• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Markov untuk Pengambilan Keputusan Medis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Model Markov untuk Pengambilan Keputusan Medis"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Anggriya, Nova. 2009. Aplikasi Rantai Markov Multivariat Pada Network

Genetik. Skripsi. Departemen Matematika, FMIPA USU. Medan.

Bagus Pratanggapati Kusumobroto. 2010. “Rantai Markov dan Aplikasinya Sebagai Bagian dari Ilmu Probabilitas“.Makalah II2092 Probabilitas dan Statistik – Sem. I Tahun 2010/2011 pada Pogram Studi Sistem dan Teknologi Informasi Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Teknologi Bandung,

Hartley, R., Thomas, L. C., dan D. J. White. 1980. Recent Developments in Markov Decision Processes. New York, London: ACADEMIC PRESS INC.

James, PA.; Oparil, S.; Carter, BL.; Cushman, WC.; Dennison-Himmelfarb, C.;

Handler, J.; Lackland, DT.; Lefevre, ML.; et al. (Dec 2013). "2014

Evidence-Based Guideline for the Management of High Blood Pressure in

Adults: Report From the Panel Members Appointed to the Eighth Joint

National Committee (JNC 8)". JAMA

Nafihah, Zuhan. 2013. Aplikasi Rantai Markov dalam Menganalisis Probabilitas

Perpindahan Merek Susu Balita (Studi Kasus pada Konsumen di Kompleks

Maduraja Distrik Manokwari Barat) Skripsi. Program Studi Matematika

Jurusan Matematika dan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Papua Manokwari

Nugroho, Arifin. 2009. Teori Antrian Markovian: Pendekatan Praktis. Jakarta:

Penerbit Universitas Trisakti.

Papoulis, Athanasios dan S. Unnikrishna Pillai. 2002. PROBABILITY, RANDOM VARIABLES, AND STOCHASTIC PROCESSES, FOURTH EDITION.

(2)

Tamudia. Djini, Langi. Johanes, dan Julia Titaley. 2014. “Analisis Rantai Markov Untuk Memprediksi Perpindahan Merek Shampoo Di Hypermart Swalayan Manado Town Square” JdC, Vol . 3, No. 1, Maret, 2014

VladBarbu,NikolaosLimnios; Semi-Markov Chains(BookFi.org)

Wai-KiChing,MichaelK.Ng; Markov Chains_Model (BookFi.org)

Wilson, G. (2001) Problem Solving and Decision Making. New Delhi: Kogan Page India PVT.LTD.

http://tanamanobatherbalkeluarga.blogspot.co.id/2015/12/hipertensi-tekanan-darah-tinggi.html

http://www.indexmundi.com/g/g.aspx?c=id&v=26

http://www.pusdatin.kemkes.go.id/

http://www.worldlifeexpectancy.com/cause-of-death/hypertension/by-country/

(3)

BAB 3

PEMODELAN RANTAI MARKOV UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEDIS

Pada bab ini dibahas pemodelan rantai markov untuk pengambilan keputusan

medis. Pemodelan rantai markov digunakan untuk mengetahui seberapa besar

probabilitas penyakit hipertensi penduduk Indonesia. Probabilitas akan diketahui

dengan menghitung data-data statistik.

Menurut data Population Pyramid of the World,jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2015 diperkirakan berjumlah sekitar 255.708.000 orang (sumber:

http://populationpyramid.net/indonesia/2015/).

Hipertensi merupakan penyakit seumur hidup dan tidak dapat sembuh total.

Hipertensi pada awalnya tidak menimbulkan gejala, tetapi tekanan darah yang

tidak kunjung turun dapat menyebabkan naiknya resiko penyakit lain, seperti

serangan jantung, stroke, penyakit ginjal dan penyakit-penyakit yang berkaitan

dengan jantung dan pembuluh darah. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa

peluang sembuh hipertensi adalah 0% (James, PA.; Oparil, S.; Carter, BL.;

Cushman, WC.; Dennison-Himmelfarb, C.; Handler, J.; Lackland, DT.; Lefevre,

ML.; et al., 2013).

Diketahui : - Dari HIPERTENSI ke SEHAT = 0 orang

Menurut Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI

(http://www.pusdatin.kemkes.go.id/), prevalensi hipertensi terhadap penduduk

Indonesia pada tahun 2007 adalah sebesar 31,7%. Sedangkan pada tahun 2013

terjadi penurunan menjadi 25,8%. Prevlensi hipertensi turun sebanyak 5,9%

dalam jangka 6 tahun, sehingga dirata-ratakan penurunannya adalah sekitar

0,9833% per tahun. Maka dari itu, diperkirakan tingkat prevalensi hipertensi di

(4)

prevalensi hipertensi di Indonesia pada tahun 2015 yaitu sekitar 60.943.910 orang,

di mana total pada tahun 2014 (penduduk tahun 2014 berjumlah sekitar

252.701.600 orang; persentase 24,8167%) sekitar 62.712.198 orang.

Diketahui : - Dari SEHAT ke HIPERTENSI = 60.943.910 orang

- Dari HIPERTENSI ke HIPERTENSI = 62.712.198 orang

Gambar 3.1 rata-rata kematian di Indonesia.

Sumber: http://www.indexmundi.com/g/g.aspx?c=id&v=26

Jika dilihat berdasarkan gambar di atas, diperkirakan rata-rata kematian

pada tahun 2015 sekitar 6,375 per 1000 orang, maka jumlah kematian penduduk

Indonesia secara keseluruhan sekitar 164.900 orang.

Berdasarkan data pada tahun 2011, diketahui bahwa rata-rata kematian

penderita hipertensi yaitu 27,8 per 100.000 kematian (sumber:

http://www.worldlifeexpectancy.com/indonesia-hypertension). Berdasarkan data

tersebut, maka jumlah total kematian untuk penderita hipertensi sekitar 71.018

6,24 6,25 6,26 6,27 6,28 6,29 6,3 6,31 6,32 6,33 6,34 6,35

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

(5)

orang. Dari perhitungan di atas, maka jumlah total kematian dari penduduk yang

sehat sekitar 93.882 orang.

Diketahui : - Dari SEHAT ke MATI = 93.882 orang

- Dari HIPERTENSI ke MATI = 71.108 orang

Data-data di atas kemudian disusun dalam bentuk tabel seperti di bawah ini.

Tabel 3.1 Data populasi Indonesia terhadap penyakit hipertensi tahun 2015

SEHAT HIPERTENSI MATI

SEHAT 194.670.208 60.943.910 93.882

HIPERTENSI 0 62.712.198 71.018

MATI 0 0 164.900

Untuk probabilitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.2 Data probabilitas penyakit hipertensi di Indonesia tahun 2015

SEHAT HIPERTENSI MATI

SEHAT 0,7613 0,2383 0,0004

HIPERTENSI 0 0,9971 0,0029

MATI 0 0 1

Matriks transisinya adalah :

[

]

(6)

Di sini penulis ingin menunjukkan berapa lama waktu untuk semua

penduduk Indonesia terkena hipertensi (satuan waktu adalah tahun). Dengan

persamaan 2.1, yaitu (dapat menggunakan kalkulator matriks:

https://matrixcalc.org/en/), didapatlah hasil sebagai berikut:

[

]

[

]

[

]

[

]

[ ]

[

]

(7)

Di sini dapat terlihat bahwa dalam waktu sekitar 37 tahun, semua penduduk

yang masih hidup (di mana penduduk hanya yang didata sebelumnya, tanpa

menghitung penduduk yang baru lahir setelah state berjalan) akan menderita

hipertensi. Dengan demikian, diperlukan sebuah keputusan medis untuk

(8)

BAB 4

PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEDIS

Berdasarkan hasil pembahasan pada bab 3, maka tindakan pencegahan untuk

mengurangi probabilitas hipertensi pada masa depan perlu diputuskan. Telah

diketahui bahwa probabilitas penduduk Indonesia dari sehat menjadi penderita

hipertensi adalah 0,2383. Faktor-faktor penyebab hipertensi yang diketahui

persentasenya, baik dalam probabilitas maupun dalam jumlah penduduk, adalah

sebagai berikut:

1. Keturunan (diperkirakan 25% – 60%; sumber:

http://gejaladarahtinggi.com/faktor-resiko-hipertensi/)

2. Usia (di atas 65 tahun, sekitar 5,3% dari penduduk Indonesia; sumber:

http://populationpyramid.net/indonesia/2015/)

3. Pola makan yang buruk (asupan garam 5 gr/hari – 15 gr/hari, sekitar 15%

– 20%; sumber: http://www.smallcrab.com/kesehatan/511-faktor-resiko-hipertensi-yang-dapat-dikontrol)

4. Berat badan berlebih (diketahui 2,4% pada 2001 dan 4,8% pada 2008 dari

total populasi, maka diperkirakan sekitar 7,2% pada 2015,

sumber:http://www.indexmundi.com/g/g.aspx?c=id&v=2228)

5. Kondisi penyakit lain, dikenal sebagai hipertensi sekunder (diketahui

sekitar 5%; sumber: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19585906)

Berdasarkan faktor-faktor yang telah disebutkan, maka dapat dibuat tabel di

mana faktor 1 (keturunan) dan 3 (pola makan yang buruk) berada pada

(9)

Tabel 4.1 probabilitas faktor berdasarkan populasi (faktor 1 dan 3 minimum)

HIPERTENSI

Faktor 1 Faktor 2 Faktor 3 Faktor 4 Faktor 5 Total

SEHAT 25 5,3 15 7,2 5 57,5

Untuk probabilitas faktor berdasarkan totalnya, maka dapat dibuat tabel sebagai

berikut:

Tabel 4.2 probabilitas faktor berdasarkan total terjadinya hipertensi

(faktor 1 dan 3 minimum)

HIPERTENSI

Faktor 1 Faktor 2 Faktor 3 Faktor 4 Faktor 5

SEHAT 0,4348 0,0922 0,2609 0,1252 0,0869

Selanjutnya untuk probabilitas (dengan faktor 1 dan 3 berada pada

probabilitas minimum) faktor berdasarkan probabilitas dari SEHAT ke

HIPERTENSI (dari tabel 3.2, yaitu 0,2383) adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3 probabilitas faktor berdasarkan probabilitas hipertensi

(faktor 1 dan 3 minimum)

HIPERTENSI

Faktor 1 Faktor 2 Faktor 3 Faktor 4 Faktor 5 Total

SEHAT 0,0201 0,0356 0,1007 0,0483 0,0336 0,2383

Matriks transisinya adalah sebagai berikut:

(10)

Kemudian dibuat tabel berdasarkan faktor-faktor, di mana berdasarkan

probabilitas maksimum terhadap faktor 1 dan 3, sebagai berikut:

Tabel 4.4 probabilitas faktor berdasarkan populasi (faktor 1 dan 3 maksimum)

HIPERTENSI

Faktor 1 Faktor 2 Faktor 3 Faktor 4 Faktor 5 Total

SEHAT 60 5,3 20 7,2 5 97,5

Untuk probabilitas faktor berdasarkan totalnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5 probabilitas faktor berdasarkan total terjadinya hipertensi

(faktor 1 dan 3 maksimum)

HIPERTENSI

Faktor 1 Faktor 2 Faktor 3 Faktor 4 Faktor 5

SEHAT 0,6154 0,0544 0,2051 0,0738 0,0513

Untuk probabilitas faktor (dengan faktor 1 dan 3 berada pada probabilitas

maksimum) berdasarkan probabilitas dari SEHAT ke HIPERTENSI (dari tabel

3.2, yaitu 0,2383) adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6 probabilitas faktor berdasarkan probabilitas hipertensi

(faktor 1 dan 3 maksimum)

HIPERTENSI

Faktor 1 Faktor 2 Faktor 3 Faktor 4 Faktor 5 Total

(11)

Matriks transisinya adalah sebagai berikut:

Untuk menanggulangi penyakit hipertensi agar dapat dihindari, akan

dijelaskan berdasarkan faktor-faktor penyebabnya sebagai berikut:

1. Keturunan

Saat ingin memiliki anak, pasangan suami istri perlu mengerti bahwa

mereka akan mewariskan gen ke anak mereka, termasuk jika gen tersebut

rusak atau membawa penyakit. Oleh karena itu, perlu pembekalan

informasi kesehatan kepada pasangan suami istri, terutama bagi pasangan

yang baru menikah. Hal ini dilakukan agar anak-anak mereka tidak

dibebani dengan berbagai resiko penyakit.

2. Usia

Perlu diketahui bahwa semakin tua usia seseorang, maka semakin rentan ia

terhadap penyakit. Hanya saja, masih ada orang-orang tua yang menjalani

kehidupan mereka seperti di saat muda. Padahal ketahanan tubuh mereka

tidak sekuat seperti sebelumnya. Untuk itu para lansia disarankan untuk

melakukan aktifitas yang sesuai dengan usianya dan memakan makanan

yang sehat.

3. Pola makan

Pada jaman sekarang, banyak tempat restoran ataupun tempat berjualan

makanan yang menyediakan makanan yang tidak sehat. Akan lebih baik

jika menyiapkan makanan sendiri.

4. Berat badan

Orang-orang yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas, biasanya

memiliki tekanan darah lebih tinggi. Hal ini disebabkan jantung harus

memompa darah lebih kuat, agar darah dapat dikirim ke seluruh tubuh

dengan merata. Akan lebih baik bagi mereka yang mengalami obesitas

untuk menurunkan berat badannya. Pada kenyataannya, kebanyakan orang

(12)

dengan mengurangi asupan secara drastis maupun berolahraga secara

berlebihan. Akan lebih baik jika mengurangi asupan sedikit demi sedikit,

dan/atau berolahraga sesuai dengan ketahanan tubuh.

5. Kondisi penyakit lain (hipertensi sekunder)

Akan lebih baik untuk hidup sehat agar terhindar dari segala penyakit.

Misalkan keputusan medis di atas berhasil mengurangi probabilitas terjadinya

hipertensi, dengan asumsi pengurangan sekitar 25% dari masing-masing faktor.

Kemudian, didapatlah probabilitas sebagai berikut:

Tabel 4.7 Tabel probabilitas faktor penyebab hipertensi

setelah pengambilan keputusan medis

HIPERTENSI

Faktor 1 Faktor 2 Faktor 3 Faktor 4 Faktor 5 Total

SEHAT 0,0151 0,0267 0,0755 0,0362 0,0252 0,1787

Dari tabel di atas, probabilitas penduduk sehat untuk terkena penyakit hipertensi

adalah 0,1787. Dapat dicari probabilitas secara keseluruhan sebagai berikut:

Tabel 4.8 Tabel probabilitas populasi terhadap penyakit

hipertensi setelah pengambilan keputusan medis

SEHAT HIPERTENSI MATI

SEHAT 0,8209 0,1787 0,0004

HIPERTENSI 0 0,9971 0,0029

(13)

Setelah keputusan medis diambil, akan dihitung lagi berapa lama waktu untuk

semua penduduk Indonesia terkena hipertensi. Dengan persamaan 2.1, yaitu

(dapat menggunakan kalkulator matriks: https://matrixcalc.org/en/), bisa dilihat hasilnya sebagai berikut:

[

]

[

]

[

]

[

]

[ ]

[

]

Dengan menurunkan probabilitas faktor-faktor penyebab hipertensi, penduduk

(14)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya,

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari tabel 3.2, diketahui bahwa probabilitas penduduk Indonesia terjangkit

hipertensi adalah 0,2383. Untuk probabilitas masing-masing faktornya (dari

tabel 4.3 dan tabel 4.6) adalah sebagai berikut:

 Hipertensi dari keturunan = antara 0,0201 dan 0,1300

 Hipertensi dari usia = antara 0,0153 dan 0,0356

 Hipertensi dari pola makan yang buruk = antara 0,0578 dan 0,1007

 Hipertensi dari berat badan berlebih = antara 0,0208 dan 0,0483

 Hipertensi dari kondisi penyakit lain = antara 0,0144 dan 0,0336

2. Dari pembahasan bab 3, diketahui bahwa seluruh penduduk Indonesia akan

terkena hipertensi dalam 37 tahun terhitung dari tahun 2015. Setelah

keputusan medis dilakukan dengan mengurangi probabilitas dari

masing-masing faktor sebanyak 25%, didapatkan bahwa seluruh penduduk Indonesia

(15)

4.2 Saran

Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya,

maka penulis menyarankan bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan Model

Markov Tersembunyi atau Hidden Markov Model (HMM). HMM adalah sebuah

model statistik dari sebuah sistem diasumsikan proses Markov, di mana terdapat

parameter yang tidak diketahui. Dan tantangannya adalah menemukan parameter

tersebunyi tersebut. Pada pengambilan keputusan di sini, terdapat beberapa faktor

(16)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Model Markov

Dalam teori probabilitas, model Markov adalah model stokastik yang digunakan

untuk memodelkan sistem yang berubah-ubah secara random di mana

diasumsikan bahwa kondisi masa depan tergantung hanya pada keadaan sekarang

dan bukan pada urutan peristiwa yang mendahuluinya (mengasumsikan properti

Markov). Umumnya, asumsi ini memungkinkan penalaran dan perhitungan, yang

jika menggunakan model lain mungkin akan lebih sulit diselesaikan.

Ada empat model Markov yang digunakan dalam situasi yang berbeda,

tergantung pada apakah setiap kondisi berurutan dapat diamati atau tidak, dan

apakah sistem ini terjadi secara acak atau kejadiannya dapat dikontrol. Berikut

adalah tabel yang menunjukkan beberapa model Markov berdasarkan situasinya.

Tabel 2.1 Model Markov berdasarkan Situasinya

Situasi Dapat sepenuhnya diamati

Dapat diamati secara parsial

Mandiri Markov Chain Hidden Markov Model Dikontrol Markov Decision Process Partially Observable Markov

Decision Process

Dalam skripi ini penulis menggunakan Markov chain (rantai Markov), yaitu proses acak yang mengalami transisi dari satu kondisi ke yang lain pada ruang

keadaan. Model Markov ini harus memiliki properti yang biasanya ditandai

(17)

hanya pada keadaan saat ini dan bukan pada urutan peristiwa yang

mendahuluinya. Jenis tertentu ini disebut properti Markov.

Analisis Markov hampir sama dengan decision analysis, bedanya adalah

decision analysis memberikan keputusan berupa rekomendasi sedangkan analisis rantai markov tidak memberikan keputusan berupa rekomendasi. Analisis rantai

markov hanya memberikan informasi probabilitas mengenai situasi keputusan

yang dapat membantu proses pengambilan keputusan. Oleh karena itu, analisis

rantai markov bukanlah teknik optimisasi, melainkan teknik deskriptif yang

menghasilkan informasi probabilitas pada masa mendatang.

2.1.1 Rantai Markov

Rantai Markov (Markov Chain) adalah suatu model teoritis yang menerangkan

keadaan sebuah sistem pada suatu tahap tertentu. Model Markov menyediakan

cara yang lebih nyaman pemodelan prognosis untuk masalah klinis dengan resiko

yang sedang berlangsung untuk memperkirakan perubahan-perubahan pada waktu

yang akan datang (Sonnenberg, A.F, 2009).

Secara umum, rumus rantai markov adalah sebagai berikut:

|

|

Persamaan di atas disebut properti Markov. Jika P tidak bergantung pada n, maka

rantai Markov tersebut homogen. Jika kedua probabilitas terkondisi didefinisikan

dengan baik, contoh jika | . Jika nilai-nilai Xi membentuk satu set countable S maka S itu disebut ruang keadaan dari rantai.

Proses Markov dikategorikan berdasarkan konstan atau tidak konstannya

probabilitas state-transisi dari waktu ke waktu. Dalam jenis yang paling umum

dari proses Markov, probabilitas transisi dapat berubah dari waktu ke waktu.

Sebagai contoh, probabilitas transisi untuk transisi dari BAIK untuk MATI terdiri

dari dua komponen. Jenis khusus dari proses Markov di mana transisi probabilitas

(18)

Probabilitas yang didapat membuat transisi dari satu state selama satu siklus disebut transisi probabilitas. Proses Markov didefinisikan oleh distribusi

probabilitas antara state yang pertama dan probabilitas bagi individu untuk

memungkinkan terjadinya transisi. Untuk model Markov yang terdiri dari n state, akan ada probabilitas transisi n2.

Untuk dapat menerapkan rantai markov ke dalam suatu kasus, ada beberapa

syarat yang harus dipenuhi:

1. Jumlah probabilitas transisi untuk suatu keadaan awal dari sistem sama

dengan 1 (satu)

2. Probabilitas-probabilitas tersebut berlaku untuk semua partisipan dalam

sistem

3. Probabilitas transisi konstan sepanjang waktu

4. Kondisi merupakan kondisi bebas sepanjang waktu

Untuk rumus rantai markov dengan transisi ke-n adalah Pn. Sementara untuk rumus rantai markov di mana hanya memerlukan sebagian dari seluruh matriks

adalah sebagai berikut:

persamaan 2.1 rumus rantai markov

Di mana xn (kondisi pada transisi ke-n) dan x0 (kondisi pada transisi awal) menggunakan matriks 1 x 3, danPnmenggunakan matriks 3 x 3.

2.1.2 Contoh Rantai Markov

Kita anggap proses stokastik

{ }

(19)

Contoh 1: misalkan adalah cuaca pada hari ke-n di mana menjadi

Kita dapat mengikuti pelaksanaan:

Contoh 2: misalkan adalah penjualan produk pada hari ke-n di mana menjadi

Kita dapat mengikuti pelaksanaan:

Lebih sederhananya kita asumsikan M, state space-nya adalah {0, 1, 2...}. Elemen pada M disebut kondisi pada proses.

2.2 Pengambilan Keputusan

Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapi. Hal ini berkaitan

dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang harus dilakukan

dan mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan

itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu

diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah

yang dihadapinya.

Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat penting. Jiwa

kepemimpinan seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah

dan mengambil keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan

(20)

Pengambilan keputusan adalah proses kognitif yang mengakibatkan

pemilihan keyakinan atau tindakan di antara beberapa kemungkinan alternatif.

Setiap proses pengambilan keputusan menghasilkan pilihan akhir yang mungkin

meminta atau tidak meminta tindakan. Pengambilan keputusan adalah studi

tentang mengidentifikasi dan memilih alternatif yang didasarkan pada nilai-nilai

dan preferensi pengambil keputusan. Pengambilan keputusan adalah salah satu

kegiatan utama manajemen dan merupakan bagian besar dari setiap proses

pelaksanaan.

Kinerja manusia berkaitan dengan keputusan telah menjadi subjek

penelitian dari beberapa sudut pandang:

 Psikologis: meneliti keputusan individu dalam konteks serangkaian kebutuhan, preferensi dan nilai-nilai yang dicari atau dimiliki.

 Kognitif: proses pengambilan keputusan dianggap sebagai proses yang

berkesinambungan yang dipadukan dalam interaksi dengan lingkungan.

 Normatif: analisis keputusan individu yang bersangkutan dengan logika

pengambilan keputusan dan rasionalitas dan hal-hal yang mengarah dari

pilihan invarian (invarian adalah properti yang tetap tidak berubah ketika

transformasi dari jenis tertentu diterapkan pada sebuah objek).

Pengambilan keputusan logis merupakan bagian penting dari semua profesi

berbasis ilmu pengetahuan, di mana para ahli menerapkan pengetahuan mereka di

bidang tertentu untuk membuat keputusan. Sebagai contoh, dalam pembuatan

keputusan, ahli medis sering melakukan diagnosa dan pemilihan pengobatan yang

sesuai.

Dalam pengambilan keputusan harus diambil dengan pemikiran yang

matang, bukan secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan. Adapun

langkah-langkah sistematis yang perlu dilakukan dalam proses pengambilan keputusan

(21)

1. Mengidentifikasi masalah

Pengambilan keputusan pada dasarnya adalah proses pemecahan masalah

yang menghalangi atau menghambat tercapainya tujuan. Agar masalah

dapat dipecahkan, terlebih dahulu harus dikenali apa masalahnya.

2. Mencari alternatif pemecahan

Yang terpenting dalam mencari alternatif adalah dengan mengumpulkan

data untuk penyelesaian masalah sebanyak mungkin. Setelah alternatif

terkumpul, barulah disusun berurutan dari yang paling diinginkan sampai

yang tidak diinginkan

3. Memilih alternatif

Setelah tersusun, barulah memilih alternatif. Setiap alternatif perlu diteliti

berdasarkan kelebihan dan kekurangan, tingkat resiko, dan tingkat

efisiensi.

4. Pelaksanaan alternatif

Setelah alternatif dipilih, laksanakan alternatif tersebut

5. Evaluasi

Pelaksanaan alternatif harus terus diamati, untuk mengetahui keefektifan

hasil dari alternatif tersebut.

2.2.1 Pengambilan Keputusan Medis

Pengambilan keputusan merupakan bagian dari suatu peristiwa yang meliputi

diagnosa, seleksi tindakan dan implementasi (Beach & Connolly, 2005). Definisi

lain tentang pengambilan keputusan juga dikemukakan oleh Nigro (dalam Ridho,

2003) bahwa keputusan ialah pilihan sadar dan teliti terhadap salah satu alternatif

yang memungkinkan dalam suatu posisi tertentu untuk merealisasikan tujuan yang

diharapkan. Perawatan medis sering disebut sebagai salah satu seni mengambil

keputusan tanpa informasi yang adekuat (Sox, 1990).

Para dokter sering memilih perlakuan kepada pasien, jauh sebelum para

dokter tersebut mengetahui jenis penyakit yang muncul. Bahkan ketika penyakit

(22)

pengobatan dan konsekuensi dari masing-masing pengobatan tidak dapat

diramalkan dengan jelas, sehingga ketidakpastian menjadi salah satu faktor

intrinsik dalam praktek medis (Sox, 1990).

Para dokter mengalami kesulitan dalam membuat keputusan di dunia medis.

Ini disebabkan besarnya pengaruh etika di dalam proses tersebut. Untuk hal etika

sendiri, hal ini mungkin berbeda-beda tergantung tempat dan zaman saat

dibutuhkannya pemikiran dalam menyelesaikan masalah tertentu.

Di dalam beberapa situasi, dokter harus memutuskan untuk dirinya sendiri

apakah yang benar untuk dilakukan. Namun dalam mengambil keputusan

tersebut, akan sangat membantu jika mereka mengetahui apa yang dilakukan

dokter lain dalam situasi yang sama. Kode etik dokter dan kebijakan yang berlaku

merupakan konsensus umum bagaimana seorang dokter harus bertindak dan harus

diikuti kecuali ada alasan yang lebih baik mengapa harus melanggarnya.

Pada umumnya dokter menganggap mereka bertanggung jawab terhadap

diri mereka sendiri, kepada kolega profesi kesehatan mereka, dan terhadap agama

yang dianut, kepada Tuhan. Saat ini mereka memiliki tanggung jawab tambahan –

terhadap pasien mereka, kepada pihak ketiga seperti rumah sakit, organisasi yang

mengambil keputusan medis terhadap pasien, kepada pemegang kebijakan dan

perijinan praktek, dan bahkan sering kepada pengadilan. Berbagai tanggung jawab

yang berbeda ini dapat saling bertentangan satu sama lain.

2.3 Matriks

Matriks adalah sebuah susunan persegi yang terdiri dari angka, simbol atau

ekspresi yang diatur dalam baris dan kolom, di mana ditafsirkan dengan cara

tertentu. Salah satu cara adalah untuk menyatakan urutan matriks. Angka, simbol

atau ekspresi dalam matriks disebut entri atau elemen. Sebagai contoh, urutan

matriks di bawah ini adalah 2 × 3, karena ada dua baris (horizontal) dan tiga

kolom (vertikal).

(23)

Matriks yang memiliki baris tunggal yang disebut vektor baris, dan yang

memiliki satu kolom disebut vektor kolom. Sebuah matriks yang memiliki jumlah

yang sama dari baris dan kolom disebut matriks persegi. Sebuah matriks dengan

jumlah baris atau kolom tak terbatas (atau keduanya) disebut matriks yang tak

terbatas (infinite matrix). Dalam beberapa konteks, seperti program komputer aljabar, mungkin terdapat matriks tanpa baris atau kolom yang disebut matriks

kosong. Matriks biasanya ditulis dalam tanda kurung kotak atau tanda kurung

besar:

[

] (

) .

Notasi dari matriks bervariasi. Biasanya matriks disimbolkan dengan huruf

besar (seperti contoh A di atas), di mana yang menggunakan huruf kecil dengan indeks kecil (misalkan a11) merepresentasikan entri/elemen.

2.3.1 Operasi Dasar Matriks

Ada beberapa operasi dasar yang dapat diterapkan pada matriks, disebut

penjumlahan matriks, perkalian skalar, transposisi, perkalian matriks, operasi

baris, dan submatriks.

Penjumlahan matriks adalah operasi menjumlahkan dua matriks, di mana

kedua matriks tersebut harus memiliki banyak baris dan banyak kolom yang sama.

Contoh:

(24)

Contoh:

Transposisi adalah saat semua elemen pada suatu matriks bertukar posisi di

mana dari m x n menjadi n x m (baris awal menjadi kolom dan kolom awal menjadi baris). Contoh: [ ]

Perkalian matriks adalah perkalian antara dua matriks, di mana hanya bisa

dilakukan jika banyaknya kolom dari matriks sebelah kiri sama banyak dengan

baris dari matriks sebelah kanan. Misalkan A adalah matriks nxm dan B adalah matriks nxp, maka hasil kali AB adalah matriks mxp:

[ ] [ ] [ ]

di mana setiap elemen i, j didapat dengan dikalikannya elemen Aik (sepanjang baris i pada A) dengan elemen Bkj (sepanjang kolom j pada B), untuk k = 1, 2, ...,

m, dan menghitung hasil terhadap k:

(25)

Contoh:

[

] [

]

Perkalian matriks sendiri tidak komutatif, dimana AB ≠ BA

Contoh 2:

[

]

Untuk operasi baris, terdapat tiga tipe operasi:

1. Penjumlahan baris

2. Perkalian baris

3. Perpindahan baris

Submatriks adalah penghapusan sekumpulan baris dan/atau kolom dari

matriks. Contohnya, dari matriks 3x4, kita bisa membuat matriks 2x3 dengan

menghapus, misalnya baris 3 dan kolom 2:

[

]

2.3.2 Contoh Matriks Transisi

Pada bagian ini, kita akan menyelidiki probabilitas transisi Pij proses rantai Markov sampai langkah ke-n.

Misalkan Pij adalah probabilitas dengan memproses dari kondisi j akan berada pada kondisi i setelah terjadi transisi ke-n. Ditulis Pij(1) = Pij. Dengan demikian P(n) = Pn di mana P(n) adalah probabilitas matriks transisi n-langkah dan

(26)

Akan dibuktikan proposisi dengan menggunakan induksi matematika. Jelas

proposisi adalah benar ketika n = 1. Kemudian, anggap bahwa proposisi adalah

benar untuk n. Diketahui bahwa:

sebanyak n

kemudian,

Dengan prinsip induksi matematika, proposisi ini berlaku untuk semua

bilangan bulat non-negatif n.

Kesimpulannya, dapat dilihat bahwa:

Contoh 2: Anggap ada persoalan pemasaran. Dalam model yang kita miliki

[ ]

Jika α = 0,3 dan β = 0,4 maka didapat

[ ]

Misalkan pada state awal pelanggan membeli di toko A(α). Maka dia akan

membeli di toko A pada pembelian ke-4 dengan peluang , dan

membeli di toko B pada pembelian ke-4 .

Jika pada state awal pelanggan membeli di toko B (β), maka dia akan

membeli di toko A pada pembelian ke-4 dengan peluang , dan

(27)

Contoh 3: Diketahui proses pada rantai markov memiliki kondisi {0, 1, 2, ...}.

Anggap kita berada pada waktu n = 0 dengan probabilitas saat pada kondisi i

adalah ai, i = 0, 1, 2, .... Yang menjadi pertanyaan, berapakah probabilitas pada

kondisi i setelah n transisi? Dapat diketahui probabilitasnya adalah ,

di mana Pji adalah probabilitas transisi satu-langkah dari kondisi i ke kondisi j. Maka probabilitas yang diperlukan adalah:

∑ ( )

maka

̃ ̃

menjadi distribusi probabilitas dari kondisi pada proses rantai Markov saat transisi

ke-n. Di sini ̃ adalah probabilitas di mana proses berada pada kondisi i setelah

n transisi dan

̃ . Bisa diperiksa bahwa

dan

Contoh 4: Terdapat matriks transisi di bawah ini

[ ]

Dan misalkan kita hanya membutuhkan baris ke-2 dari matriks di atas. Kita

bisa melakukan sebagai berikut:

Buat matriks 1 x 3: , di mana 0 (nol) yang pertama untuk

dikalikan ke baris ke-1 dari matriks P, 1 dikalikan ke baris ke-2 dari matriks P, 0

(28)

Kemudian kalikan kedua matriks

[ ]

(29)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kita ketahui terdapat berbagai penyakit yang ada di dunia. Dari berbagai penyakit

tersebut terdiri dari penyakit yang mudah sampai yang sulit disembuhkan, bahkan

ada yang tidak bisa disembuhkan (penyakit kronis). Salah satu penyakit yang

tidak bisa disembuhkan adalah hipertensi. Hipertensi adalah kondisi medis yang

kronis di mana tekanan darah secara bertahap naik sampai melebihi batas normal.

Hipertensi awalnya tidak menimbulkan gejala, tetapi tekanan darah yang tidak

kunjung turun akan memunculkan penyakit yang berkaitan dengan jantung.

Setiap penyakit pasti memerlukan tindakan medis, baik berupa pengobatan

maupun pencegahan. Dalam tindakan medis diperlukan keputusan yang tepat

sehingga pasien dapat mendapatkan pengobatan yang tepat. Dalam pengambilan

keputusan yang tepat haruslah berdasarkan kemungkinan terbaik dari informasi

yang berkenaan dengan penyakit tersebut. Keputusan akan sulit diambil apabila

beberapa kemungkinan dari hasil yang diambil dari informasi tersebut tidak

memiliki peluang yang pasti.

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat

dan pesat, ilmu statistik ikut berperan penting. Pada era globalisasi seperti

sekarang ini, ilmu ini sangat diperlukan, sehingga pengambilan keputusan tersebut

perlu dibuat berdasarkan data-data statistik. Salah satu bagian dari statistika

adalah rantai Markov (Markov chain). Rantai Markov adalah sistem matematika

yang menjalankan transisi dari satu keadaan ke keadaan lain pada suatu ruang

kondisi. Salah satu kegunaan rantai Markov yaitu meramalkan

kemungkinan-kemungkinan terhadap kejadian di masa depan, sehingga dapat membantu dalam

(30)

Pada kali ini, rantai markov digunakan untuk menunjukkan probabilitas dari

faktor-faktor penyebab hipertensi sehingga dapat membantu dalam pembuatan

dan pengambilan keputusan medis. Untuk data yang berkaitan dengan penyakit

hipertensi, didapat dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI

(http://www.pusdatin.kemkes.go.id/).

1.2 Perumusan Masalah

Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah model

Markov yang digunakan untuk menentukan keputusan medis pada penyakit

hipertensi penduduk Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menunjukkan hasil dari pemodelan rantai

markov berupa probabilitas penyakit hipertensi terhadap penduduk Indonesia .

1.4 Kontribusi Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Sebagai informasi bagi praktisi kesehatan dan pekerja medis di dalam

mengambil keputusan sehubungan dengan keadaan orang-orang yang

membutuhkan tindakan medis.

b. Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian

(31)

1.5 Tinjauan Pustaka

Peneliti menggunakan buku-buku yang berkaitan dengan penelitian sebagai

referensi, guna membantu dalam penyusunan penelitian ini. Beberapa teori yang

mendukung penelitian ini adalah sebagai berikut.

Model Markov adalah model stokastik yang digunakan untuk memodelkan sistem yang berganti secara acak di mana diasumsikan kondisi masa depan

ditentukan kondisi masa kini, bukan kondisi masa lalu. Teori Rantai Markov

pertama kali ditemukan oleh Andrey Andreyevich Markov pada tahun 1906.

Markov adalah seorang matematikawan dari Rusia yang hidup pada tahun 1856

sampai tahun 1922. Markov merupakan murid dari Chebysev, seorang yang

terkenal di dunia probabilitas karena rumus yang ditemukannya.

Rantai Markov (salah satu model Markov) adalah urutan kejadian X1, X2,

X3, dan seterusnya, dengan properti Markov, dengan kondisi masa sekarang, masa

depan dan masa lalu adalah saling bebas. Secara umum, rantai Markov

didefinisikan:

| | , jika

probabilitas bersyarat didefinisikan lagi,

|

Hasil nilai Xi membentuk countable set S yang disebut state space chain.

Rantai Markov telah digunakan di berbagai bidang. Pada bidang matematika

keuangan Artzner dan Delbaen (1997) menggunakan rantai markov untuk

menentukan resiko kegagalan hadiah dan pemasaran tidak lengkap. Untuk di

bidang biologi ada Mendoza, Thieffry dan Alvarez (1999) menggunakan genetik

kontrol dari bunga morfogenesis pada Arabidopsis Thaliana. Anggriya (2009)

menggunakan Rantai Markov untuk meneliti network genetik. Tamudia (2014)

memfokuskan penelitiannya pada Rantai Markov untuk memprediksi Perpindahan

(32)

Pengambilan Keputusan adalah proses kognitif yang dihasilkan dalam pemilihan keyakinan atau tindakan di antara beberapa kemungkinan alternatif, di

mana semua kemungkinan tersebut didapat dari model Markov. Setiap proses

pengambilan keputusan menghasilkan pilihan yang mungkin memerlukan atau

tidak memerlukan tindakan.

Pengambilan keputusan adalah studi tentang mengidentifikasi dan memilih

alternatif yang didasarkan pada nilai-nilai dan preferensi pengambil keputusan.

Pengambilan keputusan adalahsalah satu kegiatan utama suatu pengelolaan dan

merupakan bagian besar dari setiap proses pelaksanaan.

1.6 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah langkah-langkah yang merupakan prosedur penulisan

pada penelitian yang berfungsi sebagai pedoman umum yang digunakan untuk

melaksanakan penelitian. Langkah-langkah pencarian datanya adalah sebagai

berikut:

1. Pengumpulan Data

Mengumpulkan data populasi Indonesia dan data-data medis yang

berkaitan dengan penyakit hipertensi di Indonesia.

2. Pemodelan Rantai Markov

Dari data yang telah didapat, kemudian disusun sedemikian rupa agar

dapat dimodelkan dengan rantai Markov. Modelnya adalah berupa matriks

transisi.

3. Pengambilan Keputusan Medis

Setelah model terlihat, dibuatlah keputusan medis dengan harapan dapat

(33)

ABSTRAK

Metode model Markov merupakan metode yang telah dikenal luas dalam model-model stokastik. Dalam tulisan ini dibahas salah satu model-model Markov, yaitu rantai Markov, terhadap pengambilan keputusan di bidang medis, khususnya penyakit hipertensi penduduk Indonesia. Data pada penelitian ini adalah jumlah penduduk, penderita hipertensi dan rata-rata kematian penduduk Indonesia. Analisis rantai Markov digunakan untuk memberikan informasi probabilitas mengenai penyakit hipertensi. Hasil analisis Rantai Markov menunjukkan bahwa: probabilitas penduduk sehat tetap menjadi sehat adalah 0,7613; probabilitas penduduk sehat terkena hipertensi adalah 0,2383; probabilitas penduduk sehat mengalami kematian adalah 0,0004; probabilitas penderita hipertensi tetap hidup adalah 0,9971; probabilitas penderita hipertensi mengalami kematian adalah 0,0029. Pengambilan keputusan digunakan untuk memberikan solusi agar penyakit hipertensi lebih mudah dicegah. Dalam hal ini, tindakan medis yang diambil adalah dengan membuat prioritas. Prioritasnya adalah dengan mengurutkan faktor-faktor penyebab hipertensi, dari yang paling susah dicegah sampai yang paling mudah dicegah.

(34)

ABSTRACT

Markov model method is a method that has been widely known in stochastic models. In this research, one of Markov models, which is Markov chain, is used for medical decision making, especially hypertension in Indonesian people. Data in this research are total population, hypertension patients, and death rate of Indonesian people. Markov chain analysis is used to inform the probability of hypertension. The result of Markov chain analysis shows that: probability of healthy people who stay healthy is 0,7613; probability of healthy who will suffer from hypertension is 0,2383; probability of healthy people who will die is 0,0004; probability of hypertension patients who survive is 0,9971; probability of hypertension patients who will die is 0,0029. Decision making is used to provide solution in order to more easily preventable disease hypertension. In this case, medical decision taken is to make a priority. That priority is to list the factors that cause hypertension, starting from the most difficult to be prevented to the most easily preventable.

(35)

MODEL MARKOV UNTUK PENGAMBILAN

KEPUTUSAN MEDIS

SKRIPSI

T. MUHAMMAD SHAH ZADA

130823034

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(36)

MODEL MARKOV UNTUK PENGAMBILAN

KEPUTUSAN MEDIS

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat

mencapai gelar Sarjana Sains

T. MUHAMMAD SHAH ZADA

130823034

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(37)

PERSETUJUAN

Judul : MODEL MARKOV UNTUK PENGAMBILAN

KEPUTUSAN MEDIS

Kategori : SKRIPSI

Nama : T. MUHAMMAD SHAH ZADA

Nomor Induk Mahasiswa : 130823034 Program Studi : STATISTIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Komisi Pembimbing:

Pembimbing II Pembimbing I

Drs. Pengarepan Bangun, M.Si Prof. Dr. Tulus, M.Sc NIP. 19500815 198503 1 005 NIP. 19620901 198803 1002

Diketahui/Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU Ketua,

(38)

PERNYATAAN

MODEL MARKOV UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEDIS

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa

kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, 22 Januari 2016

T. Muhammad Shah Zada

(39)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah atas segala berkah, rahmat,

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Skripsi ini

disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi S-1

Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Sumatera Utara.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Dr. Sutarman, Sc.

Selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Sumatera Utara, Prof. Dr. Tulus, M.Sc dan Ibu Dr. Mardiningsih, M.Si selaku

ketua dan sekretaris Departemen Matematika FMIPA USU yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi di

Departemen Matematika.

Ucapan terima kasih saya haturkan kepada Prof. Dr. Tulus, M.Sc selaku

pembimbing I dan Drs. Pengarapen Bangun, M.Si selaku pembimbing II dalam

penyelesaian skripsi ini yang telah memberikan bimbingan kepada saya untuk

menyempurnakan kajian ini. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada

Ibu Dr. Mardiningsih, M.Si dan Bapak Drs. Marihat Situmorang, M.Kom selaku

dosen penguji skripsi ini, yang telah memberikan saran dan masukannya.

Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada seluruh Dosen Program Studi

Matematika FMIPA USU yang telah memberi ilmu kepada penulis selama

menjalankan perkuliahan, dan juga kepada Pegawai FMIPA USU yang telah

membantu penulis terkait dengan urusan administrasi.

Akhirnya, tidak terlupakan kepada kedua orang tua saya Ayahnda Irondi

Siswa, Ibunda Dr. Tengku Thyrhaya Zein, M,A, serta adinda T. Anwari Faiz,

S.TP dan seluruh keluarga yang selama ini memberikan bantuan dan dorongan

yang diperlukan. Semoga Allah SWT akan membalasnya. Amin.

Medan, 22 Januari 2016

T. Muhammad Shah Zada

(40)

ABSTRAK

Metode model Markov merupakan metode yang telah dikenal luas dalam model-model stokastik. Dalam tulisan ini dibahas salah satu model-model Markov, yaitu rantai Markov, terhadap pengambilan keputusan di bidang medis, khususnya penyakit hipertensi penduduk Indonesia. Data pada penelitian ini adalah jumlah penduduk, penderita hipertensi dan rata-rata kematian penduduk Indonesia. Analisis rantai Markov digunakan untuk memberikan informasi probabilitas mengenai penyakit hipertensi. Hasil analisis Rantai Markov menunjukkan bahwa: probabilitas penduduk sehat tetap menjadi sehat adalah 0,7613; probabilitas penduduk sehat terkena hipertensi adalah 0,2383; probabilitas penduduk sehat mengalami kematian adalah 0,0004; probabilitas penderita hipertensi tetap hidup adalah 0,9971; probabilitas penderita hipertensi mengalami kematian adalah 0,0029. Pengambilan keputusan digunakan untuk memberikan solusi agar penyakit hipertensi lebih mudah dicegah. Dalam hal ini, tindakan medis yang diambil adalah dengan membuat prioritas. Prioritasnya adalah dengan mengurutkan faktor-faktor penyebab hipertensi, dari yang paling susah dicegah sampai yang paling mudah dicegah.

(41)

ABSTRACT

Markov model method is a method that has been widely known in stochastic models. In this research, one of Markov models, which is Markov chain, is used for medical decision making, especially hypertension in Indonesian people. Data in this research are total population, hypertension patients, and death rate of Indonesian people. Markov chain analysis is used to inform the probability of hypertension. The result of Markov chain analysis shows that: probability of healthy people who stay healthy is 0,7613; probability of healthy who will suffer from hypertension is 0,2383; probability of healthy people who will die is 0,0004; probability of hypertension patients who survive is 0,9971; probability of hypertension patients who will die is 0,0029. Decision making is used to provide solution in order to more easily preventable disease hypertension. In this case, medical decision taken is to make a priority. That priority is to list the factors that cause hypertension, starting from the most difficult to be prevented to the most easily preventable.

(42)

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN ... i

PERNYATAAN ... ii

PENGHARGAAN ... iii

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1. 1. Kata Pengantar ... 1

1. 2. Perumusan Masalah ... 2

1. 3. Tujuan Penelitian ... 2

1. 4. Kontribusi Penelitian ... 2

1. 5. Tinjauan Pustaka ... 3

1. 6. Metode Penelitian ... 4

BAB 2 LANDASAN TEORI ... 5

2. 1. Model Markov ... 5

2.1.1 Rantai Markov ... 6

2.1.2 Contoh Rantai Markov ... 7

2. 2. Pengambilan Keputusan ... 8

2.2.1 Pengambilan Keputusan Medis ... 10

2. 3. Matriks ... 11

2.3.1 Operasi Dasar Matriks ... 12

2.3.2 Contoh Matriks Transisi ... 14

BAB 3 PEMODELAN RANTAI MARKOV ... 18

BAB 4 PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEDIS ... 23

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 29

4. 1. Kesimpulan ... 29

4. 2. Saran ... 30

(43)
[image:43.595.114.484.157.448.2]

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Model Markov berdasarkan situasinya ... 5

Tabel 3.1 Data populasi Indonesia terhadap penyakit

hipertensi tahun 2015 ... 20 Tabel 3.2 Data probabilitas penyakit hipertensi

di Indonesia tahun 2015 ... 20 Tabel 4.1 probabilitas faktor berdasarkan

populasi (faktor 1 dan 3 minimum) ... 24 Tabel 4.2 probabilitas faktor berdasarkan total terjadinya

hipertensi (faktor 1 dan 3 minimum) ... 24 Tabel 4.3 probabilitas faktor berdasarkan probabilitas

hipertensi (faktor 1 dan 3 minimum) ... 24 Tabel 4.4 probabilitas faktor berdasarkan

populasi (faktor 1 dan 3 maksimum) ... 25 Tabel 4.5 probabilitas faktor berdasarkan total terjadinya

hipertensi (faktor 1 dan 3 maksimum) ... 25 Tabel 4.6 probabilitas faktor berdasarkan probabilitas

hipertensi (faktor 1 dan 3 maksimum) ... 25 Tabel 4.7 Tabel probabilitas faktor penyebab hipertensi

setelah pengambilan keputusan medis ... 27 Tabel 4.8 Tabel probabilitas populasi terhadap penyakit

(44)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Gambar 3.1 rata-rata kematian di Indonesia.
Tabel 3.1 Data populasi Indonesia terhadap penyakit hipertensi tahun 2015
Tabel 4.2 probabilitas faktor berdasarkan total terjadinya hipertensi
Tabel 4.5 probabilitas faktor berdasarkan total terjadinya hipertensi
+4

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat penulis sarankan kepada dosen-dosen PGSD Universitas Jambi khususnya pada pembelajaran matematika dasar II materi

Berdasarkan atas pendapat G.R Terry tersebut, pengertian fungsi pengorganisasian di Asrama Putri al-Kholiliyah Pondok Pesantren Darul ‘Ulum Peterongan-Jombang adalah suatu tindakan

(3) Izin usaha jasa penunjang tenaga listrik yang diberikan oleh bupati/walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, tidak termasuk untuk usaha jasa pemeriksaan

Pernapasan Atas Akut (Ispa) merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat Kabupaten Boven Digoel dengan jumlah kasus sebanyak 26.434 dan

Apabila ditinjau dari kemaknaan peningkatan pengetahuan dalam penelitian ini, dapat dinyatakan bahwa materi pendidikan kesehatan reproduksi yang perlu ada

62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan menganut asas ius sanguinis seperti yang terdapat dalam Pasal 1 huruf b, bahwa orang yang pada waktu lahirnya mempunyai

• Gabungan ASIP dari hasil beberapa kali perah/pompa dapat dilakukan dalam 1 botol/wadah sesuai dengan metode penyimpanan ASIP dibawah ini — contoh: ASI segar dapat digabungkan

bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Puncak Jaya Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Puncak Jaya dipandang