PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK
SOSIODRAMA TERHADAP KEMAMPUAN
PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH
(Penelitian Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 19 Surakarta
Tahun Pelajaran 2015/2016)
TESIS
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
DRAJAT EDY KURNIAWAN 0105513012
PROGRAM PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
iii
PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK
SOSIODRAMA TERHADAP KEMAMPUAN
PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH
(Penelitian Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 19 Surakarta
Tahun Pelajaran 2015/2016)
TESIS
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
DRAJAT EDY KURNIAWAN 0105513012
PROGRAM PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
iv
PENGESAHAN UJIAN TESIS
Tesis dengan judul “Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Sosiodrama Terhadap Kemampuan Penyesuaian Diri Siswa Di Sekolah” karya,
Nama : Drajat Edy Kurniawan
NIM : 0105513012
Program Studi : Bimbingan dan Konseling
telah dipertahankan dalam Sidang Panitia Ujian Tesis Program Pascasarjana,
Universitas Negeri Semarang pada hari Rabu, 3 Februari 2016.
Semarang, Februari 2016
v
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam tesis ini benar-benar
karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain atau pengutipan dengan
cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku, baik sebagian
atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam tesis ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Atas pernyataan ini saya siap
menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan apabila ditemukan adanya
pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini.
Semarang, Februari 2016
Yang membuat pernyataan,
Drajat Edy Kurniawan
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
Dengan memainkan peran dalam kegiatan sosiodrama, akan melatih kemampuan kita untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.
(Drajat Edy Kurniawan)
PERSEMBAHAN :
Tesis ini dipersembahkan sebagai wujud rasa sayang, cinta kasih penulis, dan terima kasih penulis kepada :
vii
ABSTRAK
Kurniawan, Drajat Edy. 2015. Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Sosiodrama Tehadap Kemampuan Penyesuaian Diri Siswa Di Sekolah.
Tesis. Program Studi Bimbingan dan Konseling. Program Pascasarjana. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Dr. Edy Purwanto, M.Si, Pembimbing II Dr. Sutarno, M.Pd.
Kata kunci : kemampuan penyesuaian diri siswa di sekolah, bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan penyesuaian diri siswa di sekolah sebelum dan sesudah pemberian treatment bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama, serta
mengetahui pengaruh bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama
tehadap kemampuan penyesuaian diri siswa di sekolah pada siswa kelas VII SMP Negeri 19 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016.
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan jenis rancangan Nonrandomized pretest-posttest control group design. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIIC SMP Negeri 19 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016 berjumlah 32 orang. Sumber data berasal dari data primer, yakni siswa. Instrumen pengumpulan data yakni pedoman wawancara,
pedoman observasi dan skala penilaian (rating scale) kemampuan
penyesuaian diri siswa di sekolah. Analisis data menggunakan Independent Sample Test dengan aplikasi SPSS 20.0.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa sebelum pemberian treatment kemampuan penyesuaian diri siswa di sekolah tergolong rendah
baik pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah pemberian
treatment pada kelompok eksperimen, terdapat perbedaan kemampuan penyesuaian diri pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dimana skor kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol.
Kesimpulannya yaitu ada pengaruh bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama tehadap kemampuan penyesuaian diri siswa di sekolah
viii
ABSTRACT
Kurniawan, Drajat Edy. 2015. The Effect of Group Guidance With Sociodramatic Techniques Against Adaptability of Students In Schools. Thesis. Program Studi Bimbingan dan Konseling. Study Program Guidance and Counseling. Postgraduate program. Semarang State University. Adviser I Dr. Edy Purwanto, M.Si., Adviser II Dr. Sutarno, M.Pd.
Keywords : adaptability of students in schools, group guidance with sociodramatic techniques
The purpose of this research was to determine the adaptability of students in schools before and after treatment of group counseling techniques sociodrama, as well as determine the effect of group guidance with sociodramatic techniques againts adaptability of students in schools in the seventh grade students of SMP Negeri 19 Surakarta in academic year 2015 / 2016.
This research is experimental research with the type of design is nonrandomized pretest-posttest control group design. Subjects were VIIC grade students of SMP Negeri 19 Surakarta academic year 2015/2016 amounts 32 people. Source of data derived from primary data, namely students. Data collection instruments that interview, observation and assessment scale (rating scale) adaptability of students at school. Data analysis using Independent Sample Test with SPSS 20.0.
The result showed that before treatment, adaptability of students in schools was low both in the experimental group and the control group. After treatment in the experimental group, there were differences adaptability in the experimental group and the control group in which a score of the experimental group was higher than the control group.
ix
PRAKATA
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat-Nya. Berkat karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan tesis yang
berjudul “Pengaruh Pemberian Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Sosiodrama
Tehadap Kemampuan Penyesuaian Diri Siswa Di Sekolah Pada Siswa Kelas VII
SMP Negeri 19 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016”. Tesis ini disusun sebagai
salah satu persyaratan meraih gelar Magister Pendidikan pada Program Studi
Bimbingan dan Konseling Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.
Penelitian ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian penelitian ini.
Ucapan terima kasih peneliti sampaikan pertama kali kepada para pembimbing:
Dr. Edy Purwanto, M.Si (Pembimbing I) dan Dr. Sutarno, M.Pd (Pembimbing II).
Ucapan terima kasih peneliti sampaikan juga kepada semua pihak yang
telah membantu selama proses penyelesaian studi, di antaranya:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., selaku Rektor Universitas Negeri
Semarang atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menempuh
studi di Universitas Negeri Semarang.
2. Prof. Dr. Achmad Slamet, M.Si., selaku Direktur Program Pascasarjana Unnes,
yang telah memberikan kesempatan serta arahan selama pendidikan, penelitian,
x
3. Prof. Dr. Mungin Eddy Wibowo, M.Pd., Kons., selaku Koordinator Program
Studi Bimbingan dan Konseling S2 dan S3 Program Pascasarjana Unnes yang
telah memberikan kesempatan dan arahan dalam penulisan tesis ini.
4. Dr. Awalya, M.Pd., Kons., selaku Sekretaris Program Studi Bimbingan dan
Konseling S2 dan S3 Program Pascasarjana Unnes yang telah memberikan
kesempatan dan arahan dalam penulisan tesis ini.
5. Bapak dan Ibu dosen Program Pascasarjana Unnes, yang telah banyak
memberikan bimbingan dan ilmu kepada peneliti selama menempuh
pendidikan.
6. Kepala SMP Negeri 19 Surakarta Surakarta, yang telah memberikan izin dan
kesempatan untuk mengadakan penelitian.
7. Guru BK SMP Negeri 19 Surakarta, yang telah membantu kelancaran
terlaksananya penelitian.
8. Semua pihak yang yang telah dengan ikhlas membantu dan memberikan
semangat sampai terselesaikannya penelitian ini.
Peneliti sadar bahwa dalam tesis ini mungkin masih terdapat kekurangan,
baik isi maupun tulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak sangat peneliti harapkan. Semoga hasil penelitian
ini bermanfaat dan merupakan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Semarang, Februari 2016
xi
2.1.1.3 Aspek-aspek Penyesuaian Diri ... 22
xii
2.1.1.5 Penyesuaian Diri Siswa Di Sekolah ... 29
2.1.2 Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Sosiodrama ... 35
2.1.2.1Bimbingan Kelompok ... 35
2.1.2.1.1 Pengertian Bimbingan Kelompok ... 35
2.1.2.1.2 Tujuan Bimbingan Kelompok ... 38
2.1.2.1.3 Langkah-langkah Pelaksanaan Bimbingan Kelompok ... 39
2.1.2.1.4 Teknik-teknik Bimbingan kelompok ... 43
2.1.2.2Teknik Sosiodrama ... 46
2.1.2.2.1 Pengertian Teknik Sosiodrama ... 46
2.1.2.2.2 Tujuan Teknik Sosiodrama ... 47
2.1.2.2.3 Manfaat Teknik Sosiodrama ... 49
2.1.2.2.4 Langkah-langkah Pelaksanaan Teknik Sosiodrama ... 51
2.1.3 Pengaruh Teknik Sosiodrama Terhadap Kemampuan Penyesuaian Diri Siswa Di Sekolah ... 56
2.1.4 Karakteristik dan Permasalahan Siswa SMP ... 59
2.2Kajian Penelitian yang Relevan ... 63
2.3Kerangka Berpikir ... 66
2.4Hipotesis ... 69
BAB III. METODE PENELITIAN... 70
3.1Desain Penelitian ... 70
3.2Subjek Penelitian ... 93
3.3Variabel Penelitian ... 94
3.4Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 95
3.5Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen ... 101
3.6 Teknik Analisis Data ... 105
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 109
4.1 Hasil Penelitian ... 109
4.2 Pembahasan ... 131
BAB V. PENUTUP ... 135
xiii
5.2 Implikasi ... 136
5.3 Saran ... 136
DAFTAR PUSTAKA ... 138
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 Perhitungan validitas item dengan rumus Product Moment
Pearson Correlation ... 79
Tabel 3.2 Uji Reliabilitas Dengan Koefisien Cronbach's Alpha ... 81
Tabel 3.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 82
Tabel 3.4 Hasil Assigment Instrumen Skala Kemampuan Penyesuaian Diri Siswa Di Sekolah ... 84
Tabel 3.5 Pembagian Kelompok Ekesperimen Dan Kelompok Kontrol ... 85
Tabel 3.6 Pembagian Kelompok Kecil Pada Kelompok Eksperimen ... 87
Tabel 3.7 Pedoman Wawancara Penelitian ... 97
Tabel 3.8 Pedoman Observasi ... 98
Tabel 3.9 Kisi-kisi Skala Psikologis Kemampuan Penyesuaian Diri Siswa Di Sekolah ... 100
Tabel 4.1 Hasil Wawancara ... 110
Tabel 4.2 Hasil Observasi Sebelum Treatment Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol ... 114
Tabel 4.3 Hasil Observasi Sesudah Treatment Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol ... 116
Tabel 4.4 Hasil Pretest Kemampuan Penyesuaian Diri Di Sekolah Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol ... 118
Tabel 4.5 Hasil Postest Kemampuan Penyesuaian Diri Di Sekolah Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol ... 119
Tabel 4.6 Persentase Perbandingan Hasil Pretest-Postest Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol ... 120
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data Pretes Menggunakan Metode Uji Kolmogorov-Smirnov ... 122
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Data Postest Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol ... 123
Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol ... 124
Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Terhadap Data Postest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 125
Tabel 4.11 Uji Independent Sample Test Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol Sebelum Treatment ... 127
xv
DAFTAR BAGAN
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1 Desain penelitian ... 73
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 3.1 Instrumen Penilaian Materi Naskah Sosiodrama ... 144
Lampiran 3.2 Skala Psikologis Kemampuan Penyesuaian Diri Siswa Di Sekolah ... 148
Lampiran 3.3 Hasil Uji Coba Kualitatif ... 151
Lampiran 3.4 Surat Izin Penelitian... 153
Lampiran 3.5 Surat Selesai Penelitian ... 154
Lampiran 3.6 Tabulasi Hasil Assignment ... 155
Lampiran 3.7 Panduan Pelaksanaan Eksperimen ... 157
Lampiran 3.8 Daftar Presensi Penelitian ... 200
Lampiran 3.9 Dokumentasi Penelitian ... 202
Lampiran 3.10 Tabulasi Hasil Postest ... 204
Lampiran 4.1 Lembar Hasil Observasi Sebelum Treatment ... 206
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Manusia selain sebagai makhluk individual, juga sebagai makhluk sosial.
Hal tersebut menjadikan manusia saling membutuhkan bantuan dan berinteraksi
dengan individu lain dalam kehidupan sehari-hari. Gerungan (2004: 26)
menyatakan bahwa manusia secara hakiki merupakan makhluk sosial yang
membutuhkan pergaulan dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Hal tersebut menunjukkan bahwa pergaulan dalam kehidupan antara individu
saling mempengaruhi dan membentuk interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan
hubungan dinamis yang menyangkut hubungan antara individu dengan individu,
antara individu dengan kelompok, dan antara kelompok dengan kelompok.
Melalui interaksi sosial, masing-masing individu dapat saling mengenal
dan menyesuaikan dengan latar belakang sosial budaya yang dimiliki. Dalam
berinteraksi sosial, terjadi proses sosialisasi yang menempatkan individu sebagai
insan yang secara aktif melakukan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Proses
sosialisasi individu terbagi menjadi tiga yaitu, interaksi di lingkungan keluarga,
sekolah, dan masyarakat. Ali dan Asrori (2004: 93) menjelaskan bahwa proses
sosialisasi individu terjadi di tiga lingkungan utama, yaitu lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Pernyataan tersebut menjadi
sebuah penguatan bahwa individu melakukan interaksi pada tiga lingkungan yang
2
Interaksi di lingkungan keluarga terjadi dalam bentuk hubungan antara
anak dengan orang tua dan orang dewasa dalam keluarga. Anak mentaati,
mematuhi perintah dan meniru orang tua, sedangkan orang tua memberikan
pengarahan dan memberi contoh perilaku yang positif pada anak. Interaksi di
lingkungan keluarga merupakan dasar bagi perkembangan kemampuan hubungan
sosial sebelum memasuki lingkungan masyarakat sehingga penting bagi anak
untuk mampu melakukan interaksi di dalam lingkungan keluarga agar dapat
bersosialisasi dengan baik di lingkungan masyarakat.
Interaksi di lingkungan masyarakat yaitu interaksi antara individu satu
dengan individu yang lain atau kelompok satu dengan kelompok yang lain dalam
bentuk hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi di dalam masyarakat.
Di dalam lingkungan masyarakat anak merupakan bagian dari anggota masyarakat
dan terlibat aktif untuk melakukan hubungan timbal balik dengan orang lain.
Hubungan timbal balik yang terjadi diantaranya yaitu saling bertegur sapa, tolong
menolong, dan kerjasama antar anggota masyarakat. Di dalam lingkungan
masyarakat individu akan berinteraksi dengan individu lain yang memiliki
karakteristik berbeda-beda, oleh karena itu individu diharapakan mampu untuk
saling menyesuaikan diri sehingga akan tercipta interaksi sosial yang baik di
dalam masyarakat.
Interaksi di lingkungan sekolah merupakan hubungan timbal balik yang
terjadi di dalam lingkungan sekolah. Interaksi di lingkungan sekolah terjadi dalam
bentuk hubungan antara siswa dengan siswa, guru, serta tenaga administrasi
3
dengan sesama teman, guru, dan juga tenaga administrasi sekolah sehingga
mereka akan dengan mudah untuk berinteraksi sosial di dalam lingkungan
sekolah.
Berdasarkan penjelasan mengenai bentuk interaksi dari ketiga lingkungan
tersebut, maka sebagai anggota keluarga, masyarakat, dan sekolah, siswa
diharapkan mampu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan secara baik.
Kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan akan
berpengaruh terhadap keberhasilannya dalam melakukan interaksi sosial pada
ketiga lingkungan sosial tersebut. Oleh karena itu kemampuan penyesuaian diri
ini perlu dimiliki siswa.
Kemampuan penyesuaian diri merupakan kemampuan yang dimiliki
individu untuk dapat menyesuaikan keadaan diri dengan lingkungan sehingga
dapat diterima dengan baik oleh lingkungan. Agustiani (2009: 146) mengatakan
bahwa penyesuaian diri dapat dikatakan sebagai cara tertentu yang dilakukan oleh
individu untuk bereaksi terhadap tuntutan dalam diri maupun situasi eksternal
yang dihadapinya. Pendapat tersebut memiliki makna bahwa dalam melakukan
penyesuaian diri, individu berusaha untuk menyelaraskan kondisi diri terhadap
tuntutan dari dalam diri serta lingkungan sehingga dalam menyesuaikan diri,
individu perlu memperhatikan kedua tuntutan tersebut.
Kemampuan penyesuaian diri berkaitan dengan perkembangan sosial
individu. Individu melakukan penyesuaian diri agar dapat diterima dengan baik
sesuai dengan tuntutan dari dalam diri dan lingkungan sosial. Hurlock (2005: 250)
4
berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Oleh karena itu, adanya tuntutan
sosial menyebabkan individu harus mampu melakukan penyesuaian diri dengan
baik. Ketidakmampuan individu dalam melakukan penyesuaian diri dapat
menghambat berlangsungnya proses interaksi sosial.
Walgito (2003: 65) mengemukakan bahwa di dalam interaksi sosial ada
kemungkinan individu dapat menyesuaikan diri dengan yang lain. Pendapat
tersebut menjelaskan bahwa agar siswa dapat melakukan interaksi sosial dengan
baik dibutuhkan kemampuan penyesuaian diri yang baik. Oleh karena itu
kemampuan penyesuaian diri berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam
melakukan interaksi sosial. Hambatan individu dalam berinteraksi sosial terutama
disebabkan oleh ketidakmampuan mereka dalam menyesuaikan diri. Individu
akan mengalami kesulitan dalam berinteraksi apabila dirinya tidak mampu untuk
menyesuaikan diri dengan baik, baik dengan lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat pada umumnya. Akibatnya, individu menjadi rendah diri, tertutup,
suka menyendiri, kurang memiliki rasa percaya diri serta merasa malu apabila
berada diantara orang lain atau situasi yang terasa asing baginya.
Lingkungan sekolah merupakan salah satu tempat bagi siswa untuk
melakukan sosialisasi dan interaksi. Sosialisasi dan interaksi yang terjadi di
lingkungan sekolah yaitu interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru,
siswa dengan tenaga kependidikan dan staf sekolah. Sosialisasi dan interaksi
tersebut bertujuan agar proses pembelajaran dapat berlangsung sesuai rencana
5
Dalam proses sosialisasi dan interaksi di lingkungan sekolah, siswa
dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan sekolah
termasuk dengan teman, guru, mata pelajaran, serta semua karyawan dan staf
sekolah. Berkembangnya kemampuan penyesuaian diri siswa di sekolah
bergantung pada iklim yang ada di sekolah. Siswa dapat menyesuaikan diri
dengan baik apabila lingkungan sekolah juga mendukung. Ali dan Asrori (2004:
189) menjelaskan bahwa iklim di sekolah yang diciptakan oleh guru melalui
interaksi edukatif sangat berpengaruh terhadap perkembangan penyesuaian diri
anak. Pendapat tersebut memiliki arti bahwa guru harus mampu menciptakan
interaksi edukatif yang menyenangkan bagi siswa sehingga siswa lebih mudah
untuk menyesuaikan diri di sekolah.
Kemampuan menyesuaikan diri di lingkungan sekolah dapat membuat
siswa mampu mengontrol perilaku. Siswa yang mampu menyesuaikan diri dengan
baik cenderung memiliki perilaku yang terkontrol. Perilaku siswa yang terkontrol
berperan dalam melakukan interaksi sosial di sekolah. Karena dalam berinteraksi
sosial di sekolah dibutuhkan kemampuan kerjasama dengan orang lain. Kerjasama
dapat berlangsung dengan baik apabila siswa mampu mengontrol perilakunya dari
perbuatan yang merugikan orang lain.
Setianingsih, dkk (2006: 29) melakukan penelitian tentang hubungan
antara penyesuaian sosial dan kemampuan menyelesaikan masalah dengan
kecenderungan perilaku delinkuen pada remaja. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara penyesuaian sosial dan
6
Artinya bahwa siswa yang tidak memiliki kemampuan penyesuaian diri dan
penyelesaian masalah yang baik akan mudah untuk berperilaku delinkuen atau
berperilaku nakal.
Mengacu pada uraian tersebut diperoleh gambaran bahwa kemampuan
penyesuaian diri siswa memiliki pengaruh terhadap perilaku yang dimunculkan
serta keberhasilan siswa dalam berhubungan sosial di sekolah. Ketidak mampuan
siswa dalam menyesuaikan diri akan membuat siswa sulit untuk berinteraksi
sosial dengan baik yang akibatnya siswa menjadi terganggu dalam proses kegiatan
pembelajaran di sekolah. Sebaliknya, siswa yang mampu menyesuaikan diri
dengan baik akan lebih mudah untuk melakukan interaksi sosial di sekolah
sehingga kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan dengan baik.
Kenyataan yang terjadi, di SMP Negeri 19 Surakarta terdapat beberapa
siswa yang tidak mampu menyesuaikan diri di sekolah. Berdasarkan informasi
dari Guru BK kelas VII SMP Negeri 19 Surakarta pada hari Selasa 4 Agustus
2015 diperoleh keterangan bahwa para siswa khususnya siswa kelas VII banyak
yang mengalami permasalahan ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri di
lingkungan sekolah. Perilaku yang dimunculkan seperti mudah marah, membuat
gaduh di dalam kelas, tidak antusias saat proses pembelajaran, tidak mau
menerima kritik dari teman ketika diskusi kelompok, serta melanggar tata tertib
sekolah. Sebagai akibatnya, siswa mengalami kesulitan dalam melakukan
interaksi sosial di lingkungan sekolah. Oleh sebab itu perlu ada upaya untuk
menangani masalah ketidakmampuan siswa dalam menyesuaikan diri di sekolah
7
Menurut keterangan dari guru BK kelas VII SMP Negeri 19 Surakarta
upaya yang sudah dilakukan untuk menangani siswa yang tidak mampu
menyesuaikan diri yaitu dengan memanggil siswa yang bersangkutan untuk diberi
layanan bimbingan, bertanya pada teman dekat siswa, serta pemanggilan orang
tua apabila memang diperlukan. Akan tetapi cara tersebut belum memberikan
hasil yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan penyesuaian diri siswa.
Oleh karena itu, diperlukan cara lain yang lebih efektif untuk meningkatkan
kemampuan penyesuaian diri siswa di sekolah.
Berkaitan dengan upaya untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian
diri, terdapat beberapa penelitian tentang upaya meningkatkan kemampuan
penyesuaian diri. Sary, dkk (2010) meneliti tentang upaya meningkatkan
penyesuaian diri siswa menggunakan konseling realitas. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa konseling realitas terbukti efektif untuk meningkatkan
kemampuan penyesuaian diri siswa. Indrayana dan Nursalim (2015) meneliti
tentang penerapan strategi self-management untuk meningkatkan penyesuaian diri
di sekolah pada siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi
self-management terbukti efektif untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian diri.
Upaya lain juga dilakukan oleh Subagyo (2013) yang meneliti tentang bimbingan
kelompok dengan teknik outbond untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian
diri siswa. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa bimbingan kelompok
dengan teknik outbound efektif untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian diri
8
Berdasarkan beberapa penelitian tersebut diperoleh bukti bahwa
konseling realitas, strategi self-management, dan bimbingan kelompok dengan
teknik outbond sebagai teknik dalam bimbingan kelompok dapat untuk
meningkatkan kemampuan penyesuaian diri siswa. Dari beberapa penelitian
tersebut terbukti bahwa teknik dalam bimbingan kelompok dapat digunakan untuk
meningkatkan kemampuan penyesuaian diri siswa. Oleh karena itu, peneliti
memilih menggunakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama
untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian diri siswa di sekolah.
Bimbingan kelompok merupakan layanan dalam bimbingan dan
konseling yang difokuskan pada sekelompok individu yang memiliki
permasalahan yang relatif sama. Hartinah (2009: 4) mengemukakan bahwa
bimbingan kelompok adalah bimbingan yang dilakukan secara kelompok
terhadap sejumlah individu sekaligus, sehingga beberapa orang atau individu
tersebut dapat menerima bimbingan yang dimaksudkan. Pendapat tersebut
menjelaskan bahwa pelaksanaan kegiatan bimbingan yang dilakukan secara
kelompok membutuhkan peserta bimbingan lebih dari satu orang oleh sebab itu
dibutuhkan beberapa peserta bimbingan yang memiliki permasalahan yang relatif
sama.
Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok bertujuan agar permasalahan
siswa dapat dipecahkan. Salahudin (2012: 96) mengemukakan bahwa bimbingan
kelompok dipergunakan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah
yang dihadapi melalui kegiatan kelompok. Pendapat tersebut menjelaskan bahwa
9
dapat dilaksanakan dengan baik. Siswa yang bermasalah, perlu mendapatkan cara
pemecahan masalah yang tepat sehingga, apabila masalah dapat dipecahkan maka
siswa tidak mengalami hambatan dalam perkembangannya. Pemberian layanan
bimbingan kelompok dinilai lebih efektif dan efisien untuk diterapkan karena
dengan bimbingan kelompok, proses pemberian layanan dilakukan secara
berkelompok dalam waktu dan tempat yang sama. Oleh karena itu penggunaan
layanan bimbingan kelompok dapat dipilih apabila konselor terkendala masalah
waktu dan tenaga.
Bimbingan kelompok memiliki beberapa teknik yang dapat diterapkan.
Salah satu teknik dalam layanan bimbingan kelompok yaitu teknik sosiodrama.
Teknik sosiodrama merupakan teknik bimbingan kelompok yang berkonsentrasi
pada penyelesaian permasalahan sosial. Kaitannya dengan penanganan
permasalahan ketidakmampuan penyesuaian diri siswa di sekolah, teknik
sosiodrama dinilai cocok untuk digunakan. Romlah (2001: 104) mengemukakan
bahwa sosiodrama adalah permainan peranan yang ditujukan untuk memecahkan
masalah-masalah sosial yang timbul dalam hubungan antar manusia. Hal tersebut
menjelaskan bahwa permasalahan yang dapat dipecahkan melalui sosiodrama
adalah berkaitan dengan masalah-masalah sosial yang dialami oleh individu
dalam kehidupannya sehari-hari termasuk kemampuan untuk melakukan
penyesuaian diri.
Sebagai salah satu teknik bimbingan kelompok, Teknik Sosiodrama
memberikan kontribusi pada terselesaikannya permasalahan sosial yang dihadapi
10
komunikasi efektif dengan orang lain dalam bentuk kegiatan memainkan sebuah
peran. Teknik tersebut melatih kemampuan siswa dalam memecahkan
permasalahan serta membangun hubungan dengan orang lain secara tepat
sehingga dengan kemampuan memecahkan masalah yang dimiliki, siswa akan
lebih mudah untuk mengatasi ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri di
sekolah.
Terdapat beberapa penelitian yang menggunakan teknik sosiodrama
sebagai treatmen dalam penelitian. Erawan (2014) melakukan penelitian tentang
penggunaan metode sosiodrama untuk meningkatkan kemampuan berwawancara
dengan berbagai kalangan pada siswa kelas VIII SMP Mutiara Singaraja. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode Sosiodrama dapat
mengaktifkan keantusiasan siswa dalam pembelajaran berwawancara. Rumlah
(2013) melakukan penenlitian tentang upaya meningkatkan karakter siswa melalui
layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama mampu
meningkatkan karakter siswa. Hasil dari beberapa penelitian tersebut membuktikan
bahwa teknik sosiodrama memiliki nilai keefektifan sebagai treatment dalam
penelitian akan tetapi teknik tersebut tidak digunakan untuk meningkatkan
kemampuan penyesuaian diri siswa di sekolah. Oleh karena itu pengaruh
bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama masih perlu dibuktikan
keefektifannya dalam meningkatkan kemampuan penyesuaian diri siswa di
11
Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti
“Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Sosiodrama Terhadap
Kemampuan Penyesuaian Diri Siswa Di Sekolah”.
1.2Identifikasi Masalah
Mengacu pada latar belakang masalah yang telah dipaparkan tersebut,
maka dapat diidentifikasikan berbagai permasalahan sebagai berikut :
a. Beberapa siswa masih mengalami hambatan dalam melakukan penyesuaian diri
sehingga berdampak pada kemampuan penyesuaian dirinya yang rendah seperti
mudah marah dengan ucapan teman serta tidak mau menerima masukan dari
teman pada saat diskusi kelompok, serta senang menyendiri.
b. Saat proses pembelajaran berlangsung, terdapat siswa yang senang membuat
gaduh di dalam kelas dan tidak antusias untuk memperhatikan penjelasan guru
yang membuat suasana pembelajaran menjadi tidak efektif dimana perilaku
tersebut menunjukkan kemampuan penyesuaian diri siswa di sekolah yang
rendah.
c. Upaya guru BK untuk menangani siswa yang tidak mampu menyesuaikan diri
belum memberikan hasil yang signifikan sehingga diperlukan cara yang lebih
efektif untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian diri siswa di sekolah.
1.3Cakupan Masalah
Penelitian ini mencakup pengaruh bimbingan kelompok dengan teknik
12
kelompok dengan teknik sosiodrama yaitu pelaksanaan layanan bimbingan
kelompok menggunakan teknik sosiodrama yakni dengan memainkan sebuah
peran yang digunakan untuk mengubah perilaku individu (siswa) yang mengalami
hambatan dalam menyesuaikan diri di sekolah. Sedangkan kemampuan
penyesuaian diri siswa di sekolah yaitu kemampuan siswa untuk menyelaraskan
kondisi diri dengan lingkungan sekolah yang bersifat dinamis untuk mendapatkan
keserasian antara diri dengan lingkungan sekolah agar dapat diterima dengan baik
oleh lingkungan. Siswa yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VII
SMP Negeri 19 Surakarta tahun pelajaran 2015/2016.
1.4Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka diidentifikasi rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan penyesuaian diri siswa di sekolah sebelum
pelaksanaan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama?
2. Bagaimana kemampuan penyesuaian diri siswa di sekolah setelah pelaksanaan
bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama?
3. Bagaimana pengaruh bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama terhadap
13
1.5Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kemampuan penyesuaian diri siswa di sekolah sebelum
pelaksanaan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama.
2. Untuk mengetahui kemampuan penyesuaian diri siswa di sekolah setelah
pelaksanaan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama.
3. Untuk mengetahui pengaruh bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama
terhadap kemampuan penyesuaian diri siswa di sekolah.
1.6Manfaat Penelitian 1.6.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini memberikan sumbangan teoritis pada ilmu bimbingan
dan konseling, khususnya bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama untuk
meningkatkan kemampuan penyesuaian diri pada siswa di sekolah.
1.6.2 Manfaat Praktis
Secara praktis manfaat penelitian adalah sebagai berikut :
a. Siswa dapat meningkatkan kemampuan penyesuaian diri di sekolah secara baik
melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama.
b. Guru dapat menggunakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik
sosiodrama sebagai upaya untuk menangani ketidakmampuan siswa dalam
menyesuaikan diri di sekolah.
c. Kepala sekolah dapat memahami bahwa ketidakmampuan penyesuaian diri
14
memperhatikan fasilitas bagi guru BK dalam melaksanakan bimbingan
kelompok dengan teknik sosiodrama untuk meningkatkan kemampuan
penyesuaian diri siswa di sekolah.
d. Bagi ilmu bimbingan dan konseling, layanan bimbingan kelompok dengan
teknik sosiodrama dapat menjadi sarana yang efektif untuk menghadapi siswa