• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI 1. Prestasi 1.Prestasi

4. Bahasa Arab

Mempelajari bahasa asing berbeda dengan mempelajari bahasa ibu, oleh karena itu, prinsip dasar pembelajarannya pun juga berbeda, baik dalam hal metode, materi, maupun proses pembelajarannya. Bahasa adalah sistem, yaitu terdiri dari beberapa unsur dan aspekyang mempunyai objek kajian yang berbeda tetapimasih saling terkait, oleh karena itu, pembelajaran bahasa harus menyangkut berbagai aspek atau bidang kajian, tetapi harus selaludikaitkan anatar satu dengan yang

34

lainnya. Bahasa bukan keampuan bawaan, tetapi merupakan prestasi dari kegiatan yang sungguh-sungguh, dan memerlukan proses pebelajaran yang kondusif serta memerlukan fasilitas dan lingkungan yang mendukung. Belajar bahasa pada dasarnya proses transformasi dan transmisi ketrampilan atau keampuan tertentu. Adapun aspek ketrampilan ( Perencanaan Sistem Pengajaran Bahasa Arab, 2016 6).

a) Jenis-Jenis Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing

Ada tiga fenomena pembeljaran bahasa Arab yang sangat dominan di lembaga-lembaga pendiidkan isla di Indonesia. Pertama, pembelajaran bahasa Arab yang cenderung menekankan penguasaan aspek gramatika (nahwu dan shorof) yang biasanya diterapkan pada lembaga-lembaga pendidikan islam yang berbentuk salafiyah, seperti Pondok Pesantren Lirboyo, Gontor, dan lain-lain. Kedua, pembelajaran bahasa Arab yang lebih menekankan pada penguasaan percakapan (muhadasah). Ketiga, pembelajaran bahasa Arab di madrasah-madrasah seperti ibtidaiyah, tsnawiyah, maupun aliyah yang dikelola atau berada di naungan Departemen Agama.

Tujuan pembelajaran bahasa Arab, pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu:

1) Bahasa Arab sebagai alat adalah penguasaan bahasa Arab yang dimaksudkan sebagai alat untuk memahami bidang

35

atau ilmu tertentu, untuk memahami khazanah dalam kitab-kitab klasik berbahasa Arab.

2) Bahasa Arab sebagai tujuan adalah bahasa Arab sebagai ketrampilan hidup, sehingga dengan tujuan tersebut nantinya muncul ahli nahwu, shorof, balaghah, sastra arab, dan lain sebagainya.

Bila tujuan pembelajaran bahasa Arab sebagai ketrampilan sempurna, maka ada empat kemampuan yang harus dikuasai, yaitu:

1) Tujuan Pembelajaran Mendengar / Istima’

Tujuan khusus pembelajaran istima’ adalah sebagai berikut.

a.) Memahami dengan baik sistem tata bunyi baik definisi, karakteristik, maupun perbedaannya, baik menyangkut huruf hidup maupun huruf mati.

b.) Memahami dengan baik sibol bunyi yang didengarnya c.) Memahami dengan baik intonasi dan irama bunyi

huruf baik huruf sabung maupun huruf pisah

d.) Memahami dengan baik makna setiap kosakata dan fungsi kata dan kalimat

e.) Memahami fungsi nahwu shorof bahasa Arab dengan baik

36

g.) Mempunyai kemampuan sens yang baik terhadap setiap ungkapan atau bacaan

h.) Mempunyai optimise terhadap apa yang didengar dan implikasinya.

2) Tujuan Pembelajaran Percakapan / Kalam

Secara umum, tujuan pembelajaran kalam adalah agar peserta didik memiliki kemampuan menyusun kalimat sempurna sesuai dengan kaidah bahasa Arab yang benar, mampu memilih kata-kata yang tepat dan kontekstual, serta mampu berpikir dan berujar dengan bahasa Arab.

3) Tujuan Pembelajaran Membaca/ Qiraah

Secara umum tujuan pebelajaran qalam adalah peserta didik mampu membaca setiap teks arab dengan benar, dan memahami makna yang terkandung dalambacaan.

4) Tujuan Pembelajaran Menulis/ Kitabah

Tujuannya adalah peserta didik memiliki kemampuan untuk menulis setiap ujaran yang didengar dan juga mampu menuangkan ide atau gagasan di dalam tulisan yang benar sesuai dengan kaidah yang terkandung di dalam nahwu shorof bahasa Arab( Perencanaan SistemPengajaran Bahasa Arab, 2016:37).

b) Jenis-Jenis Bidang Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing

37

Bidang pembelajaran bahasa Arab sebagai bahasa asing pada umumnya terdiri dari:

1) Pembelajaran Gramatika / Qawaid

Istilah gramatika dala tulisan ini dipakai untuk mengkategorikan materi pembelajaran bahasa Arab yang bersifat grammar, yaitu mengandung unsur sistem tata kalimat dan tata kata (nahwu wa shorof). Dalam pengertian tradisional pembelajaran nahwu biasanya meliputi bidang-bidang kajian kata benda kata kerja, huruf-huruf fungsi tertentu (isim, fiil, huruf), dan lain sebagainya. Namun, pengertian tersebut mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan peradaban umat manusia, khususnya perkembangan bahasa. Dalam penegrtian kontemporer, nahwu tidak hanya dipandang sebagai ilmu yang berbicara tentang i’rab al kalimat, tetapi lebih dari itu sebagai ilmu yang mempelajari tentang fungsi kalimat sempurna yang menghasilkan makna yang jelas dan sesuai dengan tuntutan bahasa komunikasi modern.

Munculnya ilmu nahwu sesungguhnya karena adanya kesadaran akan kebutuhan untuk memahami dan membaca

Al Qur’an sesuai dengan standar bahasa Arab. Pembelajaran nahwu sangat tergantung pada kebutuhan

38

masyarakat pemakainya ( Perencanaan Sistem Pengajaran Bahasa Arab, 2016:42).

2) Pembelajaran Semiotik/ Ma’any

Pembelajaran ma’any bagi peserta didik non-Arab lebih berorientasi pada memahami makna atau arti yang terkandung dalam teks arab. Proses pemahaman makna atau arti bagi peserta dididk non-Arab biasanya di awali dengan memahami arti setiap kosakata atau mufrodat. Dan setelah proses pemahaman mufrodat adalah tarjamah, yaitu memahami makna, ide, atau gagasan yang terkandung dalam setiap teks arab ke dalam bahasa lokal.

3) Pembelajaran Muthala’ah

Pembelajaran muthala’ah adalah pembelajaran yang berorientasi pada pembelajaran percakapan, dimana peserta didik dilatih untuk lebih fasih dalam melakukan percakapan baik dalam percakapan sehari-hari maupun percakapan formal dan informal.

4) Pembelajaran Dikte / Imla’

Pembelajaran imla’ adalah pembelajaran yang berorientasi pada kecakapan mendengarkan dan menulis. Dalam pembelajaran imla’ peserta didik akan di dekte untuk menulis tulisan arab dengan benar. Peserta didik juga dilatih untuk mendengarkan bahasa Arab dan perbedaan-perbedaan

39

vokal atau pengucapan untuk meminimalisir kesalahan dalam penulisan arab.

5) Pembelajaran Mengarang / Insya’

Pembelajaran insya’ adalah pembelajaran yang berorientasi pada kecakapan menulis dan mengarang tulisan dalam bahasa Arab yang sesuai dengan kaidah penulisan bahasa Arab, baik dalam nahwu, shorof, maupun ilmu qawaid ( Perencanaan SistemPengajaran Bahasa Arab, 2016:42-49).

5. Mahasiswa

Mahasiswa adalah seseorang yang sedang belajar dan berproses di pendidikan tinggi (Buku Panduan OPAK, 2014:42). Sebagai bagian dari etintas bangsa ini, seharusnya mahasiswa sebagai kaum intelektual punya peranan vital untuk bersama-sama mendorong agar terciptanya pemerataan kesejahteraan di negeri ini. Sebenarnya mahasiswa mempunyai peluang yang sangat besar untuk mendorong hal tersebut, karena mahasiswa merupakan kaum intelektual yang independen tanpa terbatasi oleh kepentingan politik praktis tertentu (Buku Panduan OPAK, 2014:49).

Mahasiswa bisa dikatakan sebagai asset suatu bangsa karena mahasiswa adalah kelompok masyarakat yang terdidik dalam berbagai bidang keilmuan dan ketrampilan karena itu pula ujaran “Students today, leader tomorrow” terasa tidak berlebihan. Sebagai generasi

40

muda mahasiswa akan menjadi generasi penerus bangsa dan mengingat perkembangan masyarakat yang semakin cepat dan bersifat kompleks, maka mahasiswa sebagai penerus bangsa harus mampu menghadapi berbagai perubahan dan permasalahan yang ditimbulkan perubahan itu sendiri agar dapat menjawab tantangan perubahan yang ada. Mahasiswa merupakan kelompok intelektual muda dalam masyarakat yang tentu saja menjadi penikmat berbagai fasilitas masyarakat yang disediakan pemerintah, maka mahasiswa memiliki tanggung jawab moral karena fasilitas masyarakat tersebut dibiayai oleh sosial yang notabene adalah uang rakyat. Maka salah satu kewajiban mahasiswa adalah memberikan upaya terbaik di sela-sela waktu kuliah mereka untuk mengupayakan perbaikan masyarakat di sekitarnya. Mahasiswa juga diharapkan dapat memantau dan mengontrol berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan pemerintah agar menjadi tepat sasaran dan semua kegiatan ini kelak akan membentuk mahasiswa menjadi generasi penerus yang tangguh, bertanggung jawab, dan bermartabat (http://ppkn.umpo.ac.id/wp- content/uploads/201708/133.-Ilma-Surya-Istiqomaharani-Sandra-Susan-Habibah.pdf. Mewujudkan Peran Mahasiswa Sebagai Agent Of Change, Social Control, Dan Iron Stock. Selasa, 13 Desember 2017. 09.22).

41 6. Bidikmisi

Beasiswa peserta didik merupakan bentuk partisipasi lembaga IAIN dan/atau kerjasama dengan pihak dalam dan luar negeri dalam memberikan bantuan secara finansial kepada mahasiswa yang memiliki prestasi akademik (Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan, 2014:130). Salah satu beasiswa yang diberikan di IAIN Salatiga adalah Beasiswa Bidikmisi.

Beasiswa Pendidikan Mahasiswa Miskin Berprestasi (Bidikmisi) merupakan bantuan sosial berupa biaya pendidikan yang diberikan oleh pemerintah kepada mahasiswa yang memiliki potensi akademik baik dan tidak mampu secara ekonomi untuk melanjutkan studi pada jenjang D3 dan S1. Bidikmisi On Going adalah biaya pendidikan bagi mahasiswa miskin berprestasiyang sudah berjalan pada tahun sebelumnya dan sifatnya melanjutkan(iainsalatiga.ac.id/web/bidikmisi/#, 2017, Bidikmisi, Senin, 13 November 2017 pukul 15.28). Beasiswa Bidikmisi adalah bantuan biaya pendidikan dari pemerintah Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bagi calon mahasiswa tidak mampu secara ekonomi dan memiliki potensi akademik, baik untuk menempuh pendidikan di perpendidikan tinggi pada program studi unggulan sampai lulus tepat waktu.

42

Program ini diselenggarakan sejak tahun 2010. Bantuan biaya pendidikan diberikan sejak calon mahasiswa dinyatakan diterima di perpendidikan tinggi selama 8 semester untuk program Diploma IV dan S1, dan selama 6 semester untuk program Diploma III. Beasiswa ini berupa pembebasan dari seluruh biaya pendidikan selama perpendidikan tinggi, baik uang pangkal maupun SPP perbulan.

Selain itu, mahasiswa penerima Beasiswa juga menerima uang saku untuk biaya kuliahnya yang akan diterimanya setiap 6 bulan sekali. Tujuan diselenggarakannya Beasiswa Bidikmisi adalah untuk meningkatkan akses dan kesempatan belajar di perpendidikan tinggi bagi peserta didik yang tidak mampu secara ekonomi dan berpotensi akademik baik, memberi bantuan biaya pendidikan kepada calon/mahasiswa yang memenuhi kriteria untuk menempuh pendidikan program Diploma atau Sarjana sampai selesai dan tepat waktu, meningkatkan prestasi mahasiswa, baik pada bidang kurikuler, ko-kurikuler, maupun ekstra kurikuler, menimbulkan dampak iring bagi mahasiswa dan calon mahasiswa lain untuk selalu meningkatkan prestasi dan kompetif, dan melahirkan lulusan yang mandiri, produktif dan memiliki kepedulian sosial, sehingga mampu berperan dalam upaya pemutusan mata rantai kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat. Sedangkan sasaran program Bidikmisi adalah lulusan satuan pendidikan SMA/SMK/MA/MAK atau bentuk lain yang sederajat yang tidak mampu secara ekonomi namun memiliki potensi

43

akademik yang baik (http://id.m. Wikipedia.org/wiki/Beasiswa_Bidikmisi, 2017, Beasiswa Bidikmisi, Senin, 4 Desember 2017 pukul 10. 57).

Salah satu Beasiswa yang diberikan di IAIN Salatiga adalah Beasiswa Bidikmisi. Beasiswa Pendidikan Mahasiswa Miskin Berprestasi (Bidikmisi) adalah bantuan sosial berupa biaya pendidikan yang diberikan oleh pemerintah kepada mahasiswa yang memiliki potensi akademik baik dan tidak mampu secara ekonomi untuk melanjutkan studi pada jenjang D3 dan S1. Misi dari beasiswa Bidikmisi adalah sebagai berikut:

1. Menghidupkan harapan bagi masyarakat tidak mampu dan mempunyai potensi akademik baik, untuk dapat menempuh pendidikan sampai ke jenjang pendidikan tinggi.

2. Menghasilkan sumber daya insani yang mampu berperan dalam memutus mata rantai kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat.

Adapun tujuan diselenggarakannya program bantuan biaya Bidikmisi adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan motivasi belajar dan prestasi calon mahasiswa, khususnya mereka yang menghadapi kendala ekonomi.

2. Meningkatkan akses dan kesempatan belajar di Perguruan Tinggi bagi peserta didik yang tidak mampu secara ekonoi dan berpotensi akademik baik.

44

3. Menjamin kelangsungan studi mahasiswa sampai selesai dan tepat waktu.

4. Meningkatkan prestasi mahasiswa, baik pada bidang kurikuler, ko-kurikuler, maupun ekstrakurikuler.

5. Menimbulkan dampak bagi mahasiswa dan calon mahasiswa lain untuk selalu meningkatkan prestasi dan kompetitif.

6. Melahirkan lulusan yang mandiri, produktif, dan memiliki kepedulian sosial, sehingga mampu berperan dalam upaya pemutusan mata rantai kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat (iainsalatiga.ac.id/web/bidikmisi/#, 2017, Bidikmisi, Senin, 13 November 2017 pukul 15.28).

Di IAIN Salatiga sendiri, mahasiswa Bidikmisi tidak hanya berada di bawah naungan lembaga saja, namun seluruh mahasiswa Bidikmisi IAIN Salatiga juga memiliki komunitas sendiri, yaitu Ya Bismillah (Youth Association of Bidikmisi Limardhotillah), yaitu sebuah wadah yang di dalamnya terdapat anggota-anggota dari seluruh mahasiswa Bidikmisi IAIN Salatiga yang juga menjadi salah satu pengkoordinir program-program bersama mahasiswa Bidikmisi IAIN Salatiga. Pelaksanaan kegiatan organisasi Ya Bismillah harus berpedoman pada program kerja dan AD/ART Ya Bismillah. Dalam pelaksanaan tersebut juga diperlukan organisasi serta kerjasama yang mantap untuk mewujudkan apa yang menjadi cita-cita dan tujuan. Selain itu dapat mencapai sasaran bahwa Ya Bismillah sebagai wadah

45

dan motivator kegiatan bagi mahasiswa Bidikmisi IAIN Salatiga. Untuk mewujudkan koordinasi dan kerjasama yang baik terutama bagi pihak yang terkait, maka diperlukan satu hubungan yang baik. Mulai dari perencanaan pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian serta pertanggungjawaban serta pengembangan kegiatan (Proposal Program Kerja Ya Bismillah tahun 2017).

B. KAJIAN PUSTAKA

1. Penelitian tentang Sistem Pembelajaran TOEFL Challenge Berbasis Android oleh Ari Kurniawan Putra, menyatakan bahwa penggunaan teknologi mobile sekarang sangat luas, meskipun keunggulannya dapat dengan mudah dibawa ke mana-mana, teknologi mobile sekarang sangat mudah untuk dieksplorasi, sebagaimana dibuktikan oleh smartphone yang memiliki banyak layanan yang dapat bermanfaat bagi penggunanya. Toefl (Test Of English As A Foreign Language) diperlukan dalam menghadapi kemajuan teknologi saat ini, mengurangi jumlah minat publik dalam mempelajari bahasa Inggris dan mengikuti tes Toefl yang tersedia, berpengaruh pada kemajuan teknologi. Android adalah tumpukan perangkat lunak untuk perangkat seluler yang mencakup sistem operasi, middleware, dan aplikasi di inti rilis oleh Google. Android SDK adalah alat API (Application Programming Interface) yang digunakan untuk mulai membuat aplikasi pada platform Android menggunakan bahasa pemrograman Java. Eclipse adalah IDE (Integrated Development Environment) yang

46

digunakan dalam coding aplikasi Android nanti. Salah satunya adalah menggunakan teknologi seluler untuk membuat media dan belajar baik tentang tes TOEFL dalam bentuk teks dan audio menggunakan teknologi Android, kursus berbasis seluler. Dengan tes pembelajaran ini diharapkan akan membatu meningkatkan pemahaman pengguna terhadap tes TOEFL. Berdasarkan hasil pengujian sistem fungsional, menunjukkan bahwa 14,28% responden sangat setuju, 81,43% responden setuju, 2,86% responden netral, 1,43% tidak setuju dan tidak ada responden yang sangat tidak setuju. Dari hasil tes, sistem pembelajaran TOEFL berhasil dikembangkan. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan pada aplikasi Sistem Pembelajaran TOEFL Challenge Berbasis Android, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pada penelitian ini telah dibangun sebuah aplikasi TOEFL Challenge yang berbasis android yang terdiri dari soal listening comprehension, structure and written expression, dan reading comprehension yang berbasis client server serta pengambilan soal secara random. Sistem pembelajaran TOEFL ini juga dapat dijadikan alternatif lain dalam mempelajari TOEFL dan mudah untuk digunakan. 2. Penelitian tentang Aplikasi Media Pembelajaran Mandiri Tes TOEFL Menggunakan Metode Fuzzy Berbasis Android oleh Muhannad Nawir Gufon Siregar, menyatakan bahwa program aplikasi pembelajaran TOEFL mandiri dapat membantu pengguna untuk belajar sebelum menghadapi ujian training maupun tes TOEFL. Berdasarkan hasil pengujian, program

47

dapat menilai kelemahan user di setiap section. Kelemahan user dalam menjawab soal diatur oleh logika Fuzzy. Sehingga apabila user belum mendapatkan hasil mahir, maka user tidak dapat melanjutkan ke ujian TOEFL selanjutnya atau Simulation TOEFL. Dari hasil implementasi dan uji coba yang telah dilakukan, sebagai contoh variabel ketepatan mempunyai hasil yang sedikit (48) sedangkan kecepatan mempunyai hasil lambat (17), dengan hasil perhitungan fuzzy memiliki nilai 34.71 maka output yang dihasilkan menjadi dasar. Kemudian, pada variabel ketepatan yang mempunyai hasil yang sedang (80) sedangkan kecepatan mempunyai hasil yang lambat (17), dengan perhitungan fuzzy memiliki nilai 60 maka skor yang dihasilkan menjadi menengah. Sedangkan pada variabel ketepatan mempunyai hasil yang banyak (84) dan kecepatan mempunyai hasil yang cepat (8), dengan hasil perhitungan fuzzy memiki nilai 71,01 maka skor yang dihasilkan menjadi mahir. Dapat disimpulkan bahwa algoritma Fuzzy Sugemo berjalan dalam aplikasi tes TOEFL sesuai dengan harapan peneliti. Hal ini dibuktikan oleh hasil uji coba Algoritma yang telah dilakukan menunjukkan bahwa untuk menemukan skor yang tinggi user tidak bisa memaksimalkan salah satu variabel saja. Tetapi kedua variabel input harus seimbang antara kecepatan dan ketepatan yaitu sama-sama maksimal. Dari beberapa uji coba dapat.diaimpulkan jalannya fuzzy sugeno dalam aplikasi ini sesuai dengan rule yang telah dirancang.

Kedua penelitian di atas mempunyai persamaan di mana kedua penelitian di atas melakukan pembelajaran dengan memanfaatkan android

48

yang dapat memudahkan orang untuk belajar TOEL dengan mudah di zaman yang serba canggih yang memanfaatkan teknologi dengan baik. Dengan menggunakan cara ini orang akan semakin mudah dalam mempelajari TOEFL yang akan digunakan sebagai simulasi sebelum menghadapi tes TOEFL yang sebenarnya. Dan dari kedua penelitian di atas menyimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh kedua peneliti sama-sama mendapatkan hasil yang memuaskan yaitu meningkatnya hasil belajar. Namun, kedua penelitian di atas juga mempunyai perbedaan yaitu pada penelitian pertama hanya melakukan penelitian dimana untuk menguji agar pemahaman pengguna tes terhadap TOEFL meningkat. Sedangkan penelitian kedua penggunaan aplikasi diharapkan dapat meningkatkan kecepatan dan ketepatan pengguna aplikasi dalam mengerjakan TOEFL.

Kedua penelitian di atas juga memiliki persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu bagaimana agar peningkatan pembelajaran TOEFL dapat meningkat, namun terdapat perbedaan yaitu dalam penelitian yang dilakukan peneliti tidak menggunakan aplikasi yang memanfaatkan aplikasi android tetapi menggunakan sistem pembelajaran rutin dengan mempelajari soal-soal TOEFL.

49 BAB III

METODE PENELITIAN

Dokumen terkait