan,1999).

Studi morfometrik secara kuantitatif memiliki tiga manfaat, yaitu: (1) membedakan jenis kelamin dan spesies; (2) mendeskripsikan pola-pola keragaman morfologis antar populasi atau spesies; (3) mengklasifikasikan dan menduga hubungan filogenik. Karakter morfometrik juga dapat digunakan untuk membedakan antara satu jenis ikan dengan jenis ikan lainnya diantara spesies yang sama dari geografis atau tempat yang berbeda dan antar varietas ikan (Turan, 1999).

Menurut Yulfiperius (2006), untuk menghindari kepunahan dan mengembalikan keberadaan jenis-jenis ikan yang hampir punah perlu dilakukan upaya pelestarian sumberdaya ikan, antara lain dengan cara melakukan domestikasi. Akan tetapi sebelum melakukan domestikasi perlu dilakukan beberapa kajian, seperti kajian morfometrik dan meristik. Karena informasi mengenal biologi, ekologi dan pengembangbiakan dalam upaya domestikasi perlu diungkap.

(15)

3

dapat menjadi ancaman serius bagi ikan-ikan endemik yang mungkin saja memiliki daya tumbuh kembang yang jauh lebih rendah dibandingkan ikan-ikan spesies baru yang dimasukkan pada perairan tersebut (Anonim, 2011).

Saat ini salah satu sungai yang mengalami penurunan (degradasi) jumlah tangkapan ikan di Provinsi Lampung adalah Sungai Tulang Bawang. Sungai Tulang Bawang adalah sungai terlebar di Provinsi Lampung yang memiliki lebar ± 200 m dengan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) mencapai 1285 km2.

Sungai Tulang Bawang memiliki keragaman spesies ikan yang sangat banyak. Salah satu jenis ikan yang terdapat hampir diseluruh DAS Tulang Bawang adalah ikan tembakang (Helostoma temmincki). Berdasarkan hasil wawancara dengan para nelayan dan beberapa pedagang ikan di pasar tradisional diperoleh informasi bahwa jumlah tangkapan dan ukuran ikan tembakang semakin menurun.

(16)

4

1.2 Tujuan

Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Mempelajari Morfometrik ikan tembakang 2. Mempelajari Meristik ikan tembakang 3. Mempelajari diet ikan Tembakang

1.3 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini yaitu dapat memberikan informasi morfometrik dan meristik ikan tembakang yang terdapat di Rawa Bawang Juyeuw DAS Tulang Bawang sebagai langkah awal upaya domestikasi ikan tembakang.

1.4 Perumusan Masalah

Sungai Tulang Bawang menyimpan berbagai jenis ikan air tawar yang bernilai ekonomis, salah satunya adalah ikan tembakang. Ikan tembakang sampai saat ini masih berstatus sebagai ikan liar dan belum dibudidayakan. Keberadaannya di beberapa daerah juga sudah mulai berkurang.

Berdasarkan survey di DAS Tulang Bawang, ikan tembakang yang masih berukuran kecil sering ditangkap untuk dijadikan pakan alami ikan budidaya yang dipelihara pada keramba yang ada di Sungai Tulang Bawang. Hal ini menyebabkan populasi ikan tembakang menurun secara drastis.

(17)

5

ikan tembakang dapat dibudidayakan. Domestikasi merupakan suatu pola mutualisme antara ikan yang didomestikasikan dan manusia. Melalui domestikasi diharapkan ikan mampu berada pada kondisi yang diinginkan manusia dalam wadah budidaya dan pakan buatan sehingga akhirnya dapat dilakukan pengembangbiakkan secara buatan, dipelihara dengan kepadatan yang tinggi dalam lingkungan yang terkontrol, serta mampu mengkonsumsi pakan buatan.

Akan tetapi ada beberapa tahapan yang harus dilakukan sebelum melakukan domestikasi pada ikan, yaitu dengan melakukan kajian morfometrik dan kajian meristik.

(18)

6

Berikut adalah gambar diagram alir perumusan masalah penelitian di Rawa Bawang Juyeuw DAS Tulang Bawang.

Gambar 1. Diagram Alir Perumusan Masalah

Studi tentang morfologi Ikan tembakang  Masih relatif mudah ditemukan di beberapa DAS TULANG BAWANG.

 Memiliki daya tahan yang cukup baik terhadap lingkungan yang kurang baik.  Salah satu ikan konsumsi penting.  Masih sedikit informasi tentang biologi

ikan tembakang. IKAN TEMBAKANG (Helostoma temmincki)

4. Hubungan panjang-berat (Efendi, 1997)

3. Analisis isi lambung 2. Kajian Meristik 1. Kajian Morfometrik

DOMESTIKASI IKAN TEMBAKANG (Helostoma temmincki) IKAN LIAR

(19)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tembakang

Menurut Cuvier (1829), Ikan tembakang atau lebih dikenal kissing gouramy, hidup pada habitat danau atau sungai dan lebih menyukai air yang bergerak lambat dengan vegetasi tebal. Ikan tembakang memakan berbagai tanaman air dan hewan air, termasuk ganggang hijau dan zooplankton. Ikan ini disebut kissing gouramy karena bentuk tubuh ikan ini sangat mirip ikan gurami, akan tetapi ikan ini memiliki mulut yang dapat disembulkan (Gambar 2). Tembakang memiliki warna hijau sedikit kuning terang pada gradasi warnanya.

(20)

8

Ikan tembakang dapat tumbuh hingga mencapai ukuran panjang total ±30 cm. Hidup di perairan tawar dan bersifat bentopelagis. Ikan bentopelagis adalah ikan mendiami air tepat di atas substrat, memakan benthos dan zooplankton. Ikan bentopelagis memiliki daya apung netral, sehingga mereka bisa mengapung di kedalaman air dengan mudah. Ikan tembakang dapat hidup pada kisaran pH 6,0 - 8,0 dengan kisaran suhu 22oC – 28oC pada kisaran lintang 16°N - 6°S (Cuvier, 1829).

Taksonomi ikan tembakang menurut curvier (1829) adalah sebagai berikut

Kerajaan : Animalia Filum : Chordata Kelas : Actinopterygii Ordo : Perciformes Famili : Helostomatidae Genus : Helostoma

Spesies : Helostoma temminckii

2.2 Daerah Aliran Sungai (DAS)

(21)

9

1. Rawa banjiran

Rawa banjiran adalah bagian dari perairan umum yang dicirikan tergenang atau kering pada waktu tertentu akibat adanya dinamika tinggi air yang berhubungan dengan sungai di sekitarnya pada musim penghujan. Rawa banjiran merupakan suatu ekosistem unik. Ekosistem ini subur dan eksistensinya sangat dipengaruhi oleh curah hujan. Kesuburan di ekosistem rawa banjiran banyak dimanfaatkan oleh organisme akuatik, baik untuk mencari makanan maupun untuk memijah. Selain menyediakan relung makanan yang lebih besar, ekosistem rawa banjiran juga menyediakan relung habitat yang lebih besar. Hal ini terkait dengan peningkatan volume air di ekosistem rawa banjiran akibat adanya penggenangan. Peningkatan luas kedua jenis relung tersebut mempengaruhi biologi ikan yang hidup di dalamnya (Shelly, 2008).

2. Anak sungai

Anak sungai adalah sungai lain yang mengalir ke sungai utama. Biasanya merupakan sungai-sungai kecil dan cekungan-cekungan pada punggung gunung atau bukit yang membentuk aliran menuju sungai utamanya. Sumber airnya dapat berasal dari mata air, danau, dan air hujan dengan curah hujan yang cukup tinggi.

2.3 DAS Tulang Bawang

(22)

10

dengan luas lahan mencapai lebih kurang 77.000 ha (87,9%), sedangkan di Lampung Timur luasnya hanya 11.000 ha (12,1%). Rawa-rawa di DAS Tulang Bawang terhampar di areal seluas lebih kurang 86.000 ha yang terletak di antara mulut Sungai Tulang Bawang dan Kota Menggala (Anonim, 2010).

Rawa-rawa di DAS Tulang Bawang menyokong kehidupan sejumlah penting ikan, baik dalam hal keanekaragaman jenis maupun jumlah hasil panennya yang telah memberikan sumbangan yang berarti bagi penghasilan masyarakat setempat. Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan oleh Noor et al (1994) dalam Anonim (2010) setidaknya terdapat 88 jenis ikan yang terdapat di DAS Tulang Bawang. Beberapa jenis ikan rawa yang ekonomis antara lain: arwana, belida, jelabat, tawes, seluang, lais, gabus, baung, lele, gurami, dan lain-lain. Beberapa jenis ikan secara periodik beruaya dari rawa ke sungai atau sebaliknya. Pada waktu air sungai meluap menggenangi rawa di sekitarnya, beberapa jenis ikan melakukan migrasi ke rawa tersebut dan memijah di lokasi tersebut. Lokasi ini juga merupakan lokasi bagi pembesaran anakan ikan (nursery ground).

2.4 Ekosistem Rawa Banjiran

(23)

11

Menurut Tutupoho (2008), proses hidrologi memengaruhi komponen biotik dan abiotik dalam suatu ekosistem sehingga akan memengaruhi pertumbuhan ikan di rawa banjiran. Sumber makanan yang melimpah menjadikan pertumbuhan ikan menjadi lebih cepat. Periode musim hujan adalah periode utama untuk mencari makanan, tumbuh, dan meremajakan. Oleh karena itu, daerah rawa banjiran menjadi salah satu daerah penangkapan ikan oleh nelayan. Akan tetapi, ikan tropis tidak hanya tumbuh cepat pada saat musim hujan. Di lembah Sungai Amazon, ikan dapat mengubah kebiasaan makan menjadi omnivora saat musim kemarau untuk tetap bertahan hidup.

Karakteristik vegetasi dengan dinamika penggenangan menjelaskan banyak hal tentang potensi produksi perikanan di ekosistem rawa banjiran yang mengalami masukan allocthonous bahan organik, seperti nutrien bagi tumbuhan darat. Gordon et al. (2004) menyatakan bahwa salah satu keuntungan penggenangan ketika musim hujan adalah peningkatan ketersediaan nutrien di rawa banjiran. Pemrosesan detritus allocthonous yang sebaik produksi autocthonous dirangsang oleh penggenangan dan menjadi dasar prinsip energi untuk mendukung populasi ikan.

(24)

12

memicu kehadiran ikan besar pemakan ikan (piscivore) masuk ke daerah genangan karena potensi ketersediaan mangsa semakin besar. Selain itu juga bahwa konsentrasi oksigen terlarut di perairan merupakan faktor utama distribusi ikan pada sistem sungai termasuk daerah rawa banjiran (Simanjuntak, 2007).

2.5 Morfometrik dan Meristik

Morfometrik adalah ciri yang berkaitan dengan ukuran tubuh atau bagian tubuh ikan, misalnya panjang total dan panjang baku. Panjang total ikan adalah ukuran panjang ikan dari ujung bibir ikan hingga ujung sirip ekor (caudal), sedangkan panjang baku ikan adalah ukuran panjang ikan dari ujung bibir ikan hingga pangkal ekor. Ukuran ini merupakan salah satu hal yang dapat digunakan sebagai ciri taksonomi saat mengidentifikasi ikan. Hasil pengukuran biasanya dinyatakan dalam satuan milimeter atau centimeter dan ukuran ini disebut ukuran mutlak. Setiap spesies mempunyai ukuran mutlak yang berbeda-beda. Perbedaan ini disebabkan oleh umur, jenis kelamin, dan lingkungan hidupnya. Faktor lingkungan yang dimaksud misalnya: makanan, suhu, pH dan salinitas merupakan faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan (Affandi et al, 1992).

(25)

jari-13

jari sirip dada yang terpanjang, panjang jari-jari keras dan jari-jari lemah, panjang hidung, panjang ruang antar mata, lebar mata, panjang bagian kepala di belakang mata, tinggi di bawah mata, panjang antara mata dengan sudut preoperkulum, tinggi pipi, panjang rahang atas, panjang rahang bawah, dan lebar bukaan mulut.

Pengukuran ciri morfometrik dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu metode pengukuran baku dan metode “truss morfometrik”. Namun metode baku mengandung kelemahan misalnya pengukuran lebar badan tidak mengikuti anatomi ikan sehingga tidak konsisten dari suatu bentuk kebentuk yang lainnya dan pengukuran panjang tubuh masih terlalu umum dalam menggambarkan bentuk ikan. Sedangkan metode “truss morfometrik” digunakan untuk menggambarkan secara lebih tepat bentuk ikan dengan memilih titik-titik homologus tertentu di sepanjang tubuh dan mengukur jarak antara titik-titik tersebut. Dengan cara ini pengukuran lebih konsisten, memberikan informasi yang lebih rinci dengan menggambarkan bentuk ikan dan memperkecil kesalahan pengukuran (Widiyanto,2008).

(26)

14

morfometrik dan meristik, yaitu ciri meristik lebih stabil jumlahnya selama masa pertumbuhan setelah ukuran tubuh yang mantap tercapai, sedangkan karakter morfometrik berubah secara kontinu sejalan ukuran dan umur (Widiyanto, 2008).

(27)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan selama 9 bulan dimulai dari bulan Agustus 2011 hingga April 2012. Pengambilan sampel dilakukan di Rawa Bawang Juyeuw, DAS Tulang Bawang. Pengukuran morfometrik dan meristik pada ikan hasil tangkapan dilakukan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Secara keseluruhan DAS Tulang Bawang melintasi 4 kabupaten di Provinsi Lampung, yaitu: Kabupaten Lampung Utara, Kabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang, dan Kabupaten Mesuji.

Gambar 3. DAS Tulang Bawang

(28)

16

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: mistar dengan ketelitian 1 mm, alat bedah (1 set), kertas label, alat tulis, mikroskop binokular, alat tangkap ikan (jaring tancap), GPS (global positioning system), kamera digital, cawan petri, dan tisue.

Bahan yang akan digunakan adalah sampel ikan dari rawa Bawang Juyeuw DAS Tulang Bawang (frekwensi pengambilan sampel ikan 1 kali sebulan), aquades, dan larutan formalin 90%.

3.3 Prosedur Penelitian 3.3.1 Persiapan

Persiapan yang dilakukan pada penelitian ini: a. Pembuatan larutan pengawet.

Pengenceran formalin hingga konsentrasi 4% sebagai pengawet sampel ikan. Formalin pada konsentrasi 90% diencerkan dengan mencampurkan akuades hingga konsentrasi formalin menjadi 4% dengan menggunakan rumus perbandingan molaritas, yaitu:

Keterangan :

M1: molaritas atau konsentrasi awal larutan

M2: molaritas atau konsentrasi yang dibutuhkankan

V1: volume awal larutan sebelum pengenceran

V2: volume larutan setelah pengenceran

(29)

17

Penggunaan formalin pada konsentrasi 4% bertujuan agar sampel ikan yang diawetkan tidak hancur pada konsentrasi yang terlalu tinggi.

b. Survey lokasi untuk penentuan stasiun pengamatan.

Penentuan lokasi dilakukan dengan menentukan titik sampel. Kemudian mengunduh koordinat titik sampel (stasiun pengamatan) menggunakan global positioning system (GPS).

c. Konsultasi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulang Bawang.

Hal ini bertujuan untuk menentukan ikan target yang tepat untuk diteliti. Pelaksanaan konsultasi dilakukan pada bulan Juni 2011 hingga Agustus 2011.

3.3.2 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu penelitian yang dilaksanakan di lapangan dan penelitian yang dilaksanakan di laboratorium Jurusan Budidaya Perairan Universitas Lampung.

a. Penelitian lapangan

Penelitian yang dilaksanakan di lapangan meliputi:

1. Pengunduhan titik koordinat stasiun pengamatan dengan menggunakan GPS dilakukan satu kali selama penelitian.

(30)

18

biasanya dipasang pada pukul 16.00 wib dan diangkat atau diambil pada pukul 04.00 wib.

3. Pengawetan sampel ikan dengan perendaman menggunakan formalin 4%.

b. Penelitian laboratorium

1. Melakukan pengamatan sampel hasil tangkapan. Tahapan pelaksanaan pengamatan sampel meliputi:

 Penomoran sampel

 Penimbangan berat sampel

2. Pemeriksaan morfometrik dan meristik pada sampel. Pemeriksaan morfometrik dan meristik dilakukan berdasarkan parameter-parameter pengukuran yang telah ditentukan. Parameter-parameter yang telah ditentukan dapat dilihat pada parameter yang diamati.

3. Pengamatan isi lambung untuk mengetahui kebiasaan makan pakan alami ikan tembakang di alam (Rawa Bawang Juyeuw). Selain itu dapat digunakan untuk menentukan ikan ini tergolong ke dalam ikan herbivora, karnivora, atau omnivora.

4. Pencatatan hasil pengamatan sebagai bahan laporan penelitian ini.

3.4 Parameter Yang Diamati

3.4.1 Karakteristik Morfometrik dan Meristik

(31)

19

kelengkapan dari bagian luar tubuh ikan. Karakteristik morfometrik dan meristik yang diamati pada penelitian ini disajikan pada Tabel 1 dan 2, dan letak bagian tubuh ikan tembakang disajikan pada Gambar 4.

Tabel 1. Karakteristik Meristik menurut Widiyanto (2008)

No. Parameter yang diamati Karakteristik Meristik

1 Jumlah jari-jari sirip dorsal Jumlah jari-jari keras, lemah mengeras, dan lemah pada sirip dorsal

2 Jumlah jari-jari sirip caudal Jumlah jari-jari keras, lemah mengeras, dan lemah pada sirip caudal

3 Jumlah jari-jari sirip anal Jumlah jari-jari keras, lemah mengeras, maupun lemah pada sirip anal

4 Jumlah jari-jari sirip ventral Jumlah jari-jari keras, lemah mengeras, dan lemah pada sirip ventral

5 Jumlah jari-jari sirip pectoral Jumlah jari-jari keras, lemah mengeras, dan lemah pada sirip pectoral

6 Finlet Jumlah sirip tambahan di belakang sirip dorsal dan sirip anal

Tabel 2. Karakteristik Morfometrik menurut Widiyanto (2008)

No. Parameter yang diamati Karakteristik morfometrik

1 Panjang total Jarak antara ujung bagian kepala terdepan dengan ujung sirip caudal yang paling belakang

2 Panjang kepala Jarak antara ujung bagian kepala terdepan dengan ujung terbelakang dari keping tutup insang (operculum) 3 Tinggi kepala Panjang garis tegak antara pangkal kepala bagian atas

dengan pangkal kepala bagian bawah

4 Lebar kepala Jarak lurus terbesar antara kedua keping tutup insang pada kedua sisi kepala

5 Panjang predorsal Jarak antara ujung terdepan mulut bagian atas dengan ujung terdepan dari sirip dorsal

6 Panjang prepectoral Jarak antara ujung terdepan mulut bagian bawah dengan ujung terdepan dari sirip pectoral

7 Panjang hidung Jarak antara ujung bagian kepala terdepan dengan lubang hidung

8 Jarak interorbital Jarak lurus antara kedua mata

9 Panjang operculum Jarak antara tulang operculum terdepan dengan ujung terbelakang dari keping tutup insang (operculum) 10 Panjang rahang atas Jarak dari ujung terdepan mulut bagian atas dengan ujung

terbelakang tulang rahang atas

11 Panjang rahang bawah Jarak dari ujung terdepan mulut bagian bawah dengan ujung terbelakang tulang rahang bawah

12 Tinggi badan Jarak tertinggi antara dorsal dengan ventral

13 Tinggi dorsal Jarak tertinggi antara ujung sirip dorsal dengan dasar sirip dorsal

14 Lebar bukaan mulut Jarak antara kedua sudut mulut jika mulut dibuka selebar-lebarnya

15 Diameter mata Panjang garis tengah rongga mata

(32)

20

 Keterangan (Karakter morfometrik yang diukur):  Karakter meristik yang dihitung:

a. Jumlah jari-jari sirip dorsal b. Jumlah jari-jari sirip caudal c. Jumlah jari-jari sirip anal d. Jumlah jari-jari sirip ventral e. Jumlah jari-jari sirip pectoral f. Jumlah finlet/Jumlah sirip

tambahan di belakang sirip

dorsal dan sirip anal

(33)

21

3.4.2 Panjang dan berat

Dilakukan dengan mengukur panjang dan berat. Hubungan atara panjang dan berat ikan dapat dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan W : berat ikan L : panjang ikan

c dan n : konstanta (Effendi, 1997).

3.4.3 Analisis Isi Lambung

Analisis isi lambung dilakukan pada seluruh sampel ikan tembakang. Untuk setiap sampel dengan lambung dan usus dikeluarkan dan ditempatkan secara terpisah pada botol film, kemudian diawetkan dengan larutan formalin 4%. Sampel yang telah diawetkan kemudian dilakukan identifikasi di laboratorium. Makanan dalam lambung masing-masing sampel diidentifikasi menggunakan mikroskop. Isi lambung dapat dikelompokkan menjadi lima kategori makanan yaitu:

1. Detritus 2. serangga larva 3. zooplankton 4. ikan

5. bahan makanan lainnya

(34)

22

3.5 Analisis Data

Pada penelitian ini data morfometrik dan meristik serta analisis isi lambung ikan tembakang akan dianalisis secara deskriptif.

(35)

23

Persiapan

1. Persiapan alat dan bahan

Persiapan alat meliputi penggaris (ketelitian 1 mm), alat bedah, kertas label, alat tulis, mikroskop, alat tangkap ikan (jaring tancap), dan GPS (global positioning system).

Persiapan bahan meliputi ikan

tembakang aquades, dan larutan formalin 4%.

2. Survey lokasi

mengunduh koordinat titik sampel (stasiun pengamatan) menggunakan GPS.

3. Konsultasi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulang Bawang

untuk menentukan ikan target yang tepat untuk diteliti.

Pelaksanaan

1. Pengunduhan titik koordinat stasiun pengamatan dengan menggunakan GPS (global positioning system), dilakukan satu kali selama penelitian.

2. Penentuan alat tangkap yang digunakan. Alat tangkap yang biasa digunakan untuk menangkap ikan target adalah jaring dengan ukuran mata jaring 1 inch panjang jaring 70-80 meter dengan lebar

3. Pengawetan sampel ikan dengan perendaman menggunakan formalin 4%.

Penyusunan laporan

Analisis data secara deskriptif serta mengetahui

hubungan isi lambung dengan panjang atau berat menggunakan uji X2

Pengamatan isi lambung untuk mengetahui kebiasaan makan pakan alami ikan tembakang di alam (Rawa Bawang Juyeuw). Selain itu dapat juga menetukan ikan ini tergolong ke dalam ikan herbivora, karnivora, atau omnivora.

Melakukan pengamatan sampel hasil tangkapan. Tahapan pelaksanaan pengamatan sampel meliputi:

 Penomoran sampel

 Penimbangan berat sampel

Pemeriksaan morfometrik dan meristik pada sampel. Pemeriksaan morfometrik dan meristik dilakukan berdasarkan parameter-parameter pengukuran yang telah ditentukan.

Gambar 5. Road Map Penelitian

(36)

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Simpulan yang dapat diberikan adalah:

1. Berdasarkan informasi morfometrik yang telah didapat bahwa ikan tembakang memiliki bentuk tubuh pipih (compressed) dan simetris bilateral. 2. Berdasarkan informasi meristik yang telah didapat bahwa ikan tembakang

memiliki duri-duri keras pada sirip dorsal, anal, dan ventral yang merupakan ciri ordo perciformes.

3. Ikan tembakang merupakan ikan pemakan serasah.

5.2 Saran

Gambar

Gambar 1. Diagram Alir Perumusan Masalah
Gambar 2. Ikan Tembakang
Gambar 3. DAS Tulang Bawang
Tabel 1. Karakteristik Meristik menurut Widiyanto (2008)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek pertumbuhan dan biologi reproduksi ikan Tembakang (Helostoma temminckii) yaitu faktor kondisi, nisbah kelamin, tingkat

Urutan ketiga yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan DAS Tulang Bawang berdasarkan persepsi para pihak adalah aspek sosial.Dalam aspek ini, permasalahan penyelesaian konflik

Salah satu potensi sumberdaya ikan yang terdapat di Sungai Belumai adalah ikan Lemeduk ( Barbodes schwanenfeldii ).. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui ciri morfometrik

Pada bulan Mei hingga Juni 2014 penulis melaksanakan penelitian skripsi di sungai belumai kabupaten Deli Serdang dengan judul “Studi Morfometrik dan Meristik Ikan Lemeduk di

Dari data kualitas air di atas, oksigen terlarut pada Rawa Bawang Latak berkisar antara 4,19- 5,91 mg/l, kondisi ini masih sesuai untuk kehidupan ikan tembakang, seperti apa

Pola sebaran data proporsi morfometrik seiring dengan pertambahan panjang total (PT) ikan sepat mutiara dari rawa banjiran Sungai Tapung memiliki 5 kelompok

Berdasarkan hasil Analisis Komponen Utama terhadap karakter morfometrik dan meristik menunjukkan bahwa Ikan betok pada ketiga stasiun (rawa, sungai, dan danau)

Sejauh ini data mengenai pengukuran morfometrik dan meristik jenis-jenis ikan dikawasan muara sungai sugihan sumatera selatan masih sangat kurang dan belum terdokumentasi