(Study in Communication Students Of University Of Lampung Class Of 2008 And 2009)
The lack of awareness of traffic regulation obedience in society has been becoming problem to police organization. This was proven by the high number of traffic infringement by society, especially by students and college students, which were 300 cases in November 2011.
The main theory of this research is Counseling theory. This is a quantitative research where it used survey method to measure the effect of “Light On” billboard campaign toward the traffic regulation obedience of students on the street.
The result of this research was counted by using Product moment formula, and as the result was known that there was effect of “Light On” billboard campaign toward the traffic regulation obedience of Communication Students of University of Lampung class of 2008 and 2009.
A good message composing made this campaign was accepted easily by college students. As result, there was significant effect of the billboard campaign toward the traffic regulation obedience of college students.
PENGARUH IKLAN “MENYALAKAN LAMPU UTAMA SEPEDA MOTOR PADA SIANG HARI” TERHADAP PERILAKU MAHASISWA
DALAM MEMATUHI PERATURAN LALU LINTAS DI BANDAR LAMPUNG
(Studi pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Unila Angkatan 2008 Dan 2009)
Oleh Arimay Saroh
Rendahnya kesadaran masyarakat dalam mematuhi peraturan lalu lintas menjadi masalah utama saat ini. Terbukti dari tingginya angka pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat, khususnya pelajar dan mahasiswa yaitu sebanyak 300 kasus pelanggaran lalu lintas di bulan November 2011.
Penelitian ini dikaji menggunakan teori penyuluhan. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode survey yang bertujuan untuk mengukur besar pengaruh iklan “Menyalakan lampu utama kendaraan sepeda motor pada siang hari” terhadap perilaku mahasiswa dalam mematuhi peraturan lalu lintas.
Hasil penelitian dihitung menggunakan rumus Product Moment, dengan hasil korelasi sebesar 0,323. Jadi pada penelitian ini terdapat pengaruh pesan iklan Banner/Billboard “Menyalakan Lampu Utama Sepeda Motor pada Siang Hari” terhadap perilaku mahasiswa ilmu komunikasi FISIP UNILA angkatan 2008 dan 2009 dalam berlalu lintas.
Pengolahan pesan yang menarik membuat pesan tersebut mudah diterima oleh mahasiswa. Dengan demikian menghasilkan pengaruh yang tinggi pada perilaku mahasiswa dalam mematuhi peraturan lalu lintas.
BANDAR LAMPUNG
(Studi pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNILA Angkatan 2008 dan 2009)
Oleh
ARIMAY SAROH
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA ILMU KOMUNIKASI
Pada
Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG
B. Rumusan Masalah 8
2. Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman dan Kepatuhan 19
E. Pengertian Perilaku 20
F. Lalu Lintas Jalan Raya 21
1. Pengertian Rambu Lalu Lintas Jalan Raya 21 G. Satuan Polisi Lalu Lintas Bandar Lampung 24
H. Mahasiswa 25
1. Pesan Pada Iklan CetakBannerDanBillboard 38
2. Ketepatan Media Iklan 38
3. Pemahaman Mahasiswa 38
F. Teknik Pengumpulan Data 47
G. Teknik Pengolahan Data 49
H. Teknik Pemberian Skor 49
I. Uji Validasi dan Reliabilitas Instrumen 50
J. Teknik Analisis Data 54
C. Uji Validitas Dan Reliabilitas Kuesioner 61
1. Uji Validitas Kuesioner 61
2. Uji Reliabilitas Kuesioner 63
D. Hasil Penelitian 65
1. Identitas Responden 65
2. Analisis Tabel Tunggal 67
a. Iklanbanner/billboardmenyalakan lampu utama sepeda
motor pada siang hari dilihat dari isi pesan 67 b. Kriteria iklanbanner/billboardmenyalakan lampu
utama sepeda motor pada siang hari 85
c. Perilaku berlalu lintas mahasiswa berdasarkan aspek
1. Uji coba validitas variabel X 58
2. Uji coba validitas variabel Y 59
3. Uji coba reliabilitas variabel X 60
4. Uji coba reliabilitas variabel Y 61
5. Uji validitas kuesioner variabel X 62
6. Uji validitas kuesioner variabel Y 63
7. Split half variabel X 63
8. Split halfvariabel Y 64
9. Jumlah responden berdasarkan usia 66
10. Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin 67 11. Frekuensi mahasiswa yang pernah melihat iklan
menyalakan lampu utama sepeda motor pada siang hari 69 12. Mahasiswa mengetahui iklan menyalakan lampu utama
sepeda motor dari media banner/billboard 70
13. Intensitas mahasiswa melihat iklan menyalakan lampu
Utama sepeda motor pada mediabannerbillboard 71 14. Mahasiswa mengetahui tujuan menyalakan lampu utama
sepeda motor pada siang hari 72
15. Mahasiswa menyetujui peraturan menyalakan lampu
Utama sepeda motor pada siang hari 73
16. Pemahaman mahasiswa terhadap isi pesan iklan menyalakan lampu utama sepeda motor padabanner/
billboard 74
17. Isi pesan iklan menyalakan lampu utama sepeda motor
Pada siang hari bersifat memaksa 76
18. Isi pesan iklan menyalakan lampu utama sepeda motor
pada siang hari bersifat membujuk 77
19. Sifat iklan menyalakan lampu utama sepeda motor pada
siang hari yang lebih disukai 79
20. Pengetahuan mahasiswa tentang sejak kapan peraturan menyalakan lampu utama sepeda motor pada siang hari
mulai diberlakukan 80
21. Pasal yang mengatur pengguna jalan untuk menyalakan
lampu utama sepeda motor pada siang hari 81
22. Pengetahuan mahasiswa terhadap sanksi bagi
pelanggaran peraturan menyalakan lampu utama siang hari 82 23. Ketepatan pemilihan mediabanner/billboarduntuk
menyampaikan peraturan menyalakan lampu utama
siang hari 84
siang hari padabanner/billboard 88 27. Ketepatan pemilihan lokasi untuk meletakkan
banner/billboard 89
28. Penggunaan bahasa pada iklanbanner/billboard 90 29. Kesukaan respoonden terhadap mediabanner/billboard
untuk menyampaikan pesan tentang peraturan menyalakan
lampu utama pada siang hari 91
30. Mahasiswa memiliki SIM 92
31. Mahasiswa membawa SIM saat berkendara 93
32. Mahasiswa membawa STNK saat berkendara 94
33. Mahasiswa memakai helm saat berkendara 95
34. Kendaraan sepeda motor mahasiswa dilengkapi dengan
kaca spion 96
35. Mahasiswa melihat rambu-rambu lalu lintas di jalan raya 97 36. Mahasiswa yang selalu mematuhi rambu-rambu lalu lintas 99 37. Mahasiswa pernah melanggar peraturan lalu lintas 100 38.Mahasiswa pernah melanggar peraturan “Menyalakan
lampu utama sepeda motor pada siang hari 101
39. Mahasiswa menyalakan lampu utama setelah
Mendapatkan sanksi 102
40.Mahasiswa mendukung peraturan “Menyalakan lampu
utama sepeda motor pada siang hari” 103
41. Mahasiswa terpaksa menyalakan lampu utama pada
siang hari 104
42. Mahasiswa yang menyalakan lampu utama sepeda motor pada siang hari setelah melihat iklan menyalakan lampu
utama sepeda motor pada siang hari padabillboard/banner 106 43. Mahaiswa menyalakan lampu utama jarak jauh kendaraan
sepeda motor pada siang hari 107
44. Mahasiswa hanya menyalakan lampu utama jarak dekat 108 45. Mahasiswa terdorong untuk menyampaikan peraturan
menyalakan lampu utama pada siang hari 109
46. Mahasiswa pernah mengingatkan orang lain untuk
menyalakan lampu utama sepeda motor pada siang hari 111 47. Pengaruh Pesan “Menyalakan Lampu Utama Sepeda Motor
pada Siang Hari” Terhadap Perilaku Mahasiswa dalam
(Az-Zumar:10)
Segala usaha yang dijalankan dengan kesabaran akan berbuah manis pada
hasilnya
Ketua :Dr. Andy Corry Wardhani, M.Si. ...
Penguji Utama :Toni Wijaya., S.Sos, M. A ...
2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Drs. Agus Hadiawan, M.Si. NIP 19580109 198603 1 002
PERILAKU MAHASISWA DALAM
MEMATUHI PERATURAN LALU LINTAS DI BANDAR LAMPUNG (Studi pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNILA
Angkatan 2008 dan 2009)
Nama Mahasiswa :Arimay Saroh
Nomor Pokok Mahasiswa : 0816031020
Jurusan : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Dr. Andy Corry Wardhani, M.Si NIP. 19620716 198803 1 001
2. Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi
Pendidikan formal yang telah penulis selesaikan adalah SDN 1 Sendang Agung pada tahun 2002. Kemudian penulis menyelesaikan pendidikan sekolah menengah pertamanya di SMPN 1 Pringsewu pada tahun 2005. Setelah itu, pada tahun 2008 penulis telah menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas di SMAN 1 Pringsewu.
Pada tahun 2008 tepat nya tanggal 1 Agustus 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNILA dengan jalur masuk SNMPTN.
Selama menjadi mahasiswi, penulis pernah mengikuti organisasi kemahasiswaan di jurusan yaitu HMJ Ilmu Komunikasi dalam bidang Humas pada periode 2009-2010. Selain itu juga penulis pernah melaksanakan KKN di Mesuji selama 40 hari guna melaksanakan tugas dengan tema kesehatan.
Alhamdullilahirabbilalamin, segala puji bagi Allah karena sampai pada detik ini tak henti-hentinya memberikan segala nikmat dan rahmat yang tercurah kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsinya. Shalawat serta salam yang selalu kita junjungkan kepada Nabi Muhammad, para sahabat, keluarga, serta pengikutnya hingga akhir zaman.
Penulisan skripsi berjudul “Pengaruh Iklan Menyalakan Lampu Utama Kendaraan Sepeda Motor pada Siang Hari Terhadap Perilaku Mahasiswa Dalam Berlalu Lintas (Studi pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 dan 2009 FISIP UNILA)” ini merupakan syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu Komunikasi pada jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampu ng. Penulis berharap, karya yang merupakan wujud kerja, pemikiran maksimal, kerja keras serta dukungan dan bantuan berbagai pihak ini akan bermanfaat dikemudian hari.
Kepada Bapak Toni Wijaya., S.Sos, M.A selaku dosen pembahas, terima kasih atas semua kritik, saran, waktu dan bimbingannya untuk menjadikan skripsi saya lebih baik.
Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu selama ini, yakni kepada:
1. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung
2. Bapak Drs. Teguh Budiarjo,M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi yang sudah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
3. Terika kasih untuk Almamater tercinta.
4. Terima kasih untuk Polresta Bandar Lampung yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mencari informasi yang sangat penulis butuhkan.
6. Ayuk Mar, Mba Dwi, adik ku Hafid, Mas Pur, Mas Jiman (Alm), serta semua keponakan-keponakan ku yang lucu-lucu (Aulia, Naufal dan Dini) terima kasih untuk semua doa, dukungan dan semangat yang kalian berikan.
7. Untuk teman seperjuangan Pinta S.Ikom dan Duwi S.Ikom terima kasih buat dukungan, kerjasama dan canda kalian, mungkin penulis tidak akan bisa menyelesaikan skripsi ini tanpa kalian. Meilina S.Ikom yang selalu menyemangatiku untuk bersabar, Yeti Herdawati, S.Ikom “Si Item Maniez” kegigihanmu memberikan semangat buatku. Helda wati, Puji Lestari S.Ikom, Aji S.Ikom (yang bawel), Nova S.IKom, Tiya S.IKom (teman seperjuangan di Mesuji), semua anak Komunikasi Angkatan 2008 Joe, Jemz, Intong, Grace, Fitri dan yang lainnya yang tidak mungkin disebut satu persatu. Terima kasih buat persahabatan dan kenangan yang kalian berikan selama ini. Love You All
8. Buat sesorang yang kusayangi (Aby), terima kasih buat waktu dan semangat
yang kamu berikan. Tanpa dukungan mu penulis tidak akan bisa menyelesaikan semua ini. Terima karena sudah memberikan banyak warna dalam hidupku. Semoga setelah ini kita bisa melangkah lebih baik lagi.
I LOVE U SO MUCH
memberikan kenangan tersendiri buatku, meski kita sering berebut air tapi itu semua yang membuat kita begitu dekat. Kalian adalah keluarga baru buatku
10. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan doa yang belum tersebutkan sebelumnya
11. Serta kepada Anda yang membaca skripsi ini, semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi Anda khususnya dan masyarakat luas umumnya.
Penulis
Nama : Arimay Saroh
NPM : 0816031020
Jurusan : Ilmu Komunikasi
Alamat : Sendang Agung, RT 07/RW 14, Kecamatan Sendang Agung, Lampung Tengah-Indonesia
No.HP : 085768495805
Dengan ini menyatakan, bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Iklan ‘Menyalakan Lampu Utama Kendaraan Sepeda Motor pada Siang Hari’ Terhadap Perilaku Mahasiswa Dalam Mematuhi Peraturan Lalu Lintas di Bandar Lampung (Studi pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNILA Angkatan 2008 dan 2009)” adalah benar-benar hasil karya sendiri, bukan plagiat (milik orang lain) ataupun dibuat oleh orang lain.
Apabila dikemudian hari hasil penelitian /skripsi saya, ada pihak-pihak yang merasa keberatan maka saya akan bertanggung jawab sesuai dengan peraturan yang berlaku dan siap untuk dicabut gelar akademik saya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dalam tekanan pihak-pihak manapun.
Bandar Lampung, 19 Oktober 2012 Saya yang menyatakan,
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia tidak pernah lepas dihadapkan dengan proses komunikasi. Mulai dari
manusia bangun tidur hingga kembali tidur. Menurut Harold Lasswell,
komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada
komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Komunikasi
mengandung lima unsur penting yaitu komunikator, pesan, media, komunikan
dan efek. Dalam penelitian ini pesan yang disampaikan berupa
peraturan-peraturan lalu lintas dimana polisi lalu lintas bertindak sebagai komunikator
dengan menggunakan media massa sebagai alat penyampai pesan kepada
mahasiswa sebagai komunikan. Media massa disini berupa iklan, poster yang
dipasang di jalan raya agar diketahui oleh masyarakat umum. Efek atau tujuan
yang diharapkan dari penyampaian pesan tersebut yaitu adanya perubahan
perilaku khususnya pada mahasiswa dalam berlalu lintas. Mahasiswa
diharapkan mampu lebih tertib dalam berlalu lintas. Selain itu tujuan dari
penyampaian pesan melalui media massa tersebut untuk mengenalkan lebih
jauh tentang etika berlalu lintas yang baik.
Masalah mengenai lalu lintas yang ada saat ini yaitu rendahnya kesadaran
mendahulukan kepentingan pribadi daripada kepentingan umum sehingga
menyebabkan pelanggaran dalam berlalu lintas. Dari pelanggaran-pelanggaran
tersebut banyak mengakibatkan terjadinya kecelakaan lalu lintas dan 60%
kecalakaan terjadi pada kendaraan roda dua. Hal tersebut diakibatkan karena
faktor human error (Kesalahan Manusia). Terhitung dari bulan Januari –
Oktober 2011 terjadi kecelakaan yang menelan korban sebanyak 528 orang.
Untuk itu, demi mengurangi angka kecelakaan lalu lintas maka pengendaraan
sepeda motor diwajibkan untuk menyalakan lampu utama sepeda motor pada
siang hari. Namun tidak semua masyarakat mematuhi peraturan tersebut.
Terbukti dari banyaknya jumlah masyarakat yang melanggar peraturan
tersebut. Terhitung sejak tanggal 1 Oktober 2011, Polresta Bandar Lampung
telah menilang sedikitnya 2.500 pengemudi motor yang tidak menyalakan
lampu depan (light on) di siang hari.
(http://www.republika.co.id/berita/regional/nusantara/11/10/14/lt1y67-tidak-menyalakan-lampu-2500-motor-ditilang).
Sedangkan di bulan November 2011 terdapat 300 kasus pelanggaran di jalan
raya yang notabene pelanggarnya adalah pelajar dan mahasiswa. Sebagai
bahan evaluasi terbukti memberikan kendaraan bermotor pada anak-anak
adalah untuk mengajarkan cara bunuh diri paling efektif. Karena anak-anak
biasanya tidak menggunakan kendaraan roda dua itu untuk bertransportasi
aman, tetapi justru untuk ajang kebut-kebutan di jalan raya.
Untuk itu polisi lalu lintas membuat beberapa banner dan billboard tentang
tata cara berlalu lintas yang benar dan dipasang di jalan raya guna mengajak
masyarakat untuk mengubah perilaku berlalu lintas agar sesuai dengan
undang-undang yang berlaku. Banner dan billboard tersebut berupa
peringatan pada masyarakat untuk menghidupkan lampu utama pada siang
hari. Peraturan ini terdapat pada Undang-undang Republik Indonesia Nomor
22 Tahun 2009 :
Pasal 107 ayat 2 : pengemudi sepeda motor selain mematuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menyalakan lampu utama pada
siang hari.
Pasal 293 ayat (2) : setiap orang yang mengemudikan sepeda motor di jalan
tanpa menyalakan lampu utama pada siang hari sebagaimana dimaksud dalam
pasal 107 (2) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 15 (lima belas)
hari atau denda paling banyak Rp.100.000,00 (Seratus ribu rupiah).
Dalam melaksanakan tugas penilangan polisi memiliki prosedur yang harus
dilakukan yaitu, polisi yang memberhentikan pelanggar wajib menyapa
dengan sopan serta menunjukan jati diri dengan jelas. Polisi harus
menerangkan dengan jelas kepada pelanggar apa kesalahan yang terjadi, pasal
berapa yang telah dilanggar dan tabel berisi jumlah denda yang harus dibayar
oleh pelanggar. Pelanggar dapat memilih untuk menerima kesalahan dan
memilih untuk menerima '''slip biru''', kemudian membayar denda di BRI
tempat kejadian dan mengambil dokumen yang ditahan di Polisi Sektor
sidang pengadilan serta menerima '''slip merah'''. Pengadilan kemudian yang
akan memutuskan apakah pelanggar bersalah atau tidak, dengan
mendengarkan keterangan dari polisi bersangkutan dan pelanggar dalam
persidangan di kehakiman setempat, pada waktu yang telah ditentukan
(biasanya 5 sampai 10 hari kerja dari tanggal pelanggaran).
Iklan adalah sebuah proses komunikasi, yang di dalamnya terdapat orang yang
disebut sebagai sumber munculnya ide iklan, media sebagai medium, dan
audiens (Bovee dalam Bungin, 2001:123), sedangkan John Rossiter dan Larry
Percy mengemukakan pendapatnya tentang iklan yaitu iklan bertujuan untuk
mempersuasi secara tidak langsung yaitu iklan didasari oleh informasi tentang
keuntungan produk atau jasa yang didesain untuk menciptakan kesan yang
menyenangkan sehingga dapat merubah pikiran khalayak.
Dikaitkan dengan banner dan billboard yang dipublikasikan oleh polisi lalu
lintas juga memiliki maksud dan tujuan untuk memberikan pendidikan
non-formal mengenai peraturan lalu lintas kepada masyarakat khususnya
mahasiswa. Pada umumnya mahasiswa dianggap masyarakat sebagai orang
yang berpendidikan tinggi, dinilai mempunyai pemahaman yang lebih
terhadap pesan lalu lintas yang disampaikan melalui media banner/billboard.
Pada hakekatnya pemasangan iklan tersebut merupakan suatu langkah dalam
usaha mengubah masyarakat menuju keadaan yang lebih baik seperti yang
diharapkan. Pemasangan banner dan billboard merupakan suatu usaha
menyebarluaskan hal-hal yang baru agar masyarakat mau tertarik dan
Periklanan dipandang sebagai media yang lazim digunakan komunikator
untuk mengarahkan komunikasi yang persuasif pada komunikan. Iklan
ditujukan untuk mempengaruhi perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan,
sikap, dan citra komunikan yang berkaitan dengan suatu produk atau pesan
(Durianto, 2003:2).
Melalui banner dan billboard ini juga dapat mendidik masyarakat, memberi
pengetahuan, dan informasi-informasi, agar masyarakat dapat membentuk
sikap dan berperilaku sesuai apa yang seharusnya. Isi dari banner dan
billboard tersebut mengajak masyarakat dan mengenalkan tentang etika-etika
berlalu lintas yang baik. Seperti membawa kelengkapan kendaraan,
menghidupkan lampu utama dan menaati rambu-rambu lalu lintas lainnya.
Semua iklan ini dipublikasikan guna mendukung dari empat fungsi polisi lalu
lintas yaitu:
1. Pendidikan (Education), polisi bertugas untuk menyampaikan pendidikan
berupa pengetahuan dan informasi mengenai lalu lintas kepada masyarakat.
Dengan pendidikan ini masyarakat akan lebih memahami menaati
peraturan yang berlaku tentang etika berlalu lintas.
2. Penegak/Pengawasan, polisi bertugas untuk melaksanakan pengawasan
terhadap perilaku masyarakat dalam berlalu lintas. Apakah masyarakat
sudah menjalankan apa yang mereka pahami tentang rambu lalu lintas atau
apakah masyarakat masih tetap melakukan pelanggaran terhadap peraturan
3. Rekayasa Jalan (Engenering), polisi bertugas mengatasi kemacematan
yang terjadi di jalan raya dengan melakukan rekayasa jalan. Rekayasa jalan
ini dapat berupa pengalihan jalan dari jalan yang seharusnya dilewati
dialihkan ke jalan lain guna mengurangi tingkat kemacetan.
4. Identifikasi & Registrasi (Identification & Registration), polisi bertugas
melayani masyarakat yang akan melakukan registrasi berupa pembuatan
ataupun perpanjangan Surat Izin Mengemudi (SIM).
(Hasil riset di Polresta Bandar Lampung)
Tujuan dari pemasangan banner dan billboard yang dilakukan oleh polisi lalu
lintas yaitu lahirnya efek positif yakni tercapainya muatan kognitif dan afektif
pada masyarakat khususnya mahasiswa artinya jika kedua aspek ini berjalan
dengan baik persoalan etika berlalu lintas di jalan raya dapat berjalan dengan
baik.
Muatan kognitif seseorang dapat mempengaruhi seseorang dalam
mengkomunikasikan pikiran. Namun manusia tidak memberikan respon
kepada pesan secara otomatis. Manusia adalah organisme aktif yang
menafsirkan dan bahkan mendistorsi lingkungan. Sebelum memberi respon,
manusia menangkap dulu pola pesan secara keseluruhan dalam satuan-satuan
makna. Menurut Lewin teori kognitif menyatakan bahwa individu berusaha
mengoptimalkan makna dalam persepsi perasaan, kognisi, dan
pengalamannya.
Sedangkan afektif yaitu kecenderungan perilaku seseorang terhadap apa yang
diartikan sebagai “tendensi untuk memberi reaksi yang positif
(menguntungkan) atau negatif (tidak menguntungkan) terhadap orang-orang,
objek, situasi-situasi tertentu. Karena itu merupakan suatu tendensi untuk
memberi reaksi yang bersifat emosional dalam arah tertentu.
Dikaitkan dengan mahasiswa aspek afektif ditunjukkan dengan perilaku
mahasiswa untuk lebih beretika dalam berlalu lintas dapat dipengaruhi oleh
aspek kognitif. Jika tingkat etikanya tinggi maka afektif positif, sebaliknya
jika etikanya rendah maka afektifnya negatif.
Komunikasi ini akan berjalan efektif apabila, mahasiswa memiliki kognitif
sebanding dengan afektif. Mahasiswa dengan segala pengalaman dan
pengetahuannya tentang peraturan lalu lintas harusnya lebih paham dan
cenderung mematuhi peraturan lalu lintas. Mahasiswa banyak yang
menggunakan kendaraan pribadi seperti motor dan mobil untuk bepergian.
Sebagai seorang mahasiswa yang memiliki banyak sebutan dan dianggap
memiliki pendidikan atau pengetahuan lebih oleh masyarakat, harusnya dapat
memberi contoh yang baik dalam berlalu lintas. Baik dalam hal kelengkapan
berkendaraan dan pemahaman serta kepatuhan dalam menaati peraturan lalu
lintas yang ada.
Komunikasi menggunakan media banner dan billboard penting untuk diteliti,
hal ini berdasarkan beberapa alasan pokok diantaranya :
Peraturan menyalakan lampu utama bagi kendaraan sepeda motor telah lama
dibuat tapi, masih banyak masyarakat yang belum menerapkan peraturan
kepada masyarakat tidak diterima dengan baik karena pendekatan dan media
yang digunakan kurang tepat atau masyarakat yang kurang peduli dengan
peraturan baru tersebut. Berdasarkan kondisi tersebut maka perlu diteliti
berapa besar pengaruh yang ditimbulkan dari banner dan billboard terhadap
mengubah perilaku mahasiswa dalam mematuhi peraturan untuk menyalakan
lampu utama pada siang hari.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka dalam
penelitian ini dirumuskan masalah mengenai :
Berapa besar pengaruh banner dan billlboard “Menyalakan lampu utama
kendaraan sepeda motor pada siang hari” terhadap perilaku mahasiswa Ilmu
Komunikasi FISIP UNILA angkatan 2008 dan 2009 dalam mematuhi
peraturan lalu lintas?
C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
Untuk mengukur berapa besar pengaruh iklan “Menyalakan lampu utama
kendaraan sepeda motor pada siang hari” terhadap perilaku mahasiswa
2. Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah :
1. Secara Teoritis : Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangsih baik sebagai literatur maupun referensi bagi mahasiswa
lainnya yang tertarik pada penelitian ilmiah yang berhubungan dengan
media iklan sebagai alat untuk mengubah perilaku dalam berlalu lintas.
2. Secara Praktis : Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
tambahan informasi dan pengetahuan bagi mahasiswa tentang etika
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Pengaruh
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (1986 : 670) pengaruh berarti daya
upaya yang atau timbul dari sesuatu atau orang atau benda yang ikut
membentuk watak atau kepercayaan ataupun perbuatan seseorang.
Sedangkan pengaruh menurut Effendy (1990 : 39) pengaruh adalah setiap
perubahan yang terjadi dalam diri penerima, karena pesan-pesan dari suatu
sumber , khususnya media massa. Perubahan ini meliputi persepsi
pengetahuan dan perilaku nyata.
Pengaruh adalah satu elemen komunikasi yang sangat penting untuk
mengetahui berhasil atau tidaknya komunikasi yang kita inginkan pengaruh
media massa dapat terjadi dalam tataran bentuk perubahan yang meliputi:
1. Efek kognitif yaitu efek atau pengaruh pada perbendaharaan pengetahuan
khalayak
2. Efek afektif yaitu efek atau pengaruh pada keyakinan dalam hal
pembentukan dan perubahan persepsi, dapat berupa menyukai atau tidak
3. Efek konatif yaitu efek atau pengaruh pada kecenderungan untuk
berperilaku atau bertindak terhadap objek tertentu (Rakhmat, 2005 : 16)
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh adalah
upaya yang timbul dari seseorang untuk melakukan perubahan karena
pesan-pesan dari media massa yang meliputi perubahan unsur kognitif, afektif dan
konatif yang ikut membentuk kepercayaan dan perbuatan seseorang.
B. Komunikasi Massa
Komunikasi memiliki banyak definisi dan bidang kajian serta ruang lingkup.
Hal ini karena banyaknya sumbangsih dari para pakar ilmu masing-masing
untuk ilmu komunikasi. Namun pada dasarnya istilah komunikasi berasal dari
perkataan latin “Communis” yang berarti membuat kebersamaan antara dua orang atau lebih. Harold Lasswell membuat sebuah definisi singkat mengenai
suatu tindakan komunikasi yaitu “Siapa yang menyampaikan, apa yang
disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya”.
Sedangkan menurut Everett M.Rogers, komunikasi yaitu proses dimana suatu
ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud
untuk mengubah tingkah laku mereka (Cangara 2002:19).
Berdasarkan definisi tersebut dikaitkan dengan penelitian ini yaitu polisi lalu
lintas sebagai komunikator yang dinilai memiliki pengetahuan lebih tentang
peraturan lalu lintas menyampaikan pesan tentang tata cara berlalu lintas yang
baik melalui media massa. Media yang digunakan disini yaitu berupa iklan
berperilaku baik dalam berlalu lintas. Iklan tersebut dipasang di jalan agar
dapat diketahui oleh semua masyarakat, karena iklan termasuk media massa
yang memiliki ciri komunikan yang heterogen atau umum.
Menurut McQuail (dalam Lukiati Komala, 2009:111) pada dasarnya “Mass communication comprises the institutions and techniques by which specialized groups employ technological devices (press, radio, films, etc) to disseminate symbolic content to large, heterogenous and widely dispersed audience”.
Komunikasi massa terdiri dari lembaga-lembaga dan teknik dengan mana
kelompok-kelompok khusus menggunakan perangkat teknologi (pers, radio,
film, dll) untuk menyebarkan konten simbolis ke besar, audiens yang
heterogen dan tersebar luas.
1. Ciri-ciri Komunikasi Massa
Berdasarkan definisi tersebut ada beberapa karakteristik dari media massa.
Ruben dan Steward menyebutkan, komunikasi massa mempunyai jumlah
audiens yang sangat besar dan heterogen, impersonal yaitu komunikan
tidak mengenal keseluruhan partisipan secara personal, terencana, dapat
diprediksi dan formal, adanya kontrol terhadap sumber informasi,
keterbatasan interaktifitas antara sumber dengan audiensnya. Sentralitas
terhadap sumber informasi yaitu sumber merupakan suatu institusi yang
mempunyai akses yang mudah dan langsung untuk mencapai audiensnya
dalam sekali waktu dan difasilitasi oleh berbagai bentuk media massa, baik
Sedangkan menurut McQuail (1996:33) sumber komunikasi massa bersifat
organisasi formal dan seringkali merupakan komunikator yang profesional.
Hubungan antara pengirim dan penerima bersifat satu arah dan jarang
sekali bersifat interaktif.
C. Pengertian Iklan
Kata iklan berasal dari bahasa Yunani yang artinya adalah upaya mengiring
orang pada gagasan. Adapun pengertian secara komprehensif atau luas adalah
semua bentuk aktifitas untuk menghadirkan dan mempromosikan ide, barang
ataupun jasa secara nonpersonal melalui media yang dibayar oleh sponsor
tertentu.
Menurut Monle Lee dan Carla Jhonson (2004:143), iklan merupakan bentuk
komunikasi non verbal dan non personil tentang sebuah organisasi dan
produk-produknya yang ditransmisikan kepada suatu khalayak target melalui
media seperti radio, televisi, koran, majalah, reklame luar ruang atau
kendaraan umum. Tujuannya adalah untuk mempengaruhi khalayak untuk
berfikir dan bertindak sesuai dengan keinginan komunikator.
Terdapat 5 elemen yang dapat mengkategorikan bahwa iklan itu bagus dengan
memenuhi beberapa kriteria di bawah ini:
1. Attention (perhatian), dalam tataran ini iklan harus mampu menarik perhatian khalayak sasaran. Untuk itu iklan memerlukan bantuan ukuran,
2. Interest (Minat), untuk elemen ini iklan berusaha dengan bagaimana khalayak berminat dan memiliki keinginan lebih jauh. Dalam hal ini
khalayak harus dirangsang agar mau membaca, menonton pesan-pesan
yang disampaikan.
3. Desire (Kebutuhan) iklan juga harus memiliki komponen kebutuhan, yaitu mampu menggerakkan keinginan orang untuk memiliki atau menikmati
produk tersebut.
4. Conviction (keinginan) iklan harus mempunyai elemen convintion yang artinya, iklan harus mampu menciptakan keinginan dari calon khalayak.
5. Action (tindakan), elemen action berusaha membujuk khalayak agar membeli sesegera mungkin melakukan suatu tindakan sesuai dengan pesan
yang disampaikan.
1. Efek Iklan
Efek awal dari sebuah informasi atau pesan dalam bentuk iklan masuk pada
aspek kognitif, dalam jangka waktu tertentu akan masuk ke dalam aspek
afeksi dan kemudian tidak menutup kemungkinan untuk masuk ke dalam
aspek kognisi.
1. Efek kognitif, yaitu berkaitan dengan tingkat kesadaran dan
pengetahuan yang mengacu pada pola pikir dalam aspek kognitif
terdapat tahapan sebagai berikut:
b) Knowledge (pengetahuan), yaitu setelah penerimaan timbul kesadaran terhadap pesan sehingga ia mendapatkan pengetahuan
tentang pesan tersebut.
c) Comprehension (pemahaman), yaitu tingkat pemahaman khalayak terhadap slogan,logo maupun bintang iklan.
2. Efek Afektif, yaitu berkaitan dengan perasaan suka atau tidak suka.
Dalam aspek afektif terdapat tahapan sebagai berikut:
a) Lingking (kesukaan) yaitu informasi dan pengetahuan yang dapat menimbulkan perasaan atau sikap positif terhadap sebuah pesan.
b) Preforence yaitu pembawaan positif dapat membawa seseorang yang tengah mendapatkan informasi pada suatu kecenderungan untuk
memilih dibandingkan yang lain.
3. Efek konatif, yaitu berkaitan dengan akan timbulnya keyakinan untuk
melakukan tindakan tertentu.
Dalam aspek konatif terdapat tahapan sebagai berikut:
a) Conviction (keyakinan), yaitu yang mana akan timbul ketika komunikan membentuk niat untuk memilih
b) Attitude (sikap) yaitu kecenderungan sikap untuk memilih dibandingkan yang lainnya
Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa suatu iklan dapat dikatakan
efektif bila efek komunikasi yang dijadikan tujuan pembuatan iklan
tercapai dan apa yang ingin disampaikan komunikator dapat menarik
2. Iklan Luar Ruang
Iklan ini berupa poster yang berukuran kecil (sticker) hingga ukuran yang besar seperti papan iklan (billboard). Secara umum karakteristik dan keunggulan yang dimiliki oleh iklan luar ruang ini adalah:
a) Ukuran dan dominasi, karena ukurannya yang pada umumnya cukup
besar maka iklan media luar ruang mendominasi pemandangan dan
mudah menarik perhatian.
b) Warna
c) Pesan-pesan singkat
d) Zoning, kampanye iklan ini umunya dapat diorganisir dalam suatu
daerah atau kota tertentu.
e) Efek mencolok, kemampuannya dalam menciptakan kesan atau ingatan
pemirsa melalui penebalan, warna, ukuran, dan penanggulangan.
Kelemahan yang dimiliki oleh media ini adalah:
a) Ketidakmampuan memuat banyak pesan sekaligus
b) Rentan terhadap cuaca
c) Kurangnya konsentrasi khalayak untuk menginginkan pesan-pesan iklan
karena mereka melihat iklan tersebut secara sambil lalu
d) Waktu yang digunakan untuk merancang, mencetak dan memamerkan
3. Media Luar Ruang
a. Billboard
Billboard adalah bentuk promosi iklan luar ruang dengan ukuran besar.
Billboard disebut juga sebagai bentuk poster dengan ukuran yang lebih besar yang diletakkan tinggi di tempat tertentu yang ramai dilalui orang.
Billboard termasuk model iklan luar ruang yang paling banyak digunakan Sekarang di jaman digital, billboard pun menggunakan teknologi baru sehingga muncul digital billboard. Ada juga mobile billboard yaitu billboard yang dipasang di mobil (iklan berjalan). Di Indonesia, billboard punya definisi sendiri. Yaitu reklame yang berbentuk bidang dengan bahan terbuat dari kayu, logam, fiberglas,
kain, kaca, plastik, dan sebagainya yang pemasangannya berdiri sendiri,
menempel bangunan dengan konstruksi tetap, dan reklame tersebut
bersifat permanen.
(http://batamadvertising.com/produk/bilboard)
b. Banner
Banner adalah salah satu media promosi yang berfungsi seperti poster, tetapi Biasanya diletakkkan di depan outlet dan mempunyai rangka
sendiri untuk berdiri. Oleh karena itu disebut stand banner, dinamakan
X-banner biasanya mempunyai rangka berbentuk X. Banner biasanya
diletakkan di luar ruangan. Bahan yang digunakan untuk mencetak
Banner dicetak melalui digital ptinting dengan format vertikal dan berukuran 60 x 160 cm.
(http://inoz3ro.blogspot.com/2008/10/4.html
c. Spanduk
Menurut kamus besar bahasa Indonesia spanduk merupakan kain rentang
yang berisi slogan, propaganda, atau berita yangg perlu diketahui umum.
http://kamusbahasaindonesia.org/spanduk/mirip
D. Pemahaman dan Kepatuhan Mahasiswa
1. Pengertian Pemahaman Mahasiswa
Pemahaman adalah aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang
diketahui manusia (Jalaludin, 1997 : 33). Berdasarkan pengertian tersebut
terlihat bahwa kaitan antara intelektual atau pengetahuan seseorang dapat
berpengaruh terhadap pemahaman seseorang untuk dapat menerima sebuah
pesan yang telah disampaikan. Dalam penelitian ini mahasiswa sebagai
responden dapat dikatakan paham terhadap peraturan lalu lintas apabila
dapat menerima pesan dengan baik dan mematuhi peraturan lalu lintas di
jalan raya. Pemahaman mahasiswa dapat diperoleh dari proses belajar atau
transmisi pengetahuan yang diperoleh dari komunikator. Komunikator
yang dimaksud disini tidak hanya seorang dosen atau polisi lalu lintas,
tetapi yang menjadi komunikator dapat juga dari pengalaman orang lain
Kepatuhan diartikan sebagai kecenderungan perilaku yang memungkinkan
seseorang melakukan apa yang diketahuinya. Dalam istilah komunikasi
kepatuhan seseorang disebut dengan afektif yaitu “efek yang lebih
berkonotasi kepada perubahan sikap dan perasaan”.
(Amir, 1999 : 31)
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman dan Kepatuhan
Pemahaman adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat menerima
dengan cermat dari stimuli atau isi pesan sehingga ia mampu menangkap
maksud yang disampaikan komunikator (Rakhmat, 2002 : 64). Mahasiswa
Ilmu Komunikasi sebagai komunikan meskipun mereka sama-sama dari
Jurusan Ilmu Komunikasi akan memiliki persepsi dan pemahaman yang
berbeda satu sama lain. Pengetahuan dan pengalaman akan memperkaya
benaknya dengan perbendaharaan untuk memperkuat daya pemahaman.
Semakin sering ia melibatkan diri dalam komunikasi, akan semakin besar
pemahaman yang ia peroleh.
Dalam hal ini mahasiswa yang sering berkomunikasi dengan rambu lalu
lintas jalan raya, ia akan lebih paham terhadap pesan yang disampaikan
melalui rambu lalu lintas. Dan pemahaman tersebut akan diiringi dengan
E. Pengertian Perilaku
Menurut Donahue (1994:3), perilaku adalah:
“Behavior is all of the activities in which an organism may engage – both those that are observed by other with the unaided senses, anf those that not- then is clear that many of the most important activities that make up complex behavior are usually unobserved”.
Bila diterjemahkan, perilaku adalah seluruh kegiatan yang dilakukan oleh
organisme-baik yang dilihat atau tidak dilihat oleh yang lain – dan jelas
bahwa kebanyakan dari kegiatan-kegiatan penting yang membentuk perilaku
yang biasanya tidak terlihat.
Pendekatan perilaku merujuk pada analisis perilaku. Analisis perilaku
merupakan suatu sistem pendekatan untuk mengamati dan menganalisis
tingkah laku dalam lingkungan tempat terjadinya tingkah laku. Pengertian
tingkah laku sering disamakan dengan definisi perilaku, menurut James
Drewer (dalam Hidayanto, 1992:40), dalam kamus psikologi, behaviour atau tingkah laku ialah reaksi total dari suatu organisme kepada suatu situasi yang
dihadapinya. Perilaku lebih kompleks daripada tingkah laku. Perilaku
merupakan serangkaian tingkah laku-tingkah laku yang berorientasi pada
bentuk-bentuk tertentu, baik yang bercorak individual attitude maupun social attitude.
Rutherfoed (dalam Hadiyanto, 1992:41), mendefinisikan tingkah laku sebagai
individu yang dapat diukur dan diamati. Suatu tingkah laku merupakan
sesuatu yang dapat dilihat dan diukur frekuensinya terjadi, intensitasnya, atau
lamanya.
Suatu perilaku dapat disebut pesan, jika memenuhi dua syarat. Pertama,
perilaku harus diobservasi oleh seseorang, dan kedua, perilaku harus
mengandung makna. Dengan kata lain, setiap perilaku yang dapat diartikan
adalah suatu pesan. Pesan-pesan itu digunakan untuk mengkomunikasikan
sesuatu kepada seseorang. (Mulyana dan Rakhmat, 1993:12)
F. Lalu Lintas Jalan Raya
1. Pengertian Rambu Lalu Lintas Jalan Raya
Rambu lalu lintas jalan raya adalah salah satu dari perlengkapan jalan
berupa lambang, huruf, angka, kalimat dan/atau perpaduan di antaranya
sebagai peringatan, larangan, perintah, atau petunjuk bagi pemakai jalan.
(Maskat, Djunaidi, 1996 : 14)
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 61 tahun 1993
dijelaskan bahwa rambu lalu lintas memiliki jenis dan fungsi sebagai
berikut :
1. Jenis Rambu Lalu Lintas
a) Rambu Peringatan
1) Rambu peringatan digunakan untuk memberi peringatan
kemungkinan ada bahaya atau ada bahaya dibagian jalan di
depannya.
2) Rambu peringatan ditempatkan sekurang-kurangnya pada jarak 50
M atau pada jarak tertentu sebelum tempat bahaya dengan
memperhatikan kondisi lalu lintas, cuaca dan keadaan jalan yang
disebabkan oleh faktor, geografis, geometris, permukaan jalan dan
kecepatan rencana jalan.
3) Rambu peringatan dapat diulangi dengan ketentuan jarak antara
rambu dengan awal bagian jalan yang berbahaya dinyatakan
dengan papan tambahan.
4) Warna dasar rambu peringatan berwarna kuning dengan lambang
atau tulisan berwarna hitam.
b) Rambu Larangan
1) Rambu larangan digunakan untuk menyatakan perbuatan yang
dilarang dilakukan oleh pemakai jalan.
2) Rambu larang ditempatkan sedekat mungkin dengan titik larangan
dimulai.
3) Warna dasar rambu larangan berwarna putih dan lambang atau
c) Rambu Perintah
1) Rambu perintah digunakan untuk menyatakan perintah yang wajib
dilakukan oleh pemakai jalan.
2) Rambu perintah wajib ditempatkan sedekat mungkin dengan titik
kewajiban dimulai.
3) Untuk memberikan petunjuk pendahuluan pada pemakai jalan
dapat ditempatkan rambu petunjuk pada jarak layak sebelum titik
kewajiban dimulai.
4) Warna dasar rambu peringatan berwarna biru dengan lambang
atau tulisan berwarna putih serta merah untuk garis serong sebagai
batas akhir perintah.
d) Rambu Petunjuk.
1) Rambu petunjuk digunakan untuk menyatakan petunjuk
mengenai jurusan, jalan, mengenai kota, tempat, pengaturan,
fasilitas dan lain-lain bagi pemakai jalan.
2) Rambu petunjuk di tempat sedemikian rupa sehingga mempunyai
daya guna sebesar-besarnya dengan memperhatikan keadaan
jalan dan kondisi lalu lintas
3) Rambu petunjuk yang menyatakan tempat fasilitas umum, batas
wilayah suatu daerah, situasi jalan dan rambu berupa kata-kata
4) Rambu petunjuk pendahulu jurusan rambu petunjuk jurusan dan
rambu penegas jurusan yang menyatakan petunjuk arah untuk
mencapai tujuan antara lain kota, daerah/wilayah serta rambu
yang menyatakan nama jalan dinyatakan dengan warna dasar
hijau dengan lambang atau tulisan berwarna putih.
5) Khusus untuk rambu petunujuk jurusan kawasan dan objek wisata
dinyatakan dengan warna dasar coklat dengan lambang dan /atau
tulisan warna putih.
G. Satuan Polisi Lalu Lintas Bandar Lampung
Bagan 1
Struktur Oganisasi Tingkat Polresta Bandar Lampung
Unit Dikyasa ( Pendidikan dan Rekayasa Jalan) mempunyai tugas untuk
melaksanakan pendidikan tentang lalu lintas kepada masyarakat. Untuk
melaksanakan tugas tersebut unit Dikyasa membuat beberapa program seperti
Polsanak (Polisi Sahabat Anak), PCL ( Polisi Cilik Lampung), Saka
Bhayangkara dan pembinaan masyarakat untuk memberikan informasi tentang
tata cara berlalu lintas yang baik.
Pada kegiatan pembinaan masyarakat dilakukan dengan dua cara yaitu
pembinaan secara lisan dan tertulis. Untuk pembinaan secara lisan dilakukan
melalui radio dan memberikan himbauan secara langsung ( baik secara
personal maupun publik). Sedangkan untuk pembinaan secara tertulis
dilakukan dengan menggunakan media seperti banner/billboard, sticker, leaflet, rambu-rambu lalu lintas, website, facebook, twitter.
Dengan kata lain bahwa media banner/billboard yang digunakan untuk mensosialisasikan tentang peraturan “Menyalakan lampu utama sepeda motor
pada siang hari” di Bandar Lampung dilakukan oleh Unit Dikyasa Satuan Lalu
Lintas Polisi Resort Kota Bandar Lampung.
(Unit Operasional dan Administrasi Sat Lantas Polresta Bandar Lampung)
H. Mahasiswa
Definisi mahasiswa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu seseorang
Menurut Hamin (1997: 46), mahasiswa merupakan manusia yang memiliki
kemampuan akademis yang “lebih” dalam artian jumlah, ciri karakter atau
identitas, mutu kerja dan cara berfikirnya memiliki trademark (ciri khas)yang berbeda (positif) dengan warga masyarakat lainnya. Mahasiswa mampu
bertindak sebagai agen pembaharuan (agen of change) dalam proses pembangunan. Artinya, mahasiswa harus mampu melakukan usaha-usaha
pembangunan masyarakat dengan menggerakkan, mempelopori,
menyebarluaskan inovasi (pembaharuan) kepada warga masyarakat lainnya.
Dengan harapan tingkat kesejahteraan meningkat.
Berdasarkan definisi di atas dapat dikatakan bahwa mahasiswa adalah orang
yang belajar di sebuah perguruan tinggi, mempunyai kemampuan intelaktual
yang “lebih” daripada masyarakat umumnya. Selain itu mahasiswa juga
mempunyai tugas penting untuk masyarakat yaitu melakukan
perubahan-perubahan ke depan yang lebih baik.
1. Ciri-ciri Mahasiswa
Menurut Didin S. Damanhuri ( 1985 : 45), ciri-ciri mahasiswa sebagai
berikut :
1) Mereka adalah kelompok orang muda, oleh sebab itu karakteristik ini
diwarnai oleh sifat pada umunya tidak selalu puas terhadap
lingkungannya. Mereka menginginkan perubahan dengan cepat
2) Mereka adalah kelompok orang yang menjalani sistem pendidikan tinggi
dan sikap akademis akan memberi ciri-ciri yang kuat dalam gerak dan
langkahnya. Sikap, objektif, rasional kritis, dan skeptis yang menjadi ciri
keilmuan amat mempengaruhi pandangan dalam mengamati setiap
masalah.
3) Mereka adalah kelompok orang muda yang relatif independen karena
belum memiliki keterkaitan finansial, birokratis dengan pihak manapun
karena ciri spontas dan lugas dalam bersikap dan memberi pandangan
amat.
4) Mereka adalah kelompok orang muda yang juga menjadi sub sistem
masyarakat secara keseluruhan baik secara lokal, nasional, maupun
mondial. Oleh karena itu dengan menatap korelasi yang berkembang
dengan latar belakang kemuliaan, keilmuan, keindependenan mereka
senantiasa menempatkan pada sudut pandang yang tidak mengulang
masyarakat lainnya.
Berdasarkan ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang mahasiwa adalah
orang yang kritis terhadap permasalahan yang ada disekitar. Memiliki
intelektual, independen yang sangat kuat dan selalu menginginkan
perubahan-perubahan secara cepat. Ciri terpenting dari seorang mahasiswa adalah
I. Kerangka Pemikiran
1. Landasan Teori
Budaya tertib berlalu lintas masih menjadi masalah besar di tengah
masyarakat saat ini. Untuk itu, berbagai upaya untuk membujuk dan
mengubah masyarakat untuk lebih tertib dalam berlalu lintas selalu
menjadi tugas utama bagi semua pihak terutama para polisi lalu lintas.
Maka dari itu mereka memberikan berbagai macam pengetahuan mengenai
tata cara berlalu lintas yang baik dan benar melalui berbagai pendekatan
seperti penyuluhan, pendidikan berlalu lintas, dan iklan baik massa
maupun dengan menggunakan media luar ruang.
Media penyuluhan dengan menggunakan media luar ruang seperti banner
dan billboard sekarang ini masih digunakan untuk mensosialisasikan peraturan mengenai “Menyalakan lampu utama kendaraan sepeda motor
pada siang hari” guna membujuk masyarakat untuk berlalu lintas dengan
baik. Meskipun peraturan ini telah dibuat sejak tahun 2009, tapi peraturan
ini masih tergolong baru untuk penerapannnya dalam berlalu lintas dan
masih banyak masyarakat yang melanggar peraturan tersebut. Untuk itu,
dengan menggunakan media luar ruang seperti banner dan billboard para polisi lalu lintas berusaha untuk membujuk masyarakat agar lebih tertib
dalam berlalu lintas.
Proses penyuluhan bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat dalam
berlalu lintas yaitu kurangnya kesadaran pengguna jalan untuk mematuhi
Penyuluhan tentang menyalakan lampu utama sepeda motor pada siang
hari dan lebih jauh dari sekedar kegiatan penerangan. Penyuluhan
melibatkan proses komunikasi umpan balik dan ada evaluasi terhadap
perubahan perilaku yang dicapai pada diri sasaran. Penyuluh merupakan
peran yang tidak mudah, harus mengubah perilaku masyarakat dalam
berlalu lintas yang masih kurang sadar akan pentingnya mematuhi
peraturan lalu lintas.
Penyuluhan tentang menyalakan lampu utama sepeda motor pada siang
hari merupakan sarana kebijaksanaan yang dapat digunakan pemerintah
untuk mendorong masyarakat agar lebih tertib berlalu lintas, oleh karena
itu penyuluh harus orang yang berkompeten dalam hal tersebut, disamping
bisa berkomunikasi secara efektif dengan masyarakat. Sejumlah tahapan
yang harus di tempuh dalam menyusun rencana komunikasi untuk suatu
kegiatan penyuluhan menurut Van Den Ban dan Hawkins (1999:997
adalah:
1. Menganalisa masalah yang dihadapi 2. Merumuskan tujuan komunikasi 3. Memilih media
4. Menentukan pendekatan yang digunakan.
Menurut Nasution (1990:156) dalam melakukan penyuluhan, faktor
penyampaian (pengkomunikasian) hal-hal yang disuluhkan adalah amat
penting karena itu, penyuluh menuntut dipersiapkannya lebih dahulu suatu
desain yang secara terperinci dan spesifik yang menggambarkan hal-hal
a) Masalah yang dihadapi
b) Siapa yang akan disuluh
c) Apa tujuan yang hendak dicapai dari setiap kegiatan penyuluhan
d) Pendekatan yang dipakai
e) Metode atau saluran yang dipakai
f) Sistem evaluasi didalam rencana keseluruhan kegiatan yang dimaksud. .
Secara garis besar ada 2 (dua) peran ataupun peranan penyuluh, yaitu
pertama sebagai transfer teknologi atau menyampaikan inovasi dan
mempengaruhi sasaran agar sasaran dapat mengadopsi inovasi yang
disampaikan. Kedua, sebagai jembatan atau penghubung antara
pemerintah (Lembaga Penyuluhan) yang diwakili dengan masyarakat
sasarannya.
Sehubungan dengan peran penyuluh tersebut; Kurt Kelvin, (1941:112)
mengemukakan ada tiga peran penyuluh yang terdiri dari kegiatan,
peleburan diri dengan masyarakat sasaran menggerakkan masyarakat untuk
melakukan perubahan-perubahan dan memantapkan hubungan dengan
masyarakat sasaran. Lebih lanjut Lippith (1958:78) merinci dua peranan
tersebut menjadi beberapa peran sebagai berikut:
1) Mengembangkan kebutuhan untuk melakukan perubahan melalui
mengenal masalah dan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan sasaran,
memilih objek perubahan yang tepat, menganalisa motivasi dan
daya yang tersedia untuk tujuan perubahan dengan tepat dan memilih
peran bantu yang akan dimainkan dengan tepat.
2) Menggerakan masyarakat untuk melakukan perubahan melalui tahapan,
menjalin kerjasama dan hubungan baik secara terus-menerus dengan
masyarakat sasaran, tokoh formal dan informal dengan tokoh
masyarakat untuk merencanakan dan memantapkan usaha-usaha
perubahan sesuai tujuan utama dari penyuluhan menyalakan lampu
utama sepeda motor pada siang hari adalah mempengaruhi masyarakat
agar berubah perilakunya, yang akan menyebabkan perbaikan
perilaku berlalu lintas. Jadi perubahan perilaku itu dapat terjadi dalam
3 (tiga) bentuk, yaitu:
a. Bertambahnya perbendaharaan informasi yang berguna bagi
masyarakat
b. Tumbuhnya kebiasaan baru yang bertambah baik.
c. Timbulnya sikap mental dan motivasi yang lebih kuat sesuai yang
dikehendaki. (Yustiana dan Sudrajat, 2003:143)
Anggapan yang paling azasi dalam proses membujuk adalah bahwa
masyarakat dengan sengaja berkomunikasi untuk saling mempengaruhi.
Dengan kata lain, dalam proses membujuk, pengaruh dijalankan guna
merubah hal-hal yang dipercayai, menilai pihak peserta komunikasi, serta
merubah cara tindakan pihak tersebut. Kegagalan yang terjadi dari cara
tidak sejalan dengan baik, (2) sikap tidak percaya dan (3) adanya
perlawanan terhadap kepercayaan-kepercayaan, nilai-nilai serta
tindakan-tindakan yang dianjurkan.
Proses membujuk disini mencoba untuk mengenali faktor-faktor yang
mempengaruhi seseorang atau khalayak untuk menerima pokok pandangan
lain, posisi yang baru atau menerima penafsiran baru terhadap
obyek-obyek, kejadian-kejadian dan pertalian hubungan dalam lingkungan beserta
nilai-nilainya.
Dalam situasi membujukpun, para peserta harus memahami dan
mengingat hal yang dianjurkan. Biasanya khalayak tidak menerima
peranan diri mereka selaku khalayak sasaran dalam penyampaian informasi
mengenai peraturan “Menyalakan lampu utama kendaraan sepeda motor
pada siang hari”. Begitu pula biasanya masyarakat tidak beranggapan
bahwa hal yang dibujukkan tersebut merupakan hal benar dan demi
kebaikan pribadi dan bersama.
Dengan jalan membujuk kadang-kadang mudah untuk dipahami dan
diingat tanpa perlu mengadakan pengulangan beberapa kali dan tanpa
harus sering mempraktekkan. Dalam cara kerja membujuk juga diperlukan
belajar, tetapi yang merupakan persoalan utama dalam membujuk adalah
mempengaruhi orang lain agar mau menerima dan menerapkan peraturan
yang telah ditetapkan. Dalam proses membujuk juga sering terjadi
perselihan pendapat, karena besar kemungkinan segera setelah dibujuk
pandangan lain. Oleh karena itu, usaha membujuk juga memerlukan
alasan-alasan dan pertimbangan-pertimbangan akal sehat agar berhasil
diterima. Begitu juga diperlukan pendorong-pendorong khusus
(penghargaan atau ganjaran negatif) untuk menimbulkan perubahan.
Sebagai contoh, selain menggunakan media banner dan billboard untuk merubah perilaku berlalu lintas masyarakat menjadi lebih tertib polisi lalu
lintas sering mengadakan patroli untuk menertibkan lalu lintas dan
biasanya akan langsung menilang para pengguna jalan yang melanggar
peraturan.
Faktor-faktor yang menyebabkan bujukan jadi lebih “mengena” biasanya
digolongkan menurut beberapa hal, yaitu:
1. Sifat-sifat sumber
Bujukan akan menimbulkan perubahan besar ke arah yang diinginkan
jika khalayak menilai sumber sebagai pihak yang sangat terpercaya
yang dapat dilihat dari kemampuan dan keahlian, taraf terpercaya serta
amannya sumber.
2. Isi pesan yang merupakan bujukan
Perubahan yang tercapai berkat informasi yang lebih mendalam dan
halus, besar kemungkinannya akan lebih tahan lama daripada perubahan
yang didasarkan pada informasi yang sederhana dan sudah terang.
diinginkan, apabila sumber dengan jelas menyatakan
kesimpulan-kesimpulan mengenai perubahan yang diinginkannya.
3. Sifat khalayak
Untuk mendapatkan bujukan yang mengena maka, perlu
dipertimbangkan nilai-nilai, kepercayaan serta tindakan-tindakan
khalayak yang ada sangkut pautnya dengan nilai-nilai, kepercayaan dan
tindakan-tindakan yang hendak dipengaruhi agar berubah.
Pertimbangan ini perlu dilakukan, karena jalinan yang bertalian dapat
mendukung atau dapat pula melawan perubahan yang diinginkan.
4. Balasan khalayak
Penyesuaian pendapat yang kuat dikalangan khalayak untuk menentang
perubahan yang dianjurkan, akan dapat diperlemah jika paling sedikit
seorang anggota khalayak dapat diajak untuk mendukung perubahan
tersebut secara terbuka.
Menurut Heider dalam Kincaid dan Schramm (1977:155) salah satu
konsep yang paling penting dalam penelaahan komunikasi antarmanusia
adalah konsep “tekanan hati untuk mencapai penyesuaian perasaan dalam
diri sendiri” atau “ desakan hati untuk menyeimbangkan diri”.
Penerapannya dalam berlalu lintas terutama untuk menyalakan lampu
utama kendaraan sepeda motor pada siang hari yaitu apabila seseorang
berkendaraan tidak menyalakan lampu utama pada siang hari, sementara
langsung ia akan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan ikut
menyalakan lampu utama. Ditambah pula dengan adanya sanksi yang akan
diberikan kepada pengguna jalan yang tidak menyalakan lampu utama
pada siang hari.
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30351/Chapter%201I.pdf)
2. Bagan Kerangka Pikir
Pemahaman dan
Kepatuhan Mahasiswa (Variabel Y) Perilaku Berlalu Lintas
Faktor Eksternal:
Kriteria iklan
banner/billboard
Media luar ruang (banner/billboard)
Iklan “Menyalakan Lampu Utama”
(Variabel X)
Faktor Internal:
Pengalaman, Psikologi
J. Hipotesa
Berdasarkan kerangka pikir tersebut, maka diambil kesimpulan yang
merupakan jawaban sementara penelitian. Kesimpulan ini disebut juga
sebagai perumusan hipotesa. Hipotesa dalam penelitian ini adalah:
Hipotesa penelitian (Hi) : ada pengaruh iklan menyalakan lampu utama
sepeda motor pada siang hari terhadap perilaku mahasiswa ilmu komunikasi
angkatan 2008 dan 2009 dalam berlalu lintas.
Hipotesa nol (Ho) : tidak ada pengaruh iklan menyalakan lampu utama
sepeda motor pada siang hari terhadap perilaku mahasiswa ilmu komunikasi
III. METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Adapun tipe penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatory research),
yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel
melalui pengujian hipotesis (Bungin, 2006:38).
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang
menggunakan analisis statistik, bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran
atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
sifat-sifat hubungan antar fenomena yang disusun dengan data kuantitatif serta
membuat ketetapan pengukuran dengan menggunakan metode statistik sebagai
alat ukurnya.
Metode dalam penelitian ini adalah metode survey yaitu mengambil sampel
dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data
yang pokok (Singarimbun dan Effendi, 1987:3-5).
B. Variabel Penelitian
Penelitian memuat dua variabel yaitu pesan banner dan billboard sebagai
C. Definisi Konseptual
Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Pesan Pada Iklan Cetak Banner Dan Billboard
Banner dan billboard merupakan media iklan terbaru yang pernah ada
selama ini. Satlantas menggunakan media ini untuk menyampaikan
informasi baru mengenai peraturan untuk menghidupkan lampu utama pada
siang hari. Banner dan billboard tersebut dipasang disepanjang jalan raya
dengan tujuan para pengguna jalan khususnya pengguna kendaraan roda dua
dapat menerima pesan tersebut dengan baik.
2. Ketepatan Media Iklan
Ketepatan tata letak media iklan sangat berpengaruh terhadap calon
komunikan yang akan dituju. Penempatan iklan pada posisi yang tepat akan
mempermudah komunikan dalam mengetahui dan menerima pesan yang
disampaikan. Selain tata letak, bentuk dan ukuran juga dapat mempengaruhi
pesan yang disampaikan dapat diterima oleh komunikan dengan baik atau
tidak.
3. Pemahaman Mahasiswa
Pemahaman seseorang terhadap pesan iklan cetak sangat dipengaruhi oleh
pengalaman seseorang, artinya pemahaman ini erat kaitannya dengan apa
yang pernah dialami oleh seseorang. Mahasiswa sebagai penerima pesan
pesan yang dikomunikasikan dengan pengaruh latar belakang yang
dimilikinya, faktor-faktor tersebut misalnya karakteristik demografis,
geografis, dan psikografis.
Pemahaman mahasiswa adalah aspek intelektual (dalam hal ini tentang
pesan pada banner dan billboard) yang berkaitan dengan apa yang diketahui
oleh mahasiswa sebagai seseorang yang mempunyai pengetahuan yang
lebih jika dibandingkan dengan masyarakat umum. Mahasiswa dinilai lebih
memahami etika lalu lintas dan lebih menaati peraturan lalu lintas.
4. Kepatuhan Mahasiswa
Kepatuhan diartikan sebagai kecenderungan perilaku yang memungkinkan
seseorang melakukan apa yang diketahuinya dalam istilah komunikasi
tingkat kepatuhan seseorang disebut dengan afektif yaitu “efek yang lebih
berkonotasi kepada perubahan sikap dan perasaan”.
Dihubungkan dengan konteks pemahaman dan kepatuhan maka dalam
istilah efek komunikasi dikaitkan dengan aspek kognitif dan afektif. Pada
ranah afektif perubahan sikap dan perasaan ini menunjukkan kecenderungan
perilaku misalkan, mahasiswa dalam membawa kendaraan cenderung
mematuhi peraturan lalu lintas yang telah ditetapkan artinya aspek efektif
yang dapat diukur adalah kecenderungannya untuk mematuhi peraturan lalu
lintas. Untuk bahasan selanjutnya istilah pemahaman dan kepatuhan lebih
Seleksi merupakan langkah pertama dalam pemahaman pesan komunikasi
yang tidak tertangkap oleh komunikan, tidak mungkin dapat dipahami.
Tetapi pemahaman juga dapat dipengaruhi oleh seleksi, “ mungkin saja
seseorang membuang pesan yang diterimanya walaupun ia sudah dapat
memahami sepenuhnya isi pesan. Sama halnya kalau pesan komunikasi
tidak dapat dipahami sama sekali.”
Dalam proses pemahaman dimensi waktu mempunyai peranan penting,
karena komunikan akan kehilangan (tidak bisa memahami) pesan jika
komunikasi itu berlangsung sangat cepat atau lambat.
Pemahaman itu dapat ditingkatkan dengan merubah kode-kode digital
menjadi kode analogik. Jika kita ingin seseorang memahami suatu peristiwa,
kita dapat memberikan informasi lebih sempurna dengan jalan mengisahkan
kembali daripada menggunakan model tiga dimensi.
D. Definisi Operasional
Untuk melihat operasionalisasi suatu variabel, maka variabel tersebut dengan
menggunakan indikator yang memperjelas variabel yang dimaksud.
Indikator yang dimaksud adalah :
1. Pengetahuan mahasiswa pada iklan banner/billboard:
a) Mahasiswa melihat iklan “Menyalakan lampu utama sepeda motor pada
siang hari” pada banner/billboard.
2. Kriteria iklan yang menarik:
a) Media yang digunakan untuk menyampaikan informasi mengenai
peraturan “Menyalakan lampu utama kendaraan sepeda motor pada siang
hari” tepat sasaran.
b) Iklan yang dipublikasikan kepada khalayak luas dapat menarik
masyarakat
3. Perilaku mahasiswa dalam berlalu lintas dilihat dari segi konatif:
No Variabel Dimensi Indikator sepeda motor pada siang hari”
-Mahasiswa mengetahui/pernah melihat iklan
“Menyalakan lampu utama kendaraan sepeda motor pada siang hari”.
-Mahasiswa mengetahui iklan tersebut dari media banner/billboard.
-Dalam satu minggu berapa kali melihat iklan tersebut.
-Mahasiswa sebagai pengguna jalan mengetahui tujuan dari “Menyalakan lampu utama pada siang hari”.
-Mahasiswa menyetujui peraturan untuk “Menyalakan lampu utama pada siang hari”
-Mahasiswa memahami isi pesan dari iklan “Menyalakan lampu utama pada siang hari”.
- Isi pesan yang bersifat mengajak/membujuk
- Isi pesan yang bersifat memaksa.
- Mahasiswa memilih isi pesan yang bersifat membujuk atau memaksa.
lampu utama pada siang hari” mulai diterapkan.
-Mahasiswa mengetahui pasal yang mengatur pengguna jalan untuk “Menyalakan lampu utama pada siang hari”.
-Mahasiswa mengetahui sanksi yang akan diterapkan bagi pelanggaran terhadap peraturan untuk “Menyalakan lampu utama pada siang hari”.
-Ketepatan penggunaan media banner/billboard untuk menyampaikan iklan “menyalakan lampu utama sepeda motor pada siang hari”.
2 Kriteria iklan banner/billboard
“Menyalakan lampu utama kendaraan sepeda motor”
-Desain yang digunakan pada iklan “Menyalakan lampu utama pada siang hari” menarik pengguna jalan.
-Warna yang digunakan pada iklan tersebut menarik pengguna jalan.
-Dengan ukuran banner/billboard yang digunakan saat pengguna jalan dapat membaca dengan jelas peraturan tersebut.
-Para pengguna jalan dapat dengan mudah melihat/menemukan iklan tersebut.
-Pengguna jalan khususnya mahasiswa menyukai penyampaian iklan melalui media banner/billboard.
Variabel Y
(Perilaku mahasiswa dalam berlalu lintas)
Dimensi Indikator
1 Mahasiswa mematuhi peraturan lalu Aspek Konatif lintas
-Mahasiswa memiliki SIM..
-Mahasiswa membawa SIM
-Mahasiswa membawa STNK
-Mahasiswa selalu memakai helm.
-Kendaraan mahasiswa dilengkapi kaca spion.
2. Penerapan budaya berlalu lintas yang
baik pada mahasiswa -Mahasiswa melihat rambu-rambu atau peraturan lalu lintas yang terpasang disepanjang jalan raya.
-Mahasiswa mematuhi rambu-rambu yang terpasang disepanjang jalan raya.
-Mahasiswa pernah melanggar peraturan lalu lintas.
-Mahasiswa pernah melakukan pelanggaran terhadap peraturan “Menyalakan lampu utama pada siang hari”.