• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan investasi saham syariah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan investasi saham syariah"

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE,Sy)

Oleh:

FIKRI INDRA SILMY NIM: 107046102077

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)

i

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 1 Juni 2011

(5)

ii I. Biodata Pribadi

1. Nama Lengkap : Fikri Indra Silmy 2. Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 28 Juni 1988

3. Alamat : Perumnas II Parungpanjang,

Kab. Bogor, Jawa Barat

4. Agama : Islam

5. Kewarganegaraan : Indonesia

6. Motto : Everybody’s miracle in their own way

II. Pendidikan Formal

1. SD Negeri Pondok Pinang 06 Petang (1994-1998)

2. SD Negeri Parungpanjang 02 (1998-2000)

3. MTs Darunnajah Cipining (2000-2003)

4. MA Darunnajah Cipining (2003-2007)

5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2007-2011)

III. Pendidikan Informal

(6)

iii

This research was conducted by selecting 154 sample of Sekolah Pasar Modal Participants which held in Indonesian Stock Exchange at 4, 5, and 11 Mei 2011. The sample of this research collected by using simple random sampling and proportionate random sampling. Analysis method which used in this research is multiple regression method.

The result of this research showed that perception, motivation, and learning and memory Sekolah Pasar Modal Participant impact simultaneously to their investment decision of sharia stocks. Motivation is the most significant independent variable to investment decision of sharia stocks of Sekolah Pasar Modal Participants.

(7)

iv investasi mereka di saham syariah.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 154 sampel dari Peserta Sekolah Pasar Modal yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia pada 4, 5, dan 11 Mei 2011. Metode pemilihan sampel menggunakan simple random sampling dan proportionate random sampling. Model analisis yang digunakan adalah regresi berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi, motivasi, dan belajar terhadap keputusan investasi saham syariah. Variabel motivasi merupakan variabel independen yang paling signifikan mempengaruhi keputusan investasi saham syariah.

(8)

v

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan Karunia yang telah diberikanNya, serta shalawat dan salam bagi Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertimbangan Investasi Saham Syariah” sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program pendidikan strata satu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan yang dapat dikoreksi. Penulis juga menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini bukan hanya semata-mata hasil jerih payah penulis sendiri, melainkan berkat bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang tak ternilai harganya.

Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis mengucapkan kepada Mimih dan Bapak yang selalu memberikan kasih sayang dengan sepenuh hati untuk memberikan dukungan baik moril maupun materiil yang tak terhingga. Kak Leli, Aam, dan seluruh keluarga besar yang ada di Indramayu dan di Serang.

Atas dasar itu penulis dengan tulus ikhlas mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan setiap masalah yang penulis hadapi dalam proses penyelesaian skripsi ini kepada:

(9)

vi

3. Bapak Dr. Ir. Iwan Pontjowinoto, MM., dan Bapak A. Chairul Hadi, MA yang telah memberikan kesempatan berdiskusi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Tim Sekolah Pasar Modal Bursa Efek Indonesia, terutama Bapak Taufiq, Mbak Yane, Linda, Sashi, dan Nina yang telah banyak membantu dalam penyebaran kuesioner kepada peserta Sekolah Pasar Modal.

5. Pimpinan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, dan Pimpinan Perpustakaan Umum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyediakan fasilitas untuk mengadakan studi perpustakaan.

6. Seluruh Staf pengajar beserta Asisten Dosen dan Karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

7. Seluruh Staf pengajar di Laboratorium Bank Syariah yang telah memberikan semangat kepada penulis, dan bersedia untuk diajak diskusi terkait penelitian yang akan dilaksanakan penulis.

8. Teman-teman angkatan 2007 kelas PS B, rekan-rekan LiSEnSi dan FoSSEI, dan rekan-rekan MES yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

(10)

vii

kepada semua pihak yang berkepentingan, dengan harapan skripsi ini dapat bermanfaat.

Jakarta, 1 Juni 2011

(11)

viii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 6

D. Review Studi Terdahulu 7

E. Kerangka Pemikiran 9

F. Sistematika Penulisan 11

BAB II LANDASAN TEORI 12

A. Investasi Saham Syariah 12

1. Landasan Investasi Syariah 15

2. Kesesuaian Syariah dalam Saham 17

3. Jenis Saham 19

4. Keuntungan dan Risiko Investasi Saham 20

5. Proses Investasi Saham 22

B. Perilaku Konsumen 27

1. Persepsi 29

2. Motivasi 37

(12)

ix

C. Jenis dan Sumber Data 53

D. Teknik Pengumpulan Data 53

E. Teknik Analisis Data 54

a. Analisis Kualitatif 54

b. Uji Validitas 55

c. Uji Reliabilitas 55

d. Uji Asumsi Klasik 56

e. Uji Hipotesis 57

BAB IV PEMBAHASAN

A. Sekilas Profil Sekolah Pasar Modal 61

B. Objek Penelitian Menurut Klasifikasi 63

C. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas 66

1. Uji Validitas 66

2. Uji Reliabilitas 71

D. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian 72

1. Variabel Independen 72

a. Persepsi 72

b. Motivasi 77

(13)

x

2. Hasil Pengujian Hipotesis 92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 99

A. Kesimpulan 99

B. Keterbatasan 100

C. Saran 101

DAFTAR PUSTAKA 102

(14)

xi

Tabel 2.1 Beberapa Daftar Motif-motif Sosial 42

Tabel 3.1 Proporsi Sampel 53

Tabel 3.2 Ukuran Korelasi 57

Tabel 3.3 Pengukuran Variabel 60

Tabel 4.1 Usia 63

Tabel 4.2 Kelamin 64

Tabel 4.3 Pendidikan Terakhir 64

Tabel 4.4 Pekerjaan 65

Tabel 4.4 Pendapatan Per Bulan 66

Tabel 4.6 Hasil Tryout Variabel Persepsi 67

Tabel 4.7 Hasil Tryout Variabel Motivasi 68

Tabel 4.8 Hasil Tryout Variabel Belajar 69

Tabel 4.9 Hasil Tryout Variabel Investasi Saham Syariah 70

Tabel 4.10 Uji Reliabilitas Responden 71

Tabel 4.11 Statistik Deskriptif Persepsi 72

(15)

xii

Tabel 4.16 Hasil Kuesioner Variabel Belajar 82

Tabel 4.17 Statistik Deskriptif Investasi Saham Syariah 85 Tabel 4.18 Hasil Kuesioner Variabel Investasi Saham Syariah 86

Tabel 4.19 Uji Multikolinearitas 91

Tabel 4.20 Model Summary 92

Tabel 4.21 Hasil Uji F 93

Tabel 4.22 Hasil Uji Parameter Individual (Uji Statistik t) 94

Tabel 4.23 Pearson Correlation 97

(16)

xiii

Gambar 2.1 Motivation Process 39

Gambar 2.2 Consumer Learning by Operant Conditioning 45 Gambar 4.1 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual 90

Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas 91

(17)

1 A. Latar Belakang Masalah

Investasi merupakan suatu kegiatan yang sangat dianjurkan Islam. Peningkatan lapangan pekerjaan akan berbanding lurus dengan tingkat investasi negara tersebut. Jika investasi di suatu negara kecil maka lapangan pekerjaan pun akan minim, sehingga mendorong pengangguran masyarakat. Kemudian jika banyak yang menganggur, angka kriminalitas juga akan meningkat. Allah SWT dalam Al-Qur’an (9:34) mengancam orang-orang yang menimbun hartanya dan tidak memutarnya dalam investasi.

(18)

Di sisi lain minat masyarakat Indonesia untuk berinvestasi sangat minim, khususnya investasi yang berkaitan dengan pasar modal. Entah karena ketidakkenalan masyarakat dengan perusahan sekuritas, kekurangberanian dalam menghadapi risiko saham, budaya masyarakat yang mencari aman, atau karena untuk membuka rekening efek membutuhkan dana yang tidak sedikit.

Pada akhir September 2010 proporsi kepemilikan saham oleh investor asing tercatat menurun dibanding tahun sebelumnya. Di akhir bulan tersebut tercatat sebesar 66,7% lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu yaitu 67,8%.1 Hal itu dinyatakan analisis karena lebih dipicu aktivitas investor domestik di lantai bursa efek Indonesia.

Meski dana-dana lokal mengalami peningkatan signifikan, kepemilikan pemodal domestik dari ritel masih sangat kecil, sekitar 11,7 miliar dollar AS, per September 2010. Jumlah tersebut hanya sekitar 9,58 persen dari keseluruhan dana yang masuk di bursa Tanah Air.

Rendahnya kepemilikan investor ritel dalam negeri itu tidak terlepas dari minimnya jumlah subrekening efek yang terdaftar di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). “Estimasi bursa saja baru mencapai 1 juta investor. Nilai itu kecil sekali dibandingkan jumlah penduduk kita,” jelas Felix Shindunata, pengamat pasar modal, di Jakarta, Senin (18/10) pada Koran Jakarta.

1

(19)

Perlu adanya sebuah terobosan yang dapat meningkatkan minat masyarakat Indonesia untuk berinvestasi di lantai bursa. Jika minat rakyat untuk membeli saham minim, dapat dimungkinkan mayoritas saham perusahaan-perusahaan dalam negeri akhirnya akan dimiliki oleh asing.

Belum lagi, saat ini banyak saham-saham yang masuk dalam golongan Daftar Efek Syariah. Data menunjukkan proporsi saham syariah dalam persen mencapai 48% di bulan Mei 2010. Karena mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim, seharusnya ini merupakan berita gembira dan pendorong agar dapat berinvestasi di saham yang tergolong syariah.

Tabel 1.1

Perkembangan Jumlah Daftar Efek Syariah

Sumber: www.idx.co.id

Alfahmi (2008) berpendapat bahwa perusahaan (dalam hal ini sekuritas) dalam memasarkan produk atau jasa yang ditawarkan harus dapat menetapkan

Periode Tanggal Terbit Saham Syariah Jumlah Saham %

I 30-Nov-07 164 383 43%

II 30-May-08 180 390 46%

III 30-Nov-08 185 396 47%

IV 29-May-09 177 396 45%

V 30-Nov-09 186 402 46%

VI 27-May-10 194 401 48%

(20)

harga dengan etis, promosi dengan sentuhan simpatik, hingga komunikasi di jalur distribusi, dan materi-materi promosi di tempat-tempat penjualan atau outlet.

Hawkins, Best, dan Coney (1995) menyatakan, “The marketing mix is the product, price, communication, distribution, and services provide to the target

market”. Menurut mereka produk yang dikeluarkan suatu perusahaan harus

cocok dengan kebutuhan pelanggan (investor). Kemudian harga yang ditetapkan harus cocok dengan fasilitas yang ada. Distribusi harus baik, karena dengan salahnya strategi distribusi akan berdampak dengan kegagalan produk. Komunikasi dengan konsumen juga harus baik. Kemudian yang terakhir menurut mereka adalah servis, penyediaan servis adalah suatu hal yang urgent tapi perusahaan harus memilih servis mana yang paling penting untuk mengenai sasaran konsumen.

Dari sisi konsumen, Mangkunegara (2005) menyatakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu kekuatan budaya dan kekuatan psikologis. Hal ini sesuai dengan pendapat William J. Santon (1981: 105) yang menyatakan, “sosiocultural and psychological force which influence consumer’s buying behavior”.

(21)

Wikipedia (2011) tertulis terdapat empat faktor internal konsumen yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan membeli produk:

1. Motivasi, merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Persepsi, merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap kejadian yang diterimanya berdasarkan infomasi dan pengalaman terhadap rangsangan tersebut.

3. Pembentukan sikap (attitude), merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka pada suatu hal.

4. Integrasi, merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Perasaan suka mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.

Penelitian ini mencoba mengkolaborasikan beberapa teori di atas tentang apa yang harus dilakukan perusahaan sekuritas sehingga penelitian ini nantinya akan menghasilkan titik temu antara keduanya. Oleh karena itu, penulis mengambil tiga variabel yang menurut peneliti dapat mewakili variabel-variabel lainnya, yaitu persepsi, motivasi, dan proses belajar..

(22)

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

Adapun pembatasan dan rumusan masalah yang akan diangkat adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh persepsi peserta sekolah pasar modal terhadap pertimbangan investasi saham syariah?

2. Bagaimana pengaruh motivasi peserta sekolah pasar modal terhadap pertimbangan investasi saham syariah?

3. Bagaimana pengaruh proses belajar peserta sekolah pasar modal terhadap pertimbangan investasi saham syariah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan

1. Mengetahui pengaruh persepsi peserta sekolah pasar modal terhadap pertimbangan investasi saham syariah.

2. Mengetahui pengaruh motivasi peserta sekolah pasar modal terhadap pertimbangan investasi saham syariah.

3. Mengetahui pengaruh pembelajaran peserta sekolah pasar modal terhadap pertimbangan investasi saham syariah.

Manfaat Penelitian 1. Bagi Akademisi

(23)

2. Bagi Praktisi

Dapat mengetahui kecenderungan masyarakat sehingga bisa membuat strategi agar masyarakat domestik tertarik untuk berinvestasi di saham syariah.

3. Bagi Masyarakat Umum

Sebagai penambah khazanah keilmuan di bidang saham syariah.

D. Review Studi Terdahulu

1. Analisis Pengaruh Celebrity Endorse, Brand Image, dan Persepsi Terhadap Keputusan Pembelian Produk Sabun Lux (Studi Kasus Mahasiswi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta), oleh Putri Apriliana, Mahasiswi Jurusan Manajemen –

(24)

2. Perilaku Masyarakat dalam Memilih Pembiayaan (Studi Pada Masyarakat Kelurahan Sumber – Cirebon), oleh Maesaro, Mahasiswi Konsentrasi

Perbankan Syariah – Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2010. Pada penelitian tersebut penulis mencoba meneliti bentuk pembiayaan yang dipilih oleh masyarakat kelurahan Sumber – Cirebon, dan meneliti ada tidaknya pengaruh kebudayaan, faktor sosial faktor pribadi, faktor psikologis, dan faktor agama terhadap pemilihan pembiayaan. Metode analisis data yang digunakan adalah uji asumsi klasik, dan uji hipotesis pada regresi linear berganda. Hasil penelitian yang didapat adalah mayoritas responden memilih pembiayaan lembaga keuangan konvensional yaitu 91,9% responden, dan terdapat pengaruh simultan antara seluruh variabel independen terhadap pemilihan pembiayaan. Variabel independen yang paling dominan dalam penelitian ini adalah faktor individu. Korelasi (R) variabel independen terhadap variabel dependen adalah 0,468 atau 46,8% yaitu terdapat korelasi yang sedang, sedangkan koefisien determinasinya (R2) adalah 0,219 atau 21,9% yang berarti terdapat 78,1% dipengaruhi oleh variabel lainnya. Perbedaan dengan penelitian yang penulis laksanakan adalah faktor consumer behavior yang penulis teliti adalah persepsi, motivasi, dan belajar masyarakat sekolah pasar modal sebagai variabel independen dan investasi saham syariah sebagai variabel dependen.

(25)

Rawamangun), oleh Idawati, Mahasiswi Jurusan Manajemen – Fakultas

Ekonomi dan Ilmu Sosial, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2008. Pada penelitian tersebut penulis mencoba meneliti pengaruh persepsi dan motivasi terhadap keputusan pembelian di Restauran Bakmi Langgara secara bersama maupun secara parsial. Metode analisis yang digunakan adalah uji asumsi klasik, dan uji hipotesis pada regresi linear berganda. Hasilnya adalah terdapat pengaruh antara variabel persepsi dan motivasi terhadap keputusan pembelian dengan variabel motivasi yang paling dominan. Korelasi (R) variabel independen dengan variabel dependen adalah 0,597 atau 59,7% korelasi yang sedang, sedang koefisien determinasinya adalah 0,336 atau 33,6% yang berarti terdapat banyak variabel lain yang mempengaruhinya yaitu 56,4%. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang penulis laksanakan terletak pada variabel independen dan dependennya. Variabel independen yang digunakan penulis adalah persepsi, motivasi, dan belajar sedangkan yang penelitian sebelumnya hanya menggunakan variabel persepsi dan motivasi. Variabel dependennya pun berbeda, yaitu pertimbangan investasi saham syariah dengan keputusan pembelian di sebuah restoran.

E. Kerangka Pemikiran

(26)

mempengaruhi pertimbangan konsumen sebagaimana yang diteorikan Solomon. Sedangkan Hawkin, Best, dan Coney menyatakan bahwa terdapat lima faktor internal yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu pembelajaran, persepsi, motif, kepribadian, dan emosi.

Penelitian yang penulis laksanakan akan mencoba membuktikan teori mereka untuk dapat diaplikasikan dalam investasi di saham syariah. Namun demikian dengan segala keterbatasan, penulis hanya menguji tiga variabel yang diungkapkan mereka, yaitu persepsi, motivasi, dan pembelajaran. Hal tersebut dapat digambarkan dalam Gambar 1.1 berikut:

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

Sumber: Solomon, Hawkin, Best dan Coney, dan Wikipedia

Consumer Behavior Motivation

Learning and Memory

(27)

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian yang saya ajukan merujuk pada Buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Uraian sistematika penulisan dituliskan dalam bentuk uraian yang menggambarkan alur pembahasan skripsi yang berurutan. Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bab I merupakan bab pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan masalah dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, kerangka pemikiran, metodologi penelitian, dan sistematika penelitian.

Bab II menyajikan Landasan Teori atau Kajian Kepustakaan, yang menjelaskan seluruh variabel dalam penelitian ini.

Bab III menyajikan data hasil penelitian, berupa deskripsi data berkenaan dengan variabel yang diteliti secara objektif.

Bab IV memaparkan analisa dan pembahasan dari penelitian. Dalam bab ini akan dibahas temuan penelitian dan peneliti akan mencoba memodifikasi teori yang telah ada.

(28)

12 A. Investasi Saham Syariah

Manan menyatakan, investasi berasal dari bahasa Latin, yaitu investire (memakai), sedangkan dalam bahasa Inggris disebut dengan investment.1 Fitsgeral dalam Manan mengartikan investasi adalah aktivitas yang berkaitan dengan usaha penarikan sumber-sumber (dana) yang dipakai untuk mengadakan barang modal pada saat sekarang, dan dengan barang modal akan dihasilkan aliran produk baru di masa yang akan datang.2

Bodie, Kane, dan Marcus mengemukakan, “An Investment is the current commitment of money or other resources in the expectation of reaping future benefit. For example, an individual might purchase share on stock anticipating that the future proceeds from the share will justify both the time that her money is tied up as well as the risk of the investment.”3

(Investasi adalah sebuah komitmen dari uang atau sumber daya lainnya dalam harapan mendapatkan keuntungan di masa depan. Sebagai contoh, seseorang akan

1

Abdul Manan, Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 183

2 Ibid, h. 183

(29)

membeli saham dengan harapan saham tersebut akan memberikan keuntungan berikut juga dengan risikonya)

Ismanthono mendefinisikan investasi adalah tindakan menanamkan uang dalam bentuk uang tunai, aset, dan surat-surat berharga lainnya dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang sebagai pendapatan dari investasi tersebut.4

Definisi investasi adalah menanamkan modal atau menempatkan aset, baik berupa harta maupun dana, pada sesuatu yang diharapkan akan memberikan hasil pendapatan atau akan meningkatkan nilainya di masa mendatang. Atau secara sederhana, investasi berarti mengubah cashflow agar mendapatkan keuntungan atau jumlah yang lebih besar di kemudian hari.5

Sedangkan saham menurut Z. Alwi dalam Fauzi, saham adalah surat tanda bukti kepemilikan bagian modal suatu perseroan terbatas. Dalam transaksi jual beli di bursa efek, saham atau sering disebut share merupakan instrumen yang paling dominan diperdagangkan.6

Saham syariah menurut fatwa DSN MUI No. 40 tahun 2003 adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang memenuhi kriteria sebagaimana tercantum dalam pasal 3, yaitu jenis usaha; produk barang; jasa yang diberikan

(30)

dan akad serta cara pengelolaan perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik yang menerbitkan Efek Syariah tidak boleh bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah, dan tidak termasuk saham yang memiliki hak istimewa.

Sedangkan kriteria saham syariah menurut Peraturan Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah, kriteria saham syariah adalah:

a) tidak melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf a Peraturan Nomor IX.A.13;

b) tidak melakukan perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang dan atau jasa;

c) tidak melakukan perdagangan dengan penawaran atau permintaan palsu; dan

d) tidak melebihi rasio-rasio keuangan sebagai berikut:

- total hutang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 82% (hutang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 45%:55%); dan

- total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan (revenue) tidak lebih dari 10%;

(31)

share (saham) yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah yang

memberikan keuntungan berikut juga risikonya.

1. Landasan Investasi syariah

Investasi secara sederhana dapat didefinisikan sebagai sebuah usaha untuk tujuan mengembangkan harta. Selain itu, tujuan investasi merupakan suatu komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat sekarang, dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang.7

Tujuan tersebut sejalan dengan firman Allah dalam QS. Yusuf: 47 – 49, yang menerangkan bahwa untuk mempersiapkan masa paceklik yang akan datang selama tujuh tahun, rakyat mesir harus dapat menghemat konsumsinya, dan bertani dengan bersungguh-sungguh. Dengan demikian mereka akan dapat menghadapi masa sulit yang digambarkan Nabi Yusuf. kamu biarkan ditangkainya kecuali sedikit yang kamu makan.

(32)

Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan. Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberikan hujan (dengan cukup) dan di masa itu mereka memeras anggur.

Investasi dilihat dari sudut kerohanian merupakan sebuah amal saleh yang menjadi bekal manusia untuk hari perhitungan kelak. Karena tidak ada seorang pun di dunia ini yang mengetahui masa depan, sehingga Allah memerintahkan untuk melakukan investasi sebagai bekal dunia akhirat.8 Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Alqur’an Surat Al-Hasy: 18, yaitu:

4( 6 789 0: )(و ;ا ا < ا ا أ $* (ا '* *

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Investasi sangat dianjurkan agar harta yang dimiliki tidak habis dengan zakat. Harta yang tidak berputar (idle) merupakan harta yang menjadi objek zakat. Dengan demikian agar harta tersebut tidak habis karena zakat maka perlu diinvestasikan. Hadits Rasulullah Saw:

(33)

) (ا لا أ او0> ا ل ب @= $! 0 نأ 4 ! 9أ -( $ A&* B*

Artinya: Hadits Yahya dari Malik yang menyampaikannya dari Umar Bin Khattab berkata: berdaganglah (berinvestasilah) dalam harta anak yatim (agar harta tersebut) tidak habis oleh zakat (HR. Syaibani).

2. Kesesuaian Syariah dalam Saham

Saham ditinjau dari prinsip ekonomi Islam merupakan konsep yang memiliki banyak kesamaan dengan syirkah.10 Syirkah merupakan suatu akad antara dua pihak atau lebih untuk bersama-sama memberikan kontribusi, seperti dana, keahlian, pekerjaan, dan reputasi. Kemudian akad syirkah juga diawali dengan kesepakatan pembagian hasil ketika mendapat keuntungan dan juga pembagian rugi.

Adapun pola syirkah yang dapat dilakukan di saham adalah dalam bentuk musyarakah dan mudharabah. Perbedaan keduanya terletak pada pemberian modal, dalam akad musyarakah shahibul mal terdiri dari seluruh partner, tetapi dalam mudharabah hanya satu pihak yang memberikan modal

pihak yang lainnya bertugas untuk memproduktifkan usaha kemitraan mereka.

Selain akad yang dijalankan, produk yang menjadi usaha perusahaan tempat berinvestasi harus sesuai dengan ketentuan prinsip syariah dalam pasar

9

Muhammad al-Zurqani, Syarh al-Zarqani ‘ala Muwatta al-Imam Malik, Juz: 2, (Beirut: Daar al-Fikr, 1411 H), hlm. 103

10 Warkum Sumitro, Asas-Asas Perbankan Islam & Lembaga-Lembaga Terkait, Cet: 4

(34)

modal. Ketentuan tersebut di antarannya; usaha yang dijalankan tidak melanggar ketentuan syariah, utang perusahaan tidak melebihi ekuitas yang ada di perusahaan tersebut. Seperti ketentuan yang tertulis dalam Peraturan Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah.

Saham dapat mengakomodir masyarakat yang memiliki peluang usaha namun tidak memiliki modal dengan masyarakat yang memiliki modal tetapi tidak memiliki peluang usaha. Mereka berkumpul untuk mencapai kesuksesan bersama. Tentunya seperti yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, selama tidak ada yang berkhianat – misalnya dengan memberikan informasi yang menyesatkan atau dengan menipu atau dengan korupsi, maka Allah akan selalu bersama mereka.11 Allah berfirman dalam Hadits Qudsi yang Sesungguhnya Allah SWT Berfirman: “Aku adalah pihak ketiga dari kedua orang yang berserikat selama salah satu dari mereka tidak mengkhiyanati temannya. Jika (di antara mereka) berkhiyanat, maka

11 Iwan P. Pontjowinoto, Kaya & Bahagia Cara Syariah, (Jakarta: Penerbit Hikmah, 2010),

(35)

Aku keluar dari keduanya. (HR: Abu Dawud dan Disahihkan Hakim)

3. Jenis Saham

a. Saham Biasa (Common Stock)

Saham biasa adalah sekuritas yang menunjukkan bahwa pemegangnya mempunyai kepemilikan atas asset perusahaan. Pemegangnya memiliki hak suara dalam RUPS. Dalam referensi lainnya dijelaskan, saham (biasa) dalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau kepemilikan individu maupun institusi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT).12

Terdapat dua jenis saham biasa, yaitu:

1) Saham atas nama, yaitu saham yang nama pemilik saham tertera di atas saham tersebut.

2) Saham atas unjuk, yaitu saham yang nama pemilik saham tersebut tidak tertera di atas saham.

b. Saham Preferensi (Preferred Stock)

Saham preferen adalah saham yang mempunyai kombinasi karakteristik obligasi dan saham biasa. Pemegang saham prefensi memiliki beberapa hak yang unik, antara lain:

12 Sunariyah, S.E., MSi. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. (Yogyakarta: UPP STIM

(36)

1) Pemegang saham preferensi memiliki hak dividen yang ditentukan dan disetujui oleh pemegang saham dan emiten.

2) Dalam pembagian dividen, pemegang saham preferensi memiliki hak mendapatkan dividen lebih dahulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa.

3) Ketika keadaan likuidasi, pemegang saham preferensi memiliki hak klaim terlebih dahulu sebelum pemegang saham biasa.

4) Pemegang saham preferensi tidak memiliki hak suara.

4. Keuntungan dan Risiko Investasi Saham

Dividen merupakan keuntungan yang didapat oleh pemegang saham yang berasal dari presentase keuntungan suatu perusahaan. Jadi, setiap akhir tahun dividen akan diberikan kepada pemegang saham yang besarnya disesuaikan dengan porsi kepemilikan saham investor.13

Selanjutnya, dalam membuat keputusan investasi sebenarnya investor tidak mengetahui tingkat keuntungan instrumen investasinya secara pasti. Ketidakpastian tingkat keuntungan yang diperoleh investor berkaitan dengan adanya risiko dalam setiap aktivitas investasi. Dalam kondisi normal risiko investasi dapat diprediksi melalui kinerja perusahaan. Jika perusahaan menunjukkan kinerja yang positif maka harga sahamnya akan mengalami

(37)

kenaikan. Investor akan mendapatkan capital gain dengan kenaikan harga saham tersebut. Begitu juga sebaliknya, jika kinerja perusahaan memiliki tren yang negatif maka harga sahamnya akan mengalami penurunan dan investor akan mendapatkan capital loss. Fluktuasi saham inilah yang menjadi risiko investasi saham karena menjadikan ketidakpastian tingkat keuntungan atau kerugian.

Sharpe (1963) dalam Silistyastuti (2002) menyederhanakan proses penilaian investasi model Markowitz yaitu menjadi Konsep Model Indeks Tunggal. Model Indeks tunggal menjelaskan bahwa risiko investasi saham terdiri dari risiko tidak sistematis dan risiko sistematis.14

Risiko tidak sistematis adalah risiko yang terkait dengan fluktuasi dan siklus bisnis dari industri tertentu. Setiap industri memiliki karakteristik risiko khusus yang dipengaruhi variabel-variabel ekonomi secara spesifik. Sehingga perusahaan-perusahaan yang jenis usahanya sama akan mendapatkan risiko tidak sistematis yang sama. Risiko ini juga biasa disebut dengan risiko bisnis. Risiko bisnis dapat dikurangi dengan diversifikasi. Sedangkan risiko sistematis merupakan risiko eksternal dari sebuah bisnis, seperti inflasi, keadaan ekonomi global, dan sebagainya.

14 Dyah Ratih Sulistyastuti. Saham dan Obligasi: Ringkasan Teori dan Soal Jawab.

(38)

Risiko-risiko di atas menurut Adri (2010) dapat diklasifikasikan menjadi empat hal:

a. Tidak mendapatkan dividen,

b. Kerugian saat penjualan saham (capital loss),

c. Risiko likuiditas, yaitu likuiditas perusahaan yang minim. Sehingga saat dividen harus dibagikan, investor tidak mendapatkan dividen karena likuditas perusahaan yang minim, dan

d. Delisting atau penghapusan saham-saham yang dinilai tidak produktif. Hal ini disebabkan karena tidak lakunya saham di bursa saat akan dijual.

5. Proses Investasi Saham

a. Penentuan Kebijakan Investasi

Penentuan kebijakan investasi meliputi penentuan tujuan investor dan kemampuannya/kekayaannya yang dapat diinvestasikan.15 Karena hubungan risiko dan return yang positif, maka kuranglah tepat jika investor hanya ingin mencari keuntungan dalam berinvestasi saham. Investor yang tepat adalah yang memiliki tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang besar, tapi juga memahami bahwa ada kemungkinan terjadinya kerugian.

15 Willian F. Sharpe, Gordon J. Alexander, Jeffery V. Bailey; Alih Bahasa, Henry

(39)

Selanjutnya adalah melihat kekayaan/kemampuan keuangan investor tersebut. Irwan Abdallah, Head of Marketing Development, Bursa Efek Indonesia, menyatakan bahwa yang paling penting saat masuk investasi saham adalah dana yang diinvestasikan haruslah dana yang memang diniatkan untuk berinvestasi. Karena jika tanpa diniatkan untuk beinvestasi nantinya akan menjadi blunder dan akan menggangu cash flow investor sendiri.

b. Analisis Sekuritas

Analisis sekuritas meliputi penilaian sekuritas secara individual atau beberapa kelompok yang masuk dalam kategori luas dari aset finansial yang telah diidentifikasi sebelumnya. Terdapat dua pendekatan dalam menganalisa sekuritas, yaitu pendekatan analisis teknikal (Technical Analysis) dan analisis fundamental (Fundamental Analysis)

1) Analisis Teknikal

(40)

yang muncul, analisis itu berharap dapat meramalkan dengan tepat gerakan harga pada masa depan untuk saham tersebut.

2) Analisis Fundamental

Analisis fundamental adalah suatu analisa yang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan kondisi keuangan suatu perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui sifat-sifat dasar dan karakteristik operasional dari perusahaan publik.16 Analisis fundamental dimulai dengan pernyataan bahwa nilai intrinsik dari asset finansial sama dengan present value dari semua aliran tunai yang diharapkan diterima dari pemilik aset.

Sebelum melakukan analisis fundamental investor melakukan analisa sebagai berikut:

a) Analisa Ekonomi

Analisa ekonomi adalah analisa yang mempelajari keadaan ekonomi saat ini secara umum dan pengaruhnya di waktu yang akan datang. Dalam melakukan analisa tersebut, investor menggunakan beberapa ukuran aktivitas ekonomi, di antaranya PDB (Produk Domestik Bruto), inflasi, tingkat bunga, dan fluktuasi nilai tukar suatu negara.

16 Anonimous, Modul Sekolah Pasar Modal Bursa Efek Indonesia Kelas Intermidiate,

(41)

b) Analisa Industri

Analisa industri adalah analisa yang mempelajari keadaan kompetitif suatu perusahaan serta memproyeksikan potensi perusahaan di masa yang akan datang. Beberapa indikator penting analisis industri antara lain penjualan, laba, dividen, struktur modal, regulasi dan inovasi.

c) Analisa Keuangan Perusahaan

Untuk mengetahui keadaan keuangan perusahaan, pertama-tama calon investor meneliti laporan keuangan perusahaan yang valid. Selanjutnya perhatikan neraca (balance sheet) perusahaan. Kesanggupan perusahaan dalam membayar hutangnya ketika jatuh tempo merupakan satu hal yang harus diperhatikan.

Untuk melakukan analisa keuangan perusahaan biasanya dilakukan dengan menggunakan analisa rasio:17 - Rasio Likuiditas, kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban jangka pendek.

- Rasio Aktivitas, kemampuan serta efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan aset-aset yang dimiliki.

17 Rr Tini Anggraeni, ST, M.Si, Analisis dan Penilaian Surat Berharga, Modul Kuliah

(42)

- Rasio Rentabilitas, menunjukkan seberapa besar tingkat perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.

- Rasio Solvabilitas, kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya, biasa disebut rasio leverage.

- Rasio Pasar, menunjukkan informasi penting dari perusahaan yang diungkapkan dalam bentuk kinerja saham.

c. Konstruksi Portofolio

Tahap ketiga adalah membentuk portofolio. Dalam tahap ini selektifitas, penentuan waktu, dan diversifikasi perlu menjadi perhatian para investor.

d. Merevisi Portofolio

(43)

untuk memiliki sekuritas itu. Keputusan semacam ini tergantung antara lain pada besarnya biaya transaksi yang dilakukan investor untuk melakukan perubahan tersebut dan juga besarnya peningkatan pendapatan investasi portofolio baru.

e. Mengevaluasi Portofolio

Tahap terakhir adalah evaluasi portofolio. Tahap ini meliputi penentuan kinerja portofolio secara periodik dengan mengevaluasi return yang didapatkan dari portofolio dan juga risiko yang harus dibebani dari portofolio yang telah dipilih.

B. Perilaku Konsumen

James F. Engel (1968: 8) dalam Anwar P. Mangkunegara (2002) berpendapat bahwa perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan-tindakan individu secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut.18

(44)

Michael R. Solomon menjelaskan:

“Consumer Behavior covers a lot of ground: It is the study of the processes involved when individual or group select, purchase, use, or dispose of

products, services, ideas, or experiences to satisfy needs and desires”.19

(Perilaku konsumen mencakup berbagai aspek: Ini adalah belajar tentang proses seseorang atau kelompok memilih, membeli, menggunakan atau menentukan produk, servis, ide, atau pengalaman untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya.)

David L. Loudon dan Albert J. Della (1984: 6) mengemukakan bahwa:

“Consumer behavior may be defined as decision process and physical

activity individuals engage in when evaluating, acquiring, using or disposing of

goods and services”20

(Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam proses mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang-barang dan jasa.)

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat kita simpulkan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan individu atau kelompok yang berhubungan

(45)

dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan dan menggunakan jasa atau barang yang dapat memenuhi segala kebutuhan dan keinginan seorang pelanggan atau kelompok.

1. Persepsi

Persepsi menurut Solomon adalah proses dipilih, diatur, dan ditafsirkannya suatu rangsangan seperti harga produk, warna, dan sebagainya.21 Menurut Solomon persepsi dimulai dengan sensasi yang direspon oleh alat sensor rangsangan (seperti mata, telinga, hidung, dan lain lain.

a. Proses Persepsi

Persepsi menurut Philip Kotler diartikan sebagai proses di mana individu memilih merumuskan dan menafsirkan masukan informasi untuk menciptakan gambaran yang berarti mengenai dunia.22 Menurut Philip Kotler persepsi memiliki tiga proses:

1) Perhatian yang selektif (Eksposur Selektif)

Setiap orang banyak mendapatkan rangsangan tiap harinya. Tetapi hanya rangsangan yang kuatlah yang dapat memikat persepsi orang. Sehingga jika suatu produk ingin masuk

21

Solomon, Consumer Behavior, h. 49

22 Bilson Simamora. Panduan Riset Perilaku Konsumsi. (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2008), h.

(46)

dalam proses pertama ini, produk harus memiliki pesan yang lebih menonjol dibandingkan dengan produk lainnya.

2) Gangguan yang selektif (Distorsi Selektif)

Proses distorsi selektif menggambarkan kecenderungan orang untuk menafsirkan sesuatu sesuai dengan keinginan pribadinya, biasanya yang lebih mendukung kecenderungan pribadinya. Dengan demikian, pemasaran harus berusaha untuk dapat memahami susunan pemikiran konsumen produk yang akan dipromosikan.

3) Mengingat kembali yang selektif (Retensi Selektif)

Orang cenderung melupakan segala yang menurut mereka tidak menarik atau yang tidak mendukung kepentingan pribadi mereka. Mereka akan mengingat keunggulan produk dan melupakan kekurangan yang disampaikan oleh pesaingnya.

Sedangkan menurut Hawkin, Best, dan Coney persepsi memiliki tiga proses ditambah dengan memori.23

23 Hawkins, Best, Coney. Consumer Behavior: Implication for Marketing Strategy (Sixth

(47)

1) Exposure

Exposure terjadi ketika rangsangan (stimulus) datang ke

syaraf-syaraf receptor manusia. Namun demikian menurut mereka, sebenarnya individu tidak membutuhkan exposure dalam proses persepsi. Secara umum, sebenarnya individu akan memberi perhatian lebih kepada produk yang menurut individu bermanfaat bagi mereka atau akan memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka.

Konsumen sebenarnya tidak membutuhkan iklan atau promosi yang ditujukan untuk mereka. Mereka akan mencari dengan sendirinya produk yang menurut mereka dapat memenuhi target atau kebutuhan yang mereka ingin dapatkan.

Sehingga yang perlu diperhatikan sekuritas adalah bukan hanya promosi tetapi lebih memperhatikan segala yang kira-kira dibutuhkan investor sehingga dapat bersinergi dengan mereka.

2) Attention

(48)

materi yang kira-kira berguna untuk memberikan persepsi baik bagi produk yang disampaikan. Selektif dalam memberikan materi memiliki implikasi yang sangat besar bagi persepsi yang akan muncul dari konsumen.

Hawkin, Best, dan Coney memberikan sebuah contoh bahwa di tahun 1984 Departemen Pertanian (FCIC) di USA menghabiskan $ 13,5 juta selama empat tahun pada kampanye iklan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan di kalangan petani dari program asuransi tanaman federal.

Namun menurut direktur urusan publik FCIC, J. W. Ellis, mengatakan, “It was very good and very effective advertising. The trouble is that we had a hard time getting people to read it”24 (itu adalah program yang bagus dan sangat efektif, tetapi kami memiliki kesulitan untuk memperoleh orang yang mau membacanya).

Dengan demikian, sangat penting bagi sekuritas atau bahkan Bursa Efek Indonesia yang akan mengiklankan produknya harus dapat menyeleksi produknya. Sehingga biaya yang dikeluarkan untuk mengiklankan produk tersebut tidak menjadi sia-sia.

(49)

3) Interpretation

Interpretasi atau penafsiran dari sensasi yang didapatkan. Interpretasi merupakan fungsi yang terbentuk oleh karakteristik dari stimulus, individu, dan situasi. Interpretasi melibatkan dua hal kognitif (fakta) dan tanggapan afektif (emosi). Interpretasi kognitif merupakan suatu proses yang interaktif sedangkan tanggapan afektif merupakan suatu tanggapan emosional yang dipicu oleh stimulus (misalnya iklan).

4) Memory

Memori memainkan peranan penting dalam proses persepsi. Memori memiliki komponen jangka panjang dan jangka pendek. Terkait dengan memori akan lebih banyak di pembahasan proses belajar.

b. Consumer Imagery

Image atau gambaran suatu produk sangat penting di mata

(50)

Sebagai contoh, saat ini di Indonesia banyak bermunculan hal-hal yang berlabelkan ‘syariah’. Dari asuransi syariah, bank syariah, hingga Daftar Efek Syariah. Semua terasa berlomba-lomba ingin terlibat dalam industri syariah tersebut. Bank Syariah misalnya, walaupun belum mampu mencapai market share yang direncanakan Bank Indonesia yaitu 5% tetap saja tiap tahun lahir pemain baru dalam industri tersebut. Tercatat hingga akhir 2010 terdapat 11 Bank Umum syariah. Saham pun seakan tidak mau ketinggalan, sejak periode I (30 November 2007) hingga periode IV (30 Mei 2010) saham syariah memiliki pangsa pasar 46% dari total saham yang beredar di Bursa Efek Indonesia.

Menurut Schiffman dan Kanuk, saat ini mayoritas perusahaan fokus dalam pembentukan image perusahaan tersebut. Mereka berpendapat bahwa perusahaan-perusahaan sudah sadar betapa pentingnya suatu image untuk dapat menarik minat konsumen untuk menggunakan barang atau jasanya.25

1) Perceived Price (Pertimbangan Harga)

Pertimbangan harga yang mahal atau murah sangat mempengaruhi kepuasan konsumen dalam berbelanja produk

25 Schiffman, Leon G. and Kanuk, Leslie Lazar., Consumer Behavior. (New Jersey:

(51)

dan jasa. Konsumen akan kecewa jika ia mendapatkan fasilitas yang sama dengan orang lain, tetapi ia harus membayar dengan harga dua kali lipat dari orang tersebut. Harga yang kurang wajar (terlalu mahal) mempengaruhi persepsi konsumen pada nilai produk dan jasa, dan rencananya untuk menjadi langganan dalam produk atau jasa tersebut.

Sebelum memilih suatu produk, konsumen biasa melakukan penelitian kecil tentang harga umum yang terdapat di pasaran. Konsumen menjadikannya referensi ketika mereka ingin menggunakan produk yang sama dengan referensi yang mereka dapatkan lewat penelitian tadi. Referensi harga menurut Schiffman dan Kanuk dapat terbagi menjadi eksternal dan internal. Marketing perusahaan biasanya menggunakan referensi harga ekstenal yang lebih mahal dibandingkan produk yang dijualnya agar konsumen tertarik menggunakan jasa atau produk yang mereka tawarkan.

(52)

pembukaan rekening menurut referensi harganya sebesar 5 juta rupiah kemudian ia dapatkan sekuritas dengan harga pembukaan dengan fasilitas yang sama dengan referensi harganya tadi maka ia tidak mendapatkan kepuasan dalam pembelian produk tersebut. Namun jika yang ia dapatkan lebih murah dan memiliki fasilitas yang minimal sama dengan referensi harganya maka konsumen akan mendapatkan kepuasan dalam bertransaksi.

2) Perceived Quality (Pertimbangan Kualitas)

Konsumen sering kali menilai kualitas produk dan jasa berdasarkan berbagai informasi yang mereka dapatkan terkait dengan produk atau jasa yang akan mereka pilih. Informasi-informasi tersebut dapat dikategorikan menjadi intrinsik (hakikatnya), dan ekstrinsik (faktor eksternal).

(53)

fisiknya sehingga investor tertarik menanamkan dananya melalui sekuritas yang mereka pilih.

Selanjutnya adalah kualitas layanan jasa. Kualitas layanan lebih sulit dievaluasi dibandingkan dengan kualitas produk karena layanan tidak berwujud, layanan merupakan variable, layanan diproduksi dan dikonsumsi secara simultan.

Karena kualitas layanan kemungkinan akan berbeda dari hari ke hari, pegawai dengan pagawai lainnya, atau konsumen ke konsumen lainnya, pemasar harus mencoba membuat standar pelayanan yang tepat dan konsisten untuk konsumen mereka. Tanpa adanya standar pelayanan yang konsisten bagi konsumen akan dapat menurunkan minat konsumen untuk bertransaksi di perusahaan tersebut.

2. Motivasi

Motivasi berasal dari kata motive. Motive menurut Abraham Sperling (1967: 183) dalam Mangkunegara (2002) adalah suatu kecenderungan untuk berkreativitas, dimulai dari dorongan dalam diri (drive) dan diakhiri dengan penyesuaian diri. Penyesuaian diri dikatakan untuk memuaskan motif. 26

(54)

Sedangkan motivasi menurut Fillmore H. Stanford (1969: 173) adalah sebagai suatu kondisi yang menggerakkan manusia ke arah suatu tujuan tertentu. Motivasi dapat juga dikatakan sebagai energi untuk membangkitkan dorongan dalam diri (drive arousal).27

a. Proses Motivasi

Menurut Solomon, “Motivation refers to the processes that cause people to behave as they do.”28 (Motivasi mengacu pada proses yang menyebabkan seseorang melakukan segala yang mereka inginkan). Motivasi muncul ketika konsumen terdorong dengan akan terpenuhinya kebutuhan dan kepuasannya.

Kebutuhan di atas dapat dikategorikan utilitarian (bermanfaat, keinginan untuk mencapai suatu yang bermanfaat) atau kebutuhan tersebut hanya sebagai hedonic (kebutuhan sesaat, melibatkan emosi). Akhir dari hasrat tersebut adalah sebuah consumer’s goal (sasaran konsumen).

Di lain sisi, ketimpangan antara kenyataan dan keinginan menjadikan sebuah pemisah yang membuat tegangan. Selanjutnya pemisah ini mendorong konsumen untuk mengurangi tegangan yang ada tadi. Hal ini di sebut dengan drive. Faktor-faktor tadi bergabung

27 Ibid, h. 11

(55)

untuk membentuk want, yang merupakan perwujudan dari need. Ketika suatu goal tercapai, tegangan tadi akan berkurang dan motivasi pun akan menjadi surut.

Gambar: 2.1 Motivation Process

Sumber: Solomon (1994: 81)

b. Teori-teori Motivasi29 a) Teori Insting

Darwin berpendapat bahwa tindakan yang intelligent merupakan refleks dan instingtif yang diwariskan. Oleh karena itu, tidak semua tingkah laku dapat direncanakan sebelumnya dan dapat dikontrol oleh pikiran.

29 Mangkunegara, Perilaku Konsumen, h. 13

NEED

RECOGNITION

Tension Drive Strength

Drive

Direction Behavior

Want Goal

(56)

Berdasarkan dengan itu, William James, Sigmund Freud, dan McDougall mengembangkan teori insting sebagai konsep yang penting dalam psikologi. Teori Freud menempatkan motivasi pada insting agresif dan seksual. McDougall menyusun daftar insting yang berhubungan dengan semua tingkah laku: terbang, rasa jijik, rasa ingin tahu, kesukaan berkelahi, rasa rendah diri, menyatakan diri, kelahiran, reproduksi, lapar, berkelompok, ketamakan, dan membangun.

b) Teori Drive

Woodworth menggunakan konsep tersebut sebagai energi yang mendorong organisme untuk melakukan tindakan. Kata drive dijelaskan sebagai aspek motivasi dari tubuh yang tidak

seimbang. Misalnya kekurangan uang mengakibatkan orang tersebut akan berjuang mencari uang untuk memenuhi kebutuhannya.

(57)

Kekuatan Motivasi = fungsi (drive x habit)

Habit Strength adalah hasil dari faktor-faktor

reinforcement sebelumnya. Drive adalah jumlah keseluruhan

ketidakseimbangan fisiologis yang disebabkan oleh kehilangan atau kekurangan kebutuhan komoditas untuk kelangsungan hidup.

Berdasarkan teori Hull dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi seorang sangat ditentukan oleh kebutuhan dalam dirinya (drive) dan faktor kebiasaan (habit) pengalaman belajar sebelumnya. Misalnya, seseorang puas dengan pelayanan sekuritas A, maka pengalamannya itu akan menjadi kekuatan motivasinya untuk berinvestasi di sekuritas tersebut.

c) Teori Lapangan

Teori lapangan berasal dari Kurt Lewin.30 Teori lapangan lebih fokus kepada pikiran nyata ketimbang pada insting atau kebiasaan. Beliau berpendapat bahwa perilaku merupakan suatu fungsi dari lapangan pada momen waktu. Ia juga yakin pada para ahli teori Gestalt yang mengemukakan bahwa perilaku seseorang merupakan fungsi dari seseorang terhadap lingkungannnya.

(58)

d) Teori Prestasi dan Motif Sosial

Edward J. Murray berpendapat bahwa perilaku bukan hanya proses kognitif saja, melainkan juga merupakan fungsi dari lingkungan sosial. Murray menjelaskan daftar motif-motif sosial sebagai berikut:

Tabel 2.1

Beberapa Daftar Motif-motif Sosial

Sumber: Mangkunegara, hlm.15

Social Motive Brief Description

Counteraction To master of to make up for a failure by retrieving.

Dominance To control one’s human environment. Exhibition To make an impression.

Inavoidance To avoid humiliation.

Order To achieve cleanliness, arrangement, organization, balance, neatness, tidiness, and precision

Rejection To snub or jilt an object.

Sentinence To seek and enjoy sensuous impression. Sex To form sexual intercourse.

Succorance To always have a supporter.

Understanding To ask or answer general question. Abasement To submit passively to extreme force. Achievement To accomplish something difficult.

Affiliation To draw near and enjoyable cooperate or reciprocate with an allied other.

(59)

3. Proses Belajar

Belajar menurut Hawkin, Best, Coney adalah any change in the content or organization of long-term memory.31 (belajar adalah perubahan

muatan dan organisasi dalam memori jangka panjang). Belajar merupakan hasil dari informasi yang telah didapatkan sebelumnya.

Sedangkan proses belajar menurut Solomon adalah refers to a relatively permanent change in behavior that is caused by experience.32

(belajar mengacu kepada perubahan permanen yang relative dalam kelakuan yang disebabkan oleh pengalaman). Seperti halnya persepsi dan motivasi, belajar merupakan suatu proses. Pengetahuan kita tentang dunia terus-menerus direvisi karena terkena rangsangan atau input baru dan feedback yang memungkinkan kita untuk memodifikasi input-input yang terdahulu.

a. Pengaruh keadaan

Conditioning atau pengaruh keadaan mengacu kepada

pembelajaran berbasis pada gabungan stimulus atau rangsangan dan respon seseorang. Terdapat dua bentuk utama dari conditioning, yaitu classical dan operant.

31

Hawkins, Best, Coney, Consumer Behavior: Implication for Marketing Strategy (Sixth Edition), h. 278

(60)

1) Classical Conditioning

Classical Conditioning is the process of using an

established relationship between a stimulus and response to

bring about the learning of the same response to a different

stimulus. (Classical Conditioning merupakan proses yang

terbentuk dari hubungan antara stimulus dan respon untuk merespon rangsangan yang berbeda.)

Kondisi ini terjadi ketika rangsangan yang mendapatkan respon bergabung dengan rangsangan yang tidak mendapatkan respon.33 Classical conditioning merupakan pengkondisian yang paling umum digunakan pemasar saat terjadi low-involvement. Penting untuk dicatat bahwa yang dipelajari oleh konsumen bukanlah informasi melainkan emosi atau respon afektif.34

2) Operant Conditioning

Operant Conditioning also known as Instrumental

Conditioning occurs as the individual learns to perform

33 Ibid, h. 112

(61)

behaviors that produce positive outcomes and to avoid those that

yield negative outcomes.35

(Operant Conditioning juga disebut sebagai Instrumental Conditioning terjadi ketika orang akan melakukan hal yang

positif demi menghindari orang-orang menilai negatif)

Operant conditioning melibatkan gambaran produk yang

sebenarnya. Free sample, diskon harga produk, dan hadiah yang ditawarkan produk bagi penggunanya dapat membuat consumer mulai mengenal dan akhirnya menggunakan produk yang ditawarkan.

Gambar 2.2

Consumer Learning by Operant Conditioning

Sumber: Solomon, h. 274

35 Solomon, Consumer Behavior, h. 114

Stimulus (Free Trial)

Desired Response (consumption)

Reinforcement (pleasant taste)

(62)

b. Karakteristik Umum Pembelajaran 1) Kekuatan Pembelajaran

Terdapat lima faktor yang sangat mempengaruhi kekuatan belajar:

a) Importance. Semakin penting individu ingin mempelajari, makin efektif atau efisien bagi individu tersebut dalam proses pembelajaran

b) Reinforcement. Ini merupakan sesuatu yang meningkatkan kemungkinan bahwa suatu respon akan diulangi di waktu yang akan datang, dianggap sebagai penguatan (reinforcement).

c) Punishment (hukuman) merupakan kebalikan dari

reinforcement. Punishment menurunkan kemungkinan akan

ada pengulangan respon di masa yang akan datang.

Dari dua hal di atas (reinforcement dan punishment) terdapat dua alasan penting bagi pemasar untuk menentukan secara tepat kekuatan apa yang membuat konsumen melakukan pembelian:36

- Agar konsumen membeli berkali-kali, produk harus memuaskan tujuan yang akan dicapai konsumen.

36

(63)

- Membujuk konsumen untuk membuat pembelian awal, pesan promosi harus menjanjikan jenis penguatan yang tepat, yaitu kepuasan tujuan konsumen.

d) Repetition meningkatkan kekuatan dan kecepatan

pembelajaran. Semakin banyak waktu yang tertuang untuk mendapatkan informasi, semakin besar kemungkinan untuk mempelajarinya.

e) Imagery (Kecitraan). Kecitraan yang tinggi lebih membantu mempelajari dan mengingat dari pada kecitraan yang rendah. Sebagai contoh, mobil kijang yang menimbulkan pencitraan bahwa mobil dengan bentuk minibus disebut dengan kijang. Padahal belum tentu mobil itu bermerek kijang.

c. Memory

Memory merupakan akumulasi dari seluruh pengalaman

belajar. Memory terbagi menjadi dua hal, yaitu memori jangka panjang dan memori jangka pendek.

1) Memori jangka panjang

(64)

Pemasar biasanya tertarik dengan “Schematic memory”, yaitu memori yang mewakili pemahaman seseorang mengenai suatu objek atau kejadian pada tingkat yang paling sederhana.37

Jenis memori lainnya yang menarik perhatian pemasar adalah “episodic memory”, yaitu memori suatu urutan kejadian dimana seseorang berpartisipasi (turut aktif). Contoh memori ini seperti pertama kali bekerja, dan menikah. Kedua hal tersebut akan selalu diingat. Memori jenis ini akan mendatangkan kecitraan (imagery) dan perasaan (feeling), karena orang terlibat dengan kegiatan tersebut.

2) Memori jangka pendek

Memori jangka pendek memiliki kepastian terbatas untuk menyimpan informasi. Individu menggunakan memori jangka pendek untuk menahan informasi, menganalisis, dan menginterpretasikannya.38 Memori jangka pendek dapat disebut dengan berpikir (thinking). Dua jenis aktivitas proses informasi terjadi dalam memori jangka pendek adalah Maintenance Rehearsal, dan Elaborate Activity.

Maintenance Rehearsal adalah pengulangan informasi

yang terjadi terus menerus untuk digunakan dalam pemecahan

(65)

masalah ke dalam memori jangka panjang. Sedangkan Elaborate Activity merupakan penggunaan pengalaman, nilai, sikap,

kepercayaan, dan perasaan yang disimpan sebelumnya untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi dalam working memory dan bersamaan informasi yang sudah disimpan

(66)

50 A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif ialah penelitian yang berkonsentrasi dalam pengujian teori-teori melalui variabel penelitian dalam bentuk angka, dan kemudian melakukan analisis data dengan proses statistika baik manual maupun dengan menggunakan bantuan piranti lunak komputer. Pada penelitian kuantitatif, teori atau paradigma teori digunakan untuk menuntun peneliti menemukan masalah penelitian, menemukan hipotesis, menemukan konsep, menemukan metodologi, dan menemukan alat analisis data.1

B. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian statistik inferensial parametik, yang berarti akan menggunakan sampel. Kemudian hasil yang didapat pada sampel tersebut akan diberlakukan pada populasi dengan menggunakan skala interval dan rasio yang digunakan berdasarkan pada populasi yang berdistribusi normal.

1

Prof. Dr. H. M. Burhan Bungin, S.Sos., M. Si. Metodologi Penelitian Kuantitatif:

Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik, serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. (Jakarta: Prenada Media

(67)

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang mengikuti sekolah pasar modal di tanggal 4, 5, dan 11 Mei 2011. Untuk tanggal 4 dan 5 Mei 2011 merupakan masyarakat peserta sekolah pasar modal level intermediate, dan untuk tanggal 11 Mei 2011 adalah peserta level advance. Jumlah seluruh peserta yang hadir dalam tiga SPM tersebut adalah 307 orang. Untuk daftar perserta akan dilampirkan.

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi.2 Sampling ialah cara pengumpulan data atau penelitian kalau hanya elemen sampel

(sebagian dari elemen populasi) yang diteliti.3 Sedangkan menurut Sarwoko (2007: 51) sampling adalah proses pemilihan sejumlah elemen dari populasi sehingga dengan mempelajari sampel tersebut kita dapat memahami sifat-sifat atau karakteristik-karakteristik subjek dan kemudian kita dapat memperluas keberlakuan sifat-sifat itu kepada elemen-elemen populasi.

Teknik pengambilan sampel yang peneliti gunakan adalah teknik Simple Random Sampling, yaitu memberikan kesempatan yang sama kepada populasi

untuk menjadi sampel dalam penelitian ini. Dalam teknik ini peneliti memiliki asumsi bahwa subjek penelitian bersifat homogen.

2

Bilson Simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumsi, (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2008), hlm: 36

3 Prof. J. Supranto, M. A., APU., Teknik Sampling Untuk Survey dan Eksperimen, (Jakarta:

(68)

Jumlah sampel yang diambil menggunakan persamaan yang digunakan Slovin, yaitu:

=

. + 1

Keterangan:

n : Jumlah sampel N : Jumlah Populasi d : presisi (5%) maka:

= 307

307. 0,05 + 1= 173,69

Nilai sampel yang harus diambil dalam penelitian ini adalah 173,69 yang peneliti bulatkan menjadi 174 orang.

Karena subjek dalam penelitian ini terdiri dari beberapa grup maka peneliti menggunakan proportionate random sampling dengan persamaan sebagai berikut:

= .

Keterangan;

ni : jumlah sampel menurut stratum n : Sampel

(69)

Tabel 3.1 Proporsi Sampel

Tanggal Pelaksanaan (N) (n) Ni ni Ni (dibulatkan)

4 Mei 2011 307 174 92 52,14 52

5 Mei 2011 307 174 124 70,28 70

11 Mei 2011 307 174 91 51,58 52

Total Sampel yang diambil setelah pembulatan 174

Sumber: Data primer yang diolah

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah seluruh sampel adalah 174 peserta sekolah pasar modal.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang bersumber dari hasil kuesioner yang disebarkan ke seluruh sampel. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer masyarakat yang mengikuti sekolah pasar modal yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari tiga kelompok, yaitu dua kelompok kelas intermediate, dan satu kelompok kelas advance.

D. Teknik Pengumpulan Data

(70)

1. Observasi

Observasi merupakan salahsatu teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan secara sistematis terhadap objek yang akan diteliti, baik dalam situasi buatan maupun alami.4

2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung secara bertatap muka dengan sumber data.

3. Kuesioner

Kuesioner dikenal juga dengan nama angket. Ini merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan pertanyaan melalui sebuah pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelum diberikan kepada sumber data.

E. Teknik Analisis Data 1. Analisis Kualitatif

Proses pengolahan data untuk menentukan nilai variable eksogen dan variable endogen, data yang tidak dapat diukur dengan skala rasio dan internal akan digolongkan ke dalam 5 kategori, yaitu:

a) Sangat setuju dengan skor 5 b) Setuju dengan skor 4 c) Netral dengan skor 3 d) Tidak setuju dengan skor 2 e) Sangat tidak setuju dengan skor 1

4 Ridwan, Drs, MBA., DR. Engkos Ahmad Kuncoro, SE, MM., Cara Menggunakan dan

(71)

2. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrument dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Validitas behubungan dengan ketepatan alat ukur untuk melakukan tugasnya mencapai sasaran.5

Ketentuannya adalah indeks validitas minimum (Pearson Correlation) >0,3, semakin tinggi angka indeks validitas (semakin mendekati 1,00) maka semakin baik pula validitasnya.

3. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu pengukuran yang menunjukkan stabilitas dan konsitensi dari suatu instrumen yang mengukur suatu konsep dan berguna untuk mengakses “kebaikan” dari suatu pengukur.6 Ghiselli, et all (1981: 191) mendefinisikan reabilitas sebagai pengukur seberapa besar variasi tidak sistematik dari penjelasan kuantitatif dari karakteristik-karakteristik suatu individu jika individu yang sama diukur beberapa kali.7

Ketentuan reliabiltas adalah:

• Jika r Alpha > 0,6 maka instrumen reliabel

• Jika r Alpha < 0,6 maka instrumen tidak reliabel

5

Prof. Jogiyanto, HM., Akt., MBA., Ph.D., Metodologi Penelitian Sistem Informasi, (Yogyakarta: CV Andi, 2008), hlm. 164

(72)

4. Uji Asumsi Klasik a) Uji Normalitas Data

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data yang didapatkan mengikuti atau mendekati hukum sebaran normal baku dari Gauss.8 Distribusi data yang normal digambarkan dengan grafik polygon yang akan menyerupai bentuk lonceng atau bel. Distribusi data tersebut tidak miring ke kanan atau ke kiri.

b) Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas berarti ada hubungan linear yang sempurna (pasti) di antara beberapa atau semua variabel independen dari model regresi.9 Korelasi antar variabel independen sebaiknya kecil (r < 0,5). Makin kecil korelasi antar variabel independen makin baik untuk model regresi yang dipergunakan.10 Dalam sumber lain disebutkan bahwa jika nilai tolerance mendekati 1 dan nilai VIF < 5 dalam tabel coefficients maka tidak terjadi multikolinearitas.11

8 Muhammad Nisfiannoor, Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial, (Jakarta:

Salemba Humanika, 2009), hlm. 91

9 Wahid Sulaiman, Analisis Regresi Menggunakan SPSS, (Yogyakarta: Penerbit ANDI,

2004), hlm. 89

10

Nisfiannoor, Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial, hlm. 92

11 Iim Qoimudin, Modul Kuliah Statistika II: Suplemen 3, Jakarta: Fakultas Syariah dan

Gambar

Gambar: 2.1 Motivation Process
Tabel 2.1 Beberapa Daftar Motif-motif Sosial
Gambar 2.2 Consumer Learning by Operant Conditioning
Tabel 3.1 Proporsi Sampel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada tabel 4.31 dapat diketahui bahwa dari 94 responden (100%), terdapat 0 responden (0%) menjawab “Sangat Tidak Setuju” mengenai pernyataan bahwa responden memahami isi

Dengan demikian, maka knowledge base dari beberapa bad smell yang lain juga dapat dimodelkan dengan teknik yang sama seperti yang telah dicontohkan selama bad smell

Ide perancangan bangunan Gumul Techno Park di Kediri berawal dari pengamatan sejumlah permasalahan yang timbul dikalangan masyarakat Kota Kediri terkait dengan

3.2 Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Kecamatan di Kabupaten Trenggalek, 2017/ Population and Sex Ratio by Subdistrict in

Beberapa penelitian sebelumnya menemukan bahwa data yang akurat dari beberapa indikator ekonomi dapat digunakan sebagai proksi dalam mengukur underground economy, salah satunya

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pembuatan membran komposit dengan menggunakan bahan lain seperti polisulfon dengan natrium alginat pada waktu reaksi optimum

Hal ini menunjukkan bahwa ada kekhawatiran dari sang produser terkait protes dari masyarakat sehingga memutuskan untuk merubah judul film dari Arwah Goyang Karawang

a.. +uatu perusahaan akan memproduksi 9 macam barang.. yang jumlahnya tidak boleh lebih dari&amp;L unit. &#34;euntungan dari kedua produk tersebut masing- masing adalah