• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pengembangan Karir dan Kompensasi Karyawan Terhadap Pengunduran Diri (Intensi turnover) Melalui Kepuasan Kerja Karyawan di PT. Hyundai Mobil Indonesia Cabang Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pengembangan Karir dan Kompensasi Karyawan Terhadap Pengunduran Diri (Intensi turnover) Melalui Kepuasan Kerja Karyawan di PT. Hyundai Mobil Indonesia Cabang Bandung"

Copied!
157
0
0

Teks penuh

(1)

Kerja Karyawan di

PT. Hyundai Mobil Indonesia Cabang Bandung

The Influence of Career Advancement And Compensation To

Employee Resignation Through Employee Job Satisfaction at

PT. Hyundai Mobil Indonesia

SKRIPSI

Di Ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menepuh Jenjang S1

Program Studi Manajemen

Di susun Oleh :

Nama : Paula Laras Sartika

Nim : 21208914

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(2)
(3)

Alamat

Telepon Tanggal Lahir Tempat Lahir Agama

Jenis Kelamin Status

Umur

Tinggi/Berat Badan Golongan Darah

: Jl. Sindang Sari Barat III No. X kel, Melong Kec, Cimahi selatan Kota CIMAHI 40534 : 081294043969

: 07 Desember1989 : Bandung

: Islam : Perempuan : Sudah Menikah : 24 Tahun : 162 cm/52 kg : O

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN FORMAL

Institute Tempat Priode

SD : SDN GIRI MEKAR SUBANG 1995-2001

SMP : SMPN 1 Jalan Cagak SUBANG 2001-2004

SMA : SMA Karya Pembangunan 2 Bandung 2004-2007

(4)

ix

DA

F

TAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

ABSTRAK INDONESIA... iii

ABSTRAK INGGRIS... iv

MOTO... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL .... xvi

DAFTAR LAMPIRAN... xvii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 7

1.2.1. Identifikasi Masalah ... 7

1.2.2. Rumusan Masalah ... 8

1.3. Maksud dan Tujuan ... 9

1.4. Kegunaan Penelitian ... 10

1.5. Lokasi dan Waktu Peneliian ... 10

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka ... 12

2.1.1. Teori Pengembangan Karir…... 12

(5)

x

2.1.2. Teori Kompensasi………. ... 16

2.1.2.1. Jenis-jenis Kompensasi ... 17

2.1.2.2.Tujuan Manajemen Kompensasi…... 18

2.1.3. Teori Pengunduran Diri ... 19

2.1.4. Kepuasan Karyawan…. . ... 20

2.2. Kerangka Pemikiran……… 24

2.3. Hipotesis Penelitian ... 30

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian ... 31

3.1.1. Metode Penelitian ... 32

3.1.2. Desain Penelitian ... 35

3.1.3. Operasional Variabel ... 37

3.1.4. Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 46

3.1.4.1. Sumber Data ... 46

3.1.4.2. Teknik Penentuan Data... 47

3.1.5. Teknik Pengumpulan Data ... 49

3.1.5.1 Metode Analisis ………... 50

3.1.5.1.1 Uji Validitas ... 50

3.1.5.1.2 Uji Reabilitas ... 55

3.1.5.1.3 Transformasi Data (MSI) ... 56

3.1.5.2 Pengujian Asumsi Klasik………...……. 58

3.1.5.2.1 Uji Normalitas……… 58

3.1.5.2.2 Uji Multikorelasi……… 59

3.1.5.2.3 Uji Heterokorelasi……….. 60

3.1.5.2.4 Uji Autokorelasi………. 61

3.2. Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 62

3.2.1. Rancangan Analisis ... 62

3.2.1.1 Analisis Deskriptif /Kualitatif………. 62

3.2.1.2 Analsis Verifikatif /Kuantitatif……….. 65

(6)

xi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 77

4.1.1 Sejarah perusahaan ... 77

4.1.2 Karakteristik Responden ... 78

4.1.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 78

4.1.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia... 79

4.1.2.3.Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan ... 80

4.1.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 80

4.3 Hasil Uji Validasi dan Reliabilitas 81 4.1.3.1 Hasil Pengujian validitas... 81

4.1.3.2 Hasil Pengujian Realiabilitas... 82

4.4 Analisis Deskriptif Tanggapan Responden 85 4.1.4.1 Analisis Deskriptif Pengembangan Karir... 86

4.1.4.2 Analisis Deskriptif Kompensasi... 95

4.1.4.3.Analisis Deskriptif Kepuasan Kerja... 103

4.1.4.4 Analisis Deskriptif Pengunduran karyawan ... 110

4.5 Analisis Verifikatif... 117

4.1.5.1 Pengujian Jalur pada Sub Struktur Pertama... 121

4.1.5.2 Pengujian Jalur Sub Struktur Kedua... 131

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 144

5.1 Saran ... 146

(7)

Ardana, I komang, Ni Wayan Muljati, I Wayan Mudiartha, 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

Harlie M, 2010. Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi, Pengembangan Karier Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Pada Pemerintahan Kabupaten Tabalong di Tanjung Kalimantan Selatan. Jurnal Manajemen dan Akuntansi. Hal 117-124. Volume 11. No 2. Oktober 2010. Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA), Kalimantan.

Buhler, Patricia, 2004, Alpha Teach Yourself Management Skills, Edisi Pertama, diterjemahkan oleh Sugeng Haryanto Sukono Mukidi dan M. Rudi Atmoko,Prenada, Jakarta.

Ekayadi, Septyaningsih , 2009, Pengaruh Motivasi dan Pengembangan Karier Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT Rimbajatiraya Citrakarya, www.gunadarma.ac.id/library/graduate/economy/2009/artikel_11205542.pdf. Flippo, Edwin B., (terjemahan Moh. Mas’ud), 1994, Manajemen Personalia Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

Ghozali, Imam, 2006, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gomes, Faustino Cardoso, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi 2 Cetakan 1, Andi Offset, Yogyakarta.

Handoko, T. Hani, 2001, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi 2 Cetakan 15, BPFE, Yogyakarta.

Mangkunegara, Anwar Prabu, 2000, Manajemen Sumber Daya ManusiaPerusahaan Cetakan Kedua, PT. Remaja Rosdakarya Offset,Bandung.

Martoyo, Susilo, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Keempat, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Mondy, R.W., 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia Jilid 2, Edisi 10, Penerbit Erlangga, Jakarta.

(8)

Ngadimin dan M. Wahyudin, 2005, Rekruitmen, Dekruitmen, Pengembangan Karier dan Kompensasi Perannya Terhadap Motivasi Kerja di PT Delta Merlin Dunia Textil Karanganyar, Jurnal Daya Saing Vol. 6. No. 2 tahun 2005, Surakarta.

Simamora, Henry, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, STIE YKPN, Edisi Ketiga,Yogyakarta.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 2006, Metode Penelitian Survey, LP3S, Jakarta. Siagian,

Sondang P., 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi I, cetakan kesembilan, PT Bina Aksara, Jakarta.

Sopiah,Dr.,MM.,M.Pd., 2008, Perilaku Organisasional, Edisi I, CV. Ani Offset, Yogyakarta.

Stoner, James A.F., 1996, Manajemen Jilid 1, Edisi II Cetakan 8, Alih bahasa oleh Hendardi, Gunawan Hutauruk dan Khristina, Erlangga, Jakarta.

Martoyo, Susilo, 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi kelima. Cetakan Pertama. Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Mathis, Robert L, dan Jackson, John H, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Salemba Empat, Jakarta.

Rivai, Veithzal, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Murai Kencana, Jakarta.

Santosa P Budi dan Ashari, 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft Exccel & SPSS. Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Siagian, Sondang, 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT Bumi Aksara, Jakarta.

Gomes, Faustino Cardoso. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: ANDI.

Griffin, Ricky W. And Ebert, Ronald J.2006. Bisnis. Edisi 8. Jilid 1.Jakarta: Erlangga.

Hariandja, Marihot Tua Effendi. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta: Grasindo.

(9)

Mobley, William H. 1986. Pergantian Karyawan: Sebab, Akibat, dan Pengendaliannya (terjemahan). Cetakan Pertama. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo.

Novliadi, Ferry. 2007. Intensi Turnover Karyawan Ditinjau dari Budaya Perusahaan dan Kepuasan Kerja. Jurnal. Tidak Diterbitkan. Medan: Fakultas Psikologi USU.

Priyatno, Dwi. 2009. Mandiri Belajar SPSS untuk Analisis dan Uji Statistik. Cetakan ke-3. Yogyakarta: MediaKom.

Robbins, Stephen P and Judge, Timothy A. 2008. Perilaku Organisasi. Edisi 12. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Siagian, Sondang P. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bina Aksara.

Sugiyono. 2001. Metode PenelitianBisnis. Cetakan ketiga. Bandung:

CV Alfabeta. Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2007. Manajemen Publik. Jakarta:Grasindo.

Umar, Husein. 2005. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama. Umar, Husein. 2008. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Edisi Kedua. Cetakan Pertama. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Wylie, Peter and Grothe, Mardy. 1997. Karyawan Bermasalah – Kiat Meningkatkan Kinerja Mereka. Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.

Ayudiarini, Natassia. 2012. Pengaruh Iklim Organisasi dan Pengembangan Karir terhadap Kepuasan Kerja. Universitas Gunadarma. Hal 2-10

Martoyo, Susilo. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia,Edisi 4. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.

Moekijat. 2002. Manajemen Kepegawaian. Bandung : CV. Mandar Maju. Panggabean, Mutiara. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bogor : Ghalia Indonesia.

(10)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakaatuh

Segala puji serta syukur kehadirat allah SWT, atas rahmat dan karunianya

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi ini tepat pada waktunya

dengan judul “Pengaruh Pengembangan Karir Dan Kompensasi Karyawan

Terhadap Pengunduran Diri (intensi turnover) Melalui Kepuasan Kerja Karyawan di PT. Hyundai Mobil Indonesia Cabang Bandung”.

Penulisan skripsi ini diajukaan sebagai salah satu syarat sidang guna

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen pada Universitas

Komputer Indonesia.

Penulis menyadari bahwa penulisan skipsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, baik isi maupun penampilanya. Kiranya itulah kemampuan yang

dimiliki penulis atas laporan yang telah dibuat semaksimal mungkin untuk

mencapai kesempurnaan, karenanya kritik dan saran yang membangun sangat

diharapkan oleh penulis agar pembuatan laporan berikutnya akan lebih baik.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini terutama kepada Allah swt, Ibunda,

Ayahanda tercinta atas doa, dorongan yang di berikan terima kasih juga kepada

Bapak Dr. Ir.H.Iman Santoso,SE.,MM.,MBA atas bimbingan selama ini, penulis

(11)

vii

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas

Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Ria Ratna Ariawati, Ms., Ak. selaku Wakil Rektor I

3. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra.,SE.,M.Si. selaku WakilRektor I I

4. Prof.Dr.Hj.Dwi Kartini, SE.,Spec.Lic., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia.

5. Dr. Raeni Dwisanty,SE.,M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

6. Dr. Ir. H. Iman Satoso, SE., MM.,MBA., selaku dosen pembimbing yang

telah meluangkan waktunya untuk dapat membimbing dalam

menyelesaikan skripsi ini.

7. Isniar Budiarti, SE. M.Si selaku Wali Dosen MN-4 Karyawan angkatan ‘08

8. Trustorini Handayani, SE.,M.Si Selaku Koordinator Skripsi

9. Linna Ismawati, SE.,M.Si , Lita Wulantika, SE., M.Si , Dra. Rahma

Wahdiniwaty,M.Si , Trustorini Handayani, SE.,M.Si , Oma Sukirman,

SE.,MM dan Rizki Zulfikar, SE.,M.Si Selaku Dosen Tetap yang telah

mengajarkan banyak ilmu dan Dosen- Dosen Lain yang juga ikut berperan

besar dalam berlangsungnya kegiatan belajar yang tidak bisa saya sebutkan

satu persatu.

10. Hana Umi Kalsum .A.md dan Rismaya. S.Sos selaku staf administrasi jurusan Manajemen Ekonomi di UNIKOM (Universitas Komputer

Indonesia).

11.Ibu dan Bapak tersayang yang senantiasa selalu mendukung dalam semua

(12)

viii

12.Suami tercinta Achmad Basyir Abdurachman dan Kedua putra-putri saya

Azka,Azra dan adik tercinta saya Syakila beserta kaka Tris yang selalu

memberikan dorong untuk menyelesaikan skripsi ini yang telah banyak

memberikan dukungan dan motivasi dan selalu siap membantu setiap saat

dalam menyelesaikan laporan skripsi ini.

13.Bapak Dodo Ricardo F selaku Branch Manager di PT. Hyundai Mobil

Indonesia.

14.Ibu Silfie dan Bapa Asep Purnama, selaku pembimbing dan pemberi arahan

dalam mengerjakan Penelitian ini.

15.Seluruh Staff & Karyawan PT Hyundai Mobil Indonesia Cabang Bandung.

16.Sahabat terbaik saya Mirna,Tiar, Ista, Agis, Selvy dan masih banyak yang

lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang senantiasa telah

mendukung dalam penulisan ini.

Mohon maaf kepada pihak-pihak yang tidak tertulis dalam ucapan terima

kasih ini,tidak ada maksud penulis untuk melupakan anda semua.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari

kesempurnaan, kritik serta saran dari para pembaca merupakan masukan yang

sangat membantu bagi penyempurnaan laporan ini dimasa yang akan datang.

Bandung, Agustus 2014

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Penelitian

Dalam mencukupi kebutuhan hidup, manusia harus bekerja untuk

memperoleh penghasilan. Keberhasilan suatu organisasi untuk mewujudkan visi

dan misinya sangat tergantung dari peran dan kualitas sumberdaya manusiayang

ada di dalam organisasi. Oleh karenanya diperlukan pengembangan sumber daya

manusia secara kontinyu agar diperoleh sumber daya manusia yang berkualitas,

sehingga dalam bekerja dapat memberikan hasil yang optimal.

Menurut Gomes (2006) tugas manajemen sumber daya manusia berkaitan

dengan upaya mengelola unsur manusia dengan segala potensi yang dimilikinya

harus dilakukan selektif mungkin sehingga dapat diperoleh sumber daya manusia

yang puas (satisfied) dan memuaskan (satisfactory) bagi Organisasi.

Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak

menyenangkan dimana para pekerja memandang pekerjaannya. Kepuasan kerja

merupakan cerminan dari perasaan pekerja terhadap pekerjaannya. Hal ini tampak

dalam sikap positif pekerja terhadap pekerjaan yang dihadapi dan lingkungannya.

Sebaliknya, pekerja yang tidak puas akan bersikap negative terhadap pekerjaan

dengan bentuk yang berbedabeda satu dengan yang lainnya.

Selain itu kepuasan kerja adalah suatu sikap umum terhadap pekerjaan

seseorang sebagai perbedaan antara banyaknya kompensasi yang diterima karyawan

dan banyaknya yang diyakini yang harus diterima. Oleh karena, itu salah satu cara

(14)

2

kompensasi dengan kepuasan pegawai. Jika program kompensasi dirasakan adil dan

kompetitif bagi pegawai, maka organisasi akan lebih mudah untuk menarik pegawai

yang potensial, mempertahankannya dan memotivasi pegawai agar lebih

meningkatkan kinerjanya sehingga produktivitas meningkat dan kinerja organisasi

juga akan meningkat.

Sumber daya manusia dipandang sebagai asset perusahaan yang

penting,karena manusia merupakan sumber daya yang dinamis dan selalu

dibutuhkan dalam tiap proses produksi barang dan jasa. Menurut Cascio (1987),

manusia adalah sumber daya yang penting dalam industry dan organisasi, oleh

karena itu pengelolaan sumber daya manusia mencakup penyediaan tenaga kerja

yang bermutu, mempertahankan kualitas dan mengendalikan biaya ketenaga

kerjaan. Perkembangan manajemen perusahaan dewasa ini khususnya dalam

manajemen sumber daya manusia dipacu dengan adanya tuntutan untuk lebih

memperhatikan kebijaksanaan yang diterapkan perusahaan terhadap pekerjanya.

Kebijakan perusahaan yang tidak sesuai dengan harapan pekerja akan membawa

dampak buruk pada sikap kerja pekerjanya. Berbagai penelitian (Gilmer, 1961

dalam Novliadi, 2007) menunjukkan bahwa pekerja yang memiliki sikap kerja

positif akan menampakkan produktifitas yang lebih tinggi daripada yang sikap

kerjanya negatif. Pekerja yang memiliki sikap positif terhadap pekerjaan akan

lebih rendah absensi dan pengunduran dirinya.

Dalam lingkungan operasional perusahaan, turnover kerap terjadi.

Terjadinya turnover merupakan suatu hal yang tidak dikehendaki oleh

perusahaan. Turnover merupakan masalah klasik yang selalu dihadapi para

(15)

halnya replacement yang terus berjalan, baik replacement (pergantian) karena

faktor produktivitas karyawan yang menurun. Namun jika penggantian karyawan

disebabkan oleh produktivitas (secara umum karena faktor umur), maka

perusahaan dapat mengantisipasi dengan mempersiapkan kader-kader untuk

menggantikan posisi karyawan tersebut. Tetapi jika pergantian karyawan

disebabkan oleh pengunduran diri, maka akan menyulitkan perusahaan karena

berkaitan dengan implementasi program kerja yang telah ditetapkan

(Gomes,2003).

Dampak dari timbulnya aktivitas turnover tersebut akan mempengaruhi

berbagai aktivitas kerja yang terdapat pada perusahaan dan dapat juga

mempengaruhi prestasi kerja karyawan secara keseluruhan. Menurut Mobley

(1986), dampak negatif yang dirasakan oleh perusahaan akibat terjadinya turnover

merugikan perusahaan baik dari segi biaya, sumber daya, maupun motivasi

karyawan. Dengan terjadinya turnover berarti perusahaan kehilangan sejumlah

tenaga kerja. Kehilangan ini harus diganti dengan karyawan baru. Perusahaan

harus mengeluarkan biaya mulai dari perekrutan hingga mendapatkan tenaga

kerja siap pakai. Karyawan yang tertinggal akan terpengaruh motivasi dan

semangat kerjanya. Karyawan yang sebelumnya tidak berusaha mencari pekerjaan

baru akan mulai mencari lowongan kerja, yang kemudian akan melakukan

turnover.

Sebagai upaya untuk menekan terjadinya turnover karyawan, perusahaan

dapat menerapkan kebijakan-kebijakan yang dapat menarik minat seorang

karyawan untuk tetap bekerja dan berkarya dengan sumber daya yang

(16)

4

menekan keinginan untuk keluar kerja (turnover intention). Purbaningrum

(2004:24) berpendapat bahwa dengan kebijakan-kebijakan yang dapat

meningkatkan pengalaman kerja seorang karyawan, akan membuat seorang

karyawan lebih memiliki intensitas untuk serius bekerja pada perusahaan yang

merekrutnya dan mampu menekan perasaan untuk keluar kerja dari perusahaan.

Berdasarkan fenomena di lapangan yang sangat transparan mengenai keterkaitan

antara kepuasan kerja dan intensi turnover ini, maka kepuasan kerja bukan lagi

sebuah rujukan namun lebih merupakan suatu keharusan untuk diwujudkan guna

menekan terjadinya turnover karyawan. Kepuasan kerja ini menurut Wood, et al

(1998:113) bahwa kepuasan kerja terdiri dari pekerjaan, kualitas dari aktivitas

supervisi, hubungan dengan sesama pekerja, kesempatan promosi, dan gaji.

Dalam penelitian yang dilakukan ini diarahkan untuk mengetahui keterkaitan

antara kepuasan kerja dengan intensi turnover.

Pengaruh pengembangan karier dan kompensasi akan mempengaruhi

pengunduran diri (intensi turnover) di PT. Hyundai Mobil Indonesia melalui

Kepuasan karyawan sebagai tolak ukur perusahaan terhadap karyawannya,

sehingga memunculkan keefektivan kinerja dan bahkan mungkin bisa melebihi

ekspektasi yang diharapkan perusahaan. Maka untuk mengetahui apakah benar di

PT. Hyundai Mobil Indnesia mengalami hal seperti itu, dilakukan lah pra survey

kepada 10 orang karyawan dari berbagai divisi yang terlihat dari absensi yang

menurun.

PT Hyundai Mobil Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang

bergerak di bidang penjualan mobil baru di kota Bandung, PT. Hyundai Mobil

(17)

menyediakan stok-stok mobil baru untuk dealer-dealer pendukung, baik dealer di

kota bandung maupun daerah kabupaten sekitar kota bandung selain itu juga

perusahaan kami merupakan agen resmi part dan service terbesar di kota

Bandung. Kebutuhan akan kendaraan menjadi momok utama di kalangan

masyarakat pada saat ini, kian hari kian meningkat seiring dengan trend dan

kemajuan teknologi di bidang otomotif, masyarat sangat konsumtif terhadap

perkembangan mobil-mobil canggih di negeri ini yang terus berkembang dengan

pesat. Dan itu semua tidak lepas dari kinerja para karyawannya. Semua kegiatan

perusahaan akan berjalan dengan baik dan maksimal apabila individu-individu di

dalam perusahaan mampu memberikan kontribusi yang positif dan

menguntungkan bagi perusahaan berikut saya lampirkan jumlah karyawan baru

dan karyawan yang mengundurkan diri.

Tabel 1.1

Jumlah Karyawan keluar masuk 2 tahun terakhir di PT. Hyundai Mobil Indonesia

NO BULAN JUMLAH

Sumber : Arsip Human Resources Department (HRD) PT.Hyundai Mobil Indonesia Cabang Bandung 2013-2014

Dari tabel di atas di tunjukan bahwa intensitas pengunnduran diri di PT.

(18)

6

Dengan rata-rata jumlah karyawan relatif stabil namun tidak ada peningkatan

yang signifikan dalam satu tahun kebelakang.

Adapun pengaruh pengembangan karir dan kompensasi karyawan

terhadap pengunduran diri (intensi turnover) melalui kepuasan kerja karyawan di

PT.Hyundai Mobil Indonesia ini. Berdasarkan data yang diolah peneliti,

ditemukan tindakan resign (mengundurkan diri) yang menginterpretasikan suatu

pengembangan karir dan kompensasi karyawan yang kurang di harapkan

karyawan dari perusahaan, karyawan terhadap tempat kerja yang mungkin

dianggap kurang ideal, dan tidak memotivasi karyawan sehingga memutuskan

untuk mengundurkan diri. Hal ini tidak akan terjadi jika adanya pengembangan

karir dan kompensasi pada karyawan yang akan menciptakan kepuasan untuk

karyawannya itu sendiri agar lebih loyal dan solid terhadap perusahaan. Hal ini

membuat penulis tertarik mengetahui seberapa besar pengaruh pengembangan

karir dan kompensasi karyawan terhadap pengunduran diri (intensi turnover)

melalui kepuasan kerja karyawan.

Maka penulis tertarik untuk mengetahui dan meneliti masalah tersebut ke

dalam bentuk usulan penelitian dengan judul “PENGARUH

PENGEMBANGAN KARIR DAN KOMPENSASI KARYAWAN

TERHADAP PENGUNDURAN DIRI (INTENSI TURNOVER ) MELALUI

KEPUASAN KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS DI PT. HYUNDAI

(19)

1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Permasalahan yang muncul di PT.Hyundai Mobil Indonesia Cabang

Bandung yaitu kurangnya sumber daya yang memberdayakan pekerja yang telah

lama bekerja untuk naik jabatan dan kompensasi karyawan yang kerap sering di

abaikan oleh perusahaan kepada karyawan yang telah lama bekerja di perusaan

tersebut sehingga faktor pengaruh pengunduran diri (intensi turnover) sangat

tinggi di perusahaan ini tertera pada tabel sebelumnya hampir 1 orang karyawan

dalam satu bulan mengundurkan diri karena ketidak puasan karyawan terhadap

manajemen yang ada pada PT.Hyundai itu sendiri, sehingga memberikan efek

negative pada perusahaan karena perusahaan harus membina dan mencari

karyawan yang sesuai dengan pekerjaan yang dibutuhkannya setiap waktu, maka

ini akan sangat mempengaruhi ke stabilan perusahaan itu sendiri.

Faktor-faktor diatas saling berhubungan sehingga dapat disimpulkan

bahwa masalah yang cukup mendasar adalah adanya pengaruh pengembangan

karir dan kompensasi karyawan terhadap pengunduran diri (Intensi turnover)

melalui kepuasan kerja karyawan di PT.Hyundai Mobil Indonesia Cabang

Bandung yang tidak sesuai dengan harapan karyawan, permasalahan ini

selanjutnya berkembang menjadi sebuah masalah yang serius bagi perusahaan.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,

penulis tertarik untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengembangan karir

dan kompensasi karyawan terhadap pengunduran diri ( intensi turnover ) melalui

(20)

8

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan dalam latar belakang, maka dapat

dirumuskan beberapa pokok permasalahan, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh proses pengembangan karir karyawan di PT.Hyundai

Mobil Indonesia Cabang Bandung.

2. Bagaimana pengaruh kompensasi karyawan di PT.Hyundai Mobil

Indonesia Cabang Bandung.

3. Bagaimana kepuasan kerja karyawan di PT.Hyundai Mobil Indonesia

Cabang Bandung.

4. Bagaimana pengunduran diri (intensitas turn over) Karyawan di PT.

Hyundai Mobil Indonesia

5. Seberapa besar pengaruh pengembangan karir dan kompensasi melalui

kepuasan kerja karyawan di PT.Hyundai Mobil Indonesia Cabang

Bandung.

6. Seberapa besar pengaruh pengembangan karir dan kompensasi karyawan

terhadap pengunduran diri ( Intensi turnover ) melalui kepuasan kerja

karyawan baik seacara simultan maupun parsial di PT.Hyundai Mobil

(21)

1.3Maksud Dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi terkait

guna menjawab masalah penelitian yang telah dirumuskan masalah. Adapun

tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui pengaruh proses pengembangan karir karyawan di

PT.Hyundai Mobil Indonesia Cabang Bandung.

2. Mengetahui pengaruh kompensasi karyawan di PT. Hyundai Mobil

Indonesia Cabang Bandung.

3. Mengetahui apakah pengunduran diri ( Intensi turnover) di pengaruhi oleh

kepuasan kerja karyawan di PT.Hyundai Mobil Indonesia Cabang

Bandung.

4. Mengetahui pengembangan karir, kompensasi, pengunduran diri dan

kepuasan kerja karyawan di PT.Hyundai Mobil Indonesia.

5. Menganalisis pengaruh pengembangan karir dan kompensasi karyawan

melalui kepuasan kerja karyawan pada di PT.Hyundai Mobil Indonesia

Cabang Bandung.

6. Menganalisis pengaruh pengembangan karir dan kompensasi terhadap

pengunduran diri ( Intensi turnover ) melalui kepuasan kerja karyawan di

(22)

10

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

a. Manfaat Praktis

Penulis berharap penelitian ini akan menjadi sumbangan pemikiran bagi

perusahaan. Bagaimana penerapan antara teori dengan kenyataan di

lapangan, serta upaya yang harus dilakukan perusahaan mengenai konteks

pengaruh pengembangan karier dan kompensasi terhadap pengunduran

diri (intensi turnover) melalui kepuasan kerja karyawan di PT. Hyundai

Mobil Indonesia Cabang Bandung.

b. Manfaat Akademis

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam

pengembangan ilmu manajemen sumber daya manusia, serta memperluas

wawasan ilmu kepemimpinan manajer tehadap kepuasan kerja karyawan.

Selain itu penulis dapat mengaplikasikan teori yang dimiliki untuk

menganalisa fakta, gejala, dan peristiwa yang terjadi dan dapat menarik

kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan secara objektif dan

ilmiah.

1.5 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian Skripsi ini, penulis melakukan penelitian

di PT. Hyundai Mobil Indonesia Cabang Bandung , yang merupakan badan atau

(23)

Sales, Service, Sparepart, Perusahaan ini terletak di jalan Soekarno Hatta No.590

Bandung .

Sedangkan waktu yang penulis lakukan yaitu sejak bulan Maret 2014

sampai dengan Juli 2014

Tabel 1.2

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Bulan

Maret April Mei Juni Juli

1. Penelitian Terdahulu

2. Penulisan Usulan penelitian

3. Pengumpulan Data

4. Pengolahan Data

5. Penulisan Penelitian

(24)

12 BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, dan HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pengembangan Karier

Pengembangan karir meliputi aktivitas-aktivitas untuk mempersiapkan

seorang individu pada kemajuan jalur karir yang direncanakan. Ada beberapa

prinsip pengembangan karir yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pekerjaan itu sendiri mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap

pengembangan karir. Bila setiap hari pekerjaan menyajikan suatu

tantangan yang berbeda, apa yang dipelajari di pekerjaan jauh lebih

penting daripada aktivitas rencana pengembangan formal.

2. Bentuk pengembangan skill yang dibutuhkan sitentukan oleh permintaan

pekerjaan yang spesifik. Skill yang dibutuhkan utuk menjadi supervisor

akan berbeda dengan skill yang dibutuhkan untuk menjadi middle

manager.

3. Pengembangan akan terjadi hanya jika seorang individu belum

memperoleh skill yang sesuai dengan tuntutan pekerjaa. Jika tujuan

tersebut dikembangkan lebih lanjut oleh seorang individu maka individu

yang telah memiliki skill yang dituntut pekerjaan akan menempati

(25)

4. Waktu yang digunakan untuk pengembangan dapat direduksi/dikurangi

dengan mengidentifikasi rangkaian penempatan pekerjaan individu yang

rasional.

Pengembangan karir (career development) meliputi perencanaan karir

(career planning) dana manajemen karir (career management. Memahami

pengembangan karir dalam sebuah organisasi membutuhkan suatu pemeriksaan

atas dua proses, yaitu bagaimana masing-masing individu merencanakan dan

menerapkan tujuan-tujuan karirnya dan bagaimana organisasi merancang dan

menerapkan program-program pengembngan karir. Perencanaan karir (career

planning) adalah suatu proses dimana individu dapat mengidentifikasikan dan

mengambil langkah-langkah untuk mencapai tujuan-tujuan karirnya. Perencanaan

karir melibatkan pengidentifikasian tujuan-tujuan yang berkaitan dengan karir

penyusunan rencana-rencana untuk mencapai tujuan. Menurut Simamora (2001)

dalam Dika (2011), manajemen karir (career management) adalah proses dimana

organisasi memilih, menilai, menugaskan, dan mengembangkan para pegawainya

guna menyediakan suatu kumpulan orang-orang yang berbobot untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan di masa yang akan datang.

(26)

14

Berdasarkan buku Manajemen Sumber Daya Manusia (Marwansyah

2009), terdapat dua perspektif tentang karir sebagaimana diuraikan sebagai

berikut. Dari satu perspektif, karir adalah serangkaian pekerjaan yang dijalani

seseorang selama hidupnya yang disebut dengan karir obyektif. Sedangkan dari

perspektif lain, karir meliputi perubahan nilai, sikap, dan motivasi yang terjadi

seiring dengan bertambahnya usia yang disebut dengan karir subyektif. Kedua

perspektif ini meletakkan fokus pada individu. Keduanya juga menganggap

bahwa orang-orang memiliki kendali atas nasibnya, sehingga mereka dapat

memanfaatkan peluang-peluang untuk memaksimalkan keberhasilan dan

kepuasan dari karir mereka.

Menurut Bernardin (2003) pengembangan karier adalah suatu rangkaian

atas sikap dan perilaku yang berkaitan dengan aktifitas pekerjaan dan pengalaman

sepanjang kehidupan seseorang. Menurut V. Rivai dan E. J. Sagala (2009)

pengembangan karier adalah proses peningkatan kemampuan kerja individu yang

dicapai dalam rangka mencapai karier yang diinginkan. Dapat disimpulkan bahwa

pengembangan karier adalah suatu proses berkesinambungan yang dilalui

individu melalui upaya-upaya pribadi dalam rangka mewujudkan tujuan

perencanaan kariernya yang disesuaikan dengan kondisi organisasi. Meskipun

bagian pengelola sumber daya manusia dapat turut berperan dalam kegiatan

pengembangan tersebut, sesungguhnya yang paling bertanggung jawab adalah

pegawai yang bersangkutan sendiri, karena dialah yang berkepentingan dan kelak

yang akan memetik dan menikmati hasilnya.

Martoyo (2007:74) Pengembangan karir adalah suatu kondisi yang

(27)

organisasi dalam jalur karir yang telah ditetapkan dalam organisasi yang

bersangkutan. Ardana, dkk (2012:117) pengembangan karir adalah peningkatan

pribadi yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu rencana karir dan

peningkatan oleh departemen personalia untuk mencapai suatu rencana kerja

sesuai dengan jalur atau jenjang organisasi.

Moekijat (2002 : 24) mengatakan pengembangan karier yang dilaksanakan

dan dikembangkan pada SDM aparatur melalui pembinaan karier dan penilaian

sistem prestasi kerja. Sistem karier pada umumnya melalui :

1. Mutasi jabatan

2. Promosi

Mutasi

Menurut Sadili (2005 : 254) tindakan bijaksana yang harus dilakukan

manajemen sumber daya manusia adalah memindahkan tenaga kerja tersebut ke

posisi, yang menurut hasil analisis jabatan, telah sesuai dengan kualifikasi,

kemampuan, dan keinginan tenaga kerja yang bersangkutan. Kegiatan

memindahkan tenaga kerja dari suatu tempat kerja ke tempat kerja lain disebut

mutasi.

Mutasi menurut Sastrohadiwiryo (2005 : 247) adalah kegiatan ketenaga

kerjaan yang berhubungan dengan proses pemindahan fungsi, tanggung jawab,

dan status ketenaga kerjaan,tenaga kerja (pegawai) ke situasi tertentu dengan

tujuan agar tenaga kerja (pegawai) yang bersangkutan memperoleh kepuasan

kerja yang mendalam dan dapat memberikan prestasi kerja yang semaksimal

(28)

16

Promosi

Promosi (Sastrohadiwiryo, 2005 : 258) dapat diartikan sebagai proses

perubahan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain dalam hierarki wewenang dan

tanggung jawab yang lebih tinggi daripada dengan wewenang dan tanggung

jawab yang telah diberikan kepada tenaga kerja (pegawai) pada waktu

sebelumnya. Promosi adalah proses menaikkan tenaga kerja (pegawai) kepada

kedudukan yang lebih bertanggung jawab. Promosi biasanya diimbangi dengan

kenaikan kompensasi bagi tenaga kerja (pegawai) yang bersangkutan.

2.1.1.1 Manfaat Pengembangan Karier

Organisasi harus berperan aktif dalam perencanaan karier karyawan.

Perencanaan karier perlu ditangani karena rencana-rencana sumber daya manusia

menunjukkan berbagai kebutuhan staffing organisasi di masa yang akan datang

dan berkaitan dengan kesempatan-kesempatan karier.

2.1.2 Kompensasi

Suwanto & Priansa (2011:220) kompensasi adalah setiap bentuk

pembayaran yang diberikan kepada karyawan sebagai pertukaran pekerjaan yang

mereka berikan kepada majikan. Ardana, dkk (2012:153) segala sesuatu yang

diterima oleh karyawan sebagai balas jasa atas kontribusinya kepada perusahaan

(29)

Menurut Garry Dessler (1997) definisi kompensasi adalah semua bentuk

penggajian atau ganjaran yang mengalir kepada pegawai dan timbul dari

kepegawaiannya (M. Yani, 2012). Sedangkan menurut T. Hani Handoko (2001)

kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas

jasa untuk kerja mereka.

Sedangkan menurut Susilo Martoyo (2000), kompensasi didefinisikan

sebagai pengaturan keseluruhan pemberian balas jasa bagi “employers” maupun “employees” baik yang langsung berupa uang (financial) maupun yang tidak

langsung berupa uang (nonfinancial). Dari definisi tersebut dapat disadari bahwa

suatu kompensasi jelas akan dapat meningkatkan ataupun menurunkan prestasi

kerja, kepuasan kerja maupun motivasi karyawan. Oleh karenanya penting sekali

perhatian organisasi terhadap pengaturan kompensasi secara benar dan adil lebih

dipertajam.

Dari definisi-definisi sebagaimana tersebut diatas, kompensasi dapat

diartikan sebagai semua bentuk penghargaan atau imbalan yang diberikan

organisasi pada para pekerjanya sebagai bentuk penggantian atas kinerjanya

yang terdiri dari bentuk kompensasi finansial seperti gaji pokok, insentif dan

tunjangan-tunjangan lainnya dan bentuk non finansial seperti tantangan

pekerjaan, tanggung jawab, pengakuan yang memadai atas prestasi yang dicapai,

serta adanya promosi bagi pegawai yang berpotensi.

(30)

18

Andrew E. Sikula (1981) dalam Anwar Prabu Mangkunegara (2000)

mengemukakan bahwa proses administrasi upah atau gaji (kadang-kadang

disebut kompensasi) melibatkan pertimbangan atau keseimbangan pertimbangan.

Kompensasi merupakan sesuatu yang dipertimbangkan sebagai suatu yang

sebanding. Dalam kepegawaian, hadiah yang bersifat uang merupakan

kompensasi yang diberikan kepada pegawai sebagai penghargaan dari pelayanan

mereka. Bentuk-bentuk pemberian upah, bentuk upah dan gaji digunakan untuk

mengatur pemberian keuangan antara majikan dan pegawainya. Pemberian upah

merupakan imbalan, pembayaran untuk pelayanan yang telah diberikan oleh

pegawai. Sangat banyak bentuk-bentuk pembayaran upah, baik yang berupa

uang (financial) maupun yang bukan berupa uang (nonfinancial). Pembayaran

upah biasanya dalam bentuk konsep pembayaran yang berarti luas daripada

merupakan ide-ide gaji dan upah yang secara normal berupa keuangan tetapi

tidak suatu dimensi (nonfinancial).

Henry Simamora (2006) menjelaskan bahwa pemberian kompensasi dapat dalam

bentuk:

(a) financial seperti gaji dan insentif (financial langsung), asuransi kesehatan,

pembayaran upah pada waktu tidak bekerja (finansial tidak langsung) dan

(b) kompensasi non finansial seperti peluang akan adanya promosi.

2.1.2.2Tujuan Manajemen Kompensasi

Anwar Prabu Mangkunegara (2000) menjelaskan bahwa kompensasi yang

diberikan kepada pegawai sangat berpengaruh pada tingkat kepuasan dan

(31)

dengan mempertimbangkan standar kehidupan normal, akan memungkinkan

pegawai bekerja dengan penuh motivasi. Hal ini karena motivasi kerja pegawai

banyak dipengaruhi oleh terpenuhi tidaknya kebutuhan minimal kehidupan

pegawai dan keluarganya.

Kompensasi bagi pegawai merupakan ukuran kesuksesan dari pekerjaan

mereka sebagaimana disam paikan oleh Rothwell dan Kanzanas (1988) serta

Davis K dan Newstrom (1995) bahwa kompensasi sebagai layanan moneter dan

non moneter yang diterima karyawan. Dengan demikian salah satu cara untuk

meningkatkan motivasi kerja adalah dengan memperhatikan kompensasi bagi

pegawai.

2.1.3 Pegunduran diri (intensi turnover)

Intense turnover Yaitu kadar atau intensitas dari keinginan untuk keluar

dari perusahaan, dengan indikator seperti absensi karyawan yang meningkat,

karyawan mulai malas bekerja, peningkatan terhadap pelanggaran tata tertib kerja,

peningkatan protes terhadap atasan dan perilaku positif yang sangat berbeda dari

biasanya.

Menurut Harninda (1999:27),intensi turnover pada dasarnya adalah sama

dengan keinginan berpindahnya karyawan dari satu tempat kerja ke tempat kerja

lainnya. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa intensi turnover adalah keinginan

untuk berpindah, belum pada tahap realisasi yaitu melakukan perpindahan dari

satu tempat kerja ke tempat kerja lainnya.

Harnoto (2002:2) juga menyatakan intensi turnover adalah kadar intensitas

(32)

20

timbulnya intensi turnover ini dan diantaranya adalah keinginan untuk

mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Pendapat tersebut juga relatif sama

dengan pendapat yang diungkapkan sebelumnya, bahwa intensi turnover pada

dasarnya adalah keinginan untuk meninggalkan (keluar) dari perusahaan.

Toly (2001) menyatakan tingkat keinginan berpindah yang tinggi para staf

akuntan telah menimbulkan biaya potensial untuk Kantor Akuntan Publik (KAP).

Pendapat ini menunjukkan bahwaintensi turnover merupakan bentuk keinginan

karyawan untuk berpindah ke perusahaan lain. Handoko (2000:322) menyatakan, ”Perputaran (turnover) merupakan tantangan khusus bagi pengembangan sumber

daya manusia. Karena kejadian-kejadian tersebut tidak dapat diperkirakan,

kegiatan-kegiatan pengembangan harus mempersiapkan setiap saat pengganti

karyawan yang keluar.” Di lain pihak, dalam kasus nyata, program

pengembangan perusahaan yang sangat baik justru meningkatkan intensi

turnover.

Pergantian karyawan atau keluar masuknya karyawan dari organisasi

adalah suatu fenomena penting dalam suatu organisasi. Adakalanya pergantian

karyawan memiliki dampak positif. Namun sebagian besar pergantian karyawan

membawa pengaruh kurang baik bagi organisasi. Dalam arti luas, turnover

diartikan sebagai aliran para karyawan yang masuk dan keluar perusahaan

(Ronodipuro dan Husnan, 1995:34).

Setiap bentuk kesesuaian antara harapan karyawan atas pekerjaan, supervisi,

hubungan dengan sesama pekerja, kesempatan promosi, dan gaji dengan realitas

(33)

2.1.4 Kepuasan

Robins dalam bukunya“Organizational Behaviour” terjemahan (2008)

mengatakan istilah kepuasan kerja (job satisfaction) merujuk ke sikap umum

seorang individu terhadap pekerjaannya.Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja

tinggi menunjukkan sikap yang positif terhadap kerja itu; seorang yang tidak puas

dengan pekerjaannya menunjukkan sikap yang negatif terhadap kerja itu.

Menurut Siagian (2004:295),pembahasan mengenai kepuasan kerja perlu

didahului oleh penegasan bahwa konsep masalah kepuasan kerja bukanlah hal

yang sederhana, baik dalam arti konsepnya maupun dalam arti analisisnya,karena “kepuasan”mempunyai konotasi yang beraneka ragam.

Pendapat mengenai kepuasan kerja juga diungkapkan oleh Wood, et al

(1998:113), bahwa indikator kepuasan kerja didasarkan pada lima (5) perspektif,

yaitu :

Pertama adalah the work – responsibility,interest and growth, dimana tiap

karyawan dimungkinkan mempunyai pendapat yang subjektif atas tingkat

tanggung jawab, kepentingan, dan pertumbuhan dari pekerjaan yang dimiliki.

Sangat dimungkinkan karyawan akan merasakan suatu kepuasan jika pekerjaan

yang ditanganinya mempunyai bentuk tanggung jawab, kepentingan, dan

pekerjaan tersebut juga mempunyai prospek pertumbuhan sebagai media

pembelajaran.

Kedua adalah quality of supervision – technical help and social support,

merupakan bentuk penilaian karyawan atas manfaat dan aktivitas supervisi.

(34)

22

terbantu untuk urusan teknis, dan merasa termotivasi, maka tingkat kepuasan

karyawan akan terjaga.

Ketiga adalah relationships with co-worker –social harmony and respect,

dimana keberadaan karyawan dalam lingkungan kerja tidak terlepas dari

lingkungan karyawan yaitu sesama karyawan. Untuk itu, kepuasan karyawan juga

terpicu oleh respon lingkungan. Jika karyawan merasa dihargai dalam lingkungan

kerjanya, maka sangat dimungkinkan kepuasan kerja akan meningkat.

Pengukuran atas variabel ini sangat tergantung pada penilaian karyawan atas

respon lingkungan kerjanya.

Keempat adalah promotion opportunities – chance for further

advancement, ingin mencapai karir yang lebih tinggi merupakan salah satu hal

yang dianggap wajar oleh setiap karyawan. Kesempatan promosi juga menjadi

perhatian untuk memicu kepuasan kerja karyawan. Karyawan akan merasa puas

jika dalam pekerjaan, kesempatan promosi terbuka dengan luas. Namun

pengukuran variabel ini juga bergantung pada penilaian karyawan atas

kesempatan promosi yang diberikan di tempat kerjanya dibandingkan dengan

tuntutan maupun keinginan karyawan.

Kelima adalah pay – adequacy of pay andperceived equity compared with

the pay that others receive, imbalan atas pekerjaan pada dasarnya merupakan

suatu bentuk ganti rugi atas kontribusi yang telah diberikan karyawan pada

perusahaan. Penilaian kepuasan atas gaji ini sangat subyektif karena tiap

karyawan mempunyai tuntutan gaji yang berbeda sesuai dengan beban hidupnya.

Untuk itu, pengukuran terhadap variabel gaji dikembalikan pada penilaian

(35)

Kepuasan atau ketidak-puasan seseorang dengan pekerjaan merupakan

keadaan yang sifatnya subyektif, yang merupakan hasil kesimpulan yang

didasarkan pada suatu perbandingan mengenai apa yang secara nyata diterima

oleh pegawai dari pekerjaannya dibandingkan dengan apa yang diharapkan,

diinginkan dan dipikirkannya sebagai hal yang pantas, atau berhak baginya.

Sementara setiap pegawai secara subyektif menentukan bagaimana pekerjaan itu

memuaskan.

Kepuasan kerja dipengaruhi oleh suatu keadaan sosial. Meskipun

demikian tetap relevan untuk mengatakan bahwa kepuasan kerja merupakan suatu

cara pandang seseorang, baik secara positif maupun negatif tentang pekerjaannya.

Karena tidak sederhana, banyak faktor yang perlu mendapat perhatian dalam

menganalisis kepuasan kerja seseorang.

Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa apabila dalam

pekerjaannya seseorang mempunyai otonomi untuk bertindak, terdapat variasi,

memberikan sumbangan penting dalam keberhasilan organisasi dan karyawan

memperoleh umpan balik tentang hasil pekerjaan yang dilakukannya, yang

bersangkutan akan merasa puas. Bentuk program pengenalan yang tepat serta

berakibat pada diterimanya seseorang sebagai anggota kelompok kerja dan oleh

organisasi secara ikhlas dan terhormat juga pada umumnya berakibat pada tingkat

kepuasan kerja yang tinggi. Situasi lingkungan pun turut berpengaruh pada

tingkat kepuasan kerja seseorang.

Pemahaman yang lebih tepat tentang kepuasan kerja dapat terwujud apabila

(36)

24

kemangkiran, keinginan pindah, usia pekerja, tingkat jabatan, dan besar kecilnya

organisasi (Tangkilisan, 2007).

Luthans (1995) mengemukakan “Job satisfaction is a pleasurable or

positive amotional state resulting from the appaisal of one’s job or job

experience.” (Kepuasan kerja merupakan suatu ungkapan emosional yang bersifat

positif atau menyenangkan sebagai hasil dari penilaian terhadap suatu pekerjaan

atau pengalaman kerja).

Robbins (1996) mendefinisikan kepuasan kerja merupakan sikap umum

seorang karyawan terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja menunjukkan adanya

kesesuaian antara harapan seseorang yang timbul dengan imbalan yang

disediakan oleh pekerjaan.

Porter dalam Luthans (1995) menambahkan,”Job satisfaction is difference

between how much of something there should be and how much there is now.”

(Kepuasan kerja adalah perbedaan seberapa banyak sesuatu yang seharusnya

diterima dengan seberapa banyak sesuatu yang sebenarnya ia terima).

Mathis and Jackson (2000) mengemukakan, “Job satisfaction is a positive

emotional stateresulting one’s job experience.’ (Kepuasan kerja merupakan

merupakan pernyataan emosional yang positif yang merupakan hasil evaluasi dari

pengalaman kerja).

2.2 Kerangka Pemikiran

T. Hani Handoko (2001) menjelaskan manfaat yang akan diperoleh

apabila organisasi atau departemen personalia terlibat dalam perencanaan dan

(37)

1. Mengembangkan para karyawan yang dapat dipromosikan.

2. Menurunkan perputaran karyawan.

3. Mengungkap potensi karyawan.

4. Mendorong pertumbuhan.

5. Mengurangi penimbunan.

6. Memuaskan kebutuhan karyawan.

7. Membantu pelaksanaan rencana – rencana kegiatan yang telah disetujui.

Sejalan dengan hal tersebut Susilo Martoyo (2000) menyatakan bahwa tujuan

pemberian kompensasi adalah :

1. Pemenuhan kebutuhan ekonomi karyawan atau sebagai jaminan ekonomi

bagi pegawai

2. Mendorong agar pegawai lebih baik dan lebih giat

3. Menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kemajuan

Menurut Keith Davis dan Werther W.B. (1996) secara umum tujuan

manajemen kompensasi adalah untuk membantu perusahaan dalam mencapai

tujuan strategis dan menjamin terjadinya keadilan internal dan eksternal. Keadilan

eksternal menjamin bahwa pekerjaan dikompensasi secara adil dengan

membandingkan pekerjaan yang sama di pasar kerja.

Kendall dan Hullins (1969) mengemukakan berpendapatnya sebagaimana

dikutip oleh Gibson, Ivanchevich dan Donelly (1996) bahwa faktor-faktor yang

memiliki karakteristik penting yang akan mempengaruhi kepuasan kerja antara

lain:

(38)

26

Gaji merupakan alat ukur kuantitatif terhadap usaha atau prestasi yang

telah diberikan karyawan terhadap perusahaan-nya. Hal ini lebih

dipersepsikan terhadap nilai keadilan berdasarkan permintaan kerja,

tingkat ketrampilan individu, standar pembayaran gaji dan prestasi kerja.

2. Pekerjaan.

Karyawan memiliki kecenderungan mengerjakan pekerjaan yang dapat

memberikan peluang jenjang karier yang lebih tinggi.

3. Kesempatan Promosi.

Promosi diberikan sebagai penghargaan perusahaan/ institusi kepada

pegawainya dengan kriteria kinerja dan senioritas berdasarkan lama waktu

bekerja. Pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja adalah apabila

kinerja yang telah dihasilkan tidak mendapat tanggapan serta tindak lanjut

dari manajemen untuk diadakannya promosi.

4. Penyelia.

Penyelia adalah salah satu pimpinan dalam perusahaan yang menangani

karyawan secara langsung. Menurut teori jalur tujuan, atasan harus dapat

meningkatkan jumlah dan jenis penghargaan yang ada terhadap

perusahaan. (Gibson, Ivancevich dan Donelly, 1996).

5. Rekan sekerja.

Pegawai sebagai manusia merupakan makhluk sosial dan makhluk

individu, sehingga pegawai/karyawan akan berkembang dalam bekerja

(39)

Sedangkan Mobley (1986:13), mengemukakan bahwa batasan umum

tentang pergantian karyawan adalah berhentinya individu sebagai anggota suatu

organisasi dengan disertai pemberian imbalan keuangan oleh organisasi yang

bersangkutan. Dari defenisi diatas, disimpulkan bahwa turnover adalah aliran para

karyawan yang masuk dan keluar perusahaan. Namun definisi yang dikemukakan

Mobley lebih menekankan pada karyawan yang berhenti.

Intensi turnover karyawan dapat dilihat dari 5 (lima) indikasi, yakni:

1. Absensi yang meningkat

2. Mulai malas kerja

3. Naiknya keberanian untuk melanggar tata tertib kerja

4. Keberanian untuk menentang atau protes kepada atasan

5. Perilaku positif yang sangat berbeda dari biasanya.

Jadi jika perusahaan ingin menekan kemungkinan terjadinya pengunduran

diri (intensi turnover), maka perusahaan harus mampu menerjemahkan kelima

indikasi diatas.

Dari hasil penelitian tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

pengembangan karir dan kompensasi karyawan berperan penting dalam kepuasan

kerja karyawan untuk menguranginya pengunduran diri (intensiti turnover).

Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam rangka

penyusunan penelitian serta dapat membedakan keoriginalitasan penelitian ini,

yang disajikan melalui tabel sebagai berikut :

(40)

28

No Peneliti Judul Persamaan Pebedaan Hasil

(41)

4. Gainer

Pengaruh Pengembangan Karir dan Kompensasi Karyawan Terhadap Pengunduran diri (Intensi TurnOver) melalui Kepuasan Kerja Karyawan

(42)

30

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian

2.3Hipotesis

Guna lebih memberikan arahan atau pedoman yang jelas dalam

melakukan penelitian sehingga benar-benar mampu membahas permasalahan

yang telah dirumuskan dalam penelitian ini, maka perlu adanya perumusan

hipotesis. Menurut Narimawati, Umi ( 2007:73 ) dalam Norlim Johanson (2011): “ Hipotesis dapat dikatakan sebagai pendugaan sementara mengenai hubungan antar variabel yang akan diuji kebenerannya. Karena sifatnya dugaan, maka hipotesis hendaknnya mengandung impilkasi yang lebih jelas terhadap pnegujian yang dinyatakan.’’

Berdasarkan dari kerangka pemikiran diatas, maka penulis berasumsi mengambil keputusan sementara dalam penelitian ini bahwa :

H1 : Pengembangan Karir berpengaruh signifikan terhadap Pengunduran diri (Intensiti Turnover) melalui Kepuasan Kerja Karyawan di PT. Hyundai Mobil Indonesia

H2 : Kompensasi berpengaruh signifikan terhadap Pengunduran diri (Intensiti Turnover) melalui Kepuasan Kerja Karyawan di PT. Hyundai Mobil Indonesia H3 : Kepuasan berpengaruh signifikan terhadap Pengunduran diri (Intensiti Turnover) di PT. Hyundai Mobil Indonesia

H4 : Pengembangan Karir berpengaruh signifikan terhadap Pengunduran diri (Intensiti Turnover) di PT. Hyundai Mobil Indonesia

X

2 KOMPENSASI

(Eren Magdalena Ritonga )

H2

(43)
(44)

31 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan tujuan tertentu

mengenai suatu hal yang akan dibuktikan secara objektif. Pengertian objek

penelitian menurut Sugiyono (2009:32) adalah : “Objek Penelitian merupakan

suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai

variabel tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.”

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa objek penelitian

digunakan untuk mendapatkan data sesuai tujuan dan kegunaan tertentu. Objek

yang penulis gunakan dalam penelitian adalah pengembangan karir dan

kompensasi karyawan terhadap pengunduran diri (intensi turnover) melalui

kepuasan kerja karyawan. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Hyundai Mobil

Indonesia Cabang Bandung yang berlokasi di Jl. Soekarno Hatta No.590

Bandung.

Sesuai dengan judul penelitian yang dipilih maka objek yang akan diteliti

oleh penulis adalah :

1. Variabel bebas (independent variable) dalam penelitian ini adalah

Pengembangan Karir (X1) dan Kompensasi Karyawan (X2)

2. Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah

Pengunduran diri (intensi turnover) (Z) dan Kepuasan Kerja Karyawan

(45)
(46)

32

3.1.1 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu (Narimawati Umi, 2008:127).

“Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric (angka), dengan menggunakan metode penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode penelitian

dilakukan untuk mendapatkan suatudata untuk membantu memecahkan masalah

dalam penelitian sehingga diperoleh kebenarannya.

Menurut Sugiyono (2010:54) metode deskriptif adalah :

“Metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis

suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan

yang lebih luas.”

Menurut Sugiyono (2009:147) menyatakan bahwa:

“Metode Analisis Deskriptif/Kualitatif adalah statistik yang

digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

(47)

Adapun tujuan metode deskriptif yang menjadi fokus pada penelitian ini

terdapat dalam rumusan masalah nomor 1-4, adalah sebagai berikut :

1. Menjelaskan pengaruh proses pengembangan karir di PT.Hyundai

Mobil Indonesia Cabang Bandung.

2. Menjelaskan pengaruh kompensasi karyawan di PT.Hyundai Mobil

Indonesia Cabang Bandung.

3. Menjelaskan kepuasan kerja di PT.Hyundai Mobil Indonesia Cabang

Bandung

4. Menjelaskan Pengunduran diri (intensi turnover) di PT.Hyundai Mobil

Indonesia Cabang Bandung.

Sedangkan metode verifikatif menurut Mashuri (2008:45) menyatakan

bahwa:

Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dikelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan ditempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.

Menurut Sugiyono (2008:16), menerangkan bahwa metode penelitian

kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada

sample filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample

tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data

bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

(48)

34

Metode verifikatif dengan pendekatan kuantitatif pada penelitian ini

dimaksudkan untuk menjawab rumusan masalah nomor 5-6 yaitu :

5. Menjelaskan Seberapa besar pengaruh pengembangan karir dan

kompensasi karyawan melalui kepuasan kerja karyawan di PT. Hyundai

Mobil Indonesia Cabang Bandung

6. Menjelaskan Pengaruh Pengembangan Karir dan Kompensasi

Karyawan terhadap Penunduran Diri (intensi turnover) melalui

kepuasan kerja Karyawan di PT.Hyundai Mobil Indonesia Cabang

Bandung, baik secara simultan maupun parsial.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif analisis

dengan pendekatan kuantitatif merupakan metode yang bertujuan menggambarkan

secara sistematis dan faktual tentang fakta-fakta serta hubungan antar variabel

yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan

menginterpretasi data dalam pengujian hipotesis statistik.

Penulis menggunakan metode tersebut, karena penelitian ini ditujukan untuk

menggambarkan dengan jelas bagaimana pengaruhpengembangan karir dan

kompensasi terhadap pengunduran diri (intensi turnover) melalui Kepuasan Kerja

Karyawan.

Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah-masalah

yang ada dan sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut akan di

kumpulkan, diolah, dianalisis dan diproses lebih lanjut sesuai dengan teori-teori

(49)

3.1.2 Desain Penelitian

Model penelitian yang digunakan menggunakan pendekatan paradigma

hubungan dua variabel bebas secara bersamaan dengan satu variable tergantung.

Selanjutnya, dalam melakukan suatu penelitian diperlukan perencanaan penelitian

agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sistematis serta efektif.

Desain penelitian menurut Moh. Nazir (2005:84) dalam Norlim (2011), “Desain

penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan

pelaksanaan penelitian.”

Adapun pengertian dari desain penelitian menurut Husein Umar

(2000:54-55) dalam Norlim (2011) adalah “Desain penelitian merupakan rencana dan

struktur penyelidikan yang dibuat sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas

pertanyaan-pertanyaan penelitian.”

Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat dikatakan bahwa desain

penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam

melaksanakan penelitian, mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan penelitian

yang dilakukan pada waktu tertentu. Langkah-langkah desain penelitian menurut

Narimawati Umi (2010:30) adalah sebagai berikut :

1. Mencari dan menetapkan fenomena yang terjadi pada PT. Hyundai Mobil

Indonesia Cabang Bandung

2. Menetapkan judul dari fenomena yang didapat, sehingga dapat diketahui

apa yang akan diteliti kemudian menentukan identifikasi masalah dalam

(50)

36

3. Menetapkan rumusan masalah yang terjadi pada PT. Hyundai Mobil

Indonesia Cabang Bandung

4. Menetapkan tujuan penelitian

5. Menetapkan hipotesis penelitian berdasarkan fenomena dan dukungan teori

6. Menetapkan variabel penelitian yaitu variabel independent : pengaruh

pengembangan karir dan kompensasi terhadap pengunduran diri (intensi

turnover) variabel dependent : melalui kepuasan kerja karyawan, serta

menetapakan indikator variabel independent dan variabel dependent

7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik

pengumpulan data

8. Menganalisis data-data mengenai : pengembangan karir, kompensasi,

pengunduran diri (intensi turnover) dan kepuasan kerja karyawan

9. Melakukan pelaporan hasil penelitian melalui data informasi yang

diperoleh data dari perusahaan kemudian menyimpulkan penelitian,

sehingga akan diperoleh penjelasan dan jawaban atas identifikasi masalah

dalam penelitian.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat digambarkan desain penelitian

(51)

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Tujuan Penelitian

Desain Penelitian

Jenis Penelitian Metode yang

digunakan Unit Analisis

T – 3 Descriptive Descriptive dan Survey

yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.”

Sedangkan definisi operasionalisasi variabel menurut Nur Indriantoro

(2002:69) dalam Norlim (2011) sebagai berikut:

(52)

38

pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran constructyang lebih baik.”

Operasionalisasi variabel diperlukan dalam menentukan jenis, indikator,

serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam suatu penelitian, sehingga

pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar. Pada

penelitian ini konsep-konsep variabel yaitu :

1. Variabel bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi penyebab atau timbulnya

variabel dependent (terikat). Adapun yang menjadi variabel independent

dalam penelitian ini adalah pengembangan karir dan kompensasi terhadap

pengunduran diri (intensi turnover).

2. Variabel terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi

variabel dependent adalah Kepuasan kerja karyawan.

Operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2

(53)

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Pengembangan Karir

Variabel/Konsep

Variabel Indikator Ukuran Skala

(54)

40

Tabel 3.3

Operasionalisasi Variabel Kompensasi

Variabel/Konsep Variabel

Indikator Ukuran Skala Sumber

(55)

Variabel/Konsep Variabel

Indikator Ukuran Skala Sumber

Data

Infentaris yang diberikan kepada staf dengan jabatan

tertentu Ordinal

(56)

42

Tabel 3.4

Operasionalisasi Variabel Kepuasan Kerja

Variabel/Konse p Variabel

Indikator Ukuran Skala Sumber

Data 2. Insentif Adanya target

(57)

Variabel/Konse p Variabel

Indikator Ukuran Skala Sumber

Data

4. Supervisi

 Kesadaran untuk meminimalis ir

penggunaan sumber daya perusahaan

Ordinal 5.Isi Pekerjaan

 Jenis pekerjaan yang sesuai dengan job desk

6.Rekan Kerja

 Keyakinan pada diri sendiri utk menyelesaik an tugas tanpa bantuan orang lain

(58)

44

Tabel 3.5

Operasionalisasi Variabel Pengunduran Diri (intensi turnover)

Variabel/Konsep Variabel

Indikator Ukuran Skala Sumber

Gambar

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.2
Tabel 3.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

pelanggan yang mengunjungi situs e- commerce lalu memilih sebuah produk dan menyelesaikan proses pembayaran. Proses tersebut lalu dilanjutkan dengan pengiriman barang ke konsumen

penyusunan makalah ini, antara lain membantu agar teman-teman mahasiswa agar dapat.. memahami lebih dalam mengenai hukum-hukum

dalam proses penyusunan tulisan ini pula, banyak pihak yang memberikan dukungan sosial terhadap penulis dalam menghadapi hambatan yang ditemui dalam penyusunan karya

Based on interpretation of gravity maps, total magnetic intensity maps, and subsurface geological model at the top of the Mesozoic, could be concluded that the

ANALISIS KELAYAKAN BUKU TEKS KIMIA SMA/MA KELAS XII MATERI SENYAWA TURUNAN ALKANA BERDASARKAN KRITERIA TAHAP SELEKSI DARI 4S TMD.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Setelah selesai menentukan perangkat yang dimonitor dan parameter apa yang diambil darinya, pada dialog box selanjutnya Anda harus menentukan berapa lama sekali informasi tersebut

Tujuan evaluasi pendidikan adalah mengetahui kadar pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran, melatih keberanian dan mengajak peserta didik untuk mengingat kembali

All eight essential amino acids must be pr€selrt in your body aj the same ttme in order for tte body to form protein.. Since free arnino acids carmot be stored in the boriy,