• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Memilih Jasa Angkutan Kereta Api Medan – Kuala Namu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Memilih Jasa Angkutan Kereta Api Medan – Kuala Namu"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

1

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KONSUMEN MEMILIH JASA ANGKUTAN KERETA API

MEDAN – KUALA NAMU

OLEH

RONALDO SIMANULLANG

100501121

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

2 ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN MEMILIH JASA ANGKUTAN KERETA API BANDARA MEDAN – KUALA NAMU

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik penumpang jasa angkutan kereta api Medan – Kualanamu, untuk menganalisis pengaruh Pendapatan Penumpang, Pekerjaan Penumpang, Lokasi Stasiun, Harga Tiket Kereta Api, Kualitas Pelayanan, terhadap Pengguna Jasa Angkutan Kereta Api Bandara Medan – Kualanamu

Analisis data dilakukan dengan bantuan Metode Regresi Linear Berganda dan Uji Asumsi Klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heterokesdastisitas. Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu 8 (delapan) bulan yaitu bulan september 2014 – April 2015. Dengan hasil penelitian bahwa pengguna jasa angkutan kereta api, laki-laki maupun perempuan memiliki jumlah yang hampir seimbang, dari segi umur didominasi oleh penumpang yang masih berusia produktif, dan paling sedikit digunakan oleh penumpang yang sudah lansia, dari segi pendidikan, pengguna didominasi penumpang yang pendidikan terakhirnya adalah sarjana. Faktor yang dominan yang memengaruhi konsumen sehingga menggunakan jasa angkutan kereta api Medan – Kuala Namu dapat dilihat dari hasil penelitian terhadap pendapatan penumpang yang mana lebih didominasi oleh penumpang yang berpendapatan menengah ke atas. Ketepatan waktu merupakan faktor yang paling mempengaruhi konsumen memilih jasa angkutan kereta api. Berdasarkan hasil penelitian ini hubungan antara Pendapatan Penumpang, Kualitas Pelayanan, dan Ketepatan Waktu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Konsumen Memilih Jasa Angkutan Kereta Api Bandara Medan – Kualanamu. Sedangkan dua variabel bebas lainnya yaitu Lokasi Stasiun dan Harga Tiket Kereta Api tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap Konsumen Memilih Jasa Angkutan Kereta Api Bandara Medan – Kualanamu.

Kata Kunci : Konsumen Memilih Jasa Angkutan Kereta Api, Pendapatan

(3)

3

ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS THAT EFFECT THE CONSUMER TO CHOOSE MEDAN – KUALA NAMU AIRPORT RAIL TRANSPORTATION SERVICES

This researh aims to identify the characteristics of passenger rail transportation service Medan – Kuala Namu, to analyze the effect of Revenue Passenger, Passenger Work, Location of the Staion, Train Ticket Prices, Quality of Service, to the Service User Railways Medan Airport – Kualanamu.

Data analysis was performed with the aid of Multiple Linear Regression Method and Classical Assumption Test which includes tests of normality, multicollinearity test, and test heterokesdastisitas. This research was conducted in eight months, on september 2014 until April 2015. The results of the research shows that consumer of train services both men and women have almost equal numbers, in terms of age dominated by passengers of productive age, and least used by passengers who are already elder, in terms of user education is dominated by passengers who have bachelor degree. The dominant factor that effect consumers to using airport rail transportation services can be seen from the results of this research which passenger revenue is dominated by middle-up income passengers. Timeliness is a factor the most effect consumers to choose rail transportation services. Based on the results of this research, the relationship between Revenue Passenger, Service Quality and Timeliness has a significant effect on consumer in choosing Medan Kuala Namu Airport Railways service. While the other two independent variables, Location of the Station and Train Ticket Prices do not have a significant relationship of consumers to choose Medan - Kualanamu Railway Transport Services.

(4)

4

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kritus atas kasih dan penyertaanNya, sehingga penulis dapat mengerjakan dan menyelesaikan skripsi yang berjudul

“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN MEMILIH JASA ANGKUTAN KERETA API MEDAN – KUALA NAMU”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Teristimewa buat orang tuaku tersayang, Bapak saya Jhonny Jentri

Simanullang, S.E. dan Mamak saya Timar br Sigalingging, atas kasih sayang

dan seluruh dukungan, semangat serta doa.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec selaku Ketua Departemen Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

4. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, PhD selaku Ketua Program Studi Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

5. Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Sekretaris Departemen

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan

menjadi dosen Pembimbing saya yang telah banyak meluangkan waktu,

tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam proses penulisan

skripsi ini.

6. Bapak Paidi Hidayat, SE, MSi selaku sekretaris Program Studi Ekonomi

(5)

5

7. Bapak Drs. Rachmat Sumanjaya HSB, Msi selaku dosen pembanding yang

telah meluangkan waktunya, memberikan saran dan kritikan dalam

penyempurnaan skripsi ini

8. Ibu Dra. Raina Linda Sari selaku dosen pembanding yang telah meluangkan

waktunya, memberikan saran dan kritikan

9. Seluruh Bapak/Ibu Dosen pada Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara

10. Seluruh Staf Akademik Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara

11. Rekan-rekan mahasiswa stambuk 2011 Program S-1 Reguler Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk

itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar nantinya

dapat menjadi lebih baik.

Medan, April 2015 Penulis

(6)

6

(7)

7

4.1 Gambaran Umum ... 33

4.2 Karakteristik Penumpang Pengguna Jasa Angkutan Kereta Api Medan – Kuala Namu ... 34

4.2.1 Karakteristik Konsumen dalam Tahapan Proses Membeli ... 34

4.2.2 Karakteristik Responden ... 36

4.3 Perilaku Pengguna Jasa Angkutan Kereta Api Medan – Kuala Namu ... 39

4.4 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Konsumen Memilih Jasa Angkutan Kereta Api Medan – Kuala Namu ... 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 51

5.1 Kesimpulan ... 51

5.2 Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 54

(8)

8

DAFTAR TABEL

Tabel Keterangan

Halaman

1.1 Jadwal Keberangkatan Dengan Menggunakan Kereta Api ... 4

1.2 Jumlah Penumpang Kereta Api Medan – Kualanamu ... 5

4.1 Persentase Pengalaman Penumpang ... 40

4.2 Peringkat Kualitas Pelayanan Kereta Api Medan – Kualanamu... 46

4.3 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas ... 47

4.4 Hasil Uji T ... 47

4.5 Hasil Uji Multikolinearitas ... 48

4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 49

(9)

9

4.2 Persentase Jenis Kelamin Pengguna Jasa Angkutan KA Medan – KNO 36 4.3 Persentase Umur Pengguna Jasa Angkutan KA Medan – KNO ... 37

4.4 Persentase Pendidikan Pengguna Jasa Angkutan KA Medan – KNO38 4.5 Persentase Pekerjaan Pengguna Jasa Angkutan KA Medan – KNO 38 4.6 Persentase Pendapatan Penumpang Pengguna Jasa Angkutan KA Medan – KNO ... 39

4.7 Persentase Sarana Penumpang Menuju Stasiun ... 40

4.8 Persentase Jarak Lokasi Stasiun – Tempat Tinggal ... 41

4.9 Persentase Prioritas Dalam Perjalanan ... 41

4.10 Persentase Penilaian Terhadap Penampilan Fisik KA Bandara ... 42

4.11 Persentase Penilaian Terhadap Ketepatan Jadwal Keberangkatan ... 43

4.12 Persentase Penilaian Terhadap Ketanggapan Petugas ... 43

4.13 Persentase Penilaian Kualitas Pelayanan yang Diberikan dalam Hal Kenyamanan ... 44

4.14 Persentase Penilaian Terhadap Kemampuan Petugas Memberikan Informasi Dinilai Penumpang ... 44

4.15 Persentase Penilaian Terhadap Ketepatan Waktu Perjalanan ... 45

4.16 Persentase Penilaian Terhadap Harga Tiket ... 45

(10)

10

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Keterangan

Halaman

1 Angket ... 56

2 Tabulasi data hasil angket ... 60

4 Penilaian Kualitas Pelayanan Menurut Responden ... 63

5 Data Variabel... 67

6 Uji Validitas dan Reabilitas ... 69

7 Uji Koefisien Determinasi ... 70

8 Regresi Linier Berganda ... 70

9 Histogram ... 71

10 Uji Normalitas ... 71

(11)

2 ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN MEMILIH JASA ANGKUTAN KERETA API BANDARA MEDAN – KUALA NAMU

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik penumpang jasa angkutan kereta api Medan – Kualanamu, untuk menganalisis pengaruh Pendapatan Penumpang, Pekerjaan Penumpang, Lokasi Stasiun, Harga Tiket Kereta Api, Kualitas Pelayanan, terhadap Pengguna Jasa Angkutan Kereta Api Bandara Medan – Kualanamu

Analisis data dilakukan dengan bantuan Metode Regresi Linear Berganda dan Uji Asumsi Klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heterokesdastisitas. Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu 8 (delapan) bulan yaitu bulan september 2014 – April 2015. Dengan hasil penelitian bahwa pengguna jasa angkutan kereta api, laki-laki maupun perempuan memiliki jumlah yang hampir seimbang, dari segi umur didominasi oleh penumpang yang masih berusia produktif, dan paling sedikit digunakan oleh penumpang yang sudah lansia, dari segi pendidikan, pengguna didominasi penumpang yang pendidikan terakhirnya adalah sarjana. Faktor yang dominan yang memengaruhi konsumen sehingga menggunakan jasa angkutan kereta api Medan – Kuala Namu dapat dilihat dari hasil penelitian terhadap pendapatan penumpang yang mana lebih didominasi oleh penumpang yang berpendapatan menengah ke atas. Ketepatan waktu merupakan faktor yang paling mempengaruhi konsumen memilih jasa angkutan kereta api. Berdasarkan hasil penelitian ini hubungan antara Pendapatan Penumpang, Kualitas Pelayanan, dan Ketepatan Waktu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Konsumen Memilih Jasa Angkutan Kereta Api Bandara Medan – Kualanamu. Sedangkan dua variabel bebas lainnya yaitu Lokasi Stasiun dan Harga Tiket Kereta Api tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap Konsumen Memilih Jasa Angkutan Kereta Api Bandara Medan – Kualanamu.

Kata Kunci : Konsumen Memilih Jasa Angkutan Kereta Api, Pendapatan

(12)

3

ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS THAT EFFECT THE CONSUMER TO CHOOSE MEDAN – KUALA NAMU AIRPORT RAIL TRANSPORTATION SERVICES

This researh aims to identify the characteristics of passenger rail transportation service Medan – Kuala Namu, to analyze the effect of Revenue Passenger, Passenger Work, Location of the Staion, Train Ticket Prices, Quality of Service, to the Service User Railways Medan Airport – Kualanamu.

Data analysis was performed with the aid of Multiple Linear Regression Method and Classical Assumption Test which includes tests of normality, multicollinearity test, and test heterokesdastisitas. This research was conducted in eight months, on september 2014 until April 2015. The results of the research shows that consumer of train services both men and women have almost equal numbers, in terms of age dominated by passengers of productive age, and least used by passengers who are already elder, in terms of user education is dominated by passengers who have bachelor degree. The dominant factor that effect consumers to using airport rail transportation services can be seen from the results of this research which passenger revenue is dominated by middle-up income passengers. Timeliness is a factor the most effect consumers to choose rail transportation services. Based on the results of this research, the relationship between Revenue Passenger, Service Quality and Timeliness has a significant effect on consumer in choosing Medan Kuala Namu Airport Railways service. While the other two independent variables, Location of the Station and Train Ticket Prices do not have a significant relationship of consumers to choose Medan - Kualanamu Railway Transport Services.

(13)

11 BAB I PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Kota Medan merupakan kota yang keadaan penduduknya paling banyak di

Sumatera Utara, dan sebuah kota yang menjadi pusat aktivitas ekonomi paling

besar. Hal ini bisa ditunjukkan dengan adanya tempat-tempat seperti pusat

perbelanjaan, pasar, dan juga perhotelan dengan jumlah yang cukup banyak.

Bahkan didukung oleh sektor transportasi yang semakin berkembang sehingga

menjadikan kota Medan sebagai akses utama ataupun pusat berbagai moda

transportasi menuju daerah lain baik antar provinsi maupun luar provinsi bahkan

menuju luar negeri. Salah satu wujud peran sektor transportasi dalam mendukung

kemajuan kota Medan adalah dengan tersedianya beberapa moda transportasi laut

yaitu adanya pelabuhan, darat seperti angkutan kota, bis dan travel, maupun

angkutan jalan rel yaitu kerata api. Sampai moda transportasi udara yang dulu

tersedia di kota Medan yaitu Bandara Polonia yang sekarang diagantikan dengan

Bandara Kualanamu.

Bandara Kualanamu adalah sebuah bandar udara internasional yang

melayani kota

Bandara ini adalah bandara terbesar kedua di Indonesia setel

perkebunan PT Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa yang terletak di

(14)

12

telah berusia lebih dari 85 tahun. Bandara ini diharapkan dapat menjadi bandara

pangkalan transit internasional untuk kawasa

ini mulai beroperasi seja

Akses menuju bandara menjadi masalah yang sangat penting untuk

mendukung keberadaan bandara tersebut sehingga sangat dibutuhkan sarana

transportasi yang tepat. Akses darat menjadi pilihan satu-satunya untuk menuju

bandara Kualanamu. Saat ini ada beberapa alternatif pilihan alat transportasi

menuju bandara Kualanamu, yaitu bus, taksi maupun mobil pribadi untuk jalan

raya dan kereta api. Moda transportasi yang tepat waktu, nyaman dan harga

terjangkau menjadi sarana yang paling dicari konsumen ataupun penumpang yang

ingin menuju Kualanamu, mengingat penumpang pesawat diharuskan untuk

sampai tepat waktu di bandara sebelum keberangkatan.

Untuk menyeimbangkan dan menekan peningkatan pengguna angkutan

pribadi dijalan raya, harus dilakukan perbaikan sistem angkutan umum

berdasarkan kemampuan angkut yang besar, kecepatan yang tinggi, keamanan dan

kenyamanan perjalanan yang memadai. Karena digunakan masyarakat umum,

maka idealnya alat transportasi dengan biaya yang terjangkau oleh pengguna

angkutan tersebut. Oleh karena itu harus ada sistem transportasi baru yang tidak

terikat oleh jalan raya yang memenuhi persyaratan itu. Permasalahan transportasi

dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi dimana menyebabkan mobilitas

seseorang meningkat sehingga kebutuhan pergerakannya pun meningkat, melebihi

kapasitas prasarana transportasi yang ada (Tamin, Ozyar 1997:381). Aksesibilitas

(15)

13

memungkinkan terjadinya macet yang mungkin bisa menghambat ketepatan

waktu tiba di bandara Kualanamu. Kereta api menjadi pilihan yang sangat tepat

untuk menghindari keterlambatan sampai di bandara karena sudah mempunyai

jadwal atau schedule setiap harinya.

Kereta Api merupakan sarana transportasi berupa kendaraan dengan

tenaga gerak baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan

lainnya, yang akan atau pun yang sedang bergerak di rel. Kerata api merupakan

alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan

tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong

(dirangkaikan dengan kendaraan lainnya). Rangkaian kereta atau gerbong tersebut

berukuran relatif luas sehingga mampu sehingga mampu memuat penumpang atau

pun barang dalam skala besar. (Susilo, 2011:8).

Kereta api sangat ideal bagi barang-barang yang bersifat berat cocok untuk

komoditi industri, bahan mentah, barang tambang, bahan bakar minyak dan

sebagainya. Angkutan kereta api sangat cocok untuk angkutan jarak jauh, dimana

angkutan kendaraaan bermotor susah gerakannya, membosankan dan melelahkan

serta seringkali lebih mahal. Angkutan kereta api dapat menjadi lebih efisien dan

ekonomis pada wilayah luas dan datar, tetapi tidak pada daerah yang berbukit, di

daerah datar dapat bergerak dengan kecepatan tinggi dan merupakan trafik yang

efisien. Angkutan kereta api dapat menyediakan jasanya tanpa hambatan pada

hari-hari sepanjang tahun dan tidak berhalangan oleh cuaca buruk akibat hujan

(16)

14

Kereta api adalah moda transportasi yang menjanjikan karena memiliki

keunggulan dengan kapasitas yang besar, kecepatan karena dipastikan terhindar

dari macet dan tepat waktu dengan adanya jadwal keberangkatan. Melihat

perlunya sarana transportasi yang tepat untuk mendukung keberadaan bandara

Kualanamu, PT Kereta Api menyediakan kereta api bandara dengan adanya PT

Railink. PT Railink yang merupakan anak perusahaan dari PT Kereta Api

Indonesia (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero) yang menghadirkan sebuah

layanan Kereta Api Bandara seiring bersamaannya pengoperasian Bandara

Kualanamu yang melayani penumpang dengan akses Medan – Kualanamu dan

sebaliknya.

PT Railink sebagai salah satu penyedia jasa transportasi Kereta Api

Bandara Medan – Kualanamu yang menurut persepsi masyarakat tarifnya relatif

lebih mahal jika dibandingkan dengan transportasi lain, ternyata mampu menjadi

salah satu alternatif alat transportasi yang banyak diminati masyarakat.

Tabel 1.1 Jadwal Keberangkatan Dengan Menggunakan Kereta Api

TRAIN

(17)

15

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dengan jarak antara bandara

dan Medan Central Station ± 39 kilometer waktu yang ditempuh dari Stasiun

Pusat Medan ke Bandara adalah ± 30 – 35 menit. Harga tiket Rp. 100.000,- satu

arah. Sedangkan apabila menggunakan jasa angkutan seperti bus atau mobil

pribadi dan travel lainnya, waktu tempuh dari bandara ke Medan diperkirakan ±

45 menit.

Table 1.2 Jumlah Penumpang Kereta Api Medan - Kualanamu Bulan City Railway

Station

September 2013 26.365 19.757 46.122

Oktober 2013 23.322 16.458 39.780

November 2013 23.826 19.161 42.987

Desember 2013 32.346 27.204 59.550

Januari 2014 31.779 28.136 59.915

Februari 2014 32.149 25.895 58.044

Maret 2014 35.116 31.869 66.985

April 2014 34.141 31.176 65.317

Sumber : Airport Railink Service

Gambar 1.1 Grafik Jumlah Penumpang Kereta Api Medan – Kualanamu

Grafik diatas menunjukkan jumlah penumpang kereta api Medan -

Kualanamu dalam waktu bulanan. Dapat dilihat adanya perubahan jumlah

(18)

16

penumpang yang terjadi setiap bulannya. Pada bulan Juli mengalami peningkatan

yang cukup signifikan, namun sejak bulan Agustus sampai bulan April terjadi

peningkatan dan penurunan jumlah penumpang yang masih cukup stabil dan

relatif banyak.

Dengan adanya beberapa uraian diatas maka penulis ingin mengkaji lebih

dalam karya ilmiah yang berjudul Analisis Faktor – faktor yang

Mempengaruhi Konsumen dalam Memilih Jasa Angkutan Kereta Api Medan – Kualanamu.

1. 2 Perumusan Masalah

1. Bagaimana karakteristik penumpang pengguna jasa angkutan kereta api

Medan – Kualanamu?

2. Apakah faktor – faktor apa yang dominan yang mempengaruhi konsumen

sehingga memilih jasa angkutan kereta api Medan – Kualanamu?

3. Bagaimana hubungan antara Pendapatan Penumpang, Lokasi Stasiun, Harga

Tiket Kereta Api, Kualitas Pelayanan, dan ketepatan waktu terhadap pengguna

Jasa Angkutan Kereta Api Bandara Medan – Kualanamu ?

1. 3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengidentifikasi karakteristik penumpang pengguna jasa angkutan

kereta api Medan – Kualanamu

2. Untuk menganalisis pengaruh Pendapatan Penumpang, Pekerjaan Penumpang,

Lokasi Stasiun, Harga Tiket Kereta Api, Kualitas Pelayanan, terhadap

(19)

17 1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan pertimbangan bagi pihak –

pihak yang berkepentingan dalam penyediaan jasa angkutan kereta api Medan

– Kualanamu

2. Sebagai informasi dan bahan kajian untuk perbandingan bagi peneliti

selanjutnya terkait dengan penelitian mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi konsumen dalam memilih jasa angkutan kereta api Medan –

(20)

18 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Transportasi

2.1.1 Pengertian transportasi

Transportasi berasal dari kata latin yaitu transportare, dimana trans berarti

seberang atau sebelah lain dan portare berarti mengangkut atau membawa. Jadi,

transportasi berarti mengangkut atau membawa (sesuatu) ke sebelah lain atau dari

suatu tempat ke tempat lainnya. Dengan demikian trasportasi dapat diberi definisi

sebagai usaha dan kegiatan mengangkut atau membawa barang dan atau

penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Kamaludin (2003:13)

Seiring dengan bertambahnya jumlah media transportasi dalam suatu

daerah maka akan menunjang kemajuan pada sektor lainnya sehingga

menunjukkan perkembangan kemajuan daerah tersebut. Hal ini sejalan dengan

yang dikemukakan oleh Salim (2000) bahwa trasportasi adalah kegiatan

pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.

Dalam transportasi ada dua unsur yang terpenting yaitu pemindahan/pergerakan

(movement) dan secara fisik mengubah tempat dari suatu tempat ke tempat lain.

2.1.2 Moda Transportasi

A. Moda Transportasi DaratTerdiri dari :

1. Angkutan jalan

Angkutan Jalan adalah kendaraan yang diperbolehkan untuk

menggunakan jalan, menurut "Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun

(21)

19

a) Sepeda Motor adalah kendaraan bermotor beroda 2 (dua), atau 3

tiga) tanpa rumah-rumah baik dengan atau tanpa kereta samping.

b) Mobil Penumpang Adalah setiap kendaraan bermotor yang

dilengkapi sebanyakbanyaknya 8 (delapan) tempat duduk tidak

termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa

perlengkapan pengangkutan bagasi.

c) Mobil Bus Adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi

lebih dari 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk

pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan

pengangkutan bagasi.

d) Mobil Barang Adalah setiap kendaraan bermotor selain dari yang

termasuk dalam sepeda motor, mobil penumpang dan mobil bus.

2. Kereta Api

Kereta api adalah sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga

gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan

lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di rel. Kereta api

merupakan alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari

lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan

rangkaian kereta atau gerbong (dirangkaikan dengan kendaraan

lainnya). Rangkaian kereta atau gerbong tersebut berukuran relatif luas

sehingga mampu memuat penumpang maupun barang dalam skala

besar. Karena sifatnya sebagai angkutan massal efektif, beberapa

(22)

20

transportasi utama angkutan darat baik di dalam kota, antarkota,

maupun antarnegara. Jenis-jenis kereta api dilihat dari segi propulsi

(tenaga penggerak) terdiri dari: kereta api uap,kereta api diesel dan

kereta api rel listrik (komuter), dilihat dari segi penggunaan rel terdiri

dari: kereta api rel konvensional dan kereta api monorel. Sedangkan

kereta api jika dilihat dari segi diatas/dibawah permukaan tanah terdiri

dari kereta api permukaan (surface), kereta api layang (elevated) dan

kereta api bawah tanah (subway).

Kereta Api Rel Listrik (komuter) Mass rapid transit adalah layanan

transportasi umum dengan jangkauan lokal yang tersedia bagi siapapun

yang membayar ongkos yang telah ditentukan dan dirancang untuk

memindahkan sejumlah besar penumpang dalam waktu bersamaan.

Salah satu bentuk dari mass rapid transit adalah Kereta Api (KA)

Komuter. Istilah KA Komuter berkaitan dengan pengoperasian kereta

api hanya pada awal dan akhir hari kerja, dikhususkan untuk

mengangkut konsumen yang hendak menuju ke dan atau meninggalkan

pusat kota. Akan tetapi istilah tersebut juga umum dipergunakan bagi

semua jenis angkutan kereta api yang tidak termasuk dalam kategori.

Jenis-Jenis Kereta Api Listrik (komuter) sebagai berikut :

a) KRL Ekonomi non-AC KRL Ekonomi non-AC adalah unit

armada KRL yang ditujukanuntuk masyarakat kelas ekonomi

menengah-bawah. Kelas ini menggunakan armada KRL lama

(23)

21

Sejumlah rangkaian dibuat oleh Nippon Sharyo, Hitachi, dan

BN-Holec.

b) KRL Ekonomi AC KRL Ekonomi AC sama fungsinya dengan

KRL Ekonomi non-AC, perbedaan yang signifikan hanya

terletak di fasilitas yang lebih memadai (adanya AC, unit baru)

dan harga karcisnya yang lebih mahal. Menggunakan unit

armada yang sama dengan KRL Ekspres.

c) KRL Ekspress Pakuan KRL Ekspres adalah kelas tertinggi di

jaringan Commuter Jabodetabek. Menggunakan unit yang sama

dengan KRL Ekonomi AC, hanya berbeda di stasiun

pemberhentian yang lebih terbatas, dan harga karcisnya yang

lebih mahal.

3. Transportasi lainnya

Angkutan darat selain mobil, bus ataupun sepeda motor yang lazim

digunakan oleh masyarakat, umumnya digunakan untuk skala kecil,

rekreasi, ataupun sarana sarana di perkampungan baik di kota maupun

di desa antara lain: Sepeda, becak. Bajaj, bemo, helicak dan

delman.(Farida Fitriah, 2011)

Transportasi memiliki peran yang sangat penting bagi perkembangan suatu

wilayah atau daerah, terutama dalam hal aksesbilitas. Transportasi merupakan hal

yang membuat suatu dearah dengan daerah lainnya saling berhubungan. Sehingga

transpotasi menjadi penting dan strategis untuk dikembangkan dalam suatu

(24)

22

merupakan alat untuk mencapai tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran apa yang

hendak dicapai. Para perencana berpendapat bahwa masa depan perkembangan

kota dan daerah ditentukan terlebih dahulu, dan transportasi seyogyanya

digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan perkembangan kota.

Menurut Salim (1993: 1-2) transportasi memegang peranan dalam usaha

mencapai tujuan ekonomi dan tujuan non ekonomi suatu Negara, yaitu:

1. Tujuan Ekonomi

a. Meningkatkan pendapatan nasional, disertai dengan distribusi yang

merata antara pendidikan, bidang-bidang usaha dan daerah

b. Meningkatkan jenis dan jumlah barang jadi dan jasa yang dapat

dihasilkan para konsumen, industri dan pemerintah

c. Mengembangkan industri nasional yang dapat menghasilkan devisa serta

menyediakan pasaran dalam negeri

d. Menciptakan dan memelihara tingkatan kerja bagi masyarakat

2. Tujuan Non Ekonomi

a. Untuk mempertinggi integritas bangsa

b. Untuk mempertinggi ketahanan dan pertahanan nasional

2.2 Permintaan Transportasi

Permintaan atas barang dan jasa umumnya sangat bergantung pada

pendapatan konsumen dan pada harga dari baranng dan jasa tersebut relative

terhadap harga-harga lainnya. Misalnya, pendapatan orang yang melakukan

perjalanan tergantung pada pendapatan orang yang melakukan perjalanan. Moda

(25)

23

perjalanan, jarak tempuh perjalanan, dan penghasilan pelaku perjalanan. Stubbs et

al., (1980)

harga, P

∝ �

PB B

PA A

Jumlah perjalanan qB qA α

volume, q

Gambar 2.1 Fungsi Permintaan Linier

Gambar 2.1 memperlihatkan sebuah fungsi permintaan linier untuk

perjalanan dari sepasang titik asal dan tujuan, pada satu periode waktu tertentu,

dan untuk satu maksud tertentu. Fungsi permintaan semacam ini sangat berguna

untuk memprediksi perjalanan yang dilakukan pada kodisi-kondisi yang sangat

beragam. Fungsi permintaan ini mengasumsikan tingkat dan distribusi tertentu

untuk pendapatan, populasi, dan karakteristik sosio-ekonomik. Perlu dicatat

bahwa fungsi ini adalah suatu kurva permintaan agregat, menampilkan volume

perjalanan yang diinginkan pada harga yang berbeda-beda pada sekelompok

pelaku perjalanan. Secara matematik dapat dinyatakan dengan persamaan:

q = α

β

P

Dimana q adalah jumlah permintaan perjalanan, p adalah harga, dan α dan

β adalah parameter-parameter permintaan yang konstan. Fungsi permintaan

(26)

24

sering kita temukan di mana penurunan harga biasanya akan menghasilkan

peningkatan perjalanan, meskipun hal ini tidak selalu benar.

harga, P D3

D1

D2 Po

Jumlah perjalanan q2 q1 α3

Gambar 2.2 Pergeseran Kurva Permintaan

Gambar 2.2 memperlihatkan kurva – kurva permintaan yang telah

mengalami pergeseran menunjukkan perubahan kuantitas perjalanan yang terjadi

akibat variabel – variabel lain di luar harga. Biasanya, pada suatu harga po kita

dapat memperkirakan bahwa akan ada kuantitas – kuantitas q1, q2, dan q3 seiring

berubahnya kurva permintaan dari D1 ke D2 dan D3. Jika kurva bergeser keatas

(D1 ke D3), ini menunjukkan adanya kenaikan permintaan. (Khisty dan Lall, 2005)

Kita harus mampu membedakan antara perubahan – perubahan jangka

pendek pada kuantitas perjalanan akibat perubahan harga (diperlihatkan oleh

pergerakan di sepanjang kurva permintaan pada Gambar 2.1) dengan perubahan –

perubahan jangka panjang akibat aktivitas atau variable – variable perilaku, yang

diperlihatkan oleh pergeseran – pergeseran fungsi permintaan pada Gambar 2.2.

2.3 Karakteristik Jasa

Menurut Kotler (2002) ada 4 karakteristik pokok jasa yang membedakan

(27)

25

1) Tidak berwujud (intangibility). Jasa memiliki sifat intangible artinya tidak

dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, ataupun dicium sebelum dibeli.

Seseorang tidak dapat menilai hasil dari jasa sebelum membeli jasa tersebut

terlebih dahulu.

2) Tidak terpisahkan (inseparability). Umumnya jasa dijual terlebih dahulu

kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan dimana penyedia jasa

juga merupakan bagian dari jasa tersebut, baik penyedia maupun pelanggan

akan mempengaruhi hasil dan jasa tersebut.

3) Bervariasi (variability). Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan

nonstandardized output yang berarti bahwa terdiri dari banyak variasi bentuk,

kualitas, dan jenis, tergantung kepada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut

dihasilkan.

4) Mudah lenyap (perishability). Jasa merupakan komoditas yang tidak tahan

lama dan tidak dapat disimpan jika permintaan jasa bersifat konstan sehingga

bila tidak digunakan maka jasa tersebut akan berlalu begitu saja. Umumnya

permintaan jasa bervariasi dan dipengaruhi faktor musiman.

Menurut Umar (2003), mengemukakan lima dimensi dalam menentukan

kualitas jasa, yaitu :

1) Reliability, yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sesuai janji

yang ditawarkan.

2) Responsiveness, yaitu respon atau kesigapan karyawan atau staf dalam

(28)

26

3) Assurance, yaitu meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap

produk secara tepat, keramahtamahan, perhatian dan kesopanan dalam

memberikan pelayanan, keterampilan dalam memberikan informasi,

kemampuan dalam memberikan keamanan di dalam memanfaatkan jasa yang

ditawarkan dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan konsumen

terhadap perusahaan.

4) Emphaty, yaitu perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada

konsumen seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan, kemampuan

karyawan untuk berkomunikasi kepada konsumen dan usaha perusahaan untuk

memahami keinginan dan kebutuhan konsumen.

5) Tangibles, yaitu meliputi penampilan fasilitas fisik seperti gedung dan ruangan

front office, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapian dan kenyaman

ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi dan penampilan karyawan. Salah

satu faktor yang menentukan kepuasan pelangan adalah persepsi pelanggan

mengenai kualitas jasa yang berfokus pada lima dimensi ini. Kepuasan

pelanggan selain itu dipengaruhi oleh persepsi kualitas jasa juga ditentukan

oleh kualitas produk, harga, dan faktor-faktor yang bersifat pribadi serta yang

bersifat situasi sesaat.

2.4 Perilaku Konsumen

Istilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan

konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan

menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan

(29)

27

Konsumen mempunyai pendapatan (money income) yang akan digunakan

untuk membeli berbagai barang dengan berbagai tingkat harga pula. Untuk itu

konsumen harus bertindak secara efisien untuk mencapai maksimum kepuasan

(maximize satisfaction) sehingga konsep ini juga dinyatakan sebagai upaya

pencapaian consumer efficiency atau disebut juga sebagai optimasi konsumen.

Rakhmat, Syahrir, Tarmizi (2011:44)

Menurut Schiffman dan Kanuk (2008:6) perilaku konsumen adalah cara

individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang

tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yang berhubungan

dengan konsumsi.Individu meminta suatu komoditi tertentu karena adanya

kepuasan atau utilitas yang didapatkan dari mengkonsumsi komoditi tersebut

Konsep dasar perilaku konsumen secara tradidional menggunakan konsep

kegunaan (utility concept). Konsep utilitas menjelaskan bahwa setiap barang

mempunyai kegunaan sekaligus kepuasan untuk konsumen menggunakannya.

Fungsi kegunaan dapat ditunjukkan oleh fungsi dibawah ini :

U = f (q1, q2, q3, …, qn)

Dimana : U berarti jumlah kegunaan dan q menyatakan banyaknya suatu

barang yang akan dikonsumsi oleh konsumen, dengan berbagai jenis ataupun

banyaknya barang.

Penjelasan tentang perilaku konsumen secara sederhana mengungkapkan

tentang hukum permintaan yang menyatakan bahwa apabila tingkat harga suatu

barang mengalami kenaikan maka cateris paribus (faktor lain dinyatakan tetap)

(30)

28 Gambar 2.3 Indifference Curve dan Budget Line

Konsumen mencapai maksimum kepuasan atas konsumsi sesuatu barang

sebagai kombinasi dengan tingkat pendapatan yang dimiliki dihadapkan kepada

tingkat harga barang (normal goods) yang berlaku untuk dikonsumsi. Kondisi ini

dinyatakan pula sebagai optimasi konsumen yang berarti bahwa seluruh

pendapatan akan digunakan secara optimal untuk mengkonsumsi barang sebagai

kombinasi. Maksimum kepuasan hanya tercapai pada satu titik tertentu di mana

indifference curve dengan budget line saling bersinggungan sebagaimana grafik

diatas. Rakhmat dkk (2011:59)

Seorang konsumen dinyatakan dalam kondisi ekuilibrium apabila, dengan

kendala pendapatan dan harga, konsumen itu memaksimalkan utilitas atau

kepuasan total dari pengeluarannya. Dengan kata lain, seorang konsumen berada

dalam kondisi ekuilibrium apabila dengan garis anggaran tertentu, orang itu

(31)

29

Dari definisi yang telah dipaparkan oleh beberapa para ahli diatas dapat

disimpulkan bahwa perilaku konsumen merupakan tindakan yang dilakukan oleh

individu, kelompok, atau organisasi yang secara langsung berhubungan dengan

proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan dan menggunakan barang atau

jasa secara ekonomis yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan dengan

mempertimbangkan harga, pelayanan dan juga lokasi.

2.5 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Faktor - faktor yang dikemukakan oleh menurut Assael (Amirullah, 2002)

terdapat tiga faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen diantaranya faktor

konsumen individu, faktor pengaruh lingkungan dan faktor strategi pemasaran.

1. Faktor individu konsumen

Individu konsumen adalah pilihan untuk membeli suatu produk dengan

merek tertentu dipengaruhi oleh hal-hal yang ada pada diri konsumen.

Kebutuhan, persepsi terhadap karakteristik merek, sikap, kondisi

demografis, gaya hidup dan karakteristik kepribadian individu akan

mempengaruhi pilihan individu terhadap berbagai alternatif merek yang

tersedia.

2. Faktor lingkungan

Lingkungan yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah faktor

eksternal konsumen, yang terdiri dari budaya dan kelas sosial, pengaruh

subbudaya, pengaruh lintas budaya, kelompok referensi, komunikasi

dalam kelompok baik itu komunikasi dari mulut ke mulut maupun opini

(32)

30

3. Faktor bauran pemasaran

Bauran pemasaran adalah faktor yang berhubungan dengan pemasaran

mengenai produk, promosi, dan distribusi. Dalam teori ini yang dibahas

adalah mengenai segmentasi pasar dan memposisikan produk, komunikasi

pemasaran, pilihan toko dan perilaku dalam berbelanja, serta harga dan

penjualan perseorangan.

Dengan adanya beberapa faktor yang telah diuraikan diatas yang

menunjukkan apa-apa saja faktor yang membuat seorang ingin membeli suatu

barang atau jasa sehingga ia pun memutuskan untuk membeli barang atau jasa

tersebut. Keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau

membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi

konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa, biasanya

konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan produk sudah yang

sudah dikenal oleh masyarakat Sebelum konsumen memutuskan untuk membeli,

biasanya konsumen melalui beberapa tahap terlebih dahulu yaitu, (1) pengenalan

masalah, (2) pencarian informasi. (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan membeli

atau tidak, (5) perilaku pascapembelian (Kotler, 2002).

2.6 Penelitian Sebelumnya

Novandri (2010) menyebutkan bahwa berdasarkan analisis secara parsial,

ternyata hasil penelitian membuktikan bahwa semua variabel independen (kualitas

produk, harga dan iklan) mempunyai pengaruh positif terhadap variabel dependen

yaitu keputusan pembelian sepeda motor Yamaha di Harpindo Jaya cabang

(33)

31

penelitian membuktikan bahwa semua variabel independen (kualitas produk,

harga dan iklan) secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel dependen yaitu keputusan pembelian.

Susilo (2011) menyebutkan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi

konsumen dalam memilih kereta api yang ditinjau dari penelitian reability yaitu

ketepatan jadwal perjalanan, kemudahan untuk mendapatkan tiket, dan

kemudahan untuk menjangkau lokasi.

Novita dan Saino (2014) mengatakan bahwa faktor- faktor yang

mempengaruhi keputusan konsumen untuk menggunakan jasa transportasi kereta

api penataran ekspres tujuan Malang-Surabaya, menunjukkan bahwa pengambilan

keputusan seseorang untuk menggunakan jasa transportasi kereta api penataran

ekspres tujuan Malang- Surabaya dipengaruhi oleh factor kebutuhan, faktor desain

kereta, faktor kualitas layanan, dan faktor kelompok acuan. Faktor yang paling

dominan atau faktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan

kereta penataran ekspres tujuan Malang-Surabaya adalah faktor kebutuhan.

2.7 Kerangka Konseptual

Pendapatan Penumpang

Harga Tiket KA

Konsumen Memilih Jasa Angkutan Kereta

Api Medan – Kualanamu

Kualitas Pelayanan Lokasi Stasiun (jarak)

(34)

32 2.8 Hipotesis

Untuk melakukan pembelian tiket kereta api, konsumen tidak terlepas dari

karakteristik produk baik mengenai penampilan, gaya, kualitas dan harga dari

produk tersebut. Penetapan harga oleh penjual akan berpengaruh terhadap perilaku

pembelian oleh konsumen, sebab harga yang dapat dijangkau oleh konsumen akan

cenderung membuat konsumen untuk membeli produk tersebut. Harga menjadi

salah satu unsur pemasaran yang menghasilkan pendapatan, unsur-unsur lainnya

menghasilkan biaya. Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis sebagai berikut :

Ho : βi = 0, artinya variabel bebas tidak menjelaskan variabel tidak bebas.

H1: βi ≠ 0, artinya variabel bebas menjelaskan variabel tidak bebas.

Fhitung dibandingkan dengan Ftabel pada derajat signifikan 5%. Bila

Fhitung ≥ Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini menjelaskan bahwa

variabel bebas berpengaruh sangat kuat terhadap konsumen memilih

menggunakan jasa angkutan kereta api. Bila Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho diterima

dan Ho ditolak, ini berarti variabel bebas tidak berpengaruh terhadap konsumen

memilih menggunakan jasa angkutan kereta api. Untuk melihat kemampuan

variabel bebas dalam menerangkan variabel tidak bebasnya dapat diketahui

dengan melihat koefisien diterminasi berganda (R). Bila R mendekati 1, maka

sumbangan variabel bebas terhadap variabel tergantung semakin besar. Bila R

mendekati 0 (nol), berarti sumbangan dari variabel bebas terhadap variabel

(35)

33 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menganalisis bagaimana faktor - faktor yang mempengaruhi

konsumen dalam memilih jasa angkutan kereta api Medan – Kualanamu dan

merupakan jenis penelitian analisis deskriptif kualitatif.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Airport Railway Station (ARS), dengan alasan

pemilihan lokasi sebagai berikut :

1. Untuk melihat penilaian konsumen atau penumpang yang sudah

merasakan perjalanan atau pelayanan kereta api rute Medan –

Kualanamu.

2. Belum adanya penelitian yang menganalisis tentang faktor – faktor

yang mempengaruhi konsumen memilih jasa angkutan Kereta Api

Medan – Kualanamu

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu 8 (delapan) bulan yaitu bulan

september 2014 – April 2015.

3.3 Batasan Operasional

Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen

dalam memilih jasa angkutan kereta api Medan – Kualanamu, dengan Pendapatan

(36)

34

Ketepatan Waktu sebagai variabel independen dan faktor - faktor konsumen

memilih jasa angkutan kereta api sebagai variabel dependen.

3.4 Definisi Operasional

1. Pendapatan Penumpang adalah nilai yang dihasilkan oleh penumpang atas

pekerjaannya satuan perbulan

2. Lokasi Stasiun merupakan jarak antara tempat berangkat dan tibanya

penumpang untuk menuju bandara

3. Harga Tiket Kereta Api adalah nilai yang telah ditentukan oleh PT Railink

berdasarkan pertimbangan-pertimbangan

4. Kualitas Pelayanan adalah tingkat kepuasan yang diterima konsumen

ketika menggunakan jasa angkutan kereta api

5. Ketepatan Waktu adalah waktu yang ditempuh ketika menggunakan jasa

angkutan kereta api Medan – Kualanamu

6. Konsumen memilih jasa angkutan kereta api Medan – Kualanamu adalah

keputusan yang dibuat memilih jasa angkutan menuju bandara Kualanamu.

3.5 Skala Pengukuran Variabel

1. Pendapatan Penumpang pengukurannya dinyatakan dalam Rupiah (Rp)

2. Lokasi Stasiun pengukurannya dinyatakan dalam jauh atau dekat (km)

3. Harga Tiket Kereta Api pengukurannya dinyatakan dalam penilaian

responden (rasio) sesuai atau tidaknya harga.

4. Kualitas Pelayanan pengukurannya dinyatakan dalam penilaian responden

(rasio) baik atau tidaknya kualitas yang diberikan.

(37)

35 3.6 Populasi dan Sampel Penelitian 3.6.1 Populasi

Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa,

hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat

perhatian seorang peneliti, karena itu dipandang sebagai sebuah semesta penelitian

(Agusty Tae Ferdinand, 2006:223). Populasi penelitian ini adalah pengguna jasa

kereta api bandara Medan – Kualanamu.

3.6.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah subset dari populasi, terdiri dari beberapa anggota populasi.

Subset ini diambil karena dalam banyak kasus tidak mungkin meneliti seluruh

anggota populasi, oleh karena itu harus membentuk sebuah perwakilan populasi

yang disebut sampel (Agusty Tae Ferdinand, 2006).

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagaian dari pengguna jasa kereta

api bandara dengan tujuan dari Medan – Kualanamu. Mengingat populasi tidak

dapat ditentukan secara tepat maka untuk menentukan jumlah sampel digunakan

rumus sebagai berikut: (Sugiyono,1999;67)

� = � a/2 2

Dimana:

n : Jumlah sampel

za/2 : ukuran standar daftar luas normal standar bagaimana tingkat kepercayaan (a) 95% maka za/2 adalah 1,96

(38)

36

Berdasarkan rumus diatas dengan e = 2,5% maka peneliti menentukan

jumlah sampel yang digunakan yaitu dengan memberikan angket kepada 80

responden.

3.7 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Dengan

sumber data yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner dengan jumlah

responden yaitu penumpang Kereta Api Bandara Medan - Kualanamu sebanyak

80 orang.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian

lapangan (field research) yaitu dengan menyebarkan angket yang sifatnya tertutup

kepada penumpang jasa angkutan Kereta Api Medan – Kualanamu dan metode

kepustakaan (library research) yang berasal berbagai sumber penelitian terdahulu

berupa jurnal-jurnal, skripsi penelitian sebelumnya, dan berbagai buku yang

berkaitan dengan judul penelitian ini.

3.9 Uji Validitas dan Reabilitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu

untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Imam

Ghozali, 2002).

Dalam uji validitas dapat digunakan SPSS ( Statistical Product and Service

Solutions) 17.0 dan dapat pula digunakan rumus teknik korelasi product moment

(39)

37

�= � (∑�)− ∑�∑�

√(�∑X2− (∑X)2)(�∑Y2− (∑Y)2)

dimana :

r = koefisien korelasi

n = jumlah obsevasi/responden X = skor pertanyaan

Y = skor total

Uji validitas dapat dilakukan dengan melihat korelasi antara skor masing -

masing item dalam kuesioner dengan total skor yang ingin diukur yaitu

menggunakan Coefficient Corelation Pearson dalam SPSS. Jika nilai signifikansi

(P Value) > 0,05 maka tidak terjadi hubungan yang signifikan. Sedangkan apabila

nilai signifikansi (P Value) < 0,05 maka terjadi hubungan yang signifikan.

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan

indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika

jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke

waktu (Imam Ghozali, 2002).

Selain menggunakan dengan bantuan SPSS uji reliabilitas dapat dilakukan

dengan menngunakan koefisien alpha (α) dari cronbach (Umar, 2003 : 96) :

(40)

38

Tingkat reliabilitas suatu konstruk dapat dilihat dari hasil uji statistik dan

Cronbach Alpha. Suatu konstruk dikatakan reliabel jika memberikan nilai

Cronbach Alpha > 0.60 (Nunally dalam Imam Ghozali, 2001).

3.10 Teknik Analisis

1. Uji Asumsi klasik

Uji asumsi klasik dapat dilakukan agar model regresi yang digunakan

dapat memberikan hasil yang representatif.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antarvariabel bebas. Model yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen dan tidak

orthogonal atau nilai korelasi antarsesama variabel independen sama

dengan nol. Dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan Variante Inflation

Factor (VIF), nilai tolerance yang besarnya di atas 0,1 dan nilai VIF di

bawah 10 menunjukkan bahwa tidak ada multikolinearitas pada variabel

independennya ( Imam Ghozali, 2001 ).

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini dilakukan untuk menganalisis apakah dalam model regresi terdapat

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

lain. Kita dapat melihatnya dari grafik plot antara nilai prediksi variabel

dependen dengan residualnya. Dasar membentuk pola tertentu atau teratur

(41)

39

titik-titik yang ada menyebar di atas dan di bawah angka 0 sumbu Y, maka

tidak terjadi heterokedastisitas (Imam Ghozali, 2001).

4. Uji Normalitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable

dependen dan variabel independen mempunyai distribusi data normal atau

mendekati normal. Kita dapat melihatnya dari normal probability plot

yang membentuk suatu garis lurus diagonal, dan ploting data yang akan

dibandingkan dengan garis diagonalnya. Jika data menyebar disekitar garis

diagonalnya dan mengikuti arah garis diagonalnya / grafik histogram maka

menunjukkan pola distribusi normal. Apabila data jauh dari garis diagonal

dan atau tidak mengikuti arah garis diagonalnya / grafik histogram maka

menunjukkan pola distribusi tidak normal (Imam Ghozali, 2001).

5. Uji t

Uji t yaitu suatu uji untuk mengetahui signifikasi dari pengaruh variable

independen terhadap variabel dependen secara individual dan menganggap

dependen yang lain konstan. Signifikansi pengaruh tersebut dapat

diestimasi dengan membandingkan antara nilai t tabel dengan nilai t

hitung. Apabila nilai t hitung lebih besar daripada t tabel maka variabel

independen secara individual mempengaruhi variabel dependen,

sebaliknya jika nilai t hitung lebih kecil daripada t tabel maka variabel

independen secara individual tidak mempengaruhi variabel dependen.

Dengan kriteria pengujian :

(42)

40

t

h<

t

tabelberarti Ho diterima dan menolak H1

Uji t juga bisa dilihat pada tingkat signifinasinya :

Jika tingkat signifikasi < 0.05 maka Ho ditolak dan H1 diterima.

Jika tingkat signifikasi > 0.05 maka Ho diterima dan H1 ditolak.

6. Analisis Regresi Berganda adalah suatu metode analisa yang digunakan

untuk menentukan ketepatan prediksi dari pengaruh yang terjadi antara

variable independen (X) terhadap variabel dependen (Y).

Formula untuk regresi berganda sebagai berikut :

Y = a + b

1

X

1

+ b

2

X

2

+ b

3

X

3

+ b

4

X

4 +

b

5

X

5

+ e

Dimana :

Y : Konsumen Memilih Jasa Angkutan Kereta Api (variabel dependen) X1 : Variabel Pendapatan Penumpang (variabel independen)

X2 : Variabel Lokasi Stasiun (variabel independen)

X3 : Variabel Harga Tiket Kereta Api (variabel independen) X4 : Variabel Kualitas Pelayanan (variabel independen) X5 : Variabel Ketepatan Waktu (variable independen) A : Konstanta.

b1 : Koefisien regresi variable Pendapatan Penumpang b2 : Koefisien regresi variable Lokasi Stasiun

b3 : Koefisien regresi variable Tiket Kereta Api b4 : Koefisien regresi variable Kualitas Pelayanan b5 : Koefisien regresi variable Ketepatan Waktu

7. Koefisien determinasi (R2) dimaksudkan untuk mengetahui tingkat

ketepatan yang paling baik dalam analisa regresi, hal ini ditunjukkan oleh

besarnya koefisien determinasi (R2) antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu).

Jika koefisien determinasi nol berarti variabel independen sama sekali

tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Apabila koefisien

determinasi semakin mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa variabel

independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Karena variabel

(43)

41

yang digunakan adalah Adjusted R Square (Imam Ghozali, 2001). Dari

koefisien determinasi (R2) ini dapat diperoleh suatu nilai untuk mengukur

besarnya sumbangan dari beberapa variabel X terhadap variasi naik

(44)

42 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data yang diperoleh dari 80 responden akan diolah dan hasil yang

didapatkan akan di bahas pada bab ini, yang meliputi karakteristik penumpang

atau responden, perilaku pengguna kereta api, penilaian yang diberikan responden

untuk pelayanan yang diberikan jasa angkuta kereta api, dan bagaimana uji

validitas dan reabilitas dari angket yang sudah didapat, serta akan dilihat apa yang

menjadi faktor – faktor yang mempengaruhi konsumen memilih jasa angkutan

kereta api Medan – Kualanamu dari variabel yang telah di tentukan.

4.1 Gambaran Umum

Kereta api adalah transportasi darat dengan multi keunggulan komparatif

karena hemat lahan dan energi, rendah polusi karena bersifat masal. Sebagai

perusahaan yang mengelola perkeretaapian di Indonesia, PT. Kereta Api

Indonesia (Persero) telah banyak mengoperasikan kereta api penumpangnya, baik

Kereta Api Utama (Komersil dan Non Komersil) yang mana salah satunya adalah

PT Railink.

Perpindahan bandara Polonia ke Kulanamu harus dilengkapi dengan

adanya alat transportasi yang mendukung keberadaan bandara yang baru maka

pemerintah menyediakan jasa layanan kereta api bandara yang dijadikan salah

satu akses utama untuk mencapai bandara. Dalam penyelanggaraan layanan kereta

api ini pemerintah melibatkan dua badan usaha milik Negara (BUMN) yaitu PT.

kereta api Indonesia (PT.KAI) dan P.T Angkasa Pura II (PT.AP II) kerja sama ini

(45)

43

PT Railink telah mengembangkan sistem layanan terpadu dalam

pengelolaan dua stasiun yang meng-hubungkan rute Medan – Kuala Namu ini.

Dua stasiun tersebut adalah City Railway Station di pusat kota Medan dan Airport

Railway Station di Bandara Kuala Namu. Masing-masing stasiun ini telah

dibangun untuk melayani penumpang dengan berbagai fasilitas pendukung yang

modern serta dikelola oleh sumber daya manusia yang cakap dan terampil. PT

railink berusaha untuk dapat menghadirkan layanan yang akan menjadi

pengalaman yang menyenangkan baik sebagai pembuka maupun penutup

perjalanan para penumpang KA Bandara.

Stasiun City Railway Station (CRS) berdiri diatas luas 70.004m2.

Sementara stasiun Kereta Bandara Kuala Namu berdiri di daerah terdepan

bangunan Bandara International Kuala Namu dengan luas keseluruhan sekitar

10.000m2. stasiun KA Bandara terhubung dengan bangunan inti bandara oleh 2

travellator di lantai 2 yang akan memudahkan akses para penumpang.

Bangunan stasiun kereta bandara Kuala Namu terdiri dari 2 lantai, dimana

lantai 1 untuk kedatangan dan keberangkatan menuju stasiun Medan, sedangkan

lantai 2 merupakan akses menuju area check-in bandara. Bangunan stasiun di

desain cukup baik dan sangat mendukung dalam kemudahan penumpang untuk

sampai di stasiun ini dapat dilihat dengan adanya jalur yang disediakan untuk

kendaraan penumpang sampai di lantai 2 dan langsung di sambut oleh petugas

kereta.

Para penumpang, pengantar atau penjemput, akan mendapatkan tempat

(46)

44

Bandara Medan maupun di Stasiun KA Bandara Kualanamu. Sejumlah fasilitas

tersedia lengkap, mulai dari fasilitas umum seperti toilet, musholla, serta ruang

menyusui (nursery room) yang selalu dalam kondisi yang bersih dan nyaman,

hingga jaringan internet nirkabel (wi-fi) gratis. Untuk kebutuhan lain, telah

disiapkan pula toko-toko retail, galeri ATM, money changer, hingga resto-café

bertaraf internasional.

4.2 Karakteristik Penumpang Pengguna Jasa Angkutan Kereta Api Medan – Kuala Namu

4.2.1 Karakteristik Konsumen dalam Tahapan Proses Membeli

Pemerintah telah menyediakan berbagai macam jasa transportasi umum

sebagai pemenuh kebutuhan masyarakat yaitu jasa transportasi darat, transportasi

laut dan transportasi udara. Salah satu tugas pemerintah adalah memberikan

pelayanan kepada masyarakat (public service) dalam hal pengadaan alat

transportasi. Diharapkan perlunya kesadaran konsumen terhadap kebutuhan

transportasi, pada gilirannya menimbulkan harapan (ekspetasi) dalam

keinginannya berkaitan dengan kualitas jasa yang semestinya diterima berbanding

dengan nilai harga yang dikeluarkannya. Untuk melakukan segmentasi dan

komunikasi yang efektif dengan konsumen, pemasar harus mempertimbangkan

dan memahami variabel-variabel yang dapat memengaruhi keputusan konsumen.

Pemahaman mengenai perilaku konsumen adalah kunci kesuksesan utama

bagi pemasar. Ada beberapa alasan pentingnya dilakukan studi perilaku

konsumen, salah satunya adalah pencapaian tujuan bisnis dilakukan melalui

(47)

45

hal ini, perusahaan perlu mengetahui keinginan pembeli akan tata cara

pembayaran dalam proses penjualan. Seperti yang terlihat pada bagan dibawah

ini:

Sumber : Kotler (2005:224)

Gambar 4.1 Model Lima Tahapan Proses Membeli

Model lima tahapan proses membeli tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :

a. Pengenalan masalah, yaitu proses kebutuhan akan dimulai dari kebutuhan

yang timbul dari dalam diri konsumen yang kemudian membentuk

persepsi dari konsumen, dorongan tersebut juga berasal dari luar;

b. Pencarian informasi, yaitu pada saat kebutuhan dari seseorang timbul,

seseorang itu akan memperhatikan setiap informasi dari iklan di televisi,

radio, surat kabar dan media periklanan lainnya;

c. Evaluasi alternatif, yaitu setelah konsumen memperoleh informasi yang

berkaitan dengan kebutuhannya itu, maka proses selanjutnya adalah

evaluasi terhadap merek. Kemudian merek-merek itu akan dibandingkan

dengan merek lain produk sejenis, yang pada akhirnya menimbulkan sikap

suka sampai tidak suka terhadap merek yang bersangkutan;

d. Keputusan membeli, yaitu setelah melakukan evaluasi terhadap alternatif -

alternatif merek, maka akan timbul niat untuk membeli satu merek

tertentu;

e. Perilaku setelah membeli, yaitu produk atau merek yang telah dibeli oleh

konsumen akan dievaluasi kembali. Berdasarkan proses tersebut,

(48)

46

konsumen akan merasa puas bahkan tidak puas terhadap merek yang telah

dibelinya.

4.2.2 Karakteristik Responden

Karakteristik penumpang atau responden meliputi jenis kelamin, umur,

pendidikan terakhir, pekerjaan, dan pendapatan responden. Karakteritik

penumpang sangat penting dan menjadi pelengkap untuk mendukung penelitian

ini. Disini akan dijelaskan bagaimana karaterstik penumpang yang diteliti atau

yang menjadi responden dalam penelitian ini.

Berdasarkan gambar 4.2 responden pria dan wanita pada penilitian ini

hampir seimbang yaitu 58,75% adalah pria atau sebanyak 47 orang dan 41,25%

adalah perempuan atau sebanyak 33 orang.

Gambar 4.2 Persentase Jenis Kelamin Pengguna Jasa Angkutan KA Medan - KNO

Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat dari 80 responden yang lebih

banyak menggunakan jasa angkutan kereta api bandara Medan – Kualanamu

adalah responden yang berumur 36-45 tahun sebesar 32,5% atau sebanyak 26

orang, diikuti responden yang berumur 26-35 tahun sebesar 27,5% atau sebanyak

22 orang, kemudian responden yang berumur 16-25 tahun sebesar 21,25% atau

sebanyak 17 orang, lalu responden yang berumur 46-55 tahun sebesar 17,5% atau

58.75% 41.25%

(49)

47

sebanyak 14 orang, dan yang terakhir adalah responden yang berumur >56 tahun

sebesar 1,25% atau hanya 1 orang.

Gambar 4.3 Persentase Umur Pengguna Jasa Angkutan KA Medan - KNO

Berdasarkan gambar 4.3 dibawah ini kita dapat melihat bahwa dari 80

responden dalam penelitian ini pengguna jasa angkutan kereta api Medan –

Kualanamu di dominasi lulusan atau pendidikan terakhirnya adalah sarjana yaitu

S1 sebesar 80% atau 64 orang, S2 sebesar 10% atau sebanyak 8 orang, diikuti

tamatan SMA atau yang masih kuliah sebesar 7,50% atau 6 orang, dan yang

terakhir adalah tamatan Diploma sebesar 2,50% sebanyak 2 orang.

Gambar 4.4 Persentase Pendidikan Pengguna Jasa Angkutan KA Medan - KNO

Pekerjaan penumpang dari 80 responden yang diteliti 31 orang adalah

pegawai swasta atau sekitar 38,75%, kemudian 27 orang berprofesi sebagai

PNS/BUMN atau 33,75%, dan 16 orang adalah wirasawasta atau 20% , lalu

responden yang masih sebagai pelajar mahasiswa sebanyak 6 orang atau 7,50%.

(50)

48

Gambar 4.5 Persentase Pekerjaan Pengguna Jasa Angkutan KA Medan - KNO

Pendapatan penumpang yang menjadi salah satu variable penelitian ini

dapat dilihat dari Gambar 4.5 dibawah ini dari 80 responden yang mengisi angket

penelitian, yang berpendapatan 1 – 5 juta rupiah adalah 33 orang atau 41,25%,

yang berpendapatan 5 – 10 juta rupiah sebanyak 37 orang atau sebesar 46,25%,

kemudian yang berpendapatan 10 – 15 juta rupiah sebanyak 5 orang atau sebesar

6,25%, dan yang terakhir dengan pendatapan terbesar yaitu >15 juta rupiah

sebanyak 5 orang atau 6,25%. Pendapatan penumpang menjadi salah satu dari

variable bebas atau X1 yang digunakan peneliti.

Gambar 4.6 Persentase Pendapatan Penumpang Pengguna Jasa Angkutan KA Medan – KNO

4.3Perilaku Pengguna Jasa Angkutan Kereta Api Medan – Kuala Namu

Penelitian ini meneliti 80 responden yang diambil dari pengguna kereta api

Medan – Kualanamu dengan memberikan angket yang disediakan peneliti. Dari

hasil angket tersebut dijelaskan bagaimana perilaku pengguna Jasa angkutan

(51)

49

kereata api. Perilaku pengguna jasa angkutan kereta api Medan – Kualanamu

meliputi pengalaman menggunakan jasa kereta api, sarana menuju stasiun Medan

atau City railway stasiun (CRS), jarak tempat tinggal ke lokasi stasiun kereta

(CSR), dan prioritas dalam perjalanan.

Pengalaman responden menggunakan kereta api dilihat dari jumlah sudah

berapa kali frekuensi menggunakan kereta api yang dapat dilihat dari Tabel 4.1

yang mana pengalaman responden menggunakan kereta api dibagi menjadi 5

range yaitu 1 – 3 kali yaitu sebesar 30% (24 orang), 4 - 6 kali ada sebesar 35% (28

orang), 7 – 9 kali sebesar 5% (4 orang), 10 – 12 kali sebesar 16,25% (13 orang),

dan >13 kali sebesar 13,75% (11 orang). Pengalaman penumpang menjadi

variabel dependen (Y) dalam penelitian ini.

Tabel 4.1 Persentase Pengalaman Penumpang Range (kali) Responden Persentase

(%)

City Railway Stasiun terletak di pusat kota Medan. Pada Gambar 4.7 akan

dijelaskan sarana penumpang menuju stasiun. Dari hasil penelitian dengan

memberikan pilihan jawaban pada angket, mobil menjadi sarana yang paling

sering digunakan penumpang kerata api menuju stasiun CRS dengan persentase

sebesar 76,25% (61 orang), taxy menjadi pilihan kedua dengan persentase sebesar

18,75% (15 orang), selanjutnya ada fasilitas hotel sebesar 2,5% (2 orang), dan

(52)

50

,

Gambar 4.7 Persentase Sarana Penumpang Menuju Stasiun

Jarak lokasi stasiun CRS dengan tempat tinggal menjadi salah satu

pengaruh untuk penumpang memilih jasa angkutan kerata api. Pada Gambar 4.8

Dijelaskan dari mana saja atau seberapa jauh jarak yang ditempuh penumpang

sebelum menggunakan jasa angkutan kereta api Medan – Kualanamu. Penumpang

dari Kota Medan adalah yang terbanyak menggunakan jasa kereta api yaitu yang

berjarak <15 km (Medan) sebesar 51,25% (41 orang), selanjutnya >75 km atau

jarak terjauh yang ditentukan peneliti dalam angket sebesar 40% (32 orang,

kemudian 50 – 75 km sebesar 6,25% (5 orang), dan 25 – 50 km sebesar 2,50% (2

orang). Jarak lokasi stasiun – tempat tinggal penumpang adalah salah satu variable

bebas atau X2 yang digunakan dalam penelitian ini.

Gambar 4.8 Persentase Jarak Lokasi Stasiun – Tempat Tinggal

Prioritas utama dalam perjalanan yang diinginkan responden adalah waktu

perjalanan yang cepat sebanyak 38 orang, kenyaman 20 orang, ketepatan waktu

(53)

51

20 orang, dan keamanan 2 orang. Pada Gambar 4.9 dijelaskan bagaimana

persentase prioritas perjalanan yang diinginkan responden. Waktu perjalanan yang

cepat menjadi pilihan yang diinginkan penumpang untuk prioritas perjalanannya.

Gambar 4.9 Persentase Prioritas Dalam Perjalanan

4.4 Kualitas Pelayanan Angkutan Kereta Api Medan – Kualanamu

Kualitas pelayanan adalah penilaian yang diberikan penggunan kereta api

yang meliputi penampilan fisik kereta api, ketepatan jadwal perjalanan kereta api,

ketanggapan petugas kereta api dalam merespon keluhan penumpang, kepastian

petugas dalam memberikan pelayanan kenyamanan kepada penumpang,

kemampuan petugas memberikan informasi, ketepatan waktu perjalanan (30

menit), penilaian terhadap harga tiket kerata api, kualitas pelayanan yang

diberikan jasa angkutan kereta api secara keseluruhan.

Ada delapan pertanyaan yang mewakili bagaimana penilaian kualitas

pelayanan diolah dengan cara yang dapat dilihat pada Lampiran 3 dan hasil

penilaian yang diberikan oleh responden dapat kita lihat pada Gambar 4.10 yaitu

penampilan fisik pada kereta api. Dari 80 responden yang diberikan angket

menilai bahwa 66,25% (53 orang) mengatakan baik, sebanyak 31,25% (25 orang)

mengatakan sangat baik, dan sebanyak 2,5% (2 orang) mengatakan cukup baik.

47.50%

25% 25%

2.50% waktu perjalanan

yang cepat kenyamanan

ketepatan waktu

(54)

52

Gambar 4.10 Persentase Penilaian Terhadap Penampilan Fisik KA Bandara

Ketepatan jadwal keberangkatan kereta api Medan – Kualanamu dinilai

cukup positif oleh penumpang dengan sebesar 75% (60 orang) mengatakan baik,

12,5% (10 orang) mengatakan cukup baik, 10% (8 orang) mengatakan sangat

baik, dan 2,5% (2 orang) mengatakan kurang baik.

Gambar 4.11 Persentase Penilaian Terhadap Ketepatan Jadwal Keberangkatan

Penilaian terhadap bagaimana ketanggapan petugas merespon keluhan

penumpang responden menilai sebesar 85% (68 orang) mengatakan baik, 8.75%

(7 orang) mengatakan cukup baik, 5% (4 orang) mengatakan sangat baik, dan

1,25% (1 orang) mengatakan kurang baik. Penilaian tersebut dapat dilihat pada

gambar di bawah ini.

2.50%

66.25%

31.25% cukup baik

baik sangat baik

10%

75% 12.50% 2.50%

Gambar

Tabel 1.1 Jadwal Keberangkatan Dengan Menggunakan Kereta Api
Table 1.2 Jumlah Penumpang Kereta Api Medan - Kualanamu
Gambar 2.1 Fungsi Permintaan Linier
Gambar 2.2 Pergeseran Kurva Permintaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kendala yang dihadapi oleh kantor-kantor pemerintah terutama sampai saat ini masih banyak kendala yang disebabkan oleh manajemen birokrasi di pemerintahan dalam hal biaya

Aspek produksi, pada aspek ini yang dilakukan adalah: (1) melakukan inventarisasi permasalahan yang terjadi selama proses produksi terutama terkait dengan masalah

Perancangan perangkat ini, sensor arus dan Shield GSM 900 telah bekerja sesuai dengan harapan peneliti, sehingga perangkat dapat menampilkan data arus secara online ke

Hasil analisis data adalah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar bahasa Inggris dan bahasa Arab mahasiswa Bidikmisi IAIN Salatiga angkatan 2014

Demikian pengumuman ini kami sampaikan, apabila ada peserta yang berkeberatan dengan pengumuman ini dapat menyampaikan sanggahan secara tertulis dan diterima paling

PRESIPITAN, DAN ION PENGGANGGU DALAM RECOVERY AMONIUM DAN FOSFAT PADA LIMBAH CAIR PT PETROKIMIA GRESIK DENGAN METODE PRESIPITASI STRUVITEi. NURANI IKHLAS

Berdasarkan dari kesimpulan dan pembahasan hasil penelitian di atas, berkaitan dengan penerapan srtategi Directed Reading Thingking Activity (DRTA) dapat meningkatkan

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penataan ruang kawasan perdesaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk kawasan agropolitan yang berada dalam 1 (satu) kabupaten diatur