• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Karakteristik Individu Terhadap Keberhasilan Usaha di Tasbi Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Karakteristik Individu Terhadap Keberhasilan Usaha di Tasbi Medan"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

a. Umum

Responden yang terhormat,

Bersama ini saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner penelitian dengan judul “Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Karakteristik Individu terhadap Keberhasilan Usaha pada Usaha Kuliner Cabang TASBI, Kota Medan.”Informasi yang Bapak/Ibu berikan adalah bantuan yang bernilai dalam penyelesaian Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program S-1 di FakultasEkonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Atas kerjasama Bapak/Ibu, saya ucapkan terimakasih.

Hormatsaya,

(2)

b. PetunjukPengisian

1. Saya memohon kepada Bapak/Ibu agar memberi tanda checklist (√) pada salah satu jawaban Bapak/Ibu anggap paling sesuai, Penilaian dapat dilakukan berdasarkan Skala berikut ini:

Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) : 1 Jawaban Tidak Setuju (TS) : 2 Jawaban Kurang Setuju : 3

Jawaban Setuju : 4

Jawaban Sangat Setuju : 5

2. Saya memohon kepada Bapak/Ibu agar mengisi dengan jawaban yang

paling tepat.

c. KarakteristikResponden 1. Produk yang Dijual :

2. JenisKelamin : a. Laki-Laki b. Perempuan

(Lingkari Salah satu)

3. Usia : a. 20-30 Tahun

b. 31-40 Tahun c. > 40 Tahun 4. Lama Berusaha : a. 1-5 Tahun

(3)

1. Variabel Pengetahuan Kewirausahaan (X1)

No. Pernyataan STS TS KS S SS

1. MANEGERIAL SKILL

Saya memiliki perencanaan yang matang untuk menjalankan usaha kuliner ini

2. Saya mampu mengorganisir seluruh karyawan yang bekerja pada usaha kuliner saya

3. Saya mampu menggerakan setiap elemen dalam usaha kuliner saya

4. Saya melakukan pengawasan pada setiap bagian di usaha kuliner saya

5. CONCEPTUAL SKILL

Saya memiliki tujuan yang jelas dalam menjalankan usaha kuliner ini

6. Saya membutuhkan kebijakan dalam menentukan keputusan

7. Saya mampu menerapkan strategi usaha yang baik dalam usaha kuliner saya

8. HUMAN SKILL

Sebagai atasan, saya memahami karakter bawahan saya

9. Saya mengerti akan kebutuhan konsumen 10. Saya mampu berkomunikasi dengan baik

kepada setiap karyawan saya

11. Saya mampu berelasi dengan pengusaha-pengusaha kuliner yang lain

12. DECISION MAKING SKILL

Saya mampu menemukan masalah dalam kemajuan usaha saya

13. Saya mampu mengambil keputusan dalam menghadapi masalah yang datang

14. TIME MANEGERIAL SKILL

Mengatur waktu sangat penting guna efisiensi pekerjaan saya

(4)

2. Variabel Karakteristik Individu (X2)

No. Pernyataan STS TS KS S SS

1. CIRI BIOGRAFIS

Saya memiliki patokan umur yang boleh bekerja pada usaha kuliner saya

2. Saya lebih memilih karyawan perempuan dibandingkan laki-laki sebagai pegawai saya 3. Saya sudah lama berkecimpung dalam usaha

kuliner ini

4. KEPRIBADIAN

Saya mudah bersepakat dalam menjalin kerjasama dengan pengusaha/rekan kerja yang lain

5. Saya mudah berinteraksi dengan para pegawai ditempat saya bekerja

5. Saya mampu mengontrol emosi ketika masalah datang

7. Saya selalu terbuka terhadap hal-hal baru guna kemajuan usaha kuliner saya

8. PERSEPSI

Saya memiliki motif berwirausaha yang tinggi dalam menjalankan usaha kuliner ini

9. Saya mengenal dengan baik keadaan lingkungan tempat saya bekerja

10. Saya mampu membuat keputusan penting guna kemajuan usaha kuliner saya

11. Saya memiliki keyakinan yang besar terhadap usaha kuliner yang sedang saya jalani

12. SIKAP

Saya memiliki pikiran yang positif terhadap keberhasilan usaha ini kedepannya

13. Saya mampu merespon dengan baik apa yang dibutuhkan usaha kuliner saya saat ini

(5)

3. Variabel Keberhasilan Usaha (Y)

No. Pernyataan STS TS KS S SS

1. PENINGKATAN PENJUALAN

Pemasukan secara tunai saya mencapai target 2. Omset saya selalu mengalami kenaikan setiap

bulannya

3. PERTAMBAHAN MODAL KERJA

Saya memiliki pertumbuhan modal kerja yang tinggi

4. Saya mampu menambah alat usaha guna keberlangsungan usaha kuliner ini

5. Aset dalam usaha saya sebagai modal dalam usaha ini

6. PERTAMBAHAN SDM

Jumlah tenaga kerja saya bertambah 7. Pelanggan saya bertambah setiap bulannya 8. Produktivitas karyawan saya mengalami

(6)

Lampiran 2. Output Uji Validitas & Reliabilitas

a. Listwise deletion based on all variables in the

(7)

Butir_19 153.9000 418.507 .593 . .978

Butir_20 153.9667 414.930 .683 . .978

Butir_21 154.3000 403.941 .723 . .977

Butir_22 154.2000 399.959 .863 . .977

Butir_23 154.5333 395.361 .876 . .977

Butir_24 154.1333 411.637 .735 . .977

Butir_25 153.9000 417.679 .629 . .978

Butir_26 154.3000 402.079 .842 . .977

Butir_27 153.9000 420.300 .584 . .978

Butir_28 153.9000 417.679 .629 . .978

Butir_29 154.3000 402.079 .842 . .977

Butir_30 154.1667 414.213 .787 . .977

Butir_31 153.9000 420.300 .584 . .978

Butir_32 153.9667 416.723 .676 . .978

Butir_33 154.3000 405.803 .673 . .978

Butir_34 154.2000 401.752 .849 . .977

Butir_35 154.5333 397.154 .860 . .977

Butir_36 154.1333 413.430 .726 . .977

(8)

Lampiran 3. Daftar Distribusi Jawaban Responden Pengetahuan Kewirausahaan(X1)

(9)
(10)
(11)

Lampiran 4. Output Uji Asumsi Klasik

Regression

Variables Entered/Removed

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 Karakteristik_Individu,

Pengetahuan_Kewirausah

aana

. Enter

a. All requested variables entered.

Model Summaryb

a. Predictors: (Constant), Karakteristik_Individu, Pengetahuan_Kewirausahaan

b. Dependent Variable: Keberhasilan_Usaha

Coefficient Correlationsa

1 Correlations Karakteristik_Individu 1.000 -.635

Pengetahuan_Kewirausahaa

n

-.635 1.000

Covariances Karakteristik_Individu .015 -.009

Pengetahuan_Kewirausahaa

n

-.009 .013

(12)

Collinearity Diagnosticsa

Model

Dimensi

on Eigenvalue Condition Index

Variance Proportions

a. Dependent Variable: Keberhasilan_Usaha

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 31.6965 38.5010 35.6333 1.67456 30

Std. Predicted Value -2.351 1.712 .000 1.000 30

Standard Error of Predicted

Value

.274 .874 .448 .145 30

Adjusted Predicted Value 30.9839 38.4214 35.5996 1.69799 30

Residual -2.66782 2.55429 .00000 1.43415 30

Std. Residual -1.795 1.719 .000 .965 30

Stud. Residual -1.840 1.773 .010 1.013 30

Deleted Residual -2.80490 3.01613 .03371 1.58963 30

Stud. Deleted Residual -1.931 1.851 .011 1.036 30

Mahal. Distance .021 9.070 1.933 2.041 30

Cook's Distance .001 .324 .038 .068 30

Centered Leverage Value .001 .313 .067 .070 30

(13)
(14)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari, 2004, Kewirausahaan, Penerbit CV Alfabeta, Bandung.

Amine, Lyn, S 1996, The Need For Moral Champions In Global Marketing, European Journal of Marketing, Vol. 30 No. 5.

Anonymous, 2003, Kemunculan TV-KU (Televisi Kampus Udinus) Beberapa Waktu Lalu, Suara Merdeka, www.suaramerdeka. com/harian/0309/07/nas05.html

Anonymous, 2003,Batik Eksotik dari Desa Trusmi, Sinar Harapan, www.sinarharapan. co.id/ feature /wisata/2003/1201/wis04.html

Antonic, Bostjan and Hisrich, Robert, 2003, Clarifying the Intrapreneurship Concept, Emerald Journal of Small Business and Enterprise Development, Volume 10, Number 1

Barnett, Elizabeth and Storey, John, 2000, Managers Accounts of Innovation Processes in Small and Medium-sized Enterprises, Journal of Small Business and Enterprise Development, Volume 7, Number 4

Bijmolt, Tammo & Zwart, Peter, 1994, The Impact Of Internal Factors On The Export Success Of Dutch Small And Medium-Sized Firms, Journal of Small Business Management, April 1994.

(15)

Hitt, Michael A., R. Duane Ireland, dan Robert E. Hoskisson. (2001). Manajemen

Strategis: Daya Saing & Globalisasi. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Hitt, Michael A., R. Duane Ireland, dan Robert E. Hoskisson. (2001). Manajemen

Strategis: Daya Saing & Globalisasi. Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.

Hunger, J. David & Thomas L. Wheelen. (2003). Manajemen Strategis. Yogyakarta:Penerbit Andi.

Hyland, Paul, Robert Mellor, Terry Sloan, dan Eddie O’mara. (2000). “Learning Strategies and CI: Lesson From Several Small To Medium AustralianManufacturers”. Integrated Manufacturing System. Vol 11, No. 6, pp. 428-436.

Priyono, Bambang Suko. (2003, diakses 4 April 2008). “Analisis PengaruhKesesuaian Hubungan Strategi, Struktur Dan Sistem Karir Pada Kinerja Perusahaan Manufaktur”. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi.

(http://idjurnal.blogspot.com/2008/04/analisis-pengaruh-kesesuaian-hubungan.html).

Steinhoff, Dan. & John F. Burgess. (1993). Small Business

ManagementFundamentals. New York-USA. McGraw-Hill, Inc.

Sugidarma, I Putu. (2004). “Analisis Tipe Strategi Industri Kecil Dan Menengah DiKawasan Sarbagita Bali”. Thesis. Malang: Universitas Brawijaya.

Sule, Ernie Tisnawati & Asep Mulyana. (2006, diakses 4 April 2008).“Kewirausahaan“. (www.pembelajar.com).

Smeru. (2003). Buku I: Peta Upaya Penguatan Usaha Mikro/Kecil di Tingkat

(16)

Smeru. (2003). Buku II: Laporan Lapangan Keberadaan Upaya Penguatan

UsahaMikro di Enam Kabupaten/Kota. Jakarta: Smeru.

________. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1995 tentang

UsahaKecil.

________.(2007, diakses tanggal 19 Maret 2007). ”Kewirausahaan Kolaboratif”.

Dalimunthe, R. (2002). Pengaruh Karakteristik Individu, Kewirausahaan, Gaya

Kepemimpinanterhadap Kemampuan Usaha serta Keberhasilan Usaha

Industri Kecil Tenun dan Bordir diSumatra Utara, Sumatra Barat dan

Riau [disertasi]. Surabaya : Program PascasarjanaUniversitas Airlangga.

Dasaluti, T. (2009). Analisis Pengembangan Usaha Mikro dalam Mendukung

PemberdayaanPerempuan di Pulau Kecil (Studi Kasus di Pulau Bunaken,

Kota Manado, Sulawesi Utara).[Tesis]. Bogor : Sekolah Pascasarjana

Institut Pertanian Bogor.

Arikontu, Suharsimi, 2006. ProsedurPenelitian Suatu PendekatanPraktik. Rineka Cipta, Jakarta.

Alex S. Nitisemito, 2000. ManajemenPersonalia : ManajemenSumber daya

Manusia. Ed 3.Ghalia Indonesia : Jakarta.

Gibson et al, 2000. Organisasi. Jilid 1dan 2. Ahli bahasa AgusDharma, Erlangga : Jakarta.

Hasibuan Melayu.2003. ManajemenSumber Daya Manusia, EdisiRevisi .P.T.Bumi Aksara.

(17)

Nugroho J. Setiadi (2003), PerilakuKonsumen Konsep dan ImplikasiUntuk

Strategis dan PenelitianPemasaran, Edisi I, PenerbitPrenada Media,

Jakarta.

Nugroho, Bhuono Agung. 2005.Strategi Jitu Memilih MetodePenelitian Statistik

PenelitianDengan SPSS. Yogyakarta.

http//www.wirausaha.com/bisnis/ kewiwausahaan .html. 15 agustus 2015.

(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian asosiatif.Penelitian asosiatif merupakan suatu jenis penelitian yang memiliki variabelganda, objek tunggal, dan pola hubungan atau pengaruh.Dalam penelitian ini terdiri atas tiga variabel yaitu: Pengetahuan Kewirausahaan (X1), Karakteristik

Individu (X2), dan Keberhasilan Usaha (Y); sedangkan dan untuk pola yang

digunakan dalampenelitian ini yaitu pola pengaruh antar variabel.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada usaha kuliner yang berada di TASBI, Jalan Setia Budi, Medan, sedangkan waktu penelitian dilakukan dari bulan Januari 2016- Mei 2016.

3.3 Batasan Operasional

1. Variabel Independen (X) yaitu Pengetahuan Kewirausahaan (X1),

Karakteristik Individu (X2).

(19)

3.4 Definisi Operasional

1. Pengetahuan Kewirausahaan (X1)

Pengetahuan Kewirausahaan adalah seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan kualitas individu yang meliputi sikap, motivasi, nilai serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan/kegiatan.

2. Karakteristik Individu (X2)

Karakteristik individu adalah faktor-faktor yang mudah didefinisikandan tersedia, data yang dapat diperoleh sebagian besar dari informasi yangtersedia dalam berkas personalia seorang pegawai mengemukakankarakteristik individu meliputi usia, jenis kelamin, status perkawinan,banyaknya tanggungan dan masa kerja pada usaha kuliner yang berada di TASBI.

3. Keberhasilan Usaha (Y)

(20)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala

(21)

Karakteristik Individu (X2)

Faktor-faktor yang mudah didefinisikan dan tersedia, data yang dapat diperoleh

(22)

LanjutanTabel 3.1

Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala

Keberhasil

Sumber : Bernardin (2007)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

(23)

Tabel 3.2 Skala Likert

No Skala Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Ragu – Ragu 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

Sumber: Sugiyono (2005)

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2009:91) populasiadalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkanolehpenelitiuntukdipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Sedangkansampeladalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Populasipenelitian ini adalah keseluruhan pemilik pada Usaha Kuliner cabang TASBI Medan dengan jumlah 30 responden.

3.6.2 Sampel

(24)

dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil (umar:2008:78).

3.7 Jenis dan Sumber Data

Adapunjenisdatayangdiperlukandalampenelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Data Primer, dalam penelitian ini adalah data-data yang berkenaan dengan

identitas responden seperti: usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir,dan masa kerja para responden (pemilik usaha) pada Usaha Kuliner cabang Tasbi kota Medan.

2. Data sekunder, dalam penelitian ini adalah data-data yang peneliti

dapatkan secara tidak langsung dari objek penelitian, karena peneliti mendapatkan informasi dari media perantara pada Usaha Kuliner cabang Tasbi kota Medan.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalahsebagai berikut:

1. Metode Kuesioner

(25)

2. Metode wawancara

Penelitimelakukanwawancara untuk mendapatkan informasi mengenai responden di lapangan.

3. Metode Dokumentasi

Penelitimengumpulkandata melalui buku, jurnal, dan internet yang menjadi bahan referensi pendukung bagi peneliti.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas

Ujiinidimaksudkanuntuk mengukur sejauh mana ketepatan instrument penelitian sehingga memberikan informasi yang akurat. Pengujian instrument dilakukan terhadap 30 responden pada usaha kuliner daerah Tasbi

2.Carayangdigunakan untuk menghitungkorelasiyaitudenganprogramSPSSmemakai teknik korelasi produk

moment.Kriteria dalam menentukan validitas kuesioner adalah: 1. Jika r hitung>r tabelmaka pernyataan dinyatakan valid.

2. Jika r hitung<r tabel maka pernyataan dinyatakan tidak valid.

Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitasdiberikan kepada 30 responden diluar dari responden penelitian, tetapi memiliki karakteristik yang sama dengan responden penelitian. Nilai r tabel dengan ketentuan df = N-2 (30-2) = 28 dan tingkat signifikansi sebesar 5% , maka angka yang diperoleh = 0.361.

(26)

Tabel 3.3

(27)

Tabel 3.3 menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan telah valid karena r hitung > r tabel. Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap pengujian reliabilitas.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali dan Koncoro (dalam Ginting dan Situmorang, 2008:179) butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

Menurut Kuncoro jika nilai Cronbach's Alpha > 0.80 maka pertanyaan reliabel. Tabel 3.4

Uji Reliabilitas Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.978 .979 37

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Pada 37 pernyataan dengan tingkat signifikansi 5% diketahui bahwa koefisien alpha (Cronbach's Alpha) adalah sebesar 0,978, ini berarti 0,978> 0,80 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian.

3.10 Teknik Analisis 3.10.1 Analisis Deskriptif

(28)

diinterprestasikan secara objektif sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai fakta dan sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti.

3.10.2 Analisis Linier Berganda

Teknikanalisisyangdipakai dalam menguji hipotesis penelitian ini adalah dengan menggunakan multiple regression analysis (analisis regresi berganda).Teknik ini dipakai untuk menganalisis pengaruh beberapa variabel independenterhadapvariabel dependen.Rumus persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut:

Y = α + β1 X1+ β2 X2 + e

Keterangan :

Y = Keberhasilan Usaha

X1 = Pengetahuan Kewirausahaan

X2 = Karakteristik Individu

β1 = Koefisien Pengetahuan Kewirausahaan dan Keberhasilan Usaha

β2=Koefisien Karakteristik Individu dan Keberhasilan Usaha

e =Standard Error persamaan Y 3.10.3 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, agar mendapatkan perkiraan yang tidak bias dan efisien maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Uji Normalitas

Tujuanuji normalitasadalahuntukmengetahuiapakah distribusi sebuahdatamengikutiataumendekatidistribusinormal.Uji normalitas dilakukan

(29)

tingkat signifikan 5% maka jika nilai

Asymp.sig.(2-tailed)diatasnilaisignifikan5% artinya variabel residual berdistribusi normal

(Situmorang, 2010 :97). 2. Uji Heteroskedasitas

Adanya varians variabel independen adalah konstan untuk setiap nilai

tertentuvariabelindependen(Heteroskedasitas).Modelregresi yang baikadalahtidakterjadiHeteroskedasitas.Heteroskedasitasdiuji dengan menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel

independen signifikan secara statistic mempengaruhi variabel dependen,makaada indikasi terjadinya Heteroskedasitas.Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkanmodel regresi tidak mengarah adanya Heteroskedasitas.

3. Uji Multikolinearitas

Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala Multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS.

Tolerancemengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh

variabel independen lainnya.Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai

Tolerance>1 atau nilai VIF <5, maka tidak terjadi Multikolinearitas

(30)

Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan karakteristik individu terhadap keberhasilan usaha maka dilakukan pengujian dengan menggunakan:

3.10.4.1. Uji Signifikan Parsial (Uji – t)

Uji hipotesis dilakukan dengan uji-t yaitu secara parsial untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh pengetahuan kewirausahaan(X1)

dan karakteristik individu (X2) terhadap keberhasilan usaha (Y) pada Usaha

Kuliner Cabang Tasbi Medan.Kriteria pengujian sebagai berikut:

H0 : β = 0. Maka tidak ada pengaruh yang signifikan dari pengaruh pengetahuan

kewirausahaan (X1) dan karakteristik individu (X2) terhadap keberhasilan usaha

(Y).

Ha: β = 0. Maka ada pengaruh pengetahuan kewirausahaan (X1) dan karakteristik

individu (X2) terhadap keberhasilan usaha (Y).

Dengan kriteria keputusan:

H0 diterima jika t hitung< t tablepada α = 5%

Ha diterima jika t hitung< t tablepada α = 5%

3.10.4.2. Uji Signifikan Simultan (Uji – F)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

(31)

H0 :b1b2 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan pengetahuan kewirausahaan (X1) dan karakteristik individu (X2)

terhadap keberhasilan usaha (Y).

H0 : b1b2≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

pengetahuan kewirausahaan (X1) dan karakteristik individu (X2) terhadap

keberhasilan usaha (Y).

Kriteria pengambilan keputusannya adalah: H0 diterima jika F hitung< F tablepada α = 5%

Ha ditolakjika F hitung> F tablepada α = 5%

3.10.4.3 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinan (R2) digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.Dengan kata lain, koefisien determinasi digunakan untuk mengukur variabel bebas yang diteliti yaitu struktur Pengetahuan Kewirausahaan(X1) dan Karakteristik Individu (X2) terhadap

(32)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian ini untuk merumuskan dan menginterpretasikan hasil penelitian berupa identitas responden dan distribusi jawaban terhadap masing-masing variabel.

4.1.1 Karakteristik Responden

Berikut ini adalah tabulasi mengenai karakteristik responden yang berjumlah 30 orang, di distribusikan sebagai berikut :

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Presentase

Laki-Laki 19 63%

Perempuan 11 37%

T O T A L 30 100%

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah Laki - Laki dengan presentase sebesar 63%, dan Perempuan sebesar 37%.

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Presentase

20-30 Tahun 17 57%

31-40 Tahun 7 23%

> 40 Tahun 6 20%

T O T A L 30 100%

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

(33)

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Berusaha

Usia Jumlah Presentase

1-5 Tahun 7 23%

6-10 Tahun 13 43%

> 10 Tahun 10 34%

T O T A L 30 100%

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Pada Tabel 4.3 menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah lama berusaha6-10 Tahun dengan presentase sebesar 43%, > 10 Tahun dengan presentase sebesar 34%, dan 1-5 Tahun sebesar 23%.

4.1.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Pengetahuan Kewirausahaan, Karakteristik Individu, dan Keberhasilan Usaha

Tabel 4.4

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Pengetahuan Kewirausahaan (X1)

No. Item STS TS KS S SS T O T A L

Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa:

(34)

alasan responden menyatakan setuju karena mereka memiliki perancanaan yang matang dalam menjalankan usaha. Sedangkan 10% responden menyatakan kurang setuju (3) dikarenakan beberapa dari mereka tidak menjalankan perencanaan yang matang dalam menjalankan usaha kuliner ini. 2. Pada pernyataan ” Saya mampu mengorganisir seluruh karyawan yang bekerja

pada usaha kuliner saya”, dapat digambarkan 53,3% responden menyatakan setuju (4), alasan responden menyatakan setuju karena pengusaha kuliner tasbi telah menjalankan usahanya lebih dari 5 tahun dan memiliki pengalaman dalam mengorganisir karyawannya. Sedangkan 6,7% responden menyatakan kurang setuju (3) dikarenakan beberapa dari mereka menjalankan usaha kurang dari 5 tahun dan minimnya pengalaman dalam mengorganisir para karyawannya. 3. Pada pernyataan ” Saya mampu menggerakan setiap elemen dalam usaha

kuliner saya”, dapat digambarkan 53,3% responden menyatakan setuju (4), alasan responden menyatakan setuju karena usaha yang dijalankan tidak memiliki elemen yang terlalu sulit untuk dilakukan. Sedangkan 6,7% responden menyatakan kurang setuju (3) dikarenakan beberapa usaha memiliki elemen yang sulit dan kurangnya pengetahuan dalam menjalankan elemen-elemen usaha.

(35)

5. Pada pernyataan ”Saya memiliki tujuan yang jelas dalam menjalankan usaha kuliner ini”, dapat digambarkan 80% responden menyatakan setuju (4), alasan responden menyatakan setuju karena pemilik usaha merupakan orang yang

visioner dan berkeinginan dalam melebarkan sayap bisnisnya. Sedangkan 6,7%

responden menyatakan kurang setuju (3) dikarenakan beberapa pemilik usaha merupakan karyawan di beberapa perusahaan dan tidak terlalu berkompeten dalam berbisnis.

6. Pada pernyataan ” Saya membutuhkan kebijakan dalam menentukan keputusan”, dapat digambarkan 66,7% responden menyatakan setuju (4), alasan responden menyatakan setuju karena pemilik menentukan keputusan berdasarkan kebijakan yang telah disepakati pemilik usaha dan karyawan. Sedangkan 14,3% responden menyatakan kurang setuju (3) dikarenakan beberapa usaha memiliki struktur bisnis yang simpel dan memiliki karyawan yang sedikit.

7. Pada pernyataan ” Saya mampu menerapkan strategi usaha yang baik dalam usaha kuliner saya”, dapat digambarkan 46,7% responden menyatakan sangat setuju (5), alasan responden menyatakan sangat setuju karena usaha yang dijalankan merupakan usaha yang tergolong usaha kuliner sederhana, yang dimana strategi-strategi bisnis cukup mudah untuk dilakukan. Sedangkan 10% responden menyatakan kurang setuju (3) dikarenakan beberapa usaha merupakan usaha mikro yang tidak menuntut stategi bisnis yang konsisten. 8. Pada pernyataan ” Sebagai atasan, saya memahami karakter bawahan saya”,

(36)

beberapa tahun terakhir yang dimana setiap karakter karyawan sudah dapat dipahami. Sedangkan 13,3% responden menyatakan kurang setuju (3) dikarenakan beberapa usaha yang dijalankan masih tergolong usaha yang baru dirintis.

9. Pada pernyataan ”Saya mengerti akan kebutuhan konsumen”, dapat

digambarkan 56,7% responden menyatakan sangat setuju (5), alasan responden menyatakan sangat setuju karena wirausahaan selalu menerima kritik dan saran dari konsumen yang telah membeli produk. Sedangkan 10% responden menyatakan kurang setuju (3) dikarenakan beberapa usaha yang dijalankan wirausahaan merupakan usaha yang mengikuti trand-trand kuliner terkini. 10. Pada pernyataan ” Saya mampu berkomunikasi dengan baik kepada setiap

karyawan saya”, dapat digambarkan 66,7% responden menyatakan setuju (4), alasan responden menyatakan setuju karena wirausahaan selalu mengkontrol dengan cara berkomunikasi pada setiap karyawannya. Sedangkan 3,3% responden menyatakan kurang setuju (3) dikarenakan pemilik kurang berkomunikasi dengan karyawan dikarenakan adanya sistem yang memandu setiap gerak usahanya.

(37)

12. Pada pernyataan ”Saya mampu menemukan masalah dalam kemajuan usaha saya”, dapat digambarkan 50% responden menyatakan setuju (4), alasan responden menyatakan setuju karena beberapa wirausahaan telah memahami dan mempelajari faktor-faktor pengetahuan kewirausahaan. Sedangkan 6,7% responden menyatakan tidak setuju (2) dikarenakan wirausahaan kurang memiliki pengetahuan kewirausahaan.

13. Pada pernyataan ” Saya mampu mengambil keputusan dalam menghadapi masalah yang datang”, dapat digambarkan 50% responden menyatakan setuju (4), alasan responden menyatakan setuju karena beberapa wirausahaan dapat memahami masalah dan penyelesaiannya. Sedangkan 3,3% responden menyatakan tidak setuju (2) dikarenakan masalah yang dihadapi merupakan masalah yang timbul dari individu karyawan.

14. Pada pernyataan ” Mengatur waktu sangat penting guna efisiensi pekerjaan saya”, dapat digambarkan 60% responden menyatakan setuju (4), alasan responden menyatakan setuju karena beberapa wirausahaan telah memahami siklus bisnisnya. Sedangkan,3% responden menyatakan kurang setuju (3) dikarenakan wirausahaan merupakan karyawan dan bisnis tersebut merupakan usaha sampingan.

(38)

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Karakteristik Individu (X2)

Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa:

1. Pada pernyataan ” Saya memiliki patokan umur yang boleh bekerja pada usaha kuliner saya”, dapat digambarkan 60% responden menyatakan sangat setuju (5), alasan responden menyatakan sangat setuju karena beberapa wirausahaan memilih karyawan muda dikarenakan pembayaran gaji yang cukup terjangkau. Sedangkan 40% responden menyatakan setuju (4) dikarenakan karyawan muda memiliki tenaga yang lebih baik.

(39)

3. Pada pernyataan ” Saya sudah lama berkecimpung dalam usaha kuliner ini”, dapat digambarkan 43,3% responden menyatakan sangat setuju (5), alasan responden menyatakan sangat setuju karena beberapa beberapa usaha telah mendirikan usahanya dalam waktu yang cukup lama. Sedangkan 53,7% responden menyatakan setuju (4) dikarenakan usaha telah berdiri lebih dari 6 tahun.

4. Pada pernyataan ” Saya mudah bersepakat dalam menjalin kerjasama dengan pengusaha/rekan kerja yang lain”, dapat digambarkan 43,3% responden menyatakan sangat setuju (5), alasan responden menyatakan sangat setuju karena beberapa wirausahaan mimiliki karakteristik bisnis yang sama dengan pengusaha lainnya. Sedangkan 53,7% responden menyatakan setuju (4) dikarenakan wirausahaan sering berjumpa saat berbisnis dan sering bersilahturahmi dengan pebisnis lainnya.

5. Pada pernyataan ” Saya mudah berinteraksi dengan para pegawai ditempat saya bekerja”, dapat digambarkan 53,3% responden menyatakan sangat setuju (5), alasan responden menyatakan sangat setuju karena beberapa wirausahaan telah merekrut pegawai yang ramah dan mudah berinteraksi dengan orang lain. Sedangkan 46,7% responden menyatakan setuju (4) dikarenakan pegawai memiliki sifat yang ramah.

(40)

responden menyatakan setuju (4) dikarenakan wirausahaan merupakan leader / contoh yang harus diteladani karyawannya.

7. Pada pernyataan ”Saya selalu terbuka terhadap hal-hal baru guna kemajuan usaha kuliner saya”, dapat digambarkan 50% responden menyatakan sangat setuju (5), alasan responden menyatakan sangat setuju karena beberapa wirausahaan memiliki wawasan yang terbuka dalam menghadapi kemungkinan guna kemajuan usaha kulinernya. Sedangkan 50% responden menyatakan setuju (4) dikarenakan wirausahaan menyukai tantangan atau hal yang baru dalam bisnisnya.

8. Pada pernyataan ” Saya memiliki motif berwirausaha yang tinggi dalam

menjalankan usaha kuliner ini”, dapat digambarkan 53,3% responden menyatakan sangat setuju (5), alasan responden menyatakan sangat setuju karena beberapa wirausahaan memiliki visi yang jelas dalam nernisnis. Sedangkan 46,7% responden menyatakan setuju (4) dikarenakan wirausahaan memiliki misi yang jelas dalam berbisnis.

9. Pada pernyataan ” Saya mengenal dengan baik keadaan lingkungan tempat saya bekerja”, dapat digambarkan 60% responden menyatakan sangat setuju (5), alasan responden menyatakan sangat setuju karena usaha yang dijalankan telah berlangsung cukup lama. Sedangkan 40% responden menyatakan setuju (4) dikarenakan wirausahaan telah memahami lingkungan bisnis.

(41)

dalam mengambil keputusan-keputusan penting dalam bisnisnya. Sedangkan 46,7% responden menyatakan setuju (4) dikarenakan wirausahaan memiliki visi, dan misi yang baik dalam memajukan bisnisnya.

11. Pada pernyataan ” Saya memiliki keyakinan yang besar terhadap usaha kuliner yang sedang saya jalani”, dapat digambarkan 56,7% responden menyatakan setuju (4), alasan responden menyatakan setuju karena beberapa usaha memiliki kemajuan dalam bisnisnya. Sedangkan 6,7% responden menyatakan tidak setuju (2) dikarenakan wirausahaan sedang mengalami penurunan dalam bisnisnya.

12. Pada pernyataan ” Saya memiliki pikiran yang positif terhadap

keberhasilan usaha ini kedepannya”, dapat digambarkan 56,7% responden menyatakan sangat setuju (5), alasan responden menyatakan sangat setuju karena beberapa usaha memiliki kemajuan dalam bisnisnya. Sedangkan 3,3% responden menyatakan tidak setuju (2) dikarenakan wirausahaan sedang mengalami penurunan dalam bisnisnya.

13. Pada pernyataan ” Saya mampu merespon dengan baik apa yang dibutuhkan usaha kuliner saya saat ini”, dapat digambarkan 46,7% responden menyatakan setuju (4), alasan responden menyatakan setuju karena beberapa wirausahaan selalu meminta kritik dan saran kepada konsumennya. Sedangkan 6,7% responden menyatakan tidak setuju (2) dikarenakan wirausahaan tidak melakukan perombakan trend bisnis.

(42)

memiliki jenis kelamin laki-laki yang dimana laki-laki selalu mempertimbangkan segalanya secara logika . Sedangkan 3,3% responden menyatakan tidak setuju (2) dikarenakan wirausahaan memiliki jenis kelamin perempuan yang dimana jenis kelamin perempuan kurang menggunakan logika dalam bertindak.

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keberhasilan Usaha (Y)

No. Item STS TS KS S SS T O T A L

F % F % F % F % F % F %

1 0 0 0 0 0 0 23 76,7 7 23,3 30 100

2 0 0 0 0 0 0 22 73,3 8 26,7 30 100

3 0 0 0 0 0 0 12 40 18 60 30 100

4 0 0 0 0 0 0 13 43,3 17 56,7 30 100

5 0 0 0 0 0 0 17 56,7 13 43,3 30 100

6 0 0 0 0 0 0 21 70 9 30 30 100

7 0 0 0 0 0 0 14 46,7 16 53,3 30 100

8 0 0 0 0 0 0 9 30 21 70 30 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa:

1. Pada pernyataan ” Pemasukan secara tunai saya mencapai target, 76,7% menyatakan setuju”, dapat digambarkan 23,3% responden menyatakan sangat setuju (5), alasan responden menyatakan sangat setuju karena beberapa usaha memiliki sistem pembukuan keuangan yang baik. Sedangkan 76,7% responden menyatakan setuju (4) dikarenakan kasir yang jujur dan sistem keuangan yang baik.

(43)

dan kualitas produknya. Sedangkan 73,3% responden menyatakan setuju (4) dikarenakan lokasi usaha yang semakin ramai dikunjungi.

3. Pada pernyataan ” Saya memiliki pertumbuhan modal kerja yang tinggi, 40% menyatakan setuju”, dapat digambarkan 60% responden menyatakan sangat setuju (5), alasan responden menyatakan sangat setuju karena beberapa usaha memiliki pertumbuhan laba yang baik. Sedangkan 40% responden menyatakan setuju (4) dikarenakan perkembangan usaha yang sangat menjanjikan.

4. Pada pernyataan ” Saya mampu menambah alat usaha guna keberlangsungan usaha kuliner ini”, dapat digambarkan 56,7% responden menyatakan sangat setuju (5), alasan responden menyatakan sangat setuju karena beberapa usaha memiliki pertumbuhan usaha yang baik. Sedangkan 43,3% responden menyatakan setuju (4) dikarenakan usaha yang dirintis menjanjikan laba yang baik.

5. Pada pernyataan ” Aset dalam usaha saya sebagai modal dalam usaha ini”, dapat digambarkan 43,3% responden menyatakan sangat setuju (5), alasan responden menyatakan sangat setuju karena beberapa usaha menjual produk olahan. Sedangkan 56,7% responden menyatakan setuju (4) dikarenakan dalam membuat produk olahan dibutuhkan aset yang berbentuk mesin.

(44)

7. Pada pernyataan ” Pelanggan saya bertambah setiap bulannya”, dapat digambarkan 53,3% responden menyatakan sangat setuju (5), alasan responden menyatakan sangat setuju karena strategi-strategi bisnis yang dilakukan berhasil. Sedangkan 46,7% responden menyatakan setuju (4) dikarenakan wirausahaan konsisten dalam menjalankan bisnisnya.

8. Pada pernyataan ” Produktivitas karyawan saya mengalami peningkatan setiap bulannya”, dapat digambarkan 70% responden menyatakan sangat setuju (5), alasan responden menyatakan sangat setuju karena wirausahaan memberikan motivasi kepada karywannya. Sedangkan 30% responden menyatakan setuju (4) dikarenakan wirausahaan memberikan insentif lebih kepada karyawannya .

4.2 Analisis Linier Berganda

Analisis linier berganda dilakukan dengan bantuan SPSS 17.0 dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas Pengetahuan Kewirausahaan, dan Karakteristik Individuterhadap variabel terikat yaitu Keberhasilan Usaha (Y).

Tabel 4.7

Variables Entered/Removed

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 Karakteristik_Individu,

Pengetahuan_Kewirausah

aana

. Enter

a. All requested variables entered.

(45)

Berdasarkan Tabel 4.7 (Variabel Entered/removedb) menunjukkan hasil analisis statistik tiap indikator sebagai berikut.

Tabel 4.8

Analisis Linier Berganda Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -2.704 6.325 -.428 .672

Pengetahuan_Kewirausahaan .264 .113 .378 2.331 .027

Karakteristik_Individu .347 .122 .461 2.844 .008

a. Dependent Variable: Keberhasilan_Usaha

Sumber:Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.8 maka persamaan analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah:

Y = -2,704 + 0,264 X1 + 0,347 X2

Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

a. Konstanta (a) = -2,704, ini menunjukkan harga constant, dimana jika variabel Pengetahuan Kewirausahaan (X1), dan Karakteristik Individu (X2)= 0, maka

Keberhasilan Usaha = -2,704.

b. Koefisien X1 (b1) = 0,264, ini berarti bahwa variabel Pengetahuan Kewirausahaan (X1) berpengaruh positif terhadap Keberhasilan Usaha, atau

dengan kata lain jika pengetahuan kewirausahaan (X1) ditingkatkan sebesar

(46)

pengetahuan kewirausahaan maka akan semakin meningkat pula keberhasilan usaha pada usaha kuliner tasbi Medan.

c. Koefisien X2 (b2) = 0,347, ini berarti bahwa variabel Karakteristik Individu (X2) berpengaruh positif terhadap Keberhasilan Usaha, atau dengan kata lain jika

karakteristik individu (X2) ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka keberhasilan

usaha akan mengalami peningkatan sebesar 0,347. Koefesien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara variabel karakteristik individu dengan keberhasilan usaha, semakin meningkat karakteristik individu maka akan semakin meningkat pula keberhasilan usaha pada usaha kuliner tasbi Medan.

4.3 Uji Asumsi Klasik 4.3.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin menguji apakah dalam model regresi distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng.

1. Analisis Grafik

(47)

.

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Gambar 4.1

Pengujian Normalitas Histogram

(48)

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Gambar 4.2

Pengujian Normalitas P-P Plot

Pada P-P plot terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan cenderung mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data yang dipergunakan dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas sehingga layak untuk diuji dengan model regresi.

2. Analisis Statistik

(49)

tidak berdistribusi normal. Berikut ini pengujian normalitas yang didasarkan dengan uji statistik nonparametik Kolmogorv-Smirnov (K-S).

Tabel 4.9

Uji Kolmogrov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 30

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.43414915

Most Extreme Differences Absolute .103

Positive .103

Negative -.087

Kolmogorov-Smirnov Z .566

Asymp. Sig. (2-tailed) .905

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.9, terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed) adalah 0,905, ini berarti nilainya diatas nilai signifikan 5% (0.05). dengan kata lain variabel tersebut berdistribusi normal.

4.3.2 Uji Heteroskedastisitas

(50)

1. Analisis Grafik

Dasar analisis adalah tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Gambar 4.3

Pengujian Heteroskedastisitas Scatterplot

(51)

Dasar analisis metode statistik adalah jika variabel bebas signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.

Tabel 4.10 Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.016 3.153 1.274 .214

Pengetahuan_Kewirausahaan -.090 .056 -.380 -1.599 .121

Karakteristik_Individu .047 .061 .185 .779 .443

a. Dependent Variable: RES2

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa tidak satupun variabel bebas yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat RES2. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% jadi disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

4.3.3 Uji Multikolinieritas

Gejala multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan

VIF (Variance Inflation Factor), Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel

(52)

Tabel 4.11

Pengetahuan_Kewirausahaan .264 .113 .378 2.331 .027 .596 1.677

Karakteristik_Individu .347 .122 .461 2.844 .008 .596 1.677

a. Dependent Variable: Keberhasilan_Usaha

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat terlihat bahwa data (variabel) tidak terkena multikolinieritas karena nilai VIF < 5 dan nilai Tolerance > 0,1 sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi keberhasilan usaha berdasarkan masukan variabel pengetahuan kewirausahaan, dan variabel karakteristik individu.

4.4 Uji Hipotesis

4.4.1 Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

Kriteria pengujiannya adalah :

Ho : b1 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Ho : b1 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

(53)

Ho ditolak jika F hitung > F tabel pada α= 5%

Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut:

df (Pembilang) = k – 1 df (Penyebut) = n – k

Keterangan :

n = jumlah sampel penelitian k = jumlah variabel bebas dan terikat

Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) 30 dan jumlah keseluruhan variabel (k) adalah 3, sehingga diperoleh :

1. df (pembilang) = 3 – 1 = 2 2. df (penyebut) = 30 – 3 = 27

Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS, kemudian

akan dibandingkan dengan Ftabelpada tingkat α = 5%.

Tabel 4.12

Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 81.320 2 40.660 18.405 .000a

Residual 59.647 27 2.209

Total 140.967 29

a. Predictors: (Constant), Karakteristik_Individu, Pengetahuan_Kewirausahaan

b. Dependent Variable: Keberhasilan_Usaha

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Pada Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa hasil perolehan Fhitung pada kolom F

(54)

Ftabel yakni 3,354, dengan tingkat kesalahan α = 5%, atau dengan kata lain Fhitung >

Ftabel (18,405>3,354).

Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis jika Fhitung > Ftabel dan tingkat

signifikansinya (0.000< 0.05), menunjukkan bahwa pengaruh variabel bebas (pengetahuan kewirausahaan, dan karakteristik individu) secara serempak adalah signifikan terhadap variabel terikat (keberhasilan usaha).

4.4.2 Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel bebas secara parsial (individual) terhadap variasi variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah :

Ho : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dansignifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Ho : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikandari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan adalah: Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α= 5%

Ho ditolak jika t hitung > t tabel pada α= 5% Hasil pengujian adalah :

Tingkat kesalahan (α) = 5% dan derajat kebebasan (df) = (n-k)

n = jumlah sampel, n = 30

k = jumlah variabel yang digunakan, k = 3

Derajat kebebasan/ degree of freedom(df) =(n-k) = 30-3 = 27

Uji-t yang dilakukan adalah uji satu arah, maka ttabel yang digunakan

(55)

Tabel 4.13

Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-t) Coefficientsa

Pengetahuan_Kewirausahaan .264 .113 .378 2.331 .027

Karakteristik_Individu .347 .122 .461 2.844 .008

a. Dependent Variable: Keberhasilan_Usaha

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa: 1. Variabel Pengetahuan Kewirausahaan (X1)

Nilai thitung variabel pengetahuan kewirausahaan adalah 2,331 dan nilai ttabel 1,703

maka thitung >ttabel (2,331>1,703) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

pengetahuan kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan (0,027< 0,05) secara parsial terhadap keberhasilan usaha. Artinya, jika variabel pengetahuan kewirausahaan ditingkatkan sebesar satu satuan, maka keberhasilan usaha akan meningkat sebesar 0,264.

2. Variabel Karakteristik Individu (X2)

Nilai thitung variabel karakteristik individu adalah 2,844 dan nilai ttabel 1,703 maka

thitung >ttabel (2,844> 1,703) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

karakteristik individu berpengaruh positif dan signifikan (0,008< 0,05) secara parsial terhadap keberhasilan usaha. Artinya, jika variabel karakteristik individu ditingkatkan sebesar satu satuan, maka keberhasilan usaha akan meningkat sebesar 0,347.

(56)

Pengujian koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai satu (0 ≤ R² ≥ 1). Jika R² semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan demikian sebaliknya.

Tabel 4.14

Hasil Uji Koefesien Determinasi (R2) Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .760a .577 .546 1.48632

a. Predictors: (Constant), Karakteristik_Individu,

Pengetahuan_Kewirausahaan

b. Dependent Variable: Keberhasilan_Usaha

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa :

1. Nilai R Square sebesar 0,577 berarti 57,7% variabel keberhasilan usaha (Y) dapat dijelaskan oleh variabel pengetahuan kewirausahaan (X1), dan karakteristik

individu (X2). Sedangkan sisanya 42,3% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel

lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.5 Pembahasan

4.5.1 Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

(57)

keberhasilan usaha. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi yang bernilai positif 0,264dan nilai thitung (2,331) yang lebih besar dari nilai ttabel (1,703) dengan

tingkat signifikansi 0,027.Artinya jika pengetahuan kewirausahaanditingkatkan sebesar satu-satuan, maka keberhasilan usahaakan mengalami peningkatan sebesar 0,264.

Menurut Kasmir (2009:43) pengetahuan kewirausahaan adalah dasar dari sumber daya kewirausahaan yang terdapat didalam diri individu.Seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki pengetahuan, kemampuan, dan kemauan. Ada kemauan tetapi tidak memiliki pengetahuan dan kemampuan tidak akan membuat seseorang menjadi wirausaha yang sukses. Sebaliknya, menurut Suryana (2003:4) memiliki pengetahuan dan kemampuan tetapi tidak disertai dengan kemauan, tidak akan membuat wirausaha mencapai kesuksesan. 4.5.2 Pengaruh Karakteristik Individu Terhadap Keberhasilan Usaha

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel karakteristik individumemiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi yang bernilai positif 0,347dan nilai thitung (2,844) yang lebih besar dari nilai ttabel (1,703) dengan tingkat

signifikansi 0,008.Artinya jika karakteristik individuditingkatkan sebesar satu-satuan, maka keberhasilan usahaakan mengalami peningkatan sebesar 0,347.

(58)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan Uji-F atau secara serempak, variabel pengetahuan kewirauswahaan, dan variabel karakteristik individumemiliki pengaruh yang positif dan signifikanterhadap variabel keberhasilan usaha.

2. Berdasarkan Uji-t disimpulkan bahwa kedua variabel berpengaruh secara signifikan, dan yang paling dominan mempengaruhi keberhasilan usaha pada usaha kuliner tasbi Medanadalah Karakteristik Individu. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien variabel karakteristik individu sebesar (0,347) yang lebih besar dibandingkan dengan koefisien variabel pengetahuan kewirausahaan sebesar (0,246). Artinya pengetahuan kewirausahaan itu dapat diperoleh sambil menjalankan usaha. ( learning by doing ) ini sesuai dengan teori entrepreneur.

(59)

5.2 Saran

1. Mengingat karakteristik individu mempunyai pengaruh yang dominan terhadap

keberhasilan usaha pada usaha kuliner tasbi Medan, maka pihak pengelola usahaselaku pemilik perlu untuk lebih meningkatkan karakteristik individu, semakin meningkatkarakteristik individu yang dimiliki oleh seorang pengusahamaka akan semakin meningkat pula keberhasilan usahayang akan diperolehnya.

2. Bagi para peneliti selanjutnya disarankan agar menambah variabel-variabel yang berbeda dengan variabel yang sebelumnya untuk memperkaya pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha seperti innovatitiveness, risk orientation, decision making ability, achievement

motivation, information seeking behavior, utilization, cosmopolitness, market

orientation, result orientedness, managerial assistance, leadership ability, self

convidence, dan scientific orientationdan lain sebagainya, serta melibatkan

(60)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan Kewirausahaan 2.1.1 Pengertian Kewirausahaan

Menurut Suryana (2013:14) kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses, inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan yang inovatif demi terciptanya peluang. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu yang ada dalam diri untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal (baik) sehingga bisa meningkatkan taraf hidup di masa mendatang (Hendro, 2011: 31). Kewirausahaan adalah disiplin ilmu yang mempelajari tentangnilai, kemampuan, dari perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai risiko yang mungkin dihadapi (Sudaryono, 2010:1).

Enam hakikat penting kewirausahaan:

a. Kewirausahaan adalah nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuanm siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis.

(61)

c. Kewirausahaan adalah proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan atau usaha.

d. Kewirausahaan adalah nilai yang diperlukan untuk memulai dan mengembangkan usaha.

e. Kewirausahaan adalah proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan bermanfaat serta bernilai lebih.

f. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi dan ilmu pengetahuan, menghasilkan barang dan jasa sehingga lebih efisien memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara untuk memberikan kepuasan kepada konsumen (Sudaryono dkk, 2011:41).

2.1.2.Pengertian Pengetahuan Kewirausahaan

Menurut Kasmir (2009:43) pengetahuan kewirausahaan adalah dasar dari sumber daya kewirausahaan yang terdapat didalam diri individu.Seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki pengetahuan, kemampuan, dan kemauan. Ada kemauan tetapi tidak memiliki pengetahuan dan kemampuan tidak akan membuat seseorang menjadi wirausaha yang sukses. Sebaliknya, menurut Suryana (2003:4) memiliki pengetahuan dan kemampuan tetapi tidak disertai dengan kemauan, tidak akan membuat wirausaha mencapai kesuksesan.

(62)

kualitas individu yang meliputi sikap, motivasi, nilai serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan/kegiatan. Keterampilan yang harus dimiliki Suryana (2003) :

a. Managerial skill

b. Conceptual skill

c. Human skill (keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi dan

berelasi)

d. Decision making skill (keterampilan merumuskan masalah dan

mengambil keputusan)

e. Time managerial skill ( keterampilan mengatur dan menggunakan

waktu).

Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan individu yang langsung berpengaruh pada kinerja, Kinerja bagi wirausaha merupakan tujuan yang ingin dicapai.

2.1.2.1. Menumbuhkan Pengetahuan Wirausaha

Wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi yaitu : seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan kualitas individu yang meliputi sikap, motivasi, nilai serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan/kegiatan. Keterampilan yang harus dimiliki :

a. Managerial skill

(63)

menjalankan fungsi - fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan agar usaha yang dijalankannya dapat mencapai tujuan yang diinginkan.Kemampuan menganalisis dan mengembangkan pasar, kemampuan mengelola sumber daya manusia, material, uang, fasilitas dan seluruh sumber daya perusahaan merupakan syarat mutlak untuk menjadi wirausaha sukses.

Secara garis besar ada dua cara untuk menumbuhkan kemampuan manajerial, yaitu melalui jalur formal dan informal. Jalur formal misalnya melalui jenjang lembaga pendidikan sekolah menengah kejuruan bisnis dan manajemen atau melalui pendidikan tinggi misalnya departemen administrasi niaga atau departemen manajemen yang tersebar berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta.Jalur informal, misalnya melalui seminar, pelatihan dan otodidak serta melalui pengalaman.

b. Conceptual skill

Kemampuan untuk merumuskan tujuan, kebijakan dan strategi usaha merupakan landasan utama menuju wirausaha sukses.Tidak mudah memang mendapatkan kemampuan ini. Kita harus ekstra keras belajar dari berbagai sumber dan terus belajar dari pengalaman sendiri dan pengalaman orang lain dalam berwirausaha.

c. Human skill (keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi dan

berelasi).

(64)

usaha. Dengan keterampilan seperti ini, kita akan memiliki banyak peluang dalam merintis dan mengembangkan usaha. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan ini misalnya dengan melatih diri diberbagai organisasi, bergabung dengan klub-klub hobi dan melatih kepribadian kita agar bertingkah laku mentenangkan bagi orang lain.

d. Decision making skill (keterampilan merumuskan masalah dan

mengambil keputusan).

Sebagai seorang wirausaha, kita seringkali dihadapkan pada kondisi ketidakpastian.Berbagai permasalahan biasanya bermunculan pada situasi seperti ini.Wirausaha dituntut untuk mampu menganalisis situasi dan merumuskan berbagai masalah untuk dicarikan berbagai alternatif pemecahannya.

Tidak mudah memang memilih alternatif terbaik dari berbagai alternatif yang ada.Agar tidak salah menentukan alternatif, sebelum mengambil keputusan, wirausaha harus mampu mengelola informasi sebagai bahan dasar pengambilan keputusan. Keterampilan memutuskan dapat kita pelajari dan kita bangun melalui berbagai cara. Selain pendidikan formal, pendidikan informal melalui pelatihan, simulasi dan berbagi pengalaman dapat kita peroleh.

e. Time managerial skill ( keterampilan mengatur dan menggunakan

waktu).

(65)

waktu dan pekerjaan. Ketidakmampuan mengelola waktu membuat pekerjaan menjadi menumpuk atau tak kunjung selesai sehingga membuat jiwanya gundah dan tidak tenang.Seorang wirausaha harus terus belajar mengelola waktu.Keterampilan mengelola waktu dapat memperlancar pelaksanaan pekerjaan dan rencana-rencana yang telah digariskan.

2.1.2.2Dimensi Pengetahuan kewirausahaan Dimensi keberhasilan usaha adalah :

1. Pengetahuan mengenai usaha yang akan dimasuki/dirintis dan lingkungan usaha yang ada.

2. Pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab

3. Pengetahuan tentang kepribadian dan kemampuan diri.

4. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis (Suryana, 2006:4).

Untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki adalah memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau kompetensi. Kompetensi itu sendiri ditentukkan oleh pengetahuan dan pengalaman usaha (Suryana, 2006:88).

(66)

mencari peluang, mampu dan berani menanggung resiko, dan mampu mengembangkan ide serta memanfaatkan sumber daya (Saban, 2013:46).

Terdapat beberapa kemampuan yang harus dimiliki wirausaha (Sudaryono dkk, 2011:64)

a. Self knowledge, memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan dijalankan atau ditekuni.

b. Imagination, memiliki imajinasi, ide dan perspektf serta tidak mengandalkan kesuksesan masa lalu.

c. Partical knowledge,memiliki pengetahuan praktis , misalnya pengetahuan teknik, desain, pemrosesan, pembukuan, administrasi, dan pemasaran.

d. Search skill,kemampuan menemukan, berkreasi dan berimajinasi. e. Foresight, berpandangan jauh kedepan.

f. Communication skill, kemampuan berkomunikasi, bergaul, dan berhubungan dengan orang lain.

2.2. Karakteristik Individu

2.2.1. Pengertian Karakteristik Individu

(67)

Menurut Maslow dalam Gibson et.al. (2000:132), menggambarkan karakteristik individu yang didefinisikan sebagai orang yang beraktualisasi diri mengenai:

1. Kemampuan mempersepsi orang dan kejadian-kejadian dengan akurat. 2. Kemampuan melepaskan diri sendiri dari kekalutan kehidupan.

3. Orientasi masalah tugas.

4. Kemampuan untuk memperoleh kepuasan pribadi dari pengembangan pribadi dalam melakukan suatu hal yang berharga.

5. Kapasitas untuk mencintai dan mengalami kehidupan dengan cara yang sangat mendalam.

6. Ketertarikan pada tujuan apa yang mereka sedang kerjakan. 7. Kreativitas yang tinggi dalam bekerja.

Dari uraian di atas, terlihat bahwa setiap pemilik usaha bisnis sebagai individu memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan ini menggambarkan bahwa karakteristik individu tidak akan sama antara seorang pemilik usaha bisnis dengan yang lainnya.

Karakteristik pimpinan perusahaan yang meliputi: pendidikan, kemampuan (keahlian) sangat mempengaruhi pimpinan tersebut dalam membuat keputusan di samping gaya kepemimpinannya. (Supriono, 1999; Utama,1996; Dester, 1997; Wahyudi, 1995 dalam Dalimunthe, 2002: 44) Dalam hal-hal di atas, dapat dikemukakan bahwa yang sangat mempengaruhi kemampuan seorang individu yakni: pendidikan, jenis kelamin, dan pelatihan.

(68)

sukubangsa, dan kepribadian.” Robbins (2006:115) menyatakan bahwa, “Faktor-faktor yang mudah didefinisikandan tersedia, data yang dapat diperoleh sebagian besar dari informasi yangtersedia dalam berkas personalia seorang pegawai mengemukakankarakteristik individu meliputi usia, jenis kelamin, status perkawinan,banyaknya tanggungan dan masa kerja dalam organisasi.”

Siagian (2008:64) menyatakan bahwa, “Karakteristik biografikal (individu) dapat dilihat dari umur, jenis kelamin, status perkawinan, jumlah tanggungan dan masa kerja.”

2.2.2. Faktor-Faktor Karakteristik Individu

Menurut Ardana (2009:31) karakteristik individu meliputi beberapa hal yang membedakan antara satu sama lain, yaitu:

1. Ciri Biografis • Umur

• Jenis Kelamin • Status Perkawinan • Masa kerja

2. Kepribadian 3. Persepsi 4. Sikap

2.2.2.1 Ciri Biografis

(69)

2.2.2.2 Kepribadian

Kepribadian merupakan perbedaan karakteristik individu. Kepribadian dapat juga dikatakan kombinasi antara seperangkat fisik dan karakteristik mental seseorang. Kepribadian dapat dilihat dari perilaku individu, seperti bagaimana cara seseorang berbicara, bertindak dan melakukan sesuatu.Tampubolon (2008:28) menyatakan bahwa “Kepribadian adalah gambaran profil seseorang atau kombinasi dari karakteristik disertai keunikan seseorang secara alamiah yang berinteraksi dengan lainnya”. Hasibuan (2009:138) menyatakan bahwa “Kepribadian adalah serangkaian ciri yang relatif tetap dan sebagian besar dibentuk oleh faktor keturunan, sosial, kebudayaan, dan lingkungan”.

Ada 3 (tiga) faktor yang berpengaruh terhadap kepribadian individu, yaitu: 1. Keturunan

Kepribadian seseorang dibentuk karena faktor orang tua seperti: sifat pemalu,

penakut, pemurung atau sebaliknya.

2. Lingkungan

Kepribadian seseorang banyak disumbangkan oleh lingkungannya seperti:

budaya, norma-norma keluarga, teman dan kelompok sosial lainnya.

3. Situasi

Kepribadian seseorang banyak ditentukan oleh bawaan lahir, lingkungan yang

relatif stabil, akan dapat berubah karena kondisi situasi tertentu yang berubah.

2.2.2.3 Persepsi

(70)

orang memberi artinya sendiri terhadap stimuli atau gambaran hasil panca indera, maka dapat dikatakan bahwa individu yang berbeda “melihat” hal yang sama dengan cara yang berbeda. Ivancevich et al (2006:116), “Proses dimana seorang individu memberikan arti pada lingkungan. Hal tersebut melibatkan pengorganisasian dan penerjemahan berbagai stimulus menjadi suatu pengalaman psikologis”. Sedangkan, Tampubolon (2008:63), ”Persepsi dapat didefinisikan sebagai gambaran seseorang tentang sesuatu objek yang menjadi fokus permasalahan. Persepsi bagi pribadi diri sendiri meliputi sikap, motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu dan pengharapan (ekspektasi). Selain itu faktor seperti waktu, keadaan/tempat kerja dan keadaan sosial serta decision making juga

turut andil dalam persepsi bagi pribadi diri sendiri.

2.2.2.4 Sikap

Ivancevich et,al (2006:87) Sikap (Attitude) merupakan keadaan mental yang dipelajari dan diorganisasikan melalui pengalaman, menghasilkan pengaruh spesifik pada respons seseorang terhadap orang lain, objek, situasi yang berhubungan. Tampubolon (2008:34) Sikap adalah kesiapan mental untuk merespon sesuatu, baik yang negatif maupun yang positif. Robbins (2007:93) adalah pernyataan-pernyataan atau penilaian-penilaian evaluatif berkaitan dengan obyek, orang, atau peristiwa. Sikap mempunyai tiga komponen utama:

(71)

b) Emosi (Afeksi) merupakan komponen emosional dari sikap. Afeksi merupakan bagian dari sikap yang berhubungan dengan perasaan tertentu pada orang, kelompok, atau situasi.

c) Perilaku (behavior) adalah suatu maksud untuk berperilaku dengan suatu cara tertentu, yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dipengaruhinya.

2.3. Keberhasilan Usaha

2.3.1 Pengertian Keberhasilan Usaha

Noor (2007:397) mengemukakan bahwa “Keberhasilan usaha pada hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis mencapai tujuannya, suatu bisnis dikatakan berhasil bila mendapat laba, karena laba adalah tujuan dari seseorang melakukan bisnis. Menurut Ranto (2007:20) keberhasilan berwirausaha tidaklah identik dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya, karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai tambah. Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bisa membentuk, mendirikan, serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya berbentuk, tidak berjalan atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun kecilnya ukuran suatu usaha jika dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baik maka nilai berusahanya jelas lebih berharga dari pada sebuah organisasi besar yang dimulai dengan bergelimang fasilitas.

(72)

2.3.1.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan dan Kegagalan Usaha

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha

Beberapa diantara perusahaan mampu bertahan dan bahkan berkembang tetapi sebagian besar mengalami kegagalan. Alasan perusahaan yang bermula dengan keberhasilan bukan karena pendirinya mempunyai modal besar pada saat memulai usaha, penyebab suksesnya suatu perusahaan karena dikelola oleh wirausahawan yang mengetahui apa yang harus dikerjakan.

Wirausahawan pada umumnya percaya bahwa mampu bekerja lebih baik dari pada orang lain dan akan berusaha keras dengan tanggung jawab penuh. Sekali tujuan tercapai, mereka akan segera menggantikannya dengan tujuan yang lebih besar. Wirausahawan mempunyai ciri yang dominan, yakni rasa percaya diri dan kemampuan yang lebih baik dari pada teman sekerja maupun atasannya.

Wirausahawan memerlukan kebebasan untuk memilih dan bertindak menurut persepsinya tentang tindakan yang akan membuahkan sukses. Salah satu seminar Gerald Abraham salah seorang penasehat bisnis pada sebuah firma hukum, juga pemilik dan direktur sebuah konsultan keuangan di tahun 2006, berisi tentang menjadi sukses dengan memahami 9 aspek penting sebelum memulai usaha yaitu :

1) Memahami konsep produk atau jasa secara baik, 2) Membuat visi dan misi bisnis,

3) Perlunya winning, positive dan learning attitude untuk menjadi sukses, 4) Membuat perencanaan dan strategi bisnis yang efektif akan menghindari

Gambar

Tabel 3.1  Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2 Skala Likert
Tabel 3.3 Uji Validitas
Tabel 3.4 Uji Reliabilitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian pada SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B,

JASA KONSULTANSI PERENCANAAN RENOVASI RUANG PELAYANAN

Nama paket pekerjaan : Konsultan Pengawas Rehabilitasi/ Renovasi Rumah Dinas Bikit Galang Lokasi : Sekretariat Unit Layanan Pengadaan Daerah Kelompok Kerja Provinsi.

Demikian berita acara ini dibuat dengan sebenarnya untuk diketahui oleh seluruh calon peserta Lelang Pekerjaan Konsultan Pengawas Pembangunan Gedung Kanwil

48 ASRM ASURANSI RAMAYANA Tbk BSRE1 - BSR INDONESIA PT... BSRE1 - BSR

penanggung jawab informasi ikhtisar kas sebelum masuk ke sistem informasi di setiap Jum’at atau berkala, telah mendapatkan otorisasi ketua takmir pada data

Setiap Pemegang saham public DVLA yang secara tegas memberikan suara tidak setuju atas rencana Penggabungan Usaha pada saat RUPSLB DVLA dan bermaksud untuk