• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah Kluster Kerajinan Tangan Kota Bogor menggunakan The Dream House Model.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah Kluster Kerajinan Tangan Kota Bogor menggunakan The Dream House Model."

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA USAHA KECIL DAN

MENENGAH KLUSTER KERAJINAN TANGAN KOTA

BOGOR MENGGUNAKAN THE DREAM HOUSE MODEL

NI LUH PUTU EKA PRASANTI RUTHA

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah Kluster Kerajinan Tangan Kota Bogor menggunakan The Dream House Model adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Oktober 2013

Ni Luh Putu Eka Prasanti Rutha

(4)

ABSTRAK

NI LUH PUTU EKA PRASANTI RUTHA. Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah Kluster Kerajinan Tangan Kota Bogor menggunakan The Dream House Model. Dibimbing oleh ANGGRAINI SUKMAWATI dan LINDAWATI KARTIKA

Kinerja menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan suatu organisasi, termasuk pada usaha kecil menengah kluster kerajinan tangan. Modal insani dan modal sosial memiliki peran strategis dalam peningkatan kinerja UKM. Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi permasalahan yang dialami oleh UKM kluster kerajinan tangan di Kota Bogor, (2) Menganalisis perbandingan tingkat kepentingan dengan kinerja yang telah dicapai UKM kerajinan tangan Kota Bogor, (3) Menganalisis pengaruh dari modal insani dan modal sosial terhadap kinerja UKM kluster kerajinan tangan di Kota Bogor, (4) Menganalisis rancangan model indikator utama dari peningkatan kinerja UKM kluster kerajinan tangan di Kota Bogor, dan (5) Menganalisis faktor-faktor pendorong dan penghambat dari upaya peningkatan kinerja UKM kluster kerajinan tangan di Kota Bogor. Hasil penelitian menyatakan bahwa permasalahan utama dalam stagnasinya pertumbuhan UKM terletak pada kategori sumberdaya manusia. Pada tahapan selanjutnya tujuan utama UKM akan dirangkum dalam The House Model. Implikasi manajerial dari penelitian ini menggabungkan antara faktor pendorong dan faktor penghambat untuk membangun model peningkatan kinerja UKM. Kata kunci: kinerja, modal insani, modal sosial, The House Model

ABSTRACT

NI LUH PUTU EKA PRASANTI RUTHA. Performance Improvement Strategy for SME Craft Cluster in Bogor with The Dream House Model. Supervised by ANGGRAINI SUKMAWATI and LINDAWATI KARTIKA.

Performance is one measure of success of an organization, including the small and medium enterprise clusters crafts. Human capital and social capital have a strategic role in improving the performance of SME. The purpose of this study is (1) To identify the problems faced by SME craft clusters in the city of Bogor, (2) analyze the interest rate comparisons with the performance achieved handicraft SME Bogor, (3) Analyze the influence of human capital and social capital to performance of SME craft cluster in Bogor, (4) analyzing the main indicators of the design model of SME performance improvement craft cluster, and (5) analyze factors driving and inhibiting of efforts to improve the performance of SME clusters crafts in Bogor. The study states that the main problem lies in the stagnation in the growth of the SME category of human resources. At the next stage the main objective of SME will be summarized in the House Model. Managerial implications of this study combines the factors driving and inhibiting factors to build a model of SME performance improvement.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Manajemen

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA USAHA KECIL DAN

MENENGAH KLUSTER KERAJINAN TANGAN KOTA

BOGOR MENGGUNAKAN THE DREAM HOUSE MODEL

DEPARTEMEN MANAJAMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2013

(6)
(7)
(8)

Judul Skripsi :Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah Kluster Kerajinan Tangan Kota Bogor menggunakan The Dream House Model.

Nama :Ni Luh Putu Eka Prasanti Rutha NIM : H24090107

Disetujui oleh

Dr.Ir. Anggraini Sukmawati, MM Pembimbing I

Lindawati Kartika, SE. MSi Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr. M. Najib, STP, MM Ketua Departemen

(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret ini ialah kinerja, dengan judul Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil Menengah Kluster Kerajinan Tangan Kota Bogor Menggunakan The Dream House Model.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Anggraini Sukmawati, MM dan Lindawati Kartika, SE ,M.Si selaku pembimbing yang telah membimbing serta memberi saran kepada penulis selama penulisan karya ilmiah ini. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada ibunda Nyoman Lina Andayani dan Ayahanda Gede Dwija Putra, sahabat-sahabat terbaik, Atika Zulfah, Nikki Ariesta, Putri Wahyuningrum, Albert, Miranti Yandini, dan Shita Ratnasari, atas segala bentuk dukungannya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Oktober 2013

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 3

Manfaat Penelitian 3

Ruang Lingkup Penelitian 3

TINJAUAN PUSTAKA 3

METODE PENELITIAN 4

Kerangka Pemikiran 4

Lokasi dan Waktu Penelitian 6

Jenis dan Sumber Data 6

Metode Pengambilan Sampel 6

Metode Pengolahan dan Analisis Data 6

PEMBAHASAN 11

Gambaran Umum 11

Karakteristik Responden 12

Diagram Sebab-Akibat Stagnasi UKM 14

Tingkat Kepentingan dan Kinerja 15

Analisis Pengaruh Modal Insani dan Modal Sosial Terhadap Kinerja UKM

dengan Lisrel 19

Model Peningkatan Kinerja UKM 21

IMPLIKASI MANAJERIAL 23

SIMPULAN DAN SARAN 23

Simpulan 23

Saran 24

DAFTAR PUSTAKA 24

LAMPIRAN 27

(11)

DAFTAR TABEL

1 Data koperasi dan UKM kota Bogor tahun 2009-2011 1

2 Kriteria penilaiaan Goodness of Fit 10

3 Karakteristik UKM 12

4 Karakteristik UKM kerajinan Kota Bogor 14

5 Skor rata-rata kinerja dan kepentingan 16

6 Gap Kinerja dan Kepentingan 18

7 Persepsi karyawan terhadap modal insani, modal sosial, dan kinerja 19

8 Goodness of fit 20

9 Koefisien Modal Insani dan Modal Sosial 21

10 Force Field Analysis UKM Kerajinan di Kota Bogor 22

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran 5

2 Variabel manifest dari modal insani 8

3 Variabel manifest dari modal sosial 8

4 Variabel manifest dari kinerja UKM 8

5 Model pengaruh modal insani dan modal sosial terhadap kinerja

UKM 9

6 Model alternatif pengaruh modal insani dan modal sosial terhadap

kinerja 9

7 Permodelan „Dream House’ 11

8 Karakteristik karyawan 13

9 Diagram Sebab-Akibat Stagnasi UKM 15

10 Diagram Kuadran Kepentingan dan Kinerja UKM 16

11 Permodelan menggunakan Lisrel 19

12 Model Peningkatan Kinerja UKM 21

DAFTAR LAMPIRAN

1 Kuisioner Penelitian 28

2 Uji Validitas dan Reliabilitas 36

3 Hasil Analisis Deskriptif 37

4 Persepsi karyawan terhadap peningkatan kinerja UKM melalui modal

insani dan modal sosial 39

5 Model alternatif modal sosial memoderasi modal insani 42

(12)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memiliki peranan strategis dalam perekonomian Indonesia. Berkembangnya UKM tidak luput dari pandangan bahwa sektor ini dapat menjadi sarana pemulihan ekonomi yang efektif melalui penambahan pendapatan nasional, pengurangan jumlah pengangguran dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. UKM menyumbang sekitar 56,7 persen dalam output nasional (PDRB) dan dalam ekspor non-migas sebesar 15 persen (Tambunan, 2009). Menurut data yang dikeluarkan oleh Kementrian Koperasi dan UKM tahun 2012, pertumbuhan usaha kecil menengah dalam periode tahun 2010-2011 sebesar 4,25 persen. Berdasarkan sumber yang sama didapat pula informasi mengenai kemampuan UKM menyerap tenaga kerja. Pada periode tahun 2009-2010 UKM dapat menyerap tenaga kerja sebesar 3,04 persen dan meningkat drastis pada periode selanjutnya sebesar 5,57 persen.

Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang usaha kecil dan menengah menyatakan bahwa usaha kecil memiliki kriteria: (i) kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) sampai Rp 500.000.000 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan (ii) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) sampai Rp 2.500.000.000 (dua milyar rupiah) sedangkan, usaha menengah memiliki kriteria: (i) kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000 (lima ratus juta rupiah) sampai Rp 10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan (ii) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari 2.500.000.000 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan 50.000.000.000 (lima puluh milyar rupiah).

Kota Bogor secara geografis memiliki luas wilayah 11.850 Ha dan berpenduduk sekitar 820.707 jiwa dan menjadi salah satu kota penunjang ibukota Jakarta. Bogor merupakan kota tujuan wisata warga ibukota dengan jarak hanya sekitar 48 km dari ibukota. Seiring berkembangnya potensi wisata kota Bogor, perekonomian juga menunjukan pertumbuhan terutama melalui sektor UKM. Peningkatan jumlah usaha menengah paling signifikan di kecamatan Bogor Barat, namun secara keseluruhan usaha menengah di Kota Bogor mengalami peningkatan jumlah yang dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Data koperasi dan UKM kota Bogor tahun 2009-2011 N

o NAMA KECAMATAN

2009 2010 2011

Kecil Menengah Kecil Menengah Kecil Menengah

1 BOGOR BARAT 871 268 895 297 904 502

2 BOGOR SELATAN 1.257 404 1.467 412 1.256 419

3 BOGOR UTARA 387 129 418 132 402 134

4 BOGOR TIMUR 484 161 494 164 503 167

5 BOGOR TENGAH 1.403 468 1.431 477 1.457 486

6 TANAH SAREAL 484 161 494 164 503 167

(13)

2

Total usaha kecil di Kota Bogor mengalami penurunan namun disaat yang sama usaha menengah mengalami peningkatan jumlah dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan usaha menengah lebih memiliki kekebalan dalam persaingan ketimbang usaha kecil. Kekebalan yang dimaksud adalah usaha menengah lebih matang dalam segi manajerial dan non-manajerial dibanding dengan usaha kecil, dan lama berdirinya usaha memiliki andil dalam meningkatkan daya tahan usaha terhadap persaingan.

Persaingan merupakan salah satu isu penting. Untuk memenangkan persaingan tersebut, organisasi harus memiliki keunggulan kompetitif yang menjadikannya nilai tambah bagi organisasi, tak terkecuali UKM. Keunggulan kompetitif ini dapat berupa teknologi yang modern, desain produk yang khas, dan sistem manajemen Sumber Daya Manusia yang terintegrasi. Manusia sebagai

human capital dapat dilihat dari pengetahuan, keterampilan, serta kompetensi (Marimuthu et.al 2009). Modal manusia ialah komponen yang sangat penting dalam UKM. Konteks manajemen SDM, organisasi perlu mendayagunakan secara optimal potensi SDM menuju peningkatan produktifitas kinerja. Menurut Feldman dalam Widodo (1998) menyatakan bahwa kinerja SDM merupakan perpaduan antara motivasi dan kemampuan karyawan dalam bekerja. Modal sosial juga merupakan sumber daya dalam UKM, modal sosial membentuk ikatan yang dapat memaksimalkan modal insani. Pengembangan modal insani dan modal sosial merupakan investasi bagi UKM dimana melalui pengembangan insani dan sosial akan didapat peningkatan kinerja yang berujung pada peningkatan returns

bagi UKM.

Perumusan Masalah

Predikat Bogor sebagai kota wisata membuat UKM kluster kerajinan tangan mengalami peningkatan jumlah. UKM dianggap mampu bertahan dalam krisis dan membantu meringankan permasalahan sosial seperti tingginya angka kemiskinan serta tingginya angka pengangguran. Oleh karena itu UKM diharapkan terus bertumbuh dan berkembang agar memberi dampak positif bagi perekonomian daerah. Untuk bertumbuh serta berkembang UKM membutuhkan dukungan modal yakni modal insani dan modal sosial. Modal insani yang dimaksudkan ialah kualitas bukan kuantitasnya, bagaimana dengan kualitas insani yang ada dapat menunjang kinerja UKM. Sedangkan yang terjadi di lapangan, UKM tidak didukung oleh modal insani yang kompeten. Modal sosial juga merupakan faktor yang dapat mendorong peningkatan kinerja UKM. Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang diteliti adalah:

1. Apa permasalahan yang dialami oleh UKM kluster kerajinan di Kota Bogor? 2. Bagaimana perbandingan tingkat kepentingan dengan kinerja yang telah

dicapai oleh UKM kerajinan di Kota Bogor?

3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh terhadap peningkatan kinerja UKM kluster kerajinan di Kota Bogor?

4. Bagaimana rancangan model indikator utama dari peningkatan kinerja UKM kluster kerajinan di Kota Bogor?

(14)

3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi permasalahan kinerja dalam UKM kluster kerajinan tangan di Kota Bogor.

2. Menganalisis perbandingan tingkat kepentingan dengan kinerja yang telah dicapai UKM di Kota Bogor.

3. Menganalisis pengaruh dari modal insani dan modal sosial terhadap kinerja UKM kluster kerajinan tangan di Kota Bogor.

4. Merancang model peningkatan kinerja UKM kluster kerajinan tangan di Kota Bogor.

5. Menganalisis faktor-faktor pendorong dan penghambat dari upaya peningkatan kinerja UKM kluster kerajinan tangan di Kota Bogor.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi pengusaha UKM

Bahan evaluasi usaha dan bahan pertimbangan dalam upaya pengembangan Usaha Kecil dan Menengah kluster kerajinan tangan Kota Bogor.

2. Bagi peneliti

Media untuk melihat masalah yang terjadi pada Usaha Kecil dan Menengah. 3. Bagi akademisi

Bahan informasi dan bahan rujukan penelitian bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada pengaruh langsung yang diberikan dari modal insani dan modal sosial terhadap peningkatan kinerja maupun pengaruh modal sosial sebagai media yang memoderasi modal insani dalam meningkatkan kinerja UKM di Kota Bogor. Variabel dari modal insani dibatasi pada metode on the job training umum, metode on the job training

spesifik, pendidikan formal, dan pengetahuan lainnya. Variabel ini mengacu pada Becker 1993. Penelitian untuk modal sosial dibatasi pada dimensi struktural, dimensi relasional dan dimensi kognitif. Dimensi-dimensi tersebut mengacu dari Nahapiet dan Goshal (1998). Objek penelitian ini adalah SDM dari UKM kluster kerajinan tangan.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Modal Manusia

(15)

4

menginvestasikan dirinya sendiri melalui berbagai bentuk investasi SDM, seperti pendidikan formal dan informal, pengalaman kerja, dan kesehatan .

Pengertian Modal Sosial

Pennar dalam Ancok (2003) mengemukakan bahwa modal sosial merupakan jaringan hubungan sosial yang mempengaruhi perilaku individual yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Perilaku individual merupakan faktor utama dalam hubungan sosial. Interaksi soaial memungkinkan orang untuk membangun komunitasnya sehingga akan terbangun rasa kebersamaan dan solidaritas sosial yang tinggi sehingga berdampak positif pada peningkatan kesejahteraan ekonomi dan pembangunan.

Usaha Kecil dan Menengah

Definisi UKM menurut kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Kinerja

Wirawan (2009) menyatakan bahwa kinerja adalah singkatan dari kinetika energi kerja yang padanannya dalam bahasa inggris adalah performance. Istilah

performance sering diindonesiakan sebagai performa. Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu. Sedangkan definisi dari kinerja organisasi adalah seberapa jauh tingkat kemampuan pelaksanaan tugas-tugas organisasi dalam rangka pencapaian tujuan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan program/ kebijakan/ visi dan misi yang telah ditetapkan sebelumnya.

METODE PENELITIAN

Kerangka Pemikiran

(16)

5 inovasi dan mengadopsi perkembangan teknologi baru untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing produk yang dihasilkan (Hafsah 2004).

Penelitian mengenai modal insani dan modal sosial di UKM kluster kerajinan tangan diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan juga masukan dalam upaya meningkatkan kinerja UKM. Penelitian ini melalui tiga tahapan, yakni:

1. Tahap pertama, penjabaran permasalahan di UKM dan menentukan prioritas melalui perbandingan antara tingkat kepentingan dan tingkat kinerja. Data diperoleh dari wawancara yang mendalam (in-depth interview) kepada pemilik UKM kemudian data dianalisis dengan diagram Ishikawa atau fishbone dan

Importance-Performance Analysis.

2. Tahap kedua adalah merancang model peningkatan kinerja UKM melalui modal insani dan modal sosial. Pada tahapan ini dibutuhkan tiga alat analisis yakni Structural Equation Model (SEM) dengan Lisrel, The House Model, dan

Forced Field Analysis (FFA).

3. Tahap terakhir dari penelitian ini yaitu, menyimpulkan hasil analisis dan memberi beberapa implikasi manajerial yang dapat dijadikan pertimbangan dalam upaya peningkatan kinerja UKM. Lebih lanjut, akan dijelaskan melalui Gambar 1.

(17)

6

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di unit usaha kecil dan menengah yang berada di Kota Bogor, Jawa Barat dan dilaksanakan pada bulan Maret-Juli 2013.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan pihak terkait serta kuesioner yang disebar ke UKM kluster kerajinan tangan di Kota Bogor sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai literatur, baik berupa buku, jurnal, serta data-data yang disediakan oleh instansi-instansi yang terkait. Kuisioner dapat dilihat pada Lampiran 1.

Metode Pengambilan Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti. Menentukan sampel diperlukan suatu metode yang tepat agar sampel dapat merepresentatifkan populasi. Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode sensus

karena populasi yang hanya berjumlah 10 UKM.

Responden penelitian ini ialah UKM kluster kerajinan tangan yang tergabung dalam Dewan Kerajinan Tangan Daerah Bogor, berjumlah 8 UKM dikarenakan 2 UKM tidak bersedia menjadi sampel. Responden berjumlah 8 orang pemilik UKM dan 55 karyawan yang telah memiliki masa kerja minimal 1 tahun.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data merupakan suatu proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Ada dua macam data dalam penelitian ini, yaitu data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif yang diperoleh melalui wawancara mendalam (deep interview) akan dianalisis menggunakan Diagram Ishikawa. Data kuantitatif yang diperoleh melalui kuisioner akan dianalisis tingkat prioritas dan besar pengaruh antar variabelnya menggunakan metode Analisis Deskriptif, Importance-Performance Analysis

(IPA), Structural Equiting Model, The Dream House Model, dan Forced Field Analysis.

Uji Validitas dan Reliabilitas Data

Uji validitas bertujuan untuk mengukur ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur (kuesioner). Kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur untuk kuesioner tersebut sedangkan uji reliabilitas bertujuan untuk mengukur kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Suliyanto 2005).

(18)

7 Variabel dikatakan reliabel jika secara statistik Cronbach Alpha >0.60 dan hasil reliabilitas kuesioner karyawan pada penelitian ini adalah 0.952, sehingga dapat disimpulkan seluruh pertanyaan dalam kuesioner reliabel.

Analisis Deskriptif

Analisis ini berisikan bahasan jawaban secara deskriptif yang diberikan responden pada kuesioner. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menyusun dan menyajikan data dari data yang telah dikumpulkan dalam penelitian serta mempelajari cara melakukan pengukuran nilai-nilai statistik, seperti mean, median, modus, standar deviasi, dan lain-lain. Data yang telah dikumpulkan dapat disajikan dalam bentuk tabel atau grafik. Sesuai dengan ruang lingkupnya, analisis deksriptif meliputi penyajian data, baik dalam bentuk tabel maupun grafik, serta pengukuran nilai-nilai statistik (Suliyanto 2005).

Diagram Sebab-akibat

Diagram Sebab-akibat atau disebut juga diagram fishbone merupakan alat analisis yang dapat mengidentifikasi penyebab dari masalah yang dihadapi. Diagram ini dapat terlihat faktor-faktor utama yang berpengaruh pada kualitas dan mempunyai akibat pada masalah yang kita pelajari. Selain itu, juga dapat melihat faktor-faktor lebih terperinci yang mempengaruhi dan mempunyai akibat pada faktor utama yang dapat kita lihat dari panah-panah yang berbentuk tulang ikan pada diagram fishbone.

Importance Performance Analysis (IPA)

Teknik ini pertama kali dikembangkan di bidang pemasaran. Namun, dalam perkembangan selanjutnya, teknik ini dapat disesuaikan untuk penelitian dibidang manajemen fungsional lainnya. Pada teknik ini, responden diminta untuk memeringkatkan berbagai elemen (atribut) dari penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap elemen tersebut. Selain itu, responden juga diminta memeringkatkan kinerja perusahaan dalam masing-masing elemen/atribut tersebut.

Structural Equation Modelling dengan Linear Structural Relationship (Lisrel)

Linear Structural Relationship (Lisrel) merupakan model persamaan regresi ganda dengan tujuan menguji model pengukuran dan model struktural. Terdapat dua variabel utama dalam SEM yakni variabel tidak terukur (laten) dan variabel terukur (manifes). Variabel laten merupakan konsep abstrak yang hanya dapat diamati secara tidak langsung. Variabel terukur atau yang teramati merupakan variabel yang dapat diamati dan sering disebut sebagai indikator. Penelitian ini menggunakan dua variabel laten independen (eksogen) yaitu modal insani dan modal sosial serta kinerja sebagai variabel laten dependen (endogen) .

1. Modal insani

(19)

8

Modal Insani

Metode umum On

the Job Training Program Pendidikan Formal

Metode On the

Job Training Spesifik

Pengetahuan lainnya

Gambar 2 Variabel manifest dari modal insani 2. Modal sosial

Gambar 3 menjelaskan bahwa modal sosial terbagi menjadi beberapa dimensi yakni dimensi struktural, dimensi relasional, dan dimensi kognitif (Nahapiet dan Ghoshal 1998).

Modal Sosial Organisasi

Dimensi Kognitif Dimensi Relational

Dimensi Struktural

Gambar 3 Variabel manifest dari modal sosial 3. Kinerja UKM

Kriteria yang digunakan untuk menilai keberhasilan pencapaian visi, misi, dan tujuan organisasi yang diwujudkan dalam ukuran-ukuran tertentu. Menurut Dokko (2004) terdapat dua indikator kinerja, yakni produktivitas dan daya inovasi.

Kinerja SDM

Daya Inovasi Produktivitas

Gambar 4 Variabel manifest dari kinerja UKM

(20)

9 (2012) juga membuktikan bahwa modal sosial memiliki pengaruh signifikan terhadap afektif rasional dan peningkatan kinerja. Model yang akan menganalisis pengaruh langsung dari variabel modal insani dan modal sosial organisasi terhadap kinerja UKM, seperti yang terlihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Model pengaruh modal insani dan modal sosial terhadap kinerja UKM

Variabel terukur dan tidak terukur juga dapat membentuk model alternatif dimana modal sosial tidak memiliki pengaruh langsung terhadap peningkatan kinerja melainkan sebagai mediator yang memoderasi modal insani sehingga berdampak pada peningkatan kinerja seperti yang dijelaskan oleh Gambar 6.

Gambar 6 Model alternatif pengaruh modal insani dan modal sosial terhadap kinerja

Hipotesis dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

H1 : Modal insani memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja UKM H2 : Modal sosial memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja UKM H3 : Modal sosial memoderasi modal insani secara signifikan terhadap kinerja

UKM

D. Struktural (STR) D. Relasional (RLS) D. Kognitif (KOG)

H1

(21)

10

Wijayanto (2008) menjelaskan terdapat 7 kriteria penilaian goodness of fit

(GOF) dalam SEM yaitu: P-Value, Root Mean Square of Approximation

(RMSEA), Goodness of Fit Index (GFI), Adjusted GFI (AGFI), Comparative Fit Index (CFI), Normed Fit Index (NFI), dan Root Mean Square Residual (RMSR), untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Kriteria penilaiaan Goodness of Fit

No. Ukuran GOF Tingkat kecocokan yang dapat diterima

1. P-Value Menunjukan matriks kovarians/korelasi sampel tidak berbeda dengan matriks kovarian/korelasi

2. Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA)

Rata-rata perbedaan per degree of fredom yang diharapkan terjadi dalam populasi dan bukan sampel. RMSEA ≤ 0.08 adalah good fit

3. Goodness of Fit Index (GFI)

Ukuran kesesuaiaan model secara dekriptif dengan data. GFI ≥ 0.90 mengindifikasikan model fit

4. Adjusted GFI (AGFI) Nilai GFI yang disesuaikan. AGFI ≥ 0.90 mengindifikasikan model fit dengan data

5. Comparative Fit Index (CFI)

Ukuran kesesuaian model berbasis komparatif dengan model null. CFI nilainya berkisar antara 0.00 sampai 1.0. CFI ≥0.90 model fit dengan data.

6. Normed Fit Index (NFI) Ukuran kesesuaian model dengan basis komparatif terhadap baseline atau model null. Model dikatakan fit jika NFI ≥0.95 7. Root Mean Square

Residual (RMSR)

Nilai pengukuran absolut model. Nilai RMSR ≤ 0.1 model dikatakan fit.

Sumber: Wijayanto, 2008

Ketujuh kriteria digunakan untuk menguji kecocokan model dengan jumlah data. SEM sangat sensitif terhadap ukuran sampel, jumlah responden pada penelitian ini tidak memenuhi syarat SEM, maka model harus dimodifikasi dengan Latent Variable Score (LVS) yang dapat menyederhanakan model yang digunakan jika ukuran sampel tidak memenuhi syarat. LVS merupakan penyederhanaan model yang sering digunakan jika ukuran sampel tidak mencukupi untuk menjalankan model aslinya (Wijayanto 2008).

Dream House Model

(22)

11

Gambar 7 Permodelan „Dream House’

Force Field Analysis (FFA)

Force Field Analysis (FFA) berguna untuk pengambilan keputusan, dalam FFA akan terlihat faktor pendukung serta faktor penghambat serta membantu mengkomunikasikan alasan pengambilan keputusan. Tujuan dari metode ini ialah untuk mempertimbangkan dalam pengambilan keputusan berdasarkan faktor pendukung dan penghambat. Force Field Analysis juga membantu dalam menentukan tantangan yang harus dihadapi, membuat penilaian terhadap semua faktor yang relevan, mendaftar kekuatan yang bisa dimaksimalkan, serta mendaftar kelemahan yang bisa diminimalkan (Michalko 2001).

PEMBAHASAN

Gambaran Umum

Usaha Kecil Menengah memiliki kontribusi besar dalam perekonomian, baik dalam skala daerah maupun nasional. Menurut Tambunan (2009) karakteristik dari usaha kecil menengah dapat dilihat dari bentuk usaha (formal-nonformal), sistem manajerial yang mengindikasikan sistem kelola organisasi, pola proses produksi, orientasi pasar yang meliputi target pasar dan pangsa pasar, profil pemilik yakni latar belakang sosial ekonomi pemilik, sumber bahan baku untuk produksi, serta hubungan organisasi dengan pihak eksternal seperti akses terhadapa program-program pemerintah. Lebih lanjut dijelaskan pada Tabel 3.

Dream with a deadline (Impian dengan batasan waktu)

Key way (Cara utama)

Action and milestone (tindakan dan

batu pijakan yang digunakan)

Supporting behavior (Tindakan Pendukung) Key way

(Cara utama)

Key way (Cara utama)

Action and milestone (tindakan dan

batu pijakan yang digunakan)

Action and milestone (tindakan dan

(23)

12

Tabel 3 Karakteristik UKM

Aspek Usaha Kecil Usaha Menengah

Formalitas beberapa beroperasi di sektor formal; beberapa tidak terdaftar; sedikit yang bayar pajak

semua di sektor formal; terdaftar dan bayar pajak

Organisasi & Manajemen dijalankan oleh pemilik pemilik dibantu oleh profesional

Sifat SDM memakai tenaga kerja yang digaji memakai tenaga kerja digaji

Pola Proses Produksi beberapa memakai mesin-mesin terbaru

punya derajat mekanisasi tinggi, menggunakan mesin terbaru

Orientasi Pasar pasar domestik dan beberapa ekspor

pasar domestik dan beberapa ekspor

Profil Sosial Ekonomi Pemilik

rata-rata berpendidikan baik dan termotivasi untuk mencari profit (berbisnis)

rata-rata berpendidikan baik dan motivasi utama ialah profit

Sumber Bahan Baku dan Modal

bahan baku domestik maupun didapat dari luar negeri dan akses kredit formal

bahan baku domestik maupun didapat dari luar negeri dan akses kredit formal

Hubungan-hubungan Eksternal

berhubungan dengan dinas terkait dan memiliki akses ke program pemerintah

berhubungan dengan dinas terkait dan memiliki akses ke program pemerintah Sumber: Tambunan, 2009

Potensi UKM di Kota Bogor dapat dilihat dari jumlah pengusaha UKM yang tumbuh secara signifikan. Predikat sebagai kota wisata membuat UKM kluster kerajinan tangan menjadi salah satu penunjang kegiatan pariwisata. Dinas terkait mendukung dan membina pengusaha UKM kluster kerajinan tangan dengan dibentuknya Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Bogor. Dekranasda berfungsi sebagai wadah pengembangan usaha seni kerajinan UKM Kota Bogor.

Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini terdiri dari 55 orang yang berasal dari 8 UKM kerajinan di Daerah Bogor. Analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik karyawan berdasarkan tingkat pendidikan terakhir, usia, lama bekerja, penghasilan, status pernikahan, dan jumlah tanggungan serta karakteristik UKM berdasarkan lama berdiri UKM dan skala UKM tersebut. Tabulasi dapat dilihat pada Lampiran 3.

Karakteristik Karyawan

(24)

13

Gambar 8 Karakteristik karyawan

Menurut Gambar 8, tingkat pendidikan terakhir dengan usia berada pada tingkat pendidikan SMA/sederajat dengan rentang usia 16-25 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan karyawan yang bekerja di UKM berada pada usia produktif dan mengenyam pendidikan selama 12 tahun.

Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dengan masa kerja di UKM kluster kerajinan menunjukan bahwa karyawan yang menjadi responden rata-rata baru bekerja selama 1-3 tahun pada masing-masing UKM. Hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan di UKM cenderung membuat jenuh dan tidak adanya jenjang karir membuat masa kerja di UKM menjadi relatif pendek, sehingga karyawan bertahan hanya pada rentang 1-3 tahun.

Hasil tabulasi tingkat pendidikan dengan jumlah penghasilan karyawan dari 8 UKM menyatakan penghasilan sejumlah Rp 750.000,00 sampai dengan Rp 1.000.000,00 mendominasi penghasilan karyawan UKM kluster kerajinan di Kota Bogor. Jumlah upah merupakan nilai yang didapat dari kinerja karyawan dan kesanggupan masing-masing UKM untuk membayar karyawan.

Selanjutnya, hasil tabulasi tingkat pendidikan dengan jumlah tanggungan karyawan terlihat bahwa tanggungan karyawan paling banyak berkisar di angka 1-2 orang tanggungan. Jumlah ini didapat dari karyawan yang sudah memiliki status

(25)

14

pernikahan. Jumlah tanggungan berhubungan kuat dengan status pernikahan karena ketika karyawan menikah, ia akan menanggung hidup pasangannya dan anak.

Karakteristik responden berdasarkan status pernikahan berpengaruh pada jumlah tanggungan karyawan UKM. Status pernikahan secara langsung akan menambah jumlah tanggungan karyawan tersebut. Total 55 responden, sebanyak 28 karyawan sudah menikah sedangkan sebanyak 27 karyawan masih belum menikah.

Karakteristik UKM

Karakteristik UKM dilihat dari 2 sudut pandang yakni lama berdiri UKM dengan skala UKM tersebut. UKM kerajinan berjumlah 8 dengan skala kecil berjumlah 7 dan UKM berskala menengah berjumlah 1. UKM berskala menengah merupakan keberlanjutan dari UKM skala kecil. Hasil studi di lapangan, lama UKM berdiri menjadikan faktor utama UKM skala kecil berkembang menjadi UKM skala menengah, seperti yang terlihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Karakteristik UKM kerajinan Kota Bogor Nama UKM Lama

Berdiri

Skala

Usaha Jenis Usaha

Jumlah

5.Omocha Toys 7 kecil mainan edukasi

kayu 26 60-100 juta (kecil atau menengah), jenis usaha menjelaskan produk yang dihasilkan oleh UKM, jumlah tenaga kerja, serta omset yang dapat dihasilkan oleh UKM kluster kerajinan tangan. Sebanyak 4 UKM telah berdiri lebih dari 10 tahun dari skala usaha kecil sedangkan 1 UKM telah berdiri selama 48 tahun dari skala menengah. Lama berdiri berpengaruh pada jumlah omset, Goong Factory memiliki jumlah omset sebesar Rp 300.000.000,00.

Diagram Sebab-Akibat Stagnasi UKM

(26)

15

Gambar 9 Diagram Sebab-Akibat Stagnasi UKM

Faktor sumberdaya manusia ditunjukkan pada kurangnya motivasi pemilik UKM untuk mencapai hasil yang lebih baik dari keadaan yang sekarang. Hal ini dapat menimbulkan minimnya keinginan pemilik untuk meningkatkan kompetensinya. Pemilik hanya berfokus pada bagaimana UKM bisa bertahan tanpa berusaha membuat UKM maju dan berkembang. Sisi karyawan, kurangnya komitmen dalam bekerja menjadi masalah dibidang SDM.

Faktor metode, kurangnya respon terhadap tren pasar dan rendahnya inovasi metode produksi. Padahal dengan melakukan inovasi dan mengaplikasikan metode baru, UKM berpotensi untuk menghemat waktu serta meningkatkan produktifitas. Faktor material, UKM kurang dalam hal pengawasan bahan baku, hal ini menjadi masalah ketika persediaan tidak mencukupi kebutuhan UKM, UKM menjadi tidak mampu juga untuk memenuhi permintaan pasar.

Faktor pengukuran antara lain kurangnya langkah evaluatif, sistem manajerial yang kurang baik, standar pengendalian mutu belum memadai, dan belum adanya analisis pengembangan bisnis. Faktor lingkungan, situasi di toko kurang menarik karena bersatu dengan workshop yang identik dengan kegiatan proses yang terkesan kotor. Selain itu ruangan yang sempit dan buruknya sirkulasi udara menjadi penyebab tidak nyamannya lingkungan UKM.

Tingkat Kepentingan dan Kinerja (Importance-Performance Analysis) UKM kerajinan Kota Bogor

Analisis Kuadran

(27)

16

Tabel 5 Skor rata-rata kinerja dan kepentingan

Rataan dari skor rata-rata kinerja ( ̿) adalah 3,40, sedangkan rataan dari skor rata-rata kepentingan ( ̿) adalah 4,14. Skor rataan tersebut menjadi indikator pembatas dalam penyusunan empat bagian kuadran dalam diagram kartesius.

Gambar 10 Diagram Kuadran Kepentingan dan Kinerja UKM

Berdasarkan Gambar 10, variabel-variabel skor rata-rata kepentingan dan kinerja UKM menyebar secara acak di empat bagian kuadran. Penjelasan analisis diagram kuadran adalah sebagai berikut:

3.4

Indikator Kinerja (X) Kepentingan (Y)

1. Laporan keuangan 3,25 4,25 2. Pencatatan keuangan harian

3. Sarana prasarana

4. Standar pelaksanaan produksi 5. Standar mutu

6. Sistem pengendalian mutu 7. Inovasi produk

8. Inovasi teknik produksi 9. Target pasar

10. Promosi produk 11. Jaringan distribusi 12. Administrasi SDM 13. Pelatihan SDM 14. Sistem kompensasi 15. Rencana jangka pendek 16. Rencana jangka menengah 17. Rencana jangka panjang 18. Visi usaha

19. Misi usaha 20. Tujuan usaha 21. Budaya organisasi

22. Struktur organisasi formal

(28)

17 a. Kuadran I

Kuadran I menunjukkan tingkat kinerja yang di bawah rata-rata namun tingkat kepentingan yang di atas rata-rata. Berdasarkan Gambar 10, terdapat lima variabel pada kuadran 1, ditunjukkan oleh angka 1, 8, 12, 15, 21, yakni variabel laporan keuangan, inovasi teknik produksi, administrasi SDM, rencana jangka pendek, dan budaya organisasi. Hal ini diperoleh dari perhitungan antara rataan skor kepentingan dan kinerja serta keadaan ideal dan aktual UKM. b. Kuadran II

Kuadran II menunjukkan tingkat kinerja dan kepentingan yang di atas rata-rata. Berdasarkan Gambar 10, terdapat sepuluh variabel pada kuadran II, ditunjukkan oleh angka 2, 3, 4, 5, 6, 9, 14, 18, 19, 20, yakni variabel pencatatan keuangan harian, sarana prasarana, standar mutu, standar pelaksanaan mutu produksi, target pasar, sistem kompensasi, visi, misi, serta tujuan organisasi. Dengan skor dari variabel 3, 5, 14 serta 18 dan 19 sama. Hal ini diperoleh dari perhitungan antara rataan skor kepentingan dan kinerja serta keadaan ideal dan aktual UKM.

c. Kuadran III

Kuadran III menunjukkan tingkat kinerja dan kepentingan yang di bawah rata-rata. Berdasarkan Gambar 10, terdapat lima variabel pada kuadran III, ditunjukkan oleh angka 7, 13, 16, 17, dan 22, yakni variabel dari inovasi produk, pelatihan SDM, rencana menengah, rencana jangka panjang dan struktur formal dari organisasi. Hal ini diperoleh dari perhitungan antara skor kepentingan dan kinerja serta keadaan ideal dan aktual UKM.

d. Kuadran IV

Kuadran IV menunjukkan tingkat kinerja yang di atas rata-rata namun tingkat kepentingan yang di bawah rata-rata.Berdasarkan Gambar 10, terdapat satu variabel pada kuadran IV, ditunjukkan oleh angka 10, yakni variabel promosi produksi. Hal ini diperoleh dari perhitungan antara skor kepentingan dan kinerja serta keadaan ideal dan aktual UKM.

Analisis Kesenjangan (GAP)

(29)

18

Tabel 6 Gap Kinerja dan Kepentingan

Indikator Kinerja (X) Kepentingan (Y) Gap

Pelatihan SDM (13) 2,25 3,75 -1,50 Rencana Jangka Pendek (15) 2,88 4,38 -1,50 Inovasi teknik produksi (8) 2,75 4,13 -1,38 Struktur organisasi formal (22) 2,63 4,00 -1,37 Administrasi SDM (21) 3,36 4,38 -1,02 Laporan Keuangan (1) 3,25 4,25 -1,00 Standar Pelaksanaan Produksi (4) 3,50 4,38 -0,88 Target Pasar (9) 3,63 4,50 -0,87 Rencana Jangka Panjang (17) 2,63 3,50 -0,87 Budaya Organisasi (21) 3,38 4,25 -0,87 Sarana dan prasarana (3) 3,63 4,38 -0,75 Standar mutu (5) 3,63 4,38 -0,75 Sistem Kompensasi 3,63 4,38 -0,75 Rencana jangka menengah (16) 2,88 3,63 -0,75 Inovasi Produk (7) 3,35 3,88 -0,53 Promosi produk (10) 3,50 3,88 -0,36 Jaringan distribusi (11) 3,50 3,88 -0,36 Visi usaha (18) 4,00 4,25 -0,25 Misi usaha (19) 4,00 4,25 -0,25 Sistem pengendalian mutu (6) 4,25 4,38 -0,13

Tujuan usaha 4,00 4,13 -0,13

Pencatatan keuangan harian (2) 4,38 4,25 0,13

Jumlah 74,88 91,13 -14,03

Rataan 3,40 4,14 -0,64

Persepsi Karyawan terhadap Modal Insani dan Modal Sosial

Persepsi karyawan UKM tentang modal insani memiliki nilai setuju disemua variabel dengan nilai tertinggi pengetahuan lain dan nilai terendah pendidikan formal, hal ini menyimpulkan karyawan memiliki paradigma bahwa pengetahuan lain lebih penting dibanding pendidikan formal. Untuk modal sosial sendiri, nilai terbesar dimiliki variabel relasional yang menyangkut hubungan antar personal karyawan dengan karyawan lainnya, seperti adanya rasa saling percaya dan adanya rasa kebersamaan diantara karyawan. Nilai terendah dimiliki variabel struktural dimana jabatan tidak mempengaruhi arus komunikasi antar karyawan.

(30)

19 Tabel 7 Persepsi karyawan terhadap modal insani, modal sosial, dan kinerja

No Variabel Nilai Keterangan

Modal Insani

1 Pendidikan formal 3,49 Setuju

2 Metode umum on the job training 3,77 Setuju 3 Metode spesifik on the job training 3,85 Setuju

4 Pengetahuan lain 3,93 Setuju

Modal Sosial

1 Struktural 3,97 Setuju

2 Relasional 4,17 Setuju

3 Kognitif 3,99 Setuju

Kinerja UKM

1 Produktivitas 4,11 Sangat Setuju

2 Inovasi 4,41 Sangat Setuju

Keterangan : Angka yang bercetak tebal merupakan nilai terbesar dan terkecil pada setiap kategori

Analisis Pengaruh Modal Insani dan Modal Sosial Terhadap Kinerja UKM dengan Lisrel

Penelitian ini menggunakan 3 variabel laten yakni, modal sosial, modal insani (X1), modal sosial (X2), dan kinerja (Y). Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui bentuk dan besar pengaruh Modal Sosial (X1) dan Modal Insani (X2) sebagai variabel eksogen murni terhadap variabel laten dependen (endogen) yaitu Kinerja UKM kerajinan (Y).

Data penelitian ini diolah dengan Lisrel 8.7. Secara umum, evaluasi dan interpretasi model dapat dilihat pada Gambar 11, yang menunjukan bahwa modal insani dan modal sosial sama-sama mempunyai pengaruh terhadap kinerja UKM. Namun dari model menunjukan hasil bahwa pengaruh modal sosial lebih besar dari modal insani.

(31)

20

Keterangan:

a. DS: Dimensi Struktural b. DR: Dimensi Relasional c. DK: Dimensi Kognitif d. PF: Pendidikan Formal e. PU: Pelatihan Umum f. PS: Pelatihan Spesifik g. PL: Pengetahuan Lain h. Modsos: Modal Sosial i. Modins: Modal Insani j. Inov: Inovasi

k. Prod: Produktifitas

Pengaruh modal sosial dan modal insani terhadap kinerja: 1. Pengaruh modal sosial terhadap kinerja

Hasil SEM menunjukan koefisien pengaruh sebesar 0,45 dengan T-hitung (42,08)>T-tabel (1,96) maka artinya modal sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja.

2. Pengaruh modal insani terhadap kinerja

Hasil SEM menunjukan koefisien pengaruh sebesar 0,09 dengan T-hitung (15,85)>T-tabel (1,96) maka artinya modal insani berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja.

Ukuran goodness of fit dari model ini menunjukkan hasil yang good fit

dalam semua kriteria. Jadi, model dapat dikatakan layak dan baik. Untuk lebih jelasnya penilaian goodness of fit dapat dilihat pada Tabel 8:

Tabel 8 Goodness of fit

Goodness-of-Fit Cutt-off-Value Hasil Keterangan

P-VALUE 0,05 0,22459 Good Fit

RMR(Root Mean Square

Residual) 0,05 atau 0,1 0,074 Good Fit

RMSEA(Root Mean square

Error of Approximation) 0,08 0,062 Good Fit

GFI(Goodness of Fit) 0,90 0,99 Good Fit

AGFI(Adjusted Goodness of

Fit Index) 0,90 0,97 Good Fit

CFI (Comparative Fit Index) 0,90 1,00 Good Fit NFI (Normed Fit Index ) 0,95 1,00 Good Fit

Pengaruh modal sosial lebih kuat dibanding modal insani terhadap kinerja mengingat bahwa sistem yang berjalan di UKM masih berbentuk kekeluargaan dan jabatan struktural masih sederhana.

(32)

21 Tabel 9 Koefisien Modal Insani dan Modal Sosial

Indikator Laten Koefisien T-Hitung Keterangan Dimensi Relasional

MODAL SOSIAL

0,55 468,09 Signifikan

Dimensi Struktural 1,00 546,10 Signifikan

Dimensi Kognitif 1,00 1130,32 Signifikan

Pendidikan Formal

MODAL INSANI

0,53 1055,97 Signifikan

Pelatihan Umum 0,83 1081,64 Signifikan

Pelatihan Spesifik 0,90 1080,65 Signifikan

Pengetahuan Lainnya 0,84 949,24 Signifikan

Model Peningkatan Kinerja UKM

Setiap UKM berkeinginan untuk dapat menguasai pasar nasional, dalam rangka memenuhi mimpi-mimpi pemilik UKM, pemilik dan karyawan bekerja sama melakukan berbagai upaya untuk meraih mimpi tersebut. Seperti dijelaskan Gambar 12.

Gambar 12 Model Peningkatan Kinerja UKM

Upaya yang akan dilakukan UKM terbagi atas 4 pilar utama yang berasal dari pengembangan Analisis Diagram Sebab-Akibat dan Importance-Performance Analysis (IPA) yakni, tata kelola organisasi yang prima, SDM yang kompeten, peningkatan kualitas produk, dan pemasaran yang terintegrasi. Bagian organisasi

Prima Tata

Implementasi strategi secara integratif dan berkelanjutan UKM yang Mendominasi Pasar

(33)

22

dan administrasi UKM memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung segala bentuk kegiatan administrasi, pencatatan keuangan secara berkala agar dapat terlihat arus keuangan dan keadaan keuangan dari UKM tersebut. Selain itu, tata kelola organisasi yang prima juga tercermin dari sistem kompensasi yang layak. Sistem kompensasi yang baik akan mendorong karyawan untuk lebih berkomitmen pada pekerjaannya dan karyawan yang berorientasi pada hasil kerja yang memuaskan.

Sumber daya manusia merupakan aset penting dalam suatu UKM, untuk menjadikan SDM di UKM berkompeten, diperlukan sistem perekrutan yang baik. Sistem perekrutan yang dimaksud baik adalah sistem yang dapat merekrut calon karyawan yang berdedikasi dan memiliki komitmen terhadap pekerjaan, memiliki kemampuan yang dapat memenuhi tuntutan pekerjaan. Bagian ini yang harus diprioritaskan oleh UKM.

Produk usaha kecil menengah harus memenuhi standar mutu tertentu untuk dapat menguasai pasar nasional. Penelitian ini memperoleh hasil bahwa UKM memiliki faktor pendukung seperti memiliki produk kerajinan unggulan, desain yang menjadi ciri khas UKM tersebut, serta yang menjadi faktor paling penting adalah adanya standar pelaksanaan mutu produksi.

Jika dalam hal produk, UKM sudah unggul, hal selanjutnya yang tidak kalah penting adalah pemasaran yang terintegrasi seperti memiliki sistem promosi yang efektif. Sistem promosi yang efektif menjadi ujung tombak UKM dalam memperkenalkan dan memasarkan produk yang dihasilkan oleh UKM.

Implementasi dari strategi yang integratif dan berkelanjutan dapat menyokong implementasi keempat pilar agar impian UKM yakni, mendominasi pasar nasional pada tahun 2018 dapat terwujud. Indikator peningkatan kinerja tercantum pada Lampiran 6.

Analisis Faktor Pendorong dan Penghambat

Forced Field Analysis atau FFA digunakan untuk mengambil keputusan-keputusan penting dalam UKM. Penelitian ini menunjukan bahwa terdapat beberapa faktor pendukung dan faktor penghambat UKM dalam mencapai tujuannya. Penjelasan Forced Field Analysis terdapat pada Tabel 10.

Tabel 10 Force Field Analysis UKM Kerajinan di Kota Bogor

Faktor Pendorong Faktor Penghambat

1. Sarana dan prasarana yang memadai

1. Kurangnya kompetensi baik pemilik UKM maupun Karyawan UKM 2. Pencatatan keuangan secara 2. Rendahnya inovasi metode produksi 3. Sistem kompensasi yang layak 3. Operasional masih secara manual 4. Adanya standar mutu pelaksaan

mutu produksi dan standar mutu tertentu

4. Tempat yang kurang memadai, seperti tempat yang sempit, sirkulasi udara kurang baik

5. Memiliki ciri khas dalam produknya dan promosi produk yang terintegrasi

(34)

23 Baik faktor pendukung maupun faktor penghambat dapat menjadi bahan pertimbangan UKM untuk menentukan pilihan dalam rangka memajukan usaha yang ada.

IMPLIKASI MANAJERIAL

Kinerja UKM yang terus meningkat merupakan tujuan akhir dari setiap UKM. Berdasarkan penelitian ini, implikasi manajerial yang dapat menjadi masukan bagi UKM kluster kerajinan tangan di Kota Bogor antara lain:

1. Tingkat kompetensi SDM UKM yang rendah merupakan salah satu hambatan UKM untuk maju dan berkembang, hal ini dapat diatasi dengan peningkatan kompetensi SDM UKM, baik dari sisi manajerial maupun keterampilan dalam bekerja. Upaya yang dapat dilakukan oleh UKM seperti memberi pelatihan penggunaan komputer bagi karyawan bidang administrasi, pelatihan akuntansi bagi karyawan bagian keuangan dan pelatihan mengenai metode produksi baru bagi karyawan bagian produksi. Peningkatan kompetensi karyawan dapat secara langsung meningkatan kinerja karyawan yang nantinya meningkatkan juga produktifitas UKM.

2. Peran pemerintah harus mendukung peningkatan kinerja UKM. Untuk itu diharapkan pemerintah mampu memfasilitasi segala bentuk usaha pengembangan UKM dan mempermudah urusan birokrasi seperti mempermudah perizinan badan usaha, memfasilitasi pengurusan hak paten dan hak cipta, dan merk yang selama ini masih birokratis, berbiaya tinggi dan memerlukan waktu yang lama.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Permasalahan utama yang dihadapi oleh UKM kluster kerajinan tangan Kota Bogor terletak pada sumberdaya manusia yaitu, kurangnya kompetensi pemilik maupun karyawan UKM. Hasil analisis tingkat kepentingan dan kinerja memperoleh indikator yang harus menjadi prioritas adalah indikator perencanaan jangka pendek. Melalui pendidikan formal, pelatihan umum, pelatihan khusus, dan pengetahuan lain yang terangkum dalam modal insani dan dimensi struktural, dimensi relasional, dan dimensi kognitif dalam modal sosial memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap peningkatan kinerja UKM kluster kerajinan tangan di Kota Bogor.

(35)

24

dan mendapat dukungan dari pemerintah, sedangkan faktor penghambatnya antara lain rendahnya kompetensi SDM, rendahnya inovasi metode produksi, operasional yang masih manual, kurangnya pengawasan dalam proses produksi, dan kurangnya langkah evaluatif.

Saran

Peningkatan kinerja usaha kecil menengah kluster kerajinan tangan perlu dukungan dari sisi SDM. SDM harus memiliki kompetensi sesuai bidangnya, selain itu SDM diharapkan memiliki motivasi dan dedikasi terhadap pekerjaannya. Setelah membenahi sisi SDM, yang tak kalah penting adalah terus terbaharuinya metode dalam proses produksi yang dapat meningkatkan produktivitas. Pengendalian dalam proses produksi dapat mengurangi jumlah produk cacat yang diproduksi oleh UKM. Secara langsung berdampak pada peningkatan jumlah penjualan dan UKM kluster kerajinan tangan dapat terus berkembang.

DAFTAR PUSTAKA

Ancok D. 2003. Modal sosial dan kualitas masyarakat. [Internet]. Rapat Majelis Guru Besar Universitas Gadjah Mada. Jogjakarta (ID): Universitas Gadjah Mada. [diunduh 2013 Maret 20]. Tersedia pada: http://ancok.staff.ugm.ac.id/

file/modal_sosial_dan_kualitas_masyarakat.pdf

Becker GS. 1993. Human Capital. Chicago (US): The University Chicago Press. Dokko G. 2004. What you know or who you know? Human Capital and social

capital as determinants of individual performance. [dissertation]. Pennsylvania (US): University of Pennsylvania.

Ghozali I. 2006.Structural Equation Modelling Methode Alternatif dengan Partial Least Square. Semarang (ID): Badan Penerbitan Universitas Diponegoro Hafsah J M. 2004. Upaya pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM).

Infokop No 25 Tahun XX, 2004. [diunduh tanggal 2013 April 11]. Tersedia pada http://www.smecda.com/deputi7/file_infokop/edisi%2025/

pengemb_ukm.pdf.

Horovitz J, Ohlsson-corboz A. 2007. A Dream with a Deadline: Turning Strategy into Action. Harlow [GB]. FT Prentice Hall.

Indriastuti M, Arifah D A. 2008. Peningkatan Kinerja UKM dengan Pengelolaan

Intellectual Capital dan Inovasi. Jurnal Bisnis, Akutansi dan Manajemen. 1(1): 649-662.

Johannes M, Kyungmook L, Arjen VW. 1998. Human Capital, Social Capital, and Firm Dissolution. Academic of Management Journal. 41 (4):425-440. Kementrian Koperasi dan UKM. 2012. Data UMKM tahun 2009-2011. [Internet].

[diunduh 2013 Maret 19]. Tersedia pada: http://www.depkop.go.id/usaha-mikro-kecil-menengah-umkm-dan-usaha-besar-ub-tahun-2010-2011.pdf. Kertati. 2012. Membangun tindakan berbagai pengetahuan afektif rasional

(36)

25 Maimunah I, Lawrence A. 2008. Work force Diversity: A human resource development perspevtive towards organizational performance. Europian Journal of Social Sciences 6(2): 244-25.

Marimuthu M, Lawrence A, Maimunah I. 2009. Human Capital and Its Impact on Performance: Evidance from Developmental Economics. The Journal of International Social Research 2 (8): 1-8.

Michalko M. 2001. Cracking Creativity The Secret of Creative Genius.diterjemahkan Dwi Prabantini. 2010. Yogjakarta (ID): PT ANDI. Nahapiet J, Ghoshal S. 1998. Social capital, intellectual capital, and the

organizational advantage.Academic of Management Review. 23(2): 242-266.

Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Cetakan Kelima Belas. Bandung (ID): CV. ALFABETA

Suliyanto. 2005.Analisis Data dalam Aplikasi Pemasaran. Cetakan Pertama.Bogor (ID): Ghalia Indonesia.

Tambunan T. 2009. UMKM di Indonesia. Cetakan Pertama. Bogor (ID): Ghalia Indonesia.

Widodo. 2009. Upaya Peningkatan Kinerja Sumber Daya Manusia melalui Komitmen da orientasi Belajar. Jurnal FORDEMA 275 (1):1-30.

Wijayanto S H. 2008. Structural Equation Modeling dengan Lisrel 8.8:Konsep dan Tutorial. Yogyakarta (ID): Graha Ilmu.

(37)
(38)

27

(39)

28

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian untuk Karyawan

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

KUESIONER KHUSUS RESPONDEN (PEGAWAI UKM)

Kuesioner ini merupakan salah satu instrumen penelitian yang berjudul Model Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Melalui

Pengembangan Modal Insani dan Modal Sosial.

Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk menjadi salah satu responden dalam pengisian kuesioner ini.Informasi yang didapatkan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan dijamin kerahasiaannya.

IDENTITAS RESPONDEN

Nama Responden : ………

Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan (coret yang tidak perlu)

Alamat : ………

Nama UKM : ... Alamat UKM : ...

Telp/HP : ……… / ….………

e-mail : ………

Petunjuk pengisian:

- Berilah tanda “X” pada jawaban yang sesuai dengan pilihan Anda

- Pada pertanyaan yang sifatnya terbuka, tuliskan jawaban Anda pada tempat yang telah disediakan

I. Karakteristik Responden: 1. Usia Anda saat ini:

a. <15 tahun d. 36-45 tahun

b. 16-25 tahun e. > 45 tahun, sebutkan.... c. 26-35 tahun

2. Status pernikahan:

a. Sudah menikah b. Belum menikah

c. Janda/Duda

(40)

29 4. Jumlah tanggungan/keluarga:

a. 1-2 orang d. 7-8 orang

b. 3-4 orang e. >9 orang, sebutkan.... c. 5-6 orang

5. Pendidikan terakhir :

a. SD/sederajat d. Diploma g.Lainnya (sebutkan)…. b. SMP/sederajat e. Sarjana (S1)

c. SMA/sederajat f. S2/S3 6. Penghasilan per bulan:

a. < Rp 500.000 d. Rp 1.250.000 – Rp 1.500.000 b. Rp 500.000 – Rp 750.000 e. > Rp 1.500.000, sebutkan... c. Rp 750.001 – Rp 1.000.000

7. Jenis Pelatihan yang pernah diikuti...tahun ...oleh... 8. Lama bekerja di UKM…… tahun …. Bulan

9. Jenis pelatihan yang ingin diikuti...

10. Saran Bapak/Ibu/Saudara/i untuk perbaikan UKM... 11. Apakah ada hubungan keluarga/kekerabatan dengan pemilik UKM?

II. Model Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) melalui Pengembangan Modal Insani dan Modal Sosial

Petunjuk pengisian:

Bapak/Ibu/Saudara/i dimohon untuk memberi penilaian terhadap dimensi-dimensi modal insani dan modal sosial untuk peningkatan kinerja UKM.Pilihlah jawaban yang menurut Bapak/Ibu/Saudara/i paling sesuai.

Keterangan:

STS = Sangat Tidak Setuju S = Setuju N = Netral/Tidak tahu TS = Tidak Setuju SS = Sangat Setuju.

No. Pernyataan Penilaian

STS TS N S SS Dimensi Struktural

1. Saya melakukan komunikasi dan hubungan kerjasama dengan rekan kerja dalam satu unit kerja dengan saya.

2. Saya melakukan komunikasi dan hubungan kerjasama dengan rekan kerja diluar unit kerja dengan saya.

3. Saya selalu berpartisipasi dalam menyelesaikan konflik-konflik yang muncul di dalam UKM 4. Semua informasi tersebar secara merata pada

seluruh lapisan karyawan yang ada di UKM 5. Jabatan struktural tidak menjadi pembatas

dalam berkomunikasi di dalamUKM tempat saya bekerja

(41)

30

No. Pernyataan Penilaian

STS TS N S SS Dimensi Relasional

7. Saya selalu mempercayai rekan kerja saya. 8. Saya selalu percaya bahwa rekan kerja saya

akan membantu jika saya menemui kesulitan dalam perkerjaan.

9. Saya memiliki rasa empati pada rekan kerja dengan berusaha menempatkan diri pada posisi mereka.

10. Saya sangat memahami norma dan nilai-nilai yang berlaku di perusahaan.

11. Saya selalu mematuhi peraturan yang ditetapkan didalam perusahaan secara disiplin. 12. Saya dan rekan kerja selalu saling memberikan

kritik yang membangun satu sama lain.

13. Saya selalu merasakan rasa kebersamaan dengan rekan kerja saya

Dimensi Kognitif

14. Saya selalu menggunakan kata-kata (istilah) yang dipahami bersama dalam berkomunikasi dengan rekan kerja saya.

15. Saya selalu berbagi cerita dan pengetahuan dengan rekan kerja saya.

16. Saya selalu berbagi keahlian keterampilan yang saya miliki dengan rekan kerja saya.

17. Saya selalu berusaha bekerja untuk mencapai tujuan UKM yang telah ditetapkan.

18. Saya selalu memiliki pemahaman yang sama dengan rekan kerja tentang tujuan UKM. 19. Saya selalu memiliki antusiasme yang sama

dengan rekan kerja dalam mencapai visi, misi dan tujuan perusahaan.

Pendidikan Formal

20. Pendidikan formal mempengaruhi kemampuan saya dalam bekerja

21. Semakin tinggi pendidikan formal seseorang, maka akan semakin terampil dalam bekerja

Metode Umum On The Job Training 22. On the job training (magang) di perusahaan

besar meningkatkan kemampuan saya dalam bekerja

23. On the job training (magang) di UKM lain yang lebih maju meningkatkan kemampuan saya dalam bekerja

(42)

31

No. Pernyataan Penilaian

STS TS N S SS Metode On The Job Training Spesifik

25. On the job training (magang) untuk keahlian tertentu di perusahaan besar meningkatkan kemampuan saya dalam bekerja

26. On the job training (magang) untuk keahlian tertentu di UKM lain yang lebih maju meningkatkan kemampuan saya dalam bekerja 27. Saya bisa belajar banyak dari hasil on the job

training (magang) untuk keahlian tertentu Pengetahuan Lainnya

28. Pengetahuan lain di luar bidang pendidikan saya membantu dalam menyelesaikan pekerjaan 29. Pelatihan untuk pengetahuan lain di luar bidang pekerjaan saya dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan kerja

Produktivitas

30. Saya mampu menyelesaikan setiap tugas yang diberikan tepat waktu

31. Saya mampu menyelesaikan setiap tugas yang diberikan secara maksimal dengan sumber daya yang ada

32. Saya pekerja yang berorientasi hasil

33. Saya bersedia melakukan usaha lebih untuk mencapai hasil yang maksimal

Inovasi

34 Saya suka melakukan pekerjaan dengan cara yang lebih sederhana

35. Jika ada ketidaksesuaian proses kerja, saya segera memperbaikinya

(43)

32

Lanjutan Lampiran 1 Kuisioner untuk Pemilik UKM

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

KUESIONER MANAJEMEN/PEMILIK UKM

Kuesioner ini merupakan salah satu instrumen penelitian yang berjudul Model Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Melalui

Pengembangan Modal Insani dan Modal Sosial.

Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk menjadi salah satu responden dalam pengisian kuesioner ini.Informasi yang didapatkan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan dijamin kerahasiaannya.

IDENTITAS RESPONDEN PENGELOLA

Nama Responden : ………

Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan (coret yang tidak perlu)

Alamat : ………

Nama UKM : ... Alamat UKM : ... Jabatan di UKM : ...

Telp/HP : ……… / ….………

e-mail : ………

Petunjuk pengisian:

- Berilah tanda “X” pada jawaban yang sesuai dengan pilihan Anda

- Pada pertanyaan yang sifatnya terbuka, tuliskan jawaban Anda pada tempat yang telah disediakan

I. Karakteristik Responden:

1. UKM berdiri sejak:... 2. Jenis UKM:

a. Usaha Kecil b. Usaha Menengah

3. Jenis usaha Anda saat ini:……….

4. Omset per bulan : Tahun 2013... Tahun 2012………... 5. Jumlah tenaga kerja:...

6. Sumber modal :

a. Pribadi c. Lainnya, sebutkan... b. Pinjaman bank

(44)

33 8. Visi :……….

9. Misi :………

10. Tujuan UKM :……… II. Pertanyaan Terbuka

1. Bagaimana komunikasi antara sesama karyawan dan antara karyawan dan atasan di dalam UKM?

2. Apakah pernah ada konflik di dalam organisasi UKM?

3. Bagaimana proses transfer informasi di UKM? Apakah sudah tersebar dengan baik?

4. Apakah jabatan struktural menjadi penghalang komunikasi dalam UKM? 5. Apakah pernah diadakan kegiatan informal untuk mempererat hubungan ? 6. Apakah ada rasa saling percaya antar sesama karyawan dan karyawan

dengan atasan?

7. Jika ada karyawan yang kesulitan dalam pekerjaan, apakah karyawan lain akan membantu?

8. Bagaimana sosialisasi norma-norma dalam UKM kepada karyawan?

9. Bagaimana pelaksanaan penghargaan bagi karyawan yang berprestasi dan hukuman untuk melanggar aturan?

10. .Bagaimana upaya untuk meningkatkan keberasamaan antar sesama karyawan dan karyawan dengan atasan (dalam bentuk kegiatan formal)? 11. Apakah syarat pendidikan formal menjadi prioritas dalam penentuan jabatan

karyawan?

12. Apakah ada pendidikan berupa magang untuk karyawan?

13. Apakah ada penambahan kompetensi karyawan di luar pekerjaan yang dilakukannya?

14. Apakah ada standari waktu penyelesaian pekerjaan untuk karyawan? 15. Berapakah omzet per hari UKM anda ? Rp.

16. Produk UKM Utama?

17. Produk UKM lainnya yang dihasilkan selain yang produk utama? 18. Distribusi Penjualan produk yang dilakukan kemana saja?

19. Jumlah tenaga kerja dan posisinya dalam struktur organisasi seperti apa? Dan alasan membuat struktur organisasi dengan bentuk tersebut?

20. Apa saja upaya yang dilakukan UKM selama ini dalam : a. Meningkatkan produktivitas.

b. Meningkatan inovasi. c. Menghemat waktu / biaya.

d. Peningkatan beradaptasi (anggota & organisasi tersebut).

21. Sebutkan cita-cita terbesar yang ingin diraih pada UKM bapak/Ibu saat ini? 22. Sebutkan apa saja kendala utama yang dihadapi dalam mencapai cita-cita

tersebut?

(45)

34

24. Kriteria kualifikasi pekerja di UKM ini dari segi hard skill dan soft skill untuk setiap bagian adalah?

25. Darimana Bapak/Ibu mendapatkan SDM untuk bekerja pada UKM Bapak/Ibu?

26. Tata cara dan proses membuat produk utama apa saja langkah-langkahnya? 27. Pembinaan dalam bentuk pelatihan atau bimbingan teknis pernah di dapat

dari mana saja?

28. Bagaimana peran stakeholder terkait dalam membina UKM di tempat bapak/Ibu seperti PEMDA/ Perguruan Tinggi/ Swasta, apakah ada yang teribat? Dalam bentuk apa? Pelatihan/hibah/pendanaan?

29. Masalah terberat yang pernah dihadapi oleh UKM bapak/Ibu?

30. Bentuk fasilitasi implementasi transfer pengetahuan pada UKM bapak/Ibu? 31. Aset yang dimiliki oleh UKM bapak/ Ibu?

a. Bangunan………..

b. Kendaraan………

c.Peralatan, sebutkan………

d.Perlengkapan, sebutkan……….……… e. Sumber daya manusia, sejumlah………..…..orang f. Lainnya……….

32. Bagaimana tata cara/prosedur kerja pada UKM bapak/Ibu? (apakah terdapat SOP setiap aktivitas/proses produksi, distribusi, disiplin kerja pegawai, pemasaran, keuangan, dsb)

33.bagaimana upaya Bapak/ibu selaku pemilik/ manajemen untuk selalu memotivasi kinerja pekerja dan meningkatkan team work pada UKM bapak/ibu

(46)

35

Important

Performance

Analysis

(IPA)

untuk

Pengelola/Pimpinan UKM

No. Indikator Kepentingan Kinerja

1. Laporan keuangan dibuat secara berkala. 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 2. Pencatatan keuangan yang rinci dan

dicatat ketika ada pengeluaran

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

3. Memiliki sarana dan prasarana produksi yang baik

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

4. Mempunyai standar pelaksanaan produksi barang

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

5. Memiliki standar mutu produk 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

6. Memiliki sistem pengendalian mutu produk

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

7. Inovasi terhadap produk yang dihasilkan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 8. Inovasi terhadap teknik produksi agar

lebih efisien

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

9. Memiliki target pasar yang jelas 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 10. Melakukan promosi produk ke target

pasar

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

11. Mengembangkan jaringan distribusi produk

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

12. Memiliki administrasi SDM yang baik 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 13. Melakukan pelatihan SDM secara

berkala

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

14. Kompensasi karyawan menggunakan dasar yang rasional

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

15. Memiliki rencana keberlanjutan usaha jangka pendek (per tahun)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

16. Memiliki rencana keberlanjutan usaha jangka menengah (< 3 tahun)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

17 Memiliki rencana keberlanjutan usaha jangka panjang ( 5 tahun)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

18. Memiliki Visi usaha yang didokumentasikan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

19. Memiliki Misi usaha yang didokumentasikan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

20. Memiliki Tujuan usaha 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

21. Memiliki Budaya organisasi 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

22. Memiliki Struktur organisasi yang formal

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Keterangan:

Skor Kinerja Skor Kepentingan

1 = Sangat tidak baik 1 = Sangat tidak Penting

2 = Tidak baik 2 = Tidak penting

3 = Cukup baik 3 = Cukup penting

4 = Baik 4 = Penting

Gambar

Tabel 1  Data koperasi dan UKM kota Bogor tahun  2009-2011
Gambar 1.
Gambar 2  Variabel manifest dari modal insani
Gambar 5  Model pengaruh  modal insani dan  modal sosial terhadap kinerja
+7

Referensi

Dokumen terkait

Laporan akhir “Kajian Pengembangan Kompetensi Inti Daerah Kabupaten Bogor” tahun 2007 menyebutkan bahwa produk dari UKM-AK Ciomas memiliki potensi untuk dikembangkan

Analisis Sistem Produksi, Biaya dan Penentuan Harga Jual pada Usaha Kecil Kerajinan Tangan Rumput Walingi, Kecamatan Dramaga, Bogor , Jawa Barat.. Dibawah bimbingan

Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan alternatif strategi Pemerintahan Dinas Perindustrian Kota Bandar Lampung dalam pengembangan UKM industri kerajinan tapis.. Metode

UKM agroindustri merupakan bagian dari UKM secara keseluruhan yang telah menunjukkan peranannya sebagai salah satu pelaku kekuatan pendorong pembangunan ekonomi di Kabupaten

dan keuangan sangatlah akurat tetapi sebenarnya yang menjadi penggerak nilai dari kedua perpektif tersebut adalah kemampuan yang dimiliki oleh sumberdaya manusia ( intangible

Simpulan dari hasil penelitian Pengaruh Modal Insani dan Modal Sosial Terhadap Kinerja UKM makanan dan minuman Kota Bogor adalah sebagai berikut : 1) Hasil analisis

Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Perlindungan Desain Industri sangat diperlukan untuk melindungi produksi kerajinan tangan usaha kecil menengah (UKM) dari

Adanya hubungan kemitraan antara Perum Perhutani KPH Bogor dengan UKM kerajinan kayu tidak terlepas dari biaya transaksi yang dikeluarkan oleh masing-masing pihak,