• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH IKLAN “MENYALAKAN LAMPU UTAMA SEPEDA MOTOR PADA SIANG HARI” TERHADAP PERILAKU MAHASISWA DALAM MEMATUHI PERATURAN LALU LINTAS DI BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH IKLAN “MENYALAKAN LAMPU UTAMA SEPEDA MOTOR PADA SIANG HARI” TERHADAP PERILAKU MAHASISWA DALAM MEMATUHI PERATURAN LALU LINTAS DI BANDAR LAMPUNG"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

(Study in Communication Students Of University Of Lampung Class Of 2008 And 2009)

The lack of awareness of traffic regulation obedience in society has been becoming problem to police organization. This was proven by the high number of traffic infringement by society, especially by students and college students, which were 300 cases in November 2011.

The main theory of this research is Counseling theory. This is a quantitative research where it used survey method to measure the effect of “Light On” billboard campaign toward the traffic regulation obedience of students on the street.

The result of this research was counted by using Product moment formula, and as the result was known that there was effect of “Light On” billboard campaign toward the traffic regulation obedience of Communication Students of University of Lampung class of 2008 and 2009.

A good message composing made this campaign was accepted easily by college students. As result, there was significant effect of the billboard campaign toward the traffic regulation obedience of college students.

(2)

PENGARUH IKLAN “MENYALAKAN LAMPU UTAMA SEPEDA MOTOR PADA SIANG HARI” TERHADAP PERILAKU MAHASISWA

DALAM MEMATUHI PERATURAN LALU LINTAS DI BANDAR LAMPUNG

(Studi pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Unila Angkatan 2008 Dan 2009)

Oleh Arimay Saroh

Rendahnya kesadaran masyarakat dalam mematuhi peraturan lalu lintas menjadi masalah utama saat ini. Terbukti dari tingginya angka pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat, khususnya pelajar dan mahasiswa yaitu sebanyak 300 kasus pelanggaran lalu lintas di bulan November 2011.

Penelitian ini dikaji menggunakan teori penyuluhan. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode survey yang bertujuan untuk mengukur besar pengaruh iklan “Menyalakan lampu utama kendaraan sepeda motor pada siang hari” terhadap perilaku mahasiswa dalam mematuhi peraturan lalu lintas.

Hasil penelitian dihitung menggunakan rumus Product Moment, dengan hasil korelasi sebesar 0,323. Jadi pada penelitian ini terdapat pengaruh pesan iklan Banner/Billboard “Menyalakan Lampu Utama Sepeda Motor pada Siang Hari” terhadap perilaku mahasiswa ilmu komunikasi FISIP UNILA angkatan 2008 dan 2009 dalam berlalu lintas.

Pengolahan pesan yang menarik membuat pesan tersebut mudah diterima oleh mahasiswa. Dengan demikian menghasilkan pengaruh yang tinggi pada perilaku mahasiswa dalam mematuhi peraturan lalu lintas.

(3)

BANDAR LAMPUNG

(Studi pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNILA Angkatan 2008 dan 2009)

Oleh

ARIMAY SAROH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA ILMU KOMUNIKASI

Pada

Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)

B. Rumusan Masalah 8

2. Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman dan Kepatuhan 19

E. Pengertian Perilaku 20

F. Lalu Lintas Jalan Raya 21

1. Pengertian Rambu Lalu Lintas Jalan Raya 21 G. Satuan Polisi Lalu Lintas Bandar Lampung 24

H. Mahasiswa 25

1. Pesan Pada Iklan CetakBannerDanBillboard 38

2. Ketepatan Media Iklan 38

3. Pemahaman Mahasiswa 38

(6)

F. Teknik Pengumpulan Data 47

G. Teknik Pengolahan Data 49

H. Teknik Pemberian Skor 49

I. Uji Validasi dan Reliabilitas Instrumen 50

J. Teknik Analisis Data 54

C. Uji Validitas Dan Reliabilitas Kuesioner 61

1. Uji Validitas Kuesioner 61

2. Uji Reliabilitas Kuesioner 63

D. Hasil Penelitian 65

1. Identitas Responden 65

2. Analisis Tabel Tunggal 67

a. Iklanbanner/billboardmenyalakan lampu utama sepeda

motor pada siang hari dilihat dari isi pesan 67 b. Kriteria iklanbanner/billboardmenyalakan lampu

utama sepeda motor pada siang hari 85

c. Perilaku berlalu lintas mahasiswa berdasarkan aspek

(7)

1. Uji coba validitas variabel X 58

2. Uji coba validitas variabel Y 59

3. Uji coba reliabilitas variabel X 60

4. Uji coba reliabilitas variabel Y 61

5. Uji validitas kuesioner variabel X 62

6. Uji validitas kuesioner variabel Y 63

7. Split half variabel X 63

8. Split halfvariabel Y 64

9. Jumlah responden berdasarkan usia 66

10. Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin 67 11. Frekuensi mahasiswa yang pernah melihat iklan

menyalakan lampu utama sepeda motor pada siang hari 69 12. Mahasiswa mengetahui iklan menyalakan lampu utama

sepeda motor dari media banner/billboard 70

13. Intensitas mahasiswa melihat iklan menyalakan lampu

Utama sepeda motor pada mediabannerbillboard 71 14. Mahasiswa mengetahui tujuan menyalakan lampu utama

sepeda motor pada siang hari 72

15. Mahasiswa menyetujui peraturan menyalakan lampu

Utama sepeda motor pada siang hari 73

16. Pemahaman mahasiswa terhadap isi pesan iklan menyalakan lampu utama sepeda motor padabanner/

billboard 74

17. Isi pesan iklan menyalakan lampu utama sepeda motor

Pada siang hari bersifat memaksa 76

18. Isi pesan iklan menyalakan lampu utama sepeda motor

pada siang hari bersifat membujuk 77

19. Sifat iklan menyalakan lampu utama sepeda motor pada

siang hari yang lebih disukai 79

20. Pengetahuan mahasiswa tentang sejak kapan peraturan menyalakan lampu utama sepeda motor pada siang hari

mulai diberlakukan 80

21. Pasal yang mengatur pengguna jalan untuk menyalakan

lampu utama sepeda motor pada siang hari 81

22. Pengetahuan mahasiswa terhadap sanksi bagi

pelanggaran peraturan menyalakan lampu utama siang hari 82 23. Ketepatan pemilihan mediabanner/billboarduntuk

menyampaikan peraturan menyalakan lampu utama

siang hari 84

(8)

siang hari padabanner/billboard 88 27. Ketepatan pemilihan lokasi untuk meletakkan

banner/billboard 89

28. Penggunaan bahasa pada iklanbanner/billboard 90 29. Kesukaan respoonden terhadap mediabanner/billboard

untuk menyampaikan pesan tentang peraturan menyalakan

lampu utama pada siang hari 91

30. Mahasiswa memiliki SIM 92

31. Mahasiswa membawa SIM saat berkendara 93

32. Mahasiswa membawa STNK saat berkendara 94

33. Mahasiswa memakai helm saat berkendara 95

34. Kendaraan sepeda motor mahasiswa dilengkapi dengan

kaca spion 96

35. Mahasiswa melihat rambu-rambu lalu lintas di jalan raya 97 36. Mahasiswa yang selalu mematuhi rambu-rambu lalu lintas 99 37. Mahasiswa pernah melanggar peraturan lalu lintas 100 38.Mahasiswa pernah melanggar peraturan “Menyalakan

lampu utama sepeda motor pada siang hari 101

39. Mahasiswa menyalakan lampu utama setelah

Mendapatkan sanksi 102

40.Mahasiswa mendukung peraturan “Menyalakan lampu

utama sepeda motor pada siang hari” 103

41. Mahasiswa terpaksa menyalakan lampu utama pada

siang hari 104

42. Mahasiswa yang menyalakan lampu utama sepeda motor pada siang hari setelah melihat iklan menyalakan lampu

utama sepeda motor pada siang hari padabillboard/banner 106 43. Mahaiswa menyalakan lampu utama jarak jauh kendaraan

sepeda motor pada siang hari 107

44. Mahasiswa hanya menyalakan lampu utama jarak dekat 108 45. Mahasiswa terdorong untuk menyampaikan peraturan

menyalakan lampu utama pada siang hari 109

46. Mahasiswa pernah mengingatkan orang lain untuk

menyalakan lampu utama sepeda motor pada siang hari 111 47. Pengaruh Pesan “Menyalakan Lampu Utama Sepeda Motor

pada Siang Hari” Terhadap Perilaku Mahasiswa dalam

(9)

(Az-Zumar:10)

Segala usaha yang dijalankan dengan kesabaran akan berbuah manis pada

hasilnya

(10)

Ketua :Dr. Andy Corry Wardhani, M.Si. ...

Penguji Utama :Toni Wijaya., S.Sos, M. A ...

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Drs. Agus Hadiawan, M.Si. NIP 19580109 198603 1 002

(11)

PERILAKU MAHASISWA DALAM

MEMATUHI PERATURAN LALU LINTAS DI BANDAR LAMPUNG (Studi pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNILA

Angkatan 2008 dan 2009)

Nama Mahasiswa :Arimay Saroh

Nomor Pokok Mahasiswa : 0816031020

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Dr. Andy Corry Wardhani, M.Si NIP. 19620716 198803 1 001

2. Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

(12)

Pendidikan formal yang telah penulis selesaikan adalah SDN 1 Sendang Agung pada tahun 2002. Kemudian penulis menyelesaikan pendidikan sekolah menengah pertamanya di SMPN 1 Pringsewu pada tahun 2005. Setelah itu, pada tahun 2008 penulis telah menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas di SMAN 1 Pringsewu.

Pada tahun 2008 tepat nya tanggal 1 Agustus 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNILA dengan jalur masuk SNMPTN.

Selama menjadi mahasiswi, penulis pernah mengikuti organisasi kemahasiswaan di jurusan yaitu HMJ Ilmu Komunikasi dalam bidang Humas pada periode 2009-2010. Selain itu juga penulis pernah melaksanakan KKN di Mesuji selama 40 hari guna melaksanakan tugas dengan tema kesehatan.

(13)

Alhamdullilahirabbilalamin, segala puji bagi Allah karena sampai pada detik ini tak henti-hentinya memberikan segala nikmat dan rahmat yang tercurah kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsinya. Shalawat serta salam yang selalu kita junjungkan kepada Nabi Muhammad, para sahabat, keluarga, serta pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulisan skripsi berjudul “Pengaruh Iklan Menyalakan Lampu Utama Kendaraan Sepeda Motor pada Siang Hari Terhadap Perilaku Mahasiswa Dalam Berlalu Lintas (Studi pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 dan 2009 FISIP UNILA)” ini merupakan syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu Komunikasi pada jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampu ng. Penulis berharap, karya yang merupakan wujud kerja, pemikiran maksimal, kerja keras serta dukungan dan bantuan berbagai pihak ini akan bermanfaat dikemudian hari.

(14)

Kepada Bapak Toni Wijaya., S.Sos, M.A selaku dosen pembahas, terima kasih atas semua kritik, saran, waktu dan bimbingannya untuk menjadikan skripsi saya lebih baik.

Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu selama ini, yakni kepada:

1. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

2. Bapak Drs. Teguh Budiarjo,M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi yang sudah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

3. Terika kasih untuk Almamater tercinta.

4. Terima kasih untuk Polresta Bandar Lampung yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mencari informasi yang sangat penulis butuhkan.

(15)

6. Ayuk Mar, Mba Dwi, adik ku Hafid, Mas Pur, Mas Jiman (Alm), serta semua keponakan-keponakan ku yang lucu-lucu (Aulia, Naufal dan Dini) terima kasih untuk semua doa, dukungan dan semangat yang kalian berikan.

7. Untuk teman seperjuangan Pinta S.Ikom dan Duwi S.Ikom terima kasih buat dukungan, kerjasama dan canda kalian, mungkin penulis tidak akan bisa menyelesaikan skripsi ini tanpa kalian. Meilina S.Ikom yang selalu menyemangatiku untuk bersabar, Yeti Herdawati, S.Ikom “Si Item Maniez” kegigihanmu memberikan semangat buatku. Helda wati, Puji Lestari S.Ikom, Aji S.Ikom (yang bawel), Nova S.IKom, Tiya S.IKom (teman seperjuangan di Mesuji), semua anak Komunikasi Angkatan 2008 Joe, Jemz, Intong, Grace, Fitri dan yang lainnya yang tidak mungkin disebut satu persatu. Terima kasih buat persahabatan dan kenangan yang kalian berikan selama ini. Love You All

8. Buat sesorang yang kusayangi (Aby), terima kasih buat waktu dan semangat

yang kamu berikan. Tanpa dukungan mu penulis tidak akan bisa menyelesaikan semua ini. Terima karena sudah memberikan banyak warna dalam hidupku. Semoga setelah ini kita bisa melangkah lebih baik lagi.

I LOVE U SO MUCH

(16)

memberikan kenangan tersendiri buatku, meski kita sering berebut air tapi itu semua yang membuat kita begitu dekat. Kalian adalah keluarga baru buatku

10. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan doa yang belum tersebutkan sebelumnya

11. Serta kepada Anda yang membaca skripsi ini, semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi Anda khususnya dan masyarakat luas umumnya.

Penulis

(17)

Nama : Arimay Saroh

NPM : 0816031020

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Alamat : Sendang Agung, RT 07/RW 14, Kecamatan Sendang Agung, Lampung Tengah-Indonesia

No.HP : 085768495805

Dengan ini menyatakan, bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Iklan ‘Menyalakan Lampu Utama Kendaraan Sepeda Motor pada Siang Hari’ Terhadap Perilaku Mahasiswa Dalam Mematuhi Peraturan Lalu Lintas di Bandar Lampung (Studi pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNILA Angkatan 2008 dan 2009)” adalah benar-benar hasil karya sendiri, bukan plagiat (milik orang lain) ataupun dibuat oleh orang lain.

Apabila dikemudian hari hasil penelitian /skripsi saya, ada pihak-pihak yang merasa keberatan maka saya akan bertanggung jawab sesuai dengan peraturan yang berlaku dan siap untuk dicabut gelar akademik saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dalam tekanan pihak-pihak manapun.

Bandar Lampung, 19 Oktober 2012 Saya yang menyatakan,

(18)

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia tidak pernah lepas dihadapkan dengan proses komunikasi. Mulai dari

manusia bangun tidur hingga kembali tidur. Menurut Harold Lasswell,

komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada

komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Komunikasi

mengandung lima unsur penting yaitu komunikator, pesan, media, komunikan

dan efek. Dalam penelitian ini pesan yang disampaikan berupa

peraturan-peraturan lalu lintas dimana polisi lalu lintas bertindak sebagai komunikator

dengan menggunakan media massa sebagai alat penyampai pesan kepada

mahasiswa sebagai komunikan. Media massa disini berupa iklan, poster yang

dipasang di jalan raya agar diketahui oleh masyarakat umum. Efek atau tujuan

yang diharapkan dari penyampaian pesan tersebut yaitu adanya perubahan

perilaku khususnya pada mahasiswa dalam berlalu lintas. Mahasiswa

diharapkan mampu lebih tertib dalam berlalu lintas. Selain itu tujuan dari

penyampaian pesan melalui media massa tersebut untuk mengenalkan lebih

jauh tentang etika berlalu lintas yang baik.

Masalah mengenai lalu lintas yang ada saat ini yaitu rendahnya kesadaran

(19)

mendahulukan kepentingan pribadi daripada kepentingan umum sehingga

menyebabkan pelanggaran dalam berlalu lintas. Dari pelanggaran-pelanggaran

tersebut banyak mengakibatkan terjadinya kecelakaan lalu lintas dan 60%

kecalakaan terjadi pada kendaraan roda dua. Hal tersebut diakibatkan karena

faktor human error (Kesalahan Manusia). Terhitung dari bulan Januari –

Oktober 2011 terjadi kecelakaan yang menelan korban sebanyak 528 orang.

Untuk itu, demi mengurangi angka kecelakaan lalu lintas maka pengendaraan

sepeda motor diwajibkan untuk menyalakan lampu utama sepeda motor pada

siang hari. Namun tidak semua masyarakat mematuhi peraturan tersebut.

Terbukti dari banyaknya jumlah masyarakat yang melanggar peraturan

tersebut. Terhitung sejak tanggal 1 Oktober 2011, Polresta Bandar Lampung

telah menilang sedikitnya 2.500 pengemudi motor yang tidak menyalakan

lampu depan (light on) di siang hari.

(http://www.republika.co.id/berita/regional/nusantara/11/10/14/lt1y67-tidak-menyalakan-lampu-2500-motor-ditilang).

Sedangkan di bulan November 2011 terdapat 300 kasus pelanggaran di jalan

raya yang notabene pelanggarnya adalah pelajar dan mahasiswa. Sebagai

bahan evaluasi terbukti memberikan kendaraan bermotor pada anak-anak

adalah untuk mengajarkan cara bunuh diri paling efektif. Karena anak-anak

biasanya tidak menggunakan kendaraan roda dua itu untuk bertransportasi

aman, tetapi justru untuk ajang kebut-kebutan di jalan raya.

(20)

Untuk itu polisi lalu lintas membuat beberapa banner dan billboard tentang

tata cara berlalu lintas yang benar dan dipasang di jalan raya guna mengajak

masyarakat untuk mengubah perilaku berlalu lintas agar sesuai dengan

undang-undang yang berlaku. Banner dan billboard tersebut berupa

peringatan pada masyarakat untuk menghidupkan lampu utama pada siang

hari. Peraturan ini terdapat pada Undang-undang Republik Indonesia Nomor

22 Tahun 2009 :

Pasal 107 ayat 2 : pengemudi sepeda motor selain mematuhi ketentuan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menyalakan lampu utama pada

siang hari.

Pasal 293 ayat (2) : setiap orang yang mengemudikan sepeda motor di jalan

tanpa menyalakan lampu utama pada siang hari sebagaimana dimaksud dalam

pasal 107 (2) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 15 (lima belas)

hari atau denda paling banyak Rp.100.000,00 (Seratus ribu rupiah).

Dalam melaksanakan tugas penilangan polisi memiliki prosedur yang harus

dilakukan yaitu, polisi yang memberhentikan pelanggar wajib menyapa

dengan sopan serta menunjukan jati diri dengan jelas. Polisi harus

menerangkan dengan jelas kepada pelanggar apa kesalahan yang terjadi, pasal

berapa yang telah dilanggar dan tabel berisi jumlah denda yang harus dibayar

oleh pelanggar. Pelanggar dapat memilih untuk menerima kesalahan dan

memilih untuk menerima '''slip biru''', kemudian membayar denda di BRI

tempat kejadian dan mengambil dokumen yang ditahan di Polisi Sektor

(21)

sidang pengadilan serta menerima '''slip merah'''. Pengadilan kemudian yang

akan memutuskan apakah pelanggar bersalah atau tidak, dengan

mendengarkan keterangan dari polisi bersangkutan dan pelanggar dalam

persidangan di kehakiman setempat, pada waktu yang telah ditentukan

(biasanya 5 sampai 10 hari kerja dari tanggal pelanggaran).

Iklan adalah sebuah proses komunikasi, yang di dalamnya terdapat orang yang

disebut sebagai sumber munculnya ide iklan, media sebagai medium, dan

audiens (Bovee dalam Bungin, 2001:123), sedangkan John Rossiter dan Larry

Percy mengemukakan pendapatnya tentang iklan yaitu iklan bertujuan untuk

mempersuasi secara tidak langsung yaitu iklan didasari oleh informasi tentang

keuntungan produk atau jasa yang didesain untuk menciptakan kesan yang

menyenangkan sehingga dapat merubah pikiran khalayak.

Dikaitkan dengan banner dan billboard yang dipublikasikan oleh polisi lalu

lintas juga memiliki maksud dan tujuan untuk memberikan pendidikan

non-formal mengenai peraturan lalu lintas kepada masyarakat khususnya

mahasiswa. Pada umumnya mahasiswa dianggap masyarakat sebagai orang

yang berpendidikan tinggi, dinilai mempunyai pemahaman yang lebih

terhadap pesan lalu lintas yang disampaikan melalui media banner/billboard.

Pada hakekatnya pemasangan iklan tersebut merupakan suatu langkah dalam

usaha mengubah masyarakat menuju keadaan yang lebih baik seperti yang

diharapkan. Pemasangan banner dan billboard merupakan suatu usaha

menyebarluaskan hal-hal yang baru agar masyarakat mau tertarik dan

(22)

Periklanan dipandang sebagai media yang lazim digunakan komunikator

untuk mengarahkan komunikasi yang persuasif pada komunikan. Iklan

ditujukan untuk mempengaruhi perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan,

sikap, dan citra komunikan yang berkaitan dengan suatu produk atau pesan

(Durianto, 2003:2).

Melalui banner dan billboard ini juga dapat mendidik masyarakat, memberi

pengetahuan, dan informasi-informasi, agar masyarakat dapat membentuk

sikap dan berperilaku sesuai apa yang seharusnya. Isi dari banner dan

billboard tersebut mengajak masyarakat dan mengenalkan tentang etika-etika

berlalu lintas yang baik. Seperti membawa kelengkapan kendaraan,

menghidupkan lampu utama dan menaati rambu-rambu lalu lintas lainnya.

Semua iklan ini dipublikasikan guna mendukung dari empat fungsi polisi lalu

lintas yaitu:

1. Pendidikan (Education), polisi bertugas untuk menyampaikan pendidikan

berupa pengetahuan dan informasi mengenai lalu lintas kepada masyarakat.

Dengan pendidikan ini masyarakat akan lebih memahami menaati

peraturan yang berlaku tentang etika berlalu lintas.

2. Penegak/Pengawasan, polisi bertugas untuk melaksanakan pengawasan

terhadap perilaku masyarakat dalam berlalu lintas. Apakah masyarakat

sudah menjalankan apa yang mereka pahami tentang rambu lalu lintas atau

apakah masyarakat masih tetap melakukan pelanggaran terhadap peraturan

(23)

3. Rekayasa Jalan (Engenering), polisi bertugas mengatasi kemacematan

yang terjadi di jalan raya dengan melakukan rekayasa jalan. Rekayasa jalan

ini dapat berupa pengalihan jalan dari jalan yang seharusnya dilewati

dialihkan ke jalan lain guna mengurangi tingkat kemacetan.

4. Identifikasi & Registrasi (Identification & Registration), polisi bertugas

melayani masyarakat yang akan melakukan registrasi berupa pembuatan

ataupun perpanjangan Surat Izin Mengemudi (SIM).

(Hasil riset di Polresta Bandar Lampung)

Tujuan dari pemasangan banner dan billboard yang dilakukan oleh polisi lalu

lintas yaitu lahirnya efek positif yakni tercapainya muatan kognitif dan afektif

pada masyarakat khususnya mahasiswa artinya jika kedua aspek ini berjalan

dengan baik persoalan etika berlalu lintas di jalan raya dapat berjalan dengan

baik.

Muatan kognitif seseorang dapat mempengaruhi seseorang dalam

mengkomunikasikan pikiran. Namun manusia tidak memberikan respon

kepada pesan secara otomatis. Manusia adalah organisme aktif yang

menafsirkan dan bahkan mendistorsi lingkungan. Sebelum memberi respon,

manusia menangkap dulu pola pesan secara keseluruhan dalam satuan-satuan

makna. Menurut Lewin teori kognitif menyatakan bahwa individu berusaha

mengoptimalkan makna dalam persepsi perasaan, kognisi, dan

pengalamannya.

Sedangkan afektif yaitu kecenderungan perilaku seseorang terhadap apa yang

(24)

diartikan sebagai “tendensi untuk memberi reaksi yang positif

(menguntungkan) atau negatif (tidak menguntungkan) terhadap orang-orang,

objek, situasi-situasi tertentu. Karena itu merupakan suatu tendensi untuk

memberi reaksi yang bersifat emosional dalam arah tertentu.

Dikaitkan dengan mahasiswa aspek afektif ditunjukkan dengan perilaku

mahasiswa untuk lebih beretika dalam berlalu lintas dapat dipengaruhi oleh

aspek kognitif. Jika tingkat etikanya tinggi maka afektif positif, sebaliknya

jika etikanya rendah maka afektifnya negatif.

Komunikasi ini akan berjalan efektif apabila, mahasiswa memiliki kognitif

sebanding dengan afektif. Mahasiswa dengan segala pengalaman dan

pengetahuannya tentang peraturan lalu lintas harusnya lebih paham dan

cenderung mematuhi peraturan lalu lintas. Mahasiswa banyak yang

menggunakan kendaraan pribadi seperti motor dan mobil untuk bepergian.

Sebagai seorang mahasiswa yang memiliki banyak sebutan dan dianggap

memiliki pendidikan atau pengetahuan lebih oleh masyarakat, harusnya dapat

memberi contoh yang baik dalam berlalu lintas. Baik dalam hal kelengkapan

berkendaraan dan pemahaman serta kepatuhan dalam menaati peraturan lalu

lintas yang ada.

Komunikasi menggunakan media banner dan billboard penting untuk diteliti,

hal ini berdasarkan beberapa alasan pokok diantaranya :

Peraturan menyalakan lampu utama bagi kendaraan sepeda motor telah lama

dibuat tapi, masih banyak masyarakat yang belum menerapkan peraturan

(25)

kepada masyarakat tidak diterima dengan baik karena pendekatan dan media

yang digunakan kurang tepat atau masyarakat yang kurang peduli dengan

peraturan baru tersebut. Berdasarkan kondisi tersebut maka perlu diteliti

berapa besar pengaruh yang ditimbulkan dari banner dan billboard terhadap

mengubah perilaku mahasiswa dalam mematuhi peraturan untuk menyalakan

lampu utama pada siang hari.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka dalam

penelitian ini dirumuskan masalah mengenai :

Berapa besar pengaruh banner dan billlboard “Menyalakan lampu utama

kendaraan sepeda motor pada siang hari” terhadap perilaku mahasiswa Ilmu

Komunikasi FISIP UNILA angkatan 2008 dan 2009 dalam mematuhi

peraturan lalu lintas?

C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

Untuk mengukur berapa besar pengaruh iklan “Menyalakan lampu utama

kendaraan sepeda motor pada siang hari” terhadap perilaku mahasiswa

(26)

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Secara Teoritis : Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangsih baik sebagai literatur maupun referensi bagi mahasiswa

lainnya yang tertarik pada penelitian ilmiah yang berhubungan dengan

media iklan sebagai alat untuk mengubah perilaku dalam berlalu lintas.

2. Secara Praktis : Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

tambahan informasi dan pengetahuan bagi mahasiswa tentang etika

(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Pengaruh

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (1986 : 670) pengaruh berarti daya

upaya yang atau timbul dari sesuatu atau orang atau benda yang ikut

membentuk watak atau kepercayaan ataupun perbuatan seseorang.

Sedangkan pengaruh menurut Effendy (1990 : 39) pengaruh adalah setiap

perubahan yang terjadi dalam diri penerima, karena pesan-pesan dari suatu

sumber , khususnya media massa. Perubahan ini meliputi persepsi

pengetahuan dan perilaku nyata.

Pengaruh adalah satu elemen komunikasi yang sangat penting untuk

mengetahui berhasil atau tidaknya komunikasi yang kita inginkan pengaruh

media massa dapat terjadi dalam tataran bentuk perubahan yang meliputi:

1. Efek kognitif yaitu efek atau pengaruh pada perbendaharaan pengetahuan

khalayak

2. Efek afektif yaitu efek atau pengaruh pada keyakinan dalam hal

pembentukan dan perubahan persepsi, dapat berupa menyukai atau tidak

(28)

3. Efek konatif yaitu efek atau pengaruh pada kecenderungan untuk

berperilaku atau bertindak terhadap objek tertentu (Rakhmat, 2005 : 16)

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh adalah

upaya yang timbul dari seseorang untuk melakukan perubahan karena

pesan-pesan dari media massa yang meliputi perubahan unsur kognitif, afektif dan

konatif yang ikut membentuk kepercayaan dan perbuatan seseorang.

B. Komunikasi Massa

Komunikasi memiliki banyak definisi dan bidang kajian serta ruang lingkup.

Hal ini karena banyaknya sumbangsih dari para pakar ilmu masing-masing

untuk ilmu komunikasi. Namun pada dasarnya istilah komunikasi berasal dari

perkataan latin “Communis” yang berarti membuat kebersamaan antara dua orang atau lebih. Harold Lasswell membuat sebuah definisi singkat mengenai

suatu tindakan komunikasi yaitu “Siapa yang menyampaikan, apa yang

disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya”.

Sedangkan menurut Everett M.Rogers, komunikasi yaitu proses dimana suatu

ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud

untuk mengubah tingkah laku mereka (Cangara 2002:19).

Berdasarkan definisi tersebut dikaitkan dengan penelitian ini yaitu polisi lalu

lintas sebagai komunikator yang dinilai memiliki pengetahuan lebih tentang

peraturan lalu lintas menyampaikan pesan tentang tata cara berlalu lintas yang

baik melalui media massa. Media yang digunakan disini yaitu berupa iklan

(29)

berperilaku baik dalam berlalu lintas. Iklan tersebut dipasang di jalan agar

dapat diketahui oleh semua masyarakat, karena iklan termasuk media massa

yang memiliki ciri komunikan yang heterogen atau umum.

Menurut McQuail (dalam Lukiati Komala, 2009:111) pada dasarnya “Mass communication comprises the institutions and techniques by which specialized groups employ technological devices (press, radio, films, etc) to disseminate symbolic content to large, heterogenous and widely dispersed audience”.

Komunikasi massa terdiri dari lembaga-lembaga dan teknik dengan mana

kelompok-kelompok khusus menggunakan perangkat teknologi (pers, radio,

film, dll) untuk menyebarkan konten simbolis ke besar, audiens yang

heterogen dan tersebar luas.

1. Ciri-ciri Komunikasi Massa

Berdasarkan definisi tersebut ada beberapa karakteristik dari media massa.

Ruben dan Steward menyebutkan, komunikasi massa mempunyai jumlah

audiens yang sangat besar dan heterogen, impersonal yaitu komunikan

tidak mengenal keseluruhan partisipan secara personal, terencana, dapat

diprediksi dan formal, adanya kontrol terhadap sumber informasi,

keterbatasan interaktifitas antara sumber dengan audiensnya. Sentralitas

terhadap sumber informasi yaitu sumber merupakan suatu institusi yang

mempunyai akses yang mudah dan langsung untuk mencapai audiensnya

dalam sekali waktu dan difasilitasi oleh berbagai bentuk media massa, baik

(30)

Sedangkan menurut McQuail (1996:33) sumber komunikasi massa bersifat

organisasi formal dan seringkali merupakan komunikator yang profesional.

Hubungan antara pengirim dan penerima bersifat satu arah dan jarang

sekali bersifat interaktif.

C. Pengertian Iklan

Kata iklan berasal dari bahasa Yunani yang artinya adalah upaya mengiring

orang pada gagasan. Adapun pengertian secara komprehensif atau luas adalah

semua bentuk aktifitas untuk menghadirkan dan mempromosikan ide, barang

ataupun jasa secara nonpersonal melalui media yang dibayar oleh sponsor

tertentu.

Menurut Monle Lee dan Carla Jhonson (2004:143), iklan merupakan bentuk

komunikasi non verbal dan non personil tentang sebuah organisasi dan

produk-produknya yang ditransmisikan kepada suatu khalayak target melalui

media seperti radio, televisi, koran, majalah, reklame luar ruang atau

kendaraan umum. Tujuannya adalah untuk mempengaruhi khalayak untuk

berfikir dan bertindak sesuai dengan keinginan komunikator.

Terdapat 5 elemen yang dapat mengkategorikan bahwa iklan itu bagus dengan

memenuhi beberapa kriteria di bawah ini:

1. Attention (perhatian), dalam tataran ini iklan harus mampu menarik perhatian khalayak sasaran. Untuk itu iklan memerlukan bantuan ukuran,

(31)

2. Interest (Minat), untuk elemen ini iklan berusaha dengan bagaimana khalayak berminat dan memiliki keinginan lebih jauh. Dalam hal ini

khalayak harus dirangsang agar mau membaca, menonton pesan-pesan

yang disampaikan.

3. Desire (Kebutuhan) iklan juga harus memiliki komponen kebutuhan, yaitu mampu menggerakkan keinginan orang untuk memiliki atau menikmati

produk tersebut.

4. Conviction (keinginan) iklan harus mempunyai elemen convintion yang artinya, iklan harus mampu menciptakan keinginan dari calon khalayak.

5. Action (tindakan), elemen action berusaha membujuk khalayak agar membeli sesegera mungkin melakukan suatu tindakan sesuai dengan pesan

yang disampaikan.

1. Efek Iklan

Efek awal dari sebuah informasi atau pesan dalam bentuk iklan masuk pada

aspek kognitif, dalam jangka waktu tertentu akan masuk ke dalam aspek

afeksi dan kemudian tidak menutup kemungkinan untuk masuk ke dalam

aspek kognisi.

1. Efek kognitif, yaitu berkaitan dengan tingkat kesadaran dan

pengetahuan yang mengacu pada pola pikir dalam aspek kognitif

terdapat tahapan sebagai berikut:

(32)

b) Knowledge (pengetahuan), yaitu setelah penerimaan timbul kesadaran terhadap pesan sehingga ia mendapatkan pengetahuan

tentang pesan tersebut.

c) Comprehension (pemahaman), yaitu tingkat pemahaman khalayak terhadap slogan,logo maupun bintang iklan.

2. Efek Afektif, yaitu berkaitan dengan perasaan suka atau tidak suka.

Dalam aspek afektif terdapat tahapan sebagai berikut:

a) Lingking (kesukaan) yaitu informasi dan pengetahuan yang dapat menimbulkan perasaan atau sikap positif terhadap sebuah pesan.

b) Preforence yaitu pembawaan positif dapat membawa seseorang yang tengah mendapatkan informasi pada suatu kecenderungan untuk

memilih dibandingkan yang lain.

3. Efek konatif, yaitu berkaitan dengan akan timbulnya keyakinan untuk

melakukan tindakan tertentu.

Dalam aspek konatif terdapat tahapan sebagai berikut:

a) Conviction (keyakinan), yaitu yang mana akan timbul ketika komunikan membentuk niat untuk memilih

b) Attitude (sikap) yaitu kecenderungan sikap untuk memilih dibandingkan yang lainnya

Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa suatu iklan dapat dikatakan

efektif bila efek komunikasi yang dijadikan tujuan pembuatan iklan

tercapai dan apa yang ingin disampaikan komunikator dapat menarik

(33)

2. Iklan Luar Ruang

Iklan ini berupa poster yang berukuran kecil (sticker) hingga ukuran yang besar seperti papan iklan (billboard). Secara umum karakteristik dan keunggulan yang dimiliki oleh iklan luar ruang ini adalah:

a) Ukuran dan dominasi, karena ukurannya yang pada umumnya cukup

besar maka iklan media luar ruang mendominasi pemandangan dan

mudah menarik perhatian.

b) Warna

c) Pesan-pesan singkat

d) Zoning, kampanye iklan ini umunya dapat diorganisir dalam suatu

daerah atau kota tertentu.

e) Efek mencolok, kemampuannya dalam menciptakan kesan atau ingatan

pemirsa melalui penebalan, warna, ukuran, dan penanggulangan.

Kelemahan yang dimiliki oleh media ini adalah:

a) Ketidakmampuan memuat banyak pesan sekaligus

b) Rentan terhadap cuaca

c) Kurangnya konsentrasi khalayak untuk menginginkan pesan-pesan iklan

karena mereka melihat iklan tersebut secara sambil lalu

d) Waktu yang digunakan untuk merancang, mencetak dan memamerkan

(34)

3. Media Luar Ruang

a. Billboard

Billboard adalah bentuk promosi iklan luar ruang dengan ukuran besar.

Billboard disebut juga sebagai bentuk poster dengan ukuran yang lebih besar yang diletakkan tinggi di tempat tertentu yang ramai dilalui orang.

Billboard termasuk model iklan luar ruang yang paling banyak digunakan Sekarang di jaman digital, billboard pun menggunakan teknologi baru sehingga muncul digital billboard. Ada juga mobile billboard yaitu billboard yang dipasang di mobil (iklan berjalan). Di Indonesia, billboard punya definisi sendiri. Yaitu reklame yang berbentuk bidang dengan bahan terbuat dari kayu, logam, fiberglas,

kain, kaca, plastik, dan sebagainya yang pemasangannya berdiri sendiri,

menempel bangunan dengan konstruksi tetap, dan reklame tersebut

bersifat permanen.

(http://batamadvertising.com/produk/bilboard)

b. Banner

Banner adalah salah satu media promosi yang berfungsi seperti poster, tetapi Biasanya diletakkkan di depan outlet dan mempunyai rangka

sendiri untuk berdiri. Oleh karena itu disebut stand banner, dinamakan

X-banner biasanya mempunyai rangka berbentuk X. Banner biasanya

diletakkan di luar ruangan. Bahan yang digunakan untuk mencetak

(35)

Banner dicetak melalui digital ptinting dengan format vertikal dan berukuran 60 x 160 cm.

(http://inoz3ro.blogspot.com/2008/10/4.html

c. Spanduk

Menurut kamus besar bahasa Indonesia spanduk merupakan kain rentang

yang berisi slogan, propaganda, atau berita yangg perlu diketahui umum.

http://kamusbahasaindonesia.org/spanduk/mirip

D. Pemahaman dan Kepatuhan Mahasiswa

1. Pengertian Pemahaman Mahasiswa

Pemahaman adalah aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang

diketahui manusia (Jalaludin, 1997 : 33). Berdasarkan pengertian tersebut

terlihat bahwa kaitan antara intelektual atau pengetahuan seseorang dapat

berpengaruh terhadap pemahaman seseorang untuk dapat menerima sebuah

pesan yang telah disampaikan. Dalam penelitian ini mahasiswa sebagai

responden dapat dikatakan paham terhadap peraturan lalu lintas apabila

dapat menerima pesan dengan baik dan mematuhi peraturan lalu lintas di

jalan raya. Pemahaman mahasiswa dapat diperoleh dari proses belajar atau

transmisi pengetahuan yang diperoleh dari komunikator. Komunikator

yang dimaksud disini tidak hanya seorang dosen atau polisi lalu lintas,

tetapi yang menjadi komunikator dapat juga dari pengalaman orang lain

(36)

Kepatuhan diartikan sebagai kecenderungan perilaku yang memungkinkan

seseorang melakukan apa yang diketahuinya. Dalam istilah komunikasi

kepatuhan seseorang disebut dengan afektif yaitu “efek yang lebih

berkonotasi kepada perubahan sikap dan perasaan”.

(Amir, 1999 : 31)

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman dan Kepatuhan

Pemahaman adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat menerima

dengan cermat dari stimuli atau isi pesan sehingga ia mampu menangkap

maksud yang disampaikan komunikator (Rakhmat, 2002 : 64). Mahasiswa

Ilmu Komunikasi sebagai komunikan meskipun mereka sama-sama dari

Jurusan Ilmu Komunikasi akan memiliki persepsi dan pemahaman yang

berbeda satu sama lain. Pengetahuan dan pengalaman akan memperkaya

benaknya dengan perbendaharaan untuk memperkuat daya pemahaman.

Semakin sering ia melibatkan diri dalam komunikasi, akan semakin besar

pemahaman yang ia peroleh.

Dalam hal ini mahasiswa yang sering berkomunikasi dengan rambu lalu

lintas jalan raya, ia akan lebih paham terhadap pesan yang disampaikan

melalui rambu lalu lintas. Dan pemahaman tersebut akan diiringi dengan

(37)

E. Pengertian Perilaku

Menurut Donahue (1994:3), perilaku adalah:

Behavior is all of the activities in which an organism may engage – both those that are observed by other with the unaided senses, anf those that not- then is clear that many of the most important activities that make up complex behavior are usually unobserved”.

Bila diterjemahkan, perilaku adalah seluruh kegiatan yang dilakukan oleh

organisme-baik yang dilihat atau tidak dilihat oleh yang lain – dan jelas

bahwa kebanyakan dari kegiatan-kegiatan penting yang membentuk perilaku

yang biasanya tidak terlihat.

Pendekatan perilaku merujuk pada analisis perilaku. Analisis perilaku

merupakan suatu sistem pendekatan untuk mengamati dan menganalisis

tingkah laku dalam lingkungan tempat terjadinya tingkah laku. Pengertian

tingkah laku sering disamakan dengan definisi perilaku, menurut James

Drewer (dalam Hidayanto, 1992:40), dalam kamus psikologi, behaviour atau tingkah laku ialah reaksi total dari suatu organisme kepada suatu situasi yang

dihadapinya. Perilaku lebih kompleks daripada tingkah laku. Perilaku

merupakan serangkaian tingkah laku-tingkah laku yang berorientasi pada

bentuk-bentuk tertentu, baik yang bercorak individual attitude maupun social attitude.

Rutherfoed (dalam Hadiyanto, 1992:41), mendefinisikan tingkah laku sebagai

(38)

individu yang dapat diukur dan diamati. Suatu tingkah laku merupakan

sesuatu yang dapat dilihat dan diukur frekuensinya terjadi, intensitasnya, atau

lamanya.

Suatu perilaku dapat disebut pesan, jika memenuhi dua syarat. Pertama,

perilaku harus diobservasi oleh seseorang, dan kedua, perilaku harus

mengandung makna. Dengan kata lain, setiap perilaku yang dapat diartikan

adalah suatu pesan. Pesan-pesan itu digunakan untuk mengkomunikasikan

sesuatu kepada seseorang. (Mulyana dan Rakhmat, 1993:12)

F. Lalu Lintas Jalan Raya

1. Pengertian Rambu Lalu Lintas Jalan Raya

Rambu lalu lintas jalan raya adalah salah satu dari perlengkapan jalan

berupa lambang, huruf, angka, kalimat dan/atau perpaduan di antaranya

sebagai peringatan, larangan, perintah, atau petunjuk bagi pemakai jalan.

(Maskat, Djunaidi, 1996 : 14)

Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 61 tahun 1993

dijelaskan bahwa rambu lalu lintas memiliki jenis dan fungsi sebagai

berikut :

1. Jenis Rambu Lalu Lintas

(39)

a) Rambu Peringatan

1) Rambu peringatan digunakan untuk memberi peringatan

kemungkinan ada bahaya atau ada bahaya dibagian jalan di

depannya.

2) Rambu peringatan ditempatkan sekurang-kurangnya pada jarak 50

M atau pada jarak tertentu sebelum tempat bahaya dengan

memperhatikan kondisi lalu lintas, cuaca dan keadaan jalan yang

disebabkan oleh faktor, geografis, geometris, permukaan jalan dan

kecepatan rencana jalan.

3) Rambu peringatan dapat diulangi dengan ketentuan jarak antara

rambu dengan awal bagian jalan yang berbahaya dinyatakan

dengan papan tambahan.

4) Warna dasar rambu peringatan berwarna kuning dengan lambang

atau tulisan berwarna hitam.

b) Rambu Larangan

1) Rambu larangan digunakan untuk menyatakan perbuatan yang

dilarang dilakukan oleh pemakai jalan.

2) Rambu larang ditempatkan sedekat mungkin dengan titik larangan

dimulai.

3) Warna dasar rambu larangan berwarna putih dan lambang atau

(40)

c) Rambu Perintah

1) Rambu perintah digunakan untuk menyatakan perintah yang wajib

dilakukan oleh pemakai jalan.

2) Rambu perintah wajib ditempatkan sedekat mungkin dengan titik

kewajiban dimulai.

3) Untuk memberikan petunjuk pendahuluan pada pemakai jalan

dapat ditempatkan rambu petunjuk pada jarak layak sebelum titik

kewajiban dimulai.

4) Warna dasar rambu peringatan berwarna biru dengan lambang

atau tulisan berwarna putih serta merah untuk garis serong sebagai

batas akhir perintah.

d) Rambu Petunjuk.

1) Rambu petunjuk digunakan untuk menyatakan petunjuk

mengenai jurusan, jalan, mengenai kota, tempat, pengaturan,

fasilitas dan lain-lain bagi pemakai jalan.

2) Rambu petunjuk di tempat sedemikian rupa sehingga mempunyai

daya guna sebesar-besarnya dengan memperhatikan keadaan

jalan dan kondisi lalu lintas

3) Rambu petunjuk yang menyatakan tempat fasilitas umum, batas

wilayah suatu daerah, situasi jalan dan rambu berupa kata-kata

(41)

4) Rambu petunjuk pendahulu jurusan rambu petunjuk jurusan dan

rambu penegas jurusan yang menyatakan petunjuk arah untuk

mencapai tujuan antara lain kota, daerah/wilayah serta rambu

yang menyatakan nama jalan dinyatakan dengan warna dasar

hijau dengan lambang atau tulisan berwarna putih.

5) Khusus untuk rambu petunujuk jurusan kawasan dan objek wisata

dinyatakan dengan warna dasar coklat dengan lambang dan /atau

tulisan warna putih.

G. Satuan Polisi Lalu Lintas Bandar Lampung

Bagan 1

Struktur Oganisasi Tingkat Polresta Bandar Lampung

(42)

Unit Dikyasa ( Pendidikan dan Rekayasa Jalan) mempunyai tugas untuk

melaksanakan pendidikan tentang lalu lintas kepada masyarakat. Untuk

melaksanakan tugas tersebut unit Dikyasa membuat beberapa program seperti

Polsanak (Polisi Sahabat Anak), PCL ( Polisi Cilik Lampung), Saka

Bhayangkara dan pembinaan masyarakat untuk memberikan informasi tentang

tata cara berlalu lintas yang baik.

Pada kegiatan pembinaan masyarakat dilakukan dengan dua cara yaitu

pembinaan secara lisan dan tertulis. Untuk pembinaan secara lisan dilakukan

melalui radio dan memberikan himbauan secara langsung ( baik secara

personal maupun publik). Sedangkan untuk pembinaan secara tertulis

dilakukan dengan menggunakan media seperti banner/billboard, sticker, leaflet, rambu-rambu lalu lintas, website, facebook, twitter.

Dengan kata lain bahwa media banner/billboard yang digunakan untuk mensosialisasikan tentang peraturan “Menyalakan lampu utama sepeda motor

pada siang hari” di Bandar Lampung dilakukan oleh Unit Dikyasa Satuan Lalu

Lintas Polisi Resort Kota Bandar Lampung.

(Unit Operasional dan Administrasi Sat Lantas Polresta Bandar Lampung)

H. Mahasiswa

Definisi mahasiswa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu seseorang

(43)

Menurut Hamin (1997: 46), mahasiswa merupakan manusia yang memiliki

kemampuan akademis yang “lebih” dalam artian jumlah, ciri karakter atau

identitas, mutu kerja dan cara berfikirnya memiliki trademark (ciri khas)yang berbeda (positif) dengan warga masyarakat lainnya. Mahasiswa mampu

bertindak sebagai agen pembaharuan (agen of change) dalam proses pembangunan. Artinya, mahasiswa harus mampu melakukan usaha-usaha

pembangunan masyarakat dengan menggerakkan, mempelopori,

menyebarluaskan inovasi (pembaharuan) kepada warga masyarakat lainnya.

Dengan harapan tingkat kesejahteraan meningkat.

Berdasarkan definisi di atas dapat dikatakan bahwa mahasiswa adalah orang

yang belajar di sebuah perguruan tinggi, mempunyai kemampuan intelaktual

yang “lebih” daripada masyarakat umumnya. Selain itu mahasiswa juga

mempunyai tugas penting untuk masyarakat yaitu melakukan

perubahan-perubahan ke depan yang lebih baik.

1. Ciri-ciri Mahasiswa

Menurut Didin S. Damanhuri ( 1985 : 45), ciri-ciri mahasiswa sebagai

berikut :

1) Mereka adalah kelompok orang muda, oleh sebab itu karakteristik ini

diwarnai oleh sifat pada umunya tidak selalu puas terhadap

lingkungannya. Mereka menginginkan perubahan dengan cepat

(44)

2) Mereka adalah kelompok orang yang menjalani sistem pendidikan tinggi

dan sikap akademis akan memberi ciri-ciri yang kuat dalam gerak dan

langkahnya. Sikap, objektif, rasional kritis, dan skeptis yang menjadi ciri

keilmuan amat mempengaruhi pandangan dalam mengamati setiap

masalah.

3) Mereka adalah kelompok orang muda yang relatif independen karena

belum memiliki keterkaitan finansial, birokratis dengan pihak manapun

karena ciri spontas dan lugas dalam bersikap dan memberi pandangan

amat.

4) Mereka adalah kelompok orang muda yang juga menjadi sub sistem

masyarakat secara keseluruhan baik secara lokal, nasional, maupun

mondial. Oleh karena itu dengan menatap korelasi yang berkembang

dengan latar belakang kemuliaan, keilmuan, keindependenan mereka

senantiasa menempatkan pada sudut pandang yang tidak mengulang

masyarakat lainnya.

Berdasarkan ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang mahasiwa adalah

orang yang kritis terhadap permasalahan yang ada disekitar. Memiliki

intelektual, independen yang sangat kuat dan selalu menginginkan

perubahan-perubahan secara cepat. Ciri terpenting dari seorang mahasiswa adalah

(45)

I. Kerangka Pemikiran

1. Landasan Teori

Budaya tertib berlalu lintas masih menjadi masalah besar di tengah

masyarakat saat ini. Untuk itu, berbagai upaya untuk membujuk dan

mengubah masyarakat untuk lebih tertib dalam berlalu lintas selalu

menjadi tugas utama bagi semua pihak terutama para polisi lalu lintas.

Maka dari itu mereka memberikan berbagai macam pengetahuan mengenai

tata cara berlalu lintas yang baik dan benar melalui berbagai pendekatan

seperti penyuluhan, pendidikan berlalu lintas, dan iklan baik massa

maupun dengan menggunakan media luar ruang.

Media penyuluhan dengan menggunakan media luar ruang seperti banner

dan billboard sekarang ini masih digunakan untuk mensosialisasikan peraturan mengenai “Menyalakan lampu utama kendaraan sepeda motor

pada siang hari” guna membujuk masyarakat untuk berlalu lintas dengan

baik. Meskipun peraturan ini telah dibuat sejak tahun 2009, tapi peraturan

ini masih tergolong baru untuk penerapannnya dalam berlalu lintas dan

masih banyak masyarakat yang melanggar peraturan tersebut. Untuk itu,

dengan menggunakan media luar ruang seperti banner dan billboard para polisi lalu lintas berusaha untuk membujuk masyarakat agar lebih tertib

dalam berlalu lintas.

Proses penyuluhan bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat dalam

berlalu lintas yaitu kurangnya kesadaran pengguna jalan untuk mematuhi

(46)

Penyuluhan tentang menyalakan lampu utama sepeda motor pada siang

hari dan lebih jauh dari sekedar kegiatan penerangan. Penyuluhan

melibatkan proses komunikasi umpan balik dan ada evaluasi terhadap

perubahan perilaku yang dicapai pada diri sasaran. Penyuluh merupakan

peran yang tidak mudah, harus mengubah perilaku masyarakat dalam

berlalu lintas yang masih kurang sadar akan pentingnya mematuhi

peraturan lalu lintas.

Penyuluhan tentang menyalakan lampu utama sepeda motor pada siang

hari merupakan sarana kebijaksanaan yang dapat digunakan pemerintah

untuk mendorong masyarakat agar lebih tertib berlalu lintas, oleh karena

itu penyuluh harus orang yang berkompeten dalam hal tersebut, disamping

bisa berkomunikasi secara efektif dengan masyarakat. Sejumlah tahapan

yang harus di tempuh dalam menyusun rencana komunikasi untuk suatu

kegiatan penyuluhan menurut Van Den Ban dan Hawkins (1999:997

adalah:

1. Menganalisa masalah yang dihadapi 2. Merumuskan tujuan komunikasi 3. Memilih media

4. Menentukan pendekatan yang digunakan.

Menurut Nasution (1990:156) dalam melakukan penyuluhan, faktor

penyampaian (pengkomunikasian) hal-hal yang disuluhkan adalah amat

penting karena itu, penyuluh menuntut dipersiapkannya lebih dahulu suatu

desain yang secara terperinci dan spesifik yang menggambarkan hal-hal

(47)

a) Masalah yang dihadapi

b) Siapa yang akan disuluh

c) Apa tujuan yang hendak dicapai dari setiap kegiatan penyuluhan

d) Pendekatan yang dipakai

e) Metode atau saluran yang dipakai

f) Sistem evaluasi didalam rencana keseluruhan kegiatan yang dimaksud. .

Secara garis besar ada 2 (dua) peran ataupun peranan penyuluh, yaitu

pertama sebagai transfer teknologi atau menyampaikan inovasi dan

mempengaruhi sasaran agar sasaran dapat mengadopsi inovasi yang

disampaikan. Kedua, sebagai jembatan atau penghubung antara

pemerintah (Lembaga Penyuluhan) yang diwakili dengan masyarakat

sasarannya.

Sehubungan dengan peran penyuluh tersebut; Kurt Kelvin, (1941:112)

mengemukakan ada tiga peran penyuluh yang terdiri dari kegiatan,

peleburan diri dengan masyarakat sasaran menggerakkan masyarakat untuk

melakukan perubahan-perubahan dan memantapkan hubungan dengan

masyarakat sasaran. Lebih lanjut Lippith (1958:78) merinci dua peranan

tersebut menjadi beberapa peran sebagai berikut:

1) Mengembangkan kebutuhan untuk melakukan perubahan melalui

mengenal masalah dan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan sasaran,

memilih objek perubahan yang tepat, menganalisa motivasi dan

(48)

daya yang tersedia untuk tujuan perubahan dengan tepat dan memilih

peran bantu yang akan dimainkan dengan tepat.

2) Menggerakan masyarakat untuk melakukan perubahan melalui tahapan,

menjalin kerjasama dan hubungan baik secara terus-menerus dengan

masyarakat sasaran, tokoh formal dan informal dengan tokoh

masyarakat untuk merencanakan dan memantapkan usaha-usaha

perubahan sesuai tujuan utama dari penyuluhan menyalakan lampu

utama sepeda motor pada siang hari adalah mempengaruhi masyarakat

agar berubah perilakunya, yang akan menyebabkan perbaikan

perilaku berlalu lintas. Jadi perubahan perilaku itu dapat terjadi dalam

3 (tiga) bentuk, yaitu:

a. Bertambahnya perbendaharaan informasi yang berguna bagi

masyarakat

b. Tumbuhnya kebiasaan baru yang bertambah baik.

c. Timbulnya sikap mental dan motivasi yang lebih kuat sesuai yang

dikehendaki. (Yustiana dan Sudrajat, 2003:143)

Anggapan yang paling azasi dalam proses membujuk adalah bahwa

masyarakat dengan sengaja berkomunikasi untuk saling mempengaruhi.

Dengan kata lain, dalam proses membujuk, pengaruh dijalankan guna

merubah hal-hal yang dipercayai, menilai pihak peserta komunikasi, serta

merubah cara tindakan pihak tersebut. Kegagalan yang terjadi dari cara

(49)

tidak sejalan dengan baik, (2) sikap tidak percaya dan (3) adanya

perlawanan terhadap kepercayaan-kepercayaan, nilai-nilai serta

tindakan-tindakan yang dianjurkan.

Proses membujuk disini mencoba untuk mengenali faktor-faktor yang

mempengaruhi seseorang atau khalayak untuk menerima pokok pandangan

lain, posisi yang baru atau menerima penafsiran baru terhadap

obyek-obyek, kejadian-kejadian dan pertalian hubungan dalam lingkungan beserta

nilai-nilainya.

Dalam situasi membujukpun, para peserta harus memahami dan

mengingat hal yang dianjurkan. Biasanya khalayak tidak menerima

peranan diri mereka selaku khalayak sasaran dalam penyampaian informasi

mengenai peraturan “Menyalakan lampu utama kendaraan sepeda motor

pada siang hari”. Begitu pula biasanya masyarakat tidak beranggapan

bahwa hal yang dibujukkan tersebut merupakan hal benar dan demi

kebaikan pribadi dan bersama.

Dengan jalan membujuk kadang-kadang mudah untuk dipahami dan

diingat tanpa perlu mengadakan pengulangan beberapa kali dan tanpa

harus sering mempraktekkan. Dalam cara kerja membujuk juga diperlukan

belajar, tetapi yang merupakan persoalan utama dalam membujuk adalah

mempengaruhi orang lain agar mau menerima dan menerapkan peraturan

yang telah ditetapkan. Dalam proses membujuk juga sering terjadi

perselihan pendapat, karena besar kemungkinan segera setelah dibujuk

(50)

pandangan lain. Oleh karena itu, usaha membujuk juga memerlukan

alasan-alasan dan pertimbangan-pertimbangan akal sehat agar berhasil

diterima. Begitu juga diperlukan pendorong-pendorong khusus

(penghargaan atau ganjaran negatif) untuk menimbulkan perubahan.

Sebagai contoh, selain menggunakan media banner dan billboard untuk merubah perilaku berlalu lintas masyarakat menjadi lebih tertib polisi lalu

lintas sering mengadakan patroli untuk menertibkan lalu lintas dan

biasanya akan langsung menilang para pengguna jalan yang melanggar

peraturan.

Faktor-faktor yang menyebabkan bujukan jadi lebih “mengena” biasanya

digolongkan menurut beberapa hal, yaitu:

1. Sifat-sifat sumber

Bujukan akan menimbulkan perubahan besar ke arah yang diinginkan

jika khalayak menilai sumber sebagai pihak yang sangat terpercaya

yang dapat dilihat dari kemampuan dan keahlian, taraf terpercaya serta

amannya sumber.

2. Isi pesan yang merupakan bujukan

Perubahan yang tercapai berkat informasi yang lebih mendalam dan

halus, besar kemungkinannya akan lebih tahan lama daripada perubahan

yang didasarkan pada informasi yang sederhana dan sudah terang.

(51)

diinginkan, apabila sumber dengan jelas menyatakan

kesimpulan-kesimpulan mengenai perubahan yang diinginkannya.

3. Sifat khalayak

Untuk mendapatkan bujukan yang mengena maka, perlu

dipertimbangkan nilai-nilai, kepercayaan serta tindakan-tindakan

khalayak yang ada sangkut pautnya dengan nilai-nilai, kepercayaan dan

tindakan-tindakan yang hendak dipengaruhi agar berubah.

Pertimbangan ini perlu dilakukan, karena jalinan yang bertalian dapat

mendukung atau dapat pula melawan perubahan yang diinginkan.

4. Balasan khalayak

Penyesuaian pendapat yang kuat dikalangan khalayak untuk menentang

perubahan yang dianjurkan, akan dapat diperlemah jika paling sedikit

seorang anggota khalayak dapat diajak untuk mendukung perubahan

tersebut secara terbuka.

Menurut Heider dalam Kincaid dan Schramm (1977:155) salah satu

konsep yang paling penting dalam penelaahan komunikasi antarmanusia

adalah konsep “tekanan hati untuk mencapai penyesuaian perasaan dalam

diri sendiri” atau “ desakan hati untuk menyeimbangkan diri”.

Penerapannya dalam berlalu lintas terutama untuk menyalakan lampu

utama kendaraan sepeda motor pada siang hari yaitu apabila seseorang

berkendaraan tidak menyalakan lampu utama pada siang hari, sementara

(52)

langsung ia akan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan ikut

menyalakan lampu utama. Ditambah pula dengan adanya sanksi yang akan

diberikan kepada pengguna jalan yang tidak menyalakan lampu utama

pada siang hari.

(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30351/Chapter%201I.pdf)

2. Bagan Kerangka Pikir

Pemahaman dan

Kepatuhan Mahasiswa (Variabel Y) Perilaku Berlalu Lintas

Faktor Eksternal:

Kriteria iklan

banner/billboard

Media luar ruang (banner/billboard)

Iklan “Menyalakan Lampu Utama”

(Variabel X)

Faktor Internal:

Pengalaman, Psikologi

(53)

J. Hipotesa

Berdasarkan kerangka pikir tersebut, maka diambil kesimpulan yang

merupakan jawaban sementara penelitian. Kesimpulan ini disebut juga

sebagai perumusan hipotesa. Hipotesa dalam penelitian ini adalah:

Hipotesa penelitian (Hi) : ada pengaruh iklan menyalakan lampu utama

sepeda motor pada siang hari terhadap perilaku mahasiswa ilmu komunikasi

angkatan 2008 dan 2009 dalam berlalu lintas.

Hipotesa nol (Ho) : tidak ada pengaruh iklan menyalakan lampu utama

sepeda motor pada siang hari terhadap perilaku mahasiswa ilmu komunikasi

(54)

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Adapun tipe penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatory research),

yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel

melalui pengujian hipotesis (Bungin, 2006:38).

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang

menggunakan analisis statistik, bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran

atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,

sifat-sifat hubungan antar fenomena yang disusun dengan data kuantitatif serta

membuat ketetapan pengukuran dengan menggunakan metode statistik sebagai

alat ukurnya.

Metode dalam penelitian ini adalah metode survey yaitu mengambil sampel

dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data

yang pokok (Singarimbun dan Effendi, 1987:3-5).

B. Variabel Penelitian

Penelitian memuat dua variabel yaitu pesan banner dan billboard sebagai

(55)

C. Definisi Konseptual

Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Pesan Pada Iklan Cetak Banner Dan Billboard

Banner dan billboard merupakan media iklan terbaru yang pernah ada

selama ini. Satlantas menggunakan media ini untuk menyampaikan

informasi baru mengenai peraturan untuk menghidupkan lampu utama pada

siang hari. Banner dan billboard tersebut dipasang disepanjang jalan raya

dengan tujuan para pengguna jalan khususnya pengguna kendaraan roda dua

dapat menerima pesan tersebut dengan baik.

2. Ketepatan Media Iklan

Ketepatan tata letak media iklan sangat berpengaruh terhadap calon

komunikan yang akan dituju. Penempatan iklan pada posisi yang tepat akan

mempermudah komunikan dalam mengetahui dan menerima pesan yang

disampaikan. Selain tata letak, bentuk dan ukuran juga dapat mempengaruhi

pesan yang disampaikan dapat diterima oleh komunikan dengan baik atau

tidak.

3. Pemahaman Mahasiswa

Pemahaman seseorang terhadap pesan iklan cetak sangat dipengaruhi oleh

pengalaman seseorang, artinya pemahaman ini erat kaitannya dengan apa

yang pernah dialami oleh seseorang. Mahasiswa sebagai penerima pesan

(56)

pesan yang dikomunikasikan dengan pengaruh latar belakang yang

dimilikinya, faktor-faktor tersebut misalnya karakteristik demografis,

geografis, dan psikografis.

Pemahaman mahasiswa adalah aspek intelektual (dalam hal ini tentang

pesan pada banner dan billboard) yang berkaitan dengan apa yang diketahui

oleh mahasiswa sebagai seseorang yang mempunyai pengetahuan yang

lebih jika dibandingkan dengan masyarakat umum. Mahasiswa dinilai lebih

memahami etika lalu lintas dan lebih menaati peraturan lalu lintas.

4. Kepatuhan Mahasiswa

Kepatuhan diartikan sebagai kecenderungan perilaku yang memungkinkan

seseorang melakukan apa yang diketahuinya dalam istilah komunikasi

tingkat kepatuhan seseorang disebut dengan afektif yaitu “efek yang lebih

berkonotasi kepada perubahan sikap dan perasaan”.

Dihubungkan dengan konteks pemahaman dan kepatuhan maka dalam

istilah efek komunikasi dikaitkan dengan aspek kognitif dan afektif. Pada

ranah afektif perubahan sikap dan perasaan ini menunjukkan kecenderungan

perilaku misalkan, mahasiswa dalam membawa kendaraan cenderung

mematuhi peraturan lalu lintas yang telah ditetapkan artinya aspek efektif

yang dapat diukur adalah kecenderungannya untuk mematuhi peraturan lalu

lintas. Untuk bahasan selanjutnya istilah pemahaman dan kepatuhan lebih

(57)

Seleksi merupakan langkah pertama dalam pemahaman pesan komunikasi

yang tidak tertangkap oleh komunikan, tidak mungkin dapat dipahami.

Tetapi pemahaman juga dapat dipengaruhi oleh seleksi, “ mungkin saja

seseorang membuang pesan yang diterimanya walaupun ia sudah dapat

memahami sepenuhnya isi pesan. Sama halnya kalau pesan komunikasi

tidak dapat dipahami sama sekali.”

Dalam proses pemahaman dimensi waktu mempunyai peranan penting,

karena komunikan akan kehilangan (tidak bisa memahami) pesan jika

komunikasi itu berlangsung sangat cepat atau lambat.

Pemahaman itu dapat ditingkatkan dengan merubah kode-kode digital

menjadi kode analogik. Jika kita ingin seseorang memahami suatu peristiwa,

kita dapat memberikan informasi lebih sempurna dengan jalan mengisahkan

kembali daripada menggunakan model tiga dimensi.

D. Definisi Operasional

Untuk melihat operasionalisasi suatu variabel, maka variabel tersebut dengan

menggunakan indikator yang memperjelas variabel yang dimaksud.

Indikator yang dimaksud adalah :

1. Pengetahuan mahasiswa pada iklan banner/billboard:

a) Mahasiswa melihat iklan “Menyalakan lampu utama sepeda motor pada

siang hari” pada banner/billboard.

(58)

2. Kriteria iklan yang menarik:

a) Media yang digunakan untuk menyampaikan informasi mengenai

peraturan “Menyalakan lampu utama kendaraan sepeda motor pada siang

hari” tepat sasaran.

b) Iklan yang dipublikasikan kepada khalayak luas dapat menarik

masyarakat

3. Perilaku mahasiswa dalam berlalu lintas dilihat dari segi konatif:

(59)

No Variabel Dimensi Indikator sepeda motor pada siang hari”

-Mahasiswa mengetahui/pernah melihat iklan

“Menyalakan lampu utama kendaraan sepeda motor pada siang hari”.

-Mahasiswa mengetahui iklan tersebut dari media banner/billboard.

-Dalam satu minggu berapa kali melihat iklan tersebut.

-Mahasiswa sebagai pengguna jalan mengetahui tujuan dari “Menyalakan lampu utama pada siang hari”.

-Mahasiswa menyetujui peraturan untuk “Menyalakan lampu utama pada siang hari”

-Mahasiswa memahami isi pesan dari iklan “Menyalakan lampu utama pada siang hari”.

- Isi pesan yang bersifat mengajak/membujuk

- Isi pesan yang bersifat memaksa.

- Mahasiswa memilih isi pesan yang bersifat membujuk atau memaksa.

(60)

lampu utama pada siang hari” mulai diterapkan.

-Mahasiswa mengetahui pasal yang mengatur pengguna jalan untuk “Menyalakan lampu utama pada siang hari”.

-Mahasiswa mengetahui sanksi yang akan diterapkan bagi pelanggaran terhadap peraturan untuk “Menyalakan lampu utama pada siang hari”.

-Ketepatan penggunaan media banner/billboard untuk menyampaikan iklan “menyalakan lampu utama sepeda motor pada siang hari”.

2 Kriteria iklan banner/billboard

“Menyalakan lampu utama kendaraan sepeda motor”

-Desain yang digunakan pada iklan “Menyalakan lampu utama pada siang hari” menarik pengguna jalan.

-Warna yang digunakan pada iklan tersebut menarik pengguna jalan.

-Dengan ukuran banner/billboard yang digunakan saat pengguna jalan dapat membaca dengan jelas peraturan tersebut.

-Para pengguna jalan dapat dengan mudah melihat/menemukan iklan tersebut.

(61)

-Pengguna jalan khususnya mahasiswa menyukai penyampaian iklan melalui media banner/billboard.

Variabel Y

(Perilaku mahasiswa dalam berlalu lintas)

Dimensi Indikator

1 Mahasiswa mematuhi peraturan lalu Aspek Konatif lintas

-Mahasiswa memiliki SIM..

-Mahasiswa membawa SIM

-Mahasiswa membawa STNK

-Mahasiswa selalu memakai helm.

-Kendaraan mahasiswa dilengkapi kaca spion.

2. Penerapan budaya berlalu lintas yang

baik pada mahasiswa -Mahasiswa melihat rambu-rambu atau peraturan lalu lintas yang terpasang disepanjang jalan raya.

-Mahasiswa mematuhi rambu-rambu yang terpasang disepanjang jalan raya.

-Mahasiswa pernah melanggar peraturan lalu lintas.

-Mahasiswa pernah melakukan pelanggaran terhadap peraturan “Menyalakan lampu utama pada siang hari”.

Gambar

Gambar banner “Menyalakan lampu utama sepeda motor pada siang hari”
Tabel Total Responden
Tabel Reliabilitas Variabel X

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi skala produksi ayam broiler sudah berada di kondisi efisiensi karena increasing return to scale (IRS) atau berada pada tahap

limpahan Rahmat, Taufik dan Hidayahnya yang telah diberikan-Nya setiap menit, setiap detik nafas yang terhembus, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

Dengan bantuan presentasi komputer, guru menayangkan apa yang telah dipelajari dan disimpulkan mengenai langkah-langkah untuk menentukan rumus suku ke-n dari sisipan barisan dan

Gambar halaman 8-9 merupakan gambar teknik 3d drawing yang akan terlihat efeknya apabila dilihat menggunakan kamera, ilustrasi pada gambar tersebut menggambarkan

Tahapan yang dapat dilakukan dalam kegiatan penyimpanan arsip digital, yaitu menyiapkan surat/naskah dinas yang akan dialihmedia, melakukan scanning terhadap naskah/surat,

Berdasarkan beberapa de- finisi di atas, maka pada dasarnya konsep arsip tidak dapat di- pisahkan dengan informasi, karena arsip merupakan infor- masi yang dibuat,

Di dalam hukum pidana positif, tindak pidana pembunuhan anak oleh orang tuanya menurut KUHP adalah seseorang yang dengan sengaja merampas nyawa orang lain,

Rata-rata tamu per kamar di hotel non bintang/akomodasi lain pada bulan Agustus 2017 secara keseluruhan sebesar 1,99 orang, angka tersebut mengalami kenaikan 0,02 poin