• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangun Sistem Informasi Konservasi Tumbuhan Obat Hutan Tropika Berbasis Web

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rancang Bangun Sistem Informasi Konservasi Tumbuhan Obat Hutan Tropika Berbasis Web"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI KONSERVASI

TUMBUHAN OBAT HUTAN TROPIKA BERBASIS WEB

PRAKOSO BAYU ADI WIDYANTO

DEPARTEMEN

KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Rancang Bangun Sistem Informasi Konservasi Tumbuhan Obat Hutan Tropika Berbasis Web adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

PRAKOSO BAYU ADI WIDYANTO. Rancang Bangun Sistem Informasi Konservasi Tumbuhan Obat Hutan Tropika Berbasis Web. Dibimbing oleh ERVIZAL A. M. ZUHUD dan LILIK BUDI PRASETYO.

Tumbuhan obat merupakan potensi kekayaan alam luar biasa bagi Indonesia dengan tidak kurang dari 2039 spesies yang berasal dari hutan Indonesia. Di sisi lain, pemanfaatan tumbuhan obat mengalami tantangan yang besar berupa degradasi baik pada aspek spesies tumbuhan obat maupun pada aspek pengetahuan dan kearifan lokal dalam pemanfaatan tumbuhan obat. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan aplikasi sistem informasi berbasis web, menganalisis tingkat ketertarikan masyarakat terhadap tumbuhan obat, serta mendapatkan respon dari adanya sistem informasi yang dibangun. Pembangunan sistem meliputi perencanaan, analisis, desain, implementasi termasuk didalamnya uji coba dan survei pada masyarakat, dan perawatan sistem. Aplikasi sistem informasi yang berisi data tumbuhan obat berhasil dibangun dan diimplementasikan pada masyarakat. Berdasarkan survei saat implementasi, sistem informasi yang dibangun memberikan pengaruh kenaikan tingkat ketertarikan masyarakat terhadap tumbuhan obat.

Kata kunci: sistem informasi, tumbuhan obat, web

ABSTRACT

PRAKOSO BAYU ADI WIDYANTO. Development of Web-Based Information System of Concervation of Forest Tropical Medical Plant. Uder Supervision of ERVIZAL A. M. ZUHUD and LILIK BUDI PRASETYO.

Medicinal plants are tremendous natural richness in Indonesia with at least 2039 species from Indonesian forest. On the other hand, the use of medicinal plants experiencing great challenges such as degradation of either in medicinal plant species or in indigenous knowledge aspects in the use of medicinal plants. The purpose of this study was to produce a web-based information system applications, analyzing the level of people's interest in medicinal plants, and the response of the information system. System development includes planning, analysis, design, implementation and testing including a survey on the public, and system maintenance. Information system that contains data of medicinal plants was successfully built and implemented on the community. Based on the current survey implementation, information system gives effect to the increase in the level of public interest in medicinal plants.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI KONSERVASI

TUMBUHAN OBAT HUTAN TROPIKA BERBASIS WEB

PRAKOSO BAYU ADI WIDYANTO

DEPARTEMEN

KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Rancang Bangun Sistem Informasi Konservasi Tumbuhan Obat Hutan Tropika Berbasis Web

Nama : Prakoso Bayu Adi Widyanto NIM : E34070108

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Ervizal A.M. Zuhud, MS Pembimbing I

Prof Dr Ir Lilik B. Prasetyo, MSc Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Sambas Basuni, MS Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Oktober 2011 sampai Desember 2011 ini adalah Rancang Bangun Sistem Informasi Konservasi Tumbuhan Obat Hutan Tropika Berbasis Web.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Ervizal A.M. Zuhud, MS dan Bapak Prof. Dr. Ir. Lilik B. Prasetyo, M.Sc selaku pembimbing yang telah membimbing penulis dan menyelesaikan karya ilmiah ini. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Ir. Edhi Sandra, M.Si yang selaku pembimbing akademik selama penulis menuntut ilmu di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Terima kasih juga penulis sampaikan pada staf pegawai Bagian Konservasi Keanekaragaman Tumbuhan Bapak Basuki, Bapak Santa, dan Ibu Minah. Tak lupa ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, istri, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Tumbuhan Obat 2

Basisdata 3

Sistem Informasi 3

Web dan Internet 4

Pemrograman Web 4

METODE 5

Lokasi dan Waktu Penelitian 5

Alat dan Bahan 5

Jenis Data 5

Metode Pembangunan Sistem 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 6

Perencanaan 6

Analisis Sistem 6

Desain Sistem 8

Implementasi Sistem 16

Perawatan Sistem 24

SIMPULAN DAN SARAN 26

Simpulan 26

Saran 26

DAFTAR PUSTAKA 26

(10)

DAFTAR GAMBAR

1 Siklus pengembangan hidup sistem 5

2 Skema basisdata yang digunakan pada sistem informasi ini 9

3 Tampilan halaman awal 10

4 Tampilan halaman/modul “Data Tanaman” 11

5 Tampilan tautan “Data” 11

6 Tampilan tautan “Khasiat” 12

7 Tampilan tautan “Lihat Ramuan” 12

8 Tampilan modul “Data Penyakit” 13

9 Halaman daftar ramuan (contoh pada penyakit batuk) 13 10 Tampilan modul “Pencarian” dan contoh hasil pencarian 14 11 Tampilan halaman login untuk administator sistem informasi 15 12 Contoh halaman administrasi untuk menambah data 15 13 Grafik tingkat ketertarikan responden terhadap tumbuhan obat 17

14 Sumber pengetahuan tentang tumbuhan obat 18

15 Persentase tingkat pengetahuan awal responden mengenai jumlah

spesies tumbuhan obat 18

16 Persentase peningkatan pengetahuan responden mengenai jumlah spesies tumbuhan obat setelah implementasi sistem informasi 19 17 Persentase tingkat pengetahuan awal responden mengenai jumlah

khasiat tumbuhan obat 19

18 Persentase peningkatan pengetahuan responden mengenai jumlah khasiat tumbuhan obat setelah implementasi sistem informasi 20 19 Persentase tingkat pengetahuan awal responden mengenai jumlah

ramuan tumbuhan obat 21

20 Persentase peningkatan pengetahuan responden mengenai jumlah ramuan tumbuhan obat setelah implementasi sistem informasi 21 21 Persentase penilaian responden terhadap tampilan web 22 22 Persentase penilaian responden terhadap ketersediaan informasi pada

web sistem informasi 23

23 Persentase penilaian responden terhadap kemudahan akses web

sistem informasi 23

DAFTAR LAMPIRAN

(11)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tumbuhan obat merupakan salah satu sumber daya alam yang dimiliki Indonesia dengan potensi sangat besar untuk dikembangkan. Hasil pendataan yang dilakukan oleh Laboratorium Konservasi Tumbuhan, Fakultas Kehutanan IPB, berdasarkan berbagai penelitian dan literatur, sampai dengan tahun 2001 terdapat tidak kurang dari 2039 spesies tumbuhan berkhasiat obat yang berasal dari hutan Indonesia (Zuhud 2009). Saat ini, lebih dari sepuluh tahun berselang, sangat mungkin jumlah spesies tumbuhan berkhasiat obat yang ditemukan semakin bertambah banyak.

Hutan telah lama menjadi tempat masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya, termasuk untuk memenuhi kebutuhan akan tumbuhan obat. Umumnya, pemanfaatan tumbuhan obat dari hutan secara langsung dilakukan oleh masyarakat pedalaman atau tradisional. Pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat tradisional telah diwariskan secara turun temurun sehingga menjadikannya sebagai tradisi dan pengetahuan lokal (Windadri et al. 2006). Keterkaitan antara pengetahuan lokal berbagai etnis tentang pengobatan menggunakan tumbuhan obat yang beraneka ragam inilah yang disebut etnofitomedika yang merupakan bagian dari etnobotani (Pramesthi 2008).

Pengetahuan tradisional atau kearifan lokal berbagai etnis yang hidup dan telah menggantungkan hidupnya pada ekosistem hutan merupakan aset yang tidak ternilai harganya bagi pembangunan kesehatan bangsa (Zuhud 2009). Lebih dari 500 lema atau entri dimiliki oleh Indonesia dalam kategori sosial budaya, yang mana bervariasi dalam kategori suku bangsa, sub suku bangsa, dan lain-lainnya, yang salah satunya berisi tentang pengetahuan dalam memanfaatkan sumber daya alam, termasuk tumbuhan obat (Windadri et al. 2006).

(12)

2

masyarakat tradisional, dalam hal pemanfaatan tumbuhan obat, akibat perubahan kultur yang terjadi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui pembuatan sistem informasi menggunakan teknologi komputer berbasis web.

Pengembangan sistem informasi ini memberikan dua manfaat. Pertama, sistem informasi yang dibangun dapat berfungsi sebagai media pendokumentasian tumbuhan obat, pemanfaatan tumbuhan obat, serta etnis yang memanfaatkan tumbuhan obat. Kedua, sistem informasi yang dibangun dapat dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat berbagai kalangan, seperti untuk pencarian informasi jenis tumbuhan obat, jenis tumbuhan obat berdasarkan jenis penyakit, jenis tumbuhan obat berdasarkan etnis, dan cara pemanfaatan tumbuhan obat.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Membangun aplikasi sistem informasi berbasis web yang dapat digunakan sebagai alat pendokumentasian sekaligus menjadi penyedia tumbuhan obat 2. Menganalisis tingkat ketertarikan masyarakat terhadap tumbuhan obat

sebelum dan setelah dibangunnya aplikasi sistem informasi berbasis web ini.

3. Mendapatkan respon dari masyarakat mengenai konten aplikasi yang telah dibangun untuk pengembangan lanjutan aplikasi sistem informasi berbasis web ini.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini yaitu:

1. Dapat diwujudkannya suatu aplikasi sistem informasi berbasis web yang dapat yang berfungsi sebagai alat pendokumentasian sekaligus menjadi penyedia informasi tumbuhan obat.

2. Diperolehnya data tingkat ketertarikan masyarakat terhadap tumbuhan obat sebelum dan setelah dibangunnya aplikasi sistem informasi berbasis web ini. 3. Diperolehnya respon dari masyarakat mengenai konten aplikasi yang telah

dibangun untuk pengembangan lanjutan aplikasi sistem informasi berbasis web ini.

TINJAUAN PUSTAKA

Tumbuhan Obat

(13)

3 sebagai obat-obatan yang sebagian atau seluruh bagian dari tumbuhan tersebut dapat digunakan sebagai obat, bahan, atau ramuan obat-obatan.

Zuhud (1994) mengelompokkan tumbuhan obat ke dalam 3 golongan, yaitu tumbuhan obat tradisional, tumbuhan obat modern, dan tumbuhan obat potensial. Tumbuhan obat tradisional adalah spesies tumbuhan yang memang oleh masyarakat telah digunakan sebagai bahan obat tradisional. Tumbuhan obat modern adalah spesies tumbuhan yang telah dibuktikan melalui penelitian ilmiah. Adapun tumbuhan obat potensial adalah spesies yang diduga kuat memiliki khasiat obat, namun belum pasti karena belum ada tindakan penelitian ilmiah atasnya serta penggunaannya sebagai bahan obat tradisional sulit ditelusuri.

Aliadi dan Sangat-Roemantyo (1994) menyatakan bahwa suku-suku bangsa di Indonesia telah memanfaatkan tumbuhan obat untuk pengobatan tradisional, namun antara tiap suku memiliki perbedaan pengetahuan dalam pengobatan tradisional. Perbedaan-perbedaan tersebut dapat dilihat dari perbedaan ramuan yang digunakan untuk mengobati penyakit yang sama. Pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat tradisional ini beberapa telah dibuktikan secara ilmiah, namun masih banyak yang belum diteliti dan dipublikasikan secara luas (Windadri et al. 2006).

Basis Data

Basis data adalah kumpulan dari unsur-unsur data yang digabungkan secara terpadu yang secara logika memiliki keterpautan sama dengan yang lainnya (O’Brien 2005). Basis data menggabungkan rekaman-rekaman elemen-elemen data yang sebelumnya tersimpan dalam ‘wadah’ terpisah ke dalam suatu ‘wadah’ bersama dari sehingga dapat menyediakan informasi bagi berbagai aplikasi. Seperti komponen sistem informasi lainnya, basis data harus membantu sebuah organisasi mencapai tujuannya.

“Pendekatan pemrosesan file” dalam pemrosesan data telah digantikan oleh “pendekatan manajemen basis data” sebagai dasar dari metode modern dari pengelolaan data terorganisasi. Pendekatan baru ini menggabungkan rekaman-rekaman data yang dahulu berada dalam file-file terpisah ke dalam suatu basis data yang dapat diakses oleh berbagai program aplikasi yang berbeda. Pendekatan manajemen basis data ini dapat terwujud berkat adanya “Sistem Manajemen Basis Data (Database Management System/DBMS)”. DBMS terdiri dari sekelompok program yang memanipulasi basis data dan menyediakan antarmuka (interface) antara basis data, pengguna basis data, dan program aplikasi lain (Stair dan Reynold 2010).

Sistem Informasi

(14)

4

Sistem informasi dapat berupa kombinasi yang terorganisasi dari orang-orang (people), perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), jejaring komunikasi, dan sumber data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarluaskan informasi dalam sebuah keorganisasian (O’Brien 2005). Wahyono (2004) dalam Sanjaya (2006) menyatakan bahwa sistem informasi berbasis komputer adalah suatu sistem yang mengintegrasikan sistem-sistem lain, dalam hal ini sistem manusia-mesin dan sistem komputer, dengan menggunakan komponen-komponen pendukung, seperti komputer (perangkat keras dan perangkat lunak), basis data, dan prosedur-prosedur (algoritma), yang bertujuan untuk menghasilkan suatu informasi yang dapat digunakan untuk membantu mengelola dan memantau kinerja suatu operasi dan/atau manajemen, serta dapat digunakan untuk pendukung pengambilan keputusan.

Web dan Internet

Keberadaan istilah internet dan web tidak akan terlepas dari istilah WWW. World Wide Web (WWW) sering disalah artikan sebagai internet itu sendiri. Menurut Godbole dan Kahate (2002), tidak sedikit orang yang bingung dan salah mengartikan bahwa WWW adalah internet itu sendiri. Padahal, WWW tidak lain hanyalah sebuah aplikasi sebagaimana email dan FTP (File Transfer Protocol), yang sama-sama menggunakan Internet untuk komunikasi.

Internet pada dasarnya adalah sebuah jaringan yang sangat besar yang menghubungkan jaringan-jaringan komputer. Internet merupakan jaringan virtual (virtual network). Istilah virtual ini muncul untuk menggambarkan bahwa sebetulnya ini adalah jaringan dari sejumlah jaringan yang satu sama lain mungkin memiliki perbedaan karakteristik perangkat keras dan perangkat lunaknya, dan belum dapat bekerja secara lancar satu dengan yang lainnya (Godbole dan Kahate 2002).

Pemrograman Web

(15)

5

METODE

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Konservasi Tumbuhan, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, IPB. Penelitian dilaksanakan mulai Oktober 2011 hingga Desember 2011.

Alat dan Bahan

Alat :

1. Laptop/Notebook atau Personal Computer.

2. Perangkat lunak berupa: XAMPP, Notepad++, Adobe Photoshop CS, dan Internet browser seperti Mozilla Firefox, Google Chrome, dan lain-lain. Bahan:

1. Buku Acuan Umum Tumbuhan Obat Indonesia jilid I-X. 2. Lembar kuisioner.

Jenis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data yang berasal dari Buku Acuan Umum Tumbuhan Obat Indonesia jilid I-X, berupa: Nama tanaman, nama ilmiah, famili tanaman, habitus, bagian berguna dari tanaman, kandungan kimia, sifat kimiawi dan manfaat empiris, gambar tanaman, nama daerah tanaman, etnis, kategori penyakit, nama penyakit, dan ramuan. Data-data tersebut merupakan data sekunder yang diperoleh dari literatur.

Metode Pembangunan Sistem

Metode yang digunakan dalam pembangunan Sistem Informasi Tumbuhan Obat Etnis ini menggunakan metode Siklus Hidup Pengembangan Sistem (System Development Life Cycle atau SDLC) dengan pendekatan Waterfall berdasarkan Satzinger et al. (2007) yang meliputi: perencanaan, analisis, desain, implementasi, serta perawatan (Gambar 1).

Gambar 1 Siklus pengembangan hidup sistem (modifikasi dari Satzinger et al. 2007).

Perencanaan

Analisis

Desain

Implementasi

(16)

6

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perencanaan

Pemilihan tumbuhan obat sebagai objek pembangunan sistem informasi ini dikarenakan oleh semakin tergerusnya pengetahuan dan kearifan lokal masyarakat terkait tumbuhan obat. Selain itu, pemilihan ini juga didasarkan pada kerusakan hutan sebagai habitat alami dan sumber plasma nutfah tumbuhan obat sebagai fakta yang tidak bisa disangkal. Di sisi lain, keberadaan tumbuhan obat menjadi salah satu bagian dari tren masyarakat global saat ini memiliki kecenderungan pada gaya hidup back to nature. Tren ini menjadikan tumbuhan obat kini sebagai komoditas baru yang memiliki nilai jual tinggi. Kekeliruan dalam menanggapi tren baru ini justru dapat menyebabkan tumbuhan obat di Indonesia semakin terancam kelestariannya. Termasuk di dalamnya eksploitasi dari alam yang berlebihan tanpa memenuhi kaidah pemanfaatan yang lestari. Alasan-alasan di atas cukup menjadi dasar untuk memberikan perhatian lebih pada tumbuhan obat dan menjadikan tumbuhan obat sebagai objek kajian dalam pembangunan sistem informasi ini.

Sistem informasi yang dibangun merupakan sistem informasi berbasis web. Pemilihan teknologi web sebagai dasar dalam membangun sistem informasi ini dikarenakan cakupan penggunaan sistem informasi ini akan lebih luas. Dalam membangun sistem informasi ini, diperlukan sumberdaya-sumberdaya yang memungkinkan pembangunan sistem informasi ini dapat direalisasikan. Sumberdaya-sumberdaya yang dimaksud yaitu:

a. Data. Sistem informasi ini dibangun menggunakan basis data (database) sebagai sumber utama penyediaan informasi yang akan ditampilkan kepada pengguna. Hal tersebut menyebabkan ketersediaan data mutlak diperlukan untuk membangun sistem informasi ini.

b. Waktu, tenaga dan pikiran. Guna memberikan hasil yang optimal, pembangunan sistem informasi ini dilakukan dengan perencanaan dan perancangan matang. Pembangunan sistem informasi ini memerlukan alokasi waktu, tenaga, dan pikiran untuk menyeleksi data, memasukkan data, mengoreksi data, membuat kode program, membuat desain tampilan, dan aktivitas-aktivitas terkait lainnya guna merealisasikan sistem informasi yang optimal.

c. Biaya. Biaya menjadi komponen yang tidak kalah penting bagi pembangunan sistem ini. Biaya yang dimaksud terdiri dari biaya langsung dan biaya tidak langsung. Keberadaan komponen ini memberikan pengaruh pada kelancaran dalam pembangunan sistem informasi ini.

d. Perangkat keras. Keberadaan perangkat keras mutlak diperlukan dalam pembangunan sistem informasi ini.

Analisis Sistem

Analisis Teknologi

(17)

7 Keduanya terintegrasi dalam perangkat lunak XAMPP. XAMPP sendiri adalah suatu paket instalasi perangkat lunak yang berisikan teknologi server Apache, dan disertai beberapa perangkat lunak/bahasa pemrograman/modul pendukung yang biasa digunakan untuk membangun suatu web atau aplikasi berbasis web. XAMPP berisikan antara lain PHP, MySQL, PHPMyAdmin, Perl, dan lain-lain.

Pemilihan basis web didasari pada sifat teknologi web yang memiliki keunggulan dalam jangkauan penyebaran informasi. Ditambah lagi dengan adanya program internet masuk desa yang merupakan program pemerintah, jangkauan sistem informasi berbasis web ini dapat semakin tersebar ke penjuru Indonesia. Selain itu keunggulan lain dari penggunaan teknologi web adalah kapasitas daya tampung data yang besar. Dibanding pengumpulan data menggunakan buku, penggunaan teknologi web jauh lebih efisien karena data disimpan dalam bentuk file-file digital di harddisk server. Masih terdapat keunggulan-keunggulan lain penggunaan teknologi web yang tidak memungkinkan untuk disebutkan secara detail.

Analisis Informasi

Data yang digunakan sebagai sumber informasi dalam sistem informasi ini berasal dari Buku Acuan Umum Tumbuhan Obat Indonesia jilid I-XI. Informasi tambahan diambil dari buku-buku serupa, jurnal ilmiah, maupun situs-situs dari lembaga terkait. Informasi yang digunakan untuk membangun sistem informasi ini yaitu:

a. Informasi data tumbuhan. Informasi data tumbuhan yang dimaksud yaitu nama tumbuhan, nama ilmiah tumbuhan, famili tumbuhan, habitus, bagian yang digunakan, deskripsi fisik tumbuhan, informasi singkat budidaya tumbuhan, kandungan kimiawi, sifat dan rasa, serta gambar tumbuhan. b. Informasi etnis. Informasi etnis yang dimaksud yaitu nama lokal/daerah

dari tumbuhan, etnis, dan daerah (provinsi dan/atau pulau).

c. Informasi penyakit dan ramuan. Informasi penyakit dan ramuan yang dimaksud yaitu kategori penyakit, nama penyakit, dan ramuan (bahan dan cara meracik serta penggunaannya).

Analisis Pengguna

Pengguna yang menjadi sasaran dari sistem informasi ini adalah masyarakat secara umum yang dapat menggunakan komputer, internet dan terhubung dengan jaringan internet. Sistem informasi juga dapat digunakan oleh pelajar/mahasiswa dan pendidik sebagai media belajar, terapis atau tenaga kesehatan, pakar, dan profesi lainnya untuk kebutuhan masing-masing. Adapun alasan pemilihan masyarakat umum, tanpa dikhususkan profesi tertentu, sebagai pengguna adalah untuk mengukur sejauh mana sistem informasi berbasis web ini dapat menjangkau berbagai lapisan masyarakat, tanpa membatasi tingkat ekonomi, pendidikan, maupun profesinya.

Analisis Biaya dan Resiko

(18)

8

informasi ini relatif murah. Bila mengesampingkan adanya kebutuhan dana untuk penelusuran data, maka kebutuhan dana yang pasti dibutuhkan adalah untuk pembelian nama domain web dan sewa server hosting.

Dana yang dibutuhkan untuk pembelian nama domain web maupun sewa server hosting cukup bervariatif tergantung harga yang ditetapkan penyedia layanan. Harga sebuah domain web bervariasi berkisar antara Rp 50.000 sampai Rp 120.000 pertahunnya. Begitu juga dengan biaya sewa server hosting yang jauh lebih variatif tergantung kapasitas, jenis perangkat keras yang digunakan, dan masih banyak variabel lainnya. Dalam pembangunan sistem informasi berbasis web ini, penulis mengeluarkan biaya Rp 90.000 untuk biaya nama domain selama setahun dan Rp 100.000 untuk biaya sewa server hosting selama setahun.

Pemilihan teknologi web tentunya memiliki resiko tersendiri, terutama aspek keamanan sistem. Begitu juga dengan sistem informasi berbasis web ini, faktor keamanan merupakan resiko yang harus diperhitungkan dalam pembangunan dan pengembangan sistem informasi ini. Masalah keamanan web merupakan masalah penting karena akan terus berkembang mengikuti perkembangan teknologi web. Beberapa bentuk perusakan yang kerap muncul dalam masalah keamanan web antara lain perusakan tampilan web, perusakan sistem navigasi, dan pada tingkat yang lebih parah dapat berupa pencurian data disertai perusakan sistem web secara keseluruhan (Newman 2002).

Desain Sistem

Desain Basis Data

Desain basis data merupakan rancangan basisdata untuk menyimpan hasil masukkan data (termasuk modifikasinya) dan untuk keperluan manajemen data yang tersimpan dalam bentuk tabel dan memiliki relasi antar tabel. Sidik (2005) menyatakan bahwa perancangan suatu basis data dipengaruhi oleh kejelian dalam menganalisis sistem yang ingin dihasilkan dan hasil perancangan tersebut akan memberikan pengaruh yang signifikan pada sistem yang dihasilkan. Sebagai contoh sistem informasi berbasis web ini dibangun untuk bisa menampilkan informasi mengenai tumbuhan obat dan kegunaannya. Oleh karena itu basis data yang dibangun dalam sistem informasi ini harus dapat menampung informasi-informasi terkait yang sekiranya sesuai dengan tujuan umum sistem informasi-informasi ini.

(19)

9

Desain Antarmuka

Desain antarmuka merupakan salah satu bagian penting dari suatu sistem informasi. Melalui desain antarmuka inilah pengguna dapat mengetahui lokasi-lokasi informasi yang ingin mereka ketahui. Dalam sistem informasi ini, desain antarmuka dibagi menjadi dua tampilan, yakni tampilan antarmuka untuk pengguna dan tampilan antarmuka untuk administrator sistem informasi.

Tampilan antarmuka, baik untuk pengguna maupun administrator, dibuat semenarik mungkin untuk mempermudah penggunaan aplikasi sistem informasi ini. Bagi pengguna, tampilan antarmuka yang menarik akan memudahkan mereka untuk mencari informasi yang dibutuhkan tanpa memerlukan waktu yang lama. Adapun bagi administrator, tampilan antarmuka yang menarik akan memudahkannya untuk melalukan penambahan dan penghapusan serta pembaruan data. Kemudahan tersebut akan menambah efisiensi kerja administrator sistem informasi tersebut.

(20)

10

Gambar 3 Tampilan halaman awal.

Tampilan halaman awal atau halaman index pengguna dirancang dalam bentuk tabel yang terdiri dari bagian header, bagian kiri, bagian kanan, dan bagian footer (Gambar 3). Bagian header memuat gambar tampilan atas yang berisikan nama sistem informasi dan keterangan lainnya. Bagian kiri berisikan navigasi sistem informasi dan banner link yang akan menghubungkan pengguna ke suatu alamat web ketika pengguna menekan banner tersebut menggunakan kursor. Navigasi yang ditampilkan di bagian kiri berbentuk teks tautan yang akan mengarahkan pengunjung ke halaman lain dalam sistem informasi ini. Terdapat 3 tautan pada bagian kiri (navigasi) yaitu Home, Tentang Situs, dan Hubungi Kami. Bagian kanan dibagi menjadi 3 sub bagian, yaitu welcome message, navigasi modul, dan statistik sistem informasi. Bagian kanan menjadi tempat ditampilkannya informasi-informasi, baik informasi ketika pengunjung menekan teks tautan navigasi di bagian kiri maupun ketika pengunjung menekan tombol navigasi modul.

(21)

11 terdapat dalam basisdata sistem informasi ini. Spesies-spesies yang dimuat dalam sistem informasi berbasis web ini dipilih secara sembarang dengan sumber data berasal dari Buku Acuan Umum Tumbuhan Obat Indonesia Jilid I-X. Tidak ada pertimbangan khusus untuk menentukan kriteria spesies yang akan digunakan sebagai data sampel dalam sistem informasi ini. Tampilan modul “Data Tanaman” dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Tampilan halaman/modul “Data Tanaman”.

Tautan “data” akan mengarahkan pengguna pada halaman yang berisikan deskripsi tumbuhan. Informasi deskripsi tumbuhan yang akan ditampilkan pada pengguna adalah gambar tumbuhan, nama tumbuhan, nama daerah tumbuhan dari berbagai etnis, nama ilmiah, famili, habitus, bagian berguna, deskripsi botani, budidaya, kandungan kimia, dan sifat kimiawi.(Gambar 5)

(22)

12

Tautan “khasiat” akan mengarahkan pengunjung ke halaman lain yang memuat daftar khasiat tumbuhan tersebut. Daftar khasiat ini tersusun dalam tabel yang berisikan nama penyakit yang dapat ditangani dengan tumbuhan tersebut dan tautan yang berisikan ramuannya. (Gambar 6)

Tautan “Lihat Ramuan” akan mengarahkan pengguna ke halaman lain yang berisikan ramuan spesifik untuk menangani/mengobati penyakit dan salah satu bahan ramuannya adalah spesies tersebut. Ramuan ditampilkan dalam bentuk teks paragraf yang berisikan bahan-bahan yang dibutuhkan, takaran, cara pengolahan bahan menjadi ramuan, serta cara pemakaian ramuan tersebut. (Gambar 7)

Modul kedua yang ditampilkan di halaman depan adalah modul “Data Penyakit”. Modul ini merupakan halaman yang berisikan daftar yang berisikan nama penyakit, kategori penyakitnya, dan sebuah tautan. Daftar ini disusun dalam bentuk tabel yang diurutkan berdasarkan nama penyakit. Jumlah nama penyakit yang tersimpan dalam basisdata sistem informasi ini adalah 494 penyakit. Jumlah sebanyak itu disebabkan oleh beberapa hal, antara lain perbedaan penyebutan untuk penyakit yang sama atau mirip. Selain itu juga terdapat beberapa penyakit yang memiliki variasi gejala sehingga dimasukkan dan dianggap sebagai satu jenis penyakit tertentu. Sebagai contoh pada penyakit batuk, penyakit ini memiliki beberapa variasi gejala yang dapat dianggap sebagai penyakit yang berbeda, seperti batuk berdahak, batuk dan muntah darah, batuk darah, batuk disertai sesak,

(23)

13 batuk lendir dan darah, dan lain-lain. Begitu juga halnya pada beberapa jenis penyakit lain. (Gambar 8)

Tautan “Lihat Daftar Ramuan” yang terdapat pada modul ini akan mengarahkan pengguna pada halaman lain yang berisi daftar ramuan untuk penyakit tertentu. Suatu penyakit yang terdata di sistem informasi ini memiliki kemungkinan untuk mempunyai lebih dari satu ramuan. Sebagai contoh ketika pengguna menekan tautan yang terdapat pada baris penyakit batuk. Pengguna akan diarahkan pada halaman yang berisikan daftar ramuan yang dapat digunakan untuk mengatasi penyakit batuk. Penyakit batuk, dalam sistem informasi ini, memiliki 22 ramuan (Gambar 9). Ketersediaan ramuan yang banyak akan memudahkan pengguna untuk mencari ramuan yang paling memungkinkan digunakan, baik atas pertimbangan ketersediaan bahan, kemudahan pembuatan ramuan, maupun pertimbangan lainnya.

(24)

14

Modul selanjutnya yang ditampilkan di halaman depan sistem informasi ini adalah modul “Kategori Penyakit”. Modul ini berisikan daftar kategori penyakit dan tautan yang akan mengarahkan pengguna pada halaman lain yang berisikan daftar penyakit. Ada kemiripan pada halaman ini dan modul “Data Penyakit” yaitu sama-sama memperlihatkan daftar penyakit. Perbedaannya adalah halaman ini berisi daftar penyakit yang berada dalam satu kategori penyakit yang sama, misal penyakit pernafasan. Adapun daftar penyakit yang ditampilkan pada modul “Data Penyakit” merupakan daftar seluruh penyakit yang terdata dalam sistem informasi ini, tidak spesifik berdasarkan salah satu kategori.

Modul “Pencarian” merupakan modul lain yang juga ditampilkan pada halaman depan sistem informasi ini. Modul ini berfungsi untuk membantu pengguna mencari informasi yang lebih spesifik ingin diketahui. Tampilan lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10 Tampilan modul “Pencarian” (atas) dan contoh hasil pencarian (bawah).

Modul “Pencarian” ini dibagi menjadi 3 jenis pencarian, yaitu pencarian pada data tanaman yang didasarkan nama lokal (nama tanaman) atau nama ilmiah, pencarian didasarkan pada nama daerah, dan yang terakhir adalah pencarian berdasarkan nama penyakit (mencari ramuan). Selanjutnya pengguna akan diarahkan pada hasil pencarian. Hasil pencarian untuk pencarian berdasarkan nama tanaman, nama ilmiah, atau nama daerah, berupa halaman daftar tanaman seperti halnya pada modul “Data Tanaman”. Perbedaannya adalah halaman ini berisi daftar yang spesifik mengandung kata kunci yang dimasukkan dalam modul pencarian. Begitu juga halnya dengan pencarian berdasarkan nama penyakit. Pengguna akan diarahkan pada halaman yang berisikan daftar penyakit yang mengandung kata kunci yang dimasukkan dalam modul pencarian.

(25)

15 dalam basisdata sistem informasi. Melalui tampilan antarmuka ini, administrator tidak perlu melakukan aktivitas-aktivitas tersebut dengan mengakses basisdata secara langsung. Akses basisdata secara langsung sangat berbahaya dan rawan bila dilakukan dalam kondisi online karena dapat menjadi celah untuk terjadinya serangan terhadap sistem informasi berbasis web.

Sebelum memasuki bagian tampilan antarmuka administator, administrator akan dihadapkan pada halaman login seperti yang ditunjukkan pada Gambar 11. Administrator harus memasukkan username dan password yang dimilikinya dengan benar. Bila terjadi kesalahan, maka administrator tidak dapat memasuki area admin. Administrator dapat melakukan penambahan, pengubahan, maupun penghapusan data-data melalui halaman administrasi ini. Masing-masing data seperti data tumbuhan, penyakit, ramuan, dan nama daerah, terpisah pada modul-modul administrasi masing-masing. Pemisahan ini berguna untuk memudahkan administrator sistem informasi dalam mengelola data/informasi yang seharusnya ditampilkan atau tidak. Contoh halaman untuk melakukan penambahan data dapat dilihat pada Gambar 12.

(26)

16

Implementasi Sistem

Tingkat kepuasan pengguna merupakan salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan dalam pembangunan sistem informasi ini. Gambaran tingkat kepuasan pengguna diperoleh dengan survei sederhana yang melibatkan 34 orang responden dari berbagai profesi. Pengambilan data survei dilakukan secara online dan offline dengan proporsi 20 orang (59%) secara online dan 14 orang (41%) secara offline. Ragam profesi yang didapat selama survei adalah 7 jenis profesi (tabel 1), yaitu mahasiswa (9 orang), karyawan (8 orang), wiraswasta (5 orang), ibu rumah tangga (6 orang), guru (2 orang), serta pelajar (3 orang) dan tidak bekerja (1 orang).

Pengambilan data survei melalui pengisian kuisioner dilakukan sebanyak dua kali, diselingi dengan review terhadap web sistem informasi tumbuhan obat. Survei pertama dilakukan untuk mengetahui tingkat persepsi dan pengetahuan dasar masyarakat mengenai tumbuhan obat. Adapun survei kedua adalah untuk mengetahui tingkat pengaruh keberadaan web sistem informasi tumbuhan obat yang telah dirancang-bangun terhadap persepsi dan pengetahuan masyarakat secara instan.

Pengambilan data secara online, mulai mengisi kuisioner awal, melakukan review terhadap web, dan mengisi kuisioner akhir, membutuhkan waktu rata-rata 17,83 menit dalam rentang waktu 2 – 55 menit. Pengambilan data secara online dilakukan dengan menyebarkan undangan pengisian survei secara acak kepada masyarakat untuk mengisi kuisioner online dan melakukan review terhadap isi web. Peran jejaring sosial sangat dominan dalam penyebaran undangan ini. Penyebaran undangan dilakukan menggunakan media Facebook yang merupakan salah satu situs jejaring sosial terbesar. Jejaring sosial menjadi alat yang efektif untuk mendapatkan responden yang beragam, baik dari segi usia, jenis kelamin, maupun pekerjaan/profesi.

Pengambilan data secara offline membutuhkan waktu rata-rata 45 menit. Perbedaan waktu ini dikarenakan pada saat pengambilan data secara offline, responden dibimbing mulai pengisian survei awal, review terhadap isi web, sampai pengisian survei akhir/kedua. Berbeda dengan pengambilan data secara online, responden melakukan pengisian survei awal, review terhadap isi web, dan pengisian survei akhir tanpa ada pembimbingan. Dapat dilihat perbedaan signifikat bahwa proses pembimbingan, terutama saat review isi web, memberikan pengaruh terhadap waktu kunjungan responden terhadap keseluruhan isi web.

Tabel 1 Profesi responden

Profesi Jumlah (orang)

Mahasiswa 9

Karyawan 8

Wiraswasta 5

Ibu rumah tangga 6

Guru 2

Pelajar 3

(27)

17 Tingkat ketertarikan masyarakat terhadap tumbuhan obat dapat dilihat dalam Gambar 13. Berdasarkan survei awal, dari 3 opsi jawaban yang diberikan mengenai ketertarikan masyarakat terhadap tumbuhan obat, yaitu: tidak tertarik (tidak berminat untuk mengetahui/tidak peduli), cukup tertarik (sekedar untuk mengetahui informasi-informasi yang bersifat umum), sangat tertarik (berminat untuk mengetahui lebih lanjut informasi-informasi yang lebih mendalam), sebanyak 20 orang (58,82%) menyatakan cukup tertarik, 14 orang (41,18%) menyatakan sangat tertarik, dan tidak seorangpun responden menyatakan tidak tertarik. Setelah responden melakukan review terhadap isi terdapat perubahan komposisi tingkat ketertarikan terhadap tumbuhan obat.

Hasil kuisioner akhir mengenai tingkat ketertarikan terhadap tumbuhan obat, diketahui bahwa sebanyak 18 orang (52,94%) menyatakan cukup tertarik dan 16 orang (47,06%) menyatakan sangat tertarik. Berdasarkan data ini, terlihat ada perubahan tingkat ketertarikan dari awalnya cukup tertarik menjadi sangat tertarik. Perubahan ini mengindikasikan sistem informasi berbasis web ini memberikan pengaruh pada responden yang awalnya hanya tertarik untuk mengetahui informasi yang bersifat umum tentang tumbuhan obat, menjadi memiliki keinginan untuk mengetahui informasi lebih mendalam mengenai tumbuhan obat.

Aspek sumber pengetahuan tentang tumbuhan obat dalam survei ini responden diberikan 4 opsi pilihan, yaitu buku, orang lain (guru, orang tua, kerabat, dll), internet, dan sumber lain (Gambar 14). Melalui survei tersebut diperoleh hasil bahwa opsi yang menjadi rujukan terbanyak sebagai sumber pengetahuan tentang tumbuhan obat adalah orang lain (guru, orang tua, kerabat, dll) sebanyak 18 orang (52,94%). Sisanya sebanyak 11 orang (32,35%) memilih internet dan 5 orang (14,71%) memilih buku sebagai sumber pengetahuan mengenai tumbuhan obat.

Gambar 13 Grafik tingkat ketertarikan responden terhadap tumbuhan obat.

0% 0%

58,82%

52,94%

41,18%

47,06%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70%

Survei Awal Survei Akhir

Tidak Tertarik

Cukup Tertarik

(28)

18

Data di atas menunjukka kearifan lokal secara lisan pa cara yang ampuh untuk mem Hal menarik lain yang dapa sebagai sumber informasi yang dapat menampung inf internet menggeser fungsi Didukung semakin berke mendokumentasikan buku kumpulan data dan inform masih banyak lagi faktor pengetahuan oleh masyaraka

Tingkat pengetahuan awal (Gambar 15) dapat di orang (50%) mengetahui se 11 orang responden (32,35% sisanya sebanyak 6 orang (17,65%

Survei kedua dilakuka web sistem informasi. Sur peningkatan terhadap ting Berdasarkan survei kedua,

Gambar 15 Persentase ting spesies tumbuha

nunjukkan bahwa tradisi untuk mewariskan penget n pada masyarakat saat ini sebenarnya masih m

empertahankan pengetahuan dan kearifan loka pat diperoleh dari data di atas adalah keberadaa si yang mampu menggeser fungsi buku. Sifa g informasi lebih banyak menjadi salah satu al gsi buku sebagai sumber pengetahuan pilihan r

rkembangnya teknologi digital yang memun buku ke dalam bentuk data digital semakin me

rmasi di dalam internet. Selain alasan-alasan r yang menjadikan internet sebagai preferens akat menggeser buku.

huan mengenai spesies tumbuhan obat, berdasarka diketahui bahwa sebagian besar responden seba sedikit spesies tumbuhan obat (1-10 spesies). S

,35%) mengetahui cukup banyak (11-25 spe g (17,65%) mengetahui banyak (>25 spesies).

kukan setelah reponden melakukan review ter urvei kedua dilakukan untuk mengetahui ada ingkat pengetahuan jumlah spesies tumbuha ua, didapatkan hasil bahwa sebanyak 9 orang

ingkat pengetahuan awal responden mengena buhan obat.

(29)

menyatakan tidak ad setelah melakukan re Sebanyak 12 orang (35,2 sedikit (1-5 spesies). menyatakan mendapa Adapun sisa sebany peningkatan pengetahua

Berdasarkan da informasi berbasis w spesies tumbuhan oba Rosmiati (2010) me spesies tumbuhan oba masyarakat. Semakin obat memberikan pelua tengah masyarakat.

Aspek selanjut pengetahuan mengena diketahui bahwa may sedikit khasiat tumbuha (26,47%) memiliki ting 25 khasiat) dan 2 orang tumbuhan obat banyak (

ada peningkatan pengetahuan jumlah spesies n review terhadap isi web sistem informasi t g (35,29%) menyatakan mendapatkan peningkat s). Jumlah terbesar responden sebanyak 11 o apat peningkatan pengetahuan cukup banyak

nyak 2 orang responden (5,88%) menyata tahuan banyak (> 15 spesies) (Gambar 16).

data-data di atas dapat diketahui bahwa pen web ini memberikan peningkatan pengeta obat kepada mayoritas responden sebanyak 25 o

enyatakan bahwa tingkat pengetahuan mas obat berpengaruh pada tingkat pemanfaatan tum kin banyak pengetahuan masyarakat akan spe peluang lebih besar pada pemanfaatan tumbuhan

njutnya yang diperoleh dari survei adala genai jumlah khasiat tumbuhan obat. Melalui sur

ayoritas responden sebanyak 23 orang (67,65% umbuhan obat (1-10 khasiat). Sebanyak 9 or

tingkat pengetahuan khasiat tumbuhan obat cukup orang responden (5,88%) memiliki tingkat penge

yak (> 25 khasiat) (Gambar 17).

ntase tingkat pengetahuan awal responden me tumbuhan obat.

ntase peningkatan pengetahuan responden me tumbuhan obat setelah implementasi sistem inf

(30)

20

Berdasarkan pelaksan responden (32,35%) meny khasiat tumbuhan obat (Ga mendapatkan peningkatan pe khasiat). Sebanyak 3 ora pengetahuan jumlah khasiat sisanya sebanyak 2 ora pengetahuan jumlah khasi pengetahuan mengenai khas pengetahun mengenai spesi bervariasi. Satu spesies tum satu khasiat. Keengganan memilih menggunakan obat tidak mengetahui khasiat tumbuhan obat (Rosmiati 2010)

Aspek selanjutnya ad obat. Berdasarkan survei sebanyak 30 orang (88,24% tumbuhan obat sedikit (1-memiliki tingkat pengetahua orang (5,88%) memiliki ting ramuan) (Gambar 19).

Berdasarkan data sur pengetahuan terhadap ramua yang tidak dengan mudah da dari sudut pandang bahwa berasal atau bertempat tingg yang begitu terbuka berper ada di masyarakat, tidak t Selain itu faktor semakin ba Indonesia turut menjadi pe berada di masyarakat (Setyow

Gambar 18 Persentase peni khasiat tumbuha

ksanaan survei kedua didapati hasil bahwa enyatakan tidak ada peningkatan pengetahua

Gambar 18). Sebanyak 18 orang (52,94%) m n pengetahuan jumlah khasiat tumbuhan obat se orang (8,82%) menyatakan mendapatkan pe siat tumbuhan obat cukup banyak (6-15 khasiat orang (5,88%) mengaku mendapatkan pe asiat tumbuhan obat banyak (> 15 khasiat) hasiat tumbuhan obat tidak seperti halnya denga esies tumbuhan obat. Khasiat tumbuhan obat bi umbuhan obat sangat mungkin untuk memiliki

n masyarakat menggunakan tumbuhan obat bat-obatan modern diduga disebabkan karena m

iat-khasiat penting yang terkandung dalam i 2010).

adalah tingkat pengetahuan jumlah ramuan ei awal dapat diketahui bahwa mayoritas 24%) memiliki tingkat pengetahuan mengena

-10 ramuan). Sedangkan 2 orang responden huan cukup banyak (11-25 ramuan). Sisanya se tingkat pengetahuan ramuan tumbuhan obat ban

survei awal di atas dapat diketahui bahw muan tumbuhan obat merupakan suatu pengeta h dapat dikuasai oleh banyak orang. Terlebih bi

wa responden yang diambil bukanlah respond nggal di daerah terpencil. Arus informasi dan kom peran dalam menggerus tingkat pengetahuan l k terkecuali pengetahuan lokal tentang tumbuha

n banyaknya obat-obatan modern dan berasal penyebab erosi pengetahuan lokal tumbuhan tyowati dan Wardah 2007).

peningkatan pengetahuan responden mengena buhan obat setelah implementasi sistem informa

(31)

Setelah dilaksana responden (29,41%) ramuan obat setelah tumbuhan obat. Seba peningkatan pengetahu 2 orang (5,88%) men ramuan) dan sisanya pengetahuan banyak ( Tidak bisa disangkal

Gambar 20 Persentas

ksanakan survei kedua diperoleh data bahwa seba ) menyatakan tidak ada peningkatan pengeta lah melakukan review terhadap isi web si ebanyak 20 orang responden (58,82%) m tahuan ramuan tumbuhan obat sedikit (1-5 ramua

enyatakan ada peningkatan pengetahuan cukup ya sebanyak 2 orang (5,88%) menyatakan a k (> 15 ramuan) (Gambar 20).

mengenai ramuan tumbuhan obat menjadi ruh pada tingkat mau atau tidaknya masyaraka da umumnya, tingkat pengetahuan mengenai ram

ditambah dengan belum diketahuinya proses buhan obat yang baik oleh masyarakat menjadi fakt

an tumbuhan obat di masyakarat (Rosmiati 2010) sistem informasi berbasis web memberikan pe

tahuan responden terhadap jumlah ramuan t kal bahwa peningkatan pengetahuan jumlah ram ntase peningkatan pengetahuan responden me

n tumbuhan obat setelah implementasi sistem inf

Tidak ada;

(32)

22

obat pada responden mayo peningkatan ini tetap patut penggunaan sistem informa bagi upaya konservasi tu mengenai sistem informas memungkinkan peningkata masyarakat dapat lebih tingg

Tampilan web sistem yang ditanyakan dalam sur menilai tampilan web kuran kaku dan terkesan sangat tampilan web sudah cukup (29,41%) menilai tampilan w

Tampilan web yan Pengunjung web akan lebih informasi, pesan penting, da tersampaikan dengan baik web yang buruk dapat m merasa tidak nyaman, frus pengelola web bisa lebih kekurangan web yang dikunj tampilan tidak bisa dikesam berbasis web.

Aspek ketersediaan da ditanyakan pada responden da orang (58,82%) menyataka informasi sudah lengkap. A disajikan cukup lengkap informasi yang disajikan kur

Gambar 21 Persenta

yoritas berada pada skala sedikit (1-5 ramua patut diapresiasi dan disambut optimis. Secar masi berbasis web ini telah memberikan damp

tumbuhan obat. Apabila upaya penyebaran asi berbasis web ini dapat lebih digencarka atan pengetahuan jumlah ramuan tumbuhan nggi lagi.

tem informasi tumbuhan obat menjadi salah survei kedua. Sebanyak 3 orang responden kurang menarik. Responden menilai bahwa tampi

gat sederhana. Adapun 21 responden (61,76% ukup menarik dan sisanya sebanyak 10 orang

n web menarik (Gambar 21).

ang baik memberikan dampak positif pa bih nyaman dalam menjelajah isi web sehingga , dan manfaat yang ingin disajikan pada pengunj ik (Hakim dan Mutmainah 2003). Sebaliknya

memberikan dampak negatif. Pengunjung w frustasi dan meninggalkan web. Dampak ne ih parah jika pengunjung yang kecewa mem dikunjunginya pada orang lain. Oleh karena

ampingkan dalam pembangunan sebuah sistem n dan kelengkapan informasi merupakan poin

en dalam survei kedua. Mayoritas responden seb kan bahwa informasi yang disajikan dalam w p. Adapun 11 orang (32,35%) menyatakan inform

p dan sisanya sebanyak 3 orang (8,82%) m n kurang lengkap (Gambar 22).

ntase penilaian responden terhadap tampilan we

(33)

Berdasarkan da web yang dibangun da penilaian responden. M tidak sepenuhnya leng sistem informasi berba secara berkala sehin dikemudian hari. Sela untuk memasukkan da tumbuhan obat di Indon

Poin terakhir ya akses. Berdasarkan menyatakan bahwa si dan sisanya sebanyak Tidak ada seorangpun dibangun sulit diakses dapat menyajikan informasi yang cenderung le n. Memang tidak bisa disangkal bahwa informa

engkap secara sempurna. Akan tetapi perlu dipa berbasis web yang dibangun dapat diperbarui

hingga kekurangan informasi yang ada da elain itu kemudahan tersebut juga memungki n data-data informasi hasil penelitian terbaru me

ndonesia belum sepenuhnya diteliti.

yang ditanyakan dalam survei kedua adalah as n hasil survei sebanyak 23 orang respond sistem informasi berbasis web yang dibangun yak 11 orang (32,35%) menyatakan cukup pun responden yang menyatakan web sistem

es (Gambar 23).

data dan gambar di atas dapat diketahui ba n menilai sistem informasi berbasis web ini cende u tidaknya suatu sistem informasi berbasis web

an perangkat keras yang digunakan. Dilihat dar ng dimaksud adalah server yang digunakan pada ntase penilaian responden terhadap kemudaha

informasi.

(34)

24

hosting. Agar mudah diakses, spesifikasi server yang digunakan haruslah prima. Selain dari sisi pengelola, pengguna/pengunjung sistem informasi ini pun harus memperhatikan perangkat keras yang digunakan disamping faktor penyedia layanan internet yang digunakan. Kemampuan akses dari perangkat berbeda bisa memberikan dampak yang berbeda juga. Pengguna yang menggunakan perangkat komputer, baik Personal Computer (PC) maupun laptop/notebook, dan perangkat tambahan seperti modem, kabel lan, ataupun WiFi, akan mendapatkan kemampuan akses yang berbeda dengan pengguna yang menggunakan perangkat seperti Handphone, Smartphone, atau Tablet.

Respon balik dari responden diperoleh melalui isian saran pada kuisioner yang disediakan. Secara garis besar, saran yang diberikan dapat dibagi ke dalam dua bagian, yakni saran mengenai konten sistem informasi dan saran mengenai sistem informasi secara keseluruhan. Saran mengenai konten antara lain untuk melengkapi data-data yang masih kurang lengkap, penggunaan gambar yang lebih banyak untuk tiap spesies yang diidentifikasikan, serta pencantuman literatur-literatur terkait untuk memperkuat nilai informasi yang disampaikan. Adapun saran mengenai sistem informasi secara umum antara lain penyederhanaan navigasi untuk menampilkan informasi pada pengguna, perbaikan tampilan agar lebih dinamis dan tidak terkesan monoton, serta sosialisasi keberadaan sistem informasi yang lebih luas untuk menjangkau masyarakat lebih banyak lagi. Responden juga memberikan tanggapan positif mengenai keberadaan sistem informasi ini. Menurut responden keberadaan sistem informasi ini bermanfaat karena memberikan informasi yang dapat diaplikasikan dikehidupan sehari-hari.

Perawatan Sistem

Evaluasi Kuisioner

Perawatan sistem dilakukan untuk memastikan sistem informasi yang dibuat dapat berjalan dengan baik setelah tahapan tes dan implementasi. Perawatan sistem dapat dilakukan berdasarkan umpan balik pengguna yang didapat melalui kuisioner saat implementasi sistem. Selain itu perawatan sistem juga dapat dilakukan berdasarkan pengamatan pribadi terhadap kinerja sistem.

(35)

25

Kebijakan Pembatasan Akses

Kebijakan mengenai transfer/akses terhadap data-data yang terdapat di dalam sistem informasi perlu dikaji lebih dalam. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data-data yang berasal dari berbagai penelitian yang kemudian dihimpun dalam Buku Acuan Umum Tumbuhan Obat Indonesia, yang mana jilid I-V merupakan hasil kerjasama antara Fakultas Kehutanan UGM dengan Yayasan Sarana Wana Jaya serta jilid VI-X merupakan hasil kerjasama antara Fakultas Kehutanan IPB dengan Yayasan Sarana Wana Jaya. Data-data yang berasal dari buku tersebut dan digunakan dalam pembangunan sistem informasi ini merupakan data yang penting dan dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian yang lebih lanjut.

Keberadaan sistem informasi tumbuhan obat yang telah dibangun disatu sisi bermanfaat sebagai media dokumentasi sekaligus sebagai sarana untuk menyebarkan informasi tumbuhan obat secara lebih luas dan efisien kepada masyarakat. Disisi lain keberadaan sistem informasi ini juga dapat memberikan dampak negatif karena sifat aksesnya yang terbuka dan dapat dijangkau oleh seluruh orang di dunia selama terhubung dengan jaringan internet. Dikatakan negatif karena data-data yang terdapat di dalam sistem informasi ini dapat dengan mudah diakses oleh berbagai pihak yang berkepentingan dan kemudian dijadikan sebagai bahan referensi/acuan penelitian maupun komersial.

Perlindungan terhadap data-data yang terdapat di dalam sistem informasi mutlak diperlukan sebagai wujud komitmen terhadap perlindungan kekayaan intelektual dan pengetahuan tradisional. Subagyo (2001) dalam Subroto dan Suprapedi (2001) menjelaskan bahwa dalam penelusuran di Database Paten Eropa sedikitnya ada 41 paten yang dimiliki oleh Jepang menggunakan bahan dari Indonesia dan kemungkinan berasal dari pengetahuan tradisional Indonesia juga. Paten-paten tersebut antara lain dibidang farmasi, kosmetika, dan makanan. Tidak menutup kemungkinan bahwa ada negara lain yang melakukan hal yang sama dan komersialisasi semacam ini tidak mendatangkan keuntungan dan manfaat sedikitpun bagi Indonesia bahkan berpotensi merugikan. Pencurian data semacam ini terjadi karena tidak adanya kontrol dan perlindungan terhadap kekayaan intelektual dan pengetahuan tradisional yang banyak terdapat di negeri ini.

(36)

26

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dihasilkanlah suatu rancang bangun sistem informasi berbasis web mengenai tumbuhan obat. Sistem informasi ini dapat berjalan dengan baik di internet dan telah diimplementasikan pada masyarakat. Data yang digunakan dalam sistem informasi ini bersumber dari buku Koleksi Tumbuhan Obat Indonesia jilid I-XI. Jumlah spesies yang digunakan sebagai contoh data dalam sistem informasi ini 181 spesies.

Mengenai tingkat ketertarikan masyarakat terhadap tumbuhan obat, terdapat peningkatan setelah implementasi sistem informasi yang dibuat dibanding sebelum implementasi. Peningkatan ini menunjukkan bahwa sistem informasi yang dibuat memberikan pengaruh terhadap tingkat ketertarikan masyarakat pada tumbuhan obat. Selain itu masyarakat juga aktif dalam memberikan respon balik dari adanya sistem informasi ini. Kelengkapan data, perbaikan tampilan, dan sosialiasi yang lebih luas merupakan beberapa contoh masukan yang diberikan oleh masyarakat terhadap sistem informasi ini.

Diperlukan adanya pembatasan akses terhadap data-data tertentu yang penting dan sensitif seperti data habitus, detail cara budidaya, dan detail ramuan. Pembatasan akses diperlukan karena data-data tersebut berpotensi untuk diteliti lebih lanjut, dikomersialkan, dan dipatenkan oleh pihak lain yang berkepentingan. Pembatasan akses dimaksudkan sebagai wujud perlindungan terhadap kekayaan intelektual dan pengetahuan tradisional masyarakat.

Saran

Perlu dilakukan pengembangan lebih lanjut untuk meningkat performa sistem informasi selanjutnya. Pengembangan yang perlu dilakukan antara lain pelengkapan serta penambahan data tumbuhan obat, perbaikan terhadap tampilan sistem. Selain itu, sebelum disosialisasikan luas pada masyarakat, perlu juga dirumuskan suatu mekanisme perlindungan kekayaan intelektual terhadap data-data yang terdapat di dalam sistem informasi. Perlindungan dimaksudkan agar pengetahuan tradisional yang ditampilkan tidak dimanfaatkan dan dikomersialisasikan oleh pihak lain yang berkepentingan sehingga berpotensi merugikan masyarakat pemiliki pengetahuan tradisional, peneliti yang telah menghimpun data, dan kedaulatan negara.

DAFTAR PUSTAKA

(37)

27 Tropika Indonesia. Bogor (ID): Jurusan KSH Fakultas Kehutanan IPB dan Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN)

Godbole AS, Kahate A. 2002. Web Technologies TCP/IP Architecture, and Java Programming. New Delhi (IN): Tata McGraw-Hill

Hakim L, Mutmainah S. 2003. Rahasia dan Trik Mendesain Situs Cantik. Jakarta (ID): Elex Media Komputindo.

Muthu C, Ayyanar M, Raja N, Ignacimuthu S. 2006. Medicinal Plants Used by Traditional Healers in Kancheepuram District of Tamil Nadu, India. Journal of Ethnobiology and Ethnomedicine [Internet]. [diunduh 2009 Des 29]; 2 (43). Tersedia pada: http:// www.ethnobiomed.com/content/2/1/43

Newman F. 2002. Singkat Tepat Jelas Mengamankan Web Server dari Serangan Hacker/Cracker. Jakarta (ID): Elex Media Komputindo.

O’Brien JA. 2005. Introduction to Information System. Arizona (US): McGraw Hill.

Pramesthi AY. 2008. Kajian Etnofitomedika dan Potensi Tumbuhan Obat di Taman Nasional Gunung Rinjani (Studi Kasus di Desa Montong Betok, Kecamatan Montong Gading, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Rochim T. 2002. Sistem Informasi. Bandung (ID): Penerbit ITB.

Rostiana O, Abdullah A, Wahid P. 1992. Penelitian Plasma Nutfah Tanaman Obat. Di dalam Prosiding Forum Komunikasi Ilmiah Hasil Penelitian Plasma Nutfah dan Budidaya Tanaman Obat. Bogor (ID): Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri.

Rudjiman, Adriyani DT, Indriyanto, Wiyono, Fauzie L, Nuranida I, Saraswati R. 2003. Buku Acuan Umum Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid I. Jakarta (ID): Yayasan Sarana Wana Jaya.

__________________________________________________. 2003. Buku Acuan Umum Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid II. Jakarta (ID): Yayasan Sarana Wana Jaya.

__________________________________________________. 2003. Buku Acuan Umum Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid III. Jakarta (ID): Yayasan Sarana Wana Jaya.

__________________________________________________. 2003. Buku Acuan Umum Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid IV. Jakarta (ID): Yayasan Sarana Wana Jaya.

__________________________________________________. 2003. Buku Acuan Umum Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid V. Jakarta (ID): Yayasan Sarana Wana Jaya.

Sanjaya R. 2006. Sistem Informasi Tumbuhan dan Tanaman Berkhasiat Obat Berbasis Compact Disc-Read Only Memory (CD-ROM) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Satzinger J, Jackson R, Burd S. 2007. System Analysis and Design in a Changing World, Fourth Edition. Boston (US): Thomson Course Technology.

(38)

28

Sidik B. 2005. MySQL Untuk Pengguna, Administrator, dan Pengembangan Web. Bandung (ID): Informatika.

Stair R, Reynolds G. 2010. Fundamentals of Information Systems. Boston (US): Cengage Learning.

Subroto MA, Suprapedi. 2001. Aspek-Aspek Hak Kekayaan Intelektual dalam Penyusunan Perjanjian Penelitian dengan Pihak Asing Di Bidang Biologi [Internet].[Diunduh 2013 Mei 21]. Tersedia pada: www.jaist.ac.jp/~witarto/paper/peneliti_asing.pdf

Walujo EB. 2008. Research Ethnobotany in Indonesia and the Future Perspective [review]. Biodiversitas. 9(1):59-63.

Williams B, Sawyer S. 2003. Using Information Technology A Practical Introduction to Computers & Communication. New York (US): McGraw-Hill. Williams LAD. 2006. Ethnomedicine [editorial]. West Indian Med J. 55(4):215. Windadri FI, Rahayu M, Uji T, Rustiami H. 2006. Pemanfaatan Tumbuhan

sebagai Bahan Obat oleh Masyarakat Lokal Suku Muna di Kecamatan Wakarumba, Kabupaten Muna, Sulawesi Utara. Biodiversitas. 7(4):333-339. Zuhud EAM, Ekarelawan, Riswan S. 1994. Hutan Tropika Indonesia Sebagai

Sumber Keanekaragaman Plasma Nutfah Tumbuhan Obat. Di dalam: Zuhud EAM, Haryanto, editor. Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia. Bogor (ID): Jurusan KSH Fakultas Kehutanan IPB dan Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN)

Zuhud EAM, Siswoyo, Sandra E, Hikmat A, Adhiyanto E. 2003. Buku Acuan Umum Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid VI. Jakarta (ID): Yayasan Sarana Wana Jaya.

__________________________________________________. 2003. Buku Acuan Umum Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid VII. Jakarta (ID): Yayasan Sarana Wana Jaya.

__________________________________________________. 2003. Buku Acuan Umum Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid VIII. Jakarta (ID): Yayasan Sarana Wana Jaya.

__________________________________________________. 2003. Buku Acuan Umum Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid IX. Jakarta (ID): Yayasan Sarana Wana Jaya.

__________________________________________________. 2003. Buku Acuan Umum Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid X. Jakarta (ID): Yayasan Sarana Wana Jaya.

(39)

29 Lampiran 1 Daftar jenis tumbuhan obat yang digunakan sebagai contoh data

No. Nama Tanaman Nama Ilmiah Tanaman Famili

1 Alang-alang Imperata cylindrica Poaceae

2 Alamanda Allamanda cathartica Apocynaceae

3 Alpukat Persea gratissima Lauraceae

4 Andong Cordyline fruticosa Liliaceae

5 Anggur Vitis vinifera Vitaceae

6 Angsana Pterocarpus indicus Fabaceae

7 Arben hutan Rubus reflexus Rosaceae

8 Awar-awar Ficus septicum Moraceae

9 Bambu kuning Gigantolochloa apus Poaceae

10 Bandotan Ageratum conyzoides Asteraceae

11 Bangle Zingiber purpureum Zingiberaceae

12 Batrawali Tinospora crispa Menispermaceae

13 Bawang merah Allium cepa Liliaceae

14 Bawang putih Allium sativum Liliaceae

15 Bayam Merah Amaranthus tricolor Amaranthaceae

16 Bayam Duri Amaranthus spinosus Amaranthaceae

17 Begonia Begonia fimbristipulata Begoniaceae

18 Belimbing manis Averrhoa carambola Oxalidaceae 19 Belimbing wuluh Averrhoa bilimbi Oxalidaceae

20 Beluntas Pluchea indica Asteraceae

21 Benalu Loranthus parasiticus Loranthaceae

22 Beringin Ficus benjamina Moraceae

23 Baroco Celosia argentea Amaranthaceae

24 Bugenvil Bougainvillea glabra Nyctaginaceae

25 Bunga Kenop Gomphrena globosa Amaranthaceae

26 Bunga Kertas Zinnia elegans Asteraceae

27 Bunga Lilin Pachytachys lutea Acanthaceae

28 Bunga Pagoda Clerodendrum japonicum Verbenaceae

29 Bunga Tasbih Canna indica Cannaceae

30 Cabai Merah Capsicum annum Solanaceae

31 Cabai rawit Capsicum frutescens Solanaceae

32 Calingcing Oxalis barrelieri Oxalidaceae

33 Ceguk Quisqualis indica Combretaceae

34 Randa nunut Drymaria cordata Caryophyllaceae

35 Cengkeh Syzygium aromaticum Myrtaceae

36 Ceremai Phyllanthus acidus Euphorbiaceae

37 Cincau rambat Cylea barbata Menispermaceae

38 Ciplukan Physalis angulata Solanaceae

39 Dadap serep Erythrina lithosperma Papilionaceae

40 Daruju Acanthus ilicifolius Acanthaceae

(40)

30

Lampiran 1 Daftar jenis tumbuhan obat yang digunakan sebagai contoh data (lanjutan)

No. Nama Tanaman Nama Ilmiah Tanaman Famili

42 Daun suji Pleomele angustifolia Liliaceae

43 Daun sendok Plantago major Plantaginaceae

44 Daun ungu Graptophyllum pictum Acanthaceae

45 Delima Punica granatum Lithraceae

46 Drakaena Dracaena sanderiana Agavaceae

47 Dringo Acorus calamus Araceae

48 Durian Durio zibethinus Bombacaceae

49 Pohon Merah Euphorbia pulcherrima Euphorbiaceae

50 Ganyong Canna edulis Cannaceae

51 Iris kuning Iris tectorum Iridaceae

52 Jahe Zingiber officinale Zingiberaceae

53 Jambu air Syzygium aqueum Myrtaceae

54 Jambu biji Psidium guajava Myrtaceae

55 Jambu monyet Anacardium occidentale Anacardiaceae

56 Jarak Ricinus communis Euphorbiaceae

57 Jarak pagar Jathropha curcas Euphorbiaceae

58 Jarong Achyranthes aspera Amaranthaceae

59 Jati belanda Guazuma ulmifolia Verbenaceae

60 Iler Coleus scutellariodes Labiateae

61 Jengger ayam Celosia cristata Amaranthaceae

62 Jeruk bali Citrus maxima Rutaceae

63 Jeruk manis Citrus aurantium Rutaceae

64 Jeruk nipis Citrus aurantifolia Rutaceae

65 Jeruk purut Citrus hystrix Rutaceae

66 Jukut pendul Kyllinga monocephala Cyperaceae

67 Kaca piring Gardenia augusta Asteraceae

68 Kacang tanah Arachis hypogaea Fabaceae

69 Kaliandra Calliandra haematocephala Fabaceae 70 Sawi tanah Nasturtium montanum Brassicaceae

71 Kamboja Plumeria rubra Apocynaceae

72 Kangkung Ipomea aquatica Convolvulaceae

73 Karuk Piper sarmentosum Piperaceae

74 Katuk Sauropus androginus Euphorbiaceae

75 Kayu manis Cinnamomum burmannii Lauraceae

76 Kedondong Lannea grandis Anacardiaceae

77 Kedondong laut Nothopanax fruticosum Araliaceae

78 Keji beling Seriocalyx crispus Acanthaceae

79 Keladi hias Caladium bicolor Araceae

80 Keladi tikus Typhonium flagelliforme Araceae

81 Kelapa Cocos nucifera Arecaceae

(41)

31 Lampiran 1 Daftar jenis tumbuhan obat yang digunakan sebagai contoh data

(lanjutan)

No. Nama Tanaman Nama Ilmiah Tanaman Famili

83 Kembang coklat Zephyranthes candida Amaryllidaceae 84 Kembang merak Caesalpinia pulcherrima Fabaceae 85 Kembang pukul empat Mirabilis jalapa Nyctaginaceae 86 Kembang sepatu Hibiscus rosa-sinensis Malvaceae

87 Kembang teleng Clitoria ternatea Fabaceae

88 Kemukus Piper cubeba Piperaceae

89 Kemuning Murraya paniculata Rutaceae

90 Kenanga Cananga odorata Annonaceae

91 Kencur Kaempferia galanga Zingiberaceae

92 Ketapang Terminalia catappa Combretaceae

93 Ketepeng cina Cassia alata Fabaceae

94 Ki koneng Arcangelisia flava Menispermaceae

95 Ki tolod Isotoma longiflora Campanulaceae

96 Kluwih Artocarpus communis Moraceae

97 Kopi Coffea robusta Rubiaceae

98 Krokot Portulaca oleraceae Portulacaceae

99 Kucing-kucingan Acalypha indica Euphorbiacea 100 Kumis kucing Orthosiphon aristatus Lamiaceae

101 Kunyit Curcuma domestica Zingiberaceae

102 Labu merah Cucurbita moschata Cucurbitaceae

103 Lada Piper nigrum Piperaceae

104 Lempuyang pahit Zingiber americans Zingiberaceae

105 Lengkuas Alpinia galanga Zingiberaceae

106 Leunca Solanum nigrum Solanaceae

107 Lidah buaya Aloe vera Liliaceae

108 Lidah mertua Sansevieria trifasciata Agavaceae

109 Lobak Raphanus sativus Brassicaceae

110 Mahkota dewa Phaleria macrocarpa Thymelaeaceae

111 Mahoni Swietenia mahagoni Meliaceae

112 Mangga Mangifera indica Anacardiaceae

113 Mangkokan Nothopanax scutellarium Araliaceae

114 Markisa Passiflora edulis Passifloraceae

115 Mawar Rosa chinensis Rosaceae

116 Melati Jasminum sambac Oleaceae

117 Melinjo Gnetum gnemon Gnetaceae

118 Mengkudu Morinda citrifolia Rubiaceae

119 Meniran Phyllanthus ninuri Euphorbiacea

120 Mentimun Cucumis sativus Cucurbitaceae

121 Nanas Ananas comosus Bromeliaceae

122 Nanas kerang Rhoeo discolor Commelinaceae

(42)

32

Lampiran 1 Daftar jenis tumbuhan obat yang digunakan sebagai contoh data (lanjutan)

No. Nama Tanaman Nama Ilmiah Tanaman Famili

124 Nona makan sirih Clerodendron thomsonae Verbenaceae

125 Oyong Luffa cylindrical Cucurbitaceae

126 Pacar air Impatiens balsamina Balsaminaceae

127 Pacing Costus speciosus Zingiberaceae

128 Pala Myristica fragrans Myristicaceae

129 Pandan wangi Pandanus amaryllifolius Pandanaceae 130 Patah tulang Euphorbia tirucalli Euphorbiaceae 131 Patikan cina Euphorbia thymifolia Euphorbiaceae

132 Patikan kebo Euphorbia hirta Euphorbiaceae

133 Pegagan Centella asiatica Apiaceae

134 Pepaya Carica papaya Cariccaceae

135 Petai china Leucaena leucocephala Fabaceae 136 Pohon sig-sag Pedilanthus tithymaloides Euphorbiaceae

137 Pulai Alstonia scholaris Apocynaceae

138 Pulutan Urena lobata Malvaceae

139 Putri malu Mimosa pudica Mimosaceae

140 Rambutan Nephelium lappaceum Sapindaceae

141 Rumput bambu Pogonatherum crinitum Poaceae 142 Rumput mutiara Hedyotis corymbosa Rubiaceae

143 Saga Abrus precatorius Fabaceae

144 Salam Syzygium polyanthum Myrtaceae

145 Sambang colok Aerva sanguinolenta Acanthaceae 146 Sambang darah Excoecaria cochinchinensis Euphorbiaceae 147 Sambiloto Andrographis paniculata Acanthaceae

148 Sawi langit Vernonia cinerea Asteraceae

149 Semanggi Marsilea crenata Marsileaceae

150 Semanggi gunung Hydrocotyle sibthorpioides Apiaceae

151 Sembung Blumea balsamifera Asteraceae

152 Senggani Melastoma malabathricum Melastomataceae

153 Sereh Cymbopogon nardus Poaceae

154 Sidaguri Sida rhombifolia Malvaceae

155 Simbar menjangan Platycerum bifucartum Polypodiaceae

156 Sirih Piper betle Piperaceae

157 Sirsak Annona muricata Annonaceae

158 Sisik naga Drymoglossum piloselloides Polypodiaceae

159 Soka Ixora coccinea Rubiaceae

160 Som jawa Talinum paniculatum Portulacaceae

161 Sosor bebek Kalanchoe pinnata Crassulaceae

162 Sri rejeki Dieffenbachia seguine Araceae

163 Srikaya Annona squamosa Annonaceae

Gambar

Grafik tingkat ketertarikan responden terhadap tumbuhan obat
Gambar 1 Siklus pengembangan hidup sistem (modifikasi dari Satzinger et al. 2007).
Gambar 2 Skema basis data yang digunakan pada sistem informasi ini.
Gambar 3 Tampilan halaman awal.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bab ketiga membahas tentang laporan penelitian dan temuan data, dalam bab ini melaporkan segala kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan penelitian baik mengenai data-data

Dari berbagai macam pengertian dari pembangunan maka dapat disimpulkan bahwa pembangunan merupakan suatu upaya yang melibatkan masyarakat untuk melakukan proses perubahan dan

Pada tahun 2015, Setjen Wantannas melaksanakan berbagai program dan kegiatan strategis sesuai dengan tugas dan fungsinya di bidang pembinaan ketahanan nasional, yaitu

JURUSAN FISIKA FMIPA UM Hari/ Tanggal Jam ke Mata Kuliah Off Kelas/.. Angkatan

Penelitian ini memiliki keterbatasan karena penelitian ini hanya mengukur persepsi penumpang dengan pertanyaan ya/tidak dengan skala nominal, untuk peneliti selanjutnya

Hampir segala macam serbuk dapat dipakai sebagai penyerap pada kromatografi lapis tipis, akan tetapi yang paling umum digunakan adalah silika gel (asam silikat),

“Kepariwisataan Budaya Bali memiliki hubungan yang sangat kuat dan berlandaskan Kebudayaan Bali. Ajaran Agama Hindu dan falsafah Tri Hita Karana dijadikan

Dari hasil angket dan wawancara (Rabu, 20 Januari 2010) penulis kepada responden yang mewakili responden lain pada saat siswa mengembalikan kuesioner yang telah diisi, tanggapan