• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KECERDASAN INTERPERSONALTERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA MATA PELAJARAN PPKn DI KELAS VII SMP NEGERI 1 SEPUTIH RAMAN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KECERDASAN INTERPERSONALTERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA MATA PELAJARAN PPKn DI KELAS VII SMP NEGERI 1 SEPUTIH RAMAN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH KECERDASAN INTERPERSONALTERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA MATA PELAJARAN PPKn DI KELAS VII

SMP NEGERI 1 SEPUTIH RAMAN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh Desi Damayanti

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh kecerdasan interpersonal terhadap kemampuan komunikasi siswa pada mata pelajaran PPKn di kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Raman. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 45 siswa. Analisis data menggunakan Chi Kuadrat dan teknik pengumpulan data menggunakan angket.

Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) kecerdasan interpersonal (X) dominan pada kategori sedang atau cukup tinggi dengan persentase 57,8%, (2) kemampuan komunikasi siswa(Y) dominan pada kategori kurang mampu dengan persentase 66,7%, (3) hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh yang positif, signifikan, dan kategori keeratan tinggi antara kecerdasan interpersonal terhadap kemampuan komunikasi siswa. Oleh karena itu siswa diharuskan untuk mengoptimalkan kecerdasan interpersonal dan kemampuan komunikasi dengan baik.

(2)

PENGARUH KECERDASAN INTERPERSONAL TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA MATA PELAJARAN PPKn DI KELAS VII

SMP NEGERI 1 SEPUTIH RAMAN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh

DESI DAMAYANTI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)
(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Lampung Tengah pada tanggal 26 Desember 1992 yang merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara, pasangan Bapak Muhaji dan Ibu Suarmi. Pendidikan formal yang pernah ditempuh adalah Taman Kanak-kanak (TK) di TK Perintis Rejo Asri Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah yang diselesaikan pada tahun 1999 berijazah. Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 3 Rejo Asri Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah yang diselesaikan pada tahun 2005 berijazah. Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 1 Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah diselesaikan pada tahun 2008 berijazah. Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1 Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah yang diselesaikan pada tahun 2011 berijazah.

(7)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan syukur kepada ALLAH SWT,

kupersembahkan karya kecil ini sebagai tanda bukti dan

cinta kasih kepada :

Kedua orang tuaku, ayah dan ibu tercinta yang selalu menjadi

semangat dalam hidupku, kesabaran dan doa dalam setiap

sujudmu untuk menanti keberhasilanku serta harapan

disetiap tetesan keringatmu demi keberhasilanku

Serta

(8)

MOTO

Menyendiri Itu Baik, Tetapi Anda Membutuhkan Seseorang Untuk

Mengatakan Bahwa Menyendiri Itu Memang Benar-benar Baik

(Honore de Balzac, Novelis Prancis)

Segala Sesuatu Hal Akan Selesai, Jika Diselesaikan

(9)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Kecerdasan Interpersonal Terhadap Kemampuan Komunikasi Siswa Pada Mata Pelajaran PPKn di Kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Raman Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015”.Skripsi ini dibuat guna memenuhi syarat sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada berbagai pihak atas segala bantuan baik berupa pemikiran, fasilitas, motivasi dan lain-lain demi terselenggaranya penulisan skripsi ini dari awal sampai akhir terutama kepada Bapak Drs. Holilulloh, M.Si. selaku pembimbing akademik sekaligus pembimbing I dan Bapak Hermi Yanzi S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing II sekaligus Ketua Program Studi PPKn, serta ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;

(10)

3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Umum Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung; 4. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum. selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;

5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;

6. Bapak Drs. Berchah Pitoewas, M.H. selaku pembahas I. Juga Ibu Yunisca Nurmalisa, S.Pd., M.Pd., selaku pembahas II terima kasih atas saran dan masukannya;

7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung terimakasih atas segala ilmu yang telah diberikan, saran, masukan serta segala bantuan yang diberikan;

8. Kedua orang tuaku tercinta (Bapak Muhaji dan Ibu Suarmi) serta kakak-kakakku (Mustakim dan Bahrudin), juga seluruh keluarga besarku dan saudara-saudaraku tercinta terimakasih atas doa, senyum, airmata, bahagia, dukungan, kasih sayang yang telah diberikan dan semua pengorbanan kalian yang tiada terkira bernilainya dari segi apapun;

(11)

10. Seluruh Bapak Ibu Guruku terimakasih atas segala yang telah kalian ajarkan, yang mendewasakanku dalam bertutur, berfikir dan bertindak; 11. Sahabat-sahabat terbaikku mahasiswa penerima beasiswa Bidik Misi

(Sayu, Elisa, Ima dan Desi Ratnasari), sahabat yang selalu memberikan dukungan dan keceriaan di saat-saat sulitku (Eka Ferdian, Alwira, Alfarizi, Mbak Metty, Siti, Ranny), teman-teman kosan srikandi (Mbak Selvita, Mbak Dica, Marlia, Uci, Mia, Dadong Putri, Dadong Juana) dan semua yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang selalu memberikan masukan dan motivasi serta tempat untuk mengadu dikala gundah;

12. Teman-teman seperjuanganku di Prodi PPKn angkatan 2011 baik ganjil maupun genap serta Kakak tingkat dan adik tingkat, dari angkatan 2009 –

2014 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungan, kekompakan dan kerjasama yang kalian berikan;

13. Bapak Sugeng Santoso, S.Pd.,MM. Dan seluruh keluarga SMPN 1 Pesisir Utara, serta keluarga besar Ibu Fauzana di pekon Kuripan, Kecamatan Pesisir Utara, Kabupaten Pesisir Barat, terima kasih atas bimbingan, saran, serta bantuannya selama menjadi mahasiswa KKN;

14. juga tak terlupa teman-teman seperjuangan KKN dan PPL (Anisa, Mufli, Fuah, Ayu, Asih, Iman, Ilham, Indra dan Amir) terimakasih atas kerjasama, kebersamaan, kekompakan serta motivasi yang selalu kalian berikan;

(12)

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan penyajiannya. Akhirnya penulis berharap semoga dengan kesederhanaanya skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bandar Lampung, Juni 2015 Penulis,

(13)

DAFTAR ISI A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 7

F. Ruang Lingkup... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi teoritis ... 10

1. Tinjauan Tentang Kemampuan Komunikasi Siswa... 10

a. Pengertian Kemampuan ... 10

b. Pengertian Komunikasi ... 12

c. Unsur-unsur Komunikasi ... 14

d. Bentuk Komunikasi... 15

e. Proses Komunikasi... 16

(14)

2. Tinjauan Tentang Kecerdasan Interpersonal... 24

a. Pengertian Kecerdasan Interpersonal ... 24

b. Dimensi Kecerdasan Interpersonal ... 27

c. Strategi-strategi Pengajaran Kecerdasan Interpersonal... 31

d. Pentingnya Kecerdasan Interpersonal ... 34

3. Pembelajaran PPKn... 35

B. Kerangka Pikir ... 39

C. Hipotesis... 40

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 41

B. Populasi dan Sampel ... 42

1. Populasi ... 42

2. Sampel dan Teknik Sampling ... 42

C. Variabel Penelitian dan Rencana Pengukuran Variabel... 44

1. Variabel Bebas (X)... 44

2. Variabel Terikat (Y) ... 44

3. Rencana Pengukuran ... 44

D. Definisi Konseptual Variabel ... 45

1. Kecerdasan Interpersonal ... 45

2. Kemampuan Komunikasi Siswa ... 45

E. Definisi Operasional Variabel... 45

1. Kecerdasan Interpersonal ... 45

2. Kemampuan Komunikasi Siswa ... 45

F. Teknik Pengumpulan Data... 46

1. Teknik Pokok ... 46

2. Teknik Penunjang... 47

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 47

1. Uji Validitas ... 47

2. Uji Reliabilitas ... 48

H. Teknik Analisis Data... 49

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Langkah-langkah Penelitian... 52

1. Persiapan Pengajuan Judul... 52

2. Penelitian Pendahuluan ... 52

3. Pengajuan Rencana Penelitian ... 53

4. Penyusunan Alat Pengumpulan Data ... 54

5. Pelaksanaan Penelitian ... 55

6. Pelaksanaan Uji Coba Angket... 55

a. Analisis Validitas Angket ... 55

b. Analisis Reliabilitas Angket... 55

B. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 60

1. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Seputih Raman ... 60

(15)

3. Visi dan Misi ... 61

4. Jumlah Guru dan Pegawai... 61

5. Struktur Organisasi Sekolah... 63

6. Keadaan Sarana dan Prasarana... 63

7. Kegiatan Ekstrakurikuler ... 64

C. Deskripsi Data ... 65

1. Pengumpulan Data ... 65

2. Penyajian Data Kecerdasan Interpersonal... 65

a. IndikatorSocial Sensitivity(Sensitivitas Sosial)... 67

b. IndikatorSocial Insight (Pengetahuan Sosial) ... 70

c. IndikatorSocial Communication(Komunikasi Sosial) ... 73

3. Penyajian Data Kemampuan Komunikasi Siswa ... 76

a. Indikator Berbicara, bertanya dan menjawab... 79

b. Indikator menangkap makna pembicaraan... 82

c. Indikator menyesuaikan isi pembicaraan ... 85

4. Pengujian Hipotesis... 88

5. Pengujian Tingkat Keeratan Hubungan ... 90

D. Pembahasan... 92

1. Kecerdasan Interpersonal ... 92

a. IndikatorSocial Sensitivity(Sensitivitas Sosial)... 95

b. IndikatorSocial Insight (Pengetahuan Sosial) ... 96

c. IndikatorSocial Communication(Komunikasi Sosial) ... 97

2. Kemampuan Komunikasi Siswa ... 98

a. Indikator Berbicara, bertanya dan menjawab... 103

b. Indikator menangkap makna pembicaraan... 104

c. Indikator menyesuaikan isi pembicaraan ... 106

3. Pengujian Keeratan Pengaruh ... 107

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 108

B. Saran... 109

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Kemampuan Komunikasi Siswa di Kelas ... 5

3.1 Jumlah Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Raman Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015...42

3.2 Jumlah Alokasi Sampel Pada Masing-masing Kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Raman Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015 ...43

4.1 Distribusi Hasil Uji Coba Angket Dari 10 Siswa di Luar Responden Untuk Item Soal Ganjil ... 56

4.2 Distribusi Hasil Uji Coba Angket Dari 10 Siswa di Luar Responden Untuk Item Soal Genap ... 57

4.3 Distribusi Antara Item Soal Ganjil dan Item Soal Genap dari Uji Coba Angket 10 Siswa di Luar Responden ... 57

4.4 Jumlah Tenaga Pengajar di SMP Negeri 1 Seputih Raman ... 62

4.5 Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Negeri 1 Seputih Raman Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015... 63

4.6 Distribusi Skor Angket Kecerdasan Interpersonal ...65

4.7 Distribusi Frekuensi Kecerdasan Interpersonal Siswa ...67

4.8 Distribusi Skor Angket dari IndikatorSocial Sensitivity (Sensitivitas Sosial) ... 68

4.9 DistribusiSocial Sensitivity(Sensitivitas Sosial) ...69

4.10 Distribusi Skor Angket dari IndikatorSocial Insight(Pengetahuan Sosial) ..71

4.11 DistribusiSocial Insight(Pengetahuan Sosial) ...72

4.12 Distribusi Skor Angket dari IndikatorSocial Communication (Komunikasi Sosial) ... 74

4.13 DistribusiSocial Communication(Komunikasi Sosial)...75

4.14 Distribusi Skor Hasil Angket Kemampuan Komunikasi Siswa ...77

4.15 Distribusi Frekuensi Kemampuan Komunikasi Siswa ...79

4.16 Distribusi Skor Hasil Angket Indikator Berbicara, bertanya dan menjawab ...79

4.17 Distribusi Frekuensi Indikator Berbicara, bertanya dan menjawab ...81

4.18 Distribusi Skor Hasil Angket Indikator Menangkap Makna Pembicaraan ....82

4.19 Distribusi Frekuensi Indikator Menangkap Makna Pembicaraan ...84

4.20 Distribusi Skor Hasil Angket Indikator Menyesuaikan Isi Pembicaraan...85

(17)

4.22 Daftar Tingkat Perbandingan Jumlah Responden Mengenai Pengaruh

Kecerdasan Interpersonal Terhadap Kemampuan Komunikasi Siswa...88 4.23 Daftar Kontingensi Perolehan Data Pengaruh Kecerdasan Interpersonal

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Rencana Judul Skripsi

2. Surat Keterangan Pembantu Dekan 1 3. Surat Izin Penelitian Pendahuluan

4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Pendahuluan 5. Lembar Persetujuan Seminar proposal

6. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Proposal 7. Lembar Perbaikan Seminar Proposal

8. Surat Izin Penelitian

9. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian 10. Lembar Persetujuan Seminar Hasil

11. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Seminar Hasil 12. Lembar Perbaikan Seminar Hasil

13. Angket

14. Skor Keseluruhan Hasil Angket Tentang Pengaruh Kecerdasan Interpersonal Terhadap Kemampuan Komunikasi Siswa Pada Mata Pelajaran PPKn di Kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Raman Lampung Tengah

(19)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam menjalani kehidupan, manusia selalu terlibat dalam komunikasi. Tanpa komunikasi manusia tidak dapat menyatakan keinginannya, tidak pula dapat memenuhi kebutuhannya, oleh karena itu sering dinyatakan bahwa salah satu ciri manusia adalah berkomunikasi. Komunikasi pun berlangsung dalam proses dan kegiatan pembelajaran. Guru menjelaskan materi pembelajaran di kelas, siswa berdiskusi, guru dan siswa secara bersama-sama membahas topik diskusi, itu semua merupakan bentuk dan kegiatan komunikasi yang berlangsung dalam pembelajaran.

(20)

2

dalam kehidupan sosial manusia. Tidak mengherankan salah satu keterampilan pertama yang dipelajari siswa adalah keterampilan berkomunikasi. Siswa belajar berkomunikasi dan siswa pun belajar melalui komunikasi yang dilakukannya.

Dalam hal berkomunikasi, faktor yang mempengaruhi siswa pandai berkomunikasi atau tidak adalah tergantung dari kemampuan siswa itu sendiri. Kemampuan komunikasi merupakan penunjang keberhasilan siswa dalam mempelajari semua bidang studi di sekolah. Akan tetapi kemampuan komunikasi antara siswa satu dengan siswa lain berbeda. Ada siswa yang pandai berkomunikasi dan ada juga siswa yang cenderung diam dan tidak bisa merespon apa yang disampaikan oleh temannya. Melalui komunikasi inilah seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.

Namun demikian, pada kenyataanya tidak semua siswa memiliki tingkat kemampuan komunikasi yang optimal. Untuk itu pada hari sabtu tanggal 18 Oktober 2014 peneliti melakukan wawancara dengan bapak Hasan selaku guru mata pelajaran PPKn kelas VII di SMP Negeri 1 Seputih Raman. Beliau menuturkan bahwa saat proses pembelajaran di kelas siswa jarang sekali yang aktif. Berdasarkan hal tersebut, permasalahan dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor.

(21)

3

kekuatan mental dan moral untuk menghadapi bahaya atau kesulitan. Aristoteles pernah berkata bahwa keberanian merupakan kualitas pertama manusia karena ia merupakan kualitas yang menjamin kualitas-kualitas lain. Seorang siswa jika tidak memiliki keberanian untuk melakukan komunikasi dengan orang lain maka ia juga tidak akan pernah bisa berkomunikasi dengan orang tersebut.

Faktor kepercayaan diri. Percaya diri pada dasarnya adalah sikap yang memungkinkan seseorang untuk memiliki persepsi positif dan realistis terhadap dirinya sendiri dan kemampuannya. Hal ini ditandai dengan sikap seperti tegas, optimis, antusias, berkasih sayang, bangga, mandiri, percaya, mampu untuk menangani kritik dan matang secara emosional. Sebagai contoh adalah seorang siswa memiliki rasa percaya diri yang tinggi, maka ia akan merasa bahwa dirinya bukan sekedar siswa biasa. Dalam hal berkomunikasi pun ia tidak akan merasa canggung baik itu dengan guru ataupun dengan teman-temannya di sekolah.

(22)

4

Tidak semua individu dapat menjalin hubungan yang baik dengan individu lain. Untuk mendukung terjalinnya hubungan yang baik tersebut kecerdasan interpersonal menjadi sangat penting dimiliki oleh setiap individu. Kecerdasan interpersonal ini menjadi penting karena pada dasarnya manusia tidak bisa menyendiri. Banyak kegiatan-kegiatan dan prilakunya memiliki keterkaitan dengan manusia lain. Kecerdasan interpersonal ditampakkan pada kegembiraan berteman dan kesenangan dalam berbagai macam aktivitas sosial, serta ketidaknyamanan atau keengganan dalam kesendirian. Orang yang memiliki jenis kecerdasan ini menyukai dan menikmati bekerja secara berkelompok. Belajar sambil berinteraksi dan bekerja sama, juga kerap merasa senang bertindak sebagai penengah atau mediator dalam perselisihan dan pertikaian, baik di sekolah maupun di rumah.

(23)

5

PPKn. Mereka berkompetisi dan berusaha mendapatkan nilai terbaik pada setiap aspek yang dinilai. Namun sayangnya ada beberapa siswa yang memiliki masalah dalam berkomunikasi baik dengan guru ataupun dengan teman-temannya saat proses pembelajaran berlangsung. Dan berikut adalah daftar tabel aspek yang dinilai terkait dengan kemampuan komunikasi siswa.

Tabel 1.1. Berdasarkan Hasil Observasi Kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Raman

No Aspek yang diamati Ukuran

Tinggi Sedang Rendah

1 Kemampuan Presentasi

2 Kemampuan Berpendapat

3 Kemampuan Bertanya

4 Kemampuan Menjawab Pertanyaan

Sumber: Observasi di kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Raman Tahun 2015

Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat keberagaman atau perbedaan tingkat kemampuan berkomunikasi siswa berdasarkan aspek yang diamati. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kemampuan yang bervariasi antara tinggi sampai dengan rendah, dan memiliki kecenderungan sedang ke rendah.

(24)

6

dan bernegara dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama, budaya, hukum, keilmuan serta watak yang bersemangat, bergelora, dan mewujudkan sifat demokratis dalam negara hukum Indonesia yang religious, adil, beradab dan bersatu, bermasyarakat yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sehingga fokus dan target utama dari pembelajaran PPKn adalah pembekalan pengetahuan, pembinaan sikap perilaku, dan pelatihan keterampilan sebagai warga negara demokratis, taat hukum dan taat asas dalam kehidupan masyarakat madani.

Sehingga relevansi dari penelitian ini dengan kajian studi PPKn adalah salah satu aspek yang dinilai dari kemampuan komunikasi siswa adalah keberanian untuk mengemukakan pendapat. Siswa dituntut untuk mengutarakan pendapat sesuai dengan apa yang siswa kuasai dan ketahui namun tidak menyimpang dari apa yang sedang di diskusikan. Yang mana hal ini telah tercantum dalam

Pasal 28 E ayat 3 UUD 1945 yang berbunyi “Setiap orang berhak atas

kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat.

Oleh karena itu, pilihan masalah dalam penelitian ini adalah Pengaruh Kecerdasan Interpersonal Terhadap Kemampuan Komunikasi Siswa Pada Mata Pelajaran PPKn di Kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Raman Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

(25)

7

2. Sikap guru yang kurang memiliki keterkaitan dengan kemampuan berkomunikasi siswa.

3. Rendahnya kepercayaan diri siswa untuk berbicara terkait dengan intensitas berkomunikasi dengan orang lain.

4. Kecerdasan interpersonal berpengaruh pada keberhasilan komunikasi. 5. Kemampuan berkomunikasi dan kecerdasan interpersonal diduga memiliki

keterkaitan dengan proses pembelajaran PPKn.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka peneliti membatasi masalah pada pengaruh kecerdasan interpersonal dan kemampuan komunikasi siswa pada mata pelajaran PPKn.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah : “Bagaimanakah pengaruh kecerdasan interpersonal terhadap kemampuan komunikasi siswa pada mata pelajaran PPKn di kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Raman Lampung Tengah tahun pelajaran 2014/2015?”.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

(26)

8

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Secara Teoritis

Mengembangkan konsep ilmu pendidikan, khususnya wilayah kajian PPKn sebagai pendidikan kewarganegaraan. Wilayah kajian ini berkaitan dengan upaya pembentukan diri warga negara yang memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai serta perilaku nyata (citizen action) dalam kehidupan masyarakat dan negara di lingkungan sekolah dengan kompetensi mampu berfikir kritis, rasional dan kreatif, mampu berpartisipasi secara bermutu, bertanggung jawab dan bertindak cerdas.

b. Kegunaan Secara Praktis

Secara umum kegunaan praktis penelitian ini memberikan informasi kepada:

1. Siswa, agar Penelitian ini dapat membangun dan membentuk kebiasaan berkomunikasi dalam proses pembelajaran, serta agar siswa memiliki kecerdasan interpersonal yang baik.

2. Guru, untuk menjaga intensitas berkomunikasi dengan siswa sehingga bisa meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa.

(27)

9

F. Ruang Lingkup

1. Ruang Lingkup Ilmu

Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu pendidikan umumnya, dan khususnya membahas kawasan kajian PPKn sebagai pendidikan kewarganegaraan.

2. Ruang Lingkup Subyek

Adapun ruang lingkup subyek dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Raman.

3. Ruang Lingkup Obyek

Obyek dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi yang dilakukan oleh siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa pada saat proses pembelajaran.

4. Ruang Lingkup Tempat

Ruang lingkup tempat dalam penelitian ini adalah di SMP Negeri 1 Seputih Raman Lampung Tengah.

5. Ruang Lingkup Waktu

(28)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritis

1. Tinjauan Tentang Kemampuan Komunikasi Siswa a. Pengertian Kemampuan

Kemampuan merupakan hal yang penting dalam proses pembelajaran karena sebagai pendukung terbentuknya prestasi. Bagi Gardner dalam Muhammad Alwi (2014: 117) “suatu kemampuan disebut inteligensi

jika menunjukkan suatu kemahiran dan keterampilan seseorang untuk memecahkan persoalan dan kesulitan yang ditemukan dalam hidupnya”. “Kemampuan (ability) berarti kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan”. Stephen P. Robbins & Timonthy A. Judge (2008: 57)

Lebih lanjut, Stephen P. Robbins & Timonthy A. Judge (2008: 57-61) menyatakan bahwa kemampuan keseluruhan seorang individu pada dasarnya terdiri atas dua kelompok faktor, yaitu : a. Kemampuan Intelektual (Intelectual Ability), merupakan kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktifitas mental (berfikir, menalar dan memecahkan masalah). b. Kemampuan Fisik (Physical Ability), merupakan kemampuan melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, ketrampilan, kekuatan, dan karakteristik serupa.

(29)

11

Karena itu dalam peningkatan komunikasi, peranan ilmu pengetahuan sangat dibutuhkan”. Kemampuan adalah sifat lahir dan dipelajari yang memungkinkan seseorang dapat menyelesaikan pekerjaannya. Menurut Mitzberg seperti yang dikutip Gibson dalam Rosidah Nurul Latifah (2013: 11), ada empat kemampuan (kualitas atau skills) yang harus dimiliki oleh seseorang dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai berikut:

1. Kemampuan teknis, adalah kemampuan untuk menggunakan alat-alat, prosedur dan teknik suatu bidang khusus.

2. Kemampuan manusia, adalah kemampuan untuk bekerja dengan orang lain, memahami orang lain, memotivasi orang lain, baik sebagai perorangan maupun sebagai kelompok.

3. Kemampuan konseptual, adalah kemampuan mental untuk mengkoordinasikan dan memadukan semua kepentingan serta kegiatan organisasi.

4. Kemampuan manajemen, adalah seluruh kemampuan yang berkaitan dengan perancangan, pengorganisasian, penyusunan kepegawaian dan pengawasan, termasuk di dalamnya kemampuan mengikuti kebijaksanaan, melaksanakan program dengan anggaran terbatas.

(30)

12

pengetahuan baru. Jadi, dalam kemampuan itu ada unsur pengetahuan dan keahlian.

Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan seorang individu dalam menguasai suatu keahlian dan digunakan untuk mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan.

b. Pengertian Komunikasi

Untuk memudahkan pemahaman tentang komunikasi, banyak pakar ilmu yang telah merumuskan pengertian komunikasi. “Ada yang merumuskan komunikasi sebagai proses mengirimkan, menerima dan memahami gagasan dan perasaan dalam bentuk verbal atau nonverbal secara disengaja atau tidak disengaja” Berlo, et. al. dalam Yosal Iriantara (2014: 3). Proses tersebut melibatkan komunikator yang menyatakan gagasan/perasaan, gagasan dan perasaan yang diubah menjadi pesan, pesan yang disampaikan secara verbal dan nonverbal, komunikan yang menerima pesan serta reaksi dan umpan balik (efek) yang disampaikan komunikan kepada komunikator.

Menurut Harold D. Lasswell dalam Hafied Cangara (2007: 13) bahwa komunikasi adalah cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan “siapa yang menyampaikan,

(31)

13

komunikasi dapat berlangsung apabila adanya kesamaan makna. Onong Uchyana Effendy, (2004: 9).

Namun lain pakar lain lagi pandangannya. Deddy Mulyana (2005: 61) menyebutkan adanya kerangka pemahaman atas komunikasi yaitu : 1. Komunikasi sebagai tindakan satu arah, yang melihat bahwa komunikasi sebagai penyampaian pesan (informasi) dari seseorang/lembaga kepada orang lain.

2. Komunikasi sebagai interaksi, menunjukkan komunikasi sebagai proses sebab akibat atau aksi-reaksi yang arahnya bergantian.

3. Komunikasi sebagai transaksi, memandang komunikasi sebagai proses personal karena makna atau pemahaman kita atas apa yang kita peroleh sebenarnya bersifat pribadi.

(32)

14

Secara eksplisit Rogers bersama D.Lawrence Kincaid dalam Rosidah Nurul Latifah (2013:13) mengemukakan bahwa “komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada pengertian yang saling mendalam”. Rogers mencoba menspesifikasikan hakikat suatu pengaruh dengan adanya suatu pertukaran informasi (pesan), dimana ia menginginkan adanya perubahan sikap dan tingkah laku serta kebersamaan dalam menciptakan saling pengertian dari orang-orang yang ikut serta dalam suatu proses komunikasi.

Jelas, berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan secara umum bahwa komunikasi pada hakikatnya adalah penyampaian atau penerimaan suatu ide, informasi atau perasaan dari seorang sumber (komunikator) kepada penerima (komunikator) dalam bentuk verbal atau nonverbal secara disengaja atau tidak disengaja.

c. Unsur-unsur Komunikasi

Arni Muhammad (2007: 17) menyatakan unsur-unsur komunikasi ada 5 yaitu:

1. Pengirim pesan

(33)

15

2. Pesan

Pesan adalah informasi yang akan dikirimkan kepada si penerima pesan. Ini dapat berupa verbal maupun non verbal.

3. Saluran

Saluran adalah jalan yang dilalui pesan dari si pengirim dengan si penerima.

4. Penerima pesan

Penerima pesan adalah yang menganalisis dan menginterpretasikan isi pesan yang diterimanya.

5. Balikan

Balikan adalah respons terhadap pesan yang diterima yang dikirimkan kepada si pengirim pesan. Diinterpretasikan sama oleh si penerima berarti komunikasi tersebut efektif.

d. Bentuk Komunikasi

Rini Darmastuti (2006: 3) menyatakan bahwa komunikasi yang terjadi dalam kehidupan manusia terjadi dalam berbagai bentuk, yaitu:

1. Komunikasi Personal (Personal Communication)

(34)

16

2. Komunikasi Kelompok (Group Communication)

Komunikasi kelompok terdiri dari: 1) Komunikasi kelompok kecil misalnya ceramah, diskusi panel, forum, seminar, dan lainnya. 2) Komunikasi kelompok besar misalnya pidato lapangan, kampanye di lapangan, dan sebagainya.

3. Komunikasi Massa (Mass Communication)

Merupakan komunikasi yang ditujukan kepada khalayak besar, dengan khalayak yang heterogen dan tersebar dalam lokasi geografis yang tidak dapat ditentukan. Komunikasi massa ini biasanya menggunakan media, baik media cetak maupun media elektronik. Bentuk-bentuk komunikasi massa ini adalah pers, radio, televisi, film.

4. Komunikasi Media (Media Communication)

Merupakan media komunikasi yang terjadi dengan menggunakan media, seperti : surat, telepon, poster, spanduk, dan lainnya.

e. Proses Komunikasi

(35)

17

laku. Definisi ini menyebut proses dan tujuan, yang oleh Lasswell dinamakan sebagai efek.

Menurut Onong Uchyana Efendi (2004: 11) menyatakan bahwa proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yaitu :

1. Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna yang secara langsung mampu menterjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan. Bahwa bahasa adalah yang paling banyak digunakan dalam proses komunikasi secara primer. Karena hanya bahasalah yang mampu menterjemahkan pikiran dan perasaan orang lain baik. Berupa ide, informasi dan opini. Sedangkan isyarat, gambar dan warna digunakan dalam keadaan tertentu untuk mendukung media bahasa dalam penyampaian pesan atau pikiran. 2. Proses komunikasi secara sekunder

(36)

18

adalah surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan lain-lain. Keefektifan dan efesien dalam menyampaikan pesan adalah komunikasi tatap muka karena kerangka acuan komunikan dapat diketahui oleh komunikator, dan dalam umpan balik berlangsung seketika dalam arti komunikator mengetahui tanggapan atau reaksi komunikan pada saat itu juga.

Dari penjelasan di atas tentang proses komunikasi yang terdiri dari proses komunikasi secara primer dan proses komunikasi secara sekunder, maka dalam komunikasi pendidikan yaitu komunikasi yang terjadi antara guru dengan siswanya menggunakan proses komunikasi secara primer, karena jelas antara guru dan siswa komunikasi yang terjadi adalah komunikasi dalam situasi tatap muka, dimana tanggapan komunikan akan dapat segera diketahui dan umpan balik yang terjadi secara langsung sehingga komunikasi primer lebih efektif dan efisien dibandingkan proses komunikasi sekunder. Dalam proses komunikasi sekunder seperti yang telah dijelaskan diatas terjadi dalam situasi antara komunikator dan komunikan relatif jauh dan tidak selalu terjadi dalam situasi tatap muka.

(37)

19

1. Simbolik, yang artinya setiap kegiatan komunikasi melibatkan simbol-simbol seperti pesan lisan, tertulis dan pesan nonverbal. Guru menyampaikan materi pembelajaran melalui bahasa lisan dan tertulis. Guru juga menggunakan pesan nonverbal seperti gerak tangan untuk memperjelas dan mempertegas pesan yang disampaikannya.

2. Dinamis, yang artinya proses komunikasi itu berubah secara kontinyu, yang memungkinkan dilakukannya adaptasi pesan demi efektivitas komunikasi. Dalam mempresentasikan makalah kelompoknya, Misalnya para siswa menyesuaikan cara penyampaian saat menjawab pertanyaan siswa lain yang menyimak presentasi tersebut.

3. Bisa dipahami. Artinya pesan yang disampaikan bisa dipahami oleh penerimanya. Ciri komunikasi yang efektif adalah pesan yang disampaikan bisa dipahami dan.

4. Unik, artinya setiap proses komunikasi selalu melibatkan setidaknya dua orang dengan keunikan pribadinya masing-masing. Keunikan manusia yang terlibat dalam kegiatan atau proses komunikasi membuat setiap peristiwa komunikasi pada dasarnya merupakan peristiwa yang unik.

f. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Komunikasi

(38)

0

1. Credibility(Keterpercayaan)

Dalam hal ini komunikasi terjadi karena antara komunikator dan komunikan ada hubungan saling mempercayai dan saling membutuhkan. Apabila tidak ada sedikitpun rasa kepercayaan, maka komunikasi tidak akan berjalan lancar.

2. Context(Perhubungan)

Apabila tidak terjadi kontak atau hubungan maka komunikasi tidak akan terjadi. Keberhasilan suatu komunikasi berhubungan erat dengan situasi dan kondisi ketika komunikasi berlangsung. Seperti contoh, ketika keadaan disuatu tempat sedang kacau maka komunikasi tidak akan berjalan.

3. Content(Kepuasan)

Pada dasarnya, komunikasi harus menimbulkan rasa puas antara kedua belah pihak (komunikator dan komunikan). Kepuasan akan dicapai apabila pesan atau informasi yang disampaikan oleh komunikator dapat diterima dan dimengerti dengan baik dan ada umpan balik dari komunikan.

4. Clarity(Kejelasan)

(39)

✁1

5. Continuity(Kesinambungan)

Dalam hal semacam ini, komunikasi perlu dilakukan secara terus menerus.

6. Consistency(Konsistensi)

Adalah ada tidaknya pertentangan atau perbedaan pada bagian-bagian ataukah ada pengulangan dengan variasi di dalamnya.selain itu pesan atau informasi yang disampaikan jangan saling bertentangan.

7. Capability of audience(Kemampuan Komunikan)

Dalam hal ini, penyampaian pesan atau informasi harus disesuaikan dengan tingkat pengetahuan dan kemampuan dari pihak komunikan. Oleh karena itu komunikator harus memperhatikan dan menggunakan istilah-istilah seperti bahasa dan mimik yang sesuai dan mudah dipahami oleh pendengar. Jangan sampai menggunakan isilah-istilah yang sukar dimengerti komunikan.

g. Pentingnya Kemampuan Berkomunikasi Siswa

(40)

✂✂

1. Untuk mempertahankan hidup (survival). Seperti contoh ketika seorang siswa lapar atau haus kemudian meminta makanan atau saat siswa berobat ke dokter menyatakan keluhan penyakitnya.

2. Kerjasama. Seorang siswa akan membutuhkan siswa lain, sehingga mereka akan saling bekerjasama, dan komunikasi menjadi jembatan untuk menjalin kerjasama itu.

3. Personal. Setiap siswa perlu mengkomunikasikan dirinya. Misalnya dengan menggunakan bahasa tubuh untuk menunjukkan siapa dirinya melalui apa yang dipakainya atau buku yang dibacanya. 4. Sosial. Di lingkungan sekolah tentu seorang siswa akan terlibat

bersama siswa lain, guru dan setiap orang yang berada di sekolah dalam berbagai urusan dan kegiatan. Mereka berkomunikasi satu sama lain seperti mengemukakan gagasan atau memberikan sumbangan pemikiran atas satu persoalan.

5. Praktis. Seperti kegiatan berdiskusi, membimbing atau menjawab pertanyaan.

6. Ekonomis. Kemampuan komunikasi dibutuhkan untuk melakukan promosi atau memasang iklan di media sosial. Misalnya siswa perlu mempromosikan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah.

(41)

✄ ☎

8. Bermain. Kemampuan komunikasi dibutuhkan untuk bermain-main juga. Ada banyak permainan yang bisa dilakukan siswa dengan menggunakan komunikasi, seperti tebak-tebakan yang fungsinya untuk bercanda, melucu atau menuturkan cerita lucu.

Rudolph F. Verderber dalam Deddy Mulyana (2005: 4) menyebutkan fungsi penting komunikasi adalah fungsi sosial, yaitu untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukkan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan, serta fungsi pengambilan keputusan yaitu memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada saat tertentu. Sedangkan William I. Gorden dalam Deddy Mulyana (2005: 5) menyebutkan fungsi penting komunikasi itu adalah komunikasi sosial, komunikasi ekspresif, komunikasi ritual dan komunikasi instrumental. Satu hal penting yang dikemukakan Gorden mengenai fungsi-fungsi komunikasi tersebut adalah tidak saling meniadakan sehingga fungsi satu peristiwa komunikasi tidak saling independen, tetapi berkaitan dengan fungsi-fungsi yang lain, meski ada satu fungsi yang lebih dominan.

(42)

✆ ✝

2. Tinjauan Tentang Kecerdasan Interpersonal a. Pengertian Kecerdasan Interpersonal

Manusia sebagai makhluk sosial, mereka membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan sosialnya. Akan tetapi tidak semua individu dapat menjalin hubungan yang baik dengan individu lain. Untuk mendukung terjalinnya hubungan yang baik tersebut kecerdasan interpersonal menjadi sangat penting dimiliki oleh setiap individu. Kecerdasan interpersonal ini menjadi penting karena pada dasarnya manusia tidak bisa menyendiri. Banyak kegiatan dalam hidup seseorang terkait dengan orang lain.

Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psikofisik dalam mereaksikan rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, melainkan pula organ-organ tubuh lainnya. Khanifatul (2013: 101) mengungkapkan “kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam

(43)

✞ ✟

Kecerdasan, menurut Howard Gardner merupakan kemampuan untuk menangkap situasi baru serta kemampuan untuk belajar dari pengalaman masa lalu seseorang. Kecerdasan bergantung pada konteks, tugas serta tuntutan yang diajukan oleh kehidupan kita, serta tidak tergantung pada nilai IQ, gelar perguruan tinggi, atau reputasi bergengsi. “Kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dan dalam situasi nyata”Gardner dalam Muhammad Alwi (2014:115). Sehingga dalam kemampuan diperlukan unsur pengetahuan dan keahlian. Pengetahuan dapat memecahkan persoalan yang dialami dalam kehidupan nyata, juga dapat menciptakan persoalan-persoalan lebih lanjut berdasarkan persoalan yang dipecahkan, untuk mengembangkan pengetahuan yang lebih maju dan canggih. Misalnya dengan melibatkan kemampuan interpersonal di dalamnya.

Menurut Howard Gardner dalam Muhammad Alwi (2014: 117) “kecerdasan interpersonal adalah suatu kecerdasan untuk berelasi dengan orang lain”. Orang yang mempunyai kecerdasan interpersonal dapat memecahkan persoalan terkait hubungannya dengan orang lain. Sekaligus dengan kemampuan itu, seseorang dapat meningkatkan relasi dengan orang lain, bahkan menjadi penengah dalam setiap konflik.

(44)

✠6

ketidaknyamanan atau keengganan dalam kesendirian dan menyendiri. Orang yang memiliki jenis kecerdasan ini menyukai dan menikmati bekerja secara kelompok. Belajar sambil berinteraksi dan bekerja sama, juga kerap merasa senang menjadi mediator dalam sebuah pertikaian baik di lingkungan sekolah ataupu di rumah. Seseorang yang memiliki kecerdasan ini mudah bekerja sama dengan teman, mudah mengenal dan membedakan perasaan pribadi teman, mampu berkomunikasi verbal dan non-verbal, peka terhadap teman dan memiliki rasa empati. Namun sisi negatif dari seseorang yang memiliki kecerdasan ini adalah kemungkinan melakukan tindakan pencurangan atau penyelewengan.

Igrea Siswanto & Sri Lestari (2012: 123) menyatakan Kecerdasan interpersonal atau kecerdasan antarpribadi melibatkan kemampuan untuk memahamai dan bekerjasama dengan orang lain, dalam kehidupan sehari-hari baik untuk pribadi, keluarga dan pekerjaan. Kecerdasan ini dinilai mutlak diperlukan dan sering kali disebut sebagai yang lebih penting dari kecerdasan lain untuk sukses dalam hidup. Kecerdasan antarpribadi ini melibatkan banyak hal, misalnya kemampuan berempati, memanipulasi, membaca orang, berteman dan sebagainya.

T. Safaria (2005: 2) menyebutkan “Kecerdasan interpersonal atau bisa dikatakan juga sebagai kecerdasan sosial, diartikan sebagai kemampuan dan keterampilan seseorang dalam menciptakan relasi, membangun relasi dan mempertahankan relasi sosialnya sehingga kedua belah pihak berada dalam situasi menang-menang atau menguntungkan”.

(45)

✡ ☛

merespons secara efektif isyarat-isyarat tersebut dalam beberapa cara pragmatis (misalnya, untuk mempengaruhi sekelompok orang agar mengikuti jalur tertentu dari suatu tindakan).

Dalam Thomas R. Hoerr (2007: XXI) kompetensi dasar pada kecerdasan interpersonal diantaranya adalah melayani, menjadi tuan rumah, berkomunikasi, berempati, berdagang mengajar, melatih, konseling, membimbing, menilai orang, membujuk, memotivasi, menjual, merekrut (karyawan), menginspirasikan, memublikasikan, menyemangati, mengawasi, mengoordinasikan, mendelegasikan, berunding, bermediasi, bekerjasama, mengonfrontasi, dan mewawancara.

Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian di atas adalah bahwa kecerdasan interpersonal adalah kemampuan atau keterampilan untuk membangun sebuah relasi dengan orang lain, sehingga terbentuk hubungan baik diantara keduanya.

b. Dimensi Kecerdasan Interpersonal

Anderson dalam Gozali (2011: 10-11) mengemukakan bahwa kecerdasan interpersonal mempunyai tiga dimensi utama. Yang mana ketiga dimensi tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh serta ketiganya saling mengisi satu sama lainnya. Berikut ini tiga dimensi kecerdasan interpersonal :

1. Social Sensitivity (Sensitivitas Sosial).

(46)

☞8

maupun non verbal. Anak yang memiliki sensivitas yang tinggi akan mudah memahami dan menyadari adanya reaksi-reaksi tertentu dari orang lain, entah reaksi tersebut positif ataupun negatif. Adapun indikator dari sensivitas sosial itu sendiri menurut adalah sebagai berikut:

• Sikap empati

Empati adalah pemahaman kita tentang orang lain berdasarkan sudut pandang, prespektif, kebutuhan-kebutuhan, pengalaman-pengalaman orang tersebut. Oleh sebab itu sikap empati sangat dibutuhkan di dalam proses bersosialisasi agar tercipta suatu hubungan yang saling menguntungkan dan bermakna.

• Sikap Prososial

Prososial adalah tindakan moral yang harus dilakukan secara cultural seperti berbagi, membantu seseorang yang membutuhkan, bekerja sama dengan orang lain dan mengungkapkan simpati.

2. Social Insight

(47)

✌9

dasar dari social insight ini adalah berkembangnya kesadaran diri anak secara baik. Kesadaran diri yang berkembang ini akan membuat anak mampu memahami keadaan dirinya baik keadaan internal maupun eksternal seperti menyadari emosi-emosinya yang sedang muncul, atau menyadari penampilan cara berpakaiannya sendiri, cara berbicaranya dan intonasi suaranya. Adapun indikator dari sosial insight adalah:

• Kesadaran diri

Kesadaran diri adalah mampu menyadari dan menghayati totalitas keberadaannya di dunia seperti menyadari keinginan-keinginannya, cita-citanya, harapan-harapannya dan tujuan-tujuannya dimasa depan.Kesadaran diri ini sangat penting dimiliki oleh anak karena kesadaran diri memiliki fungsi monitoring dan fungsi kontrol dalam diri.

• Pemahaman situasi sosial dan etika social

Dalam bertingkah laku tentunya harus diperhatikan mengenai situasi dan etika sosial. Pemahaman ini mengatur perilaku mana yang harus dilakukan dan perilaku mana yang dilarang untuk dilakukan. Aturan-aturan ini mencakup banyak hal seperti bagaimana etika dalam bertamu, berteman, makan, bermain, meminjam, minta tolong dan masih banyak hal lainnya.

(48)

✍0

Dalam menghadapi konflik interpersonal, sangatlah dibutuhkan keterampilan dalam pemecahan masalah. Semakin tinggi kemampuan anak dalam memecahkan masalah, maka akan semakin positif hasil yang akan di dapatkan dari penyelesaian konflik antar pribadi tersebut. 3.Social Communication

Penguasaan keterampilan komunikasi sosial merupakan kemampuan individu untuk menggunakan proses komunikasi dalam menjalin dan membangun hubungan interpersonal yang sehat. Dalam proses menciptakan, membangun dan mempertahankan relasi sosial, maka seseorang membutuhkan sarananya. Tentu saja sarana yang digunakan adalah melalui proses komunikasi, yang mencakup baik komunikasi verbal, non verbal maupun komunikasi melalui penampilan fisik. Keterampilan komunikasi yang harus dikuasai adalah keterampilan mendengarkan efektif, keterampilan berbicara efektif, keterampilan public speaking dan keterampilan menulis secara efektif.

• Komunikasi efektif

(49)

✎1

mendukung dan menanggapi orang lain serta menerima diri dan orang lain.

• Mendengarkan efektif

Salah satu keterampilan komunikasi adalah keterampilan mendengarkan. Mendengarkan membutuhkan perhatian dan sikap empati, sehingga orang merasa dimengerti dan dihargai.

c. Strategi-strategi Pengajaran Kecerdasan Interpersonal

Dalam Thomas Armstrong (2013: 94-97), siswa membutuhkan waktu untuk memunculkan ide-ide mereka. Semua siswa memiliki kecerdasan interpersonal yang berbeda, oleh karena itu pendidik harus memahami pendekatan-pendekatan pengajaran yang menggabungkan interaksi dengan orang lain. Strategi-strategi berikut ini dapat membantu masing-masing siswa untuk saling berhubungan dengan orang lain.

1. Aktivitas berbagi dalam kelompok(Peer Sharing)

(50)

✏ ✑

2. Patung Orang

Kapanpun siswa diajak bersama-sama untuk mempresentasikan ke dalam bentuk fisik sebuah ide, konsep atau tujuan pemelajaran khusus lainnya, ada kemungkinan bentuk patung orang yang dapat dihadirkan. Jika siswa sedang mempelajari lambang pancasila., maka dibutuhkan 10 siswa. 5 siswa dapat membangun patung orang untuk mewakili setiap lambang. misal lambang bintang, rantai emas, pohon beringin, kepala banteng dan padi dan kapas. Lalu 5 siswa lainnya memegang kertas yang berisi arti kata dari lambang-lambang tersebut. Lalu mereka saling berpasangan untuk mencocokkan antara lambang dan arti katanya. Tugaskan seorang siswa untuk membantu menyutradai aktivitas tersebut, atau biarkan komponen-komponen patung tersebut mengorganisasikan diri secara mandiri. Keindahan dari pendekatan ini adalah patung-patung orang meningkatkan pemelajaran di luar konteks teoretis yang terisolasi, dan memasukkannya ke dalam sebuah kerangka sosial yang dapat diakses langsung.

3. Kelompok-kelompok Kerjasama

(51)

✒✒

kelompok. Kelompok-kelompok kerjasama dapat memberikan para siswa sebuah kesempatan untuk beroperasi sebagai suatu unit sosial, sebuah prasyarat yang penting untuk keberhasilan fungsi dalam kehidupan lingkungan kerja yang nyata.

4. Papan Permainan

Papan permainan adalah cara yang menyenangkan bagi para siswa untuk belajar dalam konteks dari suatu pengaturan sosial informal. Pada tingkat satu, siswa mengobrol dengan siswa lain, mendiskusikan aturan, melempar dadu, dan tertawa. Pada tingkat lainnya mereka terlibat dalam pemelajaran keterampilan atau subjek apapun yang menjadi fokus permainan. papan permainan dapat dirancang dengan melibatkan tugas-tugas yang berujung terbuka atau kegiatan yang berorientasi cepat. Cukup tempatkan petunjuk atau kegiatan di setiap kotak atau kartu.

5. Simulasi-simulasi

(52)

✓ ✔

interpersonal karena interaksi-interaksi manusia yang terjadi membantu siswa mengembangkan ke sebuah tingkat pemahaman baru. Melalui percakapan dan interaksi lainnya, siswa mulai mendapatkan pandangan dari dalam tentang topik yang mereka pelajari.

d. Pentingnya Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan-kecerdasan akademis, seperti berhitung, membaca, dan menulis memang penting dalam proses pembelajaran. Namun kekuatan dalam kecerdasan akademis harus dilengkapi dengan kekuatan kecerdasan interpersonal. Ringkasnya jika seorang siswa yang memiliki tidak dapat bekerjasama dengan siswa lain, jika kecakapan sosialnya buruk, kekurangan ini akan sangat melemahkan kecakapan dan kelebihannya yang lain. Menulis, berbicara, dan berhitung adalah kecakapan ambang yang berharga; kemampuan ini memberikan siswa akses ke suatu peran. Namun prestasi, kemajuan, dan sukses datang dari apakah siswa mampu bekerjasama dengan siswa lain atau tidak.

(53)

✕ ✖

Seseorang yang memiliki kecerdasan interpersonal luar biasa adalah Franklin D. Roosevelt. Ketika menggambarkan FDR dalam No Ordinary Times (1944), Goodwin dalam Thomas R. Hoerr (2007: 110) menyatakan bahwa ada kalanya seakan-akan dia memiliki antena tak terlihat yang membuatnya mampu memahami apa yang sedang dipikirkan dan dirasakan oleh warganya, sehingga dia dapat menyesuaikan responnya untuk memenuhi kebutuhan terpenting warga tersebut.

3. Pembelajaran PPKn

Menurut Cogan dalam Winarno (2014: 71) bahwa “pembelajaran PPKn merupakan proses pendidikan secara utuh dan menyeluruh terhadap pembentukan karakter individu sebagai warga negara yang cerdas dan baik”. Sedangkan Kosasih Djahiri dalam Winarno (2014: 71) menyatakan bahwa “pembelajaran PPKn adalah program pendidikan yang secara progmatik prosedural berupaya memanusiakan (humanizing) dan membudayakan (culturing) serta memberdayakan (empowering)

manusia/siswa (diri dan lingkungannya) menjadi warga negara yang baik dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)”.

(54)

✗6

masyarakat. Sedangkan objek pengembangan adalah keseluruhan ranah sosio-psikologis siswa, yakni ranah kognitif, afektif, konatif, dan psikomotrik yang menyangkut status, hak dan kewajibannya sebagai warga negara.

Pendidikan kewarganegaraanpun sebagai program pendidikan memiliki visi dan misi yang jelas. Menurut Winataputra dalam Winarno (2014: 11-13), visi pendidikan kewarganegaraan dalam arti luas, yakni sebagai sistem pendidikan kewarganegaraan yang berfungsi dan berperan sebagai program kurikuler dalam konteks pendidikan formal dan non-formal, program sosio-kultural dalam konteks kemasyarakatan, dan sebagai bidang kajian ilmiah dalam wacana pendidikan disiplin ilmu pengetahuan sosial. Dalam konteks proses reformasi menuju indonesia baru dengan konsepsi masyarakat madani sebagai tatanan ideal sosial-kulturnya, maka pendidikan kewarganegaraan mengemban misi: pedagogis, sosio-kultural, dan substansif-akademis.

(55)

✘ ✙

dan sosial kewarganegaraan. Sedangkan misi substansif-akademis adalah mengembangkan struktur atau tubuh pengetahuan pendidikan kewarganegaraan, termasuk di dalamnya konsep, prinsip, dan generalisasi mengenai kebijakan kewarganegaraan dan budaya kewarganegaraan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan serta memfasilitas praksis sosio-pedagogis dan sosio-kultural dengan hasil penelitian dan pengembangannya.

Dinyatakan dalam Diknas (2007) bahwa PPKn sebagai mata pelajaran yang menekankan pada pembinaan dan pengembangan nilai demokrasi di sekolah dan masyarakat, perlu diselenggarakan dengan menjunjung tinggi prinsip-prinsip pendidikan yang demokratis dan bertanggung jawab. Oleh karena itu disebutkan dalam Winarno (2014: 96-99), diperlukan pendekatan yang mendukung pembelajaran PPKn diantaranya:

1. Pendekatan berbasis nilai

PPKn sebagai program pendidikan politik pada hakikatnya bertujuan membentuk siswa yang baik. Ukuran siswa yang baik tentunya adalah sesuai dengan pandangan hidup dan nilai hidup yang diyakini bangsa yang bersangkutan. Dengan demikian PPKn selalu terikat dengan nilai. Nilai itulah yang dijadikan arah pengembangan siswa yang dimaksud. Esensi dari PPKN adalah value based education (Budimansyah & Suryadi, 2008).

2. Pendekatan berpikir kritis

(56)

✚8

yang partisipatif dan bertanggung jawab dalam negara demokrasi. Siswa diharapkan mampu memberikan kritik sosial dan kontrol sosial pada negara. Siswa yang mampu melakukan demikian dapat mendukung kehidupan demokrasi yang bercirikan transparan dan pertanggungjawaban publik.

3. Pendekatan inquiry

Melalui pendekatan inquiry diharapkan guru dapat menciptakan pembelajaran yang menantang sehingga melahirkan interaksi antara gagasan yang diyakini siswa sebelumnya dengan suatu bukti baru untuk mencapai pamahaman baru yang lebih scientific melalui proses eksplorasi atau pengujian gagasan baru. Sudah barang tentu hal tersebut melibatkan beragam sikap ilmiah seperti, menghargai gagasan orang lain, terbuka terhadap gagasan baru, berpikir kritis, jujur, kreatif, dan berpikir lateral.

4. Pendekatan kooperatif

(57)

✛9

B. Kerangka Pikir

Komunikasi adalah penyampaian atau penerimaan suatu ide, informasi atau perasaan dari seorang sumber (komunikator) kepada penerima (komunikan) dalam bentuk verbal atau nonverbal secara disengaja atau tidak disengaja. Kebutuhan akan komunikasi memang merupakan masalah yang fundamental bagi setiap manusia. Oleh karena itu komunikasi digunakan sebagai alat ekspresi dari tiap keinginan dan kebutuhan baik secara kelompok maupun individu. Komunikasi tidak hanya berlaku di lingkungan sosial, dalam proses pembelajaran pun komunikasi juga diperlukan.

Agar komunikasi berjalan dengan lancar, masing-masing siswa diharapkan pula memiliki kemampuan komunikasi dan juga didukung oleh kecerdasan interpersonal. Kemampuan komunikasi siswa adalah kesanggupan atau kecakapan seorang siswa dalam mengirimkan, menerima dan memahami gagasan serta perasaan dalam bentuk verbal atau nonverbal secara disengaja atau tidak disengaja. Dan kecerdasan interpersonal adalah kemampuan atau keterampilan untuk membangun sebuah relasi dengan orang lain, sehingga terbentuk hubungan baik diantara keduanya.

(58)

✜0

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

C. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1: Kecerdasan interpersonal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kemampuan komunikasi siswa.

H0: Kecerdasan interpersonal tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kemampuan komunikasi siswa.

Variabel X

Kecerdasan Interpersonal:

a. Social Sensitivity (Sensitivitas Sosial) b. Social Insight ( Pengetahuan Sosial) c. Social Communication (Komunikasi

Sosial)

Variabel Y

Kemampuan komunikasi siswa:

a.Keterampilan berbicara, bertanya dan menjawab

b.Kemampuan menangkap makna pembicaraan

c.Kemampuan menyesuaikan isi pembicaraan

dapat diukur dengan skala : a. Tidak Mampu

(59)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

(60)

✢ ✣

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi merupakan hal yang paling penting dalam penelitian, karena keberadaannya menentukan validitas data yang diperoleh. Notoatmodjo dalam Rosidah Nurul Latifah (2013: 42) mengemukakan bahwa “populasi adalah subjek yang hendak diteliti dan memiliki sifat-sifat yang sama”. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VII SMP N 1 Seputih Raman, yang berjumlah 223 siswa dan terbagi dalam 7 kelas. Adapun rincian kelas dan jumlah siswa sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jumlah siswa kelas VII SMP N 1 Seputih Raman Lampung

Sumber: Bagian tata usaha SMP N 1 Seputih Raman

2. Sampel dan Teknik Sampling

(61)

✤ ✥

Suharsimi Arikunto (1998: 42) menyampaikan bahwa untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi, selanjutnya bila subjeknya lebih besar dari 100 dapat diambil 10%-12% atau 20%-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari:

1. kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana. 2. Sempitnya wilayah pengamatan dari setiap subjek karena

menyangkut hal banyak sedikitnya data.

3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti.

Berdasarkan ketentuan di atas maka peneliti menetapkan jumlah populasi dari 223 siswa diambil 20% dijadikan sampel. Adapun penghitungan jumlah sampel adalah :

Penghitungan jumlah sampel

x 223 = 44,6

Tabel 3.2 Jumlah alokasi sampel pada masing-masing kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Raman, Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015

No Kelas Jumlah Siswa Jumlah Pengambilan Sampel

(62)

✦✦

Maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 44,6 yang dibulatkan menjadi 45 siswa. Apabila dikelompokkan dalam kelas, yang mana kelas VII berjumlah 7 kelas, maka dari jumlah 45 siswa tersebut dapat dibagikan keseluruh kelas VII sebagaimana tampak pada tabel di atas.

Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling random proporsional (proportional random sampling). Yang mana pengambilan sampel dalam teknik ini dilakukan secara random yang mewakili setiap unit sampling. Dengan demikian setiap unit sampling sebagai unsur populasi yang paling kecil dapat memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel atau mewakili populasi.

C. Variabel Penelitian dan Rencana Pengukuran Variabel 1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kecerdasan interpersonal.

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi siswa

3. Rencana Pengukuran

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang maksimal, maka diperlukan alat ukur yang tepat. Rencana pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Kecerdasan Interpersonal diukur dengan kategori: 1= rendah 2= sedang 3= tinggi b. Kemampuan komunikasi siswa diukur dengan kategori :

(63)

✧ ★

D. Definisi Konseptual Variabel 1. Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan atau keterampilan untuk membangun sebuah relasi dengan orang lain, sehingga terbentuk hubungan baik diantara keduanya.

2. Kemampuan Komunikasi Siswa

Kemampuan komunikasi siswa adalah kesanggupan atau kecakapan seorang siswa dalam mengirimkan, menerima dan memahami gagasan serta perasaan dalam bentuk verbal atau nonverbal secara disengaja atau tidak disengaja.

E. Definisi Operasional Variabel 1. Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan dan keterampilan seseorang dalam menciptakan relasi, membangun relasi dan mempertahankan relasi sosialnya sehingga kedua belah pihak berada dalam situasi menang-menang atau menguntungkan, dengan indikator Social Sensitivity (Sensitivitas Sosial), Social Insight ( Pengetahuan Sosial) dan Social Communication (Komunikasi Sosial).

2. Kemampuan Komunikasi Siswa

(64)

✩6

menangkap makna pembicaraan dan kemampuan menyesuaikan isi pembicaraan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melengkapi penelitian ini, maka digunakan beberapa teknik pengumpulan data. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil data yang lengkap yang nantinya akan mendukung keberhasilan penelitian ini. Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan masalah penelitian ini, maka pengumpulan data akan dilakukan dengan beberapa cara yaitu:

1. Teknik Pokok Angket

(65)

✪ ✫

a. Skor 3 untuk jawaban yang sesuai dengan harapan.

b. Skor 2 untuk jawaban yang kurang sesuai dengan harapan. c. Skor 1 untuk jawaban yang tidak sesuai dengan harapan.

2. Teknik Penunjang Teknik Dokumentasi

Teknik ini digunakan untuk mencari dan mengumpulkan data sekunder yang berhubungan dengan masalah penelitian, dalam kaitannya untuk melengkapi data primer. Data tersebut antara lain seperti jumlah siswa, jumlah guru, keadaan sekolah maupun data lain yang menunjang penelitian.

G. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Untuk mengetahui valid tidaknya alat tes yang kita gunakan dalam penelitian, maka dapat diukur melalui hasil pemikiran atau validitas logis berpangkal dari konstruksi teori yang ada sebagai landasan kerja dan standar kevalidan. Seperti yang diungkapkan oleh Suharsimi Arikunto (1998: 47) bahwa “validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen.

(66)

✬8

2. Uji Reliabilitas

Dalam melakukan suatu penelitian yang menggunakan uji coba angket, diperlukan uji reliabilitas.“Uji reliabilitas merupakan instrumen yang dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data, karena instrumen tersebut sudah cukup baik sehingga mampu mengungkapkan data yang dapat terpercaya”, Suharsimi Arikunto (1998: 48).

Suatu alat ukur dikatakan reliabilitas apabila tes tersebut menunjukkan hasil-hasil yang tetap dan mantap. Uji reliabilitas dapat ditempuh dengan : 1. Melakukan uji coba angket kepada 10 orang diluar responden.

2. Hasil uji coba dikelompokkan dalam item ganjil dan item genap.

3. Hasil item ganjil dan genap dikorelasikan denganproduct momentyaitu:

= ( )( )

{ ( ) }{ ( ) }

Keterangan:

Rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y

N = jumlah responden/sampel ∑xy = skor rata-rata dari X dan Y ∑ x = jumlah skor total (item) X

∑ y = jumlah skor total (item)

Sutrisno Hadi (2000:318).

4. Kemudian untuk mengetahui reliabilitas seluruh quisioner, menurut Sutrisno Hadi (2000: 37) digunakan rumusSpearman Brown

(67)

✭9

Keterangan:

r

xy = koefisien reliabilitas seluruh item

r

gg = koefisien korelasi item ganjil dan genap

5. Hasil analisa kemudian dibandingkan dengan kriteria reliabilitas menurut Suharsimi Arikunto (1998: 78), sebagai berikut:

0,90–1,00 = Reliabel Tinggi 0,50–0,89 = Reliabel Sedang 0,00–0,49 = Reliabel Rendah

H. Teknik Analisis Data

Dalam sebuah penelitian, analisis data dilakukan setelah data terkumpul yaitu dengan mengidentifikasi data, menyeleksi dan selanjutnya mengklasifikasi data kemudian menyusun data. Adapun tekniknya sebagai berikut:

1. Menurut Sutrisno Hadi (2000: 12), dalam menentukan klasifikasi skor dapat menggunakan rumus interval yaitu:

=

Keterangan :

I =interval

NT =nilai tertinggi

NR =nilai terendah

K = katergori

(68)

✮0

P =

x 100 %

Keterangan :

P = Besarnya Persentase

F = Jumlah alternatif seluruh item

N= Jumlah perkalian antar item dan responden

3. Kemudian untuk menguji keeratan pengaruh, penulis menggunakan uji Chi kuadrat asosiasi dua faktor (Sudjana, 2005: 280), dengan rumus sebagai berikut:

X = (Oij Eij) Eij

Keterangan :

X2 = Chi Kuadrat

Oij = Banyaknya data yang diharapkan terjadi = Jumlah kolom

Eij = Banyaknya data hasil pengamatan = Jumlah baris

Dengan kriteria uji sebagai berikut:

a. Jika x2hitung lebih besar atau sama dengan x2tabel dengan taraf signifikan 5% hipotesis diterima

(69)

✯1

Menguji hipotesis ke-2 dan untuk mengetahui tingkat keeratannya. Hubungan kecerdasan interpersonal terhadap kemampuan komunikasi siswa digunakan rumus koefisien kontingensi:

=

Keterangan :

C = koefisien kontingensi

x2= chi kuadrat

n =jumlah sampel Sudjana (2005: 51)

Agar harga C diperoleh, dapat digunakan untuk menilai derajat asosiasi faktor-faktor, maka harga C dibandingkan dengan koefisien kontingensi maksimum. Sutrisno Hadi (2000:91) harga C maksimum dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

C

max

=

Keterangan: Cmax= koefisien kontingensi maksimum

m = harga maksimum antara banyak baris dan kolom 1 = Bilangan Konstan

Dengan kriteria uji pengaruh semakin dekat harga Cmax semakin besar derajat

(70)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data, pembahasan hasil penelitian, khususnya analisis data seperti yang telah diuraikan dalam pembahasan mengenai pengaruh kecerdasan interpersonal terhadap kemampuan komunikasi siswa pada mata pelajaran PPKn di kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Raman Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa:

Ada pengaruh yang signifikan, artinya adanya keyakinan yang benar-benar berkorelasi atau berpengaruh, bahwa variabel X berpengaruh dengan variabel Y, yaitu kecerdasan interpersonal berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi siswa. Hal ini dapat dilihat dari kecerdasan interpersonal yang dimiliki siswa, berdasarkan hasil penelitian memiliki tingkat Social Sensitivity

(71)

109

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka peneliti memberikan saran kepada:

1. Kepala sekolah SMP Negeri 1 Seputih Raman Lampung Tengah, untuk menciptakan iklim komunikasi yang baik dalam upaya mengoptimalkan kemampuan komunikasi siswa melalui pola komunikasi yang dibangun baik dengan siswa, guru maupun dengan lingkungan sosial sekolahnya.

2. Kepada guru untuk mengadakan kegiatan pada saat pembelajaran seperti diskusi membahas isu politik atau problematika yang terjadi dalam kehidupan. Dengan demikian siswa akan diajari bagaimana cara memecahkan masalah dan mencari solusi. Selain itu siswa juga akan mengenal lebih banyak rekan yang tergabung dalam kegiatan tersebut, sehingga saling menjalin komunikasi dan relasi.

(72)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Muhammad. 2014. Anak Cerdas Bahagia dengan Pendidikan Positif.

Jakarta: Noura Books (PT Mizan Publika).

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.

Jakarta: Rineka Cipta.

Armstrong, Thomas. 2013. Kecerdasan Multiple di Dalam Kelas. Jakarta: Permata Puri Media.

Cangara, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Chatib, Munif. 2012. Sekolahnya Manusia: Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di Indonesia. Bandung: Kaifa, PT. Mizan Pustaka.

Darmastuti, Rini. 2006. Bahasa Indonesia Komunikasi. Yogyakarta: Gava Media. Effendy, Onong Uchyana. 2004. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Gozali.2011.Kecerdasan Interpersonal Menurut ParaAhli.http://gozaligunadarma. blogspot.com. diakses pada tanggal 28 Oktober 2014 pukul 9.14.

Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Yogyakarta

Hoerr, Thomas R. 2007. Buku Kerja Multiple Intelleginces. Bandung: Kaifa, PT. Mizan Pustaka.

Igrea Siswanto & Sri Lestari. 2012. Panduan Bagi Guru & Orang Tua: Pembelajaran Atraktif dan 100 Permainan Kreatif. Yogyakarta: Penerbit ANDI

Iriantara, Yosal. 2014. Komunikasi Pembelajaran. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Khanifatul. 2013. Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA

Latifah, Rosidah Nurul. 2013. Hubungan Intensitas Komunikasi Interpersonal Siswa Dengan Kemampuan Komunikasi Di Kelas XI SMA Muhammadiyah 2 Karang Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013 (Skripsi). Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Gambar

Tabel 1.1. Berdasarkan Hasil Observasi Kelas VII SMP Negeri 1
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Tabel 3.1 Jumlah siswa kelas VII SMP N 1 Seputih Raman Lampung
Tabel 3.2 Jumlah alokasi sampel pada masing-masing kelas VII SMP

Referensi

Dokumen terkait

commitment memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja Karyawan Warung Mina Peguyangan. 0,05) maka model regresi linear berganda layak digunakan

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pertumbuhan dan produksi jagung manis untuk parameter jumlah daun, diameter tongkol, dan berat tongkol pada perlakuan

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk anorganik, pupuk kandang kotoran sapi, pupuk hijau dan waktu penyiangan berpengaruh nyata terhadap

1 Ketentuan Umum, pasal 1 angka 2... Kerusakan pada arsip tekstual perlu penanganan khusus baik masalah yang terjadi karena umur arsip yang sudah tua maupun pemeliharaan yang

Universitas Riau, Hari Senin 13 Juni 2016, Bertempat di ruang Dekan FH UR.. Riau saat ini masih belum baik. Pengetahuan dan pemahaman hukum sivitas akademika dalam berlalu

Dalam perbandingan ini, setidaknya lebih dari tiga puluh kasus atau kondisi, dimana perempuan dapat memperoleh bagian waris yang sama besar dengan bagian waris laki-laki,

Advances in Social Science, Education and Humanities Research (ASSEHR), volume 125 Nurdyansyah, N., Siti, M., &Bachtiar, S. Problem Solving Model

Melalui penelitian tersebut telah ditemuan bahwa pada dasarnya para pelaksana kebijakan telah memiliki pemahaman yang baik terhadap kebijakan; kebijakan