i
UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR
BIDANG BAHASA INGGRIS DAN BAHASA ARAB
MAHASISWA BIDIKMISI IAIN SALATIGA ANGKATAN 2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh :
RATNA HIDAYATI
NIM 111-14-278
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR
BIDANG BAHASA INGGRIS DAN BAHASA ARAB
MAHASISWA BIDIKMISI IAIN SALATIGA ANGKATAN 2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh :
RATNA HIDAYATI
NIM 111-14-278
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
vii
Artinya : “Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa
kaumnya[779], supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada
mereka. Maka Allah menyesatkan[780] siapa yang Dia kehendaki, dan memberi
petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. dan Dia-lah Tuhan yang Maha Kuasa
lagi Maha Bijaksana” QS Ibrahim : 4 (M. Quraish Shihab, 315-318 : 2012)
PERSEMBAHAN Teruntuk:
1. Bapak dan Ibuku Tercinta Ayahanda Ngadiman dan Ibunda Jumirah
2. Kakakku Tercinta Yunda Siti Muarifah dan keluarga
3. Teman-Teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Agama Islam Angkatan
2014
4. Keluarga Besar Ya Bismillah IAIN Salatiga, Khususnya Mahasiswa
viii
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Assalamualaikum wr. Wb
Puji syukur alhamdulillahi robbil’alamin, penulis panjatkan kepada Allah
Swt yang selalu memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Upaya Peningkatan Prestasi
Belajar Bidang Bahasa Inggris dan Bahasa Arab Mahasiswa Bidikmisi IAIN Salatiga Angkatan 2014. Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi agung Muhammad SAW yang membawa umat manusia
dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang yakni dengan ajarannya agama Islam.
Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh
karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga
3. Siti Rukhayati, M.Ag selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga
4. Dr. Wahyudhiana, M.M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah membimbing dengan ikhlas, mengarahkan, dan meluangkan waktunya
untuk penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.
5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga, khususnya Dosen Fakultas
ix
6. Teman-teman Mahasiswa Bidikmisi IAIN Salatiga angkatan 2014.
7. Teman-teman setingkat dan seperjuangan yang selalu memberikan dorongan dan semangat, serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.
Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga
hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para pembaca pada umumnya. Aaiin.
Wassalamualaikum wr. Wb
Salatiga, 12 September 2018
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …….……… i
LEMBAR BERLOGO …….………..….………….. ii
HALAMAN SAMPUL DALAM ……….…iii
NOTA PEMBIMBING ……….…iv
PENGESAHAN ……….………v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN …………...……….…vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN...……….…….vii
KATA PENGANTAR ………...…..…viii
DAFTAR ISI ………..…….x
DAFTAR TABEL ……….…….….……..xii
DAFTAR GAMBAR ……….….………….xiii
ABSTRAK ……….……….……….xiv
BAB I PENDAHULUAN ……….……… 1
A. Latar Belakang Masalah ………..……… 1
B. Rumusan Masalah ………6
C. Tujuan Penelitian ……….……… 7
D. Manfaat Penelitian ………7
xi
F. Sistematika Penulisan ……… 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA ……….……… 14
A. Landasan Teori ………..… 14
B. Kajian Terdahulu ……….….. 45
BAB III METODE PENELITIAN ………...… 49
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ………...…. 49
B. Lokasi Penelitian ………...… 49
C. Sumber Data ……….. 50
D. Prosedur Pengumpulan Data ………. 51
E. Analisis Data ……….……… 53
F. Pengecekan Keabsahan Data ………. 54
G. Tahap-Tahap Penelitian ……….…… 54
BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS ….. ………...… 56
A. Paparan Data ………..….. … 56
B. Analisis Data ………...……..…… 79
BAB V PENUTUP ……….…...…. 84
A. Kesimpulan ………...……….… 84
B. Saran ……….………. 84
DAFTAR PUSTAKA ………..……….. 86 Lampiran-Lampiran
xii
DAFTAR TABEL
Tabel
1. Perbedaan TOEFL Like test, ITP, dan IBT ... 39
2. Konversi Nilai ... 43
3. Cara Menghitung Skor TOEFL ... 43
4. Konversi Soal ... 44
5. Contoh Menghitung Skor TOEFL ... 45
6. Nama Mahasiswa Bidikmisi IAIN Salatiga Angkatan 2014 ... 72
7. Daftar Pengajar Bahasa Inggris ……….... 79
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
xiv ABSTRAK
Hidayati, Ratna. 2018. Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Inggris dan Bahasa Arab Mahasiswa Bidikmisi IAIN Salatiga Angkatan 2014. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Wahyudiana M.M.Pd.
Kata Kunci : Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Mahasiswa Bidikmisi
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk meningkatkan presasi belajar mahasiswa Bidikmisi IAIN Salatiga angkatan 2014 serta mengetahui kendala-kendala yang dihadapi prestasi belajar bahasa Inggris dan bahasa Arab mahasiswa Bidikmisi IAIN Salatiga angkatan 2014 dalam melaksanakan program kegiatan tersebut.
Metode yang digunakan dalam penelitian menggunakan pendekatan kualitatif Responden adalah mahasiswa Bidikmisi IAIN Salatiga angkatan 2014. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi, wawanacara, dan dokumentasi. Hasil analisis data adalah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar bahasa Inggris dan bahasa Arab mahasiswa Bidikmisi IAIN Salatiga angkatan 2014 adalah dengan mengadakan pelatihan TOEFL di kampus 1 IAIN Salatiga selama satu bulan dan kursus bahasa Arab di Al Azhar Pare Kediri. Dengan adanya pelatihan dan kursus tersebut, kompetensi berbahasa Inggris dan berbahasa Arab mahasiswa Bidikmisi IAIN Salatiga meningkat. Naun, kendala yang dihadapi salah satunya adalah bahasa Inggris dan bahasa Arab bukanlah bahasa ibu Dan tidak dipakai di percakapan sehari-hari, maka sedikit sulit untuk beradaptasi antara mahasiswa yang mengambil jurusan bahasa Inggris dan Bahasa Arab dengan yang non bahasa Inggris dan non bahasa Arab.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses pengubahan sikap dari tata laku seseorang atau kelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, perbuatan, cara mendidik (Suryani, 2012:8).Pendidikan tidak
hanya didapat pada lembaga pendidikan formal maupun informal, namun juga pendidikan dari luar lembaga, seperti pendidikan dari orang tua, teman, dan lingkungan masyarakat. Mendirikan sekolah atau lembaga
berbasis kompeten yang unggul merupakan salah satu faktor yang menunjang terciptanya generasi yang unggul dengan adanya visi dan misi
sekolah atau lembaga pendidikan tersebut, didukung peserta didik yang benar-benar memiliki kemauan keras untuk mendapatkan pendidikan yang lebih yang lebih tinggi.
Teknologi yang semakin canggih mendukung kemajuan pendidikan yang memudahkan orang untuk mendapatkan pengetahuan dari
mana saja. Berbeda dengan keadaan di masa lalu, pendidikan masih sulit untuk dijangkau. Ditambah dengan fasilitas dan sarana prasarana yang kurang memadai. Sekolah atau lembaga pendidikan tidak banyak berdiri di
2
dan tuntutan orang tua. Selain itu, sekolah harus menampilkan ciri khas
yang mampu menarik minat masyarakat, juga yang paling utama, sekolah mampu memastikan bahwa sekolah tersebut benar-benar mempunyai kelebihan dalam berbagai hal.
Pendidikan adalah upaya manusia untuk memanusiakan manusia, pada dasarnya adalah untuk mengembangkan kemampuan dan potensi
manusia sehingga bisa hidup layak, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidikan adalah proses sosialisasi untuk mencapai kompetensi pribadi dan sosial sebagai dasar untuk mengembangkan
potensi dirinya sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya. Pendidikan merupakan proses belajar yang dapat menghasilkan perubahan tingkah
laku yang diharapkan. Setelah anak dilahirkan mulai terjadi proses belajar pada diri anak dan hasil yang diperoleh adalah kemampuan menyesuaikan
diri dengan lingkungan dan pemenuhan kebutuhan. Pendidikan membantu agar proses itu berlangsung secara berdaya guna dan berhasil guna. Maka dari itu anak dididik sejak dini, serta membutuhkan pendidikan untuk
menyiapkan diri menatap masa depan sehingga manusia dewasa yang berkualitas (Siti Farikha, 2015:239).
Hakekat dari fungsi dan tujuan pendidikan nasional sebenarnya, setidak-tidaknya menurut Benyamin Bloom apa yang disebut dengan domain kognitif, domain afektif, dan domain psikomotorik. Ketiga domain
3
Salah satu upaya yang dilakukan untuk memajukan pendidikan
adalah dengan melakukan peningkatan prestasi belajar dalam bidang bahasa.. Prestasi dapat berarti hasil pencapaian dalam proses melakukan sesuatu. Kemampuan manusia untuk belajar merupakan karakteristik
penting yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Belajar mempunyai keuntungan, baik bagi individu, kemampuan belajar
secara terus menerus bisa semakin meningkatkan kualitas hidupnya. Sedangkan bagi masyarakat, belajar berperan penting dalam mentransmisikan budaya dan pengetahuan dari generasi ke generasi.
Secara formal, belajar dilakukan di lembaga pendidikan, baik tingkat sekolah dasar, sekolah tingkat pertama, sekolah tingkat atas, dan
perpendidikan tinggi. Proses belajar juga bisa dilakukan di tempat kursus, pelatihan, dan aktivitas pendidikan lainnya yang luas dan tak terbatas.
Dalam konteks yang lebih besar, belajar tidak hanya dilakukan di lembaga formal, melainkan juga bisa dilakukan di mana saja (Heri Rahyubi, 2014:1).
Menurut Margaret E. Bell Gredler (1994:1), belajar adalah proses orang memperoleh kecakapan, ketrampilan, dan sikap. Belajar dimulai
dalam masa kecil ketika bayi memperoleh sejumlah kecil ketrampilan yang sederhana, seperti memegang botol dan mengenal ibunya.selama masa kanak-kanak dan masa remaja, diperoleh sejumlah sikap, nilai, dan
4
mahir mengerjakan tugas-tugas pekerjaan tertentu dan ketrampilan
fungsional yang lain. Maka, prestasi belajar dapat diartikan sebagai pencapaian keberhasilan dalam pembelajaran atau pendidikan yang hendak dicapai.
Sadar atau tidak sadar, tujuan seorang pendidik adalah untuk
memintarkan atau memandaikan peserta didik. Tentunya dalam mendidik
bahasa merupakan salah satu hal yang harus digunakan karena bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk berinteraksi pendidik dengan peserta didik. Penggunaan bahasa yang saling dipahami antara
pendidik dan peserta didik akan membantu terselenggaranya proses belajar mengajar yang baik.
Salah satu bahasa yang sangat penting yang digunakan dalam dunia pendidikan adalah bahasa Inggris. Bahasa Inggris menjadi salah satu
bahasa internasional, yaitu bahasa yang diakui sebagai bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi di dunia internasional. Di Indonesia bahasa Inggris bukanlah bahasa utama. Tetapi, bahasa Inggris bukanlah
bahasa yang asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Banyak turis asing dari berbagai belahan dunia datang ke Indonesia bahkan bukan hanya
orang-orang yang berbahasa Inggris saja, tetapi masih banyak lagi. Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional, oleh karena itu bahasa Inggris menjadi salah satu pendidikan yang harus dipelajari untuk bersaing di
5
juga sama pentingnya bahasa Arab sekarang bukanlah menjadi bahasa
yang asing lagi, apalagi kita sebagai umat muslim tentulah dekat dengan bahasa Arab. Meskipun bukan bahasa yang digunakan sehari-hari, namun bahasa Arab bagi umat muslim tentu sja dipakai dalam beribadah
sehari-hari, seperti bacaan dalam sholat, membaca Al Qur’an, dan lain-lain. Sebagai mahasiswa Bidikmisi IAIN Salatiga, bahasa merupakan
salah satu faktor pendukung untuk mencapai tujuan meningkatkan prestasi belajar bahasa Inggris dan bahasa Arab. Namun, sebagian besar mahasiswa Bidikmisi IAIN Salatiga angkatan 2014 bukan berasal dari
jurusan bahasa Inggris dan bahasa Arab, maka harus diadakan pelatihan dan kursus untuk meningkatkan kemampuan berbahasa. Dari alasan
tersebut penulis termotivasi untuk meneliti tentang prestasi belajar Mahasiswa Bidikmisi angkatan 2014 yang berlokasi di IAIN Salatiga.
Adapun pemilihan lokasi di IAIN Salatiga pada mahasiswa Bidikmisi angkatan 2014 dikarenakan mahasiswa Bidikmisi di IAIN Salatiga dalam meningkatkan prestasi hasil belajar tidak hanya dituntut untuk
mempertahankan prestasi di bidang akademik dan non akademik saja, namun juga diarahkan untuk memiliki program kegiatan yang menunjang
prestasi hasil belajar yang diadakan setiap semester sesuai program kegiatan yang sudah disepakati pada setiap angkatan yang kemudian dilaksanakan bersama-sama. Diharapkan dengan adanya kegiatan tersebut
6
2014. Salah satunya yaitu dalam pelatihan TOEFL dan kursus bahasa
Arab.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengangkatnya sebagai bahan meneliti, guna menyusun skripsi dengan judul “UPAYA
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BIDANG BAHASA INGGRIS DAN BAHASA ARAB MAHASISWA BIDIKMISI IAIN SALATIGA ANGKATAN 2014”
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan inti dari latar belakang, artinya permasalahan yang diungkapkan dideskripsikan dalam latar belakang tentang permasalahan yang terjadi menjadi rumusan masalah yang hendak
diketahui lebih lanjut oleh peneliti. Rumusan masalah yang sudah ditentukan, kemudian disusun menjadi sejumlah pertanyaan-pertanyaan penting untuk memperoleh jawaban atas permasalahan yang ada dalam
latar belakang (Maslikhah, 2013). Adapun rumusan masalah yang dapat ditarik berdasarkan latar belakang masalah di atas adalah:
1. Bagaimana upaya meningkatkan prestasi belajar bahasa Inggris dan bahasa Arab mahasiswa Bidikmisi IAIN Salatiga angkatan 2014? 2. Apa saja kendala yang dihadapi dalam upaya meningkatkan prestasi
7 C. Tujuan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis merumuskan tujuan yang akan dicapai, yaitu:
1. Mengetahui upaya yang dilakukan untuk meningkatkan presasi belajar
bahasa Inggris dan bahasa Arab mahasiswa Bidikmisi IAIN Salatiga angkatan 2014.
2. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi prestasi belajar bahasa Inggris dan bahasa Arab mahasiswa Bidikmisi IAIN Salatiga angkatan 2014 dalam melaksanakan kegiatan tersebut.
D. Kegunaan Penelitian
Penulis berharap dengan dilaksanakannya penelitian ini dapat
memiliki 2 kegunaan, di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis
Setelah melaksanakan penelitian ini, diharapkan dapat memperluas khazanah pengetahuan tentang peningkatan prestasi hasil belajar mahasiswa pada umumnya dan juga mahasiswa penerima Beasiswa
pada khususnya. 2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa, agar dapat memberikan gambaran umum tentang bagaimana upaya untuk meningkatkan prestasi belajar bahasa Inggris dan juga pengaruh tingkat tinggi rendahnya prestasi belajar
8
b. Bagi peneliti, agar dapat menambah wawasan maupun
pengetahuan serta untuk bekal meningkatkan prestasi peneliti yang nantinya dapat memberikan manfaat kepada orang lain.
E. Penegasan Istilah
Agar tidak menjadi kesalahpahaman pengertian dalam judul skripsi ini, penulis perlu memberikan penegasan terhadap istilah yang digunakan dala
judul di atas, antara lain sebagai berikut :
1. Prestasi
Prestasi berarti hasil pencapaian dalam proses melakukan
sesuatu. Menurut I.L Pasaribu dan B. Simanjuntak (1938:91)
menyatakan bahwa “prestasi adalah isi dan kapasitas seseorang.
Maksudnya adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah mengikuti kegiatan. Ini bisa ditentukan dengan memberikan tes akhir pada
kegiatan tersebut “.
Prestasi merupakan pencapaian akhir yang menjadi tolok ukur tingkat keberhasilan suatu kegiatan atau pembelajaran, apakah suatu
proses yang telah dilaksanakan mencapai keberhasilan atau tidak. Prestasi seseorang dalam belajar di lembaga-lembaga pendidikan
formal, biasanya diukur melalui tes pada setiap akhir pembelajaran. Di mana skor atau nilai menjadi pedoman apakah proses pembelajaran tersebut mencapai keberhasilan atau tidak. Masyarakat pada umumnya
9
pujian dan mendapat tempat di masyarakat. Sebaliknya, prestasi yang
kurang atau biasa justru tidak akan diperhatikan oleh masyarakat. Dengan mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi yang akan mendorong anak didik terdorong untuk belajar lebih giat.
Apabila hasil belajar tersebut mengalami kemajuan, anak didik akan berusaha mempertahankan dan meningkatkan intensitas
belajarnya guna mendapatkan prestasi belajar yang lebih baik di kemudian hari. Bagi anak didik, besar kecilnya nilai sebuah prestasi belajar akan mempengaruhi tingkat kesadaran intensitas belajar pada
anak didik. Dengan kata lain, apabila nilai prestasi belajar rendah, maka anak didik akan berusaha untuk memperbaiki dengan giat
belajar. Begitu pula apabila nilai prestasi belajar baik, maka anak didik akan berusaha mempertahankan dan meningkatkan guna menjadi lebih
baik (Psikologi Belajar, 2011:163).
2. Belajar
Belajar merupakan proses hidup yang sadar atau tidak harus
dijalani semua manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Kemampuan manusia untuk
belajar merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Belajar mempunyai keuntungan, baik bagi individu maupun masyarakat (Teori-Teori Belajar dan Aplikasi
10
masyarakat. Bagi para pelajar kata “belajar” merupakan kata yang
tidak asing lagi. Bahkan sudah merupakan bagian dari yang tak terpisahkan dari semua kegiatan mereka dalam menuntut ilmu di lembaga formal. Belajar merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan pengetahuan, dengan kata lain suatu proses dari tidak tahu menjadi tahu.
Menurut Moh. Uzer Usman dkk (1993:4), belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan
lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Belajar tidak hanya didapat dari lembaga pendidikan
formal saja, namun juga dalam lingkungan keluarga dan juga lingkungan masyarakat juga.
3. Bahasa Inggris
Bahasa Inggris terdiri dari dua suku kata, yaitu bahasa dan inggris. Dalam wacana linguistik, bahasa merupakan sistem simbol bunyi
bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap), yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi
oleh sekelompok manusia untuk melahirkan pikiran dan perasaan (Kuasailah Dunia Dengan Bahasa: Memahami Pokok-Pokok Ilmu Bahasa, 2012:11).
11
dan inggris akan digabungkan menjadi satu kalimat yaitu bahasa
Inggris agar mudah dimengerti. Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa internasional, yaitu bahasa yang digunakan untuk berinteraksi semua kalangan di dunia internasional. Bahasa Inggris memudahkan
orang-orang untuk berinteraksi bukan hanya dengan satu negara, bahkan seluruh negara di dunia.
4. Bahasa Arab
Bahasa Arab adalah bahasa Al Qur’an. Bahasa Arab digunakan sebagai bahasa utama negara-negara yang berada di timur tengah.
Selain itu, bahasa Arab erupakan sarana komunikasi dalam pengembangan dunia pariwisata dan bisnis. Dengan mempelajari
bahasa Arab, maka pemahaman dan peningkatan membaca Al Qur’an
akan menjadi lebih baik. Tidak hanya dala Al Qur’an saja, namun dala
hadist maupun buku-buku tentang keislaman juga mengandung unsur kebahasaaraban juga. Pada dasarnya, sumber ilmu pengetahuan bersumber juga dari Al Qur’an. Dengan menguasai bahasa Arab,
diharapkan juga dapat menguasai ilmu=ilmu yang terdapat juga dalam
Al Qur’an, hadist, dan ilmu-ilmu penegtahuan yang terkandung di dala
Al Qur’an (Bahasa Arab untuk Kelas I MI, 2008/;1).
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini dibuat untuk memudahkan
12
sesuai dengan Pedoman Penulisan Skripsi IAIN Salatiga tahun akademik
2016/2017. Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bab I Pendahuluan
Pada bab ini dijelaskan tentang rumusan masalah dan juga maksud serta tujuan penelitian ini dilakukan tentang upaya peningkatan
prestasi belajar. Pada bab ini meliputi latar belakang penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, kajian penelitian terdahulu, metode penelitian, dan sistematika
penulisan.
2. Bab II Kajian Pustaka
Pada bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang relevan yang dipakai untuk memperkuat penelitian ini. Kajian teori digunakan
sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan kenyataan di lapangan. Teori yang diuraikan dalam bagian ini adalah teori yang berhubungan dengan prestasi belajar, seperti upaya peningkatan dan
juga kendala dalam upaya peningkatan tersebut. 3. Bab III Paparan Data dan Temuan Hasil Penelitian
Uraian ini terdiri atas paparan data yang disajikan dengan topik sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian dan hasil analisis data. Paparan data tersebut diperoleh dari pengamatan (apa yang
13 4. Bab IV Pembahasan
Bab ini memuat tentang gagasan peneliti, posisi temuan/teori terhadap teori dan temuan-temuan yang dilakukan sebelumnya, serta
penjelasan dari temuan/teori yang diungkap dari lapangan mengenai upaya peningkatan prestasi belajar.
5. Bab V Penutup
Penutup memuat kesimpulan, tindak lanjut, penelitian, dan saran atau rekomendasi yang diajukan.
6. Lampiran-Lampiran
Berisi data-data atau dokumen lain yang juga berasal dari hasil
14 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI 1. Prestasi
a. Pengertian Prestasi
Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu “prestatie”,
kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti
“hasil usaha” dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia dikemukakan
bahwa kata “prestasi” berarti hasil yang telah dicapai (Abdul
Rohim, 2011:12). Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya
baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka
membantu peserta didik dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya. Yang tergolong faktor internal adalah:
1. Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya yang berhubungan
dengan jasmani seseorang.
2. Faktor-faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun
yang diperoleh terdiri atas:
15
b) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.
c) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki. 3. Faktor kematangan fisik maupun psikis.
Yang tergolong fator eksternnal adalah:
a) Faktor sosial yang terdiri atas: 1) Lingkungan keluarga
2) Lingkungan sekolah 3) Lingkungan masyarakat 4) Lingkungan kelompok
b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian.
c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.
4. Faktor lingkungan spiritual atau kemananan (Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, 2004:138).
b. Tes Sebagai Pengukur Prestasi
Sebagaimana ditunjukkan oleh namanya, tes prestasi bertujuan untuk mengukur prestasi atau hasil yang dicapai oleh
peserta didik dalam belajar. Dalam pendidikan formal, pentingnya pengukuran prestasi belajar tidaklah disangsikan lagi. Sebagaimana diketahui, proses pendidikan formal adalah suatu proses yang
16
pendidikan secara keseluruhan. Tidak ada pendidikan yang secara
sendirinya berhasil mencapai tujuan yang digariskan tanpa interaksi berbagai faktor pendukung yang ada dalam sistim pendidikan tersebut. Betapa jelasnya pun suatu tujuan pendidikan telah
digariskan, tanpa usaha pengukuran maka akan mustahil hasilnya dapat diketahui. Tidaklah layak untuk menyatakan adanya suatu
kemajuan atau keberhasilan program pendidikan tanpa memberikan bukti peningkatan atau pencapaian yang diperoleh. Bukti peningkatan atau pencapaian inilah yang harus diambil dari
pengukuran prestasi secara terencana (Saifudin Azwar, 1987:11).
c. Prinsip Dasar Pengukuran Prestasi
Seperti telah dikemukakan, hasil tes prestasi menjadi salah satu inforasi utama dala pengmbilan keputusan-keputusan
pendidikan. Informasi yang diperoleh dari tes prestasi dapat berupa informasi yang terpercaya tetapi dapat pula berupa informasi yang tidak tepat, tergantung pada sejauhmana tes yang digunakan
merupakan tes yang layak. Suatu tes prestasi yang baik tentulah didasari oleh prinsip-prinsip pengukuran yang jelas sehingga dapat
menjadi alat yang positif dalam proses belajar mengajar. Norman E. Gronlund (1997) dalam bukunya mengenai penyusunan tes prestasi merumuskan beberapa prinsip dasar dalam pengukuran
17
a. Tes prestasi harus mengukur asil belajar yang telah dibatasi
secara jelas sesuai dengan tujuan instruksional.
b. Tes prestasi harus mengukur suatu sampel yang representatif dari hasil belajar dan dari materi yang dicakup oleh program
instruksi atau pengajaran.
c. Tes prestasi harus berisi item-item dengan tipe yang paling
cocok guna mengukur hasil belajar yang diinginkan.
d. Tes prestasi harus dirancang agar cocok dengan tujuan penggunaan hasilnya.
e. Tes prestasi harus dibuat sereliable mungkin dan kemudian harus ditafsirkan hasilnya dengan hati-hati.
f. Tes prestasi harus digunakan untuk meningkatkan belajar para siswa(Saifuddin Azwar, 1987:15-19).
2. Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap
yang terjadi karena latihan dan pengalaman. Dengan kata yang lebih rinci belajar adalah suatu aktivitas atau usaha yang disengaja.
Aktivitas tersebut menghasilkan perubahan, berupa sesuatu yang baru baik yang segera Nampak atau tersembunyi tetapi juga hanya berupa penyempurnaan terhadap sesuatu yang pernah dipelajari.
18
nilai-nilai dan inhibisi serta lain-lain fungsi jiwa (perubahan yang
berkenaan dengan aspek psikis dan fisik). Perubahan tersebut relatif bersifat konstan. Jenis belajar yang berkenaan dengan psikis adalah pengetahuan dan pemahaman serta sikap atau nilai (norma)
yang juga mengandung nilai atau norma religious, sosial, dan nilai-nilai lain yang berlaku di mana individu hidup baik yang tertulis
atau tidak tertulis (Ismail, 2001:34).
Belajar merupakan proses dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan
perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup tidak lain adalah
hasil dari belajar. Kita pun hidup menurut hidup dan bekerja menurut apa yang telah kita pelajari. Belajar itu bukan sekedar
pengalaman. Belajar adalah sebuah proses, dan bukan suatu hasil. Karena itu, belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapaisuatu
tujuan. Proses belajar itu berbeda dengan proses kematangan. Kematangan adalah proses di mana tingkah laku dimodifikasi
sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan struktur serta fungsi-fungsi jasmani. Dengan demikian tidak setiap perubahan
Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut:
“Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
19
keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungan”. Perubahan yang terjadi dalam diri
individu banyak sekali baik sifat maupun jenisnya, karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri individu merupakan
perubahan dalam arti belajar (Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, 2004:127).
b. Hakikat Belajar
Hakikat proses belajar bertitik tolak dari suatu konsep bahwa belajar merupakan perubahan perbuatan melalui aktivitas, praktik, dan
pengalaman. Dua faktor utama yang menentukan proses belajar adalah hereditas dan lingkungan. Hereditas adalah bawaan sejak lahir seperti
bekat, abilitas, dan intelegensi, sedangkan aspek lingkungan yang paling berpengaruh adalah orang dewasa sebagai unsur manusia yang
menciptakan lingkungan, yakni pendidik dan orang tua. Faktor lainnya ialah aspek jasmaniah seperti penglihatan, pendengaran, biokimia, susunan saraf, dan respons individu terhadap perangsang dengan
berbagai kekuatan dan tujuannya (Oemar Hamalik, 2014:55).
c. Kategori Belajar
1) Ketrampilan Sensomotor
Ketrampilan sensomotor adalah tindakan-tindakan yang bersifat otomatis sehingga kegiatan lain yang telah dipelajari
20 2) Belajar Konseptual
Belajar konseptual adalah gambaran mental secara umum dan abstrak tentang situasi-situasi atau kondisi-kondisi.
3) Cita-Cita dan Sikap
Belajar tentang cita-cita dan sikap yang sedang diteliti dengan penuh perhatian. Suatu masalah dunia yang besar adalah
sulitnya orang-orang dari kebudayaan yang berbeda memiliki saling pengertian antara satu dengan yang lainnya.
4) Belajar Memecahkan Masalah
Pemecahan asalah dipandang oleh beberapa ahli sebagai tipe yang tertinggi dari belajar karena respons tidak bergantung
hanya pada asosiasi masa lalu dan pengkodisian, tetapi bergantung pada kemampuan manipulasi ide-ide yang bastrak,
menggunakan aspek-aspek dan perubahan-perubahan dari belajar terdahulu, melihat perbedaan-perbedaan yang kecil, dan memproyeksikan diri sendiri ke masa yang akan datang (Oemar
Hamalik, 2014:47).
d. Ciri-Ciri Belajar
Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri belajar, di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Perubahan yang terjadi secara sadar.
21
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.
d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah.
f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku (Syaiful Bahri
Djamarah, 2011:15).
e. Prinsip-Prinsip Belajar
Adapun prinsip-prinsip dari belajar menurut Oemar Hamalik (2014:54) adalah sebagai berikut.
a. Belajar senantiasa bertujuan yang berkenaan dengan
pengembangan perilaku peserta (Oemar Hamalik, 2014:173). b. Belajar didasarkan atas kebutuhan dan motivasi tertentu (Oemar
Hamalik, 2014:173).
c. Belajar dilaksanakan dengan latihan daya-daya, membentuk
hubungan asosiasi, dan melalui penguatan.
d. Belajar bersifat keseluruhan yang menitikberatkan pemahaman berpikir kritis, dan reorganisasi pengalaman (Oemar Hamalik,
2014:161).
e. Belajar membutuhkan bimbingan, baik secara langsung oleh
pendidik maupun secara tak langsung melalui bantuan pengalaman pengganti (Oemar Hamalik, 2014:195).
f. Belajar dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri individu dan faktor
22
g. Belajar sering dihadapkan kepada masalah dan kesulitan yang
perlu dipecahkan. Setiap individu memang tida ada yang sama. Perbedaan individual itu pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar di kalangan anak didik.
h. Hasil belajar dapat ditransfer ke dalam situasi lainbelajar (Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 2004:77).
3. Bahasa Inggris (TOEFL ITP)
Dalam wacana linguistik, bahasa merupakan sistem simbol bunyi bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap), yang
bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan pikiran
dan perasaan. Bahasa merupakan sesuatu yang maujud atau entitas yang berwujud kata, frasa, kalimat, alinea, wacana, atau satuan lingual lain yang lebih kecil, mula-mula ialah dengan cara diucapkan. Dengan
demikian, bahasa dikenal karena terdengarkan (Kuasailah Dunia dengan Bahasa : Memahami Ilmu-Ilmu Pokok Bahasa, :11). Bahasa
Inggris merupakan salah satu bahasa internasional, karena itu kemampuan berbahasa Inggris yang baik adalah salah satu faktor yang mendukung peningkatan prestasi belajar. Salah satu cara untuk
23 a. Sejarah TOEFL
TOEFL atau Test of English as a Foreign Language adalah sebuah tes untuk menguji kecakapan berbahasa Inggris bagi seseorang yang berbahasa ibunya bukan bahasa Inggris. Tes
TOEFL pada awalnya dikembangkan oleh Center for Applied Linguistics di Stanford University yang dipimpin oleh Prof. Dr.
Charles A. Ferguson pada 1963-1964. Awal dari proyek ini adalah sebuah lembaga berskala nasional yang dibentuk pada tahun 1962 dengan focus menerapkan standar kecakapan bahasa
Inggris yang digunakan di negara-negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa ibu. Pada tahun
1964, TOEFL pertama kali dikelola oleh Modern Language Association dan dibiayai oleh Ford Foundation dan Danforth
Foundation. Kemudian pada tahun 1965, The College Board dan ETS bergabung melanjutkan program TOEFL tersebut. Hingga pada tahun 1973 kesepakatan kerjasama antara ETS, The College
Board, dan Graduate Record Examinations dibuat untuk memperlancar program tes TOEFL. ETS kemudian ditunjuk
sebagai pengatur dan penanggung jawab program tersebut. TOEFL telah digunakan oleh berbagai lembaga seleksi penerimaan beasiswa asing seperti Fulbright, Agency for
24
berbahasa Inggris para calon penerima beasiswa mereka sejak
tahun 1963. Meskipun pada awalnya dikebangkan di Amerika Serikat, kini ada sekitar 180 negara yang juga menggunakan TOEFL sebagai sarana untuk mengukur standar kecakapan
berbahasa Inggris. Dalam perkembangnnya di Indonesia, TOEFL juga digunakan sebagai syarat penerimaan mahasiswa baru di
beberapa universitas, sebagai syarat untuk melamar pekerjaan, dan sebagai syarat untuk karyawan swasta atau pegawai negeri sipil yang ingin mengajukan kenaikan pangkat. Secara resmi
TOEFL diselenggarakan oleh ETS (Educational Testing Service), sebuah lembaga yang mengurus pelaksanaan tes TOEFL di
seluruh dunia.hasil tes TOEFL ETS inilah yang diterima dan digunakan di seluruh dunia sebagai syarat untuk beasiswa atau
keperluan lainnya. ETS menawarkan tiga format tes, yaitu PBT (Paper Based Test), CBT (Computer Based Test), dan Ibt (internet Based Test). Di Asia, termasuk Indonesia, ETS juga
menyelenggarakan TOEFL ITP (Institutional Testing Program). Selain itu, di Indonesia juga dikenal tes TOEFL Like atau TOEFL
Prediction Test yang diselenggarakan oleh lembaga kursus lokal. Hasil tes TOEFL ini hanya bisa digunakan untuk keperluan dalam negeri seperti syarat masuk perguruan tinggi maupun melamar
25 b. Jenis TOEFL di Indonesia
Di Indonesia ada dua jenis tes TOEFL lain yang diselenggarakan oleh lembaga kursus lokal dari ETS. Kedua jenis tes itu memberi kesempatan bagi calon peserta untuk mengikuti
tes TOEFL sesuai dengan kebutuhan mereka. Tes tersebut adalah sebagai berikut.
1) TOEFL Prediction Test
TOEFL Prediction Test atau sering juga disebut TOEFL Like merupakan jenis PBT yang diselenggarakan
lembaga-lembaga kursus di Indonesia. Hasil tes itu diberikan dalam bentuk sertifikat, berupa TOEFL Prediction
Certificate. Sertifikat tersebut memperoleh izin dari Dinas Pendidikan, tetapi tidak diakreditasi oleh ETS. Oleh karena
itu, pemakaian sertifikat hasil tes tesebut terbatas untuk keperluan dalam negeri, seperti untuk syarat penerimaan CPNS atau melamar pekerjaan di perusahaan swasta.
Sertifikat hasil tes tersebut juga bisa digunakan sebagai syarat masuk atau kelulusan perguruan tinggi.
2) TOEFL ITP
ITP atau Institutional Testing Progra adalah jnis PBT yang dikelola langsung oleh ETS. Hasil tes TOEFL ITP
26
termasuk jenis TOEFL PBT (Paper Based Test), test TOEFL
ITP mempunyai beberapa perbedaan dengan TOEFL IBT yang secara resmi diselenggarakan oleh ETS. Biaya tes TOEFL PBT jauh lebih mahal dibandingkan dengan ITP
(biaya untuk ITP hanya sekitar Rp500.000,00). TOEFL PBT dilengkapi dengan TWE, sedangkan ITP tidak. Selain itu,
soal yang diujikan pada TOEFL PBT belum pernah diujikan sebelumnya di mana pun, sedangkan sola pada TOEFL ITP sudah pernah diujikan sebelumnya. TOEFL ITP biasanya
hanya diselenggarakan dua kali dalam sebulan. Biaya TOEFL ITP dua kali lipat lebih mahal dibandingkan TOEFL
Predictin Test. Salah satu strategi sebelum mengikuti TOEFL
ITP adalah berlatih dengan mengikuti TOEFL Prediction
Test terlebih dahulu. Dnegan mengikuti TOEFL Prediction
Test terlebih dahulu, bisa mengetahui perkiraan skor jika mengikuti TOEFL ITP. Jika target belum tercapai, sebaiknya
berlatih dahulu sampai prediksi skor mencapai tingkat target yang diinginkan (The Master of TOEFL, 2016:7-8).
TOEFL ITP tidak hanya diadakan di Jakarta. IIEF bekerja sama dengan berbagai lembaga bahasa untuk menyelenggarakan TOEFL ITP di berbagai daerah di
lembaga-27
lembaga bahasa yang sudah bekerja sama dengan IIEF.
Daftar lebaga bahasa bisa dilihat pada situs resmi IIEF, http://www.iief.or.id/. Tidak ada syarat khusus untuk mengikuti tes TOEFL ITP. Batas terendah nilai TOEFL ITP
adalah 310. Meskipun demikian, institusi yang menggunakan nilai TOEFL ITP biasanya memiliki persyaratan nilai
terendah yang bervariasi. Nilai yang dipersyaratkan itulah yang sebaiknya dijakdikan target nilai yang ingin dicapai (The Master of TOEFL, 2016:17-19).
c. Perbedaan TOEFL Like Test, ITP, danIBT
28
Tabel 1. Perbedaan TOEFL Like Test, ITP, danIBT d. Bagian-Bagian TOEFL
Secara umum, TOEFL menguji empat aspek kecapakan
berbahasa Inggris, mulai dari ketrampilan menyimak (listening), membaca (reading), menulis (writing), dan berbicara (speaking).
Tes untuk tiap jenis kecakapan tersebut berbeda, tergantung pada jenis tes TOEFL-nya. Kecakapan berbicara (speaking), misalnya, hanya diujikan pada TOEFL IBT.
1) Section 1: Listening Comprehension
Bagian tes ini menguji kemampuan analisis dalam
mendengarkan percakapan atau monolog pendek berbahasa Inggris. Bagian pertama tes TOEFL tersebut berlangsung selama 30-40 menit dengan soal yang terbagi dalam tiga
29
- Part A: Percakapan singkat
- Part B: Percakapan panjang
- Part C: Monolog berupa pidato atau teks lain 2) Section 2: Structure and Written Expression
Bagian tes ini menguji kemampuan peserta dalam memahami tata bahasa dan ungkapan yang lazim ada dalam
bahasa tulis bahasa Inggris. Bagian tes itu juga menguji ketrampilan peserta dalam menggunakan dan menganalisis kesalahan dalam penggunaan ungkapan-ungkapan tertulis
tersebut. Bagian kedua tes TOEFL ini berlangsung selaa 25 menit dengan 40 soal. Skala nilai untuk bagian ini adalah
31-68.
3) Section 3 : Reading Comprehension
Bagian ini menguji kemampuan peserta dalam memahami berbagai jenis bacaan ilmiah. Soal bagian tes ini berkisar tentang topik, ide utama isi bacaan, arti kata, atau
kelopok kata, serta informasi yang terperinci mengenai bacaan tersebut. Bagian tes itu berlangsung selama 55 menit
dengan jumlah soal 50 buah. Skala nilai untuk bagian ini adalah 31-67.
4) Test of Written English (TWE)
Test of Written English (TWE) merupakan bagian
30
enulis dalam bahasa Inggris. Dalam bagian tes itu peserta
akan diberi satu topik yang harus dikembangkan menjadi sebuah teks singkat. Alokasi waktu untuk tes tersebut selama 30 menit. Skala penialian berkisar antara 1-6.
Biasanya dilaksanakan sebelum Listening Comprehension.
e. Tabel Konversi Nilai
Sistem penilaian yang digunakan untuk jenis tes TOEFL berbeda satu sama lain. Hal itu dilakukan agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penafsiran skor yang dilaporkan peserta tes.
Rentang skor yang digunakan pada TOEFL PBT, ITP, dan
Prediction Test adalah 310 (nilai terendah) sampai 677 (nilai tertinggi), sedangkan untuk TOEFL CBT, rentang penilaiannya dari 0-300. Lain halnya dengan TOEFL IBT yang menggunakan
rentang nilai mulai 0-120. Meskipun demikian, tingkat kesulitan soal untuk semua jenis tes tersebut sama sehingga dapat dikatakan peserta yang memperoleh skor 677 pada TOEFL PBT diperkirakan
akan memperoleh skor 300 pada TOEFL CBT, begitu jug sebaliknya.
Mengonversi nilai TOEFL dari satu jenis TOEFL ke jenis TOEFL lain sangatlah mudah. Berikut adalah tabel perbandingan nilai untuk tiga jenis TOEFL IBT, CBT, PBT yang dapat dijadikan
31
Tabel 2. Tabel Konversi Nilai f. Cara Menghitung Skor TOEFL
Menghitung sendiri nilai TOEFL tidaklah sulit. Berikut adalah
contoh penghitungan nilai TOEFL dengan standar penilaian untuk TOEFL PBT.
Tingkatan Skor
Dasar (elementary) 310-420 Menengah bawah (low intermediate) 420-480 Menengah atas (high intermediate) 480-520
Mahir (advanced) 525-677
Tabel 3. Cara Menghitung Skor TOEFL
Sistem penilaian TOEFL menggunakan konversi dari jawaban yang benar. Tabel konversinya sebagai berikut.
32
33
Berikut adalah tabel konversi untuk mendapatkan gambaran nilai
TOEFL.
Soal Jumlah Soal Jumlah Jawaban Benar
Tabel 5. Contoh Menghitung Skor TOEFL
Cara menghitung berdasarkan table konversi tersebut adalah sebagai berikut.
Rumus = Jumlah skor setelah konversi x 10 : 3 Contoh = 153 x 10 : 3 = 510
Dengan perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai yang
dicapai untuk tes tersebut adalah 510.
Sebagai tambahan informasi, standar skor TOEFL untuk program
S-1 biasanya sekitar 475-550, sedangkan S-2 dan S-3 sekitar 550-600 (The Master of TOEFL, 2016:7-18).
4. Bahasa Arab
Mempelajari bahasa asing berbeda dengan mempelajari bahasa ibu, oleh karena itu, prinsip dasar pembelajarannya pun juga berbeda, baik dalam hal metode, materi, maupun proses pembelajarannya. Bahasa
adalah sistem, yaitu terdiri dari beberapa unsur dan aspekyang mempunyai objek kajian yang berbeda tetapimasih saling terkait, oleh
34
lainnya. Bahasa bukan keampuan bawaan, tetapi merupakan prestasi
dari kegiatan yang sungguh-sungguh, dan memerlukan proses pebelajaran yang kondusif serta memerlukan fasilitas dan lingkungan yang mendukung. Belajar bahasa pada dasarnya proses transformasi
dan transmisi ketrampilan atau keampuan tertentu. Adapun aspek ketrampilan ( Perencanaan Sistem Pengajaran Bahasa Arab, 2016 6).
a) Jenis-Jenis Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing
Ada tiga fenomena pembeljaran bahasa Arab yang sangat
dominan di lembaga-lembaga pendiidkan isla di Indonesia. Pertama, pembelajaran bahasa Arab yang cenderung menekankan
penguasaan aspek gramatika (nahwu dan shorof) yang biasanya diterapkan pada lembaga-lembaga pendidikan islam yang
berbentuk salafiyah, seperti Pondok Pesantren Lirboyo, Gontor, dan lain-lain. Kedua, pembelajaran bahasa Arab yang lebih menekankan pada penguasaan percakapan (muhadasah). Ketiga,
pembelajaran bahasa Arab di madrasah-madrasah seperti ibtidaiyah, tsnawiyah, maupun aliyah yang dikelola atau berada di
naungan Departemen Agama.
Tujuan pembelajaran bahasa Arab, pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu:
35
atau ilmu tertentu, untuk memahami khazanah dalam
kitab-kitab klasik berbahasa Arab.
2) Bahasa Arab sebagai tujuan adalah bahasa Arab sebagai ketrampilan hidup, sehingga dengan tujuan tersebut
nantinya muncul ahli nahwu, shorof, balaghah, sastra arab, dan lain sebagainya.
Bila tujuan pembelajaran bahasa Arab sebagai ketrampilan sempurna, maka ada empat kemampuan yang harus dikuasai, yaitu:
1) Tujuan Pembelajaran Mendengar / Istima’
Tujuan khusus pembelajaran istima’ adalah sebagai
berikut.
a.) Memahami dengan baik sistem tata bunyi baik
definisi, karakteristik, maupun perbedaannya, baik menyangkut huruf hidup maupun huruf mati.
b.) Memahami dengan baik sibol bunyi yang didengarnya
c.) Memahami dengan baik intonasi dan irama bunyi huruf baik huruf sabung maupun huruf pisah
d.) Memahami dengan baik makna setiap kosakata dan fungsi kata dan kalimat
e.) Memahami fungsi nahwu shorof bahasa Arab dengan
baik
36
g.) Mempunyai kemampuan sens yang baik terhadap
setiap ungkapan atau bacaan
h.) Mempunyai optimise terhadap apa yang didengar dan implikasinya.
2) Tujuan Pembelajaran Percakapan / Kalam
Secara umum, tujuan pembelajaran kalam adalah agar
peserta didik memiliki kemampuan menyusun kalimat sempurna sesuai dengan kaidah bahasa Arab yang benar, mampu memilih kata-kata yang tepat dan kontekstual, serta
mampu berpikir dan berujar dengan bahasa Arab. 3) Tujuan Pembelajaran Membaca/ Qiraah
Secara umum tujuan pebelajaran qalam adalah peserta didik mampu membaca setiap teks arab dengan benar, dan
memahami makna yang terkandung dalambacaan. 4) Tujuan Pembelajaran Menulis/ Kitabah
Tujuannya adalah peserta didik memiliki kemampuan
untuk menulis setiap ujaran yang didengar dan juga mampu menuangkan ide atau gagasan di dalam tulisan yang benar
sesuai dengan kaidah yang terkandung di dalam nahwu shorof bahasa Arab( Perencanaan SistemPengajaran Bahasa Arab, 2016:37).
37
Bidang pembelajaran bahasa Arab sebagai bahasa asing
pada umumnya terdiri dari:
1) Pembelajaran Gramatika / Qawaid
Istilah gramatika dala tulisan ini dipakai untuk
mengkategorikan materi pembelajaran bahasa Arab yang bersifat grammar, yaitu mengandung unsur sistem tata
kalimat dan tata kata (nahwu wa shorof). Dalam pengertian tradisional pembelajaran nahwu biasanya meliputi bidang-bidang kajian kata benda kata kerja, huruf-huruf fungsi
tertentu (isim, fiil, huruf), dan lain sebagainya. Namun, pengertian tersebut mengalami perkembangan seiring
dengan perkembangan peradaban umat manusia, khususnya perkembangan bahasa. Dalam penegrtian kontemporer,
nahwu tidak hanya dipandang sebagai ilmu yang berbicara tentang i’rab al kalimat, tetapi lebih dari itu sebagai ilmu yang mempelajari tentang fungsi kalimat sempurna yang
menghasilkan makna yang jelas dan sesuai dengan tuntutan bahasa komunikasi modern.
Munculnya ilmu nahwu sesungguhnya karena adanya kesadaran akan kebutuhan untuk memahami dan membaca
Al Qur’an sesuai dengan standar bahasa Arab.
38
masyarakat pemakainya ( Perencanaan Sistem Pengajaran
Bahasa Arab, 2016:42).
2) Pembelajaran Semiotik/ Ma’any
Pembelajaran ma’any bagi peserta didik non-Arab lebih
berorientasi pada memahami makna atau arti yang terkandung dalam teks arab. Proses pemahaman makna atau
arti bagi peserta dididk non-Arab biasanya di awali dengan memahami arti setiap kosakata atau mufrodat. Dan setelah proses pemahaman mufrodat adalah tarjamah, yaitu
memahami makna, ide, atau gagasan yang terkandung dalam setiap teks arab ke dalam bahasa lokal.
3) Pembelajaran Muthala’ah
Pembelajaran muthala’ah adalah pembelajaran yang
berorientasi pada pembelajaran percakapan, dimana peserta didik dilatih untuk lebih fasih dalam melakukan percakapan baik dalam percakapan sehari-hari maupun percakapan
formal dan informal. 4) Pembelajaran Dikte / Imla’
Pembelajaran imla’ adalah pembelajaran yang berorientasi pada kecakapan mendengarkan dan menulis. Dalam pembelajaran imla’ peserta didik akan di dekte untuk
39
vokal atau pengucapan untuk meminimalisir kesalahan
dalam penulisan arab.
5) Pembelajaran Mengarang / Insya’
Pembelajaran insya’ adalah pembelajaran yang
berorientasi pada kecakapan menulis dan mengarang tulisan dalam bahasa Arab yang sesuai dengan kaidah penulisan
bahasa Arab, baik dalam nahwu, shorof, maupun ilmu qawaid ( Perencanaan SistemPengajaran Bahasa Arab, 2016:42-49).
5. Mahasiswa
Mahasiswa adalah seseorang yang sedang belajar dan berproses
di pendidikan tinggi (Buku Panduan OPAK, 2014:42). Sebagai bagian dari etintas bangsa ini, seharusnya mahasiswa sebagai kaum
intelektual punya peranan vital untuk bersama-sama mendorong agar terciptanya pemerataan kesejahteraan di negeri ini. Sebenarnya mahasiswa mempunyai peluang yang sangat besar untuk mendorong
hal tersebut, karena mahasiswa merupakan kaum intelektual yang independen tanpa terbatasi oleh kepentingan politik praktis tertentu
(Buku Panduan OPAK, 2014:49).
Mahasiswa bisa dikatakan sebagai asset suatu bangsa karena mahasiswa adalah kelompok masyarakat yang terdidik dalam berbagai
bidang keilmuan dan ketrampilan karena itu pula ujaran “Students
40
muda mahasiswa akan menjadi generasi penerus bangsa dan
mengingat perkembangan masyarakat yang semakin cepat dan bersifat kompleks, maka mahasiswa sebagai penerus bangsa harus mampu menghadapi berbagai perubahan dan permasalahan yang ditimbulkan
perubahan itu sendiri agar dapat menjawab tantangan perubahan yang ada. Mahasiswa merupakan kelompok intelektual muda dalam
masyarakat yang tentu saja menjadi penikmat berbagai fasilitas masyarakat yang disediakan pemerintah, maka mahasiswa memiliki tanggung jawab moral karena fasilitas masyarakat tersebut dibiayai
oleh sosial yang notabene adalah uang rakyat. Maka salah satu kewajiban mahasiswa adalah memberikan upaya terbaik di sela-sela
waktu kuliah mereka untuk mengupayakan perbaikan masyarakat di sekitarnya. Mahasiswa juga diharapkan dapat memantau dan
mengontrol berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan pemerintah agar menjadi tepat sasaran dan semua kegiatan ini kelak akan membentuk mahasiswa menjadi generasi penerus yang tangguh,
bertanggung jawab, dan bermartabat (http://ppkn.umpo.ac.id/wp-
41 6. Bidikmisi
Beasiswa peserta didik merupakan bentuk partisipasi lembaga IAIN dan/atau kerjasama dengan pihak dalam dan luar negeri dalam memberikan bantuan secara finansial kepada mahasiswa yang
memiliki prestasi akademik (Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan, 2014:130). Salah satu beasiswa yang diberikan di IAIN Salatiga
adalah Beasiswa Bidikmisi.
Beasiswa Pendidikan Mahasiswa Miskin Berprestasi (Bidikmisi) merupakan bantuan sosial berupa biaya pendidikan yang
diberikan oleh pemerintah kepada mahasiswa yang memiliki potensi akademik baik dan tidak mampu secara ekonomi untuk melanjutkan
studi pada jenjang D3 dan S1. Bidikmisi On Going adalah biaya pendidikan bagi mahasiswa miskin berprestasiyang sudah berjalan
pada tahun sebelumnya dan sifatnya melanjutkan(iainsalatiga.ac.id/web/bidikmisi/#, 2017, Bidikmisi, Senin, 13 November 2017 pukul 15.28). Beasiswa Bidikmisi adalah
bantuan biaya pendidikan dari pemerintah Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan bagi calon mahasiswa tidak mampu secara ekonomi dan memiliki potensi akademik, baik untuk menempuh pendidikan di perpendidikan tinggi pada program studi unggulan sampai lulus tepat
42
Program ini diselenggarakan sejak tahun 2010. Bantuan biaya
pendidikan diberikan sejak calon mahasiswa dinyatakan diterima di perpendidikan tinggi selama 8 semester untuk program Diploma IV dan S1, dan selama 6 semester untuk program Diploma III. Beasiswa
ini berupa pembebasan dari seluruh biaya pendidikan selama perpendidikan tinggi, baik uang pangkal maupun SPP perbulan.
Selain itu, mahasiswa penerima Beasiswa juga menerima uang saku untuk biaya kuliahnya yang akan diterimanya setiap 6 bulan sekali. Tujuan diselenggarakannya Beasiswa Bidikmisi adalah untuk
meningkatkan akses dan kesempatan belajar di perpendidikan tinggi bagi peserta didik yang tidak mampu secara ekonomi dan berpotensi
akademik baik, memberi bantuan biaya pendidikan kepada calon/mahasiswa yang memenuhi kriteria untuk menempuh
pendidikan program Diploma atau Sarjana sampai selesai dan tepat waktu, meningkatkan prestasi mahasiswa, baik pada bidang kurikuler, ko-kurikuler, maupun ekstra kurikuler, menimbulkan dampak iring
bagi mahasiswa dan calon mahasiswa lain untuk selalu meningkatkan prestasi dan kompetif, dan melahirkan lulusan yang mandiri, produktif
dan memiliki kepedulian sosial, sehingga mampu berperan dalam upaya pemutusan mata rantai kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat. Sedangkan sasaran program Bidikmisi adalah lulusan
43
akademik yang baik (http://id.m.
Wikipedia.org/wiki/Beasiswa_Bidikmisi, 2017, Beasiswa Bidikmisi, Senin, 4 Desember 2017 pukul 10. 57).
Salah satu Beasiswa yang diberikan di IAIN Salatiga adalah
Beasiswa Bidikmisi. Beasiswa Pendidikan Mahasiswa Miskin Berprestasi (Bidikmisi) adalah bantuan sosial berupa biaya
pendidikan yang diberikan oleh pemerintah kepada mahasiswa yang memiliki potensi akademik baik dan tidak mampu secara ekonomi untuk melanjutkan studi pada jenjang D3 dan S1. Misi dari beasiswa
Bidikmisi adalah sebagai berikut:
1. Menghidupkan harapan bagi masyarakat tidak mampu dan
mempunyai potensi akademik baik, untuk dapat menempuh pendidikan sampai ke jenjang pendidikan tinggi.
2. Menghasilkan sumber daya insani yang mampu berperan dalam memutus mata rantai kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat.
Adapun tujuan diselenggarakannya program bantuan biaya Bidikmisi adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan motivasi belajar dan prestasi calon mahasiswa, khususnya mereka yang menghadapi kendala ekonomi.
2. Meningkatkan akses dan kesempatan belajar di Perguruan
44
3. Menjamin kelangsungan studi mahasiswa sampai selesai dan
tepat waktu.
4. Meningkatkan prestasi mahasiswa, baik pada bidang kurikuler, ko-kurikuler, maupun ekstrakurikuler.
5. Menimbulkan dampak bagi mahasiswa dan calon mahasiswa lain untuk selalu meningkatkan prestasi dan kompetitif.
6. Melahirkan lulusan yang mandiri, produktif, dan memiliki kepedulian sosial, sehingga mampu berperan dalam upaya pemutusan mata rantai kemiskinan dan pemberdayaan
masyarakat (iainsalatiga.ac.id/web/bidikmisi/#, 2017, Bidikmisi, Senin, 13 November 2017 pukul 15.28).
Di IAIN Salatiga sendiri, mahasiswa Bidikmisi tidak hanya berada di bawah naungan lembaga saja, namun seluruh mahasiswa
Bidikmisi IAIN Salatiga juga memiliki komunitas sendiri, yaitu Ya Bismillah (Youth Association of Bidikmisi Limardhotillah), yaitu sebuah wadah yang di dalamnya terdapat anggota-anggota dari
seluruh mahasiswa Bidikmisi IAIN Salatiga yang juga menjadi salah satu pengkoordinir program-program bersama mahasiswa Bidikmisi
IAIN Salatiga. Pelaksanaan kegiatan organisasi Ya Bismillah harus berpedoman pada program kerja dan AD/ART Ya Bismillah. Dalam pelaksanaan tersebut juga diperlukan organisasi serta kerjasama yang
45
dan motivator kegiatan bagi mahasiswa Bidikmisi IAIN Salatiga.
Untuk mewujudkan koordinasi dan kerjasama yang baik terutama bagi pihak yang terkait, maka diperlukan satu hubungan yang baik. Mulai dari perencanaan pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian
serta pertanggungjawaban serta pengembangan kegiatan (Proposal Program Kerja Ya Bismillah tahun 2017).
B. KAJIAN PUSTAKA
1. Penelitian tentang Sistem Pembelajaran TOEFL Challenge Berbasis
Android oleh Ari Kurniawan Putra, menyatakan bahwa penggunaan teknologi mobile sekarang sangat luas, meskipun keunggulannya dapat dengan mudah dibawa ke mana-mana, teknologi mobile sekarang
sangat mudah untuk dieksplorasi, sebagaimana dibuktikan oleh smartphone yang memiliki banyak layanan yang dapat bermanfaat bagi
penggunanya. Toefl (Test Of English As A Foreign Language) diperlukan dalam menghadapi kemajuan teknologi saat ini, mengurangi jumlah minat publik dalam mempelajari bahasa Inggris
dan mengikuti tes Toefl yang tersedia, berpengaruh pada kemajuan teknologi. Android adalah tumpukan perangkat lunak untuk perangkat
seluler yang mencakup sistem operasi, middleware, dan aplikasi di inti rilis oleh Google. Android SDK adalah alat API (Application Programming Interface) yang digunakan untuk mulai membuat
46
digunakan dalam coding aplikasi Android nanti. Salah satunya adalah
menggunakan teknologi seluler untuk membuat media dan belajar baik tentang tes TOEFL dalam bentuk teks dan audio menggunakan teknologi Android, kursus berbasis seluler. Dengan tes pembelajaran
ini diharapkan akan membatu meningkatkan pemahaman pengguna terhadap tes TOEFL. Berdasarkan hasil pengujian sistem fungsional,
menunjukkan bahwa 14,28% responden sangat setuju, 81,43% responden setuju, 2,86% responden netral, 1,43% tidak setuju dan tidak ada responden yang sangat tidak setuju. Dari hasil tes, sistem
pembelajaran TOEFL berhasil dikembangkan. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan pada aplikasi Sistem Pembelajaran
TOEFL Challenge Berbasis Android, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pada penelitian ini telah dibangun sebuah aplikasi TOEFL
Challenge yang berbasis android yang terdiri dari soal listening
comprehension, structure and written expression, dan reading
comprehension yang berbasis client server serta pengambilan soal
secara random. Sistem pembelajaran TOEFL ini juga dapat dijadikan alternatif lain dalam mempelajari TOEFL dan mudah untuk digunakan.
2. Penelitian tentang Aplikasi Media Pembelajaran Mandiri Tes TOEFL
Menggunakan Metode Fuzzy Berbasis Android oleh Muhannad Nawir
Gufon Siregar, menyatakan bahwa program aplikasi pembelajaran TOEFL
47
dapat menilai kelemahan user di setiap section. Kelemahan user dalam
menjawab soal diatur oleh logika Fuzzy. Sehingga apabila user belum mendapatkan hasil mahir, maka user tidak dapat melanjutkan ke ujian TOEFL selanjutnya atau Simulation TOEFL. Dari hasil implementasi dan
uji coba yang telah dilakukan, sebagai contoh variabel ketepatan mempunyai hasil yang sedikit (48) sedangkan kecepatan mempunyai hasil
lambat (17), dengan hasil perhitungan fuzzy memiliki nilai 34.71 maka output yang dihasilkan menjadi dasar. Kemudian, pada variabel ketepatan yang mempunyai hasil yang sedang (80) sedangkan kecepatan mempunyai
hasil yang lambat (17), dengan perhitungan fuzzy memiliki nilai 60 maka skor yang dihasilkan menjadi menengah. Sedangkan pada variabel
ketepatan mempunyai hasil yang banyak (84) dan kecepatan mempunyai hasil yang cepat (8), dengan hasil perhitungan fuzzy memiki nilai 71,01
maka skor yang dihasilkan menjadi mahir. Dapat disimpulkan bahwa algoritma Fuzzy Sugemo berjalan dalam aplikasi tes TOEFL sesuai dengan harapan peneliti. Hal ini dibuktikan oleh hasil uji coba Algoritma
yang telah dilakukan menunjukkan bahwa untuk menemukan skor yang tinggi user tidak bisa memaksimalkan salah satu variabel saja. Tetapi
kedua variabel input harus seimbang antara kecepatan dan ketepatan yaitu sama-sama maksimal. Dari beberapa uji coba dapat.diaimpulkan jalannya fuzzy sugeno dalam aplikasi ini sesuai dengan rule yang telah dirancang.
48
yang dapat memudahkan orang untuk belajar TOEL dengan mudah di
zaman yang serba canggih yang memanfaatkan teknologi dengan baik. Dengan menggunakan cara ini orang akan semakin mudah dalam mempelajari TOEFL yang akan digunakan sebagai simulasi sebelum
menghadapi tes TOEFL yang sebenarnya. Dan dari kedua penelitian di atas menyimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh kedua peneliti
sama-sama mendapatkan hasil yang memuaskan yaitu meningkatnya hasil belajar. Namun, kedua penelitian di atas juga mempunyai perbedaan yaitu pada penelitian pertama hanya melakukan penelitian dimana untuk
menguji agar pemahaman pengguna tes terhadap TOEFL meningkat. Sedangkan penelitian kedua penggunaan aplikasi diharapkan dapat
meningkatkan kecepatan dan ketepatan pengguna aplikasi dalam mengerjakan TOEFL.
Kedua penelitian di atas juga memiliki persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu bagaimana agar peningkatan pembelajaran TOEFL dapat meningkat, namun terdapat
perbedaan yaitu dalam penelitian yang dilakukan peneliti tidak menggunakan aplikasi yang memanfaatkan aplikasi android tetapi
49 BAB III
METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang dipakai oleh penulis dalam penelitian ini adalah
pendekatan psikologis dan pendekatan historis. Dalam pendekatan psikologis, penulis melakukan metode wawancara terhadap mahasiwa
Bidikmisi IAIN Salatiga angkatan 2014 tentang keadaan mahasiwa Bidikmisi IAIN Salatiga angkatan 2014 dalam melaksanakan berbagai kegiatan akademik kampus, maupun kegiatan dalam program yang akan
dilaksanakan mahasiwa Bidikmisi IAIN Salatiga angkatan 2014. Sedangkan pada pendekatan historis, penulis melakukan metode
dokumentasi yang didapat dari koordinator umum mahasiwa Bidikmisi IAIN Salatiga yang terbentuk dalam sebuah organisasi bernama Ya
Bismilah (Youth Association of Bidikmisi Limardhotillah) di mana terdapat semua angkatan mahasiwa Bidikmisi IAIN Salatiga dan juga koordinator mahasiwa Bidikmisi IAIN Salatiga angkatan 2014.
Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian kualitatif dimana penulis melakukan penelitian dan pengamatan di lapangan untuk
memperoleh berbagai data (dokumen), fakta, bukti, atau hal-hal yang lain yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan penulis.
1. Lokasi Penelitian
50
Salatiga, seperti FEBI (Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam),
FUADAH (Fakultas Ushuludin Adab dan Humaniora), FTIK (Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan), Fakultas Dakwah, dan Fakultas Syariah. Adapun alasan pemilihan penelitian pada
Mahasiswa Bidikmisi IAIN Salatiga angkatan 2014 dikarenakan pada Mahasiswa Bidikmisi IAIN Salatiga tidak hanya di angkatan
2014, namun juga di seluruh angkatan mahasiswa Bidikmisi dituntut untuk tetap mempertahankan prestasi belajar, baik dalam prestasi belajar di bidang akademik maupun non akademik.
2. Sumber Data
Penelitian yang penulis lakukan, data didapatkan dari dari 2
sumber, yaitu: a. Data Primer
Data primer, yaitu data yang diperoleh dari sumber pertama secara langsung (Fathor Rachman Utsman, 2013:33). Sumber data berasal dari informan-informan, yaitu mahasiswa
Bidikmisi IAIN Salatiga angkatan 2014. b. Data Sekunder
Data sekunder, yaitu data yang tidak diperoleh dari sumber pertama karena sudah diadakan pengolahan (Fathor Rachman Utsman, 2013:33). Sumber data berasal dari