REMAJA MAJLIS DZIKIR DAN TAWASULAN
FORUM SILATURAHMI REMAJA BOGOR
Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Psikologi
セ@
a..
r1 :r;;;;:.
ᄋZMMPᄋQMM]ᄋセ@Oleh : rg1. '
ᄋᄋセヲG「ZZcUBNNZNM・Zt」イZZ@
セ@
C11
'3
ABDUL LATIFZZセ]@
:
fLᆪHサ[ヲRセW_⦅ZヲMMᆳ
NIM : 105070002265
FAKUL TAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
REMAJA MAJUS DZIKIR DAN TAWASULAN
FORUM SllATURAHMI REMAJA BOGOR
Skrispi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat
memperoleh gelar Sarjana f'sikologj
1
セpeャGエpust@
AKAAN UJ AMA ,
1
:
Oleh:
UIN SYA.flID JAKARTA_,,,
ABDUL LATIF
NIM : 105070002265
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
セjR@
Ors. Sofiandy Zakaria. M. Psi. Liany Luzvinda. S.Psi. M.Si.
Nip. 150 411152
FAK.UlTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Bogor'' telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 10 Maret 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana program Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi.
Jakarta, 17 Maret 2010
Sidang Munaqasyah Dekan/
Ketua Merangkap Anggota
Oセ@
Jahja Umar, Ph.D Nip. 130 885 552
Penguji I
Nip. 19770608 200501 2003
Pembimbing I
セ\q@
Drs. Sofiandy Zakaria, M. Psi.
Anggota
Pembantu Dekan/ Sekretaris Merangkap Anggota
cb
Dra. adhilah Surala a M.Si Nip. 19561223 198303 2001
Penguji II
セjャ@
Drs. Sofiandy Zakaria, M. Psi.
Pembimbing II
Dari cara berfikir yang baik.
Berfikir sukses, berfikir kaya,
Maka akan kaya karena Tuhan senantiasa
mengikuti perasangka hamba-Nya kepada-Nya
(Eddy Faisal)
''Allahu Muqal/ibal Qulub"
Hanya Tuhalah yang mampu
Membolak balikan hati seseorang manusia.
Oleh karena itu bila engkau dihadapkan
Kepada masalah, bersegeralah untuk
Mengingat-Nya dan kembali kepada jalan-Nya.
Karya ini kupersemabahkan teruntuk
kedua Orang tuaku, Keluargaku,
ku berharap semoga bisa merubah
segalanya ...
ABSTRAKSI
(A) Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (B) Februari 2010
(C) Abdul Latif
(D) Pengaruh Persepsi Tentang Fungsi lklan Fast Food Kentucky
Fried Chicken (KFC)
Di
Televisi Terhadap lntensi Membeli PadaRemaja Majlis Dzikir dan Tawasuian Forum Silaturahmi Remaja Bog or
(E) 100 Halaman + Lampiran
(F) lntensi merupakan pandangan subjektif seseorang mengenai
kemungkinannya menampilkan suatu tingkah laku, termasuk tingkah laku membeli, perilaku membeli memang perilaku yang beralasan tetapi seringkali intensi membeli itu dipengaruhi oleh tindakan kemauan yang emosional. lklan yang ditampilkan di televisi bertujuan membujuk
konsumen untuk membeli, sebelum membeli konsumen biasanya terlebih dahulu mengolah dan mengadakan pengidentifikasian yang disebut dengan persepsi. Oleh sebab itu konsumen perlu mempersepsikan fungsi iklan itu sendiri diantara fungsinya tersebut ialah untuk menginformasikan, meyakinkan serta megingatkan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh persepsi tentang fungsi iklan terhadap intensi membeli pada Remaja Majlis Dzikir Dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor.
lntensi membeli adalah setiap perilaku membeli seseorang yang bebas yang ditentukan oleh kemampuan sendiri yang selalu didahului oleh niat. Persepsi tentang fungsi iklan yaitu adalah suatu pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan tentang suatu bentuk komunikasi untuk menyampaikan pesan kepada khalayak ramai tentang sesuatu, dengan menampilkan fungsi iklan itu sendiri seperti untuk menginformasikan, meyakinkan serta megingatkan.
Sampel penelitian terdiri dari 45 responden yang masing-masing responden diberikan angket dengan jumlah sebanyak 50 item skala intensi membeli dan 24 item sakala persepsi tentang fungsi iklan. Teknik sampling yang digunakan adalah sampel jenuh.
Hipotesis nol (Ho) dalam penelitian ini adalah tidak ada pengaruh yang signifikan persepsi tentang fungsi iklan terhadap intensi membeii pada remaja Majlis Dzikir dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor dan hipotesis alternatif (Ha) adalah ada pengaruh yang signifikan persepsi tentang fungsi iklan terhadap intensi membeli pada remaja Majlis Dzikir dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogar. Data yang diperoleh penelitian ini diolah dengan menggunakan teknik analisis regresi. Data statistik menunjukan bahwa nilai F hitung sebesar
=
0.290 dan F label=
4.06 (F hitung < F label) sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak dengan pengertian bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan persepsi tentang fungsi iklan fast food KFC terhadap intensi membeli pada Remaja Majlis Dzikir dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogar. Selanjutnya, gambaran persepsi tentang fungsi iklan dan intensi membeli dalam kategori sedang.
Hasil Penelitian ini menunjukan gambaran persepsi tentang fungsi iklan dalam kategori sedang atau cukup tinggi sedangkan intensi membeli juga berada dalam kategori sedang, hasil regresi menunjukan tidak ada
pengaruh yang signifikan persepsi tentang fungsi iklan fast food KFC terhadap intensi membeli pada Remaja Majlis Dzikir dan Tawasulan
Forum Silaturahmi Remaja Bogar.
Untuk saran, sebaiknya iklan sebelum dirancang telebih dahulu harus mengetahui segment penontonnya, sehingga apa yang menjadi target iklan tersebut dapat terpenuhi, dan iklan tersebut harus efektif salah satunya iklan tersebut harus dapat menarik perhatian konsumen, kemudian konsumen diharapkan dapat mau menonton iklan tersebut, setelah itu diharapkan konsumen timbul rasa ingin membeli apa yang diiklankan produk tersebut, sedangkan untuk instansi agar dapat memberikan seminar-seminar atau pelatihan tentang intensi membeli, dimana hal tersebut juga akan mernberikan pengaruh terhadap diri kedepannya, dan juga agar mereka memiliki pandangan yang positif.
KA TA PENGANTAR
Alhamdulillah dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT
Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang pemilikjiwa dan raga ini, yang
senantiasa mencurahkan Rahmat dan Kasih Sayang-Nya serta Hidayah-Nya
yang tak terhingga nilainya, karena Dia-lah penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Sholawat serta salam tidak lupa penulis sampaikan kepada
Rasulullah SAW, keluarganya, para sahabat dan pengikutnya.
Akhirnya berakhir juga langkah-langkah yang penuh dengan tetes air mata
dari sebuah perjuangan panjang serta penuh dengan kerja keras dan do'a.
Meskipun penu!is menemui banyak hambatan dan rintangan dalam proses
penyususnan skripsi yang ditujukan untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Psikologi dengan judul "Pengaruh Persepsi
Tentang Fungsi lklan Fast Food Kentucky Fried Chicken (KFC) Di
Televisi Terhadap lntensi Membeli Pada Remaja Majlis Dzikir dan
Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor ".
Dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak
pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Dengan penuh rasa
hormat maka penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang tak
terhingga kepada :
1. Bapak Jahja Umar Ph.D Dekan Fakultas Psikologi UIN dan Para Wakil
Dekan, besarta seluruh Dosen terima kasih atas ilmu yang telah diberikan.
Staff akademik Fakultas Psikologi UIN, terimakasih atas pelayanannya
Exclucive Community, 02 KAHFI Bintaro, Team Tester Lembaga Bina
Kreatif Mandiri (BKM), Team KKL DEPSOS RI, yang selama ini telah
membagi suka maupun duka selama perjalanan hidup penulis, dan
terimakasih untuk tawa, canda, dan persahabatan yang sangat dalam
yang membuatku terus ingin maju bersama kalian
8. Semua teman-teman angkatan 2005 khususnya Syifa, Lia, Afifah, Hana,
Widad, Rizal, Lutfi, Krisna, Agung, yanto, Panji, Nala, Iha, Maria,Tary,
pokoknya etc dech, dan umumnya kepada teman-teman kelas B atas
segala keceriaan, dukungan, semangat, do'a dan kerjasamanya selama
studi dan penulisan skripsi ini, semoga persahabatan kita tidak lekang
oleh waktu.
9. Terakhir untuk kekasih-kekasih hatiku yang tidak bisa penulis sebutkan
satu persatu karena terlalu banyak hehehe ... yang selalu setia
menemaniku disaat susah dan senang, yang selalu memberikan
dorongan motivasi sampai selesainya skripsi ini.
Selain itu, terima kasih penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang tidak
dapat penulis sebutkan satu-persatu atas semua bantuan, saran dan
motivasi. Semoga Allah membalas kebaikan kalian semua. Seluruh isi skripsi
ini adalah tanggung jawab penulis. Penulis berharap skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak Amien.
Jakarta, Februari 2010
Penulis
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMANPENGESAHAN
MOTTO
DAFTAR ISi
ABSTRAK ... .
KAT A PENGANTAR... iii
DAFT AR ISi ... vi
DAFT AR T ABEL ...
x
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1- 18 1. 1 La tar Belakang Masalah .. .. . .. .. . .. .. .. . .. .. .. . . .. .. .. . .. .. .. . . .. .. .. .. . 1
1.2 ldentifikasi Masalah . . .. .. .... .. ... .... ... . .. .. ... .. .. ... .... .. .. ... .. . 13
1.3 Batasan dan Rumusan Masalah ... 14
1.3.1 Batasan Masalah... 14
1.3.2 Rumusan Masalah ... 15
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian... 15
1.4.1. Tujuan Penelitian . .. . ... .... .. .. .... .. ... .... .. ... .. ... .. . .. .. .. 16
1.4.2. Manfaat Penelitian . ... ... .... .... ... .. . . . .. .. ... ... .. .. .. .. ... 16
1.4.2.1 Manfaat Praktis ... 16
1.4.2.2 Manfaat Praktis ... 16
BAB II KAJIAN PUST AKA ... 19-52
2.1 lntensi Membeli... ... .. ... ... .. ... .... .. .... 19
2.1. 1 Pengertian lntensi Membeli .... ... ... ... .... ... 19
2.1.2 Teori lntensi ... 21
2.2 Persepsi Tentang Fungsi lklan Di Televisi... 28
2.2.1 Pengertian Persepsi ... ... ... ... .. ... ... ... 28
2.2.2 Persepsi Tentang Fungsi lklan ... 32
2.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi ... 34
2.2.4 Pengertian lklan . ... .. ... .. .. . .. .. .. .. .. . .. ... .... .. .. ... .. ... 35
2.2.5 Keputusan-Keputusan Uta ma Dalam lklan .... ... 38
2.2.6 Evektivitas lklan... 43
2.2.7 Kelebihan dan Kekurangan lklan Televisi... 44
2.3 Kerangka Berpikir ... 47
2.4 Pengajuan Hipotesis .. .. .. ... .. .. ... ... .. .. .... ... . ... ... 52
BAB Ill METODELOGI PENELITIAN ... 53-67 3.1 Jen is Penelitian... .. .. . .. . ... .. . . .. . .. .. .. .. .. . .. .. . . . .. ... ... .... .. . . .. .. ... 53
3.1.1 Pendekatan dan Metode Penelitian .... .. .... .... .. ... ... 53
3.1.2 Variabel Penelitian ... .. .. .. .. . ... ... .. .. .. ... .... .. . ... 53
3.1.3 Definisi Konseptual... 54
3.1.4 Definisi Operasional .. . . . .. ... ... ... .... ... ... . ... . ... 54
3.2 Pengambilan Sampel.... ... .. . .. ... .... ... .. ... ... .. .. 56
3.2. 1 Populasi dan Sampel... 56
3.2.2 Teknik pengambilan Sampel ... 57
3.3 Teknik Pengumpulan Data... 58
3.3.1 Metode dan lnstrumen Penelitian ... 58
3.3.2 Hasil Uji lnstrumen Penelitian ... 61
3.3.4 Teknik Analisis Data... 65
3.3.5 Prosedur Penelitian ... .. ... ... ... ... ... ... .. .. ... ... .... .. 65
BAB IV PRESENT ASI DAN ANALISA DAT A ... 68-87 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ... 68
4.1.1 Gambaran lntensi Membeli... 73
4.1.2 Gambaran Persepsi Fungsi lklan . .. .. ... . .. ... .. .. . .. .. . . . 75
4.2 Analisi Data... 78
4.2.1 Uji Regresi... 78
4.2.2 Gambaran lntensi Membeli Berdasarkan Data Responden . . . 79
4.2.3 Gambaran Persepsi Fungsi lklan Berdasarkan Data Respond en... 83
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ... 88-96 5.1 Kesimpulan... .. .. .. . .. . .. .. ... .. . . ... ... . . . .. .. . .. ... .. .. .. .. . . .. .. .. . . . .. . . ... . 88
5.2 Diskusi .. . . .. . .. ... .. .. .. . .. .. . .. .. . .. . .. .. . .. . . .. . . . ... .. ... ... .. . . . .. .. . . . .. ... . 89
5.3 Saran . . . ... . . .. . . ... . ... . . ... .. . .. . . ... .. . . . .. .. . .. .. . .. .. . .. .. .. . .. .. . . . .. 95
DAFT AR PUST AKA ... 97
[image:11.525.41.449.152.524.2]DAFTAR TABEL
1. Tabel 3.1 Nilai Skor Jawaban... 59
2. Tabel 3.2 Blue Print Skala lntensi Membeli ... 59
3. Tabel 3.3 Blue Print Skala Perspesi Fungsi iklan ... 61
4. Tabel 3.4 Kaidah Klasifikasi Uji reliabiitas ... 62
5. Tabel 3.5 Koefesien Reliabilitas lnstrumen Penelitian ... 65
6. Tabel 4.1 Kategori Sampel berdasarkan Usia ... 69
7. Tabel 4.2 Kategori Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin ... 70
8. Tabel 4.3 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir... 71
9. Tabel 4.4 Kategori Sampel Berdasarkan Pendapatan Perbulan... 72
10. Tabel 4.5 Nilai Min, Mak, Sum, Mean, Standar Deviasi, lnlensi Membeli . .. . . . .. . . .. .. . . .. . .. . . . .. .. .. . . . .. . . .. . . ... .. .. . .. .. .. . . . .. ... .. . .. .. . . . ... . . .. . . . 73
11. Tabel 4.6 Norma Kategorisasi ... 74
12. Tabel 4.7 Kategorisasi lntensi Membeli... 75
13. Tabel 4.8 Nilai Min, Mak, Sum, Mean, Standar Deviasi, Persepsi Fungsi lklan... ... .. .. . .. .... .. .. . . .. .. . .. .. .. ... .. . .. . .. .. ... . . . .. . .. . . .. .. 76
14. Tabel 4.9 Norma Kategorisasi ... 76
15. Tabel 4.10 Kategorisasi Persepsi Fungsi lklan ... 77
16. Tabel 4.11 Anova... 78
17. Tabel 4.12 Model Summary... 79
18. Tabel 4.13 Kategori lntensi Membeli Berdasarkan Usia ... 80
19. Tabel 4.14 Kategorisasi lntensi Membeli Berdasarkan Jenis Kelamin ... 80
[image:12.532.43.449.139.650.2]21. Tabel 4.16 Kategori lntensi Membeli Berdasarkan Pendapatan Per
bulan... 82
22. Tabel 4.17 Kategori Persepsi Fungsi lklan Berdasarkan Usia ... 83
23. Tabel 4.18 Kategorisasi Persepsi Fungsi lklan Berdasarkan Jenis
Kelamin... 84
24. Tabel 4.19 Kategorisasi Persepsi Fungsi lklan Berdasarkan
Pendidikan Terakhir ... 85
25. Tabel 4.20 Kategori Persepsi Fungsi lklan Berdasarkan Pendapatan
DAFT AR GAMBAR
1.1
Latar Belakang MasalahBABI
PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, kebutuhan dan
gaya hidup masyarakat pun semakin meningkat pada saat ini, maka beragam
kebutuhan masyarakat ikut bervariasi, mulai dari kebutuhan yang paling
dasar seperti makan, minum, serta pakaian. Untuk makanan maka dewasa ini
banyak sekali gerai-gerai yang menyediakan makanan seperti restaurant,
cafe. warung-warung hingga restaurant fast food. Tujuan didirikannya pusat
perbelanjaan tersebut untuk memudahkan konsumen dalam memenuhi
kebutuhannya akan barang atau jasa yang ditawarkan, sehingga dapat efektif
dan efesien dari segi waktu dan biaya.
Kebutuhan konsumen terhadap produk makanan siap saji atau instant
meningkat seiring dengan keinginan yang serba cepat dan praktis dalam
penyajian makanan. Seiring dengan serbuan budaya asing, maka jenis
makanan dari negeri asing seperti Kentucky Fried Chicken (KFC}, Mc
Donald's (McD}, California Fried Chicken (CFC), Texas Fried Chicken (TFC),
Popeye's, A&W, dan American Hamburger (AH) telah banyak masuk ke
bentuk restaurant fast food waralaba. Keberadaan restaurant fast food asing
waralaba mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini menunjukkan
bahwa minat pasar di Indonesia untuk restaurant sejenis ini cukup besar.
Di kola Bogor banyak penduduk yang sebagian merupakan pendatang yang
terdiri dari para pelajar yang datang dari berbagai daerah dari segala macam
latar belakang pendidikan, ekonomi, sosial, serta budaya yang turut
mengalami perubahan dibeberapa bidang tertentu. Munculnya pusat
perbelanjaan tersebut sengaja didesain khusus untuk anak muda yang
sebagian besar tinggal sementara bahkan sudah menetap di kola Bogor. Hal
ini menyebabkan anak-anak muda khususnya remaja terkondisikan
melakukan aktivitas untuk pergi berjalan-jalan ke mall, berkunjung ke
restaurant-restaurant siap saji dan lain-lain. Semakin bertambahnya pusat
perbelanjaan di kota Bogor membuat perubahan pada pola konsumsi
masyarakat khususnya bagi remaja.
Remaja yang semula mengunjungi tern pat perbelanjaan, food court dengan
berbagai macam pilihan cepat saji, dengan tujuan ingin jalan-jalan pada
akhirnya ada keinginan untuk membelanjakan dan tergoda untuk
mengkonsumsi fast food. Remaja pada umumnya mempunyai kepekaan
terhadap sesuatu yang sedang menjadi '1n" artinya remaja mempunyai
takut dianggap ketinggalan zaman. Masa remaja adalah masa transisi dari
masa kanak-kanak menuju masa remaja, pada masa ini banyak terjadi
perubahan-perubahan dalam diri sehubungan dengan pencarian jati dirinya.
Hurlock (1980) mengatakan, ciri-ciri masa remaja adalah masa sebagai
periode peralihan, sebagai periode perubahan, masa remaja sebagai usia
bermasalah dan masa remaja sabagai masa mencari identitas. Zulkifli (1986)
mengemukakan bahwa awal masa remaja berlangsung kira-kira dari anak
berusia empat belas sampai dua puluh satu tahun.
Dengan zaman seperti saat sekarang ini konsumen remaja merupakan target
pasar yang potensial dalam era ekonomi yang cendrung kapitalistik, remaja
dengan status sosial ekonomi tinggi adalah segmen pasar yang sangat
panting. Karena menurut Safira (2007), kelompok usia remaja adalah salah
satu pasar yang potensial, alasannya karena pola konsumsi seseorang
terbentuk pada usia remaja.
Majlis Dzikir Dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor dipilih sebagai
lokasi penelitian karena berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti
terhadap beberapa nara sumber yang terdiri dari siswa atau santri, alumni,
pengurus sampai kepada masyarakat sekitar yayasan menyatakan bahwa
murid atau santri tersebut merupakan murid yang berasal dari golongan
para siswa dapat berfikir positif dan mau terus mencari kebenaran di dalam
islam.
Berdasarkan beberapa karakteristik konsumen remaja, diantaranya adalah :
1) Sangat mudah terpengaruh oleh rayuan penjual, 2) Mudah terbujuk iklan
terutama pada penampilan produk, 3) Tidak berpikir hemat, dan 4) Kurang
realistik, romantis, dan mudah terbujuk atau impulsif (Munandar, 2001).
Karakteristik inilah yang dimanfaatkan oleh sebagian produsen untuk
memasuki pasar remaja.
Fast food sendiri dapat diartikan sebagai makanan yang dapat disiapkan
untuk dihidangkan dan dikonsumsi dalam waktu yang singkat serta dapat
dimakan dengan cepat, dan inilah yang menjadi salah satu simbol kehidupan
modern karena orang sibuk dengan aktivitasnya sehingga tidak sempat
memasak dan hampir tidak memiliki waktu untuk makan.
Pada saat ini bisnis fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) merupakan salah
satu bisnis yang dari sekian banyak bisnis fast food yang tidak terlalu terkena
imbas krisis. Hal ini diperkuat dengan hasil survey iklan "Top 100 Megabrand"
bahwa merek KFC menduduki ranking 46 dari 100 pengiklan terbesar tahun
1997 (Terence, 2003). Hal ini disebabkan karena semua orang butuh
dicari khalayak ramai. Akan tetapi faktor yang mendasar adalah rasa yang
disuguhkan, serta srategi yang diterapkan dan komitmen penuh.
Prociuk fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) sebagaimana telah diketahui
adalah salah satu produk makanan instant atau cepat saji yang semakin lama
semakin banyak digemari masyarakat karena kemudahan dalam hal
penyajiannya, demikian juga bagi kalangan remaja yang sebagian besar
berdomisili dekat dari pusat produk fast food tersebut, maka ini merupakan
makanan cepat saji yang biasa dikonsumsi karena harganya yang terjangkau,
mudah di dapatkan, dan sifatnya tahan iama, dan dengan semakin
banyaknya fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) yang ada di pasaran
berarti memberikan keluasan bagi konsumen terutama para remaja untuk
memilih menu-menu yang sesuai dengan keinginannya.
Oleh karena itu dengan keanekaragaman konsumen dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari maka dapat dipengaruhi juga oleh berbagai faktor, baik
faktor yang berasal dari diri konsumen maupun luar konsumen itu sendiri,
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku membeli diantaranya
adalah : 1) Faktor-faktor kebudayaan yang terdiri dari; a) kebudayaan adalah
faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar, b)
sub budaya adalah kelompok-kelompok yang lebih kecil dari budaya seperti
kelompok-kelompok ras, dan wilayah-wilayah geografis, c) kelas sosial
adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam
sebuah masyarakat, yang tersusuan dalam sebuah urutan jenjang dan para
anggota dalam setiap jenjang itu memiliki niat, minat, dan tingkah laku yang
sama. 2) Faktor-faktor sosial yang terdiri dari ; a) kelompok referensi adalah
kelompok-kelompok yang memberikan pengaruh langsung ataupun tidak
langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang, b) keluarga adalah suatu
unit masyarakat yang terkecil yang perilakunya sangat mempengaruhi dan
menentukan dalam pengambilan keputusan, c) peranan dan status. 3) Faktor
pribadi yang terdiri dari usia dan tahap daur hidup, pekerjaan, keadaan
ekonomi, gaya hidup, serta keperibadian dan konsep diri. 4) Serta faktor
psikologis yang terdiri dari motivasi, persepsi, belajar, serta kepercayaan dan
sikap (Kotler, 1990).
Berkaiatan dengan hal-hal lain yang turut mempengaruhi intensi membeli,
Belleau, Summers, Xu dan Pilen (2007) yang mengadakan penelitian
mengenai intensi membeli (purchasing intention) remaja di Amerika Serikat
juga menyebutkan beberapa faktor lain yang turut mempengaruhi intensi,
antara lain yaitu tindakan dan pengalaman masa lampau, penggunaan media
sebagai sumber informasi (media usage) sehingga keterlibatan individu
(involvement) individu dalam tingkah laku target, atau dalam konteks ini
Kesediaan konsumen mempengaruhi faktor pengalaman nyata ataupun
harapan kepuasan dalam mengkonsumsi barang dan jasa tersebut,
konsumen yang potensial menilai barang dan jasa tidak hanya dari aspek
fungsional saja seperti kualitas produk, kemasan dari suatu produk,
kepraktisan tempat produk tersebut, harga yang terjangkau, serta faktor yang
menambah kepraktisan seperti produk siap antar dan lain-lain, faktor lain
yang mempengaruhi keputusan membeli seseorang salah satunya adalah
iklan.
lklan yang ditampilkan di televisi bertujuan membujuk konsumen untuk
membeli, sebelum membeli konsumen biasanya terlebih dahulu mengolah
dan mengadakan pengidentifikasian yang disebut dengan persepsi.
Perception berarti proses pengenalan atau pengidentifikasian sesuatu
(Sitanggang, 1994). Da!am proses persepsi didefinisikan sebagai
pengamatan sebagai aktivitas jiwa yang memungkinkan manusia mengenali
rangsangan yang masuk melalui alat-alat inderanya (Sabri, 1993).
Sebelum mengambil keputusan, pembeli melakukan pengidentifikasian atau
pengamatan terlebih dahulu terhadap iklan produk yang akan dibeli, apakah
produk tersebut sesuai dengan informasi yang ia terima, sebagai contoh
Fatimah Riswati (2004), mengatakan dari hasil wawancara dan observasi
yang dilakukan diperoleh bahwa keputusan dalam memutuskan
barang-barang yang akan dibeli sering dipengaruhi oleh iklan-iklan yang ditayangkan
di berbagai media. Hal ini disebabkan karena iklan televisi menawarkan
produk-produk untuk memenuhi kebutuhan dari calon konsumennya. Adapun.
pengertian iklan sendiri adalah adveretentie yaitu reklame yang artinya
memberitahu (Munandar, 2001).
Perilaku membeli pada masyarakat tidal< muncul begitu saja bila tidak
didukung oleh peran media yang selalu menarik perhatian untuk membeli
produk yang mereka tawarkan. Hasil survei Consumer International, asosiasi
organisasi konsumen yang beranggotakan 220 organisasi dari 115 negara
pada tahun 2004, menunjukkan sebagian besar anak menyukai iklan dan
mempercayai informasi yang dimuat di dalamnya. Dan pada tahun 2002 YLKI
(Yayasan Lembaga Konsuman Indonesia) menemukan keputusan bahwa
membeli produk pada orang tua lebih dari 50 persen dipengaruhi oleh iklan,
dan di kalangan anak-anak keputusan membeli sangat dipengaruhi oleh
Berdasarkan hasil penelitian di atas, produk-produk yang ditayangkan melalui
iklan itu lebih dikenal konsumen dibandingkan dengan produk-produk yang
tidak dipublikasikan melalui iklan, dengan iklan maka produk tersebut bisa
lebih dikenali baik dari kemasan, merek, maupun harganya dan lain-lain, dan
tidak hanya itu saja produk yang diiklankan pun bisa lebih diingat sehingga
memudahkan konsumen dalam keputusan pembeliannya ketika dihadapkan
dengan produk-produk lain yang belum konsumen kenal sebelumnya.
Dalam proses mengingatkan, fungsi iklan ini merupakan salah satu unsur
penting yang perlu mendapat perhatian khusus, bila diamati iklan yang
ditayangkan televisi saat ini, banyak diantaranya menggunakan teknik yang
terkait dalam slogannya. Dalam meyakinkan konsumen, presenter iklan jika
selebriti yang terkenal maka memiliki pengaruh yang berarti terhadap sikap
konsumen pada merek produk yang diiklankan. Kepercayaan dan
keterkenalan selebriti dapat dimanfaatkan oleh para pengiklan untuk
memasarkan produk mereka dengan menjadikan mereka selebriti tersebut
sebagai celebrity endorser. Menurut McCracken (1989), celebrity endorser
adalah setiap orang yang dikenal secara umum dan menggunkan
keterkenalannya sebagai bagian dari suatu produk dengan tampil dalam
Selain slogan dan model iklan tersebut, cara lain yang hampir semua
pemasar melakukannya adalah dengan menampilkan fungsi informasi, fungsi
informasi dalam iklan seperti dengan menampilkan kualitas dan harga
dianggap merupakan salah satu cara yang paling tepat untuk melekatkan
pesan di benak konsumen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
slogan, model, dan pemberian informasi dalam iklan merupakan daya tarik
utama iklan untuk menarik perhatian pemirsa dalam menyaksikan iklan,
sehingga pemirsa dapat mempersepsikan bahwa iklan Kentucky Fried
Chicken (KFC) cukup bagus dan selalu hadir dibenak pemirsa.
Ketika pemirsa selesai dalam menyaksikan iklan tersebut maka dapat
memunculkan niat atau intensi dalam dirinya yang menggambarkan aspek
motivasional yang berdampak pada tingkah lakunya, dan intensi ini
menunjukkan seberapa jauh seseorang bersedia untuk melakukannya atau
dalam kata lain membeli produk fast food Kentucky Fried Chicken (KFC)
tersebut.
Pengertian intensi itu sendiri adalah a persons subjective prtobability that he
will perform some behavior, maksudnya adalah intensi merupakan
pandangan subjektif seseorang mengenai kemungkinannya menampilkan
suatu tingkah laku, termasuk tingkah laku membeli (Fishbein & Ajzen, 1975).
tersebut akan terwujud sebagai aksi. Perilaku membeli memang perilaku
yang beralasan tetapi seringkali intensi membeli itu dipengaruhi oleh tindakan
kemauan yang emosional.
Berdasarkan penjabaran yang telah diuraikan diatas, Seberapa besarkah
pengaruh intensi membeli Kentucky Fried Chicken (KFC) pada Remaja Majlis
Dzikir Dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogar terhadap persepsi
tentang fungsi iklan di televisi. Peneliti menganggap penting untuk melakukan
kajian dan mengetahui lebih jauh hal tersebut melalui penelitian yang berjudul
Pengaruh Persepsi Tentang Fungsi lklan Fast Food Kentucky Fried
Chicken (KFC) Di Televisi Terhadap lntensi Membeli Pada Remaja Majlis
Dzikir Dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor.
1.2. ldentifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah intensi membeli dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti faktor
kebudayaan, sosial, pribadi, serta faktor psikologis ?
2. Seberapa besar fungsi iklan fast food Kentucky Fried Chicken (KFC)
mempengaruhi intensi membeli pada Remaja Majlis Dzikir Dan Tawasulan
3. Apakah ada pengaruh antara persepsi tentang fungsi iklan di televisi
terhadap intensi membeli fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) pada
Remaja Majlis Dzikir Dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor?
1.3. Batasan dan Rumusan Masalah
1.3.1. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah pengaruh persepsi
tentang fungsi ikian (X) dengan intensi membeli (Y) di televisi. Sedangkan
batasan mengenai masing-masing variabel adalah :
1. lntensi membeli adalah setiap perilaku membeli seseorang yang bebas
yang ditentukan oleh kemampuan sendiri yang selalu didahului oleh niat.
2. Persepsi tentang fungsi iklan yaitu adalah suatu pengalaman tentang
objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan tentang suatu bentuk
komunikasi untuk menyampaikan pesan kepada khalayak ramai tentang
sesuatu, dengan menampilkan fungsi iklan itu sendiri seperti untuk
menginformasikan, meyakinkan serta mengingatkan. Adapun yang
menjadi sumber utama dalam iklan ini adalah fast food Kentucky Fried
1.3.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:
1. Gambaran intensi membeli berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan
terakhir, dan pendapatan per bulan?
2. Gambaran persepsi fungsi iklan berdasarka jenis kelamin, usia,
pendidikan terakhir, dan pendapatan per bulan?
3. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara persepsi tentang fungsi iklan
di televisi terhadap intensi membeli fast food Kentucky Fried Chicken
(KFC) pada remaja Majlis Dzikir Dan Tawasulan Forum Silaturahmi
Remaja Bogar?
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1. Tujuan Penelitian
1. Menggambarkan persepsi tentang fungsi iklan fast food Kentucky Fried
Chicken (KFC) pada remaja Majlis Dzikir Dan Tawasulan Forum
Silaturahmi Remaja Bogar.
2. Menggambarkan tentang intensi membeli fast food Kentucky Fried
Chicken (KFC) pada remaja Majlis Dzikir Dan Tawasulan Forum
3. Mengetahui pengaruh persepsi tentang fungsi iklan fast food Kentucky
Fried Chicken (KFC) di televisi terhadap intensi membeli pada remaja
Majlis Dzikir Dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor.
1.4.2. Manfaat Penelitian
Dalam setiap penelitian suatu masalah tentu diharapkan ada manfaat dan
kegunaannya :
1.4.2.1. Manfaat Praktis
Dapat dijadikan sebagai informasi dalam upaya perusahaan
menyempurnakan program periklanan fast food Kentucky Fried Chicken
(KFC) di televisi terutama fungsi iklan itu sendiri dalam pengaruhnya terhadap
intensi membeli.
1.4.2.2. Manfaat Teoritis
1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tentang pengaruh
antara persepsi tentang fungsi iklan di televisi terhadap intensi membeli
pada remaja Majlis Dzikir Dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja
Bogor.
2. Agar dapat dijadikan sebagai satu sumber data tentang permasalahan
yang terkait. diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat khususnya bagi
para konsumen terutama konsumen yang mempunyai masalah dalam
3. Memberikan pengetahuan yang bermanfaat bagi konsumen dalam
mengikuti perkembangan iklan fast food Kentucky Fried Chicken (KFC}
agar selektif sesuai dengan kebutuhan.
4. Secara teori penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian keilmuan
pada bidang Psikologi lndustri dan Organisasi, khususnya kajian tentang
intensi membeli.
5. Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti sehubungan dengan
masalah fungsi iklan fast food Kentucky Fried Chicken (KFC} dengan
intensi membeli.
6. Serta dapat membantu bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan
penelitian.
1.5. Sistematika Penulisan
Untuk lebih memudahkan dalam menentukan arah dan mencapai tujuan,
maka disusun sistematika penulisan sebagai berikut :
a. BAB I : Pendahuluan, yang terdiri dari: Latar Belakang Masalah,
ldentifikasi Masalah, Rumusan dan Batatasan Masalah,
serta Tujuan dan Manfaat Penelitian.
b. BAB II : Kajian Pustaka, yang terdiri dari : Bagian pertama adalah
lntensi Membeli, yang meliputi Pengertian lntensi,
Teori-Teori lntensi. Bagian kedua adalah Persepsi Tentang Fungsi
Persepsi, Pengertian lklan Fast Food, Aspek-Aspek lklan
Fast Food, Efektivitas lklan Fast Food. Bagian ketiga adalah
Kerangka berpikir. Bagian keempat adalah Hipotesis.
c. BAB Ill : Metodologi Penelitian, Yang terdiri dari : Jenis Penelitian
yang meliputi Pendekatan dan Metode Penelitian, Definisi
Operasional Variabel. Pengambilan Sampel yang meliputi
Populasi, Sampel dan Teknik Pengmbilan Sampel.
Pengambilan Data yang meliputi Metode dan lnstrumen
Penelitian, Hasil Uji lnstrumen Penelitian. Teknik Analisis
Data. Prosedur Penelitian.
d. Bab IV : Presentasi dan Ana!isis Data, yang terdiri dari : Gambaran
Umum Subjek Penelitian, Hasil penelitian serta Analisis dan
lnterpretasi Hasil penelitian
2.1. lntensi Membeli
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1.1. Pengertian lntensi Membeli
Perilaku konsumen merupakan perilaku yang merujuk pada proses
pengambilan keputusan dan kegiatan yang terlibat dalam menilai, mencari,
membeli dan memakai suatu barang dan jasa (Loudon & Bitta, 1993). Dalam
proses membeli tentunya tidak ter!epas dari pengambilan keputusan,
pengertian pengambilan keputusan (decision making) adalah proses memilih
atau menentukan berbagai kemungkinan di antara situasi-situasi yang tidak
pasti (Suharnan, 2005).
Terry menjelaskan pengambilan keputusan sebagai pemilihan perilaku
(kelakukan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada (Hasan, 2002).
Pengambilan keputusan untuk membeli suatu produk belum tentu terlaksana
karena banyak faktor baik dari dalam maupun dari luar diri konsumen, oleh
karena itu intensi membantu mengidentifikasi beberapa atribut penting yang
menyebabkan konsumen menampilkan sikap positif atau negatif terhadap
Adapun pengertian intensi itu sendiri dalam kamus psikologi adalah ciri-ciri
yang dapat dibedakan dari proses-proses psikologis yang mencakup
referensi atau kaitannya dengan satu objek (Chaplin, 2003). Menurut
Fishbein & Ajzen menyatakan intensi adalah sebagai niat, dan juga dapat
dikatakan setiap perilaku yang bebas yang ditentukan oleh kemampuan
sendiri yang selalu didahului oleh niat (Sarwono, 1999). Buku lain
mendefinisikan intensi sebagai :
A person subjective probability that he will perform some behavior.
yang artinya adalah bahwa intensi merupakan pandangan subyektif individu
mengenai kemungkinan dirinya akan menampilkan suatu tingkah laku
(Fishbein & Ajzen 1975).
Sedangkan Eagly dan Chicken (1993) merangkum intensi sebagai berikut:
Intension a psychological construct distinct from attitude, represents the person's motivation in the sense of his or her conscious plan to
exert effort to carry out a behaviour.
Penjelasan ini menerangkan bahwa intensi merupakan suatu konstruk yang
berbeda dengan sikap, mewakili motivasi seseorang dalam berusaha
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa intensi merupakan suatu niat
yang mengacu pada pandangan seseorang yang subyektif mengenai
kemungkin tentang menampilkan tingkah laku dirinya.
2.1.2. Teori lntensi
A. Theory of reasoned action (teori tindakan beralasan)
Theory reasoned action ini didasarkan pada asumsi bahwa manusia biasanya
betindak atau bertingkah laku secara umum dan rasional (masuk akal),
mereka memperhitungkan berbagai informasi yang tersedia dan
mempertimbangkan konsekuensi dari tingkah laku yang akan ditampilkan
baik secara eksplisit maupun implisit (Ajzen, 1988). Teori ini mengasumsikan
bahwa intensi seseorang untuk menampilkan atau tidak menampilkan suatu
tingkah laku adalah penentu langsung dari tingkah laku tersebut.
Tujuan dari teori ini adaiah untuk memahami dan meramalkan tingkah laku
yang didasarkan atas kemauan sendiri, dalam konteks tersebut teori ini telah
terbukti sukses untuk mencapai tujuannya, akan tetapi masalah akan muncul
jika konteks tingkah lakunya tidak sepenuhnya didasarkan atas kemauan
sendiri. Ajzen memberikan ilustrasi perokok yang mempunyai intensi untuk
Para perokok telah mencoba menghentikan kebiasaannya dalam merokok
akan tetapi gaga!, menurut theory of reasoned action, intensi merupakan
kekuatan utama yang menjadi sumber motivasi seseorang untuk bertingkah
laku tertentu. Maka semakin kuat intensi seseorang untuk melakukan tingkah
laku tersebut maka semakin besar kemungkinannya untuk melakukan hal
tersebut, akan tetapi tingkah laku tidak ditentukan oleh intensi saja sebagai
faktor motivasional, faktor lain yang non-motivasional seperti tersedianya
sumber-sumber lain juga dibutuhkan untuk mempengaruhi derajat tingkah
laku tersebut.
B. Theory planed behavior (teori tindakan terencana)
Untuk mengatasi masalah tingkah laku yang tidak sepenuhya berbeda dalam
kontrol individu maka muncullah theory planed behavior, faktor utama dari
teori ini adalah intensi individu untuk menampilkan tingkah laku yang
dikehendaki (Ajzen, 1988).
lntensi individu untuk melakukan tingkah laku tertentu merupakan fungsi dari
2 (dua) bauh determinan, yaitu determinan sikap (attitude) dan norma
subyektif. Faktor sikap merupakan faktor pribadi sedangkan norma subyektif
merupakan faktor yang mencerminkan pengaruh sosial terhadap individu.
Sikap (attitude) merujuk pada sikap individu terhadap melakukan tingkah laku
(A) bahwa individu lain yang dijadikan rujukan atau relevant referent (B)
menganggap bahwa A hendaknya melakukan atau tidak melakukan tingkah
laku tersebut dan motivasi A untuk mengikuti atau mematuhi B.
Dalam teori ini intensi bukan hanya dipengaruhi oleh sikap dan norma
subyektif saja, akan tetapi dipengaruhi juga oleh persepsi kendala perilaku
PBC (Perceived Behavior Control). Kontrol perilaku ditentukan oleh
pengalaman masa lalu dan perkiraan individu mengenai seberapa sulit dan
mudahnya untuk melakukan perilaku yang bersangkutan. Kontrol perilaku ini
sangat penting ketika rasa percaya diri seseorang sedang berada dalam
kondisi yang lemah (Azwar, 2003).
Ada 3 (tiga) faktor yang menentukan intensi :
1. Sikap (attitude)
Keinginan membeli dapat dijelaskan lewat teori tentang sikap. Sikap
didefinisikan sebagai
.. . Attitude can be described as
a
learned predisposition to respond ina
consistently favorable manner with respect to a given object (Fishbein &
Maksudnya adalah sikap merupakan predisposisi yang dapat dipelajari dari
respon yang konsisten terhadap objek tertentu. Mereka juga mengungkapkan
bahwa sikap menunjukan posisi seseorang pada suatu dimensi evaluasi yang
sifatnya bipolar yang berkaitan dengan suatu objek, tindakan atau kejadian.
Sikap ini juga dapat menyatakan perasaan individu yang bersifat positif
maupun negatif terhadap objek.
Sikap terhadap tingkah laku merupakan hasil interaksi antara :
a. Behavioral belief (tingkah laku yang diyakini), bahwa tingkah laku akan
menghasilkan akibat atau konsekuensi tertentu
b. Outcome evaluation (evaliasi hasil), evaluasi individu terhadap akibat atau
konsekuensi tingkah laku tersebut.
Sikap merupakan fungsi dari sekumpulan belief (Fishbein & Ajzen, 1980).
Jadi, belief yang mendasari sikap seseorang terhadap tingkah laku disebut
sebagai behavioral belief. Behavioral belief berkaitan dengan tingkah laku
yang menghasilkan kepuasan atau pada beberapa atribut lain seperti
konsekuensi yang didapatkan dari tingkah laku tersebut. Contoh, Seseorang
mengkonsumsi fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) untuk menghemat
waktu (tingkah laku). Hal ini dapat menghemat waktu karena praktis dan
membuatnya mengubah gaya hidup dengan membatasi diri mengkonsumsi
Jadi, individu yakin bahwa menampilkan suatu tingkah laku tertentu akan
membawa konsekuensi positif bagi dirinya, maka menampilkan tingkah laku
tersebut akan menjadi suatu hal yang menyenangkan atau positif bagi
individu tersebut, demikian pula sebaliknya.
2. Norma subyektif
Norma subjektif didefinisikan sebagai
The person's perception's about social pressure to perform or not to
perform under consideration (Ajzen, 1988).
Norma subyektif merupakan persepsi seseorang mengenai tingkah laku yang
diterima masyarakat atau sebaliknya. Norma ini berhubungan dengan
pengaruh lingkungan sosial terhadap intensi untuk memunculkan perilaku
tertentu. Jadi, norma ini merupakan persepsi seseorang terhadap pengaruh
sosial untuk melakukan atau tidak melakukan tingkah laku tertentu.
Norma subyektif terdiri dari 2 (dua) komponen :
a. Normative belief (kelompok rujukan yang diyakini)
b. Motivation to comply (motivasi untuk mengikuti)
Norma ini didasari beliefnormatif (normative belief), yaitu belief- belief yang
berhubungan dengan harapan dan keinginan orang lain tentang tingkah laku
1988). Jika seseorang yakin kebanyakan orang yang menjadi acuan
mengaharapkannya untuk melakukan suatu tingkah laku tertentu maka orang
itu cenderung terdorong untuk melakukan tingkah laku itu, dan sebaliknya.
Contohnya adalah orang-orang terdekatnya berpikir bahwa ia seharusnya
membeli fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) maka ia akan semakin
mungkin mengkonsumsi fast food Kentucky Fried Chicken (KFC).
Kenyataannya bisa saja seseorang tidak memenuhi harapan orang lain
tersebut. Motivation to comply merupakan motivasi seseorang untuk
mengikuti harapan individu atau kelompok acuan. Belief-belief normatif dan
motivation to comply akan membentuk norma subyektif (subyektive norms)
(Fishbein & Ajzen, 1975).
3. PBC (Perceived Behavior Control)
Dalam pengukuran intensi, Ajzen menambahkan faktor ketiga yaitu PBC,
PBC didefinisikan sebagai derajat kemudahan atau kesulitan yang
dipersepsikan untuk melakukan suatu tingkah laku dan hal tersebut
diasumsikan mencerminkan pengalaman masa lampau (Ajzen, 1988),
Ajzen juga menerangkan bahwa perceived behavior control terbentuk dari
belief yang disebut control belief, dan belief ini sangat mempengaruhi intensi
umum, semakin favorable sikap dan norma subyektif terhadap suatu tingkah
laku dan semakin besar perceived behavior control akan semakin besar pula
intensi individu untuk menampilkan tingkah laku tersebut (Ajzen, 1988),
Sedangkan hubungan langsung perceived behavior control dengan tingkah
laku diasumsikan mencerminkan kontrol nyata yang dimiliki individu untuk
melakukan tingkah laku. Hubungan tersebut akan signifikan jika:
a. Tingkah laku tersebut mempunyai aspek-aspek yang tidak sepenuhnya
berada dalam kontrol seseorang.
b. Persepsi terhadap kontrol tingkah laku akurat.
Dalam perceived behavior control bahwa perceived behavior control
terbentuk dari belief yang disebut sebagai control belief, dan belief jenis ini
sangat mempengaruhi intensi dan tingkah laku seseorang (Ajzen, 1988),
Sarwono (1999) memberikan contoh orang yang berniat menonton bioskop
bisa tidak jadi menonton karena hujan, tidak ada kendaraan, dan letak
セperpustakaan@
UJ.AlllA
1··2.2.
Persepsi Tentang Fungsi lklan Di Televisi!JIN SYA.A!O JAKARTA
2.2.1. Pengertian PersepsiPersepsi berasal dari bahasa lnggris, yaitu perception yang berarti
pengamatan. Dalam kamus psikologi perception berarti proses pengenalan
atau pengidentifikasian sesuatu (Sitanggang, 1994). Menurut pendapat lain
persepsi merupakan kemampuan untuk membeda-bedakan, memfokuskan
objek-objek yang disebut sebagai kemampuan untuk mengorganisasikan
pengamatan (Sarwono, 2003).
Suharnan (2005) mendefinisikan persepsi sebagai suatu proses penggunaan
pengetahuan yang telah dimiliki (yang disimpan di dalam ingatan) untuk
mendeteksi atau memperoleh dan menginterpretasikan stimulus
(rangsangan) yang diterima oleh ala! indera seperti mata, telinga dan hidung.
Dalam buku psikologi umum dan perkembangannya, mendefinisikan persepsi
atau pengamatan sebagai aktivitas jiwa yang memungkinkan manusia
mengenali rangsangan yang sampai kepadanya melalui alat-alat inderanya
(Sabri, 1993).
Persepsi yang dikemukakan oleh Desiderato (dalam Rahmat, 2005) adalah
pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Dari
yang ada dilingkungannya yang kemudian ditafsirkan sesuai dengan
pengetahuannya. Dalam buku psikologi sosial mendefinisikan persepsi sosial
adalah kecenderungan untuk cepat melihat dan memahami
perasaan-perasaan, sikap-sikap dan kebutuhan anggota kelompok (Gerungan, 1996).
Sedangkan menurut Robbins (2003),
Perception is a process by which individuals organize and interpret
their sensory impressions in order to give meaning to their
environment.
Persepsi adalah proses menghimpun dan menginterpretasikan kesan
sensori, sehingga dapat memberi arti pada lingkungannya. Sedangkan
menurut Davidoff (1981), persepsi merupakan proses yang mengorganisir
dan menggabungkan alat-alat indera kita untuk dikembangkan sedemikian
rupa sehingga kita dapat menyadari sekeliling kita, termasuk sadar akan diri
sendiri.
Jadi, persepsi tentang fungsi iklan dalam penelitian ini adalah penilaian atau
pandangan remaja Majlis Dzikir Dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja
Bogor terhadap pandangan mereka tentang fungsi iklan fast food Kentucky
Fried Chicken (KFC) di televisi, dintara fungsi-fungsinya adalah sebagai
sendiri terhadap intensi membeli mereka, baik pengalaman tentang objek,
peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan dalam hal ini adalah produk fast food
Kentucky Fried Chicken (KFC). Dengan adanya persepsi maka seseorang
dapat memberikan pendapat atau penilaian tentang suatu objek (KFC) yang
menjadi perhatiannya, dan dengan adanya persepsi maka baik dan buruknya
suatu objek dapat diketahui dengan jelas sesuai dengan kenyataan yang
ada.
Versi iklan fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) di televisi yang menjadi
objek dalam penelitian adalah versi "KFC siap antar'' yang diiklankan oleh
artist Cut Tary bersama dengan keluarganya, dalam versi siap antar ini Tary
datang untuk menghampiri keluarganya yang terdiri dari suami, dua orang
anak yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, mereka sedang duduk
asyik di ruang keluarga sambii menikmati ayam goreng KFC, Tary datang
sambil berkata "soal rasa hanya KFC pilihan saya, untuk kemudahan KFC
pesan antar anda/annya, cukup telpon 14022."
Setelah itu ketika Tary sampai dan duduk ditengah-tengah anaknya Tary
mengatakan "semua kenikmatan siap diantar, praktis kan." Kemudian
ditampilkan satu piring daging ayam yang dengan penampilannya
terlihat sangat renyah dengan daging-daging ayam yang lezat serta daging
yang menumpuk disertai asap-asap sehingga tentunya membuat konsumen
[image:43.522.26.438.194.511.2]tergugah seleranya. Dipiring tersebut terdapat gambar kebanggaan KFC yaitu
gambar kepala orang tua yang sudah terkenal, sedangkan dari awal hingga
akhir dibagian pojok atas kiri iklan tersebut terdapat logo KFC.
Jadi versi iklan fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) ini adalah versi siap
antar, hanya dengan menelpon Call Center 14022 kenikmatan dan
kehangatan menu-menu KFC kini dapat dirasakan dimanapun dan kapanpun
anda berada. Menu KFC yang lebih variatif dengan harga terjangkau dapat
disesuaikan dengan kebutuhan dan selera konsumen.
Pemeran dalam iklan ini adalah seorang artist kelahiran aceh yang
mempunyai multitalent ia adalah Cut Tary, selain model, pemain sinetron, ia
pun merupakan salah satu presenter terkenal di televisi swasta. Tagline
dalam iklan ini adalah "semua kenikmatan siap diantar, praktis kan." Ciri lain
yang paling menonjol adalah logo KFC itu sendiri yang di dalamnya terdapat
kepala orang tua yang berjenggot yang muncul dari awal hingga akhir dilayar
Gambar 1.1 Logo KFC
2.2.2. Persepsi Tentang Fungsi lklan
Persepsi fungsi iklan disusun berdasarkan teori Desiderato (dalam Rahmat,
2005) dan secara umum periklanan dihargai karena dikenal sebagai
pelaksanaan beragam fungsi komunikasi yang penting bagi perusahaan
bisnis dan organisasi lainnya. Kotler (1987) membagi fungsi iklan menjadi 3
(tiga): (1) informing (memberi informasi), (2) persuading (mempersuasi), (3)
reminding (mengingatkan). Persepsi fungsi iklan KFC di televisi disusun
berdasarkan teori Desiderato (dalam Rahmat, 2005)
1) Periklanan informatif (informing)
Tujuan dari periklanan informatif adalah untuk membentuk permintaan
pertama, serta iklan itu tersebut dapat memberikan informasi untuk
obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan, yang isinya lebih
ditekankan mengenai informasi produk atau jasa yang diiklankan, misalnya
kegunaan, kualitas, harga, serta tentang citra perusahan itu sendiri.
2) lklan persuasif (persuading atau meyakinkan)
Tujuan dari periklanan persuasif adalah untuk membentuk permintaan selektif
untuk suatu merek tertentu, sehingga iklan itu dapat meyakinkan konsumen
baik dari segi pengalaman konsumen tentang objek, peristiwa atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan, periklanan jenis ini menggunakan komunikasi persuasif
yang bernuansa membujuk atau merayu, dan juga lebih mengarahkan
timbulnya dorongan-dorongan atau motivasi konsumen.
3) lklan pengingat (reminding)
Tujuannya adalah untuk meyakinkan pembeli bahwa mereka telah melakukan
pilihan yang benar, iklan ini menjaga agar merek perusahaan tetap segar
dalam ingatan para konsumen, dan konsumen selalu ingat baik dari
pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan, dimana
iklan lebih mengingatkan pembeli bahwa mereka telah melakukan pilihan
2.2.3. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Faktor berperan dalam membentuk dan kadang memutar balik persepsi,
Robbins (2003) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
adalah:
1. Perceiver (orang yang mempersepsi). lnterpretasi seseorang terhadap
hal-hal yang terjadi dilingkungannya dipengaruhi oleh karakteristik
tersebut, antara lain adalah sikap, motif, minat, pengalaman, serta
harapan-harapannya.
2. Target (obyek persepsi). Karakteristik obyek persepsi akan
mempengaruhi persepsi. Obyek yang dipersepsikan tidak dipersepsi
sendiri, namun dilihat dari keterkaitan yang ada antara objek persepsi dan
lingkungan sekitarnya, seperti hal baru, gerakan, bunyi, ukuran, latar
belakang, dan kedekatan.
3. Situation (situasi pada saat persepsi dilakukan). Situasi pada saat individu
mempersepsi objek persepsi juga berpengaruh, seperti waktu, keadaan
atau tempat kerja, dan keadaan sosial.
Ketika individu memandang ke obyek tertentu dan mencoba menafsirkan apa
yang dilihatnya, penafsiran itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi
individu pelaku persepsi itu sendiri. Di antara karakteristik pribadi yang
rninat, pengalarnan rnasa lalu, serta harapan. Sebagai contoh jika Anda
berfikir peiwira polisi harus beiwibawa, atau individu yang rnengaku jabatan
publik pasti tidak jujur, rnaka mungkin anda akan rnernpersepsikan rnereka
dalarn cara ini tanpa rnernperdulikan ciri-ciri rnereka yang sebenarnya.
Karakteristik-karakteristik target yang akan diarnati dapat rnernpengaruhi apa
yang dipersepsikan. Orang yang banyak berbicara kernungkinan akan
rnendapatkan perhatian lebih dari kelornpok tertentu dari pada rnereka yang
pendiarn.
Dernikian pula individu-individu yang luar biasa menarik atau luar biasa tidak
menarik. Karena target tidak dipandang dalam keadaan terisolasi, hubungan
target tertentu dengan latar belakangnya mempengaruhi persepsi, seperti
kecendrungan untuk mengelompokan benda-benda yang berdekatan atau
yang mirip.
2.2.4. Pengertian lklan
lnstitut praktisi periklanan lnggris mendefinisikan sebagai berikut: Periklanan
merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan
kepada para calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau
Periklanan adalah komunikasi komersial dan non personal tentang sebuah
organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak
target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah,
direct mail (pengeksposan langsung), reklame luar ruang, atau kendaraan
umum (Lee & Carla Jhonson, 2007).
lklan sering juga dikenal dengan sebutan advertensi yang merupakan
penyesuaian kata dari kata dalam bahasa belanda adveretentie ialah reklame
yang artinya memberitahu (Munandar, 2001). Dalam buku "American
Business" iklan adalah
Advertising is any form of paid impersonal presentation of goods, services, or ideas for the purpose of inducing people to buy or to act favorebl you what is called to their attention.
Meningkatkan produk adalah satu bentuk pembayaran, presentasi non
personal atas barang-barang jasa atau ide-ide dengan tujuan membujuk
konsumen untuk membeli atau berperilaku menguntungkan untuk menarik
perhatian konsumen (Ferdinant & Mauser, 1982).
Advertisting is defined as an paid form of nonpersonal communitation
about on organization , product, service, or idea by an identified
sponsor.
lklan adalah sesuatu yang penting dari kornunikasi yang bukan bersifat
personal yang rnenyangkut organisasi, prediksi, pelayanan atau ide-ide yang
berasal dari apa-apa yang dirancang oleh sponsor (Belch & Michel A. Blech,
2004).
Dari beberapa penjabaran di atas dapat disirnpulkan bahwa iklan rnerupakan
suatu bentuk kornunikasi untuk rnenyarnpaikan pesan kepada khalayak rarnai
tentang sesuatu rnisalkan seperti produk fast food KFC, agar konsurnen
senantiasa rnernbeli atau rnengkonsurnsi produk yang sedang dipasarkan.
lklan ditelevisi rnarnpu rnengganggu ernosi konsurnen dengan rnenyuguhkan
tayangan-tayangan yang rnenarik, penonton seakan dibuat tak berdaya
dengan tarnpilan audio visual tersebut karena benar-benar di suguhkan
dengan kernasan dan trik yang rnenarik sehingga terjadi ledakan besar yang
rnembornbardir konsurnen yang rnenonton tayangan tersebut yang
berdarnpak konsurnen selalu rnernikirkan tayangan tersebut.
Karena sifat iklan itu adalah konsurnsi satu arah rnaka artinya perusahaan
sebagai produsen tidak dapat reaksi dari konsurnen yang dituju oleh iklan itu.
Tiap kelornpok konsurnen dalarn rnasyarakat rnerniliki kernarnpuan
kebijakan periklanan ini harus disusun secara cermat agar pesan iklan yang
dikonsumsi dapat mencapai konsumen yang menjadi target periklanan
tersebut. Dalam membuat program iklan manajer perusahaan harus selalu
memuiai dengan mengidentifikasi pasar sasaran dan motif pembeli.
Selanjutnya Kotler dan kawan-kawan membuat lima keputusan yang disebut
5 (lima) M dalam pembuatan program periklanan :
1. Mission (Misi) : Apakah tujuan periklanan?
2. Money (Uang) : Berapa banyak yang dapat dibelanjakan?
3. Message (Pesan) : Pesan apa yang harus disampaikan?
4. Media (Media) : Media apa yang digunakan?
5. Mesuarment (Pengukuran) : Bagaimana mengevaluasi hasilnya? (Kotler.
Dkk, 2000).
2.2.5. Keputusan-Keputusan Utama Dalam lklan
Dalam periklanan tentunya ada 5 (lima) keputusan penting dalam
mengembangkan suatu program periklanan yang harus diambil oleh
manajemen pemasar (Kotler, 198"1). Keputusan-keputusan tersebut yaitu:
1. Penetapan Sasaran
Dalam membuat program periklanan adalah menetapkan sasaran periklanan.
Sasaran periklanan dapat diklasifikasikan menurut 3 (tiga) fungsinya : apakah
a) Periklanan inforrnatif (informing)
Tujuan dari periklanan inforrnatif adalah untuk rnernbentuk perrnintaan
pertarna. lsinya lebih ditekankan rnengenai inforrnasi produk atau jasa yang
di iklankan, rnisalnya kegunaan, kualitas, harga, ukuran atau tentang citra
perusahan itu sendiri. Untuk rnengkornunikasikan pesan-pesan itu, kalangan
pengiklan bisa rnenggunakan daya tarik ernosional yaitu dengan rnenyentuh
rasa senang, gernbira, kasihan, gengsi, takut sedih dll, atau daya tarik
rasional dengan rnemberi informasi tentang kelebihan dan kekurangan suatu
produk.
b) lklan persuasif (persuading atau meyakinkan)
Tujuan dari periklanan persuasif adalah untuk membentuk permintaan selektif
untuk suatu merek tertentu. Periklanan jenis ini menggunakan komunikasi
persuasif yang bernunsa membujuk atau merayu, dan juga lebih
mengarahkan timbulnya dorongan-dorongan atau motivasi konsumen.
c) lklan pengingat (reminding)
Tujuannya adalah untuk meyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah
melakukan pilihan yang benar, ini sangat penting dalam tahap produksi yang
telah mapan untuk menjaga agar konsumen selalu ingat akan produk
tersebut dimana iklan lebih meyakinkan pembeli bahwa mereka telah
Akan tetapi pada saat sekarang ini tingkat pendidikan masyarakat semakin
meningkat sehingga cara berfikir masyarakat juga semakin maju dan semakin
kritis. Masyarakat yang pendidikannya maju akan menyadari pola hidup
pragmatis, menyukai produk yang mudah dikonsumsi dan menyehatkan yang
diproduksi oleh produsen yang mempunyai tanggung jawab kepada
konsumen dan masyarakat. Oleh sebab itu keberhasilan iklan fast food
Kentucky Fried Chicken (KFC) dapat dilihat dari kemampuan iklan dalam
meningkatkan dan mendidik masyarakat mengenai pola hidup yang sehat,
yang disesuaikan dengan norma yang berlaku yang ada di Indonesia.
2. Keputusan Mengenai Anggaran
Setelah menentukan tujuan dalam iklan, kemudian suatu perusahaan dapat
membuat anggaran periklanan untuk tiap produk. Peran perik!anan adalah
meningkatkan permintaan atas produk tersebut.
Ada 5 (lima) faktor yang perlu dipertimbangkan saat menetapkan anggaran
periklanan. Tahap dalam siklus produk pada umumnya produk yang baru
mendapat anggaran iklan yang besar, agar pelanggan mencoba produk
tersebut dan juga supaya membangun kesadaran pelanggan :
a) Tahap dalam siklus hidup produk
b) Pangsa pasar dan basis konsumen
d) Frekuensi periklanan
e) Kemungkinan substitusi produk
3.
Keputusan Mengenai PesanBerdasarkan sasaran dan anggaran periklanan yang sudah ditetapkan
produsen harus mengembangkan suatu strategi yang kreatif. Ada 3 (tiga)
tahapan yang harus ditempuh oleh pengiklan :
a) Pembangkitan pesan
Orang yang kreatif harus meggunakan berbagai metode untuk
membangkitkan pesan gagasan iklan guna mencapai sasaran periklanannya.
Orang yang kreatif banyak memperoleh secara induktif dengan
bercakap-cakap dengan konsumen, para ahli, dan pesaing, dan ada juga dari orang
kreatif lainnya.
b) Evaluasi dan pemilihan pesan
Pengiklan harus mengevaluasi pesan-pesan yang mungkin bisa digunakan,
Twedt menganjurkan agar pesan dinilai dan di evaluasi atas keteringinan, ke
c) Penyampaian pesan
Penyampaian pesan dapat sangat menentukan bagi produk-produk yang
sangat serupa seperti fast food KFC. Pengiklan harus menempatkan pesan
dengan cara sedemikian rupa sehingga mampu merebut minat dan perhatian
audiens sasaran.
4. Keputusan Mengenai Media
Tugas pengiklan berikutnya adalah memilih media periklanan untuk
menyampaikan pesan periklanan. Langkah-langkah yang diperlukan
mencakup:
1) Keputusan mengenai jangkauan, frekuensi, dan dampak.
2) Pemilihan diantara jenis-jenis media utama, seperti surat kabar, TV, pos
langsung, radio, dan majalah.
3) Pemilihan sarana media spesifik.
4) Keputusan mengenai jadual waktu media.
5. Evaluasi periklanan
Program periklanan harus di evaluasi secara terus menerus. Para peneliti
menggunakan beberapa teknik untuk mengukur pengaruh periklanan
terhadap komunikasi dan penjualan.
1) Riset pengaruh komunikasi : Riset ini berusaha menentukan apakah
ini dapat dilakukan sebelum iklan ditempatkan pada media sesungguhnya
dan setelah iklan tersebut dicetak atau di siarkan.
2) Riset pengaruh penjualan : Riset ini membantu para pengiklan menilai
efek komunikasi dari sebuah iklan namun sedikit sekali mengungkapakan
tentang dampak penjualannya.
2.2.6. Efektivitas lklan
Tinggi rendahnya tingkat efektivitas iklan ditentukan oleh cara-cara yang
digunakan oleh produsen dalam mengiklankan produknya. Menurut Burt
sumbangan psikolog dalam bidang periklanan terutama berkaitan dengan
daya tarik yang digunakan untuk membujuk calon konsumen untuk membeli,
dengan mengendalikan perhatiannya dan memberi kesan yang disimpan
dalam ingatannya sehingga bila dibutuhkan produk tersebut muncullah merek
produk tersebut dari ingatannya (Munandar, 2001).
Faktor yang ikut menentukan tingkat evektivitas iklan ialah yang
diakronimkan sebagai AIDA, yang artinya :
1) Attention, pertama-tama iklan harus dapat menarik perhatian calon
konsumen.
2) Interest, setelah calon konsumen mulai tertarik pada iklan diharapkan ia
Jhonson, 2007). Akan tetapi meskipun demikian TV tetap menjadi periklanan
dengan jangkauan terluas. Uraian kelebihan-kelebihan televisi sebagai media
ini berlaku dimana saja, tidak hanya itu iklan televisi begitu berpengaruh
sehingga terkesan sebagai media iklan yang paling efektif, selain memiliki
kelebihan-kelebihan iklan televisi juga diliputi oleh berbagai kelemahan dan
keterbatasan. Dibawah ini akan diuraikan kelebihan dan kekurangan televisi.
Kelebihan lklan Televisi Secara Umum (Jefkins, 1996):
a. Kesan realistik. Karena sifatnya yang visual dan merupakan kombinasi
warna-warna, suara dan gerakan, maka iklan televisi nampak begitu hidup
dan nyata.
b. Masyarakat lebih tanggap. Karena iklan di televisi disiarkan di
rumah-rumah disuasana yang serba santai atau kreatif maka masyarakat lebih
siap untuk memberikan perhatian.
c. Repetisi atau pengulangan. lklan televisi bisa ditayangkan hingga
beberapa kali dalam sehari sampai dipandang cukup bermanfaat yang
memungkinkan sejumlah masyarakat untuk menyaksikannya, dan dalam
frekuensi yang cukup sehingga pengaruh iklan itu bangkit.
d. Adanya pemilihan area siaran (zoning) dan jaringan kerja (networking)
e. Ideal bagi para pedagang eceran. lklan televisi dapat menjangkau
kalangan pedagang eceran sebaik ia menjangkau konsumen, iklan televisi
merupakan sesuatu yang membuat dagangan mereka laku.
f. Terkait erat dengan media lain. lklan televisi mungkin saja terlupakan
begitu cepat akan tetapi kelemahan ini bisa diatasi dengan
memadukannya pada wahana iklan lain.
Kelemahan lklan Televisi (Jefkins, 1996):
a. Televisi cendrung menjangkau pemirsa secra massal, sehingga pemilihan
(untuk kepentingan pembidikan pangsa pasar tertentu) sering sulit
dilakukan.
b. Jika yang diperlukan calon pembeli adalah data-data yang lengkap
mengenai suatu produk atau perusahaan pembuatnya, maka lagi-lagi
televisi tidak akan bisa menandingi media pers.
c. Hal-hal kecil lainnya bisa dan biasa dikerjakan banyak orang sambil
menonton televisi, sama seperti ketika mereka mendengarkan siaran
radio.
d. Karena pemirsanya yang sulit di pilih-pilih itu, maka iklan televisi justru
terbilang mahal.
e. Karena pembutan iklan televisi butuh waktu yang cukup lama, mak ia
tidak cocok untuk iklan-iklan khusus atau bahkan yang bersifat darurat
f. Di negara-negara yang memiliki cukup banyak stasiun televisi, atau yang
jumlah total pemirsanya relatif sedikit, biaya mungkin cukup rendah
sehingga memungkinkan di tayangkannya iklan yang panjang atau yang
berulang-ulang, sehingga mungkin membuat pemirsa merasa bosan.
g. Kesalahan khusus yang dibuat oleh produser iklan televisi, menurut
Virginia Matthews yang menulis tentang masalah ini di Mareketing Week
(06 Agustus 1993), adalah menggunakan penyajian atau model yang
sama sebagaimana para pengiklan yang lain.
2.3. Kerangka Berpikir
Kebiasaan rnengkonsumsi fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) pada
akhir-akhir ini meningkat drastis dari waktu kewaktu. Masyarakat khususnya
Remaja Majlis Dzikir Dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogar,
termasuk mereka yang mengkonsumsinya. Ada banyak faktor yang memicu
rnasyarakat untuk memutuskan membeli produk fast food Kentucky Fried
Chicken (KFC) tersebut, salah satunya adalah adanya sistem informasi
dalam bentuk iklan yang mengandung unsur informatif, persuasif, serta
meningatkan ya