ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI HAMIL
USIA DINI DI KECAMATAN KARANG BARU
KABUPATEN ACEH TAMIANG
TAHUN 2013
TESIS
Oleh
IRIANI GULTOM
117032222/IKM
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
THE ANALYSIS OF THE FACTORS WHICH INFLUENCE PREGNANCY
IN YOUNG AGE IN KARANG BARU SUBDISTRICT,
ACEH TAMIANG DISTRICT,
IN 2013
THESIS
By
IRIANI GULTOM
117032222/IKM
MAGISTER OF PUBLIC HEALTH SCIENCE STUDY PROGRAM
FACULTY OF PUBLIC HEALTH
UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA
M E D A N
ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI HAMIL
USIA DINI DI KECAMATAN KARANG BARU
KABUPATEN ACEH TAMIANG
TAHUN 2013
T E S I S
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes)
dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi Kesehatan Reproduksi
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Oleh
IRIANI GULTOM
117032222/IKM
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Judul Tesis
: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI
HAMIL USIA DINI DI KECAMATAN KARANG
BARU KABUPATEN ACEH TAMIANG TAHUN
2013
Nama Mahasiswa
: Iriani Gultom
Nomor Induk Mahasiswa : 117032222
Program Studi
: S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi
: Kesehatan Reproduksi
Menyetujui
Komisi Pembimbing
(Drs. Heru Santosa, M.S, Ph.D)
(Drs. Abdul Jalil Amri Arma, M.Kes
Ketua
Anggota
)
Dekan
(Dr. Drs. Surya Utama, M.S
)
Telah Diuji
pada Tanggal : 6 September 2013
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua
:
Drs. Heru Santosa, M.S, Ph.D
Anggota
:
1. Drs. Abdul Jalil Amri Arma, M.Kes
2. dr. Yusniwarti Yusad, M.Si
PERNYATAAN
ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI HAMIL USIA
DINI DI KECAMATAN KARANG BARU
KABUPATEN ACEH TAMIANG
TAHUN 2013
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, Oktober 2013
ABSTRAK
Terjadinya kematangan seksual atau alat-alat reproduksi yang berkaitan
dengan sistem reproduksi, merupakan suatu bagian penting dalam kehidupan remaja
sehingga diperlukan perhatian khusus, karena bila timbul dorongan-dorongan seksual
yang tidak sehat akan menimbulkan perilaku seksual yang tidak bertanggungjawab.
Kehamilan yang terjadi di usia muda merupakan salah satu resiko seks pranikah atau
seks bebas.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode
survey analitik
melalui
explanatory research
dengan desain
cross sectional
yang
bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi hamil usia dini di
Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2013. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh wanita yang hamil berusia <20 tahun di Kecamatan
Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2012 sebanyak 120 orang. Berdasarkan
perhitungan sampel diperoleh jumlah sampel sebanyak 68 orang, dengan
pengambilan sampel secara
simple random sampling.
Pengumpulan data diperoleh
melalui penyebaran angket menggunakan alat bantu kuesioner, kemudian dilakukan
analisis faktor.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kurangnya pendidikan dan
informasi mengenai kesehatan seksual reproduksi, kurangnya akses ke alat-alat yang
mencegah kehamilan sehingga dapat menyebabkan penggunaan kontrasepsi yang
tidak tepat, harga diri rendah dan konsep cinta sebagai faktor internal serta tradisi
pernikahan dini, pelecehan seksual, dan peran wanita di masyarakat yang
memengaruhi hamil usia dini di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang
tahun 2013.
Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang memberikan perhatian dengan
menggalakkan program penyuluhan kepada masyarakat khususnya remaja dan orang
tua akan bahaya hamil di usia dini. Pada peneliti selanjutnya agar meneliti faktor lain
yang memengaruhi kehamilan di usia dini.
ABSTRACT
The incident of sexual maturity or reproduction instruments related to
reproduction system is an important part in human life so that it needs special
attention because if there are unhealthy sexual drives it will cause irresponsible
sexual behavior. Early pregnancy in young age is one of the risks of pre-married sex
or free sex.
The research used qualitative study and explanatory analytic survey with
cross sectional design which was aimed to analyze some factors which influenced
pregnancy in young age in Karang Baru Subdistrict, Aceh Tamiang District, in 2013.
The population was 120 pregnant women < 20 years old in Karang Baru Subdistrict,
Aceh Tamiang District, and 68 of them were used as the samples, using simple
random sampling technique. The data were gathered by distributing questionnaires,
followed by factor analysis.
The result of the research showed that the variables of lack of education and
of information about kespro (reproduction health), peers’ pressure, self esteem, and
desire to do experiment were internal factors, while the lack of access to
contraception devices were external factors which influenced pregnancy in young age
in Karang Baru Subdistrict, Aceh Tamiang District, in 2013.
It is recommended that the Health Office of Aceh Tamiang District encourage
counseling program to the people, particularly teenagers and their parents about the
danger of pregnancy in young age, and the future researchers study other factors
which influence pregnancy in young age.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas ridho dan
rahmadnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul “Analisis
Faktor yang Memengaruhi Kehamilan Usia Dini di Kecamatan Karang Baru
Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013”.
Dalam penulisan tesis ini, penulis mendapat bantuan, dorongan dan
bimbingan dari berbagai berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada :
1.
Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM & H, Sp.A (K) selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
mengikuti pendidikan pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat
Studi Kesehatan Reproduksi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara.
2.
Dr. Drs. Surya Utama, M.S, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan izin untuk mengikuti
Pendidikan di Program Studi Pasca Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
3.
Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan Dr.
Ir. Evawany Y. Aritonang, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S2 Ilmu
Utara serta seluruh jajarannya yang telah memberikan bimbingan dan dorongan
selama penulis mengikuti pendidikan.
4.
Drs. Heru Santosa, MS,PhD dan Drs. Abdul Jalil Amri Arma, M.Kes, selaku
dosen pembimbing yang telah banyak menyediakan waktu, pemikiran dan
bimbingan kepada penulis.
5.
Asfriyati, SKM, M.Kes dan Dr. Yusniwarti Yusad selaku dosen penguji yang
telah banyak memberikan masukan berupa saran dan kritikan demi peningkatan
kualitas dan esensi penelitian ini.
6.
Dr. Catur Haryati, MARS, selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabuapaten Aceh
Tamiang dan Drg. Elvy Syahni Nasution selaku Kepala Puskemas Kecamatan
Karang Baru, yang telah memberi izin kepada penulis untuk melakukan
penelitian di sekolah tersebut, serta para guru yang telah membantu dalam
kegiatan penelitian ini.
7.
Semua responden yang sudah bersedia diwawancarai, terima kasih atas informasi
dan kerjasama yang baik selama penelitian.
8.
Secara khusus untuk suami tercinta T. Syahrizal dan kelima putra dan putri saya
Cut Febriyani Irsa, T.M Effendi Irsa, T. Nico Faris, T. Irfansyah dan Cut Yulia
Mandasari yang penulis sangat sayangi, terima kasih atas do’a, perhatian,
semangat, waktu, dukungan material dan moril, yang telah kalian berikan dengan
ikhlas untuk terselesainya penelitian ini, semoga Allah SWT membalas
9.
Seluruh Rekan-rekan satu stambuk di peminatan Kesehatan Reproduksi 2011,
terima kasih atas semangat kebersamaan selama menjalani perkuliahan dan
bimbingan semoga kita masih menjalin silaturahim di masa mendatang.
Kiranya penelitian ini mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya
pada berbagai pihak yang berkepentingan. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih
terdapat banyak kekurangan dan kelemahan. Penulis juga sangat terbuka pada saran
dan kritikan yang bersifat membangun dari semua pihak demi kepentingan kualitas
penelitian ini.
Medan, Oktober 2013
Penulis,
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Iriani Gultom yang dilahirkan pada tanggal 2 Maret 1965 di
Aceh Timur, anak ke lima dari Sepuluh bersaudara dari pasangan ayahanda
Muhammad Manaf Gultom dan Ibunda Rosnah Marbun. Pendidikan formal penulis
dimulai di SDN 4 Kuala Simpang pada tahun 1980, Sekolah SMPN 1 Kuala Simpang
tahun 1983, SPK Depkes Langsa tahun 1986, pada tahun 1990 mulai masuk D1
Bidan Muhammadiyah Banda Aceh, melanjutkan ke pendidikan perguruan tinggi di
Akademi Kebidanan Depkes Republik Indonesia Banda Aceh tahun 2002, pada tahun
2006 melanjutkan pendidikan di Diploma IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara. Kemudian pada tahun 2011 penulis melanjutkan
pendidikan di Pascasarjana Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara Minat Studi Kesehatan Reproduksi. Riwayat bekerja
penulis dimulai sejak tahun 1986 – 1997 bekerja di RSU Langsa, kemudian tahun
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT...
ii
KATA PENGANTAR ... iii
RIWAYAT HIDUP ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ...
x
DAFTAR LAMPIRAN ...
xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB 1. PENDAHULUAN ...
1
1.1 Latar Belakang ...
1
1.2 Permasalahan ...
7
1.3 Tujuan Penelitian ...
7
1.4 Hipotesis ...
7
1.5 Manfaat Penelitian ...
7
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ...
8
2.1 Hamil Usia Dini ...
8
2.1.1 Dampak yang Memengaruhi Kehamilan Usia Dini ...
9
2.1.2 Masalah yang terjadi Pada Kehamilan Usia Dini ...
13
2.1.3 Faktor PenyebabKehamilan Usia Dini ...
17
2.2 Konsep Remaja ...
19
2.2.1 Pengertian Remaja ...
19
2.2.2 Batasan Usia Remaja ...
20
2.2.3 Tahapan Perkembangan Perilaku Seksual Remaja...
20
2.2.4 Kesehatan Reproduksi pada Masa Remaja ...
22
2.3 Kerangka Teori ...
24
2.4 Kerangka Konsep ...
26
BAB 3. METODE PENELITIAN ...
27
3.1
Jenis Penelitian ...
27
3.2
Lokasi dan Waktu Penelitian ...
27
3.2.1 Lokasi Penelitian ...
27
3.2.2 Waktu Penelitian ...
27
3.3
Populasi dan Sampel ...
28
3.3.1
Populasi ...
28
3.3.2
Sampel ...
28
3.4
Metode Pengumpulan Data ...
28
3.4.2
Data Sekunder ...
28
3.4.3
Data Tertier ...
29
3.4.4
Uji Validitas dan Reliabilitas ...
29
3.5
Variabel dan Definisi Operasional Variabel ...
30
3.6
Metode Pengukuran ...
31
3.6.1
Variabel Dependen...
31
3.6.2
Variabel Independen ...
32
3.6.3
Aspek Pengukuran ...
32
3.7
Metode Analisis Data ...
34
BAB 4. HASIL PENELITIAN ...
36
4.1
Gambaran Umum Kecamatan Karang Baru……… 36
4.1.1 Letak Geografis Kecamatan Karang Baru………... 36
4.1.2 Gambaran Jumlah Penduduk Kecamatan Karang Baru……... 36
4.2
Distribusi Karakteristik Responden………..
37
4.3 Uji Kelayakan Faktor………
38
4.3.1 Uji Kelayakan I………
39
4.3.2 Uji Kelayakan II………..
40
4.3.3 Uji Kelayakan III……….
41
4.3.4 Uji Kelayakan IV……….
42
4.4
Analisis Faktor ...
43
4.4.1
Communalities... 44
4.4.2
Total Variance Explained... 44
4.4.3
Scree Plot
…. ... 45
4.4.4
Component Matrix
... 46
4.4.5
Rotated Component Matrix
... 46
4.4.6
Component Transformation Matrix
... 47
4.4.7
Penamaan Faktor yang Terbentuk ... 47
BAB 5. PEMBAHASAN ...
49
5.1. Analisis Uji Kelayakan ...
49
5.2. Analisis Faktor
(Faktoring, Ekstraksi dan Rotasi) ...
49
5.3. Interpretasi dan Penamaan Faktor ...
50
5.3.1. Faktor Internal ...
51
5.3.2. Faktor Eksternal ...
55
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ...
58
6.1. Kesimpulan ...
58
6.2. Saran ...
59
DAFTAR PUSTAKA ...
73
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul Halaman
3.1
...
Uji
Validitas dan Reliabilitas Kuisioner Penelitian ... 30
3.2. Rincian Pertanyaan dari Variabel yang Diteliti ... 33
4.1. Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
di Kecamatan Karang Baru Tahun 2012 ... 36
4.2. Karakteristik Wanita yang Hamil Usia Dini di Kecamatan Karang Baru
Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2011 ... 37
4.3. Distribusi Korelasi Faktor Kelayakan Pertama pada Variabel yang
Memengaruhi Kehamilan Usia Dini di Kecamatan Karang Baru
Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013 ... 39
4.4. Distribusi Korelasi Faktor Kelayakan Kedua pada Variabel yang
Memengaruhi Kehamilan Usia Dini di Kecamatan Karang Baru
Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013 ... 41
4.5. Distribusi Korelasi Faktor Kelayakan Ketiga pada Variabel yang
Memengaruhi Kehamilan Usia Dini di Kecamatan Karang Baru
Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013 ... 42
4.6. Distribusi Korelasi Faktor Kelayakan Keempat pada Variabel yang
Memengaruhi Kehamilan Usia Dini di Kecamatan Karang Baru
Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013 ... 43
4.7. Distribusi Besarnya
Hubungan
Variabel
yang
Memengaruhi
Kehamilan Usia Dini berdasarkan Jumlah Varians dari Faktor yang
Terbentuk di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang Tahun
2012 ... 44
4.8. Hasil Analisis Terbentuknya Faktor yang Memengaruhi Kehamilan Usia
Dini di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2012 ... 45
4.10. Distribusi Penentuan Variabel yang Lebih Jelas dan Nyata
Memengaruhi Kehamilan Usia Dini di Kecamatan Karang Baru
Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013 ... 47
4.11. Distribusi Validasi Faktor yang Terbentuk ... 47
4.12. Distribusi Faktor Internal yang Memengaruhi Kehamilan Usia Dini di
Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013 ... 48
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul
Halaman
2.1
Kerangka Konsep Penelitian ...
26
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul Halaman
1. Kuesioner Penelitian ...
64
2. Data Validitas dan Reliabilitas ...
68
3. Master Data ...
70
4. Analisa Faktor ...
71
ABSTRAK
Terjadinya kematangan seksual atau alat-alat reproduksi yang berkaitan
dengan sistem reproduksi, merupakan suatu bagian penting dalam kehidupan remaja
sehingga diperlukan perhatian khusus, karena bila timbul dorongan-dorongan seksual
yang tidak sehat akan menimbulkan perilaku seksual yang tidak bertanggungjawab.
Kehamilan yang terjadi di usia muda merupakan salah satu resiko seks pranikah atau
seks bebas.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode
survey analitik
melalui
explanatory research
dengan desain
cross sectional
yang
bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi hamil usia dini di
Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2013. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh wanita yang hamil berusia <20 tahun di Kecamatan
Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2012 sebanyak 120 orang. Berdasarkan
perhitungan sampel diperoleh jumlah sampel sebanyak 68 orang, dengan
pengambilan sampel secara
simple random sampling.
Pengumpulan data diperoleh
melalui penyebaran angket menggunakan alat bantu kuesioner, kemudian dilakukan
analisis faktor.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kurangnya pendidikan dan
informasi mengenai kesehatan seksual reproduksi, kurangnya akses ke alat-alat yang
mencegah kehamilan sehingga dapat menyebabkan penggunaan kontrasepsi yang
tidak tepat, harga diri rendah dan konsep cinta sebagai faktor internal serta tradisi
pernikahan dini, pelecehan seksual, dan peran wanita di masyarakat yang
memengaruhi hamil usia dini di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang
tahun 2013.
Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang memberikan perhatian dengan
menggalakkan program penyuluhan kepada masyarakat khususnya remaja dan orang
tua akan bahaya hamil di usia dini. Pada peneliti selanjutnya agar meneliti faktor lain
yang memengaruhi kehamilan di usia dini.
ABSTRACT
The incident of sexual maturity or reproduction instruments related to
reproduction system is an important part in human life so that it needs special
attention because if there are unhealthy sexual drives it will cause irresponsible
sexual behavior. Early pregnancy in young age is one of the risks of pre-married sex
or free sex.
The research used qualitative study and explanatory analytic survey with
cross sectional design which was aimed to analyze some factors which influenced
pregnancy in young age in Karang Baru Subdistrict, Aceh Tamiang District, in 2013.
The population was 120 pregnant women < 20 years old in Karang Baru Subdistrict,
Aceh Tamiang District, and 68 of them were used as the samples, using simple
random sampling technique. The data were gathered by distributing questionnaires,
followed by factor analysis.
The result of the research showed that the variables of lack of education and
of information about kespro (reproduction health), peers’ pressure, self esteem, and
desire to do experiment were internal factors, while the lack of access to
contraception devices were external factors which influenced pregnancy in young age
in Karang Baru Subdistrict, Aceh Tamiang District, in 2013.
It is recommended that the Health Office of Aceh Tamiang District encourage
counseling program to the people, particularly teenagers and their parents about the
danger of pregnancy in young age, and the future researchers study other factors
which influence pregnancy in young age.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik,
emosi dan psikis. Masa remaja, yakni antara usia 10-19 tahun adalah suatu periode masa
pematangan organ reproduksi manusia. Pada masa remaja tersebut terjadi suatu perubahan
organ-organ fisik (organobiologik) secara cepat, dan perubahan tersebut tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan (mental emosional). Terjadinya perubahan besar ini umumnya
membingungkan remaja yang mengalaminya. Terjadinya kematangan seksual atau alat-alat
reproduksi yang berkaitan dengan sistem reproduksi, merupakan suatu bagian penting dalam
kehidupan remaja sehingga diperlukan perhatian khusus, karena bila timbul
dorongan-dorongan seksual yang tidak sehat akan menimbulkan perilaku seksual yang tidak
bertanggungjawab (Widyastuti, 2009).
Menurut Notoatmodjo (2007), adanya perubahan sosial yang dialami remaja
akan membawa remaja menjadi lebih dekat dengan teman sebayanya daripada orang
tuanya sendiri. Kurangnya pengetahuan yang didapat dari orang tua dan sekolah
mengenai seksualitas membuat para remaja mencari tahu sendiri dari teman atau
lingkungan bermainnya yang bisa saja pengetahuan tersebut salah, Sehingga
muncullah mitos – mitos di seputar seksualitas, sebuah informasi yang belum pasti
mitos hubungan seks sekali tidak membuat hamil, sehingga dari mitos inilah angka
kehamilan yang tidak dikehendaki (KTD) terjadi.
KTD merupakan salah satu akibat dari perilaku seksual remaja. KTD membawa
remaja pada dua pilihan, melanjutkan kehamilan atau menggugurkannya. Banyak remaja
putri yang mengalami KTD terus melanjutkan kehamilannya, sehingga remaja tersebut harus
menjalani kehamilannya pada usia yang masih terlalu muda dan belum matang secara fisik
dan psikologis. Konsekuensi dari keputusan yang diambil oleh remaja itu adalah melahirkan
anak yang dikandung dalam usia relatif muda.
Menurut World Health Organization (WHO) (2012), kehamilan usia muda atau kehamilan remaja adalah kehamilan pada wanita berusia 10 – 19 tahun, namun beberapa
statistik yang membandingkan kejadian antar negara sering memberikan patokan pada
kehamilan remaja yaitu remaja yang berusia 15-19 tahun. Berdasarkan laporan WHO (2012),
pada tahun 2008, ada 16 juta kelahiran dari ibu yang berusia 15-19 tahun, yang mewakili
11% dari seluruh kelahiran yang ada di dunia. Sekitar 95% dari kelahiran terjadi di negara
berpenghasilan rendah dan menengah. The World Bank (2010), juga mencatat laporan dari Millennium Development Goals (MDGs) (2010), dimana tingkat kelahiran remaja usia 15 – 19 tahun adalah 53 per 1000 kelahiran.
Di Indonesia, berdasarkan data The World Bank (2010) yang mencatat laporan dari MDGs (2010), dimana tingkat kelahiran remaja usia 15 – 19 tahun adalah 43 per 1000
kelahiran. Menurut SDKI (Survei Demografi Kesehatan Indonesia) (2007), menunjukkan 9
persen 1000 kelahiran adalah di usia remaja,dan berdasarkan laporan RISKESDAS (Riset
umur 10 – 14 sebanyak 0,5 per 1000 perempuan, dan pada umur 15 – 19 sebanyak 77,1 per
1000 perempuan.
Menurut laporan Organisasi Badan Dunia Bidang Kependudukan (United Nation Population Fund, UNPFA, 2000) 1 dari 6 penduduk dunia adalah remaja yang 85% hidup di negara berkembang yang rata-rata sudah aktif seksual, sebagiannya sudah menikah sehingga
menimbulkan tantangan resiko masalah kesehatan reproduksi seperti kehamilan, aborsi yang
tidak aman, penyakit menular seksual (PMS) dan HIV/AIDS. Setiap tahun ± 15 juta remaja
(15-19 tahun) melahirkan, 4 juta aborsi, hampir 100 juta menderita PMS yang dapat
disembuhkan, ± 7.000 remaja terinfeksi HIV/hari, hal ini dipengaruhi oleh tuntutan kawin
muda dan hubungan seksual, akses pendidikan dan pekerjaan terbatas, ketidaksetaraan
gender, kekerasan seksual, pengaruh media massa dan gaya hidup popular. Angka konsepsi
pada masa remaja di bawah usia 20 tahun di seluruh Negara Eropa lebih rendah dibandingkan
dengan Negara Inggris Raya yaitu empat kali besar dari pada Negara Perancis dan tujuh kali
lipat lebih besar dari Belanda (Andrews G, 2009).
Data Surveilans Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) 2011 menunjukkan bahwa
sebanyak 7% populasi remaja di Indonesia mengaku pernah berhubungan seks. Dari 7%
remaja yang pernah berhubungan seks tersebut, 85% diantaranya mengaku tidak
menggunakan kondom pada hubungan seks terakhir (Kemenkes RI, 2011a). Menurut data
Riset Kesehatan Daerah (RISKESDA) tahun 2010 ditemukan sejumlah 63.048 remaja
(laki-laki dan perempuan) dengan status belum menikah 86,7%. Dari status yang belum menikah
(86,7%) menjawab laki-laki pernah melakukan hubungan seksual 3,0% sedangkan
berarti prilaku seksual sebelum menikah sudah mulai terjadi pada usia yang sangat muda
(Kemenkes RI, 2011b).
Kehamilan remaja membawa dan meningkatkan risiko yang merugikan sehingga
memberi dampak pada kesehatan ibu dan bayinya. Secara global, remaja berkontribusi 23
persen dari beban penyakit yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan. Kematian
remaja berusia 10 – 14 tahun akibat hamil dan melahirkan lebih besar 5 kali dari kematian
wanita dewasa yang hamil dan melahirkan dan kondisi ibu adalah penyebab utama dari
kematian wanita usia 15 – 19 tahun. Risiko angka kematian dan angka kesakitan bayi yang
lahir dari kehamilan remaja, 50 – 100 persen dalam bulan pertama kelahiran, lebih tinggi
dibandingkan bayi yang lahir dari ibu dewasa (Kennedy et al, 2011).
Menurut data BPS, BKKBN, DEPKES RI, dan Macro Internasional, 2008, yang
mencatat SDKI tahun 2007, anak yang lahir dari ibu yang berusia muda meningkatkan risiko
kesakitan dan kematian. SDKI mencatat jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) 228/100.000
kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi (AKB) 34/1000 KH dan Angka Kematian Neonatus
(AKN) 19/1000 kelahiran hidup, hal ini masih jauh dari target MDGs tahun 2015 dimana
AKI dan AKB di Indonesia masih cukup tinggi dibandingkan dengan Negara ASEAN
lainnya.
Menurut profil kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2011 ditemukan AKI
226/100.000 KH dan proporsi kematian bayi mencapai 43% dari seluruh kematian balita,
artinya kematian pada usia 1 bulan sampai 12 bulan (bayi) memberi kontribusi 43% terhadap
total kematian balita. Angka ini jauh di bawah angka nasional dan provinsi sehingga angka
ini belum dapat dijadikan standar, karena kemungkinan masih banyak kematian yang tidak
yang hamil pada usia di bawah 20 tahun, kekurangmampuan ibu dalam melakukan perawatan
bayi dengan baik dan benar, serta banyak yang mengalami masalah psikologis seperti
depresi.
Kecamatan Karang Baru merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten
Aceh Tamiang dengan jumlah kasus kehamilan remaja paling tinggi dibanding kecamatan
lainnya. Berdasarkan data Puskesmas Karang Baru bahwa selama tahun 2012 jumlah ibu
hamil yang berusia <20 tahun berjumlah 120 orang (34%) dari 354 orang ibu hamil yang ada
di wilayah tersebut. Sebanyak 38 orang (32%) ibu hamil usia <20 tahun diantaranya adalah
hamil di luar nikah.
Studi pendahuluan yang penulis lakukan dengan mewawancarai 10 orang ibu hamil
usia <20 tahun baik yang hamil di luar nikah maupun hamil setelah menikah menyatakan
bahwa mereka mempunyai beban psikologis selama masa kehamilan seperti belum siap
menerima kehamilan, belum siap menjadi seorang ibu, khawatir melahirkan tidak normal,
takut mengalami komplikasi kehamilan, khawatir terjadi perubahan fisiologis, emosi masih
labil, khawatir anak lahir prematur atau cacat, khawatir dalam melakukan berhubungan
seksual, ketidaktahuan melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan (antenatal care/ANC), cemas terhadap pandangan masyarakat terhadap kehamilannya, dan kurangnya dukungan
keluarga.
Menurut Unicef (2008), faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kehamilan remaja
meliputi tradisi yang mengarah pada pernikahan dini (negara berkembang), perilaku seksual
remaja yang juga dapat dipengaruhi oleh alkohol dan obat-obatan, kurangnya pendidikan dan
informasi mengenai kesehatan seksual reproduksi. terutama dari orang tua, tekanan teman
kehamilan sehingga dapat menyebabkan penggunaan kontrasepsi yang tidak tepat, pelecehan
seksual yang mengarah untuk pada pemerkosaan, kemiskinan, kekerasan dan pelecehan yang
terjadi dalam rumah tangga, harga diri rendah, rendahnya kemampuan untuk mewujudkan
tidak punya ambisi dan tujuan dalam hal pendidikan.
Tingginya angka perkawinan di usia muda < 20 tahun dan banyak hal yang dapat
mendorong remaja untuk melakukan hubungan seksual pranikah yang berdampak terhadap
terjadinya kehamilan di usia muda, hal tersebut merupakan salah satu penyebab tidak
langsung kematian ibu pada masa kehamilan. Selain itu, kehamilan usia muda adalah
kehamilan yang pada hakekatnya kurang mempunyai persiapan atau kematangan baik
secara biologis, psikologis maupun sosial ekonomi. Berdasarkan hal tersebut, peneliti
tertarik meneliti dengan judul penelitian “Analisis Faktor yang Memengaruhi Hamil Usia
Dini di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013”.
1.2. Permasalahan
Berdasarkan uraian latar belakang di atas yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang memengaruhi hamil usia dini di Kecamatan
Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2013.
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk menganalisis faktor yang memengaruhi hamil usia dini di Kecamatan Karang
Baru Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2013.
Ada pengaruh faktor yang sudah dianalisis terhadap hamil usia dini di Kecamatan
Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2013.
1.5. Manfaat Penelitian
Dengan diketahuinya faktor yang memengaruhi kehamilan usia dini maka dapat
dijadikan sebagai kebijakan dalam mengatasi masalah kesehatan reproduksi remaja yang ada
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hamil Usia Dini
Kehamilan usia dini (usia muda/remaja) adalah kehamilan yang terjadi pada
remaja putri berusia <20 tahun. Kehamilan tersebut dapat disebabkan oleh karena
hubungan seksual (hubungan intim) dengan pacar, dengan suami, pemerkosaan, maupun
faktor-faktor lain yang menyebabkan sperma membuahi telurnya dalam rahim perempuan
tersebut (Masland, 2004).
Masa kehamilan dimulai dari pembuahan sampai lahirnya janin, lamanya 280
hari atau 40 minggu atau 9 bulan 7 hari, dihitung dari hari pertama haid terakhir
(Manuaba, 2010). Dalam masa reproduksi, usia di bawah 20 tahun adalah usia yang
dianjurkan untuk menunda perkawinan dan kehamilan. Proses pertumbuhan berakhir
pada usia 20 tahun, dengan alasan ini maka dianjurkan perempuan menikah pada usia
minimal 20 tahun (BKKBN, 2010).
Reproduksi sehat untuk hamil dan melahirkan adalah usia 20-30 tahun, jika
terjadi kehamilan di bawah atau di atas usia tersebut maka akan dikatakan beresiko akan
menyebabkan terjadinya kematian 2-4 x lebih tinggi dari reproduksi sehat (Manuaba,
2010).
Kehamilan yang terjadi di usia muda merupakan salah satu resiko seks pranikah
atau seks bebas adalah kehamilan yang tidak diharapkan (KTD). Menurut Kartono (1999)
kehamilan pranikah adalah kehamilan yang pada umumnya tidak direncanakan dan
menimbulkan perasaan bersalah, berdosa dan malu pada remaja yang mengalaminya,
ditambah lagi dengan adanya sanksi sosial dari masyarakat terhadap kehamilan dan
kelahiran anak tanpa ikatan pernikahan (Lesnapurnawan. 2009).
Menurut Susanti (2008), kehamilan pada remaja dapat menimbulkan masalah
kesulitan dalam persalinan, atau belum siap melaksanakan peran sebagai ibu. Alasan
kehamilan pada remaja adalah:
1. Kecelakaan (hamil di luar nikah)
2. Untuk mendapatkan tunjangan kesejahteraan.,
3. Ingin anak
4. Ingin berperan
5. Faktor hubungan
6. Keinginan untuk meniru saudara yang sedang hamil pada usia remaja
2.1.1 Dampak yang Memengaruhi Hamil Usia Dini
Banyak dampak yang dapat mempengaruhi remaja hamil usia muda, yang
selanjutnya melahirkan di usia muda antara lain :
1. Kesiapan Menerima Kehamilan
Langkah pertama untuk beradaptasi dengan peran sebagai ibu adalah menerima
kehamilan. Tingkat penerimaan ini digambarkan dalam kesiapan wanita untuk hamil dan
dalam respon emosinya. Banyak wanita merasa kaget mendapatkan dirinya hamil.
Penerimaan terhadap kondisi hamil sejalan dengan penerimaan tumbuhnya janin secara
nyata. Kehamilan yang tidak diterima, berbeda dengan menolak anak. Seorang wanita
dapat saja tidak suka hamil, tetapi mencintai anak yang akan dilahirkan (Susanti, 2008).
2. Kesiapan sebagai Seorang Ibu
Periode kehamilan adalah suatu kondisi yang dipersiapkan secara fisik dan
psikologis untuk kelahiran dan menjadi orang tua. Kehamilan adalah suatu krisis yang
mematangkan dan dapat menimbulkan stres tetapi konsekuensinya adalah wanita
tersebut harus siap memasuki suatu fase baru untuk bertanggungjawab dan memberi
perawatan. Konsep dirinya berubah, siap menjadi orang tua dan menyiapkan peran
barunya. Secara bertahap ia berubah dari memperhatikan dirinya sendiri, punya
kebebasan menjadi suatu komitmen untuk bertanggungjawab kepada makhluk lain
Kehamilan merupakan tantangan, titik balik dari kehidupan keluarga, dan
biasanya diikuti oleh stres dan gelisah, baik itu kehamilan yang diharapkan atau tidak
terutama pada kehamilan usia dini. Untuk keluarga pemula, kehamilan adalah periode
transisi dari masa anak-anak menjadi orang tua dengan karakteristik yang menetap dan
mempunyai tanggungjawab yang menuntut kesiapan menjadi seorang ibu. Wanita akan
menjadi ibu dan suaminya akan menjadi ayah (Susanti, 2008).
3. Cemas Melahirkan Tidak Normal
Cemas adalah suatu emosi yang sejak dulu dihubungkan dengan kehamilan.
Cemas merupakan emosi positif sebagai perlindungan menghadapi stressor, yang dapat
menjadi masalah apabila berlebihan. Menurut David (1961) dan Crandon (1979)
tingginya kecemasan pada ibu hamil usia dini berhubungan dengan kejadian abnormal
yang dialaminya, sehingga ibu cemas akan melahirkan tidak normal (Susanti, 2008).
4. Takut Mengalami Komplikasi Kehamilan
Efek psikologis pada kehamilan remaja putri adalah ibu takut mengalami
terjadinya komplikasi kehamilan seperti perdarahan, infeksi pada masa kehamilan, kurang
darah, dan lain-lain (Susanti, 2008).
5. Perubahan Fisiologis
Respons emosi dan psikologis ibu hamil selama hamil termasuk menolak,
menerima, perubahan perasaan, dan perubahan citra tubuh seperti ibu merasa tidak cantik
lagi, ibu merasa suami tidak sayang lagi pada dirinya, takut suaminya selingkuh (Salmah
dkk., 2006).
6. Emosi Masih Labil
Kondisi hamil mengganggu citra tubuh dan juga ia perlu mengkaji kembali
perubahan peran dan hubungan sosialnya. Stres ibu hamil dipengaruhi oleh emosinya
yang masih labil, lingkungan sosial, latar belakang budaya, dan penerimaan atau
penolakan terhadap kehamilannya (Salmah dkk., 2006).
Stres pada ibu hamil tidak saja berakibat pada ibu tetapi juga berakibat pada janin
yang dikandungnya. Karena posisi janin yang berada di dalam rahim dalam merespons
apa yang sedang dialami oleh ibu. Berdasarkan penelitian, ibu hamil yang mengalami
stres akan meningkatkan resiko melahirkan bayi prematur, melahirkan bayi yang lebih
kecil. Bahkan bahaya stres pada ibu hamil dapat mengakibatkan janin keguguran
(Susanti, 2008)
8. Khawatir Berhubungan Seksual
Kurangnya pengetahuan remaja putri tentang kehamilan menyebabkan mereka
takut untuk melakukan hubungan seksual terutama pada trimester III. Ketakutan tersebut
karena mereka beranggapan dengan melakukan hubungan seksual akan mencederai bayi
(Salmah, 2006).
9. Peran Dukungan Keluarga
Wanita yang hamil tanpa suami, ia mengalami perubahan peran dan matang
secara psikologis. Ia juga menghadapi kenyataan dan merencanakan sebagai orang tua
tunggal. Bahkan jika ia ingin melepas anaknya, ia harus tetap meneruskan kehamilannya
dengan pemikiran masih ada yang bergantung kepadanya. Wanita tersebut memerlukan
dukungan dari keluarga.
Keluarga dengan ibu hamil, perlu memelihara keterbukaan dan keseimbangan,
menjaga tugas perkembangan, serta mencari bantuan dan dukungan agar tidak terjadi
konflik. Selama hamil, pasangan merencanakan bersama kelahiran anak pertama mereka,
dan mengumpulkan informasi tentang cara menjadi orang tua. Ketersediaan dukungan
sosial untuk kesejahteraan psikososial ibu hamil merupakan faktor penting. Anggota
keluarga yang lain, terutama ayah dan ibu, kakek/nenek dan saudara yang lain juga harus
menyesuaikan diri dengan remaja yang hamil. Untuk beberapa pasangan, kehamilan
dapat berkembang menjadi krisis yang merupakan gangguan atau konflik yang dapat
mengganggu keseimbangan antara anggota keluarga (Susanti, 2008).
Kemiskinan mendorong terbukanya kesempatan bagi remaja khususnya wanita
untuk melakukan hubungan seksual pranikah. Karena kemiskinan ini, remaja putri
terpaksa bekerja. Namun sering kali mereka tereksploitasi, bekerja lebih dari 12 jam
sehari, bekerja di perumahan tanpa dibayar hanya diberi makan dan pakaian, bahkan
beberapa mengalami kekerasan seksual (Aryani, 2009).
2.1.2. Masalah yang Terjadi pada Kehamilan Usia Dini
Kehamilan pada masa remaja dan menjadi orang tua pada usia remaja
berhubungan secara bermakna dengan resiko medis dan psikososial, baik terhadap ibu
maupun bayinya. Faktor kondisi fisiologis dan psikososial intrinsik remaja, bila
diperberat lagi dengan faktor-faktor sosiodemografi seperti kemiskinan, pendidikan yang
rendah, belum menikah, asuhan pranatal yang tidak adekuat akan mengakibatkan
meningkatnya risiko kehamilan dan kehidupan keluarga yang kurang baik (Soetjiningsih,
2004).
Perkawinan dan kehamilan yang dilangsungkan pada usia muda (remaja)
umumnya akan menimbulkan masalah-masalah sebagai berikut: (Lesnapurnawan, 2009,
Romauli, 2011).
a. Masalah Kesehatan Reproduksi
Remaja yang akan menikah kelak akan menjadi orang tua sebaiknya mempunyai
kesehatan reproduksi yang sehat sehingga dapat menurunkan generasi penerus yang
sehat. Untuk itu memerlukan perhatian karena belum siapnya alat reproduksi untuk
menerima kehamilan yang akhirnya akan menimbulkan berbagai bentuk komplikasi.
Selain itu kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20
tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia
20-29 tahun.
b. Masalah Psikologis
Umumnya para pasangan muda keadaan psikologisnya masih belum matang,
Dampak yang dapat terjadi seperti perceraian, karena kawin cerai biasanya terjadi pada
pasangan yang umurnya pada waktu kawin relatif masih muda. Tetapi untuk remaja yang
hamil di luar nikah menghadapi masalah psikologi seperti rasa takut, kecewa, menyesal,
rendah diri dan lain-lain, terlebih lagi masyarakat belum dapat menerima anak yang orang
tuanya belum jelas.
c. Masalah Sosial Ekonomi
Makin bertambahnya umur seseorang, kemungkinan untuk kematangan dalam
bidang sosial ekonomi juga akan makin nyata. Pada umumnya dengan bertambahnya
umur akan makin kuatlah dorongan mencari nafkah sebagai penopang. Ketergantungan
sosial ekonomi pada keluarga menimbulkan stres (tekanan batin).
Menurut Manuaba (2010), penyulit pada kehamilan remaja lebih tinggi
dibandingkan dengan kurun reproduksi sehat yaitu umur 20-30 tahun. Keadaan ini
disebabkan belum matangnya alat reproduksi untuk hamil, sehingga dapat merugikan
kesehatan ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan janin. Keadaan tersebut akan
makin menyulitkan bila ditambah dengan tekanan (stress psikologis, sosial, ekonomi),
sehingga memudahkan terjadinya :
1. Keguguran
Keguguran sebagian dilakukan dengan sengaja untuk menghilangkan kehamilan
remaja yang tidak dikehendaki. Keguguran sengaja yang dilakukan oleh tenaga
non profesional dapat menimbulkan akibat samping yang serius seperti tingginya
angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat
menimbulkan kemandulan.
2. Persalinan prematur, BBLR dan kelainan bawaan
Kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat pertumbuhan dapat
mengakibatkan makin tingginya kelahiran prematur, berat badan lahir rendah,
dan cacat bawaan.
Keadaan gizi yang buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stres memudahkan
terjadi infeksi saat hamil, terlebih pada kala nifas.
4. Anemia kehamilan
Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi. Anemia pada
kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan
sosial ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas
sumber daya manusia.
5. Keracunan kehamilan
Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia makin
meningkatkan terjadinya keracunan kehamilan, dalam bentuk preeklampsia atau
eklampsia. Preeklampsia dan eklampsia memerlukan perhatian yang serius
karena dapat menyebabkan kematian.
6. Kematian ibu yang tinggi
Remaja putri yang stres akibat kehamilannya sering mengambil jalan pintas
untuk melakukan gugur kandung oleh tenaga dukun. Angka kematian karena
gugur kandung yang dilakukan dukun cukup tinggi, tetapi angka pasti tidak
diketahui. Kematian ibu terutama karena perdarahan dan infeksi.
Menurut Manuaba (2010), dampak sosial dan ekonomi yang disebabkan
kehamilan pada perkawinan usia muda adalah sebagai berikut:
1. Penghasilan yang terbatas sehingga kelangsungan kehamilan dapat menimbulkan
berbagai masalah kebidanan.
2. Putus sekolah, sehingga pendidikan menjadi terlantar
3. Putus kerja karena berbagai alasan, sehingga menambah sulitnya masalah sosial
ekonomi.
5. Nilai gizi yang relatif rendah dapat menimbulkan berbagai masalah kebidanan.
6. Bila remaja memilih untuk mengasuh anaknya sendiri, masyarakat belum siap
menerima kelahiran tanpa pernikahan. Berbeda halnya dengan negara maju seperti
Amerika Serikat, masyarakatnya sudah dapat menerima kelahiran sebagai hasil
hidup bersama walaupun dilakukan sebelum pernikahan.
2.1.3 Faktor – faktor Penyebab Kehamilan Usia Dini
Menurut Unicef (2008), faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kehamilan
remaja meliputi :
a. Tradisi yang mengarah pada pernikahan dini (negara berkembang)
b. Perilaku seksual remaja yang juga dapat dipengaruhi oleh alkohol dan obat-obatan
c. Kurangnya pendidikan dan informasi mengenai kesehatan seksual reproduksi.
terutama dari orang tua
d. Tekanan teman sebaya untuk terlibat dalam aktivitas seksual
e. Kurangnya akses ke alat-alat yang mencegah kehamilan sehingga dapat
menyebabkan penggunaan kontrasepsi yang tidak tepat
f. Pelecehan seksual yang mengarah untuk pada pemerkosaan
g. Kemiskinan
h. Kekerasan dan pelecehan yang terjadi dalam rumah tangga.
i. Harga diri rendah
j. Rendahnya kemampuan untuk mewujudkan tidak punya ambisi dan tujuan dalam hal
pendidikan
Irma (2010) yang mengutip pendapat Soetjiningsih (2007) menyatakan faktor –
faktor yang diduga menjadi sebab terjadinya kehamilan remaja adalah :
a. Faktor sosio demografik
1) Kemiskinan
3) Peran wanita dimasyarakat
4) Seksualitas aktif, dan
5) Media massa.
6) Hubungan antar keluarga yang tidak harmonis.
b. Status perkembangan
1) Kurang pemikiran tentang masa depan
2) Ingin mencoba-coba
3) Kebutuhan terhadap perhatian serta ;
c. Penggunaan dan penyalahgunaan obat-obatan
Berdasarkan analisis faktor yang dilakukan Rosa (2012), tentang kehamilan usia
muda terdapat dua faktor yang diketahui dapat menyebabkan terjadinya kehamilan usia
muda, yaitu faktor pandangan mengenai konsep cinta disebut sebagai faktor internal yang
berarti bahwa remaja yang hamil di usia muda disebabkan oleh dorongan dalam diri
mereka sendiri, sementara faktor pendidikan, ekonomi, dan adat istiadat atau opini publik
disebut sebagai faktor external yang berarti bahwa ada sekelompok wanita yang hamil di
usia muda disebabkan oleh dorongan dari luar mereka.
2.2. Konsep Remaja
2.2.1. Pengertian Remaja
Istilah asing yang sering digunakan untuk menunjukkan masa remaja menurut
pertumbuhan tulang-tulang dan kematangan seksual yang terjadi pada masa awal remaja
(Dariyo, 2004).
Hurlock (2003) menyatakan bahwa secara tradisional masa muda dianggap
sebagai “badai dan tekanan” yaitu suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi
sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar.
Tugas pokok remaja adalah mempersiapkan diri memasuki masa dewasa.
Sebetulnya, masa depan dari seluruh budaya tergantung pada seberapa efektifnya
pengasuhan itu (Larson dkk, 2002 dalam Santrock, 2007). Transisi perkembangan pada
masa remaja berarti sebagian perkembangan masa kanak-kanak masih dialami namun
sebagian kematangan masa dewasa sudah dicapai. Bagian dari masa kanak-kanak itu
antara lain proses pertumbuhan biologis misalnya tinggi badan masih terus bertambah.
Adapun bagian dari masa dewasa antara lain proses kematangan semua organ tubuh
termasuk fungsi reproduksi dan kematangan kognitif yang ditandai dengan mampu
berpikir secara abstrak (Jahja, 2011).
2.2.2. Batasan Usia Remaja
The Health Resources and Service Administrations Guidelines Amerika Serikat, rentang usia remaja adalah 11-21 tahun dan terbagi menjadi tiga tahap yaitu remaja awal
(11-14 tahun) remaja menengah (15-17 tahun), dan remaja akhir (18-21 tahun)
(Kusmiran, 2011).
Menurut Monks (2006) batasan usia dengan global berlangsung antara umur 12
dan 21 tahun dengan pembagian 12-15 tahun masa muda awal, 15-18 tahun masa muda
pertengahan, 18-21 tahun masa muda akhir. Batasan usia remaja menurut WHO adalah
12 sampai 24 tahun. Menurut Depkes RI adalah 10 sampai 19 tahun dan belum kawin,
menurut BKKBN adalah 10 sampai 19 tahun (Widyastuti, 2009). Sedangkan Pinem
(2009) membagi perkembangan masa remaja menjadi tiga tahap dalam rentang usia 10-19
tahun yaitu: masa remaja awal (10-12 tahun); masa remaja tengah (13-15 tahun); masa
2.2.3. Tahapan Perkembangan Perilaku Seksual Remaja
Menurut Soetjiningsih (2004), perkembangan fisik termasuk organ seksual serta
peningkatan kadar hormon reproduksi atau hormon seks baik pada anak laki-laki maupun
pada anak perempuan akan menyebabkan perubahan perilaku seksual remaja secara
keseluruhan. Perkembangan seksual tersebut sesuai dengan beberapa fase mulai
praremaja, remaja awal, remaja menengah, sampai pada remaja akhir.
1. Pra Remaja
Masa praremaja adalah suatu tahap untuk memasuki tahap remaja yang
sesungguhnya. Pada masa praremaja ada beberapa indikator yang telah ditentukan
untuk menentukan identitas jender laki-laki atau perempuan. Beberapa indikator
tersebut ialah indikator biologis yang berdasarkan jenis kromosom, bentuk gonad dan
kadar hormon. Ciri-ciri perkembangan seksual pada masa ini antara lain
perkembangan fisik yang masih tidak banyak berbeda dengan sebelumnya. Pada
masa praremaja ini mereka sudah mulai senang mencari tahu informasi tentang seks
dan mitos seks baik dari teman sekolah, keluarga atau dari sumber lainnya.
Penampilan fisik dan mental secara seksual tidak banyak memberikan kesan yang
berarti.
2. Remaja Awal (10 – 12 Tahun)
Merupakan tahap awal (permulaan), remaja sudah mulai tampak ada
perubahan fisik yaitu fisik sudah mulai matang dan berkembang. Pada masa ini
mereka sudah mulai mencoba melakukan onani (masturbasi) karena telah seringkali
terangsang secara seksual akibat pematangan yang dialami. Rangsangan ini
diakibatkan oleh faktor internal yaitu meningkatnya kadar testosterone pada laki-laki
dan estrogen pada remaja perempuan. Sebagian dari mereka amat menikmati apa
yang mereka rasakan, tetapi ternyata sebagian dari mereka justru selama atau sesudah
3. Remaja Menengah (13-15 Tahun)
Pada masa remaja menengah, para remaja sudah mengalami pematangan fisik
secara penuh yaitu anak laki-laki sudah mengalami mimpi basah sedangkan anak
perempuan sudah mengalami haid. Pada masa ini gairah seksual remaja sudah
mencapai puncak sehingga mereka mempunyai kecenderungan mempergunakan
kesempatan untuk melakukan sentuhan fisik. Namun demikian, perilaku seksual
mereka masih secara alamiah. Mereka tidak jarang melakukan pertemuan untuk
bercumbu bahkan kadang-kadang mereka mencari kesempatan untuk melakukan
hubungan seksual. Sebagian besar dari mereka mempunyai sikap yang tidak mau
bertanggungjawab terhadap perilaku seksual yang mereka lakukan.
4. Remaja Akhir (16-19 Tahun)
Pada masa remaja akhir, remaja sudah mengalami perkembangan fisik secara
penuh, sudah seperti orang dewasa. Mereka telah mempunyai perilaku seksual yang
sudah jelas dan mereka sudah mulai mengembangkannya dalam bentuk pacaran.
2.2.4. Kesehatan Reproduksi pada Masa Remaja
Pada masa remaja terjadi perubahan fisik pada alat reproduksi ditandai dengan
masa pubertas yang diawali dengan berfungsinya ovarium. Pubertas berakhir pada saat
ovarium sudah berfungsi dengan mantap dan teratur. Secara klinis, pubertas mulai dengan
timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir kalau sudah ada kemampuan
reproduksi. Pubertas pada wanita mulai kira-kira pada umur 8-14 tahun dan berlangsung
kurang lebih selama 4 tahun, dipengaruhi oleh bangsa, iklim, gizi dan kebudayaan
(Widyastuti, 2009).
Kejadian yang penting pada pubertas pada remaja putri adalah pertumbuhan
badan yang cepat, timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, menarche (haid pertama kali) dan perubahan psikis. Ovarium mulai berfungsi di bawah pengaruh hormon gonadotropin
Dalam ovarium folikel mulai tumbuh, walaupun folikel-folikel tidak sampai matang,
karena sebelumnya mengalami atresia, namun folikel-folikel tersebut sudah mampu
mengeluarkan estrogen. Pada saat yang kira-kira bersamaan, korteks kelenjar suprarenal
mulai membentuk androgen, dan hormon ini memegang peranan dalam pertumbuhan
badan (Kusmarini, 2011).
Pengaruh peningkatan hormon yang pertama-tama nampak ialah pertumbuhan
badan anak yang lebih cepat, terutama ekstremitasnya dan badan lambat laun
mendapatkan bentuk sesuai jenis kelamin. Walaupun ada pengaruh hormon somatotropin,
diduga bahwa pada wanita kecepatan pertumbuhan terutama disebabkan oleh estrogen.
Estrogen ini pula yang pada suatu waktu menyebabkan penutupan garis epifisis
tulang-tulang, sehingga pertumbuhan badan terhenti. Pengaruh estrogen yang lain ialah
pertumbuhan genetalia interna, genetalia eksterna dan ciri-ciri kelamin sekunder. Dalam
masa pubertas genetalia interna dan genetalia eksterna lambat laun tumbuh untuk
mencapai bentuk dan sifat seperti pada masa dewasa (Widyastuti, 2009).
Kesehatan reproduksi merupakan masalah penting untuk mendapatkan perhatian
terutama di kalangan remaja. Remaja yang kelak akan menikah dan menjadi orang tua
sebaiknya mempunyai kesehatan reproduksi yang prima, sehingga dapat menurunkan
generasi sehat. Di kalangan remaja telah terjadi semacam revolusi hubungan seksual yang
menjurus ke arah liberalisasi yang dapat berakibat timbulnya berbagai penyakit hubungan
seksual yang merugikan alat reproduksi. Bila pada saatnya diperlukan untuk hamil
normal, besar kemungkinan kesehatan reproduksi sudah tidak optimal dan dapat
menimbulkan berbagai akibat samping kehamilan. Dengan demikian dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan kesehatannya sehingga dapat mempersiapkan diri untuk hamil
dalam keadaan optimal (Manuaba, 2010).
Kerangka teori ini menggunakan gabungan dari teori penyebab kehamilan remaja
menurut Unicef (2008), Irma (2010) yang mengutip pendapat Soetjiningsih (2007) dan
Rosa (2012), yaitu :
Menurut Unicef (2008), faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kehamilan
remaja meliputi :
a. Tradisi yang mengarah pada pernikahan dini (negara berkembang)
b. Perilaku seksual remaja yang juga dapat dipengaruhi oleh alkohol dan obat-obatan
c. Kurangnya pendidikan dan informasi mengenai kesehatan seksual reproduksi.
terutama dari orang tua
d. Tekanan teman sebaya untuk terlibat dalam aktivitas seksual
e. Kurangnya akses ke alat-alat yang mencegah kehamilan sehingga dapat
menyebabkan penggunaan kontrasepsi yang tidak tepat
f. Pelecehan seksual yang mengarah untuk pada pemerkosaan
g. Kemiskinan
h. Kekerasan dan pelecehan yang terjadi dalam rumah tangga.
i. Harga diri rendah
j. Rendahnya kemampuan untuk mewujudkan tidak punya ambisi dan tujuan dalam hal
pendidikan
Irma (2010) yang mengutip pendapat Soetjiningsih (2007) menyatakan faktor –
faktor yang diduga menjadi sebab terjadinya kehamilan remaja adalah :
a. Faktor sosio demografik
1) Kemiskinan
2) Kebiasaan
3) Peran wanita dimasyarakat
4) Seksualitas aktif, dan
5) Media massa.
b. Status perkembangan
1) Kurang pemikiran tentang masa depan
2) Ingin mencoba-coba
3) Kebutuhan terhadap perhatian serta ;
c. Penggunaan dan penyalahgunaan obat-obatan
Selanjutnya berdasarkan analisis faktor yang dilakukan Rosa (2012), tentang
kehamilan usia muda terdapat faktor pandangan mengenai konsep cinta, faktor
pendidikan, ekonomi, dan adat istiadat atau pandangan masyarakat.
2.4. Kerangka Konsep
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan arah dari alur penelitian ini
adalah seperti tergambar dalam kerangka konsep di bawah ini :
[image:42.595.129.532.373.727.2]Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian BAB 3
Faktor Penyebab Kehamilan Usia Dini :
1. Tradisi yang mengarah pada pernikahan dini
2. Kurangnya pendidikan dan informasi mengenai kesehatan seksual reproduksi.
3. Kurangnya akses ke alat-alat yang mencegah kehamilan sehingga dapat menyebabkan penggunaan
kontrasepsi yang tidak tepat 4. Pelecehan seksual yang mengarah
untuk pada pemerkosaan 5. Kemiskinan
6. Harga diri rendah
7. Rendahnya kemampuan/ambisi dan tujuan dalam hal pendidikan 8. Kebutuhan terhadap perhatian 9. Peran wanita dimasyarakat 10. Pandangan mengenai konsep cinta 11. Opini Publik
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode
survey analitik melalui explanatory research dengan desain cross sectional yang bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi hamil usia dini di
Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2013. Survey explanatory research adalah penjelasan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara variabel bebas dan terikat dengan model
pendekatan point time atau satu kali pengumpulan data secara observasi.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang
dengan alasan meningkatnya jumlah ibu hamil berusia <20 tahun di daerah tersebut.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari proses pengajuan judul, pencarian literatur,
konsultasi dengan pembimbing, proposal, penelitian, pengolahan data, penyajian data,
pembahasan, kesimpulan dan saran. Keseluruhan proses penelitian tersebut direncanakan
pada bulan November 2012 sampai dengan Juni 2013.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita yang hamil berusia <20 tahun
yang sudah menikah di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2012
sebanyak 82 orang.
Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik total sampling, yaitu mengambil semua yang ada di populasi sebagai sampel yaitu sebanyak 82 orang.
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Data Primer
Pengumpulan data diperoleh secara langsung dari responden melalui kuesioner
yang akan dilakukan dengan wawancara langsung kepada responden.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data atau dokumen yang diperoleh dari data demografi
Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang, dan Puskesmas Karang Baru, Profil
Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang, Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh
Tamiang, Data Operasional Pelaksanaan BP-4 Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh
Tamiang.
3.4.3 Data Tertier
Data tertier diperoleh dari jurnal penelitian, makalah publikasi, hasil penelitian
terdahulu, thesis baik dari internet maupun perpustakaan yang dapat dipergunakan untuk
mendukung pembahasan.
3.4.4 Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan di Kecamatan Kejuruan Muda Kabupaten
Aceh Tamiang dengan karakteristik yang sama dengan responden. Uji validitas bertujuan
untuk mengetahui sejauh mana suatu ukuran atau skor menunjukkan tingkat kehandalan
atau kesahihan suatu alat ukur dengan cara mengukur korelasi antara variabel atau item
analisis reliability statistics. Jika skor r hitung > r tabel, maka dinyatakan valid dan jika skor r hitung < r tabel, maka dinyatakan tidak valid.
Uji reliabilitas dilakukan setelah semua data dinyatakan valid. Dalam penelitian
[image:45.595.118.529.363.649.2]ini tekhnik untuk menghitung indeks reliabilitas yaitu menggunakan metode Cronbanch’s Alpha yaitu untuk mengetahui reliabilitas dengan membandingkan nilai Alpha > 0,60. Dari hasil uji reliabilitas diketahui nilai Cronbach Alpha > 0,6 sehingga dikatakan instrumen reliabel untuk digunakan sebagai alat pengumpul data.
Tabel 3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Penelitian
Variabel Corrected
Item- Total Correlation
(I)
Corrected Item- Total Correlation
(II)
Cronbach’s Alpha
Keterangan
Tradisi
0,735 0,552 ValidPendidikan
dan informasi
0,596 0,578 Valid
Tekanan teman
sebaya
0,597 0,387 Valid
Akses alkon
0,236 0,361 ValidKemiskinan
0,265 0,499 ValidHarga diri
0,547 0,613 ValidKemampuan
Rendah
0,496 0,570 Valid
Media Massa
0,432 0,429 ValidIngin
Coba-coba
0,249 0,460 Valid
Reliabilitas
0,821 Reliabel3.5 Variabel dan Definisi Operasional
Adapun definisi operasional dari variabel yang diteliti adalah :
2. Tradisi yang mengarah pada pernikahan dini : kebiasaan menikahkan anak di usia
dini dalam lingkungan responden
3. Kurangnya pendidikan dan informasi mengenai kesehatan seksual reproduksi :
sedikitnya pendidikan dan informasi mengenai kesehatan seksual reproduksi yang
didapat responden
4. Kurangnya akses ke alat-alat kontrasepsi : kurangnya informasi tentang alat – alat
kontrasepsi yang mencegah kehamilan sehingga dapat menyebabkan penggunaan
kontrasepsi yang tidak tepat
5. Pelecehan seksual yang mengarah pada pemerkosaan : banyaknya kasus pelecehan
dan pemerkosaan yang membuat orang tua segera menikahkan anaknya
6. Kemiskinan : ketidakmampuan responden dalam memenuhi kebutuhan hidup
sehingga menikah di usia dini
7. Harga diri rendah : ketidakmampuan responden dalam mengambil keputusan untuk
tidak hamil di usia dini
8. Rendahnya kemampuan/ambisi dan tujuan dalam hal pendidikan : ketidakinginan
responden melanjutkan pendidikan sehingga putus sekolah
9. Kebutuhan terhadap perhatian : adanya keinginan lebih diperhatikan oleh pasangan
atau keluarga jika cepat hamil
10. Peran wanita dimasyarakat : pandangan yang ada di masyarakat tentang kewajiban
seorang wanita untuk bisa hamil
11. Pandangan mengenai konsep cinta : adanya keputusan untuk cepat menikah karena
ketakutan ditinggal oleh pasangan.
3.6 Metode Pengukuran
3.6.1 Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau
3.6.2 Variabel Independen
Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen. Variabel
independen dari penelitian ini adalah tradisi yang mengarah pada pernikahan dini,
kurangnya pendidikan dan informasi mengenai kesehatan seksual reproduksi, tekanan
teman sebaya untuk terlibat dalam aktivitas seksual, kurangnya akses ke alat-alat yang
mencegah kehamilan sehingga dapat menyebabkan penggunaan kontrasepsi yang tidak
tepat, kemiskinan, harga diri rendah, rendahnya kemampuan/ambisi dan tujuan dalam hal
pendidikan,media massa, ingin mencoba-coba, dan kebutuhan terhadap perhatian
3.6.3 Aspek Pengukuran
Menurut Hidayat (2009) skala penilaian yang digunakan untuk mengukur trait
(sifat) kepribadian adalah skala penilaian Rating Scale. Skala seperti ini akan memberikan kerangka acuan untuk mencatat kesan pengamat. Penilai biasanya terdiri dari
beberapa orang, dan penilai hendaklah orang-orang yang mengetahui bidang yang dinilai.
Penilaian yang dilakukan oleh satu orang umumnya dianggap kurang reliabilitas (Nazir,
2009). Pada suatu pengukuran dengan menggunakan instrument observasi checklist dan Rating Scale, peneliti menggunakan pendekatan berdasarkan kategori sistem yang telah dibuat oleh peneliti untuk mengobservasi suatu peristiwa dan prilaku dari subjek
(Nursalam, 2009).
Maka skala penilaian yang digunakan untuk pengukuran variabel dependen
(terikat) dan variabel bebas (independen) pada penelitian ini adalah menggunakan skala
penilaian Rating Scale. Dalam model Rating Scale responden menjawab salah satu dari jawaban data kuantitatif yang sudah tersedia (Riduwan, 2005). Disini subyek diminta
untuk mengecek angka tertentu dari suatu kontinum pada suatu garis tertentu dimana
individu atau objek akan ditempatkan (Nazir, 2009). Pada pengukuran Rating Scale
setuju sekali). Di sini responden diminta menilai seberapa besar tingkat persetujuan responden dalam suatu kejadian yang menyebabkan kehamilan usia muda (20 tahun).
1 2 3 4 5 6 7
[image:48.595.118.527.236.435.2]Sangat tidak setuju sekali Sangat setuju sekali
Tabel 3.2. Rincian Pertanyaan dari Variabel yang Diteliti
No Variabel Jumlah
Pertanyaan
Skala Pengukuran
1. Tradisi yang mengarah pada pernikahan dini 1 Interval 2. Kurangnya pendidikan dan informasi mengenai
kesehatan seksual reproduksi 1 Interval
3. Kurangnya akses ke alat-alat kontrasepsi 1 Interval 4. Pelecehan seksual yang mengarah pada
pemerkosaan
5. Kemiskinan 1 Interval
6. Harga diri rendah 1 Interval
7. Rendahnya kemampuan/ambisi dan tujuan
dalam hal pendidikan 1 Interval
8. Kebutuhan terhadap perhatian 1 Interval
9. Peran wanita dimasyarakat 1 Interval
10. Pandangan konsep cinta 1 Interval
3.7 Metode Analisis Data
Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah dengan menggunakan komputer
dengan program SPSS. Pengolahan dan analisa dan dilakukan dengan menggunakan
analisis faktor. Adapun langkah-langkah dalam menganalisis faktor yang diteliti adalah :
a. Memilih variabel yang layak dimasukkan dalam analisis faktor. Analisis faktor
berupaya mengelompokkan sejumlah variabel, maka ada korelasi yang cukup
diantara variabel, sehingga akan terjadi pengelompokan. Jika sebuah variabel atau
lebih berkorelasi lemah dengan variabel lainnya, maka variabel tersebut akan
dikeluarkan dari analisis faktor.
c. Setelah sejumlah variabel terpilih, maka dilakukan “ekstraksi” variabel tersebut
hingga menjadi satu atau beberapa faktor. Metode pencarian faktor yang digunakan
adalah principal components analysis dengan menentukan banyaknya faktor harus minimum dengan memperhitungkan varian maksimum dalam data untuk
dipergunakan di dalam analisis multivariat.
d. Faktor yang terbentuk, dapat menggambarkan perbedaan diantara faktor-faktor yang
ada.
e. Melakukan interpretasi terhadap faktor-faktor yang terbentuk dan memberi nama atas
faktor yang terbentuk tersebut.
f. Melakukan validasi terhadap faktor yang terbentuk dengan cara : membagikan
sampel awal menjadi dua bagian, kemudian membandingkan hasil faktor sampel satu
dengan sampel dua. Jika hasil tidak banyak perbedaan, dikatakan faktor yang
terbentuk telah valid.
Rata-rata hitung adalah jumlah nilai data atau jumlah hasil seluruh observasi
dibagi dengan jumlah nilai data yang diobservasi tersebut (Machfoedz, 2011).
Rumus :
n
x
X
=
∑
Dimana :
X
: Rata-rata jumlah : Jumlahx : Nilai tiap data yang diobservasi n : Jumlah data yang diobservasi
Menurut Riduwan, (2005) untuk melihat mana yang paling berpengaruh dari
faktor yang terbentuk terhadap kejadian kehamilan usia muda maka digunakan kategori
penilaian yaitu (jumlah skor tertinggi tiap item) x (jumlah item pertanyaan) x ( jumlah
responden). Dengan kategori sebagai berikut :
a. Baik ≥ 80%
b. Sedang 60% - 79%
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Kecamatan Karang Baru
4.1.1 Letak Geografis Kecamatan Karang Baru
Kecamatan Karang Baru merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten
Aceh Tamiang dengan yang beribukota Medang Ara. Terletak pada 04°15'31,00"
- 04°23'39,00" LU dan 97°46'32,00" - 98°06'19,00" BT, memiliki luas wilaya
139,45 Km
2.Kecamatan Karang Baru juga dibatasi oleh wilayah-wilayah seperti
tersebut dibawah ini yaitu :
1.
Sebelah Utara
: Kecamatan Manyak Payed dan
Kecamatan Bendahara
2.
Sebelah Timur
: Kecamatan Rantau, Kecamatan Kota Kuala
Simpang dan Kecamatan Banda Mulia
3.
Sebelah Selatan
: Kecamatan Kejuruan Muda
4.
Sebelah Barat
: Kecamatan Sekerak
4.1.2
Gambaran Jumlah Penduduk Kecamatan Karang Baru
Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Kelompok Umur dan Jenis
Kelamin di Kecamatan Karang Baru Tahun 2012
No
Golongan Umur
Laki – Laki
Perempuan
Jumlah
2
5 – 9
1962
1821
3783
3
10 – 14
1947
1903
3850
4
15 – 19
1713
1693
3406
5
20 – 24
1622
1638
3260
6
25 – 29
1696
1630
3326
7
30 – 34
1519
1534
3053
Tabel 4.1 (Lanjutan)
No
Golongan Umur
Laki – Laki
Perempuan
Jumlah
8
35 – 39
1521
1468
2989
9
40 – 44
1302
1199
2501
10
45 – 49
1048
1088
2136
11
50 – 54
966
835
1801
12
55