• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan indeks glikemik dan beban glikemik antara bubur kacang hijau dan bubur kacang hijau yang disertai ketan hitam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan indeks glikemik dan beban glikemik antara bubur kacang hijau dan bubur kacang hijau yang disertai ketan hitam"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERBANDINGAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN

GLIKEMIK ANTARA BUBUR KACANG HIJAU

DAN BUBUR KACANG HIJAU YANG

DISERTAI KETAN HITAM

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH:

Silvi Apriani

1112103000017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt atas segala kenikmatan, karunia dan rahmat yang tiada henti dilimpahkanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini. Shalawat dan salam senantiasa terlimpah curahkan kepada baginda alam Nabi Muhammad saw yang senantiasa menuntun umatnya pada jalan kebaikan. Penulis menyadari, tanpa bimbingan, dukungan dan semangat yang tiada henti dari berbagai pihak maka penelitian ini tidak akan pernah selesai. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, M.Kes, selaku Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Achmad Zaki, M.Epid, Sp.OT selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. dr. Witri Ardini, M.Gizi, Sp.GK, selaku pembimbing 1 yang senantiasa membimbing dan memberikan masukan kepada penulis serta semangat luar biasa yang beliau berikan menjadikan salah satu motivator terbesar dalam menyelesaikan penelitian ini.

4. Zeti Harriyati, M.Biomed selaku pembimbing 2 yang senantiasa meluangkan waktu di tengah kesibukan beliau untuk memberikan bimbingan dan masukan, sehingga penulis dapat menyelesaikan semua laporan penelitian ini sampai akhir.

5. dr. Nouval Shahab, Sp.U, FICS, FACS, Ph.D selaku penanggung jawab riset PSPD 2012 yang telah memberikan fasilitas dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.

6. Bapak dan Mamah atas segala limpahan kasih sayang, dukungan, semangat, dan linangan air mata dalam setiap panjatan doa untuk penulis. Senantiasa menjadi motivator terbesar dalam setiap langkah perjuangan penulis untuk menjalani semua proses demi pencapaian cita-cita penulis. Doa penulis panjatkan agar senantiasa berada dalam limpahan karunia dan rahmatNya. 7. Angki Perdiyana, adik yang senantiasa menjadi teman curhat dan memberikan

segala masukan dalam permasalahan. Semoga keberkahan dan kesuksesan selalu tercurah untukmu.

8. dr. Marwan Sutiawan atas segala bantuan dan sebagai teman curhat sejati yang selalu menemani dalam suka maupun duka. Selalu memberikan masukan dan semangat dalam segala hal. Semoga kebahagian dan kesuksesan dunia akherat senantiasa dilimpahkanNya kepadamu.

9. Adik-adik responden yang baik hati, Raissa, Julia, Ami, Mela, Melda, Azmi, Fathur, Kono, Rifa’i, Wildan, Asis, Billy, Azharan, Fadhli dan Sandi. Semoga kemudahan senantiasa menyertai kalian.

10.Aa penjual bubur yang sudah membantu dan mau bekerjasama memberikan informasi yang dibutuhkan penulis. Semoga dagangannya semakin laris. 11.Teman-teman sekelompok atas perjuangan bersama saling dukung dan bahu

(6)

vi

12. Sahabat terbaik para calon bidadari syurga Miftah, Mae yang selalu bersama dalam setiap ujian Binayu, Riza, Didi yang selalu mendengarkan keluh kesah, dan ifah LOME terbaik yang selalu setia memberikan izin bolos rapat SCOME di saat banyak kegiatan acara berbentrok skripsi ini, semoga senantiasa di limpahkan kebahagiaan.

13.Kak Jiddi dan Kak Evan, atas saran dan sharing pengalaman yang bermanfaat bagi penulis.

14.Seluruh teman sejawat PSPD 2012 atas tiga tahun perjuangan bersama saat suka maupun duka dalam menghadapi segala proses menuju cita-cita bersama. Doa senantiasa penulis panjatkan semoga senantiasa diberikan kelancaran dalam segala proses menuju gelar dokter.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan dan terlampau jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat memperbaiki penelitian ini. Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan masyarakat luas.

Ciputat, 7 Agustus 2015

(7)

vii

ABSTRAK

Silvi Apriani. Program Studi Pendidikan Dokter. Perbandingan Indeks Glikemik dan Beban Glikemik antara Bubur Kacang Hijau dan Bubur Kacang Hijau Yang Disertai Ketan Hitam.2015

Indeks Glikemik (IG) merupakan besaran angka yang digunakan untuk mengukur kecepatan makanan yang diserap tubuh menjadi glukosa darah. Beban Glikemik (BG) adalah kandungan jumlah karbohidrat dalam suatu sajian makanan. Risiko penyakit kronis terutama gangguan metabolik seperti diabetes mellitus berkaitan dengan pola makan terutama asupan karbohidrat.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan IG dan BG antara bubur kacang hijau dan bubur kacang hijau yang disertai ketan hitam. Responden dalam penelitian ini berjumlah 14 orang sehat dengan IMT normal dan tidak memiliki gangguan metabolisme glukosa. Responden sebelumnya berpuasa selama 10-14 dan tidak melakukan aktivitas berat. Pemeriksaan glukosa darah dilakukan sebelum makanan uji diberikan dan selama 2 jam dalam menit yang telah ditentukan.Setelah pengolahan data didapatkan nilai rerata IG dan BG. Indeks glikemik bubur kacang hijau 96,45 (P 7,28) dan bubur kacang hijau dengan ketan hitam 94,91 (P 7,26). Beban glikemik bubur kacang hijau 64,71 (P 0,000) dan bubur kacang hijau yang disertai ketan hitam (P 0,000).

Kata kunci : indeks glikemik, beban glikemik, glukosa darah, bubur kacang hijau, ketan hitam.

Silvi Apriani. Medical Education Study Program. The Differences of Glycemic Index and Glycemic Load between Porridge Green Bean and Porridge Green Bean wich Accompanied Black Sticky Rice.2015

Glycemic index is a value that used to measure a speed of food until it is changed into blood glucose. Glycemic load is a value of one serving of food ability to increasing blood glucose level. The risk factor of chronic disease especially metabolic disorder is related to dietary habit. The purpose of this study is to know the comparison of glycemic index and glycemic load between green bean porridge and green bean porridge with black sticky rice. The tola of respondent is 14 healthy people with normal Body Mass Index (BMI) and didnt have blood glucose metablism disorder. Before the test, the respondent fasted for 10-14 hours dan not allowed to do overexercise. The blood glucose is examined before giving the test food and for hours later with specific minute of interval. After processing the data, the glycemic index and glycemic load are gained. Glycemic index of green bean porridge is 96,45 (P 7,28) and green bean porridge with black sticky rice is 94,91 (P 7,26). Glycemic load of green bean porridge is 64,71 (P 0,000) and green bean porridge with black sticky rice is 47,74 (P 0,000).

(8)

viii

2.1.3 Pencernaan dan Metabolisme Karbohidrat ... 5

2.1.4 Bubur Kacang Hijau ... 7

2.1.5 Indeks Glikemik ... 8

2.1.6 Faktor Mempengaruhi Indeks Glikemik ... 9

2.1.7 Beban Glikemik ... 11

2.2 Kerangka Teori ... 12

2.3 Kerangka Konsep ... 13

2.4 Definisi Operasional ... 14

(9)

ix

3.5.2 Kriteria Eksklusi ... 16

3.5.3 Kriteria Eliminasi / Drop out ... 16

3.6 Besar Sampel dan Cara Perekrutaan Responden ... 16

3.7 Cara Persiapan Makanan Uji ... 16

3.8 Alur Penelitian ... 18

3.9 Cara Kerja Penelitian ... 18

3.10 Rencana Pengolahan Data dan Analisa Data ... 19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Responden ... 21

4.2. Kadar Glukosa Darah ... 21

4.3. Indeks Glikemik... 23

4.4. Beban Glikemik ... 24

4.5. Keterbatasan Penelitian ... 25

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 26

5.2 Saran ... 26

DAFTAR PUSTAKA ... 27

(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kategori Pangan Menurut IG dengan

Glukosa Murni Sebagai Standar... 9

Tabel 2.2 Faktor Mempengaruhi Indeks Glikemik ... 10

Tabel 2.3 Klasifikasi Makanan Berdasarkan Nilai Beban Glikemik ... 12

Tabel 3.1 Makanan Uji dengan Kandungan Karbohidrat ... 17

Tabel 3.2 Makanan Uji Bubur Kacang Hijau 50 gram Karbohidrat ... 17

Tabel 3.3 Makanan Uji Bubur Kacang Hijau Menggunakan Ketan Hitam 17

Tabel 4.1 Karakteristik Responden ... 21

Tabel 4.2 Rata-Rata Kenaikan dan Penurunan Kadar Glukosa Darah ... 21

Tabel 4.3 Kandungan Makanan Uji ... 22

Tabel 4.4 Persentase Kenaikan dan Penurunan Glukosa Darah (%) ... 23

Tabel 4.5 Indeks glikemik Makanan Uji dan Makanan Standar ... 24

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Surat Persetujuan Responden ... 30

Lampiran 2 Lembar Status Kesehatan Responden ... 31

Lampiran 3 Karakteristik Responden ... 32

Lampiran 4 Kriteria Status Gizi Menurut Asia Pasifik ... 33

Lampiran 5 Hasil Pemeriksaan Tanda Vital Responden... 34

Lampiran 6 Analisis Gizi dan Kebutuhan Makanan Uji ... 35

Lampiran 7 Perhitungan Luas Area Dibawah Kurva ... 37

Lampiran 8 Hasil Perhitungan Indeks Glikemik dan Beban Glikemik... 40

Lampiran 9 Rerata Indeks Glikemik dan Beban Glikemik ... 41

Lampiran 10 Hasil Uji Statistik ... 42

(13)

xiii

DAFTAR SINGKATAN

WHO World Health Organization IG Indeks Glikemik

BG Beban Glikemik IMT Indeks Massa Tubuh RTP Roti Tawar Putih BKI Bubur Kacang Hijau

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Menurut International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2012, dikatakan prevalensi angka kejadian diabetes melitus (DM) didunia adalah sebanyak 371 juta jiwa, dimana proporsi kejadian diabetes melitus tipe 2 adalah 95% dari populasi dunia yang menderita DM. Di Amerika Serikat, penderita DM meningkat dari 6.536.163 jiwa di tahun 1990 menjadi 20.676.427 jiwa di tahun 2010. Menurut World Health Organization (WHO), angka kejadian DM di Indonesia menempati urutan keempat tertinggi di dunia. World Health Organization memprediksi kenaikan jumlah penyandang diabetes mellitus di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 20301,2.

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, angka kejadian penyakit tidak menular di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir meningkat, salah satunya adalah penyakit DM. Peningkatan ini salah satunya diakibatkan oleh perubahan pola makan masyarakat Indonesia.2,3

Indeks Glikemik (IG) merupakan besaran angka yang digunakan untuk mengukur kecepatan makanan yang diserap tubuh menjadi glukosa darah. Semakin tinggi indeks glikemik, semakin cepat dampaknya terhadap kenaikan glukosa darah4. Makanan yang memiliki nilai indeks glikemik rendah dapat menunda rasa lapar, sedangkan makanan yang memiliki nilai indeks glikemik tinggi mampu meningkatkan kadar glukosa darah dengan cepat2,5.

(15)

v

Sebagian besar masyarakat Indonesia lebih banyak mengkonsumsi makanan yang mudah didapat dan relatif terjangkau. Salah satunya adalah bubur kacang hijau yang sering dikonsumsi sebagai pengganti makanan utama karena selain mudah disajikan juga cepat mengenyangkan. Selain itu banyak varian makanan dari bubur kacang hijau, salah satunya adalah bubur kacang hijau dengan ketan hitam. Proses pengolahan tersebut juga dapat meningkatkan mutu fisiologis makanan yang dinilai dengan indeks glikemik.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai perbandingan indeks glikemik (IG) dan beban glikemik (BG) antara bubur kacang hijau dan bubur kacang hijau yang disertai ketan hitam.

1.2. Rumusan Masalah

Adakah perbedaan IG dan BG antara bubur kacang hijau dan bubur kacang hijau yang disertai ketan hitam?

1.3. Hipotesis

Terdapat perbedaan bermakna antara IG dan BG antara bubur kacang hijau dan bubur kacang hijau yang disertai ketan hitam.

1.4. Tujuan Penelitian

1.4.1. Tujuan Umum

Mengetahui perbedaan IG dan BG antara bubur kacang hijau dan bubur kacang hijau yang disertai ketan hitam.

1.4.2. Tujuan Khusus

1. Memperoleh hasil pengukuran IG dan BG setelah mengkonsumsi bubur kacang hijau dan bubur kacang hijau yang disertai ketan hitam.

(16)

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Institusi

1. Menambah referensi yang ada di kepustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya.

1.5.2 Bagi peneliti

1. Menambah ilmu pengetahuan khususnya tentang ilmu kesehatan gizi. 2. Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

1.5.3 Bagi Masyarakat

(17)

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Definisi Karbohidrat

Karbohidrat adalah senyawa organik yang terbentuk dari 3 unsur yaitu Karbon (C), Oksigen (O) dan Hidrogen (H). Oksidasi karbohidrat menjadi CO2

dan H2O di dalam tubuh menghasilkan energi sekitar 4 kkal/kg. Di dalam tubuh

karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa protein dan lemak. Akan tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber bahan makan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.6,7

Bentuk molekul karbohidrat yang paling sederhana tersusun dari satu molekul gula yang disebut monosakarida, misalnya glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Karbohidrat dalam makanan umumnya merupakan polimer yang tersusun dari beberapa molekul gula yang terangkai menjadi rantai yang panjang serta kadang bercabang-cabang, yang disebut polisakarida. Fungsi karbohidrat antara lain sebagai sumber energi utama yang diperlukan untuk bergerak, memberi rasa kenyang, dan sebagai pembentukan cadangan sumber energi. Kelebihan karbohidrat dalam tubuh akan disimpan dalam bentuk glikogen dan lemak sebagai cadangan sumber energi yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan.6,7

2.1.2. Klasifikasi Karbohidrat

(18)

misalnya komponen karbohidrat dalam glikoprotein dan glikolipid mengandung, 3 sampai sekitar 12 unit monosakarida. Polisakarida, misalnya pati dan glikogen, mengandung puluhan ribu unit monosakarida. Walaupun fungsi utama karbohidrat adalah sebagai sumber bahan bakar bagi tubuh, karbohidrat juga berlaku sebagai prekursor untuk sintesis lemak, asam amino, glikolipid, glikoprotein, dan proteoglikan.6,8

Klasifikasi karbohidrat dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.1. Klasifikasi karbohidrat9

2.1.3. Pencernaan dan Metabolisme Karbohidrat

Untuk dapat diserap disaluran cerna, egala jenis karbohidat yang terdapat dalam makanan harus diubah menjadi karbohidrat sederhana yaitu glukosa, melalui proses pencernaan dan metabolisme di hati. Proses pencernaan mengubah karbohidrat makanan menjadi monosakarida melalui hidrolisis ikatan glikosidat antara beberapa glukosa. Enzim utama yang berperan adalah amilase-α pankreas, amylase di saliva, dan kompleks disakaridase semispesifik di membran brush-border pada sel mukosa usus.6, 8

Glukosa, galaktosa, dan fruktosa hasil hidrolisis oleh enzim pencernaan dipindahkan ke dalam sel epitel absortip pada usus halus melalui transpor aktif

(19)

v

diperantarai oleh sekelompok protein transport glukosa (Glucose Transport Protein, GLUT). Monosakarida masuk ke dalam kapiler jaringan pembuluh darah, mengalir ke hati dan jaringan perifer, dan dipindahkan masuk ke dalam sel melalui salah satu dari berbagai transporter glukosa spesifik jaringan. Jenis transpoter yang ditemukan di masing-masing jaringan mencerminkan peran metabolisme glukosa pada jaringan yang bersangkutan.6,7,8 Pada gambar dibawah ini dapat dilihat penjelasan mengenai pencernaan karbohidrat:

Gambar 2.2. Pencernaan Karbohidrat8

Terdapat beberapa jalur metabolisme karbohidrat antara lain: glikolisis, oksidasi piruvat, siklus asam sitrat, glikogenesis, glikogenolisis serta glukoneogenesis.6,7,9

1. Glukosa sebagai bahan bakar utama metabolisme akan mengalami glikolisis (dipecah) menjadi 2 piruvat jika tersedia oksigen.

2. Selanjutnya masing-masing piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. 3. Asetil KoA akan masuk ke jalur persimpangan yaitu siklus asam sitrat. 4. Jika sumber glukosa berlebihan, maka glukosa tidak dipecah dan

(20)

dan otot sebagai cadangan energi jangka pendek. Jika kapasitas penyimpanan glikogen sudah penuh, maka karbohidrat dikonversi menjadi trigliserida sebagai cadangan energi jangka panjang.

5. Jika terjadi kekurangan glukosa dari diet sebagai sumber energi, maka glikogen dipecah menjadi glukosa. Selanjutnya glukosa mengalami glikolisis, diikuti dengan oksidasi piruvat sampai dengan siklus asam sitrat.

6. Jika glukosa dari diet tidak tersedia dan cadangan glikogen habis, maka sumber energi non karbohidrat yaitu lipid dan protein harus digunakan. Jalur ini dinamakan glukoneogenesis (pembentukan glukosa baru) karena dianggap lipid dan protein harus diubah menjadi glukosa baru yang selanjutnya mengalami katabolisme untuk memperoleh energi.

2.1.4. Bubur Kacang Hijau

Kacang hijau memiliki nama latin Vigna radiata dan termasuk ke dalam famili Fabaceae. Di Indonesia, kacang hijau umumnya dikonsumsi dalam bentuk bubur yang disebut sebagai bubur kacang hijau. Bubur kacang hijau juga bisa dihidangkan dengan campuran bubur ketan hitam.10

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bubur kacang hijau adalah bubur yang terbuat dari kacang hijau, direbus dengan garam, gula merah dan daun pandan sebagai pengharum, dan dimakan dengan tambahan santan rebus. Sedangkan bubur ketan hitam adalah bubur yang terbuat dari beras ketan hitam, direbus dengan garam dan gula, dan dimakan dengan santan rebus.11

Sebagai salah satu sumber makanan yang baik untuk kesehatan, bubur kacang hijau ataupun bubur ketan hitam mengandung berbagai nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh. Dalam 100 gram kacang hijau terkandung beberapa nutrien.10,11

(21)

v

mg), zinc (0,8 mg), selenium (2,5 µg). Kandungan protein dalam setiap 100 gr kacang hijau sebesar 7 gr protein. Protein dalam kacang hijau memiliki profil asam amino lengkap dan dapat diserap tubuh lebih cepat. Kandungan serat dalam 100 gr kacang hijau sebesar 7,6 gr serat. Jumlah ini dapat memenuhi kebutuhan serat harian sebesar 30%.10,12

Sedangkan 100 gram beras ketan hitam mengandung energi sebesar 356 kilokalori, protein 7 gram, karbohidrat 78 gram, lemak 0,7 gram, kalsium 10 miligram, fosfor 148 miligram, dan zat besi 1 miligram.10,12

2.1.5. Indeks Glikemik (IG)

Dalam memilih makanan untuk dikonsumsi, jenis karbohidrat yang terkandung dalam makanan harus diperhatikan. Ada jenis karbohidrat yang cepat diserap tubuh (sehingga kadar glukosa darah melonjak dan cepat terasa lapar lagi), ada juga karbohidrat yang lambat diserap tubuh (sehingga kadar glukosa darah lebih stabil dan terasa kenyang lebih lama). Kemampuan makanan tersebut meningkatkan kadar glukosa plasma setelah dikonsumsi disebut indeks glikemik (IG).13

Indeks glikemik makanan berhubungan dengan mudah atau tidaknya makanan tersebut untuk dicerna. Makanan dengan IG rendah umumnya disebabkan karena makanan tersebut mengandung serat tinggi.13,14

Peningkatan kadar glukosa darah dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu jumlah dan jenis karbohidrat yang dikonsumsi. Efek dari IG suatu makanan akan berubah jika dikonsumsi bersamaan dengan makanan lain. Maka, jika seseorang mengonsumsi makanan dengan IG tinggi sebaiknya dikombinasikan dengan makanan dengan IG rendah, sehingga dapat mengurangi efek peningkatan terhadap kadar glukosa darah.13,14

(22)

pada orang sama.14,15 Kategori pangan menurut IG dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut :

Tabel 2.1. Kategori pangan menurut IG dengan glukosa murni sebagai standar16

Kategori Pangan Rentang IG

IG rendah IG sedang IG tinggi

<55 55 – 70 >70

Mengonsumsi makanan yang memiliki nilai IG rendah akan berefek baik, terutama bagi penderita DM, karena makanan yang memiliki nilai IG rendah akan meningkatkan kadar glukosa darah secara perlahan sehingga akan membantu mengontrol kadar glukosa darah dalam tubuh. Sedangkan makanan yang memiliki nilai IG tinggi bila dikonsumsi dalam jumlah besar dapat meningkatkan risiko penyakit diabetes melitus tipe 2.15,16

2.1.6. Faktor yang Mempengaruhi Indeks Glikemik

Pemecahan dan penyerapan karbohidrat oleh tubuh akan menyebabkan kenaikan kadar glukosa darah. Kecepatan kadar glukosa darah mencapai puncak tergantung dari kecepatan pencernaan dan penyerapan karbohidrat dalam tubuh. Kadar glukosa dalam darah akan dipertahankan oleh tubuh agar tetap pada batas normal, yaitu 110-70 mg/dl. Mekanisme mempertahankan kadar glukosa darah tersebut melibatkan hormon insulin dan glukagon yang dilepaskan oleh pankreas. Hormon insulin akan dilepaskan oleh penkreas pada kondisi tubuh dengan kadar glukosa darah diatas 110 mg/dl. Sedangkan apabila kadar glukosa darah berada di bawah 70 mg/dl, maka pankreas akan melepaskan hormon glukagon untuk menstimulir pemecahan glikogen menjadi glukosa dan meningkatkan sintesis glukosa agar kadar glukosa darah naik hingga batas normal.6,15

(23)

v

Tabel 2.2. Faktor yang Mempengaruhi Indeks Glikemik16,17,18,19,20

No. Faktor Pengaruh terhadap Indeks Glikemik

1. Proses pengolahan Bentuk makanan mempengaruhi kemampuan enzim untuk mencerna

2. Kadar serat pangan Serat meningkatkan viskositas di intestinal dan memperlambat interaksi antara pati dan enzim pencernaan

3. Kadar amilosa dan amilopektin Perbedaan bentuk struktur amilosa dan amilopektin yang mempengaruhi nilai IG suatu makanan.

4. Kadar lemak dan protein Protein dan lemak yang tinggi dalam makanan membuat waktu

pengosongan lambung lebih lama

Dari tabel 2.2 diatas, nilai IG suatu makanan dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu proses pengolahan, kadar serat pangan, kadar amilosa dan amilopektin, serta kadar lemak dan protein dalam makanan tersebut. Proses pengolahan mempengaruhi IG karena proses pengolahan akan mempengaruhi kemampuan enzim dalam mencerna suatu bahan pangan. Semakin tinggi daya cerna dan daya serap suatu makanan maka semakin cepat makanan tersebut menaikkan kadar glukosa darah, sehingga semakin tinggi pula nilai IG makanan tersebut.16,17

(24)

secara cepat dalam tubuh. Jenis serat pangan dalam mekanisme tersebut adalah komponen serat larut misalnya pektin.18,19

Salah satu golongan karbohidrat yang berasal dari tanaman adalah pati. Pati dalam bahan pangan terdapat dalam dua bentuk, yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa memiliki struktur yang tidak bercabang, sedangkan amilopektin memiliki struktur bercabang. Perbedaan bentuk struktur tersebut juga dapat mempengaruhi nilai IG suatu makanan. Struktur amilosa yang lurus membuat amilosa terikat lebih kuat sehingga lebih sulit dicerna oleh enzim, sedangkan amilopektin yang memiliki struktur bercabang, ukuran molekul lebih besar dan lebih terbuka, lebih mudah dicerna oleh enzim. Oleh sebab itu makanan yang mengandung banyak amilosa akan lebih sulit dicerna, sehingga memiliki nilai IG yang rendah.17,20

Kadar lemak dan protein mempengaruhi nilai IG suatu makanan karena, tingginya kedua komponen tersebut dalam bahan pangan akan memperlambat laju pengosongan lambung, sehingga pencernaan makanan di dalam usus halus juga akan diperlambat. Berdasarkan hal tersebut, makanan yang memiliki kadar lemak lebih tinggi secara teori akan memiliki nilai IG yang lebih rendah.16,20

2.1.7. Beban Glikemik (BG)

Beban Glikemik (BG) adalah angka yang menunjukan kandungan jumlah karbohidrat dalam satu porsi makanan. Konsumsi makanan dengan IG dan BG tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit kronis khususnya penyakit yang dipengaruhi pola hidup DM tipe 2.22,23 Untuk menghitung BG dapat dipergunakan rumus sebagaiberikut:

BG = ([Nilai IG x Karbohidrat Per sajian]/100)

Beban glikemik umumnya dipergunakan untuk mengukur dampak potensial dari makanan terhadap kadar glukosa darah. Suatu makanan dapat memiliki indeks glikemik tinggi, akan tetapi jika kandungan karbohidratnya rendah dalam satu porsi makanan maka, tidak akan terlalu berdampak banyak pada kenaikan glukosa darah. 22,23 Klasifikasi makanan berdasarkan nilai BG dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut:

(25)

v

Tabel 2.3. Klasifikasi makanan berdasarkan nilai beban glikemik22,23,24

Klasifikasi Beban Glikemik Rentang Nilai

Rendah ≤ 10

Sedang >10 sampai <20

Tinggi ≥20

2.2. Kerangka Teori

Asupan Karbohidrat

Monosakari da

Proses Disakari

da

Oligosakari da

Polisakarid a

Jaringan Perifer

Hidrolisis

ikatan

glikosidat

Mengubah Karbohidrat kompleks menjadi monosakarida sederhana (Glukosa)

Organ Hati

Metabolisme

Glukosa masuk ke dalam Pembuluh darah

Indeks Glikemik

(26)

2.3. Kerangka Konsep

= Variabel yang diteliti

Bubur kacang hijau dengan ketan hitam

Beban Glikemik

Indeks Glikemik Bubur kacang hijau

Metabolisme Karbohidrat

Kadar Glukosa Darah

(27)
(28)

15

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental untuk mengetahui perbedaan indeks glikemik (IG) dan beban glikemik (BG) bubur kacang hijau dengan ketan hitam dan bubur kacang hijau tanpa ketam hitam.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2015 di Kampus Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan lingkungan sekitarnya.

3.3. Populasi penelitian

Populasi Penelitian adalah mahasiswa/i Pendidikan Dokter angkatan 2013 yang berusia antara 19-20 tahun di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Keseharan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.4 Alat dan Bahan Penelitian

a. Glukometer dan test strip glukosa darah merk Easy-touch

b. Makanan standar roti tawar putih kupas 50 gram

c. Makanan uji : Bubur kacang hijau dengan ketan hitam dan bubur kacang hijau tanpa ketan hitam yang mengandung 50 gram karbohidrat

d. Sampel darah responden, diambil dengan metode finger-prick

3.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.5.1. Kriteria Inklusi

a. Sehat jasmani dan rohani

(29)

v

c. Tidak memiliki masalah metabolisme glukosa yang dibuktikan dengan pemeriksaan GDP sebelum penelitian

d. Responden bersedia mengikuti semua prosedur penelitian ini

3.5.2. Kriteria Eksklusi

a. Responden sedang menjalani program diet 3 bulan terakhir b. Responden sedang hamil/menyusui

3.5.3. Kriteria Eliminasi / Drop-out

a. Responden menolak melanjutkan kegiatan penelitian

b. Responden tidak dapat melanjutkan kegiatan penelitian hingga selesai dengan beberapa alasan

c. Responden tidak melanjutkan ditengah penelitian

d. Responden memiliki gangguan pencernaan saat penelitian berlangsung

3.6 Besar Sampel dan Cara Perekrutan Responden

Responden pada penelitian ini berjumlah 14 orang. Responden terdiri dari pria dan wanita. Responden merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2013. Pemilihan responden dilakukan dengan consecutive sampling.25

Proses penentuan responden dilakukan dengan cara anamnesis yang meliputi identitas dan riwayat penyakit dahulu. Kemudian dilakukan pemeriksaan fisik yang meliputi pemeriksaan tanda vital, pengukuran tinggi badan, berat badan dan pemeriksaan kadar glukosa darah puasa (GDP). Pemeriksaan kadar glukosa darah ini bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya gangguan metabolisme pada responden. Hasil dari pemeriksaan fisik disesuaikan dengan kriteria normal yang berlaku secara internasional. Responden direkrut berdasarkan kriteria inklusi.

3.7 Cara Persiapan Makanan Uji

(30)

bahan makanan. Kandungan makro nutrien yang terkandung dalam makanan uji dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.1. Komposisi Makronutrien Makanan Uji dan Makanan Standar

Makanan Uji Sajian(gram) Karbohidrat total (gram) Lemak (gram) Protein (gram)

Roti tawar putih* ±40 17 1,5 3

kacang hijau 100 62.9 1.2 22.2

Santan 100 0,00 4 0,00

Gula pasir 100 94.0 0 0

Ketan hitam 100 78.0 0.7 7.0

*Roti tawar putih dengan kandungan 50 gram karbohidrat digunakan sebagai makanan standar.

Tabel 3.2 dan 3.3 menunjukan komposisi dan kandungan makronutrien dalam bubur kacang hijau serta bubur kacang hijau dengan ketan hitam yang digunakan dalam pemilihan ini untuk mendapatkan kandungan karbohidrat setara 50 gram dalam tiap-tiap jenis makanan yang diuji.

Tabel 3.2. makanan Uji bubur kacang hijau dengan Kandungan 50 gram No Bahan

(31)

v (ketan)

5 santan 5mL 0,00 0,00

Total 66,965 49,98

3.8. Alur Penelitian

3.9 Cara Kerja Penelitian

a. Dari populasi diambil 14 responden dengan metode consecutive sampling

b. Memastikan seluruh responden masuk kriteria inklusi dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan glukosa darah puasa

Mahasiswa/i PSPD UIN angkatan 2013

Memenuhi kriteria inklusi

Pemeriksaan glukosa darah

Pemeriksaan 1 makanan standar : roti

tawar putih

Pemeriksaan 2 makanan uji 1: bubur kacang hijau

Pemeriksaan 3 makanan uji 2: bubur kacang hijau

dengan ketan hitam

Pemeriksaan glukosa darah serial

Perbandingan luas area dibawah kurva makanan uji dengan makanan standar

Indeks glikemik

(32)

c. Responden berpuasa selama 8-10 jam dengan aktivitas biasa (tidak diperkenankan melakukan aktivitas berat selama berpuasa)

d. Dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan makanan uji 1 berupa roti tawar putih sebagai standart, makanan uji 2 berupa bubur kacang hijau, dan makanan uji 3 berupa bubur kacang hijau dengan ketan hitam. Rentang waktu dengan pemeriksaan sebelumnya adalah 1 minggu

e. Responden mengkonsumsi makanan uji dalam waktu 10-20 menit dengan air mineral sebanyak 250 ml

f. Dilakukan pengambilan darah kapiler dari ujung jari responden pada menit ke-0, 15, 30, 45, 60, 90 dan 120 setelah mengkonsumsi makanan standar dan pembanding. Pengambilan darah kapiler dilakukan satu kali.

g. Pencatatan kadar glukosa darah responden pada setiap waktu yang ditentukan dan dimasukan dalam kurva kadar glukosa

h. Menghitung luas area di bawah kurva kadar glukosa darah pada makanan standar dan makanan uji

i. Membandingkan hasil perhitungan luas area di bawah kurva kadar glukosa darah makanan uji dengan luas area di bawah kurva kadar glukosa darah makanan standar untuk mendapatkan nilai indeks glikemik

3.10 Rencana Pengolahan dan Analisa Data

Data yang telah didapatkan diolah secara manual dan dipresentasikan dalam bentuk tabel. Kadar glukosa darah yang telah didapatkan akan ditampilkan dalam bentuk kurva. Nilai IG didapatkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut

(33)

v

dengan menghitung luas seluruh bangunan trapesium dalam kurva kenaikan kadar glukosa darah dan dijumlahkan.

Rumus luas trapesium:

Penelitian ini menggunakan analasis data statistik dengan Microsoft Excel 2010. Uji normalitas data menggunakan SPSS 22.0 dengan uji

(34)

21

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini berjumlah 14 orang, terdiri dari 9 orang laki-laki dan 5 orang perempuan. Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1 Karakteristik Responden

Karakteristik Rerata Standar Deviasi

Usia 19.3 ± 0,47

Berat Badan (kg) 58.4 Tinggi Badan (cm) 166.2

IMT (kg/m) 21.9 ±0,93

Glukosa Darah Puasa (mg/dL)

86.6 ±0,65

Usia responden dalam penelitian ini rerata 19,3 ±0,47 dengan IMT yang tergolong kategori normal menurut kriteria Asia-Pasifik dengan rerata IMT 21,9±0,93 dan responden tidak memiliki gangguan metabolisme glukosa yang dapat dilihat dari hasil pemeriksaan GDP dalam batas normal dengan rata-rata 86,6 mg/dL (SD 0,65).

4.2 Kadar Glukosa Darah

Hasil pemeriksaan glukosa darah setiap 15 menit selama satu jam pertama dan setiap 30 menit selama satu jam kedua setelah pemberian setiap makanan uji dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan Gambar 4.1 berikut ini

Tabel 4.2 Rata-Rata Kenaikan dan Penurunan Kadar Glukosa Darah

Menit 0 15 30 45 60 90 120

RTP 87 107 122 143 131 121 114

BKI 87 109 124 142 126 113 102

BKIK 88 107 125 137 124 112 98

(35)

v

Dari tabel rata-rata kenaikan dan penurunan kadar glukosa darah, dapat dipresentasikan dalam bentuk grafik dibawah ini :

Gambar 4.1. Grafik Kenaikan dan Penurunan Kadar Glukosa Darah

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa kenaikan pada pemberian tiga jenis makanan, semuanya mencapai titik puncak pada menit ke 45. Ketika kita bandingkan kurva Roti Tawar Putih (RTP), Bubur Kacang Hijau (BKI) dan Bubur Kacang Hijau dengan Ketan Hitam (BKIK) terdapat sedikit perbedaan yaitu pada kenaikan BKI lebih tinggi dari BKIK pada menit ke 45 dan menit 120 masih tinggi BKI, begitupula dengan makanan standar RTP yang memiliki kenaikan tertinggi dari makanan uji. Berikut kandungan dari makanan uji, dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini:

Tabel 4.3 Kandungan Makanan Uji Makanan Uji Sajian Karbohidrat Lemak

Grafik Kadar Glukosa Darah

Roti tawar Putih BKI

(36)

Bubur kacang hijau dengan ketan hitam dalam hal ini memiliki kurva terendah, hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor selain dari kandungan protein, lemak dan kandungan amilosa dalam ketan hitam. Amilosa dalam ketan hitam memiliki struktur yang lurus dan membuat ikatan lebih kuat sehingga lebih sulit dicerna oleh enzim. Hal ini kemungkinan menyebabkan BKIK menunjukan kurva peningkatan glukosa darah yang terendah.6

Bubur kacang hijau memiliki kandungan protein , lemak dan serat yang lebih tinggi dari RTP yang membuat absorpsi karbohidrat lebih lambat dan menyebabkan kurva BKI lebih rendah dari RTP. Besarnya kenaikan dan penurunan kadar glukosa darah dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut

Tabel 4.4 Presentase kenaikan/penurunan kadar glukosa darah (%)

Makanan n 15 30 45 60 90 120 setelah dikonsumsi dari menit ke-0 hingga menit ke-15 berturut-turut adalah bubur kacang hijau kemudian bubur kacang hijau dengan ketan hitam.

4.3 Indeks Glikemik

(37)

v

Tabel 4.5 Indeks Glikemik Makanan Uji dan Makanan Standar Indeks Glikemik tertinggi BKI (IG 96,45) yang diikuti BKIK (IG 94,91). Terdapat perbedaan yang bermakna antara makanan standar RTP dengan makanan uji BKIK, namun tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara makanan standar RTP dengan makanan uji BKIK. Begitu pula tidak terdapat perbedaan yang bermakna dengan bubur kacang hijau yang ditambahkan ketan hitam maupun yang tidak ditambahkan ketan hitam dibuktikan dengan uji statistik P-value (P>0,05).

4.4 Beban Glikemik

Perhitungan beban glikemik (BG) suatu makanan dapat dilakukan setelah diketahui nilai indeks glikemik makanan tersebut. Nilai beban glikemik (BG) sebagai acuan dari kadar indeks glikemik dalam satu porsi suatu makanan. Hasil rata-rata nilai BG dari analisis statistic perbandingan BG antara makanan uji dapat dilihat pada tabel 4.6

Tabel 4.6 Beban Glikemik Makanan Uji dan Makanan Standar Beban Glikemik

(38)

Dari hasil perhitungan didapatkan hasil BG BKI 64,71 ±4,8 dan BKIK 47,74 ±3,6. Nilai BG yang didapat dari kedua makanan uji termasuk kedalam kategori BG tinggi yaitu dengan kriteria BG >20. Terdapat perbedaan yang bermakna antara hasil kedua BG makanan standar maupun makanan uji, hal ini dibuktikan dengan uji statistik P-value 0,000.

Kedua makanan ini termasuk kedalam rentan indeks glikemik dan beban glikemik tinggi, hal ini berdasarkan acuan pada klasifikasi IG (>70) dan BG (>20). Maka kedua makanan ini tidak dianjurkan dikonsumsi secara rutin terutama bagi penderita DM.

4.5 Keterbatasan Penelitian

(39)

26

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Indeks glikemik bubur kacang hijau dan bubur kacang hijau yang disertai ketan hitam termasuk ke dalam golongan indeks glikemik tinggi. 2. Beban glikemik bubur kacang hijau dan bubur kacang hijau yang disertai ketan hitam termasuk ke dalam golongan makanan dengan nilai beban glikemik tinggi.

3. Tidak terdapat perbedaan nilai indeks glikemik yang bermakna antara bubur kacang hijau dan bubur kacang hijau yang disertai ketan hitam. 4. Terdapat perbedaan yang bermakna antara beban glikemik bubur kacang

hijau dan bubur kacang hijau yang disertai ketan hitam

5.2 Saran

1. Untuk mendapatkan IG dan BG yang lebih akurat, perlu dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah setiap makanan lebih dari satu kali 2. Perlu dilakukan pengawasan terhadap responden agar mengkonsumsi

makanan dengan porsi normal sebelum berpuasa dimalam hari dan tidak melakukan aktivitas berat saat puasa dan selama pemeriksaan kadar glukosa darah.

3. Mengingat bubur kacang hijau banyak varian jenis dalam penyajiannya, maka perlu banyak penelitian yang lebih banyak sehingga dapat dijadikan referensi yang lebih lengkap.

(40)

27

DAFTAR PUSTAKA

1. Guariguata, L. Tracking the global epidemic - new estimates from the IDF Diabetes Atlas Update for 2012. IDF (International Diabetes Federation); 2013; 57(5)

2. KEMENKES (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia). Tahun 2030 prevalensi diabetes melitus di indonesia mencapai 21,3 juta orang. [Internet]. [di update pada 08 Nov 2009; [diakses pada 18 Jan 2015]. Tersedia pada: http://www.depkes.go.id/pdf.php?id=414

3. Anonim. Indonesia rangking keempat jumlah penderita diabetes terbanyak dunia.[Internet].[di update pada 16 Sep 2011; diakses pada 20 Jan 2015]. Tersedia pada: http://www.pdpersi.co.id/

4. Aston, L. Glycemic index and metabolic disease risk. Proc Nutr Soc. 2006 ;65(1):125-34.

5. PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia). Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PERKENI; 2011.

6. Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia kedokteran dasar: sebuah pendekatan klinis. Jakarta: EGC; 2012.

7. Murray RK, Bender DA, Botham KM, Kennelly PJ, Rodwell VW. Biokimia Harper. Edisi 29. Jakarta: EGC; 2014.

8. Sumardjo D. Pengantar kimia: Buku panduan kuliah mahasiswa kedokteran dan program strata I Fakultas bioeksakta. Jakarta: EGC; 2009.

9. Sarath E. Metabolism: Carbohydrates. [Internet]. [Manchester University]: [di update pada 2015; diakses pada 25 October 2014]. Tersedia pada: http://www.fastbleep.com/

10.Laseduw J. Kandungan nutrisi dan manfaat kacang hijau. [Internet]. [Diakses pada 20 Jan 2015]. Tersedia pada: http://www.necturajuice.com/

11.KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Definisi kacang hijau.

[Internet].[Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbud (Pusat Bahasa]: [di update pada 2015 ; diakses pada 22 Jan 2015]. Tersedia pada: http://kbbi.web.id/

12.Nio, Oey K. Daftar analisis bahan makanan. Ed ke-4. Balai penerbit FKUI: Jakarta; 2001.

(41)

28

14.Novitasari D, Sunarti, Fatmawati A. Emping Garut sebagai makanan ringan dan kadar glukosa darah, Angiotensin II plasma serta tekanan darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2. Media Medika Indonesiana: Fakultas Kedokteran Universitas diponegoro dan Ikatan Dokter Indonesia Wilayah Jawa Tengah. 2011

15.BJ Venn dan TJ Green. Glycemic index and glycemic load: measurement issues and their effect on diet–disease relationships. European Journal of Clinical Nutrition; 2007: S122-S131.

16.Powell, et_al. International table of glycemic index and glycemic load values. [Internet]. [American Society for Clinical Nutrition]: [Diakses pada 10 Oct 2014]. Tersedia pada: http://ajcn.nutrition.org/content/76/1/5.full

17.Rimbawan dan Siagian A. Indeks glikemik pangan. Penebar Swadaya: Jakarta; 2004.

18.Prijatmoko D. Indeks glikemik 1 jam postprandial bahan makanan pokok jenis nasi, jagung dan kentang. Cermin Dunia Kedokteran (CDK): Jakarta; 2007. 19.Astawan, M dan Wresdiyati T. Diet sehat dengan makanan berserat. Tiga

Serangkai Pustaka Mandiri: Solo; 2004.

20.Anonymous. The factors that modify glycemic indexs. [Internet].[ Official web site of the Montignac Method. France]; [Diakses pada 10 Mar 2015]. Tersedia pada: http://www.montignac.com/en/the-factors-that-modify-glycemic-indexes/

21.Barclay AW, Petocz P,Brand Milliter JC. Glykemic Index, Glykemic Load and Chronic Disease Risk : A Meta-Analysis of Observational Studies. Am J Clin Nutr 2008; 87:627-37

22.Galgani J, Aguirre C, dan Diaz E. Acute effect of meal glycemic index and glycemic load on glucose and insulin responses in humans. Nutrition Journal; 2006 Sep 05;(5)22

23.Thompson J, Manore M.Nutrition : An Applied Approach 2nd Edi.USA ; Pearson Education Publishing; 2007

24.Kirpitch AR dan Maryniuk MD. The 3 R’s of glycemic index :

recommendation, research, and the real world. Clinical diabetes; 2011. 25.Dahlan MS. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian

(42)

29

(43)

30

LAMPIRAN

Lampiran 1

Lembar Surat Persetujuan Responden

Formulir Informed Consent

INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK BUBUR KACANG HIJAU DENGAN ATAU TANPA MENGGUNAKAN KETAN HITAN

Setelah memperoleh penjelasan mengenai tujuan, manfaat, prosedur dan kemungkinan risiko, serta jawaban atas pertanyaan saya yang diberikan oleh peneliti dalam penelitan INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK BUBUR KACANG HIJAU DENGAN ATAU TANPA MENGGUNAKAN KETAN HITAM, maka saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Alamat :

Jurusan : Semester :

Dengan ini menyetakan dengan penuh kesadaran bersedia berpartisipasi dalam penelitian tersebut dan bersedia menjalani pemeriksaan darah sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dalam penelitian INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK BUBUR KACANG HIJAU DENGAN ATAU TANPA MENGGUNAKAN KETAN HITAM dengan catatan semua data mengenai diri saya dirahasiakan. Selanjutnya, bila suatu ketika, dalam masa penelitian, saya merasa dirugikan karena penelitian ini, saya berhak mengundurkan diri dari keterlibatan saya, serta membatalkan persetujuan ini, tanpa sanksi apapun dan dari pihak manapun.

Ciputat, ...2015

Mengetahui,

Yang membuat pernyataan Peneliti

(44)

31

Lampiran 2 Lembar Status Kesehatan Responden

LEMBAR ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK

INDEKS GLIKEMIK DAN GLIKEMIK LOAD BUBUR KACANG HIJAU DENGAN ATAU TANPA MENGGUNAKAN KETAN HITAM Nama :

Usia : BB : TB : IMT : Tanda Vital:

TD : Nadi : RR : GDP :

Riwayat Penyakit

1. Apakah anda menderita diabetes melitus? Ya/Tidak 2. Apakah anda menderita penyakit ginjal dan hati? Ya/Tidak 3. Apakah anda menderita penyakit saluran perncernaan? Ya/Tidak 4. Apakah terdapat riwayat diabetes melitus di ke;uarga? Ya/Tidak

Jika Ya, Siapa?

5. Apakah anda memiliki riwayat alergi makanan? Ya/Tidak Jika Ya, apa?

(45)

32

Lampiran 3

Karakteristik Responden

Kode Jenis

Usia

Berat Tinggi IMT Gula Darah

Responden Kelamin Badan (kg)

Badan

(m) (kg/m)

Puasa (mg/dl)

AZM L 19 70 175 22.8 81

BLY L 19 72 180 22.2 92

FTH L 19 56 165 20.5 80

KN L 19 65,5 173 21.9 83

AS L 19 63 173 21 78

SND L 19 60 170 20.7 92

RFI L 19 59 164 22 84

ZHR L 20 63 170 21.7 90

FDL L 19 56 168 19.8 79

AMH P 20 55 156 22.6 96

RS P 20 55 161 21.2 80

JL P 20 48 155 20.6 98

ML P 19 53 159 21 87

MLD P 20 50 159 19.8 93

(46)

33

Lampiran 4

Kriteria Status Gizi Menurut Asia-Pasifik

Untuk menilai status gizi responden, dapat dilihat dengan menggunakan rumus perhitungan Indeks Masa Tubuh (IMT). Rumus IMT :

Kriteria yang digunakan adalah penggolongan status gizi dengan IMT Asia-Pasifik, dikategorikan kedalam underweight, normal, overweight, pre-obese, obese, obese 1, obese 2 dan obese 3.

Nutritional status based on the WHO and “Asian criteria” values Nutritional Status WHO criteria

BMI cut-off

“Asian criteria”

BMI cut-off

Underweight <18,5 <18,5

Normal 18,5 – 24,9 18,5 – 22,9

Overweight 25 – 29,9 23 – 24,9

Pre-Obese - 25 – 29,9

Obese >30 >30

(47)

34

Lampiran 5

Hasil Pemeriksaan Tanda Vital Responden

Kode Berat Tinggi IMT Gula Darah Tekanan Frekuensi Frekuensi

Respond

en Badan (kg)Badan (m) (kg/m) Puasa (mg/dl Darah Nadi

Pernafasa n (mmHg) (x/menit) (x/menit)

1 AZM 19 70 175 22.8 81 120/90 72 20

2 BLY 19 72 180 22.2 92 110/80 96 18

3 FTH 19 56 165 20.5 80 110/70 88 16

4 KN 19 65,5 173 21.9 83 120/90 90 24

5 AS 19 63 173 21 78 110/70 76 18

6 SND 19 60 170 20.7 92 110/70 91 16

7 RFI 19 59 164 22 84 120/80 87 24

8 ZHR 20 63 170 21.7 90 110/80 91 20

9 FDL 19 56 168 19.8 79 120/90 87 24

10 AMH 20 55 156 22.6 96 100/70 60 19

11 RS 20 55 161 21.2 80 120/80 68 20

12 JL 20 48 155 20.6 98 100/80 88 17

13 ML 19 53 159 21 87 120/90 94 16

14 MLD 20 50 159 19.8 93 110/70 72 20

(48)

35

Lampiran 6

Analisis Gizi dan Perhitungan Kebutuhan Makanan Uji (50 g )Karbohidrat

Makanan Uji

Makanan yang akan digunakan dalam prosedur penelitian indeks glikemik harus mengandung 50 gram karbohidrat. Berdasarkan nilai gizi setiap bahan makanan maka diperkirakan kebutuhan masing-masing makanan adalah sebagai berikut :

1. Setiap sajian 40 gram roti tawar putih kupas memiliki kandungan 17 gram karbohidrat dan dalam 2,36 gram mengandung 1 gram karbohidrat.

Untuk mendapatkan 50 gram karbohidrat, dibutuhkan ±118 gram atau setara dengan 6 lembar roti tawar putih kupas.

40x50 = 117,64 17

2. Bubur kacang hijau memiliki beberapa komponen bahan penyusun yang harus dihitung sehingga menghasilkan 50 gram karbohidrat

Bahan mentah :

a. kacang hijau 500 gram/20 porsi = 25 g/porsi b. Gula pasir 500 gram/20 porsi =25 g/porsi

(49)

36

3. Bubur kacang hijau menggunakan ketan hitam Bahan mentah :

a. Kacang Hijau 500 gram/20 porsi = 25 g/porsi b. Gula pasir 500 gram/20 porsi =25 g/porsi c. Ketan hitam 410 gram/20 porsi = 20,5 g/porsi d. Gula pasir (ketan) 250 gram/20 porsi = 12,5 g/porsi d. Santan100 mL/20 porsi = 5mL/porsi

(50)

37

Lampiran 7

Peritungan Luas Area di Bawah Kurva

(51)

38

A. Perhitungan Luas Bangunan Makanan Standar (Roti Tawar Putih) Luas bangun A = Total Luas Bangun = 1458,89

87.64

BKI Dengan ketan Hitam

BKH Dengan ketan Hitam

D

(52)

39

B. Perhitungan Luas Bangunan Bubur Kacang Hijau Luas bangun A =

Luas bangun B = Luas bangun C = Luas bangun D = Luas bangun E = Luas bangun F = Total Luas Bangun = 14034,10

C. Perhitungan Luas Bangunan Bubur Kacang Hijau Menggunakan Ketan Hitam Luas bangun A =

Luas bangun B = Luas bangun C = Luas bangun D =

(53)

40

Lampiran 8

Hasil Perhitungan Indeks Glikemik dan Beban Glikemik

Indeks glikemik makanan standar dan makanan uji dihitung dengan menggunakan rumus berikut :

Indeks Glikemik :

(luas kurva makanan uji/luas kurva makanan standar) x 100%

Beban Glikemik menggunakan rumus sebegai berikut :

Beban Glikemik : IG x Karbohidrat per porsi (g)/100

.A. Perhitungan indeks glikemik dan beban glikemik bubur kacang hijau

Indeks Glikemik =

Beban Glikemik =

B. Perhitungan indeks glikemik dan beban glikemik bubur kacang hijau menggunakan

ketan hitam

Indeks Glikemik =

Beban Glikemik =

(54)

41

Lampiran 9

Rerata Indeks Glikemik dan Beban Glikemik

No Kode

Responden

Makanan

Standar

Bubur Kacang

Hijau

Bubur kacang

Hijau dengan

Ketan Hitam

IG BG IG BG IG BG

1 AZM 100 17 95,94 37,63 89,21 59,46

2 BLY 100 17 87,56 34,34 99,59 66,38

3 FTH 100 17 103,15 40,46 99,80 66,52

4 KN 100 17 85,15 35,54 88,95 59,28

5 AS 100 17 101,50 39,81 101,45 67,61

6 SND 100 17 100 39,39 94,45 62,95

7 RFI 100 17 99,29 38,94 91,78 61,174

8 AHR 100 17 101,34 39,73 96,15 64,08

9 FDL 100 17 104,12 40,84 100,78 67,17

10 ANM 100 17 90,60 35,53 82,32 54,86

11 RS 100 17 91,57 35,92 93,22 62,13

12 JL 100 17 100,06 39,24 97,59 65,04

13 ML 100 17 90,60 35,53 95,33 65,53

14 MLD 100 17 95,33 37,39 94,20 62,78

(55)

42

Lampiran 10

Hasil Uji Statistik

a. Uji Normalitas Rata-Rata IG

Descriptivesa

Statistic Std. Error

IG_BKI

Mean 96.4517144809

53780

1.94604573200

8024

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 92.2475382774

80690

Upper Bound 100.655890684

426880

5% Trimmed Mean 96.4404902286

(56)

43

IG_BKIK

Mean 94.9146512374

02640

1.94131465807

4128

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 90.7206958977

67740

Upper Bound 99.1086065770

37530

5% Trimmed Mean 95.1312536875

31610

Median 95.6025053362

90830

Variance 52.762

Std. Deviation 7.26373433043

5314

Minimum 81.6559926806

9543

Maximum 104.274465691

78863

Range 22.6184730110

9330

Interquartile Range 11.6483501847

9666

Skewness -.571 .597

Kurtosis -.662 1.154

(57)

44

Tests of Normalitya

Kolmogorov-Smirnovb Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

IG_BKI .193 14 .166 .865 14 .036

IG_BKIK .115 14 .200* .937 14 .379

*. This is a lower bound of the true significance.

a. IG_R is constant. It has been omitted.

b. Lilliefors Significance Correction

Multivariate Testsa

Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.

IG

Pillai's Trace .345 3.167b 2.000 12.000 .079

Wilks' Lambda .655 3.167b 2.000 12.000 .079

Hotelling's Trace .528 3.167b 2.000 12.000 .079

Roy's Largest Root .528 3.167b 2.000 12.000 .079

a. Design: Intercept

Within Subjects Design: IG

(58)

45

b. Uji Normalitas Rata-Rata Beban Glikemik

Descriptivesa

Statistic Std. Error

BG_BKI

Mean 64.7191004167

20010

1.30579668617

7417

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 61.8980981841

89564

Upper Bound 67.5401026492

50460

5% Trimmed Mean 64.7115689434

05440

BG_BKIK Mean 47.7420695724

13570

.976481273011

(59)

46

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 45.6325100365

77216

Upper Bound 49.8516291082

49924

5% Trimmed Mean 47.8510206048

28440

Median 48.0880601841

54340

Variance 13.349

Std. Deviation 3.65365836820

9013

Minimum 41.0729643183

89850

Maximum 52.4500562429

69730

Range 11.3770919245

79979

Interquartile Range 5.85912014295

2762

Skewness -.571 .597

Kurtosis -.662 1.154

a. BG_R is constant. It has been omitted.

Tests of Normalitya

Kolmogorov-Smirnovb Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

BG_BKI .193 14 .166 .865 14 .036

(60)

47

*. This is a lower bound of the true significance.

a. GL_R is constant. It has been omitted.

b. Lilliefors Significance Correction

Multivariate Testsa

Effect Value F Hypothesis df Error df

BG

Pillai's Trace .991 649.854b 2.000 12.000

Wilks' Lambda .009 649.854b 2.000 12.000

Hotelling's Trace 108.309 649.854b 2.000 12.000

Roy's Largest Root 108.309 649.854b 2.000 12.000

a. Design: Intercept

Within Subjects Design: BG

(61)

48

Asymp. Sig. (2-tailed) .075

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on positive ranks.

(62)

49

Test Statisticsa

IG_BKI - IG_R IG_BKIK - IG_R

Z -1.782b -2.201b

Asymp. Sig. (2-tailed) .075 .028

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on positive ranks.

Test Statisticsa

IG_BKIK - IG_BKI

Z -1.224b

Asymp. Sig. (2-tailed) .221

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on positive ranks.

(63)

50

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the

(64)
(65)

52

Lampiran 11

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Silvi Apriani

Tempat, tanggal lahir : Sukabumi, 22 April 1994

Alamat : Jl. Kp.Baru 04/02 Sagaranten Sukabumi Jawa Barat

No. HP : +62 857 240 944 19 Email : silviapriani@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

1. TK Tunas harapan (1997-1999)

2. SDN 2 Sagaranten (2000-2006)

3. Pondok Modern Assalam Sukabumi (2006-2009)

4. MAN PACET Cianjur (2009-2012)

Gambar

Gambar 4.1 Grafik Kenaikan dan Penurunan Kadar Glukosa Darah  ........  22
Gambar 2.1. Klasifikasi karbohidrat9
Gambar 2.2. Pencernaan Karbohidrat8
Tabel 2.1. Kategori pangan menurut IG dengan glukosa murni sebagai standar16
+7

Referensi

Dokumen terkait