1
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KONSUMEN MEMILIH JASA ANGKUTAN KERETA API
MEDAN – KUALA NAMU
OLEH
RONALDO SIMANULLANG
100501121
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2 ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN MEMILIH JASA ANGKUTAN KERETA API BANDARA MEDAN – KUALA NAMU
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik penumpang jasa angkutan kereta api Medan – Kualanamu, untuk menganalisis pengaruh Pendapatan Penumpang, Pekerjaan Penumpang, Lokasi Stasiun, Harga Tiket Kereta Api, Kualitas Pelayanan, terhadap Pengguna Jasa Angkutan Kereta Api Bandara Medan – Kualanamu
Analisis data dilakukan dengan bantuan Metode Regresi Linear Berganda dan Uji Asumsi Klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heterokesdastisitas. Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu 8 (delapan) bulan yaitu bulan september 2014 – April 2015. Dengan hasil penelitian bahwa pengguna jasa angkutan kereta api, laki-laki maupun perempuan memiliki jumlah yang hampir seimbang, dari segi umur didominasi oleh penumpang yang masih berusia produktif, dan paling sedikit digunakan oleh penumpang yang sudah lansia, dari segi pendidikan, pengguna didominasi penumpang yang pendidikan terakhirnya adalah sarjana. Faktor yang dominan yang memengaruhi konsumen sehingga menggunakan jasa angkutan kereta api Medan – Kuala Namu dapat dilihat dari hasil penelitian terhadap pendapatan penumpang yang mana lebih didominasi oleh penumpang yang berpendapatan menengah ke atas. Ketepatan waktu merupakan faktor yang paling mempengaruhi konsumen memilih jasa angkutan kereta api. Berdasarkan hasil penelitian ini hubungan antara Pendapatan Penumpang, Kualitas Pelayanan, dan Ketepatan Waktu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Konsumen Memilih Jasa Angkutan Kereta Api Bandara Medan – Kualanamu. Sedangkan dua variabel bebas lainnya yaitu Lokasi Stasiun dan Harga Tiket Kereta Api tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap Konsumen Memilih Jasa Angkutan Kereta Api Bandara Medan – Kualanamu.
Kata Kunci : Konsumen Memilih Jasa Angkutan Kereta Api, Pendapatan
3
ABSTRACT
ANALYSIS OF FACTORS THAT EFFECT THE CONSUMER TO CHOOSE MEDAN – KUALA NAMU AIRPORT RAIL TRANSPORTATION SERVICES
This researh aims to identify the characteristics of passenger rail transportation service Medan – Kuala Namu, to analyze the effect of Revenue Passenger, Passenger Work, Location of the Staion, Train Ticket Prices, Quality of Service, to the Service User Railways Medan Airport – Kualanamu.
Data analysis was performed with the aid of Multiple Linear Regression Method and Classical Assumption Test which includes tests of normality, multicollinearity test, and test heterokesdastisitas. This research was conducted in eight months, on september 2014 until April 2015. The results of the research shows that consumer of train services both men and women have almost equal numbers, in terms of age dominated by passengers of productive age, and least used by passengers who are already elder, in terms of user education is dominated by passengers who have bachelor degree. The dominant factor that effect consumers to using airport rail transportation services can be seen from the results of this research which passenger revenue is dominated by middle-up income passengers. Timeliness is a factor the most effect consumers to choose rail transportation services. Based on the results of this research, the relationship between Revenue Passenger, Service Quality and Timeliness has a significant effect on consumer in choosing Medan Kuala Namu Airport Railways service. While the other two independent variables, Location of the Station and Train Ticket Prices do not have a significant relationship of consumers to choose Medan - Kualanamu Railway Transport Services.
4
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kritus atas kasih dan penyertaanNya, sehingga penulis dapat mengerjakan dan menyelesaikan skripsi yang berjudul
“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN MEMILIH JASA ANGKUTAN KERETA API MEDAN – KUALA NAMU”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:
1. Teristimewa buat orang tuaku tersayang, Bapak saya Jhonny Jentri
Simanullang, S.E. dan Mamak saya Timar br Sigalingging, atas kasih sayang
dan seluruh dukungan, semangat serta doa.
2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara
3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec selaku Ketua Departemen Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
4. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, PhD selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
5. Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Sekretaris Departemen
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan
menjadi dosen Pembimbing saya yang telah banyak meluangkan waktu,
tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam proses penulisan
skripsi ini.
6. Bapak Paidi Hidayat, SE, MSi selaku sekretaris Program Studi Ekonomi
5
7. Bapak Drs. Rachmat Sumanjaya HSB, Msi selaku dosen pembanding yang
telah meluangkan waktunya, memberikan saran dan kritikan dalam
penyempurnaan skripsi ini
8. Ibu Dra. Raina Linda Sari selaku dosen pembanding yang telah meluangkan
waktunya, memberikan saran dan kritikan
9. Seluruh Bapak/Ibu Dosen pada Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara
10. Seluruh Staf Akademik Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara
11. Rekan-rekan mahasiswa stambuk 2011 Program S-1 Reguler Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar nantinya
dapat menjadi lebih baik.
Medan, April 2015 Penulis
6
7
4.1 Gambaran Umum ... 33
4.2 Karakteristik Penumpang Pengguna Jasa Angkutan Kereta Api Medan – Kuala Namu ... 34
4.2.1 Karakteristik Konsumen dalam Tahapan Proses Membeli ... 34
4.2.2 Karakteristik Responden ... 36
4.3 Perilaku Pengguna Jasa Angkutan Kereta Api Medan – Kuala Namu ... 39
4.4 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Konsumen Memilih Jasa Angkutan Kereta Api Medan – Kuala Namu ... 42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 51
5.1 Kesimpulan ... 51
5.2 Saran ... 52
DAFTAR PUSTAKA ... 54
8
DAFTAR TABEL
Tabel Keterangan
Halaman
1.1 Jadwal Keberangkatan Dengan Menggunakan Kereta Api ... 4
1.2 Jumlah Penumpang Kereta Api Medan – Kualanamu ... 5
4.1 Persentase Pengalaman Penumpang ... 40
4.2 Peringkat Kualitas Pelayanan Kereta Api Medan – Kualanamu... 46
4.3 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas ... 47
4.4 Hasil Uji T ... 47
4.5 Hasil Uji Multikolinearitas ... 48
4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 49
9
4.2 Persentase Jenis Kelamin Pengguna Jasa Angkutan KA Medan – KNO 36 4.3 Persentase Umur Pengguna Jasa Angkutan KA Medan – KNO ... 37
4.4 Persentase Pendidikan Pengguna Jasa Angkutan KA Medan – KNO38 4.5 Persentase Pekerjaan Pengguna Jasa Angkutan KA Medan – KNO 38 4.6 Persentase Pendapatan Penumpang Pengguna Jasa Angkutan KA Medan – KNO ... 39
4.7 Persentase Sarana Penumpang Menuju Stasiun ... 40
4.8 Persentase Jarak Lokasi Stasiun – Tempat Tinggal ... 41
4.9 Persentase Prioritas Dalam Perjalanan ... 41
4.10 Persentase Penilaian Terhadap Penampilan Fisik KA Bandara ... 42
4.11 Persentase Penilaian Terhadap Ketepatan Jadwal Keberangkatan ... 43
4.12 Persentase Penilaian Terhadap Ketanggapan Petugas ... 43
4.13 Persentase Penilaian Kualitas Pelayanan yang Diberikan dalam Hal Kenyamanan ... 44
4.14 Persentase Penilaian Terhadap Kemampuan Petugas Memberikan Informasi Dinilai Penumpang ... 44
4.15 Persentase Penilaian Terhadap Ketepatan Waktu Perjalanan ... 45
4.16 Persentase Penilaian Terhadap Harga Tiket ... 45
10
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Keterangan
Halaman
1 Angket ... 56
2 Tabulasi data hasil angket ... 60
4 Penilaian Kualitas Pelayanan Menurut Responden ... 63
5 Data Variabel... 67
6 Uji Validitas dan Reabilitas ... 69
7 Uji Koefisien Determinasi ... 70
8 Regresi Linier Berganda ... 70
9 Histogram ... 71
10 Uji Normalitas ... 71
2 ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN MEMILIH JASA ANGKUTAN KERETA API BANDARA MEDAN – KUALA NAMU
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik penumpang jasa angkutan kereta api Medan – Kualanamu, untuk menganalisis pengaruh Pendapatan Penumpang, Pekerjaan Penumpang, Lokasi Stasiun, Harga Tiket Kereta Api, Kualitas Pelayanan, terhadap Pengguna Jasa Angkutan Kereta Api Bandara Medan – Kualanamu
Analisis data dilakukan dengan bantuan Metode Regresi Linear Berganda dan Uji Asumsi Klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heterokesdastisitas. Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu 8 (delapan) bulan yaitu bulan september 2014 – April 2015. Dengan hasil penelitian bahwa pengguna jasa angkutan kereta api, laki-laki maupun perempuan memiliki jumlah yang hampir seimbang, dari segi umur didominasi oleh penumpang yang masih berusia produktif, dan paling sedikit digunakan oleh penumpang yang sudah lansia, dari segi pendidikan, pengguna didominasi penumpang yang pendidikan terakhirnya adalah sarjana. Faktor yang dominan yang memengaruhi konsumen sehingga menggunakan jasa angkutan kereta api Medan – Kuala Namu dapat dilihat dari hasil penelitian terhadap pendapatan penumpang yang mana lebih didominasi oleh penumpang yang berpendapatan menengah ke atas. Ketepatan waktu merupakan faktor yang paling mempengaruhi konsumen memilih jasa angkutan kereta api. Berdasarkan hasil penelitian ini hubungan antara Pendapatan Penumpang, Kualitas Pelayanan, dan Ketepatan Waktu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Konsumen Memilih Jasa Angkutan Kereta Api Bandara Medan – Kualanamu. Sedangkan dua variabel bebas lainnya yaitu Lokasi Stasiun dan Harga Tiket Kereta Api tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap Konsumen Memilih Jasa Angkutan Kereta Api Bandara Medan – Kualanamu.
Kata Kunci : Konsumen Memilih Jasa Angkutan Kereta Api, Pendapatan
3
ABSTRACT
ANALYSIS OF FACTORS THAT EFFECT THE CONSUMER TO CHOOSE MEDAN – KUALA NAMU AIRPORT RAIL TRANSPORTATION SERVICES
This researh aims to identify the characteristics of passenger rail transportation service Medan – Kuala Namu, to analyze the effect of Revenue Passenger, Passenger Work, Location of the Staion, Train Ticket Prices, Quality of Service, to the Service User Railways Medan Airport – Kualanamu.
Data analysis was performed with the aid of Multiple Linear Regression Method and Classical Assumption Test which includes tests of normality, multicollinearity test, and test heterokesdastisitas. This research was conducted in eight months, on september 2014 until April 2015. The results of the research shows that consumer of train services both men and women have almost equal numbers, in terms of age dominated by passengers of productive age, and least used by passengers who are already elder, in terms of user education is dominated by passengers who have bachelor degree. The dominant factor that effect consumers to using airport rail transportation services can be seen from the results of this research which passenger revenue is dominated by middle-up income passengers. Timeliness is a factor the most effect consumers to choose rail transportation services. Based on the results of this research, the relationship between Revenue Passenger, Service Quality and Timeliness has a significant effect on consumer in choosing Medan Kuala Namu Airport Railways service. While the other two independent variables, Location of the Station and Train Ticket Prices do not have a significant relationship of consumers to choose Medan - Kualanamu Railway Transport Services.
11 BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Kota Medan merupakan kota yang keadaan penduduknya paling banyak di
Sumatera Utara, dan sebuah kota yang menjadi pusat aktivitas ekonomi paling
besar. Hal ini bisa ditunjukkan dengan adanya tempat-tempat seperti pusat
perbelanjaan, pasar, dan juga perhotelan dengan jumlah yang cukup banyak.
Bahkan didukung oleh sektor transportasi yang semakin berkembang sehingga
menjadikan kota Medan sebagai akses utama ataupun pusat berbagai moda
transportasi menuju daerah lain baik antar provinsi maupun luar provinsi bahkan
menuju luar negeri. Salah satu wujud peran sektor transportasi dalam mendukung
kemajuan kota Medan adalah dengan tersedianya beberapa moda transportasi laut
yaitu adanya pelabuhan, darat seperti angkutan kota, bis dan travel, maupun
angkutan jalan rel yaitu kerata api. Sampai moda transportasi udara yang dulu
tersedia di kota Medan yaitu Bandara Polonia yang sekarang diagantikan dengan
Bandara Kualanamu.
Bandara Kualanamu adalah sebuah bandar udara internasional yang
melayani kota
Bandara ini adalah bandara terbesar kedua di Indonesia setel
perkebunan PT Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa yang terletak di
12
telah berusia lebih dari 85 tahun. Bandara ini diharapkan dapat menjadi bandara
pangkalan transit internasional untuk kawasa
ini mulai beroperasi seja
Akses menuju bandara menjadi masalah yang sangat penting untuk
mendukung keberadaan bandara tersebut sehingga sangat dibutuhkan sarana
transportasi yang tepat. Akses darat menjadi pilihan satu-satunya untuk menuju
bandara Kualanamu. Saat ini ada beberapa alternatif pilihan alat transportasi
menuju bandara Kualanamu, yaitu bus, taksi maupun mobil pribadi untuk jalan
raya dan kereta api. Moda transportasi yang tepat waktu, nyaman dan harga
terjangkau menjadi sarana yang paling dicari konsumen ataupun penumpang yang
ingin menuju Kualanamu, mengingat penumpang pesawat diharuskan untuk
sampai tepat waktu di bandara sebelum keberangkatan.
Untuk menyeimbangkan dan menekan peningkatan pengguna angkutan
pribadi dijalan raya, harus dilakukan perbaikan sistem angkutan umum
berdasarkan kemampuan angkut yang besar, kecepatan yang tinggi, keamanan dan
kenyamanan perjalanan yang memadai. Karena digunakan masyarakat umum,
maka idealnya alat transportasi dengan biaya yang terjangkau oleh pengguna
angkutan tersebut. Oleh karena itu harus ada sistem transportasi baru yang tidak
terikat oleh jalan raya yang memenuhi persyaratan itu. Permasalahan transportasi
dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi dimana menyebabkan mobilitas
seseorang meningkat sehingga kebutuhan pergerakannya pun meningkat, melebihi
kapasitas prasarana transportasi yang ada (Tamin, Ozyar 1997:381). Aksesibilitas
13
memungkinkan terjadinya macet yang mungkin bisa menghambat ketepatan
waktu tiba di bandara Kualanamu. Kereta api menjadi pilihan yang sangat tepat
untuk menghindari keterlambatan sampai di bandara karena sudah mempunyai
jadwal atau schedule setiap harinya.
Kereta Api merupakan sarana transportasi berupa kendaraan dengan
tenaga gerak baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan
lainnya, yang akan atau pun yang sedang bergerak di rel. Kerata api merupakan
alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan
tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong
(dirangkaikan dengan kendaraan lainnya). Rangkaian kereta atau gerbong tersebut
berukuran relatif luas sehingga mampu sehingga mampu memuat penumpang atau
pun barang dalam skala besar. (Susilo, 2011:8).
Kereta api sangat ideal bagi barang-barang yang bersifat berat cocok untuk
komoditi industri, bahan mentah, barang tambang, bahan bakar minyak dan
sebagainya. Angkutan kereta api sangat cocok untuk angkutan jarak jauh, dimana
angkutan kendaraaan bermotor susah gerakannya, membosankan dan melelahkan
serta seringkali lebih mahal. Angkutan kereta api dapat menjadi lebih efisien dan
ekonomis pada wilayah luas dan datar, tetapi tidak pada daerah yang berbukit, di
daerah datar dapat bergerak dengan kecepatan tinggi dan merupakan trafik yang
efisien. Angkutan kereta api dapat menyediakan jasanya tanpa hambatan pada
hari-hari sepanjang tahun dan tidak berhalangan oleh cuaca buruk akibat hujan
14
Kereta api adalah moda transportasi yang menjanjikan karena memiliki
keunggulan dengan kapasitas yang besar, kecepatan karena dipastikan terhindar
dari macet dan tepat waktu dengan adanya jadwal keberangkatan. Melihat
perlunya sarana transportasi yang tepat untuk mendukung keberadaan bandara
Kualanamu, PT Kereta Api menyediakan kereta api bandara dengan adanya PT
Railink. PT Railink yang merupakan anak perusahaan dari PT Kereta Api
Indonesia (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero) yang menghadirkan sebuah
layanan Kereta Api Bandara seiring bersamaannya pengoperasian Bandara
Kualanamu yang melayani penumpang dengan akses Medan – Kualanamu dan
sebaliknya.
PT Railink sebagai salah satu penyedia jasa transportasi Kereta Api
Bandara Medan – Kualanamu yang menurut persepsi masyarakat tarifnya relatif
lebih mahal jika dibandingkan dengan transportasi lain, ternyata mampu menjadi
salah satu alternatif alat transportasi yang banyak diminati masyarakat.
Tabel 1.1 Jadwal Keberangkatan Dengan Menggunakan Kereta Api
TRAIN
15
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dengan jarak antara bandara
dan Medan Central Station ± 39 kilometer waktu yang ditempuh dari Stasiun
Pusat Medan ke Bandara adalah ± 30 – 35 menit. Harga tiket Rp. 100.000,- satu
arah. Sedangkan apabila menggunakan jasa angkutan seperti bus atau mobil
pribadi dan travel lainnya, waktu tempuh dari bandara ke Medan diperkirakan ±
45 menit.
Table 1.2 Jumlah Penumpang Kereta Api Medan - Kualanamu Bulan City Railway
Station
September 2013 26.365 19.757 46.122
Oktober 2013 23.322 16.458 39.780
November 2013 23.826 19.161 42.987
Desember 2013 32.346 27.204 59.550
Januari 2014 31.779 28.136 59.915
Februari 2014 32.149 25.895 58.044
Maret 2014 35.116 31.869 66.985
April 2014 34.141 31.176 65.317
Sumber : Airport Railink Service
Gambar 1.1 Grafik Jumlah Penumpang Kereta Api Medan – Kualanamu
Grafik diatas menunjukkan jumlah penumpang kereta api Medan -
Kualanamu dalam waktu bulanan. Dapat dilihat adanya perubahan jumlah
16
penumpang yang terjadi setiap bulannya. Pada bulan Juli mengalami peningkatan
yang cukup signifikan, namun sejak bulan Agustus sampai bulan April terjadi
peningkatan dan penurunan jumlah penumpang yang masih cukup stabil dan
relatif banyak.
Dengan adanya beberapa uraian diatas maka penulis ingin mengkaji lebih
dalam karya ilmiah yang berjudul Analisis Faktor – faktor yang
Mempengaruhi Konsumen dalam Memilih Jasa Angkutan Kereta Api Medan – Kualanamu.
1. 2 Perumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik penumpang pengguna jasa angkutan kereta api
Medan – Kualanamu?
2. Apakah faktor – faktor apa yang dominan yang mempengaruhi konsumen
sehingga memilih jasa angkutan kereta api Medan – Kualanamu?
3. Bagaimana hubungan antara Pendapatan Penumpang, Lokasi Stasiun, Harga
Tiket Kereta Api, Kualitas Pelayanan, dan ketepatan waktu terhadap pengguna
Jasa Angkutan Kereta Api Bandara Medan – Kualanamu ?
1. 3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengidentifikasi karakteristik penumpang pengguna jasa angkutan
kereta api Medan – Kualanamu
2. Untuk menganalisis pengaruh Pendapatan Penumpang, Pekerjaan Penumpang,
Lokasi Stasiun, Harga Tiket Kereta Api, Kualitas Pelayanan, terhadap
17 1.3.2 Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan pertimbangan bagi pihak –
pihak yang berkepentingan dalam penyediaan jasa angkutan kereta api Medan
– Kualanamu
2. Sebagai informasi dan bahan kajian untuk perbandingan bagi peneliti
selanjutnya terkait dengan penelitian mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi konsumen dalam memilih jasa angkutan kereta api Medan –
18 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Transportasi
2.1.1 Pengertian transportasi
Transportasi berasal dari kata latin yaitu transportare, dimana trans berarti
seberang atau sebelah lain dan portare berarti mengangkut atau membawa. Jadi,
transportasi berarti mengangkut atau membawa (sesuatu) ke sebelah lain atau dari
suatu tempat ke tempat lainnya. Dengan demikian trasportasi dapat diberi definisi
sebagai usaha dan kegiatan mengangkut atau membawa barang dan atau
penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Kamaludin (2003:13)
Seiring dengan bertambahnya jumlah media transportasi dalam suatu
daerah maka akan menunjang kemajuan pada sektor lainnya sehingga
menunjukkan perkembangan kemajuan daerah tersebut. Hal ini sejalan dengan
yang dikemukakan oleh Salim (2000) bahwa trasportasi adalah kegiatan
pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.
Dalam transportasi ada dua unsur yang terpenting yaitu pemindahan/pergerakan
(movement) dan secara fisik mengubah tempat dari suatu tempat ke tempat lain.
2.1.2 Moda Transportasi
A. Moda Transportasi DaratTerdiri dari :
1. Angkutan jalan
Angkutan Jalan adalah kendaraan yang diperbolehkan untuk
menggunakan jalan, menurut "Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun
19
a) Sepeda Motor adalah kendaraan bermotor beroda 2 (dua), atau 3
tiga) tanpa rumah-rumah baik dengan atau tanpa kereta samping.
b) Mobil Penumpang Adalah setiap kendaraan bermotor yang
dilengkapi sebanyakbanyaknya 8 (delapan) tempat duduk tidak
termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa
perlengkapan pengangkutan bagasi.
c) Mobil Bus Adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi
lebih dari 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk
pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan
pengangkutan bagasi.
d) Mobil Barang Adalah setiap kendaraan bermotor selain dari yang
termasuk dalam sepeda motor, mobil penumpang dan mobil bus.
2. Kereta Api
Kereta api adalah sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga
gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan
lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di rel. Kereta api
merupakan alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari
lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan
rangkaian kereta atau gerbong (dirangkaikan dengan kendaraan
lainnya). Rangkaian kereta atau gerbong tersebut berukuran relatif luas
sehingga mampu memuat penumpang maupun barang dalam skala
besar. Karena sifatnya sebagai angkutan massal efektif, beberapa
20
transportasi utama angkutan darat baik di dalam kota, antarkota,
maupun antarnegara. Jenis-jenis kereta api dilihat dari segi propulsi
(tenaga penggerak) terdiri dari: kereta api uap,kereta api diesel dan
kereta api rel listrik (komuter), dilihat dari segi penggunaan rel terdiri
dari: kereta api rel konvensional dan kereta api monorel. Sedangkan
kereta api jika dilihat dari segi diatas/dibawah permukaan tanah terdiri
dari kereta api permukaan (surface), kereta api layang (elevated) dan
kereta api bawah tanah (subway).
Kereta Api Rel Listrik (komuter) Mass rapid transit adalah layanan
transportasi umum dengan jangkauan lokal yang tersedia bagi siapapun
yang membayar ongkos yang telah ditentukan dan dirancang untuk
memindahkan sejumlah besar penumpang dalam waktu bersamaan.
Salah satu bentuk dari mass rapid transit adalah Kereta Api (KA)
Komuter. Istilah KA Komuter berkaitan dengan pengoperasian kereta
api hanya pada awal dan akhir hari kerja, dikhususkan untuk
mengangkut konsumen yang hendak menuju ke dan atau meninggalkan
pusat kota. Akan tetapi istilah tersebut juga umum dipergunakan bagi
semua jenis angkutan kereta api yang tidak termasuk dalam kategori.
Jenis-Jenis Kereta Api Listrik (komuter) sebagai berikut :
a) KRL Ekonomi non-AC KRL Ekonomi non-AC adalah unit
armada KRL yang ditujukanuntuk masyarakat kelas ekonomi
menengah-bawah. Kelas ini menggunakan armada KRL lama
21
Sejumlah rangkaian dibuat oleh Nippon Sharyo, Hitachi, dan
BN-Holec.
b) KRL Ekonomi AC KRL Ekonomi AC sama fungsinya dengan
KRL Ekonomi non-AC, perbedaan yang signifikan hanya
terletak di fasilitas yang lebih memadai (adanya AC, unit baru)
dan harga karcisnya yang lebih mahal. Menggunakan unit
armada yang sama dengan KRL Ekspres.
c) KRL Ekspress Pakuan KRL Ekspres adalah kelas tertinggi di
jaringan Commuter Jabodetabek. Menggunakan unit yang sama
dengan KRL Ekonomi AC, hanya berbeda di stasiun
pemberhentian yang lebih terbatas, dan harga karcisnya yang
lebih mahal.
3. Transportasi lainnya
Angkutan darat selain mobil, bus ataupun sepeda motor yang lazim
digunakan oleh masyarakat, umumnya digunakan untuk skala kecil,
rekreasi, ataupun sarana sarana di perkampungan baik di kota maupun
di desa antara lain: Sepeda, becak. Bajaj, bemo, helicak dan
delman.(Farida Fitriah, 2011)
Transportasi memiliki peran yang sangat penting bagi perkembangan suatu
wilayah atau daerah, terutama dalam hal aksesbilitas. Transportasi merupakan hal
yang membuat suatu dearah dengan daerah lainnya saling berhubungan. Sehingga
transpotasi menjadi penting dan strategis untuk dikembangkan dalam suatu
22
merupakan alat untuk mencapai tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran apa yang
hendak dicapai. Para perencana berpendapat bahwa masa depan perkembangan
kota dan daerah ditentukan terlebih dahulu, dan transportasi seyogyanya
digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan perkembangan kota.
Menurut Salim (1993: 1-2) transportasi memegang peranan dalam usaha
mencapai tujuan ekonomi dan tujuan non ekonomi suatu Negara, yaitu:
1. Tujuan Ekonomi
a. Meningkatkan pendapatan nasional, disertai dengan distribusi yang
merata antara pendidikan, bidang-bidang usaha dan daerah
b. Meningkatkan jenis dan jumlah barang jadi dan jasa yang dapat
dihasilkan para konsumen, industri dan pemerintah
c. Mengembangkan industri nasional yang dapat menghasilkan devisa serta
menyediakan pasaran dalam negeri
d. Menciptakan dan memelihara tingkatan kerja bagi masyarakat
2. Tujuan Non Ekonomi
a. Untuk mempertinggi integritas bangsa
b. Untuk mempertinggi ketahanan dan pertahanan nasional
2.2 Permintaan Transportasi
Permintaan atas barang dan jasa umumnya sangat bergantung pada
pendapatan konsumen dan pada harga dari baranng dan jasa tersebut relative
terhadap harga-harga lainnya. Misalnya, pendapatan orang yang melakukan
perjalanan tergantung pada pendapatan orang yang melakukan perjalanan. Moda
23
perjalanan, jarak tempuh perjalanan, dan penghasilan pelaku perjalanan. Stubbs et
al., (1980)
harga, P
∝ �
PB B
PA A
Jumlah perjalanan qB qA α
volume, q
Gambar 2.1 Fungsi Permintaan Linier
Gambar 2.1 memperlihatkan sebuah fungsi permintaan linier untuk
perjalanan dari sepasang titik asal dan tujuan, pada satu periode waktu tertentu,
dan untuk satu maksud tertentu. Fungsi permintaan semacam ini sangat berguna
untuk memprediksi perjalanan yang dilakukan pada kodisi-kondisi yang sangat
beragam. Fungsi permintaan ini mengasumsikan tingkat dan distribusi tertentu
untuk pendapatan, populasi, dan karakteristik sosio-ekonomik. Perlu dicatat
bahwa fungsi ini adalah suatu kurva permintaan agregat, menampilkan volume
perjalanan yang diinginkan pada harga yang berbeda-beda pada sekelompok
pelaku perjalanan. Secara matematik dapat dinyatakan dengan persamaan:
q = α
–
β
PDimana q adalah jumlah permintaan perjalanan, p adalah harga, dan α dan
β adalah parameter-parameter permintaan yang konstan. Fungsi permintaan
24
sering kita temukan di mana penurunan harga biasanya akan menghasilkan
peningkatan perjalanan, meskipun hal ini tidak selalu benar.
harga, P D3
D1
D2 Po
Jumlah perjalanan q2 q1 α3
Gambar 2.2 Pergeseran Kurva Permintaan
Gambar 2.2 memperlihatkan kurva – kurva permintaan yang telah
mengalami pergeseran menunjukkan perubahan kuantitas perjalanan yang terjadi
akibat variabel – variabel lain di luar harga. Biasanya, pada suatu harga po kita
dapat memperkirakan bahwa akan ada kuantitas – kuantitas q1, q2, dan q3 seiring
berubahnya kurva permintaan dari D1 ke D2 dan D3. Jika kurva bergeser keatas
(D1 ke D3), ini menunjukkan adanya kenaikan permintaan. (Khisty dan Lall, 2005)
Kita harus mampu membedakan antara perubahan – perubahan jangka
pendek pada kuantitas perjalanan akibat perubahan harga (diperlihatkan oleh
pergerakan di sepanjang kurva permintaan pada Gambar 2.1) dengan perubahan –
perubahan jangka panjang akibat aktivitas atau variable – variable perilaku, yang
diperlihatkan oleh pergeseran – pergeseran fungsi permintaan pada Gambar 2.2.
2.3 Karakteristik Jasa
Menurut Kotler (2002) ada 4 karakteristik pokok jasa yang membedakan
25
1) Tidak berwujud (intangibility). Jasa memiliki sifat intangible artinya tidak
dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, ataupun dicium sebelum dibeli.
Seseorang tidak dapat menilai hasil dari jasa sebelum membeli jasa tersebut
terlebih dahulu.
2) Tidak terpisahkan (inseparability). Umumnya jasa dijual terlebih dahulu
kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan dimana penyedia jasa
juga merupakan bagian dari jasa tersebut, baik penyedia maupun pelanggan
akan mempengaruhi hasil dan jasa tersebut.
3) Bervariasi (variability). Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan
nonstandardized output yang berarti bahwa terdiri dari banyak variasi bentuk,
kualitas, dan jenis, tergantung kepada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut
dihasilkan.
4) Mudah lenyap (perishability). Jasa merupakan komoditas yang tidak tahan
lama dan tidak dapat disimpan jika permintaan jasa bersifat konstan sehingga
bila tidak digunakan maka jasa tersebut akan berlalu begitu saja. Umumnya
permintaan jasa bervariasi dan dipengaruhi faktor musiman.
Menurut Umar (2003), mengemukakan lima dimensi dalam menentukan
kualitas jasa, yaitu :
1) Reliability, yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sesuai janji
yang ditawarkan.
2) Responsiveness, yaitu respon atau kesigapan karyawan atau staf dalam
26
3) Assurance, yaitu meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap
produk secara tepat, keramahtamahan, perhatian dan kesopanan dalam
memberikan pelayanan, keterampilan dalam memberikan informasi,
kemampuan dalam memberikan keamanan di dalam memanfaatkan jasa yang
ditawarkan dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan konsumen
terhadap perusahaan.
4) Emphaty, yaitu perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada
konsumen seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan, kemampuan
karyawan untuk berkomunikasi kepada konsumen dan usaha perusahaan untuk
memahami keinginan dan kebutuhan konsumen.
5) Tangibles, yaitu meliputi penampilan fasilitas fisik seperti gedung dan ruangan
front office, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapian dan kenyaman
ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi dan penampilan karyawan. Salah
satu faktor yang menentukan kepuasan pelangan adalah persepsi pelanggan
mengenai kualitas jasa yang berfokus pada lima dimensi ini. Kepuasan
pelanggan selain itu dipengaruhi oleh persepsi kualitas jasa juga ditentukan
oleh kualitas produk, harga, dan faktor-faktor yang bersifat pribadi serta yang
bersifat situasi sesaat.
2.4 Perilaku Konsumen
Istilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan
konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan
menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan
27
Konsumen mempunyai pendapatan (money income) yang akan digunakan
untuk membeli berbagai barang dengan berbagai tingkat harga pula. Untuk itu
konsumen harus bertindak secara efisien untuk mencapai maksimum kepuasan
(maximize satisfaction) sehingga konsep ini juga dinyatakan sebagai upaya
pencapaian consumer efficiency atau disebut juga sebagai optimasi konsumen.
Rakhmat, Syahrir, Tarmizi (2011:44)
Menurut Schiffman dan Kanuk (2008:6) perilaku konsumen adalah cara
individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang
tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yang berhubungan
dengan konsumsi.Individu meminta suatu komoditi tertentu karena adanya
kepuasan atau utilitas yang didapatkan dari mengkonsumsi komoditi tersebut
Konsep dasar perilaku konsumen secara tradidional menggunakan konsep
kegunaan (utility concept). Konsep utilitas menjelaskan bahwa setiap barang
mempunyai kegunaan sekaligus kepuasan untuk konsumen menggunakannya.
Fungsi kegunaan dapat ditunjukkan oleh fungsi dibawah ini :
U = f (q1, q2, q3, …, qn)
Dimana : U berarti jumlah kegunaan dan q menyatakan banyaknya suatu
barang yang akan dikonsumsi oleh konsumen, dengan berbagai jenis ataupun
banyaknya barang.
Penjelasan tentang perilaku konsumen secara sederhana mengungkapkan
tentang hukum permintaan yang menyatakan bahwa apabila tingkat harga suatu
barang mengalami kenaikan maka cateris paribus (faktor lain dinyatakan tetap)
28 Gambar 2.3 Indifference Curve dan Budget Line
Konsumen mencapai maksimum kepuasan atas konsumsi sesuatu barang
sebagai kombinasi dengan tingkat pendapatan yang dimiliki dihadapkan kepada
tingkat harga barang (normal goods) yang berlaku untuk dikonsumsi. Kondisi ini
dinyatakan pula sebagai optimasi konsumen yang berarti bahwa seluruh
pendapatan akan digunakan secara optimal untuk mengkonsumsi barang sebagai
kombinasi. Maksimum kepuasan hanya tercapai pada satu titik tertentu di mana
indifference curve dengan budget line saling bersinggungan sebagaimana grafik
diatas. Rakhmat dkk (2011:59)
Seorang konsumen dinyatakan dalam kondisi ekuilibrium apabila, dengan
kendala pendapatan dan harga, konsumen itu memaksimalkan utilitas atau
kepuasan total dari pengeluarannya. Dengan kata lain, seorang konsumen berada
dalam kondisi ekuilibrium apabila dengan garis anggaran tertentu, orang itu
29
Dari definisi yang telah dipaparkan oleh beberapa para ahli diatas dapat
disimpulkan bahwa perilaku konsumen merupakan tindakan yang dilakukan oleh
individu, kelompok, atau organisasi yang secara langsung berhubungan dengan
proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan dan menggunakan barang atau
jasa secara ekonomis yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan dengan
mempertimbangkan harga, pelayanan dan juga lokasi.
2.5 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Faktor - faktor yang dikemukakan oleh menurut Assael (Amirullah, 2002)
terdapat tiga faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen diantaranya faktor
konsumen individu, faktor pengaruh lingkungan dan faktor strategi pemasaran.
1. Faktor individu konsumen
Individu konsumen adalah pilihan untuk membeli suatu produk dengan
merek tertentu dipengaruhi oleh hal-hal yang ada pada diri konsumen.
Kebutuhan, persepsi terhadap karakteristik merek, sikap, kondisi
demografis, gaya hidup dan karakteristik kepribadian individu akan
mempengaruhi pilihan individu terhadap berbagai alternatif merek yang
tersedia.
2. Faktor lingkungan
Lingkungan yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah faktor
eksternal konsumen, yang terdiri dari budaya dan kelas sosial, pengaruh
subbudaya, pengaruh lintas budaya, kelompok referensi, komunikasi
dalam kelompok baik itu komunikasi dari mulut ke mulut maupun opini
30
3. Faktor bauran pemasaran
Bauran pemasaran adalah faktor yang berhubungan dengan pemasaran
mengenai produk, promosi, dan distribusi. Dalam teori ini yang dibahas
adalah mengenai segmentasi pasar dan memposisikan produk, komunikasi
pemasaran, pilihan toko dan perilaku dalam berbelanja, serta harga dan
penjualan perseorangan.
Dengan adanya beberapa faktor yang telah diuraikan diatas yang
menunjukkan apa-apa saja faktor yang membuat seorang ingin membeli suatu
barang atau jasa sehingga ia pun memutuskan untuk membeli barang atau jasa
tersebut. Keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau
membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi
konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa, biasanya
konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan produk sudah yang
sudah dikenal oleh masyarakat Sebelum konsumen memutuskan untuk membeli,
biasanya konsumen melalui beberapa tahap terlebih dahulu yaitu, (1) pengenalan
masalah, (2) pencarian informasi. (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan membeli
atau tidak, (5) perilaku pascapembelian (Kotler, 2002).
2.6 Penelitian Sebelumnya
Novandri (2010) menyebutkan bahwa berdasarkan analisis secara parsial,
ternyata hasil penelitian membuktikan bahwa semua variabel independen (kualitas
produk, harga dan iklan) mempunyai pengaruh positif terhadap variabel dependen
yaitu keputusan pembelian sepeda motor Yamaha di Harpindo Jaya cabang
31
penelitian membuktikan bahwa semua variabel independen (kualitas produk,
harga dan iklan) secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen yaitu keputusan pembelian.
Susilo (2011) menyebutkan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi
konsumen dalam memilih kereta api yang ditinjau dari penelitian reability yaitu
ketepatan jadwal perjalanan, kemudahan untuk mendapatkan tiket, dan
kemudahan untuk menjangkau lokasi.
Novita dan Saino (2014) mengatakan bahwa faktor- faktor yang
mempengaruhi keputusan konsumen untuk menggunakan jasa transportasi kereta
api penataran ekspres tujuan Malang-Surabaya, menunjukkan bahwa pengambilan
keputusan seseorang untuk menggunakan jasa transportasi kereta api penataran
ekspres tujuan Malang- Surabaya dipengaruhi oleh factor kebutuhan, faktor desain
kereta, faktor kualitas layanan, dan faktor kelompok acuan. Faktor yang paling
dominan atau faktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan
kereta penataran ekspres tujuan Malang-Surabaya adalah faktor kebutuhan.
2.7 Kerangka Konseptual
Pendapatan Penumpang
Harga Tiket KA
Konsumen Memilih Jasa Angkutan Kereta
Api Medan – Kualanamu
Kualitas Pelayanan Lokasi Stasiun (jarak)
32 2.8 Hipotesis
Untuk melakukan pembelian tiket kereta api, konsumen tidak terlepas dari
karakteristik produk baik mengenai penampilan, gaya, kualitas dan harga dari
produk tersebut. Penetapan harga oleh penjual akan berpengaruh terhadap perilaku
pembelian oleh konsumen, sebab harga yang dapat dijangkau oleh konsumen akan
cenderung membuat konsumen untuk membeli produk tersebut. Harga menjadi
salah satu unsur pemasaran yang menghasilkan pendapatan, unsur-unsur lainnya
menghasilkan biaya. Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis sebagai berikut :
Ho : βi = 0, artinya variabel bebas tidak menjelaskan variabel tidak bebas.
H1: βi ≠ 0, artinya variabel bebas menjelaskan variabel tidak bebas.
Fhitung dibandingkan dengan Ftabel pada derajat signifikan 5%. Bila
Fhitung ≥ Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini menjelaskan bahwa
variabel bebas berpengaruh sangat kuat terhadap konsumen memilih
menggunakan jasa angkutan kereta api. Bila Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho diterima
dan Ho ditolak, ini berarti variabel bebas tidak berpengaruh terhadap konsumen
memilih menggunakan jasa angkutan kereta api. Untuk melihat kemampuan
variabel bebas dalam menerangkan variabel tidak bebasnya dapat diketahui
dengan melihat koefisien diterminasi berganda (R). Bila R mendekati 1, maka
sumbangan variabel bebas terhadap variabel tergantung semakin besar. Bila R
mendekati 0 (nol), berarti sumbangan dari variabel bebas terhadap variabel
33 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menganalisis bagaimana faktor - faktor yang mempengaruhi
konsumen dalam memilih jasa angkutan kereta api Medan – Kualanamu dan
merupakan jenis penelitian analisis deskriptif kualitatif.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Airport Railway Station (ARS), dengan alasan
pemilihan lokasi sebagai berikut :
1. Untuk melihat penilaian konsumen atau penumpang yang sudah
merasakan perjalanan atau pelayanan kereta api rute Medan –
Kualanamu.
2. Belum adanya penelitian yang menganalisis tentang faktor – faktor
yang mempengaruhi konsumen memilih jasa angkutan Kereta Api
Medan – Kualanamu
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu 8 (delapan) bulan yaitu bulan
september 2014 – April 2015.
3.3 Batasan Operasional
Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen
dalam memilih jasa angkutan kereta api Medan – Kualanamu, dengan Pendapatan
34
Ketepatan Waktu sebagai variabel independen dan faktor - faktor konsumen
memilih jasa angkutan kereta api sebagai variabel dependen.
3.4 Definisi Operasional
1. Pendapatan Penumpang adalah nilai yang dihasilkan oleh penumpang atas
pekerjaannya satuan perbulan
2. Lokasi Stasiun merupakan jarak antara tempat berangkat dan tibanya
penumpang untuk menuju bandara
3. Harga Tiket Kereta Api adalah nilai yang telah ditentukan oleh PT Railink
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
4. Kualitas Pelayanan adalah tingkat kepuasan yang diterima konsumen
ketika menggunakan jasa angkutan kereta api
5. Ketepatan Waktu adalah waktu yang ditempuh ketika menggunakan jasa
angkutan kereta api Medan – Kualanamu
6. Konsumen memilih jasa angkutan kereta api Medan – Kualanamu adalah
keputusan yang dibuat memilih jasa angkutan menuju bandara Kualanamu.
3.5 Skala Pengukuran Variabel
1. Pendapatan Penumpang pengukurannya dinyatakan dalam Rupiah (Rp)
2. Lokasi Stasiun pengukurannya dinyatakan dalam jauh atau dekat (km)
3. Harga Tiket Kereta Api pengukurannya dinyatakan dalam penilaian
responden (rasio) sesuai atau tidaknya harga.
4. Kualitas Pelayanan pengukurannya dinyatakan dalam penilaian responden
(rasio) baik atau tidaknya kualitas yang diberikan.
35 3.6 Populasi dan Sampel Penelitian 3.6.1 Populasi
Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa,
hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat
perhatian seorang peneliti, karena itu dipandang sebagai sebuah semesta penelitian
(Agusty Tae Ferdinand, 2006:223). Populasi penelitian ini adalah pengguna jasa
kereta api bandara Medan – Kualanamu.
3.6.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah subset dari populasi, terdiri dari beberapa anggota populasi.
Subset ini diambil karena dalam banyak kasus tidak mungkin meneliti seluruh
anggota populasi, oleh karena itu harus membentuk sebuah perwakilan populasi
yang disebut sampel (Agusty Tae Ferdinand, 2006).
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagaian dari pengguna jasa kereta
api bandara dengan tujuan dari Medan – Kualanamu. Mengingat populasi tidak
dapat ditentukan secara tepat maka untuk menentukan jumlah sampel digunakan
rumus sebagai berikut: (Sugiyono,1999;67)
� = � a/2 2
�
Dimana:
n : Jumlah sampel
za/2 : ukuran standar daftar luas normal standar bagaimana tingkat kepercayaan (a) 95% maka za/2 adalah 1,96
36
Berdasarkan rumus diatas dengan e = 2,5% maka peneliti menentukan
jumlah sampel yang digunakan yaitu dengan memberikan angket kepada 80
responden.
3.7 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Dengan
sumber data yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner dengan jumlah
responden yaitu penumpang Kereta Api Bandara Medan - Kualanamu sebanyak
80 orang.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian
lapangan (field research) yaitu dengan menyebarkan angket yang sifatnya tertutup
kepada penumpang jasa angkutan Kereta Api Medan – Kualanamu dan metode
kepustakaan (library research) yang berasal berbagai sumber penelitian terdahulu
berupa jurnal-jurnal, skripsi penelitian sebelumnya, dan berbagai buku yang
berkaitan dengan judul penelitian ini.
3.9 Uji Validitas dan Reabilitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu
untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Imam
Ghozali, 2002).
Dalam uji validitas dapat digunakan SPSS ( Statistical Product and Service
Solutions) 17.0 dan dapat pula digunakan rumus teknik korelasi product moment
37
�= � (∑�)− ∑�∑�
√(�∑X2− (∑X)2)(�∑Y2− (∑Y)2)
dimana :
r = koefisien korelasi
n = jumlah obsevasi/responden X = skor pertanyaan
Y = skor total
Uji validitas dapat dilakukan dengan melihat korelasi antara skor masing -
masing item dalam kuesioner dengan total skor yang ingin diukur yaitu
menggunakan Coefficient Corelation Pearson dalam SPSS. Jika nilai signifikansi
(P Value) > 0,05 maka tidak terjadi hubungan yang signifikan. Sedangkan apabila
nilai signifikansi (P Value) < 0,05 maka terjadi hubungan yang signifikan.
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu (Imam Ghozali, 2002).
Selain menggunakan dengan bantuan SPSS uji reliabilitas dapat dilakukan
dengan menngunakan koefisien alpha (α) dari cronbach (Umar, 2003 : 96) :
38
Tingkat reliabilitas suatu konstruk dapat dilihat dari hasil uji statistik dan
Cronbach Alpha. Suatu konstruk dikatakan reliabel jika memberikan nilai
Cronbach Alpha > 0.60 (Nunally dalam Imam Ghozali, 2001).
3.10 Teknik Analisis
1. Uji Asumsi klasik
Uji asumsi klasik dapat dilakukan agar model regresi yang digunakan
dapat memberikan hasil yang representatif.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antarvariabel bebas. Model yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen dan tidak
orthogonal atau nilai korelasi antarsesama variabel independen sama
dengan nol. Dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan Variante Inflation
Factor (VIF), nilai tolerance yang besarnya di atas 0,1 dan nilai VIF di
bawah 10 menunjukkan bahwa tidak ada multikolinearitas pada variabel
independennya ( Imam Ghozali, 2001 ).
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini dilakukan untuk menganalisis apakah dalam model regresi terdapat
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain. Kita dapat melihatnya dari grafik plot antara nilai prediksi variabel
dependen dengan residualnya. Dasar membentuk pola tertentu atau teratur
39
titik-titik yang ada menyebar di atas dan di bawah angka 0 sumbu Y, maka
tidak terjadi heterokedastisitas (Imam Ghozali, 2001).
4. Uji Normalitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable
dependen dan variabel independen mempunyai distribusi data normal atau
mendekati normal. Kita dapat melihatnya dari normal probability plot
yang membentuk suatu garis lurus diagonal, dan ploting data yang akan
dibandingkan dengan garis diagonalnya. Jika data menyebar disekitar garis
diagonalnya dan mengikuti arah garis diagonalnya / grafik histogram maka
menunjukkan pola distribusi normal. Apabila data jauh dari garis diagonal
dan atau tidak mengikuti arah garis diagonalnya / grafik histogram maka
menunjukkan pola distribusi tidak normal (Imam Ghozali, 2001).
5. Uji t
Uji t yaitu suatu uji untuk mengetahui signifikasi dari pengaruh variable
independen terhadap variabel dependen secara individual dan menganggap
dependen yang lain konstan. Signifikansi pengaruh tersebut dapat
diestimasi dengan membandingkan antara nilai t tabel dengan nilai t
hitung. Apabila nilai t hitung lebih besar daripada t tabel maka variabel
independen secara individual mempengaruhi variabel dependen,
sebaliknya jika nilai t hitung lebih kecil daripada t tabel maka variabel
independen secara individual tidak mempengaruhi variabel dependen.
Dengan kriteria pengujian :
40
t
h<t
tabelberarti Ho diterima dan menolak H1Uji t juga bisa dilihat pada tingkat signifinasinya :
Jika tingkat signifikasi < 0.05 maka Ho ditolak dan H1 diterima.
Jika tingkat signifikasi > 0.05 maka Ho diterima dan H1 ditolak.
6. Analisis Regresi Berganda adalah suatu metode analisa yang digunakan
untuk menentukan ketepatan prediksi dari pengaruh yang terjadi antara
variable independen (X) terhadap variabel dependen (Y).
Formula untuk regresi berganda sebagai berikut :
Y = a + b
1X
1+ b
2X
2+ b
3X
3+ b
4X
4 +b
5X
5+ e
Dimana :
Y : Konsumen Memilih Jasa Angkutan Kereta Api (variabel dependen) X1 : Variabel Pendapatan Penumpang (variabel independen)
X2 : Variabel Lokasi Stasiun (variabel independen)
X3 : Variabel Harga Tiket Kereta Api (variabel independen) X4 : Variabel Kualitas Pelayanan (variabel independen) X5 : Variabel Ketepatan Waktu (variable independen) A : Konstanta.
b1 : Koefisien regresi variable Pendapatan Penumpang b2 : Koefisien regresi variable Lokasi Stasiun
b3 : Koefisien regresi variable Tiket Kereta Api b4 : Koefisien regresi variable Kualitas Pelayanan b5 : Koefisien regresi variable Ketepatan Waktu
7. Koefisien determinasi (R2) dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
ketepatan yang paling baik dalam analisa regresi, hal ini ditunjukkan oleh
besarnya koefisien determinasi (R2) antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu).
Jika koefisien determinasi nol berarti variabel independen sama sekali
tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Apabila koefisien
determinasi semakin mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Karena variabel
41
yang digunakan adalah Adjusted R Square (Imam Ghozali, 2001). Dari
koefisien determinasi (R2) ini dapat diperoleh suatu nilai untuk mengukur
besarnya sumbangan dari beberapa variabel X terhadap variasi naik
42 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data yang diperoleh dari 80 responden akan diolah dan hasil yang
didapatkan akan di bahas pada bab ini, yang meliputi karakteristik penumpang
atau responden, perilaku pengguna kereta api, penilaian yang diberikan responden
untuk pelayanan yang diberikan jasa angkuta kereta api, dan bagaimana uji
validitas dan reabilitas dari angket yang sudah didapat, serta akan dilihat apa yang
menjadi faktor – faktor yang mempengaruhi konsumen memilih jasa angkutan
kereta api Medan – Kualanamu dari variabel yang telah di tentukan.
4.1 Gambaran Umum
Kereta api adalah transportasi darat dengan multi keunggulan komparatif
karena hemat lahan dan energi, rendah polusi karena bersifat masal. Sebagai
perusahaan yang mengelola perkeretaapian di Indonesia, PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) telah banyak mengoperasikan kereta api penumpangnya, baik
Kereta Api Utama (Komersil dan Non Komersil) yang mana salah satunya adalah
PT Railink.
Perpindahan bandara Polonia ke Kulanamu harus dilengkapi dengan
adanya alat transportasi yang mendukung keberadaan bandara yang baru maka
pemerintah menyediakan jasa layanan kereta api bandara yang dijadikan salah
satu akses utama untuk mencapai bandara. Dalam penyelanggaraan layanan kereta
api ini pemerintah melibatkan dua badan usaha milik Negara (BUMN) yaitu PT.
kereta api Indonesia (PT.KAI) dan P.T Angkasa Pura II (PT.AP II) kerja sama ini
43
PT Railink telah mengembangkan sistem layanan terpadu dalam
pengelolaan dua stasiun yang meng-hubungkan rute Medan – Kuala Namu ini.
Dua stasiun tersebut adalah City Railway Station di pusat kota Medan dan Airport
Railway Station di Bandara Kuala Namu. Masing-masing stasiun ini telah
dibangun untuk melayani penumpang dengan berbagai fasilitas pendukung yang
modern serta dikelola oleh sumber daya manusia yang cakap dan terampil. PT
railink berusaha untuk dapat menghadirkan layanan yang akan menjadi
pengalaman yang menyenangkan baik sebagai pembuka maupun penutup
perjalanan para penumpang KA Bandara.
Stasiun City Railway Station (CRS) berdiri diatas luas 70.004m2.
Sementara stasiun Kereta Bandara Kuala Namu berdiri di daerah terdepan
bangunan Bandara International Kuala Namu dengan luas keseluruhan sekitar
10.000m2. stasiun KA Bandara terhubung dengan bangunan inti bandara oleh 2
travellator di lantai 2 yang akan memudahkan akses para penumpang.
Bangunan stasiun kereta bandara Kuala Namu terdiri dari 2 lantai, dimana
lantai 1 untuk kedatangan dan keberangkatan menuju stasiun Medan, sedangkan
lantai 2 merupakan akses menuju area check-in bandara. Bangunan stasiun di
desain cukup baik dan sangat mendukung dalam kemudahan penumpang untuk
sampai di stasiun ini dapat dilihat dengan adanya jalur yang disediakan untuk
kendaraan penumpang sampai di lantai 2 dan langsung di sambut oleh petugas
kereta.
Para penumpang, pengantar atau penjemput, akan mendapatkan tempat
44
Bandara Medan maupun di Stasiun KA Bandara Kualanamu. Sejumlah fasilitas
tersedia lengkap, mulai dari fasilitas umum seperti toilet, musholla, serta ruang
menyusui (nursery room) yang selalu dalam kondisi yang bersih dan nyaman,
hingga jaringan internet nirkabel (wi-fi) gratis. Untuk kebutuhan lain, telah
disiapkan pula toko-toko retail, galeri ATM, money changer, hingga resto-café
bertaraf internasional.
4.2 Karakteristik Penumpang Pengguna Jasa Angkutan Kereta Api Medan – Kuala Namu
4.2.1 Karakteristik Konsumen dalam Tahapan Proses Membeli
Pemerintah telah menyediakan berbagai macam jasa transportasi umum
sebagai pemenuh kebutuhan masyarakat yaitu jasa transportasi darat, transportasi
laut dan transportasi udara. Salah satu tugas pemerintah adalah memberikan
pelayanan kepada masyarakat (public service) dalam hal pengadaan alat
transportasi. Diharapkan perlunya kesadaran konsumen terhadap kebutuhan
transportasi, pada gilirannya menimbulkan harapan (ekspetasi) dalam
keinginannya berkaitan dengan kualitas jasa yang semestinya diterima berbanding
dengan nilai harga yang dikeluarkannya. Untuk melakukan segmentasi dan
komunikasi yang efektif dengan konsumen, pemasar harus mempertimbangkan
dan memahami variabel-variabel yang dapat memengaruhi keputusan konsumen.
Pemahaman mengenai perilaku konsumen adalah kunci kesuksesan utama
bagi pemasar. Ada beberapa alasan pentingnya dilakukan studi perilaku
konsumen, salah satunya adalah pencapaian tujuan bisnis dilakukan melalui
45
hal ini, perusahaan perlu mengetahui keinginan pembeli akan tata cara
pembayaran dalam proses penjualan. Seperti yang terlihat pada bagan dibawah
ini:
Sumber : Kotler (2005:224)
Gambar 4.1 Model Lima Tahapan Proses Membeli
Model lima tahapan proses membeli tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :
a. Pengenalan masalah, yaitu proses kebutuhan akan dimulai dari kebutuhan
yang timbul dari dalam diri konsumen yang kemudian membentuk
persepsi dari konsumen, dorongan tersebut juga berasal dari luar;
b. Pencarian informasi, yaitu pada saat kebutuhan dari seseorang timbul,
seseorang itu akan memperhatikan setiap informasi dari iklan di televisi,
radio, surat kabar dan media periklanan lainnya;
c. Evaluasi alternatif, yaitu setelah konsumen memperoleh informasi yang
berkaitan dengan kebutuhannya itu, maka proses selanjutnya adalah
evaluasi terhadap merek. Kemudian merek-merek itu akan dibandingkan
dengan merek lain produk sejenis, yang pada akhirnya menimbulkan sikap
suka sampai tidak suka terhadap merek yang bersangkutan;
d. Keputusan membeli, yaitu setelah melakukan evaluasi terhadap alternatif -
alternatif merek, maka akan timbul niat untuk membeli satu merek
tertentu;
e. Perilaku setelah membeli, yaitu produk atau merek yang telah dibeli oleh
konsumen akan dievaluasi kembali. Berdasarkan proses tersebut,
46
konsumen akan merasa puas bahkan tidak puas terhadap merek yang telah
dibelinya.
4.2.2 Karakteristik Responden
Karakteristik penumpang atau responden meliputi jenis kelamin, umur,
pendidikan terakhir, pekerjaan, dan pendapatan responden. Karakteritik
penumpang sangat penting dan menjadi pelengkap untuk mendukung penelitian
ini. Disini akan dijelaskan bagaimana karaterstik penumpang yang diteliti atau
yang menjadi responden dalam penelitian ini.
Berdasarkan gambar 4.2 responden pria dan wanita pada penilitian ini
hampir seimbang yaitu 58,75% adalah pria atau sebanyak 47 orang dan 41,25%
adalah perempuan atau sebanyak 33 orang.
Gambar 4.2 Persentase Jenis Kelamin Pengguna Jasa Angkutan KA Medan - KNO
Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat dari 80 responden yang lebih
banyak menggunakan jasa angkutan kereta api bandara Medan – Kualanamu
adalah responden yang berumur 36-45 tahun sebesar 32,5% atau sebanyak 26
orang, diikuti responden yang berumur 26-35 tahun sebesar 27,5% atau sebanyak
22 orang, kemudian responden yang berumur 16-25 tahun sebesar 21,25% atau
sebanyak 17 orang, lalu responden yang berumur 46-55 tahun sebesar 17,5% atau
58.75% 41.25%
47
sebanyak 14 orang, dan yang terakhir adalah responden yang berumur >56 tahun
sebesar 1,25% atau hanya 1 orang.
Gambar 4.3 Persentase Umur Pengguna Jasa Angkutan KA Medan - KNO
Berdasarkan gambar 4.3 dibawah ini kita dapat melihat bahwa dari 80
responden dalam penelitian ini pengguna jasa angkutan kereta api Medan –
Kualanamu di dominasi lulusan atau pendidikan terakhirnya adalah sarjana yaitu
S1 sebesar 80% atau 64 orang, S2 sebesar 10% atau sebanyak 8 orang, diikuti
tamatan SMA atau yang masih kuliah sebesar 7,50% atau 6 orang, dan yang
terakhir adalah tamatan Diploma sebesar 2,50% sebanyak 2 orang.
Gambar 4.4 Persentase Pendidikan Pengguna Jasa Angkutan KA Medan - KNO
Pekerjaan penumpang dari 80 responden yang diteliti 31 orang adalah
pegawai swasta atau sekitar 38,75%, kemudian 27 orang berprofesi sebagai
PNS/BUMN atau 33,75%, dan 16 orang adalah wirasawasta atau 20% , lalu
responden yang masih sebagai pelajar mahasiswa sebanyak 6 orang atau 7,50%.
48
Gambar 4.5 Persentase Pekerjaan Pengguna Jasa Angkutan KA Medan - KNO
Pendapatan penumpang yang menjadi salah satu variable penelitian ini
dapat dilihat dari Gambar 4.5 dibawah ini dari 80 responden yang mengisi angket
penelitian, yang berpendapatan 1 – 5 juta rupiah adalah 33 orang atau 41,25%,
yang berpendapatan 5 – 10 juta rupiah sebanyak 37 orang atau sebesar 46,25%,
kemudian yang berpendapatan 10 – 15 juta rupiah sebanyak 5 orang atau sebesar
6,25%, dan yang terakhir dengan pendatapan terbesar yaitu >15 juta rupiah
sebanyak 5 orang atau 6,25%. Pendapatan penumpang menjadi salah satu dari
variable bebas atau X1 yang digunakan peneliti.
Gambar 4.6 Persentase Pendapatan Penumpang Pengguna Jasa Angkutan KA Medan – KNO
4.3Perilaku Pengguna Jasa Angkutan Kereta Api Medan – Kuala Namu
Penelitian ini meneliti 80 responden yang diambil dari pengguna kereta api
Medan – Kualanamu dengan memberikan angket yang disediakan peneliti. Dari
hasil angket tersebut dijelaskan bagaimana perilaku pengguna Jasa angkutan
49
kereata api. Perilaku pengguna jasa angkutan kereta api Medan – Kualanamu
meliputi pengalaman menggunakan jasa kereta api, sarana menuju stasiun Medan
atau City railway stasiun (CRS), jarak tempat tinggal ke lokasi stasiun kereta
(CSR), dan prioritas dalam perjalanan.
Pengalaman responden menggunakan kereta api dilihat dari jumlah sudah
berapa kali frekuensi menggunakan kereta api yang dapat dilihat dari Tabel 4.1
yang mana pengalaman responden menggunakan kereta api dibagi menjadi 5
range yaitu 1 – 3 kali yaitu sebesar 30% (24 orang), 4 - 6 kali ada sebesar 35% (28
orang), 7 – 9 kali sebesar 5% (4 orang), 10 – 12 kali sebesar 16,25% (13 orang),
dan >13 kali sebesar 13,75% (11 orang). Pengalaman penumpang menjadi
variabel dependen (Y) dalam penelitian ini.
Tabel 4.1 Persentase Pengalaman Penumpang Range (kali) Responden Persentase
(%)
City Railway Stasiun terletak di pusat kota Medan. Pada Gambar 4.7 akan
dijelaskan sarana penumpang menuju stasiun. Dari hasil penelitian dengan
memberikan pilihan jawaban pada angket, mobil menjadi sarana yang paling
sering digunakan penumpang kerata api menuju stasiun CRS dengan persentase
sebesar 76,25% (61 orang), taxy menjadi pilihan kedua dengan persentase sebesar
18,75% (15 orang), selanjutnya ada fasilitas hotel sebesar 2,5% (2 orang), dan
50
,
Gambar 4.7 Persentase Sarana Penumpang Menuju Stasiun
Jarak lokasi stasiun CRS dengan tempat tinggal menjadi salah satu
pengaruh untuk penumpang memilih jasa angkutan kerata api. Pada Gambar 4.8
Dijelaskan dari mana saja atau seberapa jauh jarak yang ditempuh penumpang
sebelum menggunakan jasa angkutan kereta api Medan – Kualanamu. Penumpang
dari Kota Medan adalah yang terbanyak menggunakan jasa kereta api yaitu yang
berjarak <15 km (Medan) sebesar 51,25% (41 orang), selanjutnya >75 km atau
jarak terjauh yang ditentukan peneliti dalam angket sebesar 40% (32 orang,
kemudian 50 – 75 km sebesar 6,25% (5 orang), dan 25 – 50 km sebesar 2,50% (2
orang). Jarak lokasi stasiun – tempat tinggal penumpang adalah salah satu variable
bebas atau X2 yang digunakan dalam penelitian ini.
Gambar 4.8 Persentase Jarak Lokasi Stasiun – Tempat Tinggal
Prioritas utama dalam perjalanan yang diinginkan responden adalah waktu
perjalanan yang cepat sebanyak 38 orang, kenyaman 20 orang, ketepatan waktu
51
20 orang, dan keamanan 2 orang. Pada Gambar 4.9 dijelaskan bagaimana
persentase prioritas perjalanan yang diinginkan responden. Waktu perjalanan yang
cepat menjadi pilihan yang diinginkan penumpang untuk prioritas perjalanannya.
Gambar 4.9 Persentase Prioritas Dalam Perjalanan
4.4 Kualitas Pelayanan Angkutan Kereta Api Medan – Kualanamu
Kualitas pelayanan adalah penilaian yang diberikan penggunan kereta api
yang meliputi penampilan fisik kereta api, ketepatan jadwal perjalanan kereta api,
ketanggapan petugas kereta api dalam merespon keluhan penumpang, kepastian
petugas dalam memberikan pelayanan kenyamanan kepada penumpang,
kemampuan petugas memberikan informasi, ketepatan waktu perjalanan (30
menit), penilaian terhadap harga tiket kerata api, kualitas pelayanan yang
diberikan jasa angkutan kereta api secara keseluruhan.
Ada delapan pertanyaan yang mewakili bagaimana penilaian kualitas
pelayanan diolah dengan cara yang dapat dilihat pada Lampiran 3 dan hasil
penilaian yang diberikan oleh responden dapat kita lihat pada Gambar 4.10 yaitu
penampilan fisik pada kereta api. Dari 80 responden yang diberikan angket
menilai bahwa 66,25% (53 orang) mengatakan baik, sebanyak 31,25% (25 orang)
mengatakan sangat baik, dan sebanyak 2,5% (2 orang) mengatakan cukup baik.
47.50%
25% 25%
2.50% waktu perjalanan
yang cepat kenyamanan
ketepatan waktu
52
Gambar 4.10 Persentase Penilaian Terhadap Penampilan Fisik KA Bandara
Ketepatan jadwal keberangkatan kereta api Medan – Kualanamu dinilai
cukup positif oleh penumpang dengan sebesar 75% (60 orang) mengatakan baik,
12,5% (10 orang) mengatakan cukup baik, 10% (8 orang) mengatakan sangat
baik, dan 2,5% (2 orang) mengatakan kurang baik.
Gambar 4.11 Persentase Penilaian Terhadap Ketepatan Jadwal Keberangkatan
Penilaian terhadap bagaimana ketanggapan petugas merespon keluhan
penumpang responden menilai sebesar 85% (68 orang) mengatakan baik, 8.75%
(7 orang) mengatakan cukup baik, 5% (4 orang) mengatakan sangat baik, dan
1,25% (1 orang) mengatakan kurang baik. Penilaian tersebut dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
2.50%
66.25%
31.25% cukup baik
baik sangat baik
10%
75% 12.50% 2.50%