• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Papan Koran (Harian Pikiran Rakyat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Papan Koran (Harian Pikiran Rakyat)"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENGANTAR TUGAS AKHIR

PERANCANGAN PAPAN KORAN (HARIAN PIKIRAN

RAKYAT)

DK 38315/ Tugas Akhir Semester II / 2013 / 2014

Oleh :

Dzul Fahmi Fauzan 51910134

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)
(3)
(4)

Riwayat Hidup

Nama Lengkap : Dzul Fahmi Fauzan

Tempat,tanggal lahir : Bandung, 5 Oktober 1992 Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Tamansari Atas No. 89/59 RT 01 RW 14 Kel. Tamansari, Kec. Bandung Wetan, Bandung

Kode pos : 40116

No. Kontak : 08882003665

Email : Vovoxe@gmail.com

Latar belakang Pendidikan

1997-2003 : SD. Mathla’ul Khoeriyah

2003-2006 : SMPN 40 Bandung

2006-2010 : MAN 1 Bandung

(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINILITAS...ii

KATA PENGANTAR………..…..…..iii ABSTRAK………..…………...…iv ABSTRACT………..…..……….v

DAFTAR ISI………..…..………...vi

DAFTAR GAMBAR………..…….…viii

DAFTAR TABEL………...……....ix

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latarbelakang Masalah……...………....…………...……1

I.2 Identifikasi Masalah………...…...………….3

I.3 Perumusan Masalah………...………...…...…………..3

I.4 Pembatasan Masalah.………...……...……...4

I.5 Tujuan Penelitian…...………...……...…..4

I.6 Manfaat Penelitian…..………...……...…….4

BAB II PAPAN KORAN II.1 Pengertian dan Sejarah Papan Koran………..………...………...5

II.2 Papan Koran (Pikiran Rakyat)……...………...………..6

II.3 Kota Bandung...………...………..12

II.3.1 Pariwisata dan Budaya Kota Bandung...12

II.3.2 Ruang Publik...………...………..14

II.3.3 Hubungan antara Ruang Publik dan Papan Koran...17

(6)

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan………...……….….20

III.1.1 Pendekatan Komunikasi…………...………..20

III.1.1.1 Pendekatan Visual………...….………..21

III.1.1.2 Pendekatan Verbal...………..……….21

III.1.2 Strategi Kreative……….….………...…..22

III.1.3 Strategi Media...………...……….…………..22

III.1.3.1 Media Utama...………...…………..………..23

III.1.3.2 Media Pendukung...………..………..25

III.1.4 Strategi Distribusi………...………...26

III.2 Konsep Visual…...………..………....……….……...27

III.2.1 Format Desain………...………...…………..…...29

III.2.2 Tata Letak …………....……...……...………...29

III.2.3. Tipografi…………..………...…….………..32

III.2 Ilusrtrasi …………..………..………...32

III.2 Warna…………..………...……...33

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA IV.1 Teknis Media …...…………...………....…..34

IV.2 Teknis Produksi Media...………...34

IV.2.2 Media Pendukung…...………....……...………...35

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Hardiman, Fransisco Budi. (2010). Ruang Publik, Surabaya : Kanisius Tampubolon, D.P. (2008). Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif

dan Efesien, Bandung : Angkasa Bandung.

Wiyanto, Asul. (2007). Pelajaran Bahasa & Sastra Indonesia, Jakarta : Grasindo.

Majalah

Charissa, Clemecy (2010) Art max : vol 4. Public Furniture. Jakarta, 106-107.

Literatur Karya Ilmiah

Haryanto, Ignatius. Media BaruDan Perubahan Budaya Masyarakat:

Suatu Pengantar Diskusi1. Paper untuk diskusi di Interseksi Foundation

Vol.1,No.26 Oktober 2011.

Puspaningrum, Barina Indah.2010 Analisis perubahan. FE Universitas Indonesia: Jakarta.

Website

Anonimous. Asal Usul Sejarah Kota Bandung. Dikutp dari Sitsus :

http://duniabaca.com/asal-usul-sejarah-kota-bandung.html. Diakses pada : 27 Desember 2013.

Anonimous, Dampak Negatif Teknologi Gadget terhadap Proses

perkembangan Anak. Dikutip dari Situs:

http://www.mitrakeluarga.com/surabaya/category/klinik-pelayanan-psikologi/. Diakses Pada : 25 Desember 2013

fikreatif, Ahmed . Kantor Tata Usaha Pikiran Rakyat. Dikutip dari Situs :

(8)

KATA PENGANTAR

Atas rahmat Allah Swt, yang telah memberi kesehatan, kekuatan untuk melancarkan tugas akhir ini , alhamdulilah telah selesai dengan bimbingan dosen-dosen pembimbing dan penguji, yang sabar memberi ilmu baru dalam membantu mengkritik laporan pengantar tugas akhir ini.

Laporan ini dibuat sebagai salah satu persyaratan untuk menempuh mata kuliah tugas akhir fakultas desain komunikasi visual UNIKOM. Judul tugas akhir ini adalah Perancangan Papan Koran (Harian Pikiran Rakyat) ,isinya tentang media yang sudah lama ada namun masih di minati, dan informasi untuk memberi suatu informasi bertita secara gratis.

Semoga saja laporan ini bisa bermanfaat bagi penulis sendiri, selebihnya untuk pembaca yang membaca laporan Tugas Akhir dapat ilmu baru dalam mencari informasi, sekian laporan yang penulis buat, terimakasih.

Bandung, Januari 2014

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Informasi menjadi salah satu hal yang terpenting di dalam dunia moderen saat ini. Kebutuhan akan informasi yang aktual melalui media menjadi kegiatan sehari-hari. Semakin cepatnya laju perkembangan teknologi di zaman sekarang, memberi dampak positif dan negatif bagi perkembangan informasi di masyarakat, salahsatunya adalah media massa yang berbentuk media cetak.

Pada saat ini media cetak semakin ditinggalkan dan media elektronik terus berkembang, salah satunya media Papan Koran di depan redaksi koran Pikiran Rakyat yang semakin lama semakin berkurang peminatnya. Papan Baca koran merupakan media informasi cetak yang menempel di papan, yang memfasilitasi publik untuk membaca dan mengetahui informasi.

Koran Pikiran Rakyat adalah salah satu koran pilihan orang Bandung mereka untuk sekedar membeli atau membaca di Papan Koran ini.

Media informasi Papan Koran ini merupakan media yang sudah lama ada semenjak redaksi Pikiran Rakyat di dirikan pada tahun 1973 sampai saat ini. Pikiran Rakyat Bandung adalah satu-satunya instansi media cetak yang memiliki media Papan Koran seperti ini, yang tempatnya berada dihalaman kantor.

(10)

Namun penulisngnya, tidak semua kalangan masyarakat memiliki teknologi yang sama semisal smartphone, untuk mengakses informasi secara online. Masih banyak dari mereka yang tidak memiliki teknologi tersebut, namun

tetap berantusias untuk mencari informasi dan berita terkini. Initerlihat dari antusiasme mereka ketika berjejer memarkirkan kendaraan mereka, bahkan ada juga yang berjalan jarak jauh hanya untuk mendatangi kantor Pikiran Rakyat, dan mengakses informasi melalui Papan Koran.

Hal ini terbukti dengan sebelum Papan Koran ini di pasang mereka rela menunggu pagi-pagi untuk Papan Koran ini di pasang pada pukul 07.30, namun penulisngnya terdapat beberapa dari mereka yang memiliki antusiasme terlewat tinggi, sehingga pada siang hari koran ini sudah hilang di ambil oleh masyarakat yang sengaja mencopot dan mengambil koran. Selain itu ada satu sisi positif dari Papan Koran ini yang yang terlihat bagi masyarakat yang sering kali datang untuk membaca sambil berdiskusi, sehingga memunculkan sebuah interaksi, dan komunikasi sosial secara langsung didalamnya.

Antusiasme ini cukup baik dan sebenarnya dapat menjadi potensi pesona akses informasi bagi masyarakat umum. Namun desain papan yang sederhana, memberikan peluang bagi tangan tangan jahil yang egois mengambil informasi untuk dirinya sendiri. Hal ini sekiranya dapat merugikan masyarakat yang lainnya yang hendak datang dan melihat informasi di Papan Koran. Serta lokasi dari Papan Koran ini hanya terdapat di kantor Pikiran Rakyat saja, sehingga eksistensinya tidak begitu diketahui oleh khalayak umum di kota Bandung.

Melihat antusiasme positif-negatif para pengguna Papan Koran akan informasi yang dihadirkan didalamnya, maka Papan Koran ini akan lebih baik apabila dia dirancang ulang kemasannya dan kemudian dapat disebarkan penempatannya. Nantinya penyebaran akan bekerjasama dengan pihak Pikiran Rakyat sebagai pencetus Papan Koran, dan kemudian perancangan harus bersifat menarik dan aman bagi muatan informasi yang ada didalam Papan Koran.

(11)

termasuk diwaktu senggang mereka dengan, beberapa lokasi publik yang akan ditentukan.

I.2. Identifikasi Masalah

Mengenai masalah seputar Papan Koran kota Bandung dari latar masalah yang sudah dibahas dapat diidentifikasi menjadi beberapa masalah yaitu :

 Papan Koran merupakan media informasi masyarakat di tempat umum yang terbatas dan jarang di jumpai.

 Pikiran Rakyat satu-satunya yang membuat media Papan Koran umum di Bandung, sekaligus merupakan salah satu koran yang di minati oleh masyarakat jawa barat.

 Perkembangan teknologi semakin menggeser eksistensi koran sebagai media cetak yang masih diminati oleh mereka yang setia dan mereka yang masih memiliki teknologi yang cukup mumpuni untuk mengakses media online.  Koran yang ditempel pada Papan Koran ini rentan dicopot dan diambil

korannya oleh tangan tangan jahil dan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

 Jarak dan lokasi Papan Koran yang hanya satu-satunya membuatnya hanya diminati oleh mereka saja yang sudah terbiasa berkunjung

 Pengunjung Papan Koran hanya didominasi pria dewasa 20-60an tahun  Papan Koran merupakan sebuah media informasi gratis untuk siapapun

namun popularitasnya terbatasi oleh lokasi dan publikasi

I.3. Rumusan Masalah

 Bagaimana merancang ulang kemasan Papan Koran dengan lebih menarik, dan aman bagi informasi yang disediakan untuk para pengunjung ?

(12)

I.4. Pembatasan Masalah

Masalah dibatasi pada bagaimana merancang desain Papan Koran sehingga lebih aman dan menarik tentunya, yang kemudian dapat dipublikasikan kehadapan publik/ masyarakat Bandung khususnya.

Riset ini ditujukan untuk kalangan umum tanpa ada batasan sosial, budaya, pendidikan, usia dari 20–30 tahun, siapa saja yang menggunakan fasilitas umum di kota Bandung.

I.5. Tujuan Penelitian

Tujuannya adalah memberikan tampilan baru dengan lebih aman dan menarik kepada Papan Koran yang nantinya akan disebarkan di beberapa lokasi di kota Bandung, untuk memfasilitasi bagi siapa saja yang hendak mengakses informasi didalamnya secara langsung.

I.6. Manfaat Perancangan

(13)

BAB II

PAPAN KORAN KOTA BANDUNG

II.1. Pengertian dan Sejarah Papan Koran

Seorang praktis media dan trainer komunikasi praktis, Asep Syamsul dalam situs www.romeltamedia.com, menjelaskan mengenai Acta Diurna sebuah Koran Pertama di Dunia. IstilahActa Diurna bisa dipastikan selalu muncul dalam buku-buku jurnalistik, khususnya dalam membahas sejarah dan pengertian jurnalistik. Acta Diurna disebut-sebut sebagai momentum sejarah kelahiran surat kabar atau media massa di dunia. Acra Diurna menjadi koran pertama di

dunia.Bahkan, dari kata Acta Diurna inilah istilah “jurnalistik” lahir, yakni dari “diurna”, “diurnalis”, “journal”, “journalistic”.

Acra Diurna adalah istilah Latin. Dalam bahasa Inggris disebut Daily Acts

(kegiatan sehari-hari) yang kadang diterjemahkan menjadi “Daily Public Records” (rekaman publik sehari-hari).

Gambar II.1 Acta Diurna

(Sumber : www.romelteamedia.com, Mei 2014 )

Acta Diurna tak lain adalah sebutan bagi media publikasi zaman Romawi Kuno

pada masa kekaisaran Julius Cesar. Media publikasi semacam “papan

(14)

Acta Popidi, atau Acta Publica ini berupa tulisan yang diukur pada batu atau

logam dan dipasang di tempat-tempat umum seperti Forum of Rome.

Gambar II.2Graffiti kit

(Sumber : www.romelteamedia.com, Mei 2014 )

Bentuk pertama Acta muncul sekitar tahun 131 SM masa pemerintahan Republik Romawi . Semula Acta Diurna hanya berisi pengumuman resmi seperti dekrit kerajaan, kebijakan senator, dan acara pengadilan, lalu diperluas menjadi berisi pemberitahuan publik dan pengumuman dan informasi penting lainnya, seperti kelahiran, pernikahan, dan kematian.

Bentuk lain dari Acta adalah pemberitahuan hukum, kota, dan militer. Acta Senatushasil rapat para senator awalnya dirahasiakan hingga dibuka untuk publik

pada masa Julius Caesar pada 59 SM.

Atas kebijakannya itu (publikasi Acra Diurna untuk umum), Julius Caesar pun dijuluki “Bapak Pers Dunia” atau setidaknya dianggap sebagai “pelopor

jurnalistik dan media”.Publikasi Acta Diurna berhenti ketika kursi kaisar dipindahkan ke Konstantinopel. Para kaisar Romawi kemudian menyensor ketat dan kadang-kadang tidak mempublikasikannya. Disahkan izin khusus untuk melihatnya.

II.2. Papan Koran ( Harian Pikiran Rakyat)

(15)

Sejumlah wartawan kota Kembang harus kehilangan pekerjaan karena surat kabar N.V. bernama Pikiran Rakyat tempat mereka bekerja harus berhenti terbit. Koran yang pertama kali terbit pada 30 Mei 1950 itu harus berhenti terbit karena terlambat memenuhi ketentuan peraturan pada saat itu yang mengharuskan setiap surat kabar untuk berafiliasi dengan salah satu kekuatan politik atau memilih bergabung dengan koran yang ditentukan oleh Departemen Penerangan. Sebuah regulasi yang aneh memang jika dilihat pada masa ini.

Karena harus berhenti terbit dikarenakan faktor non teknis tersebut,

muncullah “dorongan” dari Panglima Kodam (Pangdam) Siliwangi (Ibrahim Adjie saat itu) kepada para wartawan yang kehilangan pekerjaan itu (diwakili oleh Sakti Alamsyah dan Atang Ruswita) untuk menerbitkan Koran Angkatan Bersenjata edisi Jawa Barat yang berafiliasi dengan Harian Umum Angkatan Bersenjata yang terbit di Jakarta. Para wartawan itu pun berhasil menerbitkan koran perdana pada 24 Maret 1966 yang bertepatan dengan peringatan ke-20 peristiwa Bandung Lautan Api.

Hampir setahun koran Angkatan Bersenjata edisi Jawa Barat eksis, Menteri Penerangan justru mencabut peraturan tentang keharusan bagi koran untuk berafiliasi dengan kekuatan politik. Panglima Kodam III Siliwangi pada saat itu pun kemudian menerbitkan Surat Keputusan Papelrada tentang pelepasan afiliasi

Harian “Angkatan Bersenjata Edisi Jawa Barat” dari Harian “Angkatan Bersenjata Pusat” sekaligus melepas sepenuhnya dari ketergantungan Kodam III Siliwangi.

Akibat pelepasan afiliasi ini menjadikan harian Angkatan Bersenjata edisi Jawa Barat pun berganti nama menjadi Harian Umum Pikiran Rakyat sejak 24 Maret 1967 sampai sekarang.

(16)

Gambar II.3 Papan Koran Pikiran Rakyat(Sumber : Pribadi, April 2014 )

Media cetak atau koran adalah suatu dokumen atas segala hal yang di katakan orang lain dan rekaman peristiwa yang di tangkap oleh sang jurnalis dan di ubah menjadi lembaran dengan sejumlah kata gambar, atau foto, dalam tata warna dan halaman putih.

Koran dalam bentuk media cetak merupakan salah satu bentuk media massa yang sudah ada sejak beratus tahun lalu, dan menjadi bagian dari masyarakat menurut Triwibawani Mariningsih (2013). Koran berfungsi sebagai media informasi dan sarana edukasi bagi masyarakat. Informasi yang dihasilkan dari koran bisa dipergunakan sebagai sarana untuk pengambilan keputusan. Koran juga berfungsi sebagai sarana pengawas atas tindakan korupsi dan hal-hal buruk lainnya yang mungkin terjadi.

Berdasarkan studi kasus dari Pikiran Rakyat bahwa Papan Koran di kota Bandung di pelopori oleh redaksi Pikiran Rakyat, media Papan Koran ini masih di pertahankan sampai saat ini, namun populeritas nya masih kurang di ketahui oleh masyarakat kota Bandung. Papan Koran sendiri banyak di temukan di kota-kota besar lainnya dan salah satunya di yogyakarta, solo dan lain-lain. Menurut sejarah Papan Koran di Bandung, pada tahun 1973 bertepatan dengan muncul nya koran Pikiran Rakyat maka media Papan Koran ini muncul dengan tujuan :

Menurut Ricky Primansyah (2014) marketing communikation Pikiran Rakyat tujuan dari Papan Koran baca adalah :

(17)

tujuan memberi infomasi berita secar aktual dengan gratis, dan orang yang membaca tidak perlu kesulitan mengakses internet.Membangun sebuah silaturahim baru dalam mencari informasi di tempat umum dan mempertahankan budaya membaca.

Kutipan di atas memberi suatu kontribusi yang memberi nilai positif di kalangan masyarakat Bandung, dengan media ini adanya suatu nilai budaya masyarakat 1yang perlu kita pertahankan dan terus di kembangkan. Masyarakat kurang mamapu juga tidak ketinggalan informasi berita dan membantu mereka dalam memperoleh wawasan baru yang berkembangan di masyarakat.

Sesuai dengan aspek Pikiran Rakyat Bandung yaitu:

A. Visi

Harian Umum Pikiran Rakyat dilahirkan untuk menjadi tuan rumah yang dominan di Jawa Barat. HU Pikiran Rakyat dikelola oleh generasi terbaik di zamannya, maka dari itu, HU Pikiran Rakyat akan terus maju, tumbuh dan berkembang baik sebagai institusi sosial maupun bisnis.

B. Misi

Harian Umum Pikiran Rakyat dilahirkan untuk berperan serta dalam pembangunan bangsa dan negara khususnya pembangunan di wilayah Jawa Barat juga termasuk pembangunan kualitas manusianya yang mencakup :

 Kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta ketaatannya dalam melaksanakan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya.

 Kualitas pemahaman dan penghayatan atas nilai-nilai Pancasila serta diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat.

 Kualitas kehidupannya secara materil, serta memiliki etos kerja yang berupaya untuk mewujudkannya.

 Kualitas pemahaman dan penghayatan atas kewajiban-kewajiban dan hak-haknya sebagai warga negara.

(18)

C. Pelaksanaan Misi

Pikiran Rakyat dalam menjalankan Misi mempunyai peranan yaitu :  Sebagai penyalur aspirasi masyarakat yang gigih serta menjadi penyejuk

dan penenang masyarakat dalam menyampaikan aspirasinya.

 Sebagai penyebar dan sumber informasi yang terpercaya dan berguna, oleh karena itu berita-berita menerapkan prinsip akurat.

 Sebagai media komunikasi yang efektif dan efisien antara pemerintah dengan masyarakat, antar instansi pemerintah, serta antar kelompok-kelompok sosial masyarakat.

 Sebagai sarana kontrol sosial yang efektif, oleh karena itu objektif dan proporsional dengan berpegang teguh pada filosofi Sunda, silih asah, silih asih, jeung silih asuh.

 HU Pikiran Rakyat memanfaatkan secara optimal kemerdekaan Pers dan memegang prinsip terlaksananya berbagai fungsi dan misi dalam rangka pengabdian terhadap masyarakat, bangsa dan negara.

 HU Pikiran Rakyat berani menentukan sikap atau pilihan dalam kebebasannya.

 Kritis dan berpegang teguh pada norma dank ode etik jurnalistik.

 Transparan, tampil berani,dan bijak dalam mempertimbangkan layak atau tidaknya sebuah berita, artikel, foto atau gambar yang akan disajikan.  HU Pikiran Rakyat harus menjadi surat kabar yang religious dalam arti

segala sesuatu pemilihan, pemuatan, dan penyajian berita-berita dilakukan senantiasa dilandasi ajaran agama yang melarang fitnah, mengadu domba dan menimbulkan perpecahan.

 HU Pikiran Rakyat harus menjadikan dirinya sebagai surat kabar yang dibanggakan dan dipenulisngi oleh masyarakat Jawa Barat.

D. Tujuan PT. Pikiran Rakyat Bandung

(19)

 Mengukuhkan eksistensi Pikiran Rakyat di Jawa Barat,  Meningkatkan volume penjualan di setiap wilayah,  Menambah volume pelanggan di setiap wilayah,  Membentuk loyalitas pembaca di setiap wilayah,  Menumbuhkan minat baca,

 Meningkatkan jumlah pembaca,  Meningkatkan citra perusahaan,

 Meningkatkan brand awareness perusahaan,  Membentuk pasar masa depan,

 Membina pembaca masa depan,

 Menumbuhkan citra dan produk yang menyebar dan mengakar di Jawa Barat.

Adapun tujuan PT.Pikiran Rakyat Bandung yang mencakup aspek ideal dan komersial, yaitu:

- Aspek ideal, menyangkut hubungan dalam mensukseskan program pembangunan nasional menuju masyarakat adil dan makmur. Hal ini sesuai dengan fungsi perusahaan nasional yaitu menyebarluaskan informasi, melakukan kontrol sosial, menyalurkan aspirasi rakyat dan menggerakkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan nasional. - Aspek komersial mencakup hal-hal komersil dari kegiatan perusahaan,

seperti penjualan surat kabar/koran dan periklanan.

(20)

Gambar II.4 Papan Koran kota Bandung Gambar II.5. Parkiran Redaksi Pikiran Rakyat

(Dokumen Pribadi, 2013) (Dokumen Pribadi, 2013)

II.3. Papan Koran dan Beberapa Hasil Pengamatan yang Berkaitan

Papan Koran adalah sebuah media informasi gratis yang diakses secara manual yang berbentuk media cetak. Walaupun berbentuk media cetak, namun Papan Koran ini masih banyak diminati oleh beberapa kalangan masyarakat yang sudah terbiasa dan membutuhkan informasi yang ada didalamnya. Papan Koran memiliki beberapa keterkaitannya dengan beberapa hal disekitarnya.

II.3.1. Kota Bandung

Berdasarkan data yang didapatkan pada situs duniabaca.com, kota Bandung merupakan kota terpadat di Jawa Barat, di mana penduduknya didominasi oleh etnis Sunda, sedangkan etnis Jawa merupakan penduduk minoritas terbesar di kota ini dibandingkan etnis lainnya.

Pertambahan penduduk kota Bandung awalnya berkaitan erat dengan ada sarana transportasi Kereta api yang dibangun sekitar tahun 1880 yang menghubungkan kota ini dengan Jakarta (sebelumnya bernama Batavia). Pada tahun 1941 tercatat sebanyak 226.877 jiwa jumlah penduduk kota ini kemudian setelah peristiwa yang dikenal dengan Long March Siliwangi, penduduk kota ini kembali bertambah dimana pada tahun 1950 tercatat jumlah penduduknya sebanyak 644.475 jiwa.

II.3.1. Pariwisata dan Budaya Kota Bandung

(21)

bangunan lama berarsitektur peninggalan Belanda, diantaranya Gedung Sate sekarang berfungsi sebagai kantor pemerintah provinsi Jawa Barat, Gedung Pakuan yang sekarang menjadi tempat tinggal resmi gubernur provinsi Jawa Barat, Gedung Dwi Warna atau Indische Pensioenfonds sekarang digunakan oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia untuk Kantor Wilayah XII Ditjen Pembendaharaan Bandung, Villa Isola sekarang digunakan Universitas Pendidikan Indonesia, Stasiun Hall atau Stasiun Bandung dan Gedung Kantor Pos Besar kota Bandung.

Kota Bandung juga memiliki beberapa ruang publik seni seperti museum, gedung pertunjukan dan galeri diantaranya Gedung Merdeka, tempat berlangsungnya Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika pada tahun 1955, Museum Sri Baduga, yang didirikan pada tahun 1974 dengan menggunakan bangunan lama bekas Kawedanan Tegallega, Museum Geologi Bandung, Museum Wangsit Mandala Siliwangi, Museum Barli, Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan, Gedung Indonesia Menggugat dahulunya menjadi tempat Ir. Soekarno menyampaikan pledoinya yang fenomenal (Indonesia Menggugat) pada masa penjajahan Belanda, Taman Budaya Jawa Barat (TBJB) dan Rumentang Siang.

(22)

Supermal, Cihampelas Walk, Paris Van Java Mall, dan Bandung Indah Plaza.

Sementara beberapa kawasan pasar tradisional yang cukup terkenal di kota ini diantaranya Pasar Baru, Pasar Gedebage dan Pasar Andir. Potensi kuliner khususnya tutug oncom, serabi, pepes, dan colenak juga terus berkembang di kota ini. Selain itu Cireng juga telah menjadi sajian makanan khas Bandung, sementara Peuyeum sejenis tapai yang dibuat dari singkong yang difermentasi, secara luas juga dikenal oleh masyarakat di pulau Jawa.

Kota Bandung dikenal juga dengan kota yang penuh dengan kenangan sejarah perjuangan rakyat Indonesia pada umumnya, beberapa monumen telah didirikan dalam memperingati beberapa peristiwa sejarah tersebut, diantaranya Monumen Perjuangan Jawa Barat, Monumen Bandung Lautan Api, Monumen Penjara Banceuy, Monumen Kereta Api dan Taman Makam Pahlawan Cikutra.

II.3.2. Ruang Publik

Konsep publicsphere pada awalnya bermula dari sebuah esai Jurgen Habermas pada tahun 1962 berjudul TheStructural Transformation of The Public Sphere. Dalam esai tersebut, Habermas melihat perkembangan

wilayah sosial yang bebas dari sensor dan dominasi. Wilayah itu disebutnya

(23)

Ruang publik yang dipahami Habermas bukanlah prinsip yang abstrak melainkan sebuah konsep yang praktis, tepatnya

culturally-embeddedsocialpractice. Habermas mengangkat obrolan di coffe house

(Inggris) abad 18, salon (Prancis) dan tichgesllschaften (Jerman) sebagai ruang publik. Disitulah forum yang ideal tempat berbagai gagasan didiskusikan secara terbuka. Komentar-komentar yang ada dalam berbagai pemberitaan diperdebatkan. Pada akhirnya, opini yang tercipta mampu mengubah berbagai bentuk hubungan dan struktur sosial kemasyarakatan baik di kalangan kaum aristrokrasi maupun lingkungan bisnis pada umumnya. Ruang publik seperti ini menurut Granham, bertujuan membebaskan diri dari pengaruh kekuasaan gereja maupun negara (Heryanto, 2007).

Ruang publik (publicsphere), menurut Habermas (1993), adalah arena yang berada didalam komunitas ekonomi dan negara. Di ruang itu, publik bisa menjalankan diskusi rasional, membentuk opini , serta melakukan pengawasan terhadap pemerintah. Dari konsep tersebut tersirat adanya pengawasan publik melalui sebuah ruang publik, seperti media massa dan forum diskusi, yang relatif berada diluar jangkauan intervensi pemerintah ataupun penetrasi kepentingan ekonomi pasar. Dalam konteks yang lebih umum dan sederhana, ruang publik merupakan wilayah yang bebas dari dominasi negara, tempat publik berpartisipasi dalam debat publik berdasarkan prinsip kebersamaan (Hidayat, 2002).

II.3.2.2. Tipe-Tipe Ruang Publik

(24)

Gerakan mahasiswa yang mendorong reformasi adalah contoh tipe pertama ini. Dalam gerakan inilah kita menyaksikan lahirnya ruang publik politis di negeri kita.Para aktor ruang publik autentik memiliki kepekaan atas bahaya-bahaya yang mengancam hak-hak komunikasi kita sebagai warga negara dan menentang setiap upaya merepresi kelompok-kelompok minoritas dan marjinal. Perkembangan ruang autentik ini akan banyak ditentukan oleh civiccourage dan civicfriendship yang tumbuh di antara warga negara. Ini

tampak, misalnya, dalam keberanian sebuah media menyiarkan, menerbitkan, atau menayangkan berita yang menjadi hak publik untuk mengetahuinya, tetapi menohok kepentingan pemodal ataupun birokrasi: dalam gerakan pemberantasan korupsi misalnya. Multiplikasi aktor ataupun lembaga yang memiliki civicvirtues seperti ini merupakan syarat pembentukan ruang publik autentik.

Tipe kedua-"ruang publik tak autentik"– adalah kekuatan pengaruh atas keputusan para pemilih, konsumen, dan klien untuk memobilisasi loyalitas, daya beli, dan perilaku mereka lewat media massa. Berbeda dari yang pertama, para aktor di sini hanya "memakai" ruang publik yang sudah ada dengan bantuan sumber-sumber dari luar mereka, yakni uang dan kuasa. Partai politik dan asosiasi bisnis dalam masyarakat kita tercakup dalam tipe kedua ini. Ruang publik macam inilah yang dominan di dalam masyarakat yang menjalankan kesehariannya.

AS Hikam (1999:201) memberikan padanan pada ruang publik sebagai wilayah publik (publicsphere) yang bisa diartikan wilayah dimana masyarakat sebagai warga negara memiliki akses penuh terhadap setiap kegiatan publik. Warga negara berhak melakukan kegiatan secara merdeka dalam menyampaikan pendapat, berserikat, berkumpul, serta menyiarkan penerbitan yang berkaitan dengan kepentingan umum. Habermas memasukkan dalam wilayah publik ini media massa, sekolah, gedung-gedung, pertemuan umum parlemen dan lain-lain.

(25)

akses terhadap informasi yang mereka butuhkan . Terpenting adalah dapat membuat pilihan yang demokratis, persamaan dalam menyelesaikan masalah publik, kebebasan membuat perjanjian/ persetujuan dengan pihak lain, membentuk gerakan-gerakan sosial, terlibat dalam kebijakan publik.

Terminologi ruang publik sebenarnya berbicara tentang seluruh isu-isu tersebut serta hubungan antar isu tersebut. Ruang publik berada pada wilayah (space) komunikasi, rangkaian pembicaraan/ percakapan dan perdebatan banyak orang. Ia juga sebagai ukuran/dimensi penting dari masyarakat sipil. Masyarakat sipil tanpa ruang publik yang kuat menyebabkan kurangnya kesempatan rakyat berpartisipasi secara kolektif walaupun menyangkut isu-isu kebijakan yang spesifik. Ruang publik juga berfungsi sebagai perantara integrasi sosial, bentuk solidaritas sosial, serta arena debat masyarakat. Rakyat bersatu tidak hanya berdasarkan kesamaan budaya, tetapi disebabkan oleh adanya kesempatan mendiskusikan sebuah isu dengan sesama mereka ,walaupun ada perbedaan diantara mereka.

Berdasarkan uraian-uraian yang telah tertulis sebelumnya, penulis mencoba menggabungkan pengertian dari ruang publik sebagai tempat kehidupan sosial warga negara untuk berinterakasi satu sama lain melalui prinsip demokrasi untuk kepentingan bersama. Ruang gerak masyarakat tanpa diintervensi oleh negara bahkan mampu untuk mengawasi keberadaan negara. Apabila Habermas mencontohkan kafe, salon dan tempat umum sebagai contoh, maka diabad millenium saat ini pengertian ruang publik semakin luas,

tidak hanya ’ruang’ dalam arti fisik yang dapat berinteraksi secara langsung.

Merambah juga ruang non- fisik, seperti media massa; televisi, radio dan koran, bahkan internet dan handphone telah masuk kedalam pengertian yang baru.

II.3.3. Hubungan antara Ruang Publik dan Papan Koran

(26)

tempat yang ada, terkadang membuat orang orang yang datang, seringkali memparkirkan kendaraan mereka sembarangan sehingga mengganggu kenyamanan ruang publik yang ada.

Melihat perkembangan ruang publik yang sedang berusaha diwujudkan pemerintahan kota Bandung saat ini, merupakan sebuah pembangunan yang baik dalam rangka meningkatkan ruang terbuka yang nyaman yang akan berpengaruh terhadap people index happiness. Maka Papan Koran juga dapat masuk dan berdampingan dengan ruang publik dalan rangka mewujudkan situasi kondisif dimana masyarakat tidak hanya menikmati kenyamanan ruang publik, tapi juga dapat sekaligus mendapatkan informasi yang disediakan oleh Papan Koran.

Namun dengan penyebaran yang bersifat general di kota Bandung, makan desain dari Papan Koran ini juga harus dapat terlihat menarik dan mewakili citra ataupun identitas yang dimiliki oleh kota Bandung. Sehingga desain dari Papan Koran tersebut haruslah menampilkan beberapa ikon yang menjadi ciri khas kota Bandung, baik itu yang berbentuk fisik terlihat ataupun berbentuk non-fisik yang biasanya berkaitan dengan kegiatan ataupun rutinitas positif khas kota Bandung.

II.4. Solusi

Berdasarkan kriteria di atas dapat di simpulkan bahwa media ini di tempatkan berdampingan dengan ruang publik kota Bandung yang berpotensi memberi ruang infomasi baru yang bermanfaat, dalam rangka memberi informasi yang mencakup ke seluruh kalangan masyarakat. Desain Papan Koran yang sederhana dan rentan tangan-tangan jahil juga menjadikannya memerlukan sebuah perancangan yang lebih baik dan efektif dalam rangka memenuhi dan menyesuaikan perkembangan yang ada di masyarakat pada umumnya.

(27)
(28)

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1. Strategi Perancangan

Papan Koran adalah media yang sudah lama ada di masyarakat kota Bandung namun populeritas nya masih kurang terkenal, dan media ini hanya di kunjungi oleh kalangan orang tua. Perlunya suatu kemasan baru dalam mempopulerkan kembali ke masyrakat kota Bandung dengan cara Re-Design media ini dengan kemasan yang menarik untuk masyarakat.

Diharapkan dari perancangan ini, setiap pengunjung akan mendapat suatu informasi yang memberi suatu kegiatan positif, sehingga mereka akan merasakan wawasan infomasi berita secara berkala yang di harapakan lebih ke arah kegiatan yang positif. Atribut yang di rancang untuk memberi suatu kemudahan membaca dan semangat baca masyarakat lebih bekembang lagi.

III.1.1. Pendekatan Komunikasi

Infomasi Papan Korang ini terus berkembang dan terdapat di sudut-sudut taman kota Bandung, yang memberi suatau infomasi beragam dan adanya suatau nilai budaya yang semakin membangun masyarakat dalam memberi informasi yang beragam.

(29)

Papan Koran dengan visualisasi yang ada juga dapat mengarahkan pengujung untuk membaca salah satu infomasi berita sesuai dengan tema yang sedang dibahas. Sehingga setidaknya dapat memudahkan masyrakat dalam membaca berita, dan diharapkan dengan adanya persuasi visual akan lebih berdampak kepada minat pengunjung untuk dapat menginformasi berdasarkan tema yang diinginkan dengan baik.

Diharapkan media ini dapat bekerjasama dengan pihak koran untuk dapat menampilkan dan memperagakan informasi-informasi tambahan seputar berita yang sedang diberkembang agar dapat menambah wawasan bagi para pengujung. Sekaligus membuka potensi dibukanya Papan Koran baru ditempat umum dan up to date seputar Jawa barat, sehingga informasi dan wawasan yang akan dibahas lebih menarik dan dibutuhkan oleh orang-orang saat ini.

III.1.1.1. Pendekatan Visual

Pendekatan visual dalam Papan Koran ini dilakukan secara persuasif dengan cara mendesain media Papan Koran dengan lebih kreatif dan menarik untuk dikunjungi. Beberapa desain diantaranya menunjukan identitas visual yang terinspirasi dari hobi dan kegiatan kalangan muda pada saat ini.

III.1.1.2. Pendekatan Verbal

Pendekatan komunikasi secara verbal dapat dilakukan dengan cara mendesain dengan warna yang beragam yang di sesuai kan dengan tema berita yang di muat . Warna yang di rancang tidak terlalu mencolok supaya masyarakat bisa nyaman dalam membaca berita lebih baik. Bahasa yang digunakan didalamnya menggunakan bahasa memberikan perhatian dan

(30)

usaha memberikan dampak penasaran dan ketertarikan orang untuk dapat mendekati dan mengunjungi Papan Koran tersebut.

III.1.2. Strategi Kreatif

Papan Koran ini tidak akan cukup menarik dan membosankan ketika media penyampaiannya hanya begiru saja tanpa adanya sentuhan seni yang dapat membuat pembaca merasakan hal yang berbeda dan kenyamanan tersendiri saat mengakses informasi melalui Papan Koran ini.

Strategi kreatif yang dirancangkan adalah mendesain kemasan media infomasi yang dapat menarik masyarakat untuk membaca sekaligus memberi dampak keyamananan didalamnya, serta sajian infomasi yang beragam bisa semakin memberikan mereka wawasan dan pengetahuan baru dengan lebih baik.

Adapun strategi kreatif ini melibatkan media masa koran yang memberi informasi baru setiap harinya, dan juga beberapa media cetak lainnya sebagai media pendukung unutuk memberikan informasi dan persuasi kepada masyarakat untuk mengakses Papan Koran tersebut. Selain itu, penempatan media Papan Koran di beberapa titik di kota Bandung juga akan sangat menunjang keberhasilan media dalam memfasilitasi masyarakat untuk mengakses informasi mudah tanpa dipungut biaya.

Penempatan media ini di tempatkan di taman kota yang strategis untuk memudahkan pembaca membaca dan mencari informasi berita di belakang Monumen Pancasila, taman jomblo, taman fotografi, taman lansia, dan taman Musik.

III.1.3. Strategi Media

(31)

III.1.3.1. Media Utama

Desain Papan Koran adalah media utama yang menjadi bentuk media penarik perhatian masyarakat untuk membaca. Maka informasi gratis yang hendak disampaikan didalamnya akan lebih bermanfaat karena masyarkat telah tertarik sebelumnya oleh desain Papan Koran yang unik dan kreatif.

Papan Koran ini di re-design dengan lebih baik lagi untuk tujuan komersil yang lebih berkembang lagi.hal in dapat diperoleh dengan cara sebuah kontribusi dari pemanfaatan lahan yang kurang bermafaat lalu dijadikan sebagai wahana/tempat media Papan Koran didalamnya. Ini akan lebih bermanfaat bagi masyarakat untuk mmemberikan suatu warna baru dalam mencari dan mengakses infomasi.

Media ini sudah ada zaman dulu di romawi oleh Julius Cesar yaitu arca Diurna yaitu salah satu media infomasi yang dulu nya di tulis batu atau logam untuk mengumkan suatu berita atau pun informasi lainnya. Namun dengan seiring perkembangan zaman media inipun terus berkembang dan berevolusi.

Beberapa contoh Papan Koran yang ada di luar maupun dalam negri, disian yang di tampilkan ke arah media infomasi yang mutahir.

Gambar III.1. Papan Koran

(32)

Gambar III.2. Papan Koran Gantung

(Sumber: www.commons.wikimedia.com, 2014)

Gambar III.3. Papan Koran moderen (Sumber: www.tjskl.org.cn, 2014)

Seiring dengan berjalannya waktu, dunia teknologi semakin berkembang pesat dalam kehidupan manusia. Tentunya hal ini akan berpengaruh terhadap gaya hidup manusia pada umumnya yang kemudian akan mengalami pergeseran budaya. Seperti yang dikutip dari jurnal Seni dan Budaya (2010), bahwa Pengaruh media masa pada sebagian masyarakat memunculkan budaya instan, dimana informasi melalui media masa diterima begitu saja tanpa melalui proses penganalisaan terhadap informasi tersebut.

(33)

belum tentu fakta nya, di sini media Papan Koran berperan lebih untuk memberi informasi yang lebih baik lagi.

III.1.3.2. Media Pendukung

Untuk Media Pendukung, dipilih beberapa media cetak dan media digital yang berkaitan dengan media kampanye pada Papan Koran seperti Map Kreatif, X-Banner, Web-Banner, Gambar tempel (Sticker), T-Shirt, Flyer/Pamflet. Berikut adalah penjelasannya :

Creative Map (peta kreatif) Papan Koran

Peta petunjuk Papan Koran adalah salah satu media cetak yang bersifat informatif yang dapat disampaikan kepada pengunjung. Peta ini akan memberikan sebuah informasi mengenai letak penempatan Papan Koran di beberapa titik kota Bandung.

X-Banner

X-Banner merupakan sebuah media cetak

pendukung dalam mempublikasikan dan menginformasikan Papan Koran kepada masyarakat yang sedang melintas ataupun sedang menakses informasi pada Papan Koran.

Web-Banner & Media Online

Web-Banner merupakan sebuah media elektronik

yang nantinya dapat ditempatkan di dunia maya seperti website dan media sosial

Sticker

(34)

sedemikian rupa , akan menjadi sebuah media kampanye yang bersifat penyadaran, mengajak, bahkan mengingatkan dengan baik ketika sticker tersebut dapat menyebarkankan identitas Papan Koran agar lebih dikenal.

T-Shirt (Kaos)

Kaos ini dapat menjadi sebuah media publikasi dan identitas dalam mempromosikan dan mengkampanyekan gerakan mengakses informasi gratis melalui media Papan Koran.

Flyer/Pamflet

Flyer adalah sebuah media cetak berbentuk

selembaran yang bersifat fleksibel. Didalamnya dapat dimuat media informasi dan publikasi yang dapat disebarkan secara umum kepada masyarakat.

 Poster

Poster ini dapat menjadi sebuah media publikasi dan identitas dalam mempromosikan untuk lebih di kenal lagi oleh kalangan masyarat.

Billboard

Bilboard adalah sebuah papan nama atau papan reklame , sebagai media komunikasi luar ruangan (outdoor) untuk menyampaikan pesan berupa pemberitahuan, ajakan,atau peringatan yang di tunjukan kepada masyarakat atau publik.

III.1.4. Strategi Distribusi

(35)

Tabel III.1. Tabel penggunaan media promosi

Media utama di tempatkan di beberapa titik kota Bandung tujuannnya untuk memberi ke mudahan dalam mencari informasi berita, adapun taman yang di pasang Papan Koran yaitu di taman jomblo, taman fotografi, taman lansia, taman musik dan monumen perjuanagan, beberapa titik tersebut salah satu tempat yang sering di kunjungi masyarakat kota Bandung, memiliki cahaya yang cukup dan ruang parkir yang memadai.

Media pendukung yang besar di tempatkan sudut kota Bandung dan media yang cukup kecil di tempatkan di sekitaran media utama, salah satunya untuk menarik masyarakat untuk msekedar membaca dan melihat media ini. Adapun beberapa media pendukung ini di berikan secara gratis supaya masyarakat lebih antusias untuk datang.

III.2. Konsep Visual

(36)

Media ini memiliki beberapa arti dan konsep visual yang menyesuaikan dengan tempat yang sudah di rancang sebelumnnya, media Papan Koran ini di antaranya seperti gambar berikut :

Gambar III.4 Icon Papan Koran

1. Taman jomblo icon yang di tampilkan adalah seseorang yang sedang mencari cinta di gambarkan dengan orang yang sendiri mencari sebuah cinta

2. Taman Musik icon yang di tampilakan adalah tangga nada yang sering kita lihat bila membuat sebuah nada lagu.

3. Taman Lansia icon yang di tampilkan adalah sesorang yang membungkuk dan berusaha berjalan menggunakan tongkat.

4. Taman Fotografi icon yang di tampilkan adalah model kamera dengan pendekatan visual yang simpel

(37)

Gambar III.5 Arti dan Maksud

1. Merupakan tiang pasopati yang di gambarkan sebagai salah satu icon baru kota Bandung yang terdapat dua tiang yang saling menopang. 2. Terdapat sebuah lingkaran untuk menempatkan gambar media sesuai

dengan tempat, dan media ini menyala pada malam hari neon box 3. Nama media salah satunya untuk menginformasikan masyarakat untuk

lebih mengenal media ini

4. Atap tujuannya untuk melindungi hujan dan terik matahari

5. Tempat memasang kuran ukuran di susaikan untuk meremajakan pembaca

6. Terdapat kaca untuk memberi keamana dalam pemasang koran dan terdapat lampu untuk menerang Papan Koran

7. Tempat untuk menyimpan beberapa benda untuk memberi kenyamanan dalam menyimpan beberapa benda saat membaca.

III.2.1. Format Desain

Format desain yang akan diproduksi adalah berdasarkan media yang akan digunakan dalam kampanye komersial tersebut. Untuk media Papan Koran di re-design dan juga penempatan taman sesuai dengan kebutuhan yang telah disesuaikan.

III.2.2. Tata Letak (Layout)

(38)

lebih pada bagian atap Papan Koran yang berbentuk beragam sebagai salah satu ciri khas darimedia ini. Sedangkan tata letak untuk media pendukung dapat disesuaikan dengan kobsep perancangan yang telah direncanakan sebelumnya.

Ukuran media utama yang memudahkan untuk mendesain media ini adalah sebagai berikut:

Gambar III.6 Ukuran Papan Koran

Media utama ini di ukur sesuai dengan ukuran sebenarnya dan di buat miniatur 1:100 , yang memberi gambaran karya yang akan di tampilkan ke bentuk asli, ukran tubuh manusia rata-rata di indonesia 160 cm maka media ini di rancang untuk lebih mudah membacanya.

A.Papan Koran

(39)

Gambar III.7. Rancangan Papan Koran (Dokumentasi Pribadi, 2014)

Hal ini juga bisa memberi suatu ruang baru dalam memberi infomasi yang nyaman, dan kemasan yang menarik dapat memberi warna baru dalam pengembanagn media ini. Adapun media sebelumnya yang memberi kesan sebuah media informasi yang biasa, dan media yang tidak pernah berubah bentuknya memberi kesan kusam dan tiadak menarik.

Gambar III.8.Pengunjung Papan Koran (Dokumentasi Pribadi, 2014)

B. Media Cetak

(40)

Gambar III.9. Layout MapSouthbank(Sumber: www.creativeblog.com, 2014)

III.2.3. Tipografi

Tipografi adalah salah satu unsur penting dalam menampilkan kesesuaian dan ketepatan penggunaan jenis font terhadap setiap media yang dirancang. Font type yang digunakan berjenis sans serif yang lebih fleksibel namun tetap berkesan formal.

Font type yang digunakan adalah :

III.2.4. Ilustrasi

(41)

III.2.5. Warna

Warna merupakan sepktrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna (berwarna putih). Dengan menggunakan metode pemilihan warna yang tepat, maka akan membuat suatu objek tampak menarik dan indah. Warna-warna yang diterapkan dalam perancangan halaman media, dengan tujuan untuk membuat kesan dan suasana yang nyata bagi para pengunjung. Selain itu warna-warna juga menjadi kolaborator lain dalam rangka menarik perhatian pengunjung.

Salah satunya warna hitam tujuan nya untuk memberikan sebuah penyajian karya, untuk lebih fokus terlihat dari beberapa media sekitarnya, bersifat kuat karena warna hitam tidak mudah kotor, dan carhaya yang mengenai bidang hitam cenderung terserap maksimal.

Gambar III.10 Contoh Papan Koran

Pada umumnya warna-warna yang dipakai sebagai warna media pendukung ini di sesuaikan dengan warna sebagai berikut :

(42)
(43)

BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA

IV.1. Teknis Media

Media Papan koran adalah sebuah media informasi umum yang memuat koran-koran harian yang ditempel didalam atas papan dengan tujuan memfasilitasi masyarakat untuk mengakses informasi secara manual, berita terbaru setiap harinya. Dalam pelaksanaanya media ini di dukung oleh beberapa media lainnya dalam hal mepublikasikan infomasi ke rahah masyarakat. Media pendukung tersebut, diantaranya sebagai berikut :

 Map Kreatif

 X-Banner

 Web-Banner

 Gambar tempel (Stiker)

T-Shirt

Flyer/Pamflet

IV.2. Teknis Produksi Media

IV.2.1. Media Utama (Papan Koran Kota Bandung)

(44)

dan sejenisnya di beberapa sumber tertentu yang bersifat umum, dengan menyempatkan waktunya ataupun ketika mereka memliki waktu luang.

Maka munculah sebuah Media utama perancangan dalam bentuk sebuah desain kemasan baru Papan Koran, yang telah disempurnakan dan dibuat semenarik mungkin untuk menarik perhatian dan antusiasme masyarakat terhadapnya. Sehingga nantinya mereka akan mudah mengingat papan koran ini dan mendatanginya dikala waktu luang mereka.

Bahan : triplek, almunium, cat, Pipa. Ukuran : 2,50 cm x 4,50 cm

Teknik : desain

Penempatan : di kota bandung

IV.2.2.Media Pendukung

Media pendukung adalah media yang digunakan sebagai pelengkap publikasi dan eksistensi papan koran kota bandung. Kehadirannya membuat papan koran kota Bandung akan semakin mudah dikenal masyarakat, dan ditanamkan eksistensinya secara perlahan dalam benak masyarakat.

a. Map Kreatif

(45)

Bandung. Sehingga masyarakat bisa tahu apa dan dimana papan koran itu dapat diakses.

Bahan : Vinyl

Ukuran : A 2

Teknik : Cetak separasi film (cetak offset)

Penempatan : Perbatasan Kota Bandung, ruas jalan tol, pusat kota dan pusat keramaian kota, wilayah daerah wisata kota Bandung

b. X-Banner

(46)

Bahan : Flexi

Ukuran : menyesuaikan

Teknik : Cetak separasi film (cetak offset) Penempatan : di sebar

c. Web Banner

(47)

Bahan : Digital Image

Ukuran : menyesuaikan Teknik : Visual Grafis digital Penempatan : twitter dan facebook

d. Media Sosial

(48)

Bentuk : Grafis statis/Dinamis Ukuran : Menyesuaikan Teknik : Visual grafis digital

Penempatan : Grup facebook Sahabat Museum Geologi Bandung, situs pariwisata, situs budaya

e. Gambar Tempel/Sticker

Gambar tempel/Sticker ini dapat menjadi media asesoris yang fleksibel untuk mendukung eksistensi kehadiran media utama.

Bahan : Stiker

Ukuran : custom Teknik : Offset

Penempatan : Kawasan Kota Bandung

f. T-Shirt

(49)

Bahan : Cotton Combad Ukuran : S-XL Teknik : DTG

Penempatan : Kawasan Kota Bandung

g. Flyer/Pamflet

Media ini merupakan media yang fleksibel dapat disebar di beberapa tempat strategis berdasarkan target audiens. Media ini mampu menjadi sebuah media yang berfungsi penarik perhatian masyarakat berdasarkan konten didalamnya.

(50)

Penempatan : kawasan Kota Bandung

h. Poster

Media ini merupakan media yang fleksibel dapat disebar di beberapa tempat strategis berdasarkan target audiens. Media ini mampu menjadi sebuah media yang berfungsi penarik perhatian masyarakat berdasarkan konten didalamnya.

Bahan : Art Paper Ukuran : A3 Teknik : Offset

Penempatan : Kawasan kota Bandung

i. Bilboard

(51)

menjadi sebuah media yang berfungsi penarik perhatian masyarakat berdasarkan konten didalamnya.

Bahan : Art Paper

Ukuran : 13m x 10m Teknik : Offset

Gambar

Gambar II.1 Acta Diurna
Gambar II.2Graffiti kit
Gambar II.3 Papan Koran Pikiran Rakyat(Sumber : Pribadi, April 2014 )
Gambar III.1. Papan Koran
+7

Referensi

Dokumen terkait

“Dengan diadakannya penciptaan budaya religius di sekolah ini, saya dan para guru agama Islam memiliki tujuan untuk mendidik siswa agar menjadi siswa yang cerdas,

Memperhatikan hasil perhitungan konsumsi air untuk masing-masing tipologi rumah, yang dikaji berdasarkan perbedaan nilai standar deviasi, angka koefisien determinasi

Unsur Tujuan Tindak Pidana dalam Undang-Undang Keimigrasian adalah untuk Masuk dan keluar dari wilayah Indonesia yang membuat secara tidak benar berada di wilayah

Rendah Pada kategori ini, peserta didik jarang atau tidak pernah melakukan tindakan kecurangan dalam bidang akademik dengan cara menggunakan material tertentu yang

Text, Lexicon and Grammar of the source data. Discovery of meaning.. The second step is discovery the meaning of the

Dari Tabel 3 diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah data pengujian untuk pasien yang diduga menderita diabetes 217 dimana 128 pasien ( true-positive /TP) terdeteksi dengan benar

Untuk itu pada tahun 2003 dilakukan kegiatan ”Perencanaan Neraca Bahan Makanan Komoditas Hortikultura” yang bertujuan :. Mendapatkan besaran konversi dari kering panen ke

sejak berabad-abad yang lalu sebagai bagian yang penting dalam dunia perdagangan untuk memberikan jaminan atas barang dagangan yang menjadi tanggung jawab pemilik, pengangkut